Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
TENTANG
Memperhatikan Akta Notaris Shahreza Annaz, S.H., M.Kn., Nomor 8 tanggal 24 Agustus 2023.
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Ketentuan Umum
Pasal2
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan ditetapkannya Peraturan ini adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pengelolaan gudang dan penerimaan jasa agar memenuhi ketentuan yang berlaku serta
meningkatkan kinerja dan efektifitas pengelolaan gudang dan penerimaan jasa.
Pasal3
Ruang Lingkup
Pasal4
Ketentuan Lain-lain
(1) Tata cara penggunaan teknologi, aplikasi dan proses bisnis dalam rangka untuk mendukung
pelaksanaan Peraturan ini dituangkan dalam Integrated Management System (IMS) yang
berlaku di Perusahaan.
(2) Dokumen Formulir, Serita Acara, serta hal teknis lainnya dalam rangka untuk mendukung
pelaksanaan Peraturan ini dituangkan dalam Integrated Management System (IMS) yang
berlaku di Perusahaan.
Pasal5
Ketentuan Penutup
(1) Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Peraturan ini akan ditetapkan
kemudian oleh Direksi.
(2) Dengan berlakunya Peraturan ini, maka Keputusan Direksi Nomor 096.K/020/DIR/2010 tentang
Prosedur Tata Laksana Pergudangan PT Pembangkitan Jawa-Bali serta ketentuan-ketentuan
lain yang bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(3) Bidang yang melaksanakan fungsi Supply Chain Management sebagai pemilik proses
bertanggung jawab melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahun secara berkala terhadap
Peraturan ini.
(4) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini, akan ditinjau kembali dan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 29 Desember 2023
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DI R/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
DAFTARISI
BAB I PERGUDANGAN 2
1.1 Manajemen Pergudangan 2
1.2 Fungsi Pergudangan 2
1.3 Jenis dan Bentuk Gudang 2
1.4 Fasilitas dan PeraIatan Gudang 3
1.5 Pengamanan, Keselamatan Dan Kenyamanan 5
BAB II PENERIMAAN BARANG/MATERIAL 8
2.1 Prosedur Penerimaan dari Fungsi Pembelian 8
2.2 Prosedur Penerimaan Barang/Material Dari Mutasi Antar Unit... 12
BAB Ill PENYIMPANAN BARANG/MATERIAL 14
3.1 Metode Penyimpanan Dan ldentitas Barang/Material. 14
3.1.1 Prosedur Penyimpanan Barang/Material 15
3.1.2 ldentitas (Pencatatan) Barang/Material 17
3.2 Metode Perawatan Dan Penanganan Barang/Material 19
BAB IV PENGELUARAN DAN MUTASI BARANG/MATERIAL.. 23
4.1 Pengeluaran Barang/Material Untuk Pemakaian Unit.. 23
4.2 Pengeluaran Barang/Material Untuk Mutasi (Transfer) 23
BAB V PENGEMBALIAN BARANG/MATERIAL KE GUDANG (RETURN) 24
5.1 Pengembalian Barang/Material Ke Gudang (Return) 24
5.2 Tujuan Pelaksanaan Pengembalian (Return) Ba rang/material. 24
5.3 Prosedur Pengembalian Barang/Material (Return) Karena Kelebihan Atau Sisa
Pemakaian Dalam Pelaksanaan Pekerjaan 24
5.4 Prosedur Pengembalian Barang/Material (Return) Karena Hasil Pembongkaran Atau
Barang Bekas Pakai 24
5.5 Penanganan Barang/Material Bekas Pakai (Return) Dengan Status Layak Pakai 25
5.6 Penanganan Barang/Material Bekas Pakai (Return) Dengan Status Layak Repair .. 25
5. 7 Penanganan Barang/Material Bekas Pakai (Return) Dengan Status Rusak (Tidak
Bisa Digunakan) 26
BAB VI STOCK OPNAME 27
6.1 Pemahaman Urn um 27
6.2 Ruang Lingkup Stock Opname 27
6.3 Metode Dan Waktu Pelaksanaan Stock Opname 28
6.4 Keanggotaan Tim Stock Opname 28
6.5 Klasifikasi Kriteria Status Barang/Material. 29
6.6 Tindak Lanjut Pasca Pelaksanaan Stock Opname 31
BAB VII PENERIMAAN JASA 32
1
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DI R/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
BABI
PERGUDANGAN
2
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DI R/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
3
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
Untuk memudahkan identifikasi dan efektifitas proses, area ini dibagi menjadi beberapa
area. Masing-masing area dilengkapi dengan identitas area dan daftar barang yaitu:
1. Area untuk barang yang baru datang yang menunggu proses pemeriksaan
2. Area untuk barang yang sudah dilakukan pemeriksaan, yang terdiri dari:
a. barang diterima, siap untuk ditransaksikan dan ditentukan Bin Locationnya di
gudang sebagai barang persediaan.
b. barang ditolak, untuk dikembalikan ke pihak Penyedia Barang.
3. Area untuk barang titipan. Barang titipan adalah barang/material yang sudah datang
di gudang tetapi belum bisa diterima secara fisik karena adanya kekurangan jumlah
(kuantitas) yang dikirim atau kekurangan persyaratan administrasi.
e. Rak
Salah satu fasilitas yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses
penyimpanan barang/material.
f. Ganjal/Bantalan
Untuk pengamanan penyimpanan barang/material dari pengaruh lingkungan dan untuk
menambah penguatan dalam penumpukan serta memudahkan penanganan
pengangkatan dan pengangkutan, maka diperlukan ganjal/bantalan sesuai dengan
kebutuhan. Ganjal/bantalan berfungsi sebagai spacers (pengisi antara).
Adapun jenis bantalan (ganjal) yang dipergunakan adalah:
1. Bantalan Lantai
Bantalan berupa lembaran (triplek, papan, plat besi, dll) yang bertujuan untuk
memberikan pengamanan terhadap barang/material yang mudah rusak karena
kelembaban lantai, contohnya adalah bahan kertas, tekstil dll.
4
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
g. Pengikat
Terbuat dari plastik, kawat, karet, kain goni, tali rafia, rantai atau material lainnya yang
digunakan untuk mengikat kelompok barang/material menjadi satu.
h. Pallet
Digunakan sebagai alas untuk penumpukan barang/material seperti semen, minyak
dalam drum, barang dalam peti, kotak atau material lainnya sehingga memudahkan
proses mobilisasi menggunakan forklift untuk penghematan waktu dan tenaga. Ukuran
pallet harus disesuaikan dengan konstruksi serta maksud dan tujuan penggunaannya.
saja. Petugas gudang harus ikut mengawasi dan bertanggung jawab secara langsung.
Contoh pengamanan internal: segel plastik, access control, CCTV
b. Pengamanan Eksternal
Merupakan sistem pengamanan terhadap gangguan eksternal, yang berupa pagar dan
pintu keluar masuk yang dibatasi seminimal mungkin. Pengangkut barang/material yang
keluar masuk harus diperiksa terlebih dahulu dan hanya boleh membawa
barang/material yang dilengkapi dengan dokumen yang sah. Dalam sistem
pengamanan gudang harus dilakukan penjagaan yang optimal dan menjadi satu
kesatuan dalam sistem penjagaan komplek perusahaan.
6
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DI R/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
barang/material yang disimpan. Oleh karena itu suhu ruang gudang harus dapat
dipertahankan.
7
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
14. Daya pikul lantai. Rencana penggunaan gudang sangat menentukan daya pikul
lantai. Diupayakan agar lantainya tidak rusak karena beban berat barang/material
yang disimpan, sehingga tidak mengganggu pelaksanaan aktivitas di gudang. Pada
umumnya batas kekuatan daya pikul lantai berkisar antara 0,5 sampai 1 Ton per
meter bujur sangkar;
15. Ukuran bangunan atau lapangan. Dimensinya bergantung pada rencana peruntukan
bangunan tersebut untuk menyimpan berapa banyak material yang akan disimpan
agar tidak terjadi pemborosan.
16. Jalur evakuasi dalam keadaan darurat harus jelas dan tidak terhalang.
8
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
BAB II
PENERIMAAN BARANG/MATERIAL
Penerimaan barang/material adalah salah satu fungsi dalam sistem pergudangan. Penerimaan
barang/material merupakan kegiatan awal dalam sistem pergudangan yang termuat dalam proses
bisnis manajemen material.
Penerimaan barang/material dalam sistem pergudangan berasal dari beberapa sumber, antara lain:
a. Penerimaan dari fungsi pembelian
b. Penerimaan dari mutasi (transfer) antar gudang (internal Unit, antar Unit, PLN Nusantara
Power
Group, PLN Group).
9
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
IO
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
11
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
8. Dalam dokumen BAPP dapat diberikan informasi lainnya seperti hari keterlambatan,
pencapaian SLA, progress pekerjaan dan catatan tambahan lainnya.
12
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
13
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
BAB Ill
PENYIMPANAN BARANG/MATERIAL
Agar tercapai sasaran tersebut di atas, maka terhadap semua barang/material yang akan
disimpan harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, terutama untuk beberapa hal
sebagai berikut:
a. ukuran barang (besar atau kecil)
b. volume barang (berat atau ringan)
c. jumlah barang (banyak sedikit)
d. sifat-sifat khusus barang (beracun, mudah pecah, mudah terbakar, dsb)
14
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
diberi nomor dengan huruf atau angka-angka yang jelas. Nomor-nomor tersebut
sangat penting untuk menentukan lokasi dari jenis barang/material yang akan
disimpan di dalam gudang
4. Penempatan fisik barang harus sesuai dengan bin location di sistem.
c. Metode penanganan
1. Metode penanganan barang/material yang dimaksud oleh pedoman ini termasuk
cara yang akan digunakan untuk menangani/merawat barang/material yang sudah
diterima di gudang, agar kondisi dan kualitasnya tetap terjaga, tidak rusak seiring
waktu dan siap dipakai setiap saat apabila diperlukan. Dalam merawat
barang/material perlu diperhatikan penanganan terhadap barang/material yang
mudah berkarat, barang/material yang tidak tahan terhadap udara lembab,
barang/material yang tidak tahan terhadap udara panas, barang/material yang dapat
merusak lingkungan, barang/material yang berbahaya dan mudah terbakar.
2. Penanganan/perawatan barang/material sebagaimana dimaksud angka 1 di atas
harus direncanakan supaya kualitas barang/material tetap terjaga dan tidak
berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja.
16
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nornor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
~=::~:k 0
~0 /
Baris pada rak nornor 2
Pada baris rak nomor 2 di petak nornor 2
6. Sistem nornor kode gudang
Untuk mengetahui lokasi gudang dimana suatu barang/material ditempatkan
dan untuk keperluan proses kamputerisasi (SIT ERP), setiap gudang harus
mempunyai Nomar Kade Gudang sendiri-sendiri. Kade gudang ini terdiri
dari
4 karakter numerik dan harus dimulai dari huruf G (Gudang). Pemberian
nornor kade gudang ini diatur sendiri aleh masing-masing Unit. Berikut
contoh pemberian nornor Kode Gudang:
a. GG01 : Gudang Gresik 01
b. GG02 : Gudang Gresik 02
c. GP01 : Gudang Paitan 01
d. GP02 : Gudang Paitan 02
17
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
18
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
e. Barang penghantar
1. Jenis barang/material penghantar diantaranya adalah kawat, barang dari aluminium,
penghantar, dll.
2. Cara penyimpanan dan perawatan atas barang/material sebagaimana dimaksud
angka 1 tidak boleh disimpan bersentuhan dengan besi, oleh karenanya pada rak
besi harus diberi alas dan penghalang kayu atau hardboard.
20
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
21
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DI R/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
22
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
BAB4
PENGELUARAN DAN MUTASI BARANG/MATERIAL
Pada dasarnya pengeluaran barang/material dari gudang adalah suatu transaksi pelayanan
terhadap permintaan akan kebutuhan barang/material untuk Unit, baik untuk kegiatan pemeliharaan
atau untuk kegiatan pendukung operasional maupun kegiatan lainnya.
Namun tidak menutup kemungkinan pengeluaran barang/material dari gudang tidak untuk
digunakan di Unit yang bersangkutan tapi digunakan di Unit lain, sehingga secara umum
pengeluaran barang/material dari gudang dibedakan menjadi:
1. Pengeluaran untuk pemakaian Unit.
2. Pengeluaran untuk mutasi (transfer) ke gudang lain, baik di internal Unit maupun keluar Unit.
23
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
BABV PENGEMBALIAN
BARANG/MATERIAL KE GUDANG
(RETURN)
24
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
5.5 Penanganan Barang/Material Bekas Pakai (Return) Dengan Status Layak Pakai
a. Barang/material bekas pakai (return) hasil pembongkaran dengan status layak pakai,
harus disimpan dan dicatat secara tertib dan baik di gudang;
b. Dilakukan identifikasi dan klasifikasi dalam penyimpanan barang/material layak pakai
tersebut;
c. Selalu dalam monitoring dan pengendalian oleh petugas gudang;
d. Nilai ekonomis barang/material dalam klasifikasi Kapitalisasi (PSAK) dalam
penyimpanannya adalah nilai perolehan yang sudah disusutkan;
e. Nilai ekonomis barang/material dalam klasifikasi Non Kapitalisasi (PSAK) dalam
penyimpanannya adalah nol rupiah;
f. Terhadap pengeluaran barang/material layak pakai dari penyimpanan baik untuk
pemakaian Unit sendiri maupun untuk pemakaian Unit lain harus dilakukan pencatatan
pergerakannya (mutasi) secara detail dan tertib.
5.6 Penanganan Barang/Material Bekas Pakai (Return) Dengan Status Layak Repair
a. Barang/material bekas pakai (return) hasil pembongkaran dengan status layak repair,
harus disimpan dan dicatat secara tertib dan baik di gudang;
b. Dilakukan identifikasi dan klasifikasi dalam penyimpanan barang/material layak repair
tersebut;
c. Selalu dalam monitoring dan pengendalian oleh petugas gudang;
d. Nilai ekonomis barang/material dalam klasifikasi Kapitalisasi (PSAK) dalam
penyimpanannya adalah:
- Nilai akutansi= nilai perolehan yang sudah disusutkan.
- Nilai persediaan gudang = 0 rupiah
e. Nilai ekonomis barang/material dalam klasifikasi Non Kapitalisasi (PSAK) dalam
penyimpanannya adalah nol rupiah baik dari sisi nilai akuntansi maupun nilai persediaan
gudang;
f. Nilai ekonomis barang/material setelah dilakukan repair adalah:
1. Nilai ekonomis untuk barang/material klasifikasi kapitalisasi dalam penyimpanan
adalah:
- Nilai akuntansi= nilai perolehan yang sudah disusutkan ditambah nilai repair
- Nilai persediaan gudang = nilai biaya repair
2. Nilai ekonomis untuk barang klasifikasi Non Kapitalisasi dalam penyimpanan adalah
sebesar nilai biaya repair.
25
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
g. Harus dilakukan pencatatan pergerakannya (mutasi) secara tertib dan baik terhadap
pengeluaran barang/materialyang akan dilakukan repair.
h. Peminta barang akan melakukan tinjauan secara tekno-ekonomi sebelum melakukan
repair.
5.7 Penanganan Barang/Material Bekas Pakai (Return) Dengan Status Rusak (Tidak Bisa
Digunakan)
a. Barang/material bekas pakai (return) hasil pembongkaran dengan status tidak bisa
digunakan (rusak) harus tersimpan dan tercatat secara tertib serta terpisah dengan
yang lain.
b. Dilakukan identifikasi dan klasifikasi dalam penyimpanan barang/material dimaksud.
Masing-masing dibuatkan kartu catatan untuk control (dicatat estimasi volume dalam kg)
dan barang/material tersebut diklasifikasi menjadi:
1. besi tua
2. tembaga tua
3. kuningan tua
4. aluminium tua
5. non logam
6. campuran
c. Penanganan Barang/Material bekas pakai (return) dengan status rusak (tidak bisa
digunakan) mengacu pada Peraturan tentang Pembersihan Limbah yang berlaku di
Perusahaan.
d. Selalu dalam monitoring dan pengendalian oleh petugas gudang.
e. Nilai buku barang/material tersebut adalah nol rupiah.
f. Barang/material siap untuk dilelang atau dijual sesuai prosedur yang berlaku.
26
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
BABVI STOCK
OPNAME
27
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
c. Melakukan penghitungan terhadap jumlah setiap item barang/material yang tersimpan
secara fisik di gudang, kemudian mencocokkan terhadap jumlah item barang/material
tersebut dalam sistem pencatatan.
28
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
d. Melakukan pendataan dan melakukan jurnal terhadap hasil pemeriksaan baik secara
manual maupun melalui sistem yang sudah ada.
e. Melakukan penelusuran apabila terjadi perbedaan (selisih) jumlah antara fisik dan
catatan;
f. Membuat laporan secara terstruktur, detail dan sistematis untuk disampaikan kepada
pihak manajemen;
g. Mengusulkan penghapusan terhadap barang/material yang telah dinyatakan tidak layak
pakai karena rusak kepada manajemen;
h. Mengusulkan pembursaan atau penghapusan terhadap barang/material yang sudah
dinyatakan tidak layak pakai karena obsolete atau expired date kepada manajemen.
29
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
30
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
Dalam hal kategori atas kriteria Status barang/material yang lebih mendetail dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
32
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
e. Serdasarkan Serita Acara Tim Stock opname, Unit bersama-sama dengan Kantor
Pusat melakukan penggabungan untuk barang/material duplikat.
f. Serdasarkan Serita Acara Tim Stock Opname, Unit atas persetujuan Kantor Pusat
melakukan adjustment terhadap perbedaan jumlah antara fisik barang dengan catatan
dalam sistem SIT ERP.
g. Serdasarkan Serita Acara Stock Opname, Unit melakukan revisi database terhadap
perubahan data pergudangan dalam SIT ERP (khususnya bin location), untuk
barang/material yang mengalami perubahan atau pemindahan tempat penyimpanan
secara fisik.
33
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN Nusantara Power
Nomor : 0035.P/019/DIR/2023
Tanggal : 29 Desember 2023
BAB VII
PENERIMAAN JASA
Penerimaan Jasa adalah salah satu fungsi dalam Proses Pengadaan Jasa dan merupakan kegiatan
akhir dalam proses pengadaan jasa.
j. Tim Pemeriksa Kualitas Jasa Menyampaikan Serita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan Formulir
Penerimaan Jasa yang telah diterbitkan kepada penyedia jasa dan pelaksana pengadaan
barang/jasa selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender sejak ditanda tangani oleh Tim Pemeriksa
Kualitas Jasa, serta mendokumentasikan salinan Serita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan
Formulir Penerimaan Jasa, termasuk dokumen hasil pengetesan dan dokumen terkait lainnya
sebagai arsip bersama Tim Pemeriksa Kualitas Jasa.
k. Apabila Serita Acara diterbitkan secara elektronik maka lampiran dokumen hasil pengetesan dan
dokumen kelengkapan lainnya agar dilengkapi dengan form pernyataan kesesesuaian dokumen.
I. Tim Pemeriksa Kualitas Jasa memiliki kewenangan untuk melakukan upload pada sistem
aplikasi yang mendukung Serita Acara atas dokumen Serita Acara sesuai SIT ERP dan
dokumen pendukung lainnya sesuai surat perjanjian atau kontrak.
Dalam dokumen SAPP dapat diberikan informasi lainnya seperti hari keterlambatan,
pencapaian SLA, progress pekerjaan dan catatan tambahan lainnya.
35