Anda di halaman 1dari 130

NO TOPIK Year Autor(s) Title Journal

Jurnal
Djam’an M O D EL PE N G EM BA N G AN K Adminisistr
Satori, A PA SITAS MANA asi
Danny JEM E N Pendidikan
1 2013 SEK O LA H (SCHOOL CAPACITY
Meirawan, BUILDING) Vol.WII
dan Aan U N TU K M EN IN G K A TK A N M No. I
Komariah UTU PEN D ID IK A N Oklober
2013

NO TOPIK Year Autor(s) Title Journal

Jurnal
Pendidikan
Lastinar
Pewarisan Nilai Servite Et Ilmu Sosial
Dewi
Amate dalam Pembelajaran Volume
2 2018 Siregar1,
Sejarah di SMA Santa Angela 27, Nomor
Agus
Bandung 2,
Mulyana
Desember
2018

NO TOPIK Year Autor(s) Title Journal


Jurnal
Arita Penelitian
Mengelola Sekolah Berbasis
Marini1, Pendidikan
Character Building dalam
Desy Ilmu
3 2018 Rangka Budaya Sekolah
Safitri2& Sosial,
Religius
Iskandar 2018: 9
(Kasus di Indonesia)
Muda3 (4), 274-
294

NO TOPIK Year Autor(s) Title Journal

Cucun
Sunaengsih
1, Mayang
Anggarani2, Mimbar
Principal Leadership in the
Mia Sekolah
Implementation of Effective
4 2019 Amalia3, Dasar, Vol.
School
Silmaulan 6(1) 2019,
Management
Nurfatmala 79-91
4 & Syifa
Diana
Naelin

NO TOPIK Year Autor(s) Title Journal

The Implentation of Character Journal of


Education through the School Literature,
Nuril Culture in Sma Negeri 1 Languages
5 2014
Furkan Dompu and Sma Negeri Kilo and
Dompu Linguistics,
Regency Vol.3 2014

NO TOPIK Year Autor(s) Title Journal


Jurnal
Nyimaz Analisis Pendidikan
Muazzomi, KualitatifPesantrenManajeme Islam,
Muhamma n Pendidikan: Sekolah Volume
6 2017
d Sofwan, Budaya dan Kepemimpinan 22, Nomor
Fachrudians Komunitas Pembelajaran 2,
yah Muslim Profesional Desember
2017
Research Questions

a) Bagaimana Manajemen Sekolah meningkatkan Kapasitas Individu


dalam upaya meningkatkan mutu sekolah? B) Bagaimana Manajemen
Sekolah meningkatkan Kapasitas Organisasi dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah? C) Bagaimana Manajemen Sekolah
meningkatkan Kapasitas Kepemimpinan dalam upaya meningkatkan
mutu sekolah? D) Model Pengembangan Kapasitas Manajemen
Sekolah Yang Dapat Meningkatkan Mutu Sekolah?

Research Questions

Pertanyaan penelitian dalam jurnal ini adalah "Bagaimana proses


transmisi nilai dasar pendidikan Ursulin, khususnya nilai Servite et
Amate, dalam pembelajaran sejarah di SMA Santa Angela Bandung?"
dan "Bagaimana dampak dari transmisi nilai Servite et Amate dalam
pembelajaran sejarah terhadap kualitas lulusan SMA Santa Angela
Bandung?"

Research Questions
"Apakah pendidikan karakter dalam budaya sekolah agama, melalui
penyediaan fasilitas ibadah, upacara keagamaan, dan simbol-simbol
keagamaan, memiliki efek prediktif terhadap karakter keagamaan
siswa yang digambarkan dengan kepatuhan dalam menjalankan ajaran
agama, praktik toleransi beragama terhadap orang lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain?"

Pertanyaan penelitian ini mencakup variabel-variabel utama yang


ingin diteliti dan memberikan arah bagi penelitian untuk
mengeksplorasi hubungan antara pendidikan karakter dalam budaya
sekolah agama dan karakter keagamaan siswa.

Research Questions

Pertanyaan penelitian dari jurnal "Principal Leadership in the


Implementation of Effective School Management" adalah sebagai
berikut:
"Bagaimana implementasi manajemen sekolah yang efektif
berdasarkan kepemimpinan kepala sekolah di salah satu Sekolah
Dasar Negeri di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia?"

Research Questions

Research Questions
Contribution/Purpose of study

mengembangkan model pengembangan kapasitas manajemen sekolah yang efektif dan efisien, yang
dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyelidiki secara
mendalam dan menganalisis secara intensif aneka aktivitas, permasalahan, dan dinamika pelaksanaan
manajemen sekolah untuk membangun suatu praktek manajemen yang lebih efektif, efisien, dan
bermakna

Contribution/Purpose of study

Tujuan penelitian dalam jurnal ini adalah untuk mempelajari bagaimana sekolah mentransmisikan nilai
dasar pendidikan Ursulin dalam pembelajaran, serta untuk memahami dampaknya terhadap kualitas
lulusan sekolah tersebut.

Contribution/Purpose of study
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan model pembentukan karakter religius dalam budaya
sekolah agama, dengan fokus pada pengaruh pendidikan karakter dalam budaya sekolah agama, melalui
penyediaan fasilitas ibadah, upacara keagamaan, dan simbol-simbol keagamaan, terhadap karakter
keagamaan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi pembentukan karakter keagamaan siswa di
sekolah dasar.

Contribution/Purpose of study

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi manajemen sekolah yang efektif
berdasarkan kepemimpinan kepala sekolah di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran kepemimpinan kepala
sekolah dalam menciptakan budaya dan menggabungkan konsep kepemimpinan dan teknologi dengan
manajemen sekolah. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana
implementasi manajemen sekolah yang efektif telah tercapai

Contribution/Purpose of study

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pelaksanaan pendidikan karakter melalui
budaya sekolah di SMA Negeri 1 Dompu dan SMA Negeri 1 Kilo, Kabupaten Dompu, dan untuk
memeriksa dampak implementasi ini terhadap sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis perkembangan budaya sekolah, termasuk perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi, dalam membangun karakter di SMA Negeri 1 Dompu. Hal ini juga menyelidiki
perbedaan dalam pelaksanaan pendidikan karakter melalui budaya sekolah antara SMA Negeri 1
Dompu dan SMA Negeri 1 Kilo, yang bergantung pada peran kepala sekolah sebagai pemimpin.
Selain itu, penelitian ini mengeksplorasi dampak pembentukan karakter melalui budaya sekolah,
seperti merawat kebersihan, kepatuhan pelayanan keagamaan, kesesuaian terhadap aturan,
saling menghormati, kejujuran, tanggung jawab, kebersamaan, dan partisipasi dan keterlibatan
pemangku kepentingan [1]. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang
efektivitas program pendidikan karakter di sekolah-sekolah ini dan peran budaya sekolah dalam
membentuk pengembangan karakter siswa
Contribution/Purpose of study
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi struktur kepemimpinan yang mendukung dan berbagi
dalam satu Pesantren Indonesia sebagai fungsi dari budaya sekolah dan kebijakan dan prosedur
pembelajaran profesional masyarakat.
Theory/Concept

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas manajemen sekolah, anta
Pendekatan Go-Pic, yang bertumpu pada empat aspek pusat perhatian manajemen sekolah yaitu goals, proses, input, dan
Konsep tiga segitiga sama sisi kapasitas yaitu kapasitas individu, kapasitas organisasi, dan kapasitas kepemimpinan. 3) Less
yang merupakan bentuk pengembangan kapasitas sekolah secara organisasional. 4) Selain itu, dalam jurnal ini juga diguna
konsep dan alat ukur standar yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas manajemen sekolah, seperti CPD (Continuo
Professional Development), CQI (Continuous Quality Improvement), vision, LO (Learning Organization), skills, resources, in
plan, dan kepemimpinan otentik
Theory/Concept

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, antara lain:
1) Teori Pendidikan: Meliputi pandangan tentang proses pendidikan, pengendalian tingkah laku, peran pendidikan dalam m
kehidupan publik, dan peran pendidikan dalam membentuk kehidupan sosial. 2) eori Pembelajaran: Meliputi pemahaman
pentingnya membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik, memberikan gambaran yang jelas tentang tugas yang h
dikerjakan, menyadarkan peserta didik akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui dengan y
dipelajari, serta memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar. 3
Evaluasi Pendidikan: Meliputi pemahaman tentang evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai da
serta evaluasi pendidikan sebagai suatu tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan tertentu
Theory/Concept
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup Teori Sifat Kepribadian Gordon Allport : Teori ini menyatakan bahwa
diartikan sebagai suatu pemikiran atau konsep tentang apa yang dianggap penting bagi seseorang dalam hidupnya. Nilai ju
menempatkan dasar untuk memahami sikap, motivasi, dan persepsi individu, serta memengaruhi perilaku organisasi. Dala
penelitian ini, nilai-nilai yang terkait dengan budaya religius menjadi landasan dalam mewujudkan budaya sekolah agama

Theory/Concept

Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang relevan, antara lain:


1. Teori Kepemimpinan: Untuk memahami peran kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan budaya dan mengelo
sekolah. 2. Teori Manajemen Sekolah: Untuk memahami konsep manajemen sekolah yang efektif dan bagaimana impleme
dalam konteks pendidikan. 3. Teori Teknologi Pendidikan: Untuk mengevaluasi sejauh mana teknologi telah dimanfaatkan
mendukung manajemen sekolah yang efektif. 4. Teori Budaya Organisasi: Untuk memahami bagaimana budaya sekolah m
efektivitas manajemen sekolah

Theory/Concept

Theory/Concept
Studi ini didasarkan pada konsep budaya sekolah dan literatur komunitas pembelajaran profesional, mengeksplorasi kebija
praktik yang ada di sekolah sebagai kasus unik.
[1) Penelitian ini menekankan pentingnya budaya kolaboratif di sekolah, di mana guru dan administrator bekerja sama, be
sama lain, dan menganalisis dan mempengaruhi praktik profesional mereka untuk meningkatkan prestasi siswa. Konsep bu
kolaboratif didefinisikan sebagai cara guru dan administrator berpikir dan berperilaku dalam hal berbagi informasi tentang
mereka. Ini melibatkan proses sistematis kolaborasi, komunikasi yang baik, dan kerja sama di antara para pemangku kepe
seperti guru, administrator, siswa, orang tua, pemimpin sekolah, dan otoritas.
[2)Studi ini juga menyoroti perlunya struktur kepemimpinan yang mendukung dan berbagi dengan guru untuk menciptaka
pembelajaran profesional yang positif dan efektif untuk pengembangan Pesantren. Para pemimpin Pesantren harus beker
langsung dengan staf pengajar untuk memberikan kebijakan dan prosedur yang memiliki dampak langsung pada peningka
melalui upaya pembelajaran profesional kolaboratif.
Data Contex of Study Unit of Analysis

Unit analisis dari penelitian ini adalah


Konteks penelitian ini adalah pengembangan manajemen sekolah, baik dari segi individu,
kapasitas manajemen sekolah di SMA di Jawa organisasi, maupun kepemimpinan. Penelitian
Barat, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk ini berfokus pada pengembangan kapasitas
mengembangkan model pengembangan manajemen sekolah untuk meningkatkan mutu
kapasitas manajemen sekolah yang efektif dan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu,
efisien, yang dapat meningkatkan mutu penelitian ini melibatkan beberapa aspek
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, manajemen sekolah, seperti pengembangan
penelitian ini dilakukan dengan melibatkan kapasitas individu, pengembangan kapasitas
beberapa sekolah menengah atas (SMA) di organisasi, pengembangan kapasitas
Jawa Barat sebagai unit analisis untuk kepemimpinan, dan model pengembangan
mengidentifikasi permasalahan, aktivitas, dan kapasitas manajemen sekolah yang efektif dan
dinamika pelaksanaan manajemen sekolah efisien
Data Contex of Study Unit of Analysis

Penelitian ini dilakukan di SMA Santa Angela


Unit analisis dalam penelitian ini adalah proses
Bandung dengan fokus pada proses
transmisi nilai dasar pendidikan Ursulin,
pembelajaran sejarah. Penelitian ini bertujuan
khususnya nilai Servite et Amate, dalam
untuk memahami bagaimana sekolah
pembelajaran sejarah di SMA Santa Angela
mentransmisikan nilai dasar pendidikan Ursulin,
Bandung, serta dampak dari transmisi nilai
khususnya nilai Servite et Amate, dalam
tersebut terhadap kualitas lulusan sekolah
pembelajaran sejarah, serta untuk
tersebut. Penelitian ini memfokuskan pada
mengevaluasi dampak dari transmisi nilai
bagaimana nilai-nilai tersebut disampaikan
tersebut terhadap kualitas lulusan SMA Santa
kepada siswa melalui pembelajaran sejarah dan
Angela Bandung. Penelitian ini dilakukan
bagaimana hal tersebut memengaruhi
dengan menggunakan pendekatan kualitatif
pemahaman dan sikap siswa terhadap sejarah
dan melibatkan observasi, wawancara, dan
serta kualitas lulusan sekolah
dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data

Data Contex of Study Unit of Analysis


Konteks penelitian ini adalah di Indonesia,
dengan fokus pada sekolah dasar yang
menerapkan budaya sekolah agama. Unit
analisis penelitian ini adalah siswa kelas 4-6 dari
lima sekolah dasar yang berbeda di Jakarta,
Indonesia.

Data Contex of Study Unit of Analysis

Dalam penelitian ini, unit analisis utamanya


adalah kepemimpinan kepala sekolah dalam
implementasi manajemen sekolah yang efektif.
Faktor-faktor yang terkait dengan
kepemimpinan, seperti pengambilan keputusan,
kepemimpinan kepala sekolah di salah satu komunikasi, pengembangan staf, dan
Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sumedang, pengelolaan sumber daya, menjadi fokus utama
Jawa Barat, Indonesia dalam memahami bagaimana kepemimpinan
tersebut memengaruhi efektivitas manajemen
sekolah. Selain itu, aspek teknologi, budaya
organisasi, dan sistem informasi juga dianalisis
sebagai bagian dari implementasi manajemen
sekolah yang efektif.

Data Contex of Study Unit of Analysis

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui


budaya sekolah di SMA Negeri 1 Dompu dan
SMA Negeri 1 Kilo, Kabupaten Dompu.
Dampak pendidikan karakter melalui budaya
sekolah di kedua sekolah tersebut.
Peran kepala sekolah dalam membangun
budaya sekolah yang positif.
Perilaku dan tindakan siswa, guru, personel
sekolah, dan komite sekolah dalam kaitannya
dengan pendidikan karakter dan budaya
sekolah.
[
1
]
Keterlibatan dan partisipasi pemangku
kepentingan, seperti panitia sekolah, orang tua,
dan masyarakat, dalam mendukung
pelaksanaan pendidikan karakter melalui
budaya sekolah.

Data Contex of Study Unit of Analysis


Studi ini berfokus pada satu Pesantren tertentu
(sekolah asrama Islam) yang terletak di Jambi,
Indonesia, sebagai unit analisis.
[1] Pesantren memiliki tiga tingkat sekolah:
Madrasah Ibtidaiyah (tingkat dasar), Madrasah
Tsanawiyah (tingkat SMP), dan Madrasah Aliyah
(tingkat tinggi senior). Ini memiliki lebih dari 500
siswa dan total 30 guru dan 6 administrator.
[2] Studi ini meneliti struktur kepemimpinan
dan praktik dalam Pesantren ini, yang bertujuan
untuk mengeksplorasi kebijakan dan prosedur
yang mendukung dan berbagi dengan guru
dalam menciptakan komunitas pembelajaran
profesional yang positif dan efektif.
Methods

Metode penelitian R&D (Research and Development), yang digunakan untuk


mengembangkan model pengembangan kapasitas manajemen sekolah yang
efektif dan efisien

Methods

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


naturalistik dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif untuk memahami bagaimana sekolah mentransmisikan
nilai dasar pendidikan Ursulin dalam pembelajaran sejarah dan dampaknya
terhadap kualitas lulusan sekolah

Methods
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
metode kausal komparatif. Metode deskriptif digunakan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang sedang berlangsung pada saat penelitian
dan meneliti sebab-sebab dari gejala-gejala tertentu. Sementara itu, metode
kausal komparatif merupakan penelitian dengan desain penelitian pencarian
empiris yang sistematis, di mana variabel independen diperlakukan secara
terkontrol oleh peneliti untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel
dependen secara langsung. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian berupa
angket disusun berdasarkan indikator penelitian untuk masing-masing
variabel, dan survei angket dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai
pembentukan karakter dalam budaya sekolah agama sebagai variabel eksogen
dan karakter keagamaan siswa sebagai variabel endogen

Methods

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


kualitatif dan pendekatan survei. Pendekatan kualitatif digunakan untuk
mendapatkan pemahaman mendalam tentang implementasi manajemen
sekolah yang efektif berdasarkan kepemimpinan kepala sekolah. Sementara
itu, pendekatan survei digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek
penelitian, yaitu guru-guru di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat, Indonesia.

Methods

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan


pendekatan naturalistik.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami pelaksanaan pendidikan karakter
melalui budaya sekolah dengan mengamati peristiwa yang terjadi di sekolah
dan menganalisis interaksi antara kepala sekolah, guru, siswa, dan panitia
sekolah.
Teknik pengumpulan data meliputi observasi langsung, wawancara, dan
dokumentasi.
Mata pelajaran studi termasuk kepala sekolah, guru, administrator kantor,
siswa, dan komite sekolah dan orang tua.
Analisis data mengikuti model interaktif, yang melibatkan tiga peristiwa
simultan: pengurangan data, presentasi data, dan verifikasi kesimpulan.
Validitas data dipastikan melalui metode triangulasi

Methods
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif, melakukan wawancara
dengan tiga administrator dan lima guru dari Pesantren di Jambi, Indonesia.
Wawancara ditranskripsikan, diterjemahkan, dikodekan, dan dianalisis secara
tematis untuk mendapatkan informasi mendalam tentang struktur
kepemimpinan dan praktik dalam Pesantren. Para peneliti menggunakan
temuan dari wawancara untuk mengeksplorasi kebijakan dan prosedur yang
ada di sekolah sebagai kasus unik, berdasarkan konsep budaya sekolah dan
literatur komunitas pembelajaran profesional. Untuk memastikan kepercayaan
data, para peneliti menerapkan triangulasi, pemeriksaan anggota, dan
refleksivitas. Triangulasi melibatkan analisis pertanyaan penelitian dari
berbagai perspektif, sementara pemeriksaan anggota dan refleksivitas
membantu mengendalikan bias peneliti.Studi ini juga menekankan pentingnya
budaya kolaboratif di sekolah dan peran kepemimpinan bersama dalam
memfasilitasi peningkatan berkelanjutan dan mencapai tujuan kelembagaan.
Findings

Temuan penelitian ini adalah bahwa pengembangan kapasitas manajemen sekolah yang efektif dan efisien dapat dilakuka
melalui pengembangan kapasitas individu, organisasi, dan kepemimpinan. Pengembangan kapasitas individu dapat dilaku
melalui CPD (Continuous Professional Development) dan pengembangan diri secara individual dan kelompok. Pengemban
kapasitas organisasi dapat dilakukan melalui CQI (Continuous Quality Improvement), LO (Learning Organization), dan actio
plan yang terukur. Sedangkan pengembangan kapasitas kepemimpinan dapat dilakukan melalui kepemimpinan otentik, vi
dan 4CeeS untuk kepemimpinan bintang 5. Model pengembangan kapasitas manajemen sekolah yang efektif dan efisien d
dikembangkan dengan menggunakan metode R&D (Research and Development)

Findings

Temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1) Kurangnya kesadaran siswa atas sejarah sekolah mereka dikarenakan minimnya sumber informasi tentang sejarah seko
tersebut. 2) Pembelajaran sejarah di SMA Santa Angela Bandung berhasil mengaitkan materi kolonialisme dengan masukn
sekolah Katolik ke Indonesia didukung kondisi siswa yang mayoritas menganut agama Katolik. 3) Proses transmisi nilai Serv
et Amate dalam pembelajaran sejarah di SMA Santa Angela Bandung dilakukan melalui penggunaan media belajar seperti
proyektor, metode pembelajaran yang variatif seperti ceramah dan diskusi, serta sumber belajar yang relevan seperti mod
dan penugasan dari guru. 4) Siswa dapat mengaplikasikan nilai-nilai Servite et Amate dalam kehidupan sehari-hari, seperti
berbagi ilmu dengan menjadi tutor sebaya bagi teman, dapat bekerja sama dengan semua orang, inisiatif membantu tanp
meminta tolong terlebih dahulu, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 5) Pembelajaran sejarah di SMA Santa Ang
Bandung masih terfokus pada eksplorasi guru dan kurang terbiasanya siswa untuk selalu berfikir dan melakukan suatu
terobosan baru. Siswa cenderung bersifat pasif karena menganggap pembelajaran sejarah membosankan dan terbelenggu
dengan budaya diam. 6) Evaluasi pembelajaran sejarah dilakukan melalui penugasan baik individu maupun kelompok, den
fokus pada pencarian informasi tentang proses berdirinya VOC serta penyebab runtuhnya VOC, serta mencari keterkaitan
materi dengan nilai Servite et Amate
Findings
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter dalam konteks budaya sekolah agama dapat mendorong
karakter religius siswa. Fasilitas ibadah, upacara keagamaan, dan simbol-simbol keagamaan di sekolah dasar dapat mendu
pembentukan karakter dalam konteks budaya sekolah agama. Selain itu, temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa
ketaatan dalam menjalankan ajaran agama, praktik toleransi beragama terhadap orang lain, dan hidup rukun dengan agam
lain menentukan karakter keagamaan siswa. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi praktis dan kontribus
bagi ilmu pengetahuan dalam pengembangan karakter religius siswa di sekolah dasar

Findings

Temuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran penting dalam menciptakan budaya sekolah yang mendukung manajeme
sekolah yang efektif .
2. Penggunaan teknologi pendidikan dapat mendukung manajemen sekolah yang efektif, terutama dalam hal pengelolaan
informasi dan sumber daya .
3. Budaya organisasi yang positif dan inklusif dapat meningkatkan efektivitas manajemen sekolah .
4. Kepala sekolah yang efektif harus memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan, komunikasi, pengembangan sta
dan pengelolaan sumber daya .
5. Kepala sekolah yang efektif juga harus mampu mengembangkan visi dan misi sekolah yang jelas dan memberikan araha
kepada guru-guru

Findings

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui budaya sekolah di SMA Negeri 1 Dompu berjalan dengan baik, didukung oleh ten
sekolah dan panitia sekolah. SMA Negeri 1 Dompu melakukan banyak kegiatan untuk mengembangkan budaya sekolah ya
diadopsi oleh para siswa.
Sebaliknya, pelaksanaan pendidikan karakter melalui budaya sekolah di SMA Negeri 1 Kilo tidak berjalan lancar karena
kurangnya dukungan dari tenaga sekolah dan panitia sekolah, serta kurangnya kegiatan untuk membangun budaya sekola
Perbedaan kondisi pelaksanaan pendidikan karakter melalui budaya sekolah antara SMA Negeri 1 Dompu dan SMA Neger
Kilo sangat bergantung pada peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam membangun budaya sekolah yang positif.
Dampak pembentukan karakter melalui budaya sekolah termasuk merawat kebersihan, keindahan dan kerapian, kepatuh
pelayanan keagamaan, kepatuhan terhadap aturan, saling menghormati, kesopanan, hubungan seperti keluarga, kejujuran
tanggung jawab, kebersamaan, pengarsipan dokumen yang rapi, infrastruktur pendidikan, dan partisipasi dan keterlibatan
pemangku kepentingan.
[1 Kepala sekolah memainkan peran penting sebagai inisiator dan motivator dalam menerapkan pendidikan karakter mela
budaya sekolah, menegakkan disiplin, mendesak dan memotivasi guru dan siswa, dan meningkatkan infrastruktur sekolah
[2 Krisis karakter dalam masyarakat Indonesia tercermin dalam berbagai insiden, seperti siswa sekolah menengah melakuk
seks pranikah, tingkat aborsi yang tinggi, dan intimidasi di sekolah.

Findings
Studi ini menemukan bahwa para pemimpin Pesantren perlu menyediakan struktur kepemimpinan yang mendukung dan
kolaboratif bagi guru untuk menciptakan komunitas pembelajaran profesional yang positif dan efektif.
Para pemimpin Pesantren harus bekerja secara langsung dengan staf pengajar untuk mengembangkan kebijakan dan pros
yang memiliki dampak langsung pada peningkatan sekolah melalui upaya pembelajaran profesional kolaboratif.
Studi ini menekankan pentingnya budaya sekolah dan literatur komunitas pembelajaran profesional dalam menginformas
para pemimpin pendidikan, khususnya dalam pendidikan Islam, tentang mekanisme yang dapat digunakan untuk memasti
keberhasilan implementasi kebijakan dan prosedur kepemimpinan dan budaya sekolah.
Para peneliti menggunakan triangulasi, pemeriksaan anggota, dan refleksivitas untuk memperkuat kepercayaan data
penelitian dan memastikan keakuratan temuan.
Pesantren di Jambi, Indonesia, dianggap sebagai sekolah populer di masyarakat dengan tradisi akademik yang baik,
sebagaimana diakui oleh beberapa peserta dalam sesi wawancara.
Future Research Direction

Berdasarkan temuan penelitian ini, beberapa rekomendasi untuk penelitian di masa yang akan datang adalah:

1. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengembangan kapasitas manajemen sekolah dengan fokus pada aspek
yang belum tercakup dalam penelitian ini, seperti pengembangan kapasitas dalam hal pengelolaan keuangan sekolah,
pengembangan kurikulum, dan pengembangan teknologi informasi.
2. Melakukan penelitian tentang pengembangan kapasitas manajemen sekolah di berbagai tingkat pendidikan, seperti
SD, SMP, dan perguruan tinggi.
3. Melakukan penelitian tentang pengembangan kapasitas manajemen sekolah di berbagai wilayah di Indonesia, untuk
melihat perbedaan dan kesamaan dalam konteks pengembangan kapasitas manajemen sekolah.
4. Melakukan penelitian tentang pengembangan kapasitas manajemen sekolah dengan melibatkan berbagai stakeholder,
seperti guru, orang tua, dan masyarakat, untuk melihat dampak pengembangan kapasitas manajemen sekolah secara
holistik.
5. Melakukan penelitian tentang pengembangan kapasitas manajemen sekolah dengan menggunakan pendekatan yang
lebih kuantitatif, seperti eksperimen atau survei, untuk melihat efektivitas dari model pengembangan kapasitas
manajemen sekolah yang telah dikembangkan.
Future Research Direction

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, beberapa rekomendasi untuk penelitian di masa yang akan datang adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesadaran siswa atas
sejarah sekolah mereka, sehingga dapat memperkuat rasa kebanggaan dan identitas siswa terhadap sekolah mereka.
2. Meneliti lebih lanjut tentang bagaimana pembelajaran sejarah dapat lebih memperkuat nilai-nilai Servite et Amate
dalam kehidupan sehari-hari siswa, serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan ke dalam berbagai aspek
pembelajaran di sekolah.
3. Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan aktif siswa
dalam pembelajaran sejarah, sehingga siswa dapat lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan memiliki pemahaman
yang lebih mendalam tentang sejarah.
4. Meneliti lebih lanjut tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran sejarah, seperti penggunaan media digital
dan platform pembelajaran online, untuk meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sejarah.
5. Melakukan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas metode evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran sejarah,
serta mengidentifikasi metode evaluasi yang dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang
pemahaman siswa terhadap sejarah dan nilai-nilai yang ditanamkan.

Dengan melakukan penelitian-penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan metode
pembelajaran sejarah yang lebih efektif dan meningkatkan pemahaman serta apresiasi siswa terhadap sejarah dan nilai-
nilai yang ditanamkan dalam pendidikan Ursulin.
Future Research Direction
Berdasarkan temuan penelitian ini, beberapa rekomendasi penelitian yang dapat diajukan termasuk:
1. Melakukan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi pembentukan
karakter religius siswa di sekolah, selain dari fasilitas ibadah, upacara keagamaan, dan simbol-simbol keagamaan.
2. Melakukan studi komparatif antara sekolah yang menerapkan pendidikan karakter dalam budaya sekolah agama
dengan sekolah yang tidak menerapkan pendidikan karakter tersebut untuk mengevaluasi efektivitasnya.
3. Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi strategi implementasi yang efektif dalam memperkuat pendidikan
karakter dalam budaya sekolah agama.
4. Melakukan penelitian untuk mengeksplorasi dampak dari pembentukan karakter religius siswa terhadap prestasi
akademik, kesejahteraan siswa, dan hubungan antar siswa di sekolah.

Dengan melakukan penelitian lanjutan dan mendalam dalam bidang ini, dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
mendalam dalam pengembangan karakter religius siswa di sekolah dasar.

Future Research Direction

Berdasarkan temuan penelitian ini, beberapa rekomendasi untuk penelitian di masa yang akan datang meliputi:
1. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi implementasi
manajemen sekolah yang efektif, termasuk peran teknologi, budaya organisasi, dan kepemimpinan kepala
sekolah 12. 2. Melakukan studi komparatif antara berbagai sekolah untuk memahami perbedaan dalam
implementasi manajemen sekolah yang efektif dan faktor-faktor yang memengaruhinya 3. 3. Melakukan
penelitian untuk mengembangkan model aplikatif dari kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan
manajemen sekolah yang efektif, dengan fokus pada pemanfaatan teknologi dan pengembangan budaya
organisasi 12. 4. Melakukan penelitian untuk mengevaluasi dampak dari implementasi manajemen sekolah yang
efektif terhadap kinerja siswa dan prestasi akademik 1.
Future Research Direction

Menyelidiki peran personel sekolah dan panitia sekolah dalam mendukung pelaksanaan pendidikan karakter melalui
budaya sekolah di berbagai sekolah dan daerah.
Mengeksplorasi dampak pendidikan karakter terhadap perilaku siswa, seperti kebersihan, kepatuhan pelayanan
keagamaan, kesesuaian terhadap aturan, saling menghormati, kejujuran, tanggung jawab, dan kebersamaan.
Periksa pengaruh kepala sekolah sebagai pemimpin dalam membangun budaya sekolah yang positif dan menerapkan
pendidikan karakter.
Menyelidiki efektivitas berbagai strategi dan kegiatan dalam mengembangkan budaya sekolah dan membentuk karakter
siswa.
Mengeksplorasi keterlibatan dan partisipasi pemangku kepentingan, seperti orang tua dan masyarakat, dalam
mendukung pendidikan karakter dan budaya sekolah.
Selidiki hubungan antara pengembangan budaya sekolah dan kinerja akademik dan kesejahteraan siswa secara
keseluruhan.
Memeriksa dampak infrastruktur sekolah dan lingkungan fisik terhadap perkembangan budaya sekolah dan pendidikan
karakter.
Jelajahi peran guru, terutama guru agama atau bimbingan spiritual, dalam mempromosikan pendidikan karakter dan
memanfaatkan fasilitas pendidikan.
Menyelidiki efektivitas metode evaluasi yang berbeda dalam menilai keberhasilan pendidikan karakter dan
perkembangan budaya sekolah.
Catatan: Sumber yang disediakan menawarkan wawasan tentang penerapan pendidikan karakter melalui budaya sekolah
dan dampaknya. Berdasarkan temuan ini, penelitian masa depan dapat fokus untuk mengeksplorasi berbagai aspek
seperti peran pemangku kepentingan, strategi untuk mengembangkan budaya sekolah, pengaruh kepala sekolah, dan
efektivitas metode evaluasi.

Future Research Direction


Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi dampak dari struktur dan praktik kepemimpinan yang diidentifikasi pada
kinerja dan pengembangan Pesantren secara keseluruhan, termasuk prestasi siswa dan pertumbuhan profesional guru.
Menyelidiki kebijakan dan prosedur khusus yang diterapkan oleh para pemimpin Pesantren untuk mendukung dan
mempromosikan komunitas pembelajaran profesional yang positif dan efektif, dan memeriksa efektivitasnya dalam
meningkatkan budaya sekolah dan kolaborasi guru.
Melakukan studi komparatif untuk menganalisis struktur dan praktik kepemimpinan di berbagai Pesantren atau lembaga
pendidikan di Indonesia, untuk mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan, dan untuk memahami faktor-faktor yang
berkontribusi pada keberhasilan kepemimpinan dan komunitas pembelajaran profesional.
Mengeksplorasi peran budaya sekolah dan komunitas belajar profesional dalam pendidikan Islam, dan bagaimana
mereka dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan praktik mengajar dan belajar di Pesantren. Penelitian ini dapat
memberikan wawasan berharga bagi para pemimpin pendidikan dalam pendidikan Islam.
Menyelidiki perspektif dan pengalaman siswa di Pesantren mengenai struktur dan praktik kepemimpinan, dan
bagaimana mereka memandang dampak faktor-faktor ini pada pembelajaran dan pengembangan mereka.
Strength of the Study

Kekuatan dalam penelitian ini meliputi:


1. Penggunaan metode R&D (Research and Development) yang dapat
menghasilkan model pengembangan kapasitas manajemen sekolah yang
efektif dan efisien.
2. Fokus pada pengembangan kapasitas individu, organisasi, dan
kepemimpinan, yang merupakan aspek penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
3. Melibatkan beberapa sekolah menengah atas (SMA) di Jawa Barat sebagai
unit analisis, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif
tentang permasalahan, aktivitas, dan dinamika pelaksanaan manajemen
sekolah.
4. Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian ini, yang dapat memberikan
perspektif yang segar dan berkontribusi pada pengembangan model
pengembangan kapasitas manajemen sekolah.

Dengan memperhatikan kekuatan-kekuatan ini, penelitian ini dapat


memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan kapasitas
manajemen sekolah di Indonesia.
Strength of the Study

Kekuatan penelitian ini meliputi:


1. Penggunaan metode kualitatif yang memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana nilai-nilai Servite et
Amate ditransmisikan dalam pembelajaran sejarah di SMA Santa Angela
Bandung.
2. Penggunaan teknik pengumpulan data yang beragam, seperti observasi,
wawancara, dan dokumentasi, yang memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan berbagai sudut pandang dan informasi yang komprehensif.
3. Fokus pada pengaplikasian nilai-nilai Servite et Amate dalam kehidupan
sehari-hari siswa, yang memberikan gambaran nyata tentang dampak dari
transmisi nilai tersebut.
4. Relevansi temuan dengan konteks pendidikan Ursulin, yang dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pembelajaran yang
sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam pendidikan tersebut.
5. Identifikasi kekurangan dalam pembelajaran sejarah, seperti kurangnya
keterlibatan siswa, yang dapat menjadi dasar untuk pengembangan strategi
pembelajaran yang lebih efektif di masa depan.

Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi yang berharga dalam


pemahaman tentang transmisi nilai dasar pendidikan Ursulin dalam
pembelajaran sejarah dan memberikan dasar untuk pengembangan metode
pembelajaran yang lebih efektif dan relevan dengan nilai-nilai yang
ditanamkan dalam pendidikan Ursulin.
Strength of the Study
Strength of the Study

Strength of the Study

Strength of the Study


Weakness of the Study Key Words

Beberapa kelemahan dalam penelitian ini antara lain:


1. Penggunaan metode penelitian kualitatif dan studi kasus yang mungkin tidak
dapat memberikan generalisasi yang luas terhadap populasi yang lebih besar.
2. Pengambilan sampel yang terbatas pada beberapa SMA di Jawa Barat,
sehingga hasil penelitian mungkin tidak dapat mewakili kondisi di seluruh
Indonesia.
3. Fokus pada pengembangan kapasitas individu, organisasi, dan
kepemimpinan, yang mungkin tidak mencakup aspek lain yang juga penting
dalam pengembangan kapasitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan
keuangan sekolah dan pengembangan teknologi informasi.
4. Tidak adanya pengukuran kinerja yang objektif untuk mengevaluasi
efektivitas dari model pengembangan kapasitas manajemen sekolah yang telah
dikembangkan.

Dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan ini, penelitian selanjutnya dapat


memperluas cakupan sampel dan menggunakan metode penelitian yang lebih
variatif untuk menghasilkan temuan yang lebih representatif dan dapat
diaplikasikan secara luas.
Weakness of the Study Key Words

Weakness of the Study Key Words


Weakness of the Study Key Words

Berdasarkan informasi yang tersedia, beberapa potensi kelemahan


penelitian ini mungkin termasuk: 1. Keterbatasan dalam generalisasi:
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat, Indonesia, sehingga temuan mungkin tidak dapat langsung
diterapkan pada konteks sekolah lain. 2. Keterbatasan dalam penggunaan
teknologi: Meskipun teknologi diidentifikasi sebagai faktor penting dalam
manajemen sekolah yang efektif, penelitian ini mencatat bahwa
penggunaan teknologi belum dimaksimalkan. Hal ini dapat menjadi
keterbatasan dalam memahami dampak teknologi secara menyeluruh. 3.
Keterbatasan dalam metodologi: Meskipun penelitian menggunakan
metode kualitatif dan survei, ada kemungkinan bahwa aspek-aspek
tertentu dari implementasi manajemen sekolah yang efektif tidak
tercakup secara menyeluruh
Weakness of the Study Key Words

**Keterbatasan penelitian ini: **

Penelitian ini hanya berfokus pada dua sekolah khusus, SMA Negeri 1 Dompu
dan SMA Negeri 1 Kilo, di Kabupaten Dompu, yang dapat membatasi
generalisasi temuan ke sekolah atau daerah lain.
Studi ini bergantung pada metode kualitatif, seperti pengamatan, wawancara,
dan analisis dokumen, yang mungkin subjektif dan dipengaruhi oleh interpretasi
peneliti.
Studi ini tidak memberikan informasi terperinci tentang ukuran sampel atau
karakteristik peserta, yang dapat mempengaruhi keterwakilan temuan.
Studi ini tidak secara eksplisit membahas potensi bias atau keterbatasan dalam
pengumpulan atau analisis data, yang dapat memengaruhi validitas dan
keandalan hasil.
Studi ini tidak mengeksplorasi efek jangka panjang atau keberlanjutan dari
penerapan pendidikan karakter melalui budaya sekolah, yang bisa menjadi
aspek penting untuk dipertimbangkan.

Weakness of the Study Key Words


Studi ini hanya berfokus pada satu Pesantren yang terletak di Jambi, Indonesia,
yang dapat membatasi generalisasi temuan ke Pesantren lain atau lembaga
pendidikan di daerah atau konteks yang berbeda.
Ukuran sampel penelitian relatif kecil, dengan tiga administrator dan lima guru
diwawancarai. Ukuran sampel yang lebih besar dapat memberikan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang struktur kepemimpinan dan praktik di
Pesantrens.
Penelitian ini mengandalkan metode penelitian kualitatif, seperti wawancara
dan analisis tematik. Meskipun metode ini memberikan wawasan mendalam,
metode ini mungkin tunduk pada bias peneliti dan mungkin tidak menangkap
berbagai perspektif dan pengalaman.
Studi ini tidak secara eksplisit menyebutkan jangka waktu pengumpulan data,
yang dapat memengaruhi relevansi dan penerapan temuan dengan konteks
saat ini.
Studi ini tidak mengeksplorasi potensi tantangan atau hambatan yang dihadapi
oleh para pemimpin Pesantren dalam menerapkan struktur dan praktik
kepemimpinan yang diidentifikasi, yang dapat memberikan wawasan berharga
untuk penelitian masa depan.
NO TOPIK Year Autor(s) Title

1 Implementasi 2021 Shinta Amelia, Ertien IMPLEMENTASI


Ketersediaan Rining Nawangsari PROGRAM URBAN
FARMING SEBAGAI
UPAYA PEMENUHAN
KEBUTUHAN
PANGAN PADA MASA
PANDEMI COVID-19

NO TOPIK Year Autor(s) Title


2 2021 Shinta Devy IMPLEMENTASI
Setyaningrum, Nurul Umi PROGRAM URBAN
Ati, Suyeno FARMING DALAM
MENINGKATKAN
KUALITAS HIDUP
MASYARAKAT
PERKOTAAN
(Studi pada Dinas
Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Malang)

NO TOPIK Year Autor(s) Title


3 2021 Rofiatul Maghfiroh, IMPLEMENTASI
Nurul Umi Ati, KEBIJAKAN DINAS
Sunariyanto KETAHANAN
PANGAN DAN
PERTANIAN DALAM
MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN
PETANI

NO TOPIK Year Autor(s) Title


4 Ketersediaan 2021 Estri Pamungkasih, ANALISIS TINGKAT
Sukardi, Fransisca Dian KETAHANAN
Julijanti PANGAN KELUARGA
BAGI MASYARAKAT
TERDAMPAK COVID-
19 DI KABUPATEN
MALANG

NO TOPIK Year Autor(s) Title


5 2021 Moch. Alexander CIVIL SOCIETY –
Mujiburrohman MILITER DALAM
MENCAPAI
KETAHANAN
PANGAN DI JAWA
TIMUR

NO TOPIK Year Autor(s) Title


6 2021 Lilis Wahyuni, Fara Evaluasi Kebijakan
Shaliza Program Di Bidang
Tanaman Pangan &
Hortikultura Dalam
Rangka Pengentasan
Kemiskinan Pada Dinas
Ketahanan Pangan Dan
Pertanian Kota Dumai

NO TOPIK Year Autor(s) Title


7 2021 Putra Perdana Ahmad GAGASAN
Saifulloh KONSTITUSI
PANGAN: URGENSI
PENGATURAN HAK
ATAS PANGAN
WARGA NEGARA
DALAM
AMANDEMEN
KELIMA UUD 1945

NO TOPIK Year Autor(s) Title


7 2021 Mario Fernandes, Palupi Ketahanan Pangan
Lindiasari Samputra Finlandia: Studi terhadap
Indeks Ketahanan Pangan
Global dan Perbandingan
dengan Indonesia

NO TOPIK Year Autor(s) Title


8 2021 Ari Rio Pambudi KEWAJIBAN
PEMENUHAN
KETERSEDIAAN
JAGUNG UNTUK
PENJAMINAN
KETAHANAN
PANGAN NASIONAL

NO TOPIK Year Autor(s) Title


9 2021 Maria Dyah Ayu MANAJEMEN
Pitaloka, Agus Sudarya, KETAHANAN
Edy Saptono PANGAN MELALUI
PROGRAM
DIVERSIFIKASI
PANGAN DI
SUMATERA UTARA
DALAM RANGKA
MENDUKUNG
PERTAHANAN
NEGARA
Journal Research Questions Contribution/Purpose of study

Jurnal Governansi Pertanyaan penelitian dari Tujuan penelitian dari artikel ini
artikel ini adalah adalah untuk mendeskripsikan
bagaimana implementasi implementasi program urban
program urban farming farming sebagai upaya menyediakan
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan pada masa
kebutuhan pangan pada pandemi Covid-19, khususnya di
masa pandemi Covid-19 Kelurahan Jeruk, Surabaya. Program
di Kelurahan Jeruk, ini bertujuan untuk meningkatkan
Surabaya ketahanan pangan dengan
melibatkan partisipasi masyarakat.

Journal Research Questions Contribution/Purpose of study


Jurnal Respon Publik Bagaimana implementasi Tujuan penelitian dari artikel ini
program urban farming di adalah untuk mengevaluasi
Kota Malang dapat implementasi program urban
meningkatkan ketahanan farming di Kota Malang, dengan
pangan dan kualitas hidup fokus pada bagaimana program
masyarakat perkotaan? tersebut dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat perkotaan
melalui peningkatan ketahanan
pangan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor
pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan program urban farming
serta memberikan saran untuk
meningkatkan efektivitas dan
efisiensi program tersebut di masa
depan.

Journal Research Questions Contribution/Purpose of study


Jurusan Administrasi Pertanyaan penelitian dari Tujuan penelitian dari artikel ini
Negara, Fakultas Ilmu artikel ini adalah untuk adalah untuk mengkaji implementasi
Admiministrasi, mengetahui gambaran kebijakan Dinas Ketahanan Pangan
Universitas Islam Malang implementasi kebijakan dan Pertanian dalam meningkatkan
Dinas Ketahanan Pangan kesejahteraan petani di Kabupaten
Dan Pertanian dalam Probolinggo, dengan fokus pada
meningkatkan identifikasi program-program yang
kesejahteraan petani dilaksanakan, faktor pendukung,
beserta faktor-faktor yang serta faktor penghambat dalam
mempengaruhi kebijakan implementasi kebijakan tersebut.
tersebut

Journal Research Questions Contribution/Purpose of study


jurnal Badan Penelitian Pertanyaan penelitian dari Tujuan penelitian dari artikel ini
dan Pengembangan artikel ini adalah untuk adalah untuk menganalisis tingkat
Daerah Kabupaten mengetahui seberapa ketahanan pangan keluarga di
Malang besar dampak pandemi Kabupaten Malang yang terdampak
Covid-19 terhadap Covid-19. Penelitian ini bertujuan
ketahanan pangan rumah untuk memahami bagaimana
tangga masyarakat di pandemi Covid-19 mempengaruhi
Kabupaten Malang, ketersediaan dan aksesibilitas
berdasarkan tingkat pangan bagi masyarakat di
konsumsi serta Kabupaten Malang, serta untuk
pendapatan selama mengidentifikasi dampak pandemi
pandemi terhadap pola konsumsi dan daya
beli dalam konteks ketahanan
pangan. Selain itu, penelitian ini
juga bertujuan untuk memberikan
rekomendasi kebijakan yang dapat
membantu meningkatkan ketahanan
pangan selama dan pasca pandemi
Covid-19.

Journal Research Questions Contribution/Purpose of study


Jurnal Kybernan, Vol. 12, Pertanyaan penelitian dari Tujuan penelitian dari artikel ini
No. 2, 2021 artikel ini adalah untuk adalah untuk menganalisis peran
mengidentifikasi civil society dan militer dalam
hubungan kausalitas atas mencapai ketahanan pangan di Jawa
posisi dan peran Timur, mengidentifikasi tantangan
masyarakat sipil dan yang dihadapi dalam upaya
negara terkait dengan ketahanan pangan, dan
penguatan ketahanan mengevaluasi efektivitas kolaborasi
pangan di daerah antara civil society dan militer
dalam menjaga ketahanan pangan
yang berkelanjutan. Selain itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk
memahami dampak keterlibatan
militer dalam program ketahanan
pangan terhadap profesionalisme
militer dan dinamika masyarakat,
serta menilai bagaimana hubungan
sipil-militer dapat diatur untuk
mendukung ketahanan pangan tanpa
mengorbankan prinsip demokrasi
dan kemandirian masyarakat.

Journal Research Questions Contribution/Purpose of study


Jurnal Niara Vol. 14, No. Pertanyaan penelitian dari Tujuan penelitian dari artikel ini
2 September 2021, Hal. artikel ini adalah tentang adalah untuk memunculkan faktor-
59-66 evaluasi kebijakan faktor penghambat dalam
program di Bidang pelaksanaan program kebijakan di
Tanaman Pangan dan Bidang Tanaman Pangan dan
Hortikultura dalam Hortikultura dalam rangka
rangka pengentasan pengentasan kemiskinan pada Dinas
kemiskinan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
Ketahanan Pangan dan Kota Dumai.
Pertanian Kota Dumai

Journal Research Questions Contribution/Purpose of study


JURNAL HAM Pertanyaan penelitian dari Tujuan penelitian ini agar dimuatnya
Volume 12, Nomor 2, artikel ini adalah hak atas pangan sebagai materi
Agustus 2021 mengenai "Urgensi muatan konstitusi.
Pengaturan Hak Atas
Pangan Warga Negara
dalam Amandemen
Kelima UUD 1945"

Journal Research Questions Contribution/Purpose of study


Jurnal Pendidikan Pertanyaan penelitian Berdasarkan informasi yang
Tambusai yang dapat diidentifikasi disajikan, tujuan penelitian dari
Volume 5 Nomor 2 meliputi: artikel ini dapat diringkas sebagai
Tahun 2021 Halaman 1. Bagaimana perubahan berikut:
5075-5085 lingkungan global, 1. Menganalisis Ketahanan
pertumbuhan populasi, Pangan di Finlandia : Untuk
dan kebutuhan produksi memahami Finlandia dalam Global
pangan yang meningkat Food Security Index (GFSI) dan
mempengaruhi ketahanan mengidentifikasi faktor-faktor yang
pangan di Finlandia? berkontribusi terhadap peringkat
2. Apa saja tantangan tinggi Finlandia dalam ketahanan
utama yang dihadapi pangan global.
Finlandia dalam 2. Membandingkan Ketahanan
mempertahankan Pangan Finlandia dengan
ketahanan pangannya? Indonesia : Untuk mengeksplorasi
3. Peluang apa yang dapat perbedaan dalam indikator
dimanfaatkan oleh ketahanan pangan antara Finlandia
Finlandia untuk dan Indonesia, serta
memperkuat ketahanan mengidentifikasi area di mana kedua
pangannya? negara dapat belajar satu sama lain
4. Bagaimana Finlandia dalam hal strategi dan kebijakan
dapat mengatasi ketahanan pangan.
ketergantungan pada 3. Mengidentifikasi Tantangan
impor input pertanian dan dan Peluang : Untuk mengenali
makanan yang tantangan yang dihadapi Finlandia
dikonsumsi untuk dalam mempertahankan ketahanan
menjaga ketahanan pangannya, termasuk
pangannya? ketergantungan pada impor input
pertanian dan makanan, fluktuasi
harga, dan sistem pangan yang
mengancam, serta peluang untuk
Journal Research Questions Contribution/Purpose of study
Jurnal Kebijakan Publik, Bagaimana solusi untuk Tujuan penelitian nasional dari
Volume 12, Nomor 1, mengatasi permasalahan artikel ini adalah untuk mencari
Maret 2021, hlm. 1-62 kelangkaan jagung di solusi atas permasalahan kelangkaan
Indonesia dan menjamin jagung di Indonesia dan menjamin
ketahanan pangan ketahanan pangan melalui
nasional melalui penyediaan cadangan jagung
penyediaan cadangan nasional. Penelitian ini bertujuan
jagung nasional? untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam sistem manajemen stok
jagung dan koordinasi antara
lembaga pemerintah, serta
menawarkan rekomendasi kebijakan
yang dapat memperbaiki
pengelolaan data produksi jagung
dan memastikan ketersediaan jagung
bagi peternak rakyat.

Journal Research Questions Contribution/Purpose of study


Jurnal Pertahanan & Bela Pertanyaan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk
Negara | Volume 7 tersebut adalah: menganalisis manajemen ketahanan
Nomor 2 Tahun 2021 A. Bagaimana pangan dan mengidentifikasi
manajemen pangan kendala yang dihadapi dalam
Pemda ketahanan program diversifikasi pangan di
Sumatera Utara dalam Sumatera Utara. Penelitian ini
memenuhi kebutuhan bertujuan untuk menyoroti
pangan rakyat? bagaimana program diversifikasi
B. Bagaimana kendala pangan dapat mendukung ketahanan
yang dihadapi dari pangan nasional dan pertahanan
program diversifikasi negara, serta untuk mengidentifikasi
pangan di Sumatera strategi yang efektif dalam
Utara? mengatasi ketergantungan
masyarakat terhadap beras dan
meningkatkan konsumsi pangan
lokal.
Theory/Concept Data Contex of Study

Teori yang digunakan dalam artikel ini mengacu Konteks penelitian dari
pada teori implementasi kebijakan yang diuraikan artikel ini adalah
oleh Horn (1975), yang berfokus pada enam faktor implementasi program
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan urban farming sebagai
implementasi kebijakan. Keenam faktor tersebut upaya pemenuhan
adalah tujuan dan standar kebijakan, sumber daya kebutuhan pangan pada
kebijakan, karakteristik badan pelaksana, kualitas masa pandemi Covid-19
hubungan antar organisasi, disposisi pelaksana, serta di Kelurahan Jeruk,
kondisi politik, sosial, dan ekonomi Surabaya. Penelitian ini
berfokus pada bagaimana
program urban farming
diimplementasikan untuk
meningkatkan ketahanan
pangan di wilayah
perkotaan selama
pandemi, dengan
memanfaatkan lahan
kosong dan ruang terbuka
hijau untuk aktivitas
pertanian

Theory/Concept Data Contex of Study


Teori yang digunakan dalam artikel ini adalah teori Konteks penelitian dari
implementasi kebijakan yang diungkapkan oleh Van artikel ini adalah
Meter dan Van Horn, karena sudah memenuhi enam implementasi program
model implementasi kebijakan yang sudah urban farming di Kota
diisyaratkan dalam hal pelaksanaan seperti ukuran Malang sebagai upaya
dan tujuan kebijakan, sumber-sumber kebijakan, pemerintah dalam
komunikasi antar organisasi, karakteristik badan meningkatkan kualitas
pelaksanaan, lingkungan ekonomi, sosial, dan politik hidup masyarakat
serta sikap pelaksana perkotaan dalam hal
kebutuhan pangan.

Theory/Concept Data Contex of Study


Teori yang digunakan dalam artikel ini adalah teori Konteks penelitian dari
implementasi kebijakan menurut Riant Nugroho, artikel ini adalah upaya
yang mengemukakan bahwa implementasi kebijakan Dinas Ketahanan Pangan
pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dan Pertanian Kabupaten
dapat mencapai tujuannya. Teori ini juga Probolinggo dalam
menyebutkan bahwa dalam proses penyusunan meningkatkan
kebijakan sudah didasarkan pada kebutuhan yang kesejahteraan petani
sudah diperhitungkan rasionalitasnya, dimana melalui implementasi
rasionalitas merupakan perbandingan antara kebijakan publik.
pengorbanan dan hasil yang dicapai dengan Penelitian ini dilakukan
menekankan pada aspek efisiensi dan ekonomis. atas dasar adanya isu atau
Selain itu, artikel ini juga mengacu pada teori George fenomena tentang
Edward III yang mengemukakan bahwa ada empat menurunya kesejahteraan
faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi petani yang diakibatkan
kebijakan, yaitu communication, resource, oleh langkanya pupuk
disposition, dan bureaucratic structures subsidi pada tahun 2020.
Untuk mengatasi hal
tersebut, Dinas
Ketahanan Pangan dan
Pertanian mengeluarkan
kebijakan publik berupa
program peningkatan
kapasitas kelembagaan
pertanian, peningkatan
program dan informasi
penyuluhan, dan
pengembangan agribisnis

Theory/Concept Data Contex of Study


rtikel ini tidak secara eksplisit menyebutkan teori Konteks penelitian dari
tertentu yang digunakan sebagai dasar analisis atau artikel ini adalah analisis
kerangka teori. Namun, dari konteks dan mengenai dampak
pembahasan yang ada, artikel ini mengandalkan pandemi COVID-19
konsep-konsep dasar ketahanan pangan dan dampak terhadap ketahanan
pandemi Covid-19 terhadap ekonomi dan pangan keluarga di
ketersediaan pangan. Konsep ketahanan pangan Kabupaten Malang.
secara umum Merujuk pada ketersediaan, Penelitian ini bertujuan
aksesibilitas, dan konsumsi pangan yang cukup, untuk memahami
aman, dan bergizi untuk semua orang setiap saat bagaimana pandemi
[FAO, 2006]. Dalam konteks pandemi, artikel ini mempengaruhi
mengeksplorasi bagaimana Covid-19 mempengaruhi kemampuan keluarga
aspek-aspek tersebut di Kabupaten Malang, termasuk dalam memenuhi
melalui pengaruhnya terhadap pendapatan dan kebutuhan pangan
kemiskinan yang berdampak pada akses mereka, dengan fokus
pangan. Selain itu, artikel ini juga menyentuh konsep pada aspek ketersediaan,
strategi penanggulangan atau penyelesaian masalah akses, dan keterjangkauan
yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi pangan. Penelitian ini
akses pangan selama pandemi. menggunakan metode
Jadi, meskipun tidak secara eksplisit menyatakan kualitatif dan kuantitatif,
teorinya, artikel ini mengandalkan konsep-konsep melibatkan pengumpulan
ketahanan pangan dan dampak sosial-ekonomi data melalui FGD (Focus
pandemi Covid-19 sebagai landasan analisisnya. Group Discussion) dan
kuesioner online. Analisis
dilakukan terhadap pola
konsumsi pangan, jenis
lauk yang dikonsumsi,
makanan tambahan yang
diminati, serta tingkat
ketahanan pangan
berbagai strata sosial
Theory/Concept Data Contex of Study
Artikel ini mengacu pada beberapa teori utama Konteks penelitian dari
dalam konteks ketahanan pangan dan relasi sipil- artikel ini adalah
militer. Pertama, teori yang diusulkan oleh ketahanan pangan sebagai
Huntington mengenai idealnya militer beroperasi di isu sentral dalam konteks
luar masyarakat sipil namun tetap di bawah kontrol pembangunan nasional,
sipil untuk menghindari penetrasi militer dalam dengan fokus pada
ranah politik. Huntington menekankan pentingnya kolaborasi antara militer
kontrol sipil atas militer untuk menjaga netralitas dan dan masyarakat sipil
profesionalisme militer dalam politik. Kedua, teori untuk mencapai
agensi yang dikemukakan oleh Feaver, yang ketahanan pangan yang
menjelaskan relasi antara sipil (sebagai prinsipal) dan efektif dan berkelanjutan
militer (sebagai agen), dengan fokus pada legitimasi di Jawa Timur. Penelitian
institusi militer dan jaminan institusional bagi sipil ini menggunakan
untuk mengendalikan militer. Ketiga, pandangan pendekatan explanatory
Gramsci tentang peran masyarakat sipil sebagai research untuk
basis kekuatan untuk melawan negara hegemoni- mengidentifikasi
kapitalis, yang relevan dalam konteks ketahanan hubungan kausalitas atas
pangan sebagai manifestasi dari peran aktif posisi dan peran
masyarakat dalam implementasi strategi dan masyarakat sipil dan
kebijakan pemerintah. Keempat, pandangan Cohen negara terkait dengan
dan Arato tentang masyarakat sipil sebagai penguatan ketahanan
penopang perkembangan demokrasi melalui pangan di daerah, serta
pembentukan asosiasi demokratik dan penciptaan melibatkan studi
ruang dialogis, yang penting dalam konteks komunitas dan
ketahanan pangan sebagai bagian dari keamanan stakeholder untuk
manusia dan kemanusiaan yang beradab. mendapatkan data terkait
Kesimpulannya, artikel ini mengintegrasikan teori- kepentingan strategi dari
teori tersebut untuk menganalisis dinamika antara pembuat kebijakan
militer, masyarakat sipil, dan negara dalam konteks tentang berbagai regulasi,
ketahanan pangan, dengan fokus pada bagaimana kebijakan, dan
relasi tersebut dapat mempengaruhi efektivitas dan implementasi dari
Theory/Concept Data Contex of Study
Teori yang digunakan dalam artikel ini adalah teori Teori yang digunakan
William N.Dunn yang digunakan untuk analisis dalam artikel ini adalah
fenomena yang terjadi dalam evaluasi kebijakan teori William N.Dunn
program di Bidang Tanaman Pangan dan yang digunakan untuk
Hortikultura dalam rangka pengentasan kemiskinan analisis fenomena yang
pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota terjadi dalam evaluasi
Dumai kebijakan program di
Bidang Tanaman Pangan
dan Hortikultura dalam
rangka pengentasan
kemiskinan pada Dinas
Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Dumai

Theory/Concept Data Contex of Study


rtikel ini tidak secara eksplisit menyebutkan teori Konteks penelitian dari
tertentu yang digunakan sebagai dasar artikel ini fokus pada
analisisnya. Namun, dari konteks dan pembahasan urgensi pengaturan hak
yang ada, artikel ini fokus pada analisis hukum atas pangan warga negara
normatif dan doktrinal dalam konteks pengaturan hak dalam Amandemen
atas pangan warga negara dalam Amandemen Kelima UUD 1945.
Kelima UUD 1945. Penelitian ini menggunakan Penelitian ini
pendekatan peraturan-undangan dan pendekatan dilatarbelakangi oleh
konteks untuk menganalisis prinsip-prinsip dan potret buruk memuat hak
norma -norma peraturan-undangan yang berkaitan atas pangan di Indonesia,
dengan hak atas pangan. Oleh karena itu, teori yang yang menunjukkan
mendasari penelitian ini dapat diinterpretasikan kelemahan dalam UUD
sebagai teori hukum normatif dan doktrinal yang 1945 terkait jaminan,
berkaitan dengan analisis peraturan perundang- mencakup, dan
undangan dan konsep-konsep hukum terkait hak atas perlindungan hak atas
pangan. pangan yang tidak diatur
secara eksplisit.

Theory/Concept Data Contex of Study


Berikut ini adalah beberapa konsep yang dapat Konteks penelitian dari
diinterpretasikan sebagai dasar teoritis dari artikel: artikel ini berfokus pada
1. Konsep Ketahanan Pangan : Artikel ini ketahanan pangan di
mengacu pada ketahanan pangan sebagai Finlandia, dengan
ketersediaan, akses, dan pemanfaatan pangan yang mempertimbangkan
berhubungan dengan kesejahteraan manusia, yang berbagai aspek seperti
sesuai dengan definisi ketahanan pangan oleh ketersediaan, akses, dan
organisasi seperti FAO. pemanfaatan pangan
2. Teori Ketahanan : Artikel ini menyentuh konsep dalam konteks global dan
ketahanan dalam konteks sistem sosial-ekologi, yang lokal. Penelitian ini
mengacu pada kemampuan sistem untuk mengeksplorasi
mempertahankan dan menyesuaikan fungsinya di bagaimana sistem sosial-
hadapan perubahan lingkungan dan tekanan ekologi mempertahankan
eksternal. Hal ini berkaitan dengan teori ketahanan dan menyesuaikan
yang dijelaskan oleh Brand dan Jax (2007) sebagai fungsinya di tengah
konsep deskriptif dan objek batas. perubahan lingkungan
4. Ekonomi Politik Ketahanan Pangan : Artikel ini global, pertumbuhan
juga menyiratkan aspek ekonomi politik ketahanan populasi, dan kebutuhan
pangan, seperti yang dijelaskan oleh Timmer (1997), yang meningkat akan
yang menekankan hubungan antara pembangunan, produksi pangan, barang,
ekonomi, dan digitalisasi dalam mendukung jasa, dan energi. Artikel
ketahanan pangan. ini juga menyoroti
5. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) : tantangan yang dihadapi
Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, tujuan Finlandia dalam menjaga
penelitian dan diskusi dalam artikel ini juga ketahanan pangannya,
berkaitan dengan beberapa tujuan pembangunan termasuk ketergantungan
berkelanjutan, terutama yang berkaitan dengan pada impor input
mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan, pertanian dan makanan,
dan meningkatkan pertanian berkelanjutan. serta dilema dalam
6. Analisis SWOT : Artikel ini menggunakan menjaga ketahanan
analisis SWOT untuk melontarkan kekuatan, pangan di masa
Theory/Concept Data Contex of Study
Artikel ini mengacu pada beberapa teori dan konsep Konteks penelitian dari
yang relevan dengan ketahanan pangan dan artikel ini adalah urgensi
pengelolaan sumber daya pertanian, khususnya penyediaan cadangan
jagung, sebagai berikut: Teori Ketahanan Pangan : jagung nasional di
Sumardjo menekankan pentingnya memperhatikan Indonesia untuk
beberapa prinsip yang terkait dengan ketahanan mengatasi permasalahan
pangan, termasuk peran rumah tangga sebagai unit kelangkaan jagung dan
utama dalam menyediakan kebutuhan pangan dan menjamin ketahanan
kewajiban negara dalam menjamin hak atas pangan pangan nasional.
bagi warganya

Theory/Concept Data Contex of Study


teori yang digunakan dalam penelitian ini fokus Konteks kajian ini fokus
pada analisis ketahanan pangan rumah tangga pada ketahanan pangan
berdasarkan proporsi pengeluaran pangan dan dan diversifikasi pangan
konsumsi pokok masyarakat, seperti yang dijelaskan di Sumatera Utara,
oleh Arida, A., Sofyan, & Fadhiela, K. (2015) dalam dengan
daftar pustaka. Teori ini membantu dalam mempertimbangkan
memahami bagaimana pengeluaran untuk pangan berbagai aspek seperti
dan jenis konsumsi pokok dapat mempengaruhi pengembangan industri
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Selain pengolahan hasil
itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan pertanian (agroindustri),
fenomenologi untuk mengungkap dan memahami pengembangan teknologi
realitas penelitian berdasarkan perspektif subjek pengolahan pangan, dan
penelitian, yang memungkinkan peneliti untuk upaya meningkatkan daya
menangkap dan melihat berbagai permasalahan yang saing produk hasil
terjadi di masyarakat terkait dengan ketahanan pengolahan pangan
pangan dan diversifikasi pangan. lokal. Kajian ini juga
mengeksplorasi kendala-
kendala yang dihadapi
dalam program
diversifikasi pangan,
termasuk konversi lahan
pertanian ke
nonpertanian,
permasalahan irigasi,
degradasi sumber daya
udara, dan
ketergantungan
masyarakat terhadap
beras. Selain itu, konteks
ini mencakup upaya
Dinas Ketahanan Pangan
Unit of Analysis Methods

Unit analisis dari artikel Metode penelitian yang digunakan


ini adalah implementasi dalam artikel ini adalah metode
program urban farming penelitian kualitatif. Penelitian
pada masa pandemi kualitatif dilakukan untuk meneliti
Covid-19 di Kelurahan kondisi objek alamiah, dimana
Jeruk, Surabaya. Hal ini peneliti merupakan instrumen
didasarkan pada tujuan kunci. Teknik pengumpulan data
penelitian yang mengkaji dilakukan secara triangulasi
implementasi program (gabungan), analisis data bersifat
tersebut dalam konteks induktif, dan hasil penelitian
memenuhi kebutuhan kualitatif lebih menekankan makna
pangan daripada generalisasi.

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dari artikel Metode penelitian dari artikel ini
ini adalah implementasi adalah dengan menggunakan
program urban farming di pendekatan kualitatif dan jenis
Kota Malang, khususnya penelitian deskriptif. Pada
pada Dinas Ketahanan pengumpulan data dilakukan
Pangan dan Pertanian dengan teknik wawancara,
Kota Malang serta observasi, dan dokumentasi
masyarakat di Kelurahan
Dinoyo dan Kelurahan
Penanggungan sebagai
pelaksana dan penerima
manfaat dari program
tersebut

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dari artikel Metode penelitian dari artikel ini
ini adalah implementasi adalah deskriptif-kualitatif, dengan
kebijakan Dinas teknik pengumpulan data melalui
Ketahanan Pangan dan wawancara, observasi, dan
Pertanian dalam dokumentasi
meningkatkan
kesejahteraan petani di
Kabupaten Probolinggo

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dari artikel Metode penelitian dari artikel ini
ini adalah rumah tangga menggunakan pendekatan
keluarga di Kabupaten kualitatif dan
Malang yang terdampak kuantitatif. Pendekatan kualitatif
oleh pandemi Covid-19 bertujuan untuk menggali data
terkait fenomena sosial yang
terjadi di masyarakat Kabupaten
Malang selama pandemi Covid-19,
didukung dengan sejumlah data
primer dan sekunder. Sementara
itu, pendekatan kuantitatif
dilakukan dengan menganalisis
hasil kuesioner yang disebar secara
berani menggunakan Google Form

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dari artikel Metode penelitian dari artikel ini
ini adalah relasi antara menggunakan pendekatan
civil society (masyarakat explanatory research untuk
sipil) dan militer dalam mengidentifikasi hubungan
konteks ketahanan kausalitas atas posisi dan peran
pangan di Jawa Timur. masyarakat sipil dan negara terkait
Penelitian ini mengambil dengan penguatan ketahanan
studi kasus relasi tersebut pangan di daerah. Dalam
untuk menganalisis penelitian ini, dilaksanakan
bagaimana kolaborasi Community Studies dan
antara kedua entitas Stakeholders studies yang
tersebut dapat dimaksudkan untuk mendapatkan
mendukung pelembagaan data terkait kepentingan strategi
dan sustainability dari pembuat kebijakan tentang
ketahanan pangan, berbagai regulasi, kebijakan,
khususnya dalam maupun implementasi dari
menghadapi tantangan kebijakan yang berhubungan
seperti pandemi yang dengan berbagai aspek ketahanan
membatasi pergerakan pangan
dan keluwesan kebijakan
ketahanan pangan

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dari artikel Metode penelitian dari artikel ini
ini adalah Dinas adalah deskriptif dengan analisis
Ketahanan Pangan dan kualitatif. Untuk memperoleh data,
Pertanian Kota Dumai, penelitian ini menggunakan
khususnya di Bidang metode triangulasi, yang meliputi
Tanaman Pangan dan observasi, wawancara, dan
Hortikultura dalam dokumen
rangka pengentasan
kemiskinan

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dari artikel Metode penelitian dari artikel ini
ini adalah prinsip-prinsip adalah penelitian hukum normatif,
dan norma-norma yang menggunakan metode
peraturan-undangan yang doktrinal dalam menganalisis
berkaitan dengan Urgensi prinsip-prinsip dan norma-norma
Pengaturan Hak Atas peraturan-undangan yang
Pangan Warga Negara berkaitan dengan Urgensi
dalam Amandemen Pengaturan Hak Atas Pangan
Kelima UUD 1945, serta Warga Negara dalam Amandemen
konsep-konsep hukum Kelima UUD 1945. Dalam
terkait hak atas penelitian ini, digunakan dua
pangan. Penelitian ini pendekatan, yaitu: pendekatan
menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan,
peraturan-undangan dan dan pendekatan konteks
pendekatan konseptual
untuk menganalisis
materi tersebut.

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dari artikel Metode penelitian yang digunakan
ini adalah sistem pangan dalam artikel ini adalah
Finlandia, yang pendekatan kualitatif dengan
mencakup aspek metode studi deskriptif. Analisis
ketersediaan, akses, dan deskriptif dilakukan terhadap
pemanfaatan pangan, laporan Global Food Security
serta kebijakan dan Index (GFSI), literatur dan laporan
strategi yang diterapkan terkait serta berita online dan
Finlandia untuk media cetak
memperkuat ketahanan
pangannya. Hal ini
didasarkan pada analisis
pada kondisi sistem
pangan Finlandia,
termasuk kekuatan,
kelemahan, peluang, dan
ancaman yang
dihadapinya, serta
perbandingan posisi
ketahanan pangan
Finlandia dengan negara
lain berdasarkan Global
Food Security Index
(GFSI)

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dari artikel Metode penelitian dari artikel ini
ini adalah kebijakan dan adalah metode yuridis
regulasi terkait normatif. Penelitian ini
penyediaan cadangan menggunakan pendekatan hukum
jagung nasional di normatif dengan mencari peraturan
Indonesia, serta hukum, pernyataan hukum, atau
koordinasi antara ajaran hukum untuk memberikan
Kementerian Pertanian jawaban atas masalah hukum yang
dan Badan Pusat Statistik dihadapi. Penelitian ini
(BPS) dalam mengelola memanfaatkan data yang diperoleh
data kebutuhan dan dari berbagai sumber hukum
produksi jagung primer dan sekunder untuk
nasional. Hal ini melakukan analisis.
bertujuan untuk
mengatasi permasalahan
kelangkaan jagung dan
memastikan ketahanan
pangan nasional

Unit of Analysis Methods


Unit analisis dalam Metode penelitian yang digunakan
penelitian ini adalah dalam penelitian ini adalah metode
manajemen ketahanan penelitian kualitatif dengan desain
pangan melalui program penelitian
diversifikasi pangan di fenomenologi. Pendekatan
Sumatera Utara, yang fenomenologi dilakukan untuk
mencakup perencanaan, menangkap dan melihat berbagai
pengorganisasian, persoalan yang terjadi di
pelaksanaan, dan masyarakat dan mengungkap
pengawasan ketahanan makna yang terkandung di
pangan oleh Pemerintah dalamnya, berupaya
Daerah Sumatera mengungkapkan dan memahami
Utara. Selain itu, realitas penelitian berdasarkan
penelitian ini juga perspektif subjek penelitian
mengambil unit analisis
pada tingkat rumah
tangga, khususnya dalam
konteks analisis
ketahanan pangan rumah
tangga berdasarkan
proporsi pengeluaran
pangan dan konsumsi
pokok masyarakat
Findings

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program urban farming di Kelurahan Jeruk,
Surabaya, pada masa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak positif secara sosial dan
ekonomi. Program ini berhasil meningkatkan ketahanan pangan dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat. Berikut adalah beberapa temuan utama dari penelitian:
1. Tujuan dan Standar yang Jelas : Program urban farming telah memiliki tujuan dan
standar yang jelas dalam upaya menyediakan kebutuhan pangan selama pandemi.
2. Sumber Daya yang Cukup : Implementasi program ini didukung oleh sumber daya
manusia, finansial, dan waktu yang cukup, memungkinkan pelaksanaan kegiatan urban
farming berjalan efektif.
3. Hubungan Antarorganisasi yang Baik : Terdapat koordinasi dan komunikasi yang baik
antara berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah setempat, komunitas, dan masyarakat,
yang mendukung suksesnya program.
4. Karakteristik Pelaksana yang Optimal : Pelaksana program memiliki pemahaman,
pendalaman, dan respon yang baik terhadap program urban farming, meskipun disposisi
pelaksana masih perlu ditingkatkan.
5. Kondisi Politik, Sosial, dan Ekonomi : Kondisi politik, sosial, dan ekonomi di Kelurahan
Jeruk mendukung implementasi program, namun masih perlu perbaikan dalam hal kondisi
politik untuk meningkatkan efektivitas program.
6. Perlu Sosialisasi Intensif : Diperlukan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat,
memuat konsep inovasi, dan komunikasi yang baik untuk meningkatkan pemahaman dan
partisipasi masyarakat dalam program.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan gambaran tentang pentingnya program urban
farming dalam memenuhi kebutuhan pangan selama pandemi Covid-19 dan menyoroti
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi program tersebut.

Findings
Hasil penelitian dari artikel ini menunjukkan bahwa implementasi program urban farming di
Kota Malang telah dilakukan sesuai dengan teori implementasi kebijakan yang diungkapkan
oleh Van Meter dan Van Horn. Program ini berhasil meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan keluarga serta memotivasi mereka untuk membentuk kelompok pertanian.
Implementasi program urban farming di Kelurahan Dinoyo dan Kelurahan Penanggungan
dilakukan dengan baik, mendukung pengembangan perekonomian dan kegiatan sosial di
Kota Malang. Masyarakat dapat meningkatkan pendapatan ekonomi secara mandiri dari hasil
panen, baik untuk konsumsi pribadi maupun untuk dijual. Lokasi pelaksanaan program urban
farming memanfaatkan lahan pekarangan kosong dan lahan pekarangan rumah warga
seoptimal mungkin

Findings
Hasil penelitian dari artikel ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo dalam meningkatkan kesejahteraan
petani dilakukan melalui berbagai program, seperti peningkatan kapasitas kelembagaan
pertanian, peningkatan program dan informasi penyuluhan, serta pengembangan agribisnis.
Faktor pendukung implementasi kebijakan tersebut meliputi komunikasi, sumber daya dan
sarana prasarana, pemodalan petani, dan jumlah produksi. Namun, terdapat juga faktor
penghambat, seperti sumber daya manusia, iklim dan cuaca, berkurangnya luas lahan,
teknologi dan sarana prasarana, serta harga komoditi pasar. Saran yang diberikan untuk
mengatasi hambatan tersebut antara lain adalah melakukan pendekatan lebih kepada para
petani, melakukan pengecekan terlebih dahulu pada sarana prasarana yang akan disalurkan,
mengedepankan adaptasi dan mitigasi iklim, serta mengikuti laju perkembangan zaman
dengan turut aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian melalui kelompok tani.

Findings
Hasil penelitian dari artikel ini menunjukkan bahwa:
1. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Malang masih cukup mencukupi kebutuhan pangan
selama pandemi Covid-19, namun ada sebagian kecil yang mengalami kesulitan pangan.
2. Dampak Covid-19 terhadap ketersediaan pangan di Kabupaten Malang disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), gagal panen, dan menurunnya
daya beli masyarakat.
3. Terdapat penyesuaian pola konsumsi masyarakat, terutama dalam intensitas makan dan
komposisi menu, sebagai respons terhadap pandemi.
4. Tingkat ketahanan pangan berbeda-beda antara lapisan masyarakat, dengan kelas
menengah ke atas lebih mampu menghadapi dampak pandemi dibandingkan dengan kelas
bawah.
5. Sebagian besar rumah tangga mengalami kesulitan dalam mengakses pangan selama
pandemi, terutama dalam mencari bahan pangan pokok. Ketersediaan pangan pengganti juga
sulit diperoleh oleh sebagian besar rumah tangga.
6. Konsumsi pangan masih didominasi oleh beras, namun sebagian kecil masyarakat
memperoleh pangan dari hasil panen sendiri atau dengan bantuan keluarga.
7. Peran pemerintah dalam menjamin ketersediaan pangan dan stabilisasi harga sangat
penting untuk mengatasi kesulitan pangan yang dialami masyarakat.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam menyusun kebijakan terkait ketahanan
pangan selama pandemi Covid-19.

Findings
Hasil penelitian dari artikel ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara Civil Society dan
Militer dalam mewujudkan ketahanan pangan menjadi penunjang utama dalam pelembagaan
ketahanan pangan dan menjaga sustainability ketahanan pangan hingga level terendah,
khususnya di masa pandemi yang membatasi pergerakan dan keluwesan kebijakan ketahanan
pangan terdahulu

Findings
Temuan penelitian dari artikel ini mencakup beberapa aspek penting terkait evaluasi program
kebijakan di Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam rangka pengentasan
kemiskinan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Dumai. Beberapa temuan
tersebut antara lain:
1. Masih rendahnya ketahanan pangan masyarakat dan belum optimalnya produksi pertanian
di Kota Dumai, yang mencakup diversifikasi konsumsi pangan lokal, Sumber Daya Manusia
pertanian yang masih kurang, harga sarana produksi yang mahal, dan harga komoditi
pertanian yang rendah.
2. Faktor-faktor penghambat dalam terlaksananya program kebijakan, yang mencakup
regulasi di bidang pertanian yang belum mendukung sepenuhnya, serta kendala dalam
produksi pertanian yang belum maksimal.
3. Penelitian ini menggunakan metode triangulasi untuk pengumpulan data, yang meliputi
observasi, wawancara, dan dokumen, untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas dan
mendalam mengenai fenomena yang terjadi.

Findings
Temuan penelitian dari artikel ini mencakup beberapa poin penting terkait urgensi pengaturan
hak atas pangan warga negara dalam Amandemen Kelima UUD 1945, antara lain:
1. Pentingnya Amandemen Kelima UUD 1945 : Penelitian ini menemukan bahwa
amandemen kelima UUD 1945 sangat penting untuk memasukkan pengaturan yang tegas
terhadap penyediaan hak atas pangan warga negara. Hal ini didasarkan pada potensi untuk
menghilangkan dan mengurangi hak atas pangan yang menjadi sangat sulit diwujudkan
dalam kebijakan-kebijakan penguasaan tanpa adanya amandemen tersebut
2. Perbandingan dengan Penelitian Lain : Penelitian ini juga menemukan perbedaan
pendekatan dengan penelitian lain yang telah ada. Misalnya, penelitian ini lebih menekankan
pada amandemen formal oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai cara yang
paling tepat untuk memberikan hak atas pangan warga negara, berbeda dengan penelitian lain
yang mungkin lebih menekankan pada interpretasi hakim konstitusi atau aspek lain dari
perlindungan pangan.
3. Cara Mewujudkan Konstitusi Pangan : Salah satu temuan penting lainnya adalah
mengenai cara mewujudkan konstitusi pangan. Penelitian ini menyarankan penyediaan lahan
pertanian untuk lumbung pangan berkelanjutan sebagai salah satu cara yang harus dimuat
dalam konstitusi untuk mewujudkan hak atas pangan

Findings
Temuan penelitian dari artikel ini mencakup beberapa aspek penting terkait ketahanan pangan
di Finlandia, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Ketergantungan pada Impor : Finlandia menghadapi dilema dalam menjaga ketahanan
pangannya karena ketergantungan yang meningkat terhadap impor input pertanian, energi,
pakan ternak, dan mesin pertanian. Hal ini menimbulkan risiko terhadap ketahanan pangan
negara tersebut
2. Inovasi Produk Pangan : mengatasi Untuk kemandirian pada impor dan memperkuat
ketahanan pangannya, Finlandia berupaya meningkatkan inovasi dalam produk pangan dan
menjaga faktor input produksi pangan dalam negeri tetap stabil melalui penerapan Penelitian
dan Strategi Pangan untuk Finlandia 2021-2035.
3. Ketahanan Pangan yang Baik : Meskipun mampu menghadapi tantangan, Finlandia
memiliki ketahanan pangan yang baik, yang tercermin dari peringkatnya dalam Laporan
Global Food Security Index (GFSI) tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa Finlandia
memiliki sistem pangan yang relatif kuat dan Tangguh
4. Tantangan Ketahanan Pangan : Finlandia menghadapi tantangan dalam
mempertahankan ketahanan pangannya, termasuk perubahan dalam produksi makanan dan
jenis makanan, yang memerlukan strategi untuk memperkuat ketahanan pangannya.
5. Kekuatan Sistem Pangan Finlandia : Beberapa kekuatan sistem pangan Finlandia
termasuk pengetahuan akan nutrisi makanan, pengetahuan teknologi terbaik dalam bidang
pertanian, rantai pasok makanan yang pendek, produksi makanan yang aman dan transparan,
serta standar kesehatan hewan yang tinggi

Findings
Temuan penelitian dari artikel ini adalah bahwa untuk mengatasi permasalahan kelangkaan
jagung di masa mendatang, pemerintah perlu melakukan pembenahan data jagung nasional
yang mencakup kebutuhan data dan data produksi. Penguatan koordinasi antara Kementerian
Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan dapat menjawab permasalahan
ini. Data yang akurat menjadi kunci untuk merencanakan suatu kebijakan disertai dengan
mitigasi yang memadai. Selain itu, ditemukan juga bahwa perlunya adanya penguatan dan
koordinasi antara Kementerian Pertanian dengan BPS untuk melakukan pengawasan atas
penyusunan data kebutuhan dan produksi jagung nasional agar apabila diketahui adanya
potensi kelangkaan jagung di masa depan, keputusan dan mitigasi yang dilakukan dapat tepat
dan akurat

Findings
Temuan penelitian ini mencakup beberapa aspek penting terkait manajemen ketahanan
pangan dan program diversifikasi pangan di Sumatera Utara, antara lain:
1. Pengelolaan ketahanan pangan oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara meliputi empat
fungsi utama: perencanaan ketahanan pangan, pengorganisasian ketahanan pangan,
pelaksanaan ketahanan pangan, dan pengawasan ketahanan pangan. Hal ini termasuk upaya
pengolahan pangan lokal untuk meningkatkan minat masyarakat dalam konsumsi lokal,
pengembangan korporasi usaha tani, pemberdayaan masyarakat miskin melalui program aksi
Gerakan Masyarakat Mandiri Pangan (Gema Pangan), pengembangan lumbung pangan
masyarakat, dan Pemberdayaan serta Penanganan Daerah Rawan Pangan/Miskin (PDRP ). 2.
Terdapat kendala dalam program diversifikasi pangan, termasuk konversi lahan pertanian ke
nonpertanian yang sulit dikendalikan, degradasi sumber daya udara dan kinerja irigasi, serta
turunnya tingkat kesuburan fisik dan kimia lahan pertanian. Hal ini menunjukkan adanya
tantangan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan local.
3. Upaya untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat alternatif
terhadap beras masih menghadapi tantangan, termasuk kurangnya minat masyarakat terhadap
produk pangan lokal yang belum siap olah. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi dan
promosi yang lebih intensif terhadap konsumsi pangan local.
4. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara telah melakukan
berbagai kegiatan untuk mendukung ketahanan pangan, termasuk pengembangan Koorporasi
Usaha Tani, pemberdayaan masyarakat miskin melalui Program Aksi Gerakan Masyarakat
Mandiri Pangan (Gema Pangan), dan pengembangan lumbung pangan
Future Research Direction

Berdasarkan hasil dan analisis yang disajikan dalam artikel ini,


rekomendasi untuk penelitian masa depan adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi Efektivitas Program: Melakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengevaluasi efektivitas program urban farming dalam jangka panjang,
termasuk dampaknya terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan
ekonomi masyarakat.
2. Peningkatan Kondisi Politik: Meneliti lebih dalam tentang bagaimana
kondisi politik dapat ditingkatkan untuk mendukung implementasi program
urban farming, termasuk strategi untuk meningkatkan dukungan dari
pemerintah dan stakeholder terkait.
3. Strategi Sosialisasi dan Komunikasi: Mengembangkan dan
mengevaluasi strategi sosialisasi dan komunikasi yang lebih efektif untuk
meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam program
urban farming.
4. Pengembangan Model Inovasi: Meneliti pengembangan dan
implementasi model inovasi dalam urban farming yang dapat diadaptasi
dan diterapkan di berbagai konteks geografis dan sosial-ekonomi.
5. Analisis Dampak Sosial: Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
dampak sosial dari program urban farming, termasuk bagaimana program
ini mempengaruhi dinamika komunitas dan interaksi sosial di dalam
masyarakat.
6. Kajian Sumber Daya: Meneliti lebih lanjut tentang pengelolaan dan
alokasi sumber daya untuk program urban farming, termasuk cara-cara
untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia.
7. Perbandingan dengan Program Serupa: Melakukan studi komparatif
dengan program urban farming di lokasi lain untuk mengidentifikasi
praktik terbaik dan pelajaran yang dapat dipetik.
8. Pengaruh Perubahan Iklim: Meneliti bagaimana perubahan iklim
mempengaruhi implementasi dan hasil dari program urban farming, serta
strategi adaptasi yang dapat diterapkan.
Future Research Direction
ekomendasi yang Lebih Spesifik: Artikel ini memberikan beberapa
rekomendasi untuk meningkatkan implementasi program urban farming,
namun rekomendasi tersebut mungkin terlalu umum dan tidak cukup
spesifik. Rekomendasi yang lebih terperinci dan ditargetkan untuk
mengatasi tantangan spesifik yang diidentifikasi dalam penelitian akan
membuat artikel ini lebih bermanfaat bagi pembaca dan pemangku
kepentingan

Future Research Direction


Rekomendasi penelitian berikutnya dari artikel ini meliputi:
1. Pengembangan Studi Komparatif: Melakukan studi komparatif
dengan daerah lain yang memiliki kondisi geografis dan sosial ekonomi
yang serupa atau berbeda untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas
tentang implementasi kebijakan di berbagai konteks.
2. Analisis Kuantitatif: Mengintegrasikan metode kuantitatif untuk
mengukur secara objektif efektivitas program dan kebijakan yang telah
diimplementasikan, termasuk analisis dampak terhadap peningkatan
produksi dan kesejahteraan petani.
3. Penelitian Faktor Penghambat Lebih Mendalam: Melakukan
penelitian lebih mendalam mengenai faktor-faktor penghambat, seperti
sumber daya manusia, iklim dan cuaca, serta teknologi dan sarana
prasarana, untuk mengidentifikasi solusi yang lebih spesifik dan aplikatif.
4. Evaluasi Kebijakan Jangka Panjang: Melakukan evaluasi terhadap
kebijakan dan program yang telah diimplementasikan dalam jangka
panjang untuk menilai keberlanjutan dan dampak jangka panjangnya
terhadap kesejahteraan petani.
5. Studi tentang Partisipasi Petani: Meneliti lebih lanjut tentang tingkat
partisipasi petani dalam program yang dijalankan oleh Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian, termasuk hambatan dan motivasi mereka dalam
berpartisipasi.
6. Analisis Kebijakan Berbasis Bukti: Mendorong penggunaan analisis
kebijakan berbasis bukti yang lebih kuat untuk mendukung pengambilan
keputusan dan perumusan kebijakan di masa depan yang lebih efektif dan
efisien.
Rekomendasi-rekomendasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan efektivitas implementasi kebijakan di masa depan, serta untuk
mengatasi tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan kesejahteraan
petani.

Future Research Direction


Berdasarkan konteks dan temuan dari artikel tersebut, rekomendasi untuk
penelitian selanjutnya dapat mencakup beberapa aspek berikut:
1. Studi Komparatif Antara Daerah: Melakukan studi komparatif antara
Kabupaten Malang dengan daerah lain untuk memahami perbedaan strategi
dan keberhasilan dalam mengatasi masalah ketahanan pangan selama
pandemi.
2. Evaluasi Program Pemerintah: Menilai efektivitas program
penanggulangan kemiskinan dan ketahanan pangan yang diluncurkan oleh
pemerintah selama pandemi, untuk menentukan mana yang paling efektif
dan mengapa.

Future Research Direction


Rekomendasi penelitian selanjutnya dari artikel ini belum secara eksplisit
disebutkan dalam kutipan yang disediakan. Namun, berdasarkan konteks
dan hasil penelitian yang menunjukkan pentingnya kolaborasi antara Civil
Society dan Militer dalam mewujudkan ketahanan pangan, rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya dapat mencakup:
1. Penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme dan strategi efektif dalam
kolaborasi antara Civil Society dan Militer untuk meningkatkan ketahanan
pangan di daerah lain di Indonesia.
2. Analisis dampak jangka panjang dari kolaborasi Civil Society dan
Militer terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Studi komparatif antara model kolaborasi di Jawa Timur dengan model
di daerah lain untuk mengidentifikasi praktik terbaik dan tantangan yang
unik.
4. Evaluasi terhadap peran teknologi pertanian dalam mendukung upaya
ketahanan pangan dan bagaimana kolaborasi dapat memfasilitasi adopsi
teknologi tersebut oleh petani.

Future Research Direction


Rekomendasi penelitian selanjutnya dari artikel ini mencakup:
1. Perencanaan dalam hal waktu perlu disusun lebih baik lagi dengan
mempertimbangkan proses administrasi dan penganggaran kegiatan.
2. Perlu adanya komunikasi yang lebih intensif antara Bidang Tanaman
Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Dumai dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat agar perubahan
atau revisi terhadap perencanaan dapat segera diketahui untuk melakukan
perencanaan ulang

Future Research Direction


berdasarkan analisis dan temuan yang disajikan, beberapa rekomendasi
potensial untuk penelitian selanjutnya dapat meliputi: 1. Pengkajian Lebih
Lanjut tentang Implementasi Hak Atas Pangan : Melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai bagaimana hak atas pangan yang diamanatkan dalam
Amandemen Kelima UUD 1945 dapat diimplementasikan secara efektif
dalam kebijakan dan praktik pemerintah.
2. Analisis Dampak Amandemen terhadap Ketahanan Pangan :
Meneliti dampak dari pengaturan hak atas pangan dalam Amandemen
Kelima UUD 1945 terhadap ketahanan pangan nasional dan bagaimana hal
ini mempengaruhi kehidupan Masyarakat.
3. Studi Komparatif dengan Negara Lain : Melakukan studi komparatif
tentang bagaimana negara-negara lain mengatur dan melindungi hak atas
pangan dalam konstitusi mereka dan pelajaran apa yang dapat dipetik untuk
Indonesia.
4. Penelitian tentang Keterlibatan Masyarakat Sipil : Meneliti peran
dan keterlibatan masyarakat sipil dalam proses amandemen konstitusi,
khususnya terkait dengan hak atas pangan, untuk memastikan bahwa suara
masyarakat terdengar dan diakomodasi.
5. Evaluasi Kebijakan Pangan Pasca-Amandemen : Melakukan
evaluasi terhadap kebijakan pangan yang telah diimplementasikan pasca-
amandemen untuk menilai efektivitasnya dalam memenuhi hak atas pangan
warga negara

Future Research Direction


Untuk penelitian selanjutnya, artikel ini merekomendasikan agar dapat
memperluas cakupan negara yang akan diteliti sehingga dapat memberikan
pemahaman lebih lanjut terkait karakteristik ketahanan pangan negara-
negara di dunia. Hal ini akan membantu dalam memahami berbagai
pendekatan dan strategi yang digunakan oleh negara-negara lain dalam
menghadapi tantangan ketahanan pangan dan bagaimana mereka
beradaptasi dengan perubahan global serta tantangan internal yang mereka
hadapi.

Future Research Direction


Rekomendasi penelitian selanjutnya dari artikel ini adalah sebagai berikut:
1. Pembenahan Sistem Data : Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
cara-cara efektif untuk membenahi sistem pengumpulan data produksi dan
kebutuhan jagung nasional. Penelitian ini dapat mencakup pengembangan
informasi teknologi untuk memperoleh data yang akurat dan real-time.
2. Kajian Cadangan Kebijakan Pangan Nasional : Melakukan kajian
mendalam tentang kebijakan cadangan pangan nasional yang tidak hanya
terfokus pada beras tetapi juga mencakup jagung dan kedelai. Penelitian ini
dapat mengeksplorasi model cadangan pangan yang efektif untuk
mengatasi kelangkaan dan memastikan ketahanan pangan.
3. Analisis Koordinasi Antar Lembaga : Meneliti lebih lanjut tentang
bagaimana meningkatkan koordinasi antara Kementerian Pertanian, Badan
Pusat Statistik (BPS), dan Perum BULOG dalam pengelolaan stok jagung
nasional. Penelitian ini dapat mencari solusi untuk mengatasi hambatan
dalam koordinasi dan komunikasi antar lembaga.
4. Evaluasi Kebijakan Impor Jagung : Melakukan evaluasi terhadap
kebijakan impor jagung, termasuk dampaknya terhadap peternak lokal dan
ketahanan pangan nasional. Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi
tentang kapan dan bagaimana impor jagung harus dilakukan untuk
mendukung peternak rakyat tanpa mengganggu produksi lokal.
5. Studi tentang Sistem Manajemen Stok Jagung : Meneliti tentang
pengembangan sistem stok manajemen jagung yang efektif di Perum
BULOG atau lembaga lain yang bertanggung jawab. Penelitian ini dapat
mencakup teknologi penyimpanan yang baik dan strategi distribusi untuk
memastikan ketersediaan jagung di seluruh wilayah Indonesia.

Future Research Direction


Berdasarkan temuan penelitian, rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi efektif dalam
meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap konsumsi pangan
lokal sebagai alternatif sumber karbohidrat selain beras, dengan
mempertimbangkan faktor budaya, sosial, dan ekonomi yang
mempengaruhi pilihan konsumsi pangan Masyarakat.
2. Meneliti lebih lanjut mengenai dampak kebijakan diversifikasi pangan
terhadap ketahanan pangan rumah tangga, khususnya dalam konteks
ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan lokal di berbagai
daerah di Sumatera Utara.
3. Mengkaji lebih jauh tentang pengembangan dan penerapan teknologi
pengolahan pangan lokal yang inovatif dan ramah lingkungan, untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan lokal di pasar.
4. Meneliti pengaruh perubahan iklim terhadap produksi pangan lokal dan
strategi adaptasi yang diterapkan oleh petani dan pemerintah daerah dalam
menghadapi tantangan tersebut, untuk menjamin kelangsungan ketahanan
pangan di Sumatera Utara.
5. Melakukan studi komparatif mengenai implementasi program
diversifikasi pangan di berbagai daerah di Indonesia, untuk
mengidentifikasi praktik terbaik dan tantangan yang dihadapi dalam
meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Strength of the Study

Kekuatan penelitian dari artikel ini meliputi:


1. Pendekatan Kualitatif Mendalam : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang
implementasi program urban farming, termasuk persepsi, pengalaman, dan tanggapan
dari berbagai pihak yang terlibat.
2. Fokus pada Implementasi Kebijakan : Dengan fokus pada implementasi kebijakan
urban farming, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana kebijakan
tersebut diterapkan di lapangan, termasuk tantangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilannya.
3. Analisis Berbasis Teori : Penelitian ini didasarkan pada teori implementasi
kebijakan yang diuraikan oleh Horn (1975), yang memberikan kerangka kerja teoritis
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
implementasi kebijakan.
4. Triangulasi Data : Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi memberikan triangulasi data yang memperkuat validitas temuan
penelitian.
5. Kontrol dan Pendampingan Optimal : Karakteristik badan pelaksana yang optimal,
termasuk kontrol hirarkis yang ketat dan pendampingan yang efektif dari Tenaga
Penyuluhan Pertanian Lapangan, menunjukkan kekuatan dalam implementasi program
urban farming.
6. Sosialisasi dan Komunikasi yang Intensif : Penelitian ini menyoroti pentingnya
sosialisasi dan komunikasi yang mengintensifkan pelaksana kebijakan kepada
masyarakat, yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan pemahaman dan
partisipasi masyarakat dalam program

Strength of the Study


Kelebihan penelitian dari artikel ini termasuk:
1. Pendekatan Kualitatif dan Deskriptif: Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan jenis penelitian deskriptif, yang memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan pemahaman mendalam tentang implementasi program urban farming di
Kota Malang. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menggali lebih dalam
mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program
tersebut.
2. Penggunaan Teori Implementasi Kebijakan: Penelitian ini mengadopsi teori
implementasi kebijakan yang diungkapkan oleh Van Meter dan Van Horn, yang
memberikan kerangka kerja teoretis yang kuat untuk menganalisis implementasi
program urban farming. Hal ini memungkinkan penelitian untuk secara sistematis
mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program.
3. Teknik Pengumpulan Data yang Komprehensif: Penelitian ini menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data, termasuk wawancara, observasi, dan dokumentasi,
yang memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang kaya dan beragam dari
berbagai sumber. Teknik ini meningkatkan kekayaan dan kedalaman analisis dalam
penelitian.
4. Validasi Data: Penelitian ini menerapkan teknik-teknik pemeriksaan keabsahan data
seperti perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis negatif, dan membercheck, yang membantu memastikan
keakuratan dan kepercayaan data yang dikumpulkan.
5. Fokus pada Implementasi Program Urban Farming: Penelitian ini secara khusus
mengevaluasi implementasi program urban farming di Kota Malang, memberikan
wawasan yang berharga tentang bagaimana program ini dapat meningkatkan kualitas
hidup masyarakat perkotaan melalui peningkatan ketahanan pangan. Fokus ini relevan
dan tepat waktu

Strength of the Study


Kekuatan dari artikel ini terletak pada beberapa aspek:
1. Kedalaman Analisis: Artikel ini menyediakan analisis mendalam tentang
implementasi kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dalam meningkatkan
kesejahteraan petani, termasuk program yang dilaksanakan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan tersebut.
2. Data dan Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif
dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang
subjek penelitian.
3. Fokus pada Faktor Pendukung dan Penghambat: Artikel ini secara khusus
mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kebijakan,
yang memberikan wawasan penting tentang apa yang berhasil dan apa yang perlu
diperbaiki

Strength of the Study


Kelebihan dari artikel ini meliputi:
1. Pendekatan Metodologis yang Komprehensif : Artikel ini menggunakan
kombinasi metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, yang memungkinkan analisis
mendalam tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap ketahanan pangan di Kabupaten
Malang. Pendekatan ini memastikan bahwa data yang dikumpulkan tidak hanya
berdasarkan angka dan statistik, tetapi juga memperhitungkan pengalaman dan persepsi
subjektif dari masyarakat yang terdampak.
2. Fokus pada Isu Aktual dan Penting : Artikel ini menangani masalah ketahanan
pangan selama pandemi Covid-19, yang merupakan isu kritis dan sangat
relevan. Dengan fokus di Kabupaten Malang, penelitian ini memberikan wawasan
tentang bagaimana pandemi mempengaruhi ketersediaan dan aksesibilitas pangan di
daerah tersebut, yang dapat memberikan informasi penting untuk kebijakan pembuatan.
3. Kontribusi terhadap Kebijakan Publik : Hasil penelitian ini diharapkan dapat
membantu dalam menyusun kebijakan terkait ketahanan pangan selama pandemi
Covid-19. Dengan identifikasi area yang memerlukan perhatian khusus, seperti
ketersediaan pangan pengganti dan dukungan untuk rumah tangga yang mengalami
kesulitan dalam mengakses pangan, artikel ini memberikan rekomendasi yang dapat
digunakan oleh pembuat kebijakan.
4. Analisis yang Mendalam tentang Dampak Sosial-Ekonomi : Artikel ini tidak
hanya fokus pada aspek ketersediaan pangan, tetapi juga mengeksplorasi dampak
sosial-ekonomi dari pandemi, seperti PHK, gagal panen, dan penurunan daya beli
masyarakat. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana
pandemi mempengaruhi ketahanan pangan dari berbagai sudut pandang.

Strength of the Study


Kekuatan penelitian dari artikel ini mencakup beberapa aspek penting:
1. Pendekatan Multidisipliner: Artikel ini menggabungkan perspektif dari berbagai
disiplin ilmu, termasuk ilmu politik, pertanian, dan studi keamanan, untuk memberikan
analisis yang komprehensif tentang ketahanan pangan. Pendekatan ini memungkinkan
pemahaman yang lebih luas tentang isu ketahanan pangan yang melibatkan banyak
faktor, dari produksi pangan hingga kebijakan pemerintah dan peran militer.
2. Fokus pada Kolaborasi Civil Society dan Militer: Penelitian ini menyoroti
pentingnya kolaborasi antara civil society dan militer dalam mencapai ketahanan
pangan yang berkelanjutan. Ini merupakan perspektif yang relatif kurang dieksplorasi
dalam literatur ketahanan pangan, memberikan wawasan baru tentang cara-cara
meningkatkan ketahanan pangan
3. Analisis Kontekstual Spesifik: Dengan fokus pada Jawa Timur, artikel ini
memberikan analisis kontekstual yang mendalam tentang tantangan dan peluang dalam
mencapai ketahanan pangan di daerah tersebut. Ini memungkinkan pembaca untuk
memahami dinamika lokal yang mempengaruhi ketahanan pangan, yang bisa berbeda
dari satu daerah ke daerah lain.

Strength of the Study


Kekuatan penelitian dari artikel ini meliputi:
1.Penggunaan Metode Triangulasi : Penelitian ini menggunakan triangulasi metode,
yaitu observasi, wawancara, dan dokumen, untuk memperoleh data yang lebih luas dan
mendalam mengenai fenomena yang terjadi. Penggunaan metode ini memperkuat
validitas data yang dikumpulkan.
2. Analisis Kualitatif Deskriptif : Melalui analisis kualitatif deskriptif, penelitian ini
berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan secara rinci faktor-faktor penghambat
dalam pelaksanaan kebijakan program di Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami konteks dan nuansa kompleks
dari masalah yang diteliti.
3. Fokus pada Evaluasi Kebijakan Program : Penelitian ini berfokus pada evaluasi
kebijakan program di Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam rangka
pengentasan kemiskinan, yang merupakan area penting namun seringkali kurang
mendapat perhatian. Fokus ini memberikan wawasan baru mengenai efektivitas
kebijakan dan program yang ada serta menawarkan rekomendasi yang berharga untuk
perbaikan.
4. Konteks Lokal yang Spesifik : Penelitian dilakukan di Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kota Dumai, Provinsi Riau, yang memberikan konteks lokal yang spesifik.
Hal ini memungkinkan penelitian untuk memberikan rekomendasi yang sangat relevan
dan dapat diaplikasikan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengentaskan
kemiskinan di daerah tersebut.

Strength of the Study


Kekuatan penelitian dari artikel ini meliputi:
1. Orisinalitas Penelitian : Penelitian ini memiliki keaslian yang terjamin karena
fokusnya hanya terbatas pada tanggung jawab negara dalam memberikan penyediaan,
jaminan, dan perlindungan hak atas pangan yang wajib dimuat dalam Amandemen
Kelima UUD 1945. Penelitian ini tidak diperluas ke aspek ketahanan, kedaulatan
pangan, atau perlindungan kearifan lokal dan masyarakat hukum adat, sehingga
memastikan keunikan dan kekhususan topik yang dibahas.
2. Metodologi yang Kuat : Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif
dengan pendekatan doktrinal, yang meliputi analisis terhadap prinsip-prinsip dan
norma-norma peraturan-undangan yang relevan. Dua pendekatan yang digunakan, yaitu
pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan kontekstual, memberikan
kerangka kerja yang kuat untuk analisis yang dilakukan.
3. Pendekatan Deskriptif dan Preskriptif : Penelitian ini memiliki sifat deskriptif
yang penting untuk menyajikan bahan-bahan hukum secara tepat, serta sifat preskriptif
yang digunakan untuk menganalisis dan menguji nilai-nilai yang terdapat dalam hukum.
Kombinasi sifat deskriptif dan preskriptif ini memungkinkan penelitian untuk
mengungkap urgensi pengaturan hak atas pangan dalam Amandemen Kelima UUD
1945 secara mendalam.
4. Pembandingan dengan Penelitian Lain : Penelitian ini melakukan pembandingan
dengan penelitian lain yang relevan, seperti disertasi Jadmiko Anom Husodo, untuk
menunjukkan perbedaan pendekatan dan memberikan justifikasi mengapa amandemen
formal oleh MPR dianggap sebagai cara yang paling tepat untuk mencakup hak atas
pangan warga negara.

Strength of the Study


Kekuatan penelitian dari artikel ini mencakup beberapa aspek penting:
1. Pengetahuan akan Nutrisi Makanan : Artikel ini menyoroti pengetahuan yang luas
mengenai nutrisi makanan di Finlandia, yang merupakan aspek penting dalam
memastikan ketahanan pangan dan kesehatan Masyarakat.
2. Pengetahuan Teknologi Terbaik di Bidang Pertanian : Finlandia memiliki akses
ke teknologi pertanian terbaik, yang memungkinkan negara tersebut untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi pangan.
3. Kegiatan Penelitian yang Menunjang Kebutuhan Industri : Penelitian yang
dilakukan sangat relevan dengan kebutuhan industri, yang berarti hasil penelitian dapat
langsung diterapkan untuk meningkatkan ketahanan pangan.
4. Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Tinggi : Masyarakat Finlandia memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi, yang berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik
tentang pentingnya ketahanan pangan dan cara untuk mencapainya.
5. Rantai Pasok Makanan yang Pendek : Rantai pasok makanan di Finlandia yang
pendek memudahkan pengelolaan dan memastikan kualitas serta keamanan pangan.
6. Produksi Makanan yang Aman dan Transparan : Finlandia memiliki standar
yang tinggi dalam produksi makanan, yang menjamin keamanan dan transparansi bagi
konsumen.
7. Jumlah Air Bersih dan Lahan yang Melimpah : Ketersediaan sumber daya alam
seperti air bersih dan lahan yang berlimpah mendukung produksi pangan yang
berkelanjutan

Strength of the Study


Pendekatan Metodologis yang Kuat :
1. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, yang memungkinkan
peneliti untuk secara sistematis mencari peraturan hukum, pernyataan hukum, atau
ajaran hukum yang relevan dengan masalah yang dihadapi. Pendekatan ini memastikan
bahwa analisis dilakukan dengan dasar yang kuat dan terstruktur.
2. Analisis Data yang Komprehensif : Penelitian ini memanfaatkan data dari berbagai
sumber hukum primer dan sekunder, termasuk Perpu, literatur, data, dan berkas terkait,
serta sumber hukum tersier untuk mempermudah analisis. Pendekatan ini memastikan
bahwa analisis dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan sumber
informasi yang relevan.
3. Fokus pada Isu Aktual dan Penting : Penelitian ini fokus pada isu kelangkaan
jagung di Indonesia, yang merupakan masalah aktual dan penting dalam konteks
ketahanan pangan nasional. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pemahaman dan solusi atas masalah tersebut.
4. Relevansi dengan Kebijakan Publik : Temuan dan rekomendasi dari penelitian ini
sangat relevan dengan kebijakan publik, khususnya dalam konteks penyediaan
cadangan jagung nasional dan koordinasi antara Kementerian Pertanian dan Badan
Pusat Statistik (BPS). Hal ini memastikan bahwa penelitian ini dapat memberikan
masukan yang berharga bagi pembuat kebijakan

Strength of the Study


Kekuatan penelitian ini mencakup beberapa aspek penting:
1. Pendekatan Komprehensif : Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi
dalam metode kualitatif, yang memungkinkan pemahaman mendalam tentang
pengalaman dan persepsi subjek terkait manajemen ketahanan pangan dan program
diversifikasi pangan di Sumatera Utara. Hal ini memastikan bahwa penelitian dapat
menangkap nuansa dan kompleksitas isu ketahanan pangan dari perspektif pelaku
utama.
2. Fokus pada Diversifikasi Pangan : Dengan fokus pada diversifikasi pangan sebagai
strategi utama untuk meningkatkan ketahanan pangan, penelitian ini menyoroti
pentingnya mengurangi ketergantungan pada beras dan mengembangkan pangan lokal.
Ini merupakan langkah penting dalam menahan ketahanan pangan dan memajukan
keberlanjutan.
3. Keterlibatan Multi-Stakeholder : Penelitian ini melibatkan berbagai pemangku
kepentingan, termasuk Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera
Utara serta Perum Bulog Sumatera Utara. Keterlibatan ini memastikan bahwa temuan
dan rekomendasi penelitian mencerminkan perspektif yang beragam dan dapat
mendukung kebijakan pembuatan yang lebih efektif.
4. Identifikasi Kendala dan Solusi : Penelitian ini tidak hanya mengidentifikasi
kendala dalam pengelolaan ketahanan pangan dan program diversifikasi pangan, seperti
konversi lahan pertanian dan ketergantungan pada beras, tetapi juga menawarkan solusi
strategi, seperti pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal dan penguatan
diversifikasi pangan.
5. Kontribusi terhadap Kebijakan Publik : Temuan dan rekomendasi dari penelitian
ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan kebijakan publik di
bidang ketahanan pangan.
Weakness of the Study

Kelemahan penelitian dari artikel ini termasuk:


1. Keterbatasan dalam Generalisasi : Karena menggunakan metode kualitatif, hasil
penelitian lebih menekankan pada makna dan pemahaman mendalam daripada
generalisasi ke populasi yang lebih luas. Hal ini membatasi kemampuan untuk
menerapkan temuan secara luas di luar konteks yang diteliti.
2. Subjektivitas Peneliti : Sebagai instrumen kunci dalam penelitian kualitatif, peneliti
mungkin membawa bias subjektif ke dalam proses pengumpulan dan analisis data, yang
dapat mempengaruhi interpretasi hasil.
3. Keterbatasan Data : Meskipun triangulasi data digunakan untuk memperkuat
validitas temuan, masih ada kemungkinan bahwa data yang dikumpulkan tidak
sepenuhnya mencakup semua aspek yang relevan dengan implementasi program urban
farming, terutama mengenai persepsi dan tanggapan dari semua pemangku
kepentingan.
4. Ketidakjelasan dan Ketidakkonsistenan Informasi : Terdapat keluhan dari
masyarakat terkait ketidakjelasan serta ketidakkonsistenan informasi waktu
pengambilan hasil panen, yang menunjukkan bahwa komunikasi antara pelaksana
program dan masyarakat belum optimal.
5. Pemahaman dan Pendalaman Program oleh Masyarakat : Meskipun pelaksana
program telah memahami maksud dan tujuan dari adanya program urban farming,
masih ada masyarakat yang belum memahami dan memahami program urban farming
secara khusus, hanya mengetahui secara garis besar.
6. Kondisi Politik Belum Optimal : Dari segi kondisi politik, implementasi program
urban farming di Kelurahan Jeruk belum optimal karena tidak tersedianya konsep
inovasi yang tertulis secara jelas oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Surabaya yang berkaitan dengan pelaksanaan program

Weakness of the Study


Kelemahan dari artikel ini termasuk:
1. Keterbatasan Data: Meskipun penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data yang komprehensif seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi, artikel tidak
secara eksplisit menyebutkan tentang keterbatasan data yang mungkin mempengaruhi
hasil penelitian. Hal ini bisa membatasi pemahaman mendalam tentang semua aspek
implementasi program urban farming di Kota Malang.
2. Ruang Lingkup Terbatas: Penelitian ini fokus pada implementasi program urban
farming di dua kelurahan di Kota Malang, yaitu Kelurahan Dinoyo dan Kelurahan
Penanggungan. Ruang lingkup yang terbatas ini mungkin tidak mencerminkan kondisi
atau tantangan yang dihadapi oleh program urban farming di area lain di Kota Malang
atau di kota-kota lain dengan kondisi yang berbeda.
3. Analisis Faktor Penghambat: Meskipun artikel ini menyebutkan tentang faktor
pendukung dan penghambat dalam implementasi program urban farming, analisis
terhadap faktor penghambat mungkin tidak sekomprehensif faktor pendukung. Lebih
banyak penjelasan atau analisis mendalam tentang bagaimana faktor-faktor penghambat
ini mempengaruhi implementasi program dan cara mengatasinya akan meningkatkan
kualitas penelitian

Weakness of the Study


Kelemahan penelitian dari artikel ini termasuk:
1. Terbatasnya sumber data primer yang hanya melibatkan beberapa informan kunci,
yang mungkin tidak mencakup perspektif dan pengalaman seluruh stakeholder yang
terlibat dalam implementasi kebijakan.
2. Fokus penelitian yang terbatas pada Kabupaten Probolinggo saja, sehingga hasilnya
mungkin tidak dapat digeneralisasi atau diterapkan pada konteks atau daerah lain
dengan kondisi sosial, ekonomi, dan geografis yang berbeda.
3. Penelitian ini mungkin tidak mengungkap semua faktor penghambat implementasi
kebijakan karena keterbatasan dalam pengumpulan data atau fokus penelitian.
4. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yang lebih berfokus pada
pemahaman mendalam tentang fenomena tertentu dari perspektif subjek penelitian.
Namun, hal ini juga berarti bahwa penelitian mungkin kurang dalam hal pengukuran
kuantitatif atau statistik yang dapat memberikan gambaran lebih objektif tentang
efektivitas kebijakan

Weakness of the Study


Kelemahan dari artikel ini meliputi:
1. Keterbatasan Sampel : Meskipun artikel ini memberikan wawasan tentang dampak
pandemi Covid-19 terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Malang, keterbatasan
sampel dan wilayah geografis dapat mempengaruhi hasil generalisasi. Penelitian ini
terfokus pada Kabupaten Malang dan mungkin tidak mencerminkan kondisi di daerah
lain dengan akurasi penuh.
2. Kurangnya Data Longitudinal : Artikel ini menyediakan snapshot tentang kondisi
ketahanan pangan selama pandemi, namun kurangnya data longitudinal membuat sulit
untuk memahami tren dan perubahan ketahanan pangan sebelum dan setelah pandemi
secara detail.
3. Fokus pada Aspek Tertentu : Meskipun artikel ini berhasil mengidentifikasi
beberapa faktor penting yang mempengaruhi ketahanan pangan selama pandemi, seperti
ketersediaan bahan pangan dan perubahan dalam pola konsumsi, mungkin masih ada
aspek lain yang belum tercakup, seperti dampak jangka panjang pandemi terhadap
produksi pangan lokal dan rantai pasokan.
4. Keterbatasan dalam Analisis Data : Artikel ini menggunakan kombinasi metode
kualitatif dan kuantitatif untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Namun, detail
tentang analisis statistik dan interpretasi data kuantitatif mungkin tidak cukup
dijelaskan, yang bisa membatasi pemahaman pembaca tentang bagaimana kesimpulan
diambil.
5. Kurangnya Pembahasan tentang Solusi : Meskipun artikel ini mengidentifikasi
masalah ketahanan pangan selama pandemi, mungkin kurang memberikan pembahasan
mendalam tentang solusi atau strategi yang dapat diadopsi oleh pemerintah dan
masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut

Weakness of the Study


Kelemahan penelitian dari artikel ini tidak secara eksplisit disebutkan dalam kutipan
yang disediakan. Namun, berdasarkan informasi yang tersedia, beberapa kelemahan
potensial yang dapat diidentifikasi meliputi:
1.Keterbatasan dalam Generalisasi: Penelitian ini fokus pada Jawa Timur, yang
mungkin membatasi kemampuan untuk menggeneralisasi temuan ke daerah lain dengan
kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang berbeda. Hal ini bisa mempengaruhi
aplikabilitas rekomendasi di luar konteks Jawa Timur .
2. Metodologi Penelitian: Meskipun penelitian menggunakan pendekatan explanatory
research dengan Community Studies dan Stakeholders studies, mungkin ada
keterbatasan dalam metodologi yang digunakan, seperti bias dalam pemilihan
responden atau keterbatasan dalam data sekunder yang tersedia. Hal ini bisa
mempengaruhi kedalaman dan keakuratan analisis .
3. Fokus pada Kolaborasi Civil Society dan Militer: Meskipun penelitian ini
menyoroti pentingnya kolaborasi antara civil society dan militer, mungkin kurangnya
eksplorasi terhadap tantangan, konflik, dan dinamika kekuasaan dalam kolaborasi
tersebut. Hal ini bisa memberikan gambaran yang tidak lengkap tentang kompleksitas
hubungan antara kedua entitas tersebut.

Weakness of the Study


Kelemahan penelitian dari artikel ini termasuk:
1. Keterbatasan Data: Meskipun penelitian ini menggunakan triangulasi metode untuk
pengumpulan data, termasuk observasi, wawancara, dan dokumen, mungkin masih ada
keterbatasan dalam data yang dapat diakses atau dikumpulkan, yang dapat
mempengaruhi kedalaman dan keluasan analisis.
2. Fokus Geografis yang Sempit : Penelitian ini terfokus pada Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kota Dumai, Provinsi Riau, yang mungkin tidak mencerminkan
kondisi atau tantangan yang dihadapi di daerah lain. Hal ini dapat membatasi
aplikabilitas temuan penelitian secara lebih luas.
3. Keterbatasan dalam Generalisasi : Karena menggunakan pendekatan kualitatif dan
fokus pada kasus spesifik, hasil penelitian mungkin sulit digeneralisasi ke konteks atau
situasi lain yang serupa namun berbeda kondisi sosial, ekonomi, atau geografisnya.
4. Potensi Bias dalam Pengumpulan Data: Meskipun triangulasi metode digunakan
untuk mengurangi bias, selalu ada potensi bias dalam pengumpulan data, terutama
dalam wawancara, di mana respons narasumber dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
subjektif. 5. Keterbatasan Analisis: Analisis kualitatif deskriptif memberikan
wawasan mendalam tentang fenomena yang diteliti, namun mungkin kurang dalam hal
kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan kausal yang lebih luas karena
keterbatasan dalam metodologi statistik atau komparatif.

Weakness of the Study


berdasarkan struktur dan konten yang dijelaskan, beberapa kelemahan potensial yang
dapat diidentifikasi meliputi:
1. Fokus yang Sangat Spesifik : Meskipun keaslian dan fokus yang terbatas pada
tanggung jawab negara dalam menyediakan hak atas pangan dianggap sebagai
kekuatan, hal ini juga bisa menjadi kelemahan. Fokus yang sangat spesifik mungkin
membatasi pemahaman yang lebih luas tentang konteks ketahanan pangan, kedaulatan
pangan, dan perlindungan kearifan lokal serta masyarakat hukum adat.
2. Keterbatasan Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif
dengan pendekatan doktrinal, yang mungkin tidak sepenuhnya menangkap
kompleksitas praktik dan implementasi hak atas pangan di lapangan. Metode ini
mungkin kurang memadai dalam mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor
sosial, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi hak atas pangan.
3. Kurangnya Analisis Komparatif : Meskipun penelitian ini melakukan
pembandingan dengan penelitian lain, tampaknya kurang melakukan analisis
komparatif yang mendalam dengan negara-negara lain yang telah sukses
mengintegrasikan hak atas pangan ke dalam konstitusi mereka. Analisis semacam ini
dapat memberikan wawasan berharga tentang praktik terbaik dan tantangan yang
dihadapi dalam memberikan hak atas pangan

Weakness of the Study


Kelemahan penelitian dari artikel ini mencakup beberapa aspek penting:
1. Inisiatif yang Terfragmentasi dan Kurangnya Harmonisasi Penelitian :
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa terdapat inisiatif yang terfragmentasi dan kurang
harmonisasi dalam penelitian, yang dapat menghambat pengembangan area kritis
karena kurangnya fokus area penelitian.
2. Kurangnya Pendekatan Interdisipliner : Artikel ini menyoroti kurangnya
pendekatan interdisipliner, termasuk ilmu manusia dan seni, yang fokusnya terlalu
banyak hanya pada teknologi. Hal ini menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang
konsumen dan penciptaan nilai yang berorientasi pada pelanggan.
3. Kurangnya Komunikasi Ilmiah Publik dan Pendanaan yang Tidak Memadai :
Penelitian ini juga menunjukkan kurangnya komunikasi ilmiah publik dan pendanaan
yang tidak memadai untuk penelitian, inovasi, infrastruktur, dan kegiatan masuk ke
pasar.
4. Kurangnya Ketahanan terhadap Iklim/Guncangan dan Kehilangan Sumber
Daya : Artikel ini mengungkapkan bahwa terdapat rendahnya ketahanan terhadap
iklim/guncangan dan kehilangan sumber daya dalam persaingan domestik, yang dapat
menghambat upaya ketahanan pangan

Weakness of the Study


berdasarkan analisis umum terhadap jenis penelitian yuridis normatif, beberapa
kelemahan potensial yang mungkin relevan dengan penelitian ini meliputi:
1. Keterbatasan pada Data Sekunder : Penelitian ini bergantung pada data yang
diperoleh dari sumber hukum primer dan sekunder Hal ini mungkin membatasi
kemampuan penelitian untuk menangkap dinamika dan nuansa praktik aktual di
lapangan yang tidak sepenuhnya tercermin dalam literatur hukum atau data yang
tersedia.
2. Kurangnya Perspektif Empiris : Metode yuridis normatif cenderung fokus pada
analisis dokumen dan teks hukum Hal ini mungkin menimbulkan sedikit perspektif
empiris yang dapat memberikan wawasan lebih tentang bagaimana kebijakan dan
regulasi diterapkan dan dialami oleh masyarakat.

Weakness of the Study


Kekurangan atau kelemahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi dari beberapa
aspek, antara lain:
1. Keterbatasan Data : Penelitian ini mungkin menghadapi keterbatasan dalam hal
ketersediaan dan akses terhadap data yang lengkap dan terkini, terutama data yang
berkaitan dengan konsumsi pangan lokal dan dampak program diversifikasi pangan
terhadap ketahanan pangan di Sumatera Utara.
2. Cakupan Geografis Terbatas : Fokus penelitian di Sumatera Utara mungkin tidak
sepenuhnya mencerminkan kondisi atau tantangan yang dihadapi daerah lain di
Indonesia dalam konteks ketahanan pangan dan diversifikasi pangan. Hal ini dapat
membatasi generalisasi temuan penelitian.
3. Pendekatan Metodologis : Meskipun pendekatan fenomenologi dalam penelitian
kualitatif memungkinkan pemahaman mendalam tentang pengalaman subjek,
pendekatan ini mungkin kurang mampu mengukur secara kuantitatif dampak atau
efektivitas program diversifikasi pangan terhadap ketahanan pangan.
4. Kendala dalam Implementasi Program : Penelitian ini mengidentifikasi kendala
dalam implementasi program diversifikasi pangan, seperti konversi lahan pertanian ke
nonpertanian dan ketergantungan masyarakat terhadap beras, namun mungkin kurang
mengeksplorasi solusi konkret atau strategi adaptasi yang dapat diterapkan untuk
mengatasi kendala tersebut
Key Words

Implementasi Kebijakan,
Ketahanan Pangan,
Pandemi Covid-19,
Program Urban Farming.

Key Words
Implementasi, program
urban farming, di Kota
Malang.

Key Words
Implementasi Kebijakan,
Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian Kabupaten
Problolinggo,
Kesejahteraan

Key Words
Ketahanan Pangan,
Covid-19, Kabupaten
Malang

Key Words
Ketahanan Pangan,
Kolaborasi, Militer-Civil
Society

Key Words
Evaluasi, Kebijakan,
Pangan

Key Words
konstitusi pangan;
amandemen kelima UUD
1945; hak atas pangan.

Key Words
Ketahanan Pangan;
Global Food Security
Index (GFSI); Strategi
dan Kebijakan

Key Words
Cadangan pangan
pemerintah, kelangkaan
Jagung, ketahanan
pangan

Key Words
No Topik

Democracy 1
A Deliberative

10

11

12
13

14

15

1
Public Policy
B Deliberative

3
3

Policy Analysis
C Deliberative

2
3
Future
Hanya dengan mengenali bagaimana berbagai aktor memahami “publik” dan peran mereka dalam pengembangan kebijak
tata kelola deliberatif dalam konteks tertentu. Satu tugas penting untuk penelitian di masa depan adalah mengeksplorasi b
partisipatif yang ada melengkapi, bukannya merusak, upaya untuk pembahasan kebijakan publik yang lebih besar.
disarankan bahwa menggabungkan dua perspektif teoretis (Combining deliberative governance theory and discourse ana
disengaja' dan menyoroti hambatan kelembagaan (Discourse analysis (Analisis Wacana) Deliberative democracy Governan
(1) Dengan menunjukkan pentingnya masalah yang terlibat dalam 'mengikuti dari depan' dalam jenis minipublics yang tuju
telah menunjukkan bahwa praktik fasilitasi layak untuk dianalisis dan diselidiki lebih lanjut oleh demokrat deliberatif.......(2
melegitimasi proses politik di luar pembuatan kebijakan perwakilan

bagaimana bentuk artikulasi yang diambil oleh variabel-variabel tersebut berdampak pada hubungan antar ruang dan aku
gagasan tentang sistem deliberatif itu sendiri, melainkan menunjukkan bagaimana pendekatan sistemik membuka jalan un
sementara perspektif ini menghadirkan refleksi yang menarik tentang legitimasi proses partisipasi dan representasi sosial,
prinsip-prinsipnya secara bersamaan. Kami tidak tahu faktor apa yang mendorong artikulasi antara ruang dan aktor, kami

Artikel ini menyarankan (1) bahwa demokrat deliberatif yang berusaha memahami kondisi inklusi dalam ruang publik haru
'kapasitas' deliberatif memadai untuk menangkap apa yang dibutuhkan oleh partisipasi efektif, (2) bahwa mereka akan me
kerangka modal deliberatif, sebuah konsep yang lebih peka terhadap bagaimana norma mengkondisikan pengakuan penu
di bidang deliberatif yang konkret dapat memperkaya pemahaman kita tentang kondisi tersebut.

Untuk sarjana empiris, kasus yang disajikan di sini menunjukkan berbagai cara untuk mempelajari transmisi deliberatif. Me
timbal balik di antara situs-situs dalam spektrum dinamis dari publik ke ruang yang diberdayakan. Penelitian lebih lanjut d
yang kami temukan dan untuk menguji kemanjuran mengaktifkan, memperkuat, dan mempertahankan transmisi dengan
untuk menguraikannya – berfokus pada mekanisme yang berbeda atau mengumpulkan wawasan dari seluruh mekanisme
kontribusi penting di sepanjang jalan (Namun sedikit yang diketahui tentang mekanisme transmisi dalam sistem deliberati

Pesan mendasar dari artikel ini, bagaimanapun, adalah bahwa batas-batas sistem deliberatif harus diklarifikasi jika peruba
sebelumnya dari cita-cita deliberatif.
Penelitian di masa depan harus mencoba untuk menentukan apakah mekanisme kausal tertentu yang dikemukakan oleh t
teori alternatif, yang mengemukakan mekanisme yang berbeda, dapat menjelaskan efek yang sama baiknya. (Can Minipub
Penelitian di masa depan harus mencoba pengujian yang lebih langsung terhadap klaim inti tentang mekanisme yang beke
mempelajari informasi yang relevan tentang kebijakan yang mereka mereka bahas. Secara khusus, akan lebih baik jika pe
aspek-aspek deliberatif khusus dari minipublik.

Latihan demokrasi deliberatif harus dirancang ulang untuk memaksimalkan partisipasi demokratis. Untuk melakukan hal in
baru yang akan menguntungkan kedua kelompok tersebut. Untuk yang pertama, bentuk musyawarah yang lebih inklusif, m
berkontribusi dalam diskusi politik dan didengarkan oleh orang-orang yang memiliki otoritas politik atau kebijakan. Untuk
memberikan masukan bagi pengambilan keputusan yang demokratis tanpa risiko pengkambinghitaman atau politisasi....(2
bahwa latihan musyawarah harus disusun kembali untuk memprioritaskan kualitas inklusif, bukan pistemisnya. Dasar dari
musyawarah.

Mempertimbangkan meningkatnya minat terhadap metode musyawarah di antara para pembuat kebijakan di kesehatan d
pandangan dan preferensi peserta, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami bagaimana metode musyawa
hasil dari keputusan alokasi di bidang kesehatan

Upaya dan ruang lingkup desain NWP (National Water Plan) dapat tergerus oleh kurangnya definisi dan penyesuaian dala
membutuhkan posisi yang jelas pada isu-isu tertentu dengan kepentingan yang berbeda, seperti irigasi di sektor pertanian
mana yang akan mengatur dan memberi struktur pada implementasi NWP dalam dimensi yang mengancam prioritas air u
Republik. Tidak diragukan lagi, Universitas harus menyediakan spesialisnya yang terkait dengan pengelolaan air, tidak han
dalam argumentasi dan penalaran dalam proses pemahaman publik yang memang merupakan tantangan utama. Pendap
sudut pandang baru dan memungkinkan artikulasi kontribusi, pengetahuan, dan visi disipliner.
Kisi teoretis ini berpotensi berguna untuk penelitian lebih lanjut di mana berbagai proposal ahli teori, politisi atau aktivis s
dianalisis secara lebih rinci, menunjukkan misalnya bahwa 'elit' bukanlah kategori yang homogen tetapi dapat dipisahkan.
memungkinkan untuk mengklasifikasikan proposisi masa depan untuk mengintegrasikan DMP ke dalam sistem politik.
yang lebih kompleks, menggabungkan atau lebih jauh menghibridisasi aktor, peran, dan kekuatan (Gastil dan Richards20
melembagakan pendekatan sistemik terhadap partisipasi warga?

Oleh karena itu, analisis lebih lanjut harus lebih menekankan pada strategi pembingkaian dan retorika manipulatif yang m
peserta lain dan mempengaruhi pembentukan opini mereka. Mungkin ada beberapa faktor tertentu yang membatasi kem
(2) apakah kehadiran politisi memiliki efek yang berbeda di lingkungan daring dan tatap tatap muka dapat diperiksa dal
apakah durasi publik mini memiliki berpengaruh pada kualitas musyawarah. (4) Penelitian di masa depan dapat meneliti
politisi ikut serta dalam musyawarah bersama dengan warga negara. (5) Berdasarkan proses musyawarah Turku proses m
mini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, metode pemilihan politisi harus mencakup metode acak, se
ditunjuk oleh organisasi partai, maka politisi tersebut dapat cenderung mewakili kepentingan partai selama musyawarah
secara terbuka mengungkapkan sikapnya tentang topik mini-publik. Hal ini memberikan lebih banyak kebebasan kepada p
pembenaran yang muncul dalam musyawarah publik mini

Masa depan penelitian di masa depan harus mengeksplorasi populasi masyarakat yang beragam; dalam konteks di mana m
mungkin ada penekanan yang berbeda, yaitu penekanan pada kemampuan untuk ditindaklanjuti segera dan kekuatan yan
seimbang di antara para pemangku kepentingan

Para peserta musyawarah kami tidak memiliki keragaman sosio-demografis sosio-demografis yang bermasalah, karena ind
diskursif. Kekhawatiran lebih lanjut muncul dari terbatasnya kesetaraan akses ke forum bagi mereka yang memiliki komitm
keterwakilan komunitas etnis minoritas dan minoritas dan warga negara yang lebih muda mungkin mencerminkan bebera
dalam bahasa Inggris dan penggunaan sampel sampel yang tidak memuat nomor telepon seluler. telepon seluler. Fitur-fitu
mendatang.

(1) Untuk menilai sejauh mana minipublic benar-benar mengarah pada perubahan aturan dan kebiasaan politik, tampakny
pertimbangan). Bahkan ketika baik warga negara maupun pembuat kebijakan mempertimbangkan rekomendasi minipubli
konkret, minipublic mungkin masih berdampak kecil pada berfungsinya proses pembuatan kebijakan itu sendiri, terutam
penelitian empiris masa depan harus menganalisis jika dan dalam kondisi apa minipublic mengubah aturan formal dan p
dimensi struktural ini berarti menjalankan risiko untuk memutuskan studi publik mini dari fungsi sistem politik. (2) Pert
komparatif (dampak vs aktor lain yg terlibat dalam proses pembuatan kebijakan). Penelitian empiris komparatif yang m
penelitian publik mini dapat mengikuti upaya terbaru untuk menganalisis dampak kebijakan dari proses partisipatif lain
penelitian di masa depan dapat mengkaji secara lebih rinci mekanisme penjelas yang memicu (atau menghalangi) konse
tentang apakah minipublic penting untuk pembuatan kebijakan, kita juga perlu memahaminya dengan lebih baik bagaim
ini juga membuka jalan empiris dan teoretis baru tentang isu transmisi dari publik mini yang d

(Indigenous environment policy as a deliberative system) Meskipun peningkatan pemahaman tentang nilai-nilai lingkung
nilai ini ke dalam kebijakan lingkungan. Teori demokrasi deliberatif dapat membantu untuk lebih memahami masalah ini. P
berbeda dan menarik perhatian pada kontribusi demokrasi yang 'tak terlihat' ini pada sistem demokrasi yang lebih besar. K
nilai-nilai lingkungan Adat, dapat dipahami sebagai kelemahan dalam transmisi antara masyarakat Adat dan negara Ketiga
mengatasi beberapa hambatan dalam kebijakan lingkungan ini. Demokrasi deliberatif menarik perhatian pada hubungan l
pembuatan kebijakan adat tetapi sebagai pembuatan demokrasi.... Penelitian empiris lebih lanjut akan membantu meng
harus dilakukan oleh negara-warga negara pribumi agar suara mereka didengar
(1) Masalah dengan 'Kebijakan Lingkungan' Pribumi. (2) Demokrasi deliberatif (3) Sistem Musyawarah : Ruang privat, ruan
lingkungan adat antara ruang publik dan ruang yang diberdayakan dan bagaimana pengakuan ruang yang diberdayakan A
penekanannya adalah pada transmisi antara ruang publik dan yang diberdayakan tetapi itu adalah bagian dari masalah, m
besar tidak terlihat dalam sistem (4) Sistem deliberatif ganda - Fokus tulisan ini adalah pada hubungan Pribumi dengan ne
yang ada bersamaan dengan itu - Salah satu cara umum negara tidak mengakui ruang yang diberdayakan oleh masyarakat
memberikan waktu yang cukup bagi masyarakat adat untuk merundingkan diri mereka sendiri (di dalam dan di antara rua
berunding dengan negara. . Hal ini tidak dilihat oleh negara sebagai pengambilan keputusan demokratis oleh masyarakat a
atau 'konsultasi', seperti yang dijelaskan oleh Hunt (2013) - Selain itu, upaya negara untuk 'memperbaiki' 'kebijakan' Adat
Kurangnya pengakuan terhadap ruang pemberdayaan Adat inilah yang menyebabkan potensi kelemahan transmisi pesan-
pengambilan kebijakan lingkungan. (5) Transmisi dalam sistem musyawarah (6) Transmisi dalam kebijakan lingkungan Prib
melalui forum musyawarah Adat (9) Transmisi melalui narasi diskursif. (10) Kesimpulan - Forum musyawarah adat yang be
memungkinkan ekspresi kontemporer dari demokrasi musyawarah adat yang selalu ada. 'Berbagi alasan' dengan negara m
lebih luas melalui penyertaan yang lebih besar dari pandangan lingkungan adat dengan cara yang berpotensi memiliki dam
white noise dari negara kolonial pemukim.

menyarankan dua tema utama untuk pekerjaan di masa depan dalam bidang ini. (1) adalah mendokumentasikan secara le
dipilih; (2) adalah menilai dampak efektif dari penggunaan musyawarah untuk merancang prosedur HTA dan paket manfa
perkembangan sejarah musyawarah dalam pengambilan keputusan perawatan kesehatan dan di bidang pilihan publik lain
dan kegagalan. (4) Eksplorasi lebih lanjut tentang cara terbaik untuk mengidentifikasi dan kemudian mengelola bukti yang
musyawarah untuk memikirkan tentang hal tersebut). (5) Pengembangan panduan tentang desain dan enggunaan proses
konsensus di antara para pengambil keputusan. (6) Metode yang efektif untuk memastikan, ketika representasi merupaka
yang dapat ditemukan di semua populasi, secara tepat diwujudkan dalam kelompok-kelompok musyawarah. (7) Sebuah ti
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, mencakup mekanisme seperti KTE, dan dengan penilaian efektivita

(1) PPA (Partisipatory Policy Analysis) berbeda dari "pemberdayaan," keterlibatan langsung warga dalam pembuatan kebi
visibilitas yang lebih besar di aula kekuasaan. (2) PPA, jelas deLeon, tidak sama denganpartisipasi dalam pembuatan kebija
mengharuskan analis bekerja secara ekstensif dengan para pemangku kepentingan untuk menentukan konteks-realitas-da
bekerja sama pemangku kepentingan untuk melakukan hal-hal berikut : Negosiasikan pemahaman tentang nilai-nilai yang
tentang arti informasi dan data yang ada digunakan dalam analisis; Uji alternatif menggunakan "model mental" peserta k
memastikan bahwa semua kepentingan utama dikonsultasikan dalam setiap langkah analisis kunci; Pastikan bahwa ide-id
Komunikasikan hasil dalam bahasa yang akrab bagi organisasi

Bagaimana seharusnya analisis kebijakan menanggapi perubahan konteks pembuatan kebijakan? (mengkaji tiga aspek ana
intervensi)..

(Bagaimana legitimasi intervensi kebijakan? Bagaimana intervensi politik yang efektif??). Kebijakan tidk lagi hasil politik te
kebijakan menjadi situs budaya politik (menegosiasikan nilai-nilai ) mengembangkan kepatuhan bersama?? Musyawarah k
berkolaborasi; politik dan pembuatan kebijakan tidak hanya tentang menemukan solusi tetapi tentang menemukan forma
(yg saling bergantung); Kepercayaan menjadi variabel kunci

Perlu memikirkan ulang agenda analisis keibjkan (1) Butuh Prevelensi baru : Berorientasi pada proses - "jaringan stakehold
Kepercayaan dan kepatuhan harus diatur - untuk mempengaruhi makna proses pembuatan kebijakan (karena ketidakpasti
proses : siapa yang menjamin kualitas keputusan yang dibuat?? Bagaimana kita harus menilai praktik baru ini?? Bagaiman
kebijakan??
Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan untuk penelitian selanjutnya. Apa yang dapat DPA/TT2.0 pelajari dari bidang
mempertahankan TT2.0 secara finansial? Bagaimana TT2.0 dapat mengintegrasikan penggunaan media sosial secara efekti
apa saja yang bisa disinggung selama proses DPA/TT2.0? Bagaimana praktik TT2.0 dapat beradaptasi dengan latar budaya
apakah analis kebijakan dapat berkolaborasi secara efektif dengan profesional keterlibatan publik dan penyelesaian sengk
orang di bidang ini telah dididik dan bekerja di domain yang hampir terpisah: analisis kebijakan, urusan publik, dan penyel
lebih erat dan berinteraksi satu sama lain secara lebih intensif. Dalam pengertian ini, TT2.0 menyediakan platform prospek
Meskipun tidak mudah, ini adalah langkah penting menuju penyelidikan kebijakan yang inklusif dan kolaboratif
No Topik/Teori

A Demokrasi Deliberatif 1

2
3
4
5
6
7
8

B Kebijakan publik 1
Deliberatif

C Analisis Kebijakan 1
Deliberatif
2
3

4
OK
Pertanyaan Penelitian
(a) Bagaimana berbagai aktor memahami “publik”, "musyawarah" dan peran mereka dalam pengembangan kebijakan (
deliberatif dalam konteks tertentu) (b) bagaimana tantangan-tantangan ini dikelola dengan baik - Untuk memberikan waw
dilakukan - Combining deliberative governance theory and discourse analysis
Praktik fasilitasi layak untuk dianalisis dan diselidiki lebih lanjut oleh demokrat deliberati.
faktor apa yang mendorong artikulasi antara ruang dan aktor, dan apa dampak hubungan ini terhadap representasi demok
Apa saja fitur transmisi dalam sistem deliberatif? Bagaimana mekanisme transmisi dalam sistem deliberatif? Bagaimana
Apa saja batas-batas sistem deliberatif yang harus diklarifikasi jika perubahan sistemik ingin memberikan kemajuan teoreti
Dapatkah musyawarah mempengaruhi opini publik? Lebih tepatnya bagaimana efek metode musyawarah terhadap pand
Bagaimana metode musyawarah dapat berkontribusi pada legitimasi dan dukungan publik publik
Bagaimana mengintegrasikan DMP (Musyawarah adat) ke dalam sistem politik? Bagaimana melembagakan pendekatan
pendekatan sistemik terhadap partisipasi warga?
Apakah kehadiran politisi memiliki efek yang berbeda di lingkungan daring dan tatap tatap muka? Apakah durasi (Musyaw
kepercayaan akan terlihat di kalangan masyarakat luas ketika politisi ikut serta dalam musyawarah bersama dengan warga

Bagaimana Prosedur pemilihan peserta musyawarah?

(a) Dalam kondisi apa (musyawarah-minipublic) mengubah aturan formal dan praktik informal dari proses pem
menghalangi) konsekuensi minipublic?? Apakah minipublic (musyawarah) penting untuk pembuatan kebijakan da
musyawarah (formal/informal) seperti apa yang dibutuhkan di desa? Bagaimana transmisi dari publik mini (m
Bagaimana sistem deliberatif (musyawarah) di Indonesia, di desa (Ende)?? Apakah demokrasi Pribumi sebagai
demokrasi yang 'tak terlihat' ini pada sistem demokrasi yang lebih besar??? Bagaimana Transmisi dalam sistem
Ende (sejarah)?? Bagaimana Transmisi musyawarah dalam kebijakan Bumdes? Bagaimana Transmisi melalui in
Bagaimana legitimasi ditangani dan kriteria keputusan dipilih dalam musyawarah??

Bagaimana seharusnya analisis kebijakan menanggapi perubahan konteks pembuatan kebijakan? (mengkaji tiga aspek a
(Bagaimana legitimasi intervensi kebijakan? Bagaimana intervensi politik yang efektif??
Jika pembuatan kebijakan berorientasi pada proses : siapa yang menjamin kualitas keputusan yang dibuat?? Bagaimana
legitimasi dalam praktik pembuatan kebijakan??
Bagaimana TT2.0 dapat mengintegrasikan penggunaan media sosial secara efektif dan efisien? Bagaimana seharusnya kit
DPA/TT2.0? Bagaimana praktik TT2.0 dapat beradaptasi dengan latar budaya atau politik yang berbeda?

1. Bagaimana legitimasi dalam perumusan kebijakan deliberatif pada proses pembentukan Badan Usaha Milik D
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi legitimasi dalam perumusan kebijakan deliberatif pada proses pem
3. Bagaimana dinamika dalam perumusan kebijakan deliberatif pada proses pembentukan Badan Usaha Milik Des
a. Apa saja nilai publik yang diperjuangkan dalam perumusan kebijakan deliberatif pada proses pembentukan B
b. Apa saja konflik nilai yang muncul dalam perumusan kebijakan deliberatif pada proses pembentukan Badan U

1. Apakah musyawarah penting untuk pembuatan kebijakan di Desa dan bagaimana itu mempengaruhi pembuatan kebija
2. Bagaimana sistem deliberatif (musyawarah) di Indonesia, di desa (Ende)?? Bagaimana Transmisi dalam sistem musyawa
yang dibutuhkan di desa?
3. Bagaimana transmisi dari (musyawarah) yang deliberatif ke proses pembuatan kebijakan di desa(Dalam kondisi apa (mu
pembuatan kebijakan??)?? Bagaimana Transmisi melalui institusi demokrasi yang ada saat ini?
4. Bagaimana mengintegrasikan Musyawarah adat (Sistem pengetahuan lokal) ke dalam sistem politik? Bagaimana metod
Bagaimana melembagakan pendekatan sistemik terhadap partisipasi warga?Apa saja tantangan dalam melembagakan pen

1. Apakah musyawarah penting untuk pembuatan kebijakan di Desa dan bagaimana itu mempengaruhi pembuatan kebija
2. Bagaimana transmisi dari (musyawarah) yang deliberatif ke proses pembuatan kebijakan di desa(Dalam kondisi apa (mu
pembuatan kebijakan??)?? Bagaimana Transmisi melalui institusi demokrasi yang ada saat ini?
3. Bagaimana mengintegrasikan Musyawarah adat (Sistem pengetahuan lokal) ke dalam sistem politik? mengidentifikasi si
4. Bagaimana metode musyawarah dapat berkontribusi pada legitimasi dan dukungan publik publik?? Bagaimana melemb
melembagakan pendekatan sistemik terhadap partisipasi warga?

1. Apakah deliberasi penting untuk pembuatan kebijakan di desa? Dan bagaimana itu mempengaruhi pembuatan kebijaka
2. Bagaimana Transmisi dari proses deliberasi ke proses pembuatan kebijakan di desa? Bagaimana transmisi dalam institus
3. Apakah proses deliberasi berkontribusi pada legitimasi dan dukungan publik? Apa saja tantangannya? (Masalah Peneliti
4. Bagaimana melembagakan pendekatan sistematik terhadap partisipasi warga? Apa saja tantangannya?(Masalah Pene

Tujuan Penelitian
1. Menganalisis opini stakeholders tentang makna proses deliberasi dan relevansi serta kontribusinya terhadap proses pem
2. Mengevaluasi proses transmisi dari kegiatan musyawarah desa ke proses pembuatan kebijakan di desa
3. Mendeskripsikan proses transmisi musyawarah adat ke proses pengambilan keputusan dalam institusi adat di desa
4. Mengkonseptualisasikan hubungan institusi negara (desa) dan institusi adat dalam proses transmisi musyawarah ke pro

Metode
1. Analisis Stakeholders, Framework Analisis sosial, Framework analisis kebijakan publik, framework deliberative culture
2. In-deep Interview : Stakeholders opinions; Mekanisme musyawarah dan pengambilan keputusan dalam institusi negara
3. Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai