Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-169

INOVBIZ
Website: Email:

Pengaruh Good Corporate Governance dan Biaya


Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap stabilitas keuangan bank umum syariah di
Indonesia Tahun 2012-2017
Lucky Nugroho1,*, Herda Nezzim Bararah2,
Universitas Mercu Buana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jakarta Barat 11650

ARTICLE INFO ABSTRACT

Keywords:
This research aims to determine the effect of good corporate governance
Good Corporate Governance
(GCG) and the efficiency of Islamic banks on profitability (return on
BOPO
Stability of Sharia Bank
assets/ROA). The method used in this research is quantitative with multiple
regression statistical methods and SPSS version 23 statistical software for
Received: 26 November 2018 processing the data. Based on the results of statistical testing, GCG has a negative
Accepted: 27 December 2018 and significant effect so that a poor GCG ranking (down rating/greater) will
Published: 27 December 2018 reduce profitability. The efficiency that is proxied by the BOPO ratio also has a
negative and significant impact so that an increase in the BOPO ratio results in a
Open Access decrease in ROA.

1. Pendahuluan
Sampai dengan bulan Januari 2018, industri dan supervisor memiliki peranan dalam mengambil
perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak keputusan dan implementasi dari kebijakan moneter
13 Bank Umum Syariah (BUS), 21 Unit Usaha tersebut (Borio, 2014; Shleifer & Vishny, 2011).
Syariah (UUS), dan 167 BPRS, dengan total jaringan Selain itu kondisi ekonomi keuangan pada suatu
kantor mencapai 2.616 kantor yang tersebar di hampir negara dapat mempengaruhi kondisi stabilitas
seluruh penjuru nusantara. Selanjutnya total aset keuangan negara lain (efek domino). Hal tersebut juga
perbankan syariah pada bulan Januari 2018 mencapai pernah terjadi pada saat terjadi krisis ekonomi global
Rp 414.185 triliun (BUS & UUS). 1998 yang diawali melemahnya perekonomian di
Seiring berkembangnya perbankan syariah Amerika yang menyebabkan terjadinya instabilitas
terutama di negara-negara muslim dan penerapan sistem keuangan sehingga krisis ekonomi di beberapa
prinsip-prinsip syariah dalam operasional perbankan negara termasuk di Indonesia tidak dapat dihindarkan
syariah menjadi altenatif perbankan dalam menjaga (Sudarsono, 2009; Wade & Veneroso,1998). Lebih
stabilitas sistem keuangan dan mencegah terjadinya lanjut, merujuk definisi dari Bank Indonesia,
krisis global (Nugroho et al., 2017; Sudarsono, 2009). hubungan stabilitas sistem keu- angan dan stabilitas
Stabilitas sistem keuangan di dunia maupun pada moneter ditunjukkan pada gambar 1.1 sbb.:
suatu negara menjadi suatu prioritas untuk dikelola
karena sistem keuangan memiliki peran penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan
pembangunan suatu negara.
Stabilitas keuangan berperan penting dalam
pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena memiliki
hubungan yang positif dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi
yang baik membutuhkan adanya stabilitas keuangan
(Soedarmono et al., 2011; Stiglitz, 2000).
Disisi lain terdapat faktor-faktor makro ekonomi
yang dapat mempengaruhi stabilitas keuangan suatu
negara sehingga diperlukan kebijakan Gambar 1.1 Hubungan Stabilitas Sistem Keuangan dan
moneter untuk dapat Stabilitas Moneter
mengendalikannya. Pemerintah sebagai regulator Sumber: Bank Indonesia

* Corresponding author
E-mail addresses: lucky.nugroho@mercubuana.ac.id (L. Nugroho)
2614-6983/ © 2018 P3M Politeknik Negeri Bengkalis. All rights reserved.
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
Pada gambar 1.1 diketahui bahwa bank harus
Berdasarkan fenomena di atas, tingkat ROA Bank
mampu menjaga stabilitas melalui dua komponen,
Umum Syariah (BUS) memerlukan perhatian lebih,
yaitu profitabilitas dan permodalan. Lebih lanjut untuk
karena tingkat ROA yang tinggi dapat merefleksikan
sepanjang periode 2009-2011, perbankan syariah
pertumbuhan perbankan yang baik pula dan
mengalami pertumbuhan asset yang sig- nifikan dan
meningkatkan kepercayaan dari para stakeholders.
lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional.
Selanjutnya, menurut Wibowo & Syaichu (2013) dan
Namun pada periode 2012-2015, pertumbuhan asset
Sukmadilaga & Nugroho (2017) menyatakan, semakin
bank syariah mengalami penurunan bahkan di bawah
tinggi Return On Asset (ROA) suatu bank, maka se-
pertumbuhan dari bank konvensional. Kondisi tersebut
makin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh
tercermin pada gambar 1.2.
bank tersebut dan semakin optimal bank tersebut
mengelola assetnya sehingga dapat meningkatkan
values dari bank tersebut. Apalagi fungsi bank
syariah tidak hanya untuk mendapat- kan profit tetapi
juga memiliki fungsi sosial seperti kepedulian
terhadap pengentasan kemiskinan dan juga kelestarian
lingkungan hidup sehingga dengan meningkatnya
profit, maka peran bank syariah berkontribusi pada
aspek sosial juga se- makin besar (Wajdi Dusuki,
2008; Nugroho & Ta- mala, 2018).
Seiring dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat atas jasa perbankan yang ada, maka fungsi
bank menjadi lebih luas, dan memiliki peran sentral
dalam perkembangan ekonomi dan bisnis pada suatu
Gambar 1.2 Pertumbuhan Asset Bank Syariah VS Bank negara. Kepercayaan menjadi faktor utama bagi
Konvensional Periode 2009-2015 nasabah untuk mengalokasikan atau menginvestasikan
Sumber: aNugroho et al., 2017
dana yang dimilikinya pada suatu bank. Sementara itu
Kondisi tersebut berdampak pada indikator masih terdapat bank yang menyalahgunakan
keuangan Return on Asset (ROA), yang mana pada kepercayaan tersebut sehingga merugikan pihak
tahun 2013 hingga 2015 ROA Bank Umum Syariah nasabah yang menyebabkan kepercayaan nasabah
(BUS) mengalami perubahan yang fluktuatif. ROA tersebut menurun. Salah satu penyebab
Bank Umum Syariah (BUS) sempat lebih tinggi penyalahgunaan kepercayaan itu terjadi karena
dibandingkan dengan ROA bank kon- vensional di kurangnya tata kelola yang baik dalam suatu
tahun 2009 dan 2010. Namun, pada periode perusahaan perbankan atau yang biasa kita kenal
selanjutnya mengalami penurunan dan bahkan di tahun dengan Good Corporate Governance. Oleh
2014 serta tahun 2015, ROA bank syariah belum karenanya, Good Corporate Governance (GCG)
memenuhi standar rasio yang ditetapkan oleh Bank sangat dibutuhkan dalam membangun kepercayaan
Indonesia, menurut SE No. 6/73/INTERN 24 masyarakat. Selain itu GCG merupakan indikator
Desember 2004 yaitu minimal ROA sebesar 0,5%. kesehatan dari perbankan yang mana apabila semaikin
Pada tahun 2014 ROA bank syariah sebesar 0,41% baik GCG dari suatu bank, maka bank tersebut akan
sedangkan di tahun 2015 sebesar 0,49% yang mana menjadi tujuan masyarakat untuk menginvestasikan
ROA tersebut masih di bawah 0,5% atau di bawah dari dananya sehingga fungsi inter- mediasi bank dapat
ketetapan regula- tor. Hal tersebut ditunjukkan pada berjalan dengan baik. Dengan demikian, apabila fungsi
gambar 1.3. intermediasi bank dapat berjalan dengan baik, maka
profitabilitas yang sa- lah satu indikatornya adalah
ROA akan semakin meningkat (bNugroho et al.,
2017).
Implementasi GCG bertujuan untuk mene- gakkan
tata kelola perusahaan yang baik sehingga dapat
meminimalkan praktek-praktek kecurangan yang
dilakukan oleh internal bank dan berdampak terhadap
menurunnya reputasi bank tersebut. Dengan demikian,
penerapan GCG merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Informasi mengenai
kinerja keuangan juga kerap diinformasikan oleh
perusahaan dalam rangka meningkatkan ke- percayaan
Gambar 1.3 Return on Asset (ROA) Bank Syariah VS pihak eksternal. Berdasarkan hal terse- but, maka
Return on Asset Bank Konvensional Periode 2009- 2015 kinerja perusahaan yang baik, yaitu dari sisi
Sumber: aNugroho et al., 2017
pendapatannya optimal dan dari sisi penge- luarannya
Merujuk pada gambar 1.3 rata-rata ROA Bank efektif serta terkendali juga dapat meningkatkan
Umum Syariah (BUS) juga lebih rendah daripada ketertarikan para investor untuk mengalokasikan
ROA Bank Umum Konvensional (BUK). Ini dananya pada perusahaan terse- but (Utami &
menunjukkan bahwa kemampuan Bank Umum Nugroho, 2017; McLaren, 2004).
Syariah (BUS) dalam menghasilkan laba operasional Lebih lanjut, untuk mengukur kinerja keuangan
dari penggunaan asetnya, masih jauh tertinggal dengan investor biasanya melihat kinerja keuangan yang
Bank Umum Konvensional (BUK).

16
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
tercermin dari berbagai macam rasio penting keu-
kepada pelanggan maka diharapkan dapat mem-
angan (key financial indikator). Salah satu indi- kator
berikan keuntungan yang optimal bagi perus- ahaan
yang digunakan dalam mengukur efisiensi adalah rasio
dalam jangka panjang. Namun demikian, pembagian
perbandingan antara biaya operasional yang
keuntungan tersebut masih menjadi wewenang pemilik
dikeluarkan dengan pendapatan operasional yang
atau investors sehingga seba- gian besar yang
diterima atau biasa disebut dengan BOPO. Oleh
menikmati keuntungan tersebut adalah pemili dari
karenanya, rasio BOPO merupakan salah satu
perusahaan. Apabila merujuk pada gambar 2.1 konsep
indikator keuangan penting yang sering digunakan
dari stakeholder teori adalah fokus terhadap
oleh investor untuk menilai tingkat efisiensi
keberlanjutan perusahaan. Tentunya seluruh
perusahaan sebelum melakukan investasi sedangkan
stakeholder akan menikmati manfaat dari keberadaan
rasio ROA merupakan indi- kator profitabilitas dari
perusahaan tersebut se- hingga mereka akan
suatu perusahaan (Fries & Taci, 2005; Molyneux &
memberikan kontibusi terbai- knya. Sesuai dengan
Thornton, 1992).
teori stakeholder, manajemen organisasi diharapkan
Dengan demikian, berdasarkan uraian-uraian di
untuk melakukan aktivitas yang memberikan dampak
atas, maka profitabilitas yang diproksikan dengan
positif bagi perusahaan dan melaporkan kembali
ROA menjadi pilar utama dalam stabilitas keuangan
aktivitas-aktivitas tersebut kepada para stakeholder
selain permodalan. Sedangkan GCG dan BOPO
(Utami & Wulandari, 2009). Teori ini menyatakan
merupaka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
bahwa seluruh stakeholder memiliki hak untuk
pendapatan atau laba yang di- peroleh oleh bank
disediakan informasi tentang bagaimana aktivitas
dikarenakan bank tersebut dapat memperoleh
organisasi mempengaruhi mereka, bahkan ketika
kepercayaan yang baik di- masyarakat dan mengelola
mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi
operasionalnya dengan baik. Berdasarkan latar
tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara
belakang permasalahan tersebut, maka pertanyaan
langsung memainkan peran yang konstruktif dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
kelangsungan hidup organisasi.
 Apakah Good Corporate Governance
Dalam konsep syariah juga terdapat kemiri- pan
berpengaruh terhadap Stabilitas Keuangan pada
dengan teori stakeholder, menurut Chapra (2016) dan
Bank Umum Syariah (ROA) di Indonesia?
cNugroho & Husnadi (2017) dalam
 Apakah BOPO berpengaruh terhadap Stabilitas
menginterpretasikan konsep Ibnu Khaldun yang
Keuangan pada Bank Umum Syariah (ROA) di
ditunjukkan pada gambar 2.2.
Indonesia?

2. Tinjauan Pustaka, Hipotesis dan Re-


rangka Pemikiran
Teori Stakeholder
Konsep dari teori stakeholder menurut Don-
aldson & Preston (1995) memiliki kerangka ber- pikir
seperti pada gambar 2.1

Gambar 2.2 Konsep Ibnu Khaldun


Sumber: cNugroho & Husnadi (2017)

Berdasarkan gambar 2.2 di atas, maka dapat di-


formulasikan persamaan sebagai berikut: G = f (S, N,
W, g and j), dimana:
G: Government
Gambar 2.1 Konsep Teori Stakeholder S: Sharia
Sumber: Donaldson & Preston (1995) N: Community
W: Welfare
Merujuk gambar 2.1 di atas, maka telah ter- dapat g: Construction
perubahan konsep dari teori stakeholder yang mana j: Justice
sebelumnya fokus pada kepentingan
customers/pelanggan sehingga seluruh kompo- nen Adapun penjelasan dari persamaan tersebut adalah
stakeholder yang meliputi: Investors; Employ- ees; persamaan tersebut adalah Pemerintah/government
dan Suppliers dituntut untuk memberikan kontribusi sebagai pemimpin yang bertanggungjawab
yang terbaik bagi kepuasan pelanggan. Tentunya menggerakkan fungsi seluruh stakeholder atau
masing-masing kontributor komponen agar tercapai kese- jahteraan/welfare untuk
menginginkan kompensasi yang sebanding dengan masyarakatnya/commu- nity yang dilandaskan
input yang diberikan kepada perusahaan. Oleh dengan prinsip syariah/sha- ria (maqasid syariah,
karenanya dengan memberikan kepuasan maslahat dan falah) dan

16
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
pelaksanaan pembangunan/construction harus
dalam neraca, dan hubungan antara unsur-unsur yang
dilandaskan atas prinsip keadilan/justice.
membentuk neraca dapat ditunjukkan oleh rasio
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk
keuangan. Rasio keuangan adalah perbandingan antara
membantu manajer perusahaan agar me- mahami
dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan
lingkungan dari stakeholder mereka dan melakukan
suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu
pengelolaan dengan lebih efektif diantara keberadaan
tertentu. Dengan demikian, rasio keuangan bermanfaat
hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan
untuk menentukan kekuatan hubungan rasio keuangan
mereka. Tujuan lebih luas teori stakeholder adalah
dengan fenomena ekonomi.
untuk menolong manajer perusahaan untuk
Laba dapat memberikan sinyal yang positif
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
mengenai prospek perusahaan di masa depan tentang
kinerja dan meminimalkan kerugian-kerugian yang
kinerja perusahaan. Dengan adanya pertumbuhan laba
mungkin terjadi. Se- dangkan dalam konsep syariah
yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan
teori stakeholder adalah manajer perusahaan
memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja
memberikan kese- jahteraan bagi seluruh stakeholder
perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik
yang dilandasi atas prinsip maqasid syariah (menjaga
mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik.
agama, menajaga jiwa, menjaga akal, menjaga harta
Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu
dan menjaga keturunan) agar tecapai kebahagiaan di
perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai
dunia dan di akhirat.
perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja
Teori Agensi perusahaan. Dengan demikian apabila rasio keuangan
Teori Agensi merupakan teori yang menjelas- perusahaan baik, maka reputasi danm kepercayaan
kan hubungan antara pemilik perusahaan (prinsi- pal) para stakeholder ter- hadap perusahaan juga semakin
dengan manajer yang melaksanakan operasional meningkat.
perusahaan (agen). Oleh karenanya terdapat peluang Dalam perspektif Islam, Islam melarang transaksi
konflik diantara pihak-pihak ter- sebut dikarenakan yang mengandung unsur riba tetapi memperbolehkan
terdapat perbedaan kepent- ingan dan terdapatnya transaksi yang menghasilkan keuntungan atau laba
perbedaan terhadap akses informasi terkait dengan sesuai dengan keridhoan seluruh pihak terkait. Secara
kondisi internal perus- ahaan atau yang disebut dengan definisi, laba adalah tambahan dari biaya yang
asymmetric in- formation (Jensen & Meckling, dikeluarkan sedangkan riba adalah pengenaan bunga
1976; Willenborg & McKeown 2000; Nugroho et al., terhadap pinjaman (Rahmawaty, 2013). Pelarangan
2018). riba tidak hanya oleh agama Islam tetapi juga non
Asumsi teori ini menyatakan bahwa pemisahan Islam seperti agama Hindhu, Budha, Nasrani dan
antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat Yahudi, prin- sip dari pelarangan riba adalah adanya
menimbulkan masalah keagenan (agency problem). unsur ketidakadilan dan eksploitasi (Rahmawaty,
Pemilik perusahaan akan memberikan kewenangan 2013; Rivai et al., 2007).
pada pengelola (manajer) untuk mengurus jalannya Allah SWT telah mempersilakan manusia
perusahaan seperti mengelola dana dan mengambil mencari keuntungan dari bumi ini, dengan syarat agar
keputusan perusahaan lainnya untuk dan atas nama selalu bersyukur. Salah satu wujud dari syukur ini
pemilik perusahaan. Pengelola tidak bertindak atas adalah berbagi dengan sesama. Oleh karena itu tujuan
kepentingan pemilik, karena adanya perbedaaan perusahaan untuk mencapai laba yang maksimal
kepentingan (conflict interest). Dalam teori agensi sebaiknya disertai dengan tujuan perusahaan untuk
kepemilikan saham sepenuhnya dimiliki oleh berbagi kepada sesama, alam dan lingkungan, baik itu
pemegang saham dan manajer (agen) yang berbagi dalam bentuk pemberian sebagian laba,
menjalankan operasional pe- rusahaan untuk berbagi ilmu dan teknologi, maupun berbagi dengan
memaksimalkan tingkat pengembalian pemegang cara lain yang dianggap bermanfaat untuk
saham (Raharjo, 2007; Hartadi, 2018). Namun kemaslahatan umat. Bukan keuntungan yang
demikian dalam perspektif Islam konflik yang timbul bermanfaat buat diri sendiri atau kelompoknya saja
dalam teori agensi dapat diminimalkan dengan adanya sehingga persektif Islam adanya Profit harus seimbang
tujuan yang sama yaitu memberikan manfaat yang dengan implementasi aspek sosial (People and
sebesar- besarnya bagi ummat (prinsip maslahat) Planet) sehingga penggunaan laba harus seim- bang
sehingga kepentingan individual dapat dihindari dan memberikan manfaat untuk seluruh stakeholder
(cNugroho et al., 2018; Iqbal & Mirakhor, 2011). dengan atau memberikan maslahat (Nugroho &
Tamala, 2018).
Profitabilitas dalam Perspektif Islam
Semua laba yang diraih oleh perusahaan
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan hendaklah jangan menjadikan pemilik perusahaan lupa
dalam menghasilkan pendapatan atau keun- tungan. diri, karena justru dengan semakin bertambahnya
Keuntungan merupakan tujuan dari suatu organisasi harta, suatu perusahaan harus semakin bermurah hati
bisnis termasuk bank. Oleh karenanya penilaian dan bersedia untuk berbagi. Allah SWT mengingatkan
kinerja bank salah satu key financial in- dicator-nya dalam surat Al Munaafiquun ayat 9-10: “Hai orang-
adalah kemampuan bank tersebut da- lam orang beriman, janganlah hartamu dan anak-
menghasilkan laba melalui asset-asset yang anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
dimilikinya atau biasa disebut dengan return on asset Barangsiapa yang berbuat demikian maka
(ROA). ROA menggambarkan kemampuan mereka itulah orang-orang yang merugi. Dan
perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba yang belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami
diperoleh melalui aktivitas atau operasional- nya. berikan kepadamu sebelum datang kematian
Sumber daya perusahaan tercantum di

16
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia
Hubungan BOPO dengan Stabilitas Keuangan
berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
Bank Syariah
menangguhkan (kematian) ku sampai waktu
Semakin berkembangnya teknologi sehingga
yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
banyaknya layanan berbasis financial technology
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
(fintech) sehingga menjadi pesaing baru bagi in- dustri
saleh?” (QS 63:9-10).
perbankan. Persaingan tersebut menuntut bank untuk
Pengembangan Hipotesis berubah ke arah business process yang cepat dan
Hubungan Good Corporate Governance business model yang sesuai dengan kebutuhan dari
dengan Stabilitas Keuangan pelanggan. Selain itu bank juga harus mampu
Pada dasarnya manajemen perusahaan ber- fungsi melakukan efisiensi seperti menciptakan layanan
untuk mengelola perusahaan dalam rangka mencari branchless sehingga bank mampu bertahan ditengah
keuntungan sesuai dengan kewajiban yang persaingan dengan tetap menjaga kinerja yang baik.
diamanahkan oleh pemilik perusahaan. Tugas Kepercayaan merupakan modal utama bagi bank
manajemen yang paling utama adalah menciptakan agar tetap menjadi pilihan dari masyarakat dalam
kinerja yang efektif dan efisien, sehingga terjadi menempatkan dana dan sebagai mita bisnis, oleh
peningkatan kapabilitas sekaligus kelancaran keadaan karenanya salah satu cara untuk meningkatkan
finansial perusahaan. Keberhasilan tersebut dapat pendapatan, selain mendapatkan keuntungan dari
dicapai dengan adanya penerapan prinsip-prinsip tata bisnis utama bank dalam menya- lurkan pembiayaan
kelola yang baik atau GCG secara menyeluruh (Indra yang berkualitas, tetapi bank juga harus mampu
& Yustiavandana, 2008). Hal senada diungkapkan mengalokasikan biaya yang te- pat sehingga bank
oleh Riandi & Siregar, (2011) mengatakan bahwa tersebut tidak dianggap boros. Dengan demikian bank
pelaksanaan mekanisme GCG pada dasarnya memiliki harus mampu melakukan pengendalian atas biaya
tujuan untuk meningkatkan efektifitas operasional operasional dibanding- kan dengan pendapatan
sehingga berdampak positif terhadap kinerja suatu operasional yang di- perolehnya. Indikator yang lazim
perusahaan yang salah satu diantaranya adalah digunakan dalam pengukuran efisiensi adalah rasio
profitabilitas perusahaan. Dengan demikian, BOPO, yaitu perbandingan antara biaya operasional
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG mampu dengan pendapatan operasional. Lebih lanjut, semakin
meningkatkan profitabilitas perusahaan karena bank mampu menekan BOPO, maka bank terse- but
keberhasilan kinerja yang dicapai. memiliki kemampuan mengendalikan penge- luaran
Good Corporate Governance dalam penelitian ini sehingga bank tersebut dapat meningkat- kan potensi
didapat dari peringkat hasil Nilai Komposit Self- pendapatan yang akan diterima yang secara langsung
Assessment. Semakin besar hasil dari persentase nilai akan meningkatkan ROA (Meli- yanti,2012; Pasiouras
komposit, maka semakin baik peringkat Self- & Kosmidou 2007). BOPO merupakan perbandingan
Assessment GCG sehingga pering- kat GCGnya total biaya operasional dengan total pendapatan
semakin baik. Peringkat tertinggi GCG pada penelitian operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur
ini adalah 1 sehingga apa- bila penerapan GCG bank tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
syariah baik, maka per- ingkatnya 1. melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil
Unsur-unsur good corporate governance BOPO menunjuk- kan semakin efisien bank dalam
perbankan syariah yang menjadi indikator dalam menjalankan ak- tifitas usahanya. Suatu bank dapat
kualitas penerapannya menurut Surat Edatan Bank dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki
Indonesia Nomor : 12/ 13 /DPbSTahun 2010 adalah: rasio BOPO tidak melebihi 93,5%. Dengan demikian
1. Pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab dewan apabila bank mampu menekan rasio BOPO maka
komisaris; profita- bilitas bank akan meningkat sehingga
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi; hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah BOPO ber-
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas pengaruh negatif terhadap ROA.
komite; Rerangka Penelitian
4. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab DPS; Berdasarkan pengembangan hipotesis terse- but,
5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan maka dapat diilustrasikan rerangka penilitian adalah
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta sebagai berikut:
pelayanan jasa;
6. Penanganan benturan kepentingan; GCG (X1)
7. Penerapan fungsi audit intern;
8. Penerapan fungsi kepatuhan; -
9. Penerapan fungsi audit ekstern;
ROA (Y)
10. Transparansi kondisi keuangan dan non BOPO (X2)
keuangan, laporan pelaksanaan good corporate -
governance dan pelaporan internal;
Gambar 2.3 Rerangka Penelitian
11. Batas maksimum penyaluran dana. Sumber: Penulis
Dengan demikian, hipotesis pertama pada
penelitian ini adalah GCG berpengaruh negatif ter-
hadap Return on Asset (ROA).

16
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
Merujuk Gambar 2.3, maka hipotesis dalam
 Variabel Independen (X1):
penelitian ini adalah
Good Corporate Governance
 GCG berpengaruh negatif terhadap ROA;
Good Corporate Governance dalam
 BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
penelitian ini menggunakan analisis Self–
3. Metode Penelitian Assessment dengan menjumlahkan hasil bobot
masing-masing komposit dan hasil yang didapat
Jenis dan Variabel Penelitian diperingkatkan sesuai dengan ketentuan pasal 62
Dalam Penelitian ini, data yang digunakan adalah PBI No. 11/33/PBI/2009.
data sekunder berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan dan laporan Good Corporate Tabel 3.2 Penetapan peringkat faktor penerapan GCG
Governance sesuai pasal 62P BI No.11 Tahun 2009. No Peringkat Keterangan
Periode 2010, 2011, dan 2012, 2013 dan data Statistik 1 1 Memenuhi 87.5% - 100% total
Bank Indonesia. Data bersumber dari website resmi indikator
bank syariah dan website Bank Indonesia. Metode 2 2 Memenuhi 62.5% - 87.5% total
indikator
yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik 3 3 Memenuhi 37.5% - 62.4% total
regresi berganda dengan data sekunder untuk kedua indikator
variabel. Metode ini digunakan karena peneliti 4 4 Memenuhi 12.5% - 37.4% total
berusaha mengetahui seberapa besar pengaruh antara indikator
Kualitas Penerapan Good Corporate Governance 5 5 Memenuhi 0% - 12.4% total in-
dan BOPO terhadap Stabilitas Keuangan Bank Umum dikator
Syariah di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 12/13/DPbS Tahun
2010
adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia yang
berjumlah 11 Bank. Data diambil dari laporan  Variabel Independen (X2)
keuangan tahunan BUS tersebut yang didapat dari Biaya Operasional dan Pendapatan
Website Bank Indonesia serta laporan GCG dari Operasional
masing-masing bank syariah. Variabel Independen (X2) adalah Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
Tabel 3.1 Komposisi kualitas penerapan setiap faktor yang dirumuskan sebagai berikut :
GCG
No Faktor Bobot
(%) 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
1. Pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab 12.5 𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
dewan komisaris
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab 17.5 Populasi dan Sampel Penelitian
direksi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite 10 Umum Syariah di Indonesia yang berjumlah
11 Bank. Data diambil dari laporan keuangan tahunan
4. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab 10 BUS tersebut yang didapat dari Website Bank
DPS
Indonesia serta laporan GCG dari masing- masing
5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan 5
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
bank. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
pelayanan jasa purposive sampling. Sedangkan untuk menentukan
populasi menggunakan kriteria sebagai berikut:
6. Penanganan benturan kepentingan 10  Bank Umum Syariah yang telah spin off dan
7. Penerapan fungsi audit intern 5 beroperasi dari tahun 2012 hingga 2017.
8. Penerapan fungsi kepatuhan 5
9. Penerapan fungsi audit ekstern 5
 Bank Umum Syariah yang sudah mengeluarkan
10. Transparansi kondisi keuangan dan non 15 laporan keuangan dan laporan GCG dari tahun
keuangan, laporan pelaksanaan good 2012 hingga 2017.
corporate governance dan pelaporan  Bank Umum Syariah yang laba selama tahun
internal 2012 hingga 2017.
11. Batas maksimum penyaluran dana 5 Dari kriteria di atas maka jumlah populasi yang
Total 100 menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah
Sumber : Surat Edatan Bank Indonesia Nomor : 12/13/DPb-
STahun 2010 13 Bank Umum Syariah (tabel 3.3) yang terdiri dari:
Tabel 3.3 Sampel Bank Umum Syariah
Adapun Variabel yang terdapat dalam penelitian No. Bank Umum Syariah
ini terdiri dari variabel dependent (Y) dan variabel 1. PT. Bank Aceh Syariah
independent (X). 2. PT. Bank Muamalat Indonesia
3. PT. Bank Victoria Syariah
 Variabel Dependen(Y) 4. PT. Bank BRI Syariah
Stabilitas Bank 5. PT. Bank Jabar Banten Syariah
Syariah 6. PT. Bank BNI Syariah
Pada penelitian ini variabel dependen adalah 7. PT. Bank Syariah Mandiri
8. PT. Bank Mega Syariah
satabilitas bank syariah yang diproksi- kan 9. PT. Bank Panin Dubai Syariah
dengan ROA. 10. PT. Bank Syariah Bukopin
11. PT. BCA Syariah
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 12. PT. Maybank Syariah Indonesia
𝑅𝑂𝐴 = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 13. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah
Sumber: Penulis

16
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
Tabel 3.4 Kriteria Pemilihan Sampel
No. Keterangan Jumlah 4. Hasil dan Pembahasan
1 Bank umum syariah yang 13 Analisis Statistik Deskriptif
terdaftar di otoritas jasa keuangan Statistik deskriptif disajikan untuk memberikan
selama tahun 2013- informasi mengenai karakteristik variabel-variabel
2017. penelitian khususnya mengenai rata-rata (mean),
2 Bank umum syariah yang belum (2) standar deviasi nilai maksimum dan nilai minimum.
mengeluarkan laporan Keuangan
dan laporan GCG selama tahun
Dalam penelitian ini, terdiri atas 66 sampel yang
2012-2017. masuk ke dalam kriteria yaitu Bank Umum Syariah
3 Bank umum syariah yang di (0) yang telah menerbitkan Laporan Keuangan dan
outlier pada pengolahan data. Laporan Good Corporate Governance selama tahun
4 Sampel yang digunakan 11 2012-2017 yang ter- daftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun Pengamatan 6 (BEI) selama 6 ta- hun berturut-turut yang terdiri dari
Jumlah data pengamatan 66 Good Corporate Governance, Beban Operasional
Sumber: Penulis dan Biaya Pendapatan, dan Stabilitas Keuangan yang
Berdasarkan kriteria diatas (tabel 3.4), maka di proksikan dengan ROA.
bank umum syariah yang terdaftar di otoritas jasa Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
keuangan (OJK) dalam penelitian ini adalah sebanyak
11 bank umum syariah, dalam periode waktu 6 tahun N Minimum Maximu Mean Std. Deviation

dari tahun 2012 – 2017 dengan melihat laporan m


keuangan tahunan dan laporan Good Corporate
Governance yang dipublikasikan. Sehingga ROA 66 -20.13 5.50 .1514 3.69854

memperoleh jumlah data yang digunakan dalam GCG 66 1.00 3.00 1.8788 .59524

penelitian ini adalah 66 sampel. Berikut adalah nama- BOPO 66 .84 217.40 69.5600 49.10401
nama bank umum syariah yang memenuhi kriteria Valid N
sampel peneltian: 66
(listwise)

Tabel 3.5 Bank Umum Syariah yang Lolos Kriteria Sampel Sumber: SPSS 23
No Bank Umum Syariah
Dapat diketahui berdasarkan tabel 4.1 bahwa:
1 PT. Bank Muamalat Syariah
 Variabel Stabilitas Keuangan Bank dengan proksi
2 PT. Bank Victoria Syariah
ROA memiliki nilai rata-rata minimum sebesar
3 PT. Bank BRI Syariah
20.13% terdapat pada Bank Maybank Syariah
4 PT. Bank Jabar Banten Syariah
dan nilai rata-rata maksi- mum 5.50% yang juga
5 PT. Bank BNI Syariah
terdapat pada bank Maybank Syariah, nilai mean
6 PT. Bank Syariah Mandiri
sebesar 0.1514% dan mempunyai standar deviasi
7 PT. Bank Mega Syariah
8 PT. Bank Panin Dubai Syariah sebesar 3.69854.
9 PT. Bank Syariah Bukopin  Variabel Good Corporate Goverance, didapat
dari hasil peringkat yang didapat dari
Sumber: Penulis
penjumlahan hasil komposit, memiliki nilai rata-
Tempat dan Waktu Penelitian rata minimum 1 dan maksimum 3, mean sebesar
Objek dalam Penelitian “Pengaruh Good 1.8788 dan standar deviasi sebesar 0.59524.
Corporate Governance dan BOPO terhadap  Dan Variabel Beban Operasional dan Pendapatan
Stabilitas Keuangan Pada Bank Umum Syariah Operasioanal memiliki nilai-rata rata minimum
diIndonesia” dilakukan di Universitas Mercubuana sebesar 0.84% yang terdapat pada bank Muamalat
Jakarta, dengan menggunakan objek Laporan dan maksimum sebesar 217.40% yang terdapat
Keuangan Tahunan dan Laporan Good Corporate pada Bank Panin Dubai Syariah, mean sebesar
Governance dalam Bank Umum Syariah pada tahun 69.5600 dan mempunyai standar deviasi sebesar
2012-2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 49.10401.
(BEI) dan website resmi bank syariah di Indonesia. Hasil Uji Normalitas Data
Waktu penelitian adalah pada tahun 2018. Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, variabel de- penden dan
Teknik Pengumpulan Data variabel independen atau keduanya mempunyai
Teknik pengumpulan data yang digunakan distribusi normal atau tidak.
dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Tabel 4.2 Tabel Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan Unstandardized Residual
N 66
atau dokumen- dokumen perusahaan sesuai dengan Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
data yang diperlukan. Dokumen yang dimaksud Std. Deviation 3.02419686
Absolute .123
dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Most Extreme Differences Positive .079
tahunan perusahaan dan data penyampain laporan Negative -.123
Kolmogorov-Smirnov Z .997
keuangan yang menjadi sampel penelitian. Metode Asymp. Sig. (2-tailed) .274
dokumtasi dilakukan dengan mengumpulkan seluruh a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
Sumber: SPSS 23
website resmi bank Syariah.

16
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
Model regresi yang baik adalah yang
dapat diartikan bahwa pengaruh yang
mempunyai distribusi data normal atau mendekati
diberikan oleh variabel BOPO terhadap
normal. Dalam penelitian ini pengujian uji normali-
Stabilitas bank syariah adalah negatif.
tas dilakukan dengan menggunakan metode uji non-
Kondisi ini mengandung arti jika variabel
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar
independen lain dianggap konstan maka
pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah
setiap peningkatan rasio BOPO sebesar 1%
dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data
akan mengakibatkan penurunan Stabilitas
residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05
Bank sebesar -0,218.
maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal.
Sebaliknya, bila angka probabilitas di atas 0,05 maka Tabel 4.3 Hasil Uji Hipotesis
HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara KES-
normal (Ghozali, 2016). Dapat disimpulkan bahwa KODE HIPOTESIS IMPULAN
signifikansi dari unstandarddized residual tersebut Good Corporate
adalah 0.274>0.05 sehingga dapat disim- pulkan H1
Governance berpengaruh
Diterima
bahwa data penelitian dalam penelitian ini terhadap Stabilitas Bank
berdistribusi normal. Syariah
BOPO berpengaruh ter-
Hasil Uji Regresi Liner Berganda H2 hadap Stabilitas Bank Sya- Diterima
Uji regresi linier berganda yaitu untuk menge- riah
tahui gambaran mengenai pengaruh antara dua
Pengaruh GCG terhadap Stabilitas Bank
variabel atau lebih.Variabel X sebagai independen
Syariah
(bebas), dan variabel Y sebagai dependen (teri- kat).
Dalam penelitian ini analisis regresi linier ber- ganda Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dilakukan agar mengetahui koefisien re- gresi atau menunjukkan bahwa hipotesis pertama dapat diterima
besarnya pengaruh variabel de- pendennya yaitu diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa GCG
Stabilitas Keuangan Bank (Y), sedangka variabel memiliki pengaruh negatif terhadap Stabilitas bank
dependen yaitu Good Corporate Governance (X1) syariah dengan nilai profitabilitas signifikansi 0,002
dan BOPO (X2). Penelitian ini menggunakan analisis yang artinya memiliki nilai lebih kecil dari 0,05 yaitu
regresi linier berganda karena memiliki independen 0,002 < 0,05. Hasil pengujian ini konsisten dengan
lebih dari satu. hasil penelitian dari Riandi & Siregar (2011)
Tabel 4.2 Uji Regresi Berganda menyatakan bahwa semakin baik nilai komposit GCG
Coefficientsa maka tingkat profitabilitas pada tahun 2014–2016 akan
semakin baik pula. Sebagaimana telah disebutkan
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d sebelumnya jika indek komposit dari GCG semakin
Coefficients rendah nilainya maka menandakan penerapan GCG di
B Std. Error Beta bank syariah semakin baik. Hasil ini juga konsisten
1 (Constant) 6.30 1.309 4.819 .000 dengan penelitian Pudail et al., (2018) dan Prasojo
7
(2015), yang menyatakan bahwa GCG memiliki peran
a. GCG - ROA
Dependent Variable: .648 -.343 -3.286 .002
Sumber: SPSS 23 penting dalam meningkatkan kinerja dari bank syariah
terutama ROA.
Berdasarkan tabel tersebut, hasil regresi linier Bank Syariah sebagai bank yang menjalan- kan
berganda, dapat disusun dalam bentuk per- samaan operasionalnya berdasarkan prinsip syariah sudah
regresi sebagai berikut: seharusnya memiliki dan mengimplentasi- kannya
Y = α + β 1 X1 + β 2 X2 + e dengan baik. Menurut Lewis (2005), or- ganisasi yang
ROA = 6.307 – 2.131 GCG - 0.031 BOPO + berlandaskan prinsip syariah dan termasuk bank
e syariah dalam menjalankan operasional bisnisnya
Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bertujuan untuk ibadah (tauhid konsep) sehingga
pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap penerapan GCG dalam perspektif Islam bukan lagi
variabel terikat dan dapat dijelaskan sebagai beri- kut: dikarenakan bertujuan untuk memenuhi keinginan dan
1) Nilai Constant sebesar 6.307 kebutuhan stake- holder serta penerapan triple
menunjukkan bahwa jika variabel bottom line (Eco- nomic, Social and
independent dianggap konstan, maka nilai Environmental Accountability) akan tetapi Bank
ROA sebesar 6.307. Syariah lebih luas lagi, yaitu ber- tujuan untuk
2) Berdasarkan persamaan regresi tersebut mencapai falah (kebahagian di dunia dan akhirat)
bahwa koefisien regresi sebesar -2.131. sehingga manajer dan karyawan da- lam melaksanakan
Koefisien bertanda negatif, sehingga dapat tugasnya merupakan amanah dan ibadah.
diartikan bahwa pengaruh yang diberikan
oleh variabel Good Corporate Governance Pengaruh BOPO terhadap Stabilitas Bank
terhadap Stabilitas bank syariah adalah Syariah
negatif. Kondisi ini mengandung arti jika Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
variabel independen lain dianggap konstan menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Hasil
maka setiap peningkatan rasio GCG sebesar pengujian menunjukkan bahwa efisiensi yang
1% akan mengakibatkan penurunan diproxikan oleh BOPO memiliki pengaruh terhadap
Stabilitas Bank sebesar -2.131. Stabilitas bank syariah ayng diproksikan denga ROA
3) Berdasarkan persamaan regresi tersebut dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang artinya
bahwa koefisien regresi sebesar -0.031 memiliki nilai lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05.
Koefisien bertanda negatif, sehingga Hasil pengujian ini selaras

16
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
dengan penelitian Wibowo, E. S., & Syaichu, M.
Borio, C. (2014). The financial cycle and
(2013) menyatakan bahwa BOPO memiliki pengaruh
macroeconomics: What have we learnt?.
yang signifikan terhadap ROA dengan arah negatif.
Journal of Banking & Finance, 45, 182-198.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
beban pembiayaan bank maka laba yang diperoleh Chapra, M. U. (2016). The future of economics: An
bank akan semakin kecil. Tingginya beban biaya Islamic perspective (Vol. 21). Kube Pub-
operasional bank yang menjadi tanggungan bank lishing Ltd.
umumnya akan dibebankan pada pendapatan yang Donaldson, T., & Preston, L. E. (1995). The stake-
diperoleh dari pendapatan bagi hasil dari penyaluran holder theory of the corporation: Concepts,
pembiayaan bank syariah. Hasil ini sesuai dengan evidence, and implications. Academy of
penelitian Mawardi (2004) dan Azwir (2006) yang management Review, 20(1), 65-91.
menyatakan BOPO berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROA. Jika kondisi biaya operasional semakin Fries, S., & Taci, A. (2005). Cost efficiency of banks
meningkat tetapi tidak diikuti dengan pendapatan in transition: Evidence from 289 banks in 15
operasional maka akan berakibat berkurangnya Return post-communist coun- tries. Journal of
on Asset (ROA). Banking & Finance, 29(1), 55-81.
Perbankan syariah sebagai bank yang relatif masih Hartadi, B. (2018). Pengaruh fee audit, rotasi kap, dan
baru apabila dibandingkan dengan keberadaan bank reputasi auditor terhadap kualitas audit di
konvensional harus mampu memiliki keunggulan baik Bursa Efek Indonesia. Ekuitas: Jurnal
dari sisi produk maupun layanannya sehingga Ekonomi dan Keuangan, 16(1), 84-104.
masyarkat dapat memiliki pilihan dalam melaksanakan Indra, S., & Yustiavandana, I. (2008). Penerapan
transaksi keu- angannya. Selain itu bank syariah harus Corporate Governance Mengesampingkan
memiliki organisasi yang efektif sehingga biaya yang Hak-hak Istimewa dan Kelangsungan Usaha.
dikeluarkan khususnya untuk biaya tenaga kerja dapat Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
diminimalkan serta mencari inovasi ber- basiskan IT
dalam rangka memberikan pelayanan yang terjangkau Iqbal, Z., & Mirakhor, A. (2011). An introduction to
bagi seluruh masyarakat khu- susnya di pedesaan dan Islamic finance: Theory and practice (Vol.
remote area. Menurut aNugroho et al., (2017) tingkat 687). John Wiley & Sons.
efisiensi bank kon- vensional lebih baik dibandingkan Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of
dengan bank syariah karena bank konvensional lebih the firm: Managerial behavior, agency costs
berpen- galaman dalam membuat struktur and ownership structure. Journal of financial
organisasinya sesuai dengan asset yang dimilikinya economics, 3(4), 305-360.
sedangkan bank syariah relatif masih baru dan masih
mencari struktir organisasi yang sesuai dengan asset Lewis, M. K. (2005). Islamic corporate govern- ance.
dan kebutuhan dari bank syariah tersebut. Review of Islamic Economics, 9(1), 5.
Mawardi, W. (2004). Analisis Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank
5. Kesimpulan Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada
Persaingan pada industri perbankan dan tuntutan Bank Umum dengan Total Asset Kurang
daru regulasi dalam rangka menjaga kesehatan bank, Dari 1 Trilyun) (Doctoral dissertation, pro-
maka untuk mengantisipasi penurunan profitabilitas gram Pascasarjana Universitas Dipone- goro).
bank syariah, perlu mem- pertimbangkan hal-hal
sebagai berikut: McLaren, D. (2004). Global stakeholders: Corpo- rate
accountability and investor engage- ment.
 Penerapan GCG yang sesuai dengan prinsip- Corporate Governance: An Interna- tional
prinsip syariah yang mana manager dan kar- Review, 12(2), 191-201.
yawan dalam melaksanakan tugasnya tidak lagi
Meliyanti, N. (2012). Analisis Kinerja Keuangan
bertujuan untuk memenuhi keinginan dari
Bank: Pendekatan Rasio NPL, LDR, BOPO
pemegang saham, akan tetapi merupakan amanah
dan ROA pada Bank Privat dan Publik.
dan ibadah. Dengan demikian ke- jadian-kjadian
yang tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan Molyneux, P., & Thornton, J. (1992). Determinants of
seperti: fraud, korupsi, dll., dapat dihindarkan. European bank profitability: A note. Jour- nal
 Bank syariah harus mampu menjalankan kegiatan of banking & Finance, 16(6), 1173- 1178.
operasional dengan organisasi yang efektif Nugroho, L., & Tamala, D. (2018). Persepsi Pen-
sehingga dapat bersaing dalam hal efisiensi gusaha UMKM terhadap Peran Bank Sya-
dengan bank konvensional. riah. Jurnal Sikap (Sistem Informasi, Keu-
angan, Auditing dan Perpajakan), 3(1), 49-
Referensi 62.
Azwir, Y. (2006). Analisis Pengaruh Kecukupan Nugroho, L., Nurrohmah, S., & Anasta, L. (2018).
Modal, Efisiensi, Likuiditas, NPL, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini
PPAP Terhadap ROA Bank (Studi Audit Going Concern. Jurnal Sistem Infor-
Empiris: Pada Industri Perbankan Yang masi, Keuangan, Auditing & Perpa-
Listed di BEJ Periode Tahun 2001-2004) jakan, 2(2), 96-111.
(Doctoral dissertation, program Pascasarjana
Uni- versitas Diponegoro).

16
Lucky Nugroho, Herda Nezzim Jurnal Inovasi dan Bisnis 6 (2018) 160-
cNugroho, L., Hidayah, N., & Badawi, A. (2018). The
Rahmawaty, A. (2013). Riba dalam Perspektif
Islamic Banking, Asset Quality:“Does
Keuangan Islam. Jurnal Hukum Is- lam,
Financing Segmentation Matters”(Indone- sia
14(2).
Evidence). Mediterranean Journal of Social
Sciences, 9(5), 221. Riandi, D., & Siregar, H. S. (2011). Pengaruh Pen-
erapan Good corporate Governance ter- hadap
aNugroho, L., Utami, W., Sukmadilaga, C., & ROA, NPM dan EPS pada Perus- ahaan yang
Fitrijanti, T. (2017). The Urgency of
Terdaftar di CGPI. Jurnal Ekonomi, 14(3).
Allignment Islamic Bank to Increasing the
Outreach (Indonesia Rivai, H. V., Veithzal, A. P., & Idroes, F. N. (2007).
Evidence). International Journal of Bank and financial institution man-
Economics and Financial Issues, 7(4), 283- agement. Raja Grafindo Persada.
291. Shleifer, A., & Vishny, R. (2011). Fire sales in finance
bNugroho, L., Utami, W., Doktorlina, C. M., and macroeconomics. Journal of Economic
Soekapdjo, S., & Husnadi, T. C. (2017). Is- Perspectives, 25(1), 29-48.
lamic banking capital challenges to in- crease Stiglitz, J. E. (2000). Capital market liberalization,
business expansion (Indonesia cases). economic growth, and instability. World
cNugroho, L., & Husnadi, T. C. (2017). Maslahah and development, 28(6), 1075-1086.
Strategy to Establish a Single State- Owned Sudarsono, H. (2009). Dampak krisis keuangan global
Islamic Bank in Indonesia. Tazkia Islamic terhadap perbankan di indonesia:
Finance and Business Re- view, 10(1). perbandingan antara bank konvensional dan
Pasiouras, F., & Kosmidou, K. (2007). Factors in- bank syariah. La_Riba, 3(1), 12-23.
fluencing the profitability of domestic and Sukmadilaga, C., & Nugroho, L. (2017). Pengantar
foreign commercial banks in the European Akuntansi Perbankan Syariah" Prinsip, Praktik
Union. Research in International Business dan Kinerja. Lampung, Indonesia, Pusaka
and Finance, 21(2), 222-237. Media.
Prasojo, P. (2015). Pengaruh Penerapan Good Soedarmono, W., Machrouh, F., & Tarazi, A. (2011).
Corporate Governance terhadap Kinerja Bank market power, economic growth and
Keuangan Bank Syariah. Jurnal Dinamika financial stability: Evidence from Asian banks.
Akuntansi dan Bisnis, 2(1), 59-69. Journal of Asian Economics, 22(6), 460-
Pudail, M., Fitriyani, Y., Labib, A. (2018). Good 470.
Corporate Governance dalam Meningkat- kan Utami, W., & Nugroho, L. (2017). Fundamental
Kinerja Keuangan Bank Syariah. Wa- hana versus technical analysis of investment: Case
islamika: jurnal studi keislaman, 4(1), 127- study of investors decision in Indone- sia
149. Stock Exchange. The Journal of Inter- net
Raharjo, E. (2007). Teori Agensi dan Teori Banking and Commerce, 1-18.
Stewarship dalam Perspektif Utami, W., & Wulandari, S. (2009). Analisis Faktor-
Akuntansi. Fokus Ekonomi: Jurnal Ilmiah faktor yang Mempengaruhi Independensi
Ekonomi, 2(1). Auditor Eksternal Menurut Persepsi Bankir.
Media Riset Akuntansi, Auditing &
Informasi, 8(1), 29-44.

16

Anda mungkin juga menyukai