Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putu Meiyanti Setya Pratiwi

NIM : 2214041002

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Sosial

Tugas Essai

Pada hari Kamis, 08 Juni 2023 pukul 19.30 kelas PPKN semester 2 (dua) melaksanakan
perkuliahan online atau daring (dalam jaringan) dalam mata kuliah PIS (Pengantar Ilmu Sosial)
yang diampu oleh Bapak Dr. I Wayan Kertih, M.Pd. Setelah mengucapkan salam pembuka,
Bapak I Wayan Kertih bertanya kepada mahasiswa terkait kelompok berapa yang presentasi
dan materi apa yang akan di presentasikan dan telah memerintahkan kepada kelompok untuk
langsung memulai presentasi. Adapun materi yang disampaikan oleh kelompok adalah
Definisi Ilmu Hukum, hakikat Ilmu Hukum, Sejarah Perkembangan Ilmu Hukum, Objek
Kajian Ilmu Hukum, Pendekatan Sosial Ilmu Hukum, Kontribusi Ilmu Hukum dalam
pembelajaran Ppkn, Adapun materi yang disampaikan atau dipresentasikan oleh kelompok
kajian akademik ilmu hukum yaitu ; Hakikat Ilmu Hukum : menciptakan suatu aturan yang
adil ke dalam masyarakat. Hakikat keilmuan ilmu hukum dapat ditinjau dari sudut filsafat ilmu
dan teori hukum. Dari sudut filsafat, istilah ilmu (science) menyandang dua makna, yaitu
sebagai produk dan sebagai proses. Adapun sejarah perkembangan ilmu hukum, Peristiwa ini
terjadi tak lama setelah 1200 SM. dan dimulai ketika Dorian dari utara menduduki pusat
kekuasaan di Misia (sebuah wilayah di Asia Kecil). Mereka tidak membawa bentuk
pemerintahan mereka sendiri, jadi mereka mendirikan negara kota, yang disebut dalam bahasa
Yunani polis (kata polis berasal dari kata politik, kebijakan dan polisi, semuanya terkait dengan
polis atau negara bagian). Penemuan hukum lahir dari pergulatan dua konsensus besar, yang
saling tarik-menarik antara kepastian hukum di bawah hukum dan keadilan di hati rakyat. Di
Indonesia, penemuan hukum mirip dengan negara-negara yang menganut sistem hukum Eropa
kontinental. Namun dalam perkembangan sejarah pemeriksaan yudisial, kedudukan hakim
tidak lagi heteronom dalam arti tidak lagi menjalankan tugasnya secara mandiri. Hakim dapat
mengambil keputusan hukum secara mandiri dengan merumuskan isi undang-undang sesuai
dengan ketentuan undang-undang. Sejarah hukum adalah sejarah ilmu pengetahuan yang
menghubungkan fakta-fakta hukum dari masa lalu hingga masa kini. Di atas adalah proses,
kesatuan dan kenyataan yang harus dihadapi. Yang terpenting bagi sejarawan adalah informasi
dan bukti yang akurat, cenderung mengikuti langkah-langkah yang sistematis, logis, jujur,
percaya diri dan kuat.

Selanjutnya terdapat objek kajian ilmu hukum

a. Nilai-nilai hukum seperti ketertiban, keadilan, kepastian hukum dan lain-lain. Aspek-
aspek yang dijabarkan dalam nilai-nilai hukum merupakan bidang kajian Filsafat
Hukum yang sifatnya abstrak/ teoretis.
b. Kaidah-kaidah hukum. Kaidah-kaidah ini dapat berupa tertulis atau tidak tertulis, dan
bersifat abstrak maupun konkret. Kaidah-kaidah hukum ini secara substansi dikaji
secara khusus dalam bidang yang disebut ilmu tentang kaidah (Normwissenschaft).
c. Perilaku hukum atau kenyataan/peristiwa hukum. Singkatnya, konteks ini dikaji oleh
Sosiologi Hukum, Antropologi Hukum, Logika Hukum, Psikologi Hukum dan Sejarah
Hukum yang menjembatani aspek abstrak/teoretis seperti: Rechts Filosofie, Rechts
theorie dan Rechts Dogmatiek dengan aspek empiris/nyata yang merupakan kajian
Recht en Rechtspratijkheid.

Terdapat juga pendekatan yang digunakan pada kajian akademik ilmu hukum :

1. Pendekatan Moral Ilmu


2. Pendekatan Dari sudut Ilmu Hukum
3. Pendekatan Sosiologis Hukum

Dan yang terakhir kontribusi kajian akademik ilmu hukum pada program studi PPKn :

Setelah berakhirnya presentasi masuk ke sesi diskusi dimana ada pertanyaan dari Kaka
Adrian Filsafat hukum menawarkan pandangan kritis pada praktik hukum sehari-hari.
Pertanyaan utamanya adalah “apakah (sifat) hukum itu?” 'Hukum' bisa merujuk pada aturan
yang berlaku, tetapi juga pada keadilan. Dalam aturan yang adil (dalam hal konten) keduanya
berjalan seiring. Dalam kasus aturan yang tidak adil, muncul pertanyaan apakah aturan tersebut
masih dapat dilihat sebagai benar. Apakah hukum hanya memiliki fungsi pengorganisasian?
Atau haruskah hukum dikaitkan dengan moralitas? Jawaban dari saya dalam konteks filsafat
hukum memang menggugah untuk mempertimbangkan sifat dan fungsi hukum secara lebih
mendalam. Filsafat hukum membuka ruang untuk mempertanyakan aspek-aspek seperti
keadilan, moralitas, dan hubungan antara aturan dan nilai-nilai yang mendasarinya. Beberapa
pemikir filsafat hukum berpendapat bahwa hukum tidak hanya berfungsi sebagai alat
pengorganisasi masyarakat, tetapi juga harus mencerminkan standar moral yang lebih tinggi.
Pertanyaan apakah hukum hanya memiliki fungsi pengorganisasian atau harus dikaitkan
dengan moralitas memperoleh beragam pendekatan dalam filsafat hukum. Salah satu aliran
dalam filsafat hukum adalah positivisme hukum, yang berpendapat bahwa hukum adalah
aturan-aturan yang diberlakukan oleh otoritas yang berwenang, dan tidak ada hubungan
inheren antara hukum dan moralitas. Namun, ada juga aliran filsafat hukum seperti naturalisme
hukum atau teori keadilan yang berpendapat bahwa hukum harus didasarkan pada prinsip-
prinsip moral yang objektif. Pendekatan filsafat hukum ini memberikan ruang bagi refleksi
kritis terhadap praktik hukum sehari-hari dan mempertanyakan apakah aturan tersebut benar,
adil, dan sesuai dengan nilai-nilai yang diakui secara universal. Pertanyaan-pertanyaan ini
mengajak kita untuk melihat hukum dari perspektif yang lebih luas, termasuk implikasi moral
dan etika yang melekat dalam pembentukan dan penerapan hukum. Dalam praktik hukum
sehari-hari, pemikiran filsafat hukum dapat memberikan sudut pandang kritis yang berguna
untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem hukum. Dengan melibatkan aspek moralitas dan
keadilan dalam pemikiran tentang hukum, kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang tujuan dan nilai-nilai yang ingin dicapai melalui hukum, serta mendorong
perubahan dan penyempurnaan dalam sistem hukum untuk mencapai tujuan tersebut.
Pertanyaan kedua dari saya sendiri Komang Yulia Purnama Yanti (2214041001) Berbicara
tentang hukum sekarang banyaknya terjadi adanya kesenjangan hukum dan konflik” hukum.
menurut kalian Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan antara hukum yang sudah
ditetapkan dan implementasi hukum yang terjadi? Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesenjangan antara hukum yang sudah ditetapkan dan implementasi hukum yang terjadi dapat
bervariasi. Beberapa faktor yang mungkin penting dalam kesenjangan tersebut antara lain: •
Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang hukum: Banyak konflik hukum terjadi karena
kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang hukum di kalangan masyarakat. Ketika individu
atau kelompok tidak memahami hak dan kewajiban mereka secara hukum, mereka cenderung
melanggar aturan atau tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mematuhi
hukum. • Ketidakadilan atau ketidaksetaraan dalam sistem hukum: Jika sistem hukum tidak
dianggap adil atau tidak mengakomodasi kepentingan semua pihak secara merata, masyarakat
mungkin kurang termotivasi untuk mematuhi hukum. Ketidaksetaraan dalam perlakuan hukum
dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap sistem hukum dan memicu konflik. • Korupsi
dan kelemahan institusi hukum: Korupsi dalam sistem hukum dapat menghambat
implementasi hukum yang adil dan efektif. Jika institusi hukum tidak kuat atau lemah dalam
menjalankan tugasnya, maka implementasi hukum akan terganggu dan kesenjangan antara
hukum yang ada dan implementasinya akan muncul. • Perbedaan interpretasi hukum: Hukum
sering kali dapat ditafsirkan secara berbeda oleh pihak yang terlibat dalam penegakan hukum,
termasuk hakim, pengacara, dan penegak hukum lainnya. Perbedaan interpretasi ini dapat
menyebabkan ketidakpastian hukum dan konflik yang timbul dari kesenjangan antara hukum
yang ditetapkan dan cara hukum tersebut diterapkan. • Faktor sosial dan budaya: Konteks
sosial dan budaya suatu masyarakat juga dapat mempengaruhi implementasi hukum. Norma-
norma sosial dan budaya yang berbeda dapat bertentangan dengan hukum yang ada atau
mempengaruhi bagaimana hukum diterapkan dalam praktik sehari-hari. Penting untuk diingat
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan antara hukum yang ditetapkan dan
implementasinya dapat bervariasi di setiap konteks dan negara. Untuk mengatasi masalah ini,
langkah-langkah seperti peningkatan kesadaran hukum, penegakan hukum yang adil dan
transparan, penguatan institusi hukum, dan pembangunan budaya kepatuhan hukum dapat
diambil untuk meminimalkan kesenjangan tersebut dan mempromosikan penerapan hukum
yang lebih efektif dan adil. Dan pertanyaan terakhir dari Kaka Adrian, 2214041008 Apa
Sumbangan sosiologi hukum dalam pembangunan hukum khususnya dalam pembuatan
peraturan perundangan undangan? , dan Mengapa para penegak hukum sangat penting untuk
menggunakan ilmu sosiologi hukum dalam penerapan hukum khususnya di pengadilan?
Sosiologi hukum memiliki sumbangan yang penting dalam pembangunan hukum dan
pembuatan peraturan perundang-undangan. Beberapa sumbangan tersebut antara lain: •
Analisis sosial dan kontekstual: Sosiologi hukum membantu memahami bagaimana hukum
berfungsi dalam masyarakat dan bagaimana faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya
mempengaruhi pembuatan hukum. Dengan menggunakan pendekatan sosiologis, pembuat
kebijakan dapat menganalisis dampak sosial dari peraturan baru yang diusulkan dan
mempertimbangkan perspektif masyarakat yang beragam. • Identifikasi kebutuhan dan
masalah sosial: Melalui penelitian sosiologis, sosiologi hukum dapat mengidentifikasi
masalah-masalah sosial yang mungkin perlu diatasi melalui regulasi hukum. Studi tentang
perilaku sosial, konflik, ketimpangan, atau isu-isu sosial lainnya dapat memberikan wawasan
tentang kebutuhan yang harus diatasi dalam pembuatan kebijakan dan perundang-undangan. •
Evaluasi dampak hukum: Sosiologi hukum membantu dalam mengevaluasi efektivitas dan
dampak dari peraturan perundang-undangan yang ada. Dengan menggunakan metode
penelitian sosial, sosiologi hukum dapat mengidentifikasi apakah hukum mencapai tujuan
yang diinginkan, apakah ada efek samping yang tidak diinginkan, dan bagaimana hukum
tersebut diterima dan dipatuhi oleh masyarakat. Para penegak hukum, khususnya di
pengadilan, juga sangat penting untuk menggunakan ilmu sosiologi hukum dalam penerapan
hukum. Beberapa alasan mengapa ini penting adalah: Memahami konteks sosial: Dalam
pengambilan keputusan hukum, para penegak hukum perlu memahami konteks sosial di mana
kasus tersebut terjadi. Mengakui perbedaan sosial: Sosiologi hukum mengajarkan pentingnya
mengakui perbedaan sosial dalam penegakan hukum. Meningkatkan efektivitas penegakan
hukum. Berakhirnya presentasi dari kelompok penyaji kemudian diserahkan oleh Bapaknya
dan bapaknya bertanya Filsafat hukum dijadikan sebagai landasan dalam membuat aturan
hukum di Indonesia, Indonesia adalah negara hukum negara yang kekuasaannya dilandasi okeh
supremasi hukum apakah pernyataan ini dimana ditemukan atau dapat dikaji dalam uud 1945.
Pernyataan bahwa filsafat hukum dijadikan sebagai landasan dalam membuat aturan hukum di
Indonesia dan bahwa Indonesia adalah negara hukum yang kekuasaannya dilandasi oleh
supremasi hukum tidak secara eksplisit ditemukan dalam UUD 1945, Konstitusi Indonesia.
Namun, prinsip prinsip dasar filsafat hukum dan prinsip negara hukum tercermin dalam
beberapa pasal UUD 1945. Pasal 1 ayat (3): "Negara Indonesia adalah negara hukum." Pasal
ini menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum, yang menunjukkan bahwa hukum
merupakan fondasi yang penting dalam penyelenggaraan negara. Pasal 27 ayat (1): "Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya." Pasal ini menegaskan
prinsip kesetaraan di hadapan hukum bagi semua warga negara. Pasal 28B ayat (1): "Setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum." Pasal ini menjamin hak setiap individu untuk
mendapatkan kepastian hukum yang adil dan perlindungan hukum yang sama. Meskipun UUD
1945 tidak secara rinci menguraikan konsep supremasi hukum atau menjelaskan secara detail
peran filsafat hukum dalam pembuatan aturan hukum, prinsip-prinsip ini merupakan landasan
yang mendasari sistem hukum di Indonesia. Penafsiran dan pengembangan lebih lanjut
mengenai supremasi hukum dan pengaruh filsafat hukum terhadap proses pembuatan aturan
hukum dapat ditemukan dalam putusan-putusan Mahkamah Konstitusi, peraturan perundang-
undangan, dan tulisan-tulisan akademik yang membahas hal tersebut. Kemudian ada beberapa
penyampaian dari bapaknya dengan kegiatan materi kajian akademik ilmu hukum dan
bapaknya kemudian mengakhirnya kegiatan proses pembelajaran dan menutup kelas. Saran
untuk perkuliahan hari ini yaitu sudah berjalan dengan lancar dan materi yang disampaikan
sudah dipahi walaupun ada beberapa materi yang masih bingung dan perlu diperdalam lagi.

Anda mungkin juga menyukai