Anda di halaman 1dari 10

Tugas Presentasi

PKN
- Kelompok 5 -
Anggota Kelompok
Beby
Adi
Taufik
Deva
Ibnu
MATERI:
pasal 33 dan 34:
Ekonomi dan
kesejahteraan sosial
Pasal 33 ayat 1
"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan"

Makna yang terkandung dalam ayat tersebut sangat dalam yakni


sistem ekonomi yang dikembangkan seharusnya tidak basis
persaingan serta atas asas yang sangat individualistik.

Contohnya:
beroperasinya kooperasi sebagai peningkat
perekonomian, terbentuknya kelompok tani
sebagai pengatur perekonomian di masyarakat
desa, UMKM, arisan, dll
Pasal 33 ayat 2-3
(2)"cabang-cabang produksi yg penting bagi negara dan yg
menguasai hajat hidup orang banyak di kuasai oleh negara."
(3)"Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat."
Dalam Pasal 33 ayat (2) dan (3) disebutkan jika negara menguasai
berbagai cabang produksi yang memiliki kepentingan luas, bumi dan
air serta kekayaan alam yang ada.
Contohnya:
(2) Tidak memonopoli terhadap sektor ekonomi
penting oleh perorangan.
(3) Tetap menjaga kebersihan lingkungan
sekitar
Pasal 33 ayat 4
"perekonomian nasional di selenggarakan berdasarkan atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi,
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional."

Artinya sistem perekonomian ditujukan dan dapat dikuasai oleh


rakyat. Hanya saja dalam penerapannya, perekonomian tersebut
tidak dapat langsung dikuasai masyarakat, namun bisa diwakilkan
oleh wakil rakyat, seperti MPR, DPR, DPD serta presiden.
Contohnya:
Perekonomian dengan prinsip kebersamaan, artinya
melibatkan seluruh pihak warga negara, misal dalam
pengolahan sumber daya alam batu bara, dikelola oleh negara
dengan menggunakan tenaga dari pekerja dalam negeri, dan
difungsikan untuk negeri.
Pasal 33 ayat 5
"ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini di atur
dalam undang-undang."

Monopoli kegiatan pemanfaatan ini malah disahkan melalui


seperangkat peraturan, mulai dari UU Pokok Kehutanan No. 5
tahun 1957 sampai peraturan pelaksanaannya yang
membekukan hak rakyat untuk turut mengelola hutan. Seperti
pembekuan Hak Pemungutan Hasil Hutan (HPHH) bagi
masyarakat lokal hanya melalui teleks Menteri Dalam Negeri
kepada GubernurBegitu pula dalam bidang pertambangan Migas
(Minyak dan Gas Bumi) dan Pertambangan Umum.
Pasal 34 ayat 1-4
“(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara
oleh negara.
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam undang-undang.”
Pasal ini mengamanatkan kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan
anak terlantar.
Merujuk pada UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, bagi
fakir miskin dan anak terlantar sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
tersebut, pemerintah akan memberikan rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.

Hal ini sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban negara dalam menjamin


terpenuhinya hak atas kebutuhan dasar warga negara yang miskin dan tidak
mampu.

Selain itu, Pasal 34 UUD 1945 juga mengamanatkan negara untuk bertanggung
jawab dalam menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum
yang layak serta adil dan merata untuk semua kalangan, termasuk untuk
masyarakat miskin.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai