Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Umum Proyek


Studi kasus dalam penelitian ini ialah Proyek Pembangunan Aula Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman, Langkat. Proyek tersebut dipilih menjadi
studi kasus dalam penelitian ini karena dalam pelaksanaannya mengalami
keterlambatan yang diperoleh berdasarkan wawancara dan kurva-s terbaru
pekerjaan proyek. Sehingga perlu diadakan percepatan agar proyek dapat selesai
tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari durasi normal perencanaan. Dalam
penelitian ini kegiatan yang dipercepat hanya kegiatan pekerjaan bangunan yang
berada pada jalur kritis. Adapun data yang digunakan untuk proses crashing
dalam penelitian ini adalah rencana anggaran biaya (RAB) dan time schedule
proyek. Berikut data Proyek Pembangunan Aula Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Data umum proyek :
1. Nama Proyek : Pembangunan Aula Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman
2. Lokasi Proyek : Kecamatan Paya Mabar Stabat Kabupaten
Langkat
3. Nilai Kontrak : Rp. 485.835.000,-
4. Luas Bangunan : ± 793,8 m2
5. Luas Area Bangunan : ± 1.123,8 m2
6. Waktu Pelaksanaan : 90 hari kalender (72 hari kerja)
7. Tanggal Pekerjaan Dimulai : 07 Oktober 2019
8. Tanggal Pekerjaan Selesai : 27 Desember 2019
9. Instansi : Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat
10. Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
11. Pelaksana : CV. AINAYA

44

Universitas Sumatera Utara


Berikut merupakan beberapa data yang dibutuhkan pada penelitian ini,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1. Rencana anggaran biaya proyek

No. Jenis Pekerjaan Harga


A. Pekerjaan Persiapan Rp. 4.801.500,00
B. Pekerjaan Bangunan Rp. 436.121.444,48
C. Pekerjaan Lain-lain Rp. 745.364,63
Jumlah Rp. 441.668.309,11
Pajak PPN 10% Rp. 44.166.830,91
Total Rp. 485.835.140,02
Dibulatkan Rp. 485.835.100,00
Terbilang : Empat Ratus Delapan Puluh Lima Juta Delapan Ratus Tiga Puluh
Lima Ribu Seratus Rupiah
Rancangan Anggaran Biaya (RAB) secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.2. Daftar upah pekerjaan pada proyek

No. Jenis Upah Satuan Harga


1. Pekerja / Buruh Tak Terlatih oh Rp. 80.200,00
2. Buruh Terlatih oh Rp. 92.200,00
3. Mandor oh Rp. 104.200,00
4. Tukang Cat oh Rp. 112.200,00
5. Tukang Kayu oh Rp. 112.200,00
6. Tukang Batu oh Rp. 112.200,00
7. Tukang Besi oh Rp. 112.200,00
8. Kepala Tukang oh Rp. 140.300,00
9. Masinis / Operator oh Rp. 140.300,00
10. Supir oh Rp. 112.200,00
Daftar harga satuan upah dan bahan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

45

Universitas Sumatera Utara


4.2 Deskripsi Pekerjaan
Pekerjaan pembangunan Aula Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
terdiri dari berbagai macam kegiatan/pekerjaan. Pekerjaan tersebut dibagi menjadi
3 bagian utama, yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan pembangunan dan pekerjaan
lain-lain. Pada penelitian ini, hanya berfokus pada pekerjaan pembangunan yang
dilaksanakan selama 66 hari, berdasarkan perhitungan durasi setelah pengurangan
antara durasi normal dengan pekerjaan persiapan yang dilihat pada lampiran 10.
Sehingga dapat dijabarkan dalam tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Uraian Kegiatan Proyek pada Pekerjaan Pembangunan

Durasi
No. Kegiatan
(hari)
I PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
1 Galian Tanah Pondasi dan Sloff 6
2 Urugan Pasir 6
3 Mengurug kembali Tanah Galian 6
4 Urug Tanah untuk Meninggikan Lantai (25 cm) 6
II PEKERJAAN PONDASI DAN BETON
1 Lantai Kerja Beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) 6
2 Pondasi Menerus Pass. Batu Kali camp. 1:4 6
3 Pekerjaan Pondasi Tapak 60 x 50 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6
- Bekisting 6
4 Pekerjaan Sloof 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6
- Bekisting 6
5 Pekejaan Kolom 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6

46

Universitas Sumatera Utara


- Bekisting 6
6 Pekerjaan Kolom 20 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6
- Bekisting 6
7 Pekerjaan Kolom Praktis 6
8 Pekerjaan Balok Lateh 10 x 13 cm 6
9 Pekerjaan Balok 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6
- Bekisting 6
10 Pekerjaan Kanopi
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 6
- Pembesian 6
- Bekisting 6
III PEKERJAAN DINDING DAN PLASTERAN
1 Pasangan Batu-bata 1 : 2 6
2 Pasangan Batu-bata 1 : 4 12
3 Pasangan Roster 12
4 Plasteran 1 : 2 Tebal 1,5 cm 6
5 Plasteran 1 : 4 Tebal 1,5 cm 12
IV PEKERJAAN FINISH. LANTAI & DINDING
1 Pasangan Lantai Granit Tile UK. 60 x 60 cm 12
2 Paving Block 12
V PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
1 Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu UPVC Tipe P1 6
2 Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu UPVC Tipe P2 6
3 Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu UPVC Tipe P3 6
4 Pekerjaan Kusen dan Daun Jendela UPVC Tipe J1 12
5 Pekerjaan Kusen dan Daun Jendela UPVC Tipe J2 6

47

Universitas Sumatera Utara


VI PEKERJAAN ATAP
1 Rangka Atap Baja Ringan C.75.75 6
2 Atap Genteng Metal 0,35 mm 6
3 Rabung Geteng Metal 6
4 Pekerjaan Lisplank Kayu Meranti 6
5 Atap Kanopi 6
VII PEKERJAAN PLAFOND
1 Pemasangan Rangka Furing Plafond 6
2 Pemasangan Plafond Gypsum Tebal 9 mm 6
3 Pemasangan Plafond Calsboard Tebal 6 mm 6
VIII PEKERJAAN PENGECATAN
1 Cat Tembok Kayu 6
2 Cat Langit-langit 6
3 Cat Bidang Kayu 6
IX PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1 Instalasi Titik Lampu + Kabel 6
2 Instalasi Stop Kotak + Kabel 6
3 Lampu Down Ligh + PCL 18 Watt 6
4 Saklar Tunggal 6
5 Saklar Double 6
6 Stop Kontak 6
7 Stop AC 6
8 Box Sekring + MCB 6

4.3 Penentuan Jalur Kritis


Penentuan jalur kritis pada penelitian ini dengan menggunakan Microsoft
Projct 2016 yang ditampilkan dalam diagram berikut ini :

48

Universitas Sumatera Utara


Jalur Kritis

49
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Pekerjaan yang berada pada jalur kritis

Durasi
No. Jenis Pekerjaan Volume Satuan Normal
(hari)
PEKERJAAN PONDASI DAN
I
BETON
Lantai Kerja Beton mutu fc = 9,8
1 10,92 m3 6
Mpa (K 125)
Pondasi Menerus Pass. Batu Kali
2 15,30 m3 6
camp. 1:4
Pekerjaan Pondasi Tapak 60 x 50 x
3
20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 0,72 m3 6
- Pembesian 66,61 kg 6
- Bekisting 4,80 m2 6
4 Pekerjaan Sloof 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 3,61 m3 6
- Pembesian 601,51 kg 6
- Bekisting 48,12 m2 6
5 Pekejaan Kolom 15 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 0,86 m3 6
- Pembesian 177,63 kg 6
- Bekisting 19,95 m2 6
6 Pekerjaan Kolom 20 x 20 cm
- Beton mutu fc = 14,5 Mpa (K 175) 2,69 m3 6
- Pembesian 378,01 kg 6
- Bekisting 53,76 m2 6
7 Pekerjaan Kolom Praktis 16,80 m‫׀‬ 6
8 Pekerjaan Balok 15 x 20 cm
- Pembesian 285,00 kg 6
- Bekisting 22,80 m2 6

50
Universitas Sumatera Utara
PEKERJAAN DINDING DAN
II
PLASTERAN
1 Pasangan Batu-bata 1 : 2 28,50 m2 6
2 Pasangan Batu-bata 1 : 4 151,15 m2 12
3 Pasangan Roster 13,44 m2 12
4 Plasteran 1 : 4 Tebal 1,5 cm 302,30 m2 12
PEKERJAAN FINISH. LANTAI
III
& DINDING
Pasangan Lantai Granit Tile UK. 60 x
1 160,55 m2 12
60 cm
2 Paving Block 47,00 m2 12

4.4 Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja


Perhitungan kebutuhan tenaga kerja pada pekerjaan lantai kerja beton mutu
fc = 9,8 Mpa (K 125).
1. Data yang dibutuhkan
a. Volume pekerjaan = 10,92 m3
b. Koefisien tenaga kerja
Pekerja = 1,650
Tukang batu = 0,275
Kepala tukang = 0,028
Mandor = 0,083
(Nilai koefisien diperoleh dari analisa biaya konstruksi proyek)
c. Upah
Pekerja = Rp. 80.200,00
Tukang batu = Rp. 112.200,00
Kepala tukang = Rp. 140.300,00
Mandor = Rp. 104.200,00
(Harga upah pekerja diperoleh dari analisa biaya konstruksi proyek)
2. Analisa kebutuhan tenaga kerja
a. Jumlah pekerja yang dibutuhkan = volume x koefisien
= 10,92 x 1,650

51
Universitas Sumatera Utara
= 18,018
= 18 orang
b. Jumlah tukang batu yang dibutuhkan = volume x koefisien
= 10,92 x 0,275
= 3,003
= 3 orang
c. Jumlah kepala tukang yang dibutuhkan = volume x koefisien
= 10,92 x 0,028
= 0,306
= 1 orang
d. Jumlah mandor yang dibutuhkan = volume x koefisien
= 10,92 x 0,083
= 0,906
= 1 orang
3. Jumlah upah tenaga kerja
a. Jumlah upah pekerja = jumlah pekerja x upah
= 18 x Rp. 80.200,00
= Rp. 1.443.600,00
b. Jumlah upah tukang batu = jumlah pekerja x upah
= 3 x Rp. 112.200,00
= Rp. 336.600,00
c. Jumlah upah kepala tukang = jumlah pekerja x upah
= 1 x Rp. 140.300,00
= Rp. 140.300,00
d. Jumlah upah mandor = jumlah pekerja x upah
= 1 x Rp. 104.200,00
= Rp. 104.200,00

52
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Kebutuhan tenaga kerja

Volume Jumlah
Tenaga Kerja Upah Tenaga Kerja
Pekerjaan Pekerja
Pekerja 18 Rp. 1.443.600,00
Tukang Batu 3 Rp. 336.600,00
10,92
Kepala Tukang 1 Rp. 140.300,00
Mandor 1 Rp. 104.200,00
Jumlah Rp. 2.024.700,00
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja secara lengkap dapat dilihat pada tabel
lampiran 1.
4.5 Analisa Produktivitas Tenaga Kerja (Resource)
Produktivitas tenaga kerja dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
V
Produktivitas tenaga kerja =
Txn
Dimana :
V = Volume pekerjaan
T = Durasi pekerjaan
n = Jumlah tenaga kerja yang digunakan
Berikut perhitungan produktivitas tenaga kerja :
Produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8
Mpa (K 125).
10.92
a. Pekerja = = 0,101 m3/hari/orang
6 x 18
10.92
b. Tukang batu = = 0,607 m3/hari/orang
6x3
10,92
c. Kepala tukang = = 1,820 m3/hari/orang
6x1
10,92
d. Mandor = = 1,820 m3/hari/orang
6x1
Perhitungan produktivitas tenaga kerja secara lengkap dapat dilihat pada
tabel lampiran 2.

53
Universitas Sumatera Utara
4.6 Analisa Percepatan Durasi Penyelesaian Proyek
Pada penelitian ini akan dilakukan proses percepatan (crashing) dengan
menggunakan dua alternatif, yaitu penambahan tenaga kerja dan jam kerja lembur
2 jam. Dari kedua hasil yang didapat akan dibandingkan dengan biaya dan durasi
proyek pada keadaan normal.

4.6.1 Analisa Penambahan Tenaga Kerja


Penambahan jumlah tenaga dilakukan dengan menambah 15% dari total
tenaga kerja. Berikut adalah cara perhitungan penambahan tenaga kerja.
1. Menentukan jumlah tenaga kerja yang akan ditambahkan.
Berikut adalah penambahan jumlah tenaga kerja pada pekerjaan lantai kerja
beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
a. Pekerja = 18 + (18 x 15%)
= 18 + 3
= 21
b. Tukang batu = 3 + (3 x 15%)
=3+1
=4
c. Kepala tukang = 1 + (1 x 15%)
=2
d. Mandor = 1 + (1 x 15%)
=2
Jumlah tenaga kerja setelah penambahan secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 3.
2. Menentukan durasi setelah penambahan tenaga kerja.
Untuk menentukan durasi setelah dilakukan penambahan tenaga kerja dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
V
D=
Qt x Tt
Dimana :
D = Durasi
V = Volume pekerjaan
Qt = Produktivitas kerja

54
Universitas Sumatera Utara
Tt = Jumlah tenaga kerja setelah penambahan
Berikut perhitungan durasi setelah penambahan tenaga kerja pada
pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
10.92
a. Pekerja = = 5
0,101 x 21
10.92
b. Tukang batu = = 5
0,607 x 4
5 hari
10.92
c. Kepala tukang = = 5
1,820 x 2
10.92
d. Mandor = = 5
1,820 x 2
Perhitungan durasi setelah penambahan tenaga kerja secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 3.
3. Perhitungan upah setelah dilakukan penambahan tenaga kerja.
Berikut perhitungan upah setelah dilakukan penambahan tenaga kerja pada
pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
a. Pekerja = 21 x Rp. 80.200,00 = Rp. 1.684.200,00
b. Tukang = 4 x Rp. 112.200,00 = Rp. 448.800,00
c. Kepala Tukang = 2 x Rp. 140.300,00 = Rp. 280.600,00
d. Mandor = 2 x Rp. 104.200,00 = Rp. 208.400,00
Rp. 2.622.000,00
e. Total biaya upah = Rp. 2.622.000,00
Perhitungan upah setelah penambahan tenaga kerja secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 3.
Berdasarkan perhitungan durasi setelah penambahan tenaga kerja pada
tabel lampiran 3, maka didapatkan durasi keseluruhan pelaksanaan proyek
menjadi 56 hari kerja.
Berikut adalah diagram jaringan kerja setelah dilakukan crashing dengan
penambahan tenaga kerja sebesar 15% dari jumlah tenaga kerja tiap kegiatannya :

55
Universitas Sumatera Utara
Jalur Kritis

56
Universitas Sumatera Utara
4.6.2 Analisa Penambahan Jam Kerja Lembur
Analisa penambahan jam kerja bisa menjadi salah satu alternatif percepatan
proyek jika kebutuhan tenaga kerja yang akan ditambah tidak tersedia. Dalam
analisa ini digunakan penambahan 2 jam lembur dari jam kerja normal.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisa penambahan jam kerja
lembur :
1. Menentukan produktivitas tenaga kerja setelah ditambah 2 jam kerja.
Pada proyek tersebut jam kerja normal yang digunakan ialah 7 jam/hari.
Pada perhitungan sebelumnya telah diketahui produktivitas pada pekerjaan
normal. Untuk menentukan nilai produktivitas penambahan jam kerja
lembur yaitu menggunakan rumus :
1
Penurunan produktivitas =
Indeks produktivitas
Indeks produktivitas diperoleh dari Gambar 2.16 menurut Soeharto,
sehingga dapat dihitung nilai penurunan produktivitas per jam sebagai
berikut :
1
Penurunan produktivitas jam ke 1 = = 0,909
1,1
1
Penurunan produktivitas jam ke 2 = = 0,833
1,2
Maka dapat dihitung produktiitas per jamnya dengan menggunakan rumus :
Kapasitas kerja per hari
Produktivitas per jam =
Durasi jam kerja normal
Durasi kerja normal = 7 jam
Durasi kerja lembur = 2 jam
Total jam kerja = 9 jam
Berikut perhitungan produktivitas tenaga kerja setelah ditambah 2 jam kerja
pada pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
a. Pekerja
0,101
Produktivitas per jam normal = = 0,014 m3/jam/orang
7
Produktivitas lembur jam ke 1 = 0,909 x 0,014 = 0,013 m3/jam/orang
Produktivitas lembur jam ke 2 = 0,833 x 0,014 = 0,012 m3/jam/orang

57
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas 2 jam lembur = 0,013 + 0,012
= 0,025 m3/hari/orang
Produktivitas 7 jam normal = 0,014 x 7 = 0,101 m3/hari/orang
Produktivitas 9 jam kerja = 0,025 + 0,101
= 0,126 m3/hari/orang
b. Tukang Batu
0,607
Produktivitas per jam normal = = 0,087 m3/jam/orang
7
Produktivitas lembur jam ke 1 = 0,909 x 0,087 = 0,079 m3/jam/orang
Produktivitas lembur jam ke 2 = 0,833 x 0,087 = 0,072 m3/jam/orang
Produktivitas 2 jam lembur = 0,079 + 0,072
= 0,151 m3/hari/orang
Produktivitas 7 jam normal = 0,087 x 7 = 0,607 m3/hari/orang
Produktivitas 9 jam kerja = 0,151 + 0,607
= 0,758 m3/hari/orang
c. Kepala Tukang
1,820
Produktivitas per jam normal = = 0,26 m3/jam/orang
7
Produktivitas lembur jam ke 1 = 0,909 x 0,26 = 0,236 m3/jam/orang
Produktivitas lembur jam ke 2 = 0,833 x 0,26 = 0,217 m3/jam/orang
Produktivitas 2 jam lembur = 0,236 + 0,217
= 0,453 m3/hari/orang
Produktivitas 7 jam normal = 0,26 x 7 = 1,820 m3/hari/orang
Produktivitas 9 jam kerja = 0,453 + 1,820
= 2,273 m3/hari/orang
d. Mandor
1,820
Produktivitas per jam normal = = 0,26 m3/jam/orang
7
Produktivitas lembur jam ke 1 = 0,909 x 0,26 = 0,236 m3/jam/orang
Produktivitas lembur jam ke 2 = 0,833 x 0,26 = 0,217 m3/jam/orang
Produktivitas 2 jam lembur = 0,236 + 0,217
= 0,453 m3/hari/orang
Produktivitas 7 jam normal = 0,26 x 7 = 1,820 m3/hari/orang

58
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas 9 jam kerja = 0,453 + 1,820
= 2,273 m3/hari/orang
Perhitungan produktivitas tenaga kerja akibat penambahan jam lembur
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.
2. Menentukan durasi pekerjaan setelah ditambah 2 jam kerja.
Setelah mendapatkan nilai produktivitas tenaga kerja per jam, maka dapat
dicari durasi pekerjaan setelah dipercepat dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Volume pekerjaan
Durasi setelah crashing =
Produktivitas kerja 9 jam x jumlah tenaga kerja
Berikut perhitungan durasi pekerjaan setelah ditambahkan 2 jam kerja pada
pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :
10.92
a. Pekerja = = 4,805
0,126 x 18
10.92
b. Tukang batu = = 4,805
0,758 x 3
5 hari
10.92
c. Kepala tukang = = 4,805
2,273 x 1
10.92
d. Mandor = = 4,805
2,273 x 1
Perhitungan durasi pekerjaan setelah ditambah 2 jam kerja secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran 5.
3. Menentukan biaya tambahan dan upah total tenaga kerja.
Setelah mendapatkan durasi pekerjaan setelah crashing, maka dapat
dihitung berapa biaya tambahan akibat penambahan jam kerja dengan
menggunakan rumus yang berdasarkan ketentuan yang tertulis dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 11
tentang upah jam kerja lembur. Rumus tersebut ialah sebagai berikut :
 Upah jam lembur ke 1 = 1,5 x 1/173 x upah normal x hari kerja sebulan
 Upah jam lembur ke 2 dan seterusnya = 2 x 1/173 x upah normal x hari
kerja sebulan
Berikut perhitungan biaya tambahan dan upah total tenaga kerja pada
pekerjaan pekerjaan lantai kerja beton mutu fc = 9,8 Mpa (K 125) :

59
Universitas Sumatera Utara
a. Upah normal
Pekerja = Rp. 80.200,00
Tukang batu = Rp. 112.200,00
Kepala tukang = Rp. 140.300,00
Mandor = Rp. 104.200,00
(Harga upah pekerja diperoleh dari analisa biaya konstruksi proyek)
b. Upah lembur jam ke 1
1
Pekerja = 1,5 x x Rp. 80.200,00 x 24 = Rp. 16.689,02
173
1
Tukang batu = 1,5 x x Rp. 112.200,00 x 24 = Rp. 23.347,98
173
1
Kepala tukang = 1,5 x x Rp. 140.300,00 x 24 = Rp. 29.195,38
173
1
Mandor = 1,5 x x Rp. 104.200,00 x 24 = Rp. 21.683,24
173
c. Upah lembur jam ke 2
1
Pekerja = 2x x Rp. 80.200,00 x 24 = Rp. 22.252,02
173
1
Tukang batu = 2 x x Rp. 112.200,00 x 24 = Rp. 31.130,64
173
1
Kepala tukang = 2 x x Rp. 140.300,00 x 24 = Rp. 38.927,17
173
1
Mandor = 2x x Rp. 104.200,00 x 24 = Rp. 28.910,98
173
d. Upah tenaga kerja (oh)
(Upah normal + upah jam ke 1 + upah jam ke 2)
Pekerja = Rp. 80.200,00 + Rp. 16.689,02 + Rp. 22.252,02
= Rp. 119.141,04
Tukang batu = Rp. 112.200,00 + Rp. 23.347,98 + Rp. 31.130,64
= Rp. 166.678,61
Kepala tukang = Rp. 140.300,00 + Rp. 29.195,38 + Rp. 38.927,17
= Rp. 208.422,54
Mandor = Rp. 140.200,00 + Rp. 21.683,24 + Rp. 28.910,98
= Rp. 154.794,22

60
Universitas Sumatera Utara
e. Total upah tenaga kerja
(Total cost per hari x jumlah tenaga kerja)
Pekerja = Rp. 119.141,04 x 18 = Rp. 2.144.538,73
Tukang batu = Rp. 166.678,61 x 3 = Rp. 500.035,84
Kepala tukang = Rp. 208.422,54 x 1 = Rp. 208.422,54
Mandor = Rp. 154.794,22 x 1 = Rp. 154.794,22
Total upah pekerjaan = Rp. 3.007.791,33
Perhitungan biaya tambahan dan upah total tenaga kerja setelah crashing
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan perhitungan durasi setelah penambahan jam kerja lembur
pada tabel lampiran 5, maka didapatkan durasi keseluruhan pelaksanaan proyek
menjadi 56 hari kerja.
Berikut adalah diagram jaringan kerja setelah dilakukan crashing dengan
penambahan jam lembur selama 2 jam :

61
Universitas Sumatera Utara
Jalur Kritis

62

Universitas Sumatera Utara


4.7 Pembahasan
Penelitian pada proyek Aula Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
ini hanya berfokus pada pekerjaan bangunan yang di rencanakan selesai dalam
kurun waktu 66 hari kerja dengan upah tenaga kerja sebesar Rp. 96.074.700,00.
Untuk membandingkan antara biaya dan durasi, penelitian ini dilakukan dengan 2
alternatif yaitu penambahan jumlah tenaga kerja (resource) dan penambahan jam
kerja (lembur). Penggunaan 2 alternatif ini bertujuan untuk membandingkan
alternatif yang lebih efisien dan ekonomis.
Hasil dari proses percepatan pada pekerjaan bangunan menunjukkan bahwa
durasi percepatan dengan alternatif penambahan tenaga kerja ialah sebesar 56 hari
kerja atau 15,15% lebih cepat dari durasi normal untuk pekerjaan bangunan
proyek dengan upah tenaga kerja sebesar Rp. 113.632.675,00. Sedangkan dengan
alternatif penambahan jam kerja (lembur) durasi percepatan proyek sebesar 56
hari kerja atau 15,15%, sama dengan alternatif penambahan tenaga kerja. Namun
upah tenaga kerja yang diperoleh yaitu Rp. 142.723.687,28, lebih besar Rp.
29.091.012,28 dari alternatif penambahan tenaga kerja.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Perbandingan Biaya dan Durasi

Durasi Upah Tenaga


Uraian Selisih
(hari) Kerja
Pekerjaan Normal 66 Rp. 96.074.700,00
Alternatif Penambahan
56 Rp. 113.632.675,00 Rp. 17.557.975,00
Tenaga Kerja
Alternatif Penambahan
56 Rp. 142.723.687,28 Rp. 46.648.987,28
Jam Kerja (Lembur)

Sehingga alternatif yang lebih efisien dan ekonomis yaitu penambahan


tenaga kerja. Hal tersebut disebabkan karena produktivias tenaga kerja pada
alternatif penambahan tenaga kerja lebih kecil dibandingkan penambahan jam
kerja. Selain itu juga disebabkan oleh upah tenaga kerja yang lembur lebih besar
1,5 atau 2 kali upah normal yang berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja
Lembur.

63
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah grafik perbandingan biaya dan durasi pekerjaan normal
dengan alternatif penambahan tenaga kerja dan jam kerja (lembur).

Perbandingan Durasi
68
66
64
62
60
58 Durasi (Hari Kerja)
56
54
52
50
Normal Penambahan Tenaga Penambahan Jam
Kerja Kerja (Lembur)

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Durasi Proyek Normal dan Sesudah Crashing

Perbandingan Upah Tenaga Kerja


Rp160,000,000.00
Rp140,000,000.00
Rp120,000,000.00
Rp100,000,000.00
Rp80,000,000.00
Rp60,000,000.00 Upah Tenaga Kerja
Rp40,000,000.00
Rp20,000,000.00
Rp-
Normal Penambahan Penambahan
Tenaga Kerja Jam Kerja
(Lembur)

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Biaya Upah Tenaga Kerja Normal dan Sesudah
Crashing

64
Universitas Sumatera Utara
Berikut adalah kurva perbandingan antara waktu dan biaya pada kondisi
normal, tambah tenaga kerja dan lembur yang berdasarkan pada Gambar 2.17
menurut Imam Soeharto, 1999.

Rp150,000,000.00
Lembur
Rp140,000,000.00 (56 ; Rp. 142,723,687.28)

Rp130,000,000.00
Biaya

Rp120,000,000.00 Tambah Tenaga Kerja


(56 ; Rp. 113,632,675.00 )

Rp110,000,000.00
Normal
(66 ; Rp. 96,074,700.00)
Rp100,000,000.00

Rp90,000,000.00
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
Waktu

Gambar 4.3 Perbandingan Waktu dan Biaya Pada Kondisi Normal, Tambah
Tenaga Kerja dan Lembur
Pada gambar 4.3 diperlihatkan hubungan antara biaya dan waktu. Apabila
waktu dipersingkat, maka biaya yang dibutuhkan juga akan meningkat dari biaya
normal. Hal ini terjadi karena peningkatan pengeluaran biaya langsung, seperti
gaji tenaga kerja maupun upah lembur.

65
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai