PENDIDIKAN
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
( 2186206070 )
TP. 2021/2022
KAT PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang tiada terhingga
kekuasaan dan kekuatan-Nya, sumber segala kebenaran sejati, yang membimbing dan
mempermudah pembuatan atau penyusunan makalah ini.
Secara khusus makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Landasan
Pendidikan Di SD yang dibimbing oleh Ibu YANTI YANDRI KUSUMA,SE,M.Pd.
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini, semoga Allah yang Maha Pemurah
membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Dengan segala kesederhanaan makalah ini, Penulis berharap semoga makalah ini dapat
menjadi tambahan pengetahuan bagi pembaca yang dapat memperdalam wawasan mengenai
Ilmu-Ilmu Sosial yang ada di Masyarakat.
Penulis
A. Pengertian Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu
masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah
sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan
pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak,
orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan
menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa
Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam
bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah,
kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak.
Sedangkan menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada
yang diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan Educere.( M.R. Kurniadi,STh;1)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik”
(mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.
B. Hakikat Pendidikan
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture
and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia.
Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau
kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat
tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik
diri sendiri.
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai- nilai,
motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan
sebagi berikut :
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk
itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan
jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan
terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kepribadian untuk mampu
bersaing baik di forum regional, nasional, maupun internasional.
C. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai yang di wujudkan dalam
pribadi peserta didik yang terintegrasikan dalam pola kepribadian dan kehidupan
yang ideal dan utuh, di landasi keimanan dan ketakwaan kepada allah yang maha esa.
Tujuan pendidikan mencakup dimensi nilai, filosofis, psikologis, sisiologis, sosial,
pribadi, dan budaya (Natawidja, 1988:4).
1. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi mausia dengan kualitas pribadi
yang terintegrasi, bermoral, berakhlak mulia, berbudi luhur, dan berilmu.
3. Mengembangkan ilmu, teknologi, dan seni dalam disiplin ilmu pendidikan, pendidikan
disiplin ilmu, dan disiplin lainnya
4. Memberikan konribusi yang signifikan terhadap pembangunan sosial, politik, ekonomi,
dan budaya dengan berperan sebagai kekuatan moral yang mandiri.
BAB II
2) Kemampuan bereksistensi;
Hakikat manusia merupakan inti dari kemanusiaan manusia yang di dalamnya terkandung
harkat dan martabat manusia dari awal penciptaannya di muka bumi sampai perjalanannya
kembali ke hadapan Sang Maha Pencipta (Prayitno, 2009: 14).
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat manusia adalah
segala sesutu yang mendasar dari manusia yaitusebagai makhluk ciptaan Allah yang sangat
mulia dan paling sempurna di alam dunia serta memiliki ciri-ciri karakteristik yang
membedakannya dengan makhluk lain di alam dunia.
Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala
situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam arti sempit
pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan
sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai
kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-
tugas sosial mereka. Dan dalam arti luas terbatas pendidikan adalah usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat,
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyahardjo, 2012: 3).
B.Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu
memberikan arah kepada segenap pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai
oleh segenap kegiatan pendidikan.
Pendidikan formal (pada sistem persekolahan) pada umumnya memiliki empat jenjang
tujuan, yaitu:
2) Tujuan institusional, yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan
tertentu.
3) Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
KONSEP PENDIDIKAN
A.Pengertian
Kosep pendidikan ini merupakan rancangan atau ide yang wajib di wujudkan atau di
terapkan, berkaitan dengan suatu konsep pendidikan artinya penerapan dari pendidikan
dalam usaha mendewasan umat Manusia dengan berbagai upaya yang baik dengan
pelatihan-pelatihan tentang sikap atau juga studi aplikatif tentang moral.
B.Tujuan
Di dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem pendidikan nasional pasal 3
disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis
juga bertanggung jawab.
C.Penjelasan
Konsep Dasar Pendidikan
1.Keluarga
2.Sekolah
3.Msyarakat
(1) program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
(6) kursus-kursusketerampilan.
BAB IV
B.Tujuan
Pendidikan sebagai ilmu karena dalam pendidikan melibatkan landasan keilmuan,
bersifat teoritis dan praktis sedanglan pendidikan sebagai seni karena hasil dari proses
pendidikan adalah karya yang memiliki nilai. Pendidikan sebagai ilmu yang diarahkan
kepada perbuatan mendidik yang bertujuan untuk memahami dan mempersiapkan praktek
pendidikan. Menurut aliran Konstruksivisme bahwa “Tugas guru adalah membantu agar
siswa mampu mengkonstuksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkrit maka
strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid. Mengajar
merupakan seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi”.
Jadi esensinya bahwa praktek pendidikan hendaknya merupakan perpaduan antara ilmu
dan seni.
C.Penjelasan
Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar, praktek pendidikan merupakan suatu
paduan dari ilmu dan seni. Karena dalam praktek pendidikan tersebut seorang guru selain
memiliki ilmu juga harus memiliki kreatifitas atau seni. Di sekolah dasar, ketika dalam
proses pembelajaran seorang guru hanya mengandalkan ilmu tanpa menggunakan
kreatifitasnya dalam mengajar maka tidak dapat dipungkiri para siswa yang masih dalam
usia bermain akan merasa jenuh. Seorang guru di sekolah dasar, sebaiknya menggunakan
beberapa kreatifitas dalam mengajar. Misalnya dengan cara menyisipkan permainan atau
nyanyian dalam proses praktek pendidikan. Karena dengan cara seperti itu anak sekolah
dasar yang masih tergolong usia bermain akan lebih merasa nyaman ketika mereka
melakukan proses pembelajaran dan mereka akan lebih mudah menerima pelajaran
tersebut.
Adapun untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut,pendidik tentu saja memilih isi
pendidikan dan menggunakan alat dan cara-cara/metode pendidikan tertentu. Dengan
demikian kita dapat mengidentifikasi unsure-unsur yang terlibat dalam praktek
pendidikan,yaitu:
(2) pendidik
Gilbert Highet dalam bukunya “The art of Teaching” antar lain menyatakan: “Buku ini
disebut “Seni Mengajar” karena saya yakin bahwa mengajar adalah sebuah seni,bukan
sebuah ilmu. Menurut pandangnan saya sangatlah bahaya mempergunakan tujuan-tujuan
dan metode-metode ilmu untuk urusan manusia sebagai individu,meskipun suatu prinsip
statistic sering dapat dipergunakan untuk menerangkan tingkah laku manusia dalam
kelompok yang besar dan suatu diagnose ilmiah tentang struktur fisik manusia selalu
sangat bermanfaat.
BAB V
C.Penjelasan
Landasan Filosofis Pendidikan Secara Umum
Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak
dalam pendidikan.Landasan filosofis pendidikan adalah suatu suatu sistem gagasan tentang
pendidikan dan dedukasi atau dari suatu sistem gagasan tertentu filsafat suatu aliran umum
tentang filsafat. Terdapat interaksi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat
umum tehadap-gagasan pendidikan.
Berisi tentang gagasan atau konsep-konsep yang bersifat normatif atau presfektif.
Dikatakan bersifat normatif atau presfektif, karena landasan filosofis pendidikan tidak
berisi konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-
konsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan. dalam landasan filosofi
pendidikan pun dikenal landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan
Pragmatisme.
1. Idealisme
-Metafisika: Para Idealisme mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya bersifat spiritual.
-Manusia: adalah makhluk spiritual, makhlukberfikir, memiliki tujuan hidup dan hidup di
dunia dengan suatu aturan moral yang jelas.
2. Realisme
-Metafisika: Para Filosof Realisme memandang dunia dalam pengertian materi yang hadir
dengan sendirinya, dan diatur dalam hubungan-hubungan yang teratur diluar campur
tangan manusia.
-Manusia: Hakikat manusia terletak pada apa yang dikerjakannya. Manusia bisa bebas atau
tidak bebas. Pikiran atau jiwa merupakan suatu organisme yang sangat rumit yang mampu
berpikir.
-Epistemologi: Pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman diri dan penggunaan akal.
-Aksiologi: Tingkah laku manusia diatur oleh hukum alam dan pada taraf yang lebih
randah diatur oleh yang telah teruji.
3. Pragmatisme
-Metafisika: pragmatisme anti metafisika, suatu teori umum tentang mimpi mungkin dan
tidak perlu. Manusia adalah hasil evolusi biologi, psikologis dan sosial.
-Aksiologi: ukuran tingkah laku individu dan sosial di tentukan secara eksperimental
dalam pengalaman hidup.
BAB VI
-Pemberian pengajaran dan pembelajaran terhadap peserta didik terhadap peserta didik,
sesuai dengan perkembangan jiwa mereka.
-Memahami dan memahami keberadaan setiap peserta didik secara utuh baik secara
individu maupun kelompok.
C.Penjelasan
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu
pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”. Namun pengertian
antara ilmu jiwa dan psikologi sebenarnya berbeda atau tidak sama (menurut Gerungan
dalam Khodijah : 2006) karena :
-Ilmu jiwa adalah : ilmu jiwa secara luas termasuk khalayan dan spekulasi tentang jiwa itu.
-Ilmu psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis
dengan metode-metode ilmiah
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang ditampakkan dalam
bentuk perilaku baik manusia ataupun hewan yang pemanfaatannya untuk kepentingan
manusia ataupun aktivitas-aktivitas individu baik yang disadari ataupun yang tidak
disadari yang diperoleh melalui suatu proses atau langkah-langkah ilmiah tertentu serta
mempelajari penerapan dasar-dasar atau prinsip-prinsip, metode, teknik, dan pendekatan
psikologis untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah dalam pendidikan.
1.Psikologi Perkembangan
- Pendekatan ipsatif, pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat
disebut sebagai pendekatan individu. melihat perkembangan seseorang secara individual.
1.Psikologi Perkembangan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam psikologi perkembangan adalah agar siswa
selalu berkembang (developing, changing, becoming, ongoing) dalam situasi opened
spiral.Manusia merupakan mahluk unik, memiliki sejumlah kemampuan yang terintegrasi
menjadi sesuatu yang khas.Perkembangan siswa dinamis, pada dasarnya manusia
unpredictable.
2.Psikologi Belajar
Menurut Gagne prinsip belajar dapat dilakukan perubahan yang berkenaan dengan
kapabilitas individu. Sedangkan menurut Hilgard & Bower, perubahan terjadi karena
interaksi dengan lingkungan sebagai reaksi terhadap siatuasi yang dihadapi.
-Teori disiplin mental (disiplin mental theistik, disiplin mental humanistik, naturalisme,
apersepsi)
3.Bersifat pasif
5.Bersifat aktif
3.Psikologi Sosial
Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memilki tiga kunci utama yaitu:
Menurut Klinger (Savage, 1991) factor-faktor yang menentukan motivasi belajar adalah:
-Harapan sukses
Peserta didik selalu berada dalam proses perubahan, baik karena pertumbuhan maupun
karena perkembangan. pertumbuhan karena pengaruh faktor internal sebagai akibat
perkembangan dan proses pendewasaan, sedangkan perkembangan terutama karena
pengaruh lingkungan. Kedua hal tersebut sebenarnya hanya dapat dibedakan namun tidak
dapat dipisahkan, karena itu perubahan peserta didik tersebut dapat disebut sebagai
tumbuh-kembang manusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor keturunan
(hereditas), faktor lingkungan, faktor proses perkembangan itu sendiri, serta faktor
keturunan. hal lain sebagai anugerah.
prinsip perkembangan kepribadian adalah bahwa perkembangan kepribadian
mencakup aspek perilaku maupun motivasional. Dengan perkembangan kepribadian bukan
hanya perubahan dari tingkah laku yang tampak, tetapi juga perubahan dari hal yang
mendorong tingkah laku tersebut. Prinsip kedua dari perkembangan kepribadian adalah
bahwa seseorang mengalami perkembangan yang terus menerus dan tidak terputus-putus,
meskipun pada suatu periode tertentu akan mengalami perkembangan yang cepat
dibandingkan dengan periode lainnya. Di samping itu, hasil perkembangan pada periode
tertentu akan menjadi landasan bagi perkembangan periode berikutnya. Hal ini
menunjukkan pentingnya pendidikan informal di keluarga serta pendidikan prasekolah.
BAB VII
A.Pengertian
Psikologi merupakan salah satu bidang dan ilmu terapan yangmempelajari
tentang dan proses mental manusia melalui prosedur ilmiah Seseorang yang melakukan
praktik klinis ilmu dalampsikologi disebut sebagai psikologi.Para psikolog berusaha untuk
memperbaiki kualitas hidup seseorangmelalui intervensi tertentu baik pada pada fungsi
mental, perilaku individu maupunkelompok, yang didasari atas proses fisiologis
dan neurobiolis.
B.Tujuan
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan.
C.Penjelasan
Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan dengan berbagai arti yang
menyertainya. Belajar dapat diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan
membaca dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang mampu merubah
perilaku pada individu yang berupa kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan
sikap (attitudes). Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses menuju hal yang belum anak
ketahui dengan cara berinteraksi dengan lingkungan belajar yang sengaja diciptakan
maupun lingkungan secara alami. Disanalah anak akan mendapatkan pengalaman-
pengalaman yang akan membentuk suatu konsep dalam pikiran anak itu sendiri.
Ada beberapa ciri-ciri yang menandakan bahwa seorang anak telah melakukan aktivitas
belajar yaitu diantaranya akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri anak yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik; perubahan yang terjadi merupakan buah dari
pengalaman yaitu interaksi antara dirinya dengan lingkungan; dan perubahan tersebut
relative menetap.
Di sinilah, pendidik merancang tentang strategi, materi, media, lingkungan belajar, tujuan
serta kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk belajar bagi anak. Pembelajaran yang
menyenangkan dan melibatkan keaktifan anak serta adanya permainan di dalamnya akan
membuat proses belajar menjadi aktif dan tidak membosankan. Lebih dari itu, pengetahuan
dan pengalaman yang diperoleh anak akan bertahan lama dan membentuk konsep pada diri
anak bahwa belajar adalah hal yang asyik dan menyenangkan.
2. Psikologi belajar.
a. Klasik; disiplin mental bermanfaat untuk menghafal perkalian dan meelatih soal-
soal dan naturalis/aktualisasi diri bermanfaat untuk pendidik seumur hidup.
b. Behavioris bermanfaat atau cocok untuk membentuk perilaku nyata, seperti mau
menyumbang, giat belajar, gemar menyanyi dsb.
3. Psikologi Sosial
a. Agar para siswa memiliki konsep diri rill, maka pendidik perlu mengembangkan
perilaku overt, persepsi terhadap lingkungan secara wajar, dan sikap serta peasaan yang
positif. Konsep diri yang keliru, dapat merusak perkembangan anak.
4. Kesiapan belajar yang bersifat afektif dan kognitif perlu diperhatikan oleh pendidik
agar materi yang dipelajari anak-anak dapt dipahami dan diinternalisasi dengan baik.
5. Kesembilan aspek individu haus diberi perhatian yang sama oleh pendidik serta
dilayani dengan seimbang.
Istilah biologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata yakni, “bio”
dan “logia”. “Bio” berarti kehidupan sedangkan “logia” berati ilmu. Bentuk latin dari kata
tersebut (biologi), biologi pertama kali digunakan oleh Linnaeus
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah landasan diartikan sebagai alas,
dasar, atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar di kenal pula sebagai fundasi.
Mengacu pada pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa landasan adalah suatu
alasan atau dasar pijakan dari suatu hal tempat berdirinya sesuatu itu. Sedangkan biologi
adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup serta proses kehidupan dari faktor biologi,
manusia dan hewan memiliki kesamaan karakteristik, namun ada perbedaannya yaitu
manusia memiliki potensi superior yang membedakannya dengan makhluk lain. Jadi
berdasarkan pemikiran di atas dapat di simpulkan bahwa landasan biologi pendidikan
adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah biologi yang dijadikan titik tolak
dalam pendidikan.
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial
budaya. Manan (1989:5) mengemukakan sebuah program pendidikan mencerminkan
kehidupan dan kondisi suatu masyarakat dan tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial
budaya, sejarah, dan filosofi yang semuanya memberi arah dalam bidang pendidikan.
B.Tujuan
Kajian mengenai dasar sosial dan budaya dari pendidikan bertujuan untuk
membekali guru dengan pengetahuan yang mendalam tentang masyarakat dan kebudayaan
di mana mereka hidup dan untuk membantu calon guru untuk mengetahui bahwa
pengertian mengenai masyarakat dan kebudayaan sangat penting artinya guna memahami
tentang masalah pendidikan.
Kajian sosial budaya menghubungkan pengetahuan tentang masyarakat dan
kebudayaan dengan pendidikan sebagai institusi untuk memelihara kesinambungan dan
pengembangan masyarakat dan kebudayaan.
C.Penjelasan
Hubungan sosial budaya dengan pendidikan
Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan
juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan.
Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya, membuat orang
berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Sekolah sebagai salah satu dari
tempat enkulturasi suatu budaya sesungguhnya merupakan bahan masukan bagi anak
dalam mengembangkan dirinya. Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan
yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yaitu nilai-
nilai. Pendidikan membuat orang berbudaya, pendidikan dan budaya bersama dan
memajukan. Makin banyak orang menerima pendidikan makin berbudaya orang itu dan
makin tinggi kebudayaan makin tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya.
B.Tujuan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa landasan sosiologis dan
antropologi memiliki manfaat yang penting baik untuk individu masyarakat juga
kebudayan nya. Dari kedua landasan ini pendidik dapat mengetahui karakteristik berbagai
individu, bagaimana hubungan sosialisasinya di masyarakat, dan menjadikan mereka tetap
melestarikan budaya yang mereka miliki.
Dengan kata lain, kedua landasan pendidikan ini menjadikan yang mempelajarinya
memiliki sifat nasionalis dalam dirinya. Sehingga secara tidak sadar mereka akan
mempelajari berbagai macam budaya tindakan ini dinamakan Enculturation (enkulturasi),
dimana enkulturasi adalah suatu proses bagi seorang baik secara sadar maupun tidak
sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat.
C.Penjelasan
Dilihat secara sosiologis dan antropologis masyarakat dan bangsa Indonesia
sangatlah heterogen dalam segala aspeknya. Oleh karena itu, walaupun kita secara
konstitusional menganut konsepsi satu sistem pendidikan nasional, instrumentasi atau
pengelolaan sistem pendidikan itu tidaklah mungkin dilakukan secara homogen penuh.
Masyarakat dan bangsa Indonesia memiliki fenomena yang bersifat pluralistik atau
berbhinneka tetapi terikat oleh komitmen satu kesatuan tanah air, kebangsaan, dan bahasa
persatuan.
Itulah semangat Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi seloka kehidupan kita dan
semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Keadaan itu yang merupakan suatu conditio
sine quanon atau kenyataan yang merupakan keniscayaan yang secara nyata akan
mempengaruhi praksis atau kehidupan nyata pendidikan nasional kita, termasuk
pendidikan Sekolah Dasar. Oleh karena itu, sistem pendidikan nasional kita menganut
prinsip diversifikasi dalam pengembangan kurikulumnya, sebagai bentuk perwujudan
kelenturan atau fleksibilitas dan adaptabilitas sistem pendidikan terhadap kondisi
sosiologis dan antropologis Indonesia. Contohnya, Kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) masing-masing Sekolah Dasar di berbagai tempat di seluruh tanah air dapat
mengakomodasikan keunikan lingkungannya (perkotaan, perdesaan pertanian, perdesaan
pantai dan sebagainya) dengan tetap merujuk pada standar nasional pendidikan.
BAB X
Menurut Mustofa Kamil, definisi pendidikan orang dewasa merujuk pada kondisi
peserta didik dewasa baik dilihat dari dimensi fisik (biologis), psikologis, dan sosial.
Seseorang dikatakan dewasa secara biologis apabila ia telah mampu melakukan
reproduksi. Adapun dewasa secara psikologis, berarti seseorang telah memiliki tanggung
jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil. Kemudian dewasa secara
sosiologis, berarti seseorang telah mampu melakukan peran-peran sosial yang biasa
berlaku di masyarakat. Dengan demikian, istilah dewasa didasarkan atas kelengkapan
kondisi fisik juga usia, dan kejiwaan, di samping dapat berperan sesuai dengan tuntutan
tugas dari status yang dimiliki. Ketika memasuki usia balig, seseorang dipandang telah
mampu membedakan yang baik dan buruk serta memiliki pandangan atau pemikiran yang
lebih luas dibanding masa kanak-kanak. Masa ini ditandai dengan mulai mengalami mimpi
basah bagi laki-laki dan datangnya haid bagi perempuan. Mengenai rincian usia laki-laki
dan perempuan saat awal mengalami tanda-tanda ini bersifat relatif, ada yang cepat dan
ada pula yang lambat, dan umumnya terjadi antara rentang usia 12-16 tahun. Dalam
pendapat lain, Elias dan Sharan B. Merriam (1990) menyebutkan kedewasaan pada diri
seseorang meliputi age, psychological maturity, and sosial roles. Dewasa yang dimaksud
menurut usia, adalah setiap orang yang menginjak sia 21 tahun (meskipun belum
menikah). Sejalan dengan pandangan tersebut diungkapkan pula oleh Hurlock (1968),
adult (dewasa) atau adulthood (status dalam keadaan kedewasaan) ditujukan pada usia 21
tahun untuk awal masa dewasa dan sering dihitung sejak 7 atau 8 tahun setelah seseorang
mencapai kematangan seksual, atau sejak masa puberitas. Dewasa dilihat dari sudut
pandang dimensi biologis juga bisa dilihat dari segi fisik, di mana manusia dewasa
memiliki karakteristik khas seperti mampu memilih pasangan hidup, siap berumah tangga,
dan melakukan reproduksi (reproductive function).
Pendidikan orang dewasa adalah suatu proses belajar yang sistematis dan
berkelanjutan pada orang yang berstatus dewasa dengan tujuan untuk mencapai perubahan
pada pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Kondisi-kondisi yang dapat ditimbulkan
dari definisi itu adalah:
(1) Orang dewasa termotivasi untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka
(2) Orientasi belajar bagi orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan;
(4) Orang dewasa mengharapkan berhubungan sendiri dengan kebutuhan yang tepat
C.Penjelasan
Saat ini pendidikan di Indonesia yang dapat kita lihat banyak menimbulkan
permasalahan. Itu membuat kita harus selalu melihat ke depan, tentang apa saja yang akan
kita hadapi di masa mendatang dan menyiapkan antisipasinya.
Berdasarkan perkiraan tentang masyarakat masa depan serta profil manusia yang
diharapkan berhasil di dalam masyarakat itu, maka perlu dikaji berbagai upaya masa kini
yang memungkinkan mewujudkan manusia masa depan. Meskipun pendidikan selalu
berorientasi ke masa depan, namun peralihan ke abad 22 yang akan datang ini sangat
penting bagi bangsa dan negara Indonesia, karena akan memasuki PJP II sebagai era
kebangkitan nasional kedua.
BAB XI
B.Tujuan
Landasan historis memberikan peranan yang penting karena dari sebuah landasan
historis atau sejarah bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini. Menurut Pidharta ,
(2007 : 109) sejarah/historis adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian
atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-
informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita,
bentuk dan sebagainya.
C.Penjelasan
Sejarah Landasan Kependidikan Di Indonesia
Pendidikan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Pendidikan itu telah ada
sejak zaman kuno/tradisional yang dimulai dengan zaman pengaruh agama Hindu dan
Budha, zaman pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan zaman merdeka (ibid.: 125).
Mudyahardjo (2008) dan Nasution (2008) menguraikan masing-masing zaman tersebut
secara lebih terperinci.
Perjalanan sejarah pendidikan dunia telah lama berlangsung, mulai dari zaman
Hellenisme (150 SM-500), zaman pertengahan (500-1500), zaman Humanisme atau
Renaissance serta zaman Reformasi dan Kontra Reformasi (1600-an). Namun pendidikan
pada zaman ini belum memberikan kontribusinya pada pendidikan zaman sekarang
(Pidarta, 2007: 110).
Hinduisme and Budhisme datang ke Indonesia sekitar abad ke-5. Hinduisme dan
Budhisme merupakan dua agama yang berbeda, namun di Indonesia keduanya memiliki
kecenderungan sinkretisme, yaitu keyakinan mempersatukan figur Syiwa dengan Budha
sebagai satu sumber Yang Maha Tinggi. Motto pada lambang Negara Indonesia yaitu
Bhinneka Tunggal Ika , secara etimologis berasal dari keyakinan tersebut (Mudyahardja,
2008: 215)
Tujuan pendidikan pada zaman ini sama dengan tujuan kedua agama tersebut. Pendidikan
dilaksanakan dalam rangka penyebaran dan pembinaan kehidupan bergama Hindu dan
Budha (ibid.: 217)
Islam mulai masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-13 dan mencakup sebagian besar
Nusantara pada abad ke-16. Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sejalan dengan
perkembangan penyebaran Islam di Nusantara, baik sebagai agama maupun sebagai arus
kebudayaan (ibid.: 221). Pendidikan Islam pada zaman ini disebut Pendidikan Islam
Tradisional.Tujuan pendidikan Islam adalah sama dengan tujuan hidup Islam, yaitu
mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad s.a.w. untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. (ibid.: 223)
Pendidikan Islam Tradisional ini tidak diselenggarakan secara terpusat, namun banyak
diupayakan secara perorangan melalui para ulamanya di suatu wilayah tertentu dan
terkoordinasi oleh para wali di Jawa, terutama Wali Sanga.Sedangkan di luar Jawa,
Pendidikan Islam yang dilakukan oleh perseorangan yang menonjol adalah di daerah
Minangkabau (ibid.: 228-41).
Pada tahun 1816 VOC ambruk dan pemerintahan dikendalikan oleh para
Komisaris Jendral dari Inggris. Mereka harus memulai system pendidikandari dasar
kembali, karena pendidikan pada zaman VOC berakhir dengan kegagalan total. Ide-ide
liberal aliran Ufklarung atau Enlightement, yang mana mengatakan bahwa pendidikan
adalah alat untuk mencapai kemajuan ekonomi dan social, banyak mempengaruhi mereka
(ibid.: 8).
Namun demikian, dalam dunia pendidikan pada masa ini masih memiliki beberapa
kesenjangan. Buchori dalam Pidarta (2008: 138-39) mengemukakan beberapa kesenjangan,
yaitu (1) kesenjangan okupasional (antara pendidikan dan dunia kerja), (2) kesenjangan
akademik (pengetahuan yang diperoleh di sekolah kurang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari), (3) kesenjangan kultural (pendidikan masih banyak menekankan pada
pengetahuan klasik dan humaniora yang tidak bersumber dari kemajuan ilmu dan
teknologi), dan (4) kesenjangan temporal (kesenjangan antara wawasan yang dimiliki
dengan wawasan dunia terkini).
Zaman ‘Reformasi’
Begitu Orde Baru jatuh pada tahun 1998 masyarakat merasa bebas bagaikan burung
yang baru lepas dari sangkarnya yang telah membelenggunya selama bertahun-tahun.
Masa Reformasi ini pada awalnya lebih banyak bersifat mengejar kebebasan tanpa
program yang jelas.
B.Tujuan
Fungsi landasan yuridis atau landasan hukum pendidikan di Indonesia sebagai
dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang mengikat
setiap manusia didalamnya dalam menjalankan proses pendidikan, dan memberikan sanksi
yang sesuai dengan ketentuan bagi yang melanggar untuk menetapkan kebijakan-kebijakan
dalam hal penyelenggaraan pendidikan di indonesia. Pentingnya undang-undang sebagai
tumpuan bangunan pendidikan nasional di samping untuk menunjukkan bahwa pendidikan
sangat penting sebagai penjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia, juga dapat
dipedomani bagi penyelenggaran pendidikan secara utuh yang berlaku untuk seluruh tanah
air.
C.Penjelasan
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan
di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia melalui DPR dan
Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mensahkan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional yang baru, sebagai pengganti Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989.
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal
tersebut juga merupakan pengejawantahan dari salah satu tuntutan reformasi yang marak
sejak tahun 1998. Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas
yang baru tersebut antara lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran
serta masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan,
dan peserta didik.
2.Setiap warga negara wajib mengikuti pendid ikan dasar pemerintah wajib
membiyayainya.
5.Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
Amandemen UUD 1945, pasal 31 ayat (2), dan Undang-Undang Sisdiknas pasal (1)
bahwa sampai dengan pendidikan dasar, pendidikan tidak hanya merupakan hak tapi
sekaligus merupakan kewajiban warga negara. Hal tersebut logis dan dapat dipahami sebab
keberhasilan proses pendidikan tidak hanya ditentukan oleh pemerintah tapi juga warga
masyarakat. Sekalipun pemerintah telah dengan sungguh-sungguh menangani pendidikan
dan menyediakan biaya pendidikan dan cukup tetapi kalau masyarakat tidak ikut serta
(terutama dalam hal kesadaran dan motivasi belajar) maka pembangunan di bidang
pendidikan tidak dapat berhasil dengan baik. Lebih-lebih di era globalisasi yang menurut
kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing yang tinggi adalah logis apabila
warga negara diwajibkan untuk menempuh pendidikan dasar.
Ayat 2 :Setiap warga negara wajib mengikuti pendid ikan dasar pemerintah wajib
membiyayainya.
Pendidikan dan kebudayaan adalah dua unsur yang saling mendukung satu sama lain. Bila
pendidikan maju, maka kebudayaan juga akan maju.
Pasal 1 ayat 2 dan ayat 5 tentang pendidikan yang berakar pada kebudayaan dan nilai-nilai
agama yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Pasal 6 tentang kewajiban mengikuti pendidikan dasar dan kerja sama antara komponen
masyarakat dalam uapaya pengembangan pendidikan.
Dalam menghadapi tantangan globalisasi yang sedang melanda dunia, maka harus
ada minimal satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang dapat
dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik oleh
pemerintah (pusat) maupun pemerintah daerah (pasal 50 ayat 3). Dalam menghadapi
globalisasi, maka penyerapan tenaga kerja akan ditentukan oleh kompetensi yang
dibuktikan oleh sertifikat kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggara satuan
pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi kepada peserta didik dan masyarakat
yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi tertentu (pasal 61 ayat 3).
(2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya
Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah, yang
pengangkatan, penempatan dan penyebarannya diatur oleh lembaga yang mengangkatnya
berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal (pasal 41 ayat 1 dan 2)).
https://www.journalpapers.org/2020/06/landasan-filosofi-pendidikan.html?
m=1
https://www.journalpapers.org/2020/06/landasan-psikologis-pendidikan.html?
m=1
http://defauzan.wordpress.com/2009/04/18/makalah-landasan-sosial-budaya-
pendidikan/
https://www.muniryusuf.com/beberapa-landasan-pendidikan-3.html
https://berau.prokal.co/read/news/48954-perkiraan-dan-antisipasi-masa-
depan-pendidikan-indonesia
http://dyahrochmawati08.wordpress.com/2008/11/30/landasan
http://elsgirl91.wordpress.com/2010/01/27/contoh-makalah-esensi-landasan-
pendidikan-dalam-proses-pendidikan-2/
http://arerariena.wordpress.com/2011/03/09/landasan-psikologi-pendidikan/
https://www.dosenpendidikan.co.id/landasan-yuridis-pendidikan/
https://www.academia.edu/6330781/
Pengertian_atau_Konsep_Dasar_Pendidikan_danhttp://rinihttps://
pebriyunibrhutabarat.blogspot.com/2018/11/landasan-biologi-pendidikan-
dan_26.html?m=1tarosalinda.blogspot.com/2019/06/pendidikan-sebagai-
ilmu-dan-seni.html?m=1
https://rahmawatiindahlestari.wordpress.com/semester-1/lkpp/landasan-
historis-http://dyahrochmawati08.wordpress.com/2008/11/30/
landasanpendidikan/https://brainly.co.id/https://amp-berau-prokal-
co.cdn.ampproject.org/v/s/amp.berau.prokal.co/read/news/48954-perkiraan-
dan-antisipasi-masa-depan-pendidikan-indonesia?
amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D - aoh=16415031712940&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A
%2F%2Fberau.prokal.co%2Fread%2Fnews%2F48954-perkiraan-dan-
antisipasi-masa-depan-pendidikan-indonesiahttps://www.muniryusuf.com/
beberapa-landasan-pendidikan-3.htmltugas/35873358