Anda di halaman 1dari 78

TAHUN

BAHAN AJAR
2016
PENYUSUNAN PEDOMAN MUTU

Disusun Oleh :
Tim PPPPTK Pertanian

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENBERDAYAAN


PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PERTANIAN
CIANJUR
KATA PENGANTAR

Untuk meningkatkan kinerja Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Direktorat Pembinaan


SMK terus berupaya dengan berbagai macam program dan kegiatan semenjak beberapa tahun
terakhir. Salah satu program yang dikembangkan adalah pendampingan penyusunan
dokumen mutu SMM SNI ISO 9001:2008. Dalam rangka kerjasama dengan Direktorat
Pembinaan SMK dalam penyusunan dan persiapan penerapan sistem manajemen mutu SNI
ISO 9001-2008, PPPPTK Pertanian mengembangkan beberapa bahan ajar yang digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan pendampingan.

Bahan ajar “Penyusunan Pedoman Mutu” berisi mengenai landasan, pengertian pedoman
mutu, komponen pedoman mutu, persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dan
contoh pedoman mutu. Diharapkan dengan adanya bahan ajar ini, semua pihak yang
berkepentingan dapat berpartisipasi secara optimal dan pelaksanaan pelatihan bisa
berlangsung lancar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

Terima kasih disampaikan kepada penyusun yang telah meluangkan waktu dan pikiran,
sehingga tersaji bahan ajar ini.
Cianjur, ..................2016
Kepala PPPPTK Pertanian

Ir. Siswoyo, MSi.


NIP.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 1 dari 78 Halaman
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar .............................................................................................. 1
Daftar Isi .......................................................................................................... 2
Daftar Gambar ................................................................................................ 3
Glosarium ........................................................................................................ 4
Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 6
BAB I 7

PENDAHULUAN ............................................................................
A. Landasan ...................................................................................... 7
1 7
B. Pengertian .................................................................................... 8
1
C. Struktur Pedoman Mutu................................................................
2
BAB II KOMPONEN PEDOMAN 9
MUTU ..................................................
A. Profil Sekolah............................................................................... 9
B. Struktur Organisasi Sekolah ........................................................ 9
3 9
C. Tugas dan Wewenang................................................................... 9
3 10
D. Bisnis Proses................................................................................. 10
3 11
E. Kebijakan Mutu............................................................................ 11
4
F. Sasaran Mutu..............................................................................
4
G. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu..........................................
5
H. Daftar Prosedur dan Instruksi Kerja.............................................

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 2 dari 78 Halaman
5
BAB III PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN 12
MUTU..............................
BAB IV PEDOMAN 33
MUTU .........................................................................
A. Menyusun Pedoman Mutu............................................................. 33
25 34
B. Konversi Persyaratan Menjadi Komitmen..................................... 37
C. Contoh Format Pedoman Mutu atau Manual Mutu...............

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 3 dari 78 Halaman
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Contoh struktur organisasi sekolah


Gambar 2.2: Contoh bisnis proses

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 4 dari 78 Halaman
GLOSARIUM

 Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti
pelaksanaan kegiatan
 Bisnis proses (business process) adalah rangkaian aktifitas yang ada dalam
organisasi/lembaga, yang merupakan tahapan input, proses dan output yang terkait dari
Unit Kerja satu kepada Unit Kerja yang lain atau dari pelanggan kepada
organisasi/lembaga
 Organisasi/lembaga adalah kelompok orang dan fasilitas dengan
pengaturan tanggung jawab, wewenang dan hubungannya
 Auditor adalah orang yang berkompeten melakukan audit
 Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau berinteraksi yang
mengubah masukan menjadi keluaran
 Kompeten adalah kemampuan yang dapat ditunjukkan untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan
 Sistem adalah kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau interaksi
 Sistem manajemen adalah sistem untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta untuk
mencapai sasaran itu
 Sistem manajemen mutu adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi dalam hal mutu
 produk adalah didefinisikan sebagai "hasil sebuah proses
 Pengukuran adalah kumpulan operasi untuk menentukan nilai suatu besaran
 Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam
memenuhi persyaratan
 Proses adalah kumpulan kegiatan saling terkait atau berinteraksi yang mengubah
masukan menjadi keluaran
 Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi
yang terkait dengan mutu seperti yang dinyatakan secara resmi oleh pimpinan puncak
 Sasaran mutu adalah sesuatu yang dicari, atau dituju, berkaitan dengan mutu
manajemen
 kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 5 dari 78 Halaman
 Pimpinan puncak adalah orang atau kelompok orang yang mengarahkan dan
mengendalikan organisasi pada tingkat tertinggi
 Perencanaan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan ke
penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber daya terkait
yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu
 Perbaikan berkesinambungan adalah kegiatan berulang untuk meningkatkan
kemampuan memenuhi persyaratan
 Pelanggan adalah organisasi atau orang yang menerima produk
 Pemasok adalah organisasi atau orang yang menyediakan produk
 Pihak berkepentingan adalah orang atau kelompok yang memiliki kepentingan pada
kinerja atau keberhasilan organisasi
 Prosedur adalah cara tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau proses
 Mampu telusur adalah kemampuan untuk menelusur riwayat, aplikasi atau lokasi
sesuatu yang sedang dipertimbangkan
 Kesesuaian (conformity) adalah dipenuhinya suatu persyaratan
 Ketidaksesuaian adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan
 Cacat adalah tidak dipenuhinya suatu persyaratan berkaitan dengan pemakaian yang
dimaksudkan atau ditentukan
 Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki
 Tindakan korektif tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan
atau situasi yang tidak dikehendaki.
 Koreksi adalah tindakan menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan
 Perbaikan adalah tindakan pada produk yang tidak sesuai untuk menjadikannya sesuai
dengan pemakaian yang dimaksudkan
 Konsesi adalah izin memakai atau melepas produk yang tidak memenuhi persyaratan
(3.1.2) yang ditentukan
 Manual (Pedoman) mutu adalah dokumen (3.7.2) yang merincikan sistem
manajemen

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 6 dari 78 Halaman
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta mampu menyusun pedoman mutu

2. Tujuan Pembelajaran khusus


a. Peserta mampu menyusun struktur organisasi sekolahnya
b. Peserta mampu menyusun profil sekolah
c. Peserta mampu menyusun bisnis proses
d. Peseta mampu menyusun kebijakan mutu
e. Peserta mampu menyusun sasaran mutu
f. Peserta mampu menyusun persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 7 dari 78 Halaman
BAB I
PENDAHULUAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan bahwa Standar nasional pendidikan terdiri
atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala . Di bagian lain Pengembangan standar nasional pendidikan serta
pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.

Berdasarkan kondisi di atas , setiap satuan pendidikan dalam hal ini Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), diharapkan dapat menyiapkan pedoman yang akan digunakan sebagai
petunjuk operasional yang dapat dipedomani dalam menyelenggarakan kedelapan standar
tersebut. Pedoman yang dianggap dapat digunakan untuk kegiatan tersebut adalah
Pedoman Mutu yang juga merupakan pedoman dalam implementasi sistem manajemen
mutu.

Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban untuk
memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK melalui berbagai strategi dan
pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK memiliki kemampuan untuk mencapai standar
yang telah ditetapkan tersebut sebagaimana diharapkan.

A. Landasan
1. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
B. Pengertian
Pedoman Mutu atau disebut juga Manual Mutu adalah dokumen yang
menggambarkan bagaimana organisasi atau Sekolah mengimplementasikan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Pedoman Mutu ini merupakan jawaban organisasi
atau Sekolah terhadap persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara
garis besar. Pedoman Mutu ini berisi tentang kebijakan organisasi atau Sekolah dalam
menyikapi persyaratan ISO 9001:2008 yang akan dijelaskan secara lebih rinci dalam
prosedur atau instruksi kerja.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 8 dari 78 Halaman
Prosedur merupakan alur bagaimana suatu kegiatan dilakukan oleh organisasi atau
Sekolah. Dalam organisasi atau sekolah yang menerapkan sistem manajemen mutu
minimal harus mempunyai 6 (enam) prosedur yang dipersyaratkan. Selain prosedur
wajib tersebut organisasi atau sekolah bisa menetapkan prosedur-prosedur lain yang
digunakan sebagai acuan dalam mengelola kegiatan dalam organisasi atau sekolah.
Prosedur ini nerlaku diseluruh unit kerja yang ada dan akan dijelaskan secara rinci
dalam Instruksi Kerja. Jadi suatu prosedur masih bisa dirinci menjadi beberapa
Instruksi Kerja.

C Struktur Pedoman Mutu


Pedoman Mutu terdiri atas beberapa bagian yaitu :
a. Profil Sekolah
b. Struktur Organisasi
c. Tanggungjawab dan wewenang
d. Bisnis Proses
e. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu
f. Persyaratan Sistem manajemen mutu
g. Daftar Prosedur dan Lampiran

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 9 dari 78 Halaman
BAB II.
KOMPONEN PEDOMAN MUTU

Pedoman mutu suatu organisasi atau sekolah memuat beberapa informasi yang terkait
dengan kondisi dan bagaimana organisasi atau sekolah tersebut mengimplementasikan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, yang biasanya terdiri atas beberapa hal berikut :

A. Profil Sekolah
Profil sekolah adalah deskripsi kondisi sekolah mulai dari sejarah berdirinya sekolah, data
fisik sekolah baik berupa tanah, bangunan , fasilitas, sumberdaya manusia dan perolehan
prestasi yang telah diraih serta keunikan-keunikan lain yang dimiliki Sekolah. Dengan profil
sekolah akan tergambar seberapa besar dan luasnya organisasi sekolah.

B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi sekolah kadang-kadang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah
yang lainnya. Dengan Struktur Organisasi akan dapat dipahami bagaimana Sekolah
mengelola kegiatan yang ada di sekolah. Besar kecilnya struktur organisasi dapat juga
diartikan dengan luasnya kegiatan dan jumlah siswa yang harus ditangani oleh sekolah.
Struktur Organisasi harus ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan peraturan
perundangan yang berlaku. Penetapan penanggungjawab bagian dalam struktur organisasi
harus dilakukan berdasarkan pertimbangan kompetensi yang mencakup pendidikan,
pelatihan, ketrampilan dan pengalaman.

C. Tugas dan Wewenang


Tugas dan Wewenang setiap personel dalam struktur organisasi harus ditetapkan dan
disosialisasikan. Penetapan tugas dan wewenang ini sedikit berbeda dengan “job
description”. Pada “job description” biasanya tidak dicantumkan wewenang
penanggungjawab suatu bagian, dan lebih banyak menekankan tugas serta tanggungjawab
yang harus dilakukan suatu penanggungjawab bagian tanpa mencantumkan wewenangnya.
Akan lebih baik bila dilengkapi dengan pengganti tugas dan wewenang apabila ada kondisi
suatu saat penanggungjawab berhalangan. Penetapan tugas dan wewenang harus
didasarkan peraturan ataupun surat edaran yang berlaku.

D. Bisnis Proses

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 10 dari 78 Halaman
Bisnis Proses merupakan gambaran rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dalam
melakukan pelayanan dari awal hingga akhir pelaksanaan kegiatan pembelajaran disekolah.
Bisnis Proses disusun dengan mengidentifikasi seluruh kegiatan yang ada disekolah yang
kemudian disusun dalam suatu alur proses dengan mempertimbangkan persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Bisnis proses merupakan alat komunikasi baik kepada
pihak internal maupun eksternal bagaimana sekolah melakukan pengelolaan kegiatan
pembelajaran disekolah. Bisnis Proses ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam materi Bisnis
Proses.
E. Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu merupakan kebijakan yang akan dilakukan sekolah dalam menerapkan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam
kebijakan mutu adalah bahwa kebijakan mutu harus :
a. Sesuai dengan tujuan sekolah
b. Memenuhi persyaratan ISO 9001:2008
c. Mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
d. Melakukan perbaikan secara berkelanjutan
e. Menetapkan penelaahan sasaran mutu
f. Dikomunikasikan dan dimengerti oleh warga sekolah.
Secara lebih detail akan didiskusikan dalam materi Kebijakan Mutu

F. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah merupakan sasaran yang akan dicapai sekolah dalam satu tahun
kedepan. Sasaran mutu diformulasikan dengan mempertimbangkan kondisi sekolah. Akan
lebih baik apabila dalam menentukan sasaran mutu sekolah didasarkan pada hasil Evaluasi
Diri Sekolah (EDS). Sasaran mutu terdiri atas delapan standar yaitu standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan,
dan penilaian. Sasaran mutu harus SMART yaitu :
S : Spesific, sasaran mutu harus spesifik yaitu apa yang akan dicapai
M : Measurable, sasaran mutu harus dapat diukur
A : Achievable, sasaran mutu harus dapat dicapai,
R : Reasonable, sasaran mutu harus rasional, masuk akal
T : Timeframe, sasaran mutu harus ditetapkan dalam jangka waktu tertentu
Dengan menetapkan sasaran mutu yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, masuk akal
dalam jangka waktu tertentu , maka sasaran mutu akan dapat dievaluasi ketercapaiannya
secara periodik. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk melihat apakah sistem sudah
dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat, menentukan tindakan yang perlu

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 11 dari 78 Halaman
dilakukan untuk memperbaiki sistem, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencapai
sasaran mutu. Penyusunan sasaran Mutu akan didiskusikan lebih detail dalam Materi
Sasaran Mutu

G. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008


Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ini merupakan jawaban sekolah
terhadap persyaratan yang ada. Lebih detail akan didiskusikan dalam bab selanjutnya

H. Daftar Prosedur dan Instruksi Kerja


Daftar Prosedur dan Instruksi Kerja ini merupakan daftar Prosedur dan Instruksi Kerja yang
telah disepakati untuk diimplemetasikan disekolah untuk menjawab persyaratan Sistem
manajemen Mutu ISO 9001:2008. Dalam Persyaratan sebetulnya hanya diperlukan 6
(enam) prosedur wajib. Prosedur dan Instruksi Kerja akan didiskusikan lebih lanjut dalam
materi Prosedur dan Instruksi Kerja.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 12 dari 78 Halaman
BAB III.
PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

1 . Lingkup
1.1. Umum
Standar Internasional Ini menetapkan persyaratan-persyaratan untuk suatu sistim
manajemen mutu di mana satu organisasi
a) perlu menunjukkan kemampuannya untuk secara konsisten memenuhi persyaratan
pelanggan dan peraturan perundangan yang berlaku,
b) bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistemnya secara
efektif, termasuk proses perbaikan berlanjut dari sistemnya dan kepastian kesesuaiannya
pada persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan yang berlaku

CATATAN 1 Dalam International Standard ini, istilah “produk” hanya berlaku bagi :
—produk yang diminta atau dikehendaki oleh, pelanggan,
— setiap keluaran yang diharapkan yang sebagai hasil proses-proses realisasi produk.
CATATAN 2 Peraturan perundangan dan persyaratan-persyaratan dapat dinyatakan
sebagai ketentuan hukum.
1.2. Penerapan
Semua persyaratan-persyaratan dari Standard International ini bersifat umum dan
dimaksudkan untuk dapat digunakan untuk semua organisasi-organisasi, apapun jenis,
ukuran dan produk disediakan.
Bila persyaratan dari Standard International ini tidak bisa diterapkan karena sifat alami satu
organisasi dan produk nya, ini dapat dipertimbangkan untuk dikecualikan.
Bila ada pengecualian-pengecualian, tuntutan-tuntutan dari kesesuaian pada Standard
International ini tidak bisa diterima kecuali jika pengecualian-pengecualian dibatasi pada
persyaratan-persyaratan di dalam pasal 7, dan pengecualian-pengecualian seperti itu tidak
mempengaruhi kemampuan, atau tanggung jawab organisasi untuk menyediakan produk
yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Acuan Normative
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan yang
bertanggal, hanya edisi yang telah disyahkan yang digunakan. Sedangkan untuk acuan
yang tidak bertanggal yang berlaku adalah edisi yang terakhir ( termasuk adanya
perubahan-perubahan).

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 13 dari 78 Halaman
ISO 9000:2005, Sistem manajemen mutu —Asas-Asas dan kosa kata

3 Istilah dan definisi


Untuk tujuan penerapan dokumen ini, berlaku istilah dan definisi yang diberikan dalam ISO
9000.
Yang dimaksud dengan “produk” dalam International dapat juga berarti "layanan".

4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM)

4.1 Persyaratan Umum

Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu


SMM dan secara berkelanjutan menyempurnakan efektivitasnya sesuai dengan persyaratan
Standar internasional ini.

Organisasi harus:
a) menetapkan proses-proses yang perlu untuk SMM dan aplikasinya di dalam organisasi,
b) menentukan urutan dan interaksi dari proses-proses ini,
c) menentukan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik proses-
proses operasi maupun pengendalian adalah efektif,
d) memastikan ketersediaan sumber daya dan informasi yang perlu untuk mendukung
operasi dan pemantauan proses-proses ini,
e) memantau, mengukur, jika dapat diterapkan dan menganalisis proses-proses tersebut,
dan
f) menerapkan tindakan yang perlu untuk mencapai hasil yang direncanakan dan
penyempurnaan berkelanjutan terhadap proses-proses ini.

Proses-proses ini harus dikelola oleh organisasi sesuai dengan persyaratan standar
internasional ini.

Bila organisasi memilih untuk meng-outsource-kan (subkontrak) proses yang mempengaruhi


kesesuaian produk terhadap persyaratan, organisasi harus memastikan kendali terhadap
proses tersebut. Tipe dan jangkauan terhadap kendali yang diterapkan terhadap proses
yang di-outsource-kan tersebut harus ditetapkan dalam sistem manajemen mutu.

CAT. 1 Proses-proses yang dibutuhkan untuk SMM yang disebut di atas meliputi proses
untuk kegiatan manajemen, penyediaan sumber daya, realisasi produk,
pengukuran, analisis dan perbaikan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 14 dari 78 Halaman
CAT. 2 Proses yang di-outsource-kan adalah proses yang diperlukan organisasi untuk
sistem manajemen mutu dan dimana organisasi mamutuskan untuk dilakukan
oleh pihak eksternal.

CAT. 3 Pemastian kendali terhadap proses yang di-outsource-kan tidak membebaskan


organisasi terhadap tanggung jawabnya untuk kesesuaian dengan semua
persyaratan pelanggan dan persyaratan peraturan dan perundang-
undangan.Tipe dan jangkauan terhadap kendali yang diterapkan terhadap proses
yang di-outsource-kan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti :

a. dapat potensial terhadap proses yang di-outsource-kan terhadap kemampuan


organisasi untuk menyediakan produk yang sesuai dengan persyaratan,

b. derajat dimana kendali untuk proses dibagi,

c. kemampuan untuk pencapaian kendali yang perlu melalui penerapan pasal


7.4.

4.2 Persyaratan Dokumentasi

4.2.1 Umum

Dokumentasi SMM harus meliputi:


a) persyaratan terdokumentasi dari kebijakan dan sasaran mutu,
b) manual mutu,
c) prosedur terdokumentasi dan catatan yang dibutuhkan oleh standar internasional, dan
d) dokumen, termasuk catatan yang ditetapkan organisasi yang penting untuk memastikan
perencanaan, operasi dan pengendalian yang efektif dari proses-proses.

CATATAN 1 Bila istilah “prosedur terdokumentasi” tampak dalam standar internasional ini,
maka berarti bahwa prosedur ditetapkan, didokumentasikan, dijalankan dan
dipelihara. Suatu dokumen tunggal dapat mengidentifikasikan persyaratan
untuk satu atau lebih prosedur. Suatu persyaratan untuk satu prosedur yang
terdokumentasi dapat mencakup 1 atau lebih dokumen.

CATATAN 2 Cakupan pendokumentasian SMM dapat berbeda dari satu organisasi ke


organisasi yang lain karena
a) ukuran organisasi dan jenis kegiatan
b) kerumitan proses dan interaksinya, dan
c) kompetensi karyawan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 15 dari 78 Halaman
CATATAN 3 Dokumentasi dapat berupa media apapun.

4.2.2 Manual Mutu

Organisasi harus menetapkan dan memelihara manual mutu yang meliputi:


a) Cakupan umum, termasuk perincian dan alasan untuk pengecualian,
b) Prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk SMM, atau rujukannya, dan
c) Penjelasan interaksi antara proses-proses dari SMM.

4.2.3 Pengendalian Dokumen

Dokumen yang dibutuhkan oleh SMM harus dikendalikan. Catatan adalah jenis khusus dari
dokumen dan harus dikendalikan sesuai dengan persyaratan dalam 4.2.4.

Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan pengendalian yang


diperlukan
a) untuk menyetujui dokumen untuk kecukupannya sebelum terbit,
b) untuk menelaah dan memperbaharui sebagaimana perlu, dan persetujuan ulang
dokumen,
c) untuk memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
teridentifikasi,
d) untuk memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat diterapkan
tersedia di tempat pengguna
e) untuk memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat teridentifikasi,
f) untuk memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang ditetapkan
oleh organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen mutu
diidentifikasikan dan distribusinya dikendalikan, dan
g) untuk mencegah penggunaan tidak disengaja dokumen kadaluwarsa, dan untuk
menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila disimpan untuk maksud
apapun.

4.2.4 Pengendalian Catatan/Rekaman

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 16 dari 78 Halaman
Catatan yang ditetapkan untuk memberikan bukti kesesuaian terhadap persyaratan dan
bukti operasi yang efektif dari SMM harus dikendalikan. Organisasi harus menetapkan
prosedur terdokumentasi untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk
identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan pemusnahan
catatan.
Catatan harus tetap dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali.

5. Tanggung Jawab Managemen

5.1 Komitmen Manajemen

Manajemen puncak harus menyediakan bukti komitmennya untuk pengembangan dan


pelaksanaan SMM dan secara berkelanjutan menyempurnakan efektivitasnya dengan
a) mengkomunikasikan pada organisasi pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan
sebagaimana persyaratan undang-undang dan hukum (statutory dan regulatory),
b) menetapkan kebijakan mutu,
c) memastikan bahwa sasaran mutu ditetapkan,
d) melakukan penelaahan manajemen, dan
e) memastikan ketersediaan sumber daya

5.2 Fokus pada Pelanggan

Manajemen puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditentukan dan


dipenuhi dengan sasaran meningkatkan kepuasan pelanggan (lihat 7.2.1 and 8.2.1).

5.3 Kebijakan Mutu

Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan mutu


a) sesuai dengan maksud organisasi,
b) memuat komitmen untuk mematuhi persyaratan dan secara berkelanjutan
menyempurnakan efektivitas SMM,
c) menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan menelaah sasaran mutu,
d) dikomunikasikan dan dimengerti di dalam organisasi, dan
e) ditelaah untuk kesesuaian yang berkelanjutan.

5.4 Perencanaan SMM

5.4.1 Sasaran Mutu

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 17 dari 78 Halaman
Manajemen puncak harus memastikan bahwa sasaran mutu, termasuk yang diperlukan
untuk memenuhi persyaratan untuk produk (lihat 7.1.a), ditetapkan pada fungsi dan level
yang relevan di dalam organisasi. Sasaran mutu harus dapat terukur dan konsisten dengan
kebijakan mutu.

5.4.2 Perencanaan SMM

Manajemen puncak harus memastikan bahwa


a) perencanan SMM dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan 4.1, sebagaimana
juga sasaran mutu, dan
b) integritas SMM dipelihara bila perubahan pada SMM direncanakan dan dilaksanakan.

5.5 Tanggung jawab, Wewenang dan komunikasi

5.5.1 Tanggung Jawab dan Wewenang

Manajemen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang didefinisikan
dan dikomunikasikan di dalam organisasi.

5.5.2 Wakil Manajemen

Manajemen puncak harus menunjuk seorang anggota manajemennya organisasi yang di


luar tanggung jawab yang lain, harus mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang
meliputi
a) memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk SMM ditetapkan, dilaksanakan dan
dipelihara,
b) melaporkan pada manajemen puncak mengenai kinerja SMM dan setiap kebutuhan
untuk penyempurnaan, dan
c) memastikan pengembangan kesadaran mengenai persyaratan pelanggan di dalam
organisasi.

CATATAN Tanggung jawab wakil manajemen dapat meliputi hubungan dengan pihak
eksternal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan SMM.

5.5.3 Komunikasi Internal

Manajemen puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai ditetapkan
dalam organisasi dan bahwa komunikasi mengenai efektivitas SMM berlangsung.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 18 dari 78 Halaman
5.6 Penelaahan Manajemen

5.6.1 Umum

Manajemen puncak harus menelaah SMM organisasi, pada interval yang terencana, untuk
memastikan kesesuaian yang berkelanjutan, kecukupan dan efektivitas. Penelaahan harus
meliputi penilaian kesempatan untuk penyempurnaan dan kebutuhan untuk perubahan
SMM, termasuk kebijakan dan sasaran mutu.

Catatan dari penelaahan manajemen harus dipelihara (lihat 4.2.4)

5.6.2 Masukan Penelaahan

Masukan penelaahan manajemen harus meliputi informasi mengenai


a) Hasil audit,
b) Umpan balik pelanggan,
c) Kinerja proses dan kesesuaian produk,
d) Status tindakan pencegahan dan perbaikan,
e) Tindak lanjut dari penelaahan manajemen sebelumnya,
f) perubahan yang dapat mempengaruhi SMM, dan
g) rekomendasi / saran untuk penyempurnaan.

5.6.3 Hasil Penelaahan

Hasil dari penelaahan manajemen harus meliputi keputusan dan tindakan yang
berhubungan dengan
a) Penyempurnaan efektivitas SMM dan proses-proses-nya,
b) Penyempurnaan produk yang berhubungan dengan persyaratan pelanggan, dan
c) Sumber daya yang diperlukan.

6. Manajemen / Pengelolaan Sumber Daya

6.1 Penyediaan Sumber Daya

Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan


a) Untuk menerapkan dan memelihara SMM dan secara berkelanjutan menyempurnakan
efektivitasnya, dan
b) Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.

6.2 Sumber Daya Manusia

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 19 dari 78 Halaman
6.2.1 Umum

Karyawan yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap


persyaratan harus kompeten berdasarkan pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan
pengalaman yang sesuai.

CATATAN Kesesuaian terhadap persyaratan produk dapat dipengaruhi secara langsung


atau tidak langsung oleh karyawan yang melakukan pekerjaan apapun dalam
sistem manajemen mutu

6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran

Organisasi harus:

a) menentukan kompetensi yang perlu untuk karyawan yang melakukan pekerjaan yang
mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk,
b) Bila dapat, menyediakan pelatihan atau mengambil tindakan lain untuk mencapai
kompetensi yang penting,
c) mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil,
d) memastikan bahwa karyawan menyadari relevansi dan pentingnya kegiatan mereka dan
bagaimana kontribusi mereka dalam pencapaian sasaran mutu, dan
e) memelihara catatan yang sesuai dari pendidikan, pelatihan, ketrampilan, dan
pengalaman (lihat 4.2.4).

6.3 Infra-struktur/Prasarana

Organisasi harus menentukan, menyediakan dan memelihara infra-struktur yang diperlukan


untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk. Infra-struktur meliputi, sebagaimana sesuai

a) bangunan, ruang kerja, dan utilitas terkait,


b) perlengkapan proses (baik perangkat keras maupun lunak), dan
c) pelayanan pendukung (seperti transportasi, komunikasi atau sistem informasi).

6.4 Lingkungan Kerja

Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk
mencapai kesesuaian persyaratan produk.

CATATAN Istilah “lingkungan kerja” terkait dengan kondisi-kondisi dimana pekerjaan


dilakukan termasuk kondisi fisik, lingkungan dan faktor-faktor lain (seperti
kebisingan, temperature, kelembaban, pencahayaan atau cuaca)

7. Realisasi Produk

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 20 dari 78 Halaman
7.1 Perencanaan Realisasi Produk

Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses-proses yang diperlukan


untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk harus konsisten dengan persyaratan
dari proses-proses lain dalam SMM (lihat 4.1).

Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus menentukan yang berikut,


sebagaimana sesuai:
a) sasaran mutu dan persyaratan produk;
b) kebutuhan untuk menetapkan proses dan dokumen, dan untuk menyediakan sumber
daya yang spesifik untuk produk;
c) kegiatan verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi, pengujian yang
diperlukan yang spesifik untuk produk dan kiteria penerimaan/kelulusan produk;
d) catatan yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa realisasi proses dan hasilnya
memenuhi persyaratan (lihat 4.2.4).

Hasil dari perencanaan ini harus dalam bentuk yang sesuai untuk metode operasi
organisasi.

CATATAN1 Suatu dokumen yang memuat proses-proses SMM (termasuk proses


realisasi produk) dan sumber daya yang perlu diterapkan untuk produk,
proyek atau kontrak yang spesifik, dapat dirujuk sebagai rencana mutu.

CATATAN2 Organisasi dapat juga menerapkan persyaratan yang termuat di pasal 7.3
dalam pengembangan proses realisasi produk

7.2 Proses yang Berhubungan dengan Pelanggan

7.2.1 Penentuan Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk


Organisasi harus menentukan
a.) persyaratan yang dinyatakan oleh pelanggan, termasuk persyaratan untuk kegiatan
pengiriman dan paska pengiriman,
b.) persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan namun perlu untuk penggunaan yang
dinyatakan atau dimaksud, bila diketahui,
c.) persyaratan undang-undang dan hukum (statutory & regulatory) yang berlaku bagi
produk, dan
d.) persyaratan tambahan lain yang dipertimbangkan penting oleh organisasi.

CATATAN aktifitas pasca pengiriman termasuk, sebagai contoh, tindakan dalam kondisi
penyediaan masa garansi, kewajiban kontraktual seperti pelayanan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 21 dari 78 Halaman
pemeliharaan dan jasa-jasa tambahan seperti daur ulang dan pembuangan
akhir

7.2.2 Penelaahan Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk


Organisasi harus menelaah persyaratan yang berhubungan dengan produk. Penelaahan
harus dilakukan sebelum komitmen organisasi untuk memasok produk pada pelanggan
(mis. penyerahan tender, penerimaan kontrak atau order, penerimaan perubahan pada
kontrak atau order) dan harus memastikan bahwa

a.) persyaratan produk didefinisikan,

b.) persyaratan kontrak atau order yang berbeda dari yang sebelumnya dinyatakan
diselesaikan, dan

c.) organisasi mempunyai kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Catatan hasil penelaahan dan tindakan yang timbul dari penelaahan harus dipelihara
(lihat.4.2.4).

Bila pelanggan tidak menyediakan persyaratan secara terdokumentasi, persyaratan


pelanggan harus dikonfirmasikan oleh organisasi sebelum penerimaan.

Bila persyaratan produk berubah, organisasi harus memastikan bahwa dokumen yang
relevan diubah dan bahwa karyawan yang terkait diberitahukan mengenai perubahan
persyaratan tersebut.

CATATAN Dalam beberapa situasi, seperti penjualan melalui internet, penelaahan


formal adalah tidak praktis untuk setiap order. Dalam hal ini penelaahan
dapat mencakup informasi produk yang relevan seperti katalog atau materi
iklan.

7.2.3 Komunikasi Pelanggan


Organisasi harus menentukan dan menerapkan peraturan yang efektif untuk komunikasi
dengan pelanggan sehubungan dengan
a.) informasi produk,
b.) penanganan inquiry, kontrak atau order, termasuk perubahannya, dan
c.) umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.

7.3 Desain dan Pengembangan

7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 22 dari 78 Halaman
Organisasi harus merencanakan dan mengendalikan desain dan pengembangan produk.
Dalam perencanaan desain dan pengembangan, organisasi harus menentukan:
a) tahap-tahap desain dan pengembangan,
b) penelaahan, verifikasi dan validasi yang sesuai dengan tahapan desain dan
pengembangan, dan
c) tanggung jawab dan wewenang untuk desain dan pengembangan.

Organisasi harus mengelola antar-muka (hubungan) antara kelompok-kelompok yang


terlibat dalam desain dan pengembangan untuk memastikan komunikasi yang efektif dan
penugasan yang jelas.

Hasil dari perencanaan harus diperbaharui, sebagaimana perlu, sesuai perkembangan


desain dan pengembangan.

CATATAN kajian, desain dan pengembangan, verifikasi, validasi mempunyai tujuan-


tujuan yang jelas. Kegiatan tesebut dapat dilakukan dan dicatat secara
terpisah atau dalam kombinasi apapun yang sesuai buat produk dan
organisasi

7.3.2 Masukan Desain dan Pengembangan


Masukan yang berhubungan dengan persyaratan produk harus ditentukan dan catatan
dipelihara (lihat 4.2.4). Masukan ini harus meliputi
a) persyaratan fungsi dan kinerja,
b) persyaratan undang-undang dan hukum yang berlaku,
c) bila sesuai, informasi yang berasal dari desain sejenis sebelumnya, dan
d) persyaratan lain yang penting untuk desain dan pengembangan

Masukan tersebut harus ditelaah untuk kecukupannya. Persyaratan harus lengkap, jelas /
tidak membingungkan dan tidak bertentangan satu sama lain.

7.3.3 Hasil Desain dan Pengembangan


Hasil desain dan pengembangan harus dimuat dalam bentuk yang sesuai untuk verifikasi
terhadap masukan desain dan pengembangan dan harus disetujui sebelum diterbitkan /
diedarkan.

Hasil desain dan pengembangan harus


a) memenuhi persyaratan masukan untuk desain dan pengembangan,
b) memberikan informasi yang sesuai untuk pembelian, produksi dan penyediaan
pelayanan,
c) memuat atau merujuk kriteria penerimaan produk, dan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 23 dari 78 Halaman
d) menyatakan karakteristik produk yang penting untuk penggunaan yang aman dan
sesuai.

CATATAN informasi untuk produksi dan penyediaan jasa dapat mencakup rincian untuk
pengawetan produk.

7.3.4 Penelaahan Desain dan Pengembangan


Pada tahap yang sesuai, penelaahan desain dan pengembangan yang sistematis harus
dilakukan sejalan dengan pengaturan yang direncanakan (lihat 7.3.1)
a) Untuk mengevaluasi kemampuan hasil desain dan pengembangan untuk memenuhi
persyaratan, dan
b) Untuk mengidentifikasikan problem yang ada dan mengusulkan tindakan yang perlu.

Peserta penelaahan harus melibatkan wakil-wakil fungsi yang terkait dengan tahapan desain
dan pengembangan yang ditelaah. Catatan dari hasil penelaahan dan tindakan yang perlu
harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan


Verifikasi harus dilakukan sejalan dengan pengaturan yang direncanakan (lihat 7.3.1) untuk
memastikan bahwa hasil desain dan pengembangan telah memenuhi persyaratan desain
dan pengembangan. Catatan hasil verifikasi dan tindakan yang perlu harus dipelihara (lihat
4.2.4).

7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan


Validasi desain dan pengembangan harus dilakukan sesuai dengan pengaturan terencana
(lihat 7.3.1) untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan
untuk pemakaian / penerapan yang diminta atau dimaksud, bila diketahui. Bila
memungkinkan, validasi harus diselesaikan sebelum pengiriman atau penerapan produk.
Catatan hasil validasi dan tindakan yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4)

7.3.7 Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan


Perubahan desain dan pengembangan harus diidentifikasikan dan catatan dipelihara.
Perubahan harus ditelaah, diverifikasi dan divalidasi, sebagaimana perlu, dan disetujui
sebelum penerapan. Penelaahan perubahan desain dan pengembangan harus meliputi
evaluasi efek perubahan terhadap produk dan bagian-bagian produk yang sudah dikirim.
Catatan hasil penelaahan perubahan dan tindakan yang perlu harus dipelihara (lihat 4.2.4)

7.4 Pembelian

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 24 dari 78 Halaman
7.4.1 Proses Pembelian
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan
pembelian yang dinyatakan. Jenis dan cakupan pengendalian yang diterapkan pada
pemasok dan produk yang dibeli harus tergantung pada dampak / efek produk yang dibeli
terhadap realisasi produk atau produk akhir.

Organisasi harus mengevaluasi dan memilih pemasok berdasarkan kemampuan mereka


untuk memasok produk sesuai dengan persyaratan organisasi. Kriteria untuk pemilihan,
evaluasi dan evaluasi ulang harus ditetapkan. Catatan hasil evaluasi dan tindakan yang
perlu yang timbul dari evaluasi harus dipelihara (lihat 4.2.4).

7.4.2 Informasi Pembelian


Informasi pembelian harus menjelaskan produk yang akan dibeli, termasuk bila sesuai
a) persyaratan untuk persetujuan produk, prosedur, proses dan perlengkapan,
b) persyaratan untuk kualifikasi karyawan, dan
c) persyaratan SMM.

Organisasi harus memastikan kecukupan persyaratan pembelian yang ditetapkan sebelum


berkomunikasi dengan pemasok.

7.4.3 Verifikasi Produk yang Dibeli


Organisasi harus menetapkan dan menerapkan inspeksi atau kegiatan lain yang perlu untuk
memastikan bahwa produk yang dibeli memenuhi persyaratan pembelian yang dinyatakan.
Bila organisasi atau pelanggannya bermaksud untuk melaksanakan verifikasi di tempat
pemasok, organisasi harus menyatakan pengaturan verifikasi yang dimaksudkan dan
metoda pelulusan / produk dalam informasi pembelian.

7.5 Produksi dan Penyediaan Pelayanan

7.5.1 Pengendalian Produksi dan Penyediaan Pelayanan

Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan pelayanan


dalam kondisi terkendali. Kondisi terkendali harus meliputi, sebagaimana sesuai
a) ketersediaan informasi yang menjelaskan karakteristik produk,
b) ketersediaan instruksi kerja, bila perlu,
c) penggunaan perlengkapan yang sesuai / cocok,
d) ketersediaan dan penggunaan perlengkapan pemantauan dan pengukuran,
e) pelaksanaan pemantauan dan pengukuran, dan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 25 dari 78 Halaman
f) pelaksanaan kegiatan pelepasan produk, pengiriman dan paska pengiriman.

7.5.2 Validasi Proses untuk Produksi dan Penyediaan Pelayanan

Organisasi harus mem-validasi proses-proses untuk produksi dan penyediaan pelayanan


bila hasil proses tidak dapat diverifikasi oleh pemantauan atau pengukuran sesudahnya dan
sebagai konsekuensi, kekurangan menjadi nyata hanya setelah produk digunakan atau
pelayanan telah disampaikan / dikirimkan.

Validasi harus menunjukkan kemampuan proses-proses ini untuk mencapai hasil yang
direncanakan.

Organisasi harus menetapkan pengaturan untuk proses-proses ini termasuk, sebagaimana


sesuai
a) kriteria terdefinisi untuk penelaahan dan persetujuan proses-proses,
b) persetujuan perlengkapan dan kualifikasi karyawan,
c) penggunaan metode dan prosedur khusus,
d) persyaratan untuk catatan (lihat 4.2.4), dan
e) validasi ulang.

7.5.3 Identifikasi dan Kemampu-telusuran

Bila perlu, organisasi harus mengidentifikasikan produk dengan cara / alat yang sesuai
selama realisasi produk.

Organisasi harus mengidentifikasikan status produk dalam hubungannya dengan


persyaratan pemantauan dan pengukuran selama proses realisasi produk.

Bila kemampu-telusuran adalah persyaratan, organisasi harus mengendalikan identifikasi


unik dari produk dan memelihara catatan (lihat 4.2.4).

CATATAN Dalam beberapa sektor industri, manajemen konfigurasi adalah cara dimana
identifikasi dan kemampu-telusuran dipelihara.

7.5.4 Barang Milik Pelanggan


Organisasi harus memberikan perhatian pada barang milik pelanggan bila barang tersebut
ada di bawah kendali organisasi atau sedang digunakan oleh organisasi. Organisasi harus
mengidentifikasikan, memverifikasi, melindungi dan menjaga milik pelanggan yang
disediakan untuk digunakan atau digabungkan ke dalam produk. Bila ada barang milik

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 26 dari 78 Halaman
pelanggan yang hilang, rusak atau ditemukan tidak sesuai untuk penggunaan, organisasi
harus melaporkan hal ini ke pelanggan dan memelihara catatan (lihat 4.2.4).

CATATAN Barang milik pelanggan dapat meliputi hak-hak intelektual dan data personal.

7.5.5 Pengawetan / Pemeliharaan Produk


Organisasi harus memelihara produk selama pemrosesan internal dan pengiriman ke tujuan
yang dimaksud dalam rangka untuk memelihara kesesuaian dengan persyaratan produk.
Pemeliharaan harus meliputi identifikasi, penanganan, pengemasan, penyimpanan dan
perlindungan, sebagaimana sesuai. Pemeliharaan harus juga diterapkan untuk bagian-
bagian produk.

7.6 Pengendalian Perlengkapan Pemantauan dan Pengukuran

Organisasi harus menentukan pemantauan dan pengukuran yang akan dilakukan dan
perlengkapan pemantauan dan pengukuran yang diperlukan untuk memberikan bukti
kesesuaian produk terhadap persyaratan yang ditentukan.

Organisasi harus menetapkan proses-proses untuk memastikan bahwa pemantauan dan


pengukuran dapat dilakukan dan dilakukan dengan cara yang konsisten dengan persyaratan
pemantauan dan pengukuran.

Bila diperlukan untuk memastikan hasil yang valid, alat pengukuran harus:

a) dikalibrasi atau diverifikasi atau kedua-duanya pada interval yang dinyatakan, atau
sebelum pemakaian, terhadap standar pengukuran yang dapat ditelusuri ke standar
pengukuran internasional atau nasional; bila standar yang dimaksud tidak ada, dasar
yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi harus dicatat (lihat 4.2.4);
b) disesuaikan atau disesuaikan ulang bila perlu;
c) mempunyai identifikasi dalam rangka untuk menetapkan status kalibrasinya;
d) dijaga dari penyesuaian yang dapat mengacaukan hasil pengukuran;
e) dilindungi dari kerusakan dan pelapukan selama penanganan, pemeliharaan dan
penyimpanan

Sebagai tambahan, organisasi harus menilai dan mencatat ke-sahih-an hasil pengukuran
sebelumnya bila alat ditemukan tidak sesuai persyaratan. Organisasi harus mengambil
tindakan yang sesuai terhadap alat dan produk yang terkena dampak.

Catatan hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara (lihat 4.2.4).

Bila digunakan dalam pemantauan dan pengukuran terhadap persyaratan tertentu,


kemampuan perangkat lunak komputer untuk memenuhi aplikasi yang dimaksud harus

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 27 dari 78 Halaman
dikonfirmasikan. Ini harus dilakukan sebelum pemakaian pertama dan dikonfirmasi ulang
sebagaimana perlu.

CATATAN Konfirmasi terhadap kemampuan perangkat lunak komputer untuk memenuhi


penerapan yang dimaksud dapat mencakup verifikasi dan manajemen
konfigurasi untuk memelihara kesesuaiannya untuk penggunaan

8 Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan

8.1 Umum

Organisasi harus merencanakan dan menerapkan proses-proses pemantauan, pengukuran,


analisis dan penyempurnaan yang diperlukan
a) untuk mendemonstrasikan terhadap persyaratan produk,
b) untuk memastikan kesesuaian dari SMM, dan
c) secara berkelanjutan menyempurnakan efektifitas SMM

Ini harus meliputi penentuan metode yang dapat dipakai, termasuk teknik statistik, dan
jangkauan pemakaiannya.

8.2 Pemantauan dan Pengukuran

8.2.1 Kepuasan Pelanggan


Sebagai salah satu pengukuran kinerja SMM, organisasi harus memantau informasi yang
berhubungan dengan persepsi mengenai apakah organisasi telah memenuhi persyaratan
pelanggan. Metode untuk mendapatkan dan menggunakan informasi ini harus ditentukan.

CATATAN Pemantauan pesepsi pelanggan dapat mencakup pemerolehan masukan dari


sumber-sumber seperti survey kepuasan pelanggan, data pelanggan
terhadap produk yang sudah terkirim, suvei opini pengguna, analisis kerugian
bisnis, komplimen, klaim garansi dan laporan dealer.

8.2.2 Audit Internal


Organisasi harus melakukan audit internal pada interval yang terencana untuk menentukan
apakah SMM
a) sesuai terhadap pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1), terhadap Standar
Internasional ini dan terhadap persyaratan SMM yang ditetapkan oleh organisasi, dan
b) dijalankan dan dipelihara dengan efektif.

Program audit harus direncanakan, dengan mempertimbangkan status dan pentingnya


proses dan area yang akan diaudit, sebagaimana juga hasil audit sebelumnya. Kriteria,

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 28 dari 78 Halaman
ruang lingkup, frekuensi dan metode audit harus didefinisikan. Pemilihan auditor dan
pelaksanaan audit harus memastikan objektifitas dan kenetralan proses audit. Auditor tidak
boleh mengaudit pekerjaan mereka sendiri.

Prosedure terdokumentasi harus ditetapkan untuk menetapkan penanngung jawab dan


persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pembuatan catatan dan pelaporan
hasil.

Catatan dari audit dan hasilnya harus dipelihara (lihat 4.2.4)

Manajemen yang bertanggung jawab untuk area yang diaudit harus memastikan bahwa
tindakan koreksi dan tindakan perbaikan apapun yang perlu diambil dengan segera untuk
menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan dan penyebabnya. Kegiatan tindak lanjut
harus meliputi verifikasi tindakan yang diambil dan pelaporan hasil verifikasi (lihat 8.5.2).
CATATAN Lihat ISO 19011 untuk panduan.

8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses


Organisasi harus menerapkan metode yang sesuai untuk pemantauan dan, bilamana
sesuai, pengukuran dari proses-proses SMM. Metode ini harus mendemonstrasikan
kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan. Bila hasil yang direncanakan
tidak tercapai, pembetulan/perbaikan dan tindakan perbaikan harus diambil, sebagaimana
sesuai.

CATATAN Ketika menetapkan metode yang sesuai, disarankan bahwa organisasi


mempertimbangkan tipe dan jangkauan dari pemantauan dan pengukuran
yang sesuai untuk tiap proses-prosesnya terkait dengan dampaknya terhadap
kesesuaian terhadap persyaratan produk dan terhadap keefektifan dari sistem
manajemen mutu

8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk


Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk memeriksa bahwa
persyaratan produk telah dipenuhi. Ini harus dilakukan pada tahap-tahap yang sesuai dari
proses realisasi produk sejalan dengan pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1). Bukti dari
kesesuaian terhadap kriteria keberterimaan harus dipelihara.
Catatan harus mengindikasikan karyawan yang berwenang untuk pelepasan produk untuk
pengiriman ke pelanggan. (lihat 4.2.4).
Penyerahan produk dan penyampaian pelayanan/jasa tidak boleh dilakukan sampai
pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1) telah dipenuhi dengan memuaskan, kecuali bila
disetujui oleh pihak yang berwenang dan, bilamana sesuai, oleh pelanggan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 29 dari 78 Halaman
8.3 Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai

Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai terhadap persyaratan
diidentifikasikan dan dikendalikan untuk mencegah pemakaian atau pengiriman yang tidak
diharapkan. Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk menetapkan kendalai dan
penanggung jawab terkait dan kewenangan untuk penyelesaian produk yang tidak sesuai.
Organisasi harus menangani produk yang tidak sesuai dengan satu atau lebih cara-cara
berikut ini :

a) dengan mengambil tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang diketahui,


b) dengan mengotorisasi penggunaannya, meluluskan atau menerima di bawah konsesi
oleh yang berwenang dan, bilamana sesuai, oleh pelanggan,
c) dengan mengambil tindakan untuk mencegah/menghalangi pemakaian sebagaimana
dimaksud pada awalnya.
d) dengan mengambil tindakan yang sesuai terhadap dampak atau potensi dampak
terhadap ketidaksesuaian, ketika ketidaksesuaian dideteksi setelah pengiriman atau
penggunaan dimulai

Bila produk yang tidak sesuai diperbaiki, produk harus tetap diverifikasi ulang untuk
mendemonstrasikan kesesuaian terhadap persyaratan.

Catatan mengenai jenis ketidaksesuaian dan tindakan yang mengikutinya, termasuk konsesi
yang diperoleh, harus dipelihara (lihat 4.2.4).

8.4 Analisis Data

Organisasi harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai untuk
mendemonstrasikan kesesuaian dan efektivitas SMM dan untuk mengevaluasi bila
penyempurnaan berkelanjutan terhadap efektivitas SMM dapat dilakukan. Ini harus meliputi
data yang dihasilkan dari pemantauan dan pengukuran dan dari sumber lain yang relevan.

Analisa data harus menyediakan informasi yang berhubungan dengan :


a) kepuasan pelanggan (lihat 8.2.1),
b) kesesuaian terhadap persyaratan produk (lihat 8.2.4),
c) karakteristik dan kecenderungan proses dan produk termasuk kemungkinan untuk
tindakan pencegahan (lihat 8.2.3 dan 8.2.4), dan
d) pemasok (lihat 7.4)

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 30 dari 78 Halaman
e)

8.5 Penyempurnaan

8.5.1 Penyempurnaan Berkelanjutan

Organisasi harus secara berkelanjutan menyempurnakan efektivitas SMM melalui


penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan
dan pencegahan dan penelaahan manajemen.

8.5.2 Tindakan Perbaikan


Organisasi harus mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan pengulangan kejadian. Tindakan perbaikan
harus sesuai terhadap dampak ketidaksesuaian yang ditemui.

Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan persyaratan untuk:

a) menelaah ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan),


b) menentukan penyebab ketidaksesuaian,
c) mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk memastikan bahwa ketidaksesuaian tidak
berulang,
d) menentukan dan menerapkan tindakan yang perlu,
e) mencatat hasil tindakan yang diambil (lihat 4.2.4), dan
f) menelaah keefektifan tindakan perbaikan yang diambil

8.5.3 Tindakan Pencegahan


Organisasi harus menentukan tindakan untuk menghilangkan penyebab dari
ketidaksesuaian potensial dalam rangka pencegahan timbulnya kejadian. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan akibat dari masalah potensial.

Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan persyaratan untuk:


a) menentukan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya,
b) mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk mencegah timbulnya ketidaksesuaian,
c) menentukan dan menerapkan tindakan yang perlu,
d) mencatat hasil tindakan yang diambil (lihat 4.2.4), dan
e) menelaah keefektifan tindakan pencegahan yang diambil.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 31 dari 78 Halaman
Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016
Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 32 dari 78 Halaman
BAB IV
PEDOMAN MUTU

A. Menyusun Pedoman Mutu

Seperti telah disebutkan diatas bahwa pedoman mutu atau manual mutu sekolah
merupakan petunjuk bagaimana sekolah mengelola pelayanan pembelajaran yang
didasarkan pada persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Dengan
demikian pedoman mutu tersebut harus menjelaskan bagaimana sekolah menjawab
pasal demi pasal yang ada dalam persyaratan dikaitkan dengan operasional
pengelolaan sekolah atau dengan kata lain bagaimana sekolah melakukan pengelolaan
pembelajaran dengan mengimplementasikan pasal-pasal yang ada dalam persyaratan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Langkah-langkah dalam penyusunan pedoman mutu adalah dengan cara sebagai
berikut :
1. Penentuan Ruang Lingkup Implementasi.
Menentukan ruang lingkup implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
tersebut akan diterapkan. Apakah sistem manajemen mutu tersebut akan
diimplementasikan diseluruh kegiatan sekolah, apakah sistem manajemen mutu
akan diimplentasikan diseluruh wilayah sekolah (misalnya ada sekolah yang
terdiri lebih dari satu lokasi) atau apakah implementasi sistem manajemen mutu
tersebut hanya diimplementasikan pada satu kegiatan atau satu lokasi sekolah
saja. Penentuan ruang lingkup harus ditetapkan terlebih dahulu dengan
mempertimbangkan sumberdaya yang ada di sekolah, baik sumberdaya manusia
maupun sumberdaya non manusia.
2. Mengkompilasi hasil kegiatan dalam dari materi-materi
sebelumnya yaitu bisnis proses sekolah, kebijakan mutu, sasaran mutu serta
dilengkapi dengan profil sekolah, struktur organisasi sekolah, tugas dan
wewenang penanggunjawab setiap bagian dalam struktur organisasi.
3. Mengkonversi persyaratan sistem manajemen mutu ISO
9001;2008 kedalam kesanggupan atau komitmen sekolah dalam
mengimplementasikan sistem manajemen mutu iso 9001:2008.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 33 dari 78 Halaman
4. Mengkompilasi prosedur dan Instruksi Kerja yang telah
diidentifikasi dalam menjawab persyaratan kedalam sebuah daftar sehingga akan
bisa dilihat setiap prosedur atau Instruksi kerja tersebut berkaitan dengan pasal
yang dalam persyaratan.

B. Konversi Persyaratan kedalam Komitmen

Salah satu komponen dalam Pedoman Mutu adalah melakukan konversi dari
persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 kedalam komitmen yang akan
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Membaca dan memahami deskripsi
seluruh pasal dalam persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
2. Mengganti kata organisasi dalam
persyaratan dengan nama sekolah.
3. Mengganti kata manajemen puncak
dalam persyaratan dengan kata kepala sekolah
4. Menghilangkan kata harus yang ada
dalam persyaratan
5. Menjelaskan bagaimana pengelolaan
kegiatan yang dipersyaratakan dalam setiap pasal yang ada dalam Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008

Sebagai contoh untuk menjawab salah satu pasal dalam persyaratan sistem
manajemen mutu adalah sebagai berikut :

Contoh 1:
Pasal 5.6 Penelaahan Manajemen

Pasal 5.6.1 Umum, pasal ini menyebutkan bahwa :

Manajemen puncak harus menelaah SMM organisasi, pada interval yang terencana,
untuk memastikan kesesuaian yang berkelanjutan, kecukupan dan efektivitas.
Penelaahan harus meliputi penilaian kesempatan untuk penyempurnaan dan
kebutuhan untuk perubahan SMM, termasuk kebijakan dan sasaran mutu.

Maka dalam pedoman mutu harus diubah menjadi :

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 34 dari 78 Halaman
Kepala sekolah menelaah SMM organisasi pada interval yang terencana untuk
memastikan kesesuaian yang berkelanjutan, kecukupan dan efektivitas SMM.
Penelaahan meliputi penilaian kesempatan untuk penyempurnaan dan
kebutuhan untuk perubahan SMM, termasuk kebijakan dan sasaran mutu

Contoh 2 :

Pasal 8.5.2. Tindakan Perbaikan


Organisasi harus mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan pengulangan kejadian. Tindakan
perbaikan harus sesuai terhadap dampak ketidaksesuaian yang ditemui.

Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan persyaratan untuk:

a) menelaah ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan),


b) menentukan penyebab ketidaksesuaian,
c) mengevaluasi kebutuhan tindakan untuk memastikan bahwa ketidaksesuaian
tidak berulang,
d) menentukan dan menerapkan tindakan yang perlu,
e) mencatat hasil tindakan yang diambil (lihat 4.2.4), dan
f) menelaah keefektifan tindakan perbaikan yang diambil

Maka dalam Pedoman mutu persyaratan tersebut diubah menjadi :


SMK.......... mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka pencegahan pengulangan kejadian. Tindakan
perbaikan yang dilakukan disesuaikan terhadap dampak ketidaksesuaian yang
ditemui.

Prosedur tindakan koreksi yang dilakukan ditetapkan secara lebih rinci dapat
dilihat pada POS No........

Kalau dilihat dalam persyaratan ditemukan kata “ prosedur terdokumentasi harus


ditetapkan” maka Sekolah harus menyusun prosedur yang berkaitan dengan pasal
persyaratan tersebut.
Demikian dilakukan seterusnya sehingga setiap pasal persyaratan tersebut dikonversi
kedalam komitmen yang akan dilakukan oleh Kepala Sekolah maupun oleh Sekolah.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 35 dari 78 Halaman
C. Contoh Format Pedoman Mutu atau Manual Mutu.
Ada berbagai macam bentuk Pedoman Mutu atau Manual Mutu yang bisa digunakan
untuk mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008. Tetapi secara
garis besar akan mencakup komponen-komponen seperti yang telah disebutkan diatas.
Sebagai bahan penyusunan draft pedoman mutu sekolah , pada lampiran disampaikan
contoh template untuk menyusun pedoman mutu atau manual mutu sekolah.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 36 dari 78 Halaman
Lampiran : Template Contoh Penyusunan Pedoman Mutu Sekolah

PEDOMAN MUTU

Edisi : A

Menyetujui untuk diterbitkan


Pada tanggal, ..........................................

Oleh :
Kepala SMK

................................................

SMK ................................................

Perhatian : Dokumen ini tidak boleh disalin/dicopy atau digunakan untuk keperluan komersial
atau tujuan lain baik seluruhnya maupun sebagian tanpa izin sebelumnya dari Kepala
SMK .............................................................

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 37 dari 78 Halaman
STATUS REVISI

NO. NO.
BAGIAN/SUB BAGIAN DISETUJUI
REVIS HALAMA TANGGAL
YANG DIREVISI OLEH
I N

Pengendali Dokumen :
Wakil Menajemen Mutu

...................................

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 38 dari 78 Halaman
KATA PENGANTAR

Pedoman mutu ini memberikan gambaran tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM ISO
9001:2008) yang diterapkan di SMK ........................................................................
Pedoman ini menjadi dasar dalam pengembangan organisasi dan upaya merealisasikan
Kebijakan Mutu yang telah ditetapkan, dimana yang menjadi inti dari pengembangan ini
adalah memberikan pelayanan yang semakin baik kepada peserta didik, orang tua, dunia
usaha/dunia industri dan masyarakat pada umumnya.
Prosedur yang terkandung dalam Pedoman Mutu ini disusun berdasarkan persyaratan
Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008.Pedoman Mutu ini bersifat terbuka artinya
dapat diperbaiki dari waktu ke waktu, akan tetapi tetap mengacu pada persyaratan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
Saran maupun masukan terhadap Pedoman Mutu ini sangat kami harapkan, hal ini
akan menjadi kesempurnaan pedoman mutu ini di masa akan datang.

Jakarta,..................
Kepala,

.............................

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 39 dari 78 Halaman
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... 1


SATATUS REVISI ........................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 4
STATUS TERBITAN HALAMAN ..................................................................................... 5
DISTRIBUSI DOKUMEN ............................................................................................... 6
PROFIL SMK ............................................................................................................... 8
BAB I. KEBIJAKAN MUTU ....................................................................................... 9
BAB II. STRUKTUR ORGANISASI ............................................................................. 12
BAB III. PROSES BISNIS .......................................................................................... 21
BAB IV. PERSYARATAN UMUM .................................................................................. 23

LAMPIRAN
1. DAFTAR PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR ....................................................... 37
2. DAFTAR INSTRUKSI KERJA .................................................................................. 37
3. MATRIK TANGGUNG JAWAB PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR .......................... 37
4. MATRIK TANGGUNG JAWAB INSTRUKSI KERJA ...................................................... 37

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 40 dari 78 Halaman
STATUS TERBITAN HALAMAN

REVISI
BAB HALAMAN TERBITAN
KE- TANGGAL

Disahkan di : ..............................
Pada Tanggal ..............................

Oleh Kepala,

......................................

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 41 dari 78 Halaman
DISTRIBUSI DOKUMEN

1. DISTRIBUSI PEDOMAN MUTU TERKENDALI

Distribusi Pedoman Mutu Terkendali diatur sebagai berikut :

Master Dokumen : Wakil Manajemen Mutu (WMM)


Copy Dokumen :

NO COPY PENERIMA KODE


01. Kepala Sekolah KSEK
02. Kepala Tata Usaha KATU
03. Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu WMUT
04. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum WKUR
05. Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan WHUB
Industri/Hubungan Masyarakat
06. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana WSAR
07. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan WSIS
08.
09.
10.
11.
12.
13
14.
15.
16.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 42 dari 78 Halaman
2. DISTRIBUSI DOKUMEN PEDOMAN MUTU TIDAK TERKENDALI

2.1. Dokumen Pedoman Mutu Tidak Terkendali harus diberi cap/tanda “TIDAK
TERKENDALI” berwarna merah dan terlihat secara jelas pada halaman muka.
2.2. Dokumen Pedoman Mutu Tidak Terkendali hanya diterbitkan setelah ada
persetujuan dari Kepala SMK ........................................dan Wakil Manajemen
Mutu (WMM) yang berasal dari Master Dokumen.
2.3. Dokumen Pedoman Mutu Tidak Terkendali tidak perlu diperbarui (“up date”) bila
hanya digunakan untuk tujuan pemberian informasi atau untuk kepentingan lain
yang tidak bersifat resmi.
2.4. Semua yang direvisi harus sepengetahuan dan atas persetujuan Kepala
SMK ........................................dan masing-masing bagian yang direvisi nomor
harus naik dan bertanggal.
2.5. Rincian semua perubahan harus tercatat pada halaman Status Revisi dan
Persetujuan.
2.6. Dokumen yang telah direvisi sebanyak 10 kali, maka akan diterbitkan edisi
berikutnya dengan nomor urut naik setelah angka I (angka Romawi). Nomor
revisi menggunakan angka 1 s.d 10 dan nomor revisi terbitan baru ini kembali
menjadi angka 0.
2.7. Wakil Manajemen Mutu atau “management representatives” harus memastikan
bahwa semua perubahan telah digabung dalam suatu salinan terkendali dan
halaman yang berubah harus ditarik.
2.8. Salinan dari masing-masing bagian yang diubah harus diberi tanda kadaluwarsa.
2.9. Kepala SMK ........................................bersama Wakil Manajemen Mutu harus
meninjau Pedoman Mutu ini minimal 1 (satu) tahun sekali, untuk kesesuaian dan
kecukupannya terhadap ketentuan dan kebutuhan lembaga dan atau memenuhi
standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.
2.10. Peninjauan dokumen ini juga dimaksudkan untuk menilai efektivitas dan
kecocokan penerapan sistem mutu yang berkesinambungan, sehingga dapat
mengidentifikasi peluang peningkatan sistem mutu.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 43 dari 78 Halaman
PROFIL
SMK .................................................................

1. IDENTITAS SEKOLAH
Nama :

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 44 dari 78 Halaman
BAB I
KEBIJAKAN MUTU DAN SASARAN MUTU

A. KEBIJAKAN MUTU

SMK ........................................................... bertekad menerapkan


sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 agar menjadi Sekolah Menengah
Kejuruan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kejuruan pertanian
yang berorientasi mutu pada semua kegiatannya.
Setiap sumberdaya manusia SMK .........................................
bertanggung jawab dan melaksanakan penyempurnaan mutu layanan produk
dan jasa pendidikan untuk kepuasan pelanggan dan berperan aktif untuk
meninjau dan memperbaiki sistem manajemen mutu secara berkelanjutan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Jakarta ............................,
KEPALA SMK ...............................

.......................................................

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 45 dari 78 Halaman
B. SASARAN MUTU

Sasaran Mutu SMK ........................................Tahun Pelajaran 2012/2013


mulai tanggal ............................................., adalah sebagai berikut :

Contoh sasaran mutu sekolah, mengacu kepada delapan standar:


A. Komponen standar isi ( diturunkan dari instrumen EDS)
Sasaran mutu :
1. Pengembangan KTSP melibatkan guru mata pelajaran, Dunia Usaha atau Dunia
Industri (DU/DI), konselor, dan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara
lembaga pendidikan
2. Lebih dari 76 % Silabus dikembangkan sesuai dengan pedoman penyusunan KTSP
3. Sekolah memenuhi standar untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi
peserta didik yang meliputi bimbingan, konseling, dan kegiatan ekstra kurikuler.

B. Komponen standar proses,


Sasaran Mutu :
1. Semua guru membuat RPP sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
2. 76 % guru melakukan pembelajaran berbasis teknologi informasi
3. 76 % siswa dapat melakukan prakerin sesuai kompetensinya
4. Hasil evaluasi guru semuanya baik

C. Komponen standar kompetensi lulusan


Sasaran mutu :
1. Hasil Ujian Nasional rata-rata ....
2. Hasil Uji Kompetensi keahlian rata .....
3. KKM kelas X .....
4. KKM kelas XI ....
5. Layanan terhadap siswa untuk memperoleh berbagai macam keterampilan sesuai
pedoman

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 46 dari 78 Halaman
D. Komponen standar pendidik dan tenaga kependidikan
Sasaran Mutu :
1. Meningkatkan kualifikasi PTK sebanyak ....orang
2. Meningkatkan kompetensi (pelatihan) PTK sebanyak .... orang

E. Komponen standar sarana dan prasarana


Sasaran mutu :
1. Semua bahan ajar yang diperlukan siswa tersedia
2. Menambah sarana dan prasarana berupa .....

F. Komponen standar pengelolaan


Sasaran mutu :
1. Semua unsur terlibat dalam kerja tim untuk pengembangan sekolah
2. RKS/RAKS seratus persen ber dampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
3. Sistem informasi dengan menggunakan website /softcopy

G. Komponen standar pembiayaan


Sasaran mutu :
1. Sekolah membayar gaji guru dan karyawan tepat waktu
2. 95 % penggunaan anggaran sesuai dengan rencana
3. 90% siswa membayar SPP tepat waktu

H. Komponen standar penilaian


Sasaran mutu :
1. 100% guru menilai berdasarkan silabus yang telah ditetapkan indikatornya
2. Ada penilaian peserta didik baik bidang akademik maupun non akademik
3. Seluruh hasil penilaian siswa di dokumentasikan

I. Kepuasan pelanggan dengan Indek Kepuasan Pelanggan mencapai 3,50 dengan angka
skala 1-5

1. Contoh Sasaran mutu unit kerja :

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 47 dari 78 Halaman
Sasaran mutu sekolah Sasaran mutu Unit kerja, misal Waka
Kurikulum
A. Standar Isi
1.
2. Silabus 2.1 Seluruh kompetensi telah
dikembangkan sesuai dikembangkan silabusnya sesuai standar
dengan Standar Isi, dan aturan
Standar Kompetensi
Lulusan dan dan
SKKNI
3.
B. Standar Proses

C. Standar Kompetensi
Lulusan
1. Hasil UN Rata-rata ... 1.1 Rata-rata UN Bahasa Inggris ....
1.2 Rata-rata UN bahasa Indonesia ...
1.3 Rata-rata UN Matematikan ....

Untuk mencapai sasaran mutu di atas, SMK ....................................akan :


 Menjamin agar kebijakan mutu, sasaran mutu yang akan dicapai,
komitmen terhadap mutu dipahami dan dilaksanakan oleh semua
sumber daya manusia SMK .........................................
 Mengidentifikasi, menyediakan sumber daya dan personal terlatih
untuk memenuhi persyaratan Prosedur Operasional Standar
SMK ........................................, sehingga pelanggan yakin akan
memperoleh produk/jasa yang dibutuhkan dan memperoleh kepuasan.
 Memberi keyakinan bahwa sistem manajemen mutu yang diterapkan
di SMK ........................................sesuai dan efektif serta terus
menerus ditingkatkan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 48 dari 78 Halaman
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

A. STRUKTUR ORGANISASI

Gambar :
KOMITE KA. KOMPETENSI
KEPALA SEKOLAH
UP
SEKOLAH

KEPALA TU WMM

WAKA.
WAKA. WAKA. WAKA.
SARPRAS
KURIKULUM HUBINMA KESISWAAN

KA. KOMPETENSI KA. KOMPETENSI KA. KOMPETENSI KA.


KOMPETENSI

GURU

Keterangan:
garis komando
--------------- garis kendali mutu

Gambar 2.1: Contoh struktur organisasi sekolah

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 49 dari 78 Halaman
B. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

BILA
BERHUB
BERTANG ABSEN
UNGAN
TANGGUNG JABATA GUNG DIDELE
WEWENANG DENGAN
JAWAB N JAWAB GASIKA
UNIT
KEPADA N
KERJA
KEPADA
Mengkoordinir Menetapkan Kepala Kepala Pejabat Seluruh
program sekolah Program Kerja Sekolah Dinas yang unit kerja,
Sekolah, Pendidikan ditunjuk Komite
mengawasi Kabupaten Sekolah
pelaksanaan dan
program, memberi pelangga
penghargaan dan n
sanksi eksternal
Mengkoordinir Menentukan Ka. TU Kepala Pejabat Seluruh
kegiatan kegiatan dan Sekolah yang unit kerja
ketatausahaan menyusun laporan ditunjuk internal
sekolah. ketatausahaan dan
eksternal
yang
sejenis
Menjamin Mengendalikan WMM Kepala Pejabat Seluruh
keterlaksanaan Sistem Sekolah yang unit kerja
Sistem Manajemen Mutu ditunjuk internal
Manajemen Mutu, di sekolah, yaitu: dan
yaitu : mengendalikan eksternal
memastikan SMM, menetapkan auditor
penerapan proses kinerja penerapan
sesuai dengan SMM dan
SMM, melaporkan mengkomunikasi
kinerja penerapan SMM di dalam
SMM, memastikan maupun ke luar
pemahaman
persyaratan
pelanggan
Mengkoordinir Mengusulkan Waka. Kepala Pejabat Seluruh
kegiatan penetapan Kurikulum Sekolah yang unit kerja
pembelajaran Kurikulum ditunjuk internal
normatif, adaptif, SMK .................... dan
produktif dan ...................., eksternal
muatan lokal Silabus, dan yang
mengesahkan sejenis
perencanaan
administrasi
pembelajaran
Mengkoordinir Mengusulkan Waka. Kepala Pejabat Seluruh

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 50 dari 78 Halaman
BILA
BERHUB
BERTANG ABSEN
UNGAN
TANGGUNG JABATA GUNG DIDELE
WEWENANG DENGAN
JAWAB N JAWAB GASIKA
UNIT
KEPADA N
KERJA
KEPADA
kegiatan kerjasama dengan Hubin Sekolah yang unit kerja
pembelajaran di institusi pasangan ditunjuk internal
DUDI, hubungan yang relevan dan dan
industri/masyarak berkoodinasi eksternal
at, bursa kerja dengan Ka. yang
dan mengelola Kompetensi sejenis
kewirausahaan Keahlian dalam
sekolah pembelajaran di
DUDI

Mengkoordinir Mengusulkan Waka. Kepala Pejabat Seluruh


kegiatan pengelolaan dan Sarpras Sekolah yang unit kerja
pengelolaan penggunaan sarana ditunjuk internal
sarana, prasarana, dan prasarana dan
menciptakan iklim sekolah eksternal
kerja, yang
melaksanakan sejenis
pengelolaan SMK
Berwawasan
Lingkungan
Mengkoordinir Mengusulkan Waka. Kepala Pejabat Seluruh
kegiatan kegiatan Kesiswaa Sekolah yang unit Unit
pengelolaan dan pembinaan n ditunjuk kerja
pembinaan kesiswaan dan internal
kesiswaan penetapan dan
penghargaan dan eksternal
sanksi siswa yang
sejenis
Mengkoordinasika Mengusulkan Kepala Kepala Pejabat Seluruh
n kegiatan pembagian tugas Kompeten Sekolah yang unit kerja
pembelajaran mengajar guru, si ditunjuk internal
produktif, pada memverifikasi dan
Kompetensi RPP/job sheet, eksternal
Keahlian Teknik bahan ajar dan yang
Pengelasan instrument evaluasi sejenis
hasil pembelajaran
program produktif
Mengkoordinasika Mengusulkan Kepala Kepala Pejabat Seluruh
n kegiatan pembagian tugas Kompeten Sekolah yang unit kerja
pembelajaran mengajar guru, si ditunjuk internal
produktif, pada memverifikasi dan
Kompetensi RPP/job sheet, eksternal
Keahlian Teknik bahan ajar dan yang
Kendaraan Ringan instrument evaluasi sejenis
hasil pembelajaran

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 51 dari 78 Halaman
BILA
BERHUB
BERTANG ABSEN
UNGAN
TANGGUNG JABATA GUNG DIDELE
WEWENANG DENGAN
JAWAB N JAWAB GASIKA
UNIT
KEPADA N
KERJA
KEPADA
program produktif
Mengkoordinasika Mengusulkan Kepala Kepala Pejabat Seluruh
n kegiatan pembagian tugas Kompeten Sekolah yang unit kerja
pembelajaran mengajar guru, si ditunjuk internal
produktif, pada memverifikasi dan
Kompetensi RPP/job sheet, eksternal
Keahlian Teknik bahan ajar dan yang
Audio Video instrument evaluasi sejenis
hasil pembelajaran
program produktif
Mengkoordinasika Mengusulkan Kepala Kepala Pejabat Seluruh
n kegiatan pembagian tugas Kompeten Sekolah yang unit kerja
pembelajaran mengajar guru, si ditunjuk internal
produktif, pada memverifikasi dan
Kompetensi RPP/job sheet, eksternal
Keahlian bahan ajar dan yang
Multimedia instrument evaluasi sejenis
hasil pembelajaran
program produktif
Mengkoordinir Mengusulkan Direktur Waka. Pejabat Seluruh
kegiatan Bursa program kerja BKK BKK Sekolah yang unit kerja
Kerja Khusus dan dan teknik Hubinmas ditunjuk internal
penelusuran penelusuran lulusan dan
lulusan eksternal
yang
sejenis
Mengkoordinir Mengusulkan Pembina Waka. Pejabat Seluruh
kegiatan sistem pengelolaan Perpustak Sarana yang unit kerja
pelayanan perpustakaan aan Prasarana ditunjuk internal
perpustakaan dan
eksternal
yang
sejenis
Mengkoordinir Mengusulkan jenis- Pembina Waka. Pejabat Seluruh
kegiatan jenis pembinaan BP dan BK Kesiswaan yang unit kerja
pembinaan siswa siswa ditunjuk internal
dan
eksternal
yang
sejenis
Mengkoordinir Mengusulkan jenis- Pembina Waka. Pejabat Seluruh
kegiatan ekstra jenis kegiatan OSIS Kesiswaan yang unit kerja
kurikuler ekstra kurikuler ditunjuk internal
dan
eksternal

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 52 dari 78 Halaman
BILA
BERHUB
BERTANG ABSEN
UNGAN
TANGGUNG JABATA GUNG DIDELE
WEWENANG DENGAN
JAWAB N JAWAB GASIKA
UNIT
KEPADA N
KERJA
KEPADA
yang
sejenis

C. DESKRIPSI KERJA

1 Nama Posisi : Kepala SMK ........................................


Bertanggung jawab kepada : Kepala Dinas Pendidikan Propinsi
Berhubungan dengan : Unit kerja internal dan eksternal yang sejenis,
Komite Sekolah da Pelanggan
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinir program sekolah
Wewenang (Authority) : Menetapkan Program Kerja Sekolah,
mengawasi pelaksanaan program, laporan
kepada instansi terkait, memberi
penghargaan dan sanksi

2 Nama Posisi : WMM SMK ..........................................


Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal
auditor
Tanggung Jawab (Responsibility) : Menjamin keterlaksanaan Sistem Manajemen
Mutu, yaitu : menjamin penerapan proses
pendidikan sesuai dengan SMM, melaporkan
kinerja penerapan SMM, merencanakan audit
internal dan mengkoordinasi survey
kepuasan pelanggan
Wewenang (Authority) : Mengendalikan Sistem Manajemen Mutu di
sekolah, yaitu : mengendalikan SMM,
menetapkan audit internal/eksternal dan
menetapkan kinerja penerapan SMM

3 Nama Posisi : Kepala Tata Usaha SMK


.................................
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) :
Wewenang (Authority) : Menentukan kegiatan dan menyusun laporan
ketatausahaan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 53 dari 78 Halaman
4 Nama Posisi : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinir kegiatan pembelajaran
normatif, adaptif, produktif dan muatan lokal
Wewenang (Authority) : Mengusulkan penetapan Kurikulum
SMK ........................................, Silabus
dan mengesahkan perencanaan administrasi
pembelajaran

5 Nama Posisi : Wakil Hubin dan Humas


Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinir kegiatan pembelajaran di
DUDI, hubungan industri, masyarakat, bursa
kerja dan mengelola kewirausahaan sekolah
Wewenang (Authority) : Menetapkan kerjasama dengan institusi
pasangan yang relevan dan berkoodinasi
dengan Ka. Kompetensi Keahlian dalam
pembelajaran di DUDI

6 Nama Posisi : Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan


Prasarana
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan
sarana, prasarana dan penciptaan iklim kerja
lingkungan sekolah
Wewenang (Authority) : Menetapkan kegiatan pengelolaan dan
penggunaan sarana dan prasarana sekolah

7 Nama Posisi : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan


Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinir kegiatan pengelolaan
pembinaan kesiswaan
Wewenang (Authority) : Menetapkan kegiatan pembinaan kesiswaan
dan mengusulkan penetapan penghargaan
dan sanksi bagi peserta didik

8 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Keahlian Agribisnis


Tanaman Perkebunan
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 54 dari 78 Halaman
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran
produktif, menyusun Kurikulum
SMK ........................................dan Silabus,
mengusulkan kebutuhan bahan praktek,
membina siswa yang mengalami kesulitan
pencapaian kompetensi pada
Kompetensi ......................................
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar
guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan
ajar dan instrument evaluasi hasil
pembelajaran program produktif …………….

9 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Agribisnis Tanaman


Pangan Hortukultura
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran
produktif, menyusun Kurikulum
SMK ........................................dan Silabus,
mengusulkan kebutuhan bahan praktek,
membina siswa yang mengalami kesulitan
pencapaian kompetensi pada Kompetensi
Keahlian .........................................

Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar


guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan
ajar dan instrument evaluasi hasil
pembelajaran program produktif ………………..
10 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Keahlian Pengolahan Hasil
Pertanian
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran
produktif, menyusun Kurikulum
SMK ........................................dan Silabus,
mengusulkan kebutuhan bahan praktek,
membina siswa yang mengalami kesulitan
pencapaian kompetensi pada Kompetensi
Keahlian .............................
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar
guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan
ajar dan instrument evaluasi hasil
pembelajaran program produktif ……………….
11 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Mekanisasi Pertanian
Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 55 dari 78 Halaman
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran
produktif, menyusun Kurikulum
SMK ........................................dan Silabus,
mengusulkan kebutuhan bahan praktek,
membina siswa yang mengalami kesulitan
pencapaian kompetensi pada Kompetensi
Keahlian …………………………..
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar
guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan
ajar dan instrument evaluasi hasil
pembelajaran program produktif
…………………

11 Nama Posisi : Kepala Kompetensi Perikanan


Bertanggung jawab kepada : Kepala SMK ........................................

Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang


sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinasikan kegiatan pembelajaran
produktif, menyusun Kurikulum
SMK ........................................dan Silabus,
mengusulkan kebutuhan bahan praktek,
membina siswa yang mengalami kesulitan
pencapaian kompetensi pada Kompetensi
Keahlian …………………………..
Wewenang (Authority) : Mengusulkan pembagian tugas mengajar
guru, memverifikasi RPP/job sheet, bahan
ajar dan instrument evaluasi hasil
pembelajaran program produktif
…………………

12 Nama Posisi : Direktur BKK


Bertanggung jawab kepada : Waka. Sekolah Hubinmas
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinir kegiatan Bursa Kerja Khusus
dan penelusuran lulusan
Wewenang (Authority) : Menetapkan program kerja BKK dan teknik
penelusuran lulusan

13 Nama Posisi : Pembina Perpustakaan


Bertanggung jawab kepada : Waka. Sarana Prasarana
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinir kegiatan pelayanan
perpustakaan
Wewenang (Authority) : Menetapkan sistem pengelolaan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 56 dari 78 Halaman
perpustakaan

14 Nama Posisi : Pembina BP dan BK


Bertanggung jawab kepada : Waka. Kesiswaan
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinir kegiatan pembinaan siswa
Wewenang (Authority) : Menetapkan jenis-jenis pembinaan siswa

15 Nama Posisi : Pembina OSIS


Bertanggung jawab kepada : Waka. Kesiswaan
Berhubungan dengan : Seluruh unit kerja internal dan eksternal yang
sejenis
Tanggung Jawab (Responsibility) : Mengkoordinir kegiatan ekstra kurikuler
Wewenang (Authority) : Menetapkan jenis-jenis kegiatan ekstra
kurikuler

BAB III.
PROSES BISNIS

A. PROSES BISNIS

Manajemen Analisis Pengukuran


Perbaikan Kepuasan
Pelanggan
Penyiapan
Pembelajaran:
KTSP
Remidial
Silabus
Persya- Tidak Kepuas
ratan RPP
an
calon
siswa:
pelangg
Ya
an
APA
LULUS ALUMN
PPDB PBM EVALUASI
I

DU/DI
Penyediaan Sumber Daya

SDM Sapras Dana

Pemasok/Suplier

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 57 dari 78 Halaman
Gambar 2.2 : Contoh bisnis proses

B. PENJELASAN PROSES BISNIS

1. Kegiatan Pelayanan Pendidikan


a. Kepala Sekolah
b. Wakil – wakil kepala sekolah
c. Ketua program studi keahlian

2. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan


a. Wakil – wakil kepala sekolah
b. Ketua program studi keahlian
c. Guru

3. Tanggung Jawab Manajemen


a. Kepala Sekolah
b. Kepala TU
c. Wakasek
d. Ketua program studi keahlian

4. Pengelolaan Sumberdaya
a. Kepala Sekolah
b. Kepala TU
c. Wakasek
d. Ketua program studi keahlian

5. Perbaikan Berlanjut Sistem Manajemen Mutu


a. Seluruh personal SMK ......

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 58 dari 78 Halaman
BAB IV
PERSYARATAN UMUM SISTEM MANAJEMEN MUTU

1. LINGKUP

1.1. Umum

Pedoman ini disusun untuk menentukan persyaratan bagi penerapan Sistem


Manajemen Mutu karena SMK ........................................adalah sebuah
organisasi yang :
a. perlu memperagakan kemampuannya untuk taat asas, memberikan produk
yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku, dan
b. bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistemnya
secara efektif, termasuk proses perbaikan berlanjut dari sistemnya dan
kepastian kesesuaiannya pada persyaratan pelanggan dan peraturan yang
berlaku.

CATATAN : Dalam standar internasional ini, istilah produk hanya berlaku bagi produk
yang dimaksudkan atau dikehendaki oleh pelanggan.

1.2. Penerapan
Persyaratan standar internasional ISO 9001:2008 ini dapat diterapkan di SMK
......................................... kecuali ................................

2. ACUAN YANG MENGATUR

Dokumen ini berisi ketentuan-ketentuan yang berstandar Internasional. Dokumen


yang sudah diperbarui, diubah, atau direvisi dari terbitan ini, tidak berlaku lagi. Pihak-
pihak berkepentingan dianjurkan menggunakan edisi terkini dari dokumen ini.

3. ISTILAH DAN DEFINISI

Untuk tujuan standar internasional ini berlaku istilah dan definisi yang diberikan dalam
ISO 9001:2008.

4. SISTEM MANAJEMEN MUTU

4.1. Umum

SMK ........................................menetapkan, mendokumentasikan dan


memelihara Sistem Manajemen Mutunya dan terus menerus memperbaiki
keefektifannya sesuai dengan persyaratan standar Internasional ISO 9001:2008
dengan :

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 59 dari 78 Halaman
4.1.1. Mengidentifikasi proses-proses yang dikelola oleh lembaga
SMK ........................................, seperti yang tergambar pada urutan
dan interaksi proses bisnis.
4.1.2. Menetapkan kriteria dan metode untuk memastikan operasi dan kendali
untuk proses-proses agar efektif.
4.1.3. Semua proses dipantau, diukur dan dianalisis untuk penerapan tindakan
yang diperlukan guna mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan
berlanjut dari proses-proses.
4.1.4. Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan
semua proses.
4.1.5. Proses-proses yang diserahkan ke pihak luar
SMK ........................................akan dikendalikan sehingga kesesuaian
produk pada persyaratan akan tetap terjamin.

4.2. Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu

4.2.1. Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu SMK .............................terdiri


dari tingkat-tingkat

Tingkat I : Dokumen “Pedoman Mutu” yang mencantumkan


kebijakan mutu dan sasaran mutu
SMK ........................................terhadap operasi SMKN
yang harus memenuhi persyaratan ISO 9001:2008 dan
merupakan pedoman bagi penyusunan dokumentasi
tingkat di bawahnya serta aktivitas lembaga

Tingkat II : Prosedur Operasional Standar (POS), yang menjabarkan


lebih lanjut Pedoman Mutu, termasuk prosedur yang
diharuskan oleh Standar ISO 9001:2008. Daftar
Prosedur Operasi Standar tertera pada Lampiran II
Pedoman Mutu ini.

Tingkat III : Instruksi Kerja (IK) yang merinci lebih lanjut satu
aktivitas yang disebutkan dalam Pedoman Mutu dan
Prosedur Operasional Standar. IK dibuat bila
ketiadaannya dapat menurunkan mutu dan mencakup
Uraian Jabatan bagi personil yang mengelola,
melaksanakan dan memverifikasi pekerjaan yang
mempengaruhi mutu.

Tingkat IV : Formulir-formulir yang merupakan sarana dalam


operasional mutu sehari-hari, serta rekaman yang
merupakan bukti dilakukannya aktivitas mutu yang
ditentukan.

4.2.2. Pedoman Mutu

4.2.2.1. Pedoman mutu SMK ........................................mencakup


seluruh lingkup Sistem Manajemen Mutunya dan menanggapi
seluruh persyaratan Standar ISO 9001:2008.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 60 dari 78 Halaman
4.2.2.2. Rincian dari semua persyaratan Standar ISO 9001:2008
termasuk enam prosedur yang dipersyaratkan standar dan
uraian dari interaksi antara proses-proses dijelaskan dalam
prosedur.

4.2.3. Pengendalian Dokumen

4.2.3.1. Wakil Manajemen Mutu (WMM) memastikan bahwa semua


dokumen yang dipergunakan Sistem Manajemen Mutu ditinjau,
disetujui oleh yang berwenang, diidentifikasi dan dikendalikan
dengan baik.
4.2.3.2. Dokumen selalu dimutakhirkan seperlunya, disetujui ulang dan
ditunjukkan perubahan dan status revisi terkininya.
4.2.3.3. Dokumen selalu dapat dibaca, mudah dikenali dan versi relevan
dari dokumen yang berlaku tersedia di tempat pemakainya.
4.2.3.4. Dokumen yang berasal dari luar dikenali dan distribusinya
dikendalikan.
4.2.3.5. Dicegah pemakaian tak sengaja dari dokumen kadaluarsa,
untuk itu dibubuhkan identifikasi sesuai, bila disimpan untuk
tujuan apa pun.
4.2.3.6. Rincian lebih lanjut tentang Pengendalian Dokumen ini
dijelaskan didalam Prosedur Operasional Standar, yaitu : POS.
4.2.3 Pengendalian Dokumen

4.2.4. Pengendalian Rekaman

4.2.4.1. WMM beserta kepala unit terkait menetapkan dan memelihara


rekaman untuk membuktikan kesesuaian pada persyaratan dan
operasi efektif dari Sistem Manajemen Mutunya.
4.2.4.2. Semua rekaman yang mendukung Sistem Manajemen Mutu
selalu dijaga agar tetap mudah dibaca, siap untuk ditunjukkan
dan diambil.
4.2.4.4. Rekaman evaluasi hasil belajar peserta didik dikelola dengan
menggunakan sistem komputerisasi dan disediakan dalam
bentuk hard copy
4.2.4.5. Guna memastikan kendali yang diperlukan untuk identifikasi,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan dan
pembuangannya, disusun dalam prosedur, yaitu : POS 4.2.4
Pengendalian rekaman.

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

5.1. Kepala SMK ........................................ memberikan bukti keterlibatannya pada


pengembangan dan penerapan Sistem Manajemen Mutunya dan terus menerus
memperbaiki keefektifannya dengan cara :

5.1.1. Mengadakan rapat pengarahan ....... yang dihadiri oleh WMM, Wakil
Kepala Sekolah, Ka. Kompetensi Keahlian, Ka. TU, Koordinator
Perpustakaan,Ka UP,Ka Komite Sekolah dan Koordinator Bursa Kerja
Khusus. Di dalam rapat tersebut Kepala

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 61 dari 78 Halaman
SMK ........................................menekankan pentingnya memenuhi
persyaratan pelanggan, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
5.1.2. Menetapkan kebijakan mutu dan memastikan bahwa sasaran mutunya
telah ditetapkan
5.1.3. Memimpin rapat tinjauan manajemen
5.1.4. Memastikan bahwa hasil rapat tersosialisasikan di setiap unit kerja
5.1.5. Memastikan ketersediaan sumberdaya dengan cara memeriksa dan
menyetujui daftar prasarana dan daftar Sumber Daya Manusia.

5.2. Perhatian SMK ........................................kepada Pelanggan

Kepala SMK ........................................memastikan bahwa persyaratan


pelanggan ditetapkan dengan menugaskan Wakil Kepala Humas dan Ka. TU
untuk mempelajari persyaratan setiap permintaan penawaran, pesanan/order,
dan persyaratan pelanggan.

5.3. Kebijakan Mutu

Kepala SMK ........................................ menetapkan dan mensahkan Kebijakan


Mutu dan memastikan bahwa Kebijakan Mutu:

5.3.1. Telah sesuai dengan tujuan SMK dan SMK ........................................


5.3.2. Mencakup ikrar pelibatan untuk memenuhi persyaratan
pelanggan dan terus menerus memperbaiki keefektifan Sistem
Manajemen Mutu
5.3.3. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan
meninjau sasaran mutu
5.3.4. Dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi
5.3.5. Ditinjau agar terus menerus sesuai.
5.3.6. Kebijakan Mutu SMK ........................................ditulis
pada Bab I Pedoman Mutu ini dimana sosialisasinya dilakukan dengan
cara .........................................

5.4. Perencanaan

5.4.1. Sasaran Mutu

5.4.1.1.Kepala SMK ........................................memimpin rapat bulanan


guna membahas rencana pelaksanaan proses-proses pada setiap
unit, sehingga dapat dipastikan tentang dilakukannya rencana
setiap proses dengan efektif dan lebih terarah dalam pencapaian
sasaran mutu.
5.4.1.2.Sasaran mutu ditetapkan pada tingkat sekolah dan dijabarkan
menjadi sasaran mutu pada setiap unit kerja.
5.4.1.3.Dijaga agar keterpaduan Sistem Manajemen Mutu terpelihara,
apabila terdapat perubahan pada Sistem Manajemen Mutu
direncanakan dan diimplementasikan.

5.4.2. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 62 dari 78 Halaman
Kepala SMK ........................................menetapkan sasaran mutu
sekolah dan menerapkan serta memelihara Sistem Manajemen Mutu di
semua Unit Kerjanya.

5.5. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi

5.5.1. Tanggung Jawab dan Wewenang

Kepala SMK ........................................menyetujui dan mensahkan


struktur organisasi, uraian tugas dan wewenang personil kepala unit
kerja. Untuk personil di bawah Kepala Unit, wewenang pengesahan
dilimpahkan kepada kepala unit kerja.

5.5.2. Wakil Manajemen Mutu

Kepala Sekolah menetapkan seorang Wakil Manajemen Mutu (WMM)


yang diluar tugasnya memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai
berikut:

5.5.2.1. Memastikan proses yang diperlukan untuk Sistem Manajeman


Mutu ditetapkan dan dipelihara
5.5.2.2. Melaporkan kepada kepala
SMK ........................................tentang proses kinerja sistem
manajeman mutunya dan kebutuhan adapun untuk perbaikannya
5.5.2.3. Memastikan pembangkitan kesadaran tentang persyaratan
pelanggan diseluruh SMK .........................................
5.5.2.4. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang
berkaitan dengan sistem manajeman mutu.

5.5.3. Komunikasi Internal

Kepala SMK ........................................mengeluarkan peraturan tentang


tata cara berkomunikasi kedinasan antar unit dan personal melalui
telepon, airphone dan edaran tertulis. Rekaman proses komunikasi
dipelihara.

5.6. Tinjauan Manajemen

5.6.1. Umum

Kepala SMK ........................................memimpin rapat tinjauan


manajemen yang diadakan minimal .... kali dalam satu tahun, undangan
rapat tinjauan manajemen diinformasikan ..... minggu sebelum rapat
dilaksanakan. Rapat tinjauan manajemen bertujuan untuk memastikan
kesesuaian, kecukupan dan keefektifan Sistem Manajemen Mutunya.
Dalam tinjauan manajemen juga dicakup peluang perbaikan dan
kebutuhan akan perubahan pada sistem manajemen mutu, termasuk

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 63 dari 78 Halaman
kebijakan dan sasaran mutu. Rekaman tinjauan mutu dipelihara oleh
WMM SMK .........................................

5.6.2. Sebagai bahan masukan tinjauan manajemen adalah:

5.6.2.1.Hasil audit yang terakhir


5.6.2.2.Umpan balik pelanggan
5.6.2.3.Kinerja proses dan kesesuaian produk
5.6.2.4.Status tindakan pencegahan dan korelasi
5.6.2.5.Tindak lanjut tinjauan manajeman yang lalu
5.6.2.6.Perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajeman mutu
5.6.2.7.Kebijakan mutu dan sasaran mutu
5.6.2.8.Saran-saran untuk perbaikan
5.6.2.9.Hasil-hasil evaluasi internal

5.6.3. Keluaran (output) hasil rapat tinjauan manajemen adalah:

5.6.3.1.Kinerja pencapaian sasaran mutu


5.6.3.2.Perbaikan pada keefektifan Sistem Manajeman Mutu dan proses-
prosesnya
5.6.3.3.Perbaikan hasil ketidaksesuaian pada produk jasa diklat yang
berkaitan dengan
5.6.3.4.Persyaratan pelanggan
5.6.3.5.Upaya tindakan pencegahan dilakukan agar hasil
ketidaksesuaian tidak terulang dimasa depan atau pada kegiatan
yang akan datang
5.6.3.6.Perbaikan terhadap sumber daya yang diperlukan sehingga
dapat memberikan hasil dimasa depan atau pada kegiatan yang
akan datang
5.6.3.7.Kepuasan terhadap pelanggan.

6. PENGELOLAAN SUMBER DAYA

6.1. Penyediaan Sumber Daya

SMK ........................................menetapkan dan menyediakan sumber daya


yang diperlukan untuk
6.1.1. Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu dan terus
menerus memperbaiki keefektifannya
6.1.2. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi
persyaratannya

6.2. Sumber Daya Manusia

6.2.1. Umum
Semua staf SMK ........................................yang mengerjakan pekerjaan
yang mempengaruhi mutu dipastikan kemampuannya berdasarkan;
pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang sesuai dengan
tugas masing-masing serta dibuatkan matrik kompetensinya.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 64 dari 78 Halaman
Matrik kompetensi ditinjau secara berkala untuk memastikan
kesesuaiannya dan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan pelanggan.

6.2.2. Kemampuan, Kesadaran dan Pelatihan

Agar dapat melaksanakan tugas secara optimal,


SMK ........................................menentukan petugas setiap proses
berdasarkan:

6.2.2.1.Kemampuan (kompetensi) semua personel diidentifikasi secara


berkala untuk melihat kemampuan yang ada
6.2.2.2.Menyediakan pelatihan atau tindakan lain untuk memenuhi
kebutuhan kemampuan bagi tugas
6.2.2.3.Menilai keefektifan tindakan yang dilakukan
6.2.2.4.Memastikan bahwa stafnya sadar akan relevansi dan pentingnya
kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi
pencapaian sasaran mutu

Pengelolaan kegiatan yang berkaitan dengan sumberdaya manusia


beserta rekaman-rekamannya menjadi tanggungjawab WMM.
Rincian lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK. 6.2.2
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

6.3. Prasarana

SMK ........................................menetapkan, menyediakan dan memelihara


prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan
produk.
Persyaratan ini mencakup :
6.3.1. Gedung, ruang kerja dan kelengkapan terkait
6.3.2. Peralatan pembelajaran
6.3.3. Bahan praktek pembelajaran
6.3.4. Laboratorium dan bengkel
6.3.5. Sarana olah raga,
6.3.6. Perpustakaan
6.3.7. Infrastruktur pendukung seperti kantin sekolah, MCK, alat
komunikasi, masjid dan lain-lain

Penyimpanan, pengeluaran dan penggunaan sarana dan rekaman-rekaman yang


berkaitan dengan ini dilakukan oleh Waka Sarana Prasarana.
Rincian lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK. 6.3.a Pengelolaan
sarana dan prasarana
Penyimpanan, pengeluaran dan penggunaan sarana yang berkaitan dengan
cetakan (buku, majalah, kamus, alqur-an), CD, kaset dll. yang berkaitan dengan
ini dilakukan oleh Waka Sarana Prasarana. Rincian lebih lanjut diatur dalam
Instruksi Kerja, yaitu : IK.6.3.b. Pelayanan perpustakaan.

6.4. Lingkungan Kerja

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 65 dari 78 Halaman
Waka Sarana Prasarana bersama Ka. TU bertanggung jawab atas pengelolaan
lingkungan kerja dengan tujuan agar hasil proses diklat mencapai kesesuaian
dengan persyaratan produk. Rincian pengelolaan lingkungan diatur lebih lanjut
dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK. 6.4. Pengelolaan lingkungan.

7. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

7.1. Perencanaan Penyelenggaraan Pembelajaran

7.1.1. Semua mata pelajaran yang diselenggarakan oleh


SMK ........................................mengacu pada Kurikulum dan Silabus
SMK ......................................... Waka. Kurikulum dan Ka. Kompetensi
Keahlian melaksanakan Kurikulum dan Silabus secara taat azas.
7.1.2. Untuk memberikan bukti bahwa proses penyelenggaraan pembelajaran
memenuhi persyaratan, dilakukan perekaman yang berhubungan dengan
bagian-bagian terkait
7.1.3. Keluaran perencanaan harus dalam bentuk yang sesuai bagi metode
operasi SMK .........................................
7.1.4. Agar dapat menetapkan calon siswa baru yang bermutu, maka
SMK ........................................menetapkan proses PSB sebagai
berikut :
7.1.4.1.Sasaran dan persyaratan mutu siswa lulusan SMP/MTs yang
akan menjadi Peserta didik
SMK ........................................menjadi tanggung jawab Waka.
Kesiswaan. Persyaratan penentuan mutu calon peserta didik
akan ditentukan dalam rapat Penerimaan Siswa Baru.
7.1.4.2.Proses PSB dan dokumen yang diperlukan ditetapkan bersama
oleh Kepala Sekolah, Waka. Kesiswaan dan Ka. Kompetensi
Keahlian.
7.1.4.3.Kepala Sekolah menetapkan verifikasi, validasi dan pemantauan
proses PSB agar hasil yang dicapai memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
7.1.4.4.Proses Penerimaan calon siswa diatur berdasarkan Instruksi
Kerja, yaitu : IK. 7.1.4 Penerimaan Siswa Baru.
7.1.5. Untuk membantu lulusan memperoleh lapangan kerja, dibentuk Bursa
Kerja Khusus (BKK) . Rincian pengelolaan BKK diatur dalam Instruksi
Kerja, yaitu : IK. 7.1.5. Pengelolaan Bursa Kerja Khusus

7.2. Proses Berkaitan Dengan Pelanggan

7.2.1. Waka. Kurikulum dan Kepala Kompetensi Keahlian melaksanakan


kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum dan silabus
dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi dan basis
produksi. Persyaratan pembelajaran dan kompetensi serta
kelengkapannya didokumentasikan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 66 dari 78 Halaman
7.2.2. Pembelajaran di DUDI / Prakerin / magang dilaksanakan di industri yang
memenuhi persyaratan dan bersedia menerima siswa prakerin.
Pembelajaran di idustri dikoordinir oleh Waka Hubinmas dan Ka.
Kompetensi Keahlian
7.2.3. Jika ada persyaratan yang tidak tertulis oleh pelanggan yang ditetapkan
oleh SMK ........................................, maka dilakukan konfirmasi terlebih
dahulu sebelum penerimaan. Jika ada aspek yang kurang dipenuhi atau
tidak tersedia, dicari alternatif lain sehingga dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
7.2.3.1.Menampung umpan balik dari pelanggan, termasuk keluhan
pelanggan
7.2.3.2.Bila kemudian diperlukan amandemen, ditanggapi dan ditangani
dengan baik sehingga memuaskan kedua belah pihak.
7.2.3.3.Keluhan pelanggan ditangani oleh Waka. Hubin dan Masyarakat.

7.3. Perancangan dan Pengembangan Kurikulum

7.3.1. Perencanaan perancangan dan pengembangan pendidikan direncanakan


dan dilakukan oleh Waka. Kurikulum. Selama perancangan dan
pengembangan pendidikan, Waka. Kurikulum harus menetapkan :
7.3.1.1.Tahapan perancangan dan pengembangan
7.3.1.2.Tinjauan, verifikasi, dan pembenaran yang sesuai bagi tiap
tahap perancangan dan pengembangan
7.3.1.3.Tanggung jawab dan wewenang personal pada tahapan
perancangan dan pengembangan kurikulum.
7.3.1.4.Perencanaan perancangan dan pengembangan diklat dibuat
dalam bentuk jadwal dan tahapannya.
7.3.2. Masukan saran dan pengembangan yang berkaitan dengan persyaratan
produk harus ditetapkan dan rekamannya dipelihara. Masukan ini harus
ditinjau kecukupannya.
7.3.3. Keluaran perancangan dan pengembangan harus disajikan dalam bentuk
yang memungkinkan dilakukan verifikasi terhadap masukan perancangan
dan pengembangan dan harus disetujui sebelum dikeluarkan.
7.3.4. Tinjauan atas perancangan dan pengembangan dilakukan dan rekaman
hasil tinjauan dan tindakan apapun yang perlu dipelihara. Tinjauan
ditujukan untuk menilai kemampuan hasil perancangan dan
pengembangan serta untuk mengidentifikasi masalah dan mengambil
tindakan yang diperlukan.
7.3.5. Verifikasi perancangan dan pengembangan dilakukan sesuai dengan
proses yang direncanakan untuk memastikan bahwa keluaran
perancangan dan pengembangan telah memenuhi persyaratan masukan
perancangan dan pengembangan. Rekaman hasil verifikasi dan tindakan
apapun yang perlu, harus dipelihara.
7.3.6. Validasi perancangan dan pengembangan dilakukan untuk memastikan
bahwa produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratan bagi
penerapan yang ditentukan atau pemakaian yang dimaksudkan.
Rekaman hasil validasi dan tindakan apapun yang perlu, harus dipelihara.
7.3.7. Pengendalian perubahan perancangan dan pengembangan ditunjukkan
dan rekamannya dipelihara. Perubahan harus ditinjau, diverifikasi dan
dibenarkan serta disetujui sebelum diterapkan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 67 dari 78 Halaman
Rincian lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK.7.3 .......................

7.4. Pembelian

SMK ........................................tidak melakukan pengadaan barang. Pengadaan


dilakukan oleh Dinas Pendidikan Propinsi yang selanjutnya diserahkan kepada
Sekolah yang diterima oleh Waka Sarana dan Prasarana. Untuk pengadaan jasa
dilakukan oleh Unit yang memerlukan dengan terlebih dahulu disetujui oleh
Kepala Sekolah.

7.5. Pengendalian Proses Pembelajaran

7.5.1. Pengendalian Proses Pembelajaran


7.5.1.1.Semua kegiatan proses pembelajaran telah diverifikasi dan
divalidasi
7.5.1.2.Semua proses pembelajaran yang dilakukan
SMK ........................................ terdokumentasi dalam bentuk
yang sesuai dengan persyaratan standar (misalnya: Intruksi
Kerja, dokumen dan rekaman) yang menjelaskan tahapan
proses, peralatan yang dipakai, metode verifikasi, metode
validasi, cara inspeksi dan kriteria hasil kerja.
7.5.1.3.Untuk menjamin proses pelaksanaan pembelajaran mencapai
kepuasan pelanggan, maka pengadaan bahan ajar, job sheet,
perangkat lunak lainnya dilakukan oleh instalasi terkait. Rincian
lebih lanjut diatur dalam Instruksi Kerja, yaitu : IK.7.5.1.3
Pengendalian proses pembelajaran.
7.5.1.4.Proses pembelajaran Produktif yang tidak dapat dilakukan di
sekolah, maka proses tersebut dapat dilaksanakan di industri.
7.5.1.5.Evaluasi proses pembelajaran produktif dilakukan melalui ujian
dan verifikasi (internal dan eksternal) secara berkala. Uji level
dilakukan setiap tahun sekali, pada tingkat satu dan dua.
7.5.1.6.Evaluasi proses pembelajaran normatif dan adaptif dilakukan
melalui ujian dan verifikasi setiap 3 (tiga) bulan sekali. Ujian
penguasaan bahasa Inggris TOEIC dilakukan setiap tahun.
7.5.1.7.Peserta yang dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dan akan diberikan laporan dan tanda
kelulusan.
7.5.1.8.Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar diberikan
bimbingan dan konseling yang diatur dalam Instruksi Kerja, IK.
7.5.1.8 ...............................
7.5.1.9.Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dijadikan acuan pelaksanaan pembelajaran sejenis
dengan telah memperbaiki proses yang menjadi keluhan
pelanggan.
7.5.1.10.Proses persiapan pembelajaran seperti penyusunan program
yang telah tervalidasi mutlak dilaksanakan, bahan ajar dan
bahan praktik yang dipakai telah siap sebelum pembelajaran
dilaksanakan.
7.5.1.11.Kepala Kompetensi Keahlian memastikan bahwa dalam proses
persiapan pembelajaran, mulai dari penyediaan fasilitator,

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 68 dari 78 Halaman
bahan ajar, alat yang digunakan, serta bahan praktek telah
tersedia dan siap untuk digunakan.
7.5.1.12.Fasilitas ruang teori, peralatan dan ruang praktek diperiksa,
jadwal perawatan dibuat dan kegiatan perawatan tercatat pada
Daftar Status Perawatan.
7.5.1.13.Penempatan dan penetapan guru/instruktur/narasumber untuk
kegiatan pembelajaran ditentukan kualifikasi dan
keterampilannya, dengan mengacu pada matrik kompetensi
yang dimilikinya dengan persyaratan yang diminta.
7.5.1.14.Alat keselamatan kerja dipersiapkan dan dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan.

7.5.2. Pembenaran Proses Pembelajaran


Semua proses pembelajaran di SMK ........................................dapat
dipantau pada setiap tahapannya.

7.5.3. Identifikasi dan Mampu Telusur Proses Pembelajaran


7.5.3.1.Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan diidentifikasi dan
dapat ditelusuri melalui dokumen dan rekaman.
7.5.3.2.Identifikasi dan sistem rekaman proses pembelajaran diatur
dengan metode sistem file database yang terstruktur, sehingga
mudah ditelusur apabila dibutuhkan.
7.5.3.3.Identifikasi proses pembelajaran diberikan pada semua kegiatan
pembelajaran, dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
7.5.3.4.Status proses pembelajaran dari segi pemeriksaan persyaratan
dan verifikasi, diidentifikasi sejak siswa masuk sampai siswa
lulus.
7.5.3.5.Untuk dapat melaksanakan mampu telusur dengan baik, maka
unit kerja yang bersangkutan pada setiap kegiatan realisasi
proses pembelajaran harus mengendalikan dan merekam
tahapan proses dengan benar dan terdata dengan baik.

7.5.4. Produk Milik Pelanggan


7.5.4.1.SMK ........................................ mengidentifikasi barang milik
pelanggan pada saat peserta mendaftar.
7.5.4.2.Barang milik siswa, seperti: Surat Keterangan Hasil Ujian
Nasional (SKHUN); Ijazah; Transkrip nilai; Buku Rapor; Sertifikat
Uji Kompetensi, Sertifikat Prakerin dan sejenisnya harus
ditandai, diverifikasi, dilindungi dan dijaga kepemilikannya.
7.5.4.3.Seluruh barang milik peserta didik dikelola oleh ketatausahaan
urusan kesiswaan.

7.5.5. Perawatan Produk Pembelajaran


7.5.5.1.Produk pembelajaran pada semua tahapan kegiatan akan
diidentifikasi, diperiksa secara berkala dan dinilai setiap selang
waktu tertentu.
7.5.5.2.Penanganan semua hasil kegiatan pada semua tahapan diklat
akan dilakukan sehingga tidak terjadi kerusakan atau
pengurangan mutunya (modul, bahan ajar, leger nilai, KHS,

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 69 dari 78 Halaman
Buku Laporan Pendidikan, copy sertifikat peserta diklat,
biodata).
7.5.5.3.Penyimpanan produk akan dilakukan demikian sehingga produk
diklat terhindar dari kerusakan dan penurunan mutu

7.6. Alat Pengukuran dan Pemantauan

SMK ........................................melakukan verifikasi terhadap alat ukur yang


digunakan.

8. PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN

8.1. Umum

Untuk memperagakan kesesuaian produk, memastikan kesesuaian Sistem


Manajemen Mutu dan terus menerus memperbaikinya,
SMK ........................................merencanakan dan menerapkan proses-proses
pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan, yang
bergantung kepada ketetapan metoda yang berlaku, termasuk teknik statistik
dan jangkauan pemakaiannya.

8.2. Pemantauan dan Pengukuran

8.2.1. Kepuasan pelanggan


Salah satu pengukuran kinerja Sistem Manajemen Mutu dilakukan
dengan jalan pemantauan informasi berkaitan dengan persepsi
pelanggan apakah SMK ........................................telah memenuhi
keinginan, persyaratan dan kebutuhan pelanggan. Untuk itu dilakukan
dengan antara lain :
8.2.1.1.Kunjungan terjadwal kepada pelanggan yang potensial.
8.2.1.2.Pengiriman atau pengisian kuisioner dengan surat, email, faximili
atau yang lain.
8.2.1.3.Pengukuran Kepuasan Pelanggan diatur dalam Instruksi Kerja,
yaitu : IK.8.2.1 ...........................................

8.2.2. Audit Internal

8.2.2.1. Untuk menilai apakah Sistem Manajemen Mutu


SMK ........................................telah memenuhi pengaturan
yang direncanakan pada standar ISO 9001:2008 dan pada
persyaratan sistem mutu organisasinya, dan juga diterapkan
secara efektif, SMK ........................................melaksanakan
audit mutu internal.
8.2.2.2. Disusun Program Tahunan dan jadwal pelaksanaan audit
berdasarkan status dan pentingnya proses dan bidang yang
diaudit, demikian juga pada hasil audit yang lalu.
8.2.2.3. Untuk memastikan terkendalinya proses pelaksanaan audit
ditetapkan kriteria, lingkup, frekwensi dan metodenya.
8.2.2.4. Auditor-pelaksana kegiatan audit-dipilih sedemikian yaitu yang
terlatih dan mandiri.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 70 dari 78 Halaman
8.2.2.5. Manajemen yang bertanggung jawab atas bidang yang diaudit
memastikan bahwa tindakan dilakukan tanpa ditunda untuk
menghilangan ketidaksesuaian yang ditemukan dan
penyebabnya pada waktu dilaksanakan audit. Auditor, yang lain
atau sama harus ditugaskan untuk melakukan audit tindak
lanjut, yang meliputi verifikasi tindakan yang dilakukan dan
melaporkan hasil verifikasinya.
8.2.2.6. WMM bertanggung jawab atas pelaksanaan program audit.
Rincian lebih lanjut tentang kegiatan audit ini dijelaskan di dalam
Prosedur

Operasional Standar, yaitu : POS 8.2.2. Pelaksanaan Audit


Internal.

8.2.3. Pemantauan dan Pengukuran Proses

8.2.3.1. Proses Pembelajaran


Pemantauan proses pembelajaran dilakukan dengan memantau
kehadiran guru/instruktur/nara sumber, siswa dan jurnal
mengajar.
a. Pengukuran proses KBM melalui ujian sekolah dan ujian
nasional.
b. Pengelolaan Ujian Sekolah dan diatur dalam Instruksi Kerja,
yaitu : IK.8.2.3.1.a Penyelenggaraan Ujian Sekolah
c. Pengelolaan Proses Ujian Nasional dan diatur dalam Instruksi
Kerja, yaitu : IK.8.2.3.1.b Penyelenggaraan Ujian Nasional

8.2.3.2.Kegiatan ekstrakurikuler
a. Ditetapkan atas dasar permintaan siswa dan kondisi sekolah.
b. Apabila kegiatan tersebut pelengkap dan menjadi tidak diikuti
semua siswa, maka siswa yang melakukan kegiatan tersebut
diberi tanda/didata.
c. Pengakuan bagi peserta didik yang mengikuti kegiatan
tersebut diberikan surat keterangan dari Kepala Sekolah.

8.2.4. Pemantauan dan Pengukuran Kompetensi Siswa

8.2.4.1. Pengukuran proses pembelajaran dilakukan melalui pengukuran


kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh guru.
8.2.4.2. Jika siswa tidak dapat menyelesaikan proses pembelajaran
karena suatu alasan maka harus ada catatan mengenai peserta
pembelajaran tersebut dan dilaporkan kepada Kepala
Kompetensi Keahlian, pembimbing akademik.
8.2.4.3. Siswa yang tidak mencapai kompetensi diidentifikasi, dilaporkan
ke Kepala Kompetensi Keahlian untuk ditangani lebih lanjut oleh
guru/instruktur/nara sumber bersangkutan.
8.2.4.4. Pada tiap tahap proses pembelajaran yang ditentukan dilakukan
pemantauan sesuai dengan Instruksi Kerja yang ditentukan,
meliputi metoda pemantauan, karakteristik yang harus
diverifikasi, instrumen yang harus dipergunakan, dan kriteria
standard kompetensi yang ditetapkan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 71 dari 78 Halaman
8.2.4.5. Kompetensi siswa yang telah dipantau/verifikasi diberi
identifikasi yang menunjukkan kesesuaian/ketidaksesuaian
kompetensi diklat, serta mengacu pada kriteria standar
kompetensi yang telah ditetapkan. Rekaman inspeksi harus
dipelihara.
8.2.4.6. Pelaksanaan pemantauan kompetensi siswa dapat dilakukan
dengan cara melaksanakan Uji Kompetensi dan diuraikan lebih
lanjut pada Instruksi Kerja, yaitu : IK.8.2.4.6. Penyelenggaraan
Uji Kompetensi.

8.3. Penanganan Proses Pembelajaran dan Produk yang Tidak Sesuai

8.3.1. Semua proses pembelajaran yang ditemukan tidak sesuai diberi


identifikasi dan/atau dipisahkan untuk mencegah pengulangan.
8.3.2. Rincian ketidaksesuaian yang tidak berarti didokumentasikan dengan
merincikan jenis hasil kegiatan dan penyimpangannya dari ketentuan.
8.3.3. Rincian ketidaksesuaian akan ditinjau dan diverifikasi, dilaporkan kepada
petugas yang berwenang untuk ditindaklanjuti.
8.3.4. Putusan tindak lanjut tersebut dapat berupa upaya perbaikan atas
ketidaksesuaian yang diketemukan.
8.3.5. Seseorang yang bertanggung jawab untuk pengendalian tindak lanjut
mendokumentasikan hasil tindaklanjutnya sehingga ketidaksesuaiannya
diperbaiki.
8.3.6. Semua remedial diverifikasi dan terdokumentasi.
8.3.7. Rincian dari metode, tanggungjawab dan dokumentasi didefinisikan
dalam prosedur Operasional Standar secara tertulis, yaitu : POS. 8.3.
Pengendalian produk yang tidak sesuai.

8.4. Analisis Data

8.4.1. Seseorang staf SMK ........................................ditunjuk untuk menilai


manfaat dan kebutuhan dengan menggunakan metode teknik statistik di
berbagai bidang aktivitas dan tahap proses kegiatan pembelajaran. Bila
untuk suatu aktivitas dipandang perlu untuk menerapkan teknik statistik,
maka cara pengumpulan data, pengolahan dan pengambilan keputusan
ditentukan dan didokumentasikan.
8.4.2. Petugas-petugas yang mengumpulkan data, mengolah data, dan
menyusun informasi berdasarkan data yang dikumpulkan, ditunjuk dan
diberi pelatihan yang dibutuhkan.
8.4.3. Sejauh mungkin cara-cara dan tabel yang standar dan teruji dipakai
sebagai pedoman penerapan
8.4.4. Hasil semua analisis statistik harus didokumentasikan dengan baik dan
dinilai untuk menentukan tingkat kinerja dan tindakan koreksi bila
diperlukan.

8.5. Perbaikan Berlanjut

8.5.1. Perbaikan

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 72 dari 78 Halaman
8.5.1.1. SMK ........................................mengadakan rapat tinjauan
manajemen minimal .... kali satu tahun yang dipimpin oleh
Kepala SMK ........................................
8.5.1.2. Setiap bulan diadakan rapat staf bulanan untuk mengadakan
koreksi seperlunya pada sasaran mutu dan hal-hal yang
menyangkut pada pelaksanaan sistem manejemen mutu.
8.5.1.3. Juga dibicarakan untuk perbaikan masalah yang ditemui pada
saat audit internal, analisis data, tindakan koreksi dan
pencegahan.

8.5.2. Tindakan Koreksi (Perbaikan)

8.5.2.1.Bila terjadi ketidaksesuaian sebagai hasil kegiatan yang


bermasalah besar dan mengandung resiko, maka dibuat laporan
ketidaksesuaian kepada Kepala Sekolah oleh WMM.
8.5.2.2.Wakil Manajemen Mutu mengusahakan untuk meneliti penyebab
ketidaksesuaian nyata maupun potensial.
8.5.2.3.Tinjauan ketidasesuaian dilakukan mencakup antara lain :
laporan penolakan siswa Prakerin oleh industri, laporan
monitoring dan evaluasi proses pembelajaran, laporan pelayanan
pembelajaran dan non pembelajaran, laporan audit internal dan
eksternal dan data keluhan pelanggan serta hasil sasaran mutu.
8.5.2.4.Tindakan koreksi yang sesuai dilakukan tepat waktu, termasuk
tindakan pencegahan untuk mencegah ketidaksesuaian hingga
ketingkat yang sepadan dengan besarnya masalah dan resiko
yang dihadapi.
8.5.2.5.Tindakan koreksi lebih lanjut diatur dalam Prosedur Operasional
Standar, yaitu : POS.8.5.2. Pelaksanaan tindakan koreksi.

8.5.3. Tindakan Pencegahan

8.5.3.1.Untuk melakukan tindakan pencegahan maka setiap


pelaksanaan proses Diklat diadakan perencanaan dan evaluasi
perencanaan apakah sesuai dengan yang dilaksanakan. Apabila
ada ketidaksesuaian maka dilakukan rapat untuk mendiskusikan
masalah – masalah tentang penyimpangan mutu, sasaran mutu
yang tidak tercapai yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, WMM,
Wakil Kepala Sekolah, Kaprogram dan semua ketua unit.
8.5.3.2.Bagian – bagian yang berkaitan dengan proses dan produk
belajar mengajar mengumpulkan data untuk dianalisis dalam
rapat bulanan yang akan dapat dievaluasi kemungkinan
terjadinya suatu masalah atau ketidaksesuaian potensial.
8.5.3.3.Rapat juga menilai perlunya dilakukan antisipasi tindakan
pencegahan untuk meniadakan kemungkinan terjadinya
ketidaksesuaian.
8.5.3.4.Kepala SMK ........................................menugaskan bagian
yang terkait untuk melaksanakan tindakan pencegahan yang
diperlukan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 73 dari 78 Halaman
8.5.3.5.Wakil Manajemen Mutu akan memantau tindakan pencegahan
beserta akibat tindakan tadi sehingga tindakan tidak akan
menimbulkan dampak yang merugikan.
8.5.3.6.Rekaman tindakan pencegahan disimpan oleh WMM dan bagian
yang terkait dengan bagian tadi.
8.5.3.7.Lebih rinci tentang tindakan pencegahan dijelaskan dalam
Prosedur Operasional Standar, yaitu : POS 8.5.3. Penanganan
tindakan pencegahan.

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 74 dari 78 Halaman
LAMPIRAN 1. Daftar Prosedur Operasi Standar (POS)

KLAUSUL PADA NOMOR


NO. JUDUL PROSEDUR
ISO PROSEDUR
1. Prosedur Pengendalian Dokumen 4.2.3 POS-4.2.3
2. Prosedur Pengendalian Rekaman 4.2.4 POS-4.2.4
3. Prosedur Audit Internal 8.2.2 POS-8.2.2
4. Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai 8.3 POS-8.3
5. Prosedur Tindakan Koreksi 8.5.2 POS-8.5.2
6. Prosedur Tindakan Pencegahan 8.5.3 POS-8.5.3

.
LAMPIRAN 2. Daftar Instruksi Kerja (IK)

KLAUSUL PADA NOMOR


NO. JUDUL PROSEDUR
ISO PROSEDUR
1 Pengembangan Sumber Daya Manusia 6.2.2 IK-6.2.2
2 Pengelolaan Sarana dan Prasarana. 6.3.a IK-6.3.a
3 Pelayanan Perpustakaan 6.3.b IK-6.3.b
4 Pengelolaan Lingkungan 6.4 IK-6.4
5 Penerimaan Siswa Baru 7.1.4 IK-7.1.4
6 Pengelolaan Bursa Kerja Khusus 7.1.5 IK-7.1.5
7 Penyusunan Kurikulum 7.3 IK-7.3
8 SMK ........................................
Pengadaan Sarana dan Prasarana 7.4.1 IK.7.4.1
9 Pengendalian Proses Pembelajaran 7.5.1.3 IK.7.5.1.3
10 Pelaksanaan Bimbingan dan konseling 7.5.1.8 IK.7.5.1.8
11 Pengukuran Kepuasan Pelanggan 8.2.1 IK-8.2.1
12 Dst
13
14
15

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 75 dari 78 Halaman
LAMPIRAN 3. Matrik Tanggung Jawab Prosedur Operasional Standar (POS)

KLAUSU TANGGUN
NO
JUDUL PROSEDUR L PADA URAIAN G
.
ISO JAWAB
1. Prosedur 4.2.3 Mengendalikan dokumen yang WMM
pengendalian dipersiapkan untuk melaksanakan
dokumen kegiatan
2. Prosedur 4.2.4 Mengendalikan dokumen yang WMM
pengendalian telah terisi dengan kegiatan untuk
rekaman disimpan sebagai bukti
pelaksanaan
3. Prosedur audit 8.2.2 Melakukan audit internal terhadap WMM
internal kegiatan yang disepakati
4. Prosedur 8.3 Mengendalikan kegiatan / produk WMM
Pengendalian produk yang tidak sesuai dengan
tidak sesuai pedoman
5. Prosedur tindakan 8.5.2 Melakukan tindakan koreksi WMM
koreksi terhadap kegiatan yang belum
sesuai
6. Prosedur tindakan 8.5.3 Melakukan tindakan pencegahan WMM
pencegahan terhadap ketidaksuaian

Lampiran 4 Matrik Tanggung Jawab Instruksi Kerja (IK)

NO KLAUSUL TANGGUNG
JUDUL PROSEDUR URAIAN
. PADA ISO JAWAB
1 Pengembangan 6.2.2 Mengembangkan sumber daya Ka. TU
sumber daya manusia yaitu tenaga pendidik
manusia dan tenaga ketatausahaan
2 Pengelolaan sarana 6.3.a Merawat dan menginventarisasi Waka
dan prasarana. sarana - prasarana sekolah Sarana
3 Pelayanan 6.3.b Mengelola pelayanaan Waka.
perpustakaan perpustakaan untuk kepentingan Sarana
pembelajaran
4 Pengelolaan 6.4 Mengelola Lingkungan sekolah Waka
lingkungan Sarana

5 Penerimaan siswa 7.1.4 Melaksanakan proses seleksi calon Waka


baru peserta pembelajaran Kesiswaan
6 Pengelolaan Bursa 7.1.5 Mengelola lulusan untuk Waka.
Kerja Khusus memasuki dunia kerja/dunia Hubinmas
usaha
7 Penyusunan KTSP 7.3 Menyusun Kurikulum Waka.
dan silabus SMK ........................................d Kurikulum
an silabus sesuai Kompetensi
Keahlian

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 76 dari 78 Halaman
NO KLAUSUL TANGGUNG
JUDUL PROSEDUR URAIAN
. PADA ISO JAWAB
8 Pengendalian proses 7.5.1.3 Menyusun rencana pembelajaran, Waka.
pembelajaran mengkondisikan, memonitoring Kurikulum
proses pembelajaran dan
mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran serta melaporkan
hasil pembelajaran
9 Pelaksanaan 7.5.1.8 Menyusun dan melaksanakan Waka.
Bimbingan dan bimbingan siswa yang mengalami Kesiswaan
konseling kesulitan belajar
10 Pengukuran 8.2.1 Mengukur kepuasan pelanggan WMM
kepuasan pelanggan
11 dst

12
13
14
15
16

Disusun oleh : TIM ISO Edisi :B No Modul : 04/ ISO /PPM/2016


Tanggal : Februari 2016 Status Revisi :1 Halaman : 77 dari 78 Halaman

Anda mungkin juga menyukai