OLEH
IRWANA JUFRI
B121 14 019
FAKULTAS HUKUM
UNIVESITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
i
HALAMAN JUDUL
OLEH
IRWANA JUFRI
B121 14 019
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
syukur Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat,
merupakan tugas akhir dan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.
yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang selalu ingin Penulis
banggakan dan bahagiakan yaitu, Ayahanda H. Muh. Jufri Jalil dan Ibunda
mereka. Dan tak lupa pula kepada saudara yang Penulis sayangi dan
banggakan Irwan Efendi Jufri dan Muh. Irsan Ramadani Jufri, yang telah
banyak memberi bantuan moriil dan materil, dorongan, doa dan semangat
viii
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan, kendala dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu, M.A selaku Rektor
Hasanuddin;
Bapak Dr. Zulkifli Aspan, S.H., M.H selaku pembimbing II yang telah
5. Bapak Prof. Dr. Marthen Arie, S.H., M.H, Bapak Dr. Muh. Hasrul,
S.H., M.H dan Ibu Eka Merdekawati Djafar, S.H., M.H, selaku tim
skripsi ini;
x
13. Teman-Teman magang Biro Hukum dan HAM Provinsi Sulawesi
14. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih pada Bagian Hukum
15. Dan semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan
Penulis
xi
DAFTAR ISI
xii
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Bangun Guna Serah di Kota Makassar .........49
B. Pengaruh Pelaksanaan Bangun Guna Serah pada
Pendapatan Daerah Kota Makassar ....................................58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 66
B. Saran .................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
undang”.
1
kemandirian untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangga
daerah1.
1
Ridwan HR, 2013, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 17.
2
Lihat Pada Pasal 91 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah.
2
kementrian negara/lembaga yang memberikan pelimpahan
wewenang.
3
Lihat pada Pasal 363 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
3
(1) dapat dilakukan oleh Daerah dengan: a. Daerah lain; b. pihak
kerja sama yang dimaksud dalam ayat (2) adalah kerja sama pihak
ketiga.
fungsi jabatan (3) Pengelolaan barang milik Negara atau daerah dan
(4) Mewujudkan fungsi dan tujuan Negara. Salah satu jenis kontrak
4
Ahmadi Miru, 2014, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta,
, hlm. 1.
5
Ansori Ilyas, 2017, Materi Kuliah Pada Mata Kuliah Kontrak Publik, Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin, Makassar.
4
publik yang mulai marak saat ini yaitu Bangun Guna Serah atau
Barang Milik Daerah, dimana pada Pasal 219 ayat (1) menjelaslkan
6
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
7
Lihat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
5
rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan b) tidak tersedia atau
dalam hal ini apakah kontrak publik yang dilakukan dengan sistem
Bangun Guna Serah sudah sesuai dengan aturan hukum yang ada
atau tidak serta apakah kerja sama dengan bentuk Bangun Guna
6
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
B. Rumusan Masalah
berikut:
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Makassar
7
Selain tujuan umum tersebut, tujuan penelitian ini dikhususkan
untuk :
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kontrak Publik
karena cakupan yang diatur oleh hukum luas sekali. Secara normatif
yang menentukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
bermasyarakat.
atau dua orang saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu.8
orang lain atau lebih.9 Pada dasarnya ada 4 (empat) kelemahan dari
8
Ahmadi Miru, Op.cit., hlm 1-2
9
Lihat Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pasal 1313.
10
Muh. Ilham Arisaputra, 2017, Materi Kuliah Pada Mata Kuliah Kontrak Publik, Fakultas
Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar.
10
2. Kata perbuatan mencakup juga perbuatan tanpa
uang kerena tidak mungkin terjadi jual beli jika kedua belah pihak
dari PT tersebut.
baik itu kontrak yang dilakukan secara tertulis maupun tidak tertulis. 11
11
Ibid., hlm 2-3
11
Faktor penyebab tumbuh dan berkembangnya hukum kontrak
lebih dikenal dengan istilah kontrak publik. Hal ini juga disebabkan
12
Salim HS, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Di Luar KUH Perdata, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hlm. 1.
13
Ibid., hlm 7
12
ada di depan kata “perjanjian”, sehingga seolah-olah dalam
fungsi jabatan (3) Pengelolaan barang milik Negara atau daerah dan
hukum yang terjadi antara dua pihak, hal yang diperjanjikan dalam
yang diperjanjikan.
14
Akh Munif, “Kontrak Standard Dalam Perjanjian Sewa Beli Rumah dan Akibat
Hukumnya”, Yustitia, Vol. 8 Nomor 1 November, 2008, hlm. 5
15
Ansori Ilyas, Op.cit.
13
Sepanjang kontrak tersebut tidak bertentangan dengan syarat
sahnya perjanjain maka kontrak itu sah menurut hukum, dalam Pasal
privat.16
bendungan sungai Syehan. Proyek ini senilai 231,5 juta dollar AS,
16
Lalu Hadi Adha, “Kontrak Build Operate Transfer Sebagai Perjanjian Kebijakan
Pemerintah Dengan Pihak Swasta”, Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 11 Nomor 3 September,
2011, hlm. 549
14
pada pemerintahan Turki (Turkish Electronical Authority). Perjanjian
kerja sama ini merupakan awal mula konsep Bangun Guna Serah
merupakan pola kerja sama pemilik tanah atau lahan dalam hal ini
17
Budi Santoso, 2008, Aspek Hukum Pembiayaan Proyek Infrastruktur Dengan Model
BOT (Build operate and, transfer), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 13.
18
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, Op.cit., Pasal 1
15
investor diberi hak untuk mengelola dan memungut hasil dari fasilitas
yaitu:20
1. Pembangunan (Build)
2. Pengoprasian (Operate)
19
Nazarkhan Yasin, 2006, Mengenai Kontrak Konstruksi di Indonesia, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 76.
20
Budi Santoso, Op.cit., hlm 16
16
tersebut untuk diambil manfaat ekonominya, bersamaan
21
Ima Oktorina, Kajian Tentang Kerjasama Pembiayaan dengan Sistem BOT dalam
Revitalisasi Pasar Tradisional, Tesis, Semarang, Universitas Diponegoro, 2010, hlm. 60-
61
17
Perjanjian Bangun Guna Serah melalui beberapa tahapan yang
2. Kontrak Kontraktor;
4. Supply agreement ;
5. Operational agreement ;
dinyatakan bahwa asas terpenting dalam kerja sama ini adalah “asas
pemilik lahan hanya memiliki lahan saja, setelah kerja sama dengan
perjanjian Bangun Guna Serah pada suatu saat dia juga bisa memilki
bangunan.
Begitu juga bagi investor yang tidak memiliki lahan, dia bisa
22
Vita Justisia, “Perjanjian Bangun Guna Serah (Build Operate and Transfer) Antara
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Dengan Pihak Swasta”, Nurani, Vol. 15 Nomor 1
Juni, 2015, hlm. 77
23
Ima Oktorina, Op.cit., hlm. 64-64.
18
kerja sama ini menganut asas kepastian hukum, hal ini dapat dilihat
kurangnya memuat. 25
1. Dasar perjanjian;
3. Objek BGS/BSG;
4. Hasil BGS/BSG;
5. Peruntukan BGS/BSG;
pembayarannya;
24
Ibid., hlm. 65.
25
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016, Op.cit., Pasal 230 ayat (3)
19
10. Ketentuan mengenai berakhirnya BGS/BSG;
11. Sanksi;
dengan biaya perolehan (dana dari pihak kedua atau investor). Bagi
pihak kedua (investor), dengan pola kerja sama Bangun Guna Serah
waktu yang telah ditentukan. Namun dengan kerja sama ini dapat
26
Muhammad Djafar Saidi, 2014, Hukum Keuangan Negara, Rajawali, Jakarta, hlm.40
20
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
1. Sewa
2. Pinjam pakai
27
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, Op.cit., Pasal 1 ayat (2)
28
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016, Op.cit., Pasal 1 ayat (28)
29
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah
21
3. Kerja sama pemanfaatan
APBN/APBD;
30
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, Op.cit., Pasal 36 ayat (2) huruf a
31
Budi Santosi, Op.cit., hlm. 17-20
22
d. Secara finansial juga secara administratif pemerintah tidak
mendatangkan keuntungan;
23
d. Dalam beberapa hal pemeritah diminta untuk menyelesaikan
pemerintah.
32
Budi Santoso. Ibid., hlm. 20
24
a. Proyek ini banyak mengandung resiko, baik resiko politik,
dibiayai;
konsensi.
25
Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daearah maka
oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain
33
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014, op. cit., Pasal 283
34
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009) hlm. 347
35
www.definisi-pengertian.com/2015/07/pengertian-keuangan-daerah.html?m=1 (Diakses 18
November 2017, 11:57 wita)
26
Drs. Tjahja Supriatna berpendapat bahwa keuangan daerah
3. Penerimaan daerah;
4. Pengeluaran daerah;
36
https://Pengertianmenurutahli.blogspot.co.id/2013/03/definisi-keuangan-daerah.html?m=1#
(Diakses 18 November 2017, 12:01 wita)
37
Philipus M. Hadjon dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, ( Yogyajarta : Gadja Mada
University Press, 2005) hlm. 117
38
Lihat Pada Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Keuangan Daerah.
27
5. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain
39
Soekarwo, Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Prinsip-Prinsip Good Financial
Governance, (Surabaya: Airlangga University Press, 2005) hlm. 111
40
Ibid., hlm. 113
28
keuangan suatu daerah. Pendapatan daerah meliputi semua
dana lancar yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran
dimaksud pada Pasal 21, terdiri atas: pajak daerah; retribusi daerah;
41
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, op.cit.,Pasal 20 ayat (2)
42
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 1
29
a. Pendapatan Asli Daerah
yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
43
Abid Muhtarom, Analisis PAD (Pendapatan Asli Daerah) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Kabupaten Lamongan Periode Tahun 2010-2015, Jurnal Ekbis, Volume. XII Nomor 1 Maret, 2015,
hlm. 660
44
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, op.cit., Pasal 3 ayat (1)
30
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu sumber keuangan
dari pos penerimaan pajak yang berisi pajak daerah dan pos retribusi
daerah, pos penerimaan non pajak yang berisi hasil perusahaan milik
45
Lihat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
46
Nur Indah Rahmawati, Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Alokasi Umum (DAU)
Terhadap Alokasi Belanja Daerah (Studi Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah),
Skripsi, Semarang, Universitas Diponegoro, 2010.
47
K. Debby Debora, Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Memenuhi APBD Pada
Pemerintahan Kota Medan, Skripsi, Medan, Universitas HKPB Nommensen, 2014, hlm. 8
31
sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, dan prioritas pembangunan
yang ditetapkan oleh penguasa itu sendiri, tanpa ada jasa balik dan
48
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah: Buku Seri Membudayakan Akuntabilitas Publik,
(Jakarta: Erlangga, 2010) hlm. 18
32
jasa timbal khusus terhadapnya). Anderson juga mengemukakan
bahwa pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang
dari wajib pajak tanpa tegen prestasi secara langsung dan bersifat
49
Muhammad Djafar Saidi, Pembaruan Hukum Pajak, (Jakarta : Rajawali, 2014) hlm.21-22
50
Ibid., hlm. 22
51
Ibid., hlm. 23
33
Pajak daerah adalah pajak yang diadakan oleh pemerintah
Marihot, Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah
daerah.53
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 ayat (10),
pemerintah pusat agar tidak terjadi pajak ganda nasional yang dapat
52
Ibid., hlm. 25-26
53
Marihot P. Siahaan, Pajak Daerah & Retribusi Daerah, (Jakarta : Rajagrafindo Pers, 2008) hlm.10
54
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, op. Cit., Pasal 1 ayat (10)
34
memberatkan wajib pajak. Dengan demikian, penentuan objek pajak
Daerah.55
55
Muhammad Djafar Saidi, op.cit., hlm. 26
35
parkir; pajak air tanah; pajak sarang burung walet; pajak bumi dan
tentang pajak daerah itu batal demi hukum, berarti dari semula tidak
pernah ada.56
56
Ibid., hlm. 26-27
36
Penerapan pajak tidak memberi dampak negatif bagi ekonomi lokal;
jasa yang diberikan oleh daerah bagi secara langsung maupun tidak
57
K. Debby Debora, op. cit., hlm.10-11
58
Ibid., hlm. 11
37
Pasal 108 ayat (1) dijelaskan bahwa objek retribusi antara lain: Jasa
orang pribadi atau badan. Jenis retribusi jasa umum pada Pasal 109
38
belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta.59 Yang
daerah.60
retribusi izin gangguan; retribusi izin trayek; dan retribusi izin usaha
perikanan.
59
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 op. cit., Pasal 126
60
Ibid., Pasal 127
39
(3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan
masyarakat.
keuagan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
61
Abdul Halim, Akuntansi Keuagan Daerah, (Jakarta : Salemba Empat, 2008) hlm. 98
62
Ibid., 98
40
Pendapatan denda pajak; Pandapatan denda retribusi; Pendapatan
penjualan.
b. Dana Perimbangan
63
Abid Muhtarom, op. Cit., hlm. 662-663
64
K. Debby Debora, op.cit., hlm. 23
41
alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena
meliputi:65 Dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi
khusus.
mengikat;
solvalibilitas;
65
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, op. cit., Pasal 23
66
Abid Muhtarom, op. Cit., hlm. 663
67
K. Debby Debora, op.cit., hlm. 24
42
5. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah
lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
68
Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, hlm. 34.
69
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2006, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat, Rajagrafindo Persada, Jakarta, hlm. 13-14.
43
pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), dan
70
Peter Mahmud Marzuki, Op.cit., hlm. 93-95
71
Syahruddin Nawi, 2014, Penelitian Hukum Normatif Versus Penelitian Hukum Empiris,
PT. Umitoh Ukhuwah Grafika, Makassar, hlm. 17.
72
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, hlm. 133.
44
menganalisis peraturan terkait dengan Bangun Guna Serah dalam
B. Pendekatan Penelitian
teori kontrak publik, teori Bangun Guna Serah dan teori pendapatan
daerah.
1. Jenis Data
73
Peter Mahmud Marzuki, Op.cit., hlm. 137
45
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan
daerah.
46
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan hukum yang memberi
2. Sumber Data
(observasi).
E. Analisis Data
47
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian hukum
48
BAB IV
PEMBAHASAN
74
Lulu Hadi Adha, “Kontrak Build Oprate Transfer sebagai Perjanjian Kebijakan
Pemerintah dengan Pihak Swasta”, Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 11 Nomor. 3 September
2011, hlm. 548.
49
Begitu pula halnya kedudukan pemerintah daerah yang
kontrak publik dengan pihak swasta. Salah satu contoh barang milik
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tempat atau tanah yang luas yang
obat keliling, dan berbagai aktivitas warga masyarakat kota ini yang
50
Serah. Bangun Guna Serah sendiri adalah pemanfaatan barang
dan fungsi;
75
Lihat pada Pasal 40 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007
Tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.
51
pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan
Makassar.
76
Dokumen Permohonan HPL Lapangan Karebosi, Tanggal 23 Maret 2018 Kantor
Walikota Makassar, Bagian Kerja sama.
52
INSTANSI NO. 44/HPI-TGT/UP/RO/85, tanggal 22 April 1985, Atas
lapangan selesai78.
77
Wawancara dengan Zulkiflie Marauni, tanggal 27 Maret 2018 Kantor Walikota
Makassar, Bagian Hukum dan HAM
78
Abdul Mahsyar, “Public Private Partnership: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Dalam
Pengelolaan Asset Publik di Kota Makassar”, Jurnal Administrasi Publik, Vol. 12 Nomor 1
April, 2015, hlm. 76
53
Permai Lestari satu-satunya peserta/peminat yang mendaftar dalam
Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan aturan hukum yang ada yang
sehingga hal ini dapat di batal demi hukum, dalam hukum Indonesia
Perdata (KUH Perdata), yaitu suatu hal tertentu dan sebab yang
daerah.
79
Wawancara dengan Zulkiflie Marauni, tanggal 27 Maret 2018 Kantor Walikota Makassar,
Bagian Hukum dan HAM.
54
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
PT. Tosan Permai Lestari selaku pegelola Bangun Guna Serah yang
80
Dokumen Permohonan HPL Lapangan Karebosi, Tanggal 23 Maret 2018 Kantor
Walikota Makassar, Bagian Kerja sama.
55
pemerintah (kontraktualisasi pemerintah) merupakan praktek yang
dibutuhkan dana yang sangat besar, yang akan terasa berat apabila
81
Kasman Abdullah, Hakikat Kontrak Publik, Materi Kulaiah pada Fukultas Hukum
Universitas Hasanuddin: Makassar (pdf).
56
baru pembiayaan proyek pembangunan. Dalam pengadaan
rakyat83.
82
Mercy M. Setlight, “Keadilan dalam Perjanjian Bangun Guna Serah (Build, Operate and
Transferred Contract/BOT)”, Jurnal Edisi Khusus, Vol. I Nomor 6, 2013. hlm. 90.
83
Ibid., hlm. 92.
57
Bangun Guna Serah dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal
58
pemerintahan84. Berbicara mengenai keuangan daerah maka tidak
merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu
a. pajak daerah
b. retribusi daerah
2. Dana perimbangan
84
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014, Op.cit., Pasal 283
85
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Op.cit.,Pasal 20 ayat (2)
86
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 1
59
Pengelolaan barang milik daerah yang dilakukan Pemerintah
bahwa sekitar 60% dari luas lahan yang dimanfaatkan adalah untuk
Abdul Mahsyar, “Public Private Partnership: Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Dalam
87
Pengelolaan Asset Publik di Kota Makassar”, Jurnal Administrasi Publik, Vol. 12 Nomor 1
April, 2015, hlm. 75
60
kekayaan daerah yang dipisahkan ataukah masuk secara umum
daerah/BUMD;
Negara/BUMN;
daerah bukan hasil bagian laba (bagi keuntungan) atas suatu hal
88
Abdul Halim, 2008, Akuntansi Keuagan Daerah, Salemba Empat, Jakarta, hlm. 98
61
disediakan oleh pengelola Bangun Guna Serah serta adanya tempat
Guna Serah juga dikenakan pajak serta retribusi yang hanya dapat
serta retribusi yang dimaksud adalah retribusi jasa usaha yang salah
89
Wawancara dengan Zulkiflie Marauni, tanggal 27 Maret 2018 Kantor Walikota Makassar,
Bagian Hukum dan HAM.
62
sesudah terjadinya Bangun Guna Serah90. Sebagai rujukan untuk
90
Dokumen Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2005 dan 2010, Tanggal 19 April 2018 Kantor Walikota Makassar, Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.
63
64
65
Berdasarkan Tabel diatas jumlah pendapatan daerah Kota
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
peserta/peminat tender.
B. Saran
67
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
68
Abdul Halim. 2008. Akuntansi Keuagan Daerah. Salemba Empat. Jakarta.
Pers. Jakarta.
Persada. Jakarta.
Pers. Jakarta
Jakarta.
69
. 2014. Pembaruan Hukum Pajak. Rajawali.
Jakarta
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Normatif: Suatu
Group. Jakarta.
Perundang-Undang:
70
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Keuangan Daerah.
Milik Negara/Daerah
Milik Negara/Daerah
Sumber Lain:
71
Ima Oktorina. 2010. Kajian Tentang Kerjasama Pembiayaan dengan
Akh Munif. 2008. Kontrak Standard Dalam Perjanjian Sewa Beli Rumah dan
Lalu Hadi Adha. 2011. Kontrak Build Operate Transfer Sebagai Perjanjian
I Nomor 6.
Vita Justisia. 2015. Perjanjian Bangun Guna Serah (Build Operate and
Zainal Asikin. 2013. Perjanjian Kerja Sama Antara Pemerintah Dan Swasta
Nomor 1.
72
Ansori Ilyas. Mata Kuliah Kontrak Publik. Fakultas Hukum Universitas
www.definisi-pengertian.com/2015/07/pengertian-keuangan-
https://Pengertianmenurutahli.blogspot.co.id/2013/03/definisi-keuangan-
73