Anda di halaman 1dari 4

Analisa Pembukaan Klinik Hemodialisis

Klinik hemodialisa adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan hemodialisa di luar rumah sakit secara rawat jalan dan mempunyai kerjasama dengan
rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan dialisis sebagai sarana pelayanan kesehatan
rujukannya.
Perizinan Klinik Hemodialisa Data Pasien Indonesia Hemodialis

Alur perizinan klinik hemodialisa adalah penguplodan Berdasarkan data yang di keluarkan oleh Indonesia
berkas, namun kita harus melengkapi formulir Renal Care Bahwa pada tahun 2018 jumlah pasien
pendaftaran pada lampiran 1 tentang persyaratan klinik Hemodialisa sudah mencapai 198.575
Hemodialisas. Proses Pengajuan berkas akan di riview
paling lambat 2 minggu pada hari kerja. Untuk Wilayah Banten sendiri Total pasien adalah 1073
Perawat berjumlah 283 dan mesin HD 289
Pendanaan pasien Hemodialisa Data Pasien HD Menurut Jenis Kelamin

Pasien laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan pasien


Pasien HD terbanyak adalah pasien umum dengan data perempuan, proporsi ini sesuai dengan profil pasien HD yang
32% dan asuransi kesehatan 15% askes BPJS 19% dan ditemukan pada beberapa negara lain. (Data terbaru 2022).
sisanya adalah gakin dan lain lainnya 12%.
Faktor Resiko HD Banten
Analisa Permintaan

Aspek lahan dan lokasi. Posisi Klinik Wijaya Kusuma berada


di Cilegon Banten dengan tingkat kepadatan penduduk 2.304
orang/ km2 sebesar 404.426 jiwa dan luas wilayah 175,50 Di wilayah Kota Banten, faktor risiko terbesar untuk
km². Komplikasi diabetes yang dapat menyebabkan pasien terdiagnosa penyakit gagal ginjal kronik adalah faktor
mengalami cuci darah adalah sebesar 0,5%. Sedangkan diabetes mellitus yaitu kira–kira sebesar 78%, diikuti oleh
jumlah penduduk yang terkena hipertensi yaitu sebanyak faktor risiko lain yaitu hipertensi sebesar 70%, gaya hidup
65.048.110 jiwa. Komplikasi hipertensi yang dapat seperti merokok kira–kira sebesar 57%, usia tua lebih dari 60
menyebabkan pasien mengalami cuci darah adalah sebesar tahun kira kira sebesar 41%.
0,2 %
KLINIK PUPUK KUJANG DEPARTEMEN TRANSFORMASI BISNIS
PERIZINAN KLINIK HEMODIALISA

1. Surat permohonan yang didalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan keabsahan


dokumen & data di atas kertas bermaterai Rp 6.000
2. Identitas Pemohon/Penanggung Jawab • WNI : Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu
Keluarga (KK) (Fotokopi)
3. Jika dikuasakan Surat kuasa di atas kertas bermaterai RP 6.000 dan KTP orang yang diberi
kuasa
4. Jika Usaha Perorangan • NPWP Perorangan (Fotokopi) Jika Badan Hukum / Badan Usaha
• Akta pendirian dan perubahan (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jika ada) (Fotokopi) •
SK pengesahan pendirian dan perubahan (Fotokopi) yang dikeluarkan oleh : •
Kemenkunham, jika PT danYayasan • Kementrian, jika Koperasi • Pengadilan Negeri, jika
CV • NPWP Badan Hukum (Fotokopi)
5. Izin Operasional Rumah Sakit yang masih berlaku
6. Surat Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) dokter-dokter spesialis konsulen
7. Surat Izin Perawat (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) Perawat bersertifikat hemodialisa
8. Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari dokter penanggung jawab yang
menyatakan kesanggupan sebagai dokter penanggung jawab Upaya Pelayanan
Hemodialisa (UPH)
9. Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari setiap dokter spesialis yang
menyatakan kesediaan sebagai dokter konsulen
10. Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemohon yang menyatakan akan
mematuhi ketentuan yang berlaku
11. Surat persetujuan dari pimpinan jika PNS atau TNI atau POLRI yang aktif
12. Surat Keputusan (SK) di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemilik hemodialisa yang
memutuskan pengangkatan penanggung jawab UPH
13. Sertifikat perawat khusus di bidang hemodialisa [Fotokopi]
14. Rekomendasi dari Persatuan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI)
15. Proposal teknis yang dilengkapi dengan: • Daftar peralatan medis dan non medis • Daftar
personalia UPH • Struktur organisasi UPH • Program dan tarif pelayanan yang akan
diselenggarakan
Persyaratan Klinik Hemodialisa
Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812 tahun
2010 Tentang penyelenggaraan pelayanan dialis pada fasilitas pelayanan kesehatan, setiap
penyelenggaraan pelayanan hemodialisa harus memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan.
Persyaratan sebagaimana pada ayat (1) meliputi sarana dan prasarana, peralatan, serta ketenagaan.
Pada pasal 4 PMK no. 812 tahun 2010, persyaratan sarana dan prasarana sebagaimana yang
dimaksud sekurang-kurangnya meliputi :
1) Ruang peralatan mesin hemodialis untuk kapasitas 4 (empat) mesin hemodialisis
2) Ruang pemeriksaan dokter/konsultasi

3) ruang tindakan
4) Ruang perawatan, ruang sterilisasi, ruang penyimpanan obat dan penunjang medik
5) Ruang administrasi dan ruang tunggu pasien, dan
6) Ruangan lainnya sesuai kebutuhan.

Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya meliputi :

1) 4 (empat) mesin hemodialisis siap pakai


2) Peralatan medik standar sesuai kebutuhan
3) Peralatan reuse dialiser manual atau otomatik

4) Peralatan sterilisasi alat medis


5) Peralatan pengolahan air untuk dialisis yang memenuhi standar, dan
6) Kelengkapan peralatan lain sesuai kebutuhan
Persyaratan ketenagaan sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya meliputi :
1) Seorang Konsultan Ginjal Hipertensi (KGH) sebagai Supervisor Unit Dialisis yang bertugas
membina, mengawasi, dan bertanggung jawab dalam kualitas pelayanan dialisis suatu unit dialisis
yang menjadi afiliasinya.
2) Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi (Sp.PD KGH) yang memiliki
Surat Izin Praktik (SIP) dan atau Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang terlatih bersertifikat
pelatihan hemodialisis yang dikeluarkan oleh organisasi profesi sebagai penanggung jawab.
3) Perawat mahir hemodialisis minimal sebanyak 3 orang perawat untuk 4 mesin hemodialisis dari
organisasi profesi,
4) Teknisi elektromedik dengan pelatihan khusus mesin dialisis, dan 5) Tenaga administrasi serta
tenaga lainnya sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai