ASIA TIMUR
Review Jurnal
PENULIS;
YUSY WIDARAHESTY, RINDU AYU
LATAR BELAKANG
Fenomena ini dimulai sejak berakhirnya perang dunia II yang kemudian di tahun
1975, angka kelahiran ini justru mengalami pasang surut. Pada tahun 2012,
sebesar 0,21% angka penduduk mengalami penurunan drastis. Hal ini juga tidak
luput dari ekonomi Jepang yang dimana perkerjanya lebih banyak perempuan
daripada lelaki. Pemerintah Jepang telah melakukan berbagai upaya akan tetapi
semua upayanya belum cukup untuk memperbaiki situasi ini. Fenomena ini juga
didorong oleh adanya budaya patriarki dan modernisasi dijepang. Banyak juga
perhatian pihak tentang perempuan lebih memilih kebebasan yang ditawarkan
oleh dunia daripada pilihan untuk hidup. Wanita jepang memilih menikah
sebagai sebuah pilihan bukan sebagai kewajiban juga merupakan faktor
penurunan angka kelahiran di Jepang.
RUMUSAN MASALAH
Perkembangan dan kemajuan
yang dilewatinya melahirkan
sebuah fenomena penurunan
angka kelahiran yang terlihat
semenjak Perang Dunia II
selesai, dimana angka kelahiran
di Jepang mengalami pasang
dan surut.
FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN
ANGKA KELAHIRAN
Modernisasi
Kemajuan ekonomi di Jepang mempengaruhi kondisi ini yang dimana di tahun 2000
sekitar 40,7% pekerjaan di Jepang ditopang oleh perempuan. Mulai dari usia lima
belas tahun sampai enam puluhan.
Budaya Patriarki
Budaya ini berawal dari zaman Edo yang dimana saat itu perempuan dibentuk dan
ditekankan tentang bagaimana wanita seharusnya. Pada saat itu para wanita
diharapkan agar selalu bisa dalam menyediakan apa saja yang diperlukan laki-laki.
DAMPAK
Dengan adanya fenomena ini, banyak yang memprediksikan bahwa
jepang akan ada sebuah kepunahan populasi manusia di masa yang
akan datang. Dengan kondisi ini juga mempengaruhi jumlah angka
harapan untuk hidup lebih besar daripada angaka kelahiran di Jepang
yang menyebabkan populasi orang tua lebih banyak daripada anak
mudanya.
HASIL DATA