Laporan Hasil "Penelitian Tebing Kimaung Di Daerah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) "
Laporan Hasil "Penelitian Tebing Kimaung Di Daerah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) "
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menjadi Anggota Penuh Mapala
Sagarmatha
Disusun Oleh :
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menjadi Anggota Penuh Mapala
Sagarmatha
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Disusun Oleh :
Nama Nama
NPA.SM. NPA.SM.
Ketua Umum
Sagarmatha
Supana
NPA.SM.01.000.HC “Muse”
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Dengan ini menyatakan bahwa laporan pengembaraan angkatan 003 dengan judul :
NPAM.SM.003.001.KH NPAM.SM.003.001.KH
UCAPAN TERIMAKASIH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa menyelesaikan laporan yang
berjudul “Penelitian Tebing Kimaung di Daerah Taman Nasional Gunung Ciremai
(TNGC)” ini dengan tepat waktu. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada
nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan kita selaku
umatnya sampai akhir zaman.
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi anggota penuh
Mapala Sagarmatha. Tidak dapat dipungkiri bahwa penyelesaian laporan ini
membutuhkan pengorbanan dan usaha yang keras. Namun, laporan ini tidak akan
selesai tanpa orang-orang tercinta di sekeliling kami yang mendukung dan membantu.
Terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bapak Nanan Abdul Manan, M.Pd selaku Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan.
2. Bapak Dadan Muldan, M.Pd selaku Pembina Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala)
Sagarmatha STKIP Muhammadiyah Kuningan.
3. Angkatan 001 Helang Cakrawala (HC) yang telah membantu dan memberi masukan
kepada penulis.
4. Teh Talas, Teh Cengek, Teh Pilus dan Kang Bata selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan berbagai pengalaman kepada penulis.
5. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari Allah
SWT dan kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari maksimal, karena
keterbatasan ilmu yang kami miliki. Untuk itu kami dengan kerendahan hati
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak.
ABSTRACT
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Penelitian
Menurut Azhari, dkk (2023: 1) secara etimologi penelitian berasal dari
bahasa Inggris "research" (re berarti kembali, dan search berarti mencari).
Sehingga dapat diartikan bahwa penelitian itu adalah mencari kembali.
Dikatakan mencari kembali karena sebelumnya sudah ada yang meneliti.
Penelitian didefinisikan sebagai suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dan usaha-usaha itu
dilakukan dengan metode ilmiah.
Menurut Noor (2011: 72) berpendapat bahwa penelitian merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data
yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang
mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliabel, dan obyektif. Oleh karena itu,
secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Penelitian adalah
sebuah cara untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dengan
menggunakan prosedur yang sistematis dan ilmiah (Mulyatiningsih, dkk , 2014)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu proses
sistematis yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan baru, memperluas
pemahaman, atau memverifikasi kebenaran suatu fenomena.
2. Tebing
Menurut Larson, dkk (2000) mengatakan bahwa pengertian tebing
adalah salah satu fitur lanskap kami yang paling banyak ditemukan dan paling
sedikit dipelajari. Dibandingkan dengan habitat di permukaan tanah, tebing
hampir tidak mendapat perhatian ilmiah.
Sejalan dengan itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pengertian tebing adalah tepian sungai (jurang) yang tinggi dan terjal. Tebing
biasanya tersusun dari batuan yang tahan terhadap erosi dan pelapukan, seperti
limonit, batu pasir, dolomit, dan batu gamping.
Tebing Kimaung adalah tebing yang terletak di daerah atau kawasan
Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Palutungan. Biasanya, tebing
Kimaung dipakai untuk kegiatan olahraga seperti Rappelling dan Prusiking.
Menurut Kang Nandol (Mapala Timbal) dari hasil wawancara
menginformasikan bahwa jumlah tebing Kimaung yang sering dipakai untuk
kegiatan berupa rappelling dan prusiking yaitu ada 2 tebing.
Dapat disimpulkan bahwa tebing adalah permukaan tanah atau jurang
yang tinggi dan terjal yang sering kita jumpai dalam berkegiatan di luar ruangan
tetapi tebing belum banyak diteliti tidak seperti permukaan tanah lainnya,
seperti sungai. Sedangakan Tebing Kimaung adalah tebing yang terletak di
daerah atau kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Palutungan.
3. Taman Nasional (TN)
Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata dan
rekreasi (UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi). Sesuai dengan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2006, tanam nasional adalah
kawasan pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya,
pariwisata dan rekreasi.
Menurut Nursoleha,ddk (2014: 3) Taman Naional Gunung Ciremai
(TNGC) adalah sebuah kawasan konservasi yang terletak di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia dengan luas kawasan 14.841,30 Hektar. TNGC merupakan
kawasan konservasi yang berfungsi sebagai kawasan pelestarian sumber daya
alam hayati beserta ekosistemnya, daerah resapan air bagi kawasan dibawahnya
dan beberapa sungai penting di Kabupaten Kuningan, Majalengka dan Cirebon
serta sumber beberapa mata air yang dimanfaatkan untuk kebutuhan
masyarakat, pertanian, perikanan, suplai Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dan industri.
Tebing Kimaung terletak di kawasan Taman Nasional Gunung
Ciremai (TNGC) Palutungan, Kuningan. Penelitian ini bermaksud untuk
mencari informasi mengenai ada berapa tebing Kimaung yang bisa dijadikan
kegiatan untuk Rappeling dan Prusiking, ekosisitem hewan dan tumbuhan yang
ada di tebing dan mengetahui ketinggian setiap tebing yang dijadikan objek
penelitian.
Dapat disimpulkan bahwa Taman Nasional adalah kawasan
pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Sedangkan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah sebuah kawasan
konservasi yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dengan luas kawasan
14.841,30 Hektar.
B. Penelitian Relevan
C. Kerangka Berpikir
Menurut Latifah, dkk (2023: 73) kerangka berpikir adalah suatu rancangan
yang digunakan untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian yang
sudah dibuatnya. Kerangka berpikir dibuat dalam bagian-bagian penting yang harus
dikerjakan terlebih dahulu. Kerangka berpikir merupakan dasar pemikiran dari
penulisan ataupun penelitian yang disusun dari fakta- fakta, observasi, serta kajian
kepustakaan. Sehingga itulah sebabnya pada saat melalukan proses penulisan atau
penelitian, seorang penulis atau peneliti harus menyiapkan kerangka berpikir.
Sebelum menuliskan kerangka berpikir, peneliti harus memulai dengan melakukan
observasi, melakukan kajian pustaka dan mencari fakta yang berkaitan dengan topik
bahasan. Kerangka berpikir merupakan alur berpikir dalam menjabarkan sebuah
penelitian. Menurut Prasetyo, dkk (2023: 810) kerangka berfikir merupakan suatu
gambaran secara jelas akan masalah yang akan dipecahkan untuk mendapatkan
solusi terbaik.
Kerangka berpikir pada penelitian ini, penulis membahas berdasarkan
rumusan masalah yakni cara mengukur ketinggian tebing, observasi medan tebing
dan teknik yang cocok untuk berkegiatan di tebing yang diteliti.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Desain Peneli tian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Menurut Imam Gunawan (2013: 88) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
tidak dimulai dari teori yang telah dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari
lapangan berdasarkan lingkungan alami.
Sejalan dengan itu, Menurut Arikunto (2002: 14-16) karakteristik penelitian
kualitatif sebagai berikut: (1) Berpola pikir induktif (empiris-rasional atau bottom
up). Maksudnya metode ini dipakai untuk memperoleh grounded theory, yaitu teori
yang berasal dari data dan bukan berasal dari hipotesis. Dengan demikian
penelitiannya bersifat generating theory. (2) Sangat mengutamakan dan menghargai
persepsi atau pendapat dari partisipan atau narasumber. (3) Rancangan penelitian
bersifat alami/natural, sehingga tidak mempergunakan rancangan penelitian yang
bersifat baku seperti pada penelitian kuantitatif. (4) Penelitian kualitatif bertujuan
untuk memahami, mencari makna di balik data, menemukan kebenaran, baik
kebenaran empiris, logis dan teoritis. (5) Subjek yang diteliti, data yang
dikumpulkan, sumber data yang diperlukan dan alat pengumpul data bisa berubah-
ubah sesuai dengan kebutuhan. (6) Pengumpulan data dilakukan berdasar
fenomonologis, yakni memahami secara mendalam gejala atau fenomonologis. (7)
Mengutamakan proses dibandingkan hasil. Penelitian kualitatif lebih berfokus pada
munculnya gejala. Dengan kata lain, peneliti tidak mencari jawaban atas pertanyaan
“apa” namun “mengapa”. (8) Peneliti berfungsi sebagai instrument atau alat data,
sehingga tidak terpisahkan dengan kegiatan yang diteliti. (9) Analisis data dapat
dilakukan selama proses berlangsung dan setelah berlangsung. (10) Hasil penelitian
berupa paparan dan penafsiran pada waktu serta situasi tertentu. (11) Penelitian
kualitatif disebut juga penelitian alamiah atau naturalistik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif atau disebut juga
penelitian natural atau penelitian alamiah adalah jenis penelitian dengan
mengutamakan penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji, atau diukur
dengan setepat-tepatnya dengan data yang berupa data deskriptif. Pada penelitian ini
mendeskripsikan kejadian yang didengar, dirasakan dan dibuat dalam pernyataan
naratif atau deskriptif. Jenis penelitian ini berkarakteristik alamiah atau bersetting
apa adanya dari fenomena yang terjadi di lapangan yang menitik beratkan pada
kualitasnya.
B. Desain Penelitian
Metode deskriptif kualitatif dapat digunakan untuk melakukan penelitian
tentang tebing. Dengan demikian, desain “Penelitian Tebing Kimaung di Daerah
Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC)” ini dilakukan dengan mencari informasi
terkait data yang dibutuhkan, melakukakan wawancara dengan Mapala lain yang
pernah melakukan penelitian tentang tebing dengan menggunakan instrument
pertanyaan yang telah disiapkan, menyurvei ke tempat tebing yang akan diteliti
yaitu di kawasan TNGC Palutungan, selanjutnya melakukan penelitian langsung
dengan mencatat atau melakukan assessment kejadian-kejadian selama di lapangan
untuk dijadikan sebuah laporan yang nantinya berguna bagi yang membutuhkan
sebagai acuan dalam penelitian tetang tebing, khusunya tebing Kimaung.
C. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Partisipan pada penelitian ini adalah Dewan Pengurus Mapala Timbal
atas nama Kang Nandol. Mapala Timbal (Tim Barudak Leuweung) yaitu salah
satu Unit Kegiatan Mahasiswa di Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Kuningan.
2. Tempat atau Lokasi
Mapala Timbal bertempat di Jalan Pramuka No. 67, Purwawinangun,
Kecamatan Kuningan, Jawa Barat - 45512. Mapala Timbal ini bertempat di
Kampus 2 Universitas Kuningan.
Lokasi penelitian ini bertempat di daerah Taman Nasional Gunung
Ciremai (TNGC) Palutungan, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.
D. Pengumpulan Data
Menurut Djaelani (2013) teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif yang utama adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam,
ditambah kajian dokumen, yang bertujuan tidak hanya untuk menggali data, tetapi
juga untuk mengungkap makna yang terkandung dalam latar penelitian. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi,
dan studi pustaka. Metode ini dipakai untuk membantu memecahkan masalah-
masalah yang akan diteliti dan hasil penyelidikan data atau informasi yang didapat
di lapangan.
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam penelitin ini,
yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Menurut Morris (1973: 906) dalam Hasanah mendefinisikan observasi
sebagai aktivitas mencatat suatu gejala dengan instrumen bantuan-instrumen dan
merekamnya dengan tujuan ilmiah atau tujuan lain. Lebih lanjut dikatakan
bahwa observasi merupakan kumpulan kesan tentang dunia sekitar berdasarkan
semua kemampuan daya tangkap panca indera manusia. Observasi pada
penelitian ini, penulis melakukan survey langsung ke tempat tebing Kimaung,
dengan mengamati tebing yang akan diteliti.
2. Wawancara
Menurut Nurbuko, dkk (2007: 70) wawancara adalah pengumpulan
data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara
(pengumpulan data) kepada responden dan jawaban dari responden dicatat atau
direkam dengan alat perekam. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan dengan
insturemen pertanyaan yang ditanyakan kepada partisipan atau narasumber
terkait tentang penelitian tebing yang telah dilakukan oleh partisipan atau
narasumber.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bukti yang biasanya berupa catatan, foto
atau video. Dalam penelitian tebing ini, peneliti menggunakan kamera
handphone dan catatan buku tulis sebagai bukti penlitian dan bisa di uji
keabsahannya.
E. Analisis Data
Noeng Muhadjir (1998: 104) dalam Rijali mengemukakan pengertian
analisis data sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil
observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan
untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan
berupaya mencari makna. Dari pengertian itu, tersirat beberapa hal yang perlu
digarisbawahi, yaitu upaya mencari data adalah proses lapangan dengan berbagai
persiapan pralapangan tentunya, menata secara sistematis hasil temuan di lapangan,
menyajikan temuan lapangan, mencari makna, pencarian makna secara terus
menerus sampai tidak ada lagi makna lain yang memalingkannya, di sini perlunya
peningkatan pemahaman bagi peneliti terhadap kejadian atau kasus yang terjadi.
Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan mencari pengumpulan
data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi kepada partisipan atau
narasumber. Setelah pengumpulan data, penulis melakukan penelitian langsung ke
lapangan yaitu ke tebing Kimaung di daerah Taman Nasional Gunung Ciremai
(TNGC) Palutungan untuk mencari makna keabsahan dari data-data yang telah
dikumpulkan yang telah disesuaikan dengan rumusan masalah. Kemudian mencatat
kejadian-kejadian yang ada di lapangan yang nantinya akan di bahas dan
disimpulkan dalam penyelesaian penulisan laporan di akhir.