Anda di halaman 1dari 1

Cerita Pendek Banna

Oleh Jatmiko WIcaksono

“Mas Aris! Mas! Banna, Mas!” Teriak OPIK

OPIK terlihat panik sambil menggoyang-goyangkan tubuh BANNA. Di sebuah kamar yang
rapi, BANNA terduduk diam dengan dada sebelah kiri berlumur darah. Sesaat kemudian,
datanglah ARIS dan menenangkan OPIK.

ARIS mencoba mengecek denyut nadi leher BANNA. Mimik muka ARIS berubah serius penuh
konsentrasi, namun jemarinya tak menemukan denyut nadi. OPIK yang terduduk masih berharap
BANNA hidup. Namun ARIS hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

ARIS berinisiatif mengajak OPIK untuk mengecek rumah, entah kunci pintu, jendela atau
lemari, siapa tahu ada orang sinting masuk ke rumah kontrakan mereka bertiga dan mungkin bisa
mereka sasaran berikutnya.

“Semua terkunci! Gimana nih mas? Tanya OPIK

Tiba-tiba perhatian mereka teralihkan oleh dering handphone BANNA. Ternyata ANGEL,
pacar BANNA menelepon via video. Dengan gugup OPIK mengambil handphone BANNA dan
menerima video call dari ANGEL. Dengan terbata-bata, OPIK menjelaskan kondisi BANNA dan
ANGELpun jatuh dan panggilan terputus.

ARIS dari tadi memerhatikan mayat BANNA, terlihat huruf “O” yang berantakan, namun
masih bisa terbaca. Huruf itu berada di tangan sebelah kiri. Namun, tiba-tiba perhatian ARIS
teralihkan karena OPIK menelpon seseorang. OPIK menelepon dukun, bergegas ARIS merebut
handphone OPIK dengan emosi dan menyuruhnya menelepon polisi. Namun ketika sudah
tersambung dengan polisi, tiba-tiba pulsa OPIK habis.

Karena handphone ARIS sedang diservis dan takut memakai handphone BANNA, maka ARIS
mengajak OPIK ke Kantor Polisi. Namun OPIK langsung menolak tawaran itu, OPIK takut nanti jadi
tersangka. Tapi ARIS menyakinkan OPIK jika alibi mereka kuat maka tidak akan ada yang menjadi
tersangka.

Maka mulailah mereka menceritakan kronologisnya masing-masing. OPIK sedang persiapan


memasak nasi goreng, setelah selesai mengupas bawang merah, ia mengetok kamar BANNA
karena ingat saus sambal dibawa oleh BANNA ke kamar.

Sementara itu, ARIS memandang mayat BANNA ketika OPIK mengakhiri alibinya. Sambil
terduduk mengamati mayat BANNA, terutama bercak darah aneh di tangan kanan. ARIS mengaku
tidur seharian karena lembur sampai subuh dan terbangun karena teriakan OPIK.

ARIS berkata sambil memerhatikan tangan kanan BANNA dengan teliti. Tangan BANNA
diangkat, dan terlihat pola bekas darah yang tidak menyentuh lantai. Terlihat seperti bekas
benda, seperti sebuah pisau. ARIS mengingat kembali alibi OPIK ketika dia sedang memotong
bawang merah. ARIS tersadar dan langsung membalikkan badan ke arah OPIK. Sementara OPIK
telah bersiap untuk menikam ARIS. Namun pada saat bersamaan, tiba-tiba BANNA terbatuk
seperti tersedak makanan.

“Loh kok batuk? Ini mau cerita pembunuhan apa komedi sih?” Tanya OPIK
“Loh? bukan aku? Jawab ARIS

Terlihat dua orang sedang bercerita tentang pembunuhan. Di belakang mereka, terlihat BANNA
yang tersedak makanan. ARIS yang sedari tadi bercerita merasa kesal karena terganggu batuknya
BANNA, lalu bergegas meninggalkan mereka ke kamar mandi. OPIKpun kesal dan mendorong
BANNA hingga jatuh beserta makanannya. BANNA yang punya dendam dengan OPIK tidak terima
diperlakukan seperti itu, lalu BANNA mengambil pisau dan membunuh OPIK.

Anda mungkin juga menyukai