Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL PENGAMATAN PERSIDANGAN

Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Ketenagakerjaan Kelas A

Dosen: Prof.Dr. Adnan Hamid, S.H., M.H., M.M.

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Andi Rezki Dwi Putri (3022210134)


2. Annisa Alivia (3022210150)
3. Widya Nur Pratama (3022210145)
4. Gledis Jenia Widyanto (3022210135)
5. Kevin Pasha Putra P (3022210132)
6. Yuanita Ardyanti Karlina (3022210133)
7. Mohammad Rizky Ahsan (3022210153)
8. Ferdi Danavan Soepomo (3022210115)

Jurusan Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Pancasila

Jakarta, Desember 2023


LAPORAN HASIL WAWANCARA PERSIDANGAN

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara Hubungan Industrial
pada peradilan tingkat pertama yang dilangsungkan dalam Gedung yang telah disediakan
untuk keperluan tersebut pada hari Rabu, 6 Desember 2023 Pukul 14.15 WIB.

Lokasi Wawancara

Nama Instansi : Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (di Ruang Sidang Atmadja)

Alamat : Jl. Bungur Besar Raya No 24, 26, 28, RT 28/RW 01, Gn. Sahari Sel.,
Kec. Kemayoran, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10610

Waktu : 14.50 WIB, Hari Rabu tanggal 6 Desember 2023

Informan : Kuasa Hukum Pihak Penggugat

Pada Hari Rabu tanggal 6 desember 2023 tepatnya pada pukul 14.50 WIB kami
kelompok 3 melakukan wawancara kepada salah satu kuasa hukum pihak penggugat yang
ada di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang beralamat di Jl Bungur Raya No 24, 26, 28, RT
28/ RW 01, Gn. Sahari Sel., Kec. Kemayoran, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10610. Kami
bertemu dengan kuasa hukum pihak penggugat di depan ruang sidang atmadja, dalam proses
wawancara kami kepada beliau, beliau mengatakan bahwa kasus ini bermula saat PT JHS
melarang/memberlakukan peraturan kepada karyawannya untuk tidak
berhubungan/berinteraksi dengan mantan karyawan yang sudah berhenti dari PT JHS,
sedangkan hal ini tidak diatur dalam perjanjian hubungan kerja awal, sehingga pihak
penggugat mengajukan gugatan karena ketidaknyamanan karena aturan yang diberlakukan
saat ini. Bahkan sampai direksi pernah mengumpulkan seluruh karyawan yang tertangkap
pernah berkumpul dengan karyawan yang sudah berhenti, saat dikumpulkan ini dewan direksi
berlaku sewenang-wenang kepada karyawan dan setelah situasi itu penggugat mengajukan
surat pengunduran diri tetapi tidak diberikan atau alasannya tidak disetujui. Pihak kuasa
penggugat mengatakan bahwa pada mulanya penggugat sebenarnya melakukan tahap mediasi
terlebih dahulu dari pihak penggugat mencoba mengundang namun pihak perusahaan tidak
menanggapi, lalu ke disnaker dan disana pihak perusahaan tidak kooperatif setelah semua
cara sudah dilakukan namun tidak juga mendapatkan titik terang sehingga pada akhirnya
pihak penggugat mengajukan gugatan ini dengan dasar adanya aturan untuk penyelesaian
perkara PHK secara sepihak dijelaskan dalam UU No 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial. Lalu selanjutnya kuasa hukum pihak penggugat
mengatakan bahwa tahap persidangan ini sudah berada di tahap saksi penggugat, dan tahap
selanjutnya akan memasuki ke tahap saksi tergugat, persidangan ini sudah berlangsung
selama kurang lebih 3 bulan. Proses penyelesaian perselisihan yang diinginkan oleh pihak
penggugat, pernyataan dari pihak kuasa penggugat menginginkan agar surat permohonan
PHK nya diterima, lalu kemudian upah kerja yang belum diterima oleh pihak penggugat agar
segera diberikan (agar perusahaan memberikan hak-hak dari penggugat yang belum
terpenuhi). Karena pada dasarnya Pengusaha pada usaha mikro dan kecil wajib membayar
uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak dan/atau uang pisah
bagi pekerja/buruh yang mengalami PHK dengan besaran ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara pengusaha pada usaha mikro dan kecil dengan pekerja/buruh..

HASIL WAWANCARA DARI PIHAK KUASA PENGGUGAT

● Kasus : Seorang karyawan mengajukan surat PHK kepada pihak perusahaan


namun pihak perusahaan tidak menanggapi.
● Penggugat : Firda
● Tergugat : PT. JOHAN HASIBOLAN SIMANJUNTAK (JHS)
● Kronologi : Penyebab PT JHS melarang/memberlakukan peraturan kepada
karyawannya untuk tidak berhubungan/berinteraksi dengan mantan karyawan yang sudah
berhenti dari PT JHS, sedangkan hal ini tidak diatur dalam perjanjian hubungan kerja,
sehingga pihak penggugat mengajukan gugatan karena ketidaknyamanan karena aturan
ini. Bahkan sampai direksi pernah mengumpulkan seluruh karyawan yang tertangkap
pernah berkumpul dengan karyawan yang sudah berhenti, saat dikumpulkan ini dewan
direksi berlaku sewenang-wenang kepada karyawan dan setelah situasi itu penggugat
mengajukan surat pengunduran diri tetapi tidak diberikan atau alasannya tidak disetujui.
Pihak kuasa penggugat mengatakan bahwa pada mulanya penggugat sebenarnya
melakukan tahap mediasi terlebih dahulu dari pihak penggugat mencoba mengundang
namun pihak perusahaan tidak menanggapi, lalu ke disnaker dan disana pihak
perusahaan tidak kooperatif setelah semua nya deathlock pihak penggugat mengajukan
gugatan ini.

Persidangan ini sudah berada di tahap saksi penggugat, lalu selanjutnya akan memasuki
ke tahap saksi tergugat, persidangan ini sudah berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
Proses penyelesaian perselisihan yang diinginkan oleh pihak penggugat, pernyataan dari
pihak kuasa penggugat menginginkan agar surat permohonan PHK nya diterima, lalu
kemudian upah kerja yang belum diterima oleh pihak penggugat agar segera diberikan
(agar perusahaan memberikan hak-hak dari penggugat yang belum terpenuhi).
DOKUMENTASI PENGAMATAN PERSIDANGAN

Anda mungkin juga menyukai