Anda di halaman 1dari 13

Modul Kilat ini milik Laura Amara

(lauraamar4@gmail.com)

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Daftar Isi

Hukum Mendel 1

Penyimpangan Semu Persilangan Monohibrid 5

Penyimpangan Semu Persilangan Dihibrid 8

Laura Amara lauraamar4@gmail.com


Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

─ siklus hidup pendek,


A Hukum Mendel ─ penyerbukannya bisa dikontrol dengan
cara penyerbukan buatan, dan
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
─ menghasilkan banyak anakan dalam
sekali penyerbukan.
● Prinsip persilangan Mendel dijelaskan
melalui Hukum Mendel I dan Hukum
Mendel II.

2. Hukum Mendel I
● Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum
segregasi (segregation of allelic genes),
menyatakan bahwa:
1. Sejarah Pewarisan Sifat
“alel-alel dari gen yang sama akan
● Gregor Johann Mendel (1822-1884) terpisah (tersegregasi) secara bebas
adalah peneliti pertama yang meletakkan saat pembentukan gamet (sel kelamin)
dasar-dasar ilmu genetika. sehingga satu gamet hanya akan
● Mendel mengamati pewarisan sifat pada membawa salah satu alel”
kacang kapri (Pisum sativum) karena:
● Hukum Mendel I didapatkan dari hasil
─ memiliki tujuh karakter yang kontras
persilangan monohibrid.
sehingga lebih mudah diamati (lihat
Tabel 1.1),

1
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

Tabel 1.1 Variasi Karakter Morfologi pada Tanaman Kacang Kapri

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Gambar A.1 Segregasi Bebas Alel-alel dari Gen yang Sama

3. Persilangan Monohibrid
● Persilangan monohibrid adalah
persilangan yang hanya memperhatikan
satu sifat berbeda.
● Contoh persilangan kacang kapri yang
hanya memperhatikan warna bunganya:
Gambar A.2 Persilangan Monohibrid antara Individu
─ warna ungu dipengaruhi alel (U) Homozigot Dominan dan Homozigot Resesif
─ warna putih dipengaruhi alel (u)

● Persilangan monohibrid heterozigot


sempurna akan menghasilkan keturunan
dengan rasio fenotipe 3:1.

2
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

● Hukum Mendel II hanya berlaku untuk


pewarisan gen-gen bebas (terletak pada
kromosom berbeda) yang berdiri sendiri
dan dapat diwariskan secara independen.

● Hukum Mendel II didapatkan dari hasil


persilangan dihibrid.
Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Gambar A.4 Ilustrasi Pengelompokan Alel-alel


dari Gen yang Berbeda

5. Persilangan Dihibrid
● Persilangan dihibrid adalah persilangan
yang memperhatikan dua sifat berbeda.
● Contoh persilangan kacang kapri yang
memperhatikan bentuk dan warna biji:
─ bentuk biji bulat dipengaruhi alel (B)
─ bentuk biji kisut dipengaruhi alel (b)
─ warna biji kuning dipengaruhi alel (K)
─ warna biji hijau dipengaruhi alel (k)

● Persilangan dihibrid heterozigot


sempurna akan menghasilkan keturunan
Gambar A.3 Persilangan Monohibrid (F1 x F1)
dengan rasio fenotipe 9:3:3:1.
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
4. Hukum Mendel II

● Hukum Mendel II dikenal sebagai hukum


asortasi (independent assortment of
genes), menyatakan bahwa:
“alel-alel dari gen yang berbeda akan
berpasangan secara bebas (acak) saat Gambar A.5 Persilangan Dihibrid antara Individu Homozigot
Dominan dan Homozigot Resesif
pembentukan gamet.

3
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

Penentuan Macam Gamet


● Penentuan jumlah macam gamet:

Rumus ⇒ 2n
(n: jumlah pasangan alel heterozigot)

● Macam kombinasi gamet bisa diketahui


Laura Amara lauraamar4@gmail.com
dengan membuat diagram garpu.

Contoh 1:
─ Genotipe: AaBb
─ Alel heterozigot: Aa dan Bb
─ Jumlah macam gamet: 22 = 4 macam
─ Macam kombinasi gamet:

Contoh 2:
─ Genotipe: AABbCc
─ Alel heterozigot: Bb dan Cc
─ Jumlah macam gamet: 22 = 4 macam
─ Macam kombinasi gamet:

6. Testcross
● Testcross atau uji silang adalah
persilangan antara individu yang tidak
diketahui genotipenya dengan individu
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
bergenotipe homozigot resesif.
Persilangan ini bertujuan untuk
mengetahui genotipe individu yang
belum diketahui tersebut.

● Contohnya kapri berbunga ungu yang


belum diketahui genotipenya disilangkan
dengan tanaman berbunga putih (uu),
maka akan ada dua kemungkinan
Gambar A.6 Persilangan Dihibrid (F1 x F1) genotipe dari parental bunga ungu:
─ Jika semua keturunan berbunga ungu,
artinya parental berbunga ungu yang
disilangkan bergenotipe homozigot.
(lihat Gambar A.7)
─ Jika dihasilkan keturunan berbunga
ungu dan putih artinya parental
berbunga ungu yang disilangkan
bergenotipe heterozigot. (lihat Gambar
A.8)

4
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Gambar A.7 Testcross Parental Homozigot


Gambar A.9 Backcross Parental Homozigot Dominan

Gambar A.8 Testcross Parental Heterozigot

7. Backcross
Gambar A.10 Backcross Parental Homozigot Resesif
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
● Backcross atau persilangan balik adalah
menyilangkan balik anakan dengan salah
satu induknya, baik yang bersifat Penyimpangan Semu
B
homozigot dominan maupun homozigot Persilangan Monohibrid
resesif. Persilangan ini dilakukan untuk
mendapatkan individu galur murni yang
sama dengan induk.

● Contohnya persilangan kacang kapri


berbiji kuning (Kk) dengan induk
homozigot dominan dan homozigot
resesif:
─ Saat disilangkan dengan induk
homozigot dominan (KK), akan
dihasilkan keturunan galur murni (KK).
(lihat Gambar A.9)
─ Saat disilangkan dengan induk
homozigot resesif (kk), akan dihasilkan
keturunan galur murni (kk). (lihat
Gambar A.10)

5
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

1. Penyimpangan Semu Hukum Mendel


● Pada beberapa persilangan, perbandingan
fenotipe yang dihasilkan tidak sama

persis dengan hasil perhitungan Mendel.


● Kondisi ini disebut penyimpangan semu
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
karena penyimpangan hanya terjadi pada
rasio fenotipe yang terbentuk pada
keturunan, sementara pembentukan
gametnya tetap sesuai dengan prinsip
Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.

● Penyimpangan ini dapat terjadi karena


beberapa sebab:
─ tidak ada alel yang lebih mendominasi
dibandingkan alel lainnya, contohnya
adalah pada persilangan dominansi
tidak sempurna (intermediet) dan
kodominan,
─ variasi alel pada suatu gen lebih dari
dua, contohnya adalah persilangan alel
ganda,
─ ada alel yang bersifat letal, dan
─ adanya interaksi yang terjadi antar alel
dari gen-gen yang berbeda. (lebih lanjut
akan dibahas di bagian Penyimpangan
Semu Persilangan Dihibrid)

Laura Amara lauraamar4@gmail.com


Gambar B.1 Persilangan Dominansi Tidak Sempurna pada
Bunga Snapdragon

3. Kodominansi
● Pada kodominansi alel-alel dari gen yang
2. Dominansi Tidak Sempurna
sama bersifat sama-sama dominan.
● Pada dominansi tidak sempurna (semi ● Akibatnya, individu heterozigot memiliki
dominan) alel-alel dari gen yang sama fenotipe gabungan dari kedua induknya.
tidak ada yang benar-benar lebih dominan
● Contoh kodominansi dapat dijumpai pada
terhadap alel yang lain.
persilangan sapi roan.
● Akibatnya, individu heterozigot memiliki ● Sapi roan (CRCW) didapatkan dari
fenotipe intermediet (di antara) sifat persilangan sapi cokelat kemerahan
kedua induknya. (CRCR) dan sapi putih (CWCW). Fenotipe
sapi roan bukan warna cokelat muda,
● Contoh dominansi tidak sempurna: melainkan gabungan dari warna induk,
─ warna bunga Snapdragon (Antirrhinum yaitu cokelat kemerahan dan putih.
majus)
─ warna bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa)

6
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Gambar B.3 Alel Ganda pada Kelinci

Laura Amara lauraamar4@gmail.com


Gambar B.2 Persilangan Kodominansi pada Sapi

4. Alel Ganda
● Alel ganda adalah kondisi ketika satu gen
memiliki lebih dari dua variasi, atau lebih
Gambar B.4 Contoh Persilangan Alel Ganda pada Kelinci
dari dua macam alel. Berbeda dengan
prinsip Mendel yang menyatakan satu gen 5. Alel Letal
hanya memiliki dua macam alel.
● Alel letal adalah alel yang dapat
● Contoh alel ganda: menyebabkan kematian.
─ penentuan golongan darah sistem ABO ● Alel letal dapat dibedakan menjadi dua:
pada manusia, (lebih lanjut akan ─ alel letal dominan, dapat
dibahas di bagian Genetika Manusia) menyebabkan kematian dalam
─ penentuan warna rambut kelinci yang keadaan homozigot maupun
dipengaruhi oleh 4 alel yaitu C heterozigot. Contohnya adalah ayam
(hitam/kelabu), cch (chincila), ch creeper (redep). Ayam bergenotipe
(himalaya), dan c (albino). homozigot dominan akan letal (mati),
sementara ayam heterozigot akan
memiliki kaki yang pendek (lihat
Gambar B.5)
─ alel letal resesif dapat menyebabkan

7
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

kematian dalam keadaan homozigot


Penyimpangan Semu
resesif, sedangkan individu heterozigot C
umumnya bersifat normal pembawa Persilangan Dihibrid
(carrier). Contohnya adalah anemia sel
sabit (sickle cell anemia). Individu
genotipe homozigot resesif (ss)
memiliki bentuk sel darah merah
abnormal seperti bulanLaura
sabit, Amara lauraamar4@gmail.com
sedangkan individu heterozigot (Ss)
umumnya tidak menunjukkan gejala
kelainan ini, namun dapat mewariskan
alel tersebut kepada keturunannya
(normal carrier). (lihat Gambar B.6)

1. Penyimpangan Semu Persilangan


Dihibrid
● Persilangan dihibrid pada Hukum Mendel
hanya berlaku untuk alel-alel yang tidak
saling memengaruhi.
● Adanya interaksi antaralel dari gen yang
berbeda dapat menyebabkan terjadinya
penyimpangan pada rasio fenotipe, tidak
lagi sesuai dengan Hukum Mendel.

● Contoh penyimpangan semu pada


persilangan dihibrid:
─ atavisme
─ epistasis-hipostasis
─ kriptomeri
─ komplementer
─ polimeri

Gambar B.5 Contoh Persilangan Alel Letal pada Ayam


Creeper Laura Amara lauraamar4@gmail.com

2. Atavisme
● Atavisme adalah kondisi saat satu atau
lebih alel dari gen yang berbeda saling
memengaruhi dan menghasilkan fenotipe
yang baru.
● Rasio fenotipe F2 pada persilangan
atavisme adalah 9:3:3:1.
● Contoh atavisme adalah pada pewarisan
sifat bentuk jengger (pial) ayam yang
dipengaruhi oleh gen R dan P:
Gambar B.6 Contoh Persilangan Alel Letal pada Pewarisan ─ jika alel R dominan bertemu dengan
Sifat Anemia Sel Sabit alel P dominan (R_P_) akan dihasilkan

8
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

bentuk jengger walnut (sumpel), 3. Epistasis-Hipostasis


─ jika alel R dominan berpasangan
dengan alel p resesif (R_pp) akan ● Epistasis-hipostasis adalah kondisi saat
menghasilkan bentuk jengger rose salah satu gen menutupi ekspresi gen
(mawar/gerigi), lain yang bukan alelnya.
─ jika alel P dominan berpasangan ● Gen yang menutupi disebut epistasis, gen
dengan alel r resesif (rrP_) akan yang ditutupi disebut hipostasis.
dihasilkan bentuk jengger pea (biji) , ● Dibedakan menjadi:
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
─ jika tidak terdapat alel dominan (rrpp)
bentuk jenggernya single ─ Epistasis dominan, saat alel dominan
(tunggal/bilah). suatu gen menutupi alel dominan dan
resesif gen lainnya. Misalnya pada
warna buah labu, alel P (putih)
epistasis terhadap alel K (kuning).
(lihat Gambar C.3) Rasio fenotipe F2
pada persilangan epistasis dominan
adalah 12:3:1. (lihat Gambar C.4)

Gambar C.1 Atavisme pada Ayam

Gambar C.3 Epistasis Dominan pada Buah Labu

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Gambar C.2 Contoh Persilangan Atavisme pada Ayam


Gambar C.4 Contoh Persilangan Epistasis Dominan pada
Buah Labu

9
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

─ Epistasis resesif, saat alel resesif


(dalam bentuk homozigot) menutupi
alel dominan maupun resesif gen lain.
Misalnya pada warna rambut tikus, alel
c (putih) epistasis resesif terhadap alel
B (hitam) maupun b (cokelat). (lihat
Gambar C.5) Rasio fenotipe F2 pada
persilangan epistasis dominan adalahlauraamar4@gmail.com
Laura Amara
9:3:4. (lihat Gambar C.6)

4. Kriptomeri
● Kriptomeri adalah kondisi saat sifat dari
Gambar C.5 Epistasis Resesif pada Tikus suatu alel dominan tersembunyi apabila
berdiri sendiri dan hanya akan muncul
saat berpasangan dengan alel dominan
dari gen yang lainnya.
● Rasio fenotipe F2 pada persilangan
kriptomeri adalah 9:3:4.
● Contoh kriptomeri adalah pada pewarisan
sifat warna bunga Linaria maroccana:
─ Pada bunga Linaria terdapat alel
dominan A yang mengendalikan
pembentukan pigmen antosianin,
sedangkan alel resesif a tidak
membentuk pigmen.
─ Antosianin akan menghasilkan warna
ungu pada kondisi basa dan merah
pada kondisi asam.
─ Kondisi pH sitoplasma diatur oleh alel
B dominan yang menyebabkan
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
kondisi basa, sedangkan alel b
resesif menyebabkan kondisi asam.

Gambar C.7 Kriptomeri pada Linaria maroccana

Gambar C.6 Contoh Persilangan Epistasis Resesif pada


Tikus

10
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

kacang manis.
─ Ketiadaan salah satu alel C ataupun P
akan menyebabkan pigmen tidak
terbentuk sehingga bunga akan
berwarna putih.

Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Gambar C.9 Komplementer pada Tanaman Kacang Manis

Gambar C.8 Contoh Persilangan Kriptomeri pada Linaria


maroccana

5. Komplementer
Laura
● Komplementer adalah kondisi Amara
ketika dualauraamar4@gmail.com
alel dominan dari gen yang berbeda
saling melengkapi untuk menghasilkan
suatu fenotipe.
● Rasio fenotipe F2 pada persilangan
komplementer adalah 9:7.
● Contoh komplementer adalah pada
pewarisan warna bunga kacang manis
(Lathyrus odoratus):
─ Warna bunga tanaman kacang manis
dikendalikan oleh dua gen, yaitu gen
C dan gen P.
─ Alel C dominan mengendalikan
pembentukan kromogen, yaitu bahan
untuk pembuatan pigmen antosianin. Gambar C.10 Contoh Persilangan Komplementer pada
─ Alel P dominan mengkode produksi Tanaman Kacang Manis
enzim yang berperan mengubah
kromogen menjadi antosianin.
─ Alel C dan P bersama-sama saling
melengkapi untuk memunculkan
warna bunga ungu pada tanaman

11
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
Modul Kilat ini milik Laura Amara
(lauraamar4@gmail.com)

6. Polimeri
● Polimeri adalah kondisi saat dua atau
lebih alel dari gen yang berbeda
memengaruhi munculnya fenotipe yang
sama.
● Polimeri disebut juga dengan poligen
karena gen-gen ini umumnya menentukan
Laura Amara lauraamar4@gmail.com
sifat secara kuantitatif, artinya semakin
banyak alel dominan yang terlibat maka
sifat yang dihasilkan akan terakumulasi,
menghasilkan ukuran yang semakin besar
atau warna yang semakin pekat.
● Rasio fenotipe F2 pada persilangan
komplementer adalah 15:1.
● Contoh polimeri adalah pada pewarisan
sifat warna biji gandum (Triticum spp.):
─ Warna merah pada biji gandum
dikode oleh alel dominan M1 dan M2.
─ Semakin banyak alel dominan M1
maupun M2, maka warna merah yang
terbentuk akan semakin pekat.
─ Saat tidak terdapat alel M1 maupun
M2 dominan (m1m1m2m2), maka
fenotip yang muncul adalah putih.

Gambar C.12 Contoh Persilangan Polimeri pada Tanaman


Gandum

Gambar C.11 Polimeri pada Tanaman Gandum


Laura Amara lauraamar4@gmail.com

12
Laura Amara lauraamar4@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai