Akhirnya saya mengajak masyarakat untuk juga peduli turut mendonorkan darahnya di bulan suci
yang penuh magfirah dari Allah SWT. Tidak ada donor tidak ada darah. Darah adalah hidup buat
pasien yang memang membutuhkan. Mari berdonor darah dalam keadaan sulit darah untuk
menyelamatkan nyawa orang lain.
DONOR DARAH
a. Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :
umur 17 - 60 tahun
( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua.
Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3
bulan atas pertimbangan dokter )
Hemoglobin
Wanita minimal = 12 gr %
Pria minimal = 12,5 gr %
Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurangkurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau
profilaksis
Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles,
tetanus toxin.
Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
Sedang menyusui
Ketergantungan obat.
Sifilis
Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk
mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum
suntik tidak steril)
Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.
kembali ke atas
Dokter yang merawatlah yang menentukan pasien membutuhkan darah atau tidak
Membawa formulir khusus rangkap 4 atau 5 untuk permintaan darah yang telah diisi oleh dokter
yang merawat disesrtai contoh darah pasien dengan identitas yang jelas.
Formulir dan contoh darah tersebut dikirim ke Bank Darah di rumah sakit atau laboratorium
UTDC PMI setempat. Untuk Daerah Jakarta, darah dapat diperoleh di UTDD PMI DKI Jakarta, Jl.
Kramat Raya No.47, apabila persediaan darah yang diminta oleh dokter tidak ada di bank darah
rumah sakit tmaka bawalah donor pengganti ke UTDC setempat.
Atas dasar permintaan dokter di RS tersebut UTDC melakukan pemeriksaan reaksi silang antara
contoh darah donor dengan contoh darah pasien, yang memakan waktu lebih kurang 1,5 jam.
Pemeriksaan ini mutlak harus dilakukan walaupun golongan darah pasien dengan golongan
darah donor sama. Bila dalam pemeriksaan silang tidak terdapat kelainan maka barulah darah
donor diberikan kepada pasien. Bila pada pemeriksaan ditemukan kelainan atau ketidakcocokan
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari sebab kelainan atau ketidakcocokan
tersebut.
MOBIL UNIT
Untuk penyumbangan berkelompok, mobil unit baru dapat melayani permintaan untuk menjadi
donor darah sukarela jika minimal ada 40 orang perkelompok.
Wilayah di luar DKI Jakarta, dapat menghubungi Unit-Unit Transfusi Darah PMI Cabang , seperti
berikut :
12
13
14
V
15
16
17
18
20
VI
21
VII
22
VIII
23
24
IX
25
X
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
0761 - 23126
0771 - 22734
0778 - 450626
0711 - 356282
0717 - 432467
0719 - 21585
0731 - 21798
0735 - 20298
0741 - 61827
0736 - 27018
0721 - 702147
0724 - 22095
021 - 3906666
022 - 4208677
022 - 5950035
0254 - 200724
021 - 5523582
0251 - 342864
0251 - 29491
0266 - 225180
0266 - 225343
0262 - 233672
0265 - 331325
0267 - 405190
0231 - 201003
0231 - 207587
0264 - 200100
021 - 8855713
0263 - 265167
0264 - 91423
0252 - 21087
44
45
46
47
48
Kab Majalengka
Kab Ciamis
Kab Sumedang
Kab Indramayu
Kab Kuningan
0233 - 22048
0265 - 771405
0261 - 81623
0234 - 272324
0232 - 81505
kembali ke atas
BIAYA PENGGANTIAN
adalah upaya
penggunaan darah
pengobatan dan
ini mencakup antara
donor,penyumbangan
pengamanan,
penyampaian darah
Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai standar yang telah ditetapkan,
sehingga darah yang dihasilkan adalah darah yang keamanannya terjamin. Demikian juga dengan
donornya, donor yang menyumbagkan darahnya juga tetap selalu sehat.
Kelancaran pelaksanaan upaya kesehatan transfusi darah di atas sangat terkait dengan dukungan faktor
ketenagaan, peralatan, dana dan sistem pengelolaannya yang hakikatnya kesemuanya itu memerlukan
biaya.
Biaya yang dibutuhkan untuk proses kegiatan tersebut diatas adalah biaya pengelolaan darah ( Service
Cost) , yang pada prakteknya manfaatnya ditujukan kepada pengguna darah di rumah sakit. Penarikan
service cost/biaya pengelolaan darah untuk pemakaian darah dilakukan semata-mata sebagai
penggantian pengelolaan darah sejak darah diambil dari donor sukarela sampai darah ditransfusikan
pada orang sakit dan bukan untuk membayar darah.
Pengelolaan Darah
Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai
dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara lain :
Rekruitmen donor.
Dan lain-lain.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan sarana penunjang teknis dan personil seperti :
Kantong darah.
Reagensia untuk memeriksa uji saring, pemeriksaan golongan darah, kecocokan darah donor
dan pasien.
Alat-alat untuk menyimpan dan alat pemisah darah menjadi komponen darah.
Peranan ketersediaan prasarana di atas sangat menentukan berjalannya proses pengolahan darah.
Untuk itu pengadaan dana menjadi penting dalam rangka menjamin ketersediaan prasarana tersebut,
PMI menetapkan perlunya biaya pengolahan darah ( service cost).
"Service Cost "
Besarnya jumlah Service Cost yang ditetapkan standar oleh PMI adalah sebesar Rp 128.500,- Namun
demikian dalam prakteknya di beberapa rumah sakit, terutama swasta, jumlahnya bisa disesuaikan
dengan keadaan RS-nya. oleh karena adanya kebijakan "subsidi silang". Bagi yang tak mampu,
pembebasan service cost juga dapat dikenakan sejauh memenuhi prosedur administrasi yang berlaku.
"Service cost" tetap harus dibayar walaupun pemohon darah membawa sendiri donor darahnya.
Mengapa demikian? Karena bagaimanapun darah tersebut untuk dapat sampai kepada orang sakit yang
membutuhkan darah tetap memerlukan prosedur seperti tersebut diatas.
Demikian pula Service Cost tetap ditarik walaupun PMI telah menerima sumbangan dari masyarakat
karena hasil sumbangan masyarakat tersebut masih jauh dari mencukupi kebutuhan operasional Unit
Darah Daerah PMI DKI Jakarta.
Penarikan service cost di Jakarta khususnya dapat dilakukan di :
+ Rumah Sakit
Rumah sakit yang sudah mempunyai Bank Darah atau yang belum mempunyai Bank Darah tetapi
permintaan darahnya banyak.
Kemudian UTDD PMI DKI akan menagih setiap bulan ke rumah sakit tersebut, berdasarkan jumlah
pemakaian darah.
Plasma
Antibodi B
antibodi A
tak ada antibodi
Antibodi Anti A &
Anti B
Definisi
Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di
bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah.
Syarat Donor Darah
Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis
dari orang tua)
Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 160 mmHg, diastole = 70 100 mmHg
Bagi penyumbang darah wanita: tidak sedang haid, hamil atau menyusui
Tidak menderita penyakit jantung, hati, paru, ginjal, kencing manis, pendarahan, kejang,
kanker, atau penyakit kulit kronis
Manfaat Donor Darah
isi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, kita akan mendapat pasokan baru setiap
kali kita akan mendonorkan darah
Okidoki, akhirnya artikel Tentang Darah dan Donor Darah (Bagian 2, Donor Darah) selesai juga. Sesuai
janji saya, kali ini kita akan bahas mengenai Donor Darah secara mendetail. Oke, langsung saja kita
bahas mengenai Donor Darah.
Donor Darah = Menyumbangkan darah untuk tujuan transfusi darah. Donor darah juga merupakan
sebutan bagi orang menyumbangkan darah nya kepada orang lain.
Transfusi Darah = Proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat dan memenuhi persyaratan ke
orang yang membutuhkan.
Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap atau komponen darah.
keping-keping darah.
Jenis donor darah ada dua yaitu :
Darah yang telah diambil harus mengalami pengujian untuk memastikan bebas
dari penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, dan Sifilis. Setelah itu, darah
disimpan untuk menunggu digunakan.
SYARAT-SYARAT PENDONOR DARAH
hati, paru, ginjal, kencing manis, kejang, kanker atau penyakit kulit kronis.
Bagi wanita yang sedang haid, hamil atau menyusui tidak diperkenankan
mendonorkan darahnya.
kesehatan.
Petugas memeriksa kesehatan calon donor sesuai syarat yang telah ditentukan.
Asisten Transfusi Darah (ATD) yang terampil dan berpengalaman akan mengambil
darah calon donor sehingga pengambilan darah dapat berlangsung dengan cepat
(10 menit) dan aman.
Calon donor mendapatkan kartu tanda anggota donor darah. Kartu ini sebagai bukti
Membuat tubuh semakin sehat sebab dengan mendonorkan darah tubuh akan
kepedulian sosial
Bagaimana, tertarik menjadi donor darah? Silahkan saja, tidak perlu ragu. Saya sendiri berminta, tapi
sayang umur belum cukup, hehee :D
Ingatlah BERBAGI KEBAIKAN, SEBERAPA KECILPUN TIDAK PERNAH SIA-SIA. Terimakasih telah
meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, dan semoga bermanfaat.
Transfusi darah adalah suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien
akibat kecelakaan, operasi pembedahan atau oleh karena suatu penyakit. Darah yang tersimpan di
dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui selang infus.
Kapan kita memerlukan transfusi darah?
Transfusi darah diperlukan saat anda kehilangan banyak darah, misalnya pada :
Penyakit yang menyebabkan terjadinya perdarahan misal maag khronis dan berdarah.
Penyakit yang menyebabkan kerusakan sel darah dalam jumlah besar, misal anemia hemolitik
atau trombositopenia.
Jika anda menderita penyakit pada sumsum tulang sehingga produksi sel darah terganggu seperti
pada penyakit anemia aplastik maka anda juga akan membutuhkan transfusi darah. Beberapa
penyakit seperti hemofilia yang menyebabkan gangguan produksi beberapa komponen darah maka
anda mungkin membutuhkan transfusi komponen darah tersebut.
Apakah transfusi darah aman?
Menurut Palang Merah Indonesia (PMI), darah transfusi di Indonesia relatif aman dan bebas dari segala
macam penyakit berbahaya. Setiap darah donor akan dilakukan pemeriksaan yang ketat sehingga
jarang sekali seseorang mendapatkan penyakit dari darah donor.
Masalah utama transfusi darah yang saat ini masih ada adalah kecelakaan akibat ketidakcocokan
golongan darah. Meskipun angka kejadiannya boleh dikatakan sangat kecil namun inkompabilitas
transfusi darah ini beresiko menyebabkan penderita mengalami reaksi yang sangat serius dan
mengancam nyawa.
Beberapa penderita mendonorkan darahnya beberapa minggu sebelum dioperasi. Jika dalam operasi
dibutuhkan darah maka dia dapat menggunakan darahnya sendiri sehingga reaksi transfusi dapat
dikurangi.
Saat menerima darah transfusi, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi karena menganggap darah
yang masuk adalah benda asing. Tubuh akan menolak darah yang masuk dan berusaha
menghancurkannya. Namun, keadaan ini dapat dicegah dengan pemeriksaan golongan darah yang
ketat sebelum dilakukan transfusi darah. Darah penerima dan darah donor dicocokan golongan
darahnya, baik melalui sistem ABO maupun Rhesus.
Meskipun telah dilakukan pencocokan golongan darah, beberapa penderita tetap dapat mengalami
reaksi ringan transfusi darah seperti :
Demam.
Nafas pendek.
Nyeri.
Berdebar debar.
Menggigil.
Reaksi transfusi ini memang sedikit menakutkan namun tidak berbahaya jika cepat ditangani.
Apa sih golongan darah itu dan mengapa sangat penting?
Golongan darah yang sangat penting dalam transfusi darah adalah sistem ABO dan Rhesus. A, B, AB
dan O adalah penggolongan darah dalam sistem ABO. Setiap tipe pada sistem ABO memiliki nilai postif
dan negatif, nilai ini dikenal dengan faktor Rhesus. Misalnya, jika anda memiliki golongan darah A+
artinya anda memiliki golongan darah A pada sistem ABO dan faktor Rhesus anda adalah positif.
Jika anda menerima darah transfusi yang golongannya tidak cocok maka dapat terjadi reaksi transfusi.
Reaksi ringan jarang sekali berbahaya, tapi tetap harus mendapatkan penanganan cepat dan tepat
sementara reaksi yang berat dapat mematikan.
Bagaimana darah dikumpulkan?
Darah yang tersedia di bank darah dikumpulkan dari para pendonor sukarela. Sebelum donor darah
dilakukan maka pendonor akan dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui riwayat penyakit
yang pernah diderita. Hanya pendonor yang dapat melewati pemeriksaan ini yang dapat mendonorkan
darahnya.
Darah donor yang telah diambil selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit berbahaya dan
golongan darahnya. Jika ditemukan suatu masalah maka darah tersebut akan dibuang.
Darah yang telah lolos seleksi selanjutnya dipisahkan komponen darahnya lalu disimpan atau dikirim
untuk segera digunakan.
Darah yang tersimpan di bank darah tidak dapat disimpan dalam waktu lama, hal ini menyebabkan
bank darah dalam hal ini PMI sangat membutuhkan para pendonor sukarela guna mencukupi
keperluan darah yang kian hari kian meningkat.
Dibaca sebanyak 1011 kali. Terima kasih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Unit Transfusi Darah merupakan suatu pelayanan yang masuk di dalam ruang lingkup pelayanan
kesehatan. Yang mana dalam pelaksanaan nya sudah diatur sesuai dengan standar dan kebutuhan
yang ada dan Kepres No.18 tahun 1980 tentang pelayan tranfusi darah.Transfusi darah adalah
pemberian darah kepada seseorang dari orang lain atau biasa disebut juga istilah donor. Darah
transfusi harus berasal dari donor yang sehat jasmani dan rohani, oleh karena itu sebelum diambil
darahnya donor harus melalui sejumlah pemeriksaan.
Darah terdiri dari beberapa komponen, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
keping darah (trombosit), dan plasma. Kadang-kadang tidak semua komponen darah tersebut
dibutuhkan oleh pasien. Misalnya pasien yang terkena demam berdarah hanya membutuhkan
trombosit saja. Selain itu, volume transfusi juga harus diperhatikan. Pasien yang masih anak-anak,
volume transfusi yang diberikan tidak sama dengan volume transfusi yang diberikan kepada orang
dewasa. Oleh karena itu, darah utuh lebih baik dipisahkan menjadi komponen-komponen darah.
1.2. TUJUAN
Tujuan dari penyadapan darah adalah mendapatkan darah yang aman dan bermanfaat bagi yang
menerimanya. Sedangkan tujuan dari transfusi darah adalah memberikan komponen darah sesuai
kebutuhan pasien.
Ruang lingkup Unit Tranfusi Darah meliputi :
Rekruitmen donor
Seleksi calon donor
Penyadapan darah donor
Skrining darah donor
Pengolahan komponen darah
Penyimpanan darah
Distribusi/transportasi
Pencatatan dan pelaporan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. AFTAP
Aftap adalah proses pengeluaran atau penyadapan darah dari lengan pendonor dengan cara
phlebotomi melalui vena cubitti.
Prosedur penyadapan/aftap darah terdiri dari :
Pemeriksaan pendahuluan.
Pemeriksaan dokter.
Penyadapan darah.
Istirahat/observasi.
Pengambilan kartu donor.
Proses penyadapan darah biasanya melalui beberapa tahap di antaranya :
1. Seleksi donor darah
Seleksi donor darah merupakan upaya untuk menjaga keselamatan donor darah dan untuk menjaga
keselamatan penerima darah / resipien.
Tempat tidur
Tensi meter
Timbangan darah
Pean
Hand sealer
Gunting
Spidol
Rak tabung
Pinset
Tempat kapas
Tempat,pinset, gunting, kassa
Kantong darah
Alkohol
Tabung sampel darah dan penutup
Kassa steril
Tensoplast
persiapan petugas sebelum mulai bekerja :
Pakai jas lab
Cuci tangan dengan sabun
Pakai sarung tangan
persiapan label / stiker
Label stiker memuat : nomor kantong, golongan darah, tanggal pengambilan, tanggal kadaluarsa,
nama petugas
identifikasi kantong darah
Setiap kantong harus ada sistem penomoran kantong yang tertera pada kantong darah, selang,
tabung spesimen dan formulir pengantar ke lab.
persiapan penusukan vena cubitti :
a) Lakukan pada daerah yang telah dipilih untuk melakukan venapuncture pembersihan lekuk
lengan bagian depan dengan cara pola lingkaran konsentrik yang membesar. Gunakan kapas steril
yang diusap dengan alkohol 70 %.
b) Tunggu hingga daerah lengan yang dibersihkan kering kembali dan jangan menyentuh daerah
yang telah didesinfeksi
Tata cara pengambilan darah dan sampel darah :
Pengambilan darah harus sesuai dengan sopyang ada pada utd dengan cara kerja sbb :
1. Donor dipersilahkan mencuci lengan dengan sabun antiseptik
2. Donor dipersilahkan bebaring pada tempat tidur yang telah disediakan dengan posisi terlentang
3. Tangan donor ditempatkan lurus di samping dengan posisi menghadap ke atas.Tensi meter
dipasang pada lengan donor dengan posisi selang di atas
4. Kantong darah diidentifikasi dan tabung sampel harus sesuai dengan formulir donor darah, yaitu :
Nomor kantong
Golongan darah
Tanggal pengambilan
Tanggal kadaluarsa
Nama petugas
Jam pengambilan darah
5. Tensimeter dinaikkan hingga batas antara sistol dan diastol, raba dan tentukan lokasi vena yang
akan ditusuk; turunkan tekanan manset
6. Desinfeksi lokasi dengan kapas + alkohol 70% dengan melakukan gerakan melingkar dari dalam
ke luar minimal 3 kali
7. Buat simpul longgar pada selang kantong darah 15 cm dari jarum
8. Tempatkan kantong darah di atas timbangan atau haemo scale
9. Naikkan kembali tekanan manset hingga batas antara sistole dan diastole
10. Lakukan penusukan vena
11. Darah masuk selang, turunkan tekanan manset hingga 40 mmhg
12. Lakukan fiksasi selang dengan plester
13. Kocok darah perlahan agar bercampur dengan antikoagulan
14. Apabila volume darah sudah tercapai klem selang dengan pean 1 dan pean 2 dengan jarak 5
cm; potong selang antara klem, kencangkan simpul selang
15. Ambil sampel darah dengan menggunakan tabung contoh ; turunkan tekanan manset hingga 0
16. Letakkan kapas steril di atas jarum, angkat plester; cabut jarum perlahan; tangan donor dilipat.
17. Sealer selang dengan hand sealer hingga darah yang tertinggal di selang tercampur dengan
antikoagulan 2-3 kali
18. Cocokkan nomor sampel dengan nomor kantong dan nomor pada formulir
19. Rapikan selang dan masukkan darah ke dalam blood bank
20. Periksa bekas tusukan pada vena donor, bila tidak berdarah lagi tutup dengan tensoplast; angkat
manset
21. Persilahkan donor ke ruang istirahat bila tidak ada keluhan dari donor
Pelayanan donor
Setelah selesai donasi, para pendonor harus diberi kesempatan untuk beristirahat minimal 20 menit,
sehingga tubuh bisa menyesuaikan terhadap berkurangnya darah. Dalam waktu ini, sekedar
minuman dan makanan ringan perlu diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Donor
yang merasa lemah atau pusing harus dibantu dengan tiduran, dengan posisi kaki lebih tinggi untuk
membantu penyaluran darah ke kepala.
2.2. KOMPONEN DARAH
Komponen darah bagian-bagian darah yang dipisahkan dengan cara mekanik /fisik tanpa
menambahkan bahan kimia ke dalamnya.Pengolahan darah adalah tindakan memisahkan
komponen darah donor dengan prosedur tertentu menjadi komponen darah yang siap pakai. Dalam
proses tersebut asek kualitas dan kemanan harus terjamin untuk mendapatkan produk akhiryang
diharapkan. Satu unit darah terdiri dari elemen-elemen selular dan nonselular yang memiliki fungsi
beragam. Terapi transfusi darah ditujukan untuk mengganti komponen-komponen yang berkurang
pada pasien simptomatik. Setiap produk memiliki resiko terkait dan perbandingan resiko atau
keuntungan harus selalu dipertimbangkan.
Teknik pemisahan komponen darah dengan dua cara yaitu :
Pengendapan
Pemutaran
Prinsip pemisahan komponen darah yaitu menggunakan alat steril,bebas priogen. Di lakuakan
dengan cara aseptik. Menggunakan kantong darah ganda, kantong darah tunggal dengan transfer
bag. Ketentuan umum pengolahan darah diantaranya sebagai berikut :
Seterilitas harus diperhatikan pada saat menyimpan komponen darah. Komponen darah harus
dibuat secara aseptik dengan menggunakan alat-alat dan caairan steril yang bebas priogen serta
harus menggunakan kantong ganda
Darah untuk pembuatan komponen di simpan pada suhu ya ng sesuai, kemudian di olah menjadi
komponen maksimal 8 jam sesudah penggambilan darah
Unit darah yang akan diolah menjadi trombosit harus disimpan pada suhu 20c -24.
Untukmenghasilkan trombosit dan plasma segar beku ( Fresh Frozen Plasma ) yang baik untuk
mencegah aktivitas dan pembkuan darah, datah harus diambil dengan trauma minimal. Lama waktu
pengambilan darah 4-15 menit
Proses pembuatan FFP dengan sistem tertutup maksimal dalam waktu 8 jam setelah penyadapan.
Apabila komponen tersebut dicairkan maka komponen dapat disimpan pada suhu 10 C 60 C dan
harus ditransfusikan dalam waktu 24 jam, untuk mempertahankan faktor pembekuan yang labil
( faktor V dan VIII )
Segel penutup kantong darah harus dalam keadaan utuh dan tertutup
A. Persiapan Alat dan Bahan
Darah dalam kantong ganda tiga
Refrigererated centrifuge (alat pemutar berpendingin)
Balance (alat penyeimbang)
Plasma ekstraktor
Klem plastik
Electric sealer
Handsealer
Timbangan
Penyeimbang (tissue, karet, dll)
Label darah
Alat tulis
Alat hitung
B. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Identifikasi kantong satelit :
No. Kantong
Golongan darah
Tanggal pengambilan
Tanggal pembuatan
Tanggal kadaluwarsa
Jenis komponen
Volume
Nama petugas
Suhu simpan
3. Timbang berat darah, rapikan selang, ikat dengan karet gelang.
4. Bersihkan cubing dari sel darah merah dengan handsealer
5. Seimbangkan darah beserta mangkok centrifuge dengan balance
6. Letakkan mangkok centrifuge pada refrigerated centrifuge dengan posisi berhadapan.
7. Putar dengan kecepatan 375 xG, suhu 22oC selama 15 menit.
8. Ansgkat mangkok centrifuge dengan hati-hati.
9. Tempatkan kantong darah pada plasma ekstraktor, jepit, buka klem, alirkan plasma (PRP) ke
kantong satelit I, tinggalkan plasma 2cm dari permukaan sel darah merah.
10. Sealer selang kantong PRC dengan electric sealer, kemudian pisahkan PRC dari rangkaian.
11. Seimbangkan PRP dengan mangkok centrifuge pada balance.
12. Letakkan mangkok centrifuge dengan posisi berhadapan pada refrigerated centrifuge.
13. Putar 1500 xG, 22oC, selama 15 menit.Angkat mangkok centrifuge perlahan, tempatkan kantong
setelit I pada plasma eksraktor, jepit,buka klem, alirkan plasma (PPP) ke kantong satelit II.
14. Kembalikan alat-alat ke tempat semula dan simpan komponen darah pada blood bank dan
platelet agetator.
C. Alur Pemisahan Komponen Darah
1. Pengolahan Komponen Darah dengan Kantong Ganda Dua
WB
Komponen yang diperoleh : PRC, LP/FFP
2. Pengolahan Komponen Darah dengan Kantong Ganda Tiga
a.
Komponen yang diperoleh : PRC, TC, LP/FFP
BAB III
3.1 MASALAH DAN SOLUSI
A. Masalah dalam aftap
Dalam melakukan pekaerjaan tidak sesuai dengan sop
- Hemoli (udara dalam kantong masuk ke dalam vena pada saat aftap)
- Macet
- Saat menusuk tidak keluar darah
- Saat jarum di cabut darah muncrat
- Donor merasa kesakitan saat ditusuk
- Donor merasa ketakutan saat aftap
Kurang ramah dalam membrikan pelayanan
Kurang komonikasi yang baek dengan donor sehingga calon donorkurang kooperatif pada saat
melakukan aftap
Tidak minta izi pasa donor pada saat akan melakukan penusukan vena
Tidak meminta tolong pada donor untuk melipat tangan setelah jarum di cabut sehingga dara tetap
keluar
B. Solusi aftap
Berkerja harus sesuai dengan SOP
Dalam melayani calon donor, harus bersikap sopan, ramah, murah senyum
Menjaga komonikasi dengan donor, menghargai donor, menerangkan prosedur.
Biasakan meminta izin kepada donor sebelum melakukan penusukan
Donor selalu diajak berbicara selama peroses aftap untuk mengurangi rasa tusuk
C. Masalah komponen
Kontaminasi
- Berkerja tidak sesuai dengan sop
- Tidak melakuakan desinfeksi
- Meja dan peralatan sebelum berkerja
- Tidak menggunakan sarung tangan pada saat berkerja
- Terjadinya repluk ( udarah luar masuk ke dalam kantong)
Volume komponen darah yang di buat tidak sesuai
- Salah dalam melakukan perhitungan
- Timbangan salah karena tidak di kalibrasi
- Salh menetapkan jenis komponen
- Salah dalam memilih jenis kantong darah
- Salah menetapkan/memilih perogram saat program saat pemutaran,sehingga volume
plasma/trombosit tidak sesuai sesuai dengan yang di harapkan
Kurang kehati-hatian dalam berkerja
- Menyebabkan kerusakan alat
- Hasil akhir tidak sesuai yang di harapkan
- Berkerja membahayakan orang lain
- Tidak berhasil menyelesaikan pekerjaan
Gagal dalam memperoses komponen
- Salah menetapkan kecepatan pemutaran, suhu dan lama pemutaran
- Bahan yang di peroses tidak memenuhi syarat (volume kurang terlalu lama jarak antara
penyadapan dan peroses pembuatan komponen)
- Salah dalam memilih tempat penyimpanan komponen
D. Solusi dalam komponen
Berkerja sesuai SOP agar mengurangi hal-hal yang tidak di inginkan
Lebih teliti dalam melakukan perghitungan
Lebih berhati-hati dalam berkerja
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Petugas Unit Tranfusi darah harus mengutamakan pelayanan
Dalam pengelolahan komponen darah kualitas dan mutu harus terjamin
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini penyusun mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami serta menanggapi masalah dan solusi baik aftap maupun pengolahan
komponen darah