1. Regulasi Manajemen Risiko 08.00 – 10.00 6. Identifikasi Risiko Operasional 08.00 – 10.00
2. Identifikasi Risiko Kredit & Investasi 7. Identifikasi Risiko Hukum
3. Identifikasi Risiko Likuiditas Latihan Soal
Latihan Soal
4. Identifikasi Risiko Pasar 10.15 – 12.00 8. Identifikasi Risiko Kepatuhan 10.15 – 12.00
5. Identifikasi Risiko Imbal Hasil 9. Identifikasi Risiko Stratejik
Latihan Soal 10 Identifikasi Risiko Reputasi
Latihan Soal
Post Test After class
EF/IS 6-Aug-22 2
SEKILAS INFO UJIAN ONLINE
1. Regulasi Manajemen
Risiko MR 1 MR2 MR 3 MR 4 MR 5
PENGUKURA PEMANTAUAN PENGENDALI PENGENDALIAN
2. Identifikasi Risiko: IDENTIFIKASI
N RISIKO RISIKO AN RISIKO RISIKO
RISIKO
• Kredit & Investasi
• Likuiditas Dengan mengikuti pembekalan, Peserta diharapkan:
• Pasar • Memahami arti setiap risiko pada bank,
• Imbal Hasil • Memahami penyebab terjadinya risiko tersebut,
• Operasional • Memahami contoh dan posisi risiko tersebut pada bank,
• Memahami cara mengidentifikasi risiko tersebut pada bank .
• Hukum
• Kepatuhan
• Stratejik
• Reputasi Referensi Materi:
POJK/SE OJK terkait Manajemen Risiko
Skema Sertifikasi Kompetensi Manajemen Risiko Perbankan Tingkat 1-LSPKS
Buku-buku terkait Manajemen Risiko Perbankan
Ikatan Bankir Indonesia, Manajemen Risiko 1, Modul Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat 1, PT Gramedia Pustaka Utama, 2015.
EF/IS 6-Aug-22 4
p
PENDAHULUAN
REGULASI MANAJEMEN RISIKO
CAKUPAN PEMBAHASAN
EF/IS 6-Aug-22 6
Pemahaman Risiko & Manajemen Risiko
EF/IS 6-Aug-22 7
Pemahaman Risiko & Manajemen Risiko
Expected Loss
Risk Cause Risk Event Risk Loss/
Proyeksi kerugian yang
Adalah suatu Kejadian Risiko Risiko Kerugian
dapat diestimasi.
kesalahan yang adalah suatu adalah kerugian
Sudah diperhitungkan
dapat peristiwa yang yang terjadi sebagai
sebagai biaya dalam
menimbulkan menyebabkan konsekuensi
menjalankan bisnis
kejadian risiko potensi kerugian. langsung atau tidak
langsung dari suatu
kejadian risiko , bisa
berupa kerugian Unexpected Loss
finansial atau non
finansial Penyimpangan proyeksi
kerugian dari penetapan
estimasi awal /diluar
rata-rata/
EF/IS 6-Aug-22 8
Pemahaman Risiko & Manajemen Risiko
EL=Proyeksi kerugian yang
dapat diestimasi, berdasarkan
Pricing/
pengalaman masa lalu Dibebankan ke nasabah
Margin/bagi Hasil
Expected Loss
Risiko CKPN/Cadangan
Kerugian
Regulatory Capital/
CAR/ KPMM
Unexpected Loss Modal
EF/IS 6-Aug-22 9
Pemahaman Risiko & Manajemen Risiko
Risiko dapat berdampak negatif terhadap:
Pendapatan bank
Permodalan bank
Sasaran yang ingin dicapai
Manajemen Risiko
Serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh
kegiatan usaha bank
EF/IS 6-Aug-22 10
Pemahaman Risiko & Manajemen Risiko
EF/IS 6-Aug-22 11
Pandangan Islam terhadap Risiko
Ketidakpastian merupakan sunatullah dalam kegiatan usaha, termasuk dalam kegiatan perbankan Syariah.
Tidak ada satupun yang bisa menjamin bahwa bisnis yang dijalankan oleh seseorang akan mengalami keuntungan
atau kerugian di masa depan. Risiko merupakan fitrah dari bisnis.
QS. Lukman (31): 34 ,”..Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa-apa yang
diusahakannya esok..”.
“Risiko muncul karena ketidakpastian”
QS. Yusuf (12): 67 “…Dan Ya’kup berkata, “ Hai anak-anaku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari
satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlainan, namun demikian aku tiada dapat
melepaskan kamu barang sedikitpun dari takdir Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak
Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal
berserah diri
“Don’t put your eggs in one basket”
Hadits ,”..Sungguh Allah mencintai seorang hamba yang jika mengerjakan sesuatu dilakukan dengan
cermat/ hati hati..”. (HR Dailami)
Konsep ketidakpastian dalam ekonomi Islam menjadi salah satu motivasi penting dalam proses manajemen risiko
Islami karena sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam untuk mengamankan setiap tindakannya dan
melakukan mitigasi terhadap setiap risiko yang akan diambil
EF/IS 6-Aug-22 12
Manajemen Risiko Perbankan Syariah
EF/IS 6-Aug-22 13
Manajemen Risiko Perbankan Syariah
POJK 65/POJK.03/2016
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Tanggal Berlaku : 28 Des 2016
EF/IS 6-Aug-22 14
Jenis Risiko pada Industri Keuangan Lainnya
Kategori Risiko sesuai OJK
Basel I Basel II
Basel III
Permodalan: Likuiditas: POJK/SEOJK
• Modal Tier 1-6,0% Liquidity Coverage Ratio (LCR) 100% (rasio
• Conservation Buffer 2,5% kecukupan likuiditas jangka pendek)
• Countercyclical buffer 0-2.5%/ Net Stable Funding Ratio (NSFR) 100% (rasio
• Leverage ratio 3% kecukupan likuiditas jangka panjang
• Bobot laba tahun berjalan 100%
EF/IS 6-Aug-22 16
Regulasi Manajemen Risiko
o Kebutuhan modal hanya o Kebutuhan modal untuk o Terditi 3 Pilar Fokus pada :
mengcover Risiko Kredit mengcover Risiko Kredit dan PILAR 1: Menghitung Kebutuhan o Regulasi fokus terkait dengan pengaturan
o CAR atau KPMM = Modal / Risiko Pasar Trading Book Modal untuk: Risiko kredit, Risiko likuiditas bank dan capital buffer
ATMR kredit (minimal 8%) o KPMM = Modal / (ATMR pasar (TB) Risiko operasional o KPMM bank akan10.5% untuk bank pada
o SA (standardized approach) Kredit + ATMR Pasar TB) PILAR 2: umumnya, menjadi 13% pada saat
o Bobot risiko ditetapkan o Market Risk Amendment Supervisory Review Process pertumbuhan pembiayaan tinggi, dan
regulator o Model standar atau internal (SREP)untuk menutup risiko suku sebesar 15.5% untuk bank systemic
o Pendekatan “one size fits all‟ (VAR) 1996 bunga pada banking book, risiko (capital buffer)
sehingga kurang risk sensitive o Tambah komponen Tier 3 konsentrasi, risiko likuiditas dan o Modal Tier 3 tidak diakui lagi. Tier 2,max
Capital, risiko lainnya (ICAAP) 25 % dari Tier 1 dan 2
PILAR 3: DIsclosure , tranparansi risk
profil dalam laporan keuangan o Tambah Modal untuk Risiko Pasar
o Lebih sensitif dibandingkan Basel
1,
o Fokus pada metodologi internal
dan pada stress testing
Krisis di USA thn 1960-1970 o Modal Tier 1,2, dan 3. Tier 2, max Krisis Dunia thn 2008
50% dari Tier 1 dan Tier 2
Modal Bank harus bisa mengcover seluruh riisko yang ada pada Bank. CAR bank sekurang-kurangnya sesuai
Buffer Modal dengan tingkat profil risikonya.
ICAAP adalah Internal Capital Adequacy Assessment Process yaitu perhitungan kecukupan modal secara internal
Capital dengan memperhitungkan risiko risiko Pillar 2. Komponen ICAAP paling sedikit mencakup:
Conservation - pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi
Buffer ,Counter - kecukupan modal
Cyclical Buffer, - pemantauan dan pelaporan
Systemic Risk - pengendalian internal
Buffer
EF/IS 6-Aug-22 18
Regulasi Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko dilakukan
sekurangnya melalui: Pengawasan Aktif BOC, BOD, DPS
Komite-Komite
Risiko •Menyusun & melaksanakan strategi dan
Kebijakan Manajemen Risiko
4 Pilar Penerapan
Manajemen Risiko BOD •Mengembangkan Budaya Risiko
EF/IS 6-Aug-22 19
Regulasi Manajemen Risiko
Regulasi OJK terkait manajemen risiko
EF/IS 6-Aug-22 20
Regulasi Manajemen Risiko
Proses Manajemen Risiko
EF/IS 6-Aug-22 21
DISCLAIMER:
Dalam hal terdapat perbedaan antara bahan yang tercantum dalam presentasi ini dengan
Peraturan OJK, mohon mengacu kepada Peraturan OJK.
EF/IS 6-Aug-22 22
p
IDENTIFIKASI
RISIKO KREDIT & INVESTASI
CAKUPAN PEMBAHASAN
EF/IS 6-Aug-22 24
Overview:
Operasional Bank Syariah
Penghimpunan Penyaluran
Dana Dana
Nasabah Pendanaan Lembaga Nasabah
Kepercayaan Pembiayaan
Jumlah BUNGA yang dibayarkan TETAP, tidak
terpengaruh kepada pendapatan Bank
EF/IS 6-Aug-22 25
Overview:
Operasional Bank Syariah
Contoh Neraca
AKTIVA KEWAJIBAN
EF/IS 6-Aug-22 27
Overview:
Operasional Bank Syariah
Contoh Rek.Administratif/Off Balance Sheet
TAGIHAN KEWAJIBAN
Kontijensi Kontijensi
1. Garansi yang diterima 1. Garansi yang diberikan
a. Rupiah a. Rupiah
b. Valuta Asing b. Valuta Asing
2. Pendapatan dalam penyelesaian 2. Lainnya
a. Murabahah
b. Istishna
c. Sewa
d. Bagi hasil
e. Lainnya
3. Lainnya Note:
Pengertian konstinjensi bank adalah keadaan yang masih diliputi
ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu
bank. Dan hal ini baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya
peristiwa di masa datang.
Transaksi yang bersifat kontinjensi (bersyarat) ini belum mengikat bank untuk
melakukan tagihan ataupun kewajiban riil saat in
EF/IS 6-Aug-22 28
Adalah risiko kerugian akibat kegagalan nasabah atau pihak lain
Pemahaman Risiko Kredit dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.
Termasuk
Terdapat
risiko kredit
dimana?
Aset Produk:
Aktivitas Pembiayaan/Penyediaan Dana
• risiko konsentrasi pembiayaan,
Aktivitas Investasi pada Sukuk
• counterparty credit risk,
Aktivitas Penempatan Dana antar Bank
• settlement risk. (risiko pada saat
Rekening Administratif:
settlement date)
Aktivitas Pembiayaan perdagangan (trade finance, LC & BG)
EF/IS 6-Aug-22 29
Pemahaman Risiko Kredit
Bank menyalurkan pembiayaan modal kerja dan investasi, kemudian karena kondisi perusahaan dalam kesulitan
karena dampak COVID, maka nasabah tidak dapat menyelesaikan kewajiban kepada Bank. Nasabah berada dalam
posisi kolektibilitas 3,4,dan 5 atau posisi Non Performing Financing (NPF)
Bank menyalurkan pembiayaan konsumsi berupa pembiayaan KPR atau Kartu Kredit, dan nasabah tidak dapat
menyelesaikan kewajiban karena di PHK dari pekerjaannya.
Bank memiliki sukuk korporasi, pada awalnya pembayaran kupon sukuk lancar, namun kondisi keuangan penerbit
sukuk tersebut mengalami kesulitan sehingga pembayaran kupon menjadi tidak lancar, di ikuti dengan rating sukuk
Contoh yang mengalami downgrade.
Risiko Kredit
Bank menerbitkan Bank Garansi untuk menjamin nasabah dalam melaksanakan proyeknya. Apabila nasabah
wanprestasi dalam proyeknya, maka pemegang garansi dapat melakukan klaim kepada bank penerbit bank garansi
tersebut. Pembayaran atas klaim tersebut dipenuhi dari setoran jaminan dan sisanya dapat dikonversi menjadi
kredit/pembiayaan sehingga timbulah risiko kredit.
Penempatan pada Bank Lain adalah penempatan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito pada bank syariah lain
serta giro dan tabungan pada bank konvensional. Risiko kredit terjadi pada saat bank penerima dana tidak bisa
mengembalikan dananya.
EF/IS 6-Aug-22 30
Pemahaman Risiko Investasi
Adalah Risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian
usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan
berbasis bagi hasil baik yang menggunakan metode
Risiko Definisi? net revenue sharing maupun yang menggunakan
Investasi metode profit and loss sharing.
EF/IS 6-Aug-22 31
Pemahaman Risiko Investasi
EF/IS 6-Aug-22 32
Kategori Pembiayaan
EF/IS 6-Aug-22 33
Kategori Pembiayaan
Asset Conversion lending
Untuk kebutuhan jangka pendek temporer. Pokok dilunasi saat jth tempo
– self liquidating based). Pembayaran dari siklus konversi saat barang
Aktiva Lancar terjual. Contoh: kebutuhan temporer pada saat lebaran.
Fluktuatif
Asset Protection Lending. Sesuai untuk membiayai permanent
current assets atau modal kerja permanen.. Sumber pengembalian
pinjaman berasal dari tingkat penurunan permanent current asset,
mungkin adalah berasal dari fresh money dari pemilik bisnis, misalnya
dengan adanya penyetoran tambahan modal. Sebagai contoh, modal
Sesuai jenis Aktiva Lancar kerja untuk membiayai persediaan dan piutang pada suatu usaha toko
aktiva yang permanen besi, dimana pembiayaan digunakan untuk membiayai persediaan besi
dibiayai dan bahan bangunan, dan membiayai piutang dengan tingkat
perputaran yang wajar.
EF/IS 6-Aug-22 36
Risiko Kredit pada Akad
Pembiayaan kerja sama, antara Bank yang menyediakan seluruh modal dan nasabah
yang bertindak selaku pengelola dana. Pembagian keuntungan usaha sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank kecuali jika
Mudharabah nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.
Pembiayaan kerja sama antara Bank dengan nasabah, masing-masing pihak memberikan porsi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.
EF/IS 6-Aug-22 37
Segmentasi Pembiayaan
EF/IS 6-Aug-22 38
Proses Pembiayaan
Pembiayaan bermasalah dapat disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan pada setiap tahapan proses pembiayaan.
EF/IS 6-Aug-22 39
Proses Pembiayaan
Analisa Keputusan Pengikatan & Monitoring &
Inisiasi
Pembiayaan Pembiayaan Pencairan Pelunasan
Khusus kualitas pembiayaan mudharabah dan musyarakah : kemampuan membayar mengacu pada rasio RBH
(realisasi bagi hasil) terhadap PBH (proyeksi bagi hasil) dan/atau ketepatan pembayaran pokok.
EF/IS 6-Aug-22 40
Proses Pembiayaan
PD = Probability of default
LGD = Loss Given Default = 1-Recovery
Default = Kolektibilitas 3
EF/IS 6-Aug-22 41
Proses Pembiayaan
Analisa Keputusan Pengikatan & Monitoring &
Inisiasi
Pembiayaan Pembiayaan Pencairan Pelunasan
Bila sudah tidak ada prospek, maka dilakukan penyelesaian Kredit melalui pelunasan tunai, eksekusi
Penyelesaian Kredit
asset atau litigasi
Syarat Hapus Buku: Kolektibilitas 5 dan 100% pencadangan. Hapus buku adalah memindahkan
Hapus Buku pencatatan dari on balace sheet ke off balance sheet. Bank masih mempunyai hak tagih dan harus
melakukan usaha usaha recovery
Hapus Tagih
Bila usaha usaha recovery tidak dapat dilakukan lagi, Bank dapat melakkan hapus tagih .
EF/IS 6-Aug-22 42
Penyebab Risiko Kredit
EF/IS 6-Aug-22 43
Proses Identifikasi Risiko Kredit
Bagaimana proses identifikasi risiko kredit pada bank? Proses
Risiko identifikasi risiko kredit diilakukan pada setiap tahapan proses
Kredit pembiayaan
EF/IS 6-Aug-22 45
p
IDENTIFIKASI
RISIKO LIKUIDITAS
CAKUPAN PEMBAHASAN
EF/IS 6-Aug-22 47
Pemahaman Risiko Likuiditas
Adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
Risiko
dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
Likuiditas diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan
Definisi?
bank. Atau kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana
dengan segera dengan biaya yang normal.
Penyebab
utama? Tipe risiko likuiditas
1. Funding Liquidity Risk/ Risiko Likuiditas Pendanaan
Risiko yang timbul karena Bank tidak mampu mencairkan aset yang
• Ketidaksamaan (mismatch) waktu dimiliki atau memperoleh pinjaman pendanaan dari sumber dana lain
jatuh tempo antara sumber atau risiko yang disebabkan ketidakmampuan bank memenuhi
pendanaan bank dan penggunaan kebutuhan arus kas tanpa mempengaruhi kegiatan operasional/kondisi
dana. keuangan.
EF/IS 6-Aug-22 48
Pemahaman Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas perbankan merupakan akibat dari interaksi antara aset dan liabilitas, sehingga permasalahan
likuiditas pada bank dapat terjadi karena kejadian berikut:
Bank memberi pinjaman jangka panjang 10 tahun dengan sumber pendanaan dari dana jangka pendek,
yaitu deposito 1 tahun maka hal ini akan menimbulkan potensi risiko likuiditas. Jika pendanaan berasal dari
penerbitan obligasi dengan tenor 10 tahun maka risiko likuiditas akan lebih kecil.
Bank tidak memiliki aset likuid yang cukup atau memiliki aset likuid yang tidak disukai pasar sehingga harga
aset jatuh dengan signifikan karena faktor suku bunga , ketika bank dalam kondisi membutuhkan pendanaan
atau krisis likuiditas.
Bank tidak bisa menyediakan dana dengan segera pada saat nasabah mencairkan sisa kelonggaran tarik
dana pinjaman ataupun mencairkan dana deposito
Bank dapat mengalami kegagalan (insolvent) apabila aliran kas dari simpanan, pembayaran kembali
pembiayaan atau penjualan aset tidak dapat memenuhi kewajiban seperti cadangan kas yang wajib dibentuk,
penarikan dana simpanan, biaya operasional dan pembayaran kepada kreditur.
EF/IS 6-Aug-22 49
Identifikasi Risiko Likuiditas
Bank wajib melakukan identifikasi risiko likuiditas, baik eksposur risiko likuiditas saat ini, maupun
yang akan timbul di masa datang, pada saat kondisi normal maupun krisis.
Identifikasi risiko likuiditas merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan secara terus
menerus.
Identifikasi seluruh sumber risiko likuiditas / transaksi finansial yang mempunyai implikasi
terhadap likuiditas bank (sumber dan penggunaan dana baik pada sisi aset, kewajiban dan R/A,
dan kondisi pasar) baik pada kondisi normal maupun tertekan.
EF/IS 6-Aug-22 50
Identifikasi Risiko Likuiditas
Struktur Aset,
Time vs
Liability & Rek Mengidentifikasi parameter Risiko lainnya yang
Severity ketersediaan harga atas dapat
Administratif
instrument yang mempengaruhi
dipasarkan dan risiko likuiditas
Proyeksi Arus Liquidity ketersediaan dana di pasar seperti: risiko
Kas (Maturity) Gap uang antar bank kredit, risiko pasar,
risiko operasional
Rasio Rasio
Likuiditas
EF/IS 6-Aug-22 51
Identifikasi Struktur Aset, Liabilitas,
Pendanaan &
Cadangan Likuiditas
EF/IS 6-Aug-22 52
Time vs Severity
TIME SEVERITY
(duration of
crisis) Low Acute
EF/IS 6-Aug-22 53
Proyeksi Arus Kas
Minggu 1 to
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 > 2 Minggu
2
Pengukuran dengan menggunakan proyeksi
Aset jatuh
arus kas yang berasal dari aset, kewajiban, dan tempo
50 10 10 100 40 200 350
Proyeksi arus kas harus disusun paling kurang Total 77.5 45.5 78.5 105 42 210 367.5
setiap bulan dengan periode proyeksi sesuai
kebutuhan Bank dengan memperhatikan Hutang jatuh
tempo
-15 -10 -20 -175 -100 -225 -300
struktur aset, kewajiban, dan rekening Arus keluar
(USD Hutang bunga -0.75 -0.5 -1 -8.75 -5 -11.25 -15
administratif, yang meliputi periode 1 bulan millions)
Pembelian
-20 -10 -8
Proyeksi arus kas memerlukan asumsi atas aset
arus kas masuk dan keluar dari posisi neraca. Total -35.75 -20.5 -29 -183.75 -105 -236.25 -315
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam Net excess / (shortage) 41.75 25 49.5 -78.75 -63 -26.25 52.5
menentukan asumsi antara lain karakteristik
produk, perilaku pihak lawan (counterparty)
dan/atau nasabah, dan kondisi pasar serta
pengalaman historis
EF/IS 6-Aug-22 54
Rasio Likuiditas
• Financing to Deposit Ratio (FDR). • Rasio Liquidity Gap Jatuh Tempo 1 bulan
FDR = Total Financing/Total DPK ke depan
• Rasio Konsentrasi Dana Nasabah Besar • Liquidity Coverage Ratio (LCR) / Rasio
Kecukupan Likuiditas yaitu Rasio HQLA
• Aset Likuid/Total Kewajiban (high quality liquid asset) dengan total arus kas
o Aset likuid dikurangi kewajiban besar keluar bersih (net cash outflow) selama 30 hari
NOMINAL
/ Total Aset ke depan, paling rendah 100% .
STOCK
BASED o Aset Likuid < 1 bulan /Kewajiban • Net Stable Funding Ratio (NSFR)
atau Likuid < 1 bulan adalah perbandingan antara pendanaan stabil
RASIO yang tersedia (available stable funding/ASF)
• Aset Likuid:
LIKUIDITAS dengan pendanaan stabil yang diperlukan
• Primary Reserve (GWM) (required stable funding/RSF).. Paling rendah
• Secondary Reserve (Cadangan 100%
Likuiditas)
• Proyeksi arus kas 3 bulan / DPK
• Maximum Cumulative Outflow (MCO)
EF/IS 6-Aug-22 55
Liquidity Gap
Digunakan untuk mengukur risiko likuiditas menggunakan pendekatan Flow Base
(Liquidity Gap Analysis).
Bank melakukan perhitungan dengan memetakan aset, kewajiban dan rekening
FLOW administratif ke dalam skala waktu tertentu (maturity bucket) berdasarkan sisa
BASED/ jangka waktu sampai dengan jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu kontrak.
MATURITY
PROFILE • Gap yang dimaksud adalah selisih antara jumlah aset dan kewajiban yang
jatuh tempo pada periode tertentu
• Gap Positif berarti lebih Aset lebih besar dari kewajiban pada periode maturity
tersebut
• Gap Negatif berarti Kewajiban lebih besar dari aset pada periode maturity tersebut
• Gap Kumulatif adalah akumulasi nilai gap pada periode tersebut dan periode
sebelumnya
• Gap Negatif adalah keadaan yang menimbulkan risiko bagi Bank dan
membutuhkan pengelolaan lebih lanjut
EF/IS 6-Aug-22 56
Jatuh Tempo*)
Pos-Pos Saldo > 1 minggu s.d > 2 minggu s.d
s.d 1 minggu 2 minggu 1 bulan > 1 bln s.d 3 bln > 3 bln s.d 6 bln > 6 bln s.d 12 bln > 12 bulan
I. NERACA
A. Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
a. SBI
b. Giro
c. Lainnya
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga **)
a. SUN
1) diperdagangkan
2) tersedia untuk dijual
3) dimiliki hingga jatuh tempo
4) pinjaman yang diberikan dan piutang
b. Surat berharga korporasi
1) diperdagangkan
2) tersedia untuk dijual
3) dimiliki hingga jatuh tempo
4) pinjaman yang diberikan dan piutang
c. Lainnya
5. Kredit Yang Diberikan
a. belum jatuh tempo
b. sudah jatuh tempo ***)
6. Tagihan lainnya
a. Tagihan atas Surat Berharga yang dibeli dengan janji
dijual kembali (Reverse Repo)
b. Lainnya
7. Lain-lain
Total Aset
B Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
a. Giro
b. Tabungan
c. Simpanan Berjangka
1) Deposit on call
2) Deposito berjangka
3) Lainnya
2. Kewajiban kepada Bank Indonesia
3. Kewajiban kepada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
a. Obligasi
b. Subordinasi ****)
c. Lainnya
5. Pinjaman yang Diterima
a. Pinjaman Subordinasi ****)
b. Lainnya
6. Kewajiban lainnya
a. Kewajiban atas Surat Berharga yang dijual dengan janji
dibeli kembali (Repo)
b. Lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif
EF/IS 6-Aug-22 57
Penyebab Risiko Likuiditas
Beberapa contoh penyebab meningkatnya risiko
Risiko likuiditas
Likuiditas
EF/IS 6-Aug-22 58
DISCLAIMER:
Dalam hal terdapat perbedaan antara bahan yang tercantum dalam presentasi ini dengan
Peraturan OJK, mohon mengacu kepada Peraturan OJK.
EF/IS 6-Aug-22 59
p
IDENTIFIKASI
RISIKO PASAR
CAKUPAN PEMBAHASAN
EF/IS 6-Aug-22 61
Pemahaman Risiko Pasar
Adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif akibat perubahan harga pasar,
antara lain Risiko berupa perubahan nilai dari
Risiko Pasar Definisi? aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan
(dalam jutaan)
POS POS NOMINAL
ASET
1.Kas 22,005,487
2.Penempatan pada Bank Indonesia 91,099,129
3.Penempatan pada bank lain 28,476,346
Contoh: 4.Tagihan spot dan derivatif 424,964
5.Surat berharga 117,187,114
Tujuan Pembelian a.Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi 3,091,949
Surat Berharga: b.Tersedia untuk dijual
c. Dimiliki hingga jatuh tempo
107,816,670
6,278,495
• TRADING d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 0
• AFS 6.Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)
7.Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)
4,187,398
2,329,116
• HTM 8.Tagihan akseptasi 12,463,241
9.Kredit 644,257,408
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi 0
b. Tersedia untuk dijual 0
c. Dimiliki hingga jatuh tempo 0
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 644,257,408
10.Pembiayaan syariah 0
11.Penyertaan 7,542,913
12.Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan ‐/‐ 33,495,714
EF/IS 6-Aug-22 64
Pemahaman Risiko Pasar
Proses identifikasi risiko pasar pada intinya adalah menganalisis sumber risiko pasar
atau faktor-faktor risiko yang timbul akibat posisi di mata uang asing ataupun
aset/komoditi yang dimiliki oleh Bank Syariah serta identifikasi sensitivitas neraca pada
laba/rugi Bank Risiko benchmark suku bunga (TB) adalah
risiko akibat perubahan harga instrumen
Risiko keuangan dari posisi trading book yang
Risiko ekuitas adalah Risiko akibat Bench mark disebabkan oleh perubahan suku bunga
perubahan harga instrumen keuangan dari Suku Bunga Risiko benchmark suku bunga dalam banking
posisi trading book yang disebabkan oleh TB & BB book (IRRBB) adalah risiko kerugian akibat
perubahan harga saham . Risiko ekutas pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan
hanya ada pada bank yang memiliki Risiko dengan posisi Banking Book yang berpotensi
Risiko Nilai memberikan dampak terhadap permodalan dan
perusahaa anak yang bergerak pada
bidang sekuritas Ekuitas Risiko Tukar
rentabilitas bank baik untuk saat ini maupun pada
masa mendatang.
TB
Pasar TB & BB
Risiko nilai tukar adalah risiko akibat
Risiko komoditas adalah Risiko
akibat perubahan harga instrumen Risiko perubahan nilai posisi trading book dan
Komoditas banking book yang disebabkan oleh
keuangan dari posisi trading book
perubahan nilai tukar valuta asing atau
dan banking book yang TB & BB perubahan harga emas
disebabkan oleh perubahan harga
komoditas.
EF/IS 6-Aug-22 65
RISIKO PASAR TRADING BOOK
EF/IS 6-Aug-22 66
Pemahaman Risiko Nilai Tukar (TB & BB )
Risiko Nilai Tukar adalah risiko akibat perubahan nilai posisi trading book dan banking book yang
disebabkan oleh perubahan nilai tukar valuta asing atau perubahan harga emas. Risiko nilai tukar
timbul apabila Bank memiliki posisi terbuka
Posisi Terbuka atau FX Gap yaitu perbedaan jumlah antara aktiva
Penyebab Risiko Nilai dalam valuta asing dengan pasiva dalam valuta asing, baik pada on
Tukar balance sheet dan off balance sheet (posisi neto), TB atau BB, dan
terjadi perubahan nilai tukar yang menyebabkan nilai yang
dinyatakan dalam valuta domestik menjadi turun
Risiko nilai tukar akan meningkat bila jumlah posisi yang diambil besar dan fluktuasi pasar tinggi. Risiko Nilai
Tukar dapat ditekan dengan cara membatasi (memberikan limit) atau memperkecil posisi bahkan dihindari
(mengambil posisi square). Bank Syariah lebih mampu menghindari risiko nilai tukar karena Bank Syariah
hanya melakukan pertukaran valas secara tunai (spot). OJK membatasi posisi dengan limit PDN (Posisi
Devisa Neto=Posisi/Modal Bank) sebesar 20% maksimum. Proses identifikasi risiko nilai tukar dilakukan dengan
mengidentifikasi posisi mata uang asing bank atau posisi devisa neto (PDN) bank dan juga dengan memantau pergerakan
nilai tukar pasar.
EF/IS 6-Aug-22 67
Pemahaman Risiko Suku Bunga pada Trading Book
Risiko suku bunga adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan yang disebabkan
perubahan suku bunga. Posisi yang terkait suku bunga adalah posisi surat berharga atau derivative
dengan underlying surat berharga. Posisi surat berharga yang diperhitungkan adalah tergantung tujuan
pembelian tersebut apakah Trading Book, AFS atau HTM. Nilai pasar posisi akan berubah jika suku bunga
berubah
EF/IS 6-Aug-22 68
Risiko Pasar: Trading Book
Perhitungan Posisi Risiko Pasar
MTM
MTMo
EF/IS 6-Aug-22 69
Risiko Pasar: Trading Book
• Portofolio bank: terdiri dari berbagai instrumen (bonds, swaps, options, dll) yang
perlu diketahui besar risiko pasar atas posisi tersebut. Kendala mengukur risiko
Trading Book Volatility/VaR/
Value At Risk pasar: tidak ada satu ukuran yang seragam untuk mengukur risiko pasar untuk
masing-masing instrumen.
• VaR: suatu pendekatan dalam mengukur volatilitas dari nilai pasar aset bank.
Volatilitas adalah suatu pengukuran dari penyebaran data dalam suatu distribusi.
Volatilitas faktor pasar • VaR bertujuan untuk mengukur potensi kerugian, maka volatilitas digunakan untuk
merupakan ukuran perubahan melakukan estimasi kerugian maksimum yang dapat terjadi pada periode waktu
faktor pasar pada satu periode yang ditetapkan
tertentu (misal 1 hari) dengan • VaR: dinyatakan dalam absolut atau prosentase dari nilai pasar VaR:
tingkat keyakian/confident level Besarnya potensi kerugian (unexpected loss) akibat perubahan faktor pasar
tertentu (misal 99%). pada periode waktu tertentu ke depan dengan tingkat confidence level
(tolerance level) tertentu.
Pengukuran volatilitas
dilaksanakan atas dasar • VaR contoh: DVaR USD 5 juta pada 95% confidence level. Artinya: Dalam
distribusi statistik periode satu hari kerja terdapat kemungkinan sebesar 5% (100% minus 95%)
menggunakan data pasar. kerugian dari portofolio melebihi USD 5 juta.”
• VaR digunakan pada kondisi normal, bukan pada kondisi stress.
EF/IS 6-Aug-22 70
RISIKO PASAR BANKING BOOK
EF/IS 6-Aug-22 71
Risiko Pasar: Banking Book
Risiko nilai
Risiko kredit
tukar
Risiko
likuiditas
EF/IS 6-Aug-22 72
Risiko Pasar: Banking Book
Banking
Book
EF/IS 6-Aug-22 73
Risiko Suku Bunga pada Banking Book
EF/IS 6-Aug-22 74
Risiko Suku Bunga pada Banking Book
Risiko Suku Terjadi akibat perbedaan
Bunga (mismatch) maturity atau
repricing date antara posisi
aktiva RSA dan pasiva RSL.
Diukur dengan Repricing Gap
Risiko suku bunga dalam banking
book (IRRBB) adalah risiko Risiko penurunan NII
kerugian akibat pergerakan suku Potensi kerugian Perubahan suku
bunga di pasar yang berlawanan posisi BB akibat... bunga pasar
Potensi penurunan nilai
dengan posisi Banking Book yang Terjadi akibat perbedaan
ekonomi dari modal (mismatch) duration antara
berpotensi memberikan dampak suatu bank (EVE) posisi aktiva RSA dan
terhadap permodalan dan pasiva RSL. Diukur dengan
rentabilitas bank baik untuk saat ini Duration Gap
maupun pada masa mendatang.
Pengelolaan risiko banking book dikenal sebagai
ALM (Asset Liability Management). Tujuan ALM
diantaranya adalah memaksimalkan pendapatan
bunga bersih bank.
Pendapatan bunga bersih atau NII atau Net
Imbalan adalah selisih dari pendapatan dan biaya
bunga/biaya dana
NII = Interest Income-Interest Expense
EF/IS 6-Aug-22 75
Risiko Suku Bunga pada Banking Book
Metode Repricing Gap
Repricing gap merupakan metode dasar dan sederhana untuk menghitung eksposur risiko suku bunga dan
dampak pada pendapatan margin bersih (net income margin atau NIM atau Net Imbalan).
Perhitungan diawali dengan pengelompokkan pos-pos dalam neraca dan rekening administratif yang
sensitif terhadap suku bunga. Komponen aktiva yang sensitif terhadap perubahan bunga disebut dengan
rate sensitive assets (RSA, contoh: kredit) Komponen passiva yang sensitif terhadap perubahan bunga
disebut dengan rate sensitive liabilities (RSL, contoh deposito)
Dengan demikian akan diperoleh 3 (tiga) jenis posisi repricing gap, yaitu :
Aktiva Sensitif/ Gap Positif Pasiva Sensitif/ Gap
RSA – RSL > 0 disebut Gap Positif
Negatif
; atau aktiva mengalami reprice
lebih cepat dari passiva. Posisi Aktiva di reprice sebelum Pasiva di reprice sebelum
Pasiva Aktiva
RSA – RSL < 0 disebut Gap
Aktiva jangka pendek Aktiva jangka Panjang
Negatif ; atau passiva mengalami dibiayai dana jangka dibiayai dana jangka
reprice lebih cepat dari aktiva. panjang pendek
RSA – RSL = 0 disebut Gap Nol Dampak Apabila bunga naik, NII Apabila bunga naik, NII
(Zero Gap) atau netral gap. perubahan suku bertambah berkurang
Repricing aktiva sama dengan bunga
Apabila bunga turun, NII Apabila bunga turun, NII
repricing passiva. berkurang bertambah
EF/IS 6-Aug-22 76
Risiko Suku Bunga pada Banking Book
EF/IS 6-Aug-22 77
Risiko Suku Bunga pada Banking Book
• Profil repricing time komponen asset dan liabilities (termasuk off-balance sheet)
• Proyeksi suku bunga di masa mendatang
• Struktur asset dan liabilities bank, antara lain: perkembangan volume bisnis bank,
komponen asset dan liabilities yang sensitif terhadap suku bunga, perbandingan
realisasi indikator-indikator risiko suku bunga dengan limit yang telah ditetapkan
EF/IS 6-Aug-22 78
Contoh Risiko Pasar
Faktor Risiko Pasar Contoh
Risiko Nilai Tukar Bank membeli valuta USD sehingga nilai valuta asing pada sisi aktiva lebih banyak
dari pasiva. Jika nilai tukar USD dipasar melemah, maka Bank akan mengalami
kerugian karena nilai tukar Rupiahnya atas USD yang dibeli ikut melemah
Risiko Suku Bunga Bank membeli obligasi negara dengan kupon tetap, dimana harga pasar obligasi akan
turun apabila suku bunga meningkat.(Trading Book)
Bank mengalami penurunan pendapatan ketika terjadi peningkatan suku bunga pada
kondisi dimana funding bank berada pada posisi jangka pendek dan aset jangka
Panjang (Banking Book)
Bank A memberikan pembiayaan murabahah kepemilikan rumah dengan margin fix selama 3
tahun. Diprediksi benchmark suku bunga akan meningkat, dalam hal ini bank A berpotensi
mengalami risiko suku bunga pada banking book karena pendapatan margin yang lebih rendah
dari pendapatan bunga yang seharusnya.
Risiko Ekuitas Nilai saham yang dimiliki saat ini mengalami penurunan dibandingkan dengan harga
beli saham semula.
Risiko Komoditas Nilai komoditas yang dimiliki saat ini mengalami penurunan dibandingkan dengan
harga beli komoditas semula
EF/IS 6-Aug-22 79
DISCLAIMER:
Dalam hal terdapat perbedaan antara bahan yang tercantum dalam presentasi ini dengan
Peraturan OJK, mohon mengacu kepada Peraturan OJK.
EF/IS 6-Aug-22 80
p
IDENTIFIKASI
RISIKO IMBAL HASIL
Pemahaman Risiko Imbal Hasil
Adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang
dibayarkan bank kepada nasabah dana pihak ketiga (DPK),
karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima
Risiko
bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi
Imbal Hasil Definisi?
perilaku nasabah dana pihak ketiga bank.
Risiko ini merupakan risiko khas Bank
Syariah yang timbul karena:
Faktor Internal: Penerapan prinsip bagi hasil dalam pembiayaan bank Syariah, baik revenue sharing atau bagi
laba profit sharing, dimana bank tidak dapat menentukan secara pasti tingkat keuntungannya, sehingga bagi
hasil kepada nasabahpun berfluktuatif.
• Dalam prinsip profit sharing pendapatan yang akan didistribusikan adalah pendapatan bersih setelah
Terdapat
dikurangi total biaya terhadap total pendapatan. dimana?
• Pada prinsip revenue sharing, pendapatan yang akan didistribusikan adalah pendapatan kotor dari
penyaluran dana, tanpa harus dihitung terlebih dahulu dengan biaya-biaya pengeluaran operasional usaha
• Dalam prinsip bagi hasil bank tidak dapat menentukan secara pasti berapa tingkat keuntungan yang akan
diperolehnya, keuntungan Bank akan berfluktuatif.
Faktor Eksternal: Perubahan ekspektasi nasabah DPK atas tingkat imbal hasil yang diterima dari bank karena
kenaikan benchmark rate di pasar.
EF/IS 6-Aug-22 82
Pemahaman Risiko Imbal Hasil
Risiko Imbal
Hasil
Displaced
Withdrawal Commercial
Risk Risk
EF/IS 6-Aug-22 83
Identifikasi Risiko Imbal Hasil
Identifikasi risiko imbal hasil dapat dilakukan terhadap faktor-faktor penyebab risiko imbal hasil
sbb:
Tingkat Pendapatan
Perilaku Nasabah Faktor Eksternal
Bank
• Porsi deposan inti • Porsi Pembiayaan • Kenaikan bunga yang
yang memiliki saldo berbasis bagi hasil ditawarkan oleh Bank
diatas Rp. 2 Milyar meningkat Konvensional
meningkat • Kualitas portofolio
penempatan dana • Peningkatan nisbah
• Tingkat pemahaman bank syariah menurun bagi hasil yang
deposan terhadap • Komposisi pendanaan diberikan oleh Bank
produk dan akad bank syariah yang Syariah lainnya
syariah relatif rendah berbasis bagi hasil
meningkat
• Tingkat rentabilitas
bank menurun
EF/IS 6-Aug-22 84
Identifikasi Risiko Imbal Hasil
Nasabah dapat
Kenaikan benchmark Risiko Displaced memindahkan
rate di pasar Imbal Hasil Commercial dananya ke bank
Risk lain (withdrawal
risk)
EF/IS 6-Aug-22 85
DISCLAIMER:
Dalam hal terdapat perbedaan antara bahan yang tercantum dalam presentasi ini dengan
Peraturan OJK, mohon mengacu kepada Peraturan OJK.
EF/IS 6-Aug-22 86
p
IDENTIFIKASI
RISIKO OPERASIONAL
CAKUPAN PEMBAHASAN
EF/IS 6-Aug-22 88
Pemahaman Risiko Operasional
Definisi & Cakupan
M RISIKO OPERASIONAL
E
adalah Risiko kerugian yang
diakibatkan oleh proses internal
yang kurang memadai, kegagalan
proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan system, dan /atau adanya
kejadian-kejadian eksternal yang
EF/IS 6-Aug-22 90
LESSON LEARN – BARINGS BANK
Head Office - London
Contoh:
Branch - Singapore
EF/IS 6-Aug-22 91
KASUS PENYALAHGUNAAN UANG NASABAH
BANK XXX
Contoh:
Bunga Marketing Bank XXX melakukan penyalahgunaan uang nasabah selama10 tahun, selama itu pula para atasan Bunga di Bank XXX
Cabang LLLL mengetahui apa yang dilakukan Bunga terhadap uang nasabahnya. Pasalnya Bunga menjadi perpanjangan tangan nasabah
untuk mencuci uang tabungan tersebut. Bunga akan menawarkan jasa lain dengan memindahkan rekening nasabah ke bisnis lain seperti
asuransi dan produk Bank XXX lainnya. Dari pencucian uang nasabah ke bisnis lain, nasabah akan mendapatkan keuntungan. Kartu
identitas (KTP) lebih dari satu jadi sarana Bunga melancarkan aksi penggelapan dana nasabah dan pencucian uang yang dipraktikkan di
delapan bank dan dua perusahaan asuransi.
Modus:
Melakukan pengaburan transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa “slip transfer (pre-sign blank form)”.
Dampak:
Suspend penghimpunan nasabah baru di segmen prioritas Bank XXX dari BI
Penyebab:
Kelalaian melakukan rotasi untuk karyawannya.
Kelemahan supervise.
Tidak berjalannya dual control.
Berdasarkan permintaan BI, bank harus melakukan rotasi secara berkala untuk menghindarkan potensi fraud.
Sumber : Media Nasional (Kompas, detik)
EF/IS 6-Aug-22 92
KASUS PENCAIRAN DEPOSITO BANK ZZZ
Kasus pembobolan bank yang juga menarik perhatian adalah raibnya dana Rp111 Miliar milik PT KAYA RAYA di Bank ZZZ. PT KAYA RAYA
Contoh: akhirnya memenangkan gugatan terhadap Bank ZZZ atas dugaan pembobolan dana nasabah deposito sebesar Rp 111 miliar yang
dilakukan enam tersangka yang juga karyawan perusahaan Bank ZZZ dan PT KAYA RAYA.
Sejak kasus pembobolan dana nasabah Bank ZZZ mencuat, bank sentral telah menjatuhkan beberapa hukuman terhadap Bank ZZZ, yaitu
melarang bank ZZZ tersebut membuka produk deposito on call atau sejenisnya. Bank ZZZ juga dilarang membuka kantor cabang baru.
Modus:
Pencairan Deposito dengan memalsukan tanda tangan Nasabah.
Dampak :
Tuntutan hukum dari Nasabah
Kerugian Finansial sebesar Rp111 Miliar
Sanksi dari regulator berupa larangan mebuka produk deposito on call dan tidak boleh membuka kantor Cabang baru.
Penyebab :
Rendahnya integritas
Kerjasama antara pihak internal dan pihak eksternal (oknum PT KAYA RAYA)
Adanya itikad tidak baik dari pelaku fraud
Kelemahan supervisi
EF/IS 6-Aug-22 93
Pemahaman Risiko Operasional
Alasan bank menerapkan manajemen risiko operasional:
Bank dituntut menerapkan manajemen risiko operasional yang lebih sensitif
terhadap risiko. Dengan demikian bank mampu secara dini mendeteksi
berbagai risiko operasional yang berpotensi menimbulkan kerugian
Regulator menuntut bank mengelola operasional bank dari waktu ke waktu
secara proaktif
Para pemegang saham bank berekspektasi agar bank mampu meningkatkan
nilai secara kontinyu. Untuk ini, maka bank dituntut mampu mengelola risiko
operasional dengan baik
Indikator
operational risk
Risiko operasional melekat di setiap aktivitas bank, yakni:
Aktivitas perkreditan
Treasuri dan investasi
Operasional dan jasa
Pembiayaan perdagangan
Pendanaan dan instrumen utang
Teknologi sistem informasi dan sistem informasi manajemen
Pengelolaan sumber daya manusia
EF/IS 6-Aug-22 94
Risiko operasional: Latar belakang & sejarah
Sejak tahun 1980 s.d 2003 berbagai institusi telah mengalami kerugian akibat risiko
operasional sebanyak US$200 milyar……………..(Research by Operational Risk Inc.)
Tidak adanya pemisahan tugas dan wewenang yang memadai –Barings Bank -$1,4 Milyar
Lemahnya pengawasan Manajemen –Daiwa Bank -$ 1,1 Milyar
Fraud –Sumitomo Corp. –2,6 $Milyar
Tidak adanya kontrol yang memadai –Orange County –$1,7 Milyar
Kurang cakapnya pihak Manajemen –P&G -$157 juta
Praktek penjualan kepada nasabah yang buruk –UK Prudential –$1 Juta
Kesalahan manusia (human error) –Morgan Grenfell -$640 Juta
EF/IS 6-Aug-22 95
Risiko
Risiko operasional:Latar
operasional: Latarbelakang
belakang&&sejarah
sejarah
Melihat ke masa lalu –kerugian-kerugian yang besar:
96
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
a.Untuk setiap produk, aktivitas, proses dan sistem yang ada dan akan digunakan
bank
b.Dimulai dari memahami bagaimana proses bisnis dilakukan, berdasarkan proses
pemetaan proses operasional utama dari bisnis tersebut (mapping process)
c. Manajemen dan pengendalian proses operasional yang tepat disetiap proses utama
Identifikasi tersebut tentu akan dapat mengendalikan dan mengurangi terjadinya risiko
risiko operasional operasional
d.Selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap faktor penyebab timbulnya risiko
operasional yang melekat pada seluruh aktivitas fungsional, produk, proses dan
sistem informasi yang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi
bank
Hasil identifikasi digunakan untuk: Hal utama dalam melakukan identifikasi risiko operasional adalah:
a.Memperbaiki kualitas alur kerja a. Ada kejadian (Event)
b.Mengurangi kerugian karena kegagalan proses b.Terdapat penyebab timbulnya kejadian (Cause)
c. Mengubah budaya kerja c.Terdapat dampak kerugian baik keuangan maupun non keuangan
d.Menyediakan sistem peringatan dini terhadap gangguan (Impact)
suatu sistem atau manajemen d.Dapat diprediksi kejadian di kemudian hari (Frekuensi/ Probability)
97
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Frekuensi versus Dampak
98
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Frekuensi versus Dampak
Secara umum, manajemen risiko operasional berfokus hanya pada dua jenis kejadian:
frekuensi rendah / dampak tinggi
frekuensi tinggi / dampak rendah
Bank mengabaikan kejadian frekuensi rendah/dampak rendah karena akan memerlukan biaya yang lebih besar
untuk mengelolanya dibandingkan dengan kerugian yang terjadi.
Kejadian frekuensi tinggi/dampak tinggi dianggap tidak relevan karena jika ini terjadi maka bank akan telah tutup
terlebih dahulu.
Kejadian frekuensi tinggi/dampak rendah dikelola untuk memperbaiki efisiensi bisnis. Kejadian jenis ini dianggap
sebagai ‘biaya dalam menjalankan usaha’ (the cost of doing business). Kerugian akibat kejadian frekuensi
tinggi/dampak rendah dikelola dengan penerapan kebijakan dan prosedur harian
Kejadian frekuensi rendah/dampak tinggi dianggap sebagai sesuatu yang paling menantang bagi bank. Kejadian
ini adalah kejadian masih terlalu sedikit dipahami dan sulit diperkirakan.
99
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Data Kerugian
100
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Data Kerugian
EXPECTED LOSS UNEXPECTED LOSS
Dapat diprediksi seperti events yang Sulit diprediksi seperti events yang
memiliki frekuensi yang tinggi namun memiliki frekuensi rendah namun
berdampak rendah berdampak tinggi.
Kerugian terduga (expected loss) adalah kerugian yang terjadi dalam Kerugian tak terduga (unexpected loss) adalah kerugian yang
bank menjalankan usahanya secara normal. terjadi jauh di atas tingkat kerugian terduga.
Kerugian terduga dianggap sebagai biaya menjalankan usaha (cost of Kerugian tak terduga biasanya terjadi dari kejadian frekuensi
doing business) rendah/dampak tinggi.
Satu-satunya cara untuk menghindari risiko operasional seluruhnya Bank mencoba memperkirakan kerugian tak terduga dengan
adalah bank harus berhenti melakukan usahanya. menggunakan statistik, seperti pada kerugian terduga.
Kerugian jenis ini biasanya telah diperhitungkan dalam struktur Kerugian tak terduga biasanya menggunakan data dan
pricing dari produk bank. pengalaman bank sendiri.
Bank menggunakan metode statistik untuk memperkirakan kerugian Tetapi bank mungkin saja tidak memiliki pengalaman yang
terduga. sama atas beberapa kejadian yang dapat menyebabkan
Metode ini menggunakan data dan pengalaman masa lalu untuk kerugian tak terduga, misalnya terorisme. Jadi, untuk
memperkirakan masa depan. menghitung kerugian tak terduga bank menggunakan:
Cara sederhana untuk menghitung kerugian terduga adalah dengan data internal yang ada
menghitung rata-rata kerugian aktual selama jangka waktu tertentu data eksternal dari bank lain
dan menganggap hal ini sebagai kemungkinan kerugian di masa data dari skenario risiko operasional
depan.
101
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Cause, Event, Effect
102
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis Bank dan
dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya risiko
serta dampaknya
103
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Cause (Penyebab)
Risiko yang diakibatkan oleh
kesalahan manusia, baik yang
disengaja ataupun yang tidak
disengaja.
• Human error (kesalahan manusia).
• Kelalaian yang disengaja maupun tidak disengaja.
• Kurangnya pemahaman/penguasaan atas Produk dan Aktivitas Bank.
• Tidak berkualitas/tidak memenuhi persyaratan/belum berpengalaman.
• Kurangnya supervise dan pengarahan dari Supervisor.
• Keterbatasan jumlah karyawan, sehingga menyebabkan adanya double job yang tidak
terkelola dengan baik.
• Tindak kejahatan/kecurangan yang dilakukan pihak internal.
• Tidak ada motivasi, tidak bersemangat kerja.
• Tidak patuh terhadap ketentuan internal maupun eksternal yang disebabkan oleh manusia
nya.
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Surat al Anfal (8) ayat 27 )
105
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Cause (Penyebab)
Risiko yang diakibatkan
oleh kegagalan atau tidak
berjalannya proses internal.
• Sumber data informasi tidak memadai/tidak update
• Tidak ada petunjuk/prosedur yang mengaturnya
• kebijakan/prosedur tidak sejalan dengan strategi
• Strategi/kebijakan/prosedur tidak jelas/kurang dikomunikasikan & disosialisasikan serta tidak
didokumentasikan
• Ketergantungan kepada unit kerja lain
• Pemisahan tugas tidak ada/tidak efektif
• Tugas & tanggungjawab pejabat berwenang tidak lengkap, tidak jelas, tidak update/tertulis
• Penerapan struktur organisasi tidak tepat
• Wewenang/limit yang diberikan tidak jelas, tidak terkini dan tidak tertulis
• Kerusakan Hardware – server, storage disk, peralatan Local Area Network (LAN) Kerusakan
Software – application system /operating system bug/unpatched, database error, LAN/WAN,
ketidakcukupan kapasitas sistem, system interfaces/ linkages issues, delay or failure in batch
processing
• Gangguan Telecommunication – network, internet service provider, kerusakan server
• Security Breach – virus/malware, hacking
• Kegagalan Auto Debet / Auto Kredit
• Sistem mati/terganggu
107
EF/IS 6-Aug-22
Identifikasi Risiko Operasional
Cause (Penyebab)
Risiko yang disebabkan
Faktor atau kejadian
eksternal yang
mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan.
• Kerugian yang disebabkan oleh peristiwa dari pihak luar, misalnya pencurian/perampokan, terorisme, dan
sebagainya.
• Kerugian karena bencana alam – banjir, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, dan lainnya.
• Kerugian karena bencana selain dari bencana alam (ulah manusia – kebakaran, bom, ledakan, kapal terbang
jatuh, kerusuhan dll).
• Cyber crime pada e-channel.
• Vandalisme ATM.
6 Gangguan Bisnis dan Kegagalan Sistem Kerusakan pada Aktiva/ Loss or damage to asset.
Mis: pengurangan nilai aset fisik karena bencana
7 Eksekusi, Pengiriman dan Manajemen Proses Kerugian
Non Reputasi
Finansial/
Indirect loss Gangguan Bisnis
Mitigate or Avoid
Reduce Risk The Risk
EVENT
PROBABILITY
Share or
Accept Risk
Transfer Risk
HIGH
EVENT IMPACT
Mengusahakan minimalisasi
kerugian seandainya risiko Perusahaan tidak mengambil
benar-benar terjadi, tindakan yang dapat memunculkan
(misal limit transaksi) RISK risiko tertentu
Diversifikasi “Don’t put your
eggs in one basket”
KRI
Indicator
of Risks
REPORTING
EXTERNAL SCENARIO
DATA
CAPITAL CALCULATION ANALISIS
RCSA
Risk Control Self
Assessment a. Alat manajemen risiko operasional untuk mengidentifikasi
dan mengukur risiko operasional yang bersifat kualitatif
dan prediktif dengan menggunakan dimensi dampak dan
kemungkinan kejadian
KRI
Key Risk Indicator
a. Perangkat untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko sejak dini atas naik
turunnya indikator-indikator tingkat risiko dalam rangka pengendalian setiap risiko
operasional yang melekat pada setiap aktivitas bisnis dan operasional bank
b. Manfaat:
• Memantau dan memprediksi eksposur risiko operasional
• Mengidentifikasi perubahan profil risiko operasional
• Memberikan masukan/pertimbangan kepada internal audit dalam menyusun
perencanaan audit
c. Bank harus memantau dan mencatat data KRI secara berkala tergantung
ketersediaan data
d. Hasil pemantauan KRI juga harus dilaporkan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mendapatkan tindak lanjut
Tujuan:
• Untuk memudahkan pengelolaan data kerugian secara terstruktur dan
konsisten
• Untuk memastikan bahwa semua kejadian yang menimbulkan kerugian telah
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Sumber : http://keuangan.kontan.co.id/2015/03/14/news/kasus-nasabah-bank-mandiri-tak-kunjung-selesai
EF/IS 6-Aug-22
122
122
Identifikasi Risiko Hukum
Bagaimana mengidentifikasi Risiko Hukum?
1. Identifikasi risiko hukum dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Identifikasikan
semua kemungkinan risiko hukum dari seluruh kegiatan usaha bank dan penyebab
potensial dari risiko hukum tersebut dengan menggunakan indikator seperti:
a. Adakah kelemahan aspek yuridis?
b. Adakah kelemahan perjanjian?
c. Adakah kelemahan / ketiadaan undang undang?
d. Adakah proses litigasi?
2. Bank harus mencatat dan menatausahakan setiap kejadian yang terkait dengan Risiko
Hukum termasuk jumlah potensi kerugian dalam suatu administrasi data. Pencatatan dan
penatausahaan data tersebut disusun dalam suatu data stastistik yang dapat digunakan
untuk memproyeksikan potensi kerugian pada suatu periode dan aktivitas tertentu Bank.
• legal governance yaitu suatu tata kelola untuk membentuk, mengeksekusi, dan
menginterpretasikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
internal termasuk standar perjanjian yang digunakan.
• legal consistency pada setiap kegiatan usahanya yaitu adanya keselarasan antara
kegiatan atau aktivitas usaha yang dilakukan dengan ketentuan dan tidak
menimbulkan suatu ambiguitas dalam suatu perjanjian yang dibuat oleh Bank.
• legal completeness, agar seluruh hal yang diatur oleh ketentuan baik yang
bersifat nasional maupun internasional dapat diimplementasikan dengan baik
oleh Bank, termasuk larangan dalam ketentuan, diatur secara jelas dalam ketentuan
internal Bank
EF/IS 6-Aug-22
124
124
Lampiran Parameter Penilaian Risiko Hukum
- 30 -
A. Risiko Inheren*)
No. Parameter Indikator Keterangan
1. Faktor Litigasi a. Besarnya nominal tuntutan atau gugatan yang Litigasi dapat terjadi karena adanya gugatan atau tuntutan
diajukan atau estimasi kerugian yang mungkin dari pihak ketiga kepada Bank maupun gugatan atau
dialami oleh Bank akibat dari gugatan tuntutan yang diajukan kepada pihak ketiga baik melalui
dibandingkan dengan modal Bank. pengadilan maupun diluar pengadilan. Gugatan atau
b. Besarnya kerugian yang dialami oleh Bank tuntutan tersebut pada dasarnya menimbulkan biaya yang
karena suatu putusan dari pengadilan yang dapat merugikan kondisi Bank.
telah memiliki kekuatan hukum tetap
dibandingkan dengan modal Bank.
c. Dasar dari gugatan yang terjadi dan pihak yang
tergugat/menggugat Bank dalam suatu
gugatan yang diajukan serta tindakan dari
manajemen atas suatu gugatan yang diajukan.
d. Kemungkinan timbulnya gugatan yang serupa
karena adanya standar perjanjian yang sama
dan estimasi total kerugian yang mungkin
timbul dibandingkan dengan modal
Bank.
2. Faktor Kelemahan a. Tidak terpenuhinya syarat sahnya perjanjian. Kelemahan perikatan yang dilakukan oleh Bank
Perikatan b. Terdapat kelemahan klausula perjanjian merupakan sumber terjadinya permasalahan atau
dan/atau tidak terpenuhinya persyaratan yang sengketa di kemudian hari yang dapat menimbulkan
telah disepakati. potensi Risiko Hukum bagi Bank.
EF/IS 6-Aug-22
125
125
Lampiran Parameter Penilaian Risiko Hukum
A. Risiko Inheren*)
No. Parameter Indikator Keterangan
c. Pemahaman para pihak terkait dengan
perjanjian, terutama mengenai Risiko-risiko
yang ada dalam suatu transaksi yang kompleks
dan menggunakan istilah-istilah yang sulit
dipahami atau tidak lazim bagi masyarakat
umum.
d. Tidak dapat dilaksanakannya suatu
perjanjian baik untuk keseluruhan maupun
sebagian.
e. Ketidakcukupan dokumen pendukung terkait
perjanjian yang dilakukan oleh Bank dengan
pihak ketiga.
f. Pengkinian dan review dari penggunaan
standar perjanjian oleh Bank dan/atau pihak
independen.
g. Penggunaan pilihan hukum atas perjanjian
yang diadakan oleh Bank dan juga penggunaan
forum penyelesaian sengketa.
3. Faktor a. Jumlah dan nilai nominal dari total produk Ketiadaan peraturan perundang-undangan terutama atas
Ketiadaan/Perubahan Bank yang belum diatur oleh peraturan produk yang dimiliki Bank atau transaksi yang dilakukan
Perundang-Undangan perundang-undangan secara jelas dan produk Bank akan mengakibatkan produk tersebut menjadi
tersebut cenderung memiliki tingkat sengketa dikemudian harinya sehingga berpotensi
kompleksitas yang tinggi, dibandingkan menimbulkan Risiko Hukum.
dengan modal yang dimiliki Bank.
EF/IS 6-Aug-22
126
126
Lampiran Parameter Penilaian Risiko Hukum
A. Risiko Inheren*)
No. Parameter Indikator Keterangan
b. Penggunaan standar perjanjian yang belum dikinikan
walaupun telah ada perubahan best practice atau
peraturan perundang-
undangan.
EF/IS 6-Aug-22
127
127
DISCLAIMER:
Dalam hal terdapat perbedaan antara bahan yang tercantum dalam presentasi ini dengan
Peraturan OJK, mohon mengacu kepada Peraturan OJK.
EF/IS 6-Aug-22
131
131
Pemahaman Risiko Kepatuhan- General Compliance
Dan Kepatuhan terhadap Prinsip Kehati-hatian Bank
Syariah
1. Ketentuan terkait Bank Syariah yaitu Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah
2. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
3. Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
4. GIro Wajib Minimum (GWM)
5. Good Coporate Governance (GCG)
6. Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
7. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah
8. Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
9. Fit and Proper Test Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
10. Lembaga Penjamin Simpanan
11. Posisi Devisa Neto
12. Rencana Bisnis Bank
13. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
14. Dsb
EF/IS 6-Aug-22
132
132
Tujuan Kepatuhan : Menghindari Risiko Kepatuhan yang berakibat sanksi yang
berdampak sangat signifikan , diantaranya :
b. Denda c. d. e.
a. Teguran Penurunan
dan Pembekuan Pemberhentia
tertulis TKB
Pidana Kegiatan n pengurus
EF/IS 6-Aug-22
133
133
Identifikasi Risiko Kepatuhan
Bagaimana mengidentifikasi Risiko Kepatuhan?
1. Identifikasi dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Identfikasikan hal-hal yang
dapat menimbulkan dan meningkatkan risiko kepatuhan seperti:
a. Adakah pelanggaran regulasi yang signifikan?
b. Adakah pengulangan pelanggaran?
c. Adakan denda regulator?
d. Jenis dan kompleksitas kegiatan usaha bank, termasuk produk dan aktivitas baru
e. Jumlah atau volume serta materialitas ketidakpatuhan regulasi serta prosedur internal
serta praktek dan standar etika bisnis yang sehat
(lihat lampiran table penilaian risiko kepatuhan)
2. Bank harus mencatat dan menatausahakan setiap kejadian yang terkait dengan Risiko
Kepatuhan termasuk jumlah potensi kerugian dalam suatu administrasi data. Pencatatan
dan penatausahaan data tersebut disusun dalam suatu data stastistik yang dapat
digunakan untuk memproyeksikan potensi kerugian pada suatu periode dan aktivitas
tertentu Bank.
2. Frekuensi a. Jenis dan frekuensi pelanggaran yang sama Frekuensi lebih bersifat historis dengan melihat trend
Pelanggaran yang yang ditemukan setiap tahunnya dalam 3 tahun kepatuhan Bank selama 3 tahun terakhir untuk mengetahui
Dilakukan atau terakhir. apakah jenis pelanggaran yang dilakukan berulang ataukah
Track Record b. Signifikansi tindak lanjut Bank atas temuan memang atas kesalahan tersebut tidak dilakukan perbaikan
Ketidakpatuhan tersebut. signifikan oleh Bank.
Bank
3. Pelanggaran Frekuensi pelanggaran atas ketentuan pada Sebagai contoh adalah pelanggaran terhadap antara lain
Terhadap transaksi keuangan tertentu karena tidak sesuai UCP, ICC ataupun standar-standar lainnya yang berlaku
Ketentuan atau dengan standar yang berlaku umum. secara umum pada sektor keuangan.
Standar Bisnis
yang Berlaku
Umum untuk
Transaksi
Keuangan Tertentu
EF/IS 6-Aug-22
135
A. Risiko...
135
Contoh Risiko Kepatuhan
JAKARTA — Bank Indonesia membekukan kegiatan
usaha PT Bank Global Internasional Tbk. yang
berlaku mulai hari ini. BI memberi kesempatan satu
bulan kepada Bank Global
untuk mengembalikan dokumen yang
dihilangkan dan kepada pemerintah untuk
menyelesaikan penjaminan nasabah.
EF/IS 6-Aug-22
136
136
DISCLAIMER:
Dalam hal terdapat perbedaan antara bahan yang tercantum dalam presentasi ini dengan
Peraturan OJK, mohon mengacu kepada Peraturan OJK.
EF/IS 6-Aug-22
140
140
Pemahaman Risiko Stratejik
Risiko
Stratejik Sumber Risiko Stratejik
EF/IS 6-Aug-22
141
141
Identifikasi Risiko Stratejik
Tahapan Proses Strategi Bisnis
Analisis
Perencanaan Implementasi Evaluasi Perubahan
Bisnis
Dokumen Apa ?
• Ketidaksesuaian strategi Bank dengan visi ,misi, risk profile, risk appetite, risk tolerance &
risk bearing capacity
• Strategi Bank tidak hati-hati atau sangat agresif dibandingkan ukuran dan kompleksitas
Bank
• Tidak dilakukan pengkinian strategi sesuai dengan perubahan sehingga strategi tidak
efektif dan efisien
• Bank terlalu yakin dengan pengalaman sebelumnya sehingga tidak melakukan inovasi
(tidak fleksibel)
• Bank lambat dalam merespon perubahan dalam kegiatan operasional (tidak
mempertimbangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan strategi).
EF/IS 6-Aug-22
142
142
Identifikasi Risiko Stratejik
Tahapan Proses Strategi Bisnis
Analisis
Perencanaan Implementasi Evaluasi Perubahan
Bisnis
EF/IS 6-Aug-22
143
143
Identifikasi Risiko Stratejik
Analisis
Perencanaan Implementasi Evaluasi Perubahan
Bisnis
EF/IS 6-Aug-22
144
144
Identifikasi Risiko Stratejik
Analisis
Perencanaan Implementasi Evaluasi Perubahan
Bisnis
• Kelemahan Bank
memenuhi ekspektasi
Nasabah
• Kelemahan Bank
menyikapi persaingan.
EF/IS 6-Aug-22
145
145
Identifikasi Risiko Stratejik
1. Identifikasi risiko stratejik dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Bank harus
mengidentifikasi dan menatausahakan deviasi atau penyimpangan sebagai akibat
tidak terealisasinya atau tidak efektifnya pelaksanaan strategi usaha maupun rencana
bisnis yang telah ditetapkan terutama yang berdampak signifikan terhadap
permodalan Bank.
2. Bank harus melakukan analisa Risiko terutama terhadap strategi yang membutuhkan
banyak sumber daya dan/atau berisiko tinggi, seperti strategi masuk ke pangsa pasar
yang baru, strategi akuisisi, atau strategi diversifikasi dalam bentuk produk dan jasa.
EF/IS 6-Aug-22
146
146
Rencana Bisnis Bank
Laporan Realisasi Rencana Bisnis adalah laporan dari Direksi Bank mengenai
realisasi Rencana Bisnis sampai dengan periode tertentu.
Laporan Pengawasan Rencana Bisnis adalah laporan dari Dewan Komisaris Bank
mengenai hasil pengawasan yang bersangkutan terhadap pelaksanaan Rencana
Bisnis sampai dengan periode tertentu.
EF/IS 6-Aug-22
147
147
Rencana Bisnis Bank
EF/IS 6-Aug-22
149
149
Lampiran:
Parameter Penilaian Risiko Stratejik
- 34 -
A. Risiko Inheren*)
No. Parameter Indikator Keterangan
1. Kesesuaian Penetapan tujuan stratejik mempertimbangkan Penilaian parameter antara lain untuk mengukur apakah
Strategi dengan faktor internal dan eksternal bisnis Bank: penetapan tujuan stratejik oleh Direksi didukung dengan
Kondisi a. Faktor internal, antara lain: kondisi internal maupun eksternal dari lingkungan bisnis
Lingkungan Bisnis 1) Visi, misi, dan arah bisnis yang ingin dicapai Bank.
Bank;
2) Kultur organisasi, terutama apabila
penetapan tujuan stratejik mensyaratkan
perubahan struktur organisasi dan
penyesuaian proses bisnis;
3) Faktor kemampuan organisasi yang
mencakup antara lain sumber daya
manusia, infrastruktur, dan sistem
informasi manajemen; dan
4) Tingkat toleransi Risiko yaitu tingkat
kemampuan keuangan Bank menyerap
Risiko.
b. Faktor eksternal, antara lain:
1) Kondisi makroekonomi;
2) Perkembangan teknologi; dan
3) Tingkat persaingan usaha.
2. Strategi Berisiko Tingkat Risiko inheren ditimbulkan oleh pilihan
Tinggi dan Strategi strategi Bank.
A. Risiko...
EF/IS 6-Aug-22
150
150
Lampiran:
Parameter Penilaian Risiko Stratejik
- 35 -
A. Risiko Inheren*)
No. Parameter Indikator Keterangan
Berisiko Rendah a. Strategi berisiko rendah adalah strategi di mana
Bank melakukan kegiatan usaha pada pangsa
pasar dan nasabah yang telah dikenal
sebelumnya atau menyediakan produk yang
bersifat tradisional sehingga tingkat
pertumbuhan usaha cenderung stabil dan dapat
diprediksi.
b. Strategi berisiko tinggi adalah strategi di mana
Bank berencana masuk dalam area bisnis baru,
baik pangsa pasar, produk atau jasa,
atau nabasah baru.
3. Posisi Bisnis Bank Penilaian antara lain didasarkan pada: Seberapa besar tingkat keberhasilan/kegagalan Bank
a. Pasar di mana Bank melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan dapat dinilai berdasarkan posisi
usaha; Bank di pasar dan keunggulan kompetitif yang dimiliki,
b. Kompetitor dan keunggulan kompetitif; baik terhadap peer group maupun industri perbankan
c. Efisiensi dalam melaksanakan kegiatan usaha; secara keseluruhan.
d. Diversifikasi kegiatan usaha dan cakupan
wilayah operasional; dan
e. Kondisi makro ekonomi dan dampaknya pada
kondisi Bank.
4. Pencapaian Realisasi RBB dibandingkan dengan RBB. Tujuan penilaian antara lain untuk mengukur seberapa
Rencana Bisnis besar deviasi realisasi RBB dibandingkan dengan rencana
Bank (RBB) stratejik Bank.
B. Kualitas...
151
EF/IS 6-Aug-22 151
CONTOH KASUS
Lehman memiliki sejarah 150 tahun sebelum terjadi Perang Saudara. Agustus 2007, Lehman menutup pemberi pinjaman
subprime-nya, BNC Mortgage.
Tahun 2008, Lehman terus mengalami kerugian karena surat utang berisiko tinggi yang sudah merebak pada tahun
2007.Pada 10 September, Lehman melaporkan kerugian kuartal ketiga sebesar 3,9 miliar dollar AS. Mereka juga berniat
menjual saham di unit manajemen investasi. Saham mereka turun 95 persen dalam tahun ini dan menjadi saham terburuk
pada indeks 11 perusahaan sekuritas AS.
Kerugian Lehman tampaknya berasal dari terlalu banyaknya subprime dan surat utang berisiko tinggi yang beragun aset
(disekuritisasi). Belum jelas apakah Lehman menyatakan bangkrut karena tidak dapat dengan mudah menjual obligasi
berperingkat rendah atau merupakan keputusan internal perusahaan.
Kerugian besar akibat aset beragun efek yang berperingkat rendah semakin membengkak sepanjang tahun 2008. Pada
laporan keuangan kuartal kedua, Lehman melaporkan kerugian 2,8 miliar dollar AS. Selain itu, mereka harus menjual paksa
aset bernilai 6 miliar dollar AS. Harga saham Lehman terus menurun karena kerugian beruntun itu.Agustus 2008, Lehman
mengumumkan akan memecat sekitar 5 persen dari jumlah pekerjanya atau sekitar 1.500 orang. Langkah ini diambil
beberapa hari sebelum laporan keuangan kuartal ketiga diumumkan.
https://entertainment.kompas.com/read/2008/09/16/00345387/lehman.brothers.bangkrut?page=all.
EF/IS 6-Aug-22
152
152
DISCLAIMER:
Dalam hal terdapat perbedaan antara bahan yang tercantum dalam presentasi ini dengan
Peraturan OJK, mohon mengacu kepada Peraturan OJK.
EF/IS 6-Aug-22
156
156
Pemahaman Risiko Reputasi
2. Bank harus mencatat dan menatausahakan setiap kejadian yang terkait dengan Risiko
Reputasi termasuk jumlah potensi kerugian dalam suatu administrasi data. Pencatatan dan
penatausahaan data tersebut disusun dalam suatu data stastistik yang dapat digunakan
untuk memproyeksikan potensi kerugian pada suatu periode dan aktivitas tertentu Bank.
EF/IS 6-Aug-22
159
159
A. Risiko...
Parameter penilaian risiko reputasi
Lampiran:
5. Frekuensi dan a. Frekuensi keluhan nasabah. Keluhan nasabah diukur selama periode penilaian.
Materialitas Keluhan b. Materialitas keluhan nasabah.
Nasabah
EF/IS 6-Aug-22
160
160
CONTOH RISIKO REPUTASI
Kasus ini terjadi karena pembobolan
tabungan nasabah melalui fasilitas
internet banking (sistem)
Sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/22/185911826/Rekening.Bobol.Ratusan.Juta.
Nasabah.Gugat.Bank.Permata.Rp.32.2.Miliar