Anda di halaman 1dari 6

Pernyesalan Terakhir

Terdengar suara ayam berkokok dari luar rumah seorang pemuda bernama Arya. Sinar
matahari pagi masuk ke kamar melalui jendela Arya dan terdengar suara alarm tetapi itu semua
tidak membuat Arya terbangun.

Arya adalah sorang pelajar di salah satu sekolah di jawa barat. Dia juga merupakan
anak pertama dari dua bersaudara adiknya yang berbed beberapa tahun dari Arya bernama Edo
mereka mempunyai ayah yang bekerja sebagai buruh di paprik dan ibu mereka seorang ibu
rumah tangga yang menambah penghasilan keluarga dengan berjualan kue keliling. Mereka
hidup debagai keluarga yang sederhana tatapi kadang meareka memmiliki masalah keluarga
yang rumit.

Ibu Arya datang ke depan kamar Arya menggedor gedor kamar Arya, “Arya bangun
sudah pagi nak nanti kamu terlambat!” tetapi tidak ada jawaban dari kamarnya Ibunya pun
masuk ke kamar yang tidak di kunci itu, dengan suara lembut Ibunya berkata. “Bangun nak
kamu harus sekolah” sambil menggoyangkan tubuh anaknya“Apaan sih Bu aku masih ngantuk
pergi sana” “Nanti terlambat”

“iya iya “ Kata Arya dan langsung keluar dari kamarnya sementara Ibunya merenung
sebentar di kamar Arya dan merasa sakit hati dengan ucapan anuknya walaupun dia sudah sering
mendapat perlakuan seperti itu dia tetap tak bisa terbiasa

Sesampainya di sekolah Arya langsung menuju ke kelasnya dan masuk ternyata sudah
ada guru yang sekaligus wali kelasnya yang sedang mengajar dan seisi kelas melihat kearah Arya
“Sudah yang keberapa kali kamu terlambat bulan ini” Arya menjawab “enggak tau pak” Karna
kesal dengan jawaban Arya guru itu menyruruh Arya berdiri di pojok belakang kelas sampai jam
pelajaran selesai

Akhirnya jam pelajaran selesai dan Arya akhirnya bisa beristirahat tetapi baru saja
mau istirahat guru jam pelajaran berikutnya datang dan Arya tidak bisa istrahat. Setelah selesai
jam pelajaran selesai datang juga waktu istirahat salah satu murid di kelas itu yang bernama Adi
dan sekaligus teman Arya mengajak ke kantin untuk beristirahan sambil makan.
Tiba akhirnya waktu pulang sekolah Arya mengajak Adi pergi ke warnet merekapun
pergi kewarnet menggunakan motor temannya itu. Ssampainya di warnet Arya memeriksa
sakunya ternyata tidak terdapat uang di dalamnya Arya berinisiatif meminta uang dengan Adi itu
“AdiTraktir dong Gue lupa minta uang sama ibu Gue” dengan nada memohon “Duh duit jajan
Gue pas pas-an, tapi entar balikin ya” jawab Adi yang sedikit berfikir karna uangnya sedikit
“Aman”

Tanpa mereka sadari mereka sudah bermain terlalu lama dan jam sudah menunjukkan
pukul 5:30 mereka berdua sepakat untuk segera pulang. Sesampainya di parkiran Adi berkata
“Arya lu aja yang bawa motor tangan gue pegel abis main game tadi” memegang tanganya
“Main game aja pegal, yaudah sini kuncinya”.

Arya yang membawa motor secara ugal-ugalan mulai oleng dan menabrak seorang
bapak yang berjualan martabak di pinggir jalan hingga gerobak bapak itu hancur dan dagangan
nya berserakan di jalanan. Karna keributan itu warga di sekitar lokasi berdatangan dan segera
menollong Arya,Adi dan juga pedagang itu. Untung saja Arya dan penjual martabak itu baik baik
saja tetapi Adi terlihat berdarah di bagian muka dan sepertinya dia tidak sadarkan diri.

Untung saja kebetulan ada pengendara mobil yang baik hati melintas di lokasi
kecelakaan dia menawarkan korban kecelakaan itu untuk ke rumah sakit tatapi pedagang itu
menolak karna dia merasa baik-baik saja dan ingin membereskan dagangannya. Arya dan Adi
dibawa kerumah sakit bersama pengendara baik hati itu.

Sesampainya di rumah sakit Adi dibawa ke IGD untuk mendapat perawatan sedangkan
Arya menunggu di ruang tunggu sembari menantikan kabar temannya itu dengan cemas.
Setengah jam berlalu kedua orang tua Adi datang ke rumah sakit dan menemui Arya ayah Adi
berkata. “Arya!, Adi dimana sekarang?” Arya menjawab “di IGD om” Ayah Adi yang terkejut
segera berlari ke depan ruang IGD.

Tidak lama kemudian Ibu Arya datang dan melihat Arya dari kejauhan kemuadian
mendekati Arya dan terlihat bersyukur melihat Anaknya baik-baik saja. “Nak kamu enggak apa-
apa kan?” Ibu Arya bertanya dengan nada cemas untuk memastikan. “Enggak apa-apa kok”
setelah itu Ibunya mengajak Arya pulang. Arya dengan ragu antara menunggu kabar dari
temannya atau pulang akhirnya dia pun memilih untuk pulang.
Setelah kejadian itu Arya langsung tidur saat sampai di rumah. Keesokan harinya Arya
masih tidur hingga menjelang siang sehingga Ibunya datang dan ingin membangunkan Arya
seperti biasanya, “Nak bangun Nak!, jangan karna ini hari libur kamu mau tidur sampai siang”
Arya terbangun dengan wajah kesan dan jengkel. “Ibu selalu aja bawel!” kalo aku masih tidur
berati aku masih ngantuk” Arya langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi karna sudah tidak
mood untuk tidur lagi.

Sambil bersedih ibu adi berkata. “Ya Allah nak kenapa kamu begitu sama Ibu kapan
kamu berubah Nak”. Ayah Adi yang baru bangun sehabis lembur bekerja tak sengaja melihat
Istrinya itu menangis. “Loh Buk kok nagis” Ibu Arya yang terkejut langsung menghapus air
matanya dan berkata. “Enggak apa-apa kok pak” Ayah Arya merasa janggal tetapi
menghirukannya karna ada urusan yang lebih penting. “Buk Anak-Anak mana?” Ibu Arya
langsung menjawab. “Arya lagi mandi kalo Edo lagi nonton TV” Suaminya pun menjawab “kalo
sudah selesan suruh mereka ke ruang tamu Bapak mau ngomong”

Selesai mandi Arya yang berniat menjenguk Adi harus tertunda karna ayahnya ingin
berbicara. Mereka sekeluarga sudah berkumpul di ruang tamu dan merasa penasaran apa yang
akan dibicarakan kepala keluarga meraka. Sang Ayah membuka pembicaran “Jadi gini kaliankan
tau kondisi ekonmi keluarag kita lagi buruk jadi kalian harus hemat di tambah bapak dipe-“
belum selesai Ayah Arya berbicara terdenagr suara ketukan pintu

Pembicaraan mereka terpotong karna ada tamu yang datang kerumah dan Ibu Arya
segera membukakan pintu alangkah terkejutnya Arya setelah dia tahu siapa di balik pintu itu.
“Maaf kalian siapa ya?” Kata Ibu Arya “Kami orang tua dari teman Arya” Ibu Arya terkejut dan
segera mempersilahkan dua orang itu masuk.

Ayah Adi mulai berkata. “Maksud kedatangan kami adalah untuk meminta ganti rugi”
Ayah Arya yang terlihat bingung bertanya. “ Maksudnya apa ini?” Arya terkejut karna dia
mengira Ibunya sudah meberitahu Ayahnya soal kedjadian semalam “Ibu gak ngasih tau” ibu
Arya yang sedari tadi terdiam mulai berbicara “Ibu sengaja enggak beri tahu bapak karna IBu
takkut bapak makin kepikiran sehabis pulang lembur” kemudian Ibu Arya dan Kedua orang tua
Adi bercerita tentang kejadian yang sebenarnya terjadi soal kecelakaan kemarin kepada Ayah
Arya sedangkan Arya bersama Adiknya hanya mendengarkan.
Setelah Ayah Arya mengerti cerita kejadian yang di alami anaknya kemarin dia
melihat Arya “Arya!, kenapa bisa begini” Arya hanya terdiam. Orang tua Adi kembali berkata
“jadi ganti rugi untuk pengobatan anak saya 2 juta untuk biaya rumah sakit dan 13 juta untuk
ganti motor yang hancur karna anak bapak”

Mereka sekeluarga kaget mendengar jumlah nominal uang yang harus di bayarkan “Ya
Allah pak,buk kami mana punya uang sebanyak itu kami ini orang miskin” ayah Adi merasa
tidak puas dengan jawaban mereka “Saya enggak peduli pokoknya harus bayar kalo tidak saya
laporkan polisi. Saya lagi buru-buru kami tunggu seminggu lagi, permisi” Mereka langsung pergi
sedangkan ayah Arya terlihat marah dengan Arya belum sempat memarahi Arya datang
seseorang lagi.

“Aassalamualaikum” merekalangsung menoleh dan menjawab “walaikumsallam”


Arya lagi -lagi kaget karna melihat orang itu adalah bapak penjual martabak yang ia tabrak. Dia
berfikir ‘dari mana mereka mendapat alamat rumah ini, mungkin dari saat aku di tanya-tanya di
rumah sakit’.

Bapak itu memperkenalkan diri bahw a dia adalah orang yang di tabrak Arya dan
dagangannya hancur. “Gini pak saya minta bapak ganti rugi atas kelakuan anak bapak kira kira
totalnya 5 juta” kembali terkejut ayah Arya berkata “Pak kami masih ada hutang dan kami tidak
punya uang buat bayar hutang kasihanilah kami” Ayah Arya berkata dengan nada memohon
“Ya, gimana ya saya juga harus menafkahi istri dan anak saya kalo bapak tidak bayar saya lapor
polisi”

Setelah kejadian itu Ayah Arya menjadi sangat marah terhdap Anak sulungnya “Buk
gimana ini motor,perhiasan sama tabungan kita di jual enggak bakalan cukup mana bapak tadi
mau ngomong kalo bapak di pecat dari paprik ” tiba tiba Edo adik Arya menyela pembicaraan
“Pak,Buk kata bu guru ung spp sekolah harus di bayar sudah hampir 3 bulan enggak di bayar klo
enggak enggak bisa ikut ualanagan” kedua orang tua mereka Nampak pusing menghadapi
masalah yang sebagian besar di sebabkan oleh Arya

Setelah Ayahnya memarahi Arya dia pergi keluar untuk mencari pekerjaan serabutan.
Aya kemudian meminta uang kepada ibunya untuk pergi menyegrkan pikiran tetapi ibunya
menolaknya sehingga terjadilah cekcok adu mulut tetapi ibunya tetap berkata denagan sabar.
Tidak dengan Arya dia memarahi ibunya hingga mendorang orang yang telah melahirkannya itu
hingga terjatuh di lantai.

Arya yang kesal berjalan jalan keluar ruma hingga tibalah dia di sebuah warung dan
melihat ada sebuah HP di atas meja, Arya berniat mencuri HP tersebut dan langsung
meluncurkan aksinya.setelah berhasil mencuri sebuah HP Arya bergegas menjual HP itu untuk
berfoya-foya dan membeli minuman keras untuk menghilangkan stress.

Arya pulang ke rumah pada saat larut malam dan tidak menghiraukan amarah ayahnya
dan langsung menunci diri di kamar. Keesokan harinya arya bangun siang tidak ada yang
membangunkannya karna orang tuanya sibuk mencari uang. Kesempatan itu dimanfaatkannya
untuk mabuk-mabukan lagi karna tidak memiliki uang Arya mencaba mencuri lagi.

Karna sudah berkeliling tetapi masih bekum mendapatkan mangsa Arya terfikir untuk
mencuri kotak amal di sebuah masjid yang sepi. Setelah mendapat target Arya langsung
membawa kabur kotak amal tersebut tanpa disadari ada seseorang yang melihat perbuatan Arya
dan berteriak “maliiiiing!”

Warga warga pun langsung mengejar Arya hingga ke persimpangan jalan karna ia
panic dengan kejaran warga Arya tidak melihat sekeliling lagi dan langsung menyebrang jalan.
Tak terduga ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabrak Arya. Arya langsung pingsan
di tempat dan warga segera membawa Aarya ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit kondisi Arya kritis dan langsung di bawa ke ruang IGD
dan dirawat oleh dokter bernama Ghifa. Tidak lama Ibunya Arya dapat kabar bahwa arya masuk
rumah sakit dan segera datang menjumpai Arya yang terbaring lemah di ranjang. Ibu itu menagis
tesedusedu melihat anaknya terbring lamah Arya siuman dari pingsannya dan berkata

“Bu”

“Iya nak kenapa”

“Arya menyesal Bu atas semua perbuatan Arya selama ini pada Ibu”

“Kamu jangn banyak ngomong dulu nak”


“Bu mafkan Arya Bu”

“Arya Ibu-“

Belum selesain Ibunya mennyelesai kalimatnya Arya sudah meninggal dunia tanpa
mendengar ibunya memaafkannya.oleh karna itu kita tidak boleh durhaka kepada orang tua dan
mintamaaflah kepada orang tuamu selagi masih hidup karna penyesalan itu selalu di akhir

Catatan : dokter yang bernama Ghifa


diambil dari nama abu dzar al ghifari
harahap

Nama:Abu Dzar Al Ghifari Harahap

Kelas:9A

Anda mungkin juga menyukai