Anda di halaman 1dari 9

Chapter 1

Di suatu pagi terlihat para jongos terlihat sangat sibuk di suatu


keraton. Pemandangan itu nampak tak asing bagi remaja berusia 23
tahun yang kini tengah duduk di atas ranjang berkelambu putih. Ia
adalah seorang anak tunggal dari pasangan Cakrabuawana
Adiningrat dan Swastamita Adiningrat. Ia bernama Abhipraya.
Aroma dupa yang menguar baru saja dibakar oleh seorang jongos
pribadinya. Juntaian jarik, stagen, dan surjan kebaya hitam baru
saja di siapkan lengkap dengan ikat kepalanya. Terdengar
seseorang mengetuk pintu kamarnya dan memetintahkan
Abhipraya untuk segara menuju ke ruang makan.
Mendengar itu, Abhipraya lalu berdiri sembari menggunakan
semua atributnya. Badan tegap dengan rambut hitam nampak
membuat ia semakin tampan. Tak heran jika ia dikagumi oleh para
wanita di desanya. Jarik dominan cokelat tua mulai diwiru sesuai
pakem yang berlaku diikuti oleh stagen dan perhiasan lainnya.
Abhipraya lalu keluar dari bilik kamarnya menuju ruang makan.
Di ruang makan, terlihat dua insan sedang tertawa ria penih kasih.
Abhipraya lalu duduk di samping Romo dengan perlahan.
Beginilah kehidupan Abhipraya yang agung, kehidupannya yang
cukup mewah dengan palayan-pelayan yang cukup ramai membuat
Abhipraya tidak kekurangan apapun.
Sesi makan telah selesai. Jantung Abhipraya berdegup kencang, ia
berniat meminta izin untuk keluar mencari suatu barang dan juga
menikmati suasana di luar keraton.

1
“Romo ngapunten, Abhipraya mau izin keluar untuk mencari
suatu barang selama 3 hari apakah diizinkan?”
Setelah menghenmbuskan nafasnya, Abhipraya mulai berbicara
perlahan kepada ayahnya. Seketika suasana di meja makan
menjadi hening, semua mata tertuju padanya. Ia melihat wanita
paruh baya dengan balutan kebaya warna hitam mulai berdiri dan
menghampir Abhipraya lalu menggenggam tangannya dengan
khawatir.
“Untuk apa kamu keluar le? Kalau butuh sesuatu bilang ke Romo
mu, biar dia yang belikan” Larang sang ibu dengan nada yang
sangat lembut. Abhipraya lalu membalas ucapannya dengan
senyuman. “Putramu ini sudah terlalu lama dirumah Bu, Abhipraya
bosan dirumah, ingin melihat suasana di luar. Toh ada Jaka yang
menjaga Abhipraya” Jaka merupakan seorang jongos pribadinya.
Tak lama kemuadian, Romo mengijinkan Abhipraya pergi dengan
syarat langsung kembali ke rumah jika urusan sudah selesai.
Abhipraya tersenyum bahagia, ia berterimakasih pada ayahnya
yang telah memberikan izin untuk keluar rumah.

2
Chapter 2

Abhipraya memjamkan matanya dengan perlahan tatkala ker kuda


mulai bergerak lambat. Tujuannya kali ini adalah pergi ke desa
sebelah untuk membeli beberapa barang yang diperlukan.
Sesampainya disana, Abhipraya melihat orang-orang dengan
pakaian mewah. Berbagai kalangan Londho dan Pribumi terlihat
disana. Para gadis menatap Abhipraya dengan kekaguman. Garis
rahang yang begitu kokoh, tatapan yang dalam namum tetap
tenang. Tubuh tanpa cacat terbalut dengan pakaian bludru,
menambah keagungan Abhipraya
Disaat ia sedang membeli barang, ia tertuju pada bangunan megah
berwarna putih. Bangunan itu adalah rumah bordil yaitu rumah
tempat yang digunakan untuk prostitusi.
Setelah ia selesai membeli barang, Ia segera berjalan memasuki
bangunan tersebut. Di luar sana, iringan gending mulai terdengar
berirama alus. Menarik atma siapa saja yang mendengar untuk
masuk tanpa banyak aksama. Langkah Abhipraya terdiam tatkala
raganya terasa masuk ke dimensi lain, tubuhnya menegang penuh
rasa gundah. Di bawah cahaya indurasmi yang begitu elok di
langit, Abhipraya dihadapkan langsung dengan seorang penari
cantik dengan tubuh yang molek. Pinggulnya menari dengan
begitu menggoda menatap Abhipraya penuh puja.
Gadis itu menggunakan rok lebar ala perempuan Netherlands,
perut kecilnya terbuka dengan begitu elok. Rambut panjang yang
terurai itu terhias bunga-bunga cantik. Selendang merah yang
bertengger di lehernya tersibak bersama jemari lentiknya yang

3
ikut menari. Wajah Abhipraya memerah, untuk pertama kalinya ia
dihadapkan dengan tarian erotis yang begitu indah.
Gadis itu maju dengan selendang yang mulai ia mainkan,
menghampiri Anhipraya lalu mengalungkan selendang itu dengan
cepat. Tubuh keduanya mendekat begitu intim, gadis itu lalu
berbisik dengan kalimat yang tak terduga.
"Ambil aku malam ini, selamat kan aku dari pria di belakang sana,
tolong." bisik gadis itu lalu segera mundur dan kembali menari
sambil menatap Abhipraya dengan tatapan berbeda. Tidak lagi
dengan tatapan penuh bhama, yang ada kini adalah tatapan penuh
permohonan yang begitu agung. Abhipraya menatap pria yang
dimaksud sang gadis, di belakang sana terlihat seorang pria
Netherlands dengan tubuh besar tengah meminum arak dikelilingi
oleh banyak gadis yang tengah menggoda sang pria. Sedangkan
sang pria terus menatap sang penari penuh dengan tatapan bhama.
Abhipraya lalu menghampiri pria tersebut dan meminta gadis itu
untuk disewanya. Pria tersebut setuju tetapi meminta uang sebesar
20 juta rupiah. Tanpa berlama-lama sentana menyerahkab kantong
yang berisi uang bernominal 20 juta.

4
Chapter 3

Malam harinya, Abhipraya kembali ke rumah bordil tersebut.


Abhipraya menuju ke ruang yang telah ditunjukkan. Dalam lorong,
tercium aroma dupa yang menguar begitu wangi.
Kriett
Abhipraya membuka pintu sebuah ruangan. Terlihat gadis yang
sangat cantik di dalam ruangan tersebut. Tercium wangi bunga
mawar yang sanagt harum. Ya, gadis itu adalah gadis yang dipesan
Abhipraya waktu itu. Namum, bukan itu tujuan Abhipraya. Ia
berniat untuk menolong gadis tersebut.
"Tolong, aku akan melakukan segalanya untuk membalas mu."
lirih mawar dengan isakan tangis yang terdengar mengiris kalbu
Abhipraya. Dengan ragu, Abhipraya menatap tubuh gadis tersebut.
Wajahnya memang cantik, tapi tidak dengan tubuhnya. Tubuh itu
penuh dengan luka lebam, beberapa diantaranya terlihat seperti
bekas luka sayatan. Tak ada bhama yang tersemat di jiwa
Abhipraya saat melihat gadis tersebut bertelanjang memperlihatkan
tubuhnya yang penuh dengan luka.
"Bukan kah kau bisa keluar jika kamu mau?"
"Tidak tuan, aku berbeda. Aku dijual oleh Ayah ku pada pemilik
rumah ini untuk judi, tubuh ku milik pemilik rumah ini sekarang
dan aku tidak bisa keluar begitu saja." Tanpa berpikir panjang
Ahbipraya menyetujui perkataan gadis tersebut.
“Aku akan membantumu sebisaku”

5
Beberapa lama kemudian, Abhipraya mengajak gadis tersebut
untuk keluar secara bersembunyi. Setelah berhasil keluar, mereka
segera pergi meninggalkan desa tersebut. Mereka pergi
memggunakan kereta kuda yang Abhipraya tumpaki. Jaka tampak
kebingungan mengapa Abhipraya membawa perempuan dari
rumah bordil tersebut, tetapi ia tidak berani bertanya pada
tauannya.
“Oiya, kita belum perkenalan. Aku Abhipraya, namamu siapa?”
Tanya abhipraya ke gadis tersebut. “Namaku Laras”
Mereka kemudian pergi ke pondok milik keluarga Abhipraya yang
dijadikan untuk tempat peristirahatan sementara ketika keluar
rumah. Pondong yang cukup luas itu memiliki dua kamar, Laras
akan tidur di kamar belakang sementara Abhipraya akan tidur di
kamar utamanya. Para jongos nya akan tidur di kereta dan kamar
khusus.
Setelah beberapa hari mereka tinggal di pondok itu, Abhipraya
jatuh cinta kepada Laras. Selain parasnya yang cantik, Laras juga
mempunyai hati yang sangat lembut.

6
Chapter 4

Hari ini adalah hari terakhir mereka di pondok. Abhipraya berniat


mengajak Laras untuk bertemu orang tua nya dan
mempersuntingnya, walaupun didalam hatinya ia ragu karena pasti
orang tua nya tidak mengizinkan ia menikah dengan seseorang
yang bukan keturunan kerajaan
Abhipraya menghampiri Laras di kamarnya, ia berniat
mengutarakan perasaannya. Abhipraya mengetuk kamar Laras, lalu
masuk ke dalam bilik kamar tersebut. “Ada apa Tuan” Tanya laras
kepada Abhipraya. Jantung Abhipraya berdegup sangat kencang.
“Begini Ras, selama beberapa hari kita tinggal bersama, aku jatuh
hati padamu. Selain parasmu yang cantik, namun hatimu juga
selembut kapas. Aku jatuh cinta pada sikapmu Laras, boleh kah
aku mempersunting mu? Jika mau aku akan membawamu ke
rumah dan memperkenalkan mu dengan orang tua ku” Ucapnya
dengan penuh rasa takut. “Tapi aku sudah terlalu kotor, aku tidak
pantas beersanding denganmu. Lagipula, orang tua mu pasti tidak
setuju” Jawab laras dengan rau wajah penuh kesedihan. “Masalah
itu tidak usah dipikirkan, biar aku yang mengujuk Romo dan
Biyung” Mendengar kalimat itu, Laras tersenyum lebar. Ia sangat
bahagia ada seorang yang mau menerima nya.
Beberapa jam kemudian, mereka pergi ke rumah Abhipraya untuk
meminta restu kepada orang tua nya. Sesampainya disana mereka
orang tua mereka terkejut melihat Abhipraya membawa seorang
perempuan yang tidak dikenal. “Le, dia siapa?” tanya sang ibu
dengan nada yang lembut. “Nanti Abhipraya jelaskan di dalam saja

7
ya bu” Jawabnya semabari merangkul sang ibu masuk ke dalam
rumah
Mereka duduk di ruang tamu, semua orang menatap Abhipraya
dengan tatapan kebingungan. “Begini bu, Abhi ingin
memperkenalkan perempuan ini. Namanya Laras, cantik seperti
rupanya. Abhi ingin mempersunting Laras bu, apakah kalian
setuju?” Mereka sangat terkejut dengan perkataan Abhipraya
karena sebelumnya ia sudah dijodohkan oleh keluarga yang berasal
dari kerajaan sebelah. “Le, dia anak dari keturuan kerajaan mana
kalau boleh ibu tau?” Setelah mendengar kalimat itu, Abhipraya
memceritakan semuanya dengan jujur kepada orang tuanya.
Mereka tentu sangat marah dengan Abhipraya. “ Apa-apa an kamu
Abhi! Tidak bisa, mereka yang terpandang wajib bersanding
dengan yang sejajar. Lagi pula perempuan itu sudah kotor”
“Apakah wanita kotor sepertiku tidak layak untuk dicintai? Aku
juga ingin seperti wanita lainnya yang dicintai dan diterima apa
adanya oleh pasangannya” Ucap Laras dalam hati dengan mata
yang sudah berkaca-kaca. Perkataan ibu Abhipraya sangat
mengiris hati Laras. Air matanya mulai menetes, ia tidak mengira
akan ada kalimat yang keluar seperti itu dari ibu Abhipraya.

8
Chapter 5

Tanpa basa-basi, Laras langsung meninggalkan mereka dengan


rasa kecewa dan sakit hati. Tidak pernah terbayangkan, Laras
mendapatkan kalimat seperti itu dari ibu seseorang yang ia cintai.
“Tak seharusnya ibu berkata seperti itu. Itu sangat tidak pantas di
ucapkan ibu, Abhi kecewa dengan ibu” Ucap Abhipraya sembari
lari keluar rumah mengejar Laras. Hati Abhipraya sangat sakit
melihat Laras menangis sesenggukan akibat perkataan ibu nya.
“Laras, maafkan perkataan ibu ku ya? Aku janji, aku akan
berusaha sampai kita bisa bersama. Kamu sabar dulu ya, suatu saat
pasti Romo dan Biyung bisa menerima kamu” Abhipraya meminta
maaf dengan nada yang sangat lembut. “Tak apa Abhi, wanita
kotor sepertiku memang tidak pantas bersanding dengan orang
sepertimu” Jawabnya dengan terpata-patah sesenggukan. “Kamu
juga layak dicintai Laras, aku janji suatu saat kita akan bersama”
Berapa tahun kemudian, Abhipraya dan Laras berhasil meluluhkan
hati Cakrabuwana dan Swastamit. Namun dengan syarat, mereka
harus melakukan kirab terlebih dahulu. Permintaan itu tidak
menjadi beban untuk Abhipraya, yang terpenting ia bisa
bersanding dengan wanita yang dicintai nya.
Setelah beberapa bulan mereka mempersiapkan, akhirnya mereka
menikah dan hidup bahagia. Satu tahun setelah pernikahan ia
dikaruniai seorang anak yang sangat tampan. Mereka hidup dalam
kebahagiaan, ketentraman dan kedamaian.
Laras sadar, bahwa semua wanita itu layak dicintai meskipun
masalalunya buruk.
9

Anda mungkin juga menyukai