Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Dyah Ayu Nur Aini

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 857842106

Tanggal Lahir : 18 Maret 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4205 / Pembelajaran Terpadu di SD

Kode/Nama Program Studi : 119 / PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ : 44 / Surakarta


Hari/Tanggal UAS THE : Kamis / 22 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Dyah Ayu Nur Aini


NIM : 857842106
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4205 / Pembelajaran Terpadu di SD
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD S1
UPBJJ-UT : Surakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Sragen, 22 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Dyah Ayu Nur Aini


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Bu Dea guru kelas 4 di SD ”X” Propinsi Jawa Barat melaksanakan pembelajaran berdasarkan Tema/Subtema

serta cakupan mata pelajaran sesuai dengan yang dimuat pada kurikulum 2013. Temanya ”indahnya

kebersamaan” sub tema ”keberagaman budaya bangsaku” . Tema ini memuat mata pelajaran bahasa Indonesia,

IPA, dan IPS. Dan model yang digunakan dalam pembelajarannya adalah model PBL, dan pendekatan saintifik.

Berdasarkan KD 3 Bahasa Indonesia Bu Dea menyajikan teks tentang alat- alat musik khas jawa barat. Dari teks

tersebut Bu Dea menjelaskan sifat-sifat bunyi dari alat musik yang ada pada teks (mata pelajaran IPA tentang

sifat bunyi), serta membahas cara pengembangan ekonomi di Jawa Barat mengenai bambu dan kayu yang ada

disekitarnya untuk diolah menjadi alat musik khas Jawa barat serta strategi cara pemasarannya (mata pelajaran
IPS tentang keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat). Satu tahun kemudian
Bu dea mutasi ke Propinsi Sumatra Barat, dan pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas 4 dengan tema
yang sama, dalam pelaksanaan pembelajarannya Bu Dea menyampaikan materi serta model yang digunakan
dalam pembelajarannya persis sama seperti ketika mengajar setahun lalu di propinsi Jawa Barat.
Pertanyaan :
a. Berdasarkan kasus tersebut coba analisis apakah landasan pembelajaran yang digunakan Bu Dea ketika
mengajar di Propinsi Jawa barat dengan di Propinsi Sumatra Barat sama ? Uraikan alasannya!
Jawaban : Berdasarkan kasus tersebut Bu Dea menggunakan landasan pembelajaran yang sama persis ketika
mengajar di Propinsi Jawa barat maupun di Propinsi Sumatra Barat hanya saja terdapat perbedaan pada materi
mata pelajaran dimana menyesuaikan di provinsi setempat. Seperti ketika mengajar di Jawa Barat Berdasarkan
KD 3 Bahasa Indonesia Bu Dea menyajikan teks tentang alat- alat musik khas jawa barat. Dari teks tersebut Bu
Dea menjelaskan sifat-sifat bunyi dari alat musik yang ada pada teks (mata pelajaran IPA tentang sifat bunyi),
serta membahas cara pengembangan ekonomi di Jawa Barat mengenai bambu dan kayu yang ada disekitarnya
untuk diolah menjadi alat musik khas Jawa barat serta strategi cara pemasarannya (mata pelajaran IPS tentang
keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat). Maka ketika Bu Dea mengajar di
Provinsi Sumatra Barat juga menyesuaikan materi mata pelajaran di provinsi yang diajarkan. Namun dalam
pelaksanaan pembelajarannya Bu Dea menyampaikan materi serta model yang digunakan dalam
pembelajarannya adalah model PBL, dan pendekatan saintifik persis sama seperti ketika mengajar setahun lalu
di propinsi Jawa Barat. Bu Dea sebagai guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar
sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
b. Coba klasifikasikan (mana yang termasuk) ke dalam jenis-jenis landasan pembelajaran terpadu dari berbagai
aspek yang dikembangkan bu Dea saat kegiatan pembelajaran di Propinsi Jawa Barat!
Jawaban : Jenis-jenis landasan pembelajaran terpadu Bu Dea di Jawa Barat :
1) Landasan filosofis
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh Bu Dea menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dan pendekatan saintifik. Hal ini sesuai dengan aliran progresivisme yang memandang bahwa
dalam proses pembelajaran, siswa harus lebih sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang harus
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

mendapatkan pemecahan atau bersifat problem solfing. Dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi
aspek-aspek lainnya. Perumusan tujuan/kompetensi dan isi/materi pembelajaran terpadu pada dasarnya
bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan
mempengaruhi dan mendorong pelaksanaan pembelajaran terpadu yang berbeda pula. Secara filosofis,
kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat berikut: (1) progresivisme,
(2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Namun berdasarkan kasus Bu Dea hanya Aliran progresivisme
beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali ditekankan
pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural),
dan (d) memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis
(Ellis, 1993). Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada
persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat problem solving. Dalam
memecahkan masalah tersebut, siswa perla memilih dan menyusun ulang pengetahuan dan pengalaman
belajar yang telah dimilikinya. Dalam hal demikian maka terjadi proses berpikir yang terkait dengan
"metakognisi", yaitu proses menghubungkan pengetahuan dan pengalaman belajar dengan pengetahuan
lain untuk menghasilkan sesuatu (J. Marzano et al, 1992). Terdapatnya kesalahan atau kekeliruan dalam
proses pemecahan masalah atau sesuatu yang dihasilkan adalah sesuatu yang wajar, karena hal itu
merupakan bagian dari proses belajar.
2) Landasan Praktis
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajaran terpadu
secara aplikatif di dalam kelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam pelaksanaannya
pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh landasan praktis yaitu:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus dimuat
dalam kurikulum.
b. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya
saling terkait.
c. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat lintas mata
pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran
untuk memecahkannya.
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang
dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama
mampu berpikir praktis.
Dalam pembelajaran yang diajarkan Bu Dea masuk point b dan c terlihat pada cerita yang disajikan
bahwa berdasarkan KD 3 Bahasa Indonesia Bu Dea menyajikan teks tentang alat- alat musik khas jawa
barat. Dari teks tersebut Bu Dea menjelaskan sifat-sifat bunyi dari alat musik yang ada pada teks (mata
pelajaran IPA tentang sifat bunyi), serta membahas cara pengembangan ekonomi di Jawa Barat
mengenai bambu dan kayu yang ada disekitarnya untuk diolah menjadi alat musik khas Jawa barat serta
strategi cara pemasarannya (mata pelajaran IPS tentang keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan
agama di provinsi setempat). Oleh karena itu Bu Dea menggunakan Landasan Praktis dalam pelaksanaan
pembelajaran di SD.
3) Landasan Sosial Budaya
Karena pembelajaran selalu mengandung nilai yang harus sesuai dengan nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Di samping itu, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi juga oleh lingkungan.
Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya, harus menjadi dasar dan
acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran Bu Dea, sudah
menyesuaikan kepada lingkungan, kehidupan masyarakat, karakteristik dan kekayaan budaya di mana
siswa berada. Hal ini tampak dari teks yang disajikan adalah teks tentang alat musik khas dari Jawa
Barat, Sifat-sifat bunyi yang dianalisis oleh siswa juga mengacu kepada alat musik tersebut, serta Bu
Dea juga membahas pengembangan ekonomi di Jawa Barat mengenai bambu dan kayu yang ada
disekitarnya untuk diolah menjadi alat musik khas Jawa barat serta strategi cara pemasarannya.

2. Bu Risa guru kelas 1 SD “Z” melaksanakan pembelajaran Tema “Benda, Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku “
Sub Tema “Hewan di Sekitarku”, mata pelajaran yang dimuat pada tema ini Bahasa Indonesia, PPKN, dan
SBDP. KD 3 Bahasa Indonesia Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan
pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah, KD 3 PPKN
Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan KD 3 SBDP Mengenal gerak
anggota tubuh melalui tari. Untuk pembelajarannya, Bu Risa membuat teks berjudul “Kucing peliharaanku”.
Pada teks tersebut mengungkapkan tentang gerak anggota tubuh kucing,. Serta cara pemeliharaan kucing. Media
yang digunakannya: (1) Teks bacaan berjudul “kucing peliharaanku”, (2) Video tentang Gerakan anggota tubuh
kucing. Melalui teks tersebut Bu Risa membimbing anak untuk membaca teks hingga anak dapat
mengklasifikasikan kalimat yang mengungkapkan penyampaian terima kasih, dan kalimat mengungkapkan
pernyataan ajakan. Di akhir pembelajaran Bu Risa memberi tugas siswa untuk membuat laporan hasil
pengamatan tentang gerakan anggota tubuh hewan peliharaannya.
Pertanyaan :
a. Berdasarkan kasus tersebut apakah semua kegiatan pembelajaran yang dikembangkan Bu Risa sudah sesuai
dengan landasan-landasan pembelajaran terpadu? Uraikan alasannya!
Jawaban : Kegiatan yang dilakukan oleh Bu Risa sudah sesuai dengan landasan-landasan pembelajaran
terpadu. Landasan yang dimaksud memuat semuanya yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan
praktis, landasan sosial-budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Landasan
filosofis Bu Risa merancang pembelajaran sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dan
membangun pengetahuan mereka sendiri. Landasan psikologis, Bu Risa mengajarkan pada mata pelajaran
PPKN aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dengan mengimplementasikan materi
Bahasa Indonesia seperti ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian
pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang
santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah. Hal ini disebabkan bahwa
proses pembelajaran itu sendiri berkaitan dengan perilaku manusia, dalam hal ini yaitu siswa. Dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik lingkungan yang bersifat
fisik, maupun lingkungan sosial. Melalui pembelajaran diharapkan adanya perubahan perilaku siswa menuju
kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral, maupun sosial. Hal tersebut juga termasuk Landasan
Praktis karena materi pembelajaran Bahasa Indonesia dan PPKN berkaitan. Landasan sosial budaya dan
IPTEK, karena Bu Risa mengajarkan ketika berada di lingkungan rumah untuk menaati aturan yang berlaku
dan menungkapkan penyampaian terima kasih apabila sudah di tolong dan mengungkapkan permintaan maaf
ketika melakukan salah maupun lainnya dan juga Bu Risa merancang pembelajaran dengan menghadirkan
IPTEK dalam media pembelajaran.
b. Coba klasifikasikan (mana yang termasuk) ke dalam jenis-jenis landasan pembelajaran terpadu dari berbagai
aspek yang dikembangkan Bu Risa saat kegiatan pembelajaran !
Jawaban : Jenis-jenis landasan pembelajaran terpadu Bu Risa :
1) Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu,
bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Perumusan
tujuan/kompetensi dan isi/materi pembelajaran terpadu pada dasarnya bergantung pada pertimbangan
pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong
pelaksanaan pembelajaran terpadu yang berbeda pula. Secara filosofis, kemunculan pembelajaran
terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat salah satunya aliran konstruktivisme, aliran ini
menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi atau pendidikan manusia. Orang
membangun pengetahuan mereka dengan berinteraksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan
lingkungan mereka. Informasi dianggap benar ketika dapat digunakan untuk mengatasi dan
memecahkan masalah atau fenomena terkait. Dalam konstruktivisme, pengetahuan tidak bisa begitu saja
ditransfer dari guru ke siswa, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa
harus membangun pengetahuannya sendiri. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang dilakukan, tetapi sebuah
proses yang terus berkembang. Dalam proses ini, aktivitas siswa yang diwujudkan dalam rasa ingin
tahunya memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Pengetahuan
tidak dapat dipisahkan dari belajar, melainkan pengetahuan dipandang sebagai suatu proses
pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus menerus tumbuh dan berubah. Perwakilan
konstruktivisme berasumsi bahwa pengetahuan bukanlah tiruan dari kenyataan (realitas). Informasi
bukanlah cerminan dari dunia nyata yang ada. Alat dan sarana untuk mengetahui yang tersedia bagi
siswa adalah indera mereka. Siswa berinteraksi dengan benda dan lingkungannya dengan melihat,
mendengar, menyentuh, mencium dan mengecap. Siswa membangun gambaran dunia melalui sentuhan
indrawi. Seperti yang diajarkan Bu Risa membuat teks berjudul “Kucing peliharaanku” dalam
merancang pembelajaran tersebut siswa memperoleh pengalaman langsung dan membangun
pengetahuan mereka sendiri dengan melihat video yang diperlihatkan serta di akhir pembelajaran Bu
Risa memberi tugas siswa untuk membuat laporan hasil pengamatan tentang gerakan anggota tubuh
hewan peliharaannya.
2) Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi/teori belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi
pembelajaran terpadu yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai
dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana isi/materi pembelajaran terpadu tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula
siswa harus mempelajarinya, dengan kata lain berkenaan dengan penentuan cara/metode pembelajaran.
Salah satu pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu yaitu dimana pada dasarnya
masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri. Dengan kata lain, pengalaman langsung siswa
adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan pengalaman orang lain (guru) yang ditransfer melalui
berbagai bentuk media. Seperti Bu Risa memperlihatkan video tentang Gerakan anggota tubuh kucing
dan siswa diberi tugas untuk mengamati tentang gerakan anggota tubuh di lingkungan rumahnya. Hal
itu dapat membangun peserta didik untuk mempelajarinya.
3) Landasan praktis berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses
pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajaran terpadu
secara aplikatif di dalam kelas. Dalam teks yang disajikan pada soal Bu Risa membuat teks berjudul
“Kucing peliharaanku”. Pada teks tersebut mengungkapkan tentang gerak anggota tubuh kucing. Serta
cara pemeliharaan kucing. Media yang digunakannya: (1) Teks bacaan berjudul “kucing peliharaanku”,
(2) Video tentang Gerakan anggota tubuh kucing. Melalui teks tersebut Bu Risa membimbing anak untuk
membaca teks hingga anak dapat mengklasifikasikan kalimat yang mengungkapkan penyampaian terima
kasih, dan kalimat mengungkapkan pernyataan ajakan. Hal tersebut mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan SBDP saling berkaitan karena Bu Risa membuat teks didalamnya memuat ungkapan penyampaian
terima kasih dan kalimat ungkapan ajakan serta menyajikan melalui media video sehingga peserta didik
tidak hanya memahami teks namun juga mengamati video yang disajikan mengenai “kucing
peliharaanku”. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia penyampaian ungkapan terima kasih, permintaan
maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosakata
bahasa daerah juga berkaitan dengan mata pelajaran PPKN karena ungkapan tersebut mengidentifikasi
aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Oleh karena itu pembelajaran sekarang ini
cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif
antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya. Dan juga kesenjangan yang terjadi antara teori
dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan
mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.
4) Landasan Sosial Budaya
Karena belajar selalu menyangkut nilai-nilai yang harus selaras dengan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Lingkungan juga mempengaruhi keberhasilan belajar. Kehidupan masyarakat dengan
segala kekhasan dan kekayaan budayanya harus menjadi dasar dan kerangka acuan keberhasilan
pembelajaran terpadu. Seperti Bu Risa mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia yang merinci
penyampaian ungkapan terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan,
pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun
secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah dan mata pelajaran PPKN
mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Kedua mata pelajaran
tersebut berkaitan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sehingga peserta didik dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah.
5) Landasan Perkembang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Dalam pengembangan IPTEK, landasan IPTEK dituntut untuk menyesuaikan materi pembelajran
terpadu dengan perkembangan dan kemajuan dunia iptek, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam hal itu Bu Risa membuat teks berjudul “Kucing peliharaanku”. Pada teks tersebut
mengungkapkan tentang gerak anggota tubuh kucing, serta cara pemeliharaan kucing. Media yang
digunakannya: (1) Teks bacaan berjudul “kucing peliharaanku”, (2) Video tentang Gerakan anggota
tubuh kucing. Melalui teks tersebut Bu Risa membimbing anak untuk membaca teks hingga anak dapat
mengklasifikasikan kalimat yang mengungkapkan penyampaian terima kasih, dan kalimat
mengungkapkan pernyataan ajakan.

3. Pa Hendri Melaksanakan pembelajaran di kelas 4 dengan tema “selalu berhemat energi” sub tema “sumber
energi” mencakup materi pembelajaran matematika, PPKN, dan SBDP. Langkah – langkah yang dilaksanakan
dalam pembelajarannya sebagai berikut : (1) menyampaikan beberapa mata pelajaran (matematika, PPKN, dan
SBDP) satu per satu dengan rinci , (2) membahas semua konsep-konsep secara mendalam dari masing-masing
mata pelajaran, (3) pendekatan yang digunakan saintifik, (4) isi materinya disesuaikan dengan lingkungan
dimana peserta didik tinggal, (5) untuk memudahkan pembelajarannya, Pa hendri memberi arahan pada peserta
didik agar dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang diintruksikannya.
Pertanyaan :
a. Coba simpulkan apakah cara pembelajaran Pa Hendri sudah sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu?
Uraikan alasannya!
Jawaban : Konsep pembelajaran terpadu yang mencakup pengertian, karakteristik, landasan-landasan, dan
fungsi serta prinsip pembelajaran terpadu. Dari penjelasan yang diberikan, cara pembelajaran Pak Hendri
sudah sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator langkah-
langkah yang ditempuh Pak Hendri dalam proses pembelajarannya, yang menunjukkan bahwa metode
pembelajarannya sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu.
1) Indikator pertama adalah Pak Hendri yang mengajar secara detail beberapa mata pelajaran (matematika,
PPKN dan SBDP) silih berganti. Hal ini menunjukkan bahwa Pak Hendri memperhatikan hubungan
antar mata pelajaran agar siswa dapat lebih baik dan mudah memahami materi. Karena adanya
kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang
dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu
berpikir praktis.
2) Indikator kedua adalah Pak Hendri mencakup semua konsep pada setiap topik secara detail. Hal ini
menunjukkan bahwa Pak Hendri tidak hanya menyampaikan materi secara dangkal, tetapi juga
menitikberatkan pada pemahaman siswa terhadap materi.
3) Indikator ketiga adalah Pak Hendri menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajarannya.
Pendekatan ini menekankan penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam pembelajaran agar siswa
memahami materi secara logis dan rasional.
4) Indikator keempat adalah Pak Hendri menyesuaikan isi materi dengan lingkungan tempat tinggal siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa Pak Hendri memperhatikan konteks sosial dan lingkungan siswa, sehingga
materi yang disampaikan lebih terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa.
b. Apakah ada langkah yang akan diperbaiki dari proses pembelajaran apabila anda akan melaksanakan
pembelajaran dari beberapa mata pelajaran yang sama dengan Pa Hendri ? Tuliskanlah dengan rinci!
Jawaban : Menurut saya, salah satu langkah yang akan meningkatkan proses pembelajaran karena saya
mempelajari mata pelajaran yang sama dengan Pak Hendri adalah meningkatkan penggunaan media
pembelajaran. Selain materi lisan, saya juga memberikan media visual seperti gambar, video atau
demonstrasi praktis untuk membantu siswa lebih memahami materi. Langkah perbaikan lainnya adalah
dengan menambahkan kegiatan pembelajaran yang interaktif. Selain diskusi materi secara lisan, saya juga
menawarkan kegiatan pembelajaran di mana siswa dapat berdiskusi, bertanya, dan mengungkapkan
pendapatnya. Dengan cara ini, siswa dapat lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan merasa lebih
nyaman saat belajar. Langkah korektif terakhir adalah menambahkan penilaian berkala terkait dengan
pembelajaran. Dengan menilai hasil belajar siswa secara berkala, saya dapat mengetahui apakah siswa
memahami materi dengan baik dan mengidentifikasi kelemahan dan keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Dengan begitu saya bisa melakukan perbaikan di masa depan untuk memastikan pembelajaran
lebih efektif.

4. Pa Tono melaksanakan pembelajaran di kelas 5 dengan tema “peristiwa kehidupan “ sub tema “peristiwa
kebangsaan masa penjajah” mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Langkah - langkah
pembelajaran yang dilakukan Pa Tono sebagai berikut : (1) mengembangkan bahan ajar dan media berlandaskan
pada sub tema “peristiwa kebangsaan masa penjajah”. (2) menyampaikan konsep-konsep yang ada pada sub
tema tersebut berdasarkan pada kompetensi dasar tiga mata pelajaran tersebut. (3) Agar tujuan pembelajaran
tercapai Pa Tono berupaya menjelaskan materi dari konsep-konsep yang dimuat pada sub tema dengan rinci, (4)
cara menjelaskan materi tersebut dikaitkan dengan hal-hal yang ada di sekitar lingkungan anak, (5) Pa Tono
memberi instruksi agar peserta didik mengikuti apa yang dilakukan Pa Tono.
Pertanyaan :
a. Coba simpulkan apakah cara pembelajaran Pa Tono sudah sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu?
Uraikan alasannya!
Jawaban : Konsep pembelajaran terpadu yang mencakup pengertian, karakteristik, landasan-landasan, dan
fungsi serta prinsip pembelajaran terpadu. Dari penjelasan yang diberikan, cara pembelajaran Pak Tono
sudah sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator langkah-
langkah yang ditempuh Pak Tono dalam proses pembelajarannya, yang menunjukkan bahwa metode
pembelajarannya sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu.
1) Mengembangkan bahan ajar dan media berlandaskan pada sub tema “peristiwa kebangsaan masa
penjajah”. Dalam hal ini Pak Tono mengembangkan bahan ajar dan media berlandaskan pada aliran
progresivisme memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan-
persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat problem solving. Dalam memecahkan
masalah tersebut, siswa perlu memilih dan menyusun ulang pengetahuan dan pengalaman belajar yang
telah dimilikinya. Dalam hal demikian maka terjadi proses berpikir yang terkait dengan “metakognisi”,
yaitu proses menghubungkan pengetahuan dan pengalaman belajar dengan pengetahuan lain untuk
menghasilkan sesuatu.
2) Menyampaikan konsep-konsep yang ada pada sub tema tersebut berdasarkan pada kompetensi dasar tiga
mata pelajaran tersebut. Dalam hal ini Pak Tono menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Pak Tono juga dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan
siswa berada. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan
demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
3) Agar tujuan pembelajaran tercapai Pak Tono berupaya menjelaskan materi dari konsep-konsep yang
dimuat pada sub tema dengan rinci. Dalam hal ini Pak Tono dalam menjelaskan materi mengenai
pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa dengan menjelaskan pada sub
tema secara rinci. Hal ini dapat terjadi karena siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih
besar, lebih luas, dan lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran. Kemungkinan pembelajaran
yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi, sebab siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang
lebih terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu.
4) Cara menjelaskan materi tersebut dikaitkan dengan hal-hal yang ada di sekitar lingkungan anak. Dalam
hal ini Pak tono memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
5) Pak Tono memberi instruksi agar peserta didik mengikuti apa yang dilakukan Pak Tono. Dalam hal ini
Pak Tono memberikan arahan agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat tercapai sesuai yang
diharapkan seperti pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
b. Apakah ada langkah yang akan diperbaiki dari proses pembelajaran apabila anda akan melaksanakan
pembelajaran dari sub tema yang sama dengan Pak Tono ? Tuliskanlah dengan rinci!
Jawaban : Menurut saya, apabila melaksanakan pembelajatan dari sub tema dengan Pak Tono
saya melakukan evaluasi secara teratur selama proses pembelajaran, sehingga kita dapat mengetahui tingkat
pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta dapat mengambil tindakan
yang tepat apabila diperlukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan memberikan
tes tertulis, atau dengan melakukan diskusi kelompok atau tanya jawab langsung dengan peserta didik.
Kemudian memberikan feedback (umpan balik) yang bermanfaat bagi peserta didik, yang berisi saran atau
masukan tentang kemajuan atau kesulitan yang dialami peserta didik selama proses pembelajaran. Feedback
yang diberikan harus positif dan memberikan solusi atau saran yang berguna bagi peserta didik, sehingga
mereka dapat terus belajar dan meningkatkan kemampuan mereka. Dan saya juga akan melakukan seperti
Pak Tono lakukan dalam proses pembalajran perlu untuk mengemngkan bahan ajar dan menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi, seperti video, gambar, atau yang lainnya, sehingga peserta didik dapat
memahami materi yang diajarkan dengan lebih menyenangkan. Media pembelajaran yang bervariasi dapat
membantu peserta didik untuk memahami materi dengan lebih mudah dan menyenangkan, karena mereka
dapat melihat atau menonton contoh yang disajikan dengan cara yang berbeda. Memberikan juga contoh
kasus yang terkait dengan materi yang diajarkan, sehingga peserta didik dapat memahami dan
mengaplikasikan materi yang diajarkan dengan lebih mudah. Contoh kasus dapat berupa situasi yang terjadi
di sekitar peserta didik, atau kasus yang terjadi di dunia nyata yang terkait dengan materi yang diajarkan.

Anda mungkin juga menyukai