MODUL
VERSI 3.1
DISUSUN OLEH :
DHARMA NURSANI
ARIF RACHMAN
PUSAT PELATIHAN
SUMBER DAYA MANUSIA PENGADAAN BARANG/JASA
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
B. Deskripsi Singkat................................................................................... 1
B. Latihan .................................................................................................. 9
C. Rangkuman ........................................................................................... 9
B. Latihan ................................................................................................ 18
C. Rangkuman ......................................................................................... 18
B. Latihan ................................................................................................ 31
C. Rangkuman ......................................................................................... 31
B. Implikasi .............................................................................................. 33
A. Latar Belakang
Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasok
(MRP) atau adalah penerapan ilmu dan praktek manajemen dalam rantai
pasok, yang lazim digunakan oleh organisasi-organisasi di sektor bisnis
untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam persaingan di industrinya
masing-masing. Walaupun digunakan juga di sektor nirlaba dan sektor
pemerintah, namun rantai pasok/suplai di sektor-sektor ini khususnya, belum
dikelola secara profesional ataupun belum diatur secara formal. Berangkat
dari pengalaman pemanfaatannya di sektor bisnis, praktek MRP dapat
menjadi benchmark untuk di adopsi secara masif untuk mengelola berbagai
kegiatan di sektor pemerintah.
Peraturan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) yang
merupakan pegangan pemerintah dalam mengelola Pengadaaan
Barang/Jasa adalah bagian dari disiplin MRP. Oleh karena itu perlu dipelajari
hal-hal mengenai keterkaitan dan peran MRP dalam meningkatkan kinerja
PBJP dan pelaksanaan kegiatan pemerintah pada umumnya.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini menjelaskan tentang konsep dasar manajemen rantai pasok
serta bagaimana penerapannya dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Materi yang dibahas meliputi konsep dasar Manajemen Rantai
Pasok, keterkaitan Pengadaan Barang Jasa dengan Manajemen Rantai
Pasok, serta penerapan Manajemen Rantai Pasok dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat
untuk menjelaskan konsep manajemen rantai pasok, keterkaitan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) dengan manajemen rantai
pasok, dan penerapan manajemen rantai pasok.
A. Uraian Materi
Manajemen rantai pasok pada mulanya merupakan bagian dari
manajemen logistik militer. Salah Satu faktor yang mendukung kemenangan
dalam perang antara lain adalah pengelolaan logistik pendukung pasukan.
Selanjutnya manajemen rantai pasok ini diadopsi dan berkembang pesat di
dunia bisnis. Keunggulan dalam mengelola rantai pasok turut menentukan
daya saing (competitiveness) suatu perusahaan/organisasi.
Untuk mengerti konsep MRP harus dipahami terlebih dahulu
pengertian Supply Chain (Rantai Pasok) sebagai jaringan fisik proses bisnis
dimana MRP sebagai praktek-praktek manajemen diterapkan di dalamnya.
1. Segmen Rantai Pasok1
Supply Chain atau Rantai pasok adalah serangkaian proses bisnis
yang menghubungkan beberapa aktor untuk peningkatan nilai tambah
bahan baku/produk dan mendistribusikannya kepada konsumen. Aktor
disini dapat diartikan sebagai organisasi/sekumpulan organisasi yang
memasok bahan baku, memproduksi produk dan mengirimkan kepada
konsumen akhir.
1
Turban et. All (2005), menggunakan istilah “Komponen” untuk menjelaskan ketiga Segmen
Rantai Pasok tersebut.
a. Plan (Perencanaan)
Proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan
untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan
pengadaan, produksi, dan pengiriman. Perencanaan mencakup
proses menaksir kebutuhan distribusi, perencanaan/pengendalian
persediaan, perencanaan produksi, perencanaan material,
perencanaan kapasitas, dan melakukan penyesuaian rencana
kebutuhan (Supply Chain Plan) dengan rencana pembiayaan
(financial plan).
C. Rangkuman
Supply Chain adalah sekumpulan organisasi yang secara langsung
dihubungkan oleh satu atau lebih aliran produk, jasa, keuangan, atau
informasi dari hulu/sumber ke hilir/pelanggan. Manajemen Rantai Pasok
memiliki 3 aspek yang terdiri dari Rantai pasok Hulu (Upstream Supply
Chain), Rantai Pasok Internal (Internal Supply Chain) Rantai Pasok Hilir
(Downstream Supply Chain). Siklus Manajemen Rantai Pasok terdiri dari
Plan, Source, Make, Deliver.
D. Evaluasi
1. Urutan proses Manajemen Rantai Pasok yang tepat adalah…
A. Plan, Source, Make, Deliver
B. Plan, Make, Source, Deliver
C. Plan, Source, Make, Deliver
D. Plan, Deliver, Source, Make
80% = baik
A. Uraian Materi
Organisasi di sektor bisnis dan pemerintah memiliki tujuan yang sama
dalam mendapatkan nilai uang (Value for Money) dalam semua kegiatan
pengadaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, sektor bisnis menggunakan
praktek-praktek MRP secara intensif.
Sebagaimana diketahui, PBJP adalah kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai
oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan. Identifikasi kebutuhan mengawali
proses perencanaan pengadaan, dilanjutkan dengan tahap persiapan,
dilanjutkan pada tahap pelaksanaan pengadaan yang diakhiri dengan proses
serah terima.
Untuk menjelaskan keterkaitan antara PBJP dengan MRP perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai jenis kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah. Setelah itu, akan dibahas mengenai keterkaitannya dengan
MRP.
1. Kegiatan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP)
Organisasi Publik/Instansi Pemerintah pada dasarnya
melaksanakan tiga jenis kegiatan yaitu kegiatan rutin (operasional
berkelanjutan), kegiatan proyek, dan kegiatan tanggap darurat.
Berikut karakteristik PBJP pada masing-masing jenis kegiatan tersebut:
Siklus
Aktivitas MRP Aktivitas PBJP Catatan
MRP
Plan Menetapkan tujuan, Menetapkan tujuan, sasaran, Rencana strategis
strategi, dan rencana kerja strategi, target lima tahun, termuat dalam
multi tahun dan tahunan. program, dan rencana kinerja Renstra K/L,
tahunan. Renstra SKPD.
Menaksir kebutuhan bahan
baku, peralatan/mesin,
kualitas, kapasitas, jumlah
yang di produksi, Menyusun rencana tahunan Termuat dalam
menetapkan cara yang lebih rinci yang meliputi Renja K/L dan
mengubah input menjadi kegiatan dan target fisik dan Renja SKPD
output (produksi), cara keuangan, yang masih bersifat
pengiriman, dan menaksir indikatif.
kebutuhan distribusi Menyusun kegiatan berupa Termuat dalam
target fisik dan keuangan yang RKA K/L dan
final, yang akan diadakan RKA SKP
melalui swakelola atau
penyedia.
Menyiapkan rencana Diatur dalam
pengadaan yang meliputi Perpres tentang
proses identifikasi kebutuhan, Pengadaan
penetapan barang/jasa, cara, Barang/Jasa dan
jadwal, dan anggaran PBJP. peraturan
turunannya
Source Melakukan penelusuran - Melakukan persiapan PBJP Diatur dalam
penyedia, pemilihan melalui penyedia atau Perpres 16 Tahun
penyedia, menerima swakelola. 2018 dan
pengiriman dari penyedia, - Melaksanakan proses perubahannya,
pemeriksaan, dan pemilihan, pelaksanaan peraturan LKPP
penyelesaian pembayaran kontrak, pembayaran, dan dan no 12 tahun 2021,
dan melakukan evaluasi serah terima. Keputusan Deputi
kinerja penyedia (supplier). II no 10 tahun
2019
Make Mentransformasi bahan Melakukan proses produksi Tidak diatur
baku/ komponen menjadi barang (product), layanan dalam aturan
barang/jasa. (service), ataupun hasil kerja PBJP, namun
Bentuk transformasi dapat (result), dapat melalui dapat diatur
berupa proses: penyedia atau dilakukan dalam kontrak.
• Menghasilkan output/ sendiri (swakelola). Proses
produk. pelaksanaan dan
• Melakukan kegiatan pengendalian produksi.
produksi, penjadwalan, (termasuk kegiatan dalam
pengendalian produksi, tahap pelaksanaan kontrak)
mengelola barang
setengah jadi,
memelihara fasilitas
produksi.
• Menggunakan dan
memanfaat-kan aset
atau barang habis pakai
untuk kegiatan
administrasi dan
operasional.
Contoh:
C. Rangkuman
Pemerintah pada dasarnya melaksanakan tiga jenis kegiatan yaitu
kegiatan rutin (operasional berkelanjutan), kegiatan proyek, dan kegiatan
tanggap darurat. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan barang/jasa
untuk melakukan produksi dan melayani pengguna layanan. Adapun
karakteristik PBJP pada masing-masing jenis kegiatan tersebut yakni PBJP
dalam kegiatan rutin, PBJP dalam kegiatan proyek, dan PBJP dalam
kegiatan tanggap darurat.
Dalam kegiatan Organisasi pemerintah terdapat banyak sistem
produksi sehingga memiliki jenis rantai suplai yang sangat bervariasi, yaitu
rantai suplai pendek, rantai suplai panjang, dan rantai suplai kompleks.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
80% = baik
0-60% = kurang
A. Uraian Materi
Setelah memahami keterkaitan Manajemen Rantai Pasok (MRP)
dengan PBJP, selanjutnya kita akan melihat seperti apa penerapan MRP
dalam PBJP. MRP dapat diterapkan untuk menyiapkan rencana PBJP
secara lebih mendalam dan lebih menyeluruh pada kegiatan di Rantai Pasok
pemerintah. MRP mengajarkan bagaimana melakukan perhitungan biaya
dan penghematan, menyiapkan jadwal kegiatan yang efisien, melakukan
negosiasi, memelihara hubungan dan meningkatkan kapasitas para pelaku
usaha (supplier), melakukan transformasi pasokan atau produksi, dan
melakukan pengiriman yang aman sampai dengan proses serah terima.
Praktik-praktik dan model-model MRP ini akan sangat bermanfaat dalam
mengoptimalkan kinerja aktivitas pemerintah.
1. Penerapan Manajemen Rantai Pasok pada Tingkatan Manajerial
Organisasi Pemerintah
Agar mencapai hasil yang tepat sasaran, MRP pada
program/kegiatan di sektor pemerintah harus dilaksanakan pada
berbagai tingkatan manajerial yaitu pada level strategis, taktis dan
operasional.
a. Level Strategis
Pada level ini kinerja organisasi menjadi tanggung jawab
manajemen puncak, terutama untuk pengalokasian sumber daya
dalam rangka mencapai keseluruhan tujuan dan sasaran organisasi
secara terukur dan terencana. Rentang waktu perencanaan umumnya
berjangka panjang.
b. Level Taktis
Pada level ini manajemen madya/menengah bertanggung jawab
untuk memimpin suatu unit kerja untuk melakukan perannya dalam
melaksanakan sebagian dari rencana strategis organisasi jangka
menengah, termasuk alokasi penggunaan sumber daya secara efisien
dan efektif.
Penerapan MRP pada level taktis dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah meliputi:
1) Pemetaan paket pengadaan;
2) Manajemen kontrak;
3) Manajemen penyedia (vendor management);
4) Penyusunan skala prioritas kebutuhan, alokasi kebutuhan,
penjadwalan kegiatan, dan proses realisasi kebutuhan;
5) Optimalisasi jaringan rantai pasok, termasuk lokasi, jumlah, dan
ukuran gudang, pusat distribusi, dan fasilitas;
c. Level Operasional
Penerapan MRP pada level ini merupakan pelaksanaan tugas
tertentu yang menjadi bagian pelaksanaan rencana strategis dan
taktis. Proses ini menggambarkan cara-cara jangka pendek untuk
mencapai tujuan dan sasaran, dan menjelaskan bagaimana, dengan
cara apa, dan seperti apa, kegiatan tersebut akan dilaksanakan
selama periode operasional yang diberikan, dalam hal:
1) Aktivitas seleksi penyedia;
2) Penerimaan permintaan untuk proses Pengadaan Barang/Jasa;
3) Proses serah terima barang/jasa;
4) Penanganan persediaan/stok dan pergudangan;
5) Penanganan transportasi dan distribusi;
6) Proses inspeksi/pemeriksaan berkala;
7) Proses penagihan dan pembayaran.
a. Perencanaan
Salah satu proses penting dari siklus MRP adalah
perencanaan, dimana kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
menjadi tujuan utama dari organisasi. Bilamana kepuasan
pelanggan menjadi tujuan perencanaan PBJP, maka proses
perencanaan akan menghasilkan sebuah rencana dan jadwal
pelaksanaan kegiatan yang lebih komprehensif, yang tepat
kuantitas, kualitas, biaya, waktu dan tingkat layanan.
Untuk mencapai kinerja tersebut, ada beberapa model
perencanaan produk dan keuangan yang akurat yang biasa
digunakan dalam MRP, antara lain metode regresi, rata-rata
bergerak, model dinamis. Model dan aplikasi-aplikasi ini banyak
dijual dipasar dan dapat diterapkan dalam perencanaan PBJP.
C. Rangkuman
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
A. Kesimpulan
Manajemen Rantai Pasok adalah praktek atau disiplin/ilmu manajemen
yang lazim digunakan oleh industri manufaktur di sektor bisnis (sektor
swasta/korporasi) untuk mengelola proses bisnis termasuk sistem
produksinya. Dalam Manajemen Rantai Pasok terdapat ruang lingkup yakni:
1. Konsep Dasar Manajemen Rantai Pasok
2. Keterkaitan Pengadaan Barang/Jasa dengan Manajemen Rantai Pasok
3. Penerapan Manajemen Rantai Pasok dalam Pengadaan Barang/Jasa.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat
menjelaskan atau menerapkan pengetahuan tentang manajemen rantai
pasok di instansi masing-masing. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan
dan lebih memahami tentang manajemen rantai pasok, maka setelah
mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat memperdalam
pemahaman materi dengan membaca referensi yang terdapat dalam daftar
Pustaka maupun literatur lainnya.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
Manajemen Rantai Pasok, maka setelah mempelajari modul ini peserta
pelatihan diharapkan dapat memperdalam pemahaman materi dengan
membaca referensi yang terdapat dalam daftar Pustaka maupun literatur
lainnya.
1. A
2. A
3. C
4. A
5. B
1. A
2. D
3. C
BAB IV PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK DALAM PENGADAAN
BARANG/JASA
1. D
2. B
3. D
Felea, Mihai and Albăstroiu, Irina .2013. “Defining The Concept Of Supply Chain
Management And Its Relevance To Romanian Academics And
Practitioners”, Academy of Economic Studies. Vol. XV. No. 33. February
2013. Bucharest.Romania.
MODUL
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
VERSI 3.1
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD FIRDAUS
TRI SUSANTO
PUSAT PELATIHAN
SUMBER DAYA MANUSIA PENGADAAN BARANG/JASA
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
2023
DAFTAR ISI
B. Deskripsi Singkat........................................................................................ 1
B. Latihan ..................................................................................................... 32
C. Rangkuman .............................................................................................. 32
D. Evaluasi .................................................................................................... 33
B. Latihan ..................................................................................................... 51
C. Rangkuman .............................................................................................. 51
D. Evaluasi .................................................................................................... 51
B. Latihan ..................................................................................................... 67
C. Rangkuman .............................................................................................. 67
D. Evaluasi .................................................................................................... 68
B. Implikasi ................................................................................................... 71
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat menjelaskan
gambaran umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan Definisi Pengadaan Barang/Jasa;
b. Menjelaskan Ruang Lingkup Pengadaan Barang/Jasa;
c. Menjelaskan Tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
d. Menjelaskan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa;
e. Menjelaskan Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
f. Menjelaskan Etika Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
g. Menjelaskan Aspek Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
h. Menjelaskan Pelaku Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
i. Menjelaskan Peran Usaha Kecil, Penggunaan Produk Dalam Negeri,
dan Pengadaan Berkelanjutan;
j. Menjelaskan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik;
k. Menjelaskan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
l. Menjelaskan Pengawasan, Pengaduan, Sanksi, dan Pelayanan
Hukum dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok dalam modul ini meliputi:
1. Ketentuan Umum Pengadaan Barang/Jasa
a) Definisi dan Ruang Lingkup Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b) Tujuan dan Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
c) Prinsip dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
d) Etika dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
A. Uraian Materi
Penyedia mengirim
Barang/jasa yang diterima pada
5 Lokasi barang/jasa sesuai lokasi
lokasi yang membutuhkan
ditentukan dalam kontrak
b. Efektif
Efektif berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan
kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya.
d. Terbuka
Terbuka berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua
Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.
e. Bersaing
Bersaing berarti Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantaranya sebanyak mungkin Penyedia
Barang/Jasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat
diperoleh Barang/Jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak
ada intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar
dalam Pengadaan Barang/Jasa.
f. Adil
Adil berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional.
g. Akuntabel
Akuntabel berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Persiapan Pengadaan
Persiapan Pengadaan dapat dilaksanakan setelah RKA-K/L
disetujui oleh DPR atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh
DPRD. Untuk Pengadaan Barang/Jasa yang kontraknya harus
ditandatangani pada awal tahun, persiapan pengadaan dan/atau
pemilihan Penyedia dapat dilaksanakan setelah penetapan pagu
anggaran K/L atau persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.
4) Pelaksanaan Kontrak
Perikatan administrasi kontrak dapat dilakukan melalui E-kontrak.
6) Pengelolaan Penyedia
Pengelolaan penyedia merupakan aktivitas yang dapat dilakukan
secara terus menerus terhadap penyedia atau dilakukan secara
berkala dengan memanfaatkan Sistem Informasi Kinerja Penyedia
(SIKaP) atau yang biasa juga disebut Vendor Management System
(VMS) merupakan sebuah subsistem dari Sistem Pengadaan
Barang/Jasa secara Elektronik yang digunakan untuk mengelola
data/informasi mengenai riwayat kinerja dan/atau data kualifikasi
penyedia barang/jasa yang dikembangkan oleh LKPP.
1) Katalog Elektronik
Pengadaan melalui Katalog secara elektronik akan lebih
meningkatkan transparansi dan mempersingkat waktu pemrosesan
siklus pengadaan dengan menyediakan daftar barang/jasa.
Katalog Elektronik sendiri, terdiri atas:
2) Toko Daring
PMSE (Perdagangan Melalui Sistem Elektronik) yang mana
merupakan perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui
perangkat dan prosedur elektronik, sedangkan Pelaku Usaha
PMSE yang disebut PPMSE, adalah setiap orang perseorangan
a) Pembelian Langsung;
b) Negosiasi Harga;
c) Permintaan Penawaran; dan/atau
d) Metode lainnya sesuai dengan proses bisnis yang terdapat
pada PPMSE.
3) Pemilihan Penyedia
Pemilihan Penyedia secara elektronik merupakan tata cara
pemilihan penyedia yang dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan sesuai dengan metode
pemilihan. Pemilihan Penyedia secara elektronik dilakukan untuk
pengadaan langsung, penunjukan langsung, tender, tender cepat
dan seleksi secara elektronik.
C. Rangkuman
D. Evaluasi
80% = baik
0-60% = kurang
A. Uraian Materi
1) Pengelola PBJ
2) Personel lainnya
2) Probity Advisor;
8) Menetapkan PPK;
5) menetapkan HPS;
9) mengendalikan kontrak;
1) PPK Tipe A
3) PPK Tipe C
d. Pejabat Pengadaan
f. Agen Pengadaan
h. Penyedia
C. Rangkuman
D. Evaluasi
A. Pengelola PBJ
A. PA
B. PPK
C. Kepala Daerah
D. Pokja Pemilihan
A. Kepala Daerah
B. PPK
C. Pokja Pemilihan
D. PA
B. Pengelola PBJ
C. Pemberi Keterangan Ahli (PKA)
D. Mediator pada Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak
E. Anggota Dewan Sengketa Konstruksi
A. membantu PA/KPA
B. sebagai PPK
C. sebagai Pejabat Pengadaan
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi Bab III yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok Bab III
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
80% = baik
0-60% = kurang
A. Uraian Materi
3) Pencapaian TKDN;
6) Pengadaan berkelanjutan.
c. Sanksi
1) peserta pemilihan;
2) pemenang pemilihan;
5) Penyelenggara Swakelola.
5) Sanksi denda;
d. Penyelesaian Sengketa
e. Pelayanan Hukum
B. Latihan
C. Rangkuman
D. Evaluasi
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
80% = baik
0-60% = kurang
A. Simpulan
B. Implikasi
1. D
2. C
3. C
4. B
5. D
6. D
7. C
8. B
9. C
1. A
2. A
3. B
4. A
5. D
1. D
2. D
3. C
4. A
MODUL
MELAKUKAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH LEVEL 1
VERSI 3.1
DISUSUN OLEH:
WILDAN MASSANI
KETSIA APRILIANNY LAYA
PUSAT PELATIHAN
SUMBER DAYA MANUSIA PENGADAAN BARANG/JASA
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
2023
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pengadaan adalah melalui
peningkatan kualitas perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Perencanaan Barang/Jasa yang tepat menjadi peranan penting atas
berhasil atau tidaknya mencapai tujuan pengadaan barang/jasa tersebut.
Dengan mempelajari modul ini diharapkan dapat membantu memberikan
pemahaman yang komprehensif para pelaku perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah khususnya para peserta dalam menyusun
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sehingga perencanaan
pengadaan barang/jasa lebih tepat dan sesuai dengan prinsip efisien,
efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini menjelaskan tentang pelaksanaan proses perencanaan
Pengadaan Barang/Jasa. Materi yang dibahas meliputi Identifikasi/Reviu
Kebutuhan dan Penetapan Jenis Barang/Jasa, Penyusunan Spesifikasi
Teknis dan Kerangka Acuan Kerja (KAK), Penyusunan Perkiraan Harga
untuk setiap tahapan Pengadaan, Perumusan Strategi Pengadaan,
Pemaketan, dan Cara Pengadaan, Perumusan Organisasi, risiko dalam
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta bagaimana
mengidentifikasi dan mengumpulkan bahan dan/atau data dan/atau
informasi yang dibutuhkan untuk melakukan perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari Modul ini, peserta pelatihan diharapkan
dapat menjelaskan tentang Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Level 1.
A. Uraian Materi
1. Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah meliputi
kegiatan identifikasi Pengadaan Barang/Jasa, penetapan jenis
barang/jasa, cara pengadaan, pemaketan dan konsolidasi, waktu
pemanfaatan Barang/Jasa dan anggaran pengadaan. Perencanaan
Pengadaan terdiri atas Perencanaan Pengadaan melalui Swakelola;
dan/atau Perencanaan Pengadaan melalui Penyedia. Hasil
perencanaan pengadaan dimuat dalam Rencana Umum Pengadaan.
Perencanaan Pengadaan menjadi masukan dalam menyusun Rencana
Kerja Anggaran K/L dan Rencana Kerja Anggaran Pemerintahan
Daerah. Ruang lingkup perencanaan pengadaan dijelaskan pada
Gambar 2.1.
1
Detail terkait Pengadaan Berkelanjutan dapat diperoleh dengan mengikuti Pelatihan dan/atau
membaca Modul terkait Pengadaan Berkelanjutan
2
Informasi lebih detail terkait TKDN dapat diperoleh dengan mengikuti Pelatihan dan/atau membaca
Modul Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
C. Rangkuman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah meliputi kegiatan
identifikasi Pengadaan Barang/Jasa, penetapan jenis barang/jasa, cara
pengadaan, pemaketan dan konsolidasi, waktu pemanfaatan Barang/Jasa
dan anggaran pengadaan. Perencanaan Pengadaan terdiri atas
Perencanaan Pengadaan melalui Swakelola; dan/atau Perencanaan
Pengadaan melalui Penyedia. Hasil perencanaan pengadaan dimuat dalam
Rencana Umum Pengadaan. Perencanaan Pengadaan menjadi masukan
dalam menyusun Rencana Kerja Anggaran K/L dan Rencana Kerja
Anggaran Pemerintahan Daerah.
Identifikasi kebutuhan adalah kegiatan menentukan kebutuhan
barang/jasa yang bertujuan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja
organisasi. Identifikasi kebutuhan barang/jasa dilakukan dengan
memperhatikan prinsip efisien dan efektif, pengadaan berkelanjutan,
prioritas kebutuhan, Barang/jasa pada katalog elektronik, konsolidasi, dan
barang/jasa yang tersedia/dimiliki/dikuasai.
D. Evaluasi
1. Waktu penyusunan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa yang
menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), yaitu:
A. Bersamaan dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang dan
Nota Keuangan tentang APBD dan DPRD
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = 𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
x 100%
A. Uraian Materi
Setelah diperoleh data dan informasi terkait barang/jasa yang
dibutuhkan dari proses identifikasi kebutuhan dan penetapan barang/jasa
selanjutnya dapat dilakukan penyusunan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan
Kerja (KAK). Spesifikasi Teknis merupakan karakteristik/rincian yang
melekat pada Barang/Jasa, sedangkan KAK merupakan dokumen yang
menjelaskan spesifikasi secara lebih komprehensif khususnya untuk Jasa
Konsultansi.
1. Spesifikasi Teknis Barang/Jasa
Spesifikasi teknis digunakan untuk pengadaan barang, Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Lainnya. Fungsi spesifikasi antara lain memberikan
informasi kepada peserta pemilihan untuk menawarkan/menyediakan
produk yang dibutuhkan user sebagaimana dijelaskan pada Gambar 3.1.
Memberikan
informasi kepada
Media Komunikasi
penyedia tentang
kebutuhan pembeli
Spesifikasi
Spesifikasi yang
ditawarkan penyedia
Perbandingan menyediakan atribut
produk yang
ditawarkan
Merek
Fungsi
dan Standarisasi
Kinerja
Spesifikasi
Mutu
Komposisi Sampel
Spesifikasi
Teknis
c. Spesifikasi Waktu
d. Spesifikasi Pelayanan
C. Rangkuman
Spesifikasi teknis digunakan untuk pengadaan barang, Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Lainnya. Fungsi spesifikasi antara lain memberikan
informasi kepada peserta pemilihan untuk menawarkan/menyediakan
produk yang dibutuhkan user. Komponen minimal yang harus terdapat pada
spesifikasi teknis antara lain spesifikasi mutu/kualitas, spesifikasi jumlah,
spesifikasi waktu dan spesifikasi layanan.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah dokumen perencanaan kegiatan
yang berisi penjelasan/keterangan mengenai apa, mengapa, siapa, kapan,
di mana, bagaimana, dan berapa perkiraan biayanya pada pengadaan jasa
konsultansi. KAK merupakan gambaran umum dan penjelasan mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai.
D. Evaluasi
1. Salah satu fungsi dari penyusunan spesifikasi teknis yaitu….
A. menjadi dasar untuk melakukan identifikasi kebutuhan
B. memberikan informasi kepada penyedia tentang kebutuhan
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
A. Uraian Materi
Penyusunan perkiraan harga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
terdiri dari penyusunan Rencana Anggaran Biaya/RAB dan penyusunan
perkiraan harga sendiri/HPS. Penyusunan RAB yang sesuai spesifikasi
teknis/KAK Pengadaan Barang/Jasa merupakan salah satu kegiatan dalam
penyusunan RKA. Pada tahapan perencanaan pengadaan, PPK
melakukan reviu terhadap ketersediaan anggaran, termasuk biaya
pendukung pada RKA K/L atau RKA PD. Pada tahapan persiapan
pengadaan dilakukan penyusunan dan penetapan HPS berdasarkan RAB,
sebagaimana dijelaskan pada Gambar 4.1.
d. Penyusunan RAB
Harga Satuan
No Jenis Barang Volume Jumlah (Rp.)
(Rp.)
1 Meja tamu 2 Unit 1.000.000 2.000.000
2 Kursi tamu 8 Unit 500.000 4.000.000
3 Lampu Hias 1 Unit 1.500.000 1.500.000
4 Rak Buku 1 Unit 3.000.000 3.000.000
Total 10.500.000
*total RAB telah memperhitungkan biaya pengiriman, keuntungan, overhead, dan
kewajiban perpajakan
3
Besaran tarif PPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di
bawah ini:
1. Jelaskan tahapan penyusunan RAB Pengadaan Barang/Jasa!
2. Sebutkan sumber data/informasi yang dapat digunakan untuk
menyusun HPS!
D. Evaluasi
1. Tahapan Penyusunan RAB Pengadaan Barang/Jasa adalah sebagai
berikut:
A. Pengumpulan Data dan Informasi, Identifikasi Komponen
Pekerjaan, Penentuan komponen biaya dan/atau harga satuan dan
penyusunan Rincian RAB
A. Uraian Materi
Strategi Pengadaan adalah usaha terbaik yang dilakukan untuk
mencapai tujuan pengadaan dalam mendapatkan barang/jasa yang tepat
kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, tepat sumber, dan tepat harga
berdasarkan prinsip dan etika pengadaan. Strategi pengadaan yang
ditetapkan diwujudkan dalam bentuk pemaketan dan cara Pengadaan
Barang/Jasa.
1. Perumusan Strategi Pengadaan
Untuk menerapkan strategi yang tepat dalam pengadaan
barang/jasa, setiap K/L/PD harus mengetahui dengan tepat jenis
kebutuhan barang/jasa dan besaran anggaran belanja yang
dibutuhkan. Strategi pengadaan dikelompokan ke dalam beberapa
kategori diantaranya:
a. Strategi berdasarkan tujuan dan kebijakan pengadaan
b. Strategi berdasarkan proses pada tahap perencanaan
pengadaan.
c. Strategi berdasarkan kategori barang/jasa sesuai perspektif
pemilik (Supply Positioning Model: routine, leverage, bottleneck,
dan critical).
Pada modul ini hanya membahas strategi pengadaan pada huruf
(a) dan (b), sedangkan huruf (c) akan dibahas pada pembelajaran
level 3.
a. Strategi Berdasarkan Tujuan dan Kebijakan PBJP
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di
bawah ini:
1. Jelaskan perumusan strategi Pengadaan Barang/Jasa yang Anda
ketahui!
2. Hal apa saja yang harus diperhatikan pada saat pemaketan
pengadaan barang/jasa?
C. Rangkuman
Strategi Pengadaan adalah usaha terbaik yang dilakukan untuk
mencapai tujuan pengadaan dalam mendapatkan barang/jasa yang tepat
kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, tepat sumber, dan tepat harga
berdasarkan prinsip dan etika pengadaan. Perumusan strategi dilakukan
berdasarkan beberapa kategori yaitu strategi berdasarkan tujuan dan
kebijakan pengadaan; strategi berdasarkan proses pada tahap
perencanaan pengadaan dan strategi berdasarkan kategori barang/jasa
sesuai perspektif pemilik (Supply Positioning Model).
A. Uraian Materi
1. Perumusan Organisasi Pengadaan
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi pengadaan antara
lain adanya dua orang atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
dan adanya kehendak untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan
tersebut. Perancangan struktur organisasi sebaiknya dibuat dalam
rangka eksekusi proses-proses yang paling efisien dan efektif serta
terciptanya kolaborasi antar bagian. Struktur organisasi sebaiknya
dapat menyeimbangkan pentingnya jalur komando yang jelas dengan
tetap mempertimbangkan pentingnya fleksibilitas dan kreativitas.
Agar fungsi pengadaan di sebuah organisasi berkontribusi
terhadap tujuan dan strategi organisasi, maka pengadaannya harus
diselenggarakan oleh unit kerja tersendiri untuk menyelenggarakan
dukungan pengadaan pada K/L/PD. Untuk itulah K/L/PD membentuk
organisasi pengadaan yaitu Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa.
2. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (UKPBJ)
Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disingkat
UKPBJ adalah unit kerja di K/L/PD yang menjadi Pusat Keunggulan
Pengadaan Barang/Jasa. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
membentuk UKPBJ yang berbentuk struktural dengan nomenklatur
berdasarkan kebutuhan dan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undang.
UKPBJ sebagai unit kerja struktural dipimpin oleh kepala dengan
4 (empat) perangkat organisasi UKPBJ, yaitu:
a. Bidang yang melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan
pengadaan barang/jasa;
b. Bidang yang melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan layanan
pengadaan secara elektronik;
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di
bawah ini:
D. Evaluasi
1. Pembentukan UKPBJ Kota XYZ secara struktural dengan nomenklatur
berdasarkan kebutuhan dan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh….
A. Pejabat Pembuat Komitmen
B. Kuasa Pengguna Anggaran
C. Pengguna Anggaran
D. Kepala Daerah
2. Bidang pada UKPBJ yang melaksanakan fungsi pengelolaan sistem
informasi pengadaan barang/jasa beserta infrastrukturnya yaitu….
A. pengelolaan pengadaan barang/jasa
B. pembinaan sumber daya manusia dan kelembagaan pengadaan
barang/jasa
C. pendampingan, konsultasi dan bimbingan teknis pengadaan
barang/jasa
D. pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
A. Uraian Materi
Pengertian risiko menurut ISO 31000 adalah “pengaruh
ketidakpastian pada tujuan. Ketidakpastian meliputi peristiwa (yang
mungkin atau tidak terjadi) dan ketidakpastian yang disebabkan oleh
kurangnya informasi atau ketidakjelasan”. Jadi risiko adalah kemungkinan
terjadinya suatu peristiwa yang dapat membawa dampak yang tidak
diinginkan terhadap tujuan, strategi, sasaran, dan/atau target.
Risiko pada pengadaan barang/jasa dapat terjadi pada setiap
tahapan yaitu perencanaan, persiapan dan pelaksanaan. Pengadaan
barang/jasa memiliki risiko yang berbeda baik secara internal, eksternal,
politik, strategis, ataupun operasional. Wujud risiko bisa berbagai macam
antara lain: kerugian material atau finansial; tanggung jawab hukum;
kegagalan pengadaan, kegagalan operasi.
Risiko yang terjadi pada semua tahapan pengadaan tidak dapat
diabaikan, bahkan harus dikelola agar pengadaan tersebut sesuai dengan
tujuan yang sudah ditetapkan. Memilih strategi penanganan risiko, antara
lain meliputi:
a. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko (prevention/abate), yaitu
penanganan terhadap penyebab risiko agar peluang terjadinya risiko
semakin kecil.
b. Menurunkan dampak terjadinya risiko (mitigate), yaitu penanganan
terhadap dampak risiko apabila risiko terjadi agar dampaknya semakin
kecil.
c. Mengalihkan risiko (share), yaitu penangan risiko dengan
memindahkan sebagian atau seluruh risiko ke pihak lain.
d. Menghindari risiko (avoid), yaitu penanganan risiko dengan
mengubah/menghilangkan sasaran dan/atau kegiatan untuk
menghilangkan risiko tersebut.
C. Rangkuman
Pengertian risiko menurut ISO 31000 adalah “pengaruh
ketidakpastian pada tujuan. Ketidakpastian meliputi peristiwa (yang
mungkin atau tidak terjadi) dan ketidakpastian yang disebabkan oleh
kurangnya informasi atau ketidakjelasan”. Risiko pada pengadaan
barang/jasa dapat terjadi pada setiap tahapan yaitu perencanaan,
persiapan dan pelaksanaan. Risiko tersebut tidak dapat diabaikan, bahkan
harus dikelola agar pengadaan sesuai dengan tujuan yang sudah
ditetapkan. Manfaat pengelolaan risiko untuk organisasi, di antaranya:
a. Memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip pengadaan
barang/jasa selama proses pengadaan;
b. Mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian/ekonomi biaya tinggi;
c. Meningkatkan kemungkinan pemenuhan kebutuhan yang tepat waktu;
d. Memberikan perlindungan yang lebih baik bagi aset dan sumber daya
manusia;
e. Mengurangi kemungkinan terjadinya tuntutan hukum.
Risiko pada perencanaan pengadaan dapat terjadi pada tahapan:
identifikasi kebutuhan; penetapan jenis barang/jasa; penetapan cara
pengadaan; penyusunan spesifikasi teknis atau penyusunan RAB/HPS.
D. Evaluasi
1. Mengidentifikasi pelaksana pekerjaan sesuai dengan karakteristik
barang/jasa merupakan upaya penanganan risiko pada tahapan….
A. penetapan jenis barang/jasa
B. penetapan cara pengadaan
C. penyusunan spesifikasi teknis
A. Uraian Materi
1. Data dan Informasi
Data dan informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses perencanaan pengadaan. Sering ditemukan bahwa istilah data
dan informasi digunakan secara tidak tepat atau sering tertukar
penggunaannya padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Oleh
karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan antara kedua istilah
tersebut. Perbedaan definisi data dan informasi dijelaskan oleh gambar
berikut.
C. Rangkuman
Data merupakan catatan atas kumpulan fakta tentang orang, tempat,
kejadian dan sesuatu yang penting dalam sebuah organisasi. Data-data
yang terkumpul kemudian diolah menjadi informasi. Sehingga informasi
merupakan data/fakta yang telah ditata dan diolah dengan cara tertentu
sehingga mempunyai arti bagi pembaca. Karakteristik yang membuat
informasi berguna yaitu relevant (relevan), reliable (dapat dipercaya),
complete (lengkap), timely (tepat waktu), understandable (dapat
dimengerti), verifiable (dapat dibuktikan) dan accessible (dapat diakses).
Setiap tahapan dalam perencanaan pengadaan membutuhkan
data/informasi baik bersumber dari internal maupun eksternal.
D. Evaluasi
1. Fakta yang dikumpulkan, dicatat, disimpan dan diolah dengan cara
tertentu sehingga mempunyai arti untuk pembaca merupakan definisi
dari:
A. Data dan informasi
B. Data
C. Informasi
D. Data atau informasi
2. Skenario:
PPK di Instansi Saudara sedang menyusun dokumen perencanaan
pengadaan dan membutuhkan data/informasi yang akan digunakan
sebagai referensi dalam menetapkan jenis barang/jasa.
A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa dan Peraturan LKPP Nomor 11 tentang Pedoman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa telah mengatur bagaimana
melakukan perencanaan Pengadaan Barang/jasa.
Modul ini merupakan modul yang menyajikan tahapan perencanaan
pengadaan barang/jasa mulai dari peningkatan kualitas perencanaan yaitu
penyusunan kebutuhan pengadaan barang/jasa pada K/L/PD dan
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi identifikasi PBJ,
penetapan jenis barang/jasa, cara pengadaan, pemaketan dan konsolidasi,
waktu pemanfaatan PBJ, dan anggaran pengadaan sampai perencanaan
di tetapkan dan muat pada RUP. Pada modul ini juga disampaikan Sumber
Daya Manusia dan kelembagaan serta risiko pada perencanaan
pengadaan barang/jasa.
Penjelasan proses perencanaan Pengadaan barang/jasa, organisasi
pengadaan dan risiko pada perencanaan diharapkan menjadi acuan untuk
pelaksanaan pengadaan barang/jasa khususnya dalam penyusunan
perencanaan dan mengurangi risiko gagalnya pengadaan barang/jasa.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat
menjelaskan atau menerapkan pengetahuan tentang perencanaan
Pengadaan Barang/jasa dan risiko pada perencanaan barang/jasa di
instansi masing-masing. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih
memahami tentang Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
maka setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat
memperdalam pemahaman materi dengan membaca referensi yang
terdapat dalam daftar Pustaka maupun literatur lainnya.
MODUL
DISUSUN OLEH:
YOSI FEBRIANI
A. Latar Belakang
Pemilihan penyedia dimulai setelah persiapan pemilihan oleh
Kelompok Kerja (Pokja Pemilihan)/Pejabat Pengadaan selesai. Persiapan
pemilihan Penyedia dilaksanakan setelah Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan menerima permintaan pemilihan Penyedia dari Pejabat
Pembuatan Komitmen (PPK) yang dilampiri Dokumen Persiapan Pengadaan
Barang/Jasa. Pelaksanaan persiapan pemilihan Penyedia dijelaskan dalam
bagan alur sebagai berikut:
B. Deskripsi Singkat
Modul ini menjelaskan tentang proses pemilihan penyedia barang/jasa
pemerintah. Materi yang dibahas meliputi reviu terhadap Dokumen
Persiapan, tahapan pemilihan penyedia, penyusunan daftar penyedia,
negosiasi dalam Pengadaan Barang/Jasa pemerintah, risiko dalam
pemilihan penyedia dan bagaimana melaakukan identifikasi
bahan/data/informasi yang dibutuhkan untuk melakukan Reviu terhadap
Dokumen Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Penyusunan dan
Penjelasan Dokumen Pemilihan, Penilaian Kualifikasi, Evaluasi Penawaran,
Pengelolaan Sanggah, Penyusunan Daftar Penyedia, atau Negosiasi dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan dapat
menjelaskan:
a. Reviu terhadap Dokumen Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah,
b. Penyusunan dan Penjelasan Dokumen Pemilihan, Penilaian
Kualifikasi, Evaluasi Penawaran dan Pengelolaan Sanggah,
c. Penyusunan Daftar Penyedia Barang/Jasa Pemerintah
d. Negosiasi dalam Pengadaan Barang/Jasa pemerintah
e. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan persyaratan khusus
dan/atau spesifik,
f. Resiko pemilihan penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
g. Mengidentifikasi dan melakukan pengumpulan bahan/data/informasi
yang dibutuhkan untuk melakukan Reviu terhadap Dokumen
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Penyusunan dan
Penjelasan Dokumen Pemilihan, Penilaian Kualifikasi, Evaluasi
Penawaran, Pengelolaan Sanggah, Penyusunan Daftar Penyedia,
atau Negosiasi dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
3. Penilaian Kualifikasi
Aspek Kualifikasi Administrasi/Legalitas dan Teknis Penyedia
Barang/Jasa Badan Usaha.
4. Evaluasi Penawaran
a. Evaluasi Penawaran pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
b. Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa Pemerintah.
5. Pengelolaan Sanggah
a. Ketentuan tentang Sanggah;
b. Ketentuan tentang Sanggah Banding.
6. Penyusunan Daftar Penyedia Barang/Jasa Pemerintah
7. Negosiasi dalam Pengadaan Barang/Jasa pemerintah
a. Ruang Lingkup Negosiasi dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
b. Tujuan Negosiasi dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
c. Para Pihak dalam Negosiasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pemerintah.
8. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan persyaratan khusus
dan/atau spesifik dan pengadaan khusus
a. Pengadaan Khusus;
b. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan persyaratan spesifik.
9. Resiko pemilihan penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
A. Uraian Materi
Setelah penetapan dan penayangan Rencana Umum Pengadaan
(RUP), dilanjutkan dengan tahapan persiapan pengadaan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan persiapan pemilihan oleh Kelompok Kerja
Pemilihan (Pokja Pemilihan)/Pejabat Pengadaan (PP) setelah mendapatkan
penugasan dari Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ).
PPK menyusun dan menetapkan dokumen persiapan Pengadaan yang
terdiri dari spesifikasi teknis/KAK, HPS, dan rancangan kontrak. Dokumen
persiapan pengadaan disampaikan PPK kepada Kepala UKPBJ dan
selanjutnya dilakukan reviu oleh Pokja Pemilihan/PP. Reviu dokumen
persiapan pemilihan dapat didefinisikan sebagai aktivitas menelaah
dokumen persiapan Pengadaan Barang/Jasa dengan tujuan untuk
memastikan bahwa dokumen persiapan Pengadaan Barang/Jasa sesuai
dengan ketentuan dan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa.
PPK menyampaikan dokumen persiapan pengadaan dan permintaan
pemilihan Penyedia kepada Kepala UKPBJ, dengan melampirkan:
1. Surat Keputusan Penetapan sebagai PPK;
2. Dokumen Anggaran Belanja (RKA-KL/RKA-PD yang telah ditetapkan)
atau Surat Persetujuan PA untuk persiapan pengadaan dan proses
pemilihan mendahului persetujuan RKA K/L oleh DPR atau RKA
Perangkat Daerah oleh DPRD;
3. ID paket RUP; dan
4. rencana waktu penggunaan barang/jasa.
Dalam melakukan reviu dokumen persiapan pengadaan barang/jasa
pemerintah, Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan perlu memahami hal-hal
sebagai berikut:
C. Rangkuman
Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia
merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan pada tahapan Persiapan
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Dalam melaksanakan reviu dokumen
persiapan pengadaan barang/jasa perlu memperhatikan spesifikasi Teknis
atau Kerangka Acuan Kerja (KAK); Harga Perkiraan Sendiri (HPS),
Rancangan Kontrak, Dokumen Anggaran Belanja (DIPA/DPA atau RKA-
KL/RKA PD yang telah ditetapkan), Identitas paket yang tercantum dalam
RUP (ID paket RUP), Waktu penggunaan barang/jasa, Analisis pasar, Uraian
pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan risiko pekerjaan terkait
keselamatan.
Dalam hal berdasarkan hasil reviu terhadap dokumen persiapan
pengadaan terdapat hal-hal yang perlu dirubah, maka Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan mengusulkan kepada PPK untuk melakukan
perubahan dan jika ditolak maka ketidaksepakatan ini disampaikan kepada
PA/KPA untuk diputuskan.
D. Evaluasi
1. Hasil Analisis pasar yang dilakukan oleh Pokja Pemilihan digunakan
untuk menentukan…
A. Rancangan Kontrak
B. Jenis Pengadaan
C. Jenis Kontrak
80% = baik
0-60% = kurang
A. Uraian Materi
Dalam penyusunan dokumen pemilihan penyedia dan pemberian
penjelasan, Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan perlu memahami:
1. Tujuan, Tahapan dan Ruang Lingkup Dokumen Pemilihan Penyedia
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan menyusun Dokumen
Pemilihan setelah melakukan Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan.
Dokumen pemilihan memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati
oleh para pihak dalam pemilihan Penyedia. Tujuan penyusunan
dokumen pemilihan adalah:
a. Memberikan informasi yang lengkap tentang tata cara pelaksanaan
proses pemilihan penyedia barang/jasa;
b. Memberikan informasi yang lengkap tentang ketentuan-ketentuan
pelaksanaan pekerjaan; dan
c. Menyediakan acuan bagi peserta pemilihan penyedia barang/jasa
untuk menyusun penawaran.
Identifikasi
Karakteristik • Spesifikasi Teknis/KAK
Pekerjaan dan Jenis • HPS
Kontrak
• Rancangan Kontrak
• Dokumen Perencanaan
• Dokumen Anggaran
Penetapan Sistem
Pemilihan
• Metode Pemilihan
• Metode Kualifikasi
• Metode Evaluasi
• Metode Penyampaian Penawaran
Identifikasi Model
Dokumen Pemilihan
Penyusunan
Dokumen Pemilihan
Penetapan
Dokumen Pemilihan
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta menjelaskan hal-hal di bawah
ini:
1. Jelaskan tujuan penyusunan dokumen pemilihan!
2. Jelaskan ketentuan penetapan metode pemilihan pada pengadaan jasa
konsultansi!
3. Jelaskan ketentuan penetapan metode kualifikasi dalam Pengadaan
Barang/Jasa pemerintah!
4. Jelaskan ketentuan penetapan metode penyampaian penawaran dalam
pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah!
5. Jelaskan ketentuan dalam pemberian penjelasan dokumen pemilihan!
C. Rangkuman
Definisi dokumen pemilihan dalam Pengadaan Barang/Jasa adalah
dokumen yang ditetapkan oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam
pemilihan Penyedia.
80% = baik
0-60% = kurang
A. Uraian Materi
Kualifikasi diartikan dengan kemampuan yang dimiliki penyedia untuk
melakukan suatu pekerjaan. Penilaian kualifikasi dilakukan terhadap
persyaratan-persyaratan dan sesuai dengan Tata Cara Evaluasi Kualifikasi
yang telah ditetapkan dalam dokumen kualifikasi. Persyaratan kualifikasi dan
kualifikasi gagal meliputi:
1. Aspek Kualifikasi Administrasi/Legalitas dan Teknis Penyedia
Barang/Jasa Badan Usaha
a. Aspek Kualifikasi Administrasi/Legalitas Badan Usaha
1) Izin usaha yaitu penyedia barang/jasa memiliki izin usaha yang
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Misalnya:
Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), dan Nomor Induk
Berusaha (NIB);
2) Perpajakan yaitu mempunyai status valid keterangan Wajib
Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak;
3) Kualifikasi dan Klasifikasi Usaha, yaitu:
a) Kualifikasi usaha.
adalah kategori usaha yang dilihat dari pendapatan tahunan
badan usaha. Kategori tersebut dibedakan menjadi Kecil
atau NonKecil. Sedangkan untuk Pekerjaan Konstruksi dan
Jasa Konsultansi Konstruksi dibedakan menjadi Kecil,
Menengah, dan Besar;
b) Klasifikasi usaha.
adalah kategori usaha yang dilihat dari jenis komoditas yang
diperdagangkan oleh badan usaha. Sebagai acuan dapat
merujuk pada buku Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta menjelaskan hal-hal di bawah
ini:
1. Jelaskan persyaratan penilaian kualifikasi pada aspek Kualifikasi
Administrasi/Legalitas Penyedia Barang/Jasa Badan Usaha!
2. Jelaskan persyaratan penilaian kualifikasi pada aspek Kualifikasi Teknis
Penyedia Barang/Jasa Badan Usaha!
3. Jelaskan persyaratan penilaian kualifikasi pada aspek Kualifikasi
Administrasi/Legalitas Penyedia Barang /Jasa Perorangan!
C. Rangkuman
Penilaian kualifikasi dititikberatkan pada profil penyedia barang/jasa.
Sedangkan evaluasi penawaran dititikberatkan pada bagaimana pekerjaan
akan dilaksanakan dan hasil dari pelaksanaan pekerjaan tersebut. Penilaian
kualifikasi dilakukan terhadap persyaratan-persyaratan dan sesuai dengan
Tata Cara Evaluasi Kualifikasi yang telah ditetapkan dalam dokumen
kualifikasi.
Prakualifikasi dinyatakan gagal apabila setelah pemberian
perpanjangan waktu, tidak ada peserta yang menyampaikan dokumen
kualifikasi atau jumlah peserta yang lulus prakualifikasi kurang dari 3 (tiga)
peserta.
A. Uraian Materi
Evaluasi penawaran dapat didefinisikan sebagai aktivitas menilai
dokumen penawaran yang disampaikan peserta pemilihan dengan mengacu
pada ketentuan pemilihan penyedia barang/jasa yang tercantum dalam
dokumen pemilihan. Proses evaluasi penawaran diilustrasikan pada gambar
5.1:
Evaluasi Penawaran
Dokumen
Pemilihan
Evaluasi: *Pokja Pemilihan/Pejabat
1. Administrasi Pengadaan dapat melakukan
2. Teknis klarifikasi dokumen penawaran
3. Harga tanpa mengubah substansi dari
dokumen penawaran tersebut
Dokumen
Penawaran
Dokumen
Hasil Evaluasi
Penawaran
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di
bawah ini:
1. Jelaskan hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Evaluasi Penawaran
pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah!
2. Jelaskan kriteria penilaian dokumen penawaran (administrasi, teknis dan
harga) berdasarkan metode evaluasi penawaran!
C. Rangkuman
Evaluasi penawaran dapat didefinisikan sebagai aktivitas menilai
penawaran yang disampaikan peserta pemilihan penyedia barang/jasa
dalam dokumen penawaran dengan mengacu pada ketentuan pemilihan
penyedia barang/jasa yang tercantum dalam dokumen pemilihan. Evaluasi
penawaran dilakukan terhadap dokumen penawaran yang meliputi
Administrasi, Teknis dan Harga. Kriteria penilaian terhadap dokumen
penawaran tersebut tergantung metode evaluasi penawaran yang
ditetapkan.
Hasil setiap tahapan evaluasi digunakan sebagai dasar dalam
penetapan calon pemenang. Penetapan calon pemenang selanjutnya
diumumkan untuk diketahui para peserta pemilihan penyedia barang/jasa.
A. Uraian Materi
Sanggah merupakan bantahan/protes dari peserta pemilihan yang
menyampaikan dokumen kualifikasi dan/atau dokumen penawaran karena
merasa dirugikan atas penetapan hasil kualifikasi atau pemenang pemilihan
penyedia barang/jasa. Proses sanggah, dijelaskan pada gambar 6.1:
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di
bawah ini:
1. Jelaskan ketentuan tentang sanggah!
2. Jelaskan ketentuan tentang sanggah banding!
C. Rangkuman
Sanggah merupakan bantahan/protes dari peserta pemilihan yang
memasukan dokumen kualifikasi atau dokumen penawaran karena merasa
dirugikan atas penetapan pemenang pemilihan penyedia barang/jasa.
Sanggah disampaikan dalam waktu 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman. Jawaban sanggah diberikan melalui aplikasi SPSE atas
semua sanggah paling lambat 3 (tiga) hari kalender setelah akhir masa
sanggah.
Pada pekerjaan konstruksi, apabila penyanggah tidak setuju atas
jawaban sanggah, maka dapat melakukan sanggah banding dan
menyampaikan kepada KPA. Dalam hal tidak ada KPA yang ditetapkan
bertanggungjawab pada pengadaan tersebut, maka Sanggah Banding
ditujukan kepada PA.
D. Evaluasi
1. Sebuah bantahan/protes dari peserta pemilihan yang memasukan
dokumen kualifikasi atau dokumen penawaran karena merasa dirugikan
atas terhadap keputusan dari pejabat pembuat keputusan hasil
prakualifikasi atau penetapan pemenang pemilihan penyedia
barang/jasa adalah…
A. Monitoring
B. Evaluasi
C. Klarifikasi
D. Sanggah
2. Apabila Peserta pemilihan penyedia menemukan adanya
penyalahgunaan wewenang maka peserta dapat menyampaikan
sanggah kepada…
A. Pejabat Pengadaan
B. Pokja Pemilihan
A. Uraian Materi
Penyusunan daftar penyedia barang/jasa merupakan proses untuk
mengidentifikasi pelaku usaha atau penyedia barang/jasa yang dinilai
potensial berdasarkan kriteria tertentu untuk memenuhi kebutuhan
barang/jasa.
Tujuan dari penyusunan daftar penyedia barang/jasa ini diantaranya
adalah:
1. Tersedianya informasi profil pelaku usaha atau penyedia barang/jasa
berdasarkan kinerja
2. Meminimalkan proses pemilihan penyedia barang/jasa
3. Sebagai bahan pembinaan untuk meningkatkan kinerja pelaku usaha
atau penyedia barang/jasa.
Dalam praktek dan menurut rujukan beberapa sumber buku, daftar
penyedia barang/jasa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori,
misalnya sebagai Approved Supplier, Preferred Supplier, dan
Emergency Supplier, sebagai berikut:
1. Approved Supplier
Approved Supplier adalah para penyedia yang sudah lulus dan mampu
setelah masuk ke daftar penyedia barang/jasa, namun belum
mendapatkan pekerjaan. Sehingga belum terbukti apakah dapat
melaksanakan kewajibannya dengan kinerja yang memuaskan.
2. Preferred Supplier
Preferred Supplier adalah para penyedia yang terdaftar dalam daftar
penyedia barang/jasa dan telah mendapatkan pekerjaan serta
melaksanakan kewajibannya seperti dalam kontrak secara memuaskan.
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di
bawah ini:
1. Jelaskan tujuan penyusunan daftar penyedia!
2. Jelaskan kategori penyedia barang/jasa!
C. Rangkuman
Penyusunan daftar penyedia barang/jasa dapat didefinisikan sebagai
proses untuk mengidentifikasi pelaku usaha atau penyedia barang/jasa yang
dinilai potensial berdasarkan kriteria tertentu untuk memenuhi kebutuhan
barang/jasa.
D. Evaluasi
1. Proses untuk mengidentifikasi pelaku usaha atau penyedia barang/jasa
yang dinilai potensial berdasarkan kriteria tertentu untuk memenuhi
kebutuhan barang/jasa adalah….
A. Identifikasi Pelaku Usaha
B. Penyusunan Daftar Penyedia
C. Penyusunan Persyaratan Penyedia
D. Klasifikasi Pelaku Usaha
2. Penyedia yang terdaftar dalam daftar penyedia barang/jasa dan telah
mendapatkan pekerjaan serta melaksanakan kewajibannya seperti
dalam kontrak secara memuaskan, disebut sebagai…
A. Approved Supplier
B. Preferred Supplier
C. Emergency Supplier
D. Temporary Supplier
80% = baik
0-60% = kurang
A. Uraian Materi
Negosiasi merupakan proses kesepakatan bersama antara Pejabat
Pembuat Komitmen/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan dengan Calon
Pemenang/Penyedia terkait dengan harga dan teknis. Negosiasi memuat
unsur-unsur sebagai berikut:
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di
bawah ini:
C. Rangkuman
Negosiasi pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah merupakan
proses kesepakatan bersama antara Pejabat Pembuat Komitmen/Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan dengan Calon Pemenang/Penyedia terkait
dengan harga dan teknis. Negosiasi dapat dilakukan sebelum pelaksanaan
kontrak maupun selama pelaksanaan kontrak.
D. Evaluasi
1. Negosiasi oleh PPK sebelum penandatanganan kontrak yaitu …
A. nilai penawaran
B. lama waktu pekerjaan
C. finalisasi klausul - klausul dalam kontrak
D. spesifikasi pekerjaan
2. Materi yang dinegosiasikan pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
adalah…
A. Rancangan Kontrak
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
A. Uraian Materi
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada dasarnya dilaksanakan
dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja
pemerintah yang memiliki karakteristik yang beragam. Dengan karakteristik
yang beragam tersebut, untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa pada
situasi dan kondisi tertentu, dilakukan dengan cara yang berbeda/khusus.
Cara memperoleh barang/jasa tersebut dapat menggunakan persyaratan
Pengadaan Barang/Jasa yang umum, namun ada pula yang menggunakan
persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih khusus dan/atau spesifik.
C. Rangkuman
Cara memperoleh barang/jasa tersebut dapat menggunakan
persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang umum, namun ada pula yang
menggunakan persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih khusus
dan/atau spesifik. Pengadaan Barang/Jasa pemerintah dengan persyaratan
pengadaan barang/jasa khusus antara lain:
A. Uraian Materi
Proses pemilihan penyedia barang/jasa bertujuan mendapatkan
penyedia barang/jasa yang dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prinsip dan etika pengadaan barang/jasa. Pengelolaan risiko pada proses
pemilihan penyedia barang/jasa perlu dilakukan untuk menjamin tujuan
tersebut akan tercapai. Contoh risiko dalam pelaksanaan pemilihan
penyedia dan penanganannya dalam tabel 10.1:
C. Rangkuman
Pengelolaan risiko pada proses pemilihan penyedia barang/jasa perlu
dilakukan sehingga diperoleh penyedia barang/jasa yang dapat
melaksanakan pekerjaan melalui pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilaksanakan sesuai dengan prinsip dan etika pengadaan barang/jasa.
D. Evaluasi
1. Salah satu risiko pada tahapan penyusunan dokumen pemilihan
pemilihan antara lain…
A. Dokumen Pemilihan tidak sesuai dengan ketentuan, atau
karakteristik pekerjaan.
B. Peserta menerima informasi yang tidak sesuai.
C. Penawaran yang ditetapkan sebagai pemenang tidak memenuhi
persyaratan.
D. Hasil negosiasi tidak memenuhi prinsip efisien dan efektif.
2. Kemungkinan hasil reviu terhadap dokumen persiapan tidak sesuai
dengan ketentuan dapat hindari dengan melakukan penanganan berikut
ini ….
A. Penetapan persyaratan dalam pemilihan melibatkan ahli terkait
B. Melakukan pembahasan bersama antara PPK dan Pokja Pemilihan
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
A. Uraian Materi
Bahan dan/atau Data dan/atau informasi yang dibutuhkan pada tahap
pemilihan penyedia dalam tabel 11.1:
C. Rangkuman
Data terkait pemilihan penyedia dapat berasal dari banyak sumber dan
dalam bentuk yang bermacam-macam. Proses pengumpulan data-data
terkait pengadaan perlu dimasukkan sebagai aktivitas yang dalam
penyusunan sistem, proses dan struktur pengadaan barang/jasa. Frekuensi
pengumpulan data pengadaan akan tergantung pada pergerakan data dan
upaya serta sumber daya yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data.
D. Evaluasi
1. Salah satu informasi/data yang perlu disediakan pada proses Reviu
Dokumen Persiapan Pengadaan adalah…
A. Jawaban Sanggah
B. Penjelasan dokumen
C. Pelaku usaha potensial
D. Adendum Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
2. Informasi/data yang perlu disediakan pada proses Penyusunan
Dokumen Pemilihan adalah…
A. Persyaratan kualifikasi Penyedia
B. Jawaban Sanggah
C. Penjelasan dokumen
D. Berita Acara Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan
3. Kertas Kerja Evaluasi merupakan contoh bahan data/sumber informasi
yang disediakan pada proses…
A. Penyusunan Dokumen Pemilihan
B. Evaluasi Penawaran
C. Penilaian Kualifikasi
D. Penjelasan Dokumen Pemilihan
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
Peraturan LKPP. 2021. Peraturan LKPP Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan Pada Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Berita Negara RI Tahun 2021 No.487. Direktur Jenderal
Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham RI. Jakarta.
MODUL
JENIS KOMPETENSI MENGELOLA KONTRAK
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH LEVEL 1
VERSI 3.1
DISUSUN OLEH:
VINA DAWATUL AROPAH
BUDI BOWO LAKSONO
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….. vi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
C. Rangkuman.............................................................................................. 24
B. Latihan ..................................................................................................... 30
C. Rangkuman.............................................................................................. 30
B. Latihan ..................................................................................................... 35
C. Rangkuman.............................................................................................. 35
C. Rangkuman.............................................................................................. 39
B. Latihan ..................................................................................................... 43
C. Rangkuman.............................................................................................. 43
B. Latihan ..................................................................................................... 47
C. Rangkuman.............................................................................................. 47
A. Simpulan .................................................................................................. 50
B. Implikasi ................................................................................................... 50
KUNCI JAWABAN…………………………………………………………………. 51
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 52
GLOSARIUM……………………………………………………………………….. 53
A. Latar Belakang
Kontrak harus disusun dengan cermat karena kontrak merupakan
sebuah perikatan yang mengatur mengenai hak dan kewajiban, mekanisme
pekerjaan, jangka waktu pekerjaan, hingga penyelesaian sengketa dan
adendum kontrak.
PPK merupakan pelaku pengadaan yang membutuhkan kemampuan
dan pengetahuan yang komprehensif terkait dengan Pengadaan
Barang/Jasa termasuk pengelolaan kontrak. Wewenang PPK mempunyai
peran penting terkait perumusan rancangan kontrak, mengendalikan
kontrak, dan menilai kinerja penyedia. Apabila tidak dirumuskan dengan
baik, tentunya akan timbul permasalahan yang akan merugikan kedua belah
pihak baik dari sisi materil, waktu dan kerugian-kerugian lain yang dapat
timbul.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini menjelaskan tentang pengelolaan kontrak pengadaan
barang/jasa pemerintah. Materi yang dibahas meliputi Perumusan Kontrak,
Pembentukan Tim Pengelola Kontrak, Pengendalian Pelaksanaan Kontrak,
Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Evaluasi Kinerja
Penyedia, Risiko Pengelolaan Kontrak, serta bagaimana mengidentifikasi
dan mengumpulkan bahan dan/atau data dan/atau informasi yang
dibutuhkan untuk melakukan persiapan dan pelaksanaan pengendalian
kontrak Pengadaan Barang/Jasa
A. Uraian Materi
1. Definisi, Para Pihak, dan Tim Pengelola Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
a. Definisi Kontrak
Pada perjanjian dalam Hukum Perdata, Kontrak disebut juga
sebagai Perjanjian Tertulis. Perjanjian menurut hukum Perdata diatur
dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) yaitu: “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan di
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih.” Selain itu, dalam Pasal 1320 KUHPerdata dijelaskan
mengenai syarat sah perjanjian:
1) sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2) kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3) suatu hal tertentu;
4) suatu sebab yang halal.
a. Jenis Kontrak
Hal yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan jenis
kontrak adalah karakteristik pekerjaan, jenis barang/jasa, spesifikasi
teknis/KAK, volume, lama waktu pelaksanaan, dan/atau
Modul Jenis Kompetensi Mengelola Kontrak PBJP Level 1 | 6
Versi 3.1
kompleksitas dan risiko pekerjaan. Jenis kontrak dalam PBJ
dijelaskan sebagaimana pada tabel 2.2:
Lumsum √ √ √ √ √
merupakan Kontrak dengan ruang
lingkup pekerjaan dan jumlah
harga yang pasti dan tetap dalam
batas waktu tertentu.
Contoh: Pengadaan kendaraan
operasional roda empat
Harga Satuan √ √ √
Merupakan Kontrak dengan harga
satuan yang tetap untuk setiap
satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu
atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu yang
telah ditetapkan.
Contoh: Pengadaan makanan
pasien di Ruma Sakit
Kontrak Payung √ √ √
merupakan kontrak harga satuan
dalam periode waktu tertentu
untuk barang/jasa yang belum
dapat ditentukan volume dan/atau
waktu pengirimannya pada saat
Kontrak ditandatangani.
Contoh: Pengadaan ATK selama 1
(satu) tahun anggaran
Putar Kunci √
merupakan kontrak pembangunan
suatu proyek dalam hal Penyedia
setuju untuk membangun proyek
tersebut secara lengkap sampai
selesai termasuk pemasangan
semua perlengkapannya sehingga
proyek tersebut siap dioperasikan
atau dihuni.
Contoh: Pengadaan
pembangunan Gedung Pabrik Es
untuk pembekuan ikan
Waktu Penugasan √ √
merupakan Kontrak Jasa
Konsultansi untuk pekerjaan yang
ruang lingkupnya belum bisa
didefinisikan dengan rinci dan/atau
waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan belum
bisa dipastikan.
Contoh: Pengadaan jasa
konsultan hukum
Keterangan:
B: Barang
PK: Pekerjaan Konstruksi
JL: Jasa Lainnya
JK: Jasa Konsultansi
JKK: Jasa Konsultansi Konstruksi
Modul Jenis Kompetensi Mengelola Kontrak PBJP Level 1 | 9
Versi 3.1
PPK dapat menggunakan kontrak selain jenis kontrak di atas
sesuai dengan karakteristik pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Untuk kontrak yang membebani lebih dari 1 tahun anggaran setelah
mendapat persetujuan pejabat yang berwenang, disebut kontrak
tahun jamak. Kontrak Tahun Jamak dapat berupa:
1) Pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan
atau lebih dari 1 (satu) tahun anggaran, seperti Jasa perbaikan
dan pemeliharaan radar cuaca yang membutuhkan jangka waktu
17 bulan;
2) Pekerjaan yang penyelesaiannya tidak lebih dari 12 (dua belas)
bulan tetapi pelaksanaannya membebani lebih dari 1 (satu)
Tahun Anggaran, seperti pekerjaan pembangunan rehabilitasi
bangunan yang mendesak untuk dibuat dengan jangka waktu
pekerjaan 17 Oktober 2021 sampai dengan 13 Februari 2022.
3) Pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan
untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dan paling
lama 3 (tiga) tahun Anggaran, seperti jasa layanan yang tidak
boleh terhenti misalnya pelayanan angkutan perintis
darat/laut/udara, layanan pembuangan sampah, sewa kantor,
jasa internet/jasa komunikasi.
b. Bentuk Kontrak
PPK menetapkan bentuk kontrak dengan memperhatikan nilai
kontrak dan jenis pengadaan. Bukti pendukung untuk masing-masing
kontrak diatur sesuai dengan peraturan Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang keuangan negara
atau peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang
pemerintahan dalam negeri. Bentuk kontrak berdasarkan jenis
Pengadaan Barang/Jasa dijelaskan pada tabel 2.3:
Bukti
pembelian/
1 ≤ 10 juta - ≤ 10 juta -
Pembayar
an
2 Kuitansi ≤ 50 juta - ≤ 50 juta -
Surat
> 50 juta
Perintah > 50 juta sd
3 sd 200 ≤ 200 juta ≤ 100 juta
Kerja 200 juta
juta
(SPK)
Surat
4 > 200 juta > 200 juta > 200 juta > 100 juta
Perjanjian
Keterangan:
B: Barang
PK: Pekerjaan Konstruksi
JL: Jasa Lainnya
JK: Jasa Konsultansi
a. Uang Muka
PPK dapat memberikan uang muka kepada Penyedia pada
seluruh jenis pengadaan barang/jasa. Uang muka dapat diberikan
untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan, antara lain:
1) mobilisasi barang/bahan/material/peralatan dan tenaga kerja;
2) pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
barang/bahan/material/alat; dan/atau,
3) pekerjaan teknis yang diperlukan untuk persiapan pelaksanaan
pekerjaan.
b. Jaminan Pengadaan
Jaminan Pengadaan Barang/Jasa berfungsi untuk
pengendalian dan mitigasi risiko atas kemungkinan kegagalan atau
terhambatnya proses pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, baik
pada tahap pemilihan Penyedia dan pelaksanaan Kontrak. Jaminan
Pengadaan diterbitkan dan akan dibayar oleh pihak penjamin apabila
peserta pemilihan atau Penyedia tidak memenuhi kewajiban yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Pemilihan atau Dokumen Kontrak.
Sifat, bentuk dan penerbit jaminan pengadaan dijelaskan pada tabel
2.5:
Tabel 2. 5 Sifat, Bentuk dan Penerbit Jaminan Pengadaan
c. Sertifikat Garansi
Dalam pengadaan barang, untuk menjamin kelaikan
penggunaan barang, maka Penyedia menyerahkan Sertifikat
Garansi/Kartu Jaminan/Garansi Purna Jual yang menyatakan
adanya jaminan perbaikan, penggantian, dan ketersediaan suku
cadang serta fasilitas/pelayanan purna jual dengan jangka waktu
sesuai dengan kebijakan dari masing-masing produsen barang.
Dalam sub bab ini, akan dibahas tentang perumusan kontrak dalam
bentuk yang sederhana, seperti Bukti Pembelian/Pembayaran, Kuitansi
dan Surat Pesanan.
a. Bukti Pembayaran/Pembelian
Bukti pembayaran/Pembelian digunakan hanya untuk
pekerjaan pengadaan barang dan pengadaan jasa lainnya. Bukti
pembelian sekurang-kurangnya memuat:
1) tanggal pembelian/pembayaran;
2) nama pembeli;
3) nama Penyedia;
4) uraian barang/jasa yang dibeli/ dibayar;
5) kuantitas barang/jasa yang dibeli/ dibayar; dan
6) jumlah pembayaran.
1) tanggal pembelian/pembayaran;
2) nama Pembeli;
3) nama Penyedia;
6) jumlah pembayaran.
c. Surat Pesanan
Surat Pesanan digunakan untuk pelaksanaan pengadaan
melalui e-purchasing atau pembelian melalui toko daring dan katalog
elektronik.
C. Rangkuman
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa adalah perjanjian tertulis antara
PA/KPA/PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau Pelaksana Swakelola”.
Para pihak dalam kontrak terdiri dari dua pihak yaitu:
1. Pihak pertama adalah PPK;
2. Pihak kedua adalah Penyedia/Pelaksana Swakelola yang telah ditunjuk
untuk melaksanakan pekerjaan.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
A. Uraian Materi
Pengendalian Kontrak merupakan tahapan pelaksanaan pengadaan
Barang/Jasa yang dilakukan setelah dokumen kontrak ditandatangani oleh
kedua belah pihak. Para pihak melakukan pengawasan/pengendalian
terhadap biaya, mutu, waktu, kuantitas, dan fungsionalitas hasil
pekerjaan baik secara langsung atau melalui pihak lain yang ditunjuk.
Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan
Kontrak atau terjadi Kontrak Kritis maka para pihak melakukan Rapat
Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM). PPK memerintahkan Penyedia
untuk melaksanakan perbaikan target dan realisasi pelaksanaan pekerjaan.
Jika Penyedia tidak dapat mencapai realisasi atas perbaikan target yang
ditetapkan maka PPK mengeluarkan Surat Peringatan (SP) kepada
Penyedia.
Dalam pengendalian kontrak dikenal pula kondisi yang disebut dengan
perubahan kontrak (addendum kontrak). Perubahan kontrak harus
memperhatikan kondisi kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang
dapat berbeda dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK pada
dokumen perencanaan. Perubahan kondisi lapangan dapat terjadi di awal,
pertengahan, dan akhir pekerjaan. Perubahan tersebut dapat disebabkan
dari permintaan pemilik anggaran, penyedia atau pihak lain. Hal ini dapat
mengakibatkan perubahan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK.
Perubahan kontrak dapat dilakukan untuk semua jenis kontrak. Perubahan
kontrak dapat meliputi:
3. Penerbitan
Delivery Order
dan Pengiriman
Barang
4. Bongkar Muat
Barang di Lokasi
5. Inspeksi Barang
6. Berita Acara
Serah Terima
Barang
2. Kurva S
Metode lain yang umum digunakan untuk penyusunan jadwal
rencana dan pengendalian pekerjaan adalah dengan Kurva S (S –
Curve). Pada kurva S tersedia data informasi tahapan pekerjaan, nilai
bobot dan biaya, serta akumulasi jadwal penyelesaian pekerjaan. Nama
dari metode ini menggambarkan bahwa jadwal rencana pekerjaan
bentuknya akan menyerupai huruf S. Meskipun pada kenyataannya akan
dapat ditemui pekerjaan-pekerjaan yang jadwal pekerjaannya
menyerupai bentuk huruf S yang tidak sempurna. Hal ini akibat dari
karakter setiap pekerjaan dapat berbeda-beda dan hanya digunakan
dalam Pekerjaan Konstruksi.
Modul Jenis Kompetensi Mengelola Kontrak PBJP Level 1 | 29
Versi 3.1
Tabel 3. 2 Contoh Kurva S Rencana Pengendalian pada Pekerjaan Konstruksi
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan garis besar
dari Pengendalian Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
C. Rangkuman
Pengendalian Kontrak merupakan tahapan pelaksanaan pengadaan
Barang/Jasa yang dilakukan setelah dokumen kontrak ditandatangani oleh
kedua belah pihak. Tujuan dari pengendalian pelaksanaan kontrak PBJP
D. Evaluasi
1. Pengendalian kontrak dilakukan terhadap…
A. Biaya, mutu, waktu, kuantitas, dan fungsionalitas hasil pekerjaan.
B. Waktu pelaksanaan kontrak, kualitas dan kuantitas barang/jasa,
ketersediaan barang/jasa, dan lokasi akhir serah terima barang/jasa.
C. Proses pemilihan penyedia, kualitas dan kuantitas barang/jasa,
ketersediaan barang/jasa, dan lokasi akhir serah terima barang/jasa.
D. Proses pemilihan penyedia, kualitas dan kuantitas barang/jasa,
ketersediaan barang/jasa, dan lokasi akhir serah terima barang/jasa.
A. Uraian Materi
Serah terima hasil pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus persen) sesuai ketentuan yang termuat dalam Kontrak,
Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk serah
terima barang/jasa. Alur serah terima pekerjaan terdapat pada gambar 4.1:
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan garis besar
dari proses Serah Terima hasil Pengadaan/Pekerjaan Barang/Jasa
Pemerintah!
C. Rangkuman
Serah terima hasil pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus persen) sesuai ketentuan yang termuat dalam Kontrak,
Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk serah
terima barang/jasa. PPK melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa
yang diserahkan. PPK dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah
Terima.
Masa pemeliharaan adalah jangka waktu dimana Penyedia wajib
mempertahankan kondisi barang/jasa tetap seperti saat penyerahan
pekerjaan sebagaimana diatur dalam kontrak. Masa pemeliharaan
dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya, sedangkan dalam
pengadaan barang lebih dikenal sebagai masa garansi. Dalam hal
ditemukan kerusakan yang ditemukan pada masa tersebut, maka Penyedia
wajib melakukan perbaikan.
A. Uraian Materi
1. Konsep Dasar Evaluasi Kinerja Penyedia
Aspek indikator
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai Evaluasi Kinerja Penyedia
Barang/Jasa Pemerintah, Anda diminta untuk menjelaskan garis besar dari
proses Evaluasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa Pemerintah.
C. Rangkuman
Evaluasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa merupakan aktivitas dan
proses untuk mengukur kinerja Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
Tujuan evaluasi kinerja penyedia barang/jasa pemerintah, antara lain
mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan dalam rangka menjamin
kualitas barang/jasa hasil pekerjaan Penyedia, memperoleh profil Penyedia
berdasarkan kinerja dalam pelaksanaan kontrak, melaksanakan mitigasi
risiko pelaksanaan pekerjaan, menghasilkan umpan balik bagi Penyedia
untuk dapat meningkatkan kinerjanya berdasarkan pada hasil kinerja sesuai
kontrak, dan memberikan indikator peningkatan kapasitas yang dibutuhkan
oleh Penyedia. Hasil dari evaluasi kinerja dapat dijadikan pertimbangan
dalam proses pengadaan.
Modul Jenis Kompetensi Mengelola Kontrak PBJP Level 1 | 39
Versi 3.1
D. Evaluasi Materi Pokok
1. Berikut yang BUKAN tujuan evaluasi kinerja penyedia yaitu….
A. melaksanakan mitigasi risiko pelaksanaan pekerjaan
B. memperoleh profil Penyedia berdasarkan kinerja dalam pelaksanaan
kontrak
C. memberikan indikator peningkatan kapasitas yang dibutuhkan oleh
Penyedia
D. mendapatkan kesepakatan bersama antara PPK dan Penyedia
A. Uraian Materi
PPK perlu mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi risiko dan
penanganan dari risiko dalam pengelolaan kontrak pengadaan barang/jasa.
Contoh risiko dalam pengelolaan kontrak dan penanganannya terdapat pada
tabel 6.1:
Tabel 6. 1 Tabel Contoh Risiko dalam Pengelolaan Kontrak PBJP dan
Penanganannya
No TAHAPAN RISIKO PENANGANAN
1 Perumusan Kesalahan dalam Melakukan pengecekan
Kontrak merumuskan isi klausul pada draft
kontrak kontrak dengan
peraturan/pedoman
yang berlaku
2 Penandatangan dokumen yang melakukan penyusunan
an Kontrak dilampirkan sebagai lampiran kontrak yang
lampiran kontrak tidak sesuai dengan jenis
sesuai pekerjaan yang akan
dilakukan dan
memastikan kejelasan
pejabat yang berwenang
untuk menandatangani
kontrak.
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan risiko pada
setiap tahapan pengelolaan kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah
serta penanganannya!
C. Rangkuman
Seperti diketahui bahwa salah satu peranan dokumen kontrak adalah
mengidentifikasi risiko kepada pihak-pihak yang memang berkompeten dan
bisa mengelola risiko dengan efektif dan efisien untuk meminimalkan potensi
kerugian dari suatu kejadian yang berakibat fatal atau memaksimalkan
Modul Jenis Kompetensi Mengelola Kontrak PBJP Level 1 | 43
Versi 3.1
kesempatan yang baik dari suatu kejadian. Perlu dipahami bahwa yang
terbaik untuk mengelola risiko adalah pihak yang mempunyai kemampuan
dan kapasitas untuk mengontrol dan mengendalikan risiko.
A. Uraian Materi
Data dan informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
proses pengelolaan kontrak PBJP. Bahan/Data/Informasi Pendukung dalam
pengelolaan Kontrak PBJP terdapat pada tabel 7.1:
Tabel 7. 1 Contoh Bahan/Data/Informasi Pendukung dalam pengelolaan Kontrak
PBJP
Bahan
No Tahapan Data/Informasi* Data/Sumber
Informasi*
1. Dokumen
5 Evaluasi Kinerja 1. Identitas Penyedia kontrak
Penyedia 2. Paket pekerjaan 2. Laporan
3. Capaian pelaksanaan pelaksanaan
pekerjaan pekerjaan
3. Berita acara
serah terima
*dalam hal diperlukan dapat ditambahkan dokumen lain yang relevan
B. Latihan
Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk mengidentifikasi
bahan/data/informasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan kontrak!
C. Rangkuman
Data terkait kontrak dapat berasal dari banyak sumber dan dalam
bentuk yang bermacam-macam. Oleh karena itu data perlu dikumpulkan
terlebih dahulu dengan metodologi yang disepakati. Kemudian menentukan
siapa yang akan mengumpulkan data dan seberapa sering data
dikumpulkan.
A. Simpulan
Jenis Kompetensi Mengelola Kontrak Level 1 mempunyai indikator
kinerja yang terdiri dari pengenalan terhadap proses perumusan kontrak
PBJP sampai dengan mekanisme penilaian kinerja penyedia. Hal tersebut
bertujuan untuk memberikan dasar pemahaman dan gambaran terkait
dengan mekanisme pengelolaan kontrak secara keseluruhan, sebagai
modal dasar bagi Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah untuk melaksanakan tugas terkait dengan pengelolaan kontrak
PBJP, terutama menjalankan tugas-tugas sebagai PPK.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat
menjelaskan atau menerapkan pengetahuan tentang mengelola kontrak
pengadaan barang/jasa dan risiko pada mengelola kontrak pengadaan
barang/jasa di instansi masing-masing. Untuk lebih meningkatkan
pengetahuan dan lebih memahami tentang pengelolaan kontrak Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, maka setelah mempelajari modul ini peserta
pelatihan diharapkan dapat memperdalam pemahaman materi dengan
membaca referensi yang terdapat dalam Daftar Pustaka maupun literatur
lainnya.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang Jenis
Kompetensi Mengelola Kontrak Level 1, maka setelah mempelajari modul ini
peserta dapat mempelajari materi ini, dengan mengikuti pelatihan terkait
dengan Kamus Kompetensi Teknis yang sudah di susun serta mempelajari
berbagai referensi yang berkaitan dengan pengelolaan kontrak level 1.
MODUL
JENIS KOMPETENSI MENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH SECARA SWAKELOLA LEVEL 1 VERSI 3.1
DISUSUN OLEH :
TRI SUSANTO
RIZKY ARIMAWATI
C. Rangkuman.............................................................................................. 10
C. Rangkuman.............................................................................................. 22
C. Rangkuman.............................................................................................. 39
D. Evaluasi ................................................................................................... 40
B. Latihan ..................................................................................................... 46
C. Rangkuman.............................................................................................. 46
D. Evaluasi ................................................................................................... 47
B. Latihan ..................................................................................................... 50
C. Rangkuman.............................................................................................. 51
B. Implikasi ................................................................................................... 54
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat menjelaskan
tentang Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara
Swakelola Level 1.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:
a. Menjelaskan perencanaan dan persiapan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Secara Swakelola
b. Menjelaskan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara Swakelola
c. Menjelaskan pengawasan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara Swakelola
d. Menjelaskan serah terima hasil pekerjaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara Swakelola
e. Menjelaskan risiko pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara Swakelola
f. Menjelaskan cara mengidentifikasi dan mengumpulkan bahan
dan/atau data dan/atau informasi yang dibutuhkan untuk melakukan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Secara Swakelola.
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok dalam modul ini meliputi:
1. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Swakelola
a. Tujuan Swakelola
b. Barang/Jasa yang dapat diswakelolakan
c. Tahapan Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara
Swakelola
2. Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Swakelola
a. Penetapan Penyelenggara Swakelola
b. Penetapan Rencana Kegiatan
3. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Swakelola
a. Pelaksanaan PBJ Melalui Swakelola
b. Serah Terima Hasil dan Pembayaran Pelaksanaan Swakelola
4. Risiko pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara
Swakelola.
5. Identifikasi dan pengumpulan bahan dan/atau data dan/atau informasi
yang dibutuhkan untuk mengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara Swakelola.
A. Uraian Materi
1. Tujuan Swakelola
a. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang tidak disediakan oleh
pelaku usaha;
b. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang tidak diminati oleh pelaku
usaha karena nilai pekerjaannya kecil dan/atau lokasi yang sulit
dijangkau;
c. Memenuhi kebutuhan barang/jasa dengan mengoptimalkan
penggunaan sumber daya yang dimiliki Kementerian/Lembaga/
Perangkat Daerah;
d. Meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia di
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah;
e. Meningkatkan partisipasi Ormas/Kelompok Masyarakat;
f. Meningkatkan efektifitas dan/atau efisiensi jika dilaksanakan
melalui Swakelola; dan/atau
g. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang bersifat rahasia yang
mampu disediakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang bersangkutan.
C. Rangkuman
7. Di bawah ini merupakan salah satu dari bagian dari spesifikasi teknis
Swakelola adalah….
A. Latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, sumber pendanaan,
dan barang/jasa yang disediakan
B. Mutu barang/jasa
C. Harga perkiraan sendiri
D. Biaya personil
A. Uraian Materi
Tipe Penetapan
Swakelola Tim Persiapan Tim Pengawas Tim Pelaksana
Tipe I PA/KPA Penanggung Jawab Anggaran
Tipe II PA/KPA Pimpinan K/L/PD
Penanggung Jawab Anggaran lain Pelaksana
Swakelola
Tipe III Pimpinan Calon
Pelaksana
Swakelola
Tipe IV Pimpinan Kelompok Masyarakat
5. Reviu RAB
Tim persiapan mereviu RAB yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Tujuan dilakukan reviu adalah melihat kesesuaian RAB
dengan anggaran yang tersedia pada DIPA/DPA dan menyusun RAB
yang lebih detail. Kegiatan tersebut meliputi:
a. Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya
b. Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya
bulanan dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu
Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;
c. menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya
bulanan;
d. Menghitung penyediaan kebutuhan tenaga ahli, peralatan dan
bahan/material yang dilaksanakan dengan pengadaan melalui
penyedia; dan/atau
e. Menyusun dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan
Barang/Jasa melalui Penyedia yang dilaksanakan dengan kontrak
terpisah, yang meliputi: HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi
teknis/KAK.
10. Tim Persiapan dan Tim Pengawas yang TIDAK dapat dijabat oleh
pegawai instansi penanggung jawab anggaran pada swakelola…
A. Tipe I
B. Tipe II
C. Tipe III
D. Tipe IV
A. Uraian Materi
B. Latihan
C. Rangkuman
D. Evaluasi
1. Jika terdapat kontrak swakelola tipe III senilai Rp400 juta, di dalamnya
terdapat kebutuhan barang yang hanya bisa disediakan penyedia.
Kebutuhan barang senilai Rp210 juta. Bagaimana cara pemilihan
penyedia jika kebutuhan barang/jasa disediakan PPK?
A. diselenggarakan oleh pelaksana swakelola dengan penerapan
prinsip dan etika
B. diselenggarakan oleh pelaksana swakelola dengan mekanisme
tender melalui UKPBJ instansi pelaksana swakelola
C. diselenggarakan oleh PPK dengan mekanisme tender melalui
UKPBJ instansi penanggung jawab anggaran
D. diselenggarakan oleh PPK dengan pendekatan pengecualian
melalui penunjukan langsung.
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
A. Uraian Materi
B. Latihan
C. Rangkuman
A. Uraian Materi
B. Latihan
D. Evaluasi
Rumus:
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Tingkat Penguasaan = x 100%
𝛴 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
b. Persiapan Swakelola;
c. Pelaksanaan Swakelola;
B. Implikasi
C. Tindak Lanjut
Peraturan LKPP. 2021. Peraturan LKPP No. 3 Tahun 2021 tentang Pedoman
Swakelola. Berita Negara RI Tahun 2021 No.485. Direktur Jenderal
Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham RI. Jakarta.