K DENGAN MASALAH
VERTIGO DI RUANG SAKURA RUMAH SAKIT ANANDA BEKASI
LAPORAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu tugas pada Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL)
Disusun oleh :
PERNYATAAN ORISINALITAS
4. Desy NISN(0078345907)
[ii]
5. Ways Alkharny ( )
( )
( ) ( )
( )
HALAMAN PENGESAHAN
Hari : .....................................
Tanggal : .....................................
Mengesahkan
Mengetahui,
[iii]
Andriana S.Si, M.Farm, Gr.
1. Motto
a. Mempunyai mimpi yang besar dan memilih untuk jadi
pemalas adalah cara yang indah untuk menjadi gila
b. Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manis yang
bisa dipetik ketika kalian sukses
c. Sukses bukanlah kebetulan, ia terbentuk dari kerja keras,
ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang
terpenting cinta akan hal yang sedang atau ingin kau
lakukan
d. Ingin menjadi orang lain adalah menyianyiakan dirimu
e. Kebanyakan kegagalan berasal dari rasa takut gagal
f. Sukses bukan ditunggu, tapi diwujudkan
2. Persembahan
Laporan Prakttik Kerja Lapangan (PKL) ini penulis persembahkan
kepada :
a. Yang terhormat ibu Andriana S.Si M.Farm Gr. Selaku
Kepala Sekolah yang telah memberi izin dan membina
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dengan baik.
[iv]
b. Yang terhormat Pimpinan RS Ananda Bekasi ...
c. Yang terhormat Kajur sekaligus guru pembimbing dalam
enyusunan laporan Ibu Ns. Tri Lestari, S.Kep.
d. Yang terhormat Guru-guru SMK Kesehatan Prima
Indonesia
e. Yang terhormat pembimbing instansi dan semua karyawan
RS Ananda Bekasi ()
f. Teman-teman di SMK Kesehatan Prima Indonesia yang
telah memberikan semangat, dukungan serta do’a sehingga
bisa melewati ini semua
NISN : 0065095777
Agama : Islam
Kec. Babelan
No.Telp/HP : 085716329202
No.Telp/HP : 082112684525
No.Telp/HP : 08561817422
[v]
Bekasi, 0 Februari 2024
Siswa/i
NISN : 0035909648
Agama : Islam
Babelan
No.Telp/HP : 0895405900011
No.Telp/HP : 082112684525
No.Telp/HP : 08561817422
[vi]
Bekasi, 0 Februari 2024
Siswa/i
NISN : 0078618314
Agama : Islam
No.Telp/HP : 081382837368
No.Telp/HP : 082112684525
No.Telp/HP : 08561817422
[vii]
Bekasi, 0 Februari 2024
Siswa/i
Nama : Desy
NISN : 0078345907
Agama : Islam
kedung pengawas
No.Telp/HP : 0895410646617
No.Telp/HP : 082112684525
[viii]
Nama Pembimbing Instansi : Endah Setyorini
No.Telp/HP : 08561817422
Siswa/i
DESY
NISN : 0069078574
Agama : Islam
apus Kec.Cipayung
No.Telp/HP : 082114212018
[ix]
No.Telp/HP : 082112684525
No.Telp/HP : 08561817422
Siswa/i
WAYS ALKHARNY
NISN : 0077522142
Agama : Islam
Kec.Babelan
No.Telp/HP : 088293925603
[x]
Nama Guru Pembimbing : Tri Lestari
No.Telp/HP : 082112684525
No.Telp/HP : 08561817422
Siswa/i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
[xi]
sebagai acuan dalam ujian yang dilaksanakan setelah siswa/i melaksanakan
praktik di dunia instansi.
[xii]
8. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan
doa,motivasi,dukungan dan finansial kepada kami selama
pelaksanaan praktik kerja lapangan dan penyusunan laporan
9. Seluruh teman teman Askep yang telah menjadi teman berbagi
cerita selama masa praktik kerja lapangan
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
[xiii]
BIODATA PESERTA PKL A....................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... x
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan PKL/Kelas Rumah Sakit................................................ 2
C. Manfaat PKL/Kelas Rumah Sakit.............................................. 3
A. Sejarah....................................................................................... 5
B. Struktur Organisasi.................................................................... 6
C. Kedudukan dan Letak................................................................ 7
D. Prosedur Pelayanan................................................................... 8
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 12
A. Kesimpulan............................................................................... 13
B. Saran......................................................................................... 14
DAFTAR PUSAKA........................................................................................ xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. xii
A. Daftar Nilai............................................................................... 15
B. Daftar Hadir.............................................................................. 16
C. Agenda Kegiatan Jurnal............................................................ 17
[xiv]
D. Foto Kegiatan Pada Saat PKL.................................................. 18
DAFTAR TABEL
[xv]
DAFTAR LAMPIRAN
[xvi]
[xvii]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan kesehatan merupakan bagian internal dan
terpenting dari tujuan pembangunan nasional dimana sarana utamanya
adalah tercapainya derajat kesehatan setinggi tingginya meliputi kesehatan
jasmani maupun rohani.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
harus mengutamakan kepentingan masyarakat, Rumah sakit merupakan
salah satu sarana yang dapat menunjang pembangunan kesehatan
masyarakat. Dengan mengacu pada hal tersebut maka menuntut
tersedianya tenaga kesehatan yang terampil dan professional khususnya di
bidang keperawatan. Hal tersebut merupakan salah satu kegiatan pokok
dalam menunjang upaya kesehatan masyarakat.
Meskipun tindakan keperawatan sangat dibutuhkan bagi suatu
rumah sakit akan tetapi masih ada beberapa institusi pendidikan yang
belum mengadopsinya secara efektif dan efisien. Sehingga beberapa
kesalahan maupun kendala di antaranya pelayanan yang kurang
memuaskan atau hambatan mengenai waktu dan tingkat kesalahan yang
tinggi masih sering terjadi.
[xviii]
5. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika
yang baik serta dapat bersosialisasi dengn lingkungan sekitar.
[xix]
BAB II
A. Sejarah
RS Ananda Bekasi Berawal dari klinik spesialis yang telah berdiri
tahun 1994, dilengkapi 6 tempat tidur dengan pemeriksaan dokter dan
bidan. Seiring dengan perkembangannya pada tahun 2001 Klinik Ananda
berubah nama menjadi RS Ananda dan pada tanggal 29 Januari 2002
diresmikan menjadi Rumah Sakit Umum dengan penetapan kelas (Tipe B)
dari SK Menteri Kesehatan RI , kemudian berawal dari karena tingginya
kebutuhan masyarakat akan kesehatan maka pada tanggal 30 Maret 2008
Rumah Sakit Ananda Bekasi telah meresmikan penggunaan gedung baru 4
lantai dengan fasilitasi kamar rawat inap dan fasilitas lainnya, RS Ananda
Bekasi terus berkomitmen untuk terus berkembang, pada Bulan November
2015 , RS Ananda Bekasi telah memiliki 200 tempat tidur yang terdiri dari
VVIP, VIP, Kelas 1,2, dan 3 dengan didikung oleh tenaga medis
profesional yang terdiri dari dokter Spesialis, Umum dan Gigi serta tenaga
medis lainnya yang siap melayani, sehingga diharapkan dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat, dan akan terus
berkomitmen untuk berkembang.
B. Struktur Organisasi
Direktur RS Ananda
[xx]
Direktur RS Ananda Bekasi dipimpin oleh H.M. Marali Tarmizi.
Instansi ini memiliki struktur organisasi dengan susunan sebagai berikut:
1. Bagian Wadir pelayanan terdiri dari:
a. Subbagian Manager Pelayanan Medis
b. Subbagian Manager Penunjang Medis
c. Subbagian Manager Keperawatan
d. Subbagian KA Instalasi Farmasi
e. Subbagian KA Instalasi Laboratorium
f. Subbagian Instalasi Radiologi
g. Subbagian KA Instalasi IGD
h. Subbagian KA Instalasi Rawat Jalan
1) Kepala Ruangan Poliklinik
2) Kepala Ruangan Rehab Medik
i. Subbagian KA Instalasi Rawat Inap
1) Kepala Ruangan Cendana
2) Kepala Ruangan Cemara
3) Kepala Ruangan Sakura
4) Kepala Ruangan Amarilis
5) Kepala Ruangan ICU
6) Kepala Ruangan Perinatologi
j. Subbagian KA Instalasi OK dan VK
1) Kepala Ruangan OK
2) Kepala Ruangan VK
[xxi]
No Fax : (021)-8855668
Website : www.rsananda.com
Bagian Tempat PKL : Ruang Sakura
D. Prosedur Pelayanan
BAB III
TINJAUAN PUSAKA
[xxii]
otitis media, maupun oleh BPPV (Benign Paroxysmal
Positional Vertigo).
b. Interna
Gangguan kardiovaskuler merupakan penyebab
terjadinya kejadian vertigo dengan prevalensi sebesar 33%
dari keseluruhan kasus. Hal ini bisa disebabkan karena
penyakit jantung koroner, aritmia kordis, infeksi, dan
tekanan darah yang naik atau turun, serta bisa juga
disebabkan oleh intoksikasi obat, seperti Benzodiazepine,
Nifedipin, dan Xanax.
c. Neurologis
Penyebab neurologis yang dapat memicu kejadian
vertigo, antara lain gangguan serebelum, gangguan visus,
neuropati yang menyebabkan ataksia, gangguan
serebrovaskular batang otak, lapisan pelindung saraf yang
digerogoti oleh sistem kekebalan tubuh (seklerosis
multiple), dan anomaly bawaan dimana medulla oblongata
dan serebelum menjorok ke medulla spinalis melalui
foramen magnum.
d. Psikiatrik
Dalam pemeriksaan klinis dan laboratoris sebesar
50% dari kasus vertigo menunjukkan hasil dalam bebas
normal. Penyebab dalam hal ini biasanya dikarenakan oleh
ansietas, depresi, fobia, serta psikosomatis.
e. Fisiologis
Hal ini biasanya disebabkan ketika seseorang berada
diketinggian dan sedang menghadap kebawah.
3. Tanda dan Gejala Vertigo
Gejala klinis yang menonjol pada vertigo dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu (Sutarni, Rusdi, & Abdul, 2019) :
a. Vertigo Proksimal
[xxiii]
Ciri khas : berlangsung dalam jangka waktu beberapa menit
atau bahkan beberapa hari dengan serangan mendadak yang
dapat terjadi kapan saja.
Berdasarkan gejala penyertanya, dapat dibagi menjadi :
1) Dipengaruhi karena perubahan posisi : posisional
proksimal benigna.
2) Dengan keluhan telinga, seperti berdenging dan tuli,
arakhnoiditis pontoserebelaris, sindrom menire,
kelainan ontogeny, serta tumor fossa posterior.
3) Tanpa keluhan telinga, seperti epilepsi dan migrain.
b. Vertigo Kronis
Ciri khas : keluhan terjadi secara konstan namun tidak
membentuk serangan akut dan berlangsung dalam jangka
waktu yang lama (menetap).
Berdasarkan gejala penyertanya, dapat dibagi menjadi :
1) Dipengaruhi karena perubahan posis : vertigo
servikalis, hipotensi orthostatic, dll.
2) Dengan keluhan telinga, seperti meningitis TB dan
otitis media kronis, dll.
3) Tanpa keluhan telinga, seperti kardiovaskular,
psikologis, post traumatik sindrom, intoksikasi obat,
kelainan endokrin, dll.
c. Vertigo Akut
Berdasarkan gejala penyertanya, dapat dibagi menjadi :
1) Dengan keluhan telinga, seperti perdarahan labirin,
trauma labirin, neuritis N. VIII
2) Tanpa keluhan telinga, seperti sclerosis multiple,
ensefalitis vestibularis, neuritis vestibularis, dll.
[xxiv]
a. Keluhan berupa rasa berputar yang muncul secara
mendadak dengan rentang waktu yang singkat (beberapa
menit) dan dapat hilang secara spontan.
b. Mual dan muntah yang diakibatkan oleh rasa pusing yang
dirasakan.
c. Gejala dapat berulang dan akan memburuk dengan adanya
perubahan posisi kepala atau pergerakan menoleh secara
tiba tiba.
4. Klasifikasi Vertigo
Vertigo dibagi menjadi 2, yaitu vertigo vestibular dan vertigo
non vestibular.
a. Vertigo Vestibular
Vestibular adalah organ dalam telinga yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan dengan cara
mengirimkan informasi berupa posisi tubuh ke otak.
Vertigo yang disebabkan oleh gangguan pada vestibular
dapat menyebabkan gejala berupa sensasi berputar yang
muncul secara berkala, dan biasanya disertai dengan mual
dan muntah (Sutarni, Rusdi, & Abdul, 2019).
b. Vertigo Non Vestibular
Vertigo non vestibular adalah perasan melayang – layang
yang berbeda dengan keadaan berputar. Vertigo non
vestibular tidak disebabkan oleh gangguan pada organ
telinga. Ada beberapa macam penyakit vertigo non
vestibular. Penyakit tertentu seperti penyakit jantung,
diabetes mellitus, dan hipertensi dapat menyebakan vertigo
sistemik. Gangguan vertigo yang disebabkan oleh
gangguan saraf disebut vertigo neurologik. Vertigo
ophtamologis disebabkan oleh berkurangnya daya
penglihatan dan gangguan mata, dan vertigo yang
disebabkan karena kurangnya pendengaran disebut vertigo
[xxv]
otolaringologis. Penyebab lain dari vertigo dapat
dikarenakan pola hidup yang tidak baik, contohnya
memikirkan suatu masalah hingga stress. Vertigo yang
disebabkan oleh keadaan ini disebut dengan vertigo
psikogenik. (Sutarni, Rusdi, & Abdul, 2019).
6. Penatalaksanaan Vertigo
Vertigo biasanya di atasi dengan penanganan sesuai
penyebabnya. Misalnya, jika vertigo terjadi karena adanya
gangguan pada telinga, maka penanganan dilakukan di bagian
telinganya. Jika vertigo terjadi akibat adanya gangguan pada
[xxvi]
penglihatan, maka penanganan dilakukan di bagian
penglihatannya. Pemberian vitamin antihistamin, diuretika, dan
pembatasan konsumsi garam yang telah diketahui dapat
mengurangi keluhan vertigo (Kusumaningsih, 2015).
Terapi vertigo meliputi beberapa perlakukan yaitu pemilihan
medikamentosa, rehabilitasi dan operasi. Pilihan terapi vertigo
mencakup:
a. Terapi simtomatik, melalui farmakoterapi
b. Terapi kausal
c. Terapi rehabilitatif atau Terapi vestibular exercise,
mencakup
1) Metode Brandt Daroff
2) Latihan visual vestibular
3) Latihan berjalan (Sutarni, 2018).
[xxvii]
1) Aktivitas/istirahat
a. Merasa lemah
b. Terbatas untuk bergerak
c. Tegang pada mata dan sulit untuk membaca
d. Susah tidur, nyeri kepala ketika bangun dipagi
hari
e. Nyeri kepala hebat ketika ada perubahan postur
tubuh atau aktivitas
2) Sirkulasi
a. Terdapat riwayat hipertensi
b. Terdapat Denyutan vaskuler
c. Wajah tampak pucat atau kemerahan
3) Integritas ego
a. Stress
4) Neurosensori
a. Merasa pusing atau disorientasi ketika sakit
kepala
b. Riwyat kejang, cidera pada kepala, stroke
c. Perubahan pada visual,sensitif terhadap cahaya
atau suara bising
d. Parastesia, kelemahan, paralysis satu sisi
tempore
e. Reflekstendon dalam menurun
f. Papil edema
5) Nyeri/kenyamanan
a. Karakter nyeri tergantung pada jenis sakit
kepala
b. Sulit untuk fokus
c. Gelisah
d. Tegang pada otot leher, frigiditas vokal
e. Respirasi
[xxviii]
Adakah gangguan pernafasan
6) Keamanan
a. Alergi
b. Hipertermi
c. Sakit kepala pada gangguan sinus
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial.
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons
klien individu keluarga dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (SDKI ,2016).
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
keperawatan SLKI SIKI
(SDKI)
Gangguan rasa Status kenyamanan Pengaturan posisi
nyaman (L.08064) (I.01019)
(D.0074) diharapkan status 1.1 tempatkan pada
kenyamnan matras/tempat
meningkat dengan tidur terapeutik
kriteria hasil : yang tepat
Keluhan 1.2 tempatkan pada
tidak posisi terapeutik
nyaman (5) 1.3 tempatkan objek
Gelisah (5) yang sering
Mual (5) digunakan dalam
jangkauan
1.4 sediakan matras
yang kokoh atau
[xxix]
padat
1.5 posisikan pada
kesejajaran
tubuh
yang tepat
Gangguan pola Pola tidur Dukungan tidur
tidur (D.0055) (L.05045) (I.05174)
diharapkan pola 2.1 kaji pola aktivitas
tidru membaik dan tidur
dengan kriteria 2.2 Kaji faktor
hasil : penyulit tidur
Keluhan 2.3 Modifikasi
sulit tidur lingkungan tidur
(1) 2.4 Ajarkan cara
Keluhan menghilangkan
tidak puas stres sebelum
tidur (1) tidur
Keluhan 2.5 Tetapkan jadwal
pola tidur tidur rutin
berubah (1) 2.6 Lakukan prosedur
Keluhan untuk
istirahat meningkatkan
(1)
Nausea Tingkat Nausea Manajemen
(D.0076) (L.12111) Mual
diharapkan tingkat (I.03117)
nausea menurun 3.1 identifikasi
dengan kriteria pengalaman
hasil : mual
Keluhan
[xxx]
mual (5) 3.2 identifikasi
Perasaan dampak mual
ingin terhadap kualitas
muntah (5) hidup
3.3 identifikasi
faktor
penyebab mual
3.4 monitor
mual
3.5 kendalikan
faktor
lingkungan
penyebab mual
3.6 ajarkan
penggunaan
teknik
nonfarmakologis
untuk
menghilangkan
mual
Defisit Tingkat Edukasi pencegahan
pengetahuan pengetahuan jatuh (I.12407)
(D.0111) (L.12111) 4.1 Kaji gangguan
diharapkan tingkat kognitif dan
pengetahuan fisik
meningkat dengan yang
kriteria hasil : memungkinkan
Pertanyaan jatuh
tentang 4.2 periksakan
masalah Kesiapan
yang menerima
[xxxi]
dihadapi (5) informasi dan
Persepsi persepsi
yang keliru terhadap
terhadap risiko jatuh
masalah (5) 4.3 siapkan materi,
media tentang
faktor faktor
penyebab, cara
identifikasi dan
pencegahan
risiko
jatuh dirumah
sakit maupun
dirumah
4.4 ajarkan mengkaji
perilaku dan
faktor yang
berkontribusi
terhadap risiko
jatuh dan cara
mengurangi
penyebab risiko
jatuh
4.5 ajarkan
memodifikasi
area-area yang
membahayakan
dirumah
[xxxii]
Risiko jatuh Tingkat Jatuh Pencegahan Jatuh
(D.0143) (L.14138) ( I.14540)
diharapkan tingkat 5.1 Kaji faktor risiko
jatuh menurun jatuh
dengan kriteria 5.2 identifikasi faktor
hasil: lingkungan yang
jatuh saat meningkatkan
berdiri (1) risiko jatuh
jatuh saat 5.3 gunakan alat
duduk (1) bantu saat
jatuh saat berjalan
berjalan (1) 5.4 anjurkan
indikator memanggil
a. menurun perawat atau
b. cukup keluarga jika
menurun membutuhkan
c. sedang bantuan untuk
d. cukup berpindah
meningkat 5.5 anjurkan
e. meningkat menggunakan
alas kaki yang
tidak licin
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan krikteria hasil yang diharapkan (Suarni dan
Apriyani,2017)
5. Evaluasi
[xxxiii]
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan,berkesinambung-an dengan melibatkan klien
dan tenaga Kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan
merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang
telah ditentukan,untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Suarni
dan Apriyani,2017).
BAB IV
PENUTUP
[xxxiv]
A. Kesimpulan
Vertigo merupakan kondisi yang diakibatkan karena adanya
gangguan pada telinga atau pada saraf ocousticus yang mengakibatkan
nyeri dan kelemahan otot leher serta keseimbangan tubuh pasien.
Dengan adanya pemeriksaan fisioterapi yang teliti maka seseorang
dapat mengetahui penyebab dari vertigo tersebut, sehingga fisioterapi
dapat melakukan intervensi pada kasus tersebut dengan tepat walaupun
dalam pemeriksaab manajemenn pelayanan di Rumah Sakit harus
memberikan aplikasi terapi sesuai dengan konsultan darai dokter
Rehabilitasi Medik pada kasus vertigo ini yang disebabkan oleh trauma.
Berbagai masalah yang timbul pada kondisi ini yaitu adanya nyeri,
keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi), penurunan kekuatan otot, serta
keseimbangan pasien yang berkurang. Modalitas terapi yang diberikan
untuk mengatasi masalah tersebut yaitu Micro Wave Diathermy (MWD)
dan massage terapi. Selain itu pasien juga diberikan edukasi untuk
melakukan latihan di rumah seperti yang telah diajarkan oleh terapis.
Dengan pelaksanaan terapi dengan menggunakan modalitas
tersebut hasil yang diperoleh menunjukkan perkembangan positif yaitu di
buktikannya dengan Micro Wave Diathermy (MWD) dapat penurunkan
nyeri, massage terapi dengan teknik stroking dan efflurage dapat
meningkatan LGS, massage terapi dengan teknik stroking dan efflurage
dapat meningkatan kekuatan otot, serta dengan Standing Balance Test
dapat meningkatan keseimbangan sehingga mampu melakukan aktivitas
sehari- hari di lingkungan sekolah dan lingkungan rumahnya dapat
meningkatkan kualitas hidup bermasyarakat.
B. Saran
Fisioterapi dalam memberikan tindakan terapi perlu diawali
dengan pemerikasaan yang teliti, penegakan diagnosa yang benar,
pemilihan modalitas, pemberian edukasi yang benar dan mengevaluasi
[xxxv]
hasil terapi yang rutin agar memperoleh hasil terapi yang optimal dan
terdokumentasi dengan baik.
Pengobatan pada kasus ini sebaikanya diberikan seawal mungkin
dan perlu juga Fisioterapi mengajarkan di rumah (Home program) kepada
pasien seperti: saat tidur tidak menggunakan bantal yang terlalu tebal dan
keras, tidak dibenarkan menggerakan leher secara spontan, tidur dengan
posisi yang benar yaitu terlentang dan olahraga yang teratur. Pada pasien
agar selalu memperhatikan anjuran atau larangan tim medis yang kiranya
mengganggu kesembuhan pasien dan untuk kesembuhan melaksanakan
program terapi secara intensif sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan
oleh terapis demi keberhasilan suatu terapi. Kepada keluarga pasien agar
selalu memberikan dorongan atau support, serta mambantu pasien untuk
melaksanakan program terapi terutama di rumah.
Dan akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermamfaat bagi semua kalangan. Pada Karya Tulis Ilmiah ini
memang masih banyak terdapat kekurangan sehingga diharapkan supaya
dilanjutkan dengan penelitian – penelitian yang serupa pada kasus ini yang
jauh lebih sempurna.
[xxxvi]
DAFTAR PUSAKA
[xxxvii]
LAMPIRAN-LAMPIRAN
[xxxviii]