Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS TUTON SESI 7

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : KURNIA WIDIYASTUTI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044827521

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4367/Hubungan Industrial

Kode/Nama UPBJJ : 23/UPBJJ UT BOGOR

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/20203 Genap

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA4367/Hubungan Industrial
Tugas : 3
Penulis Soal/Institusi : Fahriansyah, SE, MM
Penelaah Soal//Institusi : Faridah Iriani, SE.,MM

No Soal Skor
1. Terdapat lima bentuk penyelesaian perselisihan yang dapat dilakukan diluar pengadilan,
tolong sebutkan dan jelaskan serta analisis hubungan ke lima bentuk penyelesaian tersebut
60
terhadap perusahaan.
Jawaban harus seuai teori dan diungkapkan dengan bahasa sendiri
2. Dalam persoalan hukum perburuhan terdapat beberapa pihak yang terkait dalam
pelaksanaan dan penerapan hukum perburuhan, sebutkan siapa saja pihak yang terlibat dan
jelaskan hukum perburuhan dan pihak yang terlibat tersebut serta analisis hubungan pihak 40
yang terlibat tersebut terhadap hukum perburuhan.
Jawaban harus sesuai teori dan diungkapkan dengan Bahasa sendiri
Skor Total 100
*) coret yang tidak perlu

Menyetujui, 01/03/2023
Ka. Prodi Penelaah Penulis,

Dr. Ami Pujiwati, S.E.,M.S Faridah Iriani, SE.,MM Fahriansyah,SE,MM


197103192005012001 NIP. 196101171992032001 Nip. 198212042006041002
Jawaban :
1. Dalam UU No.2 Tahun 2004 penyelesaian perselisihan dapat dilakukan di luar pengadilan.
Bentuk penyelesaian di luar pengadilan yaitu melalui bipartit, mediasi, konsiliasi, arbitrase
dan pengadilan.
- Penyelesaian melalui Bipartit
Penyelesaian melalui Lembaga ini berupa perundingan antara serikat kerja dan karyawan
dengan pihak pengusaha untuk menemukan penyelesaian perselisihan hubungan
industrial. Bipartit ini merupakan tempat berunding atau berkonsultasi sebelum pihak
yang berselisih mengundang pihak ketiga untuk penyelesaian, sehingga pihak yang
berselisih tersebut harus mencatat perselisihannya pada instansi yang bertanggung
jawab dan melampirkan bukti bahwa telah melakukan upaya penyelesaian melalui
bipartit. Dengan begitu penyelesaian ini mengikat dan wajib dilaksanakan oleh para
pihak apabila telah mencapai kata sepakat.
- Penyelesaian melalui Mediasi
Dengan mediasi, penyelesaian dilakukan melalui musyawarah yang ditengahi oleh
mediator yang netral. Mediator adalah pegawai instansi pemerintah yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan. Strategi yang digunakan melalui mediasi berupa
strategi kontekstual atau mencari solusi yang dapat diterima dengan inisiatifnya sendiri,
strategi substansif atau menggerakkan negosiasi ke arah penyelesaian , dan strategi
reflektif atau mengarahkan mediator pada perselisihan sehingga dapat masuk dan ikut
andil dalam penyelesaian.
- Penyelesaian melalui Konsiliasi
Konsiliasi merupakan penyelesaian perselisihan melalui musyawarah yang ditengahi
konsiliator yang netral. Konsiliator adalah satu atau lebih orang yang ahli di bidang
hubungan industrial dan diberi wewenang untuk mengkonsiliasi pihak yang berselisih.
Apabila tidak berhasil mencapai kata sepakat maka salah satu pihak mengajukan gugatan
ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri setempat.
- Penyelesaian melalui Arbitrase
Arbitrase adalah seorang yang dipilih pihak yang berselisih dari daftar arbitrer yang
ditetapkan oleh pemerintah untuk memberikan putusan penyelesaian perselisihan yang
putusannya mengikat dan bersifat final. Ada 3 bentuk arbitrase yaitu arbitrase
konvensional dimana arbitrator bebas menentukan cara penyelesaian , arbitrase
perintah akhir atau arbitrator dibatasi untuk memilih cara penyelesaian yang ditawarkan
, dan arbitrase inovatif yang merupakan kombinasi dari arbitrase konvensional dan
arbitrase perintah akhir.
- Pengadilan Hubungan Industrial
Pengadilan ini bersifat khusus yang dibentuk oleh Pengadilan Negeri untuk memeriksa,
mengadili dan memberikan putusan perselisihan hubungan industrial. Melalui
pengadilan ini perundingan diselesaikan paling lama 30 hari sejak dimulainya
perundingan.
Kelima bentuk penyelesaian tersebut saling berhubungan. Dalam suatu perundingan
apabila tidak terjadi kesepakatan maka para pihak dapat memilih penyelesaian dengan
mediasi atau konsiliasi atau arbitrase. Apabila pihak memilih mediasi atau konsiliasi dan
tidak tercapai kata sepakat maka selanjutnya dilakukan pengajuan gugatan kepada
Pengadilan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, dan jika salah satu pihak tidak
puas maka putusan pengadilan dimintakan kasasi ke Mahkamah Agung. Disisi lain,
apabila pihak memilih melalui arbitrase dan putusan tidak tercapai sepakat maka
dilakukan pengajuan upaya hukum Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung .
Sumber : Buku Modul EKMA4367 Modul 5 hal 5.25 – 5.30
2. Hukum perburuhan atau ketenagakerjaan adalah bagian dari hukum yang mengatur tentang
perburuhan baik bersifat perseorangan atau kolektif. Hukum perburuhan berlandaskan UUD
1945 yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Ada beberapa pihak yang terkait dengan
pelaksanaan dan penereapan Hukum Perburuhan diantaranya :
- Pihak Pengusaha
Pengusaha adalah orang perseorangan , persekutuan, badan hukum yang menjalankan
perusahaan dan bertugas membuat peraturan secara tertulis yang memuat syarat-syarat
dan tata tertib perusahaan. Pengusaha membuat peraturan dengan mempertimbangkan
saran para pekerja dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
- Pekerja
Orang yang bekerja menghasilkan barang atau jasa untuk perusahaan dan memperoleh
imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Pekerja ini akan membentuk sebuah
organisasi atau serikat apabila berjumlah banyak
- Pemerintah
Merupakan pihak yang mengatur, membimbing, dan mengawasi pelaksanaan hubungan
antara pihak pengusaha dan pekerja
Ketiga pihak tersebut saling membutuhkan dan berhubungan dalam pembuatan Hukum
Perburuhan. Peraturan yang dibuat oleh Pengusaha akan dijalankan oleh pekerja dengan
perlindungan dan pengawasan dari pemerintah agar berjalan dengan lancar serta
menghindari atau mencegah adanya perselisihan hubungan industri.
Sumber : Buku Modul EKMA4367 Modul 6 hal 6.38

Anda mungkin juga menyukai