Anda di halaman 1dari 27

KITAB CASE 1 - BLOK FM 3 (SSS)

Mata
“Berlibur ke Desa”

Tim PA SOCA 2023


FK UPNVJ
TIM PA SOCA

095 - Faliq Azka Adeson


101 - Abiyesa Dzulfikar
118 - Rafi Miftach
099 - Zaidan Ramadhan Nugroho
170 - Muhammad Nabil Hilmi
092 - Phonna Kaori
138 - Tertia Shatara
199 - Azzahra Dzikra
167 - Kirana Hadi
128 - Nabila Azzahra
173 - Raja Siregar

Narasi Case 1
Saat liburan semester, Melati diajak ibunya pulang ke Desa Kemuning. Melati
menyempatkan diri berjalan jalan disekitar rumah. Dia sangat senang melihat taman yang
ditumbuhi bunga beraneka warna, ada bunga yang berwarna merah, kuning, ungu dan putih.
Melati juga melihat papan besar yang berjarak sekitar 50 meter, tetapi Melati belum bisa
membaca dengan jelas tulisannya. Setelah berjarak sekitar 5 meter, Melati baru bisa
membaca dengan jelas tulisan “Selamat Datang di Air Terjun Jumog”.

Tak terasa hari semakin siang, tetapi Melati masih senang bermain di taman bunga. Tanpa
sengaja, saat melihat keatas pohon yang lebih tinggi, Melati menatap matahari, sehingga
matanya terasa silau, dan Melati refleks memicingkan mata dan berkedip serta mengeluarkan
sedikit air mata.

Menjelang sore, kabut mulai turun. Melati tak lagi mampu melihat dengan jelas jembatan
kaca di Sky Hill yang berada di kejauhan. Melati kemudian bersiap siap untuk kembali ke
rumah.
Poin Pemahaman

ANATOMI MATA
Komponen
Vaskularisasi
Inervasi
HISTOLOGI MATA
1. Mata
1. Tunika Fibrosa
2. Tunika Vaskulosa
3. Tunika Neural
2. Kelopak Mata
3. Apparatus Lakrimal
FISIOLOGI MATA
Proses Penglihatan
1. Sumber Cahaya
2. Cahaya masuk ke mata melalui kornea
3. Cahaya melewati pupil sehingga jumlah cahaya yang masuk dapat diatur
4. Cahaya melewati lensa
5. Pemrosesan informasi di retina
6. Dari saraf optik rangsangan diteruskan menuju otak
Fototransduksi
Kondisi Gelap (Tidak ada atau Sedikit Cahaya)
Kondisi Melihat (Ada Cahaya)
Akomodasi
Fungsi pakai kacamata:
Proteksi dan Sekresi Mata
Air Mata
EMBRIOLOGI MATA

ANATOMI MATA

Komponen
1. Bola Mata (bulbus oculi) merupakan bola yang berisi cairan, terdapat tiga lapisan
utama

a. Tunika Fibrosa

Dari belakang membentuk sklera dan di depan membentuk kornea,


diatas tunika fibrosa terdapat lapisan konjungtiva

b. Tunika Vaskulosa
Dari belakang terbentuk koroid dan di depan membentuk badan cilliaris
yang mempunyai proccessus cilliaris, ligamen suspensor (serat zonular)
dan Iris, pada badan cilliaris terdapat otot cilliaris

c. Tunika Neural

Lapisan ini merupakan retina yang memiliki 10 lapis dibelakang sampai


tengah (retina pars optica) dan menjadi retina 2 lapis di depan (retina pars
ciliaris dan retina pars iridica), pembagian retina 10 dan 2 lapis dibatasi
oleh ora serrata

Pada bulbus oculi juga terdapat 3 rongga utama, camera oculi anterior yang terletak
didepan iris dan dibelakang kornea, serta camera oculi posterior yang terletak
dibelakang iris dan didepan lensa berisi aqueous humor, yang berfungsi memberi
nutrisi pada komponen sekitarnya dan juga berperan sedikit dalam pembiasan cahaya
yang masuk.

Lalu pada badan vitreous berisi dengan vitreous humor, cairan ini berfungsi dalam
mempertahankan bentuk bola mata dan juga berperan sedikit dalam pembiasaan
cahaya.

2. Kelopak Mata

Palpebra Superior dan Inferior, palpebra memiliki konjungtiva pada bagian


dalamnya, konjungtiva palpebral.
3. Kelenjar Lakrimal

Terdapat di bagian superior yang menjadi penghasil utama dari air mata, lalu
disalurkan melalui duktus lakrimalis menuju lacrimal sac melalui punctum
dan canaliculi lacrimalis. Lacrimal sac terhubung dengan nasolacrimalis yang
bermuara di rongga hidung.

Vaskularisasi
1. Arteri
Perdarahan arteri mata dimulai dari arteria carotid interna yang kemudian bercabang
menjadi arteria ophthalmica. Arteria ophthalmica mempunyai sembilan cabang yang
memperdarahi mata manusia. Untuk memudahkan mengingat bisa menggunakan
singkatan DR.MCLESSI :
a. Arteria Dorsal Nasi
Arteri ini memperdarahi pars superior dari nasal.
b. Arteria Centralis Retinae
Arteri ini memasuki nervus opticus dan memperdarahi retina.
c. Arteria Muscularis
Arteri ini memperdarahi otot-otot intrinsik mata.
d. Arteria Cilliaris
Arteri ini terbagi menjadi tiga, yaitu arteria cilliaris posterior longus yang
memperdarahi iris, arteria cilliaris posterior brevis yang memperdarahi sclera,
dan arteria cilliaris anterior.
e. Arteria Lacrimalis
Arteri ini memperdarahi glandula lacrimalis.
f. Arteria Ethmoidalis
Arteri ini terbagi menjadi anterior dan posterior. Arteria ethmoidalis anterior
memperdarahi septum. Arteria ethmoidalis posterior memperdarahi cavum nasi.
g. Arteria Supratrochlearis
Arteri ini memperdarahi bagian dahi.
h. Arteria Supraorbitalis
Arteri ini memperdarahi otot dan kulit dahi serta musculus levator palpebrae
superior.
i. Arteria Palpebrae Interna/Arteria Palpebrae Medial
Arteri ini memperdarahi bagian medial dari kelopak mata.
2. Vena
Terdapat dua saluran vena di cavum orbita, yaitu vena ophthalmica superior dan vena
ophthalmica inferior. Vena ophthalmica superior mendrainasekan pars posterior dari
bulbus oculi. Vena ophthalmica inferior mendrainase otot-otot bola mata.

Inervasi
Mata dipersarafi oleh lima saraf kranial yaitu nervus opticus (II), nervus
oculomotorius (III), nervus trochlearis (IV), nervus ophthalmicus (V1), dan nervus
abducens (VI).

1. Nervus opticus (II): Sensorik mata pada retina, menerima dan meneruskan rangsangan
cahaya untuk penglihatan
2. Nervus Oculomotorius (III): Mengatur;
a. M. Rectus Superior
b. M. Rectus Inferior
c. M. Rectus Medialis
d. M. Obliquus Inferior
e. M. Ciliaris (berfungsi dalam akomodasi lensa)
f. M. Constrictor Pupillae (parasimpatetik)
g. M. Levator Palpebrae superior
3. Nervus Trochlearis (IV): M. Obliquus Superior
4. Nervus Ophthalmicus (V1):
a. Kelenjar Lacrimal
b. M. Dilator Pupillae (Simpatetik)
5. Nervus Abducens (VI): M. Rectus Lateralis
C.N III, IV, V1 dan VI melewati fissura orbitalis superior
C.N II melewati canalis opticus

HISTOLOGI MATA
1. Mata (Bulbus Oculi)
2. Kelopak Mata (Palpebra)
3. Apparatus Lakrimalis

1. Mata
Mata memiliki 3 lapisan utama

1. Tunika Fibrosa
a. Sklera
b. Kornea terdiri dari lima lapisan, yaitu :

i. Lapisan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

ii. Membrana bowman


iii. Stroma

iv. Membrana descemet

v. Lapisan endotel

2. Tunika Vaskulosa
a. Koroid
b. Badan Ciliaris
i. Processus Ciliaris
ii. M.Ciliaris
iii. Ligamen Suspensor
c. Iris
3. Tunika Neural
a. Retina 10 Lapis (Pars optica)

1. Epitel berpigmen

- Terikat membran Bruch


- Epitel selapis kubus/silindris
- Mengandung melanin
- Fungsi: Menyerap cahaya & mencegah pantulan, Fagositosis sisa diskus
membranosa dari ujung sel batang, dan Esterifikasi derivat vit. A untuk
penglihatan

2. Lapisan sel batang (rod) & sel kerucut (cone)

- Sel Batang ( ± 100-120 juta sel)


- Aktif pada cahaya redup
- Tidak dapat membedakan warna
- Tersusun dari: segmen luar (dendrit), segmen dalam, daerah inti,
daerah sinaptik
- Mengandung fotopigmen rhodopsin (visual purple)

- Sel Kerucut (± 60 juta sel)


- Aktif pada cahaya terang
- Daya visual lebih tajam daripada sel batang
- Sensitif terhadap warna
- 3 jenis sel kerucut dengan fotopigmen iodopsin berbeda ( sensitif
untuk warna merah/ hijau/ biru)

3. Membrana limitans eksterna

Zonula adherens antara sel Muller (modifikasi neuroglia) & fotoreseptor


4. Lapisan inti luar

Terdapat inti sel batang & inti sel kerucut

5. Lapisan pleksiform luar

Sinaps aksodendritik antara sel fotoreseptor dengan dendrit sel bipolar & sel
horizontal

6. Lapisan inti dalam

Terdapat inti sel bipolar, sel amakrin, horizontal & inti sel Muller

7. Lapisan pleksiform dalam

Sinaps aksodendritik akson sel bipolar dengan dendrit sel ganglion & sel
amakrin

8. Lapisan ganglionar

Badan sel dari sel ganglion

9. Lapisan serat n. optikus

Akson tak bermielin sel ganglion

10. Membrana limitans interna (nanti gua rapihin) okey

Lamina basal sel Muller

b. Retina 2 Lapis (Pars Cilliaris dan Pars iridica)

2. Kelopak Mata
Palpebra dilapisi kulit (eksterna), dilapisi konjungtiva (interna). Dalam kelopak mata
juga terdapat Muscularis Orbicularis Oculi. Palpebra memiliki 3 kelenjar penting

1. Kelenjar Meibom: Kelenjar sebasea yang terletak pada tarsus palpebra, sekret
dari kelenjar ini berfungsi untuk mencegah evaporasi tear film.
2. Kelenjar Zeiss: Kelenjar sebasea yang lebih kecil dari meibom berada dekat
folikel rambut (bulu mata)
3. Kelenjar Moll: Kelenjar apokrin pada
folikel rambut (bulu mata)

C: Konjungtiva
CSJ: Corneoscleral Junction (Perbatasan)
SVS: Scleral Venous Sinus (Berfungsi dalam proses
Reabsorbsi Aqueous Humor)
S: Sclera
AC: Anterior Chamber
PC: Posterior Chamber
CM: Ciliary Muscle
CP: Ciliary Processes
CZ: Ciliary Zonules (Ligamen Suspensor)
VC: Vitreous Chamber

3. Apparatus Lakrimal
Terdiri dari:
a. Kelenjar lakrimal
- Kelenjar serosa, tubuloalveolar
- Sekresi air mata
b. Kanalikuli lakrimal
c. Sakus lakrimal
d. Duktus nasolakrimal: mengalirkan air mata ke ruang nasal
FISIOLOGI MATA
Mata bertanggung jawab untuk mendeteksi cahaya tampak, bagian dari spektrum
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 400 hingga 700 nm
Sumber: Tortora-Princ of anat-physio 14th Ed

Setiap mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari bagian
paling luar hingga paling dalam, lapisan- lapisan tersebut adalah:
(1) sklera/kornea;
(2) koroidl/Badan siliaris/ iris
(3) retina

Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, Sklera yang
membentuk bagian putih mata

Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus
oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior mata.

Lapisan tengah di bawah sklera adalah koroid yang berpigmen banyak dan
mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di
sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk badan siliaris dan iris.

Lapisan paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan
berpigmen di sebelah luar dan lapisan jaringan saraf di sebelah dalam. Lapisan jaringan saraf
mengandung sel batang dan sel kerucut.

Bagian interior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang dipisahkan oleh sebuah
lensa elips, yang semuanya transparan agar cahaya dapat menembus mata dari kornea hingga
ke retina.

Rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan cair
mirip gel, Cairan vitreous membantu posterior yang lebih besar antara lensa dan retina
mengandung bahan cair mirip gel, cairan vitreous. Cairan vitreous membantu
mempertahankan bentuk bola mata tetap bulat.

Rongga anterior antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer, cairan
aqueous. Cairan aqueous membawa nutrien bagi kornea dan lensa, yaitu dua struktur yang
tidak memiliki aliran darah. Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor.

Cairan aqueous dihasilkan dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5 mL/ hari oleh suatu
jaringan kapiler di dalam badan siliaris, yang merupakan turunan anterior khusus lapisan
koroid. Cairan ini mengalir ke kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah

Jika cairan aqueous tidak dikeluarkan secepat pembentukannya (sebagai contoh,


akibat sumbatan di saluran drainasenya), kelebihan cairan ini akan menumpuk di rongga
anterior sehingga menimbulkan peningkatan tekanan di dalam mata. Keadaan ini dikenal
sebagai glaukoma. Kelebihan cairan aqueous akan mendorong lensa ke belakang ke dalam
cairan aqueous, yang nantinya akan menekan lapisan saraf bagian dalam di retina.
Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menyebabkan
kebutaan jika keadaan ini tidak diatasi.
Proses Penglihatan

1. Sumber Cahaya
Cahaya yang dapat dilihat manusia merupakan gelombang elektromagnetik dengan
rentang panjang gelombang kurang lebih sekitar 400-700 nm.

2. Cahaya masuk ke mata melalui kornea


- Arah berkas berubah jika cahaya mengenai permukaan medium baru yang tidak
tegak lurus.
- Berbeloknya berkas sinar dikenal sebagai refraksi untuk memfokuskan secara
akurat bayangan ke retina.
- Permukaan konveks melengkung keluar (seperti permukaan luar sebuah bola)
menyebabkan konvergensi berkas sinar yang membawa berkas-berkas cahaya
lebih dekat satu sama lain. Karena konvergensi adalah hal esensial untuk
membawa suatu bayangan ke titik fokus, maka dari itu permukaan refraktif
mata berbentuk konveks.
- Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah
kornea dan lensa. Permukaan kornea yang melengkung, struktur pertama yang
dilewati oleh sinar sewaktu sinar tersebut masuk ke mata, berperan paling besar
dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan densitas di pertemuan
udara-kornea jauh lebih besar daripada perbedaan densitas antara lensa dan
cairan di sekitarnya. Pada astigmatisma, kelengkungan kornea tidak rata
sehingga berkas sinar mengalami refraksi yang tidak sama.
- Kemampuan refraktif kornea seseorang tidak berubah karena kelengkungan
kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya, kemampuan refraktif lensa dapat
diubah-ubah dengan mengubah kelengkungannya sesuai kebutuhan untuk
melihat dekat atau jauh.

3. Cahaya melewati pupil sehingga jumlah cahaya yang masuk dapat diatur
- Ukuran pupil dapat disesuaikan oleh kontraksi otot-otot iris untuk menerima
sinar agar lebih banyak atau lebih sedikit.
- Serat otot memendek ketika berkontraksi, pupil menjadi lebih kecil ketika otot
sirkular (atau konstriktor) berkontraksi dan membentuk cincin yang lebih kecil.
Konstriksi pupil refleks ini terjadi pada keadaan sinar terang untuk mengurangi
jumlah cahaya yang masuk ke mata.
- Jika otot radial (atau dilator) berkontraksi, ukuran pupil bertambah. Dilatasi
pupil ini terjadi pada cahaya redup agar sinar yang masuk ke mata lebih banyak.

- Otot-otot iris dikendalikan oleh sistem saraf autonom. Serat saraf parasimpatis
mensarafi otot sirkular (menyebabkan konstriksi pupil) sementara serat simpatis
mensarafi otot radial (menyebabkan dilatasi pupil).

4. Cahaya melewati lensa


- Terjadi refraksi di permukaan anterior dan posterior lensa.
- Lensa dengan permukaan konveks menyebabkan konvergensi berkas sinar
(mendekatkan berkas-berkas tersebut satu sama lain).

- Bahan lensa bersifat lentur dan kapsul lensa memiliki elastisitas signifikan,
lensa tertarik ke suatu bentuk yang menggepeng.
- Lensa juga melakukan akomodasi mata sehingga meningkatkan kekuatan lensa
untuk melihat dekat.
- Proses bagaimana bentuk lensa diubah disebut akomodasi.

- Jika pandangan diarahkan ke objek yang dekat, musculus ciliaris akan


berkontraksi. Hal ini mengurangi jarak antara tepi-tepi korpus siliare dan
melemaskan ligamentum lensa sehingga lensa berubah bentuk menjadi lebih
cembung (konveks).
5. Pemrosesan informasi di retina
- Fotoreseptor dalam retina akan mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik
untuk ditransmisikan ke SSP, Pengubahan cahaya menjadi sinyal listrik disebut
fototransduksi.

- Fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) terdiri dari tiga bagian:
SEL KERUCUT MEMBERIKAN PENGLIHATAN BERWARNA;

SEL BATANG MEMBERIKAN PENGLIHATAN DALAM BAYANGAN ABU- ABU

Ada 4 fotopigmen berbeda, satu pada sel batang dan satu pada setiap jenis dari ketiga jenis
sel kerucut (sel kerucut merah, hijau, dan biru).
● Sel batang

● Sel kerucut
6. Dari saraf optik rangsangan diteruskan menuju otak
- Pusat penglihatan pada otak terletak di korteks cerebral
- Bayangan yang direpresentasikan oleh retina dalam keadaan terbalik akan di
terima oleh otak dan di kembalikan ke bayangan asli nya.
Fototransduksi
- Sel Batang memiliki Rodopsin yang merupakan gabungan Opsin (Skotopsin) +
Retinal,
- Sel Kerucut memiliki Iodopsin yang merupakan gabungan Opsin (Fotopsin) + Retinal
Fototransduksi adalah proses perubahan rangsangan cahaya menjadi respons elektrokimia
berbentuk listrik, proses ini terjadi pada lapisan retina pars optica mata. Pada retina terdapat
beberapa komponen yang berperan dalam fototransduksi.
1. Fotoreseptor (Sel Kerucut ataupun Sel Batang)
2. Sel Bipolar
3. Sel Ganglion
4. Sel Horizontal
5. Sel Amacrine

Kondisi Gelap (Tidak ada atau Sedikit Cahaya)


1. Pada fotoreseptor terdapat cis-retinal dari protein opsin pada pigmen setiap
fotoreseptor. Tanpa cahaya, cis-retinal tidak akan berubah.
2. Cis-retinal tidak berubah mengakibatkan Transducin tidak aktif sehingga enzim PDE
(phosphodiesterase) tidak aktif.
3. Jika PDE (phosphodiesterase) tidak aktif maka, c,GMP tetap bekerja normal untuk
melekat pada kanal proton.
4. Jika c,GMP tetap melekat pada kanal proton maka, kanal proton akan terus terbuka
sehingga muatan intrasel fotoreseptor semakin positif.
5. Ini menyebabkan fotoreseptor membuat EPSP (Excitatory Postsynaptic potential),
intinya iya sangat terangsang sehingga mengeluarkan banyak neurotransmitter
(glutamat).
6. Saat Sel bipolar menerima banyak sekali neurotransmitter dari fotoreseptor, dia tidak
senang. Sehingga ia mengalami IPSP (Inhibitory Postsynaptic potential) atau tidak
terlalu terangsang dan mengeluarkan sedikit neurotransmitter (glutamat).
7. Saat Sel Ganglion menerima sedikit neurotransmitter dari sel bipolar, dia tidak senang.
Ia mengalami IPSP dan tidak terlalu terangsang sehingga action potential yang
terbentuk dan turun dari axon sel ganglion tidak besar atau mungkin tidak ada.
8. Ini berakibat kita tidak melihat apapun, atau tampak gelap. Dikarenakan action
potential dari sel ganglion di retina sedikit atau tidak ada.

Kondisi Melihat (Ada Cahaya)


1. Saat ada cahaya, cis-retinal pada opsin fotoreseptor berubah menjadi trans retinal,
Perubahan ini menyebabkan aktivasi protein transducin.
2. Transducin mengaktivasi enzim PDE (phosphodiesterase), PDE akan menguraikan
c,GMP.
3. Tidak ada c,GMP menyebabkan kanal proton tidak terbuka.
4. Kanal proton tertutup menyebabkan muatan intrasel negatif.
5. Muatan negatif ini menyebabkan IPSP (Inhibitory Postsynaptic potential) sehingga
fotoreseptor hanya sedikit terangsang dan mengeluarkan sedikit neurotransmitter
(glutamat).
6. Namun sedikit neurotransmitter ini justru akan merangsang sel bipolar sehingga sel
bipolar mengalami EPSP (Excitatory Postsynaptic potential) dan mengeluarkan
banyak neurotransmitter pada sinapsis aksonnya.
7. Saat sel ganglion menerima banyak neurotransmitter, ia pun akan sangat terangsang
sehingga timbul action potential yang besar pada axon sel ganglion.
8. Gabungan serabut axon sel ganglion ini menjadi nervus optikus (II), impuls diteruskan
ke primary visual cortex pada lobus occipital.
Akomodasi
Akomodasi merupakan mekanisme perubahan kekuatan refraksi. Kekuatan lensa bergantung
pada bentuknya, yang dikendalikan oleh otot siliaris.
- Otot siliaris adalah suatu cincin melingkar otot polos yang melekat ke lensa melalui
ligamentum suspensorium
- Jarak atau intensitas cahaya akan mempengaruhi respons akomodasi, respons tersebut
mulai dari otot cilliaris yang akan mempengaruhi kelonggaran ligamen suspensor
(zonula zinii) yang akan menimbulkan perubahan bentuk lensa mata.

Fungsi pakai kacamata:


Gangguan pada mata seperti miopi, hipermetropi, presbiopi, astigmatism, disebabkan
karena cahaya tidak jatuh di retina, maka mata akan melakukan akomodasi/ lensa pada
mata melakukan penyesuaian. Maka dari itu kacamata hadir sehingga mata menjadi
tidak harus akomodasi (biar pas ngeliat gapusing atau gak bekerja keras).

Proteksi dan Sekresi Mata


Proteksi pada saat terdapat gerakan cepat menuju mata, terlalu banyak cahaya, dan
iritasi lainnya.
1. Reflek Pupil dilakukan saat saraf optikus menerima rangsangan terlalu banyak cahaya,
memberikan respons melalui saraf okulomotorius untuk konstriksi pupil (miosis)
2. Reflek mengejamkan mata, konstriksi m.orbicularis oculi melalui nervus facialis (VII)
Nice To Know: Aqueous Humor disekresi oleh processus ciliaris, bergerak dari camera oculi
posterior menuju camera oculi anterior, reabsorpsi oleh canalis schlemm menetapkan
tekanan intraokular yang sehat.

Air Mata
Air mata dihasilkan kelenjar lakrimal, ia dapat hilang oleh evaporasi ataupun reabsorpsi
melalui duktus nasolakrimal, berikut salurannya.
Nice to know: Pada saat pilek, inflamasi cavum nasi dapat menyebabkan obstruksi duktus
nasolakrimal, sehingga menyebabkan air mata menumpuk.

Air mata terdiri dari;


- Mukus
- Imunoglobulin A (fungsi imun)
- Lizozom (fungsi anti mikroba)
- Garam
- Air

Air mata berfungsi dalam melumasi, melembabkan dan melindungi. Persebaran air mata
dibantu oleh berkedip.

Rangsangan Air Mata


- Iritasi bersifat proteksi
- Rangsangan Parasimpatis (sedih, senangg

Nice to know: Air mata dihasilkan 1mL setiap hari oleh setiap kelenjar lakrimal

EMBRIOLOGI MATA

Sedikit tentang embriologi mata, kalau berdasarkan kasus gak terlalu penting dan
terkait tapi nice to know.

Sulcus Opticus → Vesicula Optica → Cupula Optica

1. Pada minggu ke 3 mulai, akhir minggu ke-3 terdapat sulcus opticus

2. Pada akhir minggu ke 4 terdapat vesicula optica


3. Pada minggu ke 5 terdapat cupula optica

4. Pada minggu ke 6, lensa terbentuk. Pembentukan lensa dicetuskan saat vesicula


optica menyentuh permukaan ektoderm, pada pertengahan minggu ke-7, lensa
terbentuk dari invaginasi permukaan ektoderm.

5. Minggu ke 6-7 mesenkim posterior berkondensasi menjadi koroid dan sklera

Cupula Optica

1/5 Anterior → Iris dan Corpus Ciliaris


4/5 Posterior → Retina

Minggu ke 6,5
A. Akhir minggu ke 4, B. Akhir Minggu ke 3, C. Minggu ke 4

Anda mungkin juga menyukai