Anda di halaman 1dari 16

PENGAWASAN PABEAN TERHADAP PENYELUNDUPAN LIMBAH PLASTIK

YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


(STUDI KASUS : PELABUHAN INTERNASIONAL TANJUNG PRIOK)

CUSTOMS CLEARANCE OF SMUGGLING OF PLASTIC WASTE CONTAINING


HAZARDOUS AND TOXIC MATERIALS

Laurensius1, Adnan Madjid2, Yusnaldi3

1,2,3PROGRAMSTUDI KEAMANAN MARITIM


FAKULTAS KEAMANAN NASIONAL
UNIVERSITAS PERTAHANAN

laurenrago@gmail.com, madjnun_8788@yahoo.com, yusnaldy@yahoo.com

Abstrak-Pelabuhan Internasional Tanjung priok memegang peranan yang sangat penting sebagai
salah satu pintu gerbang masuknya barang impor ke Indonesia. Meningkatnya frekuensi dan
tingginya volume kegiatan impor limbah plastik menyebabkan perlu dilakukan pengawasan pabean
yang sangat ketat. Impor limbah plastik yang terjadi saat ini adalah dalam rangka menjamin
ketersediaan bahan baku industri untuk menghasilkan bijih atau produk plastik. Sehingga munculah
peraturan dan perundang-undangan dalam rangka membatasi masuknya limbah plastik non B3
hanya untuk sebagai bahan baku industri. Pengawasan pabean terhadap impor limbah plastik yang
mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menjadi obyek penelitian yang akan dibahas. KPU
Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok sebagai pengawas pabean pada pelabuhan internasional
Tanjung Priok melakukan pengawasan dengan penetapan penjaluran berdasarkan manajemen
risiko dan Nota Hasil Intelijen (NHI) untuk memperkuat pengawasan terhadap masuknya limbah
plastik yang mengandung B3 serta mendukung kelancaran pemeriksaan dan pelayanan kepada
pengguna jasa kepabeanan. Pengawasan terhadap impor limbah plastik non B3 melibatkan
beberapa Kementerian/Lembaga (K/L) yang berperan sebagai pemberi izin impor dan
rekomendasi. Oleh karena itu sinergi antar lembaga menjadi penting untuk mencari solusi bersama.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi,
dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian diketahui bahwa pengawasan pabean sudah
berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Namun dengan melihat peraturan dan fakta-fakta dilapangan perlu dilakukan pengawasan secara
lebih ketat. Serta perlunya sinergi dalam rangka pengawasan impor limbah plastik dengan
melakukan evaluasi dan sinkronisasi kebijakan antar K/L. Sehingga pengawasan yang dilakukan
menjadi lebih maksimal dan dapat meningkatkan kepatuhan dari para importir.
Kata Kunci: bahan berbahaya dan beracun, limbah plastik, pengawasan pabean, sinergi

ABSTRACK-Tanjung Priok International Port plays a very important role as one of the gateways for
imported goods to enter Indonesia. The increasing frequency and high volume of plastic waste import
activities necessitates a very strict customs supervision. The current import of plastic waste is to
ensure the availability of industrial raw materials to produce plastic ore or products. So that rules and
regulations emerge in order to limit the entry of non-B3 plastic waste only as industrial raw

52 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


materials.Customs supervision of the import of plastic waste containing hazardous and toxic waste is
the object of research to be discussed. KPU Customs and Excise Type A Tanjung Priok as a customs
supervisor at the Tanjung Priok international port carries out supervision by establishing a route based
on risk management and Intelligence Results Note (NHI) to strengthen supervision of the entry of
plastic waste containing hazardous and toxic waste and support the smoothness of inspection and
service to service users customs. Supervision of the import of non- hazardous and toxic plastic waste
involves several Ministries / Institutions (K / L) that act as issuing import permits and
recommendations. Therefore, synergy between institutions is important to find common solutions.
This research was conducted using qualitative methods with interview techniques, observation,
documentation and literature study. The results of the research show that the customs supervision
has been running properly in accordance with the prevailing laws and regulations. However, by looking
at the rules and facts in the field, there is a need for tighter supervision. As well as the need for synergy
in the context of monitoring the import of plastic waste by evaluating and synchronizing policies
between Ministries / Agencies. So that the supervision carried out can be maximized and can increase
the compliance of importers.

Keywords: hazardous and toxic substances, plastic waste, customs control, synergy

Pendahuluan berdampak negative terhadap


Pelabuhan memiliki peran lingkungan hidup.
pentinggdalam arus perdagangan Berdasarkan pengawasan yang
distribusi barang di Indonesia maupunndi dilakukan oleh KPUBC Tipe A Tanjung
dunia. Sebagai prasarana angkutan laut di Priok bahwa telah ditemukan
Indonesia, pelabuhan memiliki peran pelanggaran sebanyak 2 Pemberitahuan
strategis untuk menghubungkan antar Impor Barang (PIB) dengan jumlah 3 peti
negara maupun antar pulau dalam kemas yang berisi limbah B3 pada tahun
kegiatan perdagangan. Pelabuhan 2018 dan pada tahun 2019 ini terdapat
Tanjung Priok merupakan pelabuhan sebanyak 1 peti kemas yang berisi sampah
internasional terbesar dan tersibuk di dan 9 peti kemas yang mengandung
Indonesia. Dengan sibuknya arus lalu limbah B3. Limbah BahannBerbahaya dan
lintas barang ini mewajibkan Indonesia Beracun (B3) adalah sisa suatu kegiatan
harus selalu waspada karena ancaman yang mengandunggB3 yaitu zat, energi
akan selalu datang dengan sifat dan dannkomponen lain yanggkarena sifat,
bentuknya yang beragam. Salah satu konsentrasi, dannjumlahnya baik secara
ancaman nyata yang dihadapi Indonesia langsung maupunntidak langsung dapat
saat ini adalah masuknya barang-barang mencemarkan dan merusak
impor yang melanggar aturan perundang- lingkungannhidup, serta membahayakan
undangan yang berlaku bahkan kesehatan dan kelangsungan hidup

Pengawasan Pabean Terhadap Penyelundupan Limbah Plastik Yang Mengandung Bahan


Berbahaya Dan Beracun … | Laurensius | 53
manusia dan makhluk hidup lain. Adanya luar wilayah NKRI ke media lingkungan
perdagangan ekspor-impor antar negara hidup NKRI.” Untuk ketentuan ini,
sebagai akibat dari kesenjangan antara dijelaskan bahwa larangan ini
permintaan bahan baku dan jumlah “dikecualikan bagi yang diatur dalam
bahan baku yang tersedia secara lokal, peraturan perundang-undangan.” Tidak
khususnya bagi negara-negara ada delegasi untuk pengaturan lebih
berkembang atau negara-negara lanjut ketentuan ini. Dengan demikian,
ekonomi transisi. sepanjang terkait dengan larangan
Pemerintah sudah membuat “memasukkan limbah,” dapat
kebijakan yang mengatur setiap kegiatan diasumsikan bahwa pengaturan lebih
impor limbah non B3 yang tertuang dalam lanjut merujuk ke peraturan di bidang
Peraturan Menteri Perdagangan nomor perdagangan. Selain itu, juga terdapat
84 Tahun 2019. Dalam hal ini tidak semua larangan tegas dalam UU PPLH bagi
limbah plastik dilarang untuk diimpor ke setiap orang untuk “memasukkan limbah
Indonesia. Limbah plastik dapat diimpor B3 ke dalam wilayah NKRI,” yang dalam
apabila digunakan sebagai bahan baku bagian penjelasannya dijelaskan
industri dengan syarat tidak berasal dari “termasuk impor.” Sepanjang terkait
kegiatan landfill, bukan sampah dan tidak dengan limbah B3, terdapat delegasi
tercampur sampah, tidak terkontaminasi pengaturan dalam Peraturan Pemerintah
B3 dan limbah B3 dan bersifat homogen. untuk ketentuan mengenai pengelolaan
Sampah merupakan sisaakegiatan sehari- limbah B3. PP dimaksud adalah PP No. 101
hari manusia atau proses alam yang Tahun 2014, yang memuat lampiran yang
berbentuk padat. Walaupun kebijakan merinci apa yang dimaksud sebagai
tersebut sudah ada, namun masih saja limbah B3.
ditemukan limbah plastik mengandung Ketentuan mengenai impor bahan
B3 yang berasal dari negara lain dan baku plastik telah diatur dalam Peraturan
masuk ke Indonesia. Menteri Perdagangan nomor 84 tahun
UU No. 32 Tahun 2009 tentang 2019 tentang Ketentuan Impor Bahan
Perlindungan dan Pengelolaan Baku Plastik. Permendag ini membatasi
Lingkungan Hidup (PPLH) secara tegas jenis bahan baku plastik yang diatur
melarang setiap orang untuk impornya berikut pos tarif atau kode HS-
“memasukkan limbah yang berasal dari nya. Terdapat larangan bagi importir

54 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


limbah non-B3 untuk ambil langkah-langkah tegas atas
memindahtangankan dan/atau pelanggaran di lapangan;
memperdagangkan limbah non-B3 yang 4. Lakukan koordinasi antar kementerian
diimpor kepada pihak lain serta kewajiban terkait, agar tidak terjadi perbedaan
untuk mengolah sendiri agar pandangan yang menghambat
menghasilkan barang dengan pos tarif / penanganan impor sampah dan
kode HS baru dan memiliki nilai tambah. limbah.
Dalam Permendag ini melimpahkan Dari fakta-fakta tersebut diketahui
perizinan dan rekomendasi untuk bahwa masih terdapat impor limbah
dilakukan oleh beberapa K/L dan instansi plastik sebagai bahan baku industri yang
terkait. Dengan adanya peraturan masuk ke Indonesia mengandung
kementerian perdagangan ini dan juga sampah dan terkontaminasi limbah B3.
aturan-aturan sebelumnya, maka impor DJBC sudah melaksanakan pengawasan
limbah plastik dapat diimpor ke Indonesia melalui manajemen risiko dan juga
dengan syarat hanya untuk sebagai menganalisis setiap peti kemas yang
bahan baku dan tidak mengandung masuk melalui pelabuhan Tanjung Priok.
limbah non B3. Fungsi kepabeanan yang harus
Permasalahan Importasi Limbah mendukung perdagangan dan juga tetap
Non B3 khususnya skrap plastik sebagai menjaga kepatuhan kepabeanan pada
bahan baku industri telah mendapat setiap stakeholder menyebabkan
perhatian serius dari pemerintah. kepabeanan pada saat ini harus
Sehingga pada tahun 2019 Presiden menerapkan pendekatan yang lebih
memberikan perintah dan arahan sebagai efektif dalam menjalankan kedua peran
berikut : tersebut secara baik. Salah satu cara
1. Agar memaksimalkan potensi sampah untuk mencapai hal tersebut adalah
yang ada di dalam negeri untuk dengan melakukan manajemen risiko.
kebutuhan bahan baku industri; Dua fungsi utama kepabeanan, yaitu
2. Percepat penyelesaian regulasi yang fungsi kontrol dan fasilitas (facilitation
dibutuhkan untuk memperbaiki tata and control), harus mampu dijalankan
kelola impor sampah dan limbah; secara seimbang. Kepabeanan harus
3. Tegakkan aturan dan awasi secara mampu untuk menjaga dua risiko secara
ketat impor sampah dan limbah, serta bersamaan, yaitu risiko kegagalan
Pengawasan Pabean Terhadap Penyelundupan Limbah Plastik Yang Mengandung Bahan
Berbahaya Dan Beracun … | Laurensius | 55
memfasilitasi perdagangan internasional Penelitian kualitatif memiliki sifat
dan risiko ketidakpatuhan pabean di induktif, dimana peneliti membiarkan
dalam negeri. berbagai permasalahan muncul dari data
Lalu setiap K/L yang terkait impor ini atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi.
juga melakukan penelitian dan Data-data penelitian dikumpulkan dan
pemeriksaan terhadap importir untuk dilakukan pengamatan yang kemudian
memberikan izin impor tetapi kejadian dideskripsikan, diinterpretasi dan
masuknya limbah plastik yang dianalisis secara mendalam untuk
terkontaminasi B3 ini masih berulang dan menjawab permasalahan penelitian.
bahkan jumlahnya tidak sedikit. Adapun Tujuan dari penggunaan metode
rumusan pertanyaan penelitian yaitu : (1) penelitian kualitatif (Sukmadinata, 2005)
Bagaimana sistem pengawasan pabean yaitu:
terhadap impor limbah plastik pada a. Menggambarkan dan mengungkapkan
Pelabuhan Internasional Tanjung Priok?; (to describe and explore)
(2) Bagaimana sinergi K/L yang perlu b. Menggambarkan dan menjelaskan (to
dilakukan dalam mencegah masuknya describe and explain)
limbah plastik yang mengandung B3? Jenis penelitian deskriptif kualitatif
yang digunakan pada penelitian ini
Metode Penelitian dimaksudkan untuk memperoleh suatu
Penelitian ini menggunakan desain informasi mengenai bagaimana
penelitian dengan metode kualitatif. pengawasan pabean yang dilakukan
Metode penelitian kualitatif pada terhadap ancaman limbah yang
penelitian ini bertujuan untuk mengandung B3. Pendekatan penelitian
mendeskripsikan dan menganalisa deskriptif kualitatif diharapkan dapat
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, mengungkapkan situasi dan
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran permasalahan terkait masuknya limbah
orang secara individu maupun kelompok. B3 ke Indonesia yang melalui impor.
Pendeskripsian tersebut kemudian Pendekatan kualitatif merupakan
digunakan untuk menemukan prinsip dan pendekatan yang dilakukan secara utuh
penjelasan untuk menarik kesimpulan kepada subyek penelitian dimana
(Bachri, 2010). terdapat sebuah peristiwa dengan
peneliti menjadi instrumen kunci. Hasil

56 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


pendekatan ini selanjutnya diuraikan (Sisa atau skrap dari
polimer lainnya seperti
dalam bentuk kata-kata yang tertulis Polypropylene,
dengan data empiris yang telah Polycarbonate,
Acrylonitrile, butadiene
diperoleh. Pendekatan ini lebih styrene, Polyvinyl
acetate)
menekankan makna daripada Sumber : Kementerian Perdagangan, 2019
generalisasi.

Dengan melihat tingginya jumlah


Hasil dan Pembahasan impor limbah plastik non B3 dan juga
Sistem Pengawasan Pabean Terhadap komoditi lainnya yang masuk ke
Impor Limbah Plastik Indonesia maka manajemen risiko yang
Pengawasan Pabean yang tepat perlu diterapkan dalam
dilakukan terhadap impor limbah plastik melaksanakan pengawasan pabean. Hal
non B3 berpedoman kepada Peraturan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
Menteri Perdagangan nomor 84 Tahun bahwa terhadap impor limbah plastik
2019 tentang Ketentuan Impor Limbah telah dilakukan sistem dan prosedur
Non B3 Sebagai Bahan Baku Industri. Kepabeanan di Bidang Impor dengan
Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut penetapan tingkat risiko di bidang impor
jenis plastik yang dapat diimpor dapat dilakukan berdasarkan profil importir dan
dilihat pada tabel berikut. komoditi dengan menerapkan
Tabel 1. Jenis Plastik Yang Dapat
manajemen risiko yang akan
Diimpor
Kode HS URAIAN BARANG menghasilkan seleksi penjaluran dalam
39.15 Sisa, reja dan skrap, dari
plastic arus barang impor.
3915.10 - Dari polimer etilena Manajemen risiko ini telah dilakukan
3915.10.10 -- Dari produk seluler
yang tidak kaku sejak berlakunya Undang-Undang No. 10
3915.10.90 -- Lain-lain
Tahun 1995 tentang Kepabeanan. Salah
3915.20 - Dari polimer stirena:
3915.20.10 -- Dari produk seluler satu bentuk pengawasan pabean adalah
yang tidak kaku
3915.20.90 -- Lain-lain Manajemen risiko dimana merupakan
3915.30 - Dari polimer vinil bagian yang tidak terlepas dari inti usaha
klorida:
3915.30.10 -- Dari produk seluler kepabeanan, yaitu pengawasan dan
yang tidak kaku
3915.30.90 -- Lain-lain
pemeriksaan. Manajemen risiko telah
3915.90.00 - Dari plastik lainnya lama dilaksanakan dalam pelayanan

Pengawasan Pabean Terhadap Penyelundupan Limbah Plastik Yang Mengandung Bahan


Berbahaya Dan Beracun … | Laurensius | 57
kepada pengguna jasa kepabeanan. diperbaharui dengan INS-06/BC/2013
Manajemen risiko dalam bidang impor ini tentang Pemutakhiran Profil Komoditi
terus dikembangkan sehingga mampu dan Penetapan Jalur dalam Rangka
meningkatkan pelayanan kepada Pelayanan dan Pengawasan Impor.
pengguna jasa kepabeanan. Manajemen Manajemen risiko memiliki
risiko didasarkan pada adanya kebutuhan karakteristik-karakteristik tertentu
pelayanan yang lebih baik dengan sehingga manajemen risiko tersebut
pengawasan yang lebih baik pula. dikatakan baik. Prinsip-prinsip
Pelayanan yang lebih baik dalam rangka manajemen risiko yang baik dan dapat
mendukung kelancaran arus barang diterapkan oleh DJBC, yaitu sebagai
merupakan tuntutan pengguna jasa berikut:
kepabeanan. Sebagai otoritas a. Proporsional yaitu kegiatan
kepabeanan yang menjadi ujung tombak manajemen risiko harus sebanding
pengawasan pergerakan barang, DJBC dengan tingkat risiko yang dihadapi
menyadari bahwa sumber daya yang oleh organisasi. Manajemen risiko
dimiliki saat ini belum mampu untuk yang diterapkan DJBC adalah
dapat mengawasi dan memeriksa seluruh cerminan pelaksanaan misi DJBC
barang yang masuk ke Indonesia. Pada dalam menjalankan fungsinya.
akhirnya, DJBC menjalankan sebuah Dalam membantu memfasilitasi
sistem yang mampu menentukan tingkat perdagangan dan menjaga arus
risiko sebuah kegiatan impor. barang keluar masuk daerah
Penentuan tingkat risiko ini pabean dilakukan dengan sistem
didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu jalur merah mengakibatkan
yang telah ditetapkan oleh DJBC. Kriteria- pemeriksaan fisik secara selektif
kriteria tertentu dalam hal ini adalah profil terhadap importasi yang berisiko
importir dan profil komoditi yang dimiliki tinggi saja. Dengan pemeriksaan
oleh DJBC sebagai dasar penetapan jalur fisik secara selektif ini DJBC hanya
impor dalam sistem otomasi penjaluran. mengalokasikan sumber daya
Ketentuan penjaluran berdasarkan profil kepada importasi yang memiliki
importir dan profil komoditi ini diatur risiko tinggi saja.
dalam Instruksi Direktur Jenderal Bea dan b. Selaras, yaitu dimana kegiatan
Cukai Nomor INS-06/BC/2010 yang manajemen risiko harus selaras

58 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


dengan kegiatan-kegiatan lain berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali
dalam organisasi. Manajemen risiko oleh Direktorat Penindakan dan
yang diterapkan DJBC Penyidikan atas usul dari Bidang
mempertimbangkan kelancaran Penindakan dan Penyidikan masing-
arus barang tanpa kehilangan masing kantor pelayanan bea dan
kemampuan pengawasan atas cukai. Evaluasi juga bisa dilakukan
risiko-risiko penyelundupan dan sewaktu-waktu jika ada importir
pelanggaran kepabeanan. DJBC yang terbukti melanggar ketentuan
harus mampu untuk menjaga dua kepabeanan.
risiko secara bersamaan, yaitu risiko KPUBC Tipe A Tanjung Priok
kegagalan memfasilitasi berusaha untuk melaksanakan fungsi
perdagangan internasional dan pengawasan secara maksimal. Untuk
risiko ketidakpatuhan pabean di melengkapi pengawasan dengan
dalam negeri penetapan penjaluran berdasarkan
c. Komprehensif, dimana untuk manajemen risiko dalam pengawasan
mencapai manajemen risiko yang yang dilakukan, bidang Penindakan dan
efektif, pendekatan manajemen Penyidikan sebagai unit pengawasan
risiko harus secara menyeluruh atau pada Kantor tersebut melaksanakan
komprehensif. Manajemen risiko pengawasan melalui mekanisme NHI.
yang diterapkan DJBC meliputi Pengawasan dianggap sebagai aktifitas
profil importer, profil komoditi, untuk menemukan, mengoreksi
serta profil pemasok. Manajemen penyimpangan-penyimpangan (George,
risiko yang diterapkan juga 1986). Melalui mekanisme NHI ini
mempertimbangkan kelancaran dilakukan sebuah penghentian proses
arus barang. impor untuk sementara waktu dengan
d. Dinamis yaitu kegiatan manajemen tujuan untuk menemukan impor yang
risiko harus dinamis dan responsive dianggap menyimpang dari aturan yang
terhadap risiko- risiko yang timbul berlaku. Tentunya hal ini dilakukan
dan perubahan-perubahan risiko dengan melakukan analisa yang
yang dihadapi. Evaluasi dan mendalam untuk membuktikan
pemutakhiran profil komoditi dan kebenaran atas dokumen dan barang
profil importir dilakukan secara impor.
Pengawasan Pabean Terhadap Penyelundupan Limbah Plastik Yang Mengandung Bahan
Berbahaya Dan Beracun … | Laurensius | 59
Berdasarkan Peraturan Direktur tercampur sampah dan atau limbah B3
Jenderal Bea Dan Cukai Nomor P- akan direekspor dengan seluruh biaya
53/BC/2010 tentang Tata Laksana menjadi beban importir yang
Pengawasan yang menyebutkan bahwa bersangkutan. Jika terbukti terdapat
salah satu fungsi yang dilakukan oleh unsur kesengajaan maka akan diproses
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah secara hukum sesuai perundang-
fungsi pengawasan. Keseluruhan undangan yang berlaku.
kegiatan pengawasan yang dilakukan Pengawasan Kepabeanan yang
meliputi kegiatan intelijen, penindakan, dilakukan oleh KPUBC Tipe A Tanjung
penanganan perkara dan lainnya. Nota Priok dapat melakukan pengawasan
Hasil Intelijen (NHI) adalah produk pabean dengan mengadopsi “POAC”,
intelijen yang memuat informasi yaitu Planning, Organizing, Actuating dan
mengenai indikasi kuat adanya Controlling yaitu :
pelanggaran kepabeanan dan/atau cukai 1. Fungsi Perencanaan (Planning)
yang bersifat spesifik dan mendesak dari Planning adalah proses yang
Unit Intelijen untuk segera dilakukan menyangkut upaya yang dilakukan untuk
penindakan oleh Unit Penindakan Kantor mengantisipasi kecenderungan di masa
Pelayanan. Mekanisme penerbitan NHI yang akan datang dan penentuan strategi
dilakukan terhadap seluruh impor yang dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
mendapatkan penetapan jalur apapun target dan tujuan organisasi. Sehingga
dan setelah mendapatkan persetujuan perlu mempersiapkan antara lain :
dokumen dan mendapatkan nomor PIB.  Menetapkan sasaran
Atas NHI yang diterbitkan wajib dilakukan  Merumuskan strategi untuk
penindakan terhadap suatu kegiatan mencapai pasar sasaran tersebut
impor. Selanjutnya dilakukan  Menentukan sumber-sumber daya
pemeriksaan secara mendalam atas yang diperlukan
dokumen dan barang impor serta  Menetapkan standar / indikator
menguji kesesuaian antara dokumen PIB keberhasilan dalam pencapaian
dengan fisik barang. Apabila hasil tujuan dan pasar sasaran.
pemeriksaan sesuai dengan peraturan 2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
yang berlaku maka barang dapat Organizing adalah proses yang
diselesaikan impornya. Namun jika menyangkut bagaimana strategi dan

60 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


taktik yang telah dirumuskan dalam tepat atau dengan kata lain strategi
perencanaan didesain dalam sebuah yang telah ditetapkan harus
struktur organisasi yang tepat dan dilaksanakan oleh pekerja yang dinilai
tangguh, sistem dan lingkungan mampu dan layak dan memiliki
organisasi yang kondusif, dan dapat pengetahuan yang cukup di
memastikan bahwa semua pihak dalam bidangnya.
organisasi dapat bekerja secara efektif 3. Fungsi Pengarahan (Actuating)
dan efisien guna pencapaian tujuan Actuating adalah proses
organisasi. Adapun kegiatan yang implementasi program agar dapat
dilakukan antara lain: dijalankan oleh seluruh pihak dalam
 Mengalokasikan sumber organisasi serta proses memotivasi agar
daya/sarana, merumuskan dan semua pihak tersebut dapat menjalankan
menetapkan tugas, dan menetapkan tanggung jawabnya dengan penuh
prosedur yang diperlukan kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
 Adanya struktur organisasi yang Adapun kegiatan dalam fungsi
menunjukkan adanya garis pengarahan dan implementasi antara
kewenangan dan tanggungjawab, lain:
sehingga setiap pekerja akan  Mengimplementasikan proses
bergerak dan bertindak sesuai kepemimpinan, pembimbingan, dan
dengan job description dan pemberian motivasi kepada tenaga
kewenangannya dan memiliki kerja agar dapat bekerja secara
tanggung jawab dan bertanggung efektif dan efisien dalam pencapaian
jawab atas pekerjaan yang telah tujuan.
dilaksanakan  Memberikan tugas dan penjelasan
 Kegiatan pelatihan dan rutin mengenai pekerjaan dan
pengembangan sumber daya menjelaskan kebijakan yang
manusia/tenaga kerja, hal ini ditetapkan.
sangatlah penting agar dapat 4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
menyegarkan dan menambah (Controlling)
wawasan pekerja Controlling adalah proses yang
 Kegiatan penempatan sumber daya dilakukan untuk memastikan seluruh
manusia pada posisi yang paling rangkaian kegiatan yang telah
Pengawasan Pabean Terhadap Penyelundupan Limbah Plastik Yang Mengandung Bahan
Berbahaya Dan Beracun … | Laurensius | 61
direncanakan, diorganisasikan dan Kementerian Perdagangan dan Lembaga
diimplementasikan dapat berjalan sesuai Surveyor.
dengan target yang diharapkan. Adapun KLHK melalui Dirjen Limbah Bahan
kegiatan dalam fungsi Pengawasan dan Berbahaya dan Beracun (LB3) selaku
pengendalian antara lain: instansi yang mengeluarkan
 Mengevaluasi keberhasilan dalam Rekomendasi Impor Limbah Non B3.
pencapaian tujuan sesuai dengan Penerbitan rekomendasi pada KLHK yaitu
indikator yang telah ditetapkan. Hal dengan mengajukan permohonan
ini harus secara rutin dilakukan rekomendasi impor limbah B3 melalui
supaya terlihat pada point mana pelayanan satu pintu yang selanjutnya
target yang telah tercapai dan target akan dilakukan evaluasi administrasi.
yang belum tercapai sehingga dapat Pihak importir wajib untuk
diambil langkah penyelesaian. mempresentasikan kegiatan industri
 Mengambil langkah klarifikasi dan yang dilakukan agar KLHK mengetahui
koreksi atas penyimpangan yang ketentuan dalam rekomendasi dan
mungkin ditemukan. Langkah ini proses kegiatan usaha yang dilakukan.
harus selalu dilakukan agar setiap Kementerian Perdagangan
kesalahan yang ada dapat segera bertindak sebagai instansi yang
diperbaiki. mengeluarkan Persetujuan Impor Limbah

 Melakukan berbagai alternatif solusi Non B3 sebagai bahan baku industri.

atas berbagai masalah yang terkait Selain sebagai pembuat kebijakan


dengan pencapaian tujuan. Permendag no 84 tahun 2019,
Kementerian Perdagangan juga
Sinergi K/L Dalam Mencegah Masuknya bertindak sebagai instansi yang
Limbah Plastik yang mengandung B3 mengeluarkan Persetujuan Impor Limbah

Dalam kegiatan impor limbah Non B3 sebagai bahan baku industri.

plastik di Indonesia terdapat 4 (empat) Dalam hal penerbitan Persetujuan Impor

Kementerian/Lembaga yang memiliki (PI), perusahaan pemilik API-P terlebih

peran vital, antara lain Kementerian dahulu harus mengajukan permohonan


Keuangan melalui Direktorat Jenderal secara elektronik kepada Direktur
Bea dan Cukai, Kementerian Lingkungan Jenderal melalui laman
Hidup dan Kehutanan (KLHK),

62 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


http:/inatrade.kemendag. go.id dengan berdasarkan tingkat risiko komoditi dan
menggungah dokumen asli profil importir.
Lembaga Surveyor yang bertugas K/L saat ini memang sudah
melakukan verifikasi atau penelusuran melaksanakan tugas dan fungsi sesuai
teknis impor limbah Non B3 sebagai dengan Undang-Undang (UU) masing-
bahan baku industri. Mekanisme masing. Namun pengawasan terhadap
permintaan verifikasi / inspeksi komoditi masuknya limbah B3 merupakan sebuah
Limbah Non B3 dilakukan berdasarkan rangkaian panjang yaitu dengan
Kerjasama Operasi (KSO) kedua lembaga melakukan penelitian terhadap
surveyor dengan ketentuan Verifikasi perusahaan yang mengajukan impor
atau Penelusuran Teknis Impor (VPTI) limbah plastik sebagai bahan baku,
Limbah Non B3 nomor 13/KSO- menerbitkan perizinan sampai dengan
VPTI/IX/2009. Terhadap verifikasi teknis masuknya limbah plastik ke Indonesia.
yang dilakukan oleh pemeriksaan barang Sehingga perlunya sebuah tim khusus
impor berupa limbah plastik non B3 yang melibatkan seluruh K/L untuk
dilakukan oleh lembaga surveyor dengan membuat sebuah gambaran sistem impor
bekerja sama KSO SCISI luar negeri atau secara utuh, mengawasi perizinan yang
lembaga surveyor di luar negeri tempat dikeluarkan dan mengevaluasi kebijakan
asal barang akan dikirim ke Indonesia. yang dibuat oleh masing-masing K/L.
DJBC memiliki peran melakukan Sinergi didefinisikan sebagai
pengawasan pabean untuk memeriksa interaksi antara beberapa entitas
seluruh barang impor limbah Non B3 berbeda yang ditujukan untuk mencapai
dengan membandingkan fisik barang hasil yang lebih baik dibandikan dengan
terhadap surat rekomendasi KLHK dan hasil yang dicapai oleh sebuah entitas
hasil verifikasi dari Surveyor. Dalam hal secara individu (Graves, 2008).
seluruh izin dari seluruh K/L diatas sudah Menindaklanjuti maraknya impor limbah
terpenuhi, maka sebagai pengawas plastik yang tercampur sampah dan
dilapangan DJBC melakukan pemeriksaan limbah bahan beracun dan berbahaya
terhadap isi peti kemas limbah plastik (B3), diperlukan sinergi yang kuat antar
yang ada dipelabuhan dengan instansi K/L dalam melakukan
menggunakan sistem penjaluran pengawasan. Pengawasan bertujuan
untuk mencegah sedini mungkin
Pengawasan Pabean Terhadap Penyelundupan Limbah Plastik Yang Mengandung Bahan
Berbahaya Dan Beracun … | Laurensius | 63
terjadinya penyimbangan, pemborosan, dalam pengawasan menurut dengan
penyelewengan, hambatan, kesalahan membandingkan terhadap kegiatan
dan kegagalan dalam pencapaian tujuan pengawasan yang dapat diterapkan oleh
dan sasaran serta pelaksanaan tugas- K/L terkait dengan impor limbah plastik.
tugas K/L. Berikut langkah-langkah yang
Tabel 2. Fokus Pengawasan
Fokus Pengawasan Penerapan Pengawasan K/L Terhadap Impor Limbah Plastik
Tetapkan Standar Pembentukan Aturan yang disepakati bersama antar K/L :
- Penetapan penjaluran terhadap importir limbah plastik Non
B3 berisiko tinggi
- Kewajiban importir memiliki fasilitas pengolahan lanjutan
limbah sendiri
- Pembatasan kuota impor limbah plastik berdasarkan
kemampuan produksi importir
Verifikasi teknis secara menyeluruh di negara asal

Monitor dan Ukur Kerja Setiap K/L melakukan monitor terhadap perizinan yang sudah
dikeluarkan masing-masing hanya belum saling bersinergi dan
belum ada system terpusat dalam proses perizinan dan
pengawasan

Bandingkan hasil aktual dan Terhadap standar/aturan yang sudah dibuat harus evaluasi
standar berdasarkan kepatuhan importir dengan memperhatikan
aktivitas impor apakah masih terdapat pelanggaran atau sudah
ada perbaikan
Tindakan Perbaikan Dalam hal masih terdapat pelanggaran :
- Evaluasi kebijakan yang telah dibuat
- Penerapan sanksi yang lebih tegas kepada importir
(Pencabutan identitas importir, Pidana) dan kepada K/L
apabila terbukti ada keterlibatan
- Memaksimalkan potensi sampah dalam negeri untuk
kebutuhan bahan baku industri dalam negeri
Sumber : Silalahi, 2002
KSO Lembaga Surveyor di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Menteri
bertanggung jawab terhadap penerbitan
Perdagangan nomor 84 Tahun 2019
Laporan Surveyor (LS) limbah plastik non
menjelaskan bahwa tidak ada
B3 yang diekspor ke Indonesia sebagai
pengecualian sekecil apapun terhadap
bukti bahwa limbah yang akan diekspor
impor limbah plastik non B3 yang
ke Indonesia sudah sesuai dengan
terkontaminasi limbah B3. Apabila
peraturan yang berlaku. Verifikasi dan
terbukti ada sedikit saja maka impor
penelusuran teknis dilakukan
tersebut tidak dapat dilanjutkan dan
bekerjasama dengan surveyor luar negeri
wajib untuk dikirim ke negara muat/asal.

64 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


untuk melakukan pemeriksaan limbah dengan ketentuan dan peraturan yang
plastik non B3 yang akan diekspor ke berlaku. Pengawasan pabean dilakukan
Indonesia. Metode pemeriksaan dengan penetapan penjaluran terhadap
dilakukan secara visual dan pemeriksaan impor berisiko tinggi dengan
dokumen dengan tingkat pemeriksaan memperhatikan profil importir
10% per shipment. Pengendalian dan berdasarkan data history impornya. Lalu
pengawasan adalah kegiatan yang penggunaan NHI dilakukan dalam hal
dilakukan untuk menjamin agar kegiatan terdapat indikasi pelanggaran terhadap
yang dilaksanakan sesuai dengan apa impor yang dilakukan untuk menguji
yang direncanakan dan apabila terjadi kesesuaian antara dokumen impor
penyimpangan, maka penyimpangan dengan fisik barang. Pengawasan
tersebut dapat dikoreksi sehingga apa dilakukan ini dengan berfokus pada
yang diharapkan dapat tercapai (Assauri, importir jalur merah yang memiliki risiko
2008). Untuk mencapai pengendalian tinggi. Terhadap hasil pengawasan yang
mutu yang maksimal dan tanpa dilakukan ditemukan fakta bahwa limbah
pengecualian maka perlu dilaksanakan plastik yang mengandung B3 yang masuk
inspeksi/pemeriksaan secara menyeluruh melalui pelabuhan Tanjung Priok tidak
yaitu dengan melakukan pemeriksaan hanya dilakukan oleh importir yang tidak
fisik secara 100% per shipment untuk memiliki izin melainkan dilakukan juga
menghindari adanya limbah B3 yang oleh importir yang sudah memiliki izin
tercampur dalam impor limbah non B3. lengkap yang dikategorikan importir
dengan risiko rendah. Oleh karena itu
Kesimpulan Rekomendasi dan harus dilakukan evaluasi manajemen
Pembatasan risiko dan pengawasan yang lebih ketat.
Berdasarkan hasil analisis yang telah Dalam rangkaian proses masuknya
peneliti bahas pada bab sebelumnya limbah plastik non B3 ke Indonesia
maka dapat ditarik kesimpulan yaitu melibatkan banyak instansi dan K/L
bahwa terkait sistem pengawasan antara lain Kementerian Keuangan
pabean terhadap impor limbah plastik melalui Direktorat Jenderal Bea dan
pada Pelabuhan Internasional Tanjung Cukai, Kementerian Lingkungan Hidup
Priok yang dilaksanakan oleh KPUBC Tipe dan Kehutanan (KLHK), Kementerian
A Tanjung Priok telah dilaksanakan sesuai Perdagangan dan Lembaga Surveyor.
Pengawasan Pabean Terhadap Penyelundupan Limbah Plastik Yang Mengandung Bahan
Berbahaya Dan Beracun … | Laurensius | 65
KLHK melalui Dirjen Limbah Bahan mencari inti permasalahan dan solusi
Berbahaya dan Beracun (LB3) selaku yang tepat untuk mengatasi
instansi yang mengeluarkan permasalahan tersebut. Sehingga untuk
Rekomendasi Impor Limbah Non B3. pemberian izin impor, rekomendasi serta
Kementerian Perdagangan bertindak fasilitas impor dapat diberikan pada
sebagai instansi yang mengeluarkan perusahaan yang tepat dan tidak terjadi
Persetujuan Impor Limbah Non B3 pelanggaran yang sama.
sebagai bahan baku industri. Surveyor Dari uraian kesimpulan diatas, maka
yang bertugas melakukan verifikasi atau peneliti memberikan rekomendasi bahwa
penelusuran teknis impor limbah Non B3 terkait sistem pengawasan pabean
sebagai bahan baku industri dan Bea terhadap impor limbah plastik pada
Cukai memiliki peran melakukan Pelabuhan Internasional Tanjung Priok
pengawasan pabean untuk memeriksa perlu diperketat yaitu dengan
seluruh barang impor limbah Non B3 mengevaluasi penetapan jalur impor
dengan membandingkan fisik barang limbah plastik dari jalur hijau ke jalur
terhadap surat rekomendasi KLHK dan merah berdasarkan manajemen risiko
hasil verifikasi dari Surveyor. Untuk dapat dan melihat history impor atau
memasukkan limbah plastik ke Indonesia, pelanggaran yang pernah dilakukan
Importir wajib memiliki izin dan sebelumnya. Perlu dilakukan NHI
rekomendasi yang diberikan K/L tersebut. sewaktu-waktu terhadap beberapa
Dalam mengeluarkan izin dan importir yang pernah melakukan
rekomendasi K/L bekerja sendiri-sendiri pelanggaran terkait limbah plastik untuk
sesuai dengan tugas dan fungsinya menguji kepatuhan importir tersebut.
masing-masing. Dengan melihat hasil Sinergi K/L yang perlu dilakukan
pemeriksaan yang dilakukan oleh KPUBC dalam mencegah masuknya limbah
Tipe A Tanjung Priok pada pelabuhan plastik yang mengandung B3 antara lain
Tanjung Priok diketahui bahwa impor dengan membentuk Tim Khusus dari
limbah plastik yang terkontaminasi setiap K/L yang terlibat sebagai PIC atas
dengan sampah bahkan mengandung Importasi Limbah Non B3 untuk
limbah B3 terjadi berulang-ulang, maka berkoordinasi dan merumuskan
hal ini menjadi tugas bersama semua K/L kebijakan terkait dengan batasan kuota
terkait untuk saling bersinergi untuk impor dengan memperhatikan

66 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021


kesanggupan perusahaan melakukan
produksi atau pengolahan limbah,
evaluasi prosedur teknis di negara asal
verifikasi teknis agar dilakukan secara
menyeluruh, penggunaan sanksi yang
lebih tegas, membuat sistem yang
terintegrasi antar K/L terkait dan
bekerjasama dengan Kemenlu untuk
berkoordinasi dengan negara yang
mengekspor limbah plastik non B3.

Daftar Pustaka
Bachri, Bachtiar S. (2010). Meyakinkan
Validitas Data Melalui Triangulasi
pada Penelitian Kualitatif.
Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.

George R.Terry. (1986). Azas‐azas


Management, Alumni, Bandung.

Graves S. (2018). Synergies Between


Bilateral and Multilateral
Activities. Denmark : Ministry of
Foreign Affairs of Denmark.

Kementerian Perdagangan. (2019).


Peraturan Menteri Perdagangan
nomor 84 tahun 2019 tentang
Ketentuan Impor Limbah Non
Berbahaya dan Beracun Sebagai
Bahan Baku Industri. Jakarta.

Assauri Sofyan. (2008). Manajemen


Produksi dan Operasi. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.

Pengawasan Pabean Terhadap Penyelundupan Limbah Plastik Yang Mengandung Bahan


Berbahaya Dan Beracun … | Laurensius | 67

Anda mungkin juga menyukai