Skor Nilai :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan Critical Jurnal Review ini
dapat diselesaikan. Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah
Pembelajaran IPA SD dengan judul " Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa Sekolah
Dasar”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suyit Ratno, S.Pd., M.Pd. sebagai
dosen mata kuliah ini yang senantiasa membimbing kami. Tak lupa juga ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada orang tua dan para sahabat atas terselesaikannya tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini. Penulis berharap Critical Jurnal Review ini dapat bermanfaat bagi
semua orang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Rasionalisasi (Latar Belakang) Pentingnya CJR..................................................................4
B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review (CJR).................................................................4
C. Manfaat Penulisan Critical Journal Review (CJR)...............................................................4
D. Identitas Artikel dan Jurnal yang direview...........................................................................5
BAB II. RINGKASAN ISI ARTIKEL............................................................................................6
A. Ringkasan Jurnal 1................................................................................................................6
B. Ringkasan Jurnal 2................................................................................................................8
BAB III. PEMBAHASAN/ANALISIS.........................................................................................11
A. Pembahasan Isi Journal.......................................................................................................11
B. Kelebihan dan Kekurangan.................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
LAMPIRAN..................................................................................................................................15
BAB I. PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi (Latar Belakang) Pentingnya CJR
Sering kali kita bingung memilih referensi jurnal untuk kita baca dan pahami. Terkadang
kita memilih satu jurnal, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis
bahasa, pembahasan tentang ilmu pendidikan.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Jurnal Review ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih referensi jurnal, terkhusus pada pokok bahasan tentang ilmu
pendidikan dan memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kelebihan dan
kekurangan jurnal yang dipilih
B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review (CJR)
Mengkritik Jurnal (critical journal report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan
salah satu tugas individu mata kuliah Pembelajaran Matematika SD.
C. Manfaat Penulisan Critical Journal Review (CJR)
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dan sebuah jumal atau
hasil karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.
Mengetahui kualitas jumal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.
D. Identitas Artikel dan Jurnal yang direview
NO Identitas Artikel Jurnal 1 Jurnal 2
1. Judul Artikel Pengaruh Model Pengembangan Modul
Pembelajaran Tipe Word Pembelajaran IPA Berbasis
Square Berbasis Kearifan Lokal Kelas Tinggi
Kearifan Lokal terhadap di Sekolah Dasa
Kompetensi Pengetahuan
IPA
Model pembelajaran kooperatif tipe Word Square berbasis kearifan lokal merupakan model
pembelajaran yang memadukan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dan kejelian dalam
mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Word Square berbasis kearifan lokal dapat mendorong pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran, melatih siswa untuk disiplin, merangsang siswa untuk berpikir secara efektif,
bersikap kritis dan teliti, serta dapat menciptakan suasana yang menyenangkan karena pembelajaran berupa
permainan.
Dalam proses pembelajaran juga dikaitkan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di lingkungan
sekitar siswa khususnya konsep Tri Hita Karana sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hasil
temuan pada penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang disampaikan oleh Sukandheni
(2014) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Word Square berbasis lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPA pada kelas V Gugus Budi Utomo Denpasar
Timur Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian lain yang memiliki kesaman dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2017) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
hasil belajar Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Word Square dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional pada siswa kelas V SD di Gugus I Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan Tahun Pelajaran
2016/2017.
Selain itu penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sumayasa (2016) yang
menunjukan bahwa model pembelajaran Word Square berbasis kearifan lokal catur marga dengan assesment
portofolio berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD semester II di
Gugus I Kecamatan Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016. Melalui penjelasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaraan kooperatif tipe Word Square berbasis kearifan lokal berpengaruh terhadap
kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika Kecamatan Denpasar Timur Tahun
Pelajaran 2017/2018.
c. Hasil
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang diperoleh, disarankan kepada guru agar lebih kreatif dan
inovatif untuk memfasilitasi siswa dalam pembelajaran berupa sumber belajar dan kesempatan besar kepada
siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word Squareberbasis
kearifan lokal sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Selain itu,
kepala sekolah hendaknya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru
untuk menunjang pembelajaran sehingga siswa semakin termotivasi untuk belajar sehingga kepala sekolah
mampu meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan kualitas dan hasil belajar siswa. Kepada peneliti
lain disarankan agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai kajian penelitian relevan sebagai
penunjang penelitian selanjutnya dengan kajian yang lebih luas dan mendalam mengenai model pembelajaran
kooperatif tipe Word Square berbasis kearifan lokal dalam kaitannya dengan hasil belajar baik kompetensi
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
B. Ringkasan Jurnal 2
a. Pendahuluan
Deklarasi World Health Organization (WHO) pada 30 Januari 2020 tentang hadirnya
pandemi covid-19 dari China (Sohrabi et al. 2020), telah memaksa adopsi pengajaran secara
online (Bryson et al. 2020), transformasi secara global (Oyedotun 2020) dan mengganggu pola
pendidikan regular (Essa et al. 2020). Beberapa negara di dunia menggunakan metode
pembelajaran dengan cara menggabungkan antara pembelajaran secara tatap muka dengan
pembelajaran melalui online yang mandiri, interaktif, kolaboratif atau dikenal dengan
pembelajaran campuran (Adedoyin and Soykan 2020; Amir et al. 2020). Pemangku
kepentingan dan pendidik di Indonesia menjadikan pendidikan lebih dinamis sesuai
perkembangan revolusi industri 4.0 yaitu mengikuti perubahan sistem pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan di lingkungan sekolah (Ramadhani and Umam 2019), guru juga
diberikan kesempatan untuk merancang teori pembelajaran dengan pola blended learning
(Jowsey et al. 2020).
Siswa dan guru sangat bergantung pada internet yang kuat dan terus stabil (Jowsey et al.
2020). Oleh sebab itu, proses pembelajaran diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Proses pembelajaran dalam model pembelajaran tematik
diartikan sebagai interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, anatara peserta didik
dengan sumber belajarnya serta antara peserta didik dengan pendidik. Dalam model
pembelajaran ini pula, proses pembelajaran lebih ditekankan pada keterlibatan peserta didik
secara aktif. Kegiatan mengajar membuat guru harus menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Beberapa permasalahan adalah guru dan siswa hanya menggunakan bahan ajar
yang disediakan oleh sekolah, seperti buku pegangan tematik dan buku LKS. Padahal
pembelajaran tematik menuntut adanya pemanfaatan berbagai sumber, media, dan bahan ajar
yang bervariasi untuk mendukung proses pembelajaran. Kendala lain juga dialami siswa yakni
dalam mempelajari buku pelajaran (buku pegangan siswa dan LKS).
Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 120 Rejang Lebong Provinsi Bengkulu kegiatan belajar
mengajar dilakukan secara campuran, ada tatap muka dan ada secara online. Kondisi yang
dipaparkan di atas tidak jauh berbeda dengan kondisi pelaksanaan pembelajaran tematik di SD
Negeri 120 Rejang Lebong. Berdasarkan hasil Observasi awal yang diperoleh melalui
wawancara dengan guru Kelas tinggi, ternyata guru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
diri terhadap materi pelajaran yang terdapat dalam buku pegangan. Guru menilai bahwa muatan
pembelajaran dalam buku pegangan terlalu banyak dan cukup berat untuk diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditargetkan. Dari aspek pemanfaatan bahan ajar, guru dan siswa hanya
menggunakan buku pegangan (buku guru, buku siswa, LKS) sebagai bahan ajar satu-satunya.
Tidak tersedianya penunjang bahan ajar lain untuk siswa menyebabkan wawasan dan
pengetahuan siswa tentang materi hanya sebatas pengetahuan yang terdapat di buku pegangan.
Padahal, siswa dituntut memiliki kemampuan belajar yang lebih, baik dalam aspek inteligensi
maupun kreatifitas. Diperparah dengan kondisi belajar mengajar di masa pandemi Covid-19
dimana siswa belajar secara mandiri dari rumah. Maka sangat diperlukan bahan ajar yang dapat
membantu siswa belajar dari rumah dengan memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar
tempat tinggal siswa.
Salah satu materi di sekolah dasar yang berperan penting dan dianggap cukup sulit yakni
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains (Jannah et al. 2021). Sangat diperlukan
upaya untuk menjadikan pembelajaran IPA lebih diminati oleh peserta didik maka pembelajaran
IPA dalam kelas tidak bisa dipisahkan dari pengalaman dan lingkungan sehari-hari peserta didik.
Materi pelajaran yang disesuaikan dengan keadaan sekitar tempat tinggal akan memudahkan
siswa dalam memahaminya. Terlebih untuk siswa usia sekolah dasar yang cara berpikirnya masih
dalam tahap operasional konkret. Siswa SD akan lebih mudah memahami pelajaran apabila
penjelasan materi sudah dikenal ataupun sudah dekat dengan diri siswa. Kearifan lokal merupakan
identitas sebuah daerah. Mengacu pada pernyataan tersebut dan hasil observasi di SDN 120
Rejang Lebong, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengembangan bahan ajar IPA berbasis
kearifan lokal di SDN mengetahui tingkat kevalidan, tingkat kepraktisan dan efektifitas
pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis kearifan lokal di SD Negeri 120 Rejang
Lebong”.1
b. Deskripsi Isi
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu bidang studi yang
diajarkan di Sekolah Dasar. IPA diajarkan di SD mulai dari kelas 1 sampai kelas 6, yang tiap
kelas memiliki Kompetensi Dasar (KD) tersendiri untuk diajarkan kepada peserta didik. Secara
umum pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk membelajarkan siswa dalam memahami alam
di sekitar, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA di
dalamnya. Pada penelitian difokuskan pada kelas tinggi (yaitu kelas 4 dan 5). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan telah melalui serangkaian tahap
pengembangan dan telah divalidasi oleh para ahli dibidangnya serta telah diujicobakan.
Validasi digunakan untuk menunjukkan adanya tingkat kevalidan suatu media.
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: proses belajar
mengajar, kurikulum, kebijakan pendidikan, fasilitas pendidikan dan infrastruktur, serta
Sumber Daya Manusia bagi pendidik (Rusmaini 2018). Salah satu yang menunjang dalam
proses pembelajaran adalah modul. Modul dalam pembelajaran merupakan rangkaian sistem
kegiatan pembelajaran tematik berbasis kurikulum disesuaikan dengan kompetensi yang akan
siswa berprestasi (Shinta 2014).
Keuntungan dari modul dirancang untuk digunakan oleh siswa belajar karena datang
dengan sendirinya, jadi dengan siswa modul tidak harus bergantung pada guru untuk dapat
mencapai apa yang diharapkan kompetensi dengan kegiatan belajar. (Anggraini & Sukardi,
2015, hal.289) yang menyatakan bahwa bahan ajar dalam bentuk modul yang dirancang untuk
membantu guru dalam memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan
fisik melalui interaksi antara siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan pembelajaran lainnya
sumber daya dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan (Sangid and Muhib 2019).
c. Hasil
Dalam pembelajaran Ilmi Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Dasar (SD) memiliki berbagi
keterkaitan dalam setiap komponen kompetensi dasar dan membentuk tema pelajaran. Dan
pembelajaran IPA yang demikian membuat pola pembelajaran menjadi lebih bermakna, efisien
dan sangat efektif. Akan tetapi pola pembelajaran tersebut tidak terlepas dari adanya bahan
penunjang yang digunakan dalam pembelajaran. Salah satunya menggunakan modul
pembelajaran IPA berbasis kearifan local. Modul ini sangat penting karena siswa bisa
mengikuti proses pembelajaran dari berbagai sumber dan lingkungan secara mandiri, dengan
diikuti petunjuk-petunjuk yang jelas dari modul tersebut. Modul berbasis kearifan lokal ini
mengkaitkan materi pembelajaran IPA SD dengan kondisi yang berhubungan langsung dengan
lingkungannya
BAB III. PEMBAHASAN/ANALISIS
A. Kesimpulan
IPA sangat penting diberikan kepada siswa SD, karena melalui mata pelajaran ini siswa
diajarkan untuk lebih mengenal tentang alam serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
(Samatowa, 2011). Muatan materi IPA di SD seyogyanya dapat memupuk rasa ingin tahu siswa
secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan
mencari jawaban atas berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendidikan
IPA pada tingkat dasar akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada seluruh proses
pendidikan yang terjadi pada siswa. Ini disebabkan karena siswa SD kesehariannya selalu
berhadapan dengan alam yang merupakan objek dari pendidikan IPA. Pembelajaran IPA akan
lebih bermakna apabila dalam proses pembelajaran selalu dikaitkan dengan keadaan di
lingkungan siswa. Dalam penelitian Muriana juga disebutkan bahwa proses pembelajaran di
sekolah dasar memerlukan kiat atau metode tertentu agar materi lebih mudah dipahami siswa.
Ini berarti bahwa apabila muatan materi pelajaran IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka
akan menjadi suatu mata pelajaran yang menarik bagi siswa.
Berkaitan dengan hal ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut,
diantaranya penggunaan model pembelajaran yang belum inovatif serta kurangnya pengaitan
proses pembelajaran dengan kondisi di lingkungan sekitar siswa, khususnya nilainilai kearifan
lokal. Selain itu, pemanfaatan media dalam proses pembelajaran masih jarang dipergunakan
yang menyebabkan siswa kurang terlibat secara aktif dan cenderung merasa bosan dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran yang
diberikan oleh guru. Setelah melakukan refleksi bersama guru, dirasakan oleh guru bahwa guru
perlu menentukan strategi, pendekatan, model maupun media yang inovatif dengan cara
memanfaatkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kearifan lokal di lingkungan sekitar siswa
agar proses pembelajaran menjadi lebih optimal. Dengan kondisi ini, guru membutuhkan
kinerja yang lebih dalam meningkatkan pemahaman dan semangat siswa di dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil review jurnal yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan Untuk itu peran guru
dalam proses pembelajaran khususnya IPA dalam pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis
kearifan lokal dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan ini menghasilkan modul
pembelajaran yang valid dan praktis dan efisien serta da baiknya guru terus berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengajar .
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suartika,dkk. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Word Square Berbasis
Kearifan Lokal terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA.International Journal of
Elementary Education. 3(1)
Jurnal 1 Jurnal 2
Halaman Judul dan Penerbit
Jurnal 1 Jurnal 2
Daftar Isi
Jurnal 1 Jurnal 2
Isi Artikel
Jurnal 1 Jurnal 2