1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar persentase ketidakseimbangan beban dan besar nilai rugi-
rugi daya listrik pada Penyulang Baddoka PT. PLN (Persero) UP3 Makassar Utara di Rayon Daya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data menggunakan statistik deskriftif.
Data penelitian diperoleh dengan teknik observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh: a)
persentase ketidakseimbangan rata-rata pada Penyulang Baddoka sebesar 29 %, dan b) total rugi-rugi
daya yang terjadi pada penyulang Baddoka sebesar 742.149 kVA.
ABSTRACT
This study aims to determine the percentage of load imbalance and the value of electrical power losses at
the Baddoka Feeder PT. PLN (Persero) UP3 North Makassar in Rayon Daya. This study uses a
quantitative approach with data analysis using descriptive statistics. Research data obtained by
observation and documentation techniques. The results obtained: a) the average percentage of imbalance
in the Baddoka feeder is 29%, and b) the total power losses that occur in the Baddoka feeder is 742,149
kVA.
149
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
150
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
langsung dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, jaringan dengan struktur seperti ini sangat buruk.
dan tidak melalui jaringan transmisi terlebih Karena apabila terjadi perbaikan pada salah satu
dahulu. Sistem pendistribusian langsung ini titik akan menyebabkan seluruh jaringan harus
digunakan jika Pusat Pembangkit Tenaga Listrik dipadamkan.
berada tidak jauh dari pusat-pusat beban, Untuk kontinuitas penyaluran yang lebih
biasanya terletak daerah pelayanan beban atau baik, maka struktur jaringan seperti ini
dipinggiran kota. Sedangkan sistem dikembangkan menjadi struktur jaringan radial
pendistribusian tak langsung merupakan sistem ganda. Pada struktur radial jaringan ganda,
penyaluran tenaga listrik yang dilakukan jika setiap gardu distribusi mendapat suplay dari dua
Pusat Pembangkit Tenaga Listrik jauh dari pusat- penyulang radial yang berasal dari GI atau
pusat beban, sehingga untuk penyaluran tenaga gardu distribusi lainnya. Dalam keadaan operasi
listrik memerlukan jaringan transmisi sebagai normal maka gardu hanya mendapat suplay
jaringan perantara sebelum dihubungkan dengan tenaga listrik dari satu penyulang saja. Namun
jaringan distribusi yang langsung menyalurkan apabila terjadi gangguan, maka jaringan akan
tenaga listrik ke konsumen. dipindahkan kepenyulang lainnya sehingga
Jaringan distribusi tenaga listrik berdasarkan kontinuitas penyaluran tenaga listrik dapat
besaran tegangan, dapat dibedakan atas, yaitu diperbaiki. Gambar 1. berikut memperlihatkan
sistem jaringan distribusi primer dan sistem Struktur jaringan distribusi radial.
jaringan distribusi sekunder. Sistem jaringan
distribusi primer atau sering disebut jaringan
distribusi tegangan tinggi (JDTT) ini terletak
antara gardu induk dengan gardu pembagi, yang
memiliki tegangan sistem lebih tinggi dari
tegangan terpakai untuk konsumen. Standar
tegangan untuk jaringan distribusi primer ini
adalah 6 kV, 12 kV, dan 20 kV (sesuai standar
PLN). Sedangkan Sistem distribusi sekunder atau
sering disebut jaringan distribusi tegangan
rendah, merupakan jaringan yang berfungsi
sebagai penyalur tenaga listrik dari gardu-gardu Gambar 1. Struktur Jaringan distribusi Radial
pembagi atau gardu distribusi ke pusat-pusat
beban (konsumen tenaga listrik). Besarnya b) Struktur Jaringan Distribusi Lingkaran
standar tegangan untuk jaringan distribusi (Loop), merupakan struktur jaringan distribusi
sekunder ini adalah 127/220 V untuk sistem tertutup yang dimulai dari sumber daya besar
lama, dan 220/380 V untuk sistem baru, serta (GI) kemudian melewati beberapa gardu gardu
440/550 V untuk keperluan industri. Besarnya distribusi kemudian kembali lagi menuju
tegangan maksimum yang diizinkan adalah +5% sumber semula. Kelebihan utama dari struktur
dan -10% dari tegangan nominalnya [6]. jaringan distribusi ini adalah apabila terjadi
Penetapan ini sebanding dengan besarnya nilai gangguan, maka gangguan tersebut dapat
tegangan jatuh (voltage drop) yang telah diisolir sehingga tidak mengganggu jaringan
ditetapkan, bahwa rugi-rugi daya suatu jaringan distribusi secara keseluruhan. Hal ini dapat
adalah 15%. Dengan adanya pembatasam terjadi karena pada struktur jaringan distribusi
tersebut stabilitas penyaluran daya ke pusat-pusat lingkaran ini terdapat dua titik yang dapat
beban tidak terganggu. disambungkan secara bergantian atau secara
Struktur jaringan distribusi dapat dibedakan bersamaan. Sehingga kontinuitas penyaluran
atas empat, yaitu: a) Struktur jaringan sudah cukup baik. Walaupun apabila terjadi
distribusi radial adalah struktur jaringan yang gangguan pada banyak titik pada
paling sederhana, baik ditinjau dari rangkaian/serentak, maka keseluruhan jaringan
perencanaannya maupun dari pengusahaannya. dapat terganggu juga. Gambar 2. berikut
Penyaluran tenaga listrik dari penyulang berada memperlihatkan Struktur jaringan distribusi
pada kondisi satu arah. Akibatnya apabila terjadi Lingkaran (Loop).
gangguan pada salah satu titik pada rangkaian
akan menyebabkan keseluruhan jaringan akan
terkena dampaknya. Dengan demikian
kontinuitas penyaluran tenaga listrik pada
151
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
152
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
Tiap-tiap fasa transformator dinyatakan sebuah besaran yaitu arus netral (IN) yang
dengan keadaan seimbang apabila memenuhi besarnya bergantung dari seberapa besar faktor
syarat [7] berikut: a) Ketiga vektor arus dari ketidakseimbangannya.
masing-masing fasa (R, S, T) mempunyai nilai Dampak ketidakseimbangan beban
yang sama besar, b) Perbedaan sudut dari ketiga merupakan hal yang pasti terjadi pada distribusi
vektor fasa adalah masing-masing berbeda 120˚. tenaga listrik. Terutama pada sisi jaringan
Sebaliknya, apabila salah satu atau kedua syarat tegangan rendah. Semakin tingginya ketidak
diatas tidak terpenuhi, maka bisa dikatakan seimbangan beban maka akan semakin tinggi
bahwa trafo tersebut mengalami keadaan tidak pula arus yang timbul pada penghantar netral.
seimbang. Arus yang mengalir pada penghantar netral akan
Dilihat dari vektornya, ada beberapa hal menjadi rugi daya listrik pada jaringan, oleh
yang terjadi apabila transformator mengalami karena itu dalam pendistribusian tenaga listrik
keadaan tidak seimbang [7], yaitu: a) Vektor arus ketidakseimbangan beban harus diminimalisir
pada fasa R, S, dan T mempunyai nilai yang sama demi tercapainya efisiensi penyaluran daya listrik
besar tetapi sudut antar fasa satu dengan yang yang optimal.
lain tidak membentuk 120˚, b) Sudut pada vektor Susut distribusi tenaga listrik atau rugi daya
antar fasa sebenarnya sudah mementukb 120˚ listrik adalah berkurangnya daya dalam
namun nilai vektor pada fasa R, S, dan T terdapat penyaluran daya listrik utama ke suatu beban
perbedaan, dan c) Nilai vektor pada fasa R, S, yang diterima dalam hal ini konsumen [9]. Untuk
dan T terdapat perbedaan sekaligus sudut pada perhitungan rugi daya pada jaringan distribusi
vektor antar fasa tidak membentuk 120˚ dapat digunakan rumusk sebagai berikut:
ΔP = I2.R (1)
Keterangan:
ΔP = Rugi-rugi daya pada jaringan distribusi
(Watt)
I = Arus beban pada jaringan (Ampere)
R = Resistans (ohm)
Gambar 5. Vektor Arus Seimbang
Kerugian daya suatu saluran distribusi
Pada diagram vektor diatas menunjukkan merupakan perkalian arus pangkat dua dengan
bahwa vektor diagram arus dalam keadaan resistansi atau reaktansi dari saluran tersebut dan
seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan
persamaannya [10] sebagai berikut:
ketiga vektor arus (IR, IS, IT) adalah sama dengan
nol sehingga tidak muncul arus netral (IN). Rugi-Rugi Daya Aktif = I2. R (2)
Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada 3 [8], Rugi-Rugi Daya Reaktif = I2.X (3)
yaitu: a) Ketiga vektor sama besar tetapi tidak Keterangan:
membentuk sudut 120º satu sama lain, b) Ketiga I = Arus beban (Ampere)
vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut R = Resistans (Ohm)
120º satu sama lain, dan c) Ketiga vektor tidak X = Reaktansi induktor (Ohm)
sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu
sama lain. Seperti Gambar 6. berikut: Ketidakseimbangan beban terjadi karena
pembagian beban yang tidak merata antar tiap-
tiap fasa mengakibatkan arus beban tidak
seimbang pada masing-masing fasa. Analisis
ketidakseimbangan beban [11], sebagai berikut:
I𝑅 + I 𝑆 + I𝑇
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎 = 3
(4)
𝐼𝑅
𝐼𝑅 = a.𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎, maka: 𝑎 = (5)
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐼
𝑆
Gambar 6. Vektor Arus Tidak Seimbang 𝐼S = a.𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎, maka: 𝑏 = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎 (6)
Diagram vektor pada Gambar 6 menunjukkan 𝑇𝐼
𝐼T = a.𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎, maka: 𝑐 = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎 (7)
vektor diagram arus yang tidak seimbang. Di sini
terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya Dengan demikian rata-rata ketidak
(IR, IS, IT) tidak sama dengan nol sehingga muncul seimbangan beban adalah [11]:
153
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
154
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
(phase shift) pada arus sehingga bersifat listrik Wattmeter. Daya Aktif pada beban yang
tertinggal sebesar 90̊ terhadap tegangan bersifat resistif (R), dimana tidak mengandung
(lagging). Hal ini disebabkan oleh energi yang induktor grafik gelombang tegangan (V) dan arus
tersimpan berupa medan magnetis yang akan se fasa, sehingga besar daya sebagai perkalian
mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang
tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini yang keduanya bernilai positif. Besar daya aktif
menyerap daya aktif dan daya reaktif. Persamaan (P) sebagai berikut.
daya aktif dan daya reaktif untuk beban induktif
adalah sebagai berikut: P = √3 x VL x IL x Cos.φ (18)
155
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
156
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
157
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
158
Jurnal MEDIA ELEKTRIK, Vol. 18, No. 1, Desember 2021
p-ISSN:1907-1728, e-ISSN:2721-9100
159