Anda di halaman 1dari 12

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP PEMBUANGAN SAMPAH

PLASTIK BERDASARKAN UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG


PENGELOLAAN SAMPAH

Dian Apriandini
Tanti Nur Ainun Azizah
Kartika Chandra Kirana
Muhammad Falih Abdi Nugroho
Fakultas Hukum, Universiias Tarumanagara
Abstrak:
Permasalahan lingkungan yang sudah ada sejak dahulu hingga sekarang adalah sampah khususnya
sampah plastik. Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS)
dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana
sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Tentunya permasalah ini adalah
ancaman untuk ekosistem di laut, ancaman sampah plastik dapat menyebabkan merusak kesehatan
manusia bahkan juga berpotensi merusak ekosistem di laut dan berdampak pada perubahan iklim. UU
No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dalam mencegah permasalahan tersebui, perlu
dilakukan upaya pengawasan oleh para aparal penegak hukum di masyarakat. Namun, ditemui upaya
pengawasan di lapangan sebagai lindak upaya pencegahan tidak dilakukan secara maksimal, sanksi
yang diterapkan tidak tegas membuat masyarakat tidak mentaati aturan hukum yang telah dibuat.
Penegakan hukum lingkungan dilakukan dengan tiga instrument hukum yairu sanski administratif,
ranah perdata dan pidana. Indonesia perlu belajar dari negara maju, seperti negara tetangga Singapura,
sudah seharusnya Indonesia menerapkan aturan hukumnya secara tegas, mengingat upaya menjaga
lingkungan adalah hal mendasar untuk menciptakan negara di dalamnya menjadi tempat yang nyaman.
Dalam menjaga lingkungan Negara Indonesia, sudah seharusnya pemerintah bertindak tegas dalam
pemberlakuan hukumnya dan menerapkan aturan hukum yang baru yaitu berupa sanksi denda yang
dapat diterapkan di masyarakat dan sudah seharusnya menjadi prioritas uiama negara unruk menjaga
negara bebas dari sampah plastik di lautan.
Kala Kunci : Aturan Hukum Indonesia, Sampah Plastik, Penegakan Hukum
Lingkungan.
Abstract:
An environmental problem that has existed since ancient times until now is waste, especially plastic
waste. Based on data obtained from the Indonesian Plastic Industry Association (INAPLAS) and the
Central Bureau of Statistics (BPS), plastic waste in Indonesia reaches 64 million tonnes/year of which
3.2 million tonnes is plastic waste dumped into the sea. Of course this problem is a threat to ecosystems
in the sea, the threat of plastic waste can cause damage to human health and even has the potential to
damage ecosystems in the sea and have an impact on climate change. Law No. 18 of 2008 concerning
Waste Management in preventing this problem, it is necessary to carry out supervision efforts by law
enforcement officials in the community. However, it was found that supervision efforts in the field as a
preventive measure were not carried out optimally, the sanctions that were applied were not firm enough
to make the community disobey the legal rules that had been made. Enforcement of environmental law is
carried out with three legal instruments, namely administrative sanctions, civil and criminal domains.
Indonesia needs to learn from developed countries, such as neighboring Singapore. Indonesia should
strictly apply its legal rules, bearing in mind that efforts to protect the environment are fundamental to
creating a country in which it is a comfortable place. In protecting the environment of Indonesia, the
government should act decisively in enforcing the law and implement new legal regulations, namely in
the form of fines that can be applied in society and should be the main priority for the country to keep
the country free from plastic waste in the oceans.
Keywordc : Indonesia Law, Plastic Waste, Environmenall Law Enforcement.

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK


BERDASARKAN UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho

Dipindai dengan
CamScanner
hukum yang sudah ada, namun masih belum
cukup untuk mengatasi permasalahan negara
kita khususnya Indonesia sebagai
PENDAHULUAN
penyumbang sampah plastic di lautan. Upaya
Salah satu permasalahan lingkungan yang
untuk menegakan hukum bisa mengambil
sudah ada sejak dahulu hingga sekarang
contoh dari negara maju khususnya
adalah sampah khususnya sampah plastic.
Singapura, yang kini sudah mampu
Berdasarkan data yang diperoleh dari
menerapkan sanksi tegas berupa denda di
Asosiasi Industri Plastik Indonesia
kalangan masyarakatnya yang di harapkan
(INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik
dapat memberi efek jera terhadap pelaku
(BPS), sampah plastik di Indonesia
perusak lingkungan dan dapat menciptakan
mencapai 64 juta ton/ tahun dimana
negara bebas sampah plastik yang selama ini
sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah
tindakan tegas berupa denda di kalangan
plastik yang dibuang ke laut (Kompas,
masyarakat Indonesia masih belum dapat
2018 . Tentunya permasalah ini adalah
berlaku tegas dan belum di terapkan,
ancaman untuk ekosistem di laut,
khusunya di area – area sempit, di jalanan dan
ancaman sampah plastic dapat
lingkungan perumahan.
menyebabkan merusak kesehatan manusia
Rumusan masalah yang ditellri oleh penulis
bahkan juga berpotensi merusak
adalah merumuskan tentang bagaimana
ekosistem di laut dan berdampak pada
penegakan Hukum Lingkungan atas
perubahan iklim. Di prediksi pada tahun
pembuangan sampah plastik di Indonesia
2048 dari data Badan Pangan Dunia
sesuai denean UU No.18 Tahun 2008 tentang
dikemukakan bahwa, sumber makanan
Pengelolaan Sampah, dengan mengambil
manusia dikontribusi dari
tujuan penelitian densan menganalisis
lautan(BeritaSatu,2020).
realiias penegakan Hukum Lingkungan atas
Berdasarkan apa yang terjadi di lapangan
pembuangan sampah plastik di Indonesia.
dapat di simpulkan bahwa Penegakkan
Metode penelitian ini yaitu menggunakan
Hukum terhadap pembuangan sampah
melode normative. Penelitian hukum dari segi
plastic kurang tegas. Permasalahan ini
normatif yang digunakan yaitu menerapkan
sudah membuktikan bahwa isu
pendekatan perundang - undangan untuk
lungkungan tidak menjadi prioritas bagi
mengurai tanggung jawab penegak hukum
pemerintah dalam menjaga lungkungan
dalam pengelolaan sampah plastik. Jenis data
Negara. Di temui bahwa sumber sampah
yang penulis ambil adalah data kuantilatif
plastik yang ada di lautan didominasi dari
lerkait presentase dan besar jumlah sampah
daratan yang mengalir melalui sungai ke
yang ada di Indonesia dengan mengacu pada
lautan (Darilaut.id,2019). Hal ini dapat
dominannya angka sampah yang dibuang di
menunjukkan bahwa kurangnya
Indonesia yaitu sampah plastik, penulis
kesadaran di kalangan masyarakat dalam
menggunakan teknik pengumpulan data
menjaga kebersihan lingkungan negara.
dengan studi pustaka dan studi dokumen yang
Para penegak hukum diharapkan mampu
berasal dari buku, sumber-sumber berira,
mengatasi permasalahan yang ada upaya
jurnal- jurtial dan website yang berkaitan
untuk mencegah terjadinya kerusakan
dengan penelitian penulis, dan teknik
lingkungan hidup. Aturan untuk menjaga
pengolahan data pada makalah ini adalah
lingkungan hidup sudah tertaung jelas
tentang analisis yang menghubungkan
dalam Undang – undang Perlindungan
permasalahan akan realitas yang ada dengan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
peraturan dari Undang-Undang Pengelolaan
Namun dalam praktik di lapangan tidak
Sampah yang tidak berjalan secara sistematis.
berjalan dengan optimal. Upaya dalam
penegakan hukum lingkungan dapat
PEMBAHASAN
dilakukan berupa sanksi administrativem
A. Penyebab Banyaknya Sampah Plastik
ranah perdata dan ranah pidana
di Laut Indonesia
(Handayani I, 2010). Upaya 1penegak
Penggunaan plastik di masyarakat
1
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP
PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho
UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH
Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra
Dipindai dengan
CamScanner
sangat tinggi, hal ini dikarenakan faktor perilaku masyarakat membuang
plastik mempunyai sifat yang sampah secara sembarangan disebabkan oleh
fungsional, pada dasarnya plastik 3 fakior yaitu, Faktor Predisposisi antara
merupakan alat yang 2 lain; rendahnya tingkat pendidikan
digunakan sekali pakai maka masyarakat, rendahnya kesadaran
mempunyai kehigienisan yang tinggi, masyarakat terhadap pengelolaan sampah
serta produksi plastik memerlukan dan kurangnya dukungan dari pemerintah
biaya yang rendah sehingga dapat desa terhadap pengelolaan sampah. Faktor
diproduksi secara massal dan mudah penguat antara lain; penyakit yang
untuk ditemukan. Penggunaan plastik disebabkan karena kurang tepatnya
yang tinggi akan menyebabkan pengelolaan sampah tidak menimbulkan
masyarakat menjadi bergantung pada efek yang bisa menyadarkan
plastik. Namun, ketergantungan masyarakat,sehingga hal ini dianggap
terhadap plastik memiliki dampak yang remeh. Faktor pemungkin dari hasil
buruk, yang membuat plastik berpotensi penelitian ini antara lain; belum
membahayakan kesehatan manusia dan tersedianya lahan yang bisa digunakan
lingkungan. Pencemaran sampah plastik sebagai tempat pembuangan sampah/TPA,
di laut merupakan salah satu contoh belum adanya tempat sampah di rumah
bagaimana sampah plastik berbahaya warga. Perilaku masyarakat terhadap
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dipengaruhi oleh tingkat
lingkungan. Dikarenakan pada pendidikannya.
dasarnya, laut merupakan sumber Faktor penyebab terhadap pembuangan
makanan, mata pencaharian, sampah secara sembarangan di kalangan
perdagangan, dan sarana transportasi masyarakat akan terus terjadi, dampak yang
bagi manusia maka interaksi antar ditimbulkan juga bertimbal balik kepada
manusia dengan laut tidak dapat manusia. Faktor-fakror penyebab
dihindari, akan tetapi interaksi ini juga tersebut diakibatkan karena lemahnya
dapat berdampak buruk terhadap system Penegakan Hukum soal pembuangan
lingkungan laut. Dampak buruk ini sampah secara sembarangan. Menyoroti hal
disebabkan oleh bahan plastik yang ini, Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar
dapat terpecah menjadi bagian-bagian Budiyono, mengemukakan tentang
yang kecil di laut, hal ini berbahaya manajemen atau implikasi terhadap proses
karena biota laut dapat menganggap alur pembuangan dari rumah tangga sampai
sampah plastik merupakan bagian dari kepada Tempat pembuangan akhir masih
makanan mereka, dan karena partikel belum ada upaya signifikan dari pemerintah,
sampah yang kecil membuat pembersihan Law Enforcement akan pembuangan sampah
sampah plastik di laut menjadi sulit, hal perlu dipertegas di kalangan masyarakat yang
ini tentu saja berdampak pada kesehatan bukan hanya terpaut kepada regulasi semata
biota laut dan juga manusia yang ada (Mana, 2017).
Permasalahan sampah tidak akan Selain dari faktor di kalangan masyarakat,
selesai jika tidak ada kesadaran dari penegakan Hukum di kalangan pihak swasta
masyarakat, pihak swasta maupun juga perlu adanya mekanisme yang tegas,
penegakan hukum atas pembuangan dimana penggunaan plastik masih diterapkan
sampah di Indonesia. Penyebab di tempat pasar tradisional, tempat makan,
Banyaknya sampah Plastik yang dan tempat perbelanjaan. Karena itu,
menggenang di Laut Indonesia, penyebab / faktor permasalahan pembuangan
disebabkan oleh Budaya Masyarakai yang sampah plastik yang tidak kunjung selesai
sudah melekat dalam hal abainya menjaga dimana mencemari lautan di Indonesia
lingkungan dengan membuang sampah diperlukan Tindakan yang serius dari
sembarangan. Menurut Lawrence Green, berbagai kalangan, mengingat Indonesia
adalah negara yang kaya akan poiensi laut
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP
2
dan perikanannya yang dapat mendukung
PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN
UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG perekonomian bangsa dan kesejahteraan
PENGELOLAAN SAMPAH masyarakatnya.
Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra
Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho
Dipindai dengan
CamScanner
B. Realitas Penegakan Hukum mengancam kesehatan manusia jika sumber
Pengelolaan Sampah atas pembuangan pangan terkontaminasi oleh hasil pembuangan
sampah plastik di Indonesia sampah plastik.
Berdasarkan realita yang penulis Menurut Nani Hendiarti yang mengkaji
temukan dan berdasarkan dala yang dalam bidang ilmu kemaritiman dengan Bank
penulis analisis dalam makalah ini, bahwa Dunia, dikelahui sebanyak 80% sampah di
negara kita, Indonesia dalam menjaga dan laut berasal dari daratan yang mengalir ke
mempertahankan penegakan hukum lautan. Pemasalahan ini harus dibenahi dari
terkait hukum pengelolaan sampah di sumbernya dahulu, yaitu bagaimana target
Indonesia masih perlu adanya tindakan pemerintah untuk menangani pemulihan
tegas dari 3 pencemaran air demi menjaga kelestarian
berbagai aparat, lemahnya akan lingkungan dan mencegah pencemaran di laut
penegakan hukum dalam menjaga sebagaimana tertuang dalam Pengelolaan
lingkungan lerkait banyaknya sampah- Sampah sebagai aparat negara yang
sampah plastik di lautan dilihat dari data mempunyai wewenang menindak para
yang diperoleh dari Asosiasi Industri pelanggar ketentuan pencemaran linkungan
Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan harus mempunyai sikap yang tegas dan
Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di memantau para pelanggar agar menjaga
Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun lingkungan negara dengan sebaik-baiknya.
dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan Namun nyatanya, aspek yane menghambat
sampah plastik yang dibuang ke laut. implementasi pencemaran air adalah tidak
Pemaparan dari Christine Halim seorans optimalnya sistem pengawasan itu sendiri
ketua umum asosiasi daur ulang, akan penegakan hukum lingkungan kita,
mengatakan bahwa sampah masih dalam kaitannya, pengawasan yang tidak rutin
menjadi persoalan di Indonesia karena yang sudah seharusnya dilakukan oleh para
aspek law enforcement masih belum kuat. aparat di lapangan tidak dilakukan dengan
Nyatanya, instrumen- inslrumen demi maksimal, dokumentasi dari yang tidak
menegakan hukum linekunean juga belum lengkap serta sumber infomasi dalam
dijalankan secara faktual di lapangan. melakukan pengawasan yang kurang terbuka.
(Merdeka.com, 2018). (Herlina N).
Dari data yang menunjukkan bahwa Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang
banyaknya sampah plastik yang ada di Pengelolaan Sampah, pasal 15 secara khusus
laut Indonesia, dapat menjadi bukii diatur terkait dengan prinsip
bahwa penegakan hukum Lingkungan di pertanggungjawaban produsen untuk
Indonesia tidak berjalan secara optimal. mengelola sampah yang mereka produksi
Menyoroti masalah ini, dampak dari yang sulit terurai oleh proses alam. Bagian
sampah plastik di laut Indonesia penjelasan Pasal 15 kemudian dijelaskan
mengancam berbagai aspek mulai dari bahwa “yang dimaksud dengan mengelola
msaknya ekosistem laut, mengganggu kemasan berupa penarikan kembali kemasan
pariwisata, mengganggu produktifitas untuk didaur ulang dan/atau diguna ulang”.
nelayan dan mengancam kesehatan lkan Kewajiban kepada produsen untuk dapat
dan warga pesisir di sekitar wilayahnya mengelola sampah yang mereka
karena lingkungan mereka lercemar produksi bukanlah hal yang buruk karena hal
sampah. Hal ini didukung dari data ini merupakan wujud konkretisasi dari prinsip
sumber Badan Pangan Dunia yang polluter pays yang telah lama berkembang
menyebutkan pada tahun 2048 dalam prinsip Hukum Lingkungan
mendatang, sumber pangan di negara kita Internasional.
bersumber dari laut, yang mana sumber Sebagai payung hukum dan dasar
kebutuhan makanan kita berasal dari operasional utama bagi tata kelola sampah di
hewan-hewan laut yang dapal berpolensi Indonesia, UU Pengelolaan Sampah
memberikan mandat pembentukan berbagai
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP
3
peraturan turunan atau pelaksana. Hingga saat
PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN
UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ini, terdapat beberapa produk hokum turunan
PENGELOLAAN SAMPAH yang dibentuk sesuai mandat tersebut, antara
Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra
Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho
lain: Peraturan Pemerintah (PP) No. 81 Tahun
Dipindai dengan
CamScanner
2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah 70% atau sekitar 49,9 juta ton dari angka
Tangga (SRT) dan Sampah Sejenis proyeksi timbulan sampah 2025.
Rumah Tangga (SSSRT), PP No. 27 Aturan mengenai pengelolaan sampah
Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah juga dialamatkan secara khusus bagi sampah
Spesifik, Peraturan Presiden (Perpres) No. laut. Melalui Perpres No. 83 Tahun 2018
97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan tentang Penanganan Sampah Laut, dirancang
Strategi Nasional (Jakstranas) suatu Rencana Aksi Nasional (RAN)
Pengelolaan SRT dan SSSRT, Perpres Penanganan Sampah Laut untuk kurun waktu
No. 83 Tahun 2018 tentang 8 tahun dengan periode 2018-2025. RAN
Penanganan Sampah Laut, dan Peraturan dilaksanakan melalui sejumlah strategi yang
Menteri Lingkungan Hidup Republik meliputi: (a) gerakan nasional peningkatan
Indonesia (Permen LHK RI) No. 75 kesadaran para pemangku kepentingan; (b)
Tahun 2019 tentang Peta Jalan pengelolaan sampah yang bersumber dari
Pengurangan Sampah 4 darat; (c) penanggulangan sampah di pesisir
oleh Masyarakat. dan laut; (d) mekanisme pendanaan,
Secara umum, pengelolaan sampah penguatan kelembagaan, pengawasan dan
baik yang diatur di dalam UU No. 18 penegakan hukum; dan (e) penelitian dan
Tahun 2008, PP No. 81 Tahun 2012, pengembangan. Strategi-strategi tersebut
maupun PP No. 27 Tahun 2020 kemudian dijabarkan ke dalam sejumlah
diselenggarakan melalui 2 mekanisme, rencana program dan kegiatan yang tercantum
yakni pengurangan dan pada bagian Lampiran yang merupakan
penanganan.Mekanisme pengurangan bagian tidak terpisahkan dari Perpres No. 83
sampah meliputi 3 kegiatan, yakni: (a) Tahun 2018.
pembatasan timbulan sampah; (b)
pendauran ulang sampah; dan/atau (c) Dengan tujuan pembentukan UU No. 18
pemanfaatan kembali sampah. Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah di
Sedangkan, mekanisme penanganan Indonesia dalam peraturan dan ketentuan agar
sampah mencakup 5 kegiatan, diantaranya setiap orang dapat menjaga lingkungannya,
: (i) pemilahan; (ii) pengumpulan; (ii) namun nyatanya para aparat penegak hukum
pengangkutan; (iv) pengolahan dalam kita terbukti belum optimal dalam melakukan
bentuk mengubah karakteristik, pengawasan dan tindakan hukumnya yang
komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau tidak berjalan secara terus menerus dan
(v) pemrosesan akhir sampah. cenderung bukan menjadi prioritas utama
Selain UU tentang Pengelolaan bagi pemerintah, hal ini dapat dibuktikan
Sampah, PP No. 81 Tahun 2012, dan PP dalam Peraturan Presiden RI N0. 7 Tahun
No. 27 Tahun 2020, Indonesia juga 2005 tentang permasalahan lingkungan hidup
memiliki Peraturan Presiden (Perpres) di Indonesia yaitu habitat ekosistem pesisir
No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan laut semakin rusak, tingkat pencemaran
dan Strategi Nasional (Jakstranas) air yang meningkat, dan pengelolaan sampah
Pengelolaan SRT dan SSSRT. Jakstranas yang tidak diaplikasikan di lapangan. Sangat
memuat target pengurangan SRT dan rendahnya kesadaran masyarakat akan
SSSRT tahun 2017-2025. Melalui pembuangan sampah masih perlu tindakan
upayaupaya pengurangan, ditetapkan yang tegas dari pemerintah untuk mencegah
target pengurangan timbulan sampah terjadinya pelanggaran.
sebesar 30% atau sekitar 20,9 juta ton dari Dari ketiga upaya dalam penegakan
angka timbulan sampah di tahun 2025 hukum lingkunganm adalah sanksi
(akhir periode) yang diproyeksikan administrative sebagai solusi pertama, hukum
sebesar 70,8 juta ton. Sedangkan, melalui perdata dan hukum pidana. Untuk
tindakan penanganan, ditetapkan target meningkatkan kesadaran masyarakat dan
penanganan timbulan sampah sebesar pelaku usaha, sanksi administrative ini
melingkupi pengenaan sanksi terhadap
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP
4
berbagai pelanggaran jika menyebabkan
PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN
UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG
kerusakan lingkungan yang dapat
PENGELOLAAN SAMPAH membahayakan keselamatan dan kesehatan
Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra
Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho
manusla, pelanggaran yang melanggar
Dipindai dengan
CamScanner
keientuan izin lingkungan, pelanggaran hukum dengan kepentingan perseorangan..
atas dugaan pemalsuan dokumen Upaya ketiga dalam pidana yangdiatur
persyaratan, dan pelanggaran yang dalam Pasal 39, 40, 41, 42, 43, berupa
berkaitan dengan izin usaha. ancaman minimum dan maksimum dalam hal
Realitas penegakanhukum kurungan penjara kepada siapa saja yang
pembuangan sampah dalam penjatuhan melanggar aturan UU No.18 Tahun 2008
sanksi administrative nyatanya juga tentang Pengelolaan Sampah..
tidak efektif, karena banyak Penegakan hukum lingkungan atas
masyarakat yangtidak taat dalam pembuangan sampah plastik di Indonesia
melakukan tanggung jawabnya. Diketahui harus dan perlu ditegakan oleh pemerintah
pula bahwa realitas penegakan hukum Indonesia dalam hal ini demi mencegah
lingkungan terkait pembuangan sampah dampak kesehatan yang mempensaruhi
tidak diberikan sanksi,banyak terjadinya kondisi sosial dan ekonomi bangsa serta
kelonggaran dalam pemberian sanksi lingkungan laut bangsa Indonesia. Melihat
administratif. Menurut pengajar Hukum realita Berdasarkan data yang diperoleh dari
Lingkungan Program Doktor Ilmu Asosiasi Industri Plastik Indonesia
Hukum Undip, Adji Sameklo mengatakan (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS),
penegakan hukum masih lataran konsep sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta
yang belum dilakukan secara nyala, ton/ tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton
ditemukan pelaku industri terbuktl merupakan sampah plastik yang dibuang ke
merusak lingkungan yang mana sudah laut (Kompas, 2018 ., penegakan hukum
seharusnya dilindak upaya hukum pengelolaan sampah terbukti tidak
(Kompas.com, 2009). diupayakan secara maksimal dan penegakan
hukumnya masih sangat lemah, walaupun
C. Langkah Penegakan Hukum konsep dan peraturan sudah tertulis dan
Lingkungan atas pembuangan tertuang, nyatanya di lapangan tidak
sampah plasfik di Indonesia diupayakan secara optimal. Hal ini perlu
menjadi perhatian besar dari pemerintah dan
Upaya atau langkah-langkah aparat penegak hukum demi menegakan
penegakan hukum lingkungan hukum pengelolaan sampah di lingkungan
penerapan sanksi administratif, sanksl masyarakat maupun kegiatan perindustrian
ini diatur dalam Pasal 32 yaitu yang mana tujuan Indonesia sebagai negara
pemberian teguran tenulis kepada bebas plastik bisa terwujud.
pelaku usaha dalam hal kerusakan Dalam Penyelesaian Sengketa akan
lingkungan yane ditimbulkan, Lingkungan Hidup yang dapat mengakibatkan
paksaan dari pemenntah, pembekuan dan merugikan banyak pihak, dapat
dan pencabutan izin lingkunsan diupayakan. Penyelesaian Sengketa akan
kepada para pelaku usaha, dan sanksi Lingkungan Hidup juga diatur dalam UU
denda bagi yang melanggar ketentuan Pengelolaan Sampah dalam Pasal 33. Di
dalam UU Pengelolaan Sampah. dalam Pasal tersebut diatur mengenai
Paksaan pemerintah berupa penyelesaian sengketa lingkungan hidup
penghentian sementara kegiatan dapat ditempuh melalui pengadilan / diluar
produksi sampai kepada penyitaan. pengadilan. Dalam penyelesaian sengketa di
Pembekuan izin lingkungan dan luar pengadilan dapat menggunakan ja.sa
Pencabutan izin lingkungan dapat pihak ketiga sesuai dalam Pasal 35 UU
diterapkan kepada siapa saja bagi Pengelolaan Sampah , yang mana pihak
yang tidak melaksanakan sanksi ketiga mempunyai wewenang untuk
administratif paksaan pemerintah mengambil keputusan unruk membantu
yang mengakibatkan pencemaran dan penyelesaian sengketa. Selain itu dapat dalam
meresahkan masyarakat. Pasal 36 UU Pengelolaan Sampah, bahwa
Upaya kedua dalam ranah perdata, pemerintah / masyarakat dapat membentuk
yang diatur dalam Pasal 34 dan Pasal 35 Lembaga penyedia jasa penyelesaian sengketa
dapat ditempuh melalui lingkungan hidup yans bersifal bebas dan
pengadilanmaupun cara mediasidalam hal tidak memihak.
ini telah terjadi perselisihan hubungan Dalam Penyelesaian sengketa melalui
Dipindai dengan
CamScanner
pengadilan, dapat berupa gugatan `anti negaranya tetap terjaga dan bebas dari
kerugian yang mana gugatan tersebut di sampah plastik.
proses ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
Gugatan ke Pengadilan Umum dilakukan
dapat dilakukan sesual dengan ketentuan KESIMPULAN
Pasal 35 UU yaitu mengenai gugatan Upaya hukum lingkungan di
ganti kerugian, gugatan class action Indonesia yang tidak tegas, mempengaruhi
berdasarkan ketentuan Pasal 37, dan lemahnya kesadaran masyarakat dan para
gugatan legal standing sesuai peraturan pelaku industri dalam menjaga lingkungan
Pasal 38. Hi dalam Pasal 34, negara. Selama ini belum ada peraturan
Penegakan hukum lingkungan alas terkait sanksi denda jika membuang Sampah
pembuangan sampah plastik di Indonesia, secara sembarangan sepeni di tempat sempil
sudah seharusnya pemerintah mengambil atau di jalan-jalan raya. Berbagai peraturan
langkah-langkah yang dapat dimulai dan upaya pemerintah yang tidak tegas
secara 5sederhana yang selama ini tidak dibuktikan dengan reallias di lapangan yane
ada peraturan sanksi atau denda kepada mana peraturan- peraturan tersebut hanyalah
masyarakat yans membuang sampah di teguran belaka yang mengakibaikan lautan di
jalanan, akses-akses sempit dan tidak Indonesia menjadi penuh sampah yang
terjangkau. Berkaca pada negara maju sebagian besar berasal dari suneai yane
seperti Singapura yang sudah menerapkan mengalir ke laut.
hukum lingkungan, setelah negara Hal ini tentunya berdampak kepada
Singapura merdeka dilakukan densan aspek kesehatan lingkungan yang semakin
berbagai kampanye untuk membuat kotor, pencemaran air, dan mempengaruhi
negaranya tetap bersih, hukum kesehatan manusia. Melihat realita yang
lingkungan yang sudah diterapkan yaitu ada,diperlukan upaya legas dari pemerintah
menerapkan sanksi berupa denda. (BBC, baik itu sanski administrative, sanksi
2021). Dalam hal ini, pembuangan pidana dan sanski perdata yang
sampah yang dilakukan secara sengaja, perluditegakan oleh pemerintah dan para
membuat warga negara Singapura penegak hukum.Upaya yang tegas dari
menjadi lebih sadar akan dampak pemerintah diharapkan dapat mengubah
terhadap negaranya. Upaya pemerintah stigma Indonesia menjadi negara bebas
tersebut terbukti menjaga moral tetap sampah plastik,negara hukum yang tegas
tinggi, kesehatan dan kondisi sosial serta akan penegakan hukum lingkungannya
pertumbuhan ekonomi yang mendorong diharapkan mampu meningkatkan kesadaran
industri dan pariwisata mereka terus masyarakat dan para pelaku usaha terhadap
meningkat. I.angkah pemerintah juga dampak sampah plastik bagi negara sesuai
dinilai efektif menciptakan masyarakat lujuan dan amanat di dalam UU Pengelolaan
perduli akan lingkungan karena Sampah di Indonesia dalam peraturan dan
penegakan hukumnya mengatur secara ketentuan agar setiap orans menjaga
tegas. Untuk itu, negara Indonesia perlu lingkungan negaranya.
ikut mengambil langkah yang baru untuk
mendorong masyarakai dan pelaku usaha DAFTAR PUSTAKA
dan menindak dengan tegas dalam
hal memberlakuan sanksi baik ltu Biro Komunikasi (2021). Bahas Tarp•ei
pengawasan atau denda sebagai negara Penguranp•an Sampah Di Indonesia,
hukum yang mampu menjaga lingkungan Deputi Nani:Perlu Klaborasi Uji
Komprehensif. Diakses Pada 29
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP
Juni 2023, Dari
5

PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN


UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG Https://Maritim.Go.Id/Bahas- Target-
PENGELOLAAN SAMPAH
Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra
Pengurangan-Sampah-Indonesia-
Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho Deputi-Nani-Perlu.
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP
PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN
UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG Hana, O D B, (2020). Atasi Problem
PENGELOLAAN SAMPAH Sampah, Penegakan Hukum Perlu
Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra Dilakukan. Diakses Pada Diakses
Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho
Pada 29 Juni 2023, Dari
Dipindai dengan
CamScanner
Https://Ekonomi.Bisnis.Com/Rea
d/20 200108 /257/1188218/Atasi- Handayani, I. (201()). Peranan Sanksi
Problem- Sampah- Penegakan- Administrasi Dalam Penegakan
Hukum-Perlu- Dilakukan. Hukum Lingkungan I Di Indonesia.
Pranata Hukum. 1 (5). 39-46.

Dipindai dengan
CamScanner
Https://Money.Kompas.Com/Read/20()9/1
2/0 ?/21301549/-Regional-Jawa.
Harahap, Z. (2004). Penegakan Hukum
6

Lingkungan Menurul Uuplh. Jurnal Made. (2009). Penegakan Hukum


Hukum No. 27 Vol 1 I. 7-22. Lingkungan Lemah. Diakses Pada 29
Herlina, N S. Permasalahan Lingkungan
Hidup Dan Penegakan Hukum
Lingkungan Di Indonesia. Dosen
Teiap, Fakultas Hukum, Universiias
Galuh.

https://darilaut.id/berita/laporan-khusus/
banjir-banyak-membawa-sampah-
plastik-ke-laut

https://megapolitan.kompas.com/read/
2018/08/19/21151811/indonesia-
penyumbang-sampah-plastik-
terbesar-kedua-di-dunia. Diakses
pada 29 Juni 2023

Https://Www.Dw.Com/Id/Sampah-
Mengalir- Sampai-Laul-Bagaimana-
Pemerintah- Kesulitan-Bersihkan-
Sungai/A-47196994. Sampah
Mengalir Sampai Laut - Bagaimana
Pemerintah Kesulitan Bersihkan
Sungai. Diakses Pada 29 Juni 2023

Https://Idtesis.Com/FakIor-Faktor-Yang-
Mempengaruhi-Perilaku-Masyarakat-
Dalam-Membuang-Sampah/. Faktor-
Faktor Yang MempengaruhiPerilaku
Masyarakat Dalam Membuang
Sampah. (2019). Diakses Pada
29 Juni 2023

Https:/OieikanIongplastik.Info/Bahaya-
Kantong-Plasrik/. Bahaya Kantong
Plastik. Diakses Pada 29 Juni 2023

Https://Wanaswara.Com/Mengapa-Orang-
Membuang-Sampah-Sembarangan.
Mengapa Orang Membuang Sampah
Sembarangan?. Diakses Pada 29
Juni 2023

Https://Www.Bbc.Com/Indonesia/Vert-
Tra- 56743667. Singapura: Meneapa
Menjaga Kebersihan Benar-Benar
Jadi Kebiasaan Warga Negara-Kota
Ini. Diakses Pada Pada 29 Juni
2023

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP


6

PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN


UU NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH
Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra
Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho
Dipindai dengan
CamScanner
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2009 Tenlang
Perlindungan Dan Pengelolaan
Juni 2023, Lingkungan Hidup.

Pinilih, S. A. G. (2015). Pelaksanaan Undane-Undang No. 18 Tahun 2008


Tugas dan Wewenang Badan Tentang Pengelolaan Sampah.
Lingkungan Hidup Koia
Semarang Dalam Penegakan Undang-Undanp• Dasar Republik
Hukum 1 Di Bidang Lingkungan. Indonesia Tahun 1945
Notarius, 8(2), 236-251.
Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun
Rikin, A S. (2020). 205(), Diprediksi 2017 tentang Kebijakan dan
Laut Indonesia Dipenuhi Sampah. Strategi Nasional Pengelolaan
Diakses Pada 29 Juni 2023, Dari Sampah Rumah Tangga dan
Https://Www.Beritasatu.Com/Nasi Sampah Sejenis Sampah Rumah
on al/600? ?0/2050-Diprediksi- Tangga.
Laut- Indonesia- Dipenuhi-
Sampah Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun
2018 tentang Penanganan
Maskun, Hasbi Assidiq, Siti Nurhaliza Sampah Laut.
Bachril, Nurul Habaib.” Tinjauan
Normatif Penerapan Prinsip
Tanggung Jawab Produsen Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81
Pengaturan Tata Kelola Sampah Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Plastik DI Indonesia, 2022 Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Rumah Tangga

Subagiyo, H, Sembiring, R, Quina,


M, Debora, A, Faiimah, I, Wahyuni,T (2016). Indonesia
Anindarini, G, Fadhillah, F. Penyumbang Sampah Plastik Terbesar
(2017). Buku Panduan Ke- Dua Dunia. Diakses Pada 29
Pengawasan Dan Penegakan Juni 2023, Dari
Hukum Dalam Pencemaran Air. Https://Www.Cnnindonesia.Com/Gay
Celakan Pertama. Indonesia a- Hidup/20lb0222l82308-277-
Center For Environmental Law I 12685/Indonesia-Penyumbang-
(Icel). Sampah- Plastik-Terbesar-Ke-Dua-
Dunia.
7

PENE
7

GAK
AN
HUK
UM
LING
KUN
GAN
TERH
ADAP
PEMB
UAN
GAN
SAMP
AH
PLAS
TIK
BERD
ASAR
KAN
UU
NOM
OR 18
TAHU
N
2008
TENT
ANG
Dipindai dengan
CamScanner
PENGELOLAAN SAMPAH
Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra Kirana, Muhammad Falih
Abdi Nugroho
Dipindai dengan
CamScanner
Wulandari, R. (2020). Perlu Bersegera
Untuk Kurangi Produksi Dan
Sampah Rumah Tanxga. Diakses
Pada 29 Juni 2023, Dari
Https://Www.Mongabay.Co.Id/2020/
09/09P Erlu-Berseeera-Untuk-
Kurangi-Produksi- Dan-Sampah-
Rumah-Tangga/

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERHADAP PEMBUANGAN SAMPAH PLASTIK BERDASARKAN UU NOMOR 18 TAHUN 2008
8

TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH


Dian Apriandini, Tanti Nur Ainun Azizah, Kartika Chandra Kirana, Muhammad Falih Abdi Nugroho
Dipindai dengan
CamScanner

Anda mungkin juga menyukai