Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN RISET, DAN
TEKNOLOGI UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekeijaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hart terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Jambi, 30 Desember2022
Yang Membuat Pernyataan
Vina Amrina
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Seorang pekerja telah bekerja kepada perusahaan jasa pengiriman barang dan'deJah mengabdi
selama 10 tahun. Pekerja tersebut telah berulang kali menjadi pegawai teladih dan 'menjääi;;pekerja
'v-.
yang dipercaya oleh beberapa atasan pekerja tersebut. Namun tentunya, jdaiam .urusan pöke^an
suatu perusahaan, tidak dapat dihindari adanya perselisihan antara <peftgysaha dengan peke.rja.
Perselisihan tersebut akibat adanya persoalan jam kerja yang dibe,ri% n^e|ädä:-’pekefja lain,
termasuk tidak ada upah tambahan ataupun apresiasi yang diberikan kepada pekerja yang sudah
lama mengabdi. Dikarenakan pekerja tersebut melakukan tindakan yang berlebihan' dalam
menyampaikan kekecewaannya atas situasi yang ada, maka pekerja tersebut kemudian
diberhentikan. Dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi, diatur suatu pedoman khusus secara
rinci mengenai hak dan kewajiban pekerja serta perusahaan yang dikenal dengan Perjanjian Kerja
Bersama (PKB). Pertanyaan:
a. Uraikanlah oleh saudara mengenai jenis perjanjian kerja apa saja yang berlaku dalam hubungan
industrial? Dan berikan pandangan saudara mengenai sikap yang dilakukan oleh pekerja tersebut!
Jawab : Jenis perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan industrial adalah
1. Menurut bentuknya, berbentuk tulisan, yang mana perjanjian yang dilakukan secara tertulis
sebagai bukti apabila muncul perselisihan yang membutuhkan bukti antara kedua belah pihak
2. Menurut Waktu Berakhirnya Perjanjian Kerja ada 2 yaitu :
- Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau sering disebut dengan karyawan kontrak,
dimana perjanjian dibuat dengan jangka waktu paling lama 3 tahun atau selesainya suatu
pekerjaan tertentu.
- Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) yaitu perjanjian kerja antara pekerja/buruh
dengan pengusaha yang bersifat tetap
Dilihat kasus diatas, seharusnya pekerja tersebut melihat ataupun meneliti kembali surat perjanjian
yang telah disepakati bersama dengan perusahaan tempat dia bekerja, apabila memang adanya
suatu kesalahan atau kekeliruan yang tidak sesuai dengan surat perjanjian pekerja tersebut dapat
menuntut perusahaan tersebut
b. Uraikan mengenai syarat-syarat perjanjian kerja yang harus dipenuhi oleh pekerja dengan
pemberi kerja dalam hubungan industrial di atas?
Jawab :
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Jawab :
Perjanjian kerja dibuat atas dasar :
a. kesepakatan kedua belah Pihak;
b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
peraturan perundang undangan yang berlaku
c. Bagaimana bila dalam suatu perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) serikat pekerja/buruh? Dalam
hal penyelesaian perselisihan tersebut serikat pekerja mana yang dapat mewakilkan dan
berunding dengan perusahaan?
Jawab : Serikat pekerja/serikat buruh yang dapat berunding dengan perusahaan adalah:
1. SP/SB yang memiliki anggota lebih dari 50% dari jumlah seluruh buruh yang ada
di perusahaan.
2. Apabila tidak memiliki jumlah anggota lebih dari 50% maka SP/SB tersebut
dapat mewakili pekerja/buruh dalam perundingan PKB setelah mendapat
dukungan dari pekerja/buruh lain di luar anggota SB hingga memenuhi syarat
lebih dari 50%, melalui sebuah pemungutan suara (pasal 18 Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2014 Tentang Tata Cara
Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (Permenaker 28/2014).
3. Bila dalam perusahaan memiliki lebih dari 1 SP/SB, maka yang dapat berunding,
adalah maksimal 3 (tiga) SP/SB atau gabungan SP/SB yang jumlah anggotanya
minimal 10% dari seluruh buruh yang ada di perusahaan. 3 SP/SB yang
dimaksud ditentukan sesuai peringkat berdasarkan jumlah anggota yang
terbanyak (Permenaker 28/2014).
Adapun aturan ini sebagaimana kita ketahui merupakan aturan yang
menyelaraskan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 115/PUU-VII/2009 tanggal 10
November 2009. Dimana kala itu Serikat Pekerja (SP) BCA Bersatu mengajukan
permohonan peninjauan pasal 120 UU 13/2003 kepada Mahkamah Konstitusi
karena dinilai melanggar hak buruh untuk berunding. Pasal a quo yang telah
dicabut menyebutkan dalam hal di satu perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu)
SP/SB maka yang berhak berunding adalah SP/SB yang jumlah anggotanya lebih
dari 50% dari seluruh jumlah pekerja/buruh di perusahaan tersebut.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
2. Suatu hubungan pekerjaan antara Pekerja dan pemberi kerja tidak dapat,^japas daTT-ro.unculnya
A.«Qj, ""
perselisihan. Perbedaan pendapat timbul dan mengakibatkan pertentangan, antara^peng^^aha-atau
gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh kafena adanya perselisihan
mengenai hak, kepentingan, pemutusan hubungan kerja, dan antar-serikai dalamsafepefuSahaan.
’v. V* ?!
Di Provinsi Jawa Barat kurang lebih pada tahun 2019 terjadi sebanyak 4:>P©7 kasus yang didominasi
\\ /V
alasan pemutusan hubungan kerja (PHK) 148 kasus perselisihan hak,, 116 kasus perselisihan
kepentingan, dan 1 kasus perselisihan serikat pekerja/serikat buruh.
Pertanyaan:
a. Analisa oleh saudara mengenai langkah dan upaya yang dapat dilakukan oleh pekerja, serikat
pekerja atau pengusaha apabila terjadi perselisihan hubungan industrial?
Jawab :
Perselisihan hubungan industrial meliputi:
1. Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama (pasal 1 angka 2 UU
2/2004).
2. Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja
yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama (pasal 1 angka 3 UU 2/2004).
3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu
pihak (pasal 1 angka 4 UU 2/2004).
4. Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh adalah perselisihan antara serikat
pekerja/serikat buruh dengan serikat pekerja/serikat buruh lain hanya dalam satu perusahaan,
karena tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan
kewajiban keserikatpekerjaan (pasal 1 angka 5 UU 2/2004).
Untuk menyelesaian perselisihan di atas, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan yaitu:
1. Perundingan bipartit Perundingan bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial.
Semua jenis perselisihan hubungan industrial wajib terlebih dahulu diupayakan penyelesaiannya
melalui perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
_______________________________________________________________________________________________ BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
b. Uraikan mengenai kualifikasi suatu badan usaha yang dapat menjadi penyedia-gutsourcing?
Jawab :dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrash.^ RI 'Momor :
KEP.101/MEN/VI/2004 tentang tata cara perijinan perusahaan .'penyedia jasa
V” Q ': **** <v/’Ä Vt 0 i.j
pekerja/buruh, dalam pasal 2 ayat 1 berbunyi, bahwa untuk dapat menjaSi perösahaan
JSl ***> f;•
penyedia jasa pekerja/buruh perusahaan wajib memiliki'.lijins,operasiOnat3dari ^nstansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di kabupaten/kota sesuai domisili
"■> //
perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh. Sedangkan didalam Permenaker No. 19
Tahun 2012 jo Permenaker No. 11 Tahun 2019 tentang Syarat-Syarat
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain,
sebagai berikut:
c. Berdasarkan uraian soal di atas, bagaimana kedudukan penggunaan jasa outsourcing dari
perusahaan A kepada Perusahaan B termasuk dalam pekerjaan yang dapat dikerjakan dalam
lingkup outsourcing?
Jawab : kedudukan penggunaan jasa outsourcing dari perusahaan A kepada Perusahaan B
termasuk dalam pekerjaan yang dapat dikerjakan dalam lingkup outsourcing, dimana
perusahaan A dapat mengurangi dan mengontrol biaya operasional, dan dapat juga
focus pada core business mereka tanpa perlu memikirkan yang lain, yang mana
pekerjaan yang lain bisa dialihkan ke outsourcing sesuai dengan kemampuan SDM
yang kompeten
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
4. Pemutusan hubungan kerja merupakan suatu yang lumrah terjadi dalam hubuncjgn industrial.
Namun terkadang PHK tersebut dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan^kaceniad^nggap
f - y 1’ A K .~ "'ly.
melakukan kesalahan berat. Bahkan perusahaan tidak jarang untuk memutüs'"' hufeungaF'nk>erjä"
tanpa izin atau persetujuan dari suatu lembaga penyelesaian perselisihan ;Bubungän"||dlUStfiäl. ;
• J»* >#>■ Cf ] •
Adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai pencabutai iPasaJ" 158 " ÖU /,
V. ‘3 ■? “ y
Ketanagakerjaan yang dipertegas Surat Edaran Menakertrans sEj-1§/MEN/SJ-HK/I/2005"f
tertanggal 7 Januari 2005 yang memerintahkan penyelesaian perkara pemutusan hubungan kerja
karena pekerja melakukan kesalahan berat harus berdasarkan suatu putusan "pengadiian yang
memiliki kekuatan hukum tetap atau apabila pekerja ditahan dan tidak dapat melaksanakan
pekerjaan.
Pertanyaan:
a. Analisa dan uraikan mengenai indikator kesalahan berat yang menjadi alasan PHK secara
sepihak sebagaimana ketentuan Pasal 158 UU Ketenagakerjaan?
Jawab :
berdasarkan pasal 158 UU Ketenagakerjaan, indicator kesalahan berat yang menjadi alasan
PHK secara sepihak adalah:
a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di
lingkungan kerja;
f. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan;
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan
bahaya di tempat kerja;
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
b. Setelah diadakan judicial review maka status pasal 158 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Analisa oleh saudara mengenai pertimbangan Mahkamah Konstitusi mengenai pencabutan
Pasal 158 UU Ketenagakerjaan apakah tidak bertentangan dengan pertimbangan Pasal 159 UU
Ketenagakerjaan?
Jawab : Mengenai pertimbangan MK tentang pencabutan Pasal 158 UU Ketenagakerjaan
dikaitkan dengan pasal 159 UU Ketenagakerjaan, sangat bertentangan dikerenakan
dalam pasal 159 sendiri mengaitkan bunyi pasalnya dengan pasal 158 UU
Ketenagakerjaan untuk digunakan sebagai dasar penolakkan para pekerja/buruh
tentang PHK, seharusnya apabila pasal 158 dicabut maka pasal lain yang menyangkut
tentang pasal 158 tersebut tidak bisa digunakan lagi. Seandainya pasal 159 yang
berbunyi "Apabila pekerja/buruh tidak menerima pemutusan hubungan kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 ayat (1), pekerja/buruh yang bersangkutan
dapat mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial”
tetap digunakan, maka harus diubah bunyinya yang mana bunyi pasal 158 dihilangkan
saja, menjadi "Apabila pekerja/buruh tidak menerima pemutusan hubungan kerja,
pekerja/buruh yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
c. Bagaimana bentuk perlindungan kepada pekerja yang masih di PHK dikarenakan melakukan
kesalahan berat setelah adanya Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pencabutan Pasal 158?
Jawab :
UKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA