Anda di halaman 1dari 15

UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA

CERPEN BERJUDUL “SABIRU DENGAN 2 DUNIA”

Disusun oleh:

Nama : Linno Lucas


No : 15
Kelas : XII MIPA 5

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


Di tengah kota Seoul, seorang wanita yang berprofesi sebagi dokter bedah sedang
melamun disuatu tempat ia bekerja. Wanita berusia 25 tahun itu bernama Karina, putri
seorang komikus yang karyanya terkenal di kota itu.

ㅤ Saat Karina melamun, Karina dikagetkan temannya bahwa ia dipanggil keruangan Pak
Kim, direktur di rumah sakit itu.

"Rin! Karina! dipanggil Pak Kim suruh keruangannya, jangan kebanyakan ngelamun deh,
nanti kesurupan!"

Teriakan teman karina di dekatnya, padahal sudah dekat tapi masih berteriak. Setelah sadar
jika diberi tahu hal seperti itu oleh temannya, Karina bergegas lari pergi keruangan Pak Kim
disambi merapikan pakaian nya yang sedikit lusuh.

ㅤ Setelah sampai didepan pintu, Karina langsung mengetuk dan memberi salam, lalu ia
masuk ke ruangan Pak Kim.

"Permisi pak, ada yang bisa saya bantu?"

Tanya Karina kepada Pak Kim. Namun ternyata pertanyaan Karina tidak ada respon dari
Pak Kim yang membuat ia bingung kenapa Pak Kim hanya diam saja tidak menjawab.

"Kamu bener ya anaknya Rama si pembuat komik yang lagi trend tahun ini ?"

Dengan pertanyaan yang tiba-tiba membuat Karina kaget dan langsung menjawab dengan
berteriak.

"Iya Pak!, eh maaf Pak saya kaget."

Mendengar jawaban Karina Pak Kim hanya melongo, karena tidak menyangka bahwa
Karina adalah putri dari Komikus idolanya yang komiknya sudah ia koleksi sampai
bertumpuk-tumpuk.

ㅤ Setelah mengetahui bahwa tujuan ia dipanggil ke ruangan Pak Kim hanya untuk
memastikan itu, didalam hati Karina ia bersyukur karena tidak seperti yang dibayangkan.

"Kirain apa, huhh.. aman."

Kemudian Karina permisi dan keluar dari ruangan Pak Kim.

ㅤ Di ruang ia beristirahat, Karina mendapatkan panggilan masuk dari karyawan di rumah


ayahnya dan memberi kabar bahwa.

"Halo? Karinaa! dimana ayahmu rinnn.."


Tanya karyawan nya itu yang bernama Alan sambil bersedih dan bingung. Lalu Karina
menjawab.

"Hah? Kamu ini bicara apasih lan, Ayah kan dirumah, dia pasti berada di kamar dan masih
sibuk buat komiknya. Ayah ngga kemana-mana Alan, tenang aja."

Dengan tenang Karina menjawab pertanyaan Alan, namun Alan tetap kekeh pada apa
yang terjadi di rumah Ayah Karina itu.

"Enggak rin. Ayahmu nggak ada di rumah, mending kamu pulang dulu deh sekarang. Dan
cari ayahmu di rumah!."

Mendengar Balasan dari Alan, akhirnya Karina memutuskan untuk pulang lebih awal dan
pergi kerumah Ayahnya.

"Yaudah-yaudah aku pulang lebih awal trus langsung kesana."

Alan mendengar jawaban itu, lalu ia lebih lega karena anak dari komikus itu akan ke
rumah.

ㅤ Karina pun sudah sampai di rumah Ayahnya, ia masuk dan langsung disodorkan banyak
pertanyaan dari Alan.

"Rin rin sumpah, dimana sih Ayahmu itu?? aku udah coba telpon tapi nggak diangkat,
malah hpnya ada dirumah Rinn! cari Ayahmu Rinn.. kita belum selesaiin komik Sabirunya
Rin!."

"Iya iya aku cari kekamar Ayah dulu, kamu tenang aja, Suruh anak-anak lain cari
disekeliling rumah."

Jawab Karina kepada Alan.

ㅤ Karina masuk ke kamar Ayahnya, ia mengelilingi seluruh kamar itu dengan melihat-lihat
ada apa disana. Disana Karina juga melihat ada Komik yang belum selesai di dalam
komputer milik Ayahnya itu. Ia melihat bahwa pemeran utama dikomik ayahnya itu berada
dalam keadaan yang lemah dan tubuhnya dilumuri darah karena tembakan.

Karina kaget karena harapannya adalah bahwa pemeran dalam komik itu selamat dan
mendapatkan happy ending. Saat akan melangkah, Karina menginjak suatu kertas yang
bertuliskan 'Aku yang akan membunuhnya', Karina bingung karena apa maksud dari tulisan
dikertas itu.

ㅤ Disaat masih fokus dengan kebingungan nya, Karina kaget karena merasa ada sesuatu
yang menarik baju di belakang nya. Dengan dipenuhi rasa takut, Karina pelan-pelan berputar
dan ingin melihat apa yang ada dibelakang nya. Setelah ia berputar, Karina ketakutan karena
ada tangan berlumuran darah yang keluar dari komputer milik Ayahnya untuk membuat
komik itu. Saat terkejut Karina terbawa masuk kedalam komputer Ayah nya, ia tidak sadar
jika masuk kedalam komputer itu. Dan ternyata ia masuk kedalam cerita komik Ayahnya.
ㅤ Saat Karina sadarkan diri, ia bingung kenapa tiba-tiba ia berada di rooftop sebuah gedung
tinggi. Ia bangun dan terkejut karena ada seorang pria yang tubuhnya dipenuhi darah, Karina
langsung melihat keadaan pria tersebut.

"Aaa apa ituu, hah dia kenapaa?? badan nya banyak darahh dan a-ada luka tembakan,
bangun bangun! hei bangun!!"

Dengan ketakutan ia tetap membatu pria itu dan mengobati luka pria itu dengan cara yang
sebenarnya Karina belum berani dan tahu lebih dalam tentang medis.

Karena ia tahu jika hanya diam disitu terus akan membuat pria itu kehilangan nyawanya,
maka Karina pergi mencari pertolongan. Karina mencari di seluruh tempat yang bisa ia
jangkau dan akhirnya ia bertemu seseorang yang merupakan pelayan di gedung itu.

"Mas mas! sumpahh! tolongin ada orang diatas yang te-terlukaa! dia berdarah mass!
tolonginn cepet jangan diem aja dongg!!!"

Dengan nada yang tinggi Karina mengajak pelayan itu pergi ke rooftop, dimana ia bertemu
pria yang tertembak itu.

"Huaaaha!"

Pelayan itu kaget melihat pria yang diselimuti banyak cairan merah yang kental sedang
tidak berdaya dan seperti akan mati. Dengan cepat pelayan itu membantu Karina dengan
menghubungi ambulan untuk membawa pria itu ke rumah sakit agar mendapatkan
pertolongan.

ㅤ Setelah bantuan medis datang, pria itu langsung dibantu untuk diangkat dan dibawa ke
rumah sakit, namun disitu Karina bingung karena para medis dan bantuan-bantuan yang lain
mengatakan bahwa pria itu bernama Sabiru.

"Pak pak itu Sabiru pak! cepetan pak! darahnya itu lho kasian dia pak!"

Dengan cepat tim medis itu membawa Sabiru pergi. Dan disana Karina mendengar yang
dikatakan oleh orang-orang yang menolong pria itu.

"Kok namanya kayak tokoh utama di komik ayah ya?, trus mukanya juga kenapa mirip
banget sama yang ada di komik ayah? apasih aku ngga mudeng! aku juga lagi dimana ini!!?"

Dengan bingung Karina hanya mengomel-ngomel didalam hati.

ㅤ Saat semua orang pergi, Karina tiba-tiba merasa pusing dan seketika ia sudah berada di
dunia asli, yaitu kamar ayahnya.

"Lah? dikamar ayah lagi?"


Karina bingung dengan apa yang terjadi kepadanya. Pintu kamar tiba-tiba terbuka dan
Alan masuk dengan mengatakan bahwa mereka sudah mencari ke seluruh rumah tetapi tidak
ada yang bisa menemukan Ayahnya.

"Rin, aku sama yang lain udah cari ke semua tempat di rumah tapi nggak adaa keliatan tu
ayahmu, mending telpon polisi aja deh Rin. Biar polisi bantu cariin ayahmu."

Dengan berpikir sejenak, Karina menjawab.

"Iya, minta bantuan sama polisi aja."

ㅤ Setiap harinya para polisi mencari informasi dan mencari di berbagai tempat tentang
keberadaan Pak Rama, ayah Karina yang telah hilang sejak seminggu yang lalu. Setelah Pak
Rama hilang, Karina selalu pulang kerumah ayahnya dan berharap setiap ia pulang Ayahnya
sudah berada di rumah.

Suatu hari Karina bercerita kepada Alan tentang apa yang terjadi waktu itu, dimana ia tiba-
tiba ada disuatu tempat dan menemukan pria berwajah seperti Sabiru dan ia sedang terluka
parah.

"Lan Alan, kamu tau nggak? waktu aku dikamar ayah tiba-tiba tu ada yang narik bajuku
dan aku tiba-tiba udah di rooftop suatu gedung trus disana aku liat ada pria yang terluka karna
ditembak, tapi mukanya itu mirip sama Sabiru! IYAA! SABIRU! yang jadi tokoh utama di
komik ayah itu lho"

Mendengar cerita dari Karina, Alan seakaan-akan tidak percaya dengan semua itu.

"Hah? apasih kamu tu rin! jangan halu deh."

Balasan dari Alan yang tetap tidak percaya dengan cerita Karina.

ㅤ Lalu pada suatu hari, Karina sedang berada di kamar ayahnya itu, ia mencari bukti-bukti
yang siapa tahu bisa mengarahkan keberadaan ayahnya yang masih hilang.

"Heuhh ayah kemana sihh? kok ngga pulang - pulang. Emang gapunya rumah apaya!"

Dengan kesal Karina mengomel-ngomel sendiri disana, tiba-tiba Karina merasa pusing lagi
seperti pertama kali ia terbawa masuk kesebuah tempat yang ia tidak tahu itu dimana, dan
akhirnya Karina menghilang dari kamar itu.

"Aww kepala ku pusing banget"

Kalimat yang pertama Karina ucapkan setelah ia kembali lagi ke Dunia komik ayahnya.

"Aku dimana lagi ini astaga! pindah pindah terus deh, kesel."

Lanjut Karina sembari kesal, kemudian Karina berpikir bahwa lebih baik ia pergi dan
mencari tahu ia itu sedang berada dimana.
ㅤ Karina terus berjalan-jalan dan melihat-lihat. Saat sedang melihat-lihat dan tidak
memperhatikan jalan tiba-tiba sesuatu menabrak Karina. Karina kaget karena ia merasa
tertubruk, kemudian ada suara yang seakan-akan menyalahkan Karina.

"Kalo jalan lihat jalan nya! Jangan cuma jalan tapi matanya kanan kiri!."

Mendengar suara itu, Karina langsung mendongak keatas dan ia melihat seorang pria yang
memiliki postur tubuh yang tinggi, kekar, dan tentunya tampan, menurut Karina.

"Iya iya! maaf!, kamu juga kalo jalan liat liat dong!"

Karina menjawab dengan kesal, padahal ia yang salah.

Karena mendengar kalimat maaf Karina yang seperti tidak sopan, pria itu menyentuh dagu
Karina dan mendongakkan nya.

"Jadi cewe itu kalo tahu salah ya minta maaf yang bener! bukannya malah nyalahin yang
ngga salah! ngerti ngga?."

Setelah pria itu mendongakkan kepala Karina dan berkata seperti itu, Karina baru bisa
melihat dengan jelas wajah tampan pria yang sedang dihadapannya. Namun Karina melotot
karena ia melihat seorang Sabiru yang ada di komik ayahnya sedang dihadapannya, dalam
hati Karina berkata.

"Hah? i-ini Sabiru?."

Setelah kejadian barusan, Karina bertanya kepada Sabiru.

"Kamu Sabiru?"

Pria yang awalnya marah itu seketika kebingungan, mengapa wanita didepannya ini yang ia
tidak tahu siapa wanita itu tahu nama dirinya.

"Siapa kamu? kenapa tahu namaku? darimana kamu tahu itu?"

Dengan banyak pertanyaan itu membuat Karina yakin bahwa pria yang ada dihadapan nya
ini memang Sabiru, ya sabiru, pria yang ia tolong di rooftop suatu gedung beberapa waktu
lalu.

Karina pun menjawab pertanyaan-pertanyaan Sabiru dengan mengatakan.

"Jadi kamu bener Sabiru."

Setelah mengatakan itu, Karina melanjutkan kalimatnya.

"Sabiru, kamu mau temani aku berkeliling di kota ini? aku ngga tau aku tu lagi dimana
sekarang, boleh kamu bantu aku?."
Awalnya Sabiru ingin meninggalkan Karina, namun ia merasa kasihan dan ingin
membantunya, siapa tahu Karina juga bisa membantunya disini.

"Ya, mau kemana emangnya kamu?"

Sambil berjalan, Sabiru melontarkan beberapa pertanyaan kepada Karina. Jawab Karina
kepada Sabiru.

"Aku gatau biru, aku gatau ini dimana. Aku cuma tau aku pernah tiba-tiba berada di kota ini
dan aku nolongin kamu waktu kamu terluka di rooftop suatu gedung tinggi, hanya itu yang
aku tahu biru."

Jawaban Karina itu membuat Sabiru ingat, bahwa saat ia terluka akibat tembakan ia
ditolong oleh seorang wanita, namun ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa dan bagaimana
wajah wanita itu.

"Siapa namamu?"

Tanya Biru kepada Karina.

"Oh iya, kenalin namaku Karina "

Jawab Karina kepada Biru. Cukup lama Biru dan Karina berkeliling di kota itu dan sedikit
yang Karina tahu tentang kota itu, yang tentunya dijawab semua oleh Biru. Lalu ditengah
jalan, Biru mengajak Karina pergi ke cafe di depan, alih-alih agar lebih nyaman untuk
bercerita dengan ditemani camilan atau kopi disana.

"Na, ayo ke cafe depan. Biar enak dengerin ceritamu, mungkin juga kamu mau denger
ceritaku na."

Ajak Biru kepada Karina, dan Karina menyetujui ajakan Biru itu.

"Emm boleh, yuk"

Balas Karina.

ㅤ Saat sudah duduk manis di cafe itu, Karina dan Biru memesan beberapa camilan dan
minuman yang ada di daftar menu cafe itu. Setelah pesanan mereka sudah ada didepan
mereka, Biru bertanya kepada Karina.

"Eh Na, coba ceritain gimana kamu bisa ada di sini dan mungkin ada yg lain yang bisa
kamu ceritain. Janji kok aku ngga cepu ke orang lain!"

Dengan mengacungkan 2 jari, Biru meminta Karina untuk bercerita.

ㅤ Mendengar itu, Karina bersedia menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
"Jadi gini Biru. Satu minggu yang lalu ayahku menghilang dari rumah, seluruh karyawan
udah nyari kemana-mana tapi hasilnya nihil. Terus waktu aku dikamar ayah buat ngecek, aku
nginjek kertas yang setelah aku buka ada tulisan 'Aku yang akan membunuhnya'. Aneh ngga
sih Biru kenapa tiba-tiba ada kertas dikamar ayah ku yang tulisannya seperti itu. Nah setelah
itu, btw ayahku itu seorang komikus, namanya Rama. Ayahku lagi ngerjain komik terakhir
nya yang judulnya 'Sabiru', judulnya sama kayak namamu dan kamu tahu nggak biru?! muka
tokoh utama di komik itu mirip 100% sama muka kamu Biru. Aku kaget sama semua itu
sampe sekarang. Dan setelah aku baca tulisan itu, tiba-tiba ada tangan dari komputer yang
ayahku pake untuk membuat komik Sabiru narik bajuku dari belakang dan tiba-tiba lagi aku
udah ada di rooftop gedung tinggi di kota ini, disana aku liat kamu yang lagi terluka karena
tembakan. Sebenernya kamu kenapa Biru kok bisa sampe terluka. Dan apa aku ini masuk ke
dunia komik ayahku? Dan apakah kamu ini tokoh di komik itu?."

ㅤ Cerita Karina itu membuat Sabiru diam seribu bahasa, dengan memikirkan cerita Karina,
membuat ia sadar bahwa ternyata yang menolongnya waktu di rooftop itu adalah Karina.
Karina yang melihat Sabiru hanya diam dan melamun, ia lalu menggoyangkan badan Sabiru
dan bertanya kepadanya.

"Hey, biru kenapa? kok diem aja si? ngelamun juga. Kenapa?"

Pertanyaan dan sentuhan dari Karina membuat Biru tersadar dan menatap Karina dengan
dalam.

ㅤ"Rin.. aku orang yg kamu ceritain rin.. aku ga expect kalo ternyata itu kamu. Makasih ya
Rin, kamu udah selamatin aku waktu itu."

Jawab Sabiru setelah ia sadar dari lamunannya.

"H-hah? k-kamu yang di rooftop itu? trus gimana keadaanmu biru? kamu gapapa kan? ada
yang sakit nggak?"

Jawaban dari Sabiru itu membuat Karina kaget dan khawatir tentang keadaannya.

ㅤ Setelah perbincangan itu, tiba-tiba ada seorang pria bertubuh sedikit gendut dan
mengenakan pakaian serba hitam masuk kedalam cafe dan ia duduk di belakang kursi Karina,
seakan-akan pria itu sedang mengamati Sabiru. Saat itu juga Sabiru menyadari kejanggalan
itu, namun karena ada Karina yang sedang bersamanya maka ia menghiraukan pemikirannya
itu. Di saat itu juga Sabiru bercerita tentang dirinya.

ㅤ"Karina, aku punya masalah disini. aku dituduh melakukan kejahatan dengan membunuh
keluargaku dengan menggunakan pistol atlet milikku. ya, aku seorang atlet menembak di kota
ini, dulu aku memenangkan kejuaraan menembak namun aku gatau kenapa aku tiba-tiba
dituduh jadi pembunuh keluargaku padahal aku gapernah melakukan itu semua dan aku juga
gapernah terpikirkan buat bunuh mereka. Lalu karena orang yang menembak keluargaku
menggunakan sarung tangan jadi aku dituduh karena itu pistol yang aku gunakan di kejuaraan
waktu itu dan disana ada sidik tangan ku. Aku dipenjara selama 1 tahun, namun karena ada
yang membuktikan aku tidak bersalah akhirnya aku dibebaskan. Aku menjalani hariku seperti
biasa, namun aku selau janggal karena ada yang mengawasiku dan itu sudah berlangsung
cukup lama setelah aku dibebaskan. Aku pernah menangkap orang itu dan ia menyerangku
seperti ingin membunuh namun ia berhasil kabur, seluruh tubuhnya ditutupi kain berwarna
hitam, sampai sekarang aku masih diawasi olehnya. Aku gatau harus minta tolong sama siapa
lagi Na."

ㅤ Sedari tadi Karina hanya fokus dengan cerita yang Sabiru katakan, namun tanpa ia duga
tiba-tiba ada seorang pria yang berjalan disampingnya menuju Sabiru dan Karina melihat pria
itu menggenggam pisau yang siap untuk menusuk sesuatu.

"BIRU AWASS!!"

Karina berteriak sangat kencang disaat pria itu akan menusukkan pisau pada tubuh Sabiru.

"Ahhh!!"

Tetesan darah segar mengalir lepas dari tangan lembut milik Karina.

"Karinaa!!"

"Heiiii!!!! siapa kamu! berani beraninya asal nusuk!!"

Sabiru berteriak dan menangkap pria itu setelah ia tahu apa yang dilakukan pria tersebut.

"Eukhh"

Pria berbalut helaian berwarna hitam itu tersungkur jatuh saat dimana Sabiru juga
memukulinya disana, ia ingin bergegas melarikan diri namun ditahan oleh Sabiru.

ㅤ Sabiru yang tidak berpikir panjang bergegas menelpon polisi untuk segera menangkap pria
itu. Beberapa menit kemuadian para Polisi tiba di cafe tempat Sabiru dan Karina berada,
mereka langsung memborgol tangan pria itu. Sabiru lupa dengan Karina yang terluka akibat
pisau itu karena ia tidak ingin pria itu kabur lagi dan ia ingin mengetahui siapa pria dibalik
semua ini.

"Karina!! na na tanganmu na, maafin aku na gara-gara aku kamu terluka na, ayo na kita ke
rumah sakit, ayo na ayoo!!"

Dengan khawatir Sabiru membantu Karina berdiri dan mengajaknya pergi ke rumah sakit.

ㅤ"Tunggu."

Karina memberhentikan langkahnya dengan Sabiru, ia berada didepan pria yang ingin
menusuk Sabiru. Tangan lembut lain Karina yang tidak ternodai cairan merah kental itu
menarik topi yang digunakan pria didepanya. Terpampang jelas wajah dari pria itu, Karina
kaget dengan apa yang ia lihat di depannya.
"A-ayah?"

Kalimat pertama yang Karina lontarkan itu membuat Sabiru bingung.

"Na?"

Panggil Sabiru kepada Karina agar ia tidak hanya diam membeku disana.

"Hai anakku? berapa lama kau tidak bertemu ayahmu ini anak manis? apa kau
merindukanku sayang? haha pasti kau bingung Karina dengan semua ini. Sabiru. Orang yang
ingin ku bunuh, karena berani sekali dia berhasil keluar dari jeruji besi! aku tau aku yang
membuat komik itu dan aku yang membunuh semua keluargamu Sabiru, namun aku juga
ingin membuat pembaca komikku tidak menyukai ending yang diluar nalar ini hahaha."

Karina yang mendengarnya bergidik ngeri, ia tidak menyangka bahwa ayahnya bisa berbuat
keji seperti ini.

"Biru? aku lagi mimpi ya?"

Tanya Karina dengan wajah lemas kepada Biru.

"Engga na. Kamu ngga lagi mimpi na."

Jawaban dari Sabiru yang menjadikan bukti bahwa Karina benar-benar sedang sadar saat
ini setelah ia mengetahui perbuatan ayahnya itu.

ㅤ"Aku bingung banget kenapa ayah tega ngelakuin ini. Aku benci ayahku yang sekarang,
aku ngga nyangka ayah bisa membunuh orang, terutama anggota keluarga Biru. Biru masih
butuh keluarganya ayah! kenapa ayah jahat sama Sabiru yah!! jawab Karina ayah!!."

Luapan emosi Karina kepada ayahnya itu memuncak yang membuat ia tidak ingin lagi
melihat pria dihadapannya saat ini.

"Masukkan pria keji ini kedalam bilik jeruji besi! dan jangan pernah memberikan dia
peluang untuk bisa keluar dari sana! pergii!! aku jijik lihat pembunuh!!"

Perintah Karina kepada polisi-polisi disana.

Di rumahnya, Biru mengobati tangan Karina yang terluka karena menahan pisau itu.

"A-ah shh perih Biru.."

Sambil menangis, Karina merasakan perih yang luar biasa di telapak tangannya itu.

"Sebentar ya na, ini dikit lagi selesai. Jangan nangis.. aku gamau kamu nangis na. Aku
bakal jagain kamu terus na disini, kamu bisa dateng ke aku kalau kamu butuh bantuan apapun
itu ya?"
Sabiru mengatakan itu dengan lembut karena ia merasa kasihan dengan keadaan Karina.

ㅤ Deg-deg-deg. Gemuruh detak jantung Karina yang tidak karuan itu makin lama semakin
cepat karena perkataan Sabiru barusan. Karina merasa bingung dengan perasaan nya saat ini
dan keadaan yang ada disekelilingnya.

"Terimakasih ya Biru, udah ngobatin lukaku. dan terimakasih juga kamu berani nyediain
tempat buat aku kalau aku kenapa-kenapa.. terimakasih banyak Sabiru, walaupun jika ini
memang dunia komik, aku bakal selalu inget sama kamu."

Balasan Karina dari perkataan Sabiru itu membuat Sabiru sedih.

ㅤ Setelah mengatakan itu, tiba-tiba Karina merasa pusing dan seketika ia berada di kamar
ayahnya lagi. Ia sedih karena belum sempat mengucapkan selamat tinggal kepada Sabiru.
Hari-hari Karina lewati seperti biasa, namun baginya ia selalu rindu dengan adanya Sabiru.
Walupun Karina hanya mengenalnya sebentar, ia merasa nyaman dan senang jika berada
disisi Sabiru.

ㅤ Tiga tahun sudah dilewati Karina tanpa ada kehadiran Biru. Suatu hari Karina dalam
perjalanan pulang kerumah dengan berjalan kaki, ia hanya mendunduk dan tidak
memperhatikan jalan. Setiap hari Karina hanya berpikir kapan ia bisa bertemu Sabiru lagi.
Saat berjalan Karina dikagetkan oleh sesuatu yang menabrak dirinya.

ㅤ”Aduh! Bisa jalan ngga sih!! Make nabrak segala! Punya mata tu dipakai! Jangan Cuma
jadi pajangan doang!! Sakit tau gak!”

Protes Karina terhadap seseorang yang menabraknya. Sebenarnya Karina yang salah
karena ia yang tidak memperhatikan jalan. Namun apalah kata orang, cewe memang selalu
benar.

ㅤ Tangan panjang yang dihiasi garis berurat itu mengangkat dagu Karina dan
mendongakkannya supaya ia dapat melihat wanita yang menabraknya itu.

“Kamu yang hatu-hati kalau jalan cantik.”

Suara yang sudah lama Karina rindukan itu seketika bisa menghiasi senyum diwajah
Karina. Sabiru. Lelaki yang Karina rindukan itu tiba-tiba berada di depan matanya.

ㅤ”Sabiru?”

Tanya Karina pada Biru karena ia masih belum percaya.

“Kenapa? Kamu kaget aku bisa ada disini?”


Jawab Biru pada Karina. Seketika Karina langsung memeluk tubuh seseorang yang selalu
ia rindukan. Karina merasa hangat dan nyaman saat dipeluk kembali oleh Sabiru. Ia masih
belum mengerti kenapa Sabiru bisa ada di dunia dan bukannya ada di dalam komik.

Karina yang sedari tadi hanya memperhatikan wajah Sabiru yang sedang bercerita dengan
serius, namun tiba-tiba berhenti ditengah cerita.

"Trus? kenapa kok berhenti? kenapa Biru? lanjutinn dongg ayoo."

Ajak Karina karena ia masih kepo dengan cerita Sabiru.

ㅤ"Hehe, sengaja."

Keusilan Sabiru membuat Karina sedikit marah. Karena melihat Karina marah, Sabiru
bergegas melanjutkan ceritanya karena ia tahu jika wanita sedang asik mendengarkan cerita
namun berhenti seketika, maka mereka akan marah. Jadi Sabiru menghindari kejadian yang
tidak ingin ia alami.

ㅤ"Oke aku lanjutin Na. Beberapa minggu kemudian, aku keterima di suatu perusahaan di
Kota. Aku mencari pekerjaan karena aku tidak memiliki penghasilan untuk bisa melanjutkan
hidup, setiap bulan aku menabung hasil dari keringatku sendiri. Aku berharap suatu saat bisa
ketemu kamu lagi dan memberikan kamu hadiah yang istimewa. Setiap hari aku terus bekerja
dan dimana suatu hari aku sedang berada di toilet umum. Aku tidak tahu kenapa bisa terjadi,
namun saat aku keluar dari toilet aku berada disuatu tempat, tapi aku merasa kalau itu dunia
asli dan bukan komik. Karena rasanya beda dari biasanya, aku coba berkeliling di dunia yang
mungkin berbeda. Aku terus jalan, sampe akhirnya aku memutuskan untuk tanya ke orang
disana."

ㅤ Sabiru melanjutkan ceritanya kembali.

"Aku tanya sama orang itu, 'permisi, mau tanya. Ini dimana ya?' trus orang itu jawab Na,
kalau ini di Seoul. Aku bingung kenapa jadi Seoul, kenapa nggak kotaku yang ada di komik?
Aku bener-bener bingung waktu itu, tapi aku inget kalau kamu juga tinggal di Kota Seoul.
Setelah itu aku langsung cari keberadaan kamu dimana. Berhari-hari aku terus nyari kamu,
sampai waktu itu tiba dimana aku ketemu kamu dengan cara kita ketemu waktu di dunia
komik. Aku kira itu bukan kamu, tapi Tuhan kabulin dan permudah permintaan ku buat bisa
ketemu kamu lagi, tapi di dunia nyata. Aku bersyukur banget Na bisa ketemu kamu lagi, dan
tentunya kita nggabisa dipisahkan lagi oleh dunia yang berbeda."

ㅤ Sabiru mengakhiri ceritanya dengan senyum manis, yang membuat lawan bicara
didepannya tersipu malu karena senyuman-nya.

"Iyaa Biru, aku juga bersyukur banget sampai mungkin aku bisa sujud sama Tuhan karena
udah kabulin permohonan ku buat bisa ketemu lagi sama kamu. Aku selalu rindu kamu
Sabiru."

Kalimat yang Karina ucapkan membuat Sabiru senang sekaligus bahagia karena Karina
memiliki rindu yang sama besarnya dengan-nya.
ㅤ Setelah berbincang lebih banyak lagi, disela-sela itu Sabiru memberikan sesuatu yang
tidak terduga kepada Karina.

"Na."

Panggil Sabiru kepada wanita berparas cantik didepannya.

"Iya? kenapa Biru.."

Jawab Karina pada Sabiru.

"Aku mau jujur sama kamu Na. Waktu kamu nolongin aku di rooftop saat itu dan aku lihat
orang yang menolongku, aku sudah berjanji dengan diriku sendiri Na. Aku janji untuk cari
orang yang menolongku sampai ketemu, supaya aku bisa membalas perbuatan-nya karena
udah nolongin aku. Tapi tiba-tiba aku ketemu sama seseorang yang bukan lain adalah
penolongku."

ㅤ Kemudian Sabiru mulai lebih serius dengan perkataan nya.

"Pertama kali aku natap mata kamu, perasaan yang awalnya benci karena kamu tiba-tiba
nabrak aku.. berubah. Berubah jadi sesuatu yang memiliki rasa, yang tinggal di hati aku Na.
Karina. Walaupun kebersamaan kita hanya sebentar dan mungkin bagi kamu itu mustahil,
tapi aku gabisa bohong lagi sama diri aku sendiri Na. Aku. Cinta. Kamu. Karina."

Karina membeku karena kalimat terakhir yang sengaja dipatah-patahkan dan ditegaskan
oleh Sabiru.

ㅤ Sabiru mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong bajunya. Kotak kecil dibalut warna navy
itu berisi sebuah cincin berwarna silver dengan hiasan berlian diatasnya, membuat siapapun
yang memakainya akan terlihat sangat indah.

"Will you be my wife Karina?."

Kalimat yang Sabiru katakan dan cincin indah di depannya membuat jantung Karina
berdetak sangat cepat.

ㅤ Namun Karina tidak merespon apapun setelah itu, Sabiru sudah merasa bahwa dirinya
telah ditolak oleh Karina. Karina pun mulai berbicara didepan Sabiru.

"Sabiru.. maaf. Maaf aku nggak bisaa Biru."

Penolakan yang Sabiru dengar itu membuat dirinya sudah merasa putus asa karena
harapannya telah pupus.

ㅤ Sabiru mulai merasa canggung, lalu ia memasukkan cincinnya kembali ke dalam kantong
bajunya. Karina yang melihat itu segera mengatakan sesuatu untuk melanjutkan jawabannya.

"Nggak bisa nolak maksudnya.. hahaha kena kamuu."


Sambil tertawa, Karina mengatakan itu didepan Sabiru yang sudah memasang wajah
sedih. Seketika menjadi merah dan kesal karena Karina mengerjainya.

ㅤ Sabiru memasukan cincin berwarna silver itu ke jari indah milik Karina. Mereka berdua
senang, sangat senang karena usaha mereka menghasilkan buah yang sempurna walupun
hanya dalam waktu yang tidak lama.

ㅤ Setelah dari cafe, mereka berdua berjalan di pinggir trotoar dengan saling menggenggam
tangan satu sama lain. Sabiru dan Karina menikmati malam yang istimewa bagi mereka.
Perasaan mereka satu sama lain seperti berada di tempat yang terlalu banyak kupu-kupu yang
indah. Malam itu adalah malam yang tidak akan Biru dan Karina lupakan dari ingatan
mereka.

ㅤ Di tengah jalan mereka berbincang dan mengutarakan isi hati mereka satu sama lain.

"Terimakasih Sabiru, terimakasih sudah mau menemaniku dan selalu ada disampingku.
Walaupun.. ya bisa dibilang kita cuma bersama dalam waktu yang singkat, tapi namanya
perasaan itu gabisa bohong. Tuhan akhirnya kabulin harapanku buat bisa ketemu kamu lagi
walupun hanya sekali. Tapi nyatanya Tuhan lebih baik daripada harapanku, Tuhan kasih aku
waktu yang lama untuk bisa sama kamu terus Biru. I love you Sabiru."

Bahagia rasanya Biru mendengar itu dari Karina. Jika bisa diutarakan pun tidak akan ada
perumpamaan-nya.

ㅤ Waktu terus berjalan hingga dimana hari itu tiba.

"Halo sayang, kita jadi kan fitting baju hari ini?."

Tanya seorang wanita di dalam panggilan telepon yang sangat Sabiru cintai.

"Halo juga sayang, jadi. 15 menit lagi aku jemput, jangan lama-lama dandan-nya! kamu
selalu cantik."

Sabiru menjawab telpon dari Karina dan segera bersiap-siap untuk pergi.

ㅤ Dijalan menuju rumah Karina, Sabiru sangat senang menunggu hari ini. Ia sangat berhati-
hati dalam berkendara karena Karina selalu marah-marah jika Sabiru menyetir mobil dengan
terburu-buru. dan tentunya ia tidak ingin jika terjadi sesuatu seperti di cerita-cerita yang
Karina baca di wattpad, dimana saat sang lelaki berkendara untuk menemui pujaan hatinya
karena terlalu terburu-buru akhirnya ia mengalami kecelakaan. Sangat seram bagi Sabiru jika
itu terjadi pada dirinya.

ㅤ Karina keluar dari rumahnya dan Sabiru sudah menunggu di depan dengan bersandar pada
mobilnya. Sabiru seperti melihat bidadari yang entah darimana datangnya, Karina selalu
bertambah cantik setiap harinya membuat Sabiru semakin tidak rela jika Karina dimiliki
orang lain.

"Cantik banget, mau kemana neng?."


Goda Sabiru kepada Karina, sambil tertawa.

ㅤ Di tempat fitting baju, mereka sibuk sekali memilih mana yang paling baik diantara yang
baik.

"Sayang sayang! ish, WOY SABIRU! ini bagus enggak?"

Karina marah-marah karena Sabiru hanya sibuk memainkan ponsel nya, ia bosan karena
menunggu Karina berganti banyak gaun dan itu terlalu lama bagi Sabiru.
"Bagus sayang.. semua juga daritadi bagus, ga ada yang kurang. Kamu cantik pakai apa aja
Karinaku."

Karina tersipu malu mendengar pendapat dari Sabiru.

ㅤ Mereka mempersiapkan untuk hari yang mereka tunggu-tunggu dengan sangat semangat.
Undangan juga sudah mereka sebar, namun hanya orang terdekat mereka yang diundang.
Sabiru termenung karena tidak ada orang terdekat yang bisa datang di acara bahagia itu.

Namun disaat seperti itu, Sabiru masih memiliki Karina yang selalu mendukungnya.
Karina selalu mengatakan bahwa orang-orang terdekat Karina juga sudah menjadi bagian
terdekat Sabiru. Sabiru beruntung karena ada Karina yang menjadi pasangan serta teman
hidupnya.

Beberapa minggu kemudian, hari yang membahagiakan bagi mereka berdua tiba. Dimana
dua hati dan jiwa mereka akan dipersatukan dalam status pernikahan. Didepan altar gereja
dan Tuhan, Sabiru dan Karina mengatakan janji pernikahan dengan sangat tulus.

“Dihadapan Tuhan, Romo dan para hadirin. Saya memilih engkau, Karina sebagai istri
saya, saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam sehat dan sakit.
Saya mau mencintai dan menghormatimu seumur hidup saya. Demikian janji saya dihadapan
Allah dan Injil Suci ini.

“Saya memilih engkau, Sabiru sebagai suami saya, saya berjanji untuk setia kepadamu
dalam untung dan malam, dalam sehat dan sakit. Saya mau mencintai dan menghormatimu
seumur hidup saya. Demikian janji saya dihadapan Allah dan Injil Suci ini.”

Dan kini mereka berdua resmi menjadi suami istri. Para tamu undangan bahagia dan
bergantian memberikan selamat kepada Sabiru dan Karina.
ㅤ Setelah masa-masa yang mereka berdua lewati dan banyak rintangannya, Karina dan
Sabiru diberkati Tuhan dengan akhir yang bahagia. Menikah dan hidup dengan penuh cinta
dan kasih sayang, membuat keduanya merasa bersyukur karena sudah dipertemukan. Mereka
juga dikaruniai seorang putra yang tampan dan baik hati seperti gambaran Karina dan Sabiru.
Akhir yang indah bagi kisah mereka berdua.

Anda mungkin juga menyukai