ERROR“ No. Dokumen: /RSSW/DIR/SOP/2024 SOP No. Revisi : dr. Siska Yunita Tanggal Terbit : 29 Januari 2024 Ratnaningtyas Halaman: 1/2 Pemeriksaan visual acuity dan koreksi dengan refraksi Pengertian subjektif Menentukan jenis lensa bantu yang memberikan penglihatan Tujuan paling jelas untuk mengkoreksi kelainan refraksi Keputusan Direktur Rumah Sakit Wijaya Kusuma Nomor: Kebijakan /SK/DIR/RSSW/I/2024 Tentang Pelayanan Klinik 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / Referensi PER / III / 2008 tentang Rekam Medis 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / MENKES / PER / III / 2008 tentang Persetujuan Tindakan Dokter Prosedur/Langkah 1. Pasien duduk 2. Lakukan anamnese 3. Lakukan pemeriksaan segment anterior apakah ada kelainan 4. Kalau ada kacamata lama periksa ukurannya 5. Tentukan PD 6. Pemeriksaan dilakukan pada jarak 5m atau 6m 7. Pasang trial frame sesuai PD 8. Mata kiri tutup dengan occluder 9. Pasien disuruh melihat optotip,kemudian membaca huruf/angka mulai dari atas sampai bawah 10. Tentukan visus awal 11. Beri lensa koreksi plus lebih dahulu dan tanyakan apakah makin kabur atau makin terang,bila makin kabur ganti dengan lensa minus, dan cari koreksi sampai visus terbaik 12. Bila visus terbaik kurang dari 6/6 maka beri pinhole.Jika dengan pinhole visus tidak maju maka pasien dirujuk ke spesialis.Tetapi bila dengan pemberian pinhole visus maju minimal dua baris ke bawah maka pasien kemungkinan astigmat,maka perlu dilakukan “fogging tehnik” untuk mengetahui aksisnya.Setelah aksis dapat diberikan koreksi lensa silinder sampai visus menjadi 6/6 13. Kemudian lakukan pemeriksaan untuk mata kanan dengan cara yang sama 14. Setelah ukuran kedua mata didapat,lakukan tes duke alder untuk mengetahui ketepatan koreksi 15. Setelah koreksi tepat,pasien suruh adaptasi kurang lebih 10 menit dan tanyakan apakah pasien pusing atau tidak,kalau ada keluhan berarti koreksi tepat 16. Kalau pasien presbiopi berikan kacamata baca sesuai dengan umur Unit Terkait Poli Mata SOP PEMERIKSAAN Direktur AUTOREFRAKTOMETER No. Dokumen: /RSSW/DIR/SOP/2024 No. Revisi SOP Tanggal Terbit : 29 Januari 2024 dr. Siska Yunita Halaman: 1/1 Ratnaningtyas Pengertian Pemeriksaan dengan menggunakan alat ARK
Tujuan Mengukur kelengkungan kornea
Keputusan Direktur Rumah Sakit Wijaya Kusuma Nomor: Kebijakan /SK/DIR/RSSW/I/2024 Tentang Pelayanan Klinik 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / Referensi PER / III / 2008 tentang Rekam Medis 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / MENKES / PER / III / 2008 tentang Persetujuan Tindakan Dokter 1. Pasien posisi duduk 2. Dagu dan kening diletakkan pada penyangga masing- masing dan kantus pasien harus sejajar dengan tanda (<) dipenyangga dagu 3. Sesuai dengan spesifikasi masing-masing alat ARK dan menunya 4. Tekan ”Mode” maka akan terlihat dilayar sebelah kiri tulisan “Ref” 5. Pasien suruh fixasi melihat gambar-gambar di dalam Prosedur/Langkah autoref dan mata tidak boleh bergerak-gerak 6. Arahkan badan autoref kearah kanan badan pasien 7. Putar jor stick ke kiri / ke kanan sampai kornea terlihat jelas dan berada pada lingkaran 8. Geser joy stik ke depan atau ke belakang sampai terlihat titik putih berada tepat ditengah lingkaran kemudian tekan tombol pada joy stik dan lakukan tiga kali kemudian tekan “Display” 9. Tekan “Print” maka hasil akan keluar 10. Lakukan pemeriksaan pada mata kiri dgn cara yg sama
Unit Terkait Poli Mata
SOP PEMERIKSAAN TONOMETRI Direktur SCHIOTZ No. Dokumen: /RSSW/DIR/SOP/2024 No. Revisi SOP Tanggal Terbit : 29 Januari 2024 dr. Siska Yunita Halaman: 1/1 Ratnaningtyas Pemeriksaan tekanan bola mata dengan metode kontak dengan Pengertian alat Tonometri schiotz Tujuan Mendeteksi salah satu faktor risiko penyakit glaukoma Keputusan Direktur Rumah Sakit Wijaya Kusuma Nomor: Kebijakan /SK/DIR/RSSW/I/2024 Tentang Pelayanan Klinik 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / PER / Referensi III / 2008 tentang Rekam Medis 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / MENKES / PER / III / 2008 tentang Persetujuan Tindakan Dokter 1. Alat dibersihkan dengan alkohol 70%, dibilas dengan larutan RL 2. Anestesi dengan tetes Pantocain 0,5% Posisi penderita tidur dan pemeriksa berdiri disebelah kepala penderita Prosedur/ 3. Mata dibuka, bila kesulitan bisa memakai spreader Langkah 4. Pengukuran dengan pemberat 5,5 mgr, tiga kali dan diambil angka rata-rata 5. Bila tinggi dari normal <4 skala, dipakai pemberat diganti dengan 7,5 / 10 dan baca dengan table 6. Catat hasil pengukuran pada rekam medik
Unit Terkait Poli Mata
SOP PEMERIKSAAN BIOMETRI Direktur No.Dokumen:/RSSW/DIR/SOP/2024 No. Revisi SOP Tanggal Terbit : 29 Januari 2024 dr. Siska Yunita Halaman: 1/1 Ratnaningtyas Alat yang digunakan untuk megukur kekuatan lensa Pengertian intraokuler (IOL) yang akan diimplantaskan pada pasien yang akan menjalani operasi katarak Tujuan Untuk mengukur kekuatan lensa intraokuler (IOL) pasien Keputusan Direktur Rumah Sakit Wijaya Kusuma Nomor: Kebijakan /SK/DIR/RSSW/I/2024 Tentang Pelayanan Klinik 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / Referensi PER / III / 2008 tentang Rekam Medis 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / MENKES / PER / III / 2008 tentang Persetujuan Tindakan Dokter 1. Pasien baring telentang melihat ke arah atas 2. Teteskan anastesi topikal (pantocain) pada kedua mata 3. Hidupkan biometri, pilih OD untuk mata kanan atau OS untuk mata kiri 4. Tekan New patient, masukkan data pasien dan hasil printan Keratometri (K1 dan K2) pasien 5. Pilih menu dense, setelah itu immesion dan pilih exit 6. Posisikan probe lurus searah dengan makula dengan meminta pasien memfiksasi penglihatanya pada cahaya Prosedur/Langkah yang terdapat pada ujung probe 7. Karakteristik echogram akan tampak pada layar 8. Apabila axial sudah tertera penuh, tekan tombol IOL 9. Lakukan proses tersebut bergantian pada mata kiri dan kanan 10. Setelah pemeriksaan selesai pilih menu print yang ada pada layar 11. Setelah itu bersihkan mata pasie dengan tissue kering 12. Matikan alat biometri
Unit Terkait Poli Mata
SOP PEMERIKSAAN TONOMETRI Direktur NON CONTACT (NCT) No. Dokumen:/RSSW/DIR/SOP/2024 No. Revisi SOP Tanggal Terbit : 29 Januari 2024 dr. Siska Yunita Halaman: 1/1 Ratnaningtyas Pemeriksaan tekanan bola mata dengan metode kontak Pengertian dengan alat Tonometri Non Contact (NCT) Tujuan Mendeteksi salah satu faktor risiko penyakit glaukoma Keputusan Direktur Rumah Sakit Wijaya Kusuma Nomor: Kebijakan /SK/DIR/RSSW/I/2024 Tentang Pelayanan Klinik 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / Referensi PER / III / 2008 tentang Rekam Medis 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / MENKES / PER / III / 2008 tentang Persetujuan Tindakan Dokter 1. Memberikan penjelasan paa pasien tentang pemeriksaan ini, jangan terkejut karena ada tiupan angin yang mengenai mata pasien 2. Dagu pasien diletakakan pada tempatnya dengan dahi menempel 3. Mata pasien melihat lurus kedepan berfiksasi pada lampu warna hijau, periksa mata kanan terlebih dahulu Prosedur/Langkah dilanjutkan mata kiri 4. Fokuskan titik putih pada layar monitor, akan keluar tiupan angin dan terlihat angka hasil pengukuran tersebut 5. Lakukan pemeriksaa ± 3 kali untuk satu mata, bila aa tanda * (bintang) ulangi lagi pemeriksaan tersebut, bila hasil tinggi/over pindahkan posisi dari 0-60 6. Print hasil pemeriksaan dan tempelkan pada status pasien
Unit Terkait Poli Mata
SOP PEMERIKSAAN SLIT LAMP Direktur No. Dokumen:/RSSW/DIR/SOP/2024 No. Revisi SOP Tanggal Terbit : 29 Januari 2024 dr. Siska Yunita Halaman: 1/1 Ratnaningtyas Peralatan yang terdiri dari sumber cahaya intensitas tinggi Pengertian yang dapat difokuskan untuk bersinar lembaran tipis cahaya ke bola mata Untuk memeriksa penyakit/kelainan pada mata yang tidak Tujuan bisa dilihat dengan mata telanjang Keputusan Direktur Rumah Sakit Wijaya Kusuma Nomor: Kebijakan /SK/DIR/RSSW/I/2024 Tentang Pelayanan Klinik 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MENKES / Referensi PER / III / 2008 tentang Rekam Medis 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / MENKES / PER / III / 2008 tentang Persetujuan Tindakan Dokter 1. Menjelaskan tujuan dan pentingnya pemeriksan Slit Lamp 2. Atur sikap duduk pasien dan pemeriksa untuk mencegah tegangnya ruas tulang belakang masing-masing dan sebaiknya usahakan kerjaama pasien terutama dengan anak kecil dan orang lanjut usia.Ini dapat dicapai dengan menyetel tinggi kursi pasien sehingga dapat duduk tegak 3. Kepala pasien harus diatur sedemikian rupa dengan lembut dan sopan, dagu diletakkan pada penyangga dagu Prosedur/Langkah dan kening menepel pada sandaran kening dengan nyaman 4. Tinggi instrumen harus disetel sedemikian rupa sehingga penyangga dagu dapat disetel selama pemeriksaan 5. Selama pemeriksaan pasien harus diberi petunjuk yang jelas seperti melihat ke target fiksasi, mengubah posisi pandangan sesuai dengan instruksi pemeriksa. Pemeriksaan dilakukan secara sistematik agar efektif dan efisien serta tidak menyebabkan kelelahan
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis