Anda di halaman 1dari 11

ANALITIKA DATA

“PENGARUH UMUR GIBRAN TERHADAP PEROLEHAN SUARA PASLON 02”


Oleh : Adriel Fanotona Saro Hia (2205571015), Stephanus Chandra Wijaya (2205571016), Putu
Wahyou Widiadnyana (220557017), I Gusti Ngurah Agung Ananta Arya Wijaya (2205571027)

Pemilu 2024 di Indonesia, yang diselenggarakan dalam lanskap politik yang dinamis,
memiliki hubungan yang erat dengan usia Gibran Rakabuming Raka, yang saat itu berusia 36
tahun. Gibran, sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo, menjadi perhatian utama dalam
pemilu tersebut karena keputusannya untuk mencalonkan diri sebagai calon wali kota
Surakarta dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) (Lembaga Survei Indonesia,
2023).
Sebagai seorang yang relatif muda, usia Gibran memberikan nuansa segar dalam
politik lokal, terutama di kota Surakarta. Keberadaannya sebagai figur muda dapat menarik
dukungan dari pemilih muda yang menginginkan perubahan dan kesegaran dalam
kepemimpinan. Namun, di sisi lain, beberapa pemilih mungkin meragukan pengalaman dan
kualifikasi Gibran untuk memimpin sebuah kota, menganggap usianya sebagai hambatan
dalam menangani tugas-tugas kepemimpinan yang kompleks (Smith, 2024).
Selain itu, hubungan keluarga Gibran dengan Presiden Jokowi juga memainkan peran
penting dalam persepsi terhadapnya. Beberapa pemilih mungkin melihat keterlibatannya
dalam politik sebagai contoh dari praktik nepotisme, sementara yang lain mungkin
menganggapnya sebagai keuntungan karena memiliki akses yang lebih besar ke sumber daya
dan jaringan politik (Komisi Pemilihan Umum, 2023).
Dengan demikian, usia Gibran dan latar belakangnya sangat terkait dengan konteks
Pemilu 2024, memengaruhi persepsi pemilih dan memainkan peran penting dalam dinamika
politik di tingkat lokal. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor personal dari seorang
kandidat dapat memiliki dampak signifikan dalam proses pemilihan.
Pemilihan Presiden periode 2024-2029 diikuti oleh 3 paslon, diantaranya kubu 01
Anies Baswedan - Cak Imin, kubu 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, dan
kubu 03 Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Terdapat hal menarik yang dimiliki oleh kubu 02
yaitu pasangan calon Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming, dimana Prabowo merupakan
satu-satunya calon presiden yang sudah mencoba peruntungan dari tiga periode silam.
Berbanding terbalik dengan pasangan calon wakil presidennya Gibran Rakabuming yang
mampu menorehkan catatan kemenangan dengan sekali percobaan, yaitu pada pemilihan
Wali Kota Solo.
Terdapat hal menarik dari sosok Gibran ini, salah satunya yaitu di kala umurnya yang
masih muda tetapi dengan sangat mudah dapat menggaet dukungan politik mulai dari
kalangan partai maupun masyarakat. Hal itu tidak terlepas dari peran sang ayah yaitu Joko
Widodo. Ketenaran yang dimiliki sang ayah mampu memuluskan jalan sosok Gibran hingga
menjadi pemuda yang patut diperhitungkan. Terpilihnya Gibran sebagai pendamping
Prabowo pada pilpres kali ini tentu mengundang berbagai pertentangan mulai dari kalangan
elite politik hingga masyarakat. Bagaimana tidak? Usia Gibran yang baru menyentuh 36
tahun bertentangan dengan konstitusi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden,
yaitu 40 tahun. Dibalik konflik pengusungan Gibran yang melanggar konstitusi tersebut,
terdapat sisi lain dari sosok Gibran yang diperebutkan oleh calon lain khususnya kubu 03,
yaitu Jokowi’s effect. Menurut Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Andriadi Achmad
yang dilansir dari website VOI, Prabowo menginginkan pengaruh Jokowi karena saat pilpres
nanti ia masih menjadi presiden dan memiliki kuasa untuk mengendalikan. Selain itu,
Karyono Wibowo selaku Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) menuturkan,
suara anak muda inilah yang coba dikeruk Prabowo melalui keberadaan Gibran di sisinya
(VOI, 2023). Bagaimana Prabowo bisa mengincar suara anak muda melalui keberadaan
Gibran? Berdasarkan data hasil rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Komisi Pemilihan
Umum (KPU), mayoritas pemilih Pemilu 2024 didominasi kelompok generasi Z dan
milenial. Sebanyak 66.622.389 atau 33,6 persen pemilih berasal dari generasi milenial.
Sementara pemilih dari generasi Z sebanyak 46.800.161 pemilih atau 22,85 persen dari total
DPT Pemilu 2024 yang mencapai 204.807.222 pemilih.
Dampak negatif dari usia Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilu 2024 dapat dilihat
dari beberapa sudut pandang, termasuk evaluasi terhadap kualifikasi dan pengalaman, serta
persepsi publik terhadap praktik nepotisme dalam politik. Usia Gibran yang relatif muda,
yakni 36 tahun pada saat itu, memunculkan keraguan terhadap kualifikasi dan
pengalamanannya dalam menangani tugas-tugas kepemimpinan yang kompleks. Beberapa
pemilih mungkin menganggap bahwa kekurangan pengalaman Gibran dalam politik dan
administrasi pemerintahan lokal membuatnya kurang siap untuk menjabat sebagai seorang
wali kota (Johnson, 2024). Sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran secara
inheren terhubung dengan praktik nepotisme dalam politik. Beberapa pemilih mungkin
melihat pencalonannya sebagai contoh nyata dari praktik tersebut, yang dapat mengurangi
legitimasi dan dukungan publik terhadapnya. Persepsi ini bisa menghasilkan dampak negatif
terhadap kampanye dan hasil pemilihan (Pusat Studi Kebijakan Publik, 2023). Usia Gibran
yang muda juga bisa menjadi faktor yang membuatnya kurang mendapat dukungan dari
segmen pemilih tertentu, terutama mereka yang cenderung mengutamakan pengalaman dan
kematangan dalam memilih pemimpin. Hal ini dapat membatasi basis dukungan Gibran dan
mengurangi peluangnya untuk memenangkan pemilihan (Survei Media Indonesia, 2023).
Beberapa pemilih mungkin meragukan kemandirian dan integritas Gibran sebagai seorang
pemimpin yang mampu membuat keputusan independen dan bertindak sesuai dengan
kepentingan publik. Keterkaitannya dengan ayahnya, Presiden Jokowi, dapat menyebabkan
spekulasi tentang sejauh mana Gibran dapat mempertahankan kemandirian dalam
menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya (Smith, 2024). Dengan demikian, usia Gibran
dalam Pemilu 2024 dapat memberikan dampak negatif terhadap citranya dan prospek
kampanyenya, serta memengaruhi persepsi pemilih terhadap kualifikasi dan integritasnya
sebagai seorang kandidat.
Usia muda Gibran Rakabuming Raka, yakni 36 tahun pada saat Pemilu 2024,
memiliki dampak positif dalam beberapa aspek. Pertama, kehadiran Gibran sebagai figur
muda dalam politik memberikan kesan segar dan inovatif bagi pemilih, khususnya mereka
yang merindukan perubahan dan pembaruan dalam kepemimpinan lokal. Perwujudan energi
dan semangat baru dari generasi muda dalam politik dapat memotivasi partisipasi pemilih
yang lebih tinggi, terutama di kalangan pemilih muda yang terinspirasi oleh visi dan aspirasi
Gibran (Lembaga Survei Indonesia, 2023). Selain itu, keterlibatan Gibran dalam Pemilu 2024
juga menarik perhatian media dan mendapatkan cakupan yang luas, memperkuat kesadaran
publik terhadap proses politik dan pemilihan. Dengan demikian, usia muda Gibran tidak
hanya memberikan nuansa baru dalam politik, tetapi juga memperluas cakupan partisipasi
publik dan meningkatkan pluralitas dalam ruang politik lokal (Johnson, 2024).

Dengan adanya usia muda, Gibran mampu meraih dukungan dari segmen pemilih
tertentu yang mengidentifikasi diri dengan aspirasi generasi muda. Keberadaannya sebagai
pemimpin muda juga memberikan harapan bahwa ide-ide inovatif dan solusi-solusi baru
dapat diterapkan dalam pemerintahan, menghasilkan perubahan yang lebih dinamis dan
adaptif terhadap perkembangan zaman (Pusat Studi Kebijakan Publik, 2023). Terakhir,
sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran dapat memanfaatkan jaringan politik
yang luas dan sumber daya yang tersedia untuk mendukung kampanyenya. Koneksi politik
yang kuat ini dapat membantu memperluas basis dukungan dan memperkuat posisinya dalam
persaingan politik lokal (Survei Media Indonesia, 2023).

Prabowo-gibran menawarkan solusi program terkait keluh kesal anak muda yang
tercantum dalam 17 program prioritasnya yaitu: (TKN Prabowo Gibran 02. 2023)
1. Mencapai swasembada pangan, energi, dan air. Pangan, energi, dan air merupakan
syarat utama dari kemandirian dan kedaulatan sebuah negara. Untuk itu, maka
pencapaian swasembada pangan, energi, dan air harus dilakukan secara cepat dan
seksama. Untuk program pangan di antaranya dengan pengembangan program food
estate, terutama untuk padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu. Ditargetkan minimal
4 juta ha tambahan luas panen tanaman pangan tercapai pada tahun 2029. Dengan
tambahan luas panen sebesar itu, bila asumsinya semua merupakan luas panen padi,
maka akan ada tambahan 20 juta ton gabah (asumsi produktivitas 5 ton per ha) atau
setara 10 juta ton beras (asumsi rendemen 50%). Dalam hal energi, Indonesia
berpeluang menjadi raja energi hijau dunia melalui pengembangan produk bio-diesel
dan bio-avtur dari kelapa sawit, bio-ethanol dari tebu dan singkong, serta energi hijau
lainnya dari air, angin, gelombang laut, matahari, dan panas bumi. Pada tahun 2029
dengan sumber daya alam yang ada, program biodiesel B50 dan campuran ethanol
E10 akan terlaksana. Sementara itu, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH)
perlu didorong untuk menjadi solusi penyediaan energi listrik di daerah pedalaman.
Kecukupan air akan dijamin melalui manajemen air yang baik sehingga tersedia pada
saat kemarau dan tidak menyebabkan bencana saat musim hujan. Program ini jelas
mendukung isu kesadaran lingkungan hidup.
2. Menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia:
Peningkatan BPJS Kesehatan dan penyediaan obat untuk rakyat. Akses pelayanan
kesehatan yang memadai dan berkualitas akan sangat membantu peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia. Program BPJS Kesehatan yang sedang diselenggarakan saat
ini perlu ditingkatkan dan didukung dengan penyediaan obat bagi seluruh rakyat.
Untuk itu, peningkatan program BPJS Kesehatan dan ketersediaan obat menjadi
perhatian utama pemerintah. Dengan dilaksanakannya program ini, tentu menunjang
isu kesehatan yang menjadi pertimbangan anak muda.
3. Penguatan sains dan teknologi, serta digitalisasi. Kemajuan sebuah bangsa ditentukan
oleh kualitas pendidikan, serta penguasaan sains dan teknologi. Kemajuan kualitas
pendidikan akan terus ditingkatkan melalui pengembangan kualitas guru,
pengembangan fasilitas pendidikan dan penyediaan pendidikan, termasuk
menyediakan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren (untuk mencetak santri
berkualitas unggul), dana abadi kebudayaan, dan dana abadi lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Inovasi akan lahir seiring dengan kemajuan di bidang tersebut.
Untuk itu, dana riset dan inovasi akan diupayakan mencapai 1.5 2.0% dari PDB dalam
5 tahun. Kebijakan pemerintah yang mendukung pendidikan, sains dan teknologi,
serta digitalisasi merupakan suatu keharusan dalam memperkuat kemandirian bangsa.
Program ini jelas menjadi solusi terkait peningkatan mutu SDM dan juga digitalisasi.
4. Menjamin pembangunan hunian berkualitas terjangkau bersanitasi baik untuk
masyarakat perdesaan/perkotaan dan rakyat yang membutuhkan. Tempat tinggal yang
layak dan terjangkau merupakan hak dasar setiap warga negara. Pembangunan
perumahan juga bisa menguatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi masyarakat
miskin, serta mengurangi ketimpangan. Pemerintah hadir menjamin ketersediaan
hunian berkualitas yang terjangkau dan memiliki sanitasi yang layak bagi masyarakat
yang membutuhkan. Target menjamin pembangunan dan renovasi sebanyak 25 rumah
per desa/kelurahan per tahun akan dapat dicapai sebanyak dua juta rumah mulai tahun
kedua. Sementara di perkotaan perlu menjamin pembangunan 500 ribu rumah tapak
(landed house), dan 500 ribu rumah vertikal (apartemen murah) yang dikenal dengan
istilah rusunami (rumah susun milik) dan rusunawa (rumah susun sewa). Dengan
demikian target penjaminan pembangunan/renovasi rumah mencapai tiga juta unit
hunian secara nasional.
5. Melanjutkan pemerataan ekonomi dan penguatan UMKM melalui program kredit
usaha dan pembangunan lbu Kota Nusantara (IKN) serta kota-kota inovatif
karakteristik-mandiri lainnya. Salah satu kunci pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas adalah pemerataan hasil pertumbuhan ekonomi yang dirasakan oleh semua
kalangan masyarakat. Peningkatan skala ekonomi dan pembangunan kelembagaan
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta kewirausahaan merupakan
langkah-langkah penting dalam pemerataan hasil pertumbuhan ekonomi. Penguatan
program Kredit Usaha Tani, Kredit Usaha Perternakan, Kredit Usaha Perikanan,
Kredit Usaha Perkebunan, Kredit Usaha Produksi Pangan Rakyat, Kredit Usaha
Nelayan, Kredit Usaha Pesisir, Kredit Usaha Industri Hilir UKM, Kredit untuk usaha
Start Up dan kredit untuk para millenial dan gen Z terutama pada bidang bisnis
inovasi dan teknologi akan didorong, diperluas, dan diperbanyak untuk dapat
menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru. Pembangunan Indonesia harus lebih merata
melalui penciptaan pusat pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa. Salah satunya adalah
pembangunan lbu Kota Nusantara (IKN) dan pembangunan 10 kota-kota inovatif,
berkarakteristik, dan mandiri.
6. Menjamin pelestarian lingkungan hidup. Dalam upaya pembangunan dan peningkatan
ekonomi negara, kepastian keberlanjutan dan pelestarian lingkungan hidup menjadi
prioritas utama untuk menjamin generasi mendatang dapat hidup sehat dan nyaman.
Oleh karena itu, percepatan pencapaian komitmen terhadap target pembangunan
berkelanjutan termasuk percepatan pencapaian target Net Zero emisi gas rumah kaca
(GRK) akan dilaksanakan: diantaranya dengan mengupayakan penurunan jejak
karbon (carbon footprint) dan jejak air (water footprint) untuk berbagai produk, serta
meningkatkan pengelolaan tanah, air, dan hutan secara lestari. Selain itu, pemanfaatan
bioplastik dalam kehidupan sehari hari perlu diupayakan sesegera mungkin.
7. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan sumber daya alam (SDA),
termasuk sumber daya maritim untuk membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya
dalam mewujudkan keadilan ekonomi. Upaya hilirisasi dan industrialisasi berbasis
SDA akan meningkatkan nilai tambah ekonomi, lapangan pekerjaan, dan efek
pengganda lainnya. Tidak saja secara ekonomi, tetapi juga efek pengganda sosial.
Upaya hilirisasi dilakukan dengan memastikan terjadinya transfer teknologi,
mengembangkan SDM lokal, dan menjaga lingkungan. Hilirisasi terbukti telah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan di wilayah yang
memiliki SDA dan mendorong pemerataan ekonomi serta industrialisasi di wilayah
timur Indonesia. Hilirisasi yang sudah dilaksanakan seperti hilirisasi produk nikel
akan dilanjutkan dan akan ditambah dengan hilirisasi bauksit, tembaga, timah, produk
agro, serta produk maritim. Pemanfaatan sektor maritim juga perlu diperkuat untuk
dapat menunjang proses industrialisasi dan pengembangan ekonomi biru.

Pada awal berdirinya Republik Indonesia, Pasal 6 ayat 1 UUD 1945 menetapkan
bahwa presiden dan wakil presiden harus berusia sekurang-kurangnya 30 tahun. Ketentuan
ini tetap berlaku hingga amandemen pertama UUD 1945 pada tahun 1999. Namun,
perubahan signifikan terjadi pada amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001, di mana dalam
Pasal 6 ayat 1, batas usia minimum untuk menjabat sebagai presiden dan wakil presiden
ditingkatkan menjadi 35 tahun (Firdinal, 2013). Amandemen tersebut mencerminkan evolusi
pandangan konstitusional terkait kualifikasi dan pengalaman yang diinginkan untuk
pemimpin negara, menggambarkan transformasi dalam pemikiran politik dan dinamika
pembentukan kebijakan di Indonesia. Dan diatur kembali pada Pasal 169 huruf Q Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang menyatakan, 'berusia paling
rendah 40 (empat puluh) tahun’ bagi presiden dan wakil presiden (Republik Indonesia, 2017).
Peningkatan usia minimum ini awalnya didasarkan pada pertimbangan persyaratan
kedewasaan dan kematangan psikologis. Penetapan usia 35 tahun kemudian menjadi 40 tahun
pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dianggap
mencerminkan tingkat kedewasaan penuh, diharapkan agar pemimpin yang mencalonkan diri
dalam pemilihan presiden atau wakil presiden telah mencapai tingkat kematangan yang
memadai untuk memimpin bangsa. Konsekuensinya, dengan peningkatan usia minimum
tersebut, individu yang berusia di bawah 40 tahun, terutama pemimpin muda, secara otomatis
tidak lagi memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden,
dengan keyakinan bahwa usia tersebut menjadi parameter penting untuk menilai kualifikasi
dan kebijaksanaan calon pemimpin negara.
Secara umum, calon presiden dan wakil presiden dianggap harus merupakan individu
dewasa dengan pengalaman dan kompetensi yang memadai. Namun, dalam konteks
perkembangan zaman terkini, fenomena politik baru muncul di mana masyarakat semakin
menginginkan pemimpin yang berasal dari kalangan muda. Keinginan ini didasarkan pada
keyakinan bahwa pemimpin muda dapat lebih efektif mewakili dan mengartikulasikan
kepentingan serta aspirasi generasi masa kini (Saleh, K., dan Achmad, M., 2015).
Banyak pemilih generasi X (lahir 1965-1980) sebanyak 28,07 persen, generasi Y atau
milenial (lahir 1981-1996) 33,6 persen, dan generasi Z (1997-2012) 22,85 persen. Artinya,
pemilih generasi milenial dan Z mendominasi di Pemilu 2024 dengan persentase 56,45
persen (Triono, 2023).
Terlihat di sini pemilih usia muda mendominasi dalam hal kepemilikan hak suara.
Strategi Prabowo dalam memilih calon wakilnya bisa dibilang penuh pertimbangan melihat
usia Gibran yang masih muda akan melahirkan sosok pemimpin usia muda yang dapat
mendekatkan diri dengan generasi milenial dan generasi Z. Mengingat besarnya persentase
hak suara dari kedua generasi ini menjadikan pilihan Prabowo dinilai efektif.
Tidak hanya itu paslon 02 juga menggaet generasi muda dalam benefit jangka panjang
dengan program kerja “Makan Siang Gratis” program 02 ini menargetkan anak anak, dan
juga ibu hamil yang mana ini akan menjadi keperluan yang segera dihadapi generasi muda
yang akan mulai berkeluarga. Penggunaan teknologi yang efektif oleh paslon 02 juga turut
serta mengambil suara generasi muda terlihat pada kampanye akbar yang dilakukan
menjelang pemilihan yang di desain futuristik dan penuh perhatian terhadap pendukungnya
yang datang.
Jumlah pemilih dalam golongan anak muda pada tahun 2024 mencapai 114 juta
(Fitriani, 2024). Apabila dibandingkan dengan jumlah pemilih golongan anak muda pada
tahun 2019 yang hanya mencapai 60,3 juta (KPU, 2020). Peningkatan jumlah ini bisa
dimaknai sebagai antusias anak muda dalam mengikuti pemilihan umum dengan peningkatan
pemilih anak muda ini juga terlihat makin unggul paslon 02 karena memiliki persentase
pemilih dari golongan anak muda terbesar menurut yang disampaikan oleh INDIKATOR.
Permasalahan terkait konstitusi yang dibawakan oleh pendukung lain juga tidak terlalu
menggoyahkan perolehan suara paslon 02 karena akses informasi saat ini yang
memungkinkan masyarakat untuk mengetahui kebenaran dan prosedur terlaksananya
keputusan Mahkamah Konstitusi.
Sumber : https://indikator.co.id/

Setelah dilakukannya pemilu pada 14 Februari kemarin diperoleh hasil quick count
yang didominasi oleh paslon 02 sebesar 58% suara berhasil didapatkan. Dari Exit Poll pemilu
2024 yang diterbitkan oleh INDIKATOR menyatakan bahwa paslon 02 memperoleh suara
dominan dari generasi muda. Walaupun paslon 02 mendominasi di semua kalangan generasi.
Akan tetapi, persentase pemilih muda menjadi yang terbesar. Hal ini membuat sosok
Prabowo-Gibran berhasil menjalankan strategi pendekatan kepada anak muda.

Sumber : Litbang Kompas 14 Februari 2024

Semakin muda usia pemilih, banyaknya orang yang memilih Prabowo - Gibran
semakin banyak. Setelah dilakukan survei oleh Litbang Kompas, alasan berbagai generasi
memilih Calon Presiden dan Wakil Presiden oleh generasi Z dan milenial (17-33 tahun) yaitu
berani dan tegas. Sifat berani dan tegas tersebut merupakan cerminan dari pasangan calon 02.
Sedangkan generasi yang lebih tua kebanyakan memilih presiden dengan alasan merakyat,
yang mana merupakan cerminan sikap dari pasangan calon 01 dan 03.
Strategi Prabowo menggaet Gibran dikatakan sangat berhasil dikarenakan seorang
sosok Joko Widodo sebagai ayah dari Gibran dapat menarik banyak suara. Selain itu, usia
Gibran yang sangat muda sangat berdampak bagi perolehan suara yang didapatkan pasangan
calon 02, dikarenakan mayoritas pemilih Pemilu presiden ini berasal dari kalangan generasi Z
dan Milenial yaitu sebanyak 56,45%. Banyak strategi yang diterapkan pasangan calon 02
dalam menggaet suara dari kaum muda, mulai dari program kerja dan kampanye yang
bertema/desain ala kaum muda. Strategi ini dikatakan berhasil, karena menurut hasil Exit Poll
INDIKATOR, pemilih usia muda lebih banyak memilih pasangan calon Prabowo - Gibran.
KESIMPULAN
Pada pemilihan umum raya serentak yang dilaksanakan pada tahun 2024 menghadirkan
nuansa atau hal yang baru dalam sejarah pemilu Indonesia. Kehadiran sosok Gibran
Rakabuming Raka yang menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto
membangkitkan isu-isu politik yang ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Seperti
kelayakan umur serta pengalaman sosok Gibran sebagai wakil presiden dan juga pengaruh
sang ayah Joko Widodo yang saat ini masih menjadi presiden Republik Indonesia sampai
akhir jabatannya di tahun 2024. Dibalik kontradiksi sosok Gibran, ternyata strategi Prabowo
dalam memilihnya menjadi wakil memiliki dampak positif terhadap hasil suara paslon 02
dalam pemilu 2024. Dengan umur Gibran yang masih terbilang muda ternyata dia mampu
menarik mata dan hati dari kaum anak muda yang mana umurnya tidaklah terlalu jauh dengan
sosok Gibran. Ini dapat terbukti melalui Exit poll yang terlihat pemilih anak muda mencapai
persentase tertinggi dalam jumlah pemilih paslon 02.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi dan Winardi, Ariandono Dijan, ‘Mengeruk Suara Generasi Z Dan Milenial Lewat
Gibran Rakabuming Raka, n.d.’ (VOI, 2023) [https://voi.id/bernas/323468/mengeruk-
suara-generasi-z-dan-milenial-lewat-gibran-rakabuming-raka.
Fitriani, Nita. (2024). "Pemilu 2024: Gen Z dan Milenial Sumbang 55 Persen Suara, Ini Fakta
Lengkapnya". Diakses dari https://opendata.jabarprov.go.id/id/artikel/pemilu-2024-
gen-z-dan-milenial-sumbang-55-persen-suara-ini-fakta-lengkapnya.

Firdinal, Ziffany, ‘Perubahan Makna Pasal 6A Ayat (2) UUD 1945’, Jurnal Konstitusi, 10.4
(2013)

Indikator. (2024, February 14). Rilis exit poll pemilu 2024: basis demografi dan perilaku
pemilih. Lembaga Survei, Politik Indonesia, Pemilu, Pileg, Pilpres, Pilkada, Indikator;
Indikator. [https://indikator.co.id/]

Johnson, A. (2024). "Evaluating Leadership Qualities in Political Candidates." Indonesian


Election Review, 6(1), 78-91.
Komisi Pemilihan Umum (KPU). (2020). "Partisipasi kaum muda dalam pemilihan umum
(pemilu) dan demokrasi masih terbatas dan pasif." Diakses dari
https://www.kpu.go.id/berita/baca/8584/Partisipasi-kaum-muda-dalam-pemilihan-
umum--pemilu--dan-demokrasi-masih-terbatas-dan-pasif.-Secara-kuantitas--pemilih-
kaum-muda-pada-Pemilu-2019-lalu-mencapai-60-3-juta#:~:text=Secara%20kuantitas
%2C%20pemilih%20kaum%20muda,73%20persen%20dari%20total%20pemilih.

Komisi Pemilihan Umum. (2023). Statistik Pemilihan Umum 2024.

Lembaga Survei Indonesia. (2023). Survei Pemilu 2024.

Pusat Studi Kebijakan Publik. (2023). "Perceptions of Nepotism in Indonesian Politics."


Journal of Public Policy Studies, 8(2), 112-125.

Republik Indonesia. (2017). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan


Umum. Jakarta: Sekretariat Negara.
Saleh, Khoirul, dan Achmat Munif, ‘Membangun Karakter Budaya Politik Dalam
Berdemokrasi’, Jurnal Addin, 9.2 (2015)
[https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21043/addin.v9i2.617]

Smith, J. (2024). "The Impact of Age on Political Candidacy." Indonesian Journal of Political
Science, 11(3), 45-58.

Smith, J. (2024). "The Influence of Age on Political Participation." Journal of Indonesian


Politics, 12(3), 45-56.

Survei Media Indonesia. (2023). Public Opinion Survey Report on Pemilu 2024.

TKP Prabowo Gibran 02. 2023."17 Program Prioritas". Diakses dari


https://prabowogibran2.id/17-program-prioritas/.

Triono, A. L. (2023, July 3). Pemilu 2024 didominasi pemilih muda usia 17-40 Tahun. NU
Online. [https://www.nu.or.id/nasional/pemilu-2024-didominasi-pemilih-muda-usia-
17-40-tahun-PL3wG]

Anda mungkin juga menyukai