LAPORAN MASTERPLAN
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK I
KONSULTAN PERENCANAN
PT ARTEFAK ARKINDO – JAKARTA
2.3 Kondisi Lokasi ………………………………………………………….. 6 3.2 2 Konsep Sistem Ruang Luar dan Lansekap …….. 19
2.4 Pemrograman Kampus ……………………………………………. 7 3.2 3 Konsep Sistem Bangunan Berkelanjutan ……… 19
2.4 1 Kajian Program Sarana dan Prasarana …………. 8 3.2 4 Konsep Resort pada Kawasan Kampus …………. 19
2.5 Fungsi Akademik ……………………………………………………… 9 3.3 Perletakan Massa Bangunan …………………………………… 20
2.5.1 Pusat Administrasi ………………………………………. 10 3.3.1 Penggunaan Lahan (Zoning) ………………………… 20
2.5 2 Ruang Kelas …………………………………………………. 10 3.3.2 Perletakan Massa dan Ruang Luar ……………… 21
2.5.3 Laboratorium ………………………………………………. 11 3.3.3 Image Kampus Poltekpar Lombok dan
2.5.4 Perpustakaan ………………………………………………. 11 Kontekstualitas Kawasan ……………………………. 21
2.6 Fungsi Penunjang ……………………………………………………. 11 3.4 Rencana Master Plan Kawasan ………………………………… 21
2.6.1 Fungsi Sarana Publik ……………………………………. 11 3.4.1 Rencana Penggunaan Lahan ………………………… 21
2.6.2 Hunian …………………………………………………………. 11 3.4.2 Sirkulasi di dalam Kampus …………………………… 22
2.7 Kebutuhan Ruang Sarana dan Prasarana …………………. 11 3.4.3 Lansekap Kawasan ……………………………………….. 24
2.7 1 Bangunan Administrasi dan Umum ……………… 12 3.5 Konsep Visual Linkage ……………………………………………… 26
2.7.2 Bangunan Ruang Kuliah dan Laboratorium ….. 12 3.6 Penjabaran Setiap Klaster Kampus Poltekpar ………….. 26
3.6.1 Klaster Bangunan Administrasi ……………………. 26
2.7.3 Sarana Umum ……………………………………………… 13
3.6.2 Klaster Bangunan Kuliah zona A …………………… 27
2.7.4 Bangunan Penunjang …………………………………… 13
3.6.3 Klaster bangunan Kuliah zona B …………………… 27
2.8 Garis besar Program Pengembangan Fisik ………………. 13
3.6.4 KLaster Bangunan Laboratorium /praktek
3.0 Konsep Pengembangan …………………………………………… 16
zona A ……………………………………………………….. 27
3.1 Pendekatan Umum …………………………………………………. 16
3.6.5 Klaster Bangunan Laboratorium /praktek
3.1 1 Landasan Umum Pendekatan Fisik ……………… 16 zona B ……………………………………………………….. 28
3.1 2 Perkembangan Penyelenggaraan 3.6.6 Klaster Bangunan Sarana Umum …………………. 28
Perencanaan Master Plan …………………………… 16 3.6.7 Klaster Bangunan Sarana Sosial …………………… 28
3.2 Master Plan Konseptual ………………………………………….. 17
3.6.8 Klaster Bangunan Sarana Olah raga ……………… 28
3.2 1 Konsep Desain Arsitektur Kampus ……………….. 17
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK II
KONSULTAN PERENCANAN
PT ARTEFAK ARKINDO – JAKARTA
3.6.9 Klaster Bangunan Sarana penunjang ……………. 28 B. Desain Kriteria Elektrikal & Elektronika ………….............. 48
3.7 Rencana Masterplan Bangunan ………………………………. 29 6.0 Sistem Penyediaan dan Distribusi Daya Listrik …………… 48
3.7.1 Kampus Resort, berkonsep Green Kampus ….. 29 6.0.1 Sistem Instalasi Listrik …………………………………… 49
3.7.2 Ekspresi Arsitektur Tradisional …………………….. 32 6.0.2 Rencana Sistem Penerangan ………………………… 49
3.7.3 Keberlanjutan / Sustainability ……………………… 33 6.0.3 Rencana Sistem Distribusi Listrik ………………….. 50
3.8 Konsep Pentahapan Pembangunan …………………………. 34 6.0.4 Rencana Sistem Penagkal Petir …………………….. 51
4.0 Pendekatan Arsitektur Tradisional Lombok …………….. 35 6.1 Sistem Elektronika …………………………………………………….. 53
4.1 Konsep perencanaan tapak dan arsitektur Poltek 6.1.1 Sistem Fire Alarm …………………………………………. 53
Lombok berangkat pada ide’GLOCAL’ (Art 6.1.2 Sistem Tata Suara …………………………………………. 55
Global‐Think Local)……………………………………………. 35 6.1.3 Sistem Telephon …………………………………………… 56
5.0 Desain Kriteria Mekanikal & Elektrikal 6.2 Sistem CCTV ……………………………………………………………… 57
A. Desain Kroteria & Perhitungan Mekanikal Plumbing…. 41 6.2.1 Standar dan Peraturan …………………………………. 57
5.1 Sistem Penyediaan Air Bersih…………………………………….. 41 6.2.2 Umum ………………………………………………………….. 57
5.2 Sistem Pembuanagan Air Kotor ……………………………….. 41 6.2.3 Uraian Kerja Sistem CCTV ……………………………… 58
5.3 Sistem Pembuangan Air Hujan …………………………………. 42 6.2.4 Peralatan CCTV …………………………………………….. 58
5.4 Sistem Pengkondisian Udara (Air Conditioning) ………… 44 6.2.5 Gambar Sistem dan Schedule ……………………….. 60
5.5 Pemilihan Sistim Tata Udara …………………………………….. 44
5,6 Sistem Pemadam Kebakaran …………………………………….. 46
5.6.1 Umum ………………………………………………………….. 46
5.6.2 Sistem Pemadam Kebakaran ………………………… 46
5.6.3 Perencanaan Sistem Kebakaran ……………………. 47
5.6.4 Pemadam Api Ringan (Fire Exhtingueser)……… 48
5.6.5 Kapasitas Debit Air Untuk Pemadam
Kebakaran …………………………………………………… 48
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK III
KONSULTAN PERENCANAN
PT ARTEFAK ARKINDO – JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK IV
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
1.0 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan
Pengembangan Perguruan Tinggi didirikan sebagai respon atas 1.2.1 Maksud Perencanaan.
kebutuhan sumber daya manusia di Indonesia yang berkualitas,
Perencanaan Fisik Master Plan meletakkan landasan dan arahan bagi
kompeten, terampil, siap kerja dan berdaya saing. Kebutuhan ini
sistem tata ruang dan tata letak bangunan, sistem bangunan serta
sejalan dengan visi dan misi POLTEKPAR Lombok sebagai salah satu
sistem infrastruktur sebagai wadah program pengembangan sarana
Perguruan Tinggi yang ada di Lombok Nusa Tenggara Barat yang
pendidikan yang diturunkan dari Visi dan Misi sesuai dengan
mempunyai kewajiban untuk mendukung pemerintah daerah dalam
kelayakannya yang selaras dengan situasi lokasi dan daya dukung
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lombok Nusa Tenggara
lingkungan pada lahan seluas ±20 Hektar. Dalam mencapai hal
Barat. Melalui pengembangan sumberdaya manusia dan penelitiaan
tersebut, Master Plan ini akan mempertimbangkan kebutuhan masa
bagi Industri terkait.
depan pengembangan pendidikan dan penelitian dengan prinsip
Untuk mengakomodasi tujuan besar seperti tercantum dalam
penataan ruang, penataan bangunan dan infrastruktur yang
Pengembangan Perguruan Tinggi yaitu meningkatkan akses, kualitas,
memberikan fleksibilitas, adaptabilitas, bagi pengembangan fungsi,
relevensi dan daya saing program pendidikan tinggi. Maka
kebutuhan social dan formalitas serta keselarasan dengan lingkungan
POLTEKPAR Lombok dalam kaitan dengan pengembangan kampus ini
sekitarnya.
adalah pemantapan sebagi pusat unggulan dan penelitian.
Salah satu kegiatan Pengembangan Perguruan Tinggi di POLTEKPAR
1.2.2 Tujuan Perencanaan
Lombok adalah membangun sarana prasarana pada lahan seluas ±20
Hektar. Tujuan perencanaan adalah merencanakan dan merancang tata letak
bangunan dan prasarana meliputi perencanaan bangunan sarana
akademik,sarana penunjang publik maupun penunjang utilitas,
infrastruktur dan jaringan utilitas kampus dengan memproyeksikan
pengembangan program kegiatan kampus yang meliputi
penyelenggarakan pendidikan Program Diploma (D‐3) dan Program
Diploma (D‐4).
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 1
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
1.2.3 Manfaat Pengembangan Kampus Poltekpar Lombok. Membantu Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam upaya
menciptakan SDM bidang pariwisata yang berkualitas dan
Poltekpar Lombok merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari
berdaya saing serta membantu promosi pariwisata Lombok.
Kementerian Pariwisata Republik Indonesia yang bertanggung jawab
Kampus Poltekpar dapat berperan sebagai perekat antar daerah
menyiapkan sumber daya manusia bidang pariwisata yang kompeten
melalui program pengembangan SDM bidang pariwisata.
dan berdaya saing internasional
Saat ini POLTEKPAR Lombok berada di lokasi Badan Kepegawaian 1.3 Isu dan Permasalahan Perencanaan.
Daerah dan Pendidikan Pelatihan dengan alamat Jl. Pemuda No 59,
Desa Agung Baru, Selaparang. Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 1.3.1 Latar Belakang Pembangunan Kampus Poltekpar Lombok di
Kabupaten Lombok Tengah
Untuk selanjutnya Poltekpar Lombok akan dikembangkan di lokasi
baru di Jln Raya Raden Puguh, Kec Praya, Kab Lombok Tengah. Kampus merupakan wadah civitas akademika untuk
menyelenggarakan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan,
Pembangunan Kampus Poltekpar Lombok bertujuan guna Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
meningkatan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan pada Penyediaan Kampus Poltekpar Lombok ini merupakan bagian dari
Poltekpar Lombok untuk meningkatkan daya saing dalam bidang penyedian fasilitas pendidikan dalam upaya pemenuhan sarana
kepariwisataan guna dapat malahirkan tenaga‐tenaga yang dapat pendidikan dalam pencarian bakat dan penangkap minat dari
bersaing secara Internasional dan nasional dalam bidang beberapa daerah untuk bidang pariwisata.
kepariwisataan.
1.3.2 Kelayakan dan Daya Tampung Kampus.
1.2.4 Manfaat keberadaan Kampus Poltekpar bagi Kabupaten
Lombok Tengah Penataan organisasi berdasarkan Visi dan Misi dari Poltekpar dalam
membentuk dan meningkatkan kemampuan SDM melalui
Keberadaan kampus Poltekpar Lombok dapat meningkatkan nilai penyelenggaraan pendidikan kepariwisatan yang meliputi :
lahan dan properti disekitarnya.
a. Jurusan Hospitaliti, program studi :
Kegiatan ikutan aktifitas kampus akan menciptakan denyut
Prodi Administrasi Perhotelan.
pangsa pasar baru bagi bisnis properti disekitanya.
Prodi Manajemen Akuntansi Hospitaliti.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 2
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Prodi Manajemen Divisi Kamar. Perencanaan penataan ruang fisik yang memberikan keterbukaan
Prodi Manajemen Tata Boga. kepada interaksi kampus dengan masyarakat sekitarnya serta
Prodi Manajemen Tata Hidang. interaksi dengan masyarakat akademis dalam rangka memajukan
Prodi Manajemen SPA. program pendidikan bidang kepariwisataan.
b. Jurusan Kepariwisataan, program studi : Keselarasan penataan ruang dengan konteks lingkungan wilayah
Prodi Destinasi Pariwisata. sekitarnya serta dapat menunjukan identitas daerahnya
Prodi Manajemen Kepariwisataan. Memberikan arahan arahan yang fleksibel bagi pengembangan
c. Jurusan Perjalanan, program studi : dan bertahap.
Prodi Manajemen Bisnis Perjalanan. Perencanaan bangunan fleksibel,adaptabel dan efesien dengan
Prodi Manajemen Konvensi & Perhelatan. penerapan teknologi yang hemat energi dan kokoh
Perencanaan sarana dan prasarana pelayanan umum untuk
Program pendidikan yang akan diselenggarakan, direncanakan pada
kebutuhan kampus, interakasi sosial dan interaksi akademis.
tingkat program diploma (D‐3) dan (D‐4).
Perencanaan system jaringan jalan dan system transportasi serta
1.3.3 Permasalah Perencanaan Kampus. komunikasi pedestrian yang efesien dengan skala manusia yang
memberikan suasana sosial yang kondusif.
Permasalahan Perencanaan Kampus akan meliputi dan tidak terbatas
Perencanaan pelayanan infrastruktur kampus yang terintegrasi.
pada :
Perencanaan disesuaikan dengan Visi dan Misi Kampus Poltekpar
Lombok dengan focus kepada peran kampus yang memiliki 1.4 Sistematika Pembahasan.
karakter tersendiri sesuai dengan potensi daerah namun tetap Laporan Master Plan ini merupakan rangkuman proses analisis dan
berada dalam kerangka Strategi Pengembangan Poltekpar diskusi yang telah dilakukan dengan Tim yang terkait. Laporan ini
Lombok secara keseluruhan. merupakan rangkuman kajian perencanaan yang diuraikan dalam
Perencanaan Kehidupan Sosial didalam Kampus memberikan Bab‐bab sebagia berikut :
interaksi yang kondusif bagi proses pembelajaran dan
Bab 1 : menjelaskan alasan dan manfaat pengembangan Kampus
pembentukan karakter lulusan yang memiliki jiwa Kepemimpinan
Poltekpar Lombok bagi berbagai pihak yang bekerjasama untuk
(Leadership), Kepelayanan (Stewardship) dan Keahlian
(Craftsmanship)
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 3
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 4
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 5
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 6
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Gambar 2.2 Situasi lahan terlihat dari jalan Raya Raden Puguh. area pertanian. Disekitar lokasi arah Timur dikelilingi oleh drainase
irigasi pertanian.
pembahasan yang dilakukan pada saat pembahasan awal dengan tim Sarana dan prasarana di Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali
teknis, berupa : dapat dilihat sebagai berikut :
1. Rencana program studi dan pengembangan pendidikan 1. Gedung Rektorat
mengacu kepada Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali. 2. Gedung Dosen
2. Strategi pengembangan dan kelayakan pendidikan sebagai hasil 3. Gedung Litbang
kajian kebutuhan akan jumlah dan jenis program studi yang 4. Gedung Administrasi
akan dikembangkan di dalam kampus Poltekpar Lombok. 5. Gedung Kuliah N1,N2,N3 dan N4
6. Gedung Perpustakaan
Lingkup kerja pemrograman akan meliputi :
7. Gedung Lab MKP, MUP,MDP.
1. Analisis kebutuhan ruang sarana dan prasarana akademis,
8. Restoran Hotel Praktek
laboratorium maupun sarana penunjang lainnya berdasarkan
9. Gedung Pertemuan / Meeting Room
hasil pembahasan, kelayakan dan tahapan pembangunan.
10. Hotel Praktek
2. Perencanaan pengelompokan ruang dan sistem bangunan
11. Restoran Saraswati, Restoran Nusantara,Dapur Jepang,Dapur
berdasarkan kriteria fungsinya.
Nusantara.
3. Melakukan analisis koordinasi modul dengan
12. Gedung Aula
mempertimbangkan fleksibilitas dan adaptabilitas sistem
13. Gedung Kantin
bangunan terhadap varian kriteria ruang dan fungsi yang
14. Gedung Olah Raga (GOR)
diakomodasikan serta keterpaduan bangunan kampus.
15. Gudang Barang
4. Analisis system bangunan untuk optimasi system masa
16. Asrama Mahasiswa Putra & Putri
bangunan yang efisien dan “sustainable” dalam hal penggunaan
17. Fasilitas lain : Perumahan Dosen, Lapangan Futsal, Lapangan
energi dan biaya pemeliharaan.
Sepak bola, Lapangan Tenis Outdoor,Parkir Mobil/Bus, Parkir
5. Analisis kebutuhan lahan parkir serta sirkulasi kendaraan dan
sepeda motor, Water Treatment plan, dll
sistem pedestrian.
Sarana dan prasarana yang disediakan di dalam lahan kampus ini 2.5 Fungsi Akademik.
sedikit banyak tidak jauh berbeda dengan jenis sarana dan prasarana Poltekpar Lombok mempunyai tugas melaksanakan program
yang ada di Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali. pendidikan akademik dan/atau profesi di bidang kepariwisataan.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 9
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Dalam melaksanakan tugasnya ini Poltekpar menyelenggarakan Gambar 2.4 Struktur Organisasi Politeknik Pariwisata Lombok
fungsi :
STRUKTUR ORGANISASI
a. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan akademik
POLITEKNIK PARIWISATA LOMBOK
dan/atau profesi.
b. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dan praktek baik dalam
proses pengembangan ilmu, pendidikan dan pengajaran,
maupun pengabdian kepada masyarakat.
c. Penatausahaan penyelenggarakan pendidikan.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 10
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
kuliah/kelas yang direncakanan secara terkelompok sesuai 2.6.1 Fungsi Sarana Pubklik.
jurusannya dalam satu lokasi Pusat Perkuliahan.
Kawasan pendidikan ini selain mewadahi fungsi akademik sebagai
salah satu fungsi utamanya juga menampung fungsi sarana publik
2.5.3 Laboratorium.
yang mencakup tempat pertemuan formal untuk kegiatan seperti
Kegiatan pendidikan akademis yang diselenggarakan oleh Poltekpar seminar dan konferensi, olah raga, ibadah dan kegiatan social
perlu ditunjang oleh sarana laboratorium praktikum sebagai salah lainnya.
satu bagian penunjang peningkatan kemampuan praktis dari para
Fasilitas publik, terutama untuk fungsi publik/komersil yang dapat
mahasiswa. Fungsi ini dijalankan unit pelaksana teknis yang
digunakan oleh komunitas luar kampus, perlu diletakkan pada lokasi
merupakan unsur penunjang program studi, yang dipimpin oleh
yang mudah dijangkau dari akses utama kampus. Selain itu
Kepala Unit yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada
perletakannya sedemikian rupa sehingga tidak berkonflik dengan
Direktur.
area yang lebih bersifat privat.
Fungsi laboratorium terbagi dalam tiga jenis laboratorium yaitu
laboartorium praktek Jurusan hospitality, laboratorium praktek 2.6.2 Hunian.
jurusan kepariwisataan dan laboratorium jurusan perjalanan. Di
Fasilitas hunian/asrama mahasiswa merupakan salah satu fasilitas
dalam laboratorium ini disediakan sejumlah ruang seperti layaknya
untuk fungsi hunian di dalam kampus ini. Asrama perlu diletakkan
sebuah kegaitan dilapangan.
pada lokasi sedemikian rupa sehingga terjaga privasinya namun
dengan tetap memiliki akases yang mudah untuk menjangkaunya.
2.5.4 Perpustakaan.
Meskipun tidak bias diletakkan terlalu dekat dengan jalan utama,
Serupa dengan fungsi laboratorium, fungsi perpustakaan dijalankan penyediaan jalur sirkulasi yang nyaman dan aman menjadi
oleh unit pelaksana teknis yaitu unit perpustakaan. Fungsi ini pertimbangan utama.
diwadahi dalam satu bangunan tersendiri didalam lahan kampus.
Bangunan asrama sebaiknya memiliki jumlah lantai yang masih
bersifat walkable tanpa perlu penyediaan elevator untuk sirkulasi
2.6 Fungsi Penunjang. vertical. Jumlah kamar yang ditampung di dalamnya disesuaikan
Aktifitas kampus merupakan aktifitas yang mandiri, terutama dengan jumlah mahasiswa baru setiap tahunnya.
pendidikan. Komunitas kampus akan sangat membutuhkan fasilitas
penunjang untuk meningkatkan pelayanan baik fasilitas utama 2.7 Kebutuhan Ruang Sarana dan Prasarana.
maupun fasilitas penunjang.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 11
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Berdasarkan analisa tentang fungsi sarana pelayanan kampus, maka Ruang Kepala Bagian Administrasi Akademik & Kemahasiswaan
pemrograman kebutuahn ruang dikelompokan kedalam beberapa Ruang Kepala Bagian Administrasi Umum
klaster bangunan dan fungsi sebagai berikut : Ruang Staff Administrasi
Bangunan Administrasi dan Umum Ruang Rapat
Bangunan Ruang Kuliah dan Lab 2. Kepala Staff Pengajar, meliputi ruang‐ruang sebagai berikut :
Bangunan Penunjang Ruang Dosen
Sarana Umum Ruang Diskusi & Konsultasi
Hunian Ruang Rapat
3. Kegiatan Pertemuan dan Seminar, meliputi ruang‐ruang sebagai
2.7.1 Bangunan Administrasi dan Umum
berikut :
Pusat Adminstrasi menampung kegaitan administrasi dan Ruang Auditorium / Theater.
manajemen pusat Kampus yang meliputi kegiatan‐kegiatan sebagai
berikut : 2.7.2 Bangunan Ruang Kuliah dan Laboratorium
Kegiatan Pimpinan Pusat (Direktorat), meliputi Direktur dan Para Kampus Poltekpar sebagai wadah untuk menampung fungsi
Wakil Direktur yang terdiri dari bidang Administarasi akademik dan pendidikan kepariwisataan terdiri dari sejumlah fasilitas yang dapat
Kemahasiswaan dan Administrasi Umum. menunjang berjalannya kegiatan pendidikan yang mencakup :
Kegiatan Administrasi Umum, terutama menangani masalah Kegiatan belajar‐mengajar
administrasi umum dan kemahasiswaan dan administrasi umum Kegiatan praktikum
penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan pengelolaan sarana Kegiatan Perpustakaan
dan prasarana kampus.
Kegiatan Staff Pengajar Kebutuhan jenis ruang dalam berbagai kegiatan tersebut diatas dapat
Kegiatan pertemuan dan seminar diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar‐mengajar, meliputi ruang‐ruang sebagai
Kebutuhan jenis ruang dalam fasilitas ini dapat diuraikan sebagai berikut :
berikut : Ruang Kuliah Besar & Kecil
1. Kegiatan Pimpinan Pusat dan Administrasi Umum, meliputi Ruang Persiapan Dosen/Pembimbing
ruang‐ruang sebagai berikut : Ruang Administrasi/Pelayanan kemahasiswaan
Ruang Direktur 2. Kegiatan praktikum, meliputi ruang‐ruang sebagai berikut :
Ruang Wakil Direktur Restoran Nusantara & Continental, dan Dapur
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 12
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 13
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Lantai Dasar Jumlah Total Luas Lantai Dasar Jumlah Total Luas
Sarana Unit (m2) Sarana Unit (m2)
(m2) Lantai (m2) Lantai
4. GK Prodi Tata Hidang & 1 1.360 4 5.440 5. Restoran Nusantara 1 454 2 908
Prodi Manajemen SPA
6. Restoran Continental 1 400 2 800
5. GK Bersama (Future) 1 1.130 4 5.200
7. Dapur Nusantara 1 400 1 400
C. Gedung Kuliah Jurusan
Kepariwisataan & Jurusan 8. Dapur Continental 1 400 1 400
Perjalanan 9. Dapur Praktek 1 260 1 260
1. GK Prodi Destinasi 1 1.183 4 4.284 10.Kitchen Lab 1 370 1 370
Pariwisata & Prodi
Manajemen 11.Gedung Restoran 1 444 1 444
Kepariwisataan Gudang Kering 1 150 1 150
2. GK Prodi Manajemen Bisnis 1 1.183 4 4.284 Gudang Sayur 1 70 1 70
Perjalanan & Prodi
Gudang Minuman 70 1 70
Manajemen Konvensi dan
Perhelatan Gudang Dingin 84 1 84
3. GK Bersama (Future) 1 1.183 4 4.284 Gudang Peralatan 70 1 70
D. Gedung Laboratorium / Kitchen
Praktek G. Sarana Umum
E. Laboratorium Zona A 1. Gedung Auditorium 1 4.320 2 7.350
1. Gedung Hotel Praktek & 1 1.250 3 3.750 2. Gedung Olah Raga Indoor 1 3.040 2 4.000
Cottage 3. Student Centre 1 235 1 235
2. Gedung Meeting Room & 1 1.820 1 1.820
Restoran 4. Poliklinik 1 160 1 160
F. Laboratorium Zona B 5. Sarana Ibadah
1. Restoran Hotel Praktek 1 314 1 314 Masjid 1 1.200 2 1.200
2. Dapur Restoran Hotel 1 500 1 500 Gereja Katholik 1 910 1 910
Praktek & Gudang Gereja Protestan 1 910 1 910
3. Laboratorium Manajemen 1 260 2 520
Divisi Kamar / MDK Vihara 1 220 1 220
4. Laboratorium Manajemen 1 260 2 520 Pura 1 65 1 65
Kepariwisataan / MKP
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 14
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 15
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 16
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Pada zaman dimana fungsi kampus diutamakan untuk pendidikan Master Plan Konseptual merupakan tahapan dalam menerapkan
dan menghasilkan sarjana dengan integritas dan intelektualitas konsep‐konsep yang dari analisis tentang tujuan didirikannya kampus
keilmuan yang tinggi, rancangan kampus cenderung formal, anggun, POLTEKPAR di Lombok Tengah kedalam konsep Arsitektur (Green
dan melambangkan identitas keilmuan yang kental sebagai satu‐ Building), konsep Penataan Ruang kawasan kampus (Green site) serta
satunya sumber dan otoritas ilmu pengetahuan. konsep Teknologi Bangunan (Smart building) .
Kampus yang efisien adalah kampus yang dinamis secara beraturan,
3.2.1 Konsep Desain Arsitektur Kampus.
dalam hal ini beberapa bagian kampus terutama diwilayah simbolik
dan monumental dan cenderung tidak berubah, sedangkan sebagaian Konsep Arsitektur kampus disesuaikan dengan funsgsi kampus
besar bangunan kampus cepat ‘obsolate’ oleh perkembangan ilmu sebagai kampus Ilmu Kepariwisataan. Beberapa prinsip perencanaan
pengetahuan itu sendiri dan perubahan yang disebabkan perubahan kampus diturunkan kedalam arahan konsep desain arsitektur sebagai
pengetahuan yang dinamis. berikut :
Umumnya setiap kampus akan memiliki karakter yang berbeda sesuai
a. Fleksibilitas Maksimum
dengan jenis dan kebutuhan pendidikan yang ditampung di
dalamnya. Kampus Poltekpar ini sendirinya akan kampus utama, akan Desain massa bangunan dan program arsitektur dapat memberikan
menampung fungsi pendidikan yang diharapkan dari proses ‘fleksibilitas maksimum’ dalam penggunaan dan memberikan ruang
pendidikan tersebut lulusannya akan dapat memiliki tiga kompetensi gerak bagi pengembangan desain bangunan yang harmonis dan
dasar yaitu Kepemimpinan (Leadership), Kepelayanan (Stewardship) ‘adaptabel’ satu sama lain memberikan keteraturan yang luwes bagi
dan Keahlian (Craftsmanship). pengembangan secara bertahap.
Dengan demikian pembangunan/pengembangan Kampus b. Formalitas.
mempunyai prinsip‐prinsip sebagai berikut :
Desain dapat merefleksikan lembaga pendidikan formal yang dapat
Fleksibilitas
menghasilkan lulusan dengan integritas dan
Adaptabilitas
Keteraturan intelektualitas keilmuan yang tinggi diwujudkan dengan rancangan
Kehidupan Sosial Kampus kampus yang formal, anggun dan melambangkan identitas keilmuan
Formalitas yang kental. Konsep ini juga dapat mendukung jiwa kepemimpinan
Memberi warna yang menggambarkan tiga kompetensi dasar dan wirausahawan.
Memberikan symbol budaya setempat.
Master Plan Konseptual c. Citra Lombok dan Bernuansa Resort.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 17
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Desain dapat merefleksikan Citra Lombok sebagai destinasi wisata, Lombok memiliki laut dengan segala kekhasan biotanya, garis pantai
yaitu : yang panjang dengan pesona pemandangannya, pegunungan yang
eksotis, serta padang rumput yang
Citra Geografis : Lombok sebagai destinasi wisata yang memiliki
keunikan geografis.
Citra Wisata Budaya : Lombok memiliki khasanah budaya dan
lingkungan yang menjunjung kearifan lokal.
Posisi Lombok dan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada umumnya Lombok merupakan akulturasi dari keragaman budaya masyarakat
yang diapit oleh Pulau Bali dan Wilayah Nusa Tenggara Timur, didalamnya. Sehingga budaya yang ada di Lombok merupakan
menjadikannya bagian dari rangakaian perjalanan wisata. perwujudan akulturasi budaya lokal dann budaya pendatang yang
terangkai dengan indahnya
Citra Wisata Alam : Lombok memiliki karakter alam
(lansekap/bentang alam) yang indah. d. Simbol dan Warna Daerah
Penggunaan desain arsitektur bangunan dan ruang dapat
mencerminkan kekhasan daerah Lombok. Warna dan motif pada
elemen eksterior dan interior akan memperkuat arsitektur bangunan.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 18
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Gambar 3.1 Beberapa motif Kain Ikat Songket Lombok Aksesibiltas yang tanggap terhadap penyandang cacat.
Merupakan bagian dari bentuk pembelajaran bagi civitas
akademika untuk menumbuhkan kepedulian mereka akan
sesama dan perwujudan jiwa Kepelayanan (Stewardship).
Penggunaan motif kain ikat songket , merupakan salah satu unsur 3.2.4 Konsep Resort pada Kawasan Kampus
untuk memperkaya tampilan bangunan. Dalam perencanaan konsepnya, desain kampus Poltekpar Lombok
akan membawa sejumlah ide mengenai resort untuk diterapkan pada
3.2.2 Konsep Sistem Ruang Luar dan Lansekap suasana lingkungan kampus. Menurut definisinya, Resort adalah
Konsep sistem ruang luar dan lansekap mengakomodasikan konteks suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang
lingkungan dan kawasan. Konsep secara umum dari ruang luar dan diluar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk
lansekap lingkungan Kampus Poltekpar Lombok ini diantaranya mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui
adalah : sesuatu. Dalam lingkungan kampus, penerapan konsep ini diharapkan
Penataan ruang luar dan massa bangunan dapat menciptakan dapat memberikan suasana iklim yang mendukung proses pendidikan
‘Sense of Community’ dalam interaksi antara civitas akademika. yang lebih baik. Tentu saja dalam penerapannya membutuhkan
Pola land use yang kompak terintegrasi yang memberikan sejumlah penyesuaian‐penyesuaian agar dapat tetap sejalan dengan
peluang kepada skala pedestrian dalam komunikasi antar tujuan utama dari kampus Poltekpar yaitu menyelenggarakan
bangunan.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 19
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
pendidikan dalam upaya mempersiapkan tenaga kepariwisataan yang Akses penggunaan sedapat mungkin mendukung aktifitas yang
dapat bersaing baik dalam skala nasional maupun internasional. digunakan.
Fungsi ditempatkan sedemikian rupa sehingga meminimalkan
Berikut sejumlah prinsip penerapan arsitektur resort pada desain
kebutuhan pencapaian dengan kendaraan.
kampus :
Fungsi yang digunakan kampus dan komunitas yang lebih luas
Desain yang nyaman dan menumbuhkan suasana betah untuk
dapat dicapai oleh komunitas tersebut.
berada dikampus.
Memenuhi kebutuhan dan persyaratan individu dalam Zoning kampus mengambil konsep yang memberikan fleksibilitas
melakukan kegiatan kepada pengembangan kegiatan utama kampus yaitu pendidikan
Memberikan sensasi dan pengalaman unik kepariwisataan beserta kelengkapan pendukung pendidikan.
Menciptakan suatu citra yang menarik
Kesatuan antara bangunan dan lingkungan sekitarnya Gambar 3.2 Morfologi Zonasi
Memaksimalkan fungsi‐fungsi ruang publik di dalam site /
lingkungan kampus. Gedung
Administrasi /
3.3 Perletakan Massa Bangunan Dosen/Perpus
Gedung takaan Gedung
3.3.1 Penggunaan Lahan Praktek / Lab Praktek/Lab
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 20
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
3.3.2 Perletakan Massa dan Ruang Luar Selain itu, kawasan kampus Poltekpar Lombok akan menerapkan
konsep kontekstualitas melalui penerapan ekspresi arsitektur
Perletakan massa bangunan mempertimbangkan bentuk lahan dan tradisional Lombok. Ekspresi arsitektur Lombok ini terutama
arah klimatologi. Penempatan massa bangunan untuk fungsi publik diterapkan pada bangunan Rektorat sebagai Icon/landmark kawasan
dan administrasi ditempatkan pada sisi utara/dekat dengan jalan dan tata lansekap.
utama (Jl.Raya Raden Puguh). Untuk memperkuat tampilan bangunan
dan memudahkan pencapaian. 3.4 Rencana Master Plan Kawasan
3.4.1 Rencana Penggunaan Lahan
3.3.3. Image Kampus dan Kontekstualitas Kawasan.
Kawasan Pendidikan terbagi ke dalam 9 (sembilan) klaster.
Penyelenggaraan pendidikan di Poltekpar Lombok, menganut sistem
Pembagian klaster pada dasarnya bertujuan untuk menghindari
pengajaran dan pelatihan dengan komposisi 30%
terjadinya konflik antar fungsi yang berbeda serta untuk menciptakan
pendidikan/pembelajaran dan 70% praktek. Bagian/bidang yang
efisiensi dan efektifitas yang akan dikembangkan. Kesembilan klaster
melaksanakan fungsi pengajaran memberikan bekal pengetahuan
tersebut adalah :
(knowledge) kepada siswa didik. Bagian/bidang yang melaksanakan
Klaster Bangunan Administrasi
fungsi praktek/pelatihan memberikan kemampuan motorik berupa
ketrampilan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Klaster Bangunan Ruang Kuliah Zona A
bidang kepariwisataan. Klaster Bangunan Ruang Kuliah Zona B
Klaster Bangunan Laboratorium Zona A
Sistem kegiatan tersebut diatas memiliki karakter kegiatan yang Klaster Bangunan Laboratorium Zona B
bersifat formal yang dilakukan secara teratur hampir setiap harinya Klaster Bangunan Sarana Umum
sesuai dengan ketentuan akedemis yang sudah ditentukan. Dengan Klaster Bangunan Sarana Sosial
demikian karakter ruang formal merupakan image kampus, sebagai Klaster Bangunan Sarana Olah raga
manifestasi dari kegiatan‐kegiatan yang bersifat formil tersebut. Klaster Bangunan Hunian
Karakter image formil tersebut diantaranya adalah :
Tata layout dan sirkulasi yang formal.
Penggunaan sumbu kampus untuk memberikan orientasi ruang
yang jelas
Pusat Administrasi sebagai Icon formalitas.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 21
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Gambar 3.3 Konsep Zonasi Master Plan Gambar 3.4 Akses / Sirkulasi Tapak
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 22
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Berdekatan dengan jalur pedestrian, ditempatkan fungsi‐fungsi yang Jaringan jalan Primer II merupakan jalan ring road, menghubungkan
bertujuan sebagai magnet pergerakan pergerakan pejalan kaki pada jalan utama dengan sejumlah klaster dalam kawasan rencana.
ruang‐ruang terbuka didalam lahan kampus. Magnet penggerakan Jaringan jalan ini merupakan sistem jalan primer internal kawasan
tersebut diantaranya tempat beraktifitas bersama dan tempat kampus.
berkumpul. 3. Jaringan Jalan Sekunder (ROW 8 m)
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 23
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Jaringan Jalan Sekunder merupakan jaringan jalan yang berada di ruang sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan ruang interaksi
dalam area klaster komplek bangunan. yang nyaman dan terlindungi.
Penghubung antar satu bangunan dengan bangunan lainnya dalam Parkir menggunakan konsep lingkungan taman, dimana pada ruang
satu klaster tidak diberikan dalam bentuk jalur kendaraan bermotor parkir ini vegetasi disusun sedemikian rupa sehingga dapat
melainkan dalam bentuk penyediaan jalur pedestrian bagi pejalan memperhalus kesan keras yang timbul dari luasnya perkerasan untuk
kaki. Hal ini merupakan bagian dari upaya memaksimalkan sirkulasi parkir, selain itu vegetasi juga berfungsi sebagai peneduh untuk
pejalan kaki di dalam lahan kampus. kendaraan yang diparkir.
Demi menciptakan suatu desain yang berkelanjutan secara ekologis,
E. Parkir perkerasan untuk area parkir menggunakan grassblock sehingga air
hujan tetap dapat menyerap ke dalam tanah dan tidak terlalu banyak
Seluruh area tempat parkir berada di dalam lahan kampus, sehingga
air hujan yang dialirkan keluar dari kawasan.
dalam pencapaian setiap kendaraan harus melalui gerbang kampus.
Konsep parker yang digunakan pada lahan kampus adalah Selain dapat mempertinggi kandungan air tanah kawasan, konsep ini
mendekatkan parkir yang dapat diakses dari jalan lingkar. Parkir juga diharapkan dapat menurunkan beban timbulan air permukaan
ditempatkan pada zona tertentu untuk untuk memudahkan yang harus ditampung oleh drainase kawasan. Dengan konsep parkir
pengawasan. taman, saat tidak digunakan, area parkir terhindar untuk berkesan
menjadi area perkerasan yang kosong namun berpungsi sebagai
3.4.3 Lansekap Kawasan layaknya sebuah taman.
Terdapat beberapa konsep lansekap yang ada didalam kawasan.
Penyusunan konsep lansekap tergantung pada lokasi dimana vegitasi
yang merupakan bagian dari lansekap diletakkan. Pada sepanjang
jalur kendaraan, vegetasi bersifat sebagai vegetasi pengarah.
Sementara itu pada sepanjang jalur pedestrian selain sebagai
vegetasi pengarah, vegatasi juga berfungsi sebagai peneduh. Vegetasi
peneduh dan vegetasi pembentuk ruang diterapkan pada area
berkumpul dan area antar bangunan.
Pada sisi jalur pedestrian dan hall bangunan, disediakan ruang‐ruang
interaksi yang memungkinkan para civitas akademika untuk
berkumpul, saling berdiskusi, mengerjakan tugas dan bersantai.
Pengaturan vegetasi seperti pohon peneduh dan vegetasi pembentuk
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 24
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Mawar
ilam Iris Kuning Sebagai tanaman
Palem Sadeng Palem Uban Palem Raja Pohon Lontar Sebagai tanaman Sebagai tanaman
Sebagai tanaman Sebagai unsur Sebagai tanaman Sebagai unsur pemberi keindahan
semak pembatas
pengarah taman pengarah taman D. Kelompok Tanaman Peneduh
B. Kelompok Tanaman Pagar
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 25
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 26
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Sebagai landmark kawasan kampus, bangunan Rektorat akan Dalam konsep utama dari gedung kuliah, massa bangunan
menggunakan tipologi arsitektur Lombok. Hal ini diterjemahkan pada direncanakan 4(empat) lantai. Blok bangunan berbentuk sigle
transpormasi bentuk atap. coridor, berorintasi ke plaza dalam (plaza mahasiswa). Juga
dilengkapi dengan lift untuk memudahkan sirkulasi menuju lantai
Pada area depan dari gedung Rektorat ini terdapat lapangan upacara
berikutnya bagi mahasiswa yang mempunyai keterbatasan
yang dilengkapi dengan podium/plaza dan tiang bendera. Lokasinya
(penyandang disabilitas).
terletak pada jalan utama dekat dengan area gerbang masuk utama
kampus ‘boulevard’ yang mengarahkan arah sirkulasi menuju fungsi‐
fungsi lainnya. 3.6.4 Klaster Bangunan Laboratorium/praktek Zona A
Bangunan Laboratorium/praktek pada zona A terdiri dari Gedung
3.6.2 Klaster Bangunan Kuliah Zona A Hotel praktek,Cottage Praktek, Ruang pertemuan/Meeting room dan
Bangunan Ruang Kuliah Zona A ini terdiri dari beberapa massa Restoran. Gedung Hotel praktek merupakan bangunan yang
bangunan yang menampung fungsi kegiatan pendidikan untuk direncankan sesuai dengan standar perhotelan. Type kamar praktek
Jurusan Kepariwisataan dan Jurusan Perjalanan. Di dalamnya hotel terdiri dari :
ditampung sejumlah ruang kuliah, Ruang administrasi, Ruang Type Family Room
Informasi, Ruang Dosen dan hall mahasiswa. Type Twin Room
Type Suite Room
Dalam konsep utama dari gedung kuliah, massa bangunan Type President Suite Room
direncanakan 4(empat) lantai. Blok bangunan berbentuk double
corridor dengan void ditengah. Juga dilengkapi dengan lift untuk Gedung utama difungsikan untuk Main lobby,Front Office,Ruang
memudahkan sirkulasi menuju lantai berikutnya bagi mahasiswa yang Manajemen,Mini bar,Swimming pool, layaknya seperti seperti hotel
mempunyai keterbatasan (penyandang disabilitas). bintang 5(lima). Gubahan massa bangunan mengadopsi konsep
‘resort’ dimana tata lay out blok unit kamar praktek dibuat terpisah,
3.6.3 Klaster Bangunan Kuliah Zona B yang dihubungkan dengan koridor terbuka, untuk menciptakan
suasana dekat dengan alam. Ruang terbuka diperkuat dengan tata
Bangunan Ruang Kuliah Zona B ini terdiri dari beberapa massa lansekap yang asri dan nyaman, dengan pemilihan tanaman lokal
bangunan yang menampung fungsi kegiatan pendidikan untuk untuk memperkuat desain lansekap.
Jurusan Hospitaliti. Di dalamnya ditampung sejumlah ruang kuliah,
Ruang administrasi, Ruang Informasi, Ruang Dosen dan hall 3.6.5 Klaster Bangunan Laboratorium/praktek Zona B
mahasiswa.
Area klaster bangunan laboratorium/praktek zona B terdiri dari 2
(dua) zona, yaitu :
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 27
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
3.6.6 Klaster Bangunan Sarana Umum 3.6.9 Klaster Bangunan Sarana penunjang
Klaster Bangunan Sarana umum direncanakan untuk Gedung Fungsi Sarana penunjang terdiri dari Gedung Asrama mahasiswa,
Auditorium 2 (dua) lantai. Gedung Auditorium difungsikan untuk Kantor keamanan, Parkir Bus, Pos keamanan, Gudang barang, Kantor
dapat menampung kegiatan‐kegiatan acara wisuda mahasiswa Maintenance, dan Water treatment plan. Fungsi‐fungsi sarana
Poltekpar,seminar,konferensi dan kegiatan‐kegiatan lainnya baik itu penunjang direncanakan pada area paling belakang. Area ini dapat
bersifat ilmiah maupun untuk kegiatan yang bersifat umum. Gedung dicapai dari Site entrance.
Auditorium direncanakan untuk dapat menampung 2.750 orang.
Selain digunakan untuk kegiatan internal, juga sangat memungkinkan
untuk dapat digunakan untuk umum.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 28
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Image Bangunan pada Komplek Poltekpar Lombok 3.7 Rencana Masterplan Bangunan
Gambar 3.7 Gedung Rektorat Gambar 3.8 Gedung Kuliah Sesuai dengan Konsepsi yang telah disebutkan sebelumnya, arahan
konsep desain arsitektur diantaranya adalah sebagai berikut :
Fleksibilitas Maksimum
Desain massa bangunan dan program arsitektur dapat memberikan
‘fleksibilitas maksimum’ dalam penggunaan dan memberikan ruang
gerak bagi pengembangan desain bangunan yang harmonis dan
Prodi Destinasi Pariwisata & Prodi ‘adaptabel’ satu sama lainnya memberikan keteraturan yang luwes
Manajemen Kepariwisataan bagi pengembangan bertahap.
Gambar 3.9 Gedung Kuliah Gambar 4.0 Gedung Administrasi
Formalitas.
Desain dapat merefleksikan lembaga pendidikan formal yang dapat
menghasilkan lulusan dengan integritas dan intelektualitas keilmuan
yang tinggi diwujudkan dengan rancangan yang formal, anggun dan
melambangkan identitas keilmuan yang kental. Konsep ini juga untuk
dapat mendukung refleksi jiwa kepemimpinan (leadership),
Prodi Bisnis Perjalanan & Prodi Gedung Administrasi & Dosen kepelayanan (stewardship) dan keahlian (craftsmanship) sebagai
Manajemen Konvensi dan Perhelatan kompetensi dasar yang dituntut dari setiap lulusannya.
Gambar 4.1 Perpustakaan Gambar 4.2 Gedung Litbang
Simbol dan Warna Daerah
Penggunaan desain arsitektur bangunan dan ruang yang dapat
mencerminkan kekhasan daerah tempat dibangunan Poltekpar
Lombok.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 29
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
pada suasana kampus. Dalam lingkungan kampus, penerapan konsep Penentuan dimensi‐dimensi dan bentuk‐bentuk ruang serta
ini diharapkan dapat memberikan suasana untuk mendukung proses perabotan yang bersifat ergonomis sesuai dengan kegiatan dari
pendidikan yang lebih baik. Tentunya dalam penerapan masing‐masing fasilitas yang disediakan di dalam kampus.
membutuhkan sejumlah penyesuaian‐penyesuaian agar dapat tetap Penerapan ruang‐ruang dengan skala‐skala manusia
sejalan dengan tujuan utama dari kampus POLTEKPAR yaitu :
PRINSIP 2
Menyelenggarakan sistem pendidikan bidang kepariwisataan
yang berbasis akuntabilitas untuk menghasilkan lulusan yang Memenuhi kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan
berbudi pekerti luhur,unggul dalam pengetahuan dan kegiatan.
ketrampilan pada ilmu pengetahuan,teknologi,dan/atau seni.
Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,dan/atau seni, Peneraparan prinsip‐prinsip ini dalam desain kampus diantaranya
serta berkontribusi yang relevan dan berkualitas tinggi bagi meliputi :
kebutuhan pembangunan nasional,regional dan internasional.
Beragam pengaturan batas‐batas ruang dan perabotan (interior
Menciptakan lingkungan dan suasana akademik kampus yang dan eksterior) yang mendukung untuk sejumlah kegiatan yang
kondusif dan dapat menumbuhkan sikap apresiatif, kontributif bersifat sendiri dan membutuhkan privasi dan kegaitan yang
dari sivitas akademika, serta menjunjung tinggi tata nilai dan mendukung terjadinya interaksi dan mendorong partisipasi
moral akademik dalam usaha membentuk masyarakat kampus civitas akademika dalam aktifitas kelompok.
yang dinamis dan harmonis, dan menegembangkan jejaring Pada ruang luar, disediakan ruang‐ruang berkumpul bersama
dengan perguruan tinggi lain,masyarakat,industri,lembaga
yang nyaman dan terlindungi dari terik sinar matahari melalui
pemerintahan dan lembaga lain baik tingkat nasional maupun penyediaan pepehonan peneduh dan kanopi‐kanopi, Bentuk
internasional dengan asas saling menguntungkan.
kanopi dapat direncanakan dengan menggunakan ‘Solar Cell’
Berikut sejumlah prinsip penerapan arsitektur resort yang berkonsep pada atapnya
sebagai ‘GREEN KAMPUS’, yaitu : PRINSIP 3
PRINSIP 1
Memberikan pengalaman unik
Desain yang ergonomis dan menumbuhkan suasana betah untuk
Penerapan prinsip ini dalam desain kampus diantaranya meliputi :
berada di kampus.
Pengaturan tata ruang dan batas‐batas ruang
Penerapan prinsip ini dalam desain kampus diantaranya meliputi:
(bukaan,dinding,dll) yang dapat memberi kesan menyatu dan
dekat dengan alam melalui : bukaan yang lebar untuk
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 30
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 31
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Untuk mendukung konsep ini dapat dilakukan pula permainan 3 Gambar 4.3 8 Steps to Green Campus
(tiga) unsur alam yaitu : air,vegetasi dan batuan.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 32
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
bangunan tradisional Lombok, secara vertical, bangunan terdiri dari terbangun, lay out sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan
tiga bagian yaitu bagian kepala,bagian badan,dan bagian kaki. bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan.
Metode penerapan tipologi bangunan tradisional Lombok ke dalam B. Fungsi yang Berkelanjutan
bangunan kontemporer dapat dilakukan melalui sejumlah cara,yaitu :
Konsep fungsi yang berkelanjutan diterapkan melalui desain
Penerapan konsep : kepala – badan – kaki
bangunan yang fleksibel untuk berbagi fungsi. Fleksibelitas fungsi
Penerapan langsung proporsi bangunan tradisional Lombok ke
diterjemahkan dalam bentuk penggunaan modul ruang yang efektif
dalam bangunan bertingkat. Proporsi pada bentuk denah yaitu
dan fleksibel yang memungkinkan terjadinya perubahan tanpa perlu
perbandingan antara lebar dan panjang, serta proporsi pada
mengubah struktur utama bangunan namun tetap menjaga
tampak yaitu perbandingan antara tinggi bagian kepala,bagian
efektifitas ruangan.
badan dan bagian kaki.
Tranformasi bentuk atap rumah tradisonal Lombok ke dalam Modul ruang dihitung berdasarkan ukuran ruang,aktifitas pengguna
atap bangunan kontemporer. bangunan,jumlah pengguna bangunan, dan ukuran sirkulasi yang
dibutuhkan. Perimbangan konstruksi juga diperlukan seperti
3.7.3 Keberlanjutan/Sustainability ketersediaan modul struktur, bentang bangunan, modul bahan
penutup atap, modul bahan penutup lantai dan lain‐lain. Berikut ini
Desain bangunan yang ‘sustainable’ adalah meminimalkan pengaruh adalah modul ruang dari masing‐masing bangunan.
bangunan terhadap lingkungan baik dalam pembangunan,
operasional dan perawatan, Bangunan berkelanjutan tercermin Modul Ruang Kelas
dalam cara membangunan (struktur dan konstruksi) dan prosesnya,
memilih bahan bangunan, dan melestarikan lingkungan di sekitar Modul ruang kelas dihitung berdasarkan kapasitas mahasiswa yang
bangunan. akan ditampung, ukuran sirkulasi yang dibutuhkan serta sudut
jangkauan untuk proses belajar mengajar. Ruang kelas dirancang
A. Sistem Bangunan yang Efisien dan Hemat Energi. sedemikian rupa untuk dapat mendukung aktifitas belajar yang
nyaman. Modul ruang kelas yang digunakan adalah 7 m x 8 m untuk
Sistem bangunan menekankan efisiensi dalam penggunaan material, kapasitas 30 orang.
desain, pembangunan, dan pemeliharaan bangunan.
Desain rancang bangunan memperhatikan banyak bukaan untuk
memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami, Sedikit mungkin
menggunakan penerangan lampu dan pengkondisian udara pada
siang hari. Desain bangunan hemat energy, membatasi lahan
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 33
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Tabel 2.2 Kebutuhan Ruang Kuliah / Program studi kapasutas mahasiswa dan staf yang akan ditampung, modul
perabotan yang akan digunakan dan ukuran sirkulasi yang
dibutuhkan. Berdasarkan hasil analisa, ruang perpustakaan akan
menggunakan modul 7,2m x 7,2 m.
Gambar 4.4 Rencana Master Plan Kampus Poltekpar Lombok
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 34
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 35
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 36
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Gambar 5.5 Pemaknaan dan Olah Geometri Gambar 5.6 Konsep Olah Ruang Luar dan Bentuk
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 37
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Gambar 5.7 Konsep Olah Ruang Luar dan Bentuk Gambar 5.8.1 Konsep Facade
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 38
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Gambar 5.9 Hikayat Sebagai Konsepsi Memperkuat Olahan Gambar 6.0 Konsep Landmark
Lansekap
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 39
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Konon seorang penenun saat itu merasa Dalam bahasa Sasak “Serat Penginang“ Ragi adalah ungkapan dalam bahasa
puas dengan hasil tenunannya serta yang berarti tempat menginang (Makan Sasak berarti syarat, tata cara “Genep“
merta mengucapkan kalimat Sirih), bentuk motif corak ini berarti cukup. Makna ungkapan ini ialah
“Subhanallah“ yang artinya Maha Suci menggambarkan kotak‐kotak segi empat orang yang hendak berpergian sebaiknya
Allah (Tuhan Yang Maha Esa), akibat dan diberikan hiasan motif binatang, tepak berpakaian harus memenuhi syarat (tata
dipengaruhi ucapannya dan serta merta dara dan garis silang menyilang dapat cara/norma) yang berlaku di masyarakat
mengucapkan kalimat tersebut suatu digunakan oleh pria dan wanita dalam dan biasa dipakai sarung dan dapat
ungkapan kata yang mengagungkan upacara adat. Motif ini memiliki makna dipakai sehari‐hari baik oleh pria
Allah, maka lahirlah nama Subhanale. manusia harus memiliki sikap kebersamaan atau wanita. Pria untuk dodot. Wanita Ragam hias Panah, motif ini Ragam hias Remawe berupa corak kotak‐ Ragam hias Bulan Berkurung dirajut
Motif subhanale mempunyai makna dan rukun terhadap sesama manusia sebagai Selendang. melambangkan atau mencerminkan sifat kotak yang diciptakan dengan menenun dengan geometris segi enam dengan
keikhlasan dan kesabaran serta berserah jujur seperti anak panah yang jalannya lunsi dan pakan yang warnanya berbeda . aksesoris bintang berjumlah enam
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada meluncur lurus dengan geometris dasar Di dalam kotak‐kotak tersebut diberikan dengan dasar warna yang cerah
mulanya yang dinamakan Motif warna terang dengan motif anak panah. hiasan motif kembang remawa mekar, divariasi motif lambe dan pucuk rebung.
Subhanalle adalah motif geometris segi Kain motif ini biasanya dikenakan pada biasanya dipadukan dengan motif kupu‐ Motif bulan berkurung dikaitkan dengan
enam, didalamnya diberi isian atu kaum pria pada acara adat “nyongkolan” kupu. Kain motif ini biasanya dikenakan kebesaran tuhan yang harus selalu
dekorasi berbagai bentuk bunga seperti (acara berkunjung keluarga mempelai para gadis‐gadis di Pulau Lombok diingat dan disyukuri. Kain motif ini
bunga remawa, kenanga, tanjung, warna laki‐laki ke keluarga mempelai biasanya dikenakan pada wanita atau
dasar kain merah atau hitam bergaris‐ perempuan diiringi kesenian “gendang pria pada bulan madu sebagai sarung
garis geometris warna kuning. Motif beleq”).
Subhanalle banyak ragamnya .
Penggunaan biasanya digunakan oleh Motif Bulan Bergantung Motif Nanas Motif Anteng
kaum pria dan wanita untuk pakaian
acara pesta atau upacara adat.
Ragam hias Bulan Bergantung Motif nanas menceritakan tentang Motif Anteng biasa digunakan untuk kain
dilingkaran matahari dihiasi dengan masyarakat lombok biasanya menanam sabuk atau pengikat pinggang kaum
bintang‐bintang dan variasi dengan pohon nanas sebagai mata pencaharian wanita yang penggunaannya untuk
kembang dan dibawah diberikan variasi tambahan Motif ini digunakan sebagai pakaian sehari‐hari atau upacara
lambe dan pucuk rebung. Kain motif ini bahan pakaian atau sarung. Kain motif ini Nyongkol (acara berkunjung mempelai
Corak kotak‐kotak warna merah dan Motif Keker menggambarkan kedamaian Ada beberapa bentuk ragam hias biasanya dikenakan pada wanita atau biasanya dikenakan pada kaum pria dan laki‐laki ke keluarga mempelai
hijau muda atau garis‐garis mendatar dalam memadu kasih bernaung di bawah Wayang, pada prinsipnya wayang selalu pria pada acara/upacara adat wanita untuk pakaian sehari‐hari. perempuan).
dengan warna merah dan hitam. pohon sebagai motif dasar benang katun digambarkan berpasang‐pasangan Motif Anteng coraknya jalur‐jalur lurus
Penggambaran bentuk bintang empat dan berkembang menjadi benang sutra dan diselingi atau diapit oleh paying atau membujur searah dengan benang
menyerupai bunga ceplok. Istilah diberikan motif berbahan benang emas pohon hayat, makna dari corak ini bahwa lungsinya berwarna kuning, hijau dan
bintang empat berhubungan dengan atau perak. Penggunaannya adalah untuk manusia tidak bisa hidup secara individu lainnya dan kedua ujungnya berumbai,
arah mata angin yang diambil sebagai pakaian pesta. sehingga memerlukan bantuan orang diperuntukkan untuk kaum wanita dan
inpirasi lain untuk bermusyawarah dibawah digunakan untuk pakaian pada upacara
keluarnya bintang timur pada pagi hari naungan paying agung, pohon hayat adat.
pertanda bahwa fajar segera tiba. adalah lambang kehidupan. Kain dengan
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 40
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 41
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Pipa air limbah mendatar yang berukuran sampai 100 mm (4 inci) Seluruh sistem pemipaan air limbah serta accessorisnya
dipasang dengan kemiringan minimum 2%, dan minimum menggunakan pipa PVC jenis AW demikian pula untuk pemipaan
kemiringan 1% untuk pipa berukuran lebih besar. vent.
Setiap perubahan arah pipa akan dibuat dengan sudut 450.
Belokan dengan radius pendek (short radius bend) hanya 5.3 Sistem Pembuangan Air Hujan
diijinkan di pasang pada air buangan cair. Pengaliran air hujan dilakukan secara gravitasi. Tujuan pembuangan
lubang pembersih (clean out) harus dipasang pada pipa air air hujan adalah mengalirkan air hujan secepat mungkin keseluruh
limbah belokan 900. pembuangan air yang terdekat. Pada bangunan dimana air hujan
yang tertangkap oleh atap disalurkan melalui roof drain dan pipa‐pipa
e. Pendimensian Pipa Air Limbah talang untuk selanjutnya dialirkan ke saluran drainase yang berada di
Pendimensian pipa air limbah dalam bangunan tergantung jumlah sekitar bangunan. Pendimensian pipa talang tergantung dari luas
fixture unit air limbah yang dilayani oleh pipa tersebut. atap serta banyaknya pipa talang turun yang membawa aliran air
Sedangkan dimensi minimal pipa pembuangan dari masing‐masing hujan ke saluran drainase.
fixture adalah : Perencanaan saluran air hujan di luar bangunan didasarkan atas
Water closet : 4 inch beberapa kriteria yaitu :
Urinoir : 2 inch Dimensi saluran dihitung saat debit aliran pada kondisi puncak
Lavatory : 2 inch Debit aliran hujan dihitung menurut formula :
Floor‐ drain : 2 inch Kemiringan saluran sedapat mungkin sama atau tidak jauh
berbeda dengan kemiringan muka tanah.
f. Sistem Pemipaan Vent Profil saluran direncanakan bulat lingkaran
Sistem vent berfungsi untuk mengalirkan gas dan bau yang terbentuk Kedalaman aliran air hujan pada saat maksimum diasumsikan
dari buangan manusia, serta juga untuk menghindari aliran balik. sebesar 0.80 dari diameternya.
Besarnya pipa vent direncanakan berdasarkan jumlah beban fixtures
air buangan yang dilayani. Pipa‐pipa vent horizontal pada setiap a. Layout Saluran
lantai dihubungkan pada pipa tegak vent, yang diteruskan ke atas dan Lay out saluran yang direncanakan di halaman gedung didasarkan
dihubungkan ke udara terbuka. Pipa vent horizontal harus di pasang pada beberapa hal antara lain :
miring ke atas dari sambungan terendah dengan pipa air kotor atau Kondisi perencanaan Site Plan
pipa air buangan ke tempat berakhirnya pipa vent tersebut. Kondisi level tanah yang direncanakan
g. Pemipaan dan Perlengkapan
Lokasi saluran induk yang telah ada.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 42
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Berarti curah hujan 350 mm/jam pada luas area = 0,170 m2. akan memberikan kapasitas Kemampuan mengalirkan air dari saluran (Q) = V x A
aliran air hujan sebesar 1 = 0,01 x 0,57
tr/menit = 0,0045 m3/detik
= 268 liter/menit
Luas Atap = 1200 m2 26 buah downspout
1200 m2
Maka debit air = ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ x 1 liter/menit Ditentukan = 26 buah ( Ukuran diameter 100 )
0,17 m2
= 7.058 liter/menit
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 43
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
5.4 Sistem Pengkondisian Udara (Air Conditioning) II. Bentuk bangunan, kegunaan bangunan, luas bangunan dan
tersedianya ruang yang diperlukan.
a. Sistim Pengkondisian Udara (Air Conditioning)
III. Hasil perhitungan beban pendinginan dan ketentuan‐
Sistim pengkondisian udara bertujuan untuk mengkondisikan udara
ketentuan pemerintah setempat.
di dalam ruangan sesuai dengan standart kenyamanan penghuni
IV. Permintaan / saran pemilik.
ataupun kebutuhan pengkondisian peralatan yang ada di dalam
ruangan. Untuk mencapai kondisi udara tersebut dilakukan hal‐hal
b. Ruangan yang menggunakan sistem pengkondisian udara :
sebagai berikut :
Mengatur dan menjaga temperature udara di dalam ruangan pada No Nama Ruang Sistim Pengkondisian
suatu harga yang relatif konstan sesuai dengan standart kenyamanan
yang berlaku bagi penghuni maupun kebutuhan bagi peralatan. 1 Office / Ruang Klas Single split system
Mengatur dan menjaga kelembaban relatif udara di dalam ruangan 2 Ruang Lobby / Koridor Split duct
pada batas‐batas yang masih memenuhi standar kenyamanan
penghuni maupun kebutuhan peralatan.
Menambahkan udara luar yang segar dan bersih dalam jumlah yang c. Ruangan yang memakai sistim ventilasi mekanik :
sesuai dengan kebutuhan.
a. Ruang Generator
b. Sistim Ventilasi Mekanis b. Ruang Trafo
c. Ruang Pompa
Sistim ventilasi mekanis bertujuan untuk mengatur penambahan O2 d. Ruang Panel
di dalam ruangan dan mengurangi kadar CO2 maupun bau serta e. Gudang
untuk menjaga temperature ruangan agar tetap di bawah f. Toilet
temperature maksimum. Untuk mencapai kondisi tersebut dilakukan g. Dapur
hal‐hal sebagai berikut :
Mengadakan pertukaran udara secara mekanis di dalam
ruangan yang membutuhkannya. Dasar Perencanaan.
5.5 Pemilihan Sistim Tata Udara. Dasar perencanaan perhitungan beban air conditioning dan ventilasi
mekanis.
a. Dasar Pemilihan Sistim a. Kondisi Udara Rancangan
I. Pertimbangan biaya. Kondisi udara luar rancangan
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 44
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 45
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Udara ventilasi yang dibutuhkan pada ruangan yang Ditinjau dari segi bahaya kebakaran, bangunan‐bangunan ini
dikondisikan didapat dari udara infiltrasi yang masuk melalui tergolong pada kelompok bangunan dengan bahaya kebakaran
celah‐celah pintu dan jendela infiltrasi terjadi diakibatkan sedang kelompok I, yaitu bahaya kebakaran pada tempat dimana
oleh hisapan udara (exhaust) atau tekanan udara ruangan terdapat bahan‐bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar
yang rendah. Perkiraan banyaknya udara infiltrasi yang sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak
masuk proporsional dengan banyaknya udara yang dihisap lebih dari 2,5 meter, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
oleh exhaust fan. sedang, sehingga menjalarnya api sedang.
Ditinjau dari penggolongan kebakaran, kecenderungan terjadinya
8. Pipa Drain kebakaran pada bangunan‐bangunan ini termasuk kebakaran
golongan A, yaitu kebakaran yang terjadi pada beban jenis bahan
Pipa drain adalah suatu alat pembuangan zat cair
padat bukan logam, misalnya kayu, kertas, plastik, karpet, dsb
Penempatan drain haruslah diusahakan pada tempat yang
rendah, sesuai fungsinya sebagai pembuangan cairan atau 5.6.2 Sistem Pemadam Kebakaran
pembersihan cairan serta pembuangan kotoran pada jalur
pipa atau equipment. Meninjau klasifikasi bangunan tersebut di atas, maka system
pemadam kebakaran terdiri dari:
Lingkup pekerjaan sistim air conditioning meliputi : Sistem Pemadam api ringan (fire extinguisher) pada tahap I
a. Instalasi Outdoor Unit dan II.
b. Instalasi Indoor Unit Sistem fire hydrant pilar di luar bangunan, dan fire hydrant
c. Pemipaan box di dalam bangunan.
d. Pengkabelan
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 46
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Kapasitas pompa Hydrant : Pipa tegak (riser) 1 = 500 gpm dan 3) Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher)
rise ke 2 = 250 gpm sehingga total kap. Pompa hydrant = 750
Pada kebakaran golongan A, extinguisher yang efektif adalah
gpm.
extinguisher golongan A (air bertekanan, asam soda, atau dry
chemical)
1) Sistem Fire Hydrant box (Hydrant bangunan )
Pada tempat dengan bahaya kebakaran menengah, jarak
Kriteria perencanaannya adalah: maksimum extinguisher ke tempat pemadam adalah 200 m².
Untuk klasifikasi kelas 3, perletakan hydrant box adalah 1 5.6.3 Perencanaan Sistem Kebakaran
buah untuk setiap luas lantai 800 m². Tertutup dan terpisah.
1) Fire Hydrant Box
Debit air minum untuk hydrant dalam bangunan adalah 400
liter/menit a. Apabila mempergunakan Fire Hydrant Box pada bangunan
Tekanan air minimum pada titik tertinggi sebesar 4,5 s/d 6,9 terminal, jumlah Box Fire Hydrant yang dibutuhkan 800m2/
kg/cm². luasan area .
Pompa pemadam kebakaran minimal terdiri dari satu b. Fire Hydrant Box dilengkapi juga house cabinet yang berisi
pompa Diesel, dan satu pompa pemacu (jockey pump). selang dengan panjangnya 30 meter.
Diameter pipa tegak utama dalam gedung 6”.
2) Fire Hydrant Pilar
2) Fire Hidrant Pilar (Hydrant Halaman)
a. Jumlah fire Hydrant pillar direncanakan sesuai dengan jarak
Bangunan dengan klasifikasi B harus mempunyai hydrant antara hydrant pillar tak lebih dari 90 sampai 100 meter
pillar dengan jarak antar hydrant tidak lebih dari 90 sampai pada area landside yang diperuntukan bagi terminal
100 meter. penumpang dan bangunan penunjang lainnya dibutuhkan
Debit air minimum hydrant pillar /halaman adalah 1000 pada tahap ultimet.
liter/menit b. Jumlah Siamese connection adalah 2 buah, ditempatkan
Tekanan air minimum hydrant halaman 4,5 s/d 6,9 kg/cm². pada lokasi yang mudah dijangkau oleh mobil pemadam
disediakan dengan pemompaan. kebakaran kota maupun dari lingkungan Bandar udara itu
Pada system harus ditempatkan minimal sebuah siammese sendiri (Untuk DI SITE PLAN)
connection. c. Hydrant pillar yang dipergunakan disini jenis short type two
Diameter pipa tegak utama di luar gedung 5”. way dengan main valve dan brance valves ukuran 100 x 65 x
65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang
dipergunakan oleh mobil dinas kebakaran kota.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 47
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
d. Hydrant nozzel Variable Spry type size 40mm. Semua pipa b. Hydrant Luar Gedung
yang dipasang harus dari bahan tahan karat. Sistem Tekanan pada valve hydrant box : 45 mKA (65 Psi). “Tekanan
pemipaan harus didesain sedemikian rupa sehingga Minimum yang Diijinkan” (Ref. NFPA – 14 Bab 2 halaman 14‐
memudahkan melepas dan memasang kembali valve–valve, 9), dengan fire hose (slang) Ø 65 mm (2½”), nozzle ukuran Ø
flexible joint dan lain‐lainnya dengan tidak mempengaruhi 1” dengan koefisient nozzle k : 29,1. Jadi supply air :
bagian yang lain. Semua sistem pemipaan harus dites q = k √P
terhadap kebocoran dan dicat warna merah. = 29,1 √ 65
= 235 GPM
5.6.4 Pemadam Api Ringan (Fire Exhtinguiser portable) = diambil 250 GPM (946 ltr/mnt)
a. Jenis pemadam api ringan adalah multi purpose dry
c. Perhitungan Air Hydrant
chemical (powder) kapasitas minimal 3 sampai 6 kg berat
Total keluaran hydrant luar + hydrant dalam bangunan
bersih
= 130 Gpm + 235 Gpm
b. Jarak penempatan setiap (PAR) satu dengan lainnya tidak
= 365 Gpm
lebih dari 11 meter.
c. Untuk ruangan panel listrik, ruang pompa, ruang Diesel dan
dapur dipakai pemadam api jenis CO² terolley kapasitas 25 B. Desain Kriteria Elektrikal dan Elektronika
kg. Lingkup Pekerjaan ELEKTRIKAL & ELEKTRONIKA dalam Perencanaan
POLTEKPAR LOMBOK meliputi :
5.6.5 Kapasitas Debit Air Untuk Pemadam Kebakaran 1. Sistem Elektrikal & Penangkal Petir
a. Hydrant Dalam Gedung 2. Sistem Elektronika terdiri dari :
Tekanan pada valve hydrant box : 45 mKA dengan fire hose Sistem Fire Alarm
(slang) Ø 40 mm (1½”), nozzle ukuran ⅞” (22,3 mm). Sistem Tata Suara
Koefisient nozzle k : 22,2 dan friction loss di fire hose 22 Sistem Telpon
mKA, diperoleh tekanan keluar nozzle : 34 Psi (23 mKA). Sistem Data / LAN
Sistem CCTV
Jadi supply air : q = k √P
= 22,2 √ 34 6.0 Sistem Penyediaan dan Distribusi Daya Listrik.
= 130 GPM (492 ltr/mnt) Sistim perencanaan sumber Daya listrik dan Instalasi lisrtik pada
pembangunan Gedung POLITEKNIK LOMBOK dan bangunan
bangunan Teknis serta bangunan penunjang lainnya direncanakan
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 48
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
berdasarkan pola pengoperasian, dimana prioritas dan - Arus listrik didistribusikan keseluruh bangunan yaitu untuk
pertimbangan kemampuan serta keandalan penyambungan jaringan penerangan, peralatan mekanikal dan seluruh kebutuhan daya
listrik dari PLN dengan menggunakan Tegangan Menengah 20 kV listrik bangunan.
pada sambungan ke PLN yang berada di Gedung Power House - Jika PLN padam maka secara otomatis genset akan mensuplai
selanjutnya sambungan ke masing – masing gedung meggunakan seluruh kebutuhan daya listrik bangunan yang mekanismenya
Saluran distribusi Tegangan Rendah atau TR, 3 Ph, 380 V, 50 Hz. diatur oleh AMF .
Sumber daya listrik untuk bangunan ini terdiri dari: - Untuk distribusi daya listrik di dalam masing‐masing gedung
dapat di lihat pada gambar diagram satu garis utama.(Single
Sumber Daya Utama : Line Diagram Listrik)
Sumber listrik PLN 3 (tiga fasa ) dengan tegangan menengah 20 KV. 6.0.2 Rencana Sistem Penerangan
Tegangan Menengah (TM ) ini diturunkan menjadi tegangan rendah Secara umum rencana sistem penerangan yang akan diterapkan pada
(TR) oleh 1 unit trafo daya DYN5 yang berada di Gedung Power House bangunan Politeknik Tanah Laut, menggunakan metode penerangan
untuk mengaliri sirkuit yang terpisah diseluruh bangunan melalui langsung, dimana lampu ditempatkan pada ceilling akan diarahkan
panel induk/utama dan panel distribusi. langsung menuju objek penerangan dan sebahagian menerangi .
Sedangkan pada areal‐areal khusus pada bangunan Politeknik tanah
Sumber Daya Cadangan laut menggunakan metode penerangan langsung dan penerangan
tidak langsung. Tingkat penerangan pada setiap ruangan atau bagian
Sumber Daya cadangan akan di gunakan Diesel generator set yang dari bangunan direncanakan mengikuti standart penerangan buatan
dilengkapi dengan AMF ( Automatic Main Failure), Unit. Sumber daya di dalam gedung‐gedung yang disajikan dalam tabel berikut :
ini dipergunakan untuk mengaliri seluruh beban secara otomatis
apabila sumber daya utama dari PLN Padam.
STANDARD PENERANGAN
6.0.1 Sistem Instalasi Listrik. - Ruang parkir : 50 ~ 75 lux
Uraian sistem listrik - Tangga : 150 lux
- Daya utama didapat dari PLN dengan tegangan 20 KV - Ruang M/E : 200 ~ 250 lux
- Tegangan 20 KV diturunkan menjadi 0,4/0,231 KV melalui 1 - Gudang : 150 ~ 200 lux
buah Transformator daya, untuk mendapatkan tegangan kerja. - Dapur : 150 ~ 200 lux
- Koridor : 150 lux
- lobby : 150 lux
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 49
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
- Toilet : 100 ~ 150 lux Sistem distribusi listrik direncanakan untuk kemudahan operasionil
- Ruang Kerja : 300 ~ 500 lux dan kemudahan pembagian beban. Untuk itu direncanakan adanya
- R. baca : 300 ~ 500 lux panel‐panel yang dipasang sesuai dengan kebutuhan di atas, adapun
- Ruang tidur : 150 ~ 200 lux jenis‐jenis panel adalah sebagai berikut :
Semua Panel ini memakai pembatas arus dari jenis MCB dan pada sisi
Dari ketentuan standard penerangan serta luas ruangan dan incoming panel dilengkapi dengan pembatas arus dengan proteksi
disesuaikan dengan rencana interior maka direncanakan penggunaan terhadap panas yaitu jenis MCCB.
lampu sebagai berikut :
Semua panel dilengkapi dengan sistem pertanahan sebagai proteksi.
No Ruangan Type Lampu Kabel
1 Site Plan TKO , menempel pagar 1 x 36 watt
Mercury 80 watt Dalam sistem distribusi listrik ini dipergunakan kabel sesuai dengan
HPIT 1000 watt sifat penggunaan, yaitu memakai kabel jenis NYY, NYFGBY dengan
2 Pos jaga TKO 1 x 36 watt
3 Ruang utility TKO 1 x 36 watt luas penampang kabel disesuaikan dengan beban yang dilayani.
Baret 32 watt Sistem Distribusi :
4 Kantor TL, Recessed mounted 2x36 watt Pendistribusian tenaga listrik keseluruhan panel/beban dilakukan
TL, Recessed mounted 1x36 wat
Down Light PLC-20 watt, 11 watt dengan kabel NYY, NYM, khusus untuk lift kebakaran, pompa
TL TKI 2 x 36 watt kebakaran, pressuration fan mempergunakan kabel tahan api ( FRC ,
TL, Exit Lamp c/w battery 1x10 watt
5 R.Kuliah TKO 2x36watt, 1x36watt minimum 2 jam).
TL-c/w Prismatic cover 1x40watt, 1x18watt
Ukuran kabel ditentukan berdasarkan :
6 Asrama TL Balk 1x36watt
Down Light PLC-20 watt, 11 watt KHA kabel (PUIL 2000 Bag.7.3.1‐7)
TL Barret TL bulat 20 watt Tegangan jatuh
7 Selasar Down Light 1x18watt
TL-c/w Prismatic cover 1x40watt, 1x18watt
Faktor koreksi KHA akibat temperatur (Bag 7.3.4. PUIL 2000)
Tl-bulk 1x36watt Faktor koreksi KHA akibat cara pemasangan
Beban
6.0.3 Rencana Sistem Distribusi Listrik.
Beban dari setiap panel sesuai dengan Gambar Wiring Diagram
Panel
beban ditentukan berdasarkan beban tersambung. Untuk
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 50
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
mendapatkan factor beban dari setiap beban ditentukan berdasarkan a. Contoh Perhitungan
PUIL 2000.
1. Perhitungan lampu
Seluruh beban terpasang sesuai dengan diagram satu garis beban
Ruang Staff
direncanakan diback up Genset 100 %.
Untuk beban essential pada peralatan elektronik dll, didukung Luas (A) = 64 m2 ( 8 m x 8 m )
dengan UPS sehinggga peralatan tersebut tidak sempat mengalami
Kuat cahaya armatur (I)= 5000 lumen ( TL 2 x 36 watt)
terputusnya aliran listrik
Kuat penerangan = 350
6.0.4 Rencana Sistem Penagkal Petir.
Faktor pemeliharaan (M) = 0,8
Untuk melindungi bangunan dari sambaran petir, maka pada area Faktor Utilisasi (U) = 0,67
bangunan dipasang penangkal petir type early steramer elektrostatik
maka, Jumlah armatur yang dibutuhkan (N) adalah :
di atas bangunan dengan ketinggian 3 – 4 dari level tertinggi
bangunan dimana penempatan titik penangkal petir disesuaikan ExA
dengan radius penangkal petir yang ditentukan dan kondisi bangunan N =
M xU x I
sehingga secara coverage dari penangkal petir dapat melindungi
seluruh bangunan politeknik tanah laut. Dan untuk bangunan yang 350 x 64
= 9,3bh
0,8 x 0,6 x 5000
rendah 1 lantai maka tidak di perlukan penangkal petir mengingat
potensi nya sangat kecil untuk tersambar petir. Penangkal petir early jumlah armatur yang akan dipasang = 3 armatur.( lihat gambar )
streamer ini menggunakan sistim Ionisasi. Yaitu kepala penangkal Faktor utlisasi (U) = 0,6 di dapat dari pengaruh dalam indeks
petir menghasilkan ion yang disebar ke udara sekelilingnya. Sehingga ruangan (K),
udara menjadi netral dan sambaran petir diperkecil kemungkinannya. Indeks ruangan K ini bervariasi antara 0,6 ~ 5,0, diambil dari
Kepala penangkal petir dihubungkan ke Grounding box menggunakan buku Philips Luminari Catalogou 2001 ~ 2002 page 226
kabel Coaxial 70 mm2 atau kabel N2XSY ukuran 70 mm atau NYY‐70 (terlampir) dengan mengambil faktor warna ceiling dan dinding
mm yang kemudian langsung dihubungkan ke tanah dengan warna muda ditentukan :
menggunakan elektroda tembaga. Ceiling = 0,7
Dinding = 0,3
Kabel NYY dihubungkan ke tanah dengan menggunakan elektroda Factor pemantulan lantai = 0,1
(copper rod) yang dilengkapi dengan bak kontrol, yang dimaksud Maka diperoleh factor Utilitas ( UF ) = 0,6
untuk sewaktu‐waktu dapat mengukur tahanan pentanahan.
Tahanan pentanahan harus < 5 ohm.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 51
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 52
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
a. Koreksi Faktor Daya Dari tabel beban diketahui, Cos φ rata‐rata peralatan (Beban listrik) =
0,6
PT.PLN sebagai penyedia sumber daya listrik utama membebankan Daya terpakai terpasang (S) = 329,25 KVA,
biaya kelebihan pemakaian KVARH pada pelanggan jika factor daya Daya aktif (P) = S x Cos φ
rata‐rata bulanannya kurang dari 0,85 (induktif). = 329,25 x 0,6 = 197,55 KW
Oleh karena beban listrik pada sistem terdiri dari beban‐beban Daya reaktif
induktif yang bekerja pada Cos φ rata‐rata 0,6 maka untuk Q S 2 P2
menghindari biaya KVARH Cos φ sistem perlu dinaikkan menjadi
Q 329, ,252 197,552
0,85 atau lebih.
Cos φ sistem listrik politeknik tanah laut Purwekerto ini
Q 108405 39026 263KVAR
direncanakan = 0,9.
Untuk menaikkan Cos φ menjadi 0,9 maka digunakan Kapasitor
Bank dengan perhitungan sebagai berikut. Cos φ direncanakan menjadi 0,9 , maka:
P S x Cos
Berdasarkan rumus segitiga daya hubungan ketiga daya dapat P 329,25 x 0,9 296,32 KW
dituliskan sebagai berikut : Q S 2 P2
Q 329,25 2 296,32 2
Daya aktif Q 108405 87805 143KVAR
P 3 x V I Cos
Daya reaktif Total daya reaktif (Q) = 263 ‐ 143
Q 3 x V I Sin
= 120 KVAR
Daya nyata
S P2 Q2
Maka kapasitas Kapasitor bank direncanakan adalah = 125 kVAR ( 5 x
Dimana ; 25 KVAR )
P = daya aktif (KW)
S = Daya nyata (KVA) 6.1 Sistem Elektronika
Q = Daya reaktif (KVAR) 6.1.1 Sistem Fire Alarm
V = Tegangan fasa (V)
I = Arus jaringan (A) a. Standard Perencanaan dan Referensi
Cos φ = factor daya
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 53
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Dalam proses perencanan dan penerangan sistem fire alarm c. Rencana Sistem Fire Alarm
dipergunakan beberapa standard dan referensi yang akan
Sistim Fire alarm direncanakan dengan sistim semi
disajikan berikut ini.
addressable
Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm
Sistem Fire Alarm pada bangunan Politeknik tanah laut
Kebakaran untuk mencegah bahaya kebakaran pada
terdiri dari beberapa bagian yakni, peralatan detektor,
bangunan rumah dan gedung, terbitan Departemen
peralatan kontrol dan peralatan alarm.
Pekerjaan Umum, Edisi 1987.
Panduan Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk Peralatan dari utama dari fire alarm (MCFA) akan
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah ditempatkan di ruang Panel, yang mana nanti dari bangunan
dan gedung, terbitan Departemen Pekerjaan Umum, ini akan di distribusikan ke setiap lantai bangunan.
Edisi 1987. Peralatan detektor berfungsi mendeteksi seluruh gejala saat
Standard National Fire Protection Associety (NFPA). terjadinya bahaya kebakaran baik berupa perubahan suhu
ruangan maupun timbulnya asap saat awal kebakaran.
b. Kriteria Perencanaan Hasil pendeteksi detektor akan dikirimkan berupa sinyal
listrik menuju peralatan kontrol berupa sinyal listrik menuju
Sistem pengindera api pada bangunan Politeknik Tanah Laut
terminal adalah sebagai berikut: peralatan kontrol berupa master kontrol (MCFA) fire Alarm.
MCFA juga dilengkapi dengan Announciator yang akan
1. Alat pengindera api yang akan dipergunakan adalah tipe
detektor ROR atau, detektor Fixed dan detektor asap. ditempatkan di area security ( area yg 24 jam operasional )
atau area R. Administrasi atau area resepsionist sehingga
2. Pemilihan tipe detektor yang dirancang ditinjau dari segi
bahan interior ruang, peristiwa terjadinya kebakaran dapat segera di ketahui dan mengambil langkah yang di
perlukan jika terjadi deteksi kebakaran.
dan cara kerja peralatan detektor tersebut.
3. Fungsi masing‐masing bagian dari setiap objek yang Sinyal ini akan memicu alarm bel yang berdekatan pada
daerah terjadinya kebakaran dan menyalakan lampu indikasi
terdapat di dalam setiap bangunan juga merupakan
parameter yang diperhatikan. yang menunjukan alamat zoning atau area detektor yang
4. Wilayah pengineraan masing‐masing dektektor dihitung mendeteksi terjadinya gejala kebakaran.
dengan ketunggian ceiling 3 meter, sedangkan ruangan Rencana detektor yang digunakan pada bagian ini adalah :
dengan ceiling yang melebihi 4 meter, maka harus
dipertimbangkan faktor pengali sesuai dengan Panduan Detektor Bertemperatur Tetap (Fixed Temparature
Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Detector)
terbitan Departemen Pekerjaan Umum.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 54
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Detektor ini menggunakan media bi‐metal sebagai didistribusikan menjadi beberapa zone. Pada setiap zoning
peralatan pengindera yang akan terpisah bila suhu direncanakan adanya Terminal Box (TB) yang ditempatkan
ruang mencapai 600 C dengan wilayah penginderaan pada areal service dimana pencapaiannnya mudah.
(coverage area) MCFA/ fire alarm akan melayani semua lantai bangunan,
Instalasi fire alarm direncanakan menggunakan kabel NYA 2
Detektor Berdasarkan Kecepatan Naiknya x 1,5 mm2 yang dilindungi oleh konduit PVC yang
Temperaturnya (Rate of Rise Detector) ditempatkan pada shaf.
Detektor Rate Of Rise (ROR) merupakan peralatan yang Pada setiap group sirkuit direncanakan adanya bel yang
akan mendeteksi setiap perubahan temperatur hingga ditempatkan bersama‐sama dengan hydrant box.
mencapai 300 C dari temperatur sekeliling dalam kurun Perencanaan pemadam api ringan berupa fire extinguiser
waktu yang cukup singkat. dengan kapasitas 3,5 s.d 5 Kg (APAR yang efektife)
Detaktor ROR ini mempunyai kemampuan mampu ditempatkan pada lokasi tertentu dengan
mendeteksi dalam wilayah penginderaan 20 m2 – 30 m2 mempertimbangkan posisi hydrant box.
dengan mempertimbangkan bahwa peralatan ini
ditempatkan dengan ketinggian 3 m dari permukaan
6.1.2 Sistem Tata Suara
lantai.
a. Umum
Detektor Asap (Smoke Detactor)
Detektor asap adalah detektor yang akan bekerja bila Sistem Central informasi adalah bagian dari fungsi menyampikan
kepadatan asap pada wilayah penginderaannya hampir informasi melalui sarana audio kepada penghuni / pengguna
mencapai titik jenuh.
Detaktor asap ini mempunyai kemampuan untuk gedung dan juga sebagai back ground music dan evakuasi jika
mengindera dengan luas wilayah 25 ‐ 36 m2. Detaktor terjadi keadaan darurat atau kebakaran dalam bangunan.
asap ini dirancang untuk ditempatkan pada ruangan M
& E dan di area public secara Sistem ini berupa sistem tata suara di dalam bangunan, yang
dilengkapi dengan ceiling speaker, Coloumn box speaker
d. Rencana Instalasi Fire Alarm
Rencana distribusi instalasi Fire Alarm pada bangunan b. Standard Perencanaan dan Referensi
Politeknik tanah laut dirancang menggunakan metode radial,
dimana instalasi dari Main Distribution Frame (MDF)
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 55
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
Pada saat pelaksanaan perencanaan dipergunakan standard dan Rencana Instalasi Sistem Informasi
referensi berikut ini :
Rencana instalasi sound sistem menggunakan metode radial
1. Standard Pabrikan
dimana kabel instalasi dari amplifier akan didistribusi menuju
2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), edisi 1987
setiap terminal box yang ada dalam setiap lantai bangunan.
c. Perencanaan Sistem Tata Suara ( speaker ) dalam Poltekpar
Lombok. 6.1.3 Sistem Telephon
Sistem central informasi dalam bentuk sistem tata suara di dalam Rencana sistem Telephon untuk Poltekpar Lombok ini menggunakan
bangunan dan sistem tata suara keluar bangunan direncanakan IP Pabx. Peralatan utama berupa IP Pabx direncanakan ditempatkan
di site plan dan seluruh Bangunan yang ada pada komplek pada ruang kontrol bangunan atau R. Server dimana operasional
Poltekpar Lombok. dapat dilakukan oleh seorang operator.
Sistem ini direncanakan menggunakan beberapa microphone Saluran komunikasi dari PT.Telekomunikasi masuk ke bangunan
sebagai penerima sinyal informasi audio yang diperkuat oleh melalui kotak penghubung PT.Telekomunikasi (Box PT.Telkom) dan
amplifier dan disalurkan melalui instalasi menuju ceilling speaker disalurkan ke Main Distribution Frame (MDF). Kemudian dari MDF
atau kolom speaker. masuk ke IP Pabx telepon untuk kemudian didistribusikan ke setiap
Dalam keadaan kebakaran sistem tata suara direncanakan dapat terminal box berupa Hub Switch Equipment yang ada dalam setiap
dipergunakan sebagai peralatan announcement/pemberitahuan lantai bangunan.
evakuasi. Sehingga dalam peralatan sound management sistem Telephon Melalui Sentral Telpon (IP PABX )
dilengkapi dengan peralatan annoucement yang akan Penggunaan Telpon internal diperuntukan untuk kepentingan
memberitahukan keadaan kebakaran. hubungan lokal di sekitar Poltekpar Lombok dan tanpa perlu melalui
Peralatan utama berupa sound management, amplifier dan operator, tetapi untuk hubungan keluar harus melalui operator.
mikrofone direncanakan ditempatkan pada ruang kontrol atau Adapun kapasitas dari (IP PABX) disesuaikan dengan kebutuhan dari
ruang dimana operasional dapat dilakukan oleh seorang Bangunan Poltekpar Lombok dan yang dapat di up grade.
operator. 1. Spesifikasi Teknis :
Ceiling speaker direncanakan memiliki kapasitas 3 watt dipasang Sistem telepon : Langsung dari BOX PT.Telkom.
pada ruang dimana speaker tipe ini mungkin dipasang seperti Kapasitas Sambungan Telepon (PTT) : 10 nomor sambungan
area koridor, public , kantor sedangkan Kolom (Coloumn) speaker (langsung ke PABX.
memiliki kapasitas 6 watt – 10 watt yang akan dipasang pada
Sistim PABX :
Area besar yang terbuka - Kapasitas : 80 hubung cabang (10 CO ke PT.Telekomunikasi
1 operator console
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 56
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 57
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
dapat disesuaikan dengan daerah yang dideteksi CCTV demikian pula 6.2.4 Peralatan CCTV
untuk ukuran lensa camera. Perencanaan pengontrolan dilakukan
Terdiri dari :
melalui sistem yang terpusat dengan beberapa pilihan dari sebuah
- Scanning sistem : 625 line/ 50 Hz, 2:1 interface
alat monitornya tergantung pemakaian dan yang dibutuhkan.
- Signal Level : 1 V peak to peak (nominal) at 75 ohm
- Sistem Warna : PAL
6.2.3 Uraian Kerja Sistem CCTV
- Power suply : 220 VAC, 50 Hz
Signal yang ditangkap dari sebuah kabel yang terhubung CCTV - Operating Temperature range : 10‐ +45 °C
dihubungkan sebuah alat multiplexer ataupun aplikasi CCTV Semua peralatan (kecuali kamera & monitor) diletakkan di lemari
computer base ( yang diseleksi area yang akan ditampilkan disebuah ukuran 19 inch.
monitor dengan CPU komputer sebagai alat perekam, merewind dan a. Lensa
menzoom gambar yang dihasilkan, dari beberapa CCTV yang Lensa mempunyai jenis multicoated untuk meminimumkan refleksi
diletakkan sesuai area yang ditentukan dapat dimonitor oleh satu lengkap dengan auto iris control, lensa mempunyai ukuran focal
atau beberapa monitor secara bersamaan tergantung kebutuhan tertentudan lubang lensa kecil untuk daerah yang maksimum.
yang diinginkan dan sudah terprogram dikomputer. Lensa dibuat sedemikian rupa juga mempunyai remote zoom control.
Sistem mampu mengambil beberapa gambar atau 4 – 8 gambar dari Zoom lensa menggunakan auto focus dan mempunyai jarak zoom
seluruh kamera selama berjalan secara normal. Setelah itu monitor tepat mengenai lokasi yang akan di zoom.
stand by kembali dan aktif dengan gerakkan mounted detektor Zoom dicontrol dari posisi monitor.
dengan kamera/ dipilih secara manual.
Ketika gerakan sinyal detektor berhenti, monitor kembali ke mode b. Kamera
stand by, sesudah penundaan beberapa saat. Sesudah semua Kamera mempunyai ciri – ciri:
kegiatan selesai diakhiri dengan bunyi/ alarm dari monitor. Minimal - Resolution : 300 lines at center
komputer yang digunakan untuk CCTV adalah pentium IV dengan - Signal/ noise ratio : 40 dB
harddisc tentunya kapasitas yang paling besar sekitar 1000 GB agar - Automatic level control : 40.000 : 1 (‐12 dB video)
dapat menyimpan data/ gambar lebih banyak. - Linearity :2%
Atau
- Image Device : 1/3” Interline transfer CCD
- Resolution : 380 lines (CCIR/ EIA)
- Scanning System : 625 lines 50 frame (CCIR)
monochrome
- Signal to Noise Ratio : 50 dB
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 58
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 59
KONSULTAN PERENCANA
PT.ARTEFAK ARKINDO ‐ JAKARTA
a. PERHITUNGAN
A 1/3 inch camera melihat pintu masuk utama, untuk mencek
orang masuk lift
1/3 chip; width (c) = 4,8 mm height (v) = 3,6 mm
Distance dari pintu untuk CCTV (d) = 23 ft
Width dari person (orang) (w) = 6 ft
Person dimension (front) = 6 ft x 1,7 ft
Focal length f = c * d / w = 4.8 * 23 / 6 = 18,4 mm
Scene height h = v * d / f = 3.6 * 23 / 18,4 = 4,5 ft
Dearah scene = 6 ft x 4,5 ft = 27 sq. ft
Daerah critical = 6 ft x 1,7 ft = 10,2 sq. Ft
Ukuran dari Personal (orang) di monitor = 10,2 * 23 / 27 = 868 %
Personil (orang) yang akan didiscover dimonitor sebanyak 800 %
atau 8 orang
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK 60
KONSULTAN PERENCANAN
PT ARTEFAK ARKINDO – JAKARTA
Penutup
Masterplan yang disajikan dalam laporan ini adalah sebagai garis besar
dalam perencanaan kawasan secara keseluruhan. Dalam Laporan ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan konstruksi fisik
selanjutnya. Adapun hal‐hal mengenai gambar Detail, RAB, BoQ dan
RKS disampaikan dalam dokumen terpisah.
Besar harapan kami agar semua pihak dapat menerima masterplan
yang disajikan yang telah sesuai dengan kesepakatan bersama.
Demikian dokumen Masterplan ini dibuat, semoga dapat bermanfaat
dan memenuhi harapan yang baik bagi semua pihak.
LAPORAN FINAL
MASTER PLAN POLTEKPAR LOMBOK
PROPOSAL DESAIN
MASTERPLAN POLTEKPAR LOMBOK
GAMBARAN UMUM POLTEKPAR LOMBOK
LO K A S I PERENCANAAN
LOKASI PERENCANAAN
LOKASI EKSISTING
Politeknik Pariwisata Lombok merupakan lembaga pendidikan tinggi
vokasional berkelas dunia dan berkebudayaan Indonesia dibidang
kepariwisataan, perjalanan, dan hospitality.
PPL juga merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Kementerian
Pariwisata Republik Indonesia yang bertanggung jawab menyiapkan
sumber daya manusia pariwisata yang kompeten dan berdaya saing
internasional
Lokasi Perencanaan berada di desa Puyung, Dengan mempertimbangkan rencana pengembangan POLTEKPAR serta
Kabupaten Praya, Lombok Tengah – Nusa adanya kebutuhan pengembangan program studi maka lokasi eksisting
Tenggara Barat. Dengan total luas area dipandang tidak cukup memadai. Untuk selanjutnya POLTEKPAR Lombok
pengembangan kampus ± 20 Hektar. akan dikembangkan di lokasi baru di Jln. Raya Raden Puguh, Kec. Paraya,
Kab. Lombok Tengah . Lokasi berdekatan dengan kampus IPDN.
LO K A S I PERENCANAAN
P RO G R A M PENDIDIKAN
Politeknik Pariwisata Lombok (PPL) merupakan lembaga PROGRAM STUDI – POLTEKPAR LOMBOK
pendidikan tinggi vokasional berkelas dunia dan
JURUSAN HOSPITALITI
berkebudayaan Indonesia dibidang kepariwisataan, perjalanan,
dan hospitality. PPL juga merupakan salah satu Unit Pelaksana
• D4 – Prodi Bisnis Hospitaliti (BHP)
Teknis dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia yang
bertanggung jawab menyiapkan sumber daya manusia
• D4 – Prodi Administrasi Perhotelan (ADH)
pariwisata yang kompeten dan berdaya saing internasional. • D4 – Prodi Manaj. Akutansi Hospitaliti (MAH)
Saat ini telah memiliki empat program studi dengan • D3 – Man. Divisi Kamar (MDK)
konsentrasi beberapa keahlian dalam bidangnya, yaitu : • D3 – Man. Tata Hidang (MTH)
• D3 – Man. Tata Boga ( MTB)
Program Studi Pengaturan Perjalanan • D3 – Man. Spa (MSP)
Program Studi Pengaturan Perjalanan
merupakan program pendidikan dengan
JURUSAN KEPARIWISATAAN
jenjang pendidikan Diploma IV, dengan Lama
Studi 4 Tahun, Jenjang KKNI: 6, Gelar: S.S.Par
• D4 – Prodi Destinasi Pariwisata (DPW)
• D4 – Prodi Man. Pariwisata (MKP)
Program Studi Divisi Kamar
Program Studi Divisi Kamar merupakan
program pendidikan dengan jenjang JURUSAN PERJALANAN
pendidikan Diploma III, dengan Lama Studi 3
Tahun, Jenjang KKNI: 5, Gelar: A.Mad.Par • D4 – Prodi Man. Bisnis Perjalanan (MBP)
• D4 – Man. Konvensi & Perhelatan (MKH)
Program Studi Tata Hidang
Program Studi Tata Hidang merupakan program
pendidikan dengan jenjang pendidikan Diploma
III, dengan Lama Studi 3 Tahun, Jenjang KKNI:
5, Gelar: A.Mad.Par
Sarana Administrasi
FA S I L I TA S POLTEKPAR LOMBOK
AREA PERKANTORAN/ REKTORAT
AREA HUNIAN & ASRAMA
• Gedung Rektorat
• Gedung Perpustakaan • Asrama Mahasiswa
• Gedung Staff pengajar • Fasilitas pendukung kebutuhan harian
• Gedung Administrasi
• Taman dan Parkir AREA KAMPUS TERBUKA
• Ruang Terbuka ‐ Plaza
• Amphiteater
• Taman dan sarana rekreasi edukasi
AREA PERKULIAHAN • Parkir dan Toilet
• Gedung Perkuliahan
• Taman dan Parkir AREA AUDITORIUM
9
P E M B E N T U K A N CITRA
CITRA CITRA
WISATA WISATA
BUDAYA ALAM
P E M B E N T U K A N CITRA
V I S I SMART BUILDING
Konsep teknologi smart bulding ini merupakan gabungan dari
konsepsi beberapa pakar yang tujuannya tak lain adalah efesiensi,
kemudahan pengontrolan, otomatisasi, dan menjamin keamanan sebuah
gedung atau bangunan. Salah satu konsep sederhana dari smart building ini
implementasinya pada smart building . Konsep building dimana semua
terhubung dalam satu kontrol yang terdiri dari sensor asap, parking
otomatis, central lock, lampu kontrol, wifi akses, cctv, dan lain sebagainya
Ada 3 bagian utama dalam penerapan implementasi teknologi smart bulding :
• Infrastructure; yang meliputi building system, telpon data dan IP TV, CCTV, GPON
dan teknologi BAS.
• Manage service; yang meliputi managed LAN/WAN, managed security, dan
managed building infastrukture.
• Integrated System: meliputi payment system, digital signage, dan parking system
V I S I KAMPUS HALAL
Lombok sebagai destinasi wisata halal semakin tinggi menyusul terpilihnya
Lombok dalam World Halal Travel Awards 2015 di Abu Dhabi. Dalam ajang
World Halal Travel Award 2015 tersebut, Pulau Lombok berhasil meraih
peringkat pertama di 2 kategori y
Mayoritas penduduk sebagai makni World Best Halal Honeymoon
Destination atau Wisata Bulan Madu Halal terbaik di dunia, dan World Best
Halal Tourism Destination atau Tujuan Wisata.
Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai
rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat, politeknik dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi. (Pasal 59 UU No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi)
1. Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat diakses oleh mahasiswa
yang berkebutuhan khusus.
2. Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
Pelabelan dengan tulisan Braille a. pelabelan dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara
dan informasi dalam bentuk suara b. lerengan (ramp) untuk pengguna kursi roda
c. jalur pemandu (guiding block) di jalan atau koridor di lingkungan kampus;
d. peta/denah kampus atau gedung dalam bentuk peta/denah timbul
e. toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda.
SARANA PRASARANA
• Perabot • Lahan
• Peralatan pendidikan • Ruang kelas
• Media pendidikan • Perpustakaan
• Buku, buku elektronik, dan repositori • Laboratorium/studio/bengkel kerja/unit
• Sarana teknologi informasi dan komunikasi produksi
• Instrumentasi eksperimen • Tempat berolahraga
• Sarana olahraga • Ruang untuk berkesenian
• Sarana berkesenian • Ruang unit kegiatan mahasiswa
Lerengan (ramp) untuk pengguna • Sarana fasilitas umum • Ruang pimpinan perguruan tinggi
kursi roda • Bahan habis pakai • Ruang dosen
• Sarana pemeliharaan, keselamatan, dan • Ruang tata usaha
keamanan • Fasilitas umum, meliputi jalan, air, listrik,
jaringan komunikasi suara, data
ST U D I KAMPUS
PROGRAM STUDI
D4
• Bisnis Hospitaliti
• Destinasi Pariwisata
D4
• Administrasi Perhotelan
• Manajemen Kepariwisataan
• Manajemen Akuntasi Hospitaliti
• Manajemen Bisnis Perjalanan
• Manajemen Konvensi dan Perhelatan
D3
RUANG KELAS Perpustakaan dengan koleksi buku lengkap dan dari American Hotel and
Lodging Association (AHLA)
Dilengkapi dengan ruang ber‐AC dan perangkat multimedia
Free internet hot spot
LABORATORIUM PRAKTEK Fasilitas olahraga : GOR, lapangan sepakbola, tenis, bulutangkis, volly, basket,
futsal, dan lainnya
• Lab. Komputer 3 lantai dengan masing‐masing 30 unit Gedung Widyatula (MICE), gedung aula, parkir luas
komputer terbaru
Kantin, dll.
• Lab. Bahasa dilengkapi perangkat komputer dan multimedia
• Restoran, bar dan dapur praktek serta laundry
• Hotel dan spa berstandar bintang 4
Perpustakaan Aula
Restoran praktek
Kantin
Bar praktek
ST U D I KAMPUS
FASILITAS
JURUSAN HOSPITALITI
STP BANDUNG • D4 – Studi Akom & Katering (SAK)
• D4 – Administrasi Hotel (ADH)
• D3 – Man. Divisi Kamar (MDK)
• D3 – Man. Tata Hidang (MTH)
• D3 – Man. Tata Boga ( MTB)
• D3 – Man Partiseri (MPI)
JURUSAN KEPARIWISATAAN
JURUSAN PERJALANAN
PASCA SARJANA
STPB (Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung) dahulu dikenal dengan nama NHI
(baca : eNHaii) adalah Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah
Kementerian Pariwisata sedang secara teknis akademis dibina oleh
Kementerian Pendidikan Nasional.
STP Bandung bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi, baik dalam
negeri maupun luar di negeri dalam mengembangkan program‐program
pendidikannya pada tingkat D‐III, D‐IV, dan Magister Manajemen
Pariwisata.
Program pendidikan yang diselenggarakan di STP Bandung adalah program
yang menekankan pada pencapaian keterampilan dari sebuah ilmu.
Pencapaian keterampilan tersebut diperkaya dengan Praktik Laboratorium,
Studi Lapangan dan Praktek Kerja Nyata.
ST U D I KAMPUS
Secara abstrak, walkway berarti jalur pejalan kaki di dalam kawasan. Jalur tersebut dapat
terbentuk akibat deretan bangunan ataupun lansekap berupa tanaman.
Walk Way akan tercipta dengan baik jika memiliki keterkaitan dengan pusat‐pusat
kegiatan (pendekatan linkage), dengan cara antara lain :
a. Menjadikan area tersebut sebagai bagian penting dalam sistem citra kawasan .
b. Menjadikan area tersebut sebagai jalur sirkulasi pejalan kaki yang menjadi bagian
penting dalam kegiatan atau kunjungan .
c. Secara visual memiliki hubungan yang erat dengan elemen kawasan lainnya,
seperti style bangunan, langgam, street furniture, vegetasi dan lain sebagainya.
WAC A N A SIRKULASI
Trend urbanisme masa kini (“green”):
Mengutamakan PEJALAN KAKI dan SEPEDA
property
line
line
ruang manfaat
jalan
ruang milik jalan
= right of way (ROW)
GSB GSJ GSJ GSB
WAC A N A JALUR SEPEDA
(bicycle lane / bike lane) Seiring dengan gerakan “green” – mengurangi pemakaian bahan bakar fossil dan mengurangi
polusi udara akibat gas buang dari kendaraan bermotor – penggunaan sepeda digalakkan.
Guna menjamin keselamatan pesepeda, kota‐kota perlu memiliki jalur khusus sepeda (bike
lane)
WAC A N A PARKIR
Parkir pada ruang jalan (on‐street parking) Parkir di luar ruang jalan (off‐street parking)
• Poltekpar Lombok memiliki lingkup layanan utama meliputi keseluruhan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
• Posisi yang berdekatan dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadikan salah satu daerah asal siswa selain
Provinsi Nusa Tenggara Barat
RT RW K A B U PAT E N LO M B O K
PETA RENCANA STRUKTUR RUANG PETA POLA RUANG
JALAN UTAMA
PINTU MASUK
SEKUNDER zonasi masterplan terbagi atas empat (4) zona, yaitu :
Aplikasi Perancangan
S A K R AL
Lumbung sebagai Kepala
sesuatu yang keramat atau Kepala
lumbung simbol tempat
penyimpanan hasil
dianggap suci
panen (padi) dan juga
Badan
sebagai wujud Badan
kekuatan ekonomi Lumbung adalah perwujudan
melalaui ketersediaan kolaborasi sakral & profan Kaki
pangan. Kaki
Rumah orang yang dituakan dan dihormati Bangunan / gedung rektorat terletak pada lahan
terletak pada lahan tertinggi kontur tertinggi dengan bagian dasar bangunan
Gedung Rektorat dinaikkan. Hal ini mengandung makna bahwa
bangunan merupakan tempat para guru (dosen)
dan pimpinan.
Bangunan rektorat merupakan salah satu
bangunan yang mengadaptasi atap lengkung
bangunan lumbung secara dominan. Hal ini
mengandung maksud bahwa strategi dan
operasionalisasi kampus yang utama terletak
pada bangunan ini . Sesuai dengan makna
lumbung sebagai penjaga dan pengatur
operasionalisasi pangan masyarakat.
Lumbung padi = lumbung ilmu
KONSEP OLAH RUANG LUAR DAN BENTUK
ANALOGI OLAH GERAK PERESEAN
http://al‐jadiyd.blogspot.co.id/2014/11/sejarah‐dan‐cara‐bermain‐presean.html
http://lombok‐sumbawa‐ntb.blogspot.co.id/2011/08/peresean‐khas‐lombok.html
lungsin
mengikuti lebar kain tenun songket.
Kain tenun songket memiliki ciri khas Beberapa jenis serta motif (Reragian) kain
motif dan makna simbol tersendiri tenun songket memiliki motif yang bermacam‐
sehingga corak yang tercipta bersifat macam dan memiliki kandungan makna serta nilai
estetika yang tinggi. Kain tenun songket juga
genuine dan unik.
dipercaya memiliki nilai yang sakral dan tidak
Sumber : http://novikhairi.blogspot.co.id/2016/01/filsafat‐k3‐tenun‐
songket‐sukarara.html sembarang orang bisa mengenakannya. Motif dan
pakan makna akan dikenakan sesuai dengan kondisi si
pemakainya.
KONSEP FACADE
Menenun facade
Menenun kain songket
Manajemen Kepariwisataan
Kulit / facade
diolah dengan
pola layering
sebagai
perwujudan
konsep menenun
facade. Bagian
facade juga
diperkuat dengan
ACP cutting
dengan pola kain
tenun songket.
Contoh kasus
MASTERPLAN
KO N S E P Z O N A S I M A S T E R P L A N KO N S E P V I S U A L L I N K A G E
SUNGAI
ZONA
SEMI I
PUBLIK 3
J
ZONA F
H SEMI E
ZONA
PUBLIK PRIVATE ZONA
(PERKULIA PRIVATE 5 4
HAN) (PERKULIA
G HAN) 2
ZONA E
SEMI
PUBLIK ZONA
PRIVATE C
(PERKULIA
HAN) ZONA
PUBLIK
B D
ZONA ZONA
ZONA PUBLIK PUBLIK 6 1
SEMI
PUBLIK A 7
SIDE BACK SEBAGAI
BARIER
JALAN RADEN JALAN RADEN
PUGUH PUGUH
1. Gerbang utama sebagai penanda pintu masuk utama POLTEKPAR
A. SIDE BACK SEBAGAI BARIER Lombok.
B. ZONA PUBLIK (LAB‐HOTEL) 2. Simpul utama kawasan merupakan area publik, yang bisa
C. ZONA PUBLIK (REKTORAT) dikembangkan sebagai landmark mayor tematik
D. ZONA PUBLIK (AUDITORIUM) 3. Simpul minor kawasan yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan
E. ZONA PRIVATE (PERKULIAHAN) 4. Simpul minor kawasan yang berkaitan dengan kegiatan ekstra
F. ZONA PRIVATE (LABORATORIUM) kurikuler kemahasiswaan
G. ZONA SEMI PUBLIK (SARANA IBADAH & KEMAHASISWAAN) 5. Gerbang samping menuju Gelanggang Olah Raga
H. ZONA SEMI PUBLIK (SARANA OLAH RAGA) 6. Simpul minor sebagai penanda area hunian dan organisasi
I. ZONA SEMI PUBLIK (ASRAMA) kemahasiswaan
J. ZONA SEMI PUBLIK (SECURITY OFFICE) 7. Simpul minor sebagai gerbang menuju AUDITORIUM
1 Pagar bangunan ditarik kedalam
KO N S E P V I S U A L L I N K A G E
Pada bagian tengah yang berhubungan dengan boulevard
ditempatkan sculpture.
3
5 4
2
6 1
7
IMAJI
2 Pusat kawasan yang berperan sebagai pemberi identitas
KO N S E P V I S U A L L I N K A G E
kawasan secara keseluruhan
Merupakan pusat orientasi kegiatan
3
5 4
2
6 1
7
IMAJI
3 Pusat lingkungan yang berperan sebagai pemberi identitas
KO N S E P V I S U A L L I N K A G E
lingkungan dalam skala yang lebih kecil
Merupakan titik orientasi kegiatan dalam skala lingkungan
yang lebih kecil 3
4 5 4
2
6 1
7
IMAJI
KO N S E P S I R K U L A S I P O L A V I S U A L I S A S I TA PA K
LIVING PUSAT
LAB AKTIFITAS
SIDE
ENTRANCE GERBANG BOULEVARD
RUANG PUSAT
PUBLIK AKTIFITAS
UTAMA
PUSAT
REKTORAT AKTIFITAS
BANGKU
Sebagai fasilitas bagi tempat
duduk yang dipakai untuk
beristirahat dan berkumpul
GAZEBO
Sebagai fasilitas penunjang KANOPI
yang difungsikan sebagai Sebagai fasilitas bagi tempat
tempat diskusi mahasiswa parkir dan peneduh jalur
(pojok belajar) pedestrian.
KO N S E P S T R E E T F U R N I T U R E
KORAL SIKAT
Koral dengan dimensi kecil yang
dibentuk dan memiliki pattern
RUMPUT
Rumput sebagai tanaman penutup permukaan tanah.
BATU TEMPEL
Batu kali pipih yang diatur
P
KONSEP:
Dikembangkan pola alur penggunaan
sepeda sebagai transportasi utama
didalam kampus.
Parkir sepeda ditempatkan tersebar sesuai
dengan zona aktifitas
Parkir kendaraan bermotor diletakkan pada
perimeter terluar lingkungan.
Parkir Sepeda
P
P
P Parkir Kendaraan Bermotor
KO N S E P B I K E TO C A M P U S
MASTERPLAN
ZONA 5
K1. RESTORAN HOTEL PRAKTEK
K2. DAPUR RESTORAN HOTEL PRAKTEK
K3. GUDANG RESTORAN
Q S
L1. LAB. MAN. DIVISI KAMAR
L2. LAB. MAN. KEPARIWISATAAN
LEGEND 6
M1. RESTORAN NUSANTARA
ZONA 2 M1 M5 M7 K3 ZONA 6
N. AUDITORIUM
F1. PRODI BISNIS HOSPITALITI
F2. PRODI MAN. ADM. 4 3 4 ZONA 7
PERHOTELAN & PRODI MAN.
3 G2 O. GEDUNG OLAHRAGA INDOOR
AKUTANSI HOSPITALITI
F3. PRODI MAN. DIVISI KAMAR
F3 E ZONA 8
P1. MASJID
& PRODI MAN. TATA BOGA
4 P2. GEREJA
F4. PRODI MAN. TATA HIDANG
P5 4 4
P3. VIHARA
& PRODI MAN. SPA
F4 P4. PURA
F5. GEDUNG KULIAH BERSAMA
B P5.
P6.
STUDENT ACTIVITY
LAPANGAN OLAHRAGA OUTDOOR
ZONA 3
G1. PRODI DESTINASI & PRODI
P4 F1 G1 P7. POND
MAN. KEPARIWISATAAN 4 F2 4 C 1 D
4 ZONA 9
G2. PRODI MAN. BISNIS
PERJALANAN & PRODI MAN.
P3 4
Q. ASRAMA
R. KANTOR KEAMANAN
S. TPS
KONVENSI DAN PERHELATAN
P2 F5 4 4
G3. GEDUNG KULIAH BERSAMA
4 A 1.
2.
PLAZA
SCULPTURE
ZONA 4 4 3 H 3. AMPITHEATER ‐ STAGE
H. HOTEL PRAKTEK & COTTAGE
I. SWIMMING POOL P2 N 4. AREA PARKIR
J1. MEETING ROOM J2 I 5. PARKIR BUS
J2. RESTORAN
P1 1 6. PARKIR SEPEDA
STP 55
4 4
6 4 J1 2 POWER HOUSE
6
2 WTP
MASTERPLAN
MASTERPLAN
POLTEKPAR LOMBOK
MASTERPLAN
Master Plan
Poltekpar LOMBOK