Anda di halaman 1dari 30

III.F.

22-3

REGLEMEN SEMENTARA
PENGAMANAN EMPLASEMEN

SIDOARJO

PT. KERETA API (Persero)


DAERAH OPERASI VIII SURABAYA
2010

1
REGLEMEN SEMENTARA
PENGAMANAN EMPLASEMEN

SIDOARJO
Ditetapkan dengan Surat Manager Sintelis Daop VIII Surabaya
Tanggal ………………….. No. ……/…../……/2010

Dengan ini dicabut kembali reglemen pengamanan lama


Yang ditetapkan dengan Surat Kasi STL D. VIII Surabaya
Ttg. 28 Pebruari 2006 No. 108/D.VIII/STL/II/2006

2
DAFTAR ISI
REGLEMEN SEMENTARA PENGAMANAN EMPLASEMEN SIDOARJO
BAB ISI HALAMAN
I. Petunjuk 4
II. Keterangan Umum 4
A. Sinyal 4
Semboyan Menurut R.3 6
B. Wesel 6
C. Rel Isol & Kontak Rel 6
D. Alat-alat Pelayanan 6
Hubungan tingkapan blok di Ruah sinyal A 7
Hubungan tingkapan blo di Rumah sinyal B 8
E. Kedudukan Sinyal, Wesel, Hendel, Kruk dan Warna Tingkatan 10
Komunikasi telepon 10
F. Pengamanan Perjalanan Kereta Api 11
G. Daftar pengucilan dan kedudukan wesel 12
III. Pelayanan Alat-alat Pengamanan 12
A. Peraturan Umum 12
Petunjuk angka berwarna pada plat alamat 13
Mengembalikan Kruk,hendel sinyal dan Tinkapan dalam kedudukan biasa 13
Pengamanan perjalanan Kereta api dan langsiran 14
B. Pelayanan berbagai perjalanan Kereta api 14
1. Pelayanan Kereta api masuk 14
2. Pelayanan Kereta api berangkat 19
3. Pelayanan Kereta api jalan langsung 21
C. Tindakan Pada Saat Terjadi Gangguan 25
D. Pelayanan Langsiran 26
IV. A. Peraturan istimewa 26
1. Pemutusan plombir 26
2. Isyarat bahaya. 27
B. Tanggung jawab 27
V. Lampiran
Gambar situasi pengamanan emplasemen
Daftar pengamanan perjalanan kereta api dan kedudukan wesel
Gambar Panel indikator Kereta api berangkat

3
REGLEMEN SEMENTARA
PENGAMANAN EMPLASEMEN

SIDOARJO
Ditetapkan dengan Surat Manager Sintelis Daop VIII Surabaya
Ttg. …………………….. No. ……./……../……./……./2010
Dengan ini dicabut kembali reglemen pengamanan lama
Yang ditetapkan dengan Surat Kasi STL D.VIII Surabaya
Tgl. 28 Pebruari 2006 No. 108/D.VIII/STL/II/2006

BAB I
PETUNJUK
Pasal 1
Dalam reglemen ini yang dimaksud dengan:
P ialah: Petugas yang melayani peralatan sinyal di Pos P
A ialah: Petugas yang melayani peralatan sinyal di Rumah sinyal A.
B ialah: Petugas yang melayani peralatan sinyal di Rumah sinyal B.
Sepur I, II, III, IV ialah: Sepur Kereta api sebagaimana terlukis dalam gambar situasi pengamanan
emplasemen terlampir.
Sda ialah: pemimpin perjalanan kereta api (PPKA) Sidoarjo.
Gdg ialah: pemimpin perjalanan kereta api (PPKA) Gedangan.
Tga ialah: pemimpin perjalanan kereta api (PPKA) Tanggulangin.
Tln ialah: pemimpin perjalanan kereta api (PPKA) Tulangan.

BAB II
KETERANGAN UMUM
Pasal 2
A. Sinyal

Untuk mengamankan perjalanan keretaapi di Emplasemen Sidoarjo, dipasang sinyal-sinyal sesuai


gambar situasi pengamanan terlampir.
a. Jurusan Gedangan
1. di km 24 + 772 Sebuah sinyal masuk A berlengan dua, lengan atas A I berlaku untuk
kereta api dari Gedangan masuk ke sepur I atau jalan langsung melaiui

4
sepur tersebut, sedangkan lengan bawah A II / III / IV. Berlaku untuk
kereta api dari Gedangan masuk ke sepur II, III atau IV.
2. di km 24 + 292 Sebuah sinyal muka Am terkait dengan sinyal masuk A
3. di km 25 + 242 Sebuah sinyal blok D I berlengan satu, berlaku untuk kereta api berangkat
ke Gedangan dari sepur I.
4. di km 25 + 328 Sebuah sinyal blok D II berlengan satu, berlaku untuk kereta api berangkat
ke Gedangan dari Sepur II.
5. di km 25 + 328 Sebuah sinyal blok D III berlengan satu, berlaku untuk kereta api
berangkat ke Gedangan dari sepur III
6. di km 25 + 232 Sebuah sinyal blok D IV berlengan satu, berlaku untuk kereta api
berangkat ke Gedangan dari sepur IV
7. di km 24 + 772 Sebuah sinyal muka E I m berbentuk tebeng, terkait dengan sinyal E.I
berlaku untuk kereta api dari Gedangan berjalan langsung ke Tangulangin
melalui sepur I.

b. Di Jurusan Tanggulangin / Tulangan


1. di km 26 + 288 Sebuah sinyal masuk B berlengan dua, lengan atas B I berlaku untuk kereta
api dari Tanggulangin masuk ke sepur I atau jalan langsung melaiui sepur
tersebut, sedang lengan bawah B II/III berlaku untuk kereta api dari
Tanggulangin masuk ke sepur II atau III.
2. di km 26 + 792 Sebuah sinyal muka Bm terkait dengan sinyal masuk B.
3. di km 25 + 765 Sebuah sinyal blok E.I berlaku untuk kereta api berangkat ke Tanggulangin
dari sepur I.
4. di km 25 + 700 Sebuah sinyal blok E.II berlaku untuk kereta api berangkat ke Tanggulangin
dari sepur II
5. di km 25 + 785 Sebuah sinyal blok E.III berlaku untuk kereta api berangkat ke
Tanggulangin dari sepur III.
6. di km 26 + 291 Sebuah sinyal muka D.I m berbentuk tebeng, terkait dengan sinyal D.I,
berlaku untuk kereta api dari Tanggulangin berjalan langsung ke Gedangan
melalui sepur I
7. di km 26 + 158 Sebuah sinyal masuk C berlengan dua, lengan atas C.IV berlaku untuk
kereta api dari Tulangan masuk ke sepur IV sedang lengan bawah C.III
berlaku untuk kereta api dari Tulangan masuk ke sepur III.
8. di km 26 + 658 Sebuah sinyal muka Cm terkait dengan sinyal masuk C.

5
9. di km 25 + 781 Sebuah sinyal panggung dengan dua sinyal masing-masing berlengan satu,
sinyal blok F.III berlaku untuk kereta api berangkat ke Tulangan dari sepur
III. dan F.IV berlaku untuk kereta api berangkat ke Tulangan dari Sepur IV.

Semboyan Menurut R.3


Pasal 3

a. Sinyal masuk A, B dan C dapat menunjukkan semboyan 5d “Aman ”atau, 6b “Aman dengan
kecepatan terbatas atau 7c “Tidak Aman”.
b. Sinyal Blok D I, D II, D III, D IV, E I, E II, E III, F III dan F IV dapat menunjukkan semboyan 5c
“Aman” atau 7b “Tidak Aman”.
c. Sinyal muka Am, Bm, Cm dapat menunjukkan semboyan 5c “Aman” atau 6d “Aman dengan
kecepatan terbatas”.
d. Sinyal muka DIm dan EIm dapat menunjukkan semboyan 5a “Aman” atau 6c “Aman dengan
kecepatan terbatas”.

B. Wesel
Pasal 4

Semua wesel terlayan pusat digerakkan dengan roda wesel dan dilengkapi Penguncian Lidah Wesel.
Wesel 1 dan Wesel 7 masing-masing dilengkapi dengan sekat dua ganda. Sedangkan wesel 2,5 dan 6
masing-masing dilengkapi dengan kancing tunggal.

C. Rel Isol dan Kontak Rel


Pasal 5

a. Di sepur utama Di jurusan Gedangan di muka wesel 1,dan Di jurusan Tanggulangin di muka
wesel 7. dipasang Rel isol dengan kontak rel.
b. Di sepur utama Di jurusan Tulangan di muka wesel 5, dipasang kontak rel.

D. Alat-alat Pelayanan
Pasal 6

Di dalam rumah sinyal P ada sebuah perkakas hendel S & H: diatasnya dilengkapi:
a. Pesawat blok yang berisi tingkapan-tingkapan, yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga:

6
1). P dapat memberi izin kepada A untuk membuka blok Gedangan – Sidoarjo.
2). P dapat memberi petunjuk kepada A ke sepur mana kerera api dari Gedangan harus masuk.
3). P dapat menguasai kedudukan wesel-wesel dengan benar sewaktu kereta api dari Gedangan
masuk.
4). P dapat memberi ijin kepada A untuk memberi “Aman” salah satu sinyal blok untuk kereta api
berangkat ke Gedangan.
5). P dapat memberi ijin kepada B untuk membuka blok;Tanggulangin – Sidoarjo dan Tulangan –
Sidoarjo.
6). P dapat memberi petunjuk kepada B ke sepur mana kereta api dari Tanggulangin atau
Tulangan harus masuk.
7). P dapat menguasai B mengenai kedudukan wesel-wesel dengan benar sewaktu kereta api
dari Tanggulangin atau Tulangan masuk.
8). P memberi izin kepada B untuk memberi “Aman” sinyal blok untuk kereta api berangkat ke
Tanggulangin atau Tulangan
b. Panel indikator Kereta api berangkat. Yang dilengkapi dengan indikator arah dari mana
Kereta api berangkat, bunyi alarm, dan tombol penghenti bunyi alarm.

1. Hubungan tingkapan blok di rumah sinyal A.


Pasal 7

Di dalam rumah sinyal A ada sebuah perkakas hendel tipe S & H untuk melayani sinyal-sinyal, wesel-
wesel dan kancing-kancing seperti diterangkan pada gambar emplasemen terlampir dan sebuah hand
generator dipergunakan untuk melayani pintu perlintasan No. 60.
Diatas perkakas hendel S & H dilengkapi pesawat-pesawat blok yang berisi tingkapan-tingkapan dan
sekat penekan listrik yang dihubungkan dengan :
a. Tingkapan-tingkapan di Gedangan untuk hubungan blok Gedangan – Sidoarjo
b. Tingkapan-tingkapan di rumah sinyal P sehingga dengan pesawat-pesawat tersebut :
1). A dapat menerima ijin dari P untuk membuka blok Gedangan – Sidoarjo.
2). A dapat menerima petunjuk dari P ke sepur mana kereta api dari Gedangan harus masuk.
3). A dapat memberi kepastian kepada P bahwa wesel-wesel untuk masuknya kereta api dari
Gedangan telah terkunci.
4). A dapat menerima ijin dari P untuk memberi “Aman” salah satu sinyal blok untuk
pemberangkatan KA ke Gedangan.
c. Tingkapan-tingkapan di rumah sinyal B, dengan pesawat-pesawat tersebut:
1). A dapat menerima ijin dari B untuk memasukkan kereta api dari Gedangan ke sepur yang

7
dituju.
2). A dapat memberi ijin kepada B untuk memasukkan kereta api dari Tanggulangin ke sepur
yang dituju.
3). A dapat memberi ijin kepada B untuk memberangkatkan kereta api ke Tanggulangin dari
sepur I.
4). A dapat menerima ijin dari B untuk menarik “Aman” sinyal EIm untuk kereta api dari Gedangan
yang berjalan langsung lewat sepur I.
5). A dapat memberi ijin kepada B untuk memberi “Aman” sinyal DIm untuk kereta api dari
Tanggulangin yang berjalan langsung ke Gedangan lewat sepur I.
d. Rel isol dengan kontak rel tercantum dalam pasal 5, dengan pesawat tersebut A dapat mengunci
wesel-wesel untuk mengamankan Kereta api berangkat ke Gedangan.
e. Kontak rel tercantum dalam pasal 5, dengan pesawat-pesawat tersebut A dapat mengetahui,
bahwa kereta api yang datang dari Gedangan telah menginjak kontak rel tersebut.

2. Hubungan tingkapan blok dirumah sinyal B.


Pasal 8

Di dalam rumah sinyal B ada sebuah perkakas hendel S & H untuk melayani sinyal-sinyal, wesel-
wesel, kancing-kancing dan pintu
perlintasan no. 61 seperti diterangkan pada gambar emplasemen terlampir.
Diatas perkakas hendel dilengkapi pesawat blok yang berisi tingkapan-tingkapan dan sekat penekan
listrik yang dihubungkan dengan:
a. Kunci listrik di Tanggulangin dan Tulangan untuk hubungan blok Sidoarjo – Tanggulangin dan
Sidoarjo – Tulangan.
b. Tingkapan-tingkapan dirumah sinyal P sehingga dengan pesawat-pesawat tersebut:
1). B dapat menerima ijin dari P untuk membuka blok Tanggulangin – Sidoarjo atau Tulangan –
Sidoarjo.
2). B dapat menerima petunjuk dari P ke sepur mana kereta api dari Tanggulangin atau Tulangan
akan masuk.
3). B dapat memberi kepastian kepada P bahwa wesel-wesel untuk masuknya kereta api dari
Tanggulangin atau Tulangan telah terkunci.
4). B dapat menerima ijin dari P untuk memberi “Aman” salah satu sinyal blok guna
pemberangkatan kereta api ke Tanggulangin atau Tulangan
c. Tingkapan-tingkapan di rumah sinyal A dengan pesawat-pesawat tersebut:
1). B dapat menerima ijin dari A untuk memasukkan kereta api dari Tanggulangin atau Tulangan

8
ke sepur yang dituju.
2). B dapat menerima ijin kepada A untuk memasukkan kereta api dari Gedangan ke sepur yang
dituju.
3). B dapat memberi ijin kepada A untuk memberangkatkan kereta api ke Tanggulangin dari
sepur I
4). B dapat menerima ijin dari A untuk menarik “Aman” sinyal EI.m untuk kereta api dari
Tanggulangin ke Gedangan yang berjalan langsung lewat sepur I.
5). B dapat memberi ijin kepada A untuk menarik “Aman” sinyal DI.m untuk kereta api dari
Gedangan yang akan berjalan langsung ke Tanggulangin lewat sepur I.
d. Rel isol dengan kontak rel, tercantum dalam pasal 5, dengan pesawat tersebut B dapat mengunci
wesel-wesel untuk mengamankan kereta api berangkat ke Tanggulangin atau ke Tulangan.
e. Kontak rel tercantum dalam pasal 5, dengan pesawat-pesawat tersebut A dapat mengetahui,
bahwa kereta api yang datang dari Tanggulangin atau Tulangan telah menginjak kontak rel.

Di dalam rumah sinyal A ada sebuah perkakas hendel H tipe S & H 16 ganda dan 20 ganda dengan
11 hendel yang digunakan sebagai berikut:
Hendel 1 Untuk melayani sinyal muka Am
Hendel 2 Untuk melayani sinyal masuk A I serta menyekat wesel 1 dalam kedudukan biasa
Hendel 3 Untuk melayani sinyal masuk A II / III / IV, serta menyekat wesel 1 dlm kedudukan
tak biasa.
Hendel 4 Untuk melayani sinyal muka EI.m.
Hendel 6 Untuk melayani sinyal blok D I
Hendel 7 Untuk melayani sinyal blok D II
Hendel 8 Untuk melayani sinyal blok D III
Hendel 9 Untuk melayani sinyal blok D IV
Hendel 21 Untuk melayani kancing wesel 2 dalam kedudukan biasa maupun tak biasa.
Hendel 23 Untuk melayani wesel 1
Hendel 24 Untuk melayani wesel 2
Hendel 35 Untuk melayani wesel 3

Di dalam rumah sinyal B ada sebuah perkakas hendel H tipe S & H 16 ganda, 12 ganda dan 16 ganda
dengan 13 hendel yang digunakan sebagai berikut:
Hendel 2 Untuk melayani sinyal blok E.I.
Hendel 3 Untuk melayani sinyal blok E.II.
Hendel 4 Untuk melayani sinyal blok E.III

9
Hendel 6 Untuk melayani sinyal blok F.III
Hendel 7 Untuk melayani sinyal blok F.IV
Hendel 23 Untuk melayani kancing wesel 5 dalam kedudukan biasa maupun tak biasa.
Hendel 24 Untuk melayani kancing wesel 6 dalam kedudukan biasa maupun tak biasa.
Hendel 26 Untuk melayani wesel 4.
Hendel 29 Untuk melayani sinyal D I m.
Hendel 31 Untuk melayani wesel 5.
Hendel 33 Untuk melayani wesel 6.
Hendel 35 Untuk melayani wesel 7.
Hendel 37 Untuk melayani sinyal masuk C III.
Hendel 38 Untuk melayani sinyal masuk C IV.
Hendel 39 Untuk melayani sinyal muka Cm.
Hendel 42 Untuk melayani sinyal masuk B.I serta menyekat wesel 7 dalam kedudukan biasa.
Hendel 43 Untuk melayani sinyal masuk B.II / III serta menyekat wesel 7 dalam kedudukan tak
biasa.
Hendel 44 Untuk melayani sinyal muka Bm.

E. Kedudukan Sinyal, Wesel, Hendel, Kruk dan Warna Tingkapan


Pasal 9
1.Kedudukan biasa
Kedudukan biasa bagi:
1. Hendel ialah di bawah, dalam kedudukan ini maka:
a. Sinyal A, B, C,D.I, D.II, D.III, D.IV, E.I, E.II, E.III,F.III dan F.IV menunjukkan semboyan “ Tidak
Aman”.
b. Sinyal muka Am, Bm, Cm menunjukkan semboyan “Aman dengan kecepatan terbatas”.
c. Wesel-wesel dalam kedudukan sesuai gambar situasi pengamanan,serta tidak tersekat dan
tidak terkancing.
d. Kruk miring ke kanan dalam kedudukan ini hendel sinyal terkunci sedang hendel wesel
bebas.
2. Semua tingkapan-tingkapan listrik berwarna merah.
3. Indikator arah KA berangkat padam.

10
2. Komunikasi Telepon
Pasal 10

Dengan menggunakan lonceng panggil, knop-panggil dan telepon blok: P, A, B,Gdg,Tga dan Tln dapat
saling berkomunikasi. Isyarat panggilan melalui telepon blok ditetapkan seperti berikut:
Untuk rumah sinyal P = satu kali ( )
Untuk rumah sinyal A = dua kali ( )
Untuk rumah sinyal B = tiga kali ( )
Yang dipanggil menjawab dengan isyarat yang sama sebagai tanda mengerti.
Kemudian pemanggil dan yang dipanggil masing-masing mengangkat handset telepon yang bernama
stasiun yang hendak diajak bicara, kemudian dapat dilakukan pembicaraan.
Setelah selesai berkomunikasi handset telepon harus diletakkan lagi pada pesawatnya.

F. Pengamanan Perjalanan Kereta Api


Pasal 11

Perkakas tersebut dalam pasal-pasal di atas dipasang dan dihubungkan sedemikian rupa sehingga:

a. Dengan sinyal muka “Aman” dan sinyal masuk “Aman” serta terjaminnya kedudukan

wesel-wesel, dan bebasnya sepur-sepur yang bersangkutan, Kereta api dari

dapat masuk ke sepur

b. Dengan sinyal muka “Aman” dan sinyal masuk “Aman dengan kecepatan terbatas”

serta terjaminnya kedudukan wesel-wesel, dan bebasnya sepur-sepur yang bersangkutan Kereta

api dari dapat masuk ke sepur

c. Dengan sinyal blok “Aman” serta terjaminnya kedudukan wesel-wesel

yang bersangkutan kereta api dapat berangkat ke dari sepur

11
d. Dengan sinyal muka sinyal masuk dan sinyal Blok “Aman” serta terjaminnya

kedudukan wesel-wesel, dan bebasnya sepur-sepur yang bersangkutan, Kereta api dari

dapat berjalan langsung melalui sepur I.

G. Daftar Pengucilan Perjalanan Kereta Api dan Kedudukan Wesel


Pasal 12

Dalam reglemen ini dilampirkan:

a. Daftar pengucilan yang mengihtisarkan perjalanan kereta api yang dilakukan

bersamaan (serempak).

b. Suatu perjalanan kereta api yang tertulis mendatar dilakukan bersamaan dengan

perjalanan kereta api yang tertulis tegak, apabila kedua perjalanan kereta api itu bersilang di

suatu persegi yang yaitu dengan mengurut masing-masing lajurnya dari kiri ke kanan

dan dari atas ke bawah.


c. Daftar pengucilan dan kedudukan wesel untuk berbagai perjalanan kereta api.

BAB III
PELAYANAN PERALATAN PENGAMAN
A. Peraturan Umum
Pasal 13

Pelayanan perkakas hendel S & H pada umumnya diterangkan dalam R 13 Jilid IV A yang ditambah
dengan pasal-pasal tersebut di bawah ini.
Yang dimaksud dengan istilah:
a. Menekan tingkapan ialah menekan knopnya hingga tertenggat, sambil memutar induktor
sedikinya 10 putaran.
b. “Isyarat” ialah semboyan yang terdengar.
Cara memberi isyarat dengan knop panggil ialah:
a. Satu isyarat pendek = Memutar induktor satu kali sambil menekan knop tekannya.

12
b. Satu isyarat panjang = Memutar induktor tiga kali sambil menekan knop tekannya.
c. Banyak isyarat = Memutar induktor terus menerus sambil menekan knop tekannya,secara
berselang-selang dan melepaskannya selama dua putaran.
d. Isyarat bahaya = Enam isyarat pendek
Dalam pasal berikut apabila cara memberikan isyarat lonceng atau jenis isyarat yang diterimanya
tidak diterangkan lebih lanjut, maka yang dimaksud ialah satu isyarat pendek. Semua lonceng
panggil dan knop panggil diberi tanda singkatan nama Stasiun / Rumah sinyal yang dihubungkan
dengan alat itu.

Petunjuk angka berwarna pada plat alamat


Pasal 14

Di atas perkakas hendel pada plat petunjuk tertulis nomor-nomor hendel pada lajur yang harus
dibalik untuk melayani perjalanan kereta api, diterangkan dengan angka berwarna :
a. Merah ialah nomor hendel yang harus dibalik ke atas.
b. Hitam ialah nomor hendel yang harus berkedudukan dibawah.
c. Hijau ialah nomor kruk yang harus dibalik terlebih dulu sebelum kruk tersebut dapat dibalik.
d. Kuning ialah nomor kruk yang menjadi bebas setelah kruk tersebut dibalik.

Mengembalikan Kruk, Hendel Sinyal dan Tingkapan Dalam Kedudukan Biasa


Pasal 15.
1. A dan B tidak boleh mengembalikan hendel sinyal masuk dalam kedudukan biasa lagi
sebelum seluruh rangkaian kereta api yang masuk telah melewati seluruh wesel yang
dikuasainya.
2. A dan B tidak boleh mengembalikan hendel sinyal blok dalam kedudukan biasa lagi sebelum
seluruh rangkaian kereta api yang berangkat telah melewati rel isol yang dapat diketahui
pada tingkapan 9 (kunci wesel berangkat ke Gdg) di rumah sinyal A, tingkapan 1 (kunci wesel
berangkat ke Tga), tingkapan 9 (kunci wesel berangkat ke TLn) di rumah sinyal B menjadi
merah.
3. P tidak boleh mengembalikan tingkapan 4 (kunci wesel masuk dari Gdg) atau
tingkapan 17 (kunci wesel masuk dari Tga), tingkapan 10 (kunci wesel masuk dari
TLn) dalam kedudukan biasa lagi sebelum seluruh rangkaian kereta api yang masuk
benar-benar berhenti di stasiun dan membawa semboyan 21.

13
Pengamanan perjalanan Kereta api dan langsiran
Pasal 16.

1. Setelah A atau B mendapat perintah dari P untuk memasukan atau memberangkatkan kereta
api maka ia harus segera membebaskan sepur yang akan dilaluinya dan menghentikan
semua gerakan langsiran yang menuju sepur-sepur tersebut.
2. Juru langsir harus melaksanakan segala perintah yang diberikan A atau B, juru langsir boleh
tidak melaksanakan perintah yang diberikan oleh A atau B apabila tindakan tersebut untuk
mencegah bahaya.
3. A dan B harus meyakinkan sendiri bahwa kereta api yang melewati rumah sinyalnya telah
membawa semboyan 21. Jika semboyan 21 tidak ada atau kereta api yang bersangkutan
membawa semboyan 30 atau 31 maka ia harus segera melaporkan kepada P.
4. P, A atau B tidak boleh melayani tingkapan perintah/ ijin untuk pemasukkan atau
pemberangkatan suatu kereta api sebelum ia sendiri meyakinkan bahwa sepur yang akan
dilalui telah bebas adanya.
5. P, A dan B bertanggung jawab atas segala tindakan yang mereka lakukan dan berita yang
mereka berikan.

B. Pelayanan berbagai Perjalanan Kereta Api


Pasal 17.
DINAS SIANG
1. Pelayanan Kereta api masuk
a. Dari Gedangan masuk ke sepur I, II, III atau IV
1). Gdg minta “Blok” dengan satu isyarat panjang maka lonceng panggil “Gdg” dirumah
sinyal A dan P berbunyi.
2). Jika Sda tidak keberatan untuk memasukkan kereta api ke dalam bloknya, maka P
menekan tingkapan 2 sehingga tingkapan ini dan tingkapan 5 atas ( sekat penekan
listrik ) dirumah sinyal A menjadi putih.
3). Kemudian A menekan tingkapan 5 hingga tingkapan ini menjadi putih sedangkan
tingkapan diatasnya menjadi merah.
4). Setelah kereta api berangkat dari Gedangan dan Gdg melayani pesawat bloknya maka
tingkapan 2 di Rs.A menjadi putih. Sedangkan di P indicator KA berangkat dari Gdg
menyala merah disertai bunyi “ Alarm”. Apabila dihendaki P dapat menghentikan bunyi
alarm dengan menekan tombol THB.
5). A memberitahukan kedatangan kereta api kepada P dengan menekan knop panggil "P

14
Dari Gdg" hingga di P lonceng panggil "A Dad Gdg" berbunyi untuk memasukkan kereta
api dari Gedangan ke sepur I, II, III,atau IV.
6). P membalik salah satu kruk 2, 3, 4 atau 5 ke kiri dan menekan tingkapan 3 hingga
tingkapan ini dan salah satu tingkapan; 11, 12, 13 atau 14. di rumah sinyal A menjadi
putih.
7). A membalik wesel-wesel pada kedudukan sebagaimana mestinya, lalu membalik salah
satu kruk 11, 12, 13 atau 14. ke kiri.
8) A minta ijin kepada B dengan menekan knop panggil "B" diatas tingkapan 13 hingga
salah satu lonceng panggil "Dari Gedangan Ke Sepur I, II, III atau IV".di Rs.B berbunyi.
9). B membalik wesel-wesel sebagaimana mestinya, lalu membalik salah satu kruk 17, 18,
19 atau 20 ke kiri dan menekan tingkapan 23 hingga tingkapan ini serta tingkapan 1 di
rumah sinyal A menjadi putih.
10). A menekan tingkapan 4 hingga tingkapan ini dan tingkapan 4 di Rs. P menjadi putih.
Kemudian A membalik secara berturut-turut:
a. Untuk memasukkan kereta api ke sepur I membalik kruk 2 ke kiri dan hendel 2 ke
atas hingga sinyal masuk A menunjukkan semboyan “Aman”. Selanjutnya
membalik kruk 1 ke kiri dan hendel 1 ke atas hingga sinyal muka Am
menunjukkan semboyan “Aman”
b. Untuk memasukkan kereta api ke sepur II, III atau IV membalik kruk 3 ke kiri dan
hendel 3 ke atas hingga sinyal masuk A menunjukkan semboyan "Aman Dengan
Kecepatan Terbatas" Selanjutnya membalik kruk I ke kiri dan hendel 1 ke atas
hingga sinyal muka Am menunjukkan semboyan “Aman”.
11). Setelah kereta api masuk dan menginjak kontak rel, di muka wesel 1 maka di Rs.A
tingkapan sekat penekan listrik diatas tingkapan 2 menjadi putih.
12). Setelah kereta api benar-benar berhenti di muka Stasiun lengkap dengan membawa
semboyan 21 sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 15, P menekan
tingkapan 4 hingga tingkapan ini serta tingkapan 4 di rumah sinyal A menjadi merah.
13). Selanjutnya A menekan tingkapan 2 / 3, hingga tingkapan 2, 5 dan tingkapan sekat
penekan listrik diatas tingkapan 2 menjadi merah, tingkapan 3 menjadi putih, di rumah
sinyal P tingkapan 2 menjadi merah dan indicator KA berangkat dari Gdg padam
kembali.
14). A menekan tingkapan 11, 12, 13 atau 14 ,maka tingkapan 3 di rumah sinyal P menjadi
merah kembali, selanjutnya A menekan tingkapan 1 sehingga tingkapan 23 di Rs B
menjadi merah kembali.
15). Kemudian B mengembalikan kruk dan semua hendel ke kedudukan biasa lagi.

15
b. Dari Tanggulangin masuk ke sepur I, II, atau III.
1). Tga minta “Blok “ dengan dua isyarat panjang pada lonceng panggil “Tga”. Di rumah
sinyal B dan dirumah sinyal P lonceng panggil “Tga minta blok “berbunyi.
2). Jika Sda tidak keberatan untuk memasukkan kereta api kedalam bloknya maka P
menekan tingkapan 14 hingga tingkapan ini dan tingkapan sekat penekan listrik diatas
tingkapan 5 di rumah sinyal B menjadi putih.
3). Kemudian B menekan tingkapan 5 sehingga tingkapan ini menjadi putih sedang
tingkapan sekat penekan listrik diatasnya menjadi merah.
4). Setelah kereta api berangkat dari Tanggulangin dan Tga melayani pesawat bloknya,
maka tingkapan 43 di rumah sinyal B menjadi putih, sedangkan di P indicator KA
berangkat dari Tga menyala merah disertai bunyi “ Alarm”. Apabila dihendaki P dapat
menghentikan bunyi alarm dengan menekan tombol THB.
5). B memberitahukan kedatangan kereta api kepada P dengan menekan knop panggil "P
dari Tga" hingga dirumah sinyal P lonceng-panggil "B dari Tga" berbunyi untuk
memasukkan kereta api dari Tanggulangin ke sepur I, II, atau III .
6) P membalik salah satu kruk 13, 15,, atau 16. ke kiri dan menekan tingkapan 15, hingga
tingkapan ini dan salah satu tingkapan 30, 31,atau 32 di rumah sinyal B menjadi putih.
7). B membalik wesel-wesel pada kedudukan sebagaimana mestinya lalu membalik salah
satu kruk 30, 31atau 32 ke kiri.
8). B minta ijin kepada A dengan menekan knop panggil "A" diatas tingkapan 29 hingga
diRs.A.salah satu lonceng panggil "Dari Tga Ke Sepur I, II, atau III " berbunyi.
9). A membalik wesel-wesel sebagaimana mestinya lalu membalik salah satu kruk 29, 30
atau, 31 Ke kiri dan menekan tingkapan 29,30 atau 31 hingga tingkapan ini serta
tingkapan 44 di rumah sinyal B menjadi putih.
10). B menekan tingkapan 40 hingga tingkapan ini dan tingkapan 17 di rumah sinyal P menjadi
putih.
11). Kemudian B membalik secara berturut-turut :
a. Untuk memasukkan kereta api ke sepur I membalik kruk 42 ke kiri dan hendel
42 ke atas hingga sinyal masuk B menunjukkan semboyan "Aman"
Selanjutnya membalik kruk 44 ke kiri dan hendel 44 ke atas hingga sinyal
muka Bm menunjukkan semboyan “Aman”.
b. Untuk memasukkan kereta api ke sepur II atau III . membalik kruk 43 ke kiri
dan hendel 43 ke atas hingga sinyal masuk B menunjukkan semboyan "Aman
Dengan Kecepatan Terbatas". Selanjutnya membalik kruk 44 ke kiri dan
hendel 44 ke atas hingga sinyal muka Bm menunjukkan semboyan “Aman”.

16
12) Setelah kereta api masuk dan menginjak kontak rel di muka wesel 7 maka di B tingkapan
sekat penekan listrik diatas tingkapan 43 menjadi putih.
13). Setelah kereta api benar-benar berhenti di muka Stasiun lengkap dengan membawa
semboyan 21 sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 15, P menekan
tingkapan 17 hingga tingkapan ini serta tingkapan 40 di rumah sinyal B menjadi merah.
14). Selanjutnya A menekan tingkapan 42 / 43, hingga tingkapan 43, 5 dan tingkapan sekat
penekan listrik diatas tingkapan 43 menjadi merah, tingkapan 42 menjadi putih, di rumah
sinyal P tingkapan 14 menjadi merah dan indicator KA berangkat dari Tga padam
kembali.
15). B menekan tingkapan 30,31 atau 32 ,maka tingkapan 13,15 atau16 di rumah sinyal P
menjadi merah kembali, selanjutnya B menekan tingkapan 44 sehingga tingkapan 29,30
atau 31 di Rs.A menjadi merah kembali.
16). Kemudian B mengembalikan kruk dan semua hendel ke kedudukan biasa lagi.

c. Dari Tulangan ke sepur III atau IV


1). Tln minta "Blok" dengan dua isyarat panjang pada lonceng panggil "Tln" dirumah sinyal
B.dan dirumah sinyal P lonceng panggil "Tln Minta Blok" berbunyi .
2). Jika Sda tidak keberatan untuk memasukkan kereta api kedalam bloknya maka P
menekan tingkapan 12 hingga tingkapan ini dan tingkapan sekat penekan listrik diatas
tingkapan 7 di rumah sinyal B menjadi putih.
3). Kemudian B menekan tingkapan 7 sehingga tingkapan ini menjadi putih sedang
tingkapan sekat penekan listrik diatasnya menjadi merah.
4). Setelah kereta api berangkat dari Tulangan dan Tln melayani pesawat bloknya, maka
tingkapan 37 di rumah sinyal B menjadi putih, sedangkan di P indicator KA berangkat
dari Tln menyala merah disertai bunyi “ Alarm”. Apabila dhendaki, P dapat menghentikan
bunyi alarm tersebut dengan menekan tombol THB.
5). B memberitahukan kedatangan kereta api kepada P dengan menekan knop panggil "P
dari Tln" hingga dirumah sinyal P lonceng-panggil "B dari Tln" berbunyi untuk
memasukkan kereta api ke sepur III atau IV .
6). P membalik salah satu kruk 9 atau11 ke kiri dan menekan tingkapan 9, hingga tingkapan
ini dan salah satu tingkapan 27 atau 28 di rumah sinyal B menjadi putih.
7). B membalik wesel-wesel pada kedudukan sebagaimana mestinya lalu membalik salah
satu kruk 27 atau 28 ke kiri.
8). B minta ijin kepada A dengan menekan knop panggil "A" diatas tingkapan 39 hingga Di

17
Rs.A. salah satu lonceng panggil "Dari Tln Ke Sepur III, atau IV " berbunyi.
9). A membalik wesel-wesel sebagaimana mestinya lalu membalik salah satu kruk 33 atau
34 kekiri dan menekan tingkapan 33 atau 34 hingga tingkapan ini serta tingkapan 39 di
rumah sinyal B menjadi putih.
10). B menekan tingkapan 36 hingga tingkapan ini dan tingkapan 10 di rumah sinyal P menjadi
Putih.
11). Kemudian B membalik secara berturut-turut:
a. Untuk memasukkan kereta api ke sepur IV membalik kruk 37 ke kiri dan
hendel 37 ke atas hingga sinyal masuk C menunjukkan semboyan "Aman"
Selanjutnya membalik kruk 39 ke kiri dan hendel 39 ke atas hingga sinyal
muka Bm menunjukkan semboyan “Aman”.
b. Untuk memasukkan kereta api ke sepur III . membalik kruk 38 ke kiri dan
hendel 38 ke atas hingga sinyal masuk C menunjukkan semboyan "Aman
Dengan Kecepatan Terbatas". Selanjutnya membalik kruk 39 ke kiri dan
hendel 39 ke atas hingga sinyal muka Bm menunjukkan semboyan “Aman”.
12) Setelah kereta api masuk dan menginjak kontak rel di muka wesel 5 maka di B tingkapan
sekat penekan listrik diatas tingkapan 37 menjadi putih.
13). Setelah kereta api benar-benar berhenti di muka Stasiun lengkap dengan membawa
Semboyan 21 sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam pasal 15, P menekan
tingkapan 10 hingga tingkapan ini serta tingkapan 36 di rumah sinyal B menjadi merah.
14). Selanjutnya B menekan tingkapan 37 / 38, sehingga tingkapan 37, 5 dan tingkapan sekat
penekan listrik diatas tingkapan 37 menjadi merah, tingkapan 38 menjadi putih, di rumah
sinyal P tingkapan 12 menjadi merah dan indicator KA berangkat dari Tln padam
kembali.

2. Pelayanan Kereta api berangkat


a. Ke Gedangan Dari Sepur I, II, III atau IV
1). P memberitahu A bahwa P akan memberangkatkan KA ke Gedangan,dengan menekan
knop panggil Ke Gdg diatas tingkapan 4.
2). A minta "Blok" ke Gedangan dengan dua isyarat panjang pada knop panggil "Gdg".
3). Setelah "Gdg" melayani pesawat bloknya, maka tingkapan 8 di rumah sinyal A
menjadi putih.
4). Jika P telah mendapat warta aman dari Gdg dan akan memberangkatkan kereta api dari
sepur I, II, III atau IV. maka ia membalik salah satu kruk 2, 3, 4 atau 5 ke kanan dan
menekan tingkapan 5 hingga tingkapan ini dan salah satu tingkapan 6, 7 ,17atau 18. Di

18
rumah sinyal A menjadi putih.
5). A membalik wesel-wesel pada kedudukan sebagaimana mestinya lalu membalik salah
satu kruk 6, 7,17atau 18 ke kiri.
6). Kemudian A menekan tingkapan 9 hingga tingkapan ini menjadi putlh.dan membalik
salah satu hendel; 6, 7,8 atau 9 ke atas, hingga salah satu sinyal blok DI, D II,D III atau
D IV menunjukkan semboyan " Aman ".
7) Setelah kereta api berangkat dan meninggalkan rel isol dimuka wesel 1 maka tingkapan
9 menjadi merah kembali .Kemudian A mengembalikan hendel sinyal blok 6, 7,8 atau 9
dalam kedudukan biasa lagi.
8). Kemudian A menekan salah satu tingkapan 6, 7,17 atau 18 hingga tingkapan ini serta
tingkapan 5 di rumah sinyal P menjadi merah kembali.
9). Selanjutnya A mengembalikan kruk dan hendel ke kedudukan biasa dan menekan
tingkapan 8 sehingga tingkapan ini, tingkapan 5 dan tingkapan sekat penekan listrik
diatas tingkapan 5 menjadi merah sedang tingkapan 5 menjadi putih.
10). P mengembalikan kruk ke kedudukan biasa lagi.
11). Setelah kereta api masuk di Gedangan dan Gdg melayani pesawat bloknya maka
tingkapan 5 di rumah sinyal A menjadi merah kembali.

b. Ke Tanggulangin Dari Sepur I, II, atau III.


1). P memberitau B bahwa P akan memberangkatkan KA ke Tanggulangin dengan
menekan knop panggil Ke Tga diatas tingkapan 18.
2). B minta "Blok" kepada Tga dengan satu isyarat panjang dan menekan knop panggil
"Tga".
3). Setelah Tanggulangin melayani pesawat bloknya maka tingkapan 4 di Rs.B menjadi
putih
4). Jika P telah mendapat warta aman dari Tanggulangin dan akan memberangkatkan
kereta api dari sepur I,II atau III, maka ia membalik salah satu kruk 13, 15 atau 16 ke
kanan dan menekan tingkapan 18 hingga tingkapan ini dan salah satu tingkapan 2, 3
atau 4 dirumah sinyal B menjadi putih.
5). B membalik wesel-wesel pada kedudukan sebagaimana mestinya, lalu membalik salah
satu kruk 2, 3 atau 4 ke kiri.
6). Kemudian B menekan tingkapan 1 hingga tingkapan ini menjadi putih. Kemudian
membalik salah satu hendel 2, 3 atau 4 ke atas hingga salah satu sinyal blok E1, E II
atau, E III menunjukkan semboyan "Aman".
7). Setelah kereta api berangkat dan meninggalkan rel isol di muka wesel 7, tingkapan 1

19
menjadi merah kembali. Kemudian B mengembalikan hendel 2, 3 atau 4 ke kedudukan
biasa lagi.
8). Kemudian B menekan salah satu tingkapan 2, 3 atau 4 hingga tingkapan ini serta
tingkapan 18 di rumah sinyal P menjadi merah kembali.
9). Selanjutnya B mengembalikan kruk dan hendel ke kedudukan biasa dan menekan
tingkapan 4 / 5, dan tingkapan sekat penekan listrik diatas tingkapan 5 menjadi
merah sedangkan tingkapan 5 menjadi putih.
10). P mengembalikan kruk ke kedudukan biasa lagi.
11). Setelah kereta api masuk di Tanggulangin dan "Tga" melayani pesawat bloknya maka
tingkapan 5 di rumah sinyal B menjadi merah kembali.

c. Ke Tulangan Dari Sepur III, atau IV.


1). P memberitau B bahwa P akan memberangkatkan KA ke Tulangan dengan menekan
knop panggil Ke Tln diatas tingkapan 11.
2). B minta "Blok" kepada Tln dengan satu isyarat panjang dan menekan knop panggil
"Tln".diatas tingkapan 6.
3). Setelah Tln melayani pesawat bloknya maka tingkapan 6 di Rs.B menjadi putih
4). Jika P telah mendapat warta aman dari Tulangan dan akan memberangkatkan kereta
api dari sepur III, atau IV, maka ia membalik salah satu kruk 9 atau11 ke kanan dan
menekan tingkapan 11 hingga tingkapan ini dan salah satu tingkapan 14 atau 15
dirumah sinyal B menjadi putih.
5). B membalik wesel-wesel pada kedudukan sebagaimana mestinya, lalu membalik salah
satu kruk 14 atau 15 ke kiri. Kemudian menekan tingkapan 9 hingga tingkapan ini
menjadi putih.
6). Kemudian B membalik salah satu hendel 6 atau 7 ke atas hingga salah satu sinyal blok
F III atau, F IV menunjukkan semboyan "Aman".
7). Setelah kereta api berangkat dan meninggalkan kontak rel di muka wesel 5, tingkapan 9
menjadi merah kembali. Kemudian B mengembalikan hendel 6 atau 7 ke kedudukan
biasa lagi.
8). Kemudian B menekan salah satu tingkapan 14 atau 15 hingga tingkapan ini serta
tingkapan 11 di rumah sinyal P menjadi merah kembali.
9). Selanjutnya B mengembalikan kruk dan hendel ke kedudukan biasa dan menekan
tingkapan 6 / 7 dan tingkapan sekat penekan listrik diatas tingkapan 7 menjadi merah
sedangkan tingkapan 7 menjadi putih.

20
10). P mengembalikan kruk ke kedudukan biasa lagi.
11). Setelah kereta api masuk di Tulangan dan "Tln" melayani pesawat bloknya maka
tingkapan 7 di rumah sinyal B menjadi merah kembali.

3. Pelayanan Kereta api Jalan Langsung


a. DarI Gedangan Ke Tanggulangin MelaluI Sepur I
1). Gdg minta "Blok" dengan satu isyarat panjang ,sehingga di P dan di Rs.A lonceng
panggil Gdg minta buka blok berbunyi.
2). Jika P tidak keberatan untuk memasukkan kereta api ke dalam bloknya, maka P
menekan tingkapan 2 hingga tingkapan ini dan tingkapan sekat knop tekan listrik di
atas tingkapan 5 di A menjadi putih.
3). Kemudian A menekan tingkapan 5 hingga tingkapan ini menjadi putih, sedang
tingkapan sekat knop tekan listrik diatasnya menjadi merah.
4). P segera memerintahkan B minta "Blok" ke Tga dengan satu isyarat panjang dengan
menekan knop panggil "Ke Tga" diatas tigkapan 18.
5). B minta Blok keTga dengan menekan knop panggil Tga diatas tingkapan 4.
6). Bila Tga tidak keberatan maka Tga melayani pesawat bloknya sehingga tingkapan 4 di
B menjadi putih.
7). Setelah kereta api berangkat dari Gedangan dan Gdg melayani pesawat bloknya,
maka tingkapan 2 di Rs A menjadi putih, dan di .P indicator KA berangkat dari Gdg
menyala merah disertai bunyi Alarm . Apabila dihendaki P dapat menghentikan bunyi
alarm tersebut dengan menekan tombol THB.
8). A memberitahukan kedatangan kereta api kepada P dengan menekan knop panggil "P
Dari Gdg" hingga di P lonceng panggil "A Dari Gdg" berbunyi, untuk memasukkan
kereta api ke sepur I.
9). P membalik kruk 2 ke kiri dan menekan tingkapan 3 hingga tingkapan ini dan
tingkapan 11 di A menjadi putih.
10). A membalik wesel-wesel pada kedudukan sebagaimana mestinya lalu membalik kruk
11 ke kiri.
11). A minta ijin kepada B dengan menekan knop panggil " B " diatas tingkapan 7 sehingga
di B salah satu lonceng panggil " Dari Gdg Ke Sepur 1" berbunyi.
12). B membalik wesel-wesel sebagaimana mestinya lalu membalik kruk 17 ke kiri dan
menekan tingkapan 23 hingga tingkapan ini dan tingkapan 1 di A menjadi putih
selanjutnya B menekan tingkapan 8 sehingga tingkapan ini dan tingkapan 16 di A
menjadi putih.

21
13). Jika P telah mendapat warta aman dari Tga, maka P membalik kruk 13 ke kanan dan
menekan tingkapan 18 hingga tingkapan ini dan tingkapan 2 di B menjadi putih.
14). B membalik wesel-wesel sebagaimana mestinya, lalu membalik kruk 2 ke kiri.
15). Kemudian B menekan tingkapan 1 hingga tingkapan ini menjadi putih dan membalik
hendel 2 ke atas hingga sinyal blok E. I menunjukkan semboyan "Aman".
16). A menekan tingkapan 4 hingga tingkapan ini dan tingkapan 4 di P menjadi putih.
17). A membalik kruk 4 ke kiri dan hendel 4 ke atas sehingga sinyal tebeng D.I m
menunjukkan semboyan " Aman "
18). Kemudian A membalik kruk 2 ke kiri dan hendel 2 ke atas sehingga sinyal masuk A.I
menunjukkan semboyan " Aman ".
19). Selanjutnya A membalik kruk 1 ke kiri dan hendel 1 ke atas hingga sinyal muka Am
menunjukkan semboyan semboyan " Aman ".
20). Setelah kereta api masuk dan menginjak kontak rel dimuka wesel 1, maka di A
tingkapan kontak rel diatas tingkapan 2 menjadi putih.
21). Setelah kereta api lewat di stasiun lengkap dengan membawa semboyan 21, P
menekan tingkapan 4 hingga tingkapan ini serta tingkapan 4 di A menjadi merah
kembali.
22). Selanjutnya A menekan tingkapan 1 kemudian tingkapan 8 hingga tingkapan ini dan
tingkapan 8 di B serta tingkapan 3 di P menjadi merah kembali dan selanjutnya A
mengembalikan kruk dan hendel ke kedudukan biasa lagi.
23). Setelah kereta api meninggalkan rel isol di muka wesel 7 maka tingkapan 1 di Rs.B
menjadi merah kembali. Kemudian B mengembalikan hendel 2 ke kedudukan biasa
lagi.
24). Kemudian B menekan tingkapan 2 hingga tingkapan ini serta tingkapan 18 di P
menjadi merah kembali.
25). Selanjutnya B mengembalikan kruk dan hendel ke kedudukan biasa dan menekan
tingkapan 4 sehingga tingkapan ini, tingkapan 5 dan tingkapan sekat knop tekan listrik
diatas tingkapan 5 menjadi merah sedangkan tingkapan 5 menjadi putih.
26). P mengembalikan kruk ke kedudukan biasa lagi.
27). Setelah kereta api masuk Tga dan Tga melayani pesawat bloknya maka tingkapan 5 di
B menjadi merah kembali.

22
b. DarI Tanggulangin Ke Gedangan MelaluI Sepur I
1). Tga minta "Blok" dengan satu isyarat panjang ,sehingga di P dan di Rs.B, lonceng panggil
Tga minta buka blok berbunyi.
2). Jika P tidak keberatan untuk memasukkan kereta api ke dalam bloknya, maka P
menekan tingkapan 14 hingga tingkapan ini dan tingkapan sekat knop tekan listrik di atas
tingkapan 5 di B menjadi putih.
3). Kemudian B menekan tingkapan 5 hingga tingkapan ini menjadi putih, sedang tingkapan
sekat knop tekan listrik diatasnya menjadi merah.
4). P segera memerintahkan A minta "Blok" ke Gdg dengan satu isyarat panjang dengan
menekan knop panggil "Ke Gdg" diatas tigkapan 4.
5). A minta Blok ke Gdg dengan menekan knop panggil.Gdg diatas tingkapan 8.
6). Bila Gdg tidak keberatan maka Gdg melayani pesawat bloknya sehingga tingkapan 8 di
A menjadi putih.
7). Setelah kereta api berangkat dari Tga dan Tga melayani pesawat bloknya, maka
tingkapan 43 di B menjadi putih, dan di.P indicator KA berangkat dari Tga menyala
merah disertai bunyi Alarm . Apabla dihendaki, P dapat mengentikan bunyi alarm
tersebut dengan menekan tombol THB .
8). B memberitahukan kedatangan kereta api kepada P dengan menekan knop panggil "P
Dari Tga" hingga di P lonceng panggil "B Dari Tga" berbunyi, untuk memasukkan
kereta api ke sepur I.
9). P membalik kruk 13 ke kiri dan menekan tingkapan 15 hingga tingkapan ini dan
tingkapan 30 di B menjadi putih.
10). B membalik wesel-wesel pada kedudukan sebagaimana mestinya lalu membalik kruk
30 ke kiri.
11). B minta ijin kepada A dengan menekan knop panggil " A " diatas tingkapan 30 sehingga
di A salah satu lonceng panggil " Dari Gdg Ke Sepur I " berbunyi.
12) A membalik wesel-wesel sebagaimana mestinya lalu membalik kruk 29 ke kiri dan
menekan tingkapan 29 hingga tingkapan ini dan tingkapan 44 di B menjadi putih.
13). Jika P telah mendapat warta aman dari Gdg, maka P membalik kruk 2 ke kanan dan
menekan tingkapan 3 hingga tingkapan ini dan tingkapan 6 di A menjadi putih.
14). A membalik wesel-wesel sebagaimana mestinya, lalu membalik kruk 6 ke kiri.
15). Kemudian A menekan tingkapan 9 hingga tingkapan ini menjadi putih dan membalik
hendel 6 ke atas hingga sinyal blok D I menunjukkan semboyan "Aman".

23
16). B menekan tingkapan 40 hingga tingkapan ini dan tingkapan 17 di P menjadi putih.
17). B membalik kruk 29 ke kiri dan hendel 29 ke atas sehingga sinyal tebeng D.I m
menunjukkan semboyan " Aman "
18). Kemudian B membalik kruk 42 ke kiri dan hendel 42 ke atas sehingga sinyal masuk B.I
menunjukkan semboyan " Aman ".
19). Selanjutnya B membalik kruk 44 ke kiri dan hendel 44 ke atas hingga sinyal muka Bm
menunjukkan semboyan semboyan " Aman ".
20). Setelah kereta api masuk dan menginjak kontak rel dimuka wesel 7, maka di B tingkapan
kontak rel diatas tingkapan 43 menjadi putih.
21). Setelah kereta api lewat di stasiun lengkap dengan membawa semboyan 21, P menekan
tingkapan 17 hingga tingkapan ini serta tingkapan 40 di B menjadi merah kembali.
22). Selanjutnya B menekan tingkapan 44 kemudian tingkapan 30 hingga tingkapan ini dan
tingkapan 29 di A serta tingkapan 13 di P menjadi merah kembali dan selanjutnya B
mengembalikan kruk dan hendel ke kedudukan biasa lagi.
23). Setelah kereta api meninggalkan rel isol di muka wesel 1 maka tingkapan 9 di A menjadi
merah kembali. Kemudian A mengembalikan hendel 6 ke kedudukan biasa lagi.
24). Kemudian B menekan tingkapan 30 hingga tingkapan ini serta tingkapan 13 di P menjadi
merah kembali.
25). Selanjutnya A mengembalikan kruk dan hendel ke kedudukan biasa dan menekan
tingkapan 6 sehingga tingkapan ini, tingkapan 5 dan tingkapan sekat knop tekan listrik
diatas tingkapan 5 menjadi merah sedangkan tingkapan 5 menjadi putih.
26). P mengembalikan kruk ke kedudukan biasa lagi.
27). Setelah kereta api masuk Gdg dan Gdg melayani pesawat bloknya maka tingkapan 5 di
Rs.A menjadi merah kembali.

24
B. TINDAKAN PADA SAAT TERJADI GANGGUAN
Pasal 18.

1. Gangguan sinyal
Apabila terjadi Sinyal tidak dapat ditarik ” Aman ” maka pelayanan perjalanan KA harus dilayani
dengan bentuk 92 ( MS ) sesuai dengan aturan yang tertuang dalam R.19 jilid 1 pasal 26. Dan
apabila sinyal menunjukan semboyan ragu-ragu, maka Masinis harus mengambil aspek yang
terberat. Selanjutnya P segera melaporkan gangguan ini kepada pegawai bagian Sinyal.

2. Gangguan Blok
Apabila hubungan blok terganggu maka pelayanan keamanan perjalanan KA harus dilakukan
menggunakan ” Warta KA ” dengan komunikasi telepon yang direkam. Pelayanan perjalanan
KA harus dilayani dengan menggunakan bentuk 92 ( MS ). sesuai dengan aturan yang
tertuang dalam R.19 jilid 1 pasal 26. Selanjutnya P segera melaporkan gangguan ini kepada
pegawai bagian Sinyal.

3. Gangguan Wesel
Apabila Wesel terganggu dan mengakibatkan sinyal tidak dapat ditarik ” Aman ” maka P harus
berupaya mengarahkan wesel pada kedudukan yang diinginkan, kemudian menambat wesel
tersebut dengan apitan lidah wesel ( tongklem ). Pelayanan perjalanan KA harus dilayani
dengan menggunakan bentuk 92 ( MS ) sesuai dengan aturan yang tertuang dalam R.19 jilid 1
pasal 26. Selanjutnya P segera melaporkan gangguan ini kepada pegawai bagian sinyal.

4. Wesel terlanggar
Apabila suatu wesel dilewati KA / langsiran dari belakang dengan arah yang salah, maka wesel
tersebut akan terlanggar. Hal ini ditunjukan dengan roda hendel dan tanda merah pada roda
hendel tergeser dari tangkai hendelnya, disertai plombir kawatnya putus.
Pada kondisi demikian KA / langsiran yang melanggar wesel tersebut harus dilanjutkan
gerakannya sampai bebas wesel yang terlanggar dan tidak boleh sama sekali digerakan berbalik
arah dengan sebelumnya. Setelah wesel yang bersangkutan bebas dari KA / Langsiran tersebut,
kemudian P dapat mengembalikan roda hendel wesel ke posisi semula dengan menggunakan
tuas pembantu yang tersedia dan selanjutnmya P harus memeriksa kondisi wesel yang
terlanggar .
Apabila diyakini kondisi wesel tersebut baik, maka dapat dipergunakan untuk melayani
operasi KA .Tetapi apabila kondisinya meragukan maka sebelum melayani KA melewati

25
wesel tersebut, P harus membalik wesel tersebut kearah yang diinginkan serta menambatnya
menggunakan apitan lidah wesel ( tongklem ) yang tersedia. Pelayanan perjalanan KA harus
dilayani dengan menggunakan bentuk 92 ( MS ). sesuai dengan aturan yang tertuang dalam
R.19 jilid 1 pasal 26.
Selanjutnya P segera melaporkan hal ini kepada pegawai bagian sinyal.

C. PELAYANAN LANGSIRAN
Pasal 19.

Langsir Dalam Emplasemen


- A dan B mengatur sendiri semua wesel-wesel yang berhubungan dengan langsiran tersebut atas
perintah dari P. Pergerakan Langsiran tidak boleh melewati batas langsir dibelakang sinyal masuk
arah Gedangan,Tanggulangin maupun Tulangan.

BAB IV
A. PERATURAN ISTIMEWA
Pasal 20

a. Pemutusan Plombir
Mengenai hal pemutusan plombir pada alat pengamanan dan pengambilan tindakan
pada waktu ada gangguan, diterangkan dalam R.13 jilid IV A.
Hanya plombir yang bertali rami boleh diputus oleh P, A atau B atas perintah dan
tanggung jawabnya P, A atau B sendiri, sedang yang bertali kawat hanya boleh diputus oleh
pegawai bagian sinyal.
Apabila tingkapan kontak rel di A atau B karena suatu gangguan tidak menjadi putih,
yaitu pada waktu kereta api menginjak kontal rel yang bersangkutan, maka A atau B memutus
plombir yang bertali rami dan meniru cara bekerjanya tingkapan tersebut dengan mengutik
pengumpilnya satu kali ke atas. Hal ini hanya boleh dilakukan setelah kereta api benar-benar
masuk clan berangkat membawa semboyan 21 melewati rumah sinyalnya.
Peraturan ini berlaku juga bagi:
1. Tingkapan 9 di rumah sinyal A dan tingkapan I di rumah sinyal B bila kereta api telah
melewati rel isol.

26
2. Tingkapan " Ijin Buka BLok " diatasnya tingkapan di rumah sinyal , bila dirumah sinyal P

tingkapan telah dilayani.

3. Tingkapan di rumah sinyal P, bila tingkapan di rumah sinyal telah merah kembali.

b. Isyarat Bahaya
Jika Sda menerima suatu isyarat bahaya, maka semua hendel sinyal harus segera dikembalikan
dalam kedudukan " Tidak Aman " , lalu dengan semboyan tangan memberhentikan semua
perjalanan kereta api dan langsiran yang sedang dilakukan, kemudian ia minta penjelasan ke
stasiun sebelahnya.

B. Tanggung jawab
Pasal 21.

Sda bertanggung jawab atas tata tertib mengenai pelayanan dan tindakan-tindakan termaksud dalam
reglemen ini dan dalam hal melayani perkakas pelayanan ia diharuskan tunduk pada peraturan yang
tercantum dalam Reglemen 19 jilid 1 pasal 23.

Surabaya, …………………..2010
MANAGER Sintelis Daop VIII Surabaya

( …………………………………… )

27
DARI SEPUR
DARI KE DARI KE KEDUDUKAN

KE SEPUR
DARI TLN

KE TLN
GDG GDG TGA TGA WESEL DAN KANCING
KE DARI KE DARI KETERANGAN
Rs. A Rs. B
SEPUR SEPUR SEPUR SEPUR
KW KW KW
I II III IV I II III IV I II III I II III III IV III IV 1 2 2 3 4 5 5 6 6 7
DARI I o + +
GDG II - - - - + - - + WESEL KEDUDUKAN
KE III - - - + + + - - - - BIASA
SEPUR IV - + - + + - - WESEL KEDUDUKAN TAK
KE I o + � BIASA
GDG II - - -
DARI III - - - - Perjalanan KA tidak dapat
SEPUR IV - - + Dilakukan bersamaan
DARI TGA I o + + Perjalanan KA dapat
KE II - - - - + - - Dilakukan bersamaan
SEPUR III - - - + + + - - - - o Perjalanan KA dimungkinkan
KE TGA I o + Berjalan langsung
DARI II + - -
SEPUR III + + - - - -
DARI TLN III - - - + - - -
KE SEPUR IV - + - + + -
KE TLN III - - -
DARI SEPUR IV + + -
`DAFTAR PENGUCILAN PENGAMANAN PERJALANAN KERETA API DAN KEDUDUKAN WESEL ( Kanc
W5,Wgaris 6 ? )

28
29
GAMBAR PANEL INDIKATOR KERETA API BERANGKAT

INDIKATOR
KERETA API BERANGKAT

DARI GDG DARI TGA

DARI TLN

THB

30

Anda mungkin juga menyukai