Laprak Hisap
Laprak Hisap
5.4 Aquadest
Rumus Molekul : H2 O
Pemerian : Jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,
cair (Sheskey ed 8th , 2017 : 1012)
Kelarutan : Bercampur dengan kebanyakan pelarut polar
(Sheskey ed 8th , 2017 : 1012)
pH : 7 (Sheskey ed 8th , 2017 : 1012)
Stabilitas : Stabil dalam semua situasi (Sheskey ed 8th , 2017 :
1012)
Inkompabilitas : Dengan bahan yang bersifat hidrolisis (Sheskey ed
8th , 2017 : 1012)
Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat, tempat kering,
dan sejuk (Sheskey ed 8th , 2017 : 1012)
Kegunaan : Sebagai pelarut (Sheskey ed 8th , 2017 : 1012)
VIII. FORMULA
8.1 Formula 1
9.2 Penimbangan
9.2.1 Formula 1
Formula 1 2 1 1 2 1 2
Formula 1 2 1 2 1 2
• Uji friabilitas
Tablet Friabilitas
𝑎−𝑏 3,12−3,07
Formula 1 = F = x 100 % = x 100 % = 1,60 %
𝑎 3,12
𝑎−𝑏 3018−3000
Formula 2 = F = x 100 % = x 100 % = 0,60 %
𝑎 3018
Formula 1 2
1 8270 5550
2 1060 4170
3 9000 3950
4 8500 4530
5 9170 4780
6 8200 5360
7 8860 4340
8 8440 4280
9 9000 5460
10 8500 4550
11 8800 5090
12 9160 4140
13 8700 4740
14 9000 3700
15 9100 6100
16 9200 4980
17 8600 4650
18 8700 4500
19 8500 4520
20 9000 4100
Σx 167760 93490
x 8388 4674,5
Formula 2
7,5
Ketentuan kolom A = x 46,74 = 350,59 mg
100
Batas atas = 4674 mg + 350,59 mg = 5025,09
Batas bawah = 4674 mg - 350,59 mg = 4323,9
Interval tab A = batas bawah – batas atas
= 4323-91-5025,09
15
Ketentuan kolom B = x 4674,5 = 701,18 mg
100
Batas atas = 4674,5mg + 701,18 mg = 5375,68
Batas bawah = 4674,5mg - 701,18 mg = 3973,32
Interval tab B = batas bawah – batas atas
= 3973,32-5375,68
Penafsiran hasil :
Bobot rata- Penyimpanan bobot rata-rata
rata A B
< 25 mg 15 30
26-150 mg 10 20
151-300 mg 7,5 15
> 300 mg 75 0
Tidak boleh ada 2 tablet > 7,5 % (kolom A) dan tidak boleh ada 1 pun tablet >
15% (kolom B)
Kesimpulan : untuk formula 1 memenuhi syarat karena tidak ada tablet yang
melebihi rentang > 10% (139,82-170,89) dan tidak ada tablet yang melebihi
rentang > 20% (124,28-186,42), untuk formula 2 juga memenuhi syarat karena
tidak ada tablet yang melebihi rentang > 7,5 % (132,64-154,16) dan tidak ada tablet
yang melebihi rentang 15% (121,90-164,91).
• Uji waktu larut
Formula
1 2
8 mnt 24
42 mnt
detik
XI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan tablet hisap (lozenge)
dengan metode pembuatan secara tuang yang umum disebut sebagai tablet hisap
pastiles. Tablet hisap (lozenge) adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat, biasanya dengan bahan tambahan beraroma dan rasa manis, yang dapat
membuat tablet larut atau hancur perlahan dalam mulut. Tujuannya untuk mengobati
iritasi lokal atau infeksi pada mulut atau tenggorokan, tetapi dapat mengandung bahan
aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan. Pemilihan bentuk sediaan
pastiles dipilih untuk meningkatkan minat masyarakat dalam mengonsumsi suplemen
antioksidan dari bahan alam karena pastiles ini sangat diterima dengan baik karena
rasanya yang manis dan bentuknya menarik. (Narayanam, 2018).
Tujuan dari percobaan ini sendiri adalah untuk mengetahui proses pembuatan
tablet hisap dengan zat aktif, untuk mengetahui komponen dan fungsi setiap bahan
dalam formulasi tablet hisap (pastilles), melakukan evaluasi terhadap tablet hisap
dengan cara membandingkan hasil uji dengan persyaratan yang ada pada literatur dan
menimpulkan formulasi terbaik untuk tablet hisap berdasarkan hasil evaluasi.
Pada praktikum ini digunakan teknik melting and mold yaitu sukrosa dilelehkan
terlebih dahulu kemudian dicampurkan dengan eksipien lain hingga homogeny,
kemudian campuran dimasukkan ke dalam cetakan (Kasturi et al., 2019). Teknik ini
dalam pembuatan tablet dapat meningkatkan kelarutan dimana tablet hisap akan
melepaskan obat lebih cepat dari formulasi tablet hisap lainnya. Namun penggunaan
metode ini menghasilkan campuran yang lengket pada cetakan sehingga perlu
penambahan terigu atau sagu sebagai pelapis pada permukaan sediaan tablet
(Vidyadhara et al, 2015).
Digunakan minyak atsiri jahe (Zingiber officinale) sebagai zat aktif. Jahe
memiliki konstituen aktif yaitu senyawa fenolik dan terpen yang berlimpah. Senyawa
fenolik utama pada jahe adalah gingerol, shogaol, dan paradol. Beberapa komponen
utama dalam minyak atsiri dalam jahe berupa terpen, seperti β-bisabolene, α-
curcumene, zingiberene, farnesene, dan sesquiphellandrene. Selain itu, polisakarida,
lipid, asam organik, dan serat mentah juga ada dalam jahe (Prasad & Tyagi, 2015; Yeh,
et al., 2014).
Gambar 1. Senyawa Aktif pada Jahe (Sanchez et al, 2017)
Aksi farmakologi jahe antara lain mencegah mual dan postoperative nausea
dengan mekanisme aksi meningkatkan motilitas pada gastrointestinal. Aksi
farmakologi yang lain adalah hiperemesis gravidarum, muntah yang diinduksi oleh
kemoterapi dan osteoarthritis (Altman dan Marcussen, 2001).
Pada praktikum dibuat jenis soft lozenges atau pastiles yang merupakan salah
satu jenis dari tablet hisap yang dapat melepaskan zat aktifnya langsung di dalam mulut
atau tenggorokan dengan pertimbangan sifat dari minyak atsiri yaitu mudah menguap.
Bentuk dan rasa pastiles diharapkan lebih disukai karena lebih mudah dalam
penyimpanan dan penggunaan, sehingga sangat menguntungkan bagi konsumen yang
memiliki kesulitan dalam menelan karena cukup dengan mengulum soft lozenges dan
tidak diperlukan air minum. Bentuk dan rasa pastiles diharapkan lebih disukai karena
lebih mudah dalam penyimpanan dan penggunaan, sehingga sangat menguntungkan
bagi konsumen yang memiliki kesulitan dalam menelan karena cukup dengan
mengulum soft lozenges dan tidak diperlukan air minum (Allen, 2002).
Evaluasi ketiga adalah uji keseragaman bobot yang bertujuan untuk menjamin
keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet harus mempunyai bobot yang
hampir sama antara satu dengan yang lainnya sehingga keseragaman kadar zat aktif
dapat tercapai pula. Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah analytical balance.
Keragaman bobot merupakan salah satu parameter baik tidaknya suatu produksi tablet.
Uji keragaman bobot tablet bertujuan untuk melihat apakah tablet yang dicetak
mempunyai bobot yang seragam atau tidak. Keragaman bobot tablet terutama
memberikan pengaruh pada keseragaman kandungan zat aktifnya yang akhirnya akan
mempengaruhi efek terapi yang dihasilkan. Sebuah tablet dirancang dengan sejumlah
tertentu zat aktif yang terdapat pada tiap formula tablet. Pada evaluasi ini bertujuan
untuk menguji bahwa tablet mengandung jumlah zat aktif yang tepat. Keragaman bobot
dapat dianggap sebagai indikasi keseragaman dosis zat aktif yang diberikan dan
keseragaman distribusi zat aktif pada saat granulasi (Irfan et.al., 2015). Prinsipnya
sebanyak 10 tablet diambil secara acak lalu ditimbang masing-masing tablet. Rata rata
bobot kemudian dihitung bersama penyimpangan terhadap bobot rata-rata. Tidak boleh
ada 2 tablet yang masing-masing menyimpang dari bobot rata-
lebih besar dari 5 %, dan tidak boleh ada satupun tablet yang menyimpang dari
bobot rata-rata lebih dari 10%. impangan beratnya yaitu diharapkan tidak lebih dari 2
tablet dari masing- masing tablet yang menyimpang sebanyak 5% dari rata-ratanya dan
tidak satupun tablet yang menyimpang sebanyak 10%. Berdasarkan hasil pengamatan,
tablet formula 1 dan 2 pada pengujian ini telah memenuhi syarat, dapat diketahui bahwa
tidak ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5 % dan 10 % dari
bobot rata-rata pada masing-masing formula.
Evaluasi yang terakhir yaitu uji waktu larut, tujuan dari uji
waktu larut ini yaitu untuk menggambarkan cepat atau lambatnya tablet larut dalam
mulut. Waktu larut dilakukan dengan memasukkan sebuah tablet hisap ke dalam saliva
simulasi dengan volume 100 ml. Waktu larut dihitung dengan stopwatch mulai tablet
hisap tercelup sampai tablet hancur dan larut. Tablet hisap yang baik akan terlarut
dengan cepat dalam waktu 5-10 menit (Kalyan, 2012). Dari hasil evaluasi, uji waktu
larut pada formula 1 larut selama 8 menit 24 detik, maka dapat disimpulkan tablet
formula 1 memenuhi persyaratan karena masuk kedalam rentang 5-10 menit.
Sedangkan pada formula 2, tablet dapat larut selama 42 menit, maka dapat disimpulkan
tablet formula 2 tidak memenuhi persyaratan karena tidak masuk kedalam rentang.
Perbedaan waktu larut tiap formula dikarenakan perbedaan konsentrasi kombinasi
pengisi yaitu semakin rendah konsentrasi dari pengisi dan semakin tinggi konsentrasi
dari glukosa menghasilkan tablet yang lebih kompak dengan waktu hancur yang lebih
lama. Hal ini disebabkan oleh penggunan konsentrasi sukrosa dan glukosa yang
dominan menyebabkan pertumbuhan Kristal oleh sukrosa sehingga merubah bentuk
fisik dari tablet yang dihasilkan (Musazzi et.al., 2019).
XII. KESIMPULAN
1. Berdasarkan cara pembuatannya tablet hisap dapat dibedakan menjadi 2 yaitu troches
dan pastiles. Pada percobaan kali ini dilakukan pembuatan tablet hisap yang dibuat
dengan cara tuang (pastiles), prinsip kerjanya Dimana sukrosa dilelehkan terlebih
dahulu kemudian dicampurkan dengan zat aktif dan eksipien lain hingga homogen,
kemudian campuran dimasukkan ke dalam cetakan.
2. Hasil sediaan yang didapatkan pada percobaan dilakukan beberapa evaluasi yaitu uji
organoleptis dimana pada uji ini didapatkan bahwa tablet memenuhi persyaratan uji
organoleptis karena semua tablet seragam dan sesuai dengan karakteristik, lalu
dilakukan evaluasi keseragaman ukuran tablet didapatkan ketebalan dan diameter
memenuhi syarat. Lalu dilakukan evaluasi keseragaman bobot dimana kedua formula
tidak memenuhi syarat karena Pencampur serbuk yang tidak homogen dan
penimbangan yang tidak seragam untuk tiap tabletnya menyebabkan bobot tablet yang
diperoleh tidak seragam. Evaluasi uji kekerasan dimana hasilnya tidak memenuhi
syarat karena tidak masuk rentang tablet kecil yaitu 4 – 7 Evaluasi yang terakhir yaitu
evaluasi waktu larut dimana hasilnya tidak memenuhi persyaratan karena tidak masuk
kedalam rentang 5-10 menit.
3. Berdasarkan hasil evaluasi, pengujian ada yang memenuhi syarat pada evaluasi:
organoletis, uji keseragaman ukuran, dan uji friabilitas, dan tidak meemnuhi syarat
pada evaluasi: uji keseragaman bobot, uji kekerasan dan uji waktu larut.
Ansel C H, Loyd V, Popovich G., (2014). Bentuk Sediaan Farmasetis & Sistem
Penghantaran Obat Edisi 9. Jakarta: EGC.
Ansel. (2006). Pharmaceutical Calculation 12th edition, Lippincott William & Wikins,
Philadelphia – Tokyo.
Anwar, K., (2010), Formulasi sediaan tablet effervescent dari ekstrak kunyit (Curcuma
domestica Val.) dengan variasi jumlah asam sitrat – asam tartrat sebagai
sumber asam, Jurnal Sains dan Terapan Kimia, 4(2): 168- 178.
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). (2012). Hasil kegiatan pengawasan
obat dan makanan tahun 2012. Tersedia di: www.pom.go.id. Diakses
Desember 2023.
BPOM RI. (2016). Peraturan Kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Penggunaan Bahan
Tambahan Pangan Perisa. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Engka, D. L. (2016). Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dan Sirup Glukosa Terhadap Sifat
Kimia Dan Sensori Permen Keras Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.).
Jurnal Teknologi Pertanian. Universitas Sam Ratulangi.
Kailaku, S.I., Jayeng, S., dan Hernani, (2012), Formulasi granul effervesen kaya
antioksidan dari ekstrak daun gambir, Jurnal Pascapanen, 9(1): 27- 34.
Priani, D. (2021). Buku Ajar Teknologi Sediaan Solida. Bandung: CV. Sadari.
Sareen, S., Dua, K., & Saini, S. (2013). Chewable Tablets: A Comprehensive Review.
International Journal of Research in Pharmacy and Chemistry, 3(1), 97-105.
Sheskey,. et al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients. 8th Ed. London: The
Pharmaceutical Press.
Sjahwil LN, Andarwulan N, Hariyadi P. (2014). Tren flavour produk pangan di
Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. J Mutu Pangan 1(1): 9-18.
Syukri, W., J. T. (2018). Pemilihan Bahan Pengisi untuk Formulasi Tablet Ekstrak
Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl). Jurnal Sains Farmasi &
Klinis. 5(1): 66-71.
XIV. Lampiran 1 Penyusunan
NO NAMA BAGIAN
1 Fatika Hira Winda Sabaha pembahasan
(10060321168)
2 Indah Prayesti cover, tujuan percobaan,
(10060321169) prinsip
percobaanpreformulasi zat
aktif & tambahan,
preformulasi wadah kemasan
3 Angelica Khusuma Wardani analisis pertimbangan,
(10060321171) perhitungan & penimbangan
sediaan
4 Muhammad Fauzan prosedur pembuatan &
Mutaqien evaluasi sediaan, data
(10060321172) pengamatan
5 Irham Maulanarrasyid kesimpulan, sediaan akhir
(10060321173) wadah dan kemasan, daftar
pustaka, nyusun