Bintang Pratama-227010013
Materi#7
Dalam konteks Indonesia, konsep negara hukum diidentifikasi dengan nilai-nilai Pancasila,
dijelaskan sebagai Rule of Pancasila oleh Satjipto.
3. Negara Hukum Indonesia
Undang-undang Dasar 1945 menegaskan Indonesia sebagai negara hukum, dengan pasal-pasal
seperti Pasal 1 ayat 3. Pasal-pasal tersebut mengatur kekuasaan kehakiman, kesetaraan warga
negara di dalam hukum, dan perlindungan hak asasi manusia.
4. Politik Hukum Indonesia
Politik Hukum Indonesia, yaitu kebijakan nasional terkait hukum dan pembangunan hukum di
Indonesia. Dengan MPR yang tidak lagi memiliki kewenangan menetapkan Garis Besar Haluan
Negara, Presiden bertanggung jawab merumuskan haluan negara dalam rencana pembangunan
nasional.
5. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi
Konsep negara hukum material memerlukan adanya demokrasi, dan sebaliknya, demokrasi
membutuhkan wadah negara hukum dalam pelaksanaannya.
C. Lembaga Peradilan
1. Peradilan Agama
Ialah sistem peradilan yang berfokus pada penyelesaian perkara yang berkaitan dengan hukum
agama, khususnya dalam konteks hukum Islam. Biasanya, peradilan ini menangani perkara seperti
perceraian, waris, hukum keluarga, dan masalah hukum lainnya yang bersifat agama.
2. Peradilan Militer
Merupakan sistem peradilan yang diberlakukan di dalam lingkungan militer. Fungsi utamanya
adalah untuk menyelesaikan kasus-kasus hukum yang melibatkan personel militer, termasuk
pelanggaran hukum militer, tata tertib, dan keamanan nasional. Hakim dalam peradilan militer
biasanya adalah personel militer yang memiliki pengetahuan hukum khusus.
3. Peradilan Tata Usaha Negara
Merupakan lembaga peradilan yang menangani sengketa hukum yang melibatkan pemerintah
atau lembaga-lembaga publik. Kasus-kasus yang dapat diajukan ke peradilan ini mencakup
keputusan administratif, tindakan pemerintah, dan hal-hal terkait hukum administrasi negara.
4. Peradilan Umum
Merupakan sistem peradilan yang umumnya menangani berbagai jenis kasus hukum yang
melibatkan individu atau entitas swasta. Kasus-kasus yang masuk ke dalam yurisdiksi peradilan
umum meliputi pidana, perdata, hukum keluarga, perburuhan, dan berbagai jenis sengketa hukum
lainnya.
5. Penasehat Hukum
Sering disebut sebagai advokat atau pengacara, adalah profesional hukum yang memberikan
nasihat hukum kepada klien mereka. Mereka bertanggung jawab untuk mewakili klien di
pengadilan dan memberikan bimbingan hukum dalam berbagai masalah, termasuk perdata, pidana,
perusahaan, dan hukum lainnya. Penasehat hukum dapat bekerja untuk firma hukum atau bekerja
sendiri.
Materi#8
A. Menelusuri Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara
Secara Etimologi, wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata Wawas yang berarti pandangan dan tinjauan. Nusantara berasal dari
kata nusa dan diantara. Nusa berarti pulau atau kepulauan. Jadi Nusantara adalah kesatuan
kepulauan yang berada antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, dan dua samudera, yaitu
samudera Hindia dan Pasifik. Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia tentang
diri dan lingkungan berdasarkan dari ide nasionalnya yang dilandasi oleh Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
b) Isi
Isi yang berarti menandakan bahwa wawasan nusantara adalah sebuah aspirasi bangsa yang
berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945.
c) Tata laku
Terdiri atas dua tata laku yaitu tata laku bathiniah dan tata laku lahiriyah. Tata laku
Bathiniah mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia,
sedangkan Tata laku Lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.
Tujuan-tujuan dari wawasan nusantara antara lain yaitu, Mewujudkan rasa nasionalisme
yang tinggi terhadap kehidupan rakyat Indonesia, Meningkatkan rasa, paham, dan semangat
kebangsaan (nasionalisme) dalam jiwa bangsa Indonesia, Mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Tetapi bukan
berarti menghilangkan kepentingan kepentingan individu, kelompok, suku bangsa atau daerah.
Kepentingan-kepentingan tersebut tetap harus dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak.
Wawasan Nusantara adalah elemen krusial dalam merealisasikan visi Indonesia dan
membentuk persepsi seragam di kalangan warganya. Penting untuk disosialisasikan sejak usia dini
agar masyarakat memahami identitas mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Pertanyaan
mengenai kebutuhan wawasan nasional dijawab dengan pemahaman bahwa setiap negara
memiliki perspektif uniknya, dan untuk Indonesia, laut bukan penghalang tetapi pemersatu pulau-
pulau dengan potensi besar. Alasan utama dibalik kebutuhan wawasan nasional Indonesia adalah
menciptakan persepsi seragam di kalangan warganya.
Dapat dilihat dari segi historis bahwa Indonesia itu menginginkan bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh. Indonesia juga merupakan bangsa yang pernah mengalami kehidupan
sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah. Pada kehidupan ini pun sebagai bangsa yang terjajah
sangat merasakan penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan, dan kebodohan, serta politik devide at
impera (politik adu domba atau politik pemecah belah) dengan adanya politik itu orang-orang
Indonesia bahkan melawan bangsanya sendiri maka dari itulah di setiap perjuangan pasti ada yang
namanya penjajah, ada yang berpahlawan dan ada juga sang penghianat bangsa.
Wawasan Nusantara adalah wilayah Indonesia yang berkembang pesat dengan besar flora,
fauna, dan penduduk di wilayah tersebut. Gagasan wawasan nusantara juga mengajak semua
warga untuk mempertimbangkan luasnya wilayah dan keanekaragamannya secara keseluruhan.
Kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan dalam kehidupan negara
adalah satu. Wawasan nusantara yang berkembang tentu saja merupakan tantangan bagi rakyat
Indonesia.
a) Pemberdayaan Masyarakat
John Naisbit menekankan pentingnya memberikan peran signifikan kepada warga negara
dalam mencapai tujuan nasional. Dia memandang bahwa negara-negara industri dapat
memperkuat masyarakat melalui perencanaan yang komprehensif, sementara negara-negara
berkembang mungkin terbatas oleh kualitas staf. Kesetaraan pembangunan nasional dianggap vital
untuk mencegah ketidaksetaraan dan menjaga integritas, khususnya dengan memperkuat
masyarakat di daerah tertinggal.
Kenichi Omahe dalam bukunya "Borderless Word" dan "The End of Nation State" berpendapat
bahwa dalam perkembangan masyarakat global saat ini sangat maju dan cepat, didukung oleh
pengembangan IPTEK, geografi nasional dan batas-batas politik masih relatif konstan.
Perkembangan IPTEK dan perkembangan masyarakat global yang terhubung dengan dunia tanpa
batas dapat menjadi tantangan bagi wawasan nusantara, karena penduduk Indonesia dalam
pemikiran, sikap, dan pola perilaku.
Slan dan Zureker dalam bukunya "dictionary of economics" menyebabkan sistem ekonomi
harus menghasilkan keuntungan dengan melakukan kegiatan yang luas yang mencakup semua
aspek kehidupan masyarakat, yang diperlukan strategi baru yang mencari keseimbangan antara
pemahaman individu dan pemahaman sosialis.
Esensi wilayah Nusantara mencakup kesatuan wilayah dan persatuan bangsa Indonesia, yang
mengatasi perpecahan akibat lautan dan sejarah kolonial Belanda.
Kesadaran bela negara dalam mengisi kemerdekaan dan mengatasi masalah seperti
kemiskinan, kesenjangan sosial, penguasaan IPTEK, peningkatan kualitas SDM, memberantas
KKN, transparansi, dan pemeliharaan persatuan.
Perkembangan teknologi dan globalisasi berdampak pada pola pikir, sikap, dan tindakan
masyarakat, menjadi tantangan bagi Wawasan Nusantara yang berlandaskan pada nilai-nilai
tradisional.
c) Kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalisme, yang menekankan hak milik swasta dan kebebasan individu,
dapat mempengaruhi implementasi Wawasan Nusantara yang mengutamakan kepentingan
nasional.
d) Pemberdayaan Masyarakat
Tantangan dalam memberdayakan masyarakat dengan aktivitas dan partisipasi untuk mencapai
tujuan nasional. Pembangunan yang tidak merata memerlukan pendekatan yang memperhatikan
keberagaman daerah.
Materi #9
Istilah Ketahanan Nasional memang memiliki pengertian dan cakupan yang luas. Secara
etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat menguasai diri,
gigih, dan tidak mengenal menyerah. Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata nation yang
berarti bangsa sebagai pengertian politik. Ketahanan nasional secara etimologi dapat diartikan
sebagai mampu, kuat, dan tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.
Konsep ketahanan nasional berlapis, artinya ketahanan nasional sebagai kondisi yang kokoh
dan tangguh dari sebuah bangsa tentu tidak terwujud jika tidak dimulai dari ketahanan pada
lapisan-lapisan di bawahnya. Terwujudnya ketahanan pada tingkat nasional (ketahanan nasional)
bermula dari adanya ketahanan diri/individu, berlanjut pada ketahanan keluarga, ketahanan
wilayah, ketahanan regional lalu berpuncak pada ketahanan nasional (Basrie, 2002).
3. Bela Negara Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Nasional
Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa Sedangkan bela negara secara non-fisik
dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik
Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman.
Ketahanan nasional dan bela negara memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan dan
keberlanjutan sebuah negara. Ketahanan nasional menjaga keamanan negara dari berbagai
ancaman, baik dari dalam maupun luar. Bela negara merupakan sikap dan semangat untuk
melindungi kedaulatan negara, baik dari ancaman militer maupun non-militer.
C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik dalam Ketahanan Nasional dan Bela Negara
Secara historis, gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an di
kalangan militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (Sunardi, 1997).
Jawaban yang dimunculkan adalah karena bangsa Indonesia memiliki ketahanan nasional
khususnya pada aspek ideologi. Pada tahun 1968, pemikiran di lingkungan SSKAD tersebut
dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional) dengan dimunculkan istilah kekuatan
bangsa.
Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan pada kita pada, konsep ketahanan
nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga tidak berujung pada
kehancuran bangsa atau berakhirnya NKRI. Setidaknya ini terbukti pada saat bangsa Indonesia
menghadapi ancaman komunisme tahun 1965 dan yang lebih aktual menghadapi krisis ekonomi
dan politik pada tahun 1997- 1998. Sampai saat ini kita masih kuat bertahan dalam wujud NKRI.
Bandingkan dengan pengalaman Yugoslavia ketika menghadapi ancaman perpecahan tahun 1990-
an. Ketahanan nasional Indonesia akan selalu menghadapi aneka tantangan dan ancaman yang
terus berubah.
Ketahanan nasional dan bela negara merupakan esensi dari pembangunan nasional yang
mengintegrasikan berbagai unsur keamanan dan kekuatan negara serta mengikat semuanya
menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal ini menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk menghadapi
ancaman yang berasal dari dalam dan luar negeri, seperti ancaman militer, ancaman ekonomi,
ancaman politik, dan ancaman lingkungan.
Materi #10
Paguyuban Pasundan adalah organisasi yang didirikan pada awal era kebangkitan nasional
(Ekadjati, 2004:15) dalam Histografi, 2020 hlm-153-160. Paguyuban Pasundan didirikan dengan
dasar untuk membantu masyarakat sunda khususnya pada bidang pendidikan dan ekonomi. Dalam
perjalanan pembentukan Paguyuban Pasundan harus menghadapi begitu banyak tantangan yang
menyangkut aspek politik, ekonomi dan juga sosial. Dari berbagai tantangan yang dihadapi inilah
yang mendorong Paguyuban Pasundan untuk terus berbenah, menyesuaikan dari segala segi
organisasi yang dilakukan agar mampu mengikui dan menjawab berbagai persoalan di setiap era.
Paguyuban pasundan lahir dipengaruhi oleh pendirian Budi Utomo yang dianggap sebagai
awal kebangkitan bangsa Indonesia maraih kemerdekaan. Pada mulanya, cukup banyak orang-
orang Sunda yang bergabung pada organisasi Budi Utomo, karena banyaknya peminat orang-
orang Sunda pada organisasi ini, maka siswa-siswa Sunda di STOVIA (School Tot Opleiding voor
Indlandsche Artsen) mengajukan pembuatan organisasi untuk orang-orang sunda tersendiri. Para
siswa STOVIA itu akhirnya pergi ke rumah Daeng Kanduruan Ardiwinata, beliau adalah sesepuh
orang sunda pada zaman itu, para siswa tersebut menyampaikan tujuan mereka datang ke rumah
beliau untuk mendirikan perkumpulan orang Sunda dan mereka juga mengajukan D. K.
Ardiwinata sebagai ketua organisasinya.
Paguyuban Pasundan saat ini memiliki 32 kantor cabang dengan 492 anak cabang. Saat ini
sedikitnya 12.300 orang terlibat dalam paguyuban. Di era globalisasi saat ini Paguyuban Pasundan
memprioritaskan pelestarian kebudayaan Sunda. Sekolah-sekolah Pasundan kini dalam jenjang
pendidikan dasar dan menengah tersebar diwilayah Jawa Barat dan Banten. Sedangkan untuk
jenjang perguruan tinggi, Paguyuban Pasundan mempunyai empat perguruan tinggi, yaitu sebagai
berikut:
Materi #11
A. Konsep Geopolitik
Konsep geopolitik melibatkan studi potensi suatu negara berdasarkan identitas dan
kapasitasnya untuk ketahanan nasional. Ini mencakup kesatuan bangsa dan integritas wilayah,
dipengaruhi oleh semangat keragaman, kesetaraan, dan kepentingan nasional. Geopolitik
mengajarkan pentingnya menjaga kedaulatan nasional pasca-kemerdekaan, mengantisipasi
goncangan ideologis, dan menegakkan prinsip perdamaian dan keadilan sosial.
Nusantara adalah visi nasional Indonesia, memberikan perspektif komprehensif tentang masa
depan negara.
Geopolitik berfungsi sebagai pendekatan baru untuk mempertimbangkan faktor geografis guna
mencapai tujuan nasional.
Terdapat beberapa teori geopolitik kekuatan dunia utama yang diperkenalkan oleh para ahli,
diantaranya adalah:
Wawasan Nusantara mengintegrasikan aspirasi nasional dan berfungsi sebagai sarana integrasi
nasional. Implementasi Wawasan Nusantara menghasilkan jangkauan wilayah yang lebih luas dan
peningkatan potensi sumber daya untuk kemakmuran nasional. Wawasan Nusantara memperkuat
identitas nasional dan stabilitas regional, melindungi integritas dan kesatuan wilayah Indonesia.
Melalui Wawasan Nusantara, visi Indonesia diakui secara internasional, memberikan landasan
untuk integrasi nasional dan potensi ekspansi wilayah.
Kekuatan geopolitik membentuk visi nasional dan tata pemerintahan regional, berkontribusi
pada kemajuan dan integritas terus-menerus Indonesia.
Integrasi Wawasan Nusantara dan otonomi daerah membuka jalan bagi tata pemerintahan yang
padu dan pembangunan berkelanjutan bagi Indonesia.
Materi #12
A. Geostrategi Indonesia
1. Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari gabungan kata geografi dan strategi. Geografi merujuk pada ruang
hidup nasional suatu bangsa atau negara, sementara strategi diartikan sebagai ilmu dan seni
menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan dalam situasi perang dan damai.
Bagi Indonesia, geostrategi dipandang sebagai strategi untuk memanfaatkan kondisi geografi
negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana guna mencapai cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional.
Ketahanan Nasional Indonesia (Tannas) memiliki sifat-sifat yang terbentuk dari nilai-nilai
dalam landasannya:
Manunggal
Mandiri
Mawas Kedalam
Kewibawaan
Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu Kekuatan
Berubah Menurut Waktu (Dinamis)
Percaya pada Diri Sendiri
Tidak Tergantung pada Pihak Lain
Bersifat Pengembangan/Developmental
D. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
Pada awal tahun 1960-an, istilah Ketahanan Nasional mulai diperkenalkan oleh Presiden
Soekarno, dan pengembangan gagasan ini lebih dipusatkan di Sekolah Staf dan Komando
Angkatan Darat Bandung pada tahun 1962. Ketahanan Nasional Indonesia diartikan sebagai
kondisi dinamis bangsa Indonesia yang melibatkan segenap aspek kehidupan nasional,
mengandung keuletan dan ketangguhan, serta memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional untuk menghadapi berbagai tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik dari
dalam maupun luar yang membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2. Pancagatra
Ketahanan Nasional di Bidang Ideologi: Terkait dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang
menjadi dasar suatu bangsa.
Ketahanan Nasional di Bidang Politik: Menyangkut kehidupan politik yang damai, tertib,
adil, jujur, dan demokratis.
Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi: Terfokus pada tersedianya pangan, sandang,
lapangan kerja, dan perumahan.
Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan Budaya: Berkaitan dengan kondisi dinamik
budaya bangsa yang mengandung keuletan dan kemampuan menghadapi tantangan baik
dari dalam maupun luar.
Ketahanan Nasional di Bidang Pertahanan dan Keamanan: Mencakup kondisi aman,
damai, dan tidak sengketa dengan negara lain.
Eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya alam, dengan pertimbangan masa depan dan
lingkungan hidup, menciptakan ketergantungan yang vital. Demografi memainkan peran penting
dengan aspek kualitas dan kuantitas penduduk memengaruhi kekuatan nasional.
1. Ketahanan Regional
Paska Perang Dingin, dunia beralih dari sistem bipolar menjadi multipolar, dengan munculnya
kekuatan baru seperti Jepang, Cina, dan Uni Eropa. Era new world order, ditandai dengan
berakhirnya ideologi liberalisme dan komunisme, menimbulkan konflik antar peradaban menurut
Samuel P. Huntington.
Materi #13
A. Era Globalisasi
Memasuki era globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknlogi. Negara- negara sibuk menyesuaikan kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pendidikannya. Hal inilah yang menjadi tuntutan pendidikan kewarganegaraaan untuk
mengembangkan kemampuaan kewarganegaraan diera global. Saling ketergantungan dan
interkoneksi yang meningkat dalam ‘global’ dan keragaman yang terus meningkat di Negara-
Bangsa memaksakan persyaratan khusus pada konsep kewarganegaraan dan kualifikasi akademik
yang ada. Dalam latar belakang kebangsaan dalam menghadapi era globalisasi, perlu giat belajar,
menghayati, dan mengamalkan landasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Era Disrupsi
Istilah disrupsi mulai dipopulerkan akhir abad ke-20 dalam dunia bisnis, di mana perusahaan
besar mengalami kemunduran sebagai akibat kreativitas dan inovasi dari perusahaan kecil
melaui bisnis digital. Hal ini di luar dugaan sebelumnya. Kemundura n perusahan besar oleh
perusahaan kecil dalam persaingan bisnis disebut sebagai disrupsi (Christenssen, 1997). Sejak
itu istilah disrupsi sering menjadi fokus perhatian para ekonom, walaupun sebelumnya istilah
disrupsi sudah ada. Dengan adanya perkembangan digital, maka bisnis baru tumbuh, di mana
perusahaan-perusaahan kecil, dapat mengalahkan perusahaan besar yang sudah mapan. Pada
awalnya istilah disrupsi masih mejadi topik hangat di kalangan ekonom, karena disrupsi selalu
dihubungkan dengan konteks bisnis, investasi, dan keuangan.
Revolusi Industri 4.0 sendiri memiliki empat komponen utama diantaranya adalah:
Interkoneksi yaitu kemampuan perangkat, mesin, sensor, dan manusia untuk saling
berkomunikasi menggunakan Internet of Things (IoT), yaitu. gelombang
elektromagnetik untuk mengirimkan informasi.
Transparansi informasi. Transparansi informasi memungkinkan pembuatan Salinan
virtual dari dunia nyata dengan memasukkan data sensor ke dalam mode digital
Kemampuan sistem untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi secara cepat
dalam rangka memecahkan masalah (technical assistance).
Pengambilan keputusan terpusat, atau kemampuan dalam sistem fisik virtual yang
bertujuan untuk membuat keputusan dan melakukan tugas seefisien mungkin tanpa
keterlibatan manusia.
2. Era BANI
BANI lebih tepat untuk mendefinisikan keadaan ekonomi dan sosial yang semakin berada
pada puncak ketidakstabilan.BANI adalah singkatan dari Brittle, Anxiety, Non- Linear dan
Incomprehensible. Keempat istilah tersebut menjelaskan keadaan dunia saat pandemi Covid-19
merebak dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan di setiap lapisan masyarakat. Memang
demikianlah keadaan saat ini sehubungan adanya virus yang jelas merubah berbagai pola
kehidupan. Dunia bisnis banyak yang roboh akibat kesulitan menghadapi kondisi. Manusia
yang dilengkapi 6 faktor keunggulan, yakni nalar, memori, imaginasi, intuisi, keinginan, dan
persepsi tentu harus dapat menjawab persoalan BANI ini.
3. Era TUNA