Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa :FERA SUSANTI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856766913

Tanggal Lahir : 25 Agustus1992

Kode/Nama Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu di SD PDGK4205

Kode/Nama Program Studi : PGDSD S1

Kode/Nama UPBJJ : 18 / PALEMBANG

Hari/Tanggal UAS THE :selasa 12 Desember 2023

Tanda Tangan Peserta ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : FERA SUSANTI

NIM : 856766913

Kode/Nama Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu di SD PDGK4205

Fakultas :

Program Studi : PGDSD S1

UPBJJ-UT :18/ PALEMBANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Muaradua,25 JUNI 2022


Yang Membuat Pernyataan

FERA SUSANTI
LEMBAR JAWABAN

1. A Landasan Pembelajaran yang Digunakan Bu Dea


Landasan yang digunakan oleh Bu Dea saat mengajar di Provinsi Jawa Barat dan di Sumatra Barat berbeda.
Saat mengajar di Provinsi Jawa Barat, Bu Dea menggunakan landasan sosial-budaya. Dalam pembelajaran di
Jawa Barat, Bu Dea memasukkan kondisi sosial-budaya yang ada di sana seperti menyajikan teks tentang alat
musik khas di Jawa Barat, sifat-sifat bunyi dari alat musik tersebut, serta pengembangan ekonomi di Jawa
Barat mengenai bambu dan kayu yang ada disekitarnya untuk diolah menjadi alat musik khas Jawa barat
serta strategi cara pemasarannya. Hal ini menunjukkan bahwa Bu Dea memahami bahwa keberhasilan proses
pembelajaran dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, kehidupan masyarakat dengan segala karakteristik dan
kekayaan budayanya.
Sementara saat mengajar di Sumatra Barat, Bu Dea tidak menggunakan landasan sosial-budaya. Di mana
dalam proses pembelajaran Bu Dea justru menggunakan materi yang sama dengan saat mengajar di Jawa
Barat. Siswa akan mengalami kesulitan memahami materi di mana alat-alat musik dalam materi tidak pernah
mereka temukan dalam keseharian
A. Kesamaan Landasan Pembelajaran:
- Tema - Subtema:
-Tema "Indahnya Kebersamaan" dengan sub tema "Keberagaman Budaya Bangsaku" digunakan di kedua
propinsi.
- Mata Pelajaran
- Mata pelajaran yang diintegrasikan dalam pembelajaran adalah Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS.
- Model Pembelajaran:
- Model PBL (Problem-Based Learning) dan pendekatan saintifik dipilih dalam kedua situasi.
- Materi dan Strategi
- Bu Dea menyajikan teks tentang alat musik khas Jawa Barat dalam konteks KD 3 Bahasa Indonesia.
Dalam menjelaskan sifat-sifat bunyi alat musik, ia mengintegrasikan mata pelajaran IPA.
- Diskusi tentang pengembangan ekonomi di Jawa Barat melibatkan mata pelajaran IPS.
- Strategi pembelajaran melibatkan pemanfaatan sumber daya lokal (bambu, kayu) dan pembahasan
keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat.
Kontinuitas Materi
-Saat berpindah ke Sumatra Barat, Bu Dea tetap menggunakan tema, subtema, dan materi yang sama seperti
di Jawa Barat.
Alasan Kesamaan:
1. Kontinuitas Kurikulum 2013:
- Kesamaan landasan pembelajaran dapat disebabkan oleh kesinambungan penerapan Kurikulum 2013 di
kedua propinsi.
Kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan terpadu dan pengembangan berbasis tematik.
2. Relevansi Tema dengan Lokalitas:
- Tema "Indahnya Kebersamaan" dengan sub tema "Keberagaman Budaya Bangsaku" mungkin masih sangat
relevan di dua propinsi tersebut, memungkinkan guru untuk terus mengembangkan konsep yang sama.
3. Ketersediaan Sumber Daya Lokal:
- Pemilihan materi yang berkaitan dengan alat musik khas Jawa Barat dan pengembangan ekonomi
menggunakan sumber daya lokal seperti bambu dan kayu dapat menjadi pertimbangan penting yang masih
relevan di kedua propinsi.

Jenis-jenis landasan pembelajaran terpadu yang dikembangkan Bu Dea saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran di Provinsi Jawa Barat:
1. Landasan Filosofis.
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh Bu Dea menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning). Hal ini sesuai dengan aliran progresivisme yang memandang bahwa dalam proses pembelajaran,
siswa harus lebih sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau
bersifat problem solfing.
2. Landasan Sosial-Budaya
Dalam pembelajaran Bu Dea, sudah menyesuaikan kepada lingkungan, kehidupan masyarakat, karakteristik
dan kekayaan budaya di mana siswa berada. Hal ini tampak dari teks yang disajikan adalah teks tentang alat
musik khas dari Jawa Barat, Sifat-sifat bunyi yang dianalisis oleh siswa juga mengacu kepada alat musik
tersebut, serta Bu Dea juga membahas pengembangan ekonomi di Jawa Barat mengenai bambu dan kayu
yang ada disekitarnya untuk diolah menjadi alat musik khas Jawa barat serta strategi cara pemasarannya.

B. Klasifikasi Landasan Pembelajaran Terpadu


- Berbasis Tema
- Tema "Indahnya Kebersamaan" mencakup banyak aspek kehidupan, memungkinkan integrasi mata
pelajaran.
- Model Pembelajaran
- Penggunaan model PBL dan pendekatan saintifik menciptakan pembelajaran terpadu karena melibatkan
penggunaan berbagai keterampilan dan konsep.
- Integrasi Mata Pelajaran
- Integrasi Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS menciptakan landasan pembelajaran terpadu.
- Pemanfaatan Sumber Daya Lokal
- Penggunaan sumber daya lokal seperti alat musik khas dan material lokal (bambu, kayu) menunjukkan
pendekatan terpadu dengan mengaitkan pembelajaran dengan konteks sosial dan ekonomi setempat.
- Keragaman Sosial dan Ekonomi
- Diskusi tentang keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat menunjukkan
upaya untuk memahami dan menghormati keberagaman masyarakat.
Dengan menggunakan landasan pembelajaran terpadu, Bu Dea mampu menyelaraskan pembelajaran dengan
keadaan lokal di dua propinsi yang berbeda.
Hal ini mencerminkan adaptabilitasnya sebagai pendidik dan kemampuannya untuk mengintegrasikan
materi pembelajaran dengan konteks sosial dan budaya siswa.

2. Kegiatan yang dilakukan oleh Bu Risa sudah sesuai dengan landasan-landasan pembelajaran terpadu.
Landasan yang dimaksud adalah landasan filosofis, landasan IPTEK, dan landasan sosial-budaya. Landasan
filosofis Bu Risma merancang pembelajaran sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dan
membangun pengetahuan mereka sendiri. Landasan IPTEK, Bu Risma merancang pembelajaran dengan
menghadirkan IPTEK dalam media pembelajaran. Landasan sosial-budaya, dalam materi pembelajaran Bu
Risma memanfaatkan lingkungan sehingga dekat dengan siswa.
1. Landasan filosofis
Dalam kegiatan pembelajaran, Bu Risma membimbing anak untuk membaca teks hingga anak dapat
mengklasifikasikan kalimat yang mengungkapkan penyampaian terima kasih, dan kalimat mengungkapkan
pernyataan ajakan. Hal ini sejalan dengan aliran konstruktivisme di mana pengetahuan siswa tidak ditransfer
dari guru ke siswa, namun diinterprestasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri, dalam hal ini pengetahuan yang dikontruksi oleh siswa BU Risma adalah
mengklasifikasikan kalimat.
Bu Risma juga memberikan tugas untuk membuat laporan hasil pengamatan tentang gerakan anggota tubuh
hewan peliharaannya. Ini menunjukkan Bu Risma berusaha agar siswanya melihat pengalaman langsung
siswa (direct experience).
Selain itu, materi yang diberikan oleh Bu Risma tentang mengklasifikasikan kalimat yang mengungkapkan
penyampaian terima kasih, dan kalimat mengungkapkan pernyataan ajakan sangat bermanfaat bagi siswa
secara aktual. Sehingga siswa menyadari apa yang mereka pelajari memiliki manfaat bagi kehidupan mereka
nanti.
2. Landasan sosial-budaya
Dalam pembelajaran Bu Risma menggunakan kucing dalam materi pembelajaran. Sebagaimana kita ketahui,
bahwa kucing merupakan hewan yang ada dalam lingkungan keseharian anak. Selain itu, Bu Risma juga
menugaskan siswa untuk membuat laporan pengamatan hewan peliharaan. Hal ini menunjukkan bahwa Bu
Risma juga memperhatikan lingkungan dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Landasan IPTEK
Dalam pembelajaran, Bu Risma mengahdirkan video kucing sebagai media pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa Bu Risma menggunakan teknologi dalam pembelajaran.

3. A. Berdasarkan penjelasan kasus tersebut, cara pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Hendri sudah sesuai
dengan konsep pembelajaran terpadu. Berikut adalah alasannya:

1. Integrasi Mata Pelajaran: Pak Hendri menyampaikan beberapa mata pelajaran, yaitu matematika, PPKN,
dan SBDP, dalam satu pembelajaran. Ini mencerminkan integrasi atau penggabungan beberapa mata
pelajaran dalam satu konteks pembelajaran yang terpadu.

2. Pendekatan Saintifik: Pak Hendri menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajarannya. Pendekatan
ini mendorong siswa untuk melakukan observasi, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data,
menginterpretasikan hasil, dan mengomunikasikan temuan mereka. Pendekatan saintifik ini memungkinkan
siswa untuk memahami konsep secara mendalam dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

3. Relevansi dengan Lingkungan Siswa: Isi materi pembelajaran disesuaikan dengan lingkungan di mana
peserta didik tinggal. Hal ini memungkinkan siswa untuk memahami dan mengaitkan konsep-konsep
pembelajaran dengan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka. Relevansi ini meningkatkan
motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

4. Pengarahan Instruksional: Pak Hendri memberi arahan kepada peserta didik agar dapat mengikuti
pembelajaran sesuai dengan instruksinya. Ini membantu siswa dalam memahami tujuan pembelajaran dan
proses yang diharapkan. Pengarahan instruksional yang jelas dapat memfasilitasi pemahaman siswa dan
meminimalkan kebingungan.

Dengan memperhatikan keempat alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa cara pembelajaran Pak Hendri
sudah sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu.

B. Jika saya akan melaksanakan pembelajaran dari beberapa mata pelajaran yang sama dengan Pak Hendri,
ada beberapa langkah yang dapat diperbaiki dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah yang dapat
diperbaiki antara lain:

1. Pengembangan Tema dan Sub Tema yang Lebih Spesifik: Mendefinisikan tema dan sub tema yang lebih
spesifik akan membantu dalam mengidentifikasi keterkaitan dan integrasi antara mata pelajaran yang akan
diajarkan. Dalam contoh kasus ini, tema "selalu berhemat energi" dan sub tema "sumber energi" dapat lebih
didefinisikan agar lebih jelas bagaimana konsep matematika, PPKN, dan SBDP akan diintegrasikan.

2. Pengembangan Kegiatan Pembelajaran yang Terpadu: Dalam merencanakan pembelajaran, penting untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan integrasi antara konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran. Misalnya, dalam contoh kasus ini, Pak Hendri dapat merancang kegiatan yang melibatkan
penerapan konsep matematika dalam memahami sumber energi, prinsip-prinsip PPKN dalam penggunaan
energi yang hemat, dan ekspresi gerakan melalui tarian yang terkait dengan energi.

3. Penggunaan Media dan Sumber Daya yang Mendukung: Pak Hendri dapat memanfaatkan berbagai media
dan sumber daya yang relevan dengan tema dan sub tema yang diajarkan. Misalnya, penggunaan multimedia,
presentasi visual, permainan peran, atau kunjungan ke tempat yang terkait dengan sumber energi. Hal ini
akan memperkaya pembelajaran dan meningkatkan keterlibatan siswa.

4. Evaluasi Terpadu: Dalam mengevaluasi pemahaman siswa, Pak Hendri dapat merancang instrumen
evaluasi yang mencakup aspek-aspek dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan. Misalnya, mencakup soal
matematika, pertanyaan PPKN, dan penilaian terhadap keterampilan gerak siswa dalam SBDP. Evaluasi
terpadu ini akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep yang diajarkan.
Dengan mempertimbangkan langkah-langkah perbaikan di atas, pembelajaran dari beberapa mata pelajaran
yang sama dapat menjadi lebih terpadu dan memberkontribusi yang lebih besar dalam memperkuat integrasi
antara mata pelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa

4. Menurut analisis saya dari kasus pak Tono saya menyimpulkan bahwa pembelajaran pak Tono sudah
sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu alasannya yaitu sebagai berikut.

a. Secara umum cara pembelajaran pak Tono sudah sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu hal ini
terlihat dari langkah-langkah pembelajaran yang dilakukannya yaitu sebagai berikut:
- pengembangan bahan ajar dan media berlandaskan pada subtema peristiwa kebangsaan masa penjajah
- penyampaian konsep-konsep yang ada pada subtema tersebut berdasarkan pada kompetensi dasar 3
mata pelajaran.
- penjelasan materi dari konsep-konsep yang dimuat pada subtema dengan rinci.
- penjelasan materi tersebut dikaitkan dengan hal-hal yang ada di sekitar lingkungan anak.

Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa pak Tono telah menggabungkan beberapa mata pelajaran
( bahasa Indonesia, IPA dan IPS) untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Selain itu pak Tono juga telah mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Namun ada beberapa hal yang dapat diperbaiki dari cara pembelajaran pak Tono agar lebih sesuai dengan
konsep pembelajaran terpadu yaitu:
-dalam langkah pertama pak Tono perlu memperjelas bagaimana cara mengembangkan bahan ajar dan
media berlandaskan pada subtema peristiwa kebangsaan masa penjajah.
Misalnya pak Tono dapat menggunakan pendekatan tematik dalam mengembangkan bahan ajar dan media
pembelajaran.

- dalam langkah kedua pak Tono perlu lebih menekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep yang ada
pada subtema tersebut misalnya pak Tono dapat membuat peta konsep untuk menunjukkan keterkaitan
antar konsep.

- dalam langkah ketiga pak Tono perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam
pembelajaran misalnya pak Tono dapat menggunakan metode, diskusi, tanya jawab atau penugasan.

b. Berdasarkan analisis pada jawaban A, berikut adalah langkah-langkah pembelajaran yang akan saya
perbaiki jika saya akan melaksanakan pembelajaran dari subtema yang sama dengan pak Tono.
Langkah 1: pengembangan bahan ajar dan media.

Saya akan mengembangkan bahan ajar dan media pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik.
Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran dalam satu tema.
Dengan menggunakan pendekatan tematik siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran
karena materi tersebut disajikan secara terpadu dan bermakna.
Dalam hal ini tema yang akan saya gunakan adalah "peristiwa kebangsaan masa penjajahan".
Tema ini mencakup materi dari mata pelajaran bahasa Indonesia, IPA dan IPS.
Materi-materi tersebut akan saya integrasikan ke dalam beberapa kegiatan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa.

Langkah 2: penyampaian konsep-konsep.

Dalam menyampaikan konsep-konsep saya akan lebih menekankan pada keterkaitan antar konsep
misalnya saya akan menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa kebangsaan masa penjajah dari berbagai
sudut pandang, seperti sejarah, bahasa dan sains. Dengan demikian siswa akan memiliki pemahaman yang
lebih komprehensif tentang peristiwa-peristiwa tersebut.
Selain itu saya juga akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran misalnya
saya akan menggunakan metode diskusi, tanya jawab, atau penugasan.
Dengan metode-metode tersebut siswa akan lebih terlibat dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan
untuk mengekspresikan pendapat mereka.

Langkah 3: penjelasan materi.

Penjelasan materi akan saya kaitkan dengan hal-hal yang ada di sekitar lingkungan anak misalnya saya
akan mengajak siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar mereka yang berhubungan dengan
peristiwa kebangsaan masa penjajah. Dengan demikian siswa akan lebih memahami materi pembelajaran
karena materi tersebut disajikan secara kontekstual.
Selain itu saya juga akan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan
perkembangan siswa.
Misalnya saya akan menggunakan gambar, video atau permainan. dengan media pembelajaran yang tepat,
siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran.
Dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah saya perbaiki tersebut saya berharap pembelajaran dari
subtema" peristiwa kebangsaan masa penjajahan" akan lebih efektif dan bermakna bagi siswa

Anda mungkin juga menyukai