Anda di halaman 1dari 40

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/353600817

SAYA WARTAWAN KOMPETEN. Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

Book · July 2021

CITATIONS READS

0 467

3 authors, including:

Kennorton Hutasoit Hutasoit


Universitas Padjadjaran
9 PUBLICATIONS 3 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

research about political communication in Indonesis View project

All content following this page was uploaded by Kennorton Hutasoit Hutasoit on 31 July 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TAHUN

Saya
Wartawan
Kompeten

Petunjuk praktis UKW


berwawasan kebaruan

Penyunting
• Maria D. Andriana
• Atmakusumah
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW
berwawasan kebaruan

Saya Wartawan Kompeten


Kisi-kisi UKW dari para penguji
Membaca buku ini dijamin paten
Jadilah wartawan beretika terpuji
(Lahyanto Nadie)
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis Uji Kompetensi Wartawan berwawasan kebaruan
Editor : Maria D. Andriana, Atmakusumah
Tata letak dan desain sampul : Create Publishing
Koordinator naskah : Indria Prawitasari

Diterbitkan oleh:
Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)
atas dukungan Djarum Foundation dan Bank Rakyat Indonesia

Cetakan pertama Juli 2021

Hak Cipta pada © Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) 2021


Perpustakaan Nasional RI: Katalog dalam Terbitan (KDT)
Lembaga Pers Dr. Soetomo
Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro
- Cet.1.Juli 2021;
xiv +178 halaman, 14 cm x 21 cm
ISBN: 978-623-97056-0-2
Dicetak oleh: Create Publishing

Isi di luar tanggung jawab percetakan.


Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa seizin
tertulis dari penerbit.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002


TENTANG HAK CIPTA
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedar­kan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil ­pelanggaran Hak
Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ­dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Lembaga Pers Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)


Gedung Dewan Pers lantai III
Jalan Kebon Sirih 32-34, Jakarta 10110
Tel (021) 3459838, Fax (021) 3840835
E-mail: lpdsjurnalistik@gmail.com
Website: www.lpds.or.id
www.reporter.lpds.or.id

ii
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW
berwawasan kebaruan

Penyunting
Maria D. Andriana
Atmakusumah

Penerbit
Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)
© Jakarta, 2021
iii
Daftar Isi

i. Halaman ISBN.................................................................................................................... ii
ii. Daftar isi................................................................................................................................. v
iii. Kata Sambutan Ketua Dewan Pers..................................................................... vii
iv. Kata Pengantar Direktur Eksekutif LPDS........................................................ ix
v. Catatan Editor.................................................................................................................... xii

1. Era Digital dan Kontroversi Pelaksanaan UU ITE:


Kacamata Hukum Pers................................................................................................. 1
2. Mengapa Wartawan Dinilai Belum Kompeten........................................... 10
3. Memahami dan Melaksanakan KEJ, Hukum Pers,
dan UU ITE............................................................................................................................ 13
4. Rapat Redaksi Perencanaan dan Evaluasi...................................................... 19
5. Merencanakan dan Mengusulkan Liputan................................................... 27
6. Menghadiri Konferensi Pers..................................................................................... 31
7. Wawancara Cegat, Tatap Muka, dan Online................................................. 36
8. Membangun Jejaring - Membuka Akses Sumber
Informasi............................................................................................................................... 43
9. Menulis Berita.................................................................................................................... 46
10. Editing..................................................................................................................................... 51
11. Menulis Feature................................................................................................................. 56
12. Merencanakan dan Mengarahkan Liputan Investigasi........................ 61
13. Analisis Bahan Liputan Terjadwal – Pengayaan
Hasil Jumpa Pers.............................................................................................................. 65
14. Merancang dan Menyiapkan Isi Rubrik........................................................... 68
15. Mengevaluasi Rencana Liputan............................................................................ 73
16. Menentukan Bahan Liputan Layak Siar........................................................... 76
17. Kebijakan Rubrikasi/Kanal/Program dan Redaksional......................... 80
18. Menulis Tajuk/Komentar/Opini............................................................................. 84
19. Memikat Audiens dengan Bahasa Sederhana............................................ 88
20. Manajemen Redaksi – Memberi Penugasan – ­
Kepemimpinan Redaksi, Seni Menugasi Awak Redaksi....................... 95
21. Uji Kompetensi Jurnalis Televisi............................................................................ 101

v
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

22. Kompetensi:
Dari Tidak Mampu Menulis Hingga Tidak Paham Kode Etik............... 108
23. Kode Etik Jurnalistik: Siapa Peduli?..................................................................... 113
24. Keterampilan Menggunakan Alat dan Teknologi Informasi
dalam Uji Kompetensi Wartawan Konvergensi.......................................... 122
25. Jalan Lurus Standar Kompetensi Wartawan LPDS................................... 138

Daftar Pustaka............................................................................................................................. 161


Biodata Penulis........................................................................................................................... 163

Lampiran:
• Profil Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)......................................................... 172
• Surat Keputusan Dewan Pers tentang penetapan LPDS
sebagai lembaga penguji kompetensi wartawan..................................... 176
• Jumlah alumni Program Pelatihan Jurnalistik
Januari 2011-April 2021............................................................................................... 177

vi
Kata Sambutan Ketua Dewan Pers

Jurnalisme di Persimpangan Jalan,


Perlu Penerapan Uji Kompetensi Wartawan

A
lhamdulillah, jurnalisme dan idealisme ibaratnya keping mata
uang, saling melengkapi dan menyempurnakan. Kepingan
tersebut bernilai karena ada dua sisi yang menyatu. Namun,
harus diakui dan dipahami bahwa antara dua sisi tersebut ada jarak
yang dinyatakan oleh ketebalan keping mata uang. Itulah realitas. Jadi,
jurnalisme dan idealisme berada pada dua ekstremitas dari sebuah
realitas yang sifatnya dinamis. Abai terhadap realitas, jurnalisme akan
terjebak pada ruang kosong-disconnected. Sehingga, realitas itu
sebetulnya adalah wilayah garap jurnalisme dan idealisme
Sebelum memasuki era digital, sumber berita-informasi mengikuti
kaidah one to many. Namun, era digital membawa perubahan kaidah
menjadi many to many yang diperankan oleh media sosial (medsos).
Namanya saja media sosial, sebuah media yang memanfaatkan
keluasan dan keleluasaan wilayah siber (cyber space) untuk saling
berinteraksi dan bertransaksi. Inilah realitas baru, di mana jurnalisme
tidak bisa abai terhadapnya. Beragam jenis konten memadati bahkan
mendominasi media sosial. Blogger, influencer, dan pegiat Instagram
dan Youtuber ramai-ramai memproduksi aneka informasi dan beragam
berita. Tampil berbagai “tone,” dari yang menginformasikan, menghibur,
mempromosikan, sampai yang menyudutkan bahkan mengintimidasi
dan memicu perseteruan. Dalam ekosistem itulah dan fenomena
konvergensi, kini jurnalisme menghadapinya, apakah dijadikannya
sebagai persoalan, tantangan, atau justru peluang baru.
Dalam kondisi seperti inilah peran dan fungsi jurnalisme sungguh
berada di persimpangan jalan. Saatnya melakukan kontemplasi
mendalam, membahas, dan mendiskusikannya secara khusus untuk
mencari terobosan baru (inovasi) dengan melibatkan para pemangku

vii
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

kepentingan. Sangat dikhawatirkan, tanpa terobosan baru, publik akan


dihadapkan pada dikotomi yang justru merugikan kita semua.
Namun, di balik itu semua, ikhtiar untuk memperkuat kompetensi—
khususnya literasi digital dan kecerdasan digital (digital quotient) bagi
para jurnalis—menjadi keniscayaan agar tetap relevan dan jurnalisme
semakin berkualitas. Saatnya melakukan tata ulang—kurikulum dan
kompetensi jurnalis. Critical thinking, communication skill, creative and
innovating thinking serta data awareness haruslah menjadi bagian
dari materi pelatihan dan sekaligus uji kompetensi wartawan. Tentu
penguatan kode etik jurnalistik tetaplah menjadi salah satu materi
utama. Saatnya harus diciptakan ekosistem agar para jurnalis menjadi
pembelajar sejati. Pelatihan dan uji kompetensi yang berkelanjutan
sebagai salah satu di antaranya.
Sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang pengembangan
pers di Indonesia, LPDS memiliki peran dan jasa yang sangat luar biasa
dalam mengembangkan dunia pers—khususnya kompetensi wartawan.
Buku yang ditulis oleh para staf pengajar LPDS ini menggunakan
pendekatan praktis agar para peserta semakin mudah memahami dan
mampu menjawab materi UKW secara baik di jenjang Muda, Madya,
dan jenjang Utama. Melalui buku ini diharapkan peserta UKW menjadi
wartawan profesional.
Untuk itu semua, atas nama Dewan Pers saya menyampaikan
penghargaan yang luar biasa kepada LPDS atas segala ikhtiarnya dalam
memajukan dunia pers di Indonesia.
Selamat berjuang, Bon Courage dan sukses selalu, Insya Allah

Jakarta, April 2021

Mohammad NUH
Ketua Dewan Pers

viii
Kata Pengantar
Direktur Eksekutif LPDS

K
emerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi
manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan
pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan
berkomunikasi guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan
kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers
itu wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa,
tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma
agama.
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya pers
menghormati hak asasi setiap orang; karena itu pers dituntut profesional
dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.
Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk
memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan
landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional
dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta
profesionalisme. Atas dasar itu wartawan Indonesia menetapkan dan
menaati Kode Etik Jurnalistik.
Wartawan sebagai pekerjaan profesi, sama halnya dengan advokat
dan dokter yang memiliki kode etik dan kode perilaku, memerlukan
standar kompetensi sebagai salah satu tolok ukur dalam menjalankan
pekerjaannya sebagai wartawan profesional. Uji Kompetensi Wartawan
(UKW) adalah bagian yang tidak terpisahkan sebagai salah satu cara
untuk menguji wartawan kompeten atau belum kompeten.
Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) dibentuk oleh Dewan Pers melalui
Keputusan Dewan Pers Nomor 01/SK/DP/1985 tertanggal 2 Desember
1985 sebagai pusat pendidikan dan pelatihan jurnalisme untuk
wartawan dan media konvergensi. Salah satu proram regulernya adalah
berpengalaman menyelenggarakan UKW untuk wartawan jenjang

ix
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

muda, madya, dan utama. Sekira15.000 alumni LPDS tersebar di seluruh


Indonesia sampai dengan Timor Leste.
Tujuan UKW dalam rangka membantu perusahaan pers untuk
meningkatkan kompetensi wartawannya serta membantu perusahaan
itu memahami manajemen penyelenggaraan Uji Kompetensi Wartawan
sesuai dengan keputusan Dewan Pers. Yaitu meningkatkan pengetahuan
wartawan mengenai kompetensi serta profesionalisme di bidang pers
untuk kepentingan publik.
Bertepatan dengan hari ulang tahun ke-33, LPDS menerbitkan
buku bermuatan kisi-kisi UKW, Saya Wartawan Kompeten. Buku ini
berupaya menjawab tantangan pada era disrupsi-inovatif untuk tetap
meningkatkan profesionalisme redaksi, yang ternyata aspek pragmatis
mendominasi keprihatinan (concerns) utama hampir semua lembaga
pendidikan jurnalisme.
Dalam kerangka itu peningkatan kompetensi wartawan dalam
klaster (cluster) literasi media berkaitan dengan aspek intelektual. Di
sini kompetensi wartawan mencakup kemampuan memahami dan
menerapkan etika dan hukum pers, konsepsi berita, editing berita,
dan bahasa Indonesia jurnalistik. Hukum pers dan kode etik penting
dipahami untuk menghindari jeratan hukum bagi wartawan dalam
melaksanakan profesi karena banyak kasus kriminalisasi karya jurnalistik
yang dilaporkan dengan delik penghinaan atau pencemaran nama baik
seperti diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Terbitnya buku ini tidak lepas dari kontribusi yang sangat besar dari
para penguji dan pengajar LPDS, utamanya Bapak Ahmad Djauhar, ketua
umum Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro
(YPMA); Bapak Priyambodo RH selaku koordinator penguji kompetensi
wartawan; Ibu Maria Dian Andriana; Bapak Warief Djajanto Basorie,
penguji dan pengajar LPDS; Bapak Kristanto Hartadi; Ibu Sri Mustika;
Bapak Aloysius Arena Ariwibowo, kooridnator program virtual class
LPDS selama masa pandemi; Bapak Lahyanto Nadie dan Bapak Lestantya
Ravisavitra Baskoro yang penuh semangat dan dedikasi membantu
membenahi dan sekaligus mengaktualkan materi Uji Kompetensi
Wartawan. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada para
penguji lainnya.

x
Dalam kesempatan yang baik dan bahagia ini, LPDS menyampaikan
terima kasih kepada Djarum Foundation dan Bank Rakyat Indonesia
yang telah berpartisipasi menjadi sponsor penerbitan buku ini.
Kepada para tim pendukung yang senantiasa membantu dalam
setiap pelaksanaan program LPDS, sangat patut disampaikan terima
kasih pula kepada Ibu Indria Prawitasari, Ibu Ayu Utari, dan Ibu Lucia
Susmiyarti sebagai tim pendukung sistem kearsipan serta penyiapan
teknologi informasi.
Dengan terbitnya buku ini semoga bermanfaat bagi rekan-rekan
wartawan.

Jakarta, 23 Juli 2021

Hendrayana, S.H., M.H.


Direktur Eksekutif
Lembaga Pers Dr. Soetomo

xi
Catatan Editor

B
anyak wartawan merasa gugup saat akan mengikuti Uji Kompetensi
Wartawan (UKW) guna mendapatkan Sertifikat Kompetensi
Wartawan. Kegugupan terjadi karena wartawan merasa gamang
menghadapi ujian dan merasa “gelap” akan materi yang diujikan.
Uji kompetensi dalam profesi mana pun sejatinya adalah cara untuk
mengumpulkan bukti apakah seseorang memiliki kemampuan yang
sesuai dengan profesi yang dijalaninya, baik dalam bentuk wawasan
dan pengetahuannya maupun keterampilannya, dan yang terpenting
adalah kesadaran hukum dan etikanya.
Sosialisasi mengenai UKW banyak dilakukan untuk menjelaskan
proses uji kompetensi bagi insan pers ini. Buku kisi-kisi UKW juga
tersedia dan diterbitkan oleh Dewan Pers serta beberapa lembaga uji
seperti LPDS, PWI, RRI, dan IJTI.
Kali ini LPDS menerbitkan buku baru yang lebih terperinci untuk
dapat memandu para peserta UKW memahami tugas-tugas yang harus
dikerjakan dalam menjalani UKW. Materi yang disampaikan mencakup
muatan tentang UKW yang bisa diterapkan untuk wartawan dari bidang
media cetak, online, serta penyiaran.
Para pengajar LPDS menulis bersama dalam buku ini sebagai dedikasi
dan tanggung jawab untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai UKW dan membantu para peserta untuk mempersiapkan diri
menghadapi UKW.
Uji kompetensi profesi mengukur kemampuan bekerja secara
profesional. Jika semakin banyak wartawan yang bisa membuktikan
kemampuannya, maka akan berdampak positif bagi kalangan media
dan masyarakat secara luas mengingat peran pers sebagai penyebar
informasi, agen perubahan, penghibur dan kontrol sosial.

xii
Kehadiran buku ini juga merupakan sumbangsih dan dedikasi
sebagai cara mewujudkan kecintaan dan tanggung jawab para pengajar
jurnalistik dan penguji kompetensi wartawan yang bernaung di LPDS.
Uraian yang dirangkum dalam buku ini berdasarkan pengalaman
mengajar dan menguji sehingga materi buku ini sangat nyata dan
diperlukan oleh para wartawan yang ingin menunjukkan bukti
kemampuan profesinya.
LPDS merupakan lembaga uji Standar Kompetensi Wartawan yang
pertama kali melaksanakan uji kompetensi mulai 2011, atau beberapa
bulan setelah Dewan Pers menetapkannya sebagai salah satu lembaga
uji. Setiap tahun antara 100 hingga lebih dari 400 wartawan mengikuti
UKW serta pelatihan bagi calon penguji bersama LPDS. Hanya pada
tahun 2020 UKW dan ToT penguji diikuti oleh 47 peserta lantaran
merebaknya pandemi Covid-19 yang membuat nyaris semua aktivitas
tatap muka ditiadakan. LPDS sebagai lembaga pendidikan jurnalistik
tetap aktif menyelenggarakan pelatihan dan kelas-kelas jurnalistik
secara daring pada tahun tersebut dan berlanjut hingga sekarang.
Buku ini memberikan wawasan mengenai profesi jurnalistik,
kemudian bagian inti merupakan kisi-kisi mengenai materi yang diuji
dan dilengkapi dengan pengalaman para penguji saat menguji dan
temuan-temuan bagaimana peserta uji bisa gagal atau mendapat nilai
tinggi.
Perjalanan LPDS sebagai lembaga uji dimulai dari keterlibatan
para pengajarnya pada proses perumusan dan penetapan Standar
Kompetensi Wartawan di Dewan Pers, persiapan menguji dengan
menerjemahkan kisi-kisi Standar Kompetensi menjadi soal-soal ujian
hingga pelaksanaan ujian dapat diikuti pada bagian akhir buku ini.
Keberadaan buku ini diharapkan dapat berguna sebesar-besarnya
bagi kepentingan peningkatan profesionalisme wartawan di Indonesia.

Salam,
Maria D. Andriana
Pengajar dan Penguji
Lembaga Pers Dr. Soetomo

xiii
21

Uji Kompetensi Jurnalis Televisi

Kennorton Hutasoit

J
urnalis televisi kini berada di tengah berlimpahnya informasi. Jurnalis
menerima banyak informasi yang berlimpah, baik melalui pesan
singkat, whatsapp, email, maupun media sosial. Semua informasi itu
bisa diakses jurnalis melalui smartphone. Oleh karena itu, kemampuan
jurnalis untuk melakukan verifikasi informasi menjadi penting untuk
memilah informasi yang bisa menjadi bahan berita.
Berlimpahnya informasi, yang menurut John Keane (2013)
memungkinkan pesan untuk dikirim dan diterima melalui banyak
titik pengguna, baik secara langsung maupun secara tunda. Informasi
itu menyebar begitu cepat di satu negara, bahkan bisa menyebar ke
seluruh dunia yang dapat diakses oleh beberapa miliar orang yang
tersebar di seluruh dunia. Penyebaran informasi begitu cepat dengan
adanya media sosial yang membuka ruang bagi setiap orang yang ingin
mentransmisikan informasi.
Jurnalis televisi tidak jarang berada dalam situasi sulit mengambil
keputusan ketika mendapat informasi dalam bentuk teks, foto, atau
video di Twitter, Instagram, Facebook, dan Youtube, yang secara sekilas
layak untuk disiarkan.
§ Setidaknya ada beberapa kasus, jurnalis televisi menggunakan
konten media sosial menimbulkan masalah ketika konten tersebut
disiarkan di layar televisi.
§ Persoalan yang muncul ketika konten media sosial ditayangkan
menjadi berita televisi beragam, mulai dari gugatan dari pemilik akun
media sosial karena merasa dirugikan, masalah akurasi yang ternyata

101
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

apa yang disiarkan tanpa verifikasi tersebut keliru dan konten media
sosial hoaks dalam pengertian konten yang disajikan tidak relevan
dengan peristiwa yang terjadi.
§ Dalam jurnalisme televisi, konten yang bisa menjadi masalah tersebut
bisa berupa grafis, video, atau foto yang ditayangkan.
§ Siaran televisi merupakan sumber informasi utama bagi masyarakat
di wilayah perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste. Oleh karena
itu, berita yang disajikan televisi yang keliru akan dapat menimbul-
kan masalah dan dampaknya besar bagi khalayak.
§ Dalam pelaksanaan uji kompetensi berkembang dua sebutan nama,
yaitu Uji Kompetensi Wartawan (sesuai dengan Standar Kompetensi
Wartawan Dewan Pers) dan Uji Kompetensi Jurnalis. Khusus sebutan
terakhir diperkenalkan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
§ Dasarnya karena itu adalah nama organisasi dan penyebutan istilah
jurnalis—bukan wartawan—dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) mereka. IJTI yang menjadi lembaga penguji
kompetensi setelah dua organisasi profesi yang diakui oleh Dewan
Pers, yaitu PWI dan AJI, menetapkan penyebutan uji kompetensi
jurnalis seperti halnya AJI. Dasar pertimbangannya juga berkaitan
dengan AD/ART IJTI dan juga nama IJTI itu sendiri.
§ IJTI merupakan singkatan dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia.
Lebih lanjut lagi, uji kompetensi yang diselenggarakan oleh IJTI
dikhususkan untuk jurnalis televisi sehingga nama yang ditetapkan
adalah UKJTV atau Uji Kompetensi Jurnalis Televisi.
§ Elemen Kompetensi Wartawan yang ditetapkan oleh Dewan Pers
sebagai berikut:
• Memahami dan menaati Kode Etik Jurnalistik dan P3SPS.
• Mengidentifikasi masalah terkait yang memiliki nilai berita.
• Membangun dan memelihara jejaring dan lobi.
• Menguasai bahasa.
• Mengumpulkan dan menganalisis informasi (fakta dan data) dan
informasi bahan berita.
• Menyajikan berita.
• Menyunting berita atau kanal halaman pemberitaan dan atau slot
program pemberitaan.

102
Uji Kompetensi
Jurnalis Televisi

• Merancang rubrik atau kanal halaman pemberitaan dan atau slot


program pemberitaan.
• Manajemen redaksi (Newsroom).
• Menggunakan peralatan teknologi pemberitaan (Hafiz dkk, 2014:
8-12).

§ Dalam Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) televisi, IJTI membagi kelompok


jurnalis menjadi tiga kelompok, yaitu:
• Kelompok jurnalis televisi yang asal-muasal pekerjaannya (work
origin) terfokus pada proses pengumpulan, pengolahan, dan
penyajian materi informasi verbal dan tekstual. Mereka adalah
reporter, presenter berita, periset, penulis naskah berita, dan
koordinator liputan.
• Kelompok jurnalis televisi yang asal-muasal pekerjaannya ter­
fokus pada pengumpulan, pengolahan, dan penyajian materi
­informasi audio visual. Mereka adalah juru kamera dan koordina-
tor kamerawan.
• Kelompok jurnalis televisi yang asal pekerjaannya terfokus pada
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian materi informasi
grafis. Mereka adalah visual editor yang terdiri atas penyunting
grafis (graphic/GFX editor) serta penyunting audio visual (VT
editor).
§ IJTI membagi kualifikasi jurnalis dengan tiga level, yaitu Jurnalis TV
Muda, Jurnalis TV Madya, dan Jurnalis TV Utama.
Jurnalis TV Muda adalah sebagai jurnalis pada level “pelaksana.”
• Dalam hal ini, kompetensinya berkisar pada kemampuan teknis
dalam mengumpulkan bahan siaran—baik berupa informasi
tekstual, verbal, maupun rekaman gambar, suara, dan grafis—
melalui riset, wawancara, dan observasi, lalu mengusulkannya
dalam rapat koordinasi redaksi, serta melaksanakan penggalian
bahan berita, menulis naskah berita, dan menyajikannya dalam
bentuk “stand-up” dan atau presentasi di studio—baik secara
live (langsung) maupun pre-recorded (rekaman)—sesuai dengan
arahan produser program.
• Kompetensi ini harus dapat ditunjukkan oleh reporter, presenter
berita, juru kamera, serta editor grafis dan audio-visual yunior.

103
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

• Jurnalis TV Madya sebagai jurnalis “pengelola.”


• Kompetensinya selain berkisar pada kemampuan teknis dalam
manajemen program berita, mulai dari perencanaan isi progam,
penyuntingan bahan berita, koordinasi peliputan dan penyajian,
serta penilaian kinerja tim pelaksana program berita, jurnalis pada
level ini juga memiliki kemampuan menjaga etika jurnalistik, ter-
utama seperti yang telah ditegaskan dalam KEJ serta P3SPS, da-
lam pengelolaan progam berita televisi.
• Kemampuan sebagai pengelola adalah kompetensi standar
untuk reporter dan presenter berita senior, produser, kamerawan
senior, serta editor grafis dan audiol-visual senior.
• Jurnalis TV Utama adalah jurnalis “pengevaluasi.” Kompeten-
sinya tidak saja terkait pada kemampuan mengarahkan teknis
siaran dan manajemen redaksi, melainkan juga berkenaan de­
ngan kemampuannya mengevaluasi kinerja proggram berita,
baik dari sisi teknis, etika maupun aspek lainnya, khusus­nya
yang berhubungan dengan kepentingan publik dan pemilik
stasiun televisi.
• Dalam hal ini, secara alamiah, kompetensi Jurnalis TV Utama tidak
akan terlepas dari pengetahuan dan pengalaman pribadinya—
terutama sebagai pelaksana dan pengelola program berita, baik
di televisi maupun di media lain—serta visinya tentang penyiaran
berita televisi.
• Standar kemampuan ini selayaknya dimiliki oleh reporter senior,
produser senior, produser eksekutif, hingga pemimpin redaksi
dan atau direktur pemberitaan. (Hafiz dkk, 2014: 17).
§ Persiapan Mengikuti UKJ: Seorang jurnalis televisi perlu mem-
persiapkan diri dalam mengikuti Uji Kompetensi Jurnalis, de­ngan
ha­rapan pada akhir proses seluruh rangkaian UKJ dinyatakan
­kompeten. Apa saja yang perlu dipersiapkan seorang jurnalis televisi
dalam menghadapi UKJ.
Berikut adalah persiapan jurnalis televisi yang diuraikan penulis
berdasarkan pengalaman mengikuti uji kompetensi, baik sebagai
peserta maupun sebagai penguji pendamping UKJ.
• Jurnalis televisi, baik di pusat maupun di daerah, umumnya sudah
memiliki kemampuan melaksanakan tugasnya sebagai jurnalis,

104
Uji Kompetensi
Jurnalis Televisi

apakah sebagai repoter, juru kamera, atau sebagai editor. Begitu


juga jurnalis televisi di daerah yang banyak dikenal sebagai
kontributor atau stringer umumnya sudah memiliki kemampuan
melaksanakan tugas jurnalistik televisi.
• Persoalan yang muncul ketika jurnalis televisi mengikuti UKJ
adalah masalah pengetahuan tentang KEJ dan P3SPS. Masih
banyak jurnalis televisi belum memiliki pengetahuan yang
memadai tentang KEJ dan P3SPS. Oleh karena itu, jurnalis televisi
sebaiknya sudah mempersiapkan diri dengan membaca tentang
KEJ dan P3SPS sebelum mengikuti UKJ.
• Pada 2021 penyelenggaraan uji kompetensi yang difasilitasi
oleh Dewan Pers juga mengadakan lokakarya atau kegiatan pra-
uji kompetensi yang dilakukan secara dalam jaringan (daring)
sebelum peserta uji mengikuti uji kompetensi.
• Kegiatan pra-uji kompetensi ini sangat penting karena ini bisa
menjadi modal bagi peserta uji. Apalagi pada rangkaian kegiatan
uji kompetensi 2021 ini memberi jarak waktu satu pekan dari
kegiatan pra-uji kompetensi sebelum mengikuti uji kompetensi.
Artinya, peserta uji memiliki waktu satu pekan untuk belajar
mempersiapkan diri dengan mendalami materi-materi kegiatan
pra-uji kompetensi.
• Dalam waktu sepekan itu, jurnalis televisi muda harus mempelajari
tentang apa itu Kode Etik Jurnalistik dan P3SPS. Siapa yang harus
menaati dan menjalani KEJ dan P3SPS. Kapan jurnalis televisi
harus menaati dan menjalani KEJ dan P3SPS. Di mana jurnalis
televisi harus menempatkan KEJ dan P3SPS. Mengapa jurnalis
televisi harus menaati dan menerapkan prinsip KEJ dan P3SPS.
Serta bagaimana KEJ dan P3SPS digunakan oleh jurnalis televisi
dalam peliputan?
• Selain mempersiapkan diri untuk membaca tentang KEJ dan
P3SPS, peserta uji perlu membaca dan mengetahui tentang
bahasa dan istilah-istilah dalam televisi. Pengalaman penulis,
masih ada sejumlah jurnalis televisi yang sudah menggunakan
istilah televisi, tetapi tidak mengetahui apa arti atau singkatan
dari istilah tersebut.

105
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

§ Ada juga penulis temukan bahwa jurnalis televisi tidak bisa menjelas-
kan proses dan tahapan kerja-kerja jurnalistik televisi. Untuk itulah
menjadi penting bagi jurnalis televisi untuk mempelajari ­bahasa dan
istilah televisi serta proses dan tahapan peliputan.
• Selain pengetahuan uji kompetensi untuk jurnalis televisi, khusus-
nya lebel jurnalis televisi muda harus memiliki kemampuan
teknis. Seorang jurnalis televisi muda harus mampu membuat
usulan ­liputan, baik tertulis maupun usulan lisan yang disampai-
kan ­dalam rapat redaksi dan mampu menyampaikan argumen­
tasi kenapa usulan tersebut penting.
• Untuk proses usulan liputan ini, jurnalis televisi harus mampu
mengusulkan visual apa yang diperlukan untuk liputan tersebut.
Hal inilah yang membedakan jurnalis televisi dengan jurnalis
cetak yang tidak dituntut membuat visual.
§ Jurnalis televisi ketika mengusulkan liputan mempertimbangkan
visual apa yang dibutuhkan dan apakah memungkinkan visual ter­
sebut didapatkan. Oleh karena itu, jurnalis televisi selain memper-
timbangkan nilai berita (news value) juga mempertimbangkan ke­
butuhan visual. Untuk itu, jurnalis televisi harus mampu membuat
shot list yang diperlukan untuk sebuah liputan.
• Jurnalis televisi, untuk memenuhi kebutuhan visual, harus ber-
temu dengan narasumber untuk mewawacarainya. Oleh kare-
na itu, jurnalis televisi harus memiliki jaringan atau daftar nara­
sumber yang bisa dihubunginya untuk membuat janji bertemu.
• Untuk saat ini sudah ada perkembangan teknologi sehingga
jurnalis televisi dapat memanfaatkan aplikasi zoom atau aplikasi
lainnya untuk bisa melakukan wawancara jarak jauh. Akan tetapi,
pada umumnya jurnalis televisi masih melakukan wawancara
tatap muka.
§ Dalam tugas-tugas jurnalistik televisi terdapat sejumlah istilah yang
perlu dipahami. Istilah preview adalah proses yang perlu dilakukan
oleh jurnalis televisi sebelum menulis naskah. Ia juga membuat
time-coding yang dilengkapi dengan verbatim untuk memudahkan
proses editing atau pemotongan sound bite.
• Jurnalis televisi juga harus memiliki kemampuan untuk menyaji­
kan liputan siaran langsung dan siaran tunda. Khusus untuk

106
Uji Kompetensi
Jurnalis Televisi

s­ iaran langsung, jurnalis televisi—baik juru kamera maupun re-


porter—harus memiliki kemampuan untuk membuat persiapan
dan menyediakan visual yang diperlukan saat live.
• Untuk semua kegiatan jurnalistik televisi tersebut dibuatkan
catatan reportasenya.

Secara singkat, inilah yang perlu dipersiapkan oleh jurnalis televisi


level muda. Seluruh rangkaian tugas jurnalistik ini idealnya dikuasai oleh
jurnalis televisi level madya sebagai “pengelola” dan jurnalis televisi level
utama sebagai “pengevaluasi.”

107
Biodata Penulis

Wina Armada Sukardi. Lahir di Jakarta 17 Oktober


1959. Sejak SMP tulisannya sudah menjadi headline
di surat kabar harian nasional. Hampir sebagian besar
hidupnya diabadikan untuk pekerjaan kewartawanan.
Tulisan Bung Wina, demikian dia biasa dipanggil,
tersebar di mana-mana: mulai dari majalah sastra
Horison, harian Kompas dan Sinar Harapan sampai ke
majalah Gadis, Kartini, dan Tempo. Wina adalah Wartawan Utama sesuai
dengan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 017-WU/DP/V/2011.
Wina belajar ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia
dan meraih Magister Hukum dari Universitas Nasional. Ia mendapat
beberapa beasiswa dari luar negeri, antara lain Jerman dan Amerika
Serikat.
Sejak awal pendidikannya Wina sudah lebih fokus kepada hukum
pers. Ia menulis banyak buku mengenai hukum dan etika pers. Pernah
menjadi ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers,
Wina memprakarsai dan meminpin tim pembuatan Standar Kompetensi
Wartawan, Standar Perusahaan Pers, Pedoman Hak Jawab, dan lainnya.
Ia juga aktif di banyak organisasi, mulai dari Ikatan Alumi FHUI, Alumi
UI, Jakarta Lawyer Club, Klub Hukum dan Demokrasi, organisasi advokat,
sampai ke Persatuan Perusahaan Film Indonesia. Di LPDS Wina menjadi
salah satu pengurus di Dewan Penasihat. Tidak heran jika ia rutin diminta
menjadi pembicara di kelas-kelas LPDS.

***

163
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

Warief Djajanto Basorie. Pengajar di LPDS ini me­ngawali


karier sebagai wartawan di Kantor Berita Nasional Indonesia
(KNI) di Jakarta pada 1971-1991 dan merangkap sebagai
koresponden Indonesia untuk DEPTHnews Asia (DNA, 1974-
1991) yang berpusat di Manila.
Lulusan S1 program studi jurnalistik dari IISIP
Jakarta pada 1987 ini pernah mengikuti kursus
development journalism Press Foundation of Asia di Manila selama
dua bulan, Desember 1975-Januari 1976. Selain itu juga mengikuti
Professional Journalism Fellowship (PJF) di Universitas Stanford selama
enam bulan pada 1978 serta praktik dan belajar di The Associated Press
di New York selama empat bulan pada tahun yang sama.
Sejak 1991 bergabung di Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) sebagai
pengajar dan pelaksana lokakarya tematik. Menjadi manajer tiga putaran
lokakarya Meliput Perubahan Iklim. Lebih dari 600 wartawan dari
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua—daerah rentan kebakaran
hutan dan lahan gambut—menjadi peserta. Wartawan Maluku, NTT,
NTB, dan Bali juga hadir.
Ia adalah Wartawan Utama sesuai dengan Surat Keputusan Dewan
Pers Nomor 159-WU/DP/V/2011.
***

Hendrayana. Direktur eksekutif LPDS (2018-2023),


pengajar LPDS (2010-sekarang), dan tenaga ahli hukum
di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) (2014-sekarang), juga
tercatat sebagai direktur eksekutif Lembaga Bantuan
Hukum Pers, LBH Pers (2006-2012). Pernah menjadi staf
Legal dan Advokat di kantor Kontras (2000-2002) dan
di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,
YLBHI (2003-sekarang).
Lulusan Magister Hukum Universitas Pancasila (2017) yang
mempunyai keahlian mempromosikan kebebasan pers dan
berekspresi di samping melakukan pendampingan dan pembelaan
hukum di kepolisian, kejaksaan, serta di pengadilan. Selama 12 tahun
berpengalaman melakukan advokasi, penelitian, dan kampanye
untuk isu-isu kebebasan pers dan kebebasan berekspresi.

164
Biodata Penulis

Salah saru pengalamannya menangani kasus sebagai tim pengacara


Yudicial Review Release and Discharge, Keppres No.8 Tahun 2002 (2003),
dan tim pengacara korban pelanggaran HAM (2001).

***
Aloysius Arena Ariwibowo. Pengajar LPDS
(2011-sekarang) yang bekerja sebagai wartawan LKBN
Antara (sejak 1991-2020). Pernah meliput Konferensi
Habitat PBB di Istanbul, Turki (2001), dan Konferensi
Tingkat Tinggi Organisasi Negara-­negara Islam OKI di
Teheran (2004). Meliput ke berbagai belahan dunia,
antara lain di London, Berlin, Perth, Darwin, Beijing,
Hanoi, Bangkok, dan Kuala Lumpur.
Dua buku yang ditulisnya berjudul Mania Bola, kumpulan feature
tentang sepak bola dunia dan nasional, dan Kerja, Kerja, Kerja, kumpulan
feature tentang berbagai peristiwa menarik dengan sentuhan human
interest. Kini sedang menyiapkan buku yang menyoroti ber­ bagai
peristiwa seputar Pandemi Covid-19 dengan genre humanisme.
Ia peserta kursus singkat jurnalisme di Monash University, Melbourne,
Australia (2007). Ia adalah Wartawan Utama sesuai dengan Surat
Keputusan Dewan Pers Nomor 879-LPDS/WU/DP/V/2012/29/05/62

***
Maria Dian Andriana. Pengajar jurnalistik di LPDS,
lama berkarier di LKBN Antara, menjadi kepala Biro
LKBN Antara di Tokyo, Jepang (1994-1999), manajer
Lembaga Pendidikan Jurnalistik Antara (2009-2014)
dan kepala desk Karangan Khas. Dosen tamu bahasa
Indonesia sebagai penutur asli di Universitas Nihon di
kota Mishima, Jepang.
Ia salah seorang dari 11 anggota tim perumus Kompetensi Wartawan/
Standar Uji Kompetensi Wartawan. Maria adalah Wartawan Utama sesuai
dengan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 065-WU/DP/V/2011.
Lulusan Akademi Wartawan Surabaya (Stikossa/AWS) ini pernah
mengikui sejumlah pelatihan singkat jurnalistik, termasuk program

165
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

Taylormade, Journalism Multimedia di Radio Nederland Training Center


(RNTC) di Hilversum, Nederland (2011), Certivicate-4 on Training and
Assessment Program IASTP III - Victoria University (2008).
Sejak 2017 menetap di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara
Timur. Buku-buku fiksi karyanya: Ata Mai (novel) serta Kumpulan
Cerpen Wartawan dan Antologi Puisi Wartawan (seri bersama sejumlah
wartawan); nonfiksi: Hubungan PR dan Wartawan, Mulia Sebagai
Perempuan, Weewini, Kampung yang Tenggelam, Sumba Tanah Ajaib di
Timur, dan sejumlah buku yang ditulis bersama.

***

Elik Susanto. Pengajar di LPDS dan di Tempo Institute,


bagian dari Tempo Media Group. Lahir di Kediri, Jawa
Timur, 9 Juli 1965. Saat ini menjadi bagian dari penguji
pada Uji Kompetensi Wartawan di LPDS di Jakarta.
Sebelumnya pernah menjadi wartawan di harian
Republika dan redaktur tabloid Tekad (anak usaha
harian Republika). Kemudian bergabung ke Tempo
mulai 2001 sampai 2020.
Pengalaman peliputannya antara lain investigasi kasus pembalakan
liar kayu gelondongan di hutan Riau dan di luar negeri ke Polandia,
Venesia, Jepang, Timur Tengah, dan sejumlah negara ASEAN.
Pengalaman jabatan struktural menjadi redaktur bidang hukum di
majalah Tempo, kepala Biro Tempo Media Group di Makassar, redaktur
utama dan redaktur pelaksana bidang politik dan hukum Koran Tempo,
redaktur eksekutif Tempo.co, dan koordinator Kanal Vertikal Tempo.co.
Kegiatan lainnya menjadi juri Program Investigasi Bersama Tempo.
Elik adalah Wartawan Utama sesuai dengan Surat Keputusan Dewan
Pers Nomor 6785-Tempo/WU/DP/I/2010/9/7/1965.
***

166
Biodata Penulis

Lahyanto Nadie. Pengajar LPDS ini lahir pada 22


September 1964. Ia menamatkan Program Pasca­
sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia pada 2006.
Kini ia juga mengajar di Kwik Kian Gie School of
Business dan menjadi penguji pada Uji Kompetensi
Wartawan di Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS).
Lahyanto adalah anggota Kelompok Kerja Pendidikan Dewan Pers dan
trainer di United Nations Development Program (UNDP) serta penulis
buku untuk Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K)
di kantor wakil presiden.
Buku-buku karyanya: Pengemudi Kehidupan, Media Massa & Pasar
Modal, Mencari Keadilan Subsidi Listrik, Grow Fast Grow Fair, Kisah Kasih
di Sekolah, Nurhayadi Anak Betawi di Puncak Telkom Landmark Tower,
Dedengkot Betawi Haji Nuri Thaher Saudagar Darmawan dan Religius,
dan Rusdi Saleh Nasionalisme Sang Penyiar. Ia juga editor Spiritualitas
Bencana, Nukilan Tarikh, dan Alangkah Lucunya Pasar Modal Indonesia.
Ia pernah menjadi penyiar radio di Trijaya FM selama 10 tahun,
presenter dan produser televisi di ANTV dan TVRI.
Lahyanto adalah Wartawan Utama sesuai dengan Surat Keputusan
Dewan Pers Nomor 1619-PWI/WU/DP/I/2012/22/09/69
***
Lestantya R. Baskoro, S.Fil., SH., M.H. Pengajar tetap
di LPDS sejak 2018 sampai sekarang dan anggota
Komisi Pendataan dan Penelitian Media Dewan Pers.
Ia adalah dosen mata kuliah Kode Etik Wartawan,
Undang-Undang Pers, dan Investigative Repor­ting di
sejumlah perguruan tinggi.
Pengalamannya yang luas di Tempo Media
Grup termasuk sebagai pengajar pada Tempo Institute, redaktur
eksekutif Tempo, kepala Biro Pendidikan Tempo, dan pelaksana harian
ombudsman kelompok media pers tersebut. Ia ikut menyusun Kode Etik
Wartawan Tempo dan ditunjuk untuk menyusun Pedoman Perlindungan
Keselamatan Kerja Wartawan Tempo.

167
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

Baskoro—demikian panggilannya—menulis dan menerbitkan se-


jumlah buku, antara lain: Jurnalisme Lingkungan, Jurnalisme Menggerak­
kan; Jurnalisme Hukum, Jurnalisme Tanpa Menghakimi; Perlawanan Tem-
po. Ia juga menulis Biografi Kapolri (Jend) Widodo Budidarmo; Biografi
Kepala Puspom (Mayjen) Sulaiman; dan Biografi Jenderal TNI Daryatmo.
Karya sastranya termasuk novel antropologi Dayak Rumah di Atas Ka­
hayan.
Ia termasuk anggota tim penguji Standar Kompetensi Wartawan di
Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS). Baskoro adalah Wartawan Utama
sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 6765-Tempo/WU/
DP/VII/2006/9/10/1962.
***

Sri Mustika. Pengajar LPDS ini lahir dan besar di kota


Pekalongan, Jawa Tengah. Ia menempuh pendidikan
S1 di Institut Ilmu Sosial dan Politik di Jakarta serta
S2 dan S3 di Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP
Universitas Indonesia.
Ibu Ika—demikian panggilannya—mengawali
kariernya sebagai wartawan di majalah Femina di
Jakarta. Pernah bekerja di tabloid Nova dan tabloid Aura. Saat ini bekerja
sebagai dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA s­ elain
pengajar di LPDS.
Ia menjadi penguji pada Uji Kompetensi Wartawan sejak 2012. Ibu Ika
berpredikat sebagai Wartawan Utama sesuai dengan Surat Keputusan
Dewan Pers Nomor 875-LPDS/WU/DP/V/2012/27/06/57.

***

168
Biodata Penulis

Ahmad Djauhar Tas’an. Pengajar di LPDS dan


wartawan senior yang lama berkarier di grup harian
Bisnis Indonesia, antara lain sebagai wakil pemimpin
umum merangkap pemimpin redaksi harian tersebut
(2009-2018),
Ia adalah ketua Dewan Redaksi Harian Jogya (2008-
kini), ketua harian Serikat Perusahaan Pers (2015-
2019), wakil ketua Dewan Pers (2016-2019), dan saat ini juga menjadi
ketua OJK Watch.
Ia merupakan Wartawan Utama sesuai dengan Surat Keputusan
Dewan Pers Nomor 1133-PWI/WU/DP/X/2011/04/05/63.
Sarjana teknik mesin dari Universitas Gajah Mada ini memperoleh
gelar S2 dari Binus University dan pernah mengikuti program Advanced
Journalistic Course, Thomson Foundation, di Cardiff, Inggris.

***
Kennorton Hutasoit. Lahir 18 Agustus 1976 di Desa
Sidikalang, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli
Tengah, Sumatera Utara. Sehari-hari ia kini aktif
sebagai produser berita Metro TV. Ia adalah Wartawan
Utama sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Pers
Nomor 3918/LPDS/WU/DP/III/2015/28/08/76.
Pria ini memulai kariernya sebagai jurnalis di harian
umum Media Indonesia di Jakarta yang bertugas di Biro Medan pada
2002. Ia mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Wartawan Madya
(2013) dan Wartawan Utama (2015).
Ia dipercaya sebagai penguji Uji Kompetensi Wartawan di LPDS
sejak 2020 dan mendapat tugas sebagai pengajar untuk pra-UKW
yang diselenggarakan oleh LPDS pada 2021. Ia juga menjadi penguji
pendamping Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ) yang diselenggarakan
oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Cilegon, Banten, pada
2021.
Kennorton tamat SMA Negeri Sorkam pada 1995. Lulus dari Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) pada 2001 dan menyelesaikan
studi magister Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana di Jakarta, dan
menjadi Wisudawan Berprestasi pada 2020. Ia aktif menimba ilmu sebagai

169
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

mahasiswa S3 ilmu komunikasi di Universitas Padjadjaran di Bandung


sejak 2020 hingga saat ini. Ia juga peminat ilmu filsafat.

***

Maskur Abdullah. Pengajar di LPDS, lahir pada 5 De-


sember 1963 di Desa Leidong Barat, Kecamatan Pulau
Rakyat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Ia adalah
alumni IKIP Medan yang mulai menekuni profesi jur-
nalistik sejak 1986 di Padang Sidempuan untuk harian
Waspada yang diterbitkan di Medan. Pada 1991-1997
ia menjadi Redaktur Daerah surat kabar itu di Medan.
Pada 1998 ia bergabung dengan BBC Siaran Indonesia untuk daerah
liputan Sumatera Utara dan Aceh. Selama bekerja untuk BBC Maskur
dikenal sebagai jurnalis yang sering mendapat tugas peliputan konflik
di Aceh hingga bencana alam gempa dan tsunami di wilayah itu.
Pada 2004 ia lebih berkonsentrasi sebagai pelatih dan mentor
untuk kegiatan pelatihan jurnalistik. Tahun 2010 ia bergabung sebagai
penguji kompetensi wartawan di Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)
dan kemudian menjadi pengajar di lembaga ini sampai sekarang. Tahun
2018 ia bergabung di media siber terbitan Aceh, Waspadaaceh.com,
sebagai redaktur pelaksana.
Maskur adalah Wartawan Utama sesuai dengan Surat Keputusan
Dewan Pers Nomor 876-LPDS/WU/DP/V/2012/05/12/63.
***

170
Biodata Penulis

Kristanto Hartadi. Pengajar LPDS ini sekarang


adalah advisor pada Divisi Communication & External
­Affairs di PT Pertamina Hulu Mahakam. Baru terjun ke
dunia hulu migas pada Oktober 2012 sebagai kepala
Departemen Hubungan Media Total E&P Indonesie
dan berlanjut di PT Pertamina Hulu Mahakam.
Pernah selama 23 tahun menjadi wartawan di
majalah Warta Ekonomi, harian Suara Pembaruan, portal internet as­taga.
com, dan harian Sinar Harapan dengan posisi mulai dari reporter, redak­
tur, redaktur pelaksana hingga pemimpin redaksi. Pernah mengikuti
berbagai pelatihan dan seminar internasional dengan topik kebebasan
pers, peliputan media dalam isu agama, komunikasi krisis, dan lain-lain.
Saat ini ia masih aktif terlibat dalam dunia jurnalistik sebagai
instruktur dan assessor Uji Kompetensi Wartawan di Lembaga Pers Dr.
Soetomo sejak 2011. Ia adalah Wartawan Utama sesuai dengan Surat
Keputusan Dewan Pers Nomor 873-LPDS/WU/DP/V/2012/30/10/63.
Kristanto menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Ilmu Komunikasi
Program Studi Komunikasi Pembangunan di FISIP UI pada 1989 dan S2
komunikasi (politik) di Program Magister Ilmu Komunikasi FISIP UI pada
2012. Sejak 1996 ia menjadi dosen tamu di bidang jurnalistik dan public
relations di sejumlah universitas swasta di Jakarta.
***
Priyambodo RH menjabat direktur eksekutif LPDS pada
2008-2018 dan ketua Bidang Multimedia Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) pada 2008-2015.
Ia adalah Wartawan Utama sesuai dengan Surat
Keputusan Dewan Pers Nomor 187-WU/DP/V/2011.
Ia menjadi pengajar dan koordinator penguji pada Uji
Kompetensi Wartawan di LPDS. Ia adalah sekretaris tim
penyusunan Standar Kompetensi Wartawan (SKW) Dewan Pers pada 2009-
2010 dan anggota Tim Penguatan SKW Dewan Pers pada 2018.
Priyambodo, yang menjabat Ombudsman Multimedia dan
Internasional LKBN Antara, pernah bertugas sebagai kepala LKBN Antara
Biro Eropa berkedudukan di Lisabon, Portugal, dan Brussels, Belgia, pada
1999-2001.

171
Profil Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)

S
idang pleno ke-29 Dewan Pers di Denpasar, Bali, pada 17-19
Juli 1987 mengambil keputusan yang sangat signifikan. Sidang
menekankan perlunya mendirikan pusat pendidikan pers. Untuk
merealisasikan hal itu Dewan Pers menugasi Jakob Oetama, Dja’far H.
Assegaff, dan Zulharmans. Ketiganya bersama anggota Dewan Pers yang
lain lalu membentuk Yayasan Pers Dr. Soetomo pada 5 Februari 1988.
Pengurus pertama yayasan terdiri atas Harmoko, Burhanuddin
Muhammad Diah (1917-1996), Zulharmans (1933-1992), Dja’far H.
Assegaff (1932-2013), Jakob Oetama (1931-2020), Moerdiono (1934-
2011), Profesor Fuad Hassan (1929-2007), Soedwikatmono (1934-2011),
Kartini Muljadi, Toety Azis (1925-1999), L.E. Manuhua (1925-2003), Atang
Ruswita (1933-2003), Sabam P. Siagian (1932-2016), dan Goenawan
Mohamad.
Yayasan mendirikan Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) pada 23 Juli
1988 di Jakarta. Peresmian LPDS menjadi amat berkesan dengan orasi
budayawan Dr. Soedjatmoko (1922-1989), mantan rektor Universitas
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Tokyo, Jepang.
Yayasan dan lembaga menggunakan nama Dr. Soetomo untuk
menghormati salah seorang perintis gerakan kebangsaan Indonesia.
Tahun 1908 Soetomo, seorang mahasiswa kedokteran bumiputra
(School tot Opleiding van Inlandsche Artsen/Stovia), ikut mendirikan
Boedi Oetomo. Soetomo kemudian lebih banyak bergerak di bidang
kedokteran, pendidikan, dan jurnalistik. Ia menerbitkan jurnal Soeloeh
Indonesia di Surabaya (1925), majalah mingguan Soeloeh Rakjat
Indonesia dan harian Soeara Oemoem (1930) yang berhasil menjadi
salah satu surat kabar utama di Surabaya, dan Panjebar Semangat
(1930), majalah berbahasa Jawa yang tetap eksis sampai sekarang.

172
Dengan mengibarkan nama Dr. Soetomo, LPDS mengemban tiga
tugas pokok, yaitu:
• Menyelenggarakan pendidikan di bidang jurnalistik dan manajemen
pers.
• Menyelenggarakan pendidikan di bidang lain yang berhubungan
dengan penyelenggaraan sarana komunikasi yang baik.
• Mengadakan pengkajian, penelitian, pusat dokumentasi, dan
pengembangan ilmu jurnalistik.

Jabatan direktur LPDS pertama dipercayakan kepada Dja’far H.


Assegaff. Namun, pada tahun 1994 ia diangkat menjadi duta besar
Indonesia di Vietnam. Oleh karena itu, jabatan direktur LPDS dirangkap
oleh Ketua Harian Yayasan, Jakob Oetama, pemimpin Grup Kompas-
Gramedia. Untuk melaksanakan tugas sehari-hari, Jakob Oetama
mengangkat Atmakusumah Astraatmadja sebagai direktur eksekutif
LPDS. Atmakusumah adalah penerima Penghargaan Ramon Magsaysay
tahun 2000 dari Filipina dan ketua Dewan Pers pada 2000-2003. Mulai 1
September 2002 jabatan Atmakusumah selaku direktur eksekutif LPDS
diteruskan oleh Tribuana Said, alumni Journalism Fellow University of
Michigan, Amerika Serikat (1973-1974), dan komisaris utama Waspada
Group, penerbit surat kabar harian Waspada, di Medan.
Tahun 2008 Yayasan Pers Dr. Soetomo berganti nama menjadi Yayasan
Pendidikan Multimedia Adinegoro (YPMA), yang tetap menaungi LPDS.
Pimpinan YPMA terdiri atas ketua Dewan Pembina, Jakob Oetama;
ketua Dewan Pengawas, Tribuana Said; dan ketua Pengurus, Bambang
Harymurti.
Yayasan mencantumkan nama Adinegoro sebagai penghormatan
atas jasa salah seorang di antara sebelas tokoh perintis pers Indonesia.
Adik pakar hukum dan sastrawan Muhammad Yamin itu dilahirkan di
Talawi, Sumatera Barat, pada 14 Agustus 1904 dan wafat di Jakarta 8
Januari 1967. Adinegoro, yang bernama asli Djamaluddin gelar Datuk
Madjo Sutan, gigih memperjuangkan pendidikan bagi insan pers. Ia
mengenyam pendidikan kewartawanan di Munchen (Jerman) dan
Amsterdam (Belanda). Sekembali di Tanah Air, ia antara lain memimpin
majalah Panji Poestaka, kemudian memimpin surat kabar Pewarta Deli
di Medan.

173
Saya Wartawan Kompeten
Petunjuk praktis UKW berwawasan kebaruan

Adinegoro ikut mendirikan Perguruan Tinggi Publisistik di Jakarta


serta Fakultas Publisistik dan Jurnalistik Universitas Padjadjaran di
Bandung. Tahun 1951 ia mengambil-alih pimpinan bekas kantor berita
Belanda, Aneta, di Jakarta yang namanya diganti menjadi Persbiro
Indonesia (PIA). Pada tahun 1962 PIA digabung oleh Presiden Soekarno
menjadi bagian dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara.
Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro (YPMA) pada 20
Oktober 2008 mengangkat Priyambodo RH sebagai direktur eksekutif
LPDS, melanjutkan jabatan Tribuana Said. Priyambodo RH adalah
alumni International Institute for Journalism di Berlin, Jerman (1995),
wartawan LKBN Antara sejak 1990, kepala LKBN Antara Biro Eropa di
Lisabon (Portugal) dan Brussels (Belgia) pada 1998-2001, Ombudsman
Multimedia dan Internasional LKBN Antara (2012-sekarang), dan ketua
Bidang Multimedia Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode
2008-2015.
Pada 1 April 2018 Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro
mengangkat Hendrayana sebagai direktur eksekutif melanjutkan
jabatan Priyambodo RH. Hendrayana adalah tenaga ahli hukum di
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) (2014), mantan direktur eksekutif
LBH Pers (2006-2012). Pernah menjadi staf legal dan advokat di kantor
Kontras (2000-2002) dan di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI) (2003-sekarang). Lulusan Magister Hukum Universitas
Pancasila (2017) ini mempunyai keahlian mempromosikan kebebasan
pers dan kebebasan berekspresi, melakukan pendampingan dan
pembelaan hukum di kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Selama 12
tahun berpengalaman melakukan advokasi, penelitian, dan kampanye
untuk isu-isu kebebasan pers dan kebebasan berekspresi. Pengalaman
dalam penanganan kasus pers yang digugat di pengadilan, baik perdata
maupun pidana, sebagai koordinator judicial review Pasal Pencemaran
Nama Baik dalam KUHP, judicial review UU Penyiaran, judicial review
UU Pilpres terkait pasal sensor media, judicial review UU Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE), judicial review Release and Discharge Keppres
Nomor 8 Tahun 2002 (2003), dan tim pengacara korban pelanggaran
hak asasi manusia (HAM) Talangsari di Lampung, tragedi Tanjung Priok,
dan korban pelanggaran HAM Trisakti, Semanggi I dan II (2001).

174
Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro (YPMA) dan Lembaga
Pers Dr. Soetomo (LPDS) terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor AHU-AH.01.08-364 tertanggal 04 Juni 2009 jo AHU-
AH.01.06-0008585 tertanggal 27 Maret 2018.
Merek/logo Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) terdaftar di
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor JOO 2009001573
tertanggal 15 Januari 2009 jo IDM000289303 tertanggal 19 Januari 2019.
Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro - Lembaga Pers Dr.
Soetomo menjadi lembaga Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pertama
kali yang disahkan oleh Dewan Pers melalui Surat Keputusan Nomor 12/
SK-DP/V/2011 tanggal 6 Mei 2011.

Buku ini memberikan wawasan mengenai profesi jurnalistik,


kemudian bagian inti merupakan kisi-kisi mengenai materi dalam
Uji Kompetensi Wartawan dilengkapi dengan pengalaman para
penguji saat menguji serta temuan-temuan bagaimana peserta
uji bisa gagal atau mendapat nilai tinggi.

175
Mengapa Harus ada Standar Kompetensi Wartawan? 69

Surat Keputusan
Surat Keputusan Dewan
DewanPers
Pers
Nomor: 12/SK-DP/V/2011
Nomor: 12/SK-DP/V/2011
tentang
tentang
Penetapan LembagaPers
Penetapan Lembaga PersDr.
Dr.Soetomo
Soetomo
(Yayasan
(Yayasan Pendidikan MultimediaAdinegoro)
Pendidikan Multimedia Adinegoro)
SEBAGAILEMBAGA
SEBAGAI LEMBAGA PENGUJI
PENGUJI KOMPETENSI
KOMPETENSIWARTAWAN
WARTAWAN
70 Pedoman Uji Kompetensi Wartawan
DEWANPERS
DEWAN PERS
: 1. Undang-Undang
MengingatMenimbang : a. BahwaNomor 40 Tahun
masyarakat pers 1999
Indonesia telah
Menimbang : a. Bahwa masyarakat tentang
persPers;
Indonesia
memilikitelah memiliki
Standar Standar Kompetensi
Kompetensi WartawanWartawan (SKW) yang
disepakati berlaku secara nasional;
2. Keputusan Presiden yang
(SKW) Nomordisepakati
143/M Tahun berlaku secara
b. Bahwa Dewan Pers2003 telah menetapkan
tanggal 13 Agustus
nasional; kriteria2003,
dan tata cara perusahaan pers, perguruan tinggi,
tentang
organisasi wartawan, dan b. lembaga
Bahwa pendidikan
Dewan dan menetapkan
pelatihan wartawan
kriteria untuk dapat menjadi
Keanggotaan Dewan PersPersperiode
telah tahun
lembaga penguji kompetensi danwartawan;
tata cara perusahaan pers, perguruan tinggi,
2003-2006;
c. Bahwa untuk dapat ditetapkan sebagai
organisasi lembaga
wartawan, danpenguji
lembagakompetensi
pendidikanwartawan, harus lebih
3. Peraturan
dulu diverifikasi oleh Dewan Dewan Pers Nomor 1/Peraturan-
danPers;
pelatihan wartawan untuk dapat menjadi
d. Bahwa Dewan PersDP/II/2010 tentang verifikasi
telah melakukan Standar terhadap
Kompetensi Lembaga Pers Dr. Soetomo (Yayasan
lembaga penguji kompetensi wartawan;
Wartawan;c.Adinegoro)
Pendidikan Multimedia Bahwa untuk padadapattanggal 2 Februari
ditetapkan 2011 untuk dapat ditetapkan
sebagai lembaga
4. Surat
sebagai lembaga Keputusan
penguji pengujiDewan
kompetensi Pers Nomor
wartawan.
kompetensi wartawan,04/ harus lebih
SK-DP/I/2011
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40dulu Tahun
tentang
diverifikasiKriteria
oleh Dewan
1999 tentang
dan Tata
Pers; Pers;
Cara Nomor
2. Keputusan Presiden Menetapkan
143/MLembaga
d. Bahwa Dewan
Tahun Pers
2003Pendidikan
telah dan
melakukan
tanggal 13 verifikasi
Agustus 2003, tentang Keanggotaan
Pelatihan
Dewan Pers periode tahun terhadapSebagai
Wartawan
2003-2006; Lembaga Pers Dr.Penguji
Lembaga Soetomo (Yayasan
3. Peraturan Dewan Standar
Pers Pendidikan
Kompetensi
Nomor Multimedia
Wartawan
1/Peraturan- (SKW); Adinegoro)
DP/II/2010 pada Standar Kompetensi
tentang
Wartawan; 5. Keputusan tanggal 2 Februari 2011 untuk dapat ditetapkan
Sidang Pleno Dewan Pers pada
4. Surat Keputusan sebagai lembaga penguji kompetensi
hariDewan
Senin, 25 Pers
AprilNomor
2011, di04/Jakarta.
SK-DP/I/2011 tentang Kriteria dan Tata Cara
wartawan.
Menetapkan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Wartawan Sebagai Lembaga Penguji Standar
M E M U(SKW);
Kompetensi Wartawan TUSKAN:
Menetapkan : Sidang Pleno Dewan Pers pada hari Senin, 25 April 2011, di Jakarta.
5. Keputusan
Pertama :
Lembaga Pers Dr. Soetomo (Yayasan Pendidikan
Multimedia Adinegoro)
MEMUT sebagai
U S Klembaga
A N : penguji
Menetapkan : kompetensi wartawan dari kategori lembaga
Pertama : Lembaga Pers Dr. Soetomo
pendidikan dan pelatihan
(Yayasan wartawan.
Pendidikan Multimedia Adinegoro) sebagai lembaga penguji
kompetensi
Kedua wartawan dari kategori
: Keputusan Dewanlembaga
Pers inipendidikan dantanggal
berlaku sejak pelatihan wartawan.
Kedua : Keputusan Dewan Pers ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
ditetapkan
Ditetapkan di: Jakarta
Pada di:
Ditetapkan tanggal: 6 Mei
Jakarta 2011
Pada tanggal: 6 Mei 2011
Dewan PersDewan Pers

Prof. Dr
Prof. Dr.Bagir
BagirManan,
Manan, SH.,
S.H.,M.C.L
M.C.L.
Ketua Ketua

176
JUMLAH ALUMNI
Program Pelatihan Jurnalistik
Periode Januari 2011 - April 2021

Program
Pelatihan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Total Alumni
Jurnalistik
Uji 2.222
311 orang 360 orang 249 orang 164 orang 239 orang 100 orang 155 orang 389 orang 178 orang 23 orang 54 orang
Kompetensi (82 angkatan)
(11 angkatan) (12 angkatan) (9 angkatan) (3 angkatan) (5 angkatan) (3 angkatan) (8 angkatan) (16 angkatan) (13 angkatan) (1 angkatan) (1 angkatan)
Wartawan
ToT Calon 69 orang 63 orang 53 orang 8 orang 19 orang 72 orang 24 orang 308
-------- -------- -------- --------
Penguji UKW (3 angkatan) (3 angkatan) (2 angkatan) (1 angkatan) (2 angkatan) (8 angkatan) (2 angkatan) (21 angkatan)
TOTAL 380 orang 423 orang 249 orang 217 orang 247 orang 100 orang 155 orang 408 orang 250 orang 47 orang 54 orang 2.530 orang

177
Saya
Wartawan
Kompeten

Petunjuk praktis UKW


berwawasan kebaruan

L
embaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) didirikan pada 23 Juli 1988. Pusat
pelatihan dan pengembangan jurnalisme profesional ini lahir atas
keputusan Sidang Pleno ke-29 Dewan Pers di Denpasar, Bali, 17-19 Juli
1987. Penggunaan nama Soetomo merupakan penghormatan untuk
seorang perintis gerakan kebangsaan Indonesia, Dr. Soetomo (1888-1938),
yang ikut mendirikan Boedi Oetomo dan menerbitkan jurnal Soeloeh Indonesia
di Surabaya (1925), majalah mingguan Soeloeh Rakjat Indonesia dan harian
Soeloeh Oemoem (1930), serta majalah Panyebar Semangat yang berbahasa
Jawa dan tetap eksis hingga kini.
Tahun 2008 Yayasan Pers Dr. Soetomo yang menaungi LPDS berganti nama
menjadi Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro (YPMA). Adinegoro (1904-
1967) adalah salah seorang tokoh perintis pers Indonesia. Adinegoro yang
bernama asli Djamaluddin Gelar Datuk Madjo Sutan gigih memperjuangkan
pendidikan bagi insan pers.
Yayasan Pendidikan Multimedia Adinegoro (YPMA) dan Lembaga Pers
Dr. Soetomo (LPDS) terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor AHU-AH.01.08-364 tertanggal 04 Juni 2009 jo AHU-AH.01.06-0008585
tertanggal 27 Maret 2018. Merek/logo Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS)
terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor JOO 2009001573
tertanggal 15 Januari 2009 jo IDM000289303 tertanggal 19 Januari 2019. Yayasan
Pendidikan Multimedia Adinegoro-Lembaga Pers Dr. Soetomo menjadi lembaga
Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pertama kali yang disahkan oleh Dewan Pers
melalui Surat Keputusan Nomor 12/SK-DP/V/2011 tanggal 6 Mei 2011.

Buku ini memberikan wawasan mengenai profesi jurnalistik,


kemudian bagian inti merupakan kisi-kisi mengenai
materi dalam Uji Kompetensi Wartawan dilengkapi dengan
pengalaman para penguji saat menguji serta temuan-temuan
bagaimana peserta uji bisa gagal atau mendapat nilai tinggi.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai