Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

HUKUM PRANATA
STADION MATTOANGING/ STADION ANDI MATTALATA

DOSEN:
Ir.hj.Andas Budy ST.MT.IAI

NAMA KELOMPOK:
Ainul Ichsan Kamad 03420210045
Yapsan Rajap 03420210019
Iswahyudyny Abbas 03420210055

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa pula saya
ucapkan salawat serta salam kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang
membawa kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,14 Oktober 2022

penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I................................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................
LATAR BELAKANG......................................................................................
TUJUAN...........................................................................................................
METODE PENULISAN..................................................................................
BAB II..............................................................................................................
TINJAUAN LITERATUR CONTOH..............................................................
APA ITU STADION........................................................................................
JENIS JENIS STADION..................................................................................
STANDAR DALAM PEMBANGUNAN STADION/PERATURAN............
BAB III.............................................................................................................
PEMBAHASAN...............................................................................................
TINJAUAN TERHADAP KASUS..................................................................
KASUS PELANGGARAN..............................................................................
KESIMPULAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Suatu proyek konstruksi yang besar maka akan besar dan tinggi juga tingkat
resiko yang dihadapi, sehingga banyak hal yang perlu diperhatikan agar proyek
tersebut dapat berjalan lancar khususnya masalah hukum yang berkaitan dengan
konstruksi.
Munculnya kasus hukum pada proyek konstruksi terjadi karena adanya
penyimpangan terhadap kontrak baik penyimpangan terhadap volume, kualitas
maupun waktu proyek.
Kasus hukum ini dapat memberikan dampak berupa sanksi hukum baik
perdata maupun pidana. Agar semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan
proyek konstruksi terhindar dari hal tersebut maka perlu untuk mengetahui aspek
hukum dan kasus serta pelanggaran yang sering terjadi dalam proyek konstruksi.
Hal ini juga didukung oleh UU No.18/99 tentang Jasa Konstruksi yang
menyatakan bahwa apabila terjadi ‘kegagalan bangunan/konstruksi” maka semua
pihak yang terlibat dapat diinvestigasi dan dimintai pertanggungjawaban baik
dari pihak owner, perencanan, pelaksana maupun konsultan.
Berbagai contoh kasus akan dibahas untuk mendapatkan ‘Lesson learn’ agar
semua pihak yang terlibat dalam pengelola proyek lebih berhati hati.

B. TUJUAN
memahami tentang aspek hukum dalam pengelolaan proyek konstruksi dan
dapat merencanakan tindakan pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran dan
penyimpangan dalam pengelolaan proyek konstruksi.

C. METODE PENULISAN
1. Membahas kasus persoalan proyek yang ada permasalahan hukum di
indonesia
2. Penjelasan mengenai bangunan
3. Membahas aturan standar dalam pembangunan stadion/aturan berdasarkan
UUD 1945
4. Penjelasan mengenai kasus yang di langgar terhadap pembangunan stadion
5. Menyimpulkan semua rumusan dalam pembahasan.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Stadion
Pada dasarnya kata “Stadion” berasal dari dalam Bahasa
Inggris stadium adalah bentuk Latin dari kata Yunani “stadion”, ukuran panjang
yang sama dengan panjang 600 kaki manusia. Dari segi historis, stadion tertua
yang diketahui adalah Stadion di Olympia di Yunani, tempat Olimpiade kuno
diadakan dari 776 SM.

Awalnya Olimpiade terdiri dari satu acara, sprint di sepanjang stadion.


Stadion Panathenaic kuno yang digali dan direnovasi menjadi tuan rumah versi
awal Olimpiade pada tahun 1870, 1875, 1896 dan 1906. Penggalian dan perbaikan
stadion adalah bagian dari warisan dermawan nasional Yunani Evangelos Zappas,
dan itu stadion kuno pertama yang digunakan di zaman modern.

Pengertian Stadion

Stadion adalah area bangunan untuk menyelenggarakan kegiatan olahraga


sepakbola dan atau atletik serta fasilitas untuk penontonnya. Pada skala kota dan
daerah stadion menjadi prasarana olahraga utama, sebab keberadaannya bisa
berfungsi sebagai pusat kegiatan olahraga, artinya bisa dilaksanakan beberapa
kegiatan olahraga pada satu area. Pagelaran yang diadakan di stadion biasanya
untuk macam-macam olahraga modern yang biasanya di dalam stadion tersebut
peralatannya lengkap.

Sedangkan definisi stadion yang berdasarkan terjemahan dari Hand Book


of Sport and Recreation, atdion dapat didefinisikan sebagai lapangan lomba lari di
kota-kota, tempat diselenggarakannya pertandingan, dan pada akhirnya tempat
yang digunakan untuk pertunjukkan atletik lainnya.
Pengertian Stadion Menurut Para Ahli

Adapun definisi stadion menurut para ahli, antara lain:

1. Cambridge Dictionary, Pengertian stadion adalah lahan tertutup yang


luas dengan deretan kursi di sekeliling sisinya dan seringkali tanpa atap,
digunakan untuk acara olahraga dan pertunjukan musik.
2. Collins Dictionary, Arti stadion adalah lapangan olahraga besar dengan
deretan kursi di sekelilingnya.
3. Merriam-Webster, Makna stadion adalah sebuah bangunan besar yang
biasanya tidak beratap dengan tingkatan kursi untuk penonton di acara
olahraga.

Jenis Stadion

Macam-macam dari bangunan stadion yang diklasifikasikan dalam berbagai


bentuk. berdasarkan tata cara perencanaan Teknik bangunan stadion yaitu;

1. Stadion Terbuka, yaitu stadion sepakbola dengan arena permainan yang


terbuka atau tanpa atap.
2. Stadion Tertutup, yaitu stadion sepakbola yang semua ruangan dan arena
olahraganya terdapat di dalam gedung.
3. Stadion Bergerak, yaitu stadion yang merupakan hasil kombinasi dari
stadion terbuka dan tertutup. Stadion bergerak memadukan teknologi
tinggi, sehingga atap stadion dapat dibuka ataupun ditutup sesuai
kebutuhan.

Berdasarkan Olahraga yang Diakomodasi


Yaitu;

1. Stadion Sepak Bola, yaitu stadion yang fungsinya dikhususkan


untuk olahraga sepak bola saja.
2. Stadion Olimpik, yaitu stadion yang bukan hanya difungsikan untuk
peratndingan sepak bola saja, tapi ada pula fasilitas untuk olahraga atletik.
Berdasarkan Kapasitas Tempat Duduk
Antara lain;

1. Tipe A, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya


melayani wilayah provinsi dengan kapasitas tempat duduk mencapai
30.000-50.000 kursi.
2. Tipe B, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya
melayani wilayah kabupaten atau kotamadya dengan kapasitas tempat
duduk mencapai 10.000-30.000 kursi.
3. Tipe C, Kapasitas penonton dan wilayah pelayanannya: Penggunaannya
melayani wilayah kecamatan dengan kapasitas tempat duduk mencapai
5.000-10.000 kursi.

Menurut FIFA, secara umum stadion yang digunakan untuk pertandingan


internasional mempunyai kapasitas 30.000 tempat duduk, bahkan lebih ideal jika
menyediakan kapasitas 40.000 tempat duduk.

Selain jenis-jenis stadion tersebut, ada pula istilah stadion berkubah, yang
dapat dibedakan dari stadion konvensional dengan atapnya yang tertutup. Banyak
di antaranya sebenarnya bukan kubah dalam arti arsitektur murni, beberapa lebih
digambarkan sebagai kubah, beberapa memiliki atap yang disangga rangka dan
lainnya memiliki desain yang lebih eksotis seperti struktur tensegrity.

Akan tetapi, istilah “kubah” dalam konteks stadion sudah menjadi standar
bagi semua stadion tertutup, terutama karena stadion tertutup yang pertama kali
ada, yaitu Houston Astrodome, dibangun dengan atap yang berbentuk kubah.

Beberapa stadion memiliki atap parsial, dan beberapa bahkan telah


dirancang untuk memiliki lapangan yang dapat dipindahkan sebagai bagian dari
infrastruktur. Mercedes-Benz Superdome di New Orleans adalah struktur kubah
asli yang terbuat dari bingkai pipih multi-cincin dan memiliki diameter 210 m
(680 kaki). Ini adalah struktur kubah tetap terbesar di dunia.
Meskipun tertutup, stadion kubah disebut stadion karena cukup besar untuk, dan
dirancang untuk, apa yang umumnya dianggap sebagai olahraga luar ruangan
seperti atletik, sepak bola Amerika, sepak bola asosiasi, rugby, dan bisbol. Yang
dirancang untuk olahraga dalam ruangan seperti bola basket, hoki es, dan bola
voli umumnya disebut arena atau gelanggang olahraga (gor). Pengecualian
meliputi:

1. Cameron Indoor Stadium, lokasi program bola basket pria dan wanita Blue
Devils dari Duke University.
2. Red Bull Arena, tempat terbuka yang menjadi rumah bagi New York Red
Bulls dan Sky Blue FC Major League Soccer dari National Women’s
Soccer League.
3. Paris La Défense Arena, stadion berkubah yang menjadi rumah bagi klub
persatuan rugby Racing 92. Namun, tempat tersebut memiliki blok tempat
duduk yang dapat dipindahkan yang memungkinkan konfigurasi yang
sesuai untuk olahraga lapangan dalam ruangan.
4. Stadion Chicago (dihancurkan), bekas kandang Chicago Blackhawks dari
National Hockey League dan Chicago Bulls dari National Basketball
Association.

Fungsi Stadion

Stadion berfungsi untuk menunjang beragam kegiatan. Kegiatan utama yang dapat
dilakukan di stadion bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya
(Geraint John et al (2007), yaitu:

1. Kegiatan olahraga, yaitu kegiatan yang mencakup latihan dan


pertandingan olahraga yang biasanya dilakukan oleh para atlit olahraga
seperti olahraga sepakbola dan atletik.
2. Kegiatan menonton olahraga, yaitu kegiatan menonton atau
menyaksikan jalannya latihan dan pertandingan olahraga.
3. Kegiatan Servis, yaitu kegiatan yang berupa pelayanan operasional
bangunan stadion, ketika kegiatan olahraga sedang berlangsung atau tidak.
Kegiatan tersebut mencakup keamanan, perawatan bangunan stadion
beserta semua fasilitasnya, dan mehanical electrical engineering (MEE).
4. Kegiatan manajerial, yaitu kegiatan pengeloaan manajemen stadion,
yang biasanya dilakukan oleh pengelola stadion.
5. Kegiatan bisnis, yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan cara
menyewakan ruang-ruang untuk perdagangan dan aktifitas pendukung
lainnya.
6. Kegiatan rekreasi, yaitu kegiatan santai yang tidak terjadwal. Ini
dilakukan misalnya dengan memanfaatkan lokasi dan fasilitas pendukung
yang ada di stadion, seperti menjadi wedding venue atau tempat konser.

Contoh Stadion

Adapun untuk beragam contoh bangunan stadion, antara lain:

1. Gelora Bung Karno

Stadion Utama Gelora Bung Karno dulunya Stadion Utama Gelora Senayan
merupakan sebuah stadion serbaguna yang terdapat di Kota Jakarta. Ini adalah
bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini
pada umumnya difungsikan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat
internasional.

Saat pertama kali dibuka sebelum Asian Games 1962, stadion ini memiliki
kapasitas tempat duduk 110.000. Itu telah berkurang dua kali selama renovasi:
pertama menjadi 88.306 pada tahun 2006 untuk Piala Asia AFC 2007 dan
kemudian menjadi 77.193 kursi tunggal sebagai bagian dari renovasi untuk Asian
Games 2018 dan Asian Para Games, di mana ia menjadi tuan rumah upacara dan
kompetisi atletik

2. Mercedes-Benz Superdome

Mercedes-Benz Superdome, sering disebut hanya Superdome, adalah stadion


olahraga dan pameran berkubah yang terletak di Central Business District New
Orleans, Louisiana, Amerika Serikat. Ini terutama berfungsi sebagai tempat tuan
rumah untuk New Orleans Saints dari National Football League (NFL).

Selain itu juga sebagai stadion tuan rumah untuk Sugar Bowl, New Orleans Bowl
di sepak bola perguruan tinggi, dan pertandingan sepak bola persaingan lama dari
Universitas Selatan dan Grambling Konferensi SWAC Universitas Negeri, yang
dikenal sebagai Bayou Classic.

Rencana dibuat pada tahun 1967 oleh firma arsitektur modernis New
Orleans, Curtis and Davis dan bangunan tersebut dibuka sebagai Louisiana
Superdome pada tahun 1975. Rangka bajanya mencakup hamparan seluas 5,3 ha
dan 83 m.

Kubah terbuat dari bingkai pipih multi-cincin dan memiliki diameter 680
kaki (207 m), menjadikannya struktur kubah tetap terbesar di dunia. Itu
bersebelahan dengan Smoothie King Center.

B. Aturan pembangunan stadion menurut UUD 1945


GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS


IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 14 TAHUN 2019

TENTANG

PENUGASAN KEPADA PERSEROAN TERBATAS JAKARTA PROPERTINDO


(PERSEROAN DAERAH) DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN OLAHRAGA
TERPADU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Menimbang:
a. bahwa untuk penyediaan fasilitas umum bagi masyarakat, perlu
dibangun kawasan olahraga terpadu yang didalamnya terdapat
stadion olahraga bertaraf internasional beserta fasilitas
pendukungnya, kawasan yang terintegrasi dengan sarana angkutan
umum massal, fasilitas kegiatan campuran dan ruang terbuka
hijau;
b. bahwa agar pembangunan dan pengelolaan pada kawasan olahraga
terpadu sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat dilakukan
secara optimal, berkelanjutan dan profesional, Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta perlu• • menugaskan Perseroan
Terbatas Jakarta Propertindo (Perseroan Daerah);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang
Penugasan Kepada Perseroan Terbatas Jakarta Propertindo
(Perseroan Daerah) dalam Pengembangan Kawasan Olahraga
Terpadu;

Mengingat:

1. Undang-Undang • Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem • Keolahragaan


Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah


Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015;

4. Peraturan Pernerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan


Keolahragaan;'
5. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik
Daerah;

6. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Keolahragaan;

7. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan • dan Susunan


Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

8. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Tahun 2017-2022;

9. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2018 tentang Perseroan Terbatas Jakarta


Propertindo (Perseroan Daerah);

10. Peraturan Gubernur Nomor 68 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan


Kegiatan Strategis Daerah;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENUGASAN KEPADA
PERSEROAN TERBATAS JAKARTA PROPERTINDO (PERSEROAN
DAERAH) DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN OLAHRAGA
TERPADU.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur


penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


4. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

5. Inspektorat adalah Inspektorat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

6. Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BP BUMD
adalah Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.

7. Dinas Pemuda dan Olahraga adalah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Daerah
Khusus ibukota Jakarta.

8. Biro Tata Pemerintahan adalah Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

9. Biro Pendidikan dan Menta1 Spiritual adalah Biro Pendidikan dan Mental Spiritual
Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

10. Perseroan Terbatas Jakarta Propertindo (Perseroan Daerah) yang selanjutnya disebut
1-1 Jakarta Propertindo (Perseroda) adalah Badan Usaha Milik Daerah Milik Pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

11. Kawasan Olahraga Terpadu adalah kawasan yang didalamnya terdapat stadion
olahraga bertaraf internasional beserta fasilitas pendukungnya, kawasan yang terintegrasi
dengan sarana angkutan umum massal, fasilitas kegiatan campuran, dan ruang terbuka
hijau.

12. Stadion Olahraga Bertaraf Internasional adalah Stadion Sepak Bola bertaraf
Internasional beserta fasilitas pendukunganya sesuai dengan standarisasi Fderation
Internationale de Football Association (FIFA).

13. Fasilitas Kegiatan Campuran adalah fasilitas yang diarahkan dan diperuntukkan bagi
pengembangan kegiatan campuran bangunan umum dengan permukiman beserta
fasilitasnya yang dirancang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan masyarakat di mana
fasilitas kegiatan tersebut dibangun, dikelola serta dipelihara dengan baik

14. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
15. Badan Usaha Lainnya adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
badan usaha swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas dan badan hukum asing.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meiputi:

a. penugasan;

b. pendanaan;

c. dukungan Pemerintah Daerah; d. keadaan kahar;

e. pelaporan; dan

f. pengawasan dan pengendalian.

BAB III

PENUGASAN

Pasal 3

1) Pemerintah Daerah mengembangkan Kawasan Olalu-aga Terpadu pada


lahan pengganti stadion lebak bulus seluas 265.335,99 m2 (dua ratus enam
puluh lima ribu tiga ratus tiga puluh lima koma sembilan sembilan meter
persegi) di Jalan RE Martadinata/Sunter Pet:mai Kelurahan Papanggo,
Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara.
2) Dalam mengembangkan Kawasan Olahraga Terpadu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah menugaskan FT Jakarta
Propertindo (Perseroda) untuk :
a. membarigun dan mengelola Stadion Olahraga Bertaraf intemasional
beserta fasilitas pendukungnya;
b. membangun dan mengelola kawasan olahraga terpadu yang terintegrasi
dengan sarana angkutan umum massal;
c. membangun dan mengelola Fasilitas Kegiatan Campuran; dan
d. menyediakan Ruang Terbuka Hijau.

BAB III
PEMBAHASAN
Kasus pembagunan Stadion Andi Mattalatta
Stadion Andi Mattalatta adalah sebuah stadion di Makassar, Sulawesi
Selatan, Indonesia. Stadion ini lebih sering dipergunakan untuk menggelar
pertandingan sepak bola dan merupakan kandang dari tim kebangaan rakyat
Makassar PSM Makassar. Stadion ini memiliki kapasitas untuk 15.000 orang.
Stadion ini merupakan pusat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional yang ke-4
pada tahun 1957. Stadion ini dulunya adalah perkebunan milik pemerintah Hindia
Belanda yang setelah kemerdekaan Republik Indonesia, atas prakarsa Andi
Mattalatta yang merupakan mantan panglima Kodam XIV/Hasanuddin, diubah
menjadi sebuah stadion olahraga.
Dahulu, stadion ini bernama Stadion Mattoangin. Nama Mattoangin
berasal dari bahasa Makassar, yaitu mattoa yang berarti melirik atau menengok
dan kata anging (angin). Nama tersebut diberikan karena tempat di sekitar stadion
adalah daerah pantai tempat berlabuhnya perahu Pinisi yang para awaknya
biasanya menengok angin sebagai tanda bahwa cuaca saat itu dalam keadaan baik
dan siap untuk berlayar.

Setelah itu, pembangunan Stadion Barombong tidak pernah lagi dilanjutkan.


Pemprov Sulsel fokus mengawal renovasi Stadion Andi Matalatta Mattoanging
yang kondisinya kini juga masih belum jelas usai stadion dirobohkan.

KASUS PELANGGARAN KODE ETIK ARSITEK


1) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan Umum
 Seorang arsitek tidak semaksimal mungkin untuk menampilkan kepakaran
dan
kecakapannya secara maksimal dalam menangani pekerjaan .

 Mendesain bangunan tanpa meneliti bahwa lokasi perencanaan merupakan


kawasan yang mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi yang harusnya
dilestarikan.

 Bersikap masa bodoh atau membiarkan bahwa ada suatu kegiatan


renovasi/pembangunan pada suatu bangunan yang mempunyai nilai
sejarah
dan budaya tinggi yang seharusnya dilestarikan-Menggunakan SDM yang
tidak
sesuai dengan keahliannya dan tingkat kemampuan dan
pengalamannya bidang arsitektur dalam menangani perancangan
bangunan.

 Memberikan pelayanan teknis keahlian yang berbeda karena factor sara,


golongan
dan gender.
2) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap kepentingan masyarakat
 Melanggar hukum dengan mengabai-kan undang-undang/ peraturan yang
terkait
dengan proyek pembangunan.

 Menjanjung dan mempromosikan dirinya untuk mendapatkan pekerjaan


baik
secara lesan atau lewat media.

 Menyebut suatu produk bahan dalam pekerjaan proyeknya dengan


mendapat
imbalan.

 Melakukan penipuan/ kebohongan terkait dengan tugas profesi arsitek.

 Menyuap kepada pihak tertentu untuk mendapatkan pekerjaan.

3) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Pengguna Jasa


 Melaksanakan pekerjaan bidang arsitektur tanpa memiliki Sertikat
Keahlian
Arsitek.

 Menerima pekerjaan bidang arsitektur diluar jangkauan kemampuannya.


 Mengajukan imbalan jasa yang tidak sesuai standard /hubungan kerja
/standar IAI bidang arsitektur
.
 Tidak melasanakan tugas pekerjaan sesuai dengan kontrak yang berisi
tentang
lingkuppenugasan, produk yang diminta, imbalan jasa yg disepakati, tugas
dan
tanggung jawab yang diembannya, hak dan kewajiban yang harus
dipenuhi.

 Mengubah/mengganti lingkup/program/target penugasan tanpa seijin


pemberi
tugas -Membuka rahasia dan menginformasikan pada pihak lain tanpa
persetjuan pemberi tugas.

 Menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian kepada calon


penggunajasa atau
penggunaan jasa untuk memperoleh penunjukan.

 Menyarankan kepada pengguna jasa untuk melakukan pelanggaran hukum


atau
kode etik dan kaidah tata laku profesi untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
4) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap Profesi.
 Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang bukan dari hasil
desainnya.

 Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas fakta materil,


kualifikasi
keprofesian, pengalaman kerja atau penampilan karya kerjanya serta
mamp

 menyampaikan secara cermat, lingkup dan tanggung jawab yang terkait


dengan
pekerjaan yang diakui sebagai karyanya.

 Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam asosianya.

5) Penyimpangan/Pelanggaran terhadap teman sejawat


 Tidak memberitahukan pada arsitek yang terdahulu apabila
meneruskan/mengganti
Pekerjaannya

 Meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin arsitek yang


bersangkutan.

 Mengambil alih pekerjaan arsitek lain sebelum ada pemutusan hubungan


kerja
dengan pihak pengguna jasa.

 Mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan keuntungan


kompetitif dari
arsitek lain.-Mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan IAI.

SANKSI
Seperti diketahui bahwa pelanggaran atau penyimpangan dari apa yang
tetera dalam Kode Etik dan Kaidah dan Tata Laku Profesi IAI tidak ada sangsi
hukumnya, yang ada adalah sangsi organisasi yaitu berupa teguran lesan, teguran
tertulis, penonaktifan sebagai anggota dan yang paling berat adalah dikeluarkan
sebagai anggota IAI. Sangsi yang diberikan oleh organisasi (IAI) ini akan
berdampak pada profesi dan pskologis bagi anggota yang kena sangsi, bahkan
kemungkinan tidak mendapatkan pekerjaan sebagai profesi arsitek.Namun apabila
pelanggaran ini menyangkut hokum terkait dengan pelanggaran undang-undang,
peraturan pemerintaha dan lain sebagainya maka penyelesaiannya lewat
pengadilan.

DAFTAR PUSTAKA
https://dosenpenjas.com/pengertian-stadion/
https://peraturanpedia.id/peraturan-menteri-pemuda-dan-olahraga-
nomor-7-tahun-2021/
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/
Pergub_No._14_Tahun_2019%20(1).pdf

https://paralegal.id/peraturan/peraturan-menteri-pemuda-dan-olahraga-
nomor-7-tahun-2021
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3044/05.2%20bab
%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y

http://www.informasi-training.com/aspek-hukum-dan-kasus-hukum-
dalam-proyek-konstruksi-2

Anda mungkin juga menyukai