KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR
NOMOR : 015/SK/III/2023
TENTANG
PELAYANAN LABORATORIUM
PADA UPT PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPT PUSKESMAS RAWAT INAP SIMPUR,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS RAWAT INAP
SIMPUR TENTANG PELAYANAN LABORATORIUM.
KESATU : Menentukan Jenis pelayanan laboratorium pada UPT Puskesmas
Rawat Inap Simpur sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Surat Keputusan ini;
KEDUA : Menentukan Pelaksanaan PMI dan PME Pelayanan Laboratorium
meliputi kegiatan pra analitik, analitik dan pasca analitik pada UPT
Puskesmas Rawat Inap Simpur sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Surat Keputusan ini;
KETIGA : Rentang Nilai yang Menjadi Rujukan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium di UPT Puskesmas Rawat Inap
Simpur,sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Surat
Keputusan ini;
KEEMPAT : Nilai ambang kritis Laboratorium di UPT Puskesmas Rawat Inap
Simpur,sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Surat
Keputusan ini;
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan dengan
ditetapkannya keputusan ini, maka keputusan kepala UPT
Puskesmas Rawat Inap Simpur Nomor 016/SK/I/2020 tentang
pelayanan laboratorium dinyatakan dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana
mestinya.
Kimia Darah:
a. Gula Darah Sampai dengan 30 menit
b. Cholesterol Total
c. Asam Urat
Serologis/Parasitologi:
a. Golongan Darah
b. Test Kehamilan
c. Malaria
d. HIV
e. TPHA Sampai dengan 30 menit
f. Gonorhoe
g. Widal
h. HbsAg
i. DBD
2 Urinalisa Sampai dengan 30 menit
3 Bakteriologi
BTA ( Bakteri Tahan Asam) Sampai dengan 3 hari
Gonorrhoe
4 Pemeriksaan laboratorium pasien Sampai dengan 15 menit
yang mendesak (cito) dan kritis
A. PENDAHULUAN
Laboratorium Puskesmas adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang
berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang
upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan (
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 364/Menkes/SK/III/2003 ). Laboratorium
Puskesmas sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi terpenting
dalam diagnostik invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan
didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah
yang diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari
data pokok pasien.. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk diagnosis awal
yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis
laboratorium juga merupakan bagian integral dari penapisan kesehatan dan
tindakan preventif kedokteran.
B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu
pra-analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering diawasi dalam
pemantapan mutu internal hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih
cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang
mendapat perhatian. Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu
dilakukan di Puskesmas antara lain: pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan,
cara pengambilan spesimen, pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk
pengambilan spesimen dan setiap jenis pemeriksaan.
1. Tahap Pra Analitik
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61%
dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan
kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium.
Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen,
pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan
penyimpanan spesimen.
a. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan
laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat
dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien.
Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau
persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang kurang tepat atau
tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi
yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau
paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium, tidak diikutinya
instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang
tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang
merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik. Ada beberapa
sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra-analitik yang dapat
mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak
dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel
fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi,
kehamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis
kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi,
ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap
beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan
ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan
sampel.
b. Penerimaan Spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan
memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak
dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku penerimaan
spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c. Penanganan Spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk
pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah
benar.
d. Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium
Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke
laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
1.Hematologi -
Hb P. (12.0 – 14.0), L.(13,0 – 16.0)
Leukosit (5.000 – 10.000)
Eritrosit P.(4.000.000 – 5.000.000), L.(4.000.000 – 5.500.000)
Trombosit (150.000 – 400.000)
Hematokrit P. (37,00 – 43,00) L.(40,00 – 48,00)
MCV 82-92 femtoliter
MCH 27-31 picogram/fel
MCHC 32-37 gr/dl
2. Parasitologi/Serologi
Golongan Darah A/B/AB/O
Test Kehamilan (negatif)
Malaria (negatif)
Widal (negatif)
Hbs Ag (negatif)
HIV (negatif)
TPHA (negatif)
HBsAg (negatif)
3. Urinalisa
Warna
Ph
Protein (negatif)
Glukosa (negatif)
Bilirubin (negatif)
Lekosit (negatif)
Eritrosit negatif)
Epitel (negatif)
Bakteri (negatif)
Kristal (negatif)
4. Kimia darah
Glukosa Darah
a. Gula Puasa < 120 mg/dl
b. Gula 2 jam PP < 140mg/dl
c. Gula Darah Sewaktu < 200 mg/dl
Asam Urat L (3 – 4,7), P (2,4 – 5,7)
Kolesterol Total ≤ 200
5. Mikrobiologi
BTA (negatif)
Gonorea/GO (negatif)
Candida (negatif)