Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Lamongan, 29 Juni 2022
Jawab :
a. pendekatan dalam hubungan industrial :
c. Bagaimana membuat serikat pekerja ditingkat perusahaan anda kaitkan dengan Pasal 5 UU
No.21 Tahun 2000 ?
d. Jelaskan apa keuntungan menjadi anggota serikat pekerja!
e. Bagaimana prosedur pemberitahuan dan pencatatan serikat pekerja yang baru terbentuk?
Jawab :
a. hak dan kewajiban pekerja ini seharusnya tidak menjadi masalah, karena Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan sudah mengaturnya dengan selaras.
b. Sesuai dengan pasal 102 ayat (2) dan UU no 13 tahun 2003, dalam melaksanakan hubungan
industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi :
1) Menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya
2) Menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi,
3) Menyalurkan aspirasi secara demokratis,
4) Mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta
5) Ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta
keluarganya.
Undang-undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat pekerja/Serikat Buruh dimaksudkan untuk
mengatur pelaksanaan dan perlindungan hak berserikat tersebut, supaya pada waktu yang
sama dapat diciptakan hubungan industrial yang aman dan harmonis, dinamis dan
berkelanjutan, serta seimbang dan berkeadilan. Dengan demikian Undang-undang ini perlu
dipahami bukan saja oleh pekerja dan serikat pekerja, akan tetapi juga oleh pengusaha dan
asosiasi pengusaha, aparatur Pemerintah, serta organisasi non pemerintah dan masyarakat
umum
c. UU No. 21 Tahun 2000 pasal 5 tentang Serikat Pekerja memuat ketentuan tentang cara
pembentukan serikat pekerja, pencatatan serikat pekerja dan perlindungan hak pembentukan
serikat pekerja. Serikat pekerja atau serikat buruh dibentuk oleh pekerja di satu perusahaan secara
bebas, terbuka, mandiri, demokratis guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan karyawan serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Serikat
pekerja di perusahaan dapat dibentuk bila didukung oleh paling sedikit sepuluh orang anggota di
perusahaan yang bersangkutan. Implikasi dari undang-undang ini adalah bahwa di setiap
perusahaan dapat dibentuk lebih dari satu serikat pekerja. Masing-masing serikat pekerja tersebut
dapat bergabung dengan federasi serikat pekerja terkait atau berdiri sendiri (non federasi).
Serikat pekerja juga harus memiliki anggaran dasar yang meliputi:
1) Nama dan lambang
2) Dasar negara, asas, dan tujuan
3) Tanggal pendirian
4) Tempat kedudukan
5) Keanggotaan dan kepengurusan
6) Sumber dan pertanggungjawaban keuangan
7) Ketentuan perubahan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga
d. Banyak sekali keuntungan menjadi anggota SP/SB, terlebih jika SP/SB anda sudah berafiliasi
ke federasi serikat pekerja dan konfederasi serikat pekerja.
Sebagai contoh, anggota serikat pekerja akan mendapatkan program-program training
peningkatan kemampuan kerja dan diri seperti pelatihan kemampuan bernegosiasi, pelatihan
pembuatan perjanjian kerja bersama, pemahaman gender, dll. Selain itu, anggota serikat
pekerja juga akan mendapat bantuan hukum saat tertimpa masalah dengan perusahaan yang
berkaitan dengan hukum dan pemenuhan hak-hak sebagai pekerja.
e. Pasal 18 sampai dengan 24 UU 21/2000 mengatur tentang tata cara pemberitahuan dan
pencatatan SP/SB sebagai berikut:
1) SP/S,, federasi, dan konfederasi yang telah dibentuk harus memberitahukan
keberadaannya kepada instansi pemerintah setempat yang menangani urusan
ketenagakerjaan.
2) Dalam surat pemberitahuan, harus dilampirkan daftar nama anggota, pendiri, dan
pengurusnya serta salinan peraturan organisasi berupa AD/ART.
3) Instansi urusan ketenagakerjaan setempat harus mencatat SP/SB yang telah memenuhi
persyaratan dan memberikan nomor pendaftaran kepadanya dalam kurun waktu 21 hari
kerja setelah tanggal pemberitahuan. (Apabila sebuah serikat belum memenuhi
persyaratan yang diminta, maka alasan penundaan pendaftaran dan pemberian nomor
pendaftaran kepadanya harus diserahkan oleh badan pemerintah setempat dalam
tenggang waktu 14 hari setelah tanggal penerimaan surat pemberitahuan).
4) SP/SB harus memberitahukan instansi pemerintah di atas bila terjadi perubahan dalam
peraturan organisasinya. Instansi pemerintah tersebut nantinya harus menjamin bahwa
buku pendaftaran serikat terbuka untuk diperiksa dan dapat diakses masyarakat luas.
5) SP/SB yang telah memiliki nomor pendaftaran wajib menyerahkan pemberitahuan tertulis
tentang keberadaan mereka kepada pengusaha/perusahaan yang terkait
Selengkapnya mengenai prosedur pendaftaran SP/SB diatur oleh Keputusan Menteri
No.16/MEN/2001 tentang Prosedur Pendaftaran Resmi SP/SB.
Sumber : BMP EKMA4367 – Modul 2
Jawab :
a. 3 kategori isu perudingan :
Menurut Fossum (2009), isu-isu perjanjian meliputi tiga kategori, yaitu bersifat perintah,
mengizinkan, dan larangan. Isu perjanjian atau kesepakatan yang bersifat perintah berkaitan
dengan upah, jam kerja, dan kondisi pekerjaan lainnya. Isu perjanjian atau kesepakatan yang
bersifat memberi izin tidak memperoleh tanggapan karena tidak berhubungan langsung
dengan biaya manajemen dan tenaga kerja Isu perjanjian atau kesepakatan yang bersifat
pemberian larangan secara hukum tidak sah, seperti permintaan bahwa karyawan
menggunakan hanya barang-barang yang diproduksi bersama. Perbedaan lain antara
mandatory issues dan permissive issues adalah tidak adanya bagian yang bisa menemui jalan
buntu atau menolak menyetujui kontrak melebihi permissive issues.
b. Gambaran perbedaan antara mandatory issues dengan permissive issues.