Anda di halaman 1dari 44

Pajak Penghasilan

Pasal 23 dan 24
Meidiawan Cesarian Syah
OUTLINE
Dasar Hukum

Pemotong PPh Pasal 23

Objek PPh Pasal 23


PPh Pasal 23
Tarif

Pengecualian

2
Dasar Hukum
1. Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan

2. PMK Nomor 251/PMK.03/2008 tentang Penghasilan atas Jasa


Keuangan yang Dilakukan oleh Badan Usaha yang Berfungsi
sebagai Penyalur Pinjaman dan/atau Pembiayaan yang tidak
Dilakukan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23

3. PMK Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) huruf c angka 2
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

5. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-35/PJ/2010 tentang


Pengertian Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan
Penggunaan Harta, Jasa Teknik, Jasa Manajemen, dan Jasa
Konsultan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 ayat (1) Huruf C
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

6. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-11/PJ/2015 tentang


Pengenaan Pajak Penghasilan atas Hadiah dan Penghargaan →
Pasal 2 ayat (2) huruf c → Pasal 23 ayat (1) huruf a angka 4)
Pemotong
1. badan pemerintah;
2. subjek pajak badan dalam negeri;
3. penyelenggara kegiatan;
4. bentuk usaha tetap;
5. perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
6. Orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong

4
Orang Pribadi yang Ditunjuk Sebagai
Pemotong PPh Pasal 23
a. Akuntan, arsitek, dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah
(PPAT) kecuali PPAT tersebut adalah Camat, pengacara, dan
konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas;
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan;
yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dalam negeri.

Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan


sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada Wajib Pajak orang
pribadi dalam negeri tertentu, yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak

wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas


pembayaran berupa sewa
Tarif dan Objek

1. Dividen (kecuali dividen yg 1. Sewa dan penghasilan lain


diterima orang pribadi); sehubungan dengan
2. Bunga; penggunaan harta ( exc sewa
Pasal 4 ayat 2 )
3. Royalti;
2. Jasa teknik, jasa manajemen,
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan jasa konsultan, jasa lain ( exc
sejenisnya ( exc Pasal 21) Pasal 21)

15 % 2%

Jumlah bruto tidak termasuk PPN (Dalam hal penerima


penghasilan tidak ber-NPWP, dikenakan tarif 100 (seratus
persen) lebih tinggi

6
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015

a. Jasa penilai (appraisal);


b. Jasa aktuaris;
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
d. Jasa hukum;
e. Jasa arsitektur;
f. Jasa perancang kota dan arsitektur landscape;
g. Jasa perancang (design);
h. Jasa pengeboran (drilling)di bidang penambangan migas, kecuali
yang dilakukan oleh BUT;
i. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan
migas;
j. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha
panas bumi dan penambangan migas;
k. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
l. Jasa penebangan hutan;
m. Jasa pengolahan limbah;
n. Jasa penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing
services)
o. Jasa perantara dan/atau keagenan; 7
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015

p. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang


dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
q. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
KSEI;
r. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
s. Jasa mixing film;
t. Jasa pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, photo, slede,
klise, banner, pamphlet, baliho, dan folder;
u. Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem
komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
v. Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website;
w. Jasa internet termasuk sambungannya;
x. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data informasi,
dan/atau program;

8
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015

y. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,


AC, dan/ atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/ a tau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
z. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan/ atau bangunan, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/ atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi;
aa. Jasa perawatan kendaraan dan/ atau alat transportasi darat, laut dan
udara;
ab. Jasa maklon;
ac. Jasa penyelidikan dan keamanan;
ad. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
ae. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media
luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/ atau
jasa periklanan;
9
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015

af. Jasa pembasmian hama;


ag. Jasa kebersihan atau cleaning service;
ah. Jasa sedot septic tank;
ai. Jasa pemeliharaan kolam;
aj. Jasa katering atau tata boga;
ak. Jasa freight forwarding;
al. Jasa logistik;
am. Jasa pengurusan dokumen;
an. Jasa pengepakan;
ao. Jasa loading dan unloading;
ap. Jasa laboratorium dan/ atau dilakukan oleh lembaga atau rangka
penelitian akademis;
aq. Jasa pengelolaan parkir;
ar. Jasa penyondiran tanah;
as. Jasa penyiapan dan/ atau pengolahan lahan;

1
0
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015

at. Jasa pembibitan dan/ atau penanaman bibit;


au. Jasa pemeliharaan tanaman;
av. Jasa pemanenan;
aw. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, dan/ atau perhutanan;
ax. Jasa dekorasi;
ay. Jasa pencetakan/penerbitan;
az. Jasa penerjemahan;
ba. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal
15 Undang-Undang Pajak Penghasilan;
bb. Jasa pelayanan kepelabuhanan;
bc. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa;
bd. Jasa pengelolaan penitipan anak;
be. Jasa pelatihan dan/ atau kursus;
bf. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
1
1
Jenis Jasa lain
PMK Nomor 141/PMK.03/2015

bg. Jasa sertifikasi;


bh. Jasa survey;
bi. Jasa tester, dan
bj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

1
2
SAAT TERUTANG PPh PASAL 23

• DIBAYARKAN ……………………pembayaran jasa/sewa, dll.


• DISEDIAKAN UNTUK DIBAYAR.. Pengumuman deviden
• JATUH TEMPO PEMBAYARAN …. Bunga pinjaman selain bank dan
sewa

Mana yang lebih dahulu terjadi…

1
3
PEMBUKTIAN PEMBAYARAN

Pembayaran sebagaimana tersebut di atas harus dapat dibuktikan


dengan:
• kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan JASA OUTSOURCING
• faktur pembelian barang atau material;
• faktur tagihan dari pihak ketiga disertai dengan perjanjian tertulis;
• faktur tagihan atau bukti pembayaran yang telah dibayarkan oleh
pihak kedua kepada pihak ketiga

1
4
Lanjutan: Tarif PPh Pasal 23

• Hadiah undian dianggap sebagai penghasilan dan akan dikenakan tarif


pajak sebesar 25%;
• Hadiah lainnya dan penghargaan, termasuk penghargaan karir akan
dikenakan tarif yang sama seperti halnya tarif pajak yang berlaku
menurut PPh Pasal 21;
• Jika penerima adalah ekspatriat, dan bukan termasuk Bentuk Usaha
Tetap internasional, tarif pajak sebesar 20% akan diberlakukan;
• Jika penerima adalah sebuah organisasi, termasuk Bentuk Usaha Tetap,
tarif sebesar 15% akan diberlakukan

1
5
Pembayaran PPh 23

Direktorat Jenderal Pajak telah menetapkan peraturan pembayaran pajak mulai 1


Juli 2016 hanya dapat dilakukan secara elektronik. Pembayaran pajak dilakukan
oleh pihak pemotong ke Kas Negara menggunakan aplikasi e-Billing dengan cara
membuat ID billing terlebih dahulu, lalu membayarnya melalui Bank Persepsi (ATM,
teller bank, internet banking) yang telah disetujui oleh Kementerian Keuangan. Jatuh
tempo pembayaran PPh 23 adalah tanggal 10 bulan berikutnya. Setelah melakukan
penyetoran, maka pemberi kerja akan memperoleh Nomor Transaksi Penerimaan
Negara (NTPN) sebagai bukti pembayaran.

1
6
Pelaporan PPh 23

Secara umum, pemotong pajak diberikan kebebasan untuk menentukan bentuk


pelaporan SPT Masa PPh 23 dengan menggunakan formulir kertas/hard copy atau
melaporkannya melalui fitur lapor pajak online (e-Filing) menggunakan aplikasi e-
SPT Masa PPh 23/26. Jatuh tempo pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya ke
KPP terdaftar. Apabila tanggal 20 jatuh di hari libur (hari Sabtu termasuk hari libur)
maka Anda dapat melaporkan paling lama hari kerja berikutnya.

Sesuai dengan Pasal 15 ayat (3) Peraturan Pemerintah No. 94 tahun 2010, setiap
terjadi pemotongan PPh 23, Anda sebagai pemotong pajak wajib menerbitkan bukti
potong PPh 23 kepada wajib pajak pada akhir bulan saat:

▪ dibayarkannya penghasilan;
▪ disediakan untuk dibayarkannya penghasilan; atau
▪ jatuh temponya pembayaran penghasilan yang bersangkutan, tergantung
peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

1
7
Pelaporan PPh 23

SPT Masa PPh 23 dan/atau PPh 26 terdiri dari:


▪ Induk SPT
▪ Daftar Bukti Pemotongan;
▪ Daftar Surat Setoran Pajak (SSP), Bukti Penerimaan Negara (BPN),
▪ Bukti Pemindahbukuan untuk Penyetoran PPh 23 dan/atau PPh 26.

Penggunaan e-SPT diwajibkan bagi pemotong pajak yang memenuhi persyaratan


berikut:
▪ Menerbitkan lebih dari 20 (dua puluh) bukti pemotongan PPh 23 dan/atau Pasal
26 dalam 1 (satu) Masa Pajak; dan/atau
▪ Jumlah penghasilan bruto yang menjadi dasar pengenaan PPh lebih dari Rp
100.000.000,00 dalam satu bukti pemotongan.

1
8
Soal

PT Garmindo, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri


garmen dan beralamat di Jl. Mangga No. 11, Jakarta Barat. PT Garmindo telah
memiliki NPWP dengan nomor 01.111.444.8-085.000. Pada tanggal 10 Juni 2023,
Perusahaan membayar dividen tunai kepada pemegang saham yang sebelumnya
telah diumumkan melalui RUPS. Berikut informasi data pembayaran dividen tunai
tersebut:

Selain itu, Annisa sebagai pemegang saham juga mengambil dananya sebesar
50.000.000. Hitung pajak-pajak yang harus dipungut PT. Garmindo dan jurnalnya?

1
9
Soal

Pada tanggal 5 Mei 2022 PT Baja Konstruksi (pihak pertama) melakukan


kontrak dengan PT Sumber Alam Machinery selaku perusahaan
persewaan alat berat (pihak kedua) untuk menyediakan jasa sewa alat
berat berupa forklift dengan nilai kontrak sebesar Rp 100.000.000,00.
Kedua pihak tersebut telah memiliki NPWP. Berapa PPh 23 yang
dikenakan atas transaksi tersebut dan bagaimana jurnalnya?

2
0
Jawab

Pembahasan:

Penghasilan atas sewa dan penggunaan harta selain tanah dan bangunan
merupakan objek PPh 23. Tarif PPh 23 yang dikenakan atas penghasilan
tersebut adalah sebesar 2% dari total penghasilan. Proses pembayaran
dan pelaporan serupa dengan kasus sebelumnya.

Perhitungan

Sesuai dengan UU Pajak Penghasilan Pasal 23, pembayaran kepada PT


Sumber Alam Machinery masing-masing harus dipotong PPh 23 oleh PT
Baja Konstruksi sebesar:
PPh 23 Terutang: 2% x Rp 100.000.000,00 = Rp 2.000.000,00

2
1
Jawab

● Perlakuan Akuntansi
Berikut adalah jurnal yang terbentuk dari transaksi diatas:
PT Baja Konstruksi

Saat Pembayaran Sewa Peralatan


Dibayarkan tanggal 5 Mei 2022
(Dr) Beban Sewa Peralatan Rp 100.000.000,00
(Cr) Hutang PPh 23 Rp 2.000.000,00
(Cr) Kas/Bank Rp 98.000.000,00

Saat Pembayaran PPh 23


Dibayarkan paling lambat 10 Juni 2022
(Dr) Hutang PPh 23 Rp 2.000.000,00
(Cr) Kas/Bank Rp 2.000.000,00

2
2
Jawab

● Perlakuan Akuntansi
Berikut adalah jurnal yang terbentuk dari transaksi diatas:

PT Sumber Alam Machinery :


Saat Menerima Pembayaran Sewa
Diterima tanggal 5 Mei 2022
(Dr) Kas/Bank Rp 98.000.000,00
(Dr) PPh 23 Dibayar Dimuka Rp 2.000.000,00
(Cr) Pendapatan Sewa Rp 100.000.000,00

2
3
BAGAIMANA PEMOTONGAN PPh
Pasal 23 kepada Wajib Pajak yang
merupakan UMKM?

2
4
ROYALTI

Royalti adalah nilai yang diterima atau diperoleh pemegang hak cipta dengan
memberikan hak cipta hasil karyanya kepada pihak lain sebesar:

• Seluruh penghasilan, jika pihak lain berhak mengumumkan dan/ atau


memperbanyak ciptaannya dengan persyaratan tertentu; atau
• 10% dari bagi hasil, jika pihak lain berhak mengumumkan dan/ atau
memperbanyak ciptaannya dengan persyaratan tertentu dengan pola bagi hasil
antara pencipta dan pemilik bioskop.

2
5
Jumlah Bruto
Jumlah Bruto:
a. untuk jasa katering adalah seluruh jumlah penghasilan dengan
nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha
tetap;
b. untuk jasa selain jasa katering adalah seluruh jumlah penghasilan
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan,
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak
dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk:
1. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran
lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
dibayarkan oleh Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak
dengan pengguna jasa; (dibuktikan dgn kontrak kerja dan daftar
pembayaran);
2. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material
(dibuktikan dgn faktur pembelian barang atau material);
2
6
Jumlah Bruto

3. pembayaran kepada pihak ketiga untuk selanjutnya dibayarkan


melalui penyedia jasa (dibuktikan dgn faktur tagihan dari pihak
ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);
4. pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu
penggantian pembayaran atas biaya yang telah dibayarkan
penyedia jasa kepada pihak ketiga(dibuktikan dgn faktur tagihan
atau bukti pembayaran yang telah dibayarkan oleh penyedia
jasa kepada pihak ketiga).
c. Dalam hal tidak terdapat bukti sebagaimana dimaksud huruf b,
jumlah bruto sebagai dasar pemotongan Pajak Penghasilan Pasal
23 adalah sebesar keseluruhan pembayaran kepada penyedia
jasa, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

2
7
Pengecualian Pemotongan PPh Pasal 23
ayat (1) huruf c angka 2

Dikecualikan dari pemotongan Pajak


Penghasilan PPh Pasal 23 dalam hal imbalan
sehubungan dengan jasa lain tersebut telah
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final
berdasarkan peraturan perundang-undangan
tersendiri

2
8
Definisi
1. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta:
penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan
kesepakatan untuk memberikan hak menggunakan harta selama
jangka waktu tertentu baik dengan perjanjian tertulis maupun tidak
tertulis sehingga harta tersebut hanya dapat digunakan oleh penerima
hak selama jangka waktu yang telah disepakati.

2. Jasa Teknik:
pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang
berkenaan dengan pengalaman dalam bidang industri, perdagangan
dan ilmu pengetahuan yang dapat meliputi :
a. pemberian informasi dalam pelaksanaan suatu proyek tertentu,
seperti pemetaan dan/atau pencarian dengan bantuan gelombang
seismik;
b. pemberian informasi dalam pembuatan suatu jenis produk tertentu,
seperti pemberian informasi dalam bentuk gambar-gambar,
petunjuk produksi, perhitungan-perhitungan dan sebagainya; atau
c. pemberian informasi yang berkaitan dengan pengalaman di bidang
manajemen, seperti pemberian informasi melalui pelatihan atau
seminar dengan peserta dan materi yang telah ditentukan oleh
pengguna jasa. 2
9
Definisi
3. Jasa Manajemen:
pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung dalam
pelaksanaan atau pengelolaan manajemen.

4. Jasa Konsultan:
pemberian advice (petunjuk, pertimbangan, atau nasihat)
profesional dalam suatu bidang usaha, kegiatan, atau
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga ahli atau perkumpulan
tenaga ahli, yang tidak disertai dengan keterlibatan langsung
para tenaga ahli tersebut dalam pelaksanaannya.

3
0
Pengecualian
1. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
2. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan
leasing dengan hak opsi;
3. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f
UU PPh dan dividen yang diterima oleh orang pribadi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) UU PPh;
4. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
huruf I UU PPh;
5. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggotanya;
6. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha
atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman
dan/atau pembiayaan.

3
1
PPH PASAL 24

3
2
PPH PASAL 24

Merupakan pajak yang terutang dan


dibayar di luar negeri atas penghasilan
yang diterima di luar negeri yang dapat
dikreditkan terhadap PPh yang terhutang
atas seluruh penghasilan WP di dalam
negeri.

3
3
Penggabungan Penghasilan Yang diperoleh di
Luar negeri

• Penggabungan penghasilan dari usaha di lakukan


dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan
tersebut
• Penggabungan penghasilan lainnya dilakukan dalam
tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut
• Penghasilan dividen yang diterima WP dalam negeri
atas penyertaan modal sekurang-kurangnya 50 %
dari jumlah modal yang disetor atau bersama-sama
dengan WP dalam negeri lainnya sekurang-
kurangnya 50 % dari jumlah modal yang disetor
pada badan usaha luar negeri yang sahamnya tidak
diperdagangkan di bursa efek dilakukan dalam tahun
pajak pada saat diperolehnya dividen tersebut (CFC
Rules)

3
4
Penggabungan Penghasilan Yang diperoleh di
Luar negeri
PT CITRA di Surabaya pada tahun 2021 menerima
menerima penghasilan neto yang bersumber dari luar negeri
sbb:
• Hasil usaha di Australia tahun 2021 Rp 700 juta
• Dividen atas pemilikan saham PT Start Ltd di singapura
sebesar 400 juta yaitu dari keuntungan tahun 2019 yang
ditetapkan dalam rapat pemegang saham tahun 2020
dan baru dibayar pada tahun 2021.
• Penyerahan dividen atas penyertaan saham 70 % pada
Dragon Ltd di Taiwan yang sahamnya todak
diperdagangkan di bursa efek sebesar Rp 125 juta yaitu
berasal dari keuntungan tahun 2020 yang didasarkan
pada keputusan mentri keuangan ditetapkan diperoleh
tahun 2021.
• Bunga kwartalan IV tahun 2021 sebesar 150 juta dari Lie
Ltd di Hongkong yang baru akan diterima pada tahun
2022.
3
5
Penghasilan yang dapat
digabung dengan penghasilan
di dalam negeri adalah butir
a, b, dan c sedangkan poin d
digabung untuk penghasilan
tahun 2022.

3
6
Batas Maksimum Kredit Pajak

Ada 3 unsur perhitungan, yaitu:


• Jumlah pajak yang terutang atau dibayar di luar
negeri
• Penghasilan luar negeri x seluruh Pph pasal 17
PKP total
Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan
yang kena pajak (dalam hal penghasilan kena pajak
lebih kecil dari penghasilan luar negeri)

3
7
Batas Maksimum Kredit Pajak

PT DELTHA di Tasikmalaya memperoleh penghasilan di


tahun 2022 sbb:
• Penghasilan dalam negeri Rp 1 milyar
• Penghasilan luar negeri Rp 1 milyar dengan tarif
pajak 25 %
• Penghasilan dalam negeri Rp 1 milyar
• Penghasilan luar negeri Rp 1 milyar
• Jumlah penghasilan neto Rp 2 milyar
Maka jumlah maximal kredit pajak luar negeri adalah :

3
8
Batas Maksimum Kredit Pajak

Jika asumsi PKP sama dengan penghasilan neto maka


Sesuai dengan tarif pasal 17, PPh yang terhutang
adalah:
22 % x 2 Milyar = Rp 440 juta
Tarif yang berlaku di luar negeri
25 % x Rp 1 milyar = Rp 250 juta
Perbandingan penghasilan luar negeri dengan total
penghasilan kena pajak dikalis seluruh PPh
(berdasarkan pasal 17)
Rp 1 milyar x Rp 440 juta = Rp 220 juta
Rp 2 milyar
Kesimpulan: Dengan demikian yang boleh
dikurangkan/dikreditkan adalah Rp 220 juta (dicari
perhitungan yang paling kecil)
PPh yang harus dibayar = 440 juta – 220 juta = 220 juta 3
9
Kerugian usaha di dalam negeri dalam
tahun bejalan dapat dikurangkan tetapi
untuk kerugian usaha di luar negeri tidak
diperhitungkan.

4
0
Penghasilan dari Luar Negeri

PT DELTHA di Tasikmalaya tahun 2022 memperoleh


penghasilan neto sbb:

Di Singapura laba Rp 1 milyar tarif pajak 40 %


Di Malaysia laba Rp 3 milyar dengan tarif pajak 25 %
Di Australia mengalami kerugian Rp 2,5 milyar
Penghasilan di dalam negeri laba Rp 4 milyar

4
1
Penghasilan dari Luar Negeri

Batas max pajak luar negeri masing-masing Negara


sbb:
Singapura
Rp 1 milyar x Rp 1,760 milyar = 220 juta
Rp 8 milyar

Pajak terhutang di Singapura 40 % x Rp 1 milyar = Rp


400 juta , jadi yang boleh dikreditkan adalah Rp 220 juta

4
2
Penghasilan dari Luar Negeri

Malaysia
Rp 3 milyar x Rp 1,76 milyar = Rp 660 juta
Rp 8 milyar

Pajak yang terhutang di Malaysia 25 % x Rp 3 milyar =


Rp 750 juta

Jadi pajak yang boleh dikreditkan Rp 660 jut

Dan total pajak yang diperkenankan adalah Rp 220 juta


+ 660 juta = Rp 880 juta.

4
3
Terima Kasih

4
4

Anda mungkin juga menyukai