Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

ASIA TIMUR
Review Jurnal

Oleh: Haidar Ali Safaraz Zain


(23040284075)
2023B
JURNAL AL-AZHAR INDONESIA SERI PRANATA SOSIAL, VOL . 2, NO. 3, MARET 2014

FENOMENA PENURUNAN ANGKA KELAHIRAN DI


JEPANG PASCA PERANG DUNIA II
SAMPAI 2012

PENULIS;
YUSY WIDARAHESTY, RINDU AYU
LATAR BELAKANG
Fenomena ini dimulai sejak berakhirnya perang dunia II yang kemudian di tahun
1975, angka kelahiran ini justru mengalami pasang surut. Pada tahun 2012,
sebesar 0,21% angka penduduk mengalami penurunan drastis. Hal ini juga tidak
luput dari ekonomi Jepang yang dimana perkerjanya lebih banyak perempuan
daripada lelaki. Pemerintah Jepang telah melakukan berbagai upaya akan tetapi
semua upayanya belum cukup untuk memperbaiki situasi ini. Fenomena ini juga
didorong oleh adanya budaya patriarki dan modernisasi dijepang. Banyak juga
perhatian pihak tentang perempuan lebih memilih kebebasan yang ditawarkan
oleh dunia daripada pilihan untuk hidup. Wanita jepang memilih menikah
sebagai sebuah pilihan bukan sebagai kewajiban juga merupakan faktor
penurunan angka kelahiran di Jepang.
RUMUSAN MASALAH
Perkembangan dan kemajuan
yang dilewatinya melahirkan
sebuah fenomena penurunan
angka kelahiran yang terlihat
semenjak Perang Dunia II
selesai, dimana angka kelahiran
di Jepang mengalami pasang
dan surut.
FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN
ANGKA KELAHIRAN

Modernisasi
Kemajuan ekonomi di Jepang mempengaruhi kondisi ini yang dimana di tahun 2000
sekitar 40,7% pekerjaan di Jepang ditopang oleh perempuan. Mulai dari usia lima
belas tahun sampai enam puluhan.

Budaya Patriarki
Budaya ini berawal dari zaman Edo yang dimana saat itu perempuan dibentuk dan
ditekankan tentang bagaimana wanita seharusnya. Pada saat itu para wanita
diharapkan agar selalu bisa dalam menyediakan apa saja yang diperlukan laki-laki.
DAMPAK
Dengan adanya fenomena ini, banyak yang memprediksikan bahwa
jepang akan ada sebuah kepunahan populasi manusia di masa yang
akan datang. Dengan kondisi ini juga mempengaruhi jumlah angka
harapan untuk hidup lebih besar daripada angaka kelahiran di Jepang
yang menyebabkan populasi orang tua lebih banyak daripada anak
mudanya.
HASIL DATA

(HTTP://WWW.STAT.GO.JP/ENGLISH/DATA/HANDBO OK/C02CONT.HTM, 2013)


UPAYA DALAM MENANGANI KASUS
Dengan lebih banyaknya populasi manula daripada anak mudanya,
pemerintah Jepang melakukan berbagai upaya dalam menangani
penurunan angka kelahiran ini. Salah satunya ialah pemberian insentif
untuk kelahiran setiap anak yang dikenal dengan “cash for kids”, dimana
setiap anak akan menerima tunjangan sebesar 26000 yen atau sekitar 280
US$ setiap bulannya. Akan tetapi berbagai upaya yang dilakukan
pemerintah Jepang masih belum cukup untuk memperbaiki kondisi yang
masih saja terus menurun. Sebaliknya nilai-nilai tradisional yang
tergantikan dengan nilai-nilai modern terus berkembang di masyarakat
dan fenomena penurunan angka kelahiran ini juga semakin menambah.
KESIMPULAN
Modernisasi adalah sebuah fenomena kompleks yang melahirkan
berbagai perubahan dan kecenderungan dalam aspek kehidupan
ekonomi, sosial, budaya dan politik dunia. Namun di sisi lain,
modernisasi ditengarai sebagai penyebab terkikisnya nilai-nilai
Konvensional Jepang khususnya mengenai apa disebut keluarga 'ideal'.
Alasan rasionalitas yang dikemukakan oleh modernisasi ini mendorong
lahirnya kelompok perlawanan terhadap budaya tradisional Jepang
seperti budaya Jepang patriarki yang kemudian dianggap suatu bentuk
penindasan terhadap wanita Jepang.
‫‪TERIMA KASIH‬‬
‫أِإلْنِس اُن َم َحُّل الَّخَط اء َو الِّنْس َي ان‬

Anda mungkin juga menyukai