Anda di halaman 1dari 2

Kisah Inspiratif Komang Anik Sugiani Pencetus Pembelajaran Gratis Bagi Anak

Pedesaan dan Penerima Penghargaan Tingkat Provinsi Tahun 2021


Bali, LAKSARA.ID – Pendidikan memainkan peran besar tidak hanya bagi siswa tetapi juga orang dewasa.
Indonesian memiliki misi dalam Pendidikan yaitu belajar minimal 12 tahun yang dalam artian minimal
tamat SMA. Namun terkadang hal tersebut menjadi suatu hal yang susah untuk digapai oleh Masyarakat
yang tergolong kurang mampu, banyak Masyarakat yang harus putus sekolah dikarenakan biaya yang
diperlukan cukup tinggi. Hal tersebut yang mengetuk hati seorang anak Desa yang mampu sekolah
hingga tamat S3, yaitu Komang Anik Sugiani yang lahir di Tajun, 3 Maret 1990 sebagai Ketua Yayasan
Projeck Jyoti Bali (YPJB) yang berada di Desa Mengening Kecamatan Kubutambahan kabupaten Buleleng,
Bali. (12/9/2023)

Yayasan Project Jyoti Bali merupakan Yayasan yang bergelut dibidang keagamaan, kemanusiaan,
Pendidikan, social dan kebudayaan. Sebelum resmi menjadi Yayasan, kegiatan ini dikenal dengan Sosial
Project Jyoti yang terbentuk tahun 2016 dan selanjutnya berdasarkan akta Notaris dan SK
Kemenkumham pada tanggal 10 September 2020 resmi menjadi Yayasan dengan nama Yayasan Project
Jyoti Bali.

Ketua Yayasan Project Jyoti Bali, Komang Anik Sugiani menceritakan latar belakang kemunculan ide yang
membuat terbentuknya Yayasan ini yang bermulai dari permasalahan yang ditemukan di Desanya yaitu
di Desa Mengening. Di Desa Mengening rata-rata masyarakatnya tamat Sekolah Dasar (SD) suda bekerja
sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) yang berbeda dengan Komang Anik Sugani yang merupakan lulusan S3
dan satu-satunya yang bergelar Doktor di Desanya. Dengan demikian beliau tergugah untuk mewadahi
desa untuk memajukan desa melalui Pendidikan dengan membentuk Yayasan ini. Dengan tempat
pembelajarannya dengan nama Taman Pintar. Taman Pintar ini khusus anak-anak desa yang tidak mampu
dengan pembayaran menggunakan sampah, jadi anak-anak yang sekolah atau belajar di taman pintar
selain belajar secara kognitif juga sudah diasah dari sejak dini untuk mencintai atau peduli terhadap
lingkungan. Dari tahun 2016 sampai saat ini tetap konsisten dan rutin berkegiatan dan mendapatakan
banyak apresiasi serta penghargaan, salah satunya yaitu penghargaan dari Astra.

Pada saat dibangku kuliah Komang Anik Sugiani mengambil jurusan Teknologi Pembelajaran dari S1
sampai S3, Alasan beliau memilihi teknologi pembelajaran dikarenakan teknologi akan terus berkembang
dengan demikian akan menjadi satu paket kesatuan yang nantinya akan digunakan. Selain itu dengan
beriringan jaman teknologi akan terus mengalami perkembangan, seperti saat ini pembelajaran sudah
banyak melalui daring atau online dengan demikian kedepannya integrasi teknologi dalam pendidikan
akan menjaadi satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.

“Bagi saya mau apapun itu LK Jurusan yang jelas bagaimana dan apa yang bisa kamu kontribusikan
kepada Masyarakat, jadi mau apapun itu jurusanya yang penting bagaimana bisa berdampak bagi
Masyarakat. Untuk apa berpendidikan tinggi-tinggi hanya untuk memperkaya diri sendiri, jadi Ketika
memiliki Pendidikan tinggi alangkah baiknya kita untuk berkontribusi bagi Masyarakat. Bagi saya
Pendidikan tinggi bukan untuk memperkaya diri sendiri tetapi bagaimana untuk berdampak bagi
lingkungan sekitar” ucapnya.

Selama menjalani ini tentunya tidak terlepas dari kendala dan tantangan yang dating silih berganti. Salah
satunya yaitu mengenai Kekurangan tutor atau voulentir, namun tidak lama dengan kerja keras selama 6
bulan setelahnya melalui medsos berupa facebook yang dapat mengatasi permasalhan dan juga melalui
mahasiswa-mahasiswa yang diajak join agar bisa sebagai tutor. Selain itu juga masalah pembiyayan
dalam artian setiap orang belajar dengan gratis, namum yang menjadi permasalahan diawal yaitu ketika
ada anak yang bergabung namun tidak dapat bayar uang pakaian sehingga putus sekolah.

“Jadi tentunya diawal karena masih baru jadi perlu adanya mebuat berbagai kegiatan untuk menambah
kepercayaan untuk mendapat dukungan. Itu diawal, dan syukurnya saat ini kami melalui proyek social
kemarin menang di Pertamina Foundation dan mendapat apresiasi dari Astra yang membuat kami
gampang masuk ke intansi mencari dana CSR” ucapnya.

Selanjutnya perkembangan anak-anak yang bergabung di Yayasan Project Jyoti Bali terdapat beberapa
anak-anak di awal yaitu sebanyak 124 anak yang terlibat dalam pembelajar taman pintar. Dengan anak
yang aktif sebanyak 74 yang terdiri dari 52 masyarakat yang kurang mampu yang tersebar di 3 Desa.
Sebelum bergabung dikami dimulai dari malu-malu Ketika berinteraksi dengan orang-orang dan setelah
mengikuti kegiatan- kegiatan yang dilakukan adanya perubahan dan berani untuk berinteraksi bersama
orang-orang dengan baik. Selanjutnya yang menjadi hal membagakan yaitu, rata-rata yang bergabung di
Taman Pintar juara di sekolahnya masing-masing di setiap tingkat. Jadi sudah diakui oleh orang tua dan
guru-guru yang ada di sekolah. Dan yang membagakan selanjutnya yaitu dukungan dari orangtua. Jadi
ketika berkegiatan orang tuanya langsung datang ke Taman Pintar. Banyak hal yang menyebabkan anak
anak bersemangat untuk berkegiatan di taman Pintar karena sangat berdampak tidak hanya kognitifnya
namun sosialnya juga diasah. Bagaimana interaksi sosialnya dan terbentuknya karakter jadi sangat
berdampak dan perubahan drastis yang membuat orang tua yakin dengan Yayasan ini.

Banyak kegiatan di Taman Pintar dari hari Senin sampai Minggu ada kegiatannya masing-masing. Seperti
kegiatan menari hari pada hari Senin bagi anak-anak yang suka menari, Hari Selasa kegiatan Yoga, Hari
Rabu kegiatan Go Green and Clean yaitu merupakan kegiatan gerebek sampah rumah tangga, pilah
kelola sampah jadi barang yang bernilai ergonomis melalui mesin pencacah plastic yang diberikan oleh
Pertamina Foundation kepada yayasan. Selanjutnya pada hari Kamis dan Jumat ada kegiatan Karate Inkai
yang dapet sponsor langsung dari Inkai Buleleng. Pada hari Sabtu ada seni budaya dan pada hari Minggu
adalah kegiatan pembelajaran yang terdiri dari Bahasa inggris, matematika dan Bahasa Indonesia. Setiap
datang ke Yayasan anak-anak membawa sampah, sampah bisa berbentuk organik maupun anorganik,
mayoritas selama ini banyak yang membawa sampah pelastik. Dalam hal ini dapat ditukarkan dalam
bentuk uang, ATK, maupun sembakau untuk ibu rumah tangga. Jadi tidak hanya berdapak pada anak-
anak tetapi hingga lansia maupun disabilitas juga kena himbasnya.

Adapun mimpi Komang Anik Sugiani yaitu untuk mendirikan sekolah gratis yang namanya yaitu Jyoti
School, jadi khusus untuk anak anak yang kurang mampu. “Kedepanya harapan saya bisa mewujudkan
mimpi saya menjadi kenyataan dan dapat berdampak besar bagi Masyarakat dan Pendidikan di
Indonesia” ucapnya. (LA-Yog)

Anda mungkin juga menyukai