Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : PUTRI ELISABETH

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043648134

Tanggal Lahir : 02 DESEMBER 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4336 / HUKUM KETENAGAKERJAAN

Kode/Nama Program Studi : 311 / ILMU HUKUM S1

Kode/Nama UPBJJ : 50 / SAMARINDA

Hari/Tanggal UAS THE : KAMIS, 30 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : PUTRI ELISABETH


NIM : 043648134
Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4336 / HUKUM KETENAGAKERJAAN
Fakultas : HUKUM
Program Studi : ILMU HUKUM S1
UPBJJ-UT : SAMARINDA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
TENGGARONG, 30 DESEMBER 2021

Yang Membuat Pernyataan

PUTRI ELISABETH
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Pertanyaan :
1. Mengapa dalam satu perusahaan penting adanya Serikat Pekerja/Buruh ?

Dalam perusahaan, kedudukan serikat pekerja ini penting karena untuk memastikan bahwa kedudukan
dan hak pekerja dapat seimbang dengan kewajiban yang dilakukan pekerja untuk pengusaha.
Karena itu Serikat Pekerja memiliki hak tertentu yang diantaranya adalah:
 Berhak membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;
 Berhak mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial;
 Berhak mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;
 Berhak membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha
peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh. dan;
 Berhak melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan
dengan perundang-undangan yang berlaku.

2. Tunjukkan landasan hukum yang memberikan jaminan kedudukan serikat pekerja sebagai bentuk
memberikan perlindungan pekerja/buruh ?

Hukum ketenagakerjaan di Indonesia diatur di dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan. Hukum ketenagakerjaan mengatur tentang segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah kerja. Tujuan dari dibentuknya hukum
ketenagakerjaan adalah untuk :

 memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi;


 mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan  tenaga  kerja yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah;
 memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan
 meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya

3. Apa yang membedakan Serikat Pekerja/Buruh dikenal Serikat Pekerja/Buruh dalam perusahaan
dan Serikat Pekerja/Buruh diluar perusahaan ?

SP/SB dapat dibentuk oleh minimal 10 orang pekerja. Sedangkan Federasi SP/SB adalah
bentukan dari sekurang-kurangnya 5 SP/SB. Dan Konfederasi SP/SB merupakan gabungan
dari sekurang-kurangnya 3 federasi SP/SB. SP/SB juga dapat berafiliasi dengan SP/SB
internasional. Kegunaan dari organisasi yang berjenjang dan meluas ini adalah supaya
SP/SB meski hanya berdiri pada 1 perusahaan, memiliki kekuatan dan dukungan yang
lebih besar sebagai bentuk solidaritas dari SP/SB lainnya, yang kemudian mempermudah
usaha SP/SB di perusahaan untuk memperjuangkan kesejahteraan para pekerja dan
keluarganya.

2. Pertanyaan :
1. Dari pilihan penyelesaian melalui Tripartit yaitu Konsiliasi, Arbitrase dan Mediasi, yang
manakah yang dapat dipilih Andri untuk menyelesaikan permasalahan hukumnya. Berikan
pendapat Saudara ?
Menurut saya melalui konsilasi karena satu upaya dalam menyelesaikan sengketa atau
perselisihan kepentingan, perselisihan antar serikat pekerja maupun perselisihan yang
dikarenakan pemutusan hubungan kerja dalam suatu perusahan, melalui musyawarah yang
dipimpin oleh satu orang atau konsiliator yang netral.

2. Uraikan perbedaan produk hukum yang dihasilkan dari proses Konsiliasi, Arbitrase dan Mediasi sebagai
tahapan penyelesaian perselisihan hubungan industrial!.

Perbedaan

a. Pada mediasi, pihak ketiga adalah Mediator yang bertugas sebagai penengah,
memfasilitasi proses negosiasi dan sebatas memberi masukan. Sedangkan pada
arbitrase, pihak ketiga adalah Arbriter yang dapat memberikan putusan atas
permasalahan.
b. Pada mediasi hasil bersifat Win-Win Solution, sedangkan arbitrase hasilnya
bersifat Win-Lose  Judgement;
c. Pada mediasi, saran Mediator bersifat tidak mengikat, sehingga para pihak yang
menentukan. Sedangkan pada arbitrase, bersifat mengikat karena Arbriter yang
membuat putusan dan mempunyai kekuatan eksekutorial.

3. Pertanyaan :
1. Bagaimana prosedur penangguhan pelaksanaan upah minimum bagi perusahaan yang tidak
mampu membayar UMP?

Pertama, pengusaha yang merasa kurang mampu untuk membayar upah sesuai ketentuan upah
minimum mengajukan permohonan tertulis kepada Gubernur DKI Jakarta melalui Kepala
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) paling lambat sepuluh hari sebelum
tanggal berlakunya upah minimum. Permohonan yang diajukan oleh pengusaha harus
berdasarkan kesepakatan bersama di antara pengusaha, pekerja, atau serikat pekerja. Dalam
hal di perusahaan terdapat satu serikat pekerja dengan jumlah anggota lebih dari 50% dari
seluruh pekerja, maka serikat pekerja dapat mewakili pekerja dalam perundingan untuk
menyepakati penangguhan pelaksanaan upah minimum. Dalam hal di perusahaan terdapat
lebih dari satu serikat pekerja, maka serikat pekerja dengan jumlah anggota lebih dari 50%
total pekerja yang dapat mewakili pekerja dalam perundingan untuk menyepakati
penangguhan pelaksanaan upah minimum. Jika pada perusahaan terdapat lebih dari satu
serikat pekerja, namun tidak ada yang memiliki jumlah anggota lebih dari 50% total pekerja,
maka serikat-serikat pekerja yang ada dapat melakukan koalisi sehingga jumlah koalisi lebih
dari 50% total pekerja dan kemudian mewakili pekerja dalam perundingan untuk menyepakati
penangguhan pelaksanaan upah minimum. Jika masih belum terpenuhi juga, maka serikat-
serikat pekerja yang ada dapat membentuk tim perunding dengan komposisi keanggotaan
dibentuk secara proporsional sesuai anggota masing-masing serikat pekerja untuk kemudian
mewakili pekerja dalam perundingan untuk menyepakati penangguhan pelaksanaan upah
minimum. Jika dalam perusahaan yang bersangkutan belum ada serikat pekerja, maka pekerja
yang memiliki mandat lebih dari 50% total pekerja yang dapat mewakili pekerja dalam
perundingan untuk menyepakati penangguhan pelaksanaan upah minimum. Kedua, dalam hal
pengajuan permohonan, maka harus dilampirkan persyaratan: naskah asli kesepakatan tertulis;
laporan keuangan perusahaan yang terdiri atas neraca dan perhitungan rugi/laba beserta
penjelasan-penjelasannya dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut, jika perusahaan
berbadan hukum maka laporan harus diaudit oleh Kantor Akuntan Publik; salinan akte
pendirian perusahaan; data upah menurut jabatan pekerja; jumlah pekerja seluruhnya dan
jumlah pekerja yang dimohonkan penangguhan upah minimum; dan perkembangan produksi
dan pemasaran dalam dua tahun terakhir, serta rencana produksi dan pemasaran dalam dua
tahun yang akan datang. Apabila pengisian surat permohonan penangguhan pelaksanaan upah
minimum provinsi belum lengkap dan benar, maka Kepala Disnakertrans wajib memberitahu
paling lambat tujuh hari secara tertulis beserta alasan kepada pemohon (pengusaha).
Pengusaha memiliki waktu 15 hari untuk melengkapi persyaratan yang diminta oleh Kepala
Disnakertrans. Ketiga, setelah itu dilakukan penelitian oleh Kepala Disnakertrans atas
permohonan yang diajukan. Kepala Disnakertrans dapat meminta bantuan Kantor Akuntan
Publik dalam melakukan tugasnya. Hasil akhir dari proses ini adalah keluarnya rekomendasi
dari Kepala Disnakertrans kepada Dewan Pengupahan. Keempat, Kepala Disnakertrans paling
lambat tujuh hari atas rekomendasi Dewan Pengupahan menetapkan persetujuan atau
penolakan penangguhan pelaksanaan upah minimum bagi perusahaan yang memiliki pekerja
sampai 1.000 orang. Jika perusahaan memiliki pekerja lebih dari 1.000 orang, maka penetapan
dilakukan langsung oleh Gubernur. Bentuk keputusan yang keluar terdapat tiga macam.
Pertama, membayar upah minimum sesuai upah minimum lama. Kedua, membayar upah
minimum lebih tinggi dari upah minimum lama tapi lebih rendah dari upah minimum baru.
Ketiga, menaikkan upah minimum secara bertahap sampai dengan mencapai upah minimum
baru. Kelima, Disnakertrans memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan atas berjalannya penangguhan upah minimum. Pembinaan yang dilakukan
meliputi: bimbingan dan penyuluhan; bimbingan teknis; monitoring; dan menyiapkan
petunjuk teknis.

2. Apakah penangguhan pelaksanaan upah minimum tersebut menghapus kewajiban pembayaran


upah yang seharusnya ?

Pasal 81 angka 68 UU Cipta Kerja yang memuat baru Pasal 191A huruf a UU
Ketenagakerjaan mengatur:
Untuk pertama kali upah minimum yang berlaku, yaitu upah minimum yang telah
ditetapkan berdasarkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan yang mengatur mengenai pengupahan.
Sehingga, untuk saat ini upah minimum yang berlaku tetap didasarkan kepada peraturan
pelaksana UU Ketenagakerjaan yang sudah ada sebelum diundangkannya UU Cipta Kerja.

4. Pertanyaan :
1. Apakah secara normatif upaya hukum peninjauan kembali dapat dilakukan dalam perkara perselisihan
hubungan industrial?

Tidak ada upaya Hukum Banding dalam Perselisihan Hubungan Industrial (PHI), sehingga yang


menyangkut putusan Pengadilan Hubungan Industrial langsung dimintakan Kasasi ke Mahkamah
Agung dalam jangka waktu 14 hari setelah putusan dibacakan dalam persidangan atau sejak tanggal
pemberitahuan putusan.

2. Selain bukti baru (novum) dalam upaya peninjauan kembali, alasan-alasan hukum apa yang dapat
digunakan sebagai alasan peninjauan kembali?

Permohonan peninjauan kembali putusan perkara perdata yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap dapat diajukan hanya berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut
1. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui
setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti- bukti yang kemudian oleh hakim pidana
dinyatakan palsu;
2. Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada
waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan;
3. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut;
4. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-
sebabnya;
5. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas dasar yang sama oleh
Pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan satu dengan
yang lain;
6. Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

Anda mungkin juga menyukai