Anda di halaman 1dari 8

‫ َاالَّن اِفِذ‬. ‫ َااْلُم َتَفِّض ِل ِباْلَع َط اِء اْلِم ْد َر اِر‬. ‫ َاْلَح َلْي ِم الَّس َّت اِر‬.

‫ْل َح ْم ُد ِهَّلِل اْلَع ِز ْي ِز اْلَغ َّفاِر‬


. ‫ ُيْد ِنى َو ُيْب ِع ُد َو ُيْش ِقى َو ُيْس ِع ُد َو ُيْه ِبُط َو ُيْص ِع ُد‬. ‫َقَض اُئُه ِبَم ا َت ْج ِر ى ِفْي ِه اَأْلْق َداُر‬
‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه إاَّل ُهَّللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْي َك َلُه ُم َك ِّو ُر‬. ‫َو َر ُّبُك َي ْخ ُلُق َم ا َي َشَاُء َو َي ْخ َت اُر‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد َه َو َر ُسْو ُلُه اْلُمْص َط َفى اْلُم ْخ َت اُر‬. ‫الَّلْي ِل َع َلى الَّن َه اِر‬
. ‫َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى َس ِّي ِد َن ا ُم َح َّمٍد اَّلِذى َكَش َف اْلُك ُرْو َب َو اَأْلْض َر اَر‬
‫َو َع َلى آِلِه َو أْص َح اِبِه َم ا َط َلَع َفْج ٌر َو اْس َتَن اَر‬
‫ َفَقْد َفاَز َم ِن اَّت َقى‬,‫ ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي ِبَت ْق َو ى ِهَّللا‬. ‫ َفَي اأُّي َه ا اْلَح اِض ُرْو َن‬: ‫أَّما َب ْع ُد‬
‫َو َخ اَب َم ْن َط َغ ى‬
Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah…

Marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah swt dengan sebenar-benar taqwa,
melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjahui larangan-larangan-Nya.

Saat ini kita berada di bulan Shafar, bulan kedua tahun hijriyyah. Nama Shafar
terkait dengan aktivitas masyarakat Arab terdahulu. Shafar berarti kosong.

Dinamakan demikian karena di bulan tersebut masyarakat kala itu berbondong-


bondong keluar mengosongkan daerahnya, baik untuk berperang ataupun
menjadi musafir.

Para ulama’ menyebutkan nama bulan Shafar sebagai Shafar al-Khoir yakni bulan
Shafar yang penuh dengan kebaikan sebagai bentuk optimisme mengambil nilai-
nilai positif dengan menyandangkan nama kebaikan bersanding dengan bulan
Shafar.

Pada zaman jahiliah, berkembang anggapan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial
atau dikenal dengan istilah tasya’um. Bulan yang tidak memiliki kehendak apa-apa
ini diyakini mengandung keburukan-keburukan sehingga ada ketakutan bagi
mereka untuk melakukan hal-hal tertentu.

Pikiran semacam ini juga masih menjalar di zaman sekarang. Sebagian orang
menganggap bahwa hari-hari tertentu membawa hoki alias keberuntungan,
sementara hari-hari lainnya mengandung sebaliknya.

Padahal, seperti bulan-bulan lainnya, bulan Shafar netral dari kesialan atau
ketentuan nasib buruk. Jika pun ada kejadian buruk di dalamnya, maka itu
semata-mata karena faktor lain, yakni semata-mata atas kehendak Allah, bukan
karena bulan Shafar itu sendiri.
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Keyakinan seperti ini mungkin dilatarbelakangi oleh dua hal:

Pertama, adanya tragedi atau peristiwa memilukan yang pernah terjadi pada
nenek moyang mereka pada bulan, hari atau waktu tertentu. Lalu mereka
menganggap bulan tersebut sebagai bulan sial dan berpesan kepada anak cucunya
untuk mewaspadai bulan tersebut agar tidak mengalami tragedy serupa.

Kedua, karena setiap manusia pada dasarnya punya sifat pesimis dengan kadar
yang berbeda-beda. Jika sifat pesimis ini selalu dihubungkan dengan cerita nenek
moyang dan cerita-cerita sial yang terjadi, maka pemilik sifat pesimis ini akan
berburuk sangka terhadap sosok, tempat, atau waktu tertentu sebagai pembawa
sial. Rasul Muhammad saw bersabda:

)‫ (رواه إبن أبى الدنيا‬. ‫ َالَّظ ُّن َو الِّط َيَر ُة َو اْل َح َس ُد‬: ‫َث اَل ٌث اَل َي ْن ُجْو ِم ْن ُهَّن َأَح ٌد‬
Tiga perkara, tidak seorangpun yang selamat dari ketiganya; yaitu prasangka,
pesimisme, dan hasad.” (HR. Ibnu Abi Dunya)

Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah…

Islam tidak mengenal hari, bulan, atau tahun sial. Sebagaimana seluruh
keberadaan di alam raya ini, waktu adalah makhluk Allah. Waktu tidak bisa berdiri
sendiri. Ia berada dalam kekuasaan dan kendali penuh Rabb-nya. Setiap umat
Islam wajib berkeyakinan bahwa pengaruh baik maupun buruk tidak ada tanpa
seizin Allah.

Rasulullah SAW sendiri justru melakukan berbagai hal positif di bulan Safar. Habib
Abu Bakar al-‘Adni dalam Mandhumah Syarh al-Atsar fî Ma Warada ‘an Syahri
Shafar memaparkan bahwa beberapa peristiwa penting yang dialami Nabi terjadi
pada bulan Safar, di antaranya pernikahan beliau dengan Sayyidah Khadijah,
menikahkah putrinya Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, hingga mulai
berhijrah dari Makkah ke Madinah.

rtinya, Rasulullah membantah keyakinan masyarakat jahiliah bukan hanya dengan


argumentasi tapi juga pembuktian bagi diri beliau sendiri. Dengan melaksanakan
hal-hal sakral dan penting di bulan Safar, Nabi seolah berpesan bahwa bulan Safar
tidak berbeda dari bulan-bulan lainnya.

Kita harus menghilangkan keyakinan akan adanya bulan, tempat, benda dan sosok
pembawa sial. Keyakinan seperti ini termasuk penyakit dan akan merusak
kehidupan individu dan masyarakat.
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Cara agar kita terhindar dari penyakit ini adalah yang pertama berpikir posistif.
Berpikir negatif tentang bulan Shafar akan mendapatkan sesuatu yang negatif
pula.

Sebaliknya, jika berpikir positif, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang positif.
Karena Allah akan menakdirkan untuk kita sesuai dengan apa yang menjadi
keyakinann dan anggapan kita. Dalam sebuah hadits qudtsi Allah berfirman:

‫ (رواه أحمد‬. ‫ ِإْن َظ َّن ِبى َخ ْيًر ا َفَلُه َو ِإْن َظ َّن َش ًّر ا َفَلُه‬,‫َأَن ا ِع ْن َد َظ ِّن َع ْب ِد ِبى‬
“Aku tergantung prasangka hamba-Ku. Jika ia berprasangka baik kepada-Ku, maka
baik pula yang akan terjadi padanya. Jika ia berprasangka buruk kepada-Ku, maka
buruk juga yang terjadi padanya.” (HR. Ahmad)

Tawakkal, anggapan sial terhadap bulan Shafar dapat kita tangkal dengan
tawakkal kepada Allah. Rasul Muhammad saw bersabda:

)‫ (رواه الترميذي‬. ‫َالِّط َيَر ُة ِمَن الِّش ْر ِك َو َم ا ِم َّن ا ِإاَّل َو َلِكَّن َهَّللا ُيْذ ِهُبُه ِبالَّت َو ُّك ِل‬
“Keyakinan sial termasuk kesyirikan, tidak ada seorangpun di antara kita melainkan
terjangkit penyakit ini. Akan tetapi sungguh Allah menghilangkannya dengan
tawakkal.” (HR. at-Tirmidzi)

Setelah kita memilih untuk meneruskan langkah kaki kita, maka saatnya kita
bertawakkal kepada Allah secara benar. Yakni, berusaha dengan mengerahkan
segenap kemampuan, menempuh cara-cara yang benar, dan bertindak secara
professional. Setelah itu berserah diri kepada Allah.

Jamaah shalat Jum’at hafidhakumullah…

Keyakinan bahwa bulan Shafar sebagai bulan sial adalah keyakinan yang tidak
memiliki landasan kebenaran. Semua bulan membawa keberkahan dan
keberuntungan, tergantung pada sikap dan prilaku kita. Sikap dan keyakinan yang
positif akan mendorong hal-hal yang positif dalam kehidupan. Sebaliknya, Sikap
dan keyakinan negatif akan mendorong hal-hal yang negatif pula dalam
kehidupan.

Semoga kita dihindarkan dari sikap dan keyakinan yang tidak benar sehingga
diselamatkan dari hal-hal yang tidak mengenakkan. Aamiin.

‫ َأُعْو ُذ ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي َط اِن‬. ‫ َو ِبَقْو ِلِه َي ْه َت ِدى اْلُمْه َت ُد ْو َن‬.‫َو ُهَّللا ُسْب َح اَن ُه َو َت َع اَلى َي ُقْو ُل‬
‫ ُه َو َم ْو اَل َن ا َو َع َلى ِهَّللا َفْلَي َت َو َّك ِل اْلُمْؤ ِم ُنْو َن‬,‫ ُقْلَلْن ُيِص ْي َب َن ا ِإاَّل َم ا َكَت َب ُهَّللا َلَن ا‬, ‫الَّر ِجْي ِم‬
‫بَاَر َك ُهللا ِلْي َو لكْم ِفي الُقْر آِن الَعِظ ْي ِم ‪َ ،‬و َنَفَعِنْي َو ِإّياُك ْم ِباآلياِت والِّذ ْك ِر الَح ِك ْي ِم ‪.‬‬
‫إّن ُه َت عَاَلَج ّو اٌد َك ِر ْي ٌم َمِلٌك َب ٌّر َر ُؤ ْو ٌف َر ِحْيٌم ى‬

‫‪Khutbah I‬‬
‫ َاَّلِذ ْي َأْر َسَل َر ُسْو َلُه ِباْلُهدْى َو ِد ْيِن اْلَح ِّق ِلُيْظِهَرُه َع لى الِّدْيِن ُك ِّلِه َو َلْو َك ِر َه‬،‫َاْلَحْم ُد ِهلل‬
.‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫ َأْش َهُد َأْن آل ِإلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه‬. ‫اْلُم ْش ِرُك ْو َن‬
‫ ِاَّتُقْو ا َهللا َح َّق‬،‫ َفَيا ِعَباَد ِهللا‬، ‫ َأَّم ا َبْعُد‬.‫َالّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َّوَع لى آِلِه َو َص ْح ِبِه‬
‫ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِاَّال َو َاْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah.
Di awal khutbah, mari kita tingkatkan ketakwaan terhadap Allah dengan sebenar-
benarnya, yaitu berupaya optimal menjalankan segala perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya.

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah.


Baca Juga

Khutbah Jumat: Bulan Safar dan Momentum Menghargai Waktu

Sekarang kita telah masuk pekan kedua bulan Safar, yang kita tahu maknanya
adalah kosong. Karenanya sudah semestinya bulan Safar ini tidak kita lewatkan
dengan kekosongan amal. Tapi sebaliknya, bulan Safar kita penuhi dengan amal
shaleh sebanyak-banyaknya.

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah.


Lalu amal apa saja yang bisa kita lakukan dalam bulan Safar ini?

Tidak ada salahnya bila kita isi bulan Safar ini dengan amal-amal yang berlipat
ganda pahalanya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

‫ َع ْن َر ُسْو ِل ِهللا صلى‬،‫َع ْن َأِبي اْلَع َّباِس َع ْبِد ِهللا ْبِن َع َّباِس ْبِن َع ْبِد اْلُم َطِّلِب َرِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا‬
‫ ِإَّن َهللا َكَتَب اْلَح َس َناِت‬: ‫ َقاَل‬،‫ َتَباَر َك َو َتَع اَلى‬، ‫ ِفْيَم ا َيْر ِو ي َع ْن َر ِّبِه‬،‫هللا عليه وسلم‬
‫ َفَم ْن َهَّم ِبَح َس َنٍة َفَلْم َيْع َم ْلَها َكَتَبها ُهللا َتَباَر َك وَتَع الى ِع ْنَد ُه َح َس َنًة‬. ‫ ُثَّم َبَّيَن ذِلَك‬،‫َو الَّسِّيَئاِت‬
.‫ َو ِإْن َهَّم ِبَها َفَعِم َلَها َكَتَبَها ُهللا َع ْش َر َح َس ناٍت ِإلى َس ْبِعِم اَئِة ِض ْع ٍف ِإلى َأضَع اٍف َك ثيرٍة‬،‫كاِم َلًة‬
‫ َو إْن َهَّم ِبَها َفَعِم َلَها َكَتَبَها ُهللا‬،‫َو ِإْن َهَّم ِبَس ِّيَئٍة َفَلْم َيْع َم ْلَها َكَتَبَها ُهللا َتَع اَلى ِع ْنَد ُه َح َس َنًة َك اِم لًة‬
‫ ُم َّتَفٌق َع َلْيِه‬.‫َس ِّيَئًة َو اِح َد ة‬
Artinya, “Diriwayatkan dari Abul Abbas yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul
Muthallib ra, dari Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkannya dari
Tuhannya, tabaraka wa ta’ala, Rasulullah saw bersabda: ‘Sungguh Allah telah
memastikan banyak kebaikan dan keburukan, lalu beliau menjelaskannya. Maka
siapa saja yang bertekad melakukan satu kebaikan, lalu ia tidak melakukannya,
meskipun begitu tetap Allah tabaraka wa ta’ala pastikan satu kebaikan yang
sempurna baginya di sisi-Nya; dan siapa saja yang bertekad melakukan satu
kebaikan, lalu ia melakukannya, maka Allah pastikan 10 kebaikan, sampai 700
kebaikan, sampai kebaikan yang banyak dan berlipat ganda. Jika ia bertekad
melakukan satu keburukan, lalu ia tidak melakukannya, maka Allah ta’ala pastikan
satu kebaikan yang sempurna untuknya di sisi-Nya; dan jika ia bertekad melakukan
satu keburukan, lalu ia tidak melakukannya, maka hanya Allah pastikan satu
keburukan untuknya.” (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah.


Ada tiga (3) poin utama berkaitan dengan amal kebaikan yang pahalanya berlipat
ganda, yaitu: (1) amal kebaikan yang pahalanya 10 kali lipat; (2) amal kebaikan
yang pahalanya 700 kali lipat; dan (3) amal kebaikan yang pahalanya sangat
banyak lebih dari 700 kali lipat. Lalu apa saja itu?

Pertama, amal kebaikan yang pahalanya 10 kali lipat. Menurut Imam an-Nawawi,
atas dasar rahmat Allah setiap kebaikan itu pasti pahalanya dilipatgandakan sampai
10 kali lipat. Maka amal kebaikan apapun pahalanya otomatis 10 kali lipatnya. Ini
seiring dengan firman Allah:

‫َم ْن َج اَء ِباْلَح َس َنِة َفَلُه َع ْش ُر َأْم َثاِلَها‬


Artinya, “Siapa saja yang datang dengan kebaikan, maka ia mendapatkan pahala
10 kali lipatnya.” (Surat Al-An’am ayat 16).

Demikian dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Abdillah al-Jurdani dalam


kitabnya al-Jawahir al-Lu'lu'iyah halaman 319.

Kedua, amal kebaikan yang pahalanya 700 kali lipat. Di antara amal kebaikan
yang pahalanya 700 kali lipat adalah donasi untuk perjuangan jihad fi sabilillah.
Dalam hal ini Nabi bersabda:

‫ َفَلُه ِبُك ِّل ِد ْر َهٍم َس ْبُع ِم اَئِة ِد ْر َهٍم‬،‫َم ْن َأْر َسَل َنَفَقًة ِفي َس ِبيِل ِهللا َو َأَقاَم ِفي َبْيِتِه‬
Artinya, “Siapa saja yang mengirim donasi infak untuk
perjuangan jihad fi sabilillah sementara ia sendiri hanya diam di rumah (tidak ikut
berangkat berjuang), maka baginya setiap donasi satu dirham mendapatkan pahala
700 dirham.” (Hadits riwayat Ibnu Majah dan Al-Mundziri).

Amal kebaikan yang pahalanya 700 kali lipat ini tidak hanya donasi untuk
perjuangan jihad fi sabilillah, namun bersifat umum. Amal apa saja sesuai dengan
tingkat keikhlasan, kekhusyukan, kemanfaatan bagi orang lain dan semisalnya.
Demikian menurut penjelasan Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam
kitabnya Fathul Bari, juz II halaman 326. Ini sesuai sabda Nabi Muhammad saw:

‫ َاْلَحَس َنُة َع ْش ُر َأْم َثاِلَها ِإَلى َس ْبِعِم اَئِة ِض ْع ٍف‬، ‫ُك ُّل َع َمِل اْبِن آَد َم ُيَض اَع ُف‬
Artinya, “Setiap amal manusia dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali
lipat.” (Hadits riwayat Imam Muslim).

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah.


Amal kebaikan yang ketiga adalah amal kebaikan yang pahalanya sangat banyak
lebih dari 700 kali lipat sampai tak terhingga. Di antaranya adalah membaca dzikir
masuk pasar, dalam konteks sekarang masuk mall, dan semisalnya. Nabi
Muhammad saw bersabda:

، ‫ ُيْح ِيْي َو ُيِم ْيُت‬، ‫ َلُه اْلُم ْلُك َو َلُه اْلَحْم ُد‬،‫ اَل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِريَك َلُه‬: ‫َم ْن َد َخ َل الُّسوَق َفَقاَل‬
،‫ َو ُهَو َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر؛ َكَتَب ُهللا َلُه َأْلَف َأْلِف َح َس َنٍة‬،‫ ِبَيِدِه اْلَخ ْيُر‬، ‫َو ُهَو َحٌّي اَل َيُم ْو ُت‬
‫ رواه الحاكم‬.‫ َو َر َفَع َلُه َأْلَف َأْلِف َد َرَج ٍة‬،‫َو َم َح ا َع ْنُه َأْلَف َأْلِف َس ِّيَئٍة‬
Artinya, “Siapa saja yang masuk ke pasar lalu membaca dzikir yang artinya:
‘Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-
Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian, Allah Dzat yang menghidupkan dan yang
membinasakan, Allah Dzat adalah Yang Maha Hidup yang tidak akan pernah
binasa, hanya pada kekuasan-Nya lah kebaikan, dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu’; maka Allah pastikan bagi orang yang membacanya itu sejuta kebaikan,
Allah lebur darinya sejuta keburukan, dan Allah angkat baginya sejuta derajat.”
(Hadits riwayat al-Hakim).

Merujuk penelitian Al-Hafizh Al-Mudziri sanad hadits ini adalah hasan atau baik,
sebagaimana dijelaskan dalam kitabnya At-Targhib wat Tarhib, juz II, halaman
337.

Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah.


Walhasil, pada pekan kedua bulan Safar hingga akhir bulan nanti, mari kita
tingkatkan amal kebaikan, seiring begitu besarnya kemurahan Allah kepada kita.
Amal kebaikan pasti Allah lipat gandakan pahalanya. Minimal 7 kali lipat, sampai
700 kali lipat, hingga lebih tak terhingga. Semoga khutbah ini bermanfaat dan
menjadi bekal peningkatan ketakwaan bagi kita semua, utamanya di bulan Safar
ini. Amin.

‫) ِإاَّل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا‬2( ‫) ِإَّن اِإْل ْنَس اَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬1( ‫ َو اْلَع ْص ِر‬. ‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح مِن الَّر ِح يِم‬
‫ َباَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِبْالُقْر آِن ْالَعِظ ْيِم‬.)3( ‫الَّصاِلَح اِت َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّصْبِر‬
‫ ِإَّنُه ُهَو‬، ‫ َأُقْو ُل َقْو ِلي َهَذ ا َفَأْسَتْغ ِفُر َهللا الَعِظ ْيَم‬. ‫َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآْل َيِة َو ِذ ْك ِر اْلَحِكْيِم‬
‫الَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيم‬
*
‫‪Khutbah II‬‬
‫َالحْم ُد ِهلل َحْم ًدا كما َأَم َر ‪َ ،‬أْش هُد َأْن آل ِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِريَك َلُه‪ِ ،‬إْر غاًم ا ِلَم ْن َجَح َد ِبه‬
‫وَك َفَر ‪ ،‬وَأْش َهُد َأَّن َس ّيَد نا محَّم ًدا َع بُد ُه ورُسوُلُه َس ِّيُد اِإْل ْنِس واْلَبَش ِر‪ .‬الَّلهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم على‬
‫سِّيِد َنا محَّمٍد وآِله وَص ْح ِبه َم ا اَّتَص َلْت َع يٌن ِبَنَظٍر وُأُذ ٌن ِبَخ َبٍر‬

‫َأَّم ا َبْعُد ‪ :‬فَيآ َأُّيهاالّناُس ‪ ،‬اَّتُقوا َهللا‪َ .‬الَّلهَّم َص ِّل وَس ِّلْم َع َلى سِّيِد نا محَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا محَّمٍد‬

‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن واْلُم ْس ِلَم اِت َو اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم ناِت‪َ ،‬اَأْلْح ياِء ِم ْنُهْم واَأْلْم واِت‪ِ ،‬بَر ْح َم ِتَك‬
‫َيا َو اِهَب اْلَعِط َّياِت‪َ .‬الَّلهَّم اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء والَو باَء َو الِّر َبا َو الِّز َنا والَّز اَل ِز َل َو اْلِمَح َن َو ُسْو َء‬
‫اْلِفَتِن َم ا َظَهَر ِم ْنها َو َم ا َبَطَن َع ْن َبَلِد َنا َهَذ ا َخ اَّص ًة‪ ،‬وَع ْن ساِئِر ِباَل ِد اْلُم ْس ِلِم ْيَن َع اَّم ًة يا َر َّب‬
‫اْلَع اَلِم يَن ‪َ .‬ر َّبنا آِتنا في الّد نيا َح َس َنًة َو في اآْل ِخ َرِة َح َس َنًة َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬
‫ْأ‬
‫ِع باَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َي ُم ُر ِباْلَع ْد ِل واِإْل ْح سان وِإيتاَء ِذ ي اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن اْلَفْح شاِء واْلُم ْنَك ِر‬
‫َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاْذ ُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ ،‬و اْشُك ُروُه على ِنَعِمِه َيِزْد ُك ْم ‪،‬‬
‫َو اْسَئُلوُه ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم ‪َ ،‬و َلِذ ْك ُر ِهللا َأَع َّز َو َأَج َّل َو َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai