Anda di halaman 1dari 19

Resume Materi Pendidikan Pancasila

Bintang Pratama-227010013

Materi#7

A. Konsep dan Urgensi Penegak Hukum yang Berkeadilan

1. Konsep Negara Hukum

Negara hukum menekankan bahwa penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan didasarkan pada


hukum. Dalam negara hukum, hukum diwujudkan dalam peraturan perundang-undangan, terutama
konstitusi, yang menjadi landasan pemerintahan.
2. Ciri-ciri Negara Hukum

Dalam konteks Indonesia, konsep negara hukum diidentifikasi dengan nilai-nilai Pancasila,
dijelaskan sebagai Rule of Pancasila oleh Satjipto.
3. Negara Hukum Indonesia

Undang-undang Dasar 1945 menegaskan Indonesia sebagai negara hukum, dengan pasal-pasal
seperti Pasal 1 ayat 3. Pasal-pasal tersebut mengatur kekuasaan kehakiman, kesetaraan warga
negara di dalam hukum, dan perlindungan hak asasi manusia.
4. Politik Hukum Indonesia

Politik Hukum Indonesia, yaitu kebijakan nasional terkait hukum dan pembangunan hukum di
Indonesia. Dengan MPR yang tidak lagi memiliki kewenangan menetapkan Garis Besar Haluan
Negara, Presiden bertanggung jawab merumuskan haluan negara dalam rencana pembangunan
nasional.
5. Hubungan Negara Hukum dengan Demokrasi

Konsep negara hukum material memerlukan adanya demokrasi, dan sebaliknya, demokrasi
membutuhkan wadah negara hukum dalam pelaksanaannya.

B. Lembaga Penegak Hukum


 Kepolisian
Kepolisian negara adalah alat negara untuk memelihara keamanan dan ketertiban.
 Kejaksaan
Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang menangani kekuasaan negara di bidang
penuntutan.
 Kehakiman
Kehakiman merupakan lembaga yang mengadili, dan hakim memiliki wewenang
mengadili perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak.

C. Lembaga Peradilan

1. Peradilan Agama
Ialah sistem peradilan yang berfokus pada penyelesaian perkara yang berkaitan dengan hukum
agama, khususnya dalam konteks hukum Islam. Biasanya, peradilan ini menangani perkara seperti
perceraian, waris, hukum keluarga, dan masalah hukum lainnya yang bersifat agama.
2. Peradilan Militer

Merupakan sistem peradilan yang diberlakukan di dalam lingkungan militer. Fungsi utamanya
adalah untuk menyelesaikan kasus-kasus hukum yang melibatkan personel militer, termasuk
pelanggaran hukum militer, tata tertib, dan keamanan nasional. Hakim dalam peradilan militer
biasanya adalah personel militer yang memiliki pengetahuan hukum khusus.
3. Peradilan Tata Usaha Negara

Merupakan lembaga peradilan yang menangani sengketa hukum yang melibatkan pemerintah
atau lembaga-lembaga publik. Kasus-kasus yang dapat diajukan ke peradilan ini mencakup
keputusan administratif, tindakan pemerintah, dan hal-hal terkait hukum administrasi negara.
4. Peradilan Umum

Merupakan sistem peradilan yang umumnya menangani berbagai jenis kasus hukum yang
melibatkan individu atau entitas swasta. Kasus-kasus yang masuk ke dalam yurisdiksi peradilan
umum meliputi pidana, perdata, hukum keluarga, perburuhan, dan berbagai jenis sengketa hukum
lainnya.
5. Penasehat Hukum

Sering disebut sebagai advokat atau pengacara, adalah profesional hukum yang memberikan
nasihat hukum kepada klien mereka. Mereka bertanggung jawab untuk mewakili klien di
pengadilan dan memberikan bimbingan hukum dalam berbagai masalah, termasuk perdata, pidana,
perusahaan, dan hukum lainnya. Penasehat hukum dapat bekerja untuk firma hukum atau bekerja
sendiri.

D. Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Penegakan Hukum yang Berkeadilan


Indonesia
Penegakan hukum berkeadilan di Indonesia menghadapi berbagai dinamika dan tantangan.
Ketidaksetaraan akses terhadap sistem hukum, praktik korupsi yang merajalela, serta implementasi
reformasi hukum yang lambat menjadi isu utama. Pertentangan antara hukum adat dan hukum
formal, terutama di daerah dengan kekayaan budaya yang tinggi, turut menambah kompleksitas
penegakan hukum. Selain itu, kualitas penyelidikan dan investigasi, seringkali kurang memadai,
menciptakan hambatan terhadap pencapaian keadilan. Penguatan independensi dan
profesionalisme aparat penegak hukum juga menjadi esensial untuk meningkatkan integritas
sistem hukum Indonesia secara keseluruhan.

E. Esensi dan Urgensi Penegakan Hukum yang Berkeadilan di Indonesia


Cicero menyatakan "Ubi Societas Ibi Ius," menekankan bahwa hukum hadir bersama
masyarakat. Meskipun peraturan hukum ada, penegakan dan kepastian hukum dianggap tahap
lebih penting untuk menciptakan ketertiban dan keadilan. Penegakan hukum memiliki tujuan
melindungi hak-hak dan kewajiban masyarakat, serta menciptakan keteraturan yang tercermin
dalam proses pelaksanaan hukum di masyarakat.

Materi#8
A. Menelusuri Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara

Secara Etimologi, wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata Wawas yang berarti pandangan dan tinjauan. Nusantara berasal dari
kata nusa dan diantara. Nusa berarti pulau atau kepulauan. Jadi Nusantara adalah kesatuan
kepulauan yang berada antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, dan dua samudera, yaitu
samudera Hindia dan Pasifik. Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia tentang
diri dan lingkungan berdasarkan dari ide nasionalnya yang dilandasi oleh Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.

1. Unsur Dari Dasar Wawasan Nusantara


a) Wadah

Wawasan nusantara terwujud dari wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat nusantara dengan kekayaan
alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.

b) Isi

Isi yang berarti menandakan bahwa wawasan nusantara adalah sebuah aspirasi bangsa yang
berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945.

c) Tata laku

Terdiri atas dua tata laku yaitu tata laku bathiniah dan tata laku lahiriyah. Tata laku
Bathiniah mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia,
sedangkan Tata laku Lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.

2. Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan-tujuan dari wawasan nusantara antara lain yaitu, Mewujudkan rasa nasionalisme
yang tinggi terhadap kehidupan rakyat Indonesia, Meningkatkan rasa, paham, dan semangat
kebangsaan (nasionalisme) dalam jiwa bangsa Indonesia, Mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Tetapi bukan
berarti menghilangkan kepentingan kepentingan individu, kelompok, suku bangsa atau daerah.
Kepentingan-kepentingan tersebut tetap harus dihormati, diakui, dan dipenuhi, selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak.

3. Alasan Mengapa Diperlukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah elemen krusial dalam merealisasikan visi Indonesia dan
membentuk persepsi seragam di kalangan warganya. Penting untuk disosialisasikan sejak usia dini
agar masyarakat memahami identitas mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Pertanyaan
mengenai kebutuhan wawasan nasional dijawab dengan pemahaman bahwa setiap negara
memiliki perspektif uniknya, dan untuk Indonesia, laut bukan penghalang tetapi pemersatu pulau-
pulau dengan potensi besar. Alasan utama dibalik kebutuhan wawasan nasional Indonesia adalah
menciptakan persepsi seragam di kalangan warganya.

B. Latar Belakang Historis Wawasan Nusantara

Dapat dilihat dari segi historis bahwa Indonesia itu menginginkan bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh. Indonesia juga merupakan bangsa yang pernah mengalami kehidupan
sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah. Pada kehidupan ini pun sebagai bangsa yang terjajah
sangat merasakan penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan, dan kebodohan, serta politik devide at
impera (politik adu domba atau politik pemecah belah) dengan adanya politik itu orang-orang
Indonesia bahkan melawan bangsanya sendiri maka dari itulah di setiap perjuangan pasti ada yang
namanya penjajah, ada yang berpahlawan dan ada juga sang penghianat bangsa.

C. Latar Belakang Sosiologis Wawasan Nusantara


1. Politis Wawasan Nusantara

Kepentingan Nasional Indonesia adalah Mengembangkan, Melestarikan, dan


Mempertahankan Wilayah dan Kesatuan Bangsa, Muncul dari Cita-cita, Tujuan, dan Visi Nasional
yang Mewujudkan Negara yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Adil, dan Makmur, dengan Fokus
pada Perlindungan bagi Seluruh Bangsa dan Tumpah Darah Indonesia serta Pencapaian
Masyarakat yang Religius, Manusiawi, Bersatu, Demokratis, Adil, Sejahtera, Maju, Mandiri, Baik,
dan Bersih dalam Penyelenggaraan Negara.

2. Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah wilayah Indonesia yang berkembang pesat dengan besar flora,
fauna, dan penduduk di wilayah tersebut. Gagasan wawasan nusantara juga mengajak semua
warga untuk mempertimbangkan luasnya wilayah dan keanekaragamannya secara keseluruhan.
Kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan dalam kehidupan negara
adalah satu. Wawasan nusantara yang berkembang tentu saja merupakan tantangan bagi rakyat
Indonesia.
a) Pemberdayaan Masyarakat

John Naisbit menekankan pentingnya memberikan peran signifikan kepada warga negara
dalam mencapai tujuan nasional. Dia memandang bahwa negara-negara industri dapat
memperkuat masyarakat melalui perencanaan yang komprehensif, sementara negara-negara
berkembang mungkin terbatas oleh kualitas staf. Kesetaraan pembangunan nasional dianggap vital
untuk mencegah ketidaksetaraan dan menjaga integritas, khususnya dengan memperkuat
masyarakat di daerah tertinggal.

b) Dunia Tanpa Batas

Kenichi Omahe dalam bukunya "Borderless Word" dan "The End of Nation State" berpendapat
bahwa dalam perkembangan masyarakat global saat ini sangat maju dan cepat, didukung oleh
pengembangan IPTEK, geografi nasional dan batas-batas politik masih relatif konstan.
Perkembangan IPTEK dan perkembangan masyarakat global yang terhubung dengan dunia tanpa
batas dapat menjadi tantangan bagi wawasan nusantara, karena penduduk Indonesia dalam
pemikiran, sikap, dan pola perilaku.

c) Era Baru Kapitalisme

Slan dan Zureker dalam bukunya "dictionary of economics" menyebabkan sistem ekonomi
harus menghasilkan keuntungan dengan melakukan kegiatan yang luas yang mencakup semua
aspek kehidupan masyarakat, yang diperlukan strategi baru yang mencari keseimbangan antara
pemahaman individu dan pemahaman sosialis.

3. Esensi dan Urgensi Wilayah Nusantara

Esensi wilayah Nusantara mencakup kesatuan wilayah dan persatuan bangsa Indonesia, yang
mengatasi perpecahan akibat lautan dan sejarah kolonial Belanda.

Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik:

 Mewujudkan kebulatan wilayah nasional sebagai wadah kesatuan bangsa.


 Memegang teguh Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa.
 Menerapkan satu sistem hukum nasional untuk kepentingan bersama.

Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi:


 Memanfaatkan kekayaan potensial dan efektif sebagai modal bersama.
 Menjamin perkembangan ekonomi merata di seluruh daerah.
 Membangun kesatuan ekonomi untuk kemakmuran rakyat.

Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya:

 Menciptakan keselarasan kehidupan sosial dan budaya.


 Menghormati perbedaan agama dan budaya.Melestarikan budaya dan membangun
solidaritas sosial.

Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan Keamanan:

 Menghadapi ancaman terhadap satu wilayah sebagai ancaman terhadap seluruh


bangsa.Memberikan hak dan kewajiban yang sama dalam pertahanan negara.Mempererat
hubungan dan kesadaran dalam menghadapi ancaman bersama.Dalam implementasinya,
kesatuan wilayah Nusantara berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang seimbang,
kehidupan sosial yang harmonis, serta pertahanan dan keamanan yang kuat. Solidaritas dan
partisipasi aktif masyarakat di seluruh Indonesia menjadi kunci keberhasilan dalam
mewujudkan visi Wawasan Nusantara.

4. Tantangan Impelementasi Wawasan Nusantara di Era Modern


a) Kesadaran Warga Negara

Kesadaran bela negara dalam mengisi kemerdekaan dan mengatasi masalah seperti
kemiskinan, kesenjangan sosial, penguasaan IPTEK, peningkatan kualitas SDM, memberantas
KKN, transparansi, dan pemeliharaan persatuan.

b) Perkembangan Pesat Teknologi

Perkembangan teknologi dan globalisasi berdampak pada pola pikir, sikap, dan tindakan
masyarakat, menjadi tantangan bagi Wawasan Nusantara yang berlandaskan pada nilai-nilai
tradisional.

c) Kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalisme, yang menekankan hak milik swasta dan kebebasan individu,
dapat mempengaruhi implementasi Wawasan Nusantara yang mengutamakan kepentingan
nasional.

d) Pemberdayaan Masyarakat

Tantangan dalam memberdayakan masyarakat dengan aktivitas dan partisipasi untuk mencapai
tujuan nasional. Pembangunan yang tidak merata memerlukan pendekatan yang memperhatikan
keberagaman daerah.

Materi #9

A. Konsep dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Istilah Ketahanan Nasional memang memiliki pengertian dan cakupan yang luas. Secara
etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat menguasai diri,
gigih, dan tidak mengenal menyerah. Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata nation yang
berarti bangsa sebagai pengertian politik. Ketahanan nasional secara etimologi dapat diartikan
sebagai mampu, kuat, dan tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.

1. Wajah Ketahanan Nasional Indonesia

Menurut salah seorang ahli ketahanan nasional Indonesia, GPH S. Haryomataram,


menurutnya, ketahanan nasional memiliki berwajah ganda, yakni ketahanan nasional sebagai
konsepsi, ketahanan nasional sebagai kondisi dan ketahanan nasional sebagai strategi
(Haryomataram, 1980).

2. Dimensi dan Ketahanan Nasional Berlapis

Konsep ketahanan nasional berlapis, artinya ketahanan nasional sebagai kondisi yang kokoh
dan tangguh dari sebuah bangsa tentu tidak terwujud jika tidak dimulai dari ketahanan pada
lapisan-lapisan di bawahnya. Terwujudnya ketahanan pada tingkat nasional (ketahanan nasional)
bermula dari adanya ketahanan diri/individu, berlanjut pada ketahanan keluarga, ketahanan
wilayah, ketahanan regional lalu berpuncak pada ketahanan nasional (Basrie, 2002).
3. Bela Negara Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Nasional

Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa Sedangkan bela negara secara non-fisik
dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik
Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman.

B. Pentingnya Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Ketahanan nasional dan bela negara memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan dan
keberlanjutan sebuah negara. Ketahanan nasional menjaga keamanan negara dari berbagai
ancaman, baik dari dalam maupun luar. Bela negara merupakan sikap dan semangat untuk
melindungi kedaulatan negara, baik dari ancaman militer maupun non-militer.

C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik dalam Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Secara historis, gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an di
kalangan militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (Sunardi, 1997).
Jawaban yang dimunculkan adalah karena bangsa Indonesia memiliki ketahanan nasional
khususnya pada aspek ideologi. Pada tahun 1968, pemikiran di lingkungan SSKAD tersebut
dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional) dengan dimunculkan istilah kekuatan
bangsa.

D. Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara

Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan pada kita pada, konsep ketahanan
nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman sehingga tidak berujung pada
kehancuran bangsa atau berakhirnya NKRI. Setidaknya ini terbukti pada saat bangsa Indonesia
menghadapi ancaman komunisme tahun 1965 dan yang lebih aktual menghadapi krisis ekonomi
dan politik pada tahun 1997- 1998. Sampai saat ini kita masih kuat bertahan dalam wujud NKRI.
Bandingkan dengan pengalaman Yugoslavia ketika menghadapi ancaman perpecahan tahun 1990-
an. Ketahanan nasional Indonesia akan selalu menghadapi aneka tantangan dan ancaman yang
terus berubah.

E. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Ketahanan nasional dan bela negara merupakan esensi dari pembangunan nasional yang
mengintegrasikan berbagai unsur keamanan dan kekuatan negara serta mengikat semuanya
menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal ini menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk menghadapi
ancaman yang berasal dari dalam dan luar negeri, seperti ancaman militer, ancaman ekonomi,
ancaman politik, dan ancaman lingkungan.

Materi #10

A. Konsep Paguyuban Pasundan dalam Perjuangan Bangsa


1. Paguyuban Pasundan

Paguyuban Pasundan adalah organisasi yang didirikan pada awal era kebangkitan nasional
(Ekadjati, 2004:15) dalam Histografi, 2020 hlm-153-160. Paguyuban Pasundan didirikan dengan
dasar untuk membantu masyarakat sunda khususnya pada bidang pendidikan dan ekonomi. Dalam
perjalanan pembentukan Paguyuban Pasundan harus menghadapi begitu banyak tantangan yang
menyangkut aspek politik, ekonomi dan juga sosial. Dari berbagai tantangan yang dihadapi inilah
yang mendorong Paguyuban Pasundan untuk terus berbenah, menyesuaikan dari segala segi
organisasi yang dilakukan agar mampu mengikui dan menjawab berbagai persoalan di setiap era.

2. Paguyuban Pasundan dalam Perjuangan Bangsa

Paguyuban Pasundan termasuk organisasi yang bersifat kooperatif dengan pemerintahan


kolonial Belanda. Paguyuban Pasundan berpastisipasi dalam Volksraad yang ditandai dengan
diangkatnya anggota-anggota Paguyuban Pasundan dalam Volksraad . Pada tahun 1924
Paguyuban Pasundan disahkan sebagai organisasi yang berhak mempunyai wakil di Volksraad,
Dewan Provinsi, Dewan Kabupaten dan Kota Madya. Tidak hanya berpartisipasi dalam politik
kooperatif yang didirikan oleh pemerintah kolonial. Paguyuban Pasundan juga mendukung
nasionalisme dalam bentuk gagasan persatuan nasional.
B. Paguyuban Pasundan dari Masa Ke Masa
1. Sejarah Masa Pra Kemerdekaan

Paguyuban pasundan lahir dipengaruhi oleh pendirian Budi Utomo yang dianggap sebagai
awal kebangkitan bangsa Indonesia maraih kemerdekaan. Pada mulanya, cukup banyak orang-
orang Sunda yang bergabung pada organisasi Budi Utomo, karena banyaknya peminat orang-
orang Sunda pada organisasi ini, maka siswa-siswa Sunda di STOVIA (School Tot Opleiding voor
Indlandsche Artsen) mengajukan pembuatan organisasi untuk orang-orang sunda tersendiri. Para
siswa STOVIA itu akhirnya pergi ke rumah Daeng Kanduruan Ardiwinata, beliau adalah sesepuh
orang sunda pada zaman itu, para siswa tersebut menyampaikan tujuan mereka datang ke rumah
beliau untuk mendirikan perkumpulan orang Sunda dan mereka juga mengajukan D. K.
Ardiwinata sebagai ketua organisasinya.

2. Masa Revolusi Kemerdekaan sampai Sekarang

Setelah penjajahan Jepang berakhir, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Maklumat


Nomor X tanggal 3 November 1945 tentang pembentukan partai-partai politik. Keluarnya
maklumat tersebut partai-partai di Indonesia hidup kembali seperti Partai Nasional Indonesia
(PNI), Partai Islam Masyumi, Partai Buruh Indonesia, dan sebagainya.

3. Paguyuban Pasundan Sekarang

Paguyuban Pasundan saat ini memiliki 32 kantor cabang dengan 492 anak cabang. Saat ini
sedikitnya 12.300 orang terlibat dalam paguyuban. Di era globalisasi saat ini Paguyuban Pasundan
memprioritaskan pelestarian kebudayaan Sunda. Sekolah-sekolah Pasundan kini dalam jenjang
pendidikan dasar dan menengah tersebar diwilayah Jawa Barat dan Banten. Sedangkan untuk
jenjang perguruan tinggi, Paguyuban Pasundan mempunyai empat perguruan tinggi, yaitu sebagai
berikut:

 Universitas Pasundan yang didirikan di Bandung pada tanggal 14 November1960.


 Sekolah Tinggi Hukum (STH) Pasundan di Sukabumi yang didirikan pada tanggal 14
Januari 1964.
 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan di Cimahi yang
didirikan pada tanggal 29 Mei 1986.
 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasundan di Bandung yang didirikan pada tanggal
18 Januari 1988.

C. Argumen dan Dinamika Paguyuban Pasundan dalam Sejarah Bangsa Indonesia

Dalam perpolitikan Indonesia, masa Reformasi merujuk pada pemberhentian Presiden


Soeharto (Erawan, 2000: 368) sebagai Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998 dan
Wakil Presiden B.J. Habibie kemudian dilantik menggantikan Presiden Soeharto di tengah
merosotnya keadaan sosial tersebut. Presiden Habibie membentuk undang-undang untuk
menegakan dan melindungi mengeluarkan pendapat yang merupakan ciri-ciri demokrasi
(Purnaweni, 2004: 121).

D. Esensi dan Urgensi Paguyuban Pasundan Menjaga Kedaulatan Indonesia dalam


Gerakan Pendidikan dan Gerakan Sosial Budaya

Menurut Sutjiatiningsih (1983) dalam jurnal Historiografi, latar belakang pembentukan


Paguyuban Pasundan di atas, dipertegas dalam anggaran dasar organisasi yang tertulis pada pasal
2 yaitu “Tujuan perkumpulan ini akan memajukan kebahagiaan rakyat Sunda, dengan jalan
membantu memperbaiki perkembangan kecerdasannya, kerohaniannya dan kehidupan
kemasyarakatannya dengan melalui pendidikan dan pengajaran dan dengan usaha meningkatkan
daya pikir kerakyatan agar meningkatkan pula kemampuan kerjanya sehingga kehidupannya lebih
baik”. Tujuan dan garis besar program yang dicanangkan oleh Paguyuban Pasundan tersebut
merupakan salah satu langkah guna meningkatkan derajat orang-orang Sunda agar mempunyai
mental dan tingkat pendidikan yang berkualitas serta guna meningkatkan kreativitas, etos kerja
dan sikap ulet sehingga dapat ikut memperhatikan dinamika yang ada.

Materi #11

A. Konsep Geopolitik

Konsep geopolitik melibatkan studi potensi suatu negara berdasarkan identitas dan
kapasitasnya untuk ketahanan nasional. Ini mencakup kesatuan bangsa dan integritas wilayah,
dipengaruhi oleh semangat keragaman, kesetaraan, dan kepentingan nasional. Geopolitik
mengajarkan pentingnya menjaga kedaulatan nasional pasca-kemerdekaan, mengantisipasi
goncangan ideologis, dan menegakkan prinsip perdamaian dan keadilan sosial.

B. Elemen Kunci Geopolitik


1. Konsep Nusantara

Nusantara adalah visi nasional Indonesia, memberikan perspektif komprehensif tentang masa
depan negara.

2. Signifikansi Geopolitik di Indonesia

Geopolitik berfungsi sebagai pendekatan baru untuk mempertimbangkan faktor geografis guna
mencapai tujuan nasional.

C. Teori Geopolitik Kekuatan Dunia Utama

Terdapat beberapa teori geopolitik kekuatan dunia utama yang diperkenalkan oleh para ahli,
diantaranya adalah:

 Teori Geopolitik Friedrich Ratzel, berfokus pada konsep strategis mengendalikan


'Heartland' Eurasia untuk mencapai dominasi dunia.
 Teori Geopolitik Halford Mackinder, menekankan signifikansi kekuatan benua dalam
mencapai pengaruh geopolitik.
 Teori Geopolitik Karl Haushofer, menekankan pentingnya kekuatan benua dalam
mencapai pengaruh geopolitik.

D. Geopolitik Indonesia Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara mengintegrasikan aspirasi nasional dan berfungsi sebagai sarana integrasi
nasional. Implementasi Wawasan Nusantara menghasilkan jangkauan wilayah yang lebih luas dan
peningkatan potensi sumber daya untuk kemakmuran nasional. Wawasan Nusantara memperkuat
identitas nasional dan stabilitas regional, melindungi integritas dan kesatuan wilayah Indonesia.
Melalui Wawasan Nusantara, visi Indonesia diakui secara internasional, memberikan landasan
untuk integrasi nasional dan potensi ekspansi wilayah.

E. Otonomi Daerah di Indonesia Pemberdayaan Tata Pemerintahan Lokal


Otonomi daerah memberikan wewenang dan kewajiban kepada wilayah lokal untuk mengelola
urusan dan sumber daya mereka sendiri berdasarkan hukum yang ada. Perkembangan historis
otonomi daerah di Indonesia mencerminkan evolusi struktur pemerintahan dan upaya
desentralisasi pasca-kemerdekaan. Penerapan praktis otonomi daerah di Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan tata kelola lokal, mengatasi kebutuhan masyarakat, dan memberdayakan
masyarakat setempat.

F. Implikasi di Masa Depan


1. Pengaruh Geopolitik

Kekuatan geopolitik membentuk visi nasional dan tata pemerintahan regional, berkontribusi
pada kemajuan dan integritas terus-menerus Indonesia.

2. Dampak Otonomi Daerah

Implementasi otonomi daerah mendorong pemberdayaan lokal, pembangunan masyarakat, dan


berkontribusi pada pertumbuhan nasional dan stabilitas Indonesia.

3. Integrasi Wawasan Nusantara

Integrasi Wawasan Nusantara dan otonomi daerah membuka jalan bagi tata pemerintahan yang
padu dan pembangunan berkelanjutan bagi Indonesia.

Materi #12

A. Geostrategi Indonesia
1. Pengertian Geostrategi

Geostrategi berasal dari gabungan kata geografi dan strategi. Geografi merujuk pada ruang
hidup nasional suatu bangsa atau negara, sementara strategi diartikan sebagai ilmu dan seni
menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan dalam situasi perang dan damai.
Bagi Indonesia, geostrategi dipandang sebagai strategi untuk memanfaatkan kondisi geografi
negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana guna mencapai cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional.

2. Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan berasal dari kata "tahan," yang mengandung makna keteguhan hati, kekuatan,
ketabahan, dan kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan. Dalam konteks nasional,
Ketahanan Nasional adalah tentang keteguhan hati untuk memperjuangkan kepentingan nasional.
"National resilience" dalam bahasa Inggris mencerminkan karakteristik dinamis, keuletan, dan
ketangguhan suatu bangsa dalam mengembangkan kekuatan nasionalnya.

B. Hakekat Ketahanan Nasional


 Kesejahteraan: Kesejahteraan digunakan untuk menciptakan ketahanan yang melibatkan
kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasional
menjadi kemakmuran yang adil dan merata, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
 Keamanan: Keamanan merupakan kemampuan untuk melindungi keberadaan bangsa dan
nilai-nilai luhurnya dari ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
 Pendekatan Bersama: Pendekatan keamanan dan kesejahteraan digunakan bersama-sama,
tergantung pada kondisi dan situasi nasional dan internasional. Evaluasi Ketahanan
Nasional memberikan gambaran tentang tingkat kesejahteraan dan keamanan suatu bangsa.
 Konsep Wawasan Nusantara: Konsep Ketahanan Nasional dikembangkan berdasarkan
konsep Wawasan Nusantara

C. Sifat-sifat Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional Indonesia (Tannas) memiliki sifat-sifat yang terbentuk dari nilai-nilai
dalam landasannya:

 Manunggal
 Mandiri
 Mawas Kedalam
 Kewibawaan
 Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu Kekuatan
 Berubah Menurut Waktu (Dinamis)
 Percaya pada Diri Sendiri
 Tidak Tergantung pada Pihak Lain
 Bersifat Pengembangan/Developmental
D. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional

Pada awal tahun 1960-an, istilah Ketahanan Nasional mulai diperkenalkan oleh Presiden
Soekarno, dan pengembangan gagasan ini lebih dipusatkan di Sekolah Staf dan Komando
Angkatan Darat Bandung pada tahun 1962. Ketahanan Nasional Indonesia diartikan sebagai
kondisi dinamis bangsa Indonesia yang melibatkan segenap aspek kehidupan nasional,
mengandung keuletan dan ketangguhan, serta memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional untuk menghadapi berbagai tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik dari
dalam maupun luar yang membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

E. Komponen Strategi Astra Gatra


1. Trigatra
 Aspek Geografi: Berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara berada. Pengaruh
letak geografi melahirkan geopolitik dan geostrategi
 Sumber Daya Alam: Terbagi menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak
dapat diperbarui. Kekayaan alam Indonesia melibatkan hewani, nabati, dan mineral.
 Keadaan dan Kemampuan Penduduk: Melibatkan faktor-faktor seperti jumlah penduduk,
komposisi penduduk, dan distribusi penduduk.

2. Pancagatra
 Ketahanan Nasional di Bidang Ideologi: Terkait dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang
menjadi dasar suatu bangsa.
 Ketahanan Nasional di Bidang Politik: Menyangkut kehidupan politik yang damai, tertib,
adil, jujur, dan demokratis.
 Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi: Terfokus pada tersedianya pangan, sandang,
lapangan kerja, dan perumahan.
 Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan Budaya: Berkaitan dengan kondisi dinamik
budaya bangsa yang mengandung keuletan dan kemampuan menghadapi tantangan baik
dari dalam maupun luar.
 Ketahanan Nasional di Bidang Pertahanan dan Keamanan: Mencakup kondisi aman,
damai, dan tidak sengketa dengan negara lain.

F. Hubungan Komponen Strategi Astra Gatra

Eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya alam, dengan pertimbangan masa depan dan
lingkungan hidup, menciptakan ketergantungan yang vital. Demografi memainkan peran penting
dengan aspek kualitas dan kuantitas penduduk memengaruhi kekuatan nasional.

1. Ketahanan Regional

Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan pembangunan ketahanan nasional ke tingkat


regional, menjadi strategi kunci menghadapi tantangan globalisasi. Persatuan regional dibangun
atas dasar saling percaya, menghilangkan dominasi, dan menciptakan kemitraan setara. Indonesia,
sebagai contoh, mengimplementasikan kebijakan bebas visa dan berpartisipasi dalam Masyarakat
Ekonomi ASEAN untuk memperkuat hubungan regional.

2. Pelaksanaan Geopolitik dan Geostrategi dalam Pembangunan Nasional

Paska Perang Dingin, dunia beralih dari sistem bipolar menjadi multipolar, dengan munculnya
kekuatan baru seperti Jepang, Cina, dan Uni Eropa. Era new world order, ditandai dengan
berakhirnya ideologi liberalisme dan komunisme, menimbulkan konflik antar peradaban menurut
Samuel P. Huntington.

Materi #13

A. Era Globalisasi

Memasuki era globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknlogi. Negara- negara sibuk menyesuaikan kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pendidikannya. Hal inilah yang menjadi tuntutan pendidikan kewarganegaraaan untuk
mengembangkan kemampuaan kewarganegaraan diera global. Saling ketergantungan dan
interkoneksi yang meningkat dalam ‘global’ dan keragaman yang terus meningkat di Negara-
Bangsa memaksakan persyaratan khusus pada konsep kewarganegaraan dan kualifikasi akademik
yang ada. Dalam latar belakang kebangsaan dalam menghadapi era globalisasi, perlu giat belajar,
menghayati, dan mengamalkan landasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Era Disrupsi

Istilah disrupsi mulai dipopulerkan akhir abad ke-20 dalam dunia bisnis, di mana perusahaan
besar mengalami kemunduran sebagai akibat kreativitas dan inovasi dari perusahaan kecil
melaui bisnis digital. Hal ini di luar dugaan sebelumnya. Kemundura n perusahan besar oleh
perusahaan kecil dalam persaingan bisnis disebut sebagai disrupsi (Christenssen, 1997). Sejak
itu istilah disrupsi sering menjadi fokus perhatian para ekonom, walaupun sebelumnya istilah
disrupsi sudah ada. Dengan adanya perkembangan digital, maka bisnis baru tumbuh, di mana
perusahaan-perusaahan kecil, dapat mengalahkan perusahaan besar yang sudah mapan. Pada
awalnya istilah disrupsi masih mejadi topik hangat di kalangan ekonom, karena disrupsi selalu
dihubungkan dengan konteks bisnis, investasi, dan keuangan.

C. Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

Revolusi Industri 4.0 sendiri memiliki empat komponen utama diantaranya adalah:

 Interkoneksi yaitu kemampuan perangkat, mesin, sensor, dan manusia untuk saling
berkomunikasi menggunakan Internet of Things (IoT), yaitu. gelombang
elektromagnetik untuk mengirimkan informasi.
 Transparansi informasi. Transparansi informasi memungkinkan pembuatan Salinan
virtual dari dunia nyata dengan memasukkan data sensor ke dalam mode digital
 Kemampuan sistem untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi secara cepat
dalam rangka memecahkan masalah (technical assistance).
 Pengambilan keputusan terpusat, atau kemampuan dalam sistem fisik virtual yang
bertujuan untuk membuat keputusan dan melakukan tugas seefisien mungkin tanpa
keterlibatan manusia.

D. Era VUCA, BANI, RUPT dan TUNA


1. Era VUCA

Didominasi oleh pemanfaatan teknologi sebagai penyokong dalam berkehidupan sehari-


hari, hal ini dapat juga digunakan sebagai media penguatan karakter bangsa serta
nasionalisme. Dengan menekan dampak negatif serta meningkatka n pemberdayaan
teknologi untuk menghadapi tantangan perubahan yang bergerak secara cepat. Dengan
banyaknya kasus terkait teknologi yang mengancam seperti penyebaran ujaran kebencian
serta hoax, paham radikalisme hingga terorisme, pembinaan mengenai gagasan
nasionalisme melalui media teknologi dapat dilakukan sebagai counter atas berita-berita negatif
tersebut.

2. Era BANI

BANI lebih tepat untuk mendefinisikan keadaan ekonomi dan sosial yang semakin berada
pada puncak ketidakstabilan.BANI adalah singkatan dari Brittle, Anxiety, Non- Linear dan
Incomprehensible. Keempat istilah tersebut menjelaskan keadaan dunia saat pandemi Covid-19
merebak dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan di setiap lapisan masyarakat. Memang
demikianlah keadaan saat ini sehubungan adanya virus yang jelas merubah berbagai pola
kehidupan. Dunia bisnis banyak yang roboh akibat kesulitan menghadapi kondisi. Manusia
yang dilengkapi 6 faktor keunggulan, yakni nalar, memori, imaginasi, intuisi, keinginan, dan
persepsi tentu harus dapat menjawab persoalan BANI ini.

3. Era TUNA

"Model Kepemimpinan Efektif dalam Menghadapi Kondisi TUNA (Turbulent, Uncertain,


Novel dan Ambiguous), Pemimpin super agile memiliki lima ciri di antaranya, people agility
(mampu bekerja sama), change agility (mampu beradaptasi), result agility (mampu tetap
berprestasi), mental agility (mampu bertahan dalam tekanan mental apa pun), dan learning agility
(mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat). "Di era digital ini begitu sangat
memengaruhi kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, maupun pihak swasta dalam
menghadapi kondisi ini," ujar gubernur.

Anda mungkin juga menyukai