Anda di halaman 1dari 18

DASAR TEKNIK

“PERPIPAAN”

Disusun Oleh:
Nola Vidya Dewi

1B SANITASI
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat taufik dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah perpipaan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak dosen pengajar Dasar Teknik, Bapak M. Fadhil Idris,S.K.M., dan kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi baik moral atau material dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari semua pihak terkait dengan relevansi
makalah ini agar bisa menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Tanjungpinang, 5 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Makalah .................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
ISI.................................................................................................................................................... 6
2.1 Sejarah Perpipaan.................................................................................................................. 6
2.2 Instalasi Perpipaan ................................................................................................................ 6
2.2.1 Fungsi Instalasi Pipa ...................................................................................................... 7
2.2.2 Syarat Pipa ..................................................................................................................... 7
2.2.3 Fungsi Pipa......................................................................................................................... 8
2.2.4 Jenis Pipa ........................................................................................................................... 8
2.3 Alat Bantu Pekerjaan Pipa................................................................................................ 9
2.4 Katup Pipa Beserta Jenisnya ............................................................................................... 11
2.5 Saniter Beserta Jenis – Jenisnya ......................................................................................... 15
2.5.1 Pengelompokan Alat – Alat Saniter ............................................................................. 15
BAB III ......................................................................................................................................... 17
PENUTUP..................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan pipa banyak digunakan oleh perusahaan – perusahaan sebagai
pendistribusian air minum, minyak maupun gas. Demikian juga dengan kebutuhan air pada
rumah tangga. Penggunaan pipa ini paling banyak digunakan baik untuk penyaluran air bersih
maupun sanitasi. Pipa merupakan sarana fluida yang memiliki berbagai ukuran dan bentuk
penampang. Baik bentuk penampang lingkaran maupun kotak. Material pipa bermacam–macam
yaitu baja, plastik, PVC, tembaga, kuningan dan lain sebagainya (Negara, 2011).

Sistem instalasi perpipaan merupakan suatu sistem yang sangat penting pada kebutuhan
rumah tangga. Pipa pada umumnya berguna untuk mengalirkan suatu fluida baik itu cair maupun
gas, dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan memanfaatkan bantuan mesin ataupun pompa.
Sistem perpipaan harus disusun se-praktis mungkin dengan minimum bengkokan dan
sambungan. Pada sistem instalasi yang diharapkan dapat menghasilkan suatu jaringan instalasi
pipa yang efisien baik dari segi peletakan maupun segi keamanannya harus diperhatikan sesuai
peraturan klasifikasi maupun dari spesifikasi installation guide dari sistem pendukung
permesinan (Hasbi, 2009).

Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari sistem pipa
tunggal sederhana sampai sistem bercabang yang sangat kompleks. Contoh sistem perpipaan
adalah sistem distribusi air bersih pada gedung atau kota, sistem pengangkutan minyak dari
sumur ke tandon atau tangki penyimpanan, sistem distribusi udara pendingin pada suatu gedung,
sistem distribusi uap pada proses pengeringan dan lain sebagainya. Sistem perpipaan meliputi
semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan, yaitu saringan (strainer), katup
(valve), sambungan (fitting), nozzle dan lain sebagainya. Untuk sistem perpipaan yang
menggunakan fluida cair umumnya dari lokasi awal fluida dipasang saringan untuk menyaring
kotoran agar tidak menyumbat aliran fluida. Saringan (strainer) dilengkapi dengan katup searah
(foot valve) yang berfungsi mencegah aliran kembali ke lokasi awal atau tandon. Sedangkan
sambungan dapat berupa sambungan penampang tetap, sambungan penampang berubah, belokan
(elbow) atau sambungan bentuk T (tee) dan masih banyak komponen-komponen yang digunakan
dalam sistem perpipaan.
1.2 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Sejarah mengenai perpipaan


2. Fungsi instalasi pipa, syarat, jenis, dan fungsi pipa
3. Alat bantu dalam sistem perpipaan
4. Pengertian katup pipa beserta jenisnya
5. Pengertian saniter beserta alat - alatnya
BAB II
ISI
2.1 Sejarah Perpipaan
Piping menurut sejarah, pertama kali digunakan oleh masyarakat China untuk
mengalirkan air ke pertanian mereka kira kira 3000 tahun sebelum masehi. Selain penduduk
China, penduduk di daerah yang dahulu disebut valley (sekarang Pakistan dan sebelah utara
India), pada tahun 2500 sebelum masehi terkenal sebagai ahli dalam pembuatan jaringan
pemipaan rumah-rumah.

Selain negara tersebut, Mesir juga tercatat dalam sejarah ketika penduduknya berhasil
mengalirkan air Sungai Nil untuk mengalirakan sawah sawah mereka. Negara Roma juga
berhasil dalam hal mendesain dan mendirikan jaringan pemipaan khususnya untuk keperluan air
minum, mandi dan air mancur pada abad 150 sesudah masehi

Dalam sistem perpipaan, dikenal dua istilah yaitu piping dan pipe line. Walaupun sama
sama mengunakan pipa, tapi dua sistem ini berbeda. Piping menghubungkan fluida satu sistem
ke sistem lainnya, dan biasanya jaraknya cukup dekat. Sedangkan pipeline menghubungkan plant
(facility) satu dengan yang lainnya, yang jarak serta ukurannya sangat besar.

Dalam sebuah sistem perpipaan, kita akan mengenal istilah NPS, Nominal Pipe Size dan
DN, Diameter Nominal. Kedua istilah tersebut adalah sama, yaitu menunjukkan diameter
nominal (bukan ukuran sebenarnya) dari sebuah pipa. Maksudnya nominal adalah seperti ini,
kalau kita menyebutkan pipa dua 2” (dua inc) Maka pipa tersebut memiliki ukuran sekitar dua
inc. Namun diameter dalamnya (ID) tidak mutlak dua inc, nilai dua inc tersebut hanya nominal,
bukan ukuran sebenarnya.

Pada awalnya, memang ukuran pipa yang ditunjukkan adalah ID nya, yang dikenal
dengan IPS, Iron Pipe Size. Pipa dengan IPS 6, maka ia memiliki nilai diameter pipa sekitar 6
inc, begitu juga untuk ukurang 2 inc, 4 inc dan lain sebagainya. Pada waktu itu, ukuran ketebalan
pipa hanya satu, yang dikenal dengan standard (STD).

Namun dengan meningkatnya penggunaan pipa, terutama untuk pressure yang sangat
tinggi, maka digunakanlah pipa dengan ketebalan yang maximum, yang dikenal dengan extra
strong (XS). Semakin tinggi pressure, maka semakin tebal sebuah pipa. Ketebalah tersebut di
dalam sebuah sistem perpipaan dikenal dengan istilah schedule (SCH).

2.2 Instalasi Perpipaan


Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari
tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa.
Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin, memindahkan
minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin
ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal serta masih banyak lagi fungsi lainnya. Sistem
perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan dan sambungan
las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang dapat dilepaskan dan
dipisahkan bila perlu. Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan mekanis. Sistem perpipaan ini
harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa melalui
sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang
cukup tanpa merusak isolasi.

Pada perancangan sistem instalasi diharapkan menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa
yang efisien dimana aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi keamanan dalam
pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi maupun dari spesifikasi
installation guide dari sistem pendukung permesinan.

2.2.1 Fungsi Instalasi Pipa


Fungsi instalasi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair, gas
maupun uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan efek, temperatur
dan tekanan fluida yang dialirkan,lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar. Selain fungsi di atas
jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai konstruksi bangunan gedung, gudang dan lain-
lain.

2.2.2 Syarat Pipa


Pipa instalasi harus memenuhi ketentuan pada persyaratan sebagai berikut:

1. Pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap kelembaban. Misalnya: pipa
baja, pipa PVC (pastik) atau bahan lain yang sederajat. (Pasal 730 D2 PUIL 77).
2. Pipa instalasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi secara mekanis
hantaran yang ada di dalamnya dan harus tahan terhadap tekanan mekanis yang mungkin
timbul selama pemasangan dan pemakaian. (pasal 730 D3 sub. A PUIL 771).
3. Permukaan bagian dalam dan luar dari pipa harus licin dan rata, tidak boleh terdapat
lubang atau tonjolan yang tajam atau cacat lain yang sejenis pada bagian dalam atau luar
pipa tersebut, serta harus dilindungi secara baik terhadap karat. (pasal 730 D3 sub.b PUIL
77).
4. Pada bagian dalam pada ujung dari bahagian penyambung pipa tidak boleh terdapat
bahagian tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir lewat mana hantaran itu ditarik
harus licin dan tidak tajam. Pada ujung bebas dari pipa instalasi yang terbuat dari baja,
kawat dipasang-selubung masuk (tule) yang berbentuk baik dan terbuat dari bahan yang
awet.
5. Pemasangan pipa instalasi harus sedemikian rupa sehingga hantaran dapat ditarik dengan
mudah setelah pipa benda bantu dipasang, serta hantaran dapat diganti dengan mudah
tanpa membongkar sistem pipa (pasal 730 F1 PUIL 77).
2.2.3 Fungsi Pipa
Fungsi pipa adalah untuk melindungi pemasangan kawat penghantar.
Dengan pemasangan pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang baik dan rapi.

2.2.4 Jenis Pipa


Berdasarkan cara pembuatannya secara umum kita mengenal 3 jenis pipa besi yaitu:

1. Pipa Baja Seamless (pembuatan pipa tanpa pengelasan) yaitu dibentuk dengan
menusuk batang besi silinder untuk menghasilkan lubang pada diameter dalam pipa.

2. Pipa Baja Welded (pembuatan pipa dengan pengelasan) yaitu dibentuk dengan
pelengkungan plat baja hingga ujung sisinya saling bertemu untuk kemudian
dilakukan pengelasan.

3. Pipa Besi Ductile yaitu dibentuk dengan cara casting sentrifugal logam campuran
panas.

Jenis - jenis pipa dapat dilihat dari struktur bahan baku yang digunakan secara umum:

1. Pipa Carbon Steel


2. Pipa Steinless Steel
3. Pipa Carbon Moly
4. Pipa Chrom Moly
5. Pipa Ferro Nikel
6. Pipa Galvanis
7. Pipa Duplex (biasa digunakan di proyek migas)
8. Pipa HDPE (High Density PolyEthylene)
9. Pipa PVC

Jenis pipa dari bahan khusus antara lain :

1. Pipa Vibre Glass


2. Pipa Aluminium
3. Pipa Wrought Iron (besi tanpa tempa)
4. Pipa Cooper (tembaga)
5. Pipa Nickel Cooper (timah tembaga)
6. Pipa Nickel Chrom Iron / inconnel (besi timah chrom)
7. Pipa Red Brass (kuningan merah)

2.3 Alat Bantu Pekerjaan Pipa


1. Alat Pemberi Tanda
 Penggores baja
Terbuat dari baja yang keras dengan ujung yang lancip, Berguna untuk menggores
sebagai penandaan pengukuran pada pipa.

2. Alat Sambung
Untuk membuat suatu instalasi pasti kita membutuhkan banyak pipa, karena keterbatasan
panjang, dan bentuk pipa yang dijual di pasaran dan diproduksi dari pabrik, maka dalam
pekerjaan suatu instalasi kita tak terlepas dari penyambungan-penyambungan pipa.
Adapun macam-macam alat sambung tersebut adalah sebagai berikut:
 Socket
· Digunakan untuk memperpanjang pipa (menyambung pipa lurus)
· Diameter pipa yang disambung sama dengan penyambungan
· Memakai ulir dalam
 Elbow Galvanis
· Digunakan untuk membelokkan aliran
· Menggunakan ulir dalam
 Elbow PVC
· Digunakan untuk membelokkan aliran pada pipa pvc
 Bend
· Digunakan untuk membelokkan arah aliran
 Tee Stuck
· Digunakan untuk membagi aliran menjadi dua arah
 Reducer Elbow
· Digunakan untuk memperkecil aliran yang dibelokkan tanpa mengurangi kecepatan
 Reducer Socket
· Digunakan untuk memperkecil aliran
 Cross
· Digunakan untuk membagi aliran menjadi 3 arah
 Barrel Union
· Digunakan untuk menyambung pipa permanent ( mati ) yang terdiri dari 3 bagian
 Dop ( F )
· Digunakan untuk menutup aliran pada ujung pipa
 Plug
· Digunakan untuk menutup pipa pada sambungan
 Stop Kran ( Gate Valve )
· Digunakan untuk mengatur aliran yang masuk dalam gedung
· Dipasang sebelum meteran
· Dapat menutup / menghentikan aliran pada saat perbaikan
 Kran
· Digunakan untuk penutupan atau pengeluaran air pada tempat tertentu
 Bushis
· Digunakan untuk menyambung 2 buah pipa yang berlainan ukuran diameternya
· Mempunyai ulir luar pada sisi luar dan ulir dalam pada sisi dalam

3. Alat Ukur
 Siku-siku
Terbuat dari baja atau stainless, mempunyai ukuran dan berguna untuk memeriksa
kesikuan dari alat kerja atau benda-benda kerja.
 Roll meter
Digunakan untuk mengukur besaran panjang, lebar, dan tinggi.

4. Alat Pemotong
 Gergaji Besi
Mata gergaji terbuat dari baja keras. Ada yang mempunyai satu sisi dan ada yang
mempunyai dua sisi.
 Pipe cutter ( pipa galvanis )
Digunakan untuk memotong pipa tegak lurus terhadap sumbu panjang pipa.
 Boring Reamer
Berbentuk seperti bor tangan yang berguna untuk membersihkan bram pada bagian dalam
pipa dengan cara memasukkan reamer ke dalam pipa kemudian diputar.
5. Alat Ulir
 Snay (alat untuk mengulir)
Alat ini terbuat dari baja yang berbentuk sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk
membuat ulir. Alat ini terdiri tangkai dan mata ulir.

6. Alat Penjepit
 Three Stand
Alat ini terbuat dari besi campur baja yang dibuat sedemikian rupa dan diberi ragum
agar dapat menjepit pipa selama pekerjaan berlangsung, kakinya terbuat dari pipa besi
yang kuat untuk menopang bagian atasnya bila pipa terlalu panjang,
maka alat ini disertai alat untuk penyanggaan yang dapat dinaikkan dan diturunkan
 Ragum Pipa
Alat ini berguna terbuat dari baja dan gunanya untuk menjepit benda kerja.

7. Alat Penunjang
 Sikat kawat
Berguna untuk membersihkan bram setelah diulir dan membersihkan benda kerja.
 Kunci pipa
Digunakan sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pekerjaan pipa.

2.4 Katup Pipa Beserta Jenisnya


Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol
aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau
menutup sebagian dari jalan alirannya.

Valve (katup) dalam kehidupan sehari-hari, paling nyata adalah pada pipa air, seperti
keran untuk air. Contoh akrab lainnya termasuk katup kontrol gas di kompor, katup kecil yang
dipasang di kamar mandi dan masih banyak lagi.

Katup memainkan peran penting dalam aplikasi industri mulai dari transportasi air
minum juga untuk mengontrol pengapian di mesin roket.

Valve (katup) dapat dioperasikan secara manual, baik oleh pegangan, tuas pedal dan lain-
lain. Selain dapat dioperasikan secara manual katup juga dapat dioperasikan secara otomatis
dengan menggunakan prinsip perubahan aliran tekanan, suhu dan lain-lain. Perubahan -
perubahan ini dapat mempengaruhi diafragma, pegas atau piston yang pada gilirannya
mengaktifkan katup secara otomatis.
Jenis – Jenis Katup:

1. Gate Valve

Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara mengangkat
gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.

Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam sistem perpipaan. Yang
fungsinya untuk membuka dan menutup aliran.

Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan cara membuka
setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini harus benar benar terbuka
(fully open) atau benar-benar tertutup (fully close). Jika posisi gate setengah terbuka maka akan
terjadi turbulensi pada aliran tersebut.

2. Globe Valve

Globe Valve adalah jenis Valve yang digunakan untuk mengatur laju aliran fluida dalam pipa.

Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah gerakan tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini
memastikan bahwa ruang berbentuk cincin antara disk dan cincin kursi bertahap sedekat Valve
ditutup.
Ada tiga jenis desain utama bentuk tubuh Globe Valve, yaitu: Z-body, Y-body dan Angle- body :

 Z-Body desain adalah tipe yang paling umum yang sering dipakai, dengan diafragma
berbentuk Z. Posisi dudukan disk horizontal dan pergerakan batang disk tegak lurus
terhadap sumbu pipa atau dudukan disk. Bentuknya yang simetris memudahkan dalam
pembuatan, instalasi maupun perbaikannya.

 Y-Body desain adalah sebuah alternatif untuk high pressure drop. Posisi dudukan
disk dan batang (stem) ber sudut 45˚ dari arah aliran fluidanya. Jenis ini sangat cocok
untuk tekanan tinggi

 Angle-Body desain adalah modifikasi dasar dari Z-Valve. Jenis ini digunakan untuk
mentransfer aliran dari vertikal ke horizontal.

3. Ball Valve

Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat
(seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang, yang berada di tengah sehingga ketika lubang
tersebut segaris lurus atau sejalan dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi.

Tetapi ketika katup tertutup, posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup, maka aliran
akan terhalang atau tertutup.
Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam perbaikan dan kemampuan untuk
menahan tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari material apa mereka terbuat, Bal Valve dapat
menahan tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat Celcius.

Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena mereka sangat serbaguna, dapat
menahan tekanan hingga 1000 barr dan suhu hingga 482 ° F (250 ° C). Ukurannya biasanya
berkisar 0,2-11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm).

Ball Valve dapat terbuat dari logam , plastik atau pun dari bahan keramik. Bolanya sering
dilapisi chrome untuk membuatnya lebih tahan lama.

4. Butterfly Valve

Butterfly Valve adalah valve yang dapat digunakan untuk mengisolasi atau mengatur
aliran. Mekanisme penutupan mengambil bentuk sebuah disk . system pengoperasiannya mirip
dengan ball valve, yang memungkinkan cepat untuk menutup. Butterfly Valve umumnya disukai
karena harganya lebih murah di banding valve jenis lainnya. desain valvenya lebih ringan dalam
berat dibanding jenis-jenis valve yang lain. Biaya pemeliharaan biasanya pun lebih rendah
karena jumlah bagian yang bergerak minim.

Butterfly Valve sangat cocok untuk penanganan arus besar cairan atau gas pada tekanan yang
relatif rendah dan untuk penanganan slurries atau cairan padatan tersuspensi dengan jumlah
besar.

5. Check Valve

Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir ke satu
arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai
pada outlet/discharge dari centrifugal pump. Ketika laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju
aliran tersebut akanmembuat plug atau disk membuka. Jika ada tekanan yang datang dari
arahberlawanan, maka plug atau disk tersebut akan menutup.
6. Safety Valve

Safety valve adalah jenis valve yang mekanismenya secara otomatis melepaskan zat dari boiler,
Bejana tekan, atau suatu sistem, ketika tekanan atau temperatur melebihi batas yang telah
ditetapkan. Katup pengaman pertama kali digunakan pada ketel uap selama revolusi industri.

2.5 Saniter Beserta Jenis – Jenisnya


Alat saniter adalah semua sarana sanitasi lingkungan yang sehat dan nyaman setiap bangunan
hunian. Setiap bangunan hunian harus dilengkapai dengan alat-alat saniter
yangmemadai dan pekerjaan pemasangan alat saniter itu merupakan salah satu cabangpekerjaan
dari pekerjaan plambing. untuk menperlengkapan kebersihan yang dapat digunakan untuk
membersihkan bagian luar badan perlengkapan, seperti : peralatanrumah tangga, perlengkapan
yang kita pakai. Jadi alat saniter (sanitary wares) itu adalah perlengkapan sarana
yangdigunakan untuk kebersihan dan kesehatan.Untuk memperoleh bangunan yang sehat dan
nyaman perlu dilengkapi dengansistem plambing yang baik. Salah satu sistem plambing
diantaranya adalah teknik saniter yang membahas teknik perencanaan, pemasangan,
pemeliharaan dan perbaikanalat-alat saniter dan perlengkapannya

2.5.1 Pengelompokan Alat – Alat Saniter


Mengingat alat-alat saniter yang menunjang dalam pekerjaan plambing jenisnya banyak
dan fungsinya berbeda-beda, untuk memudahkan dalam sistem pengerjaannya, maka alat-alat
saniter dikelompokan menjadi 4 (empat) kelompok alat saniter, yaitu

1. Alat Saniter Badan (Ablutionary Fixtures)


2. Alat Saniter Cucian/Air Bekas (Waste Water Fixtures)
3. Alat Saniter Lemak (Greasy Water Fixtures)
4. Alat Saniter Kotoran (Soil Fixtures)

Untuk masing-masing kelompok alat saniter terdiri dari beberapa jenis alat saniter:

Closet Urinoir Bath Tub


Wastafel Shower Keran Air
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pipa adalah saluran yang tertutup sebagai sarana untuk pengaliran atau
transportasi fluida bisa juga sebagai sarana pengaliran atau tranportasi energi dalam
aliran. Pipa berfungsi untuk melindungi pemasangan kawat penghantar. Sistem perpipaan
berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari tempat yang lebih
rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau pompa.Instalasi perpipaan
untuk penyaluran fluida meliputi beberapa peralatan seperti tangki tempat penampungan,
pompa, perpipaan, alat penyambung(fitting), Katup-katup, flens, komponen dan
perlengkapan lain serta peralatan instrumentasinya yang memerlukan pengetahuan
khusus dalam perencanaan dan pemasangannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pipa_(saluran)

https://facefairfuture.blogspot.com/2015/12/ketahui-sejarah-perpipaan.html

http://teknik-uh.blogspot.com/p/perpipaan.html

https://www.cnzahid.com/2015/08/mengenal-fungsi-jenis-dan-komponen-pipa.html

https://projectmedias.blogspot.com/2013/08/mengenal-jenis-jenis-sanitair.html

Anda mungkin juga menyukai