Anda di halaman 1dari 2

Jawaban :

Tugas 1.4: Argumentasi Kritis

Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman
Kolonial, Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang:

Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata )tentang gerakan
transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah
kemerdekaan (Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis,
misalnya untuk memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk
membimbing mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat
melihat acuan referensi yang disajikan)

Berdasarkan dari yang telah saya baca tentang materi tulisan Ki Hajar Dewantara dan
menonton video Pendidikan Zaman Kolonial yang di tempuh oleh rakyat bangsa indonesia. Pada
zaman colonial, pendidikan yang ada diindonesia hanya berorientasi pada kepentingan belanda.
Sehingga pendidikan hanya dienyah oleh kelompok orang belanda. Kemudian ada instruksi
yang menegaskan, bahwa kepada pihak rakyat hendaknya diberi pengajaran membaca, menulis
dan berhitung, akan tetapi hanya seperlunya saja dan melulu untuk mendidik orang-orang
pembantu dalam beberapa usahanya. Selain itu menurut sultani dan kristiani mengungkapkan
bahwa pendidikan zaman colonial didasarkan golongan penduduk menurut keturunan atau
lapiosan kelas. Dan semua pendidikan yang dienyam oleh bangsa Indonesia semata-mata hanya
berorientasi kepada kepentingan penjajagan colonial (Rahman, 2000). Pada zaman ini pula
pendidikan yang ditempuh sama sekali tidak memperhatikan pendidikan budaya, melainkan
lebih mementingkan pengajaran intelektualitas dan materialitis aja. Karena pada dasarnya saat itu
pendidikan hanya berupa pendidikan intelek.

Setelah zaman colonial maka terjadi beberapa perubahan di era kebangunan nasional,
dimana saat itu pendidikan diharapkan dapat bersifat bukan hanya pengajaran mengenai intelek
tetapi nilai-nilai budaya juga sudah mulai ditanamkan. Sekolah-sekolah mulai didirikan oleh
bangsa Indonesia sendiri. Masuknya anasir kebudayaan ke dalam sekolah-sekolah yang
bermaksud mewujudkan perguruan kebangsaan, pula masuknya anasir-anasir agama ke dalam
sekolahsekolah Islam, tidak dapat menghapuskan corak warna jiwa kolonial dengan sekaligus.
Baru pada tahun 1920 timbullah cita-cita baru, yang menghendaki perubahan radikal dalam
lapangan pendidikan dan pengajaran. pada tahun 1922 dapat tercipta perguruan-perguruan
Tamansiswa di seluruh kepulauan Indonesia. Juga sekolah-sekolah yang berdasarkan
“keagamaan” (Islam, Kristen, Katolik). Di samping dasar-dasar keagamaannya masing-masing,
memasukan juga dasar dan semangat revolusioner. Dengan begitu, maka gerakan pendidikan
berlaku sejalan dengan gerakan politik.
Setelah itu barulah perjalanan pendidikan Indonesia setelah kemerdekaan, Dari sistem
yang disusun terdapat sistem pendidikan yang juga diinginkan oleh bangsa Indonesia untuk
seluruh rakyat. Pada awal kemerdekaan tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 pembelajaran di
sekolah-sekolah lebih ditekankan pada semangat nasionalisme dan membela tanah air menurut
Tim Uny ( Fadli & Kumalasari, 2019). Proklamasi merupakan peristiwa yang luar biasa dimana
hal ini membuat bangsa ini tidak dijajah lagi dan menimbulkan hidup baru dibidang apa saja
salah satunya pada bidang pendidikan, perlu mencoba untuk mengubah sistem pendidikan yang
dimana sesuai dengan suasana baru menurut Ahmadi ( Fadli & Kumalasari, 2019).

Sesudah KMB tepatnya pada 1949 terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Di
dalam RIS ini menyusun pendidikan dan pengajaran. Pada UUD RIS diatur juga tentang
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk menciptakan warga negara yang
sosial, demokratis, dan bertanggung jawab serta bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran
untuk negara. Pada sejarah pendidikan Indonesia di era awal kemerdekaan sampai orde lama bisa
dilihat sesuai dengan peristiwa sejarah, yaitu Periode 1945-1950 dan Periode 1950-1966. Sistem
pendidikan periode 1945-1950 tetap diteruskan seperti di zaman Jepang , sedangkan sistem
pembelajaran umum tetap sama serta bahasa pengantar yang ditetapkan ialah bahasa indonesia
untuk sekolah. Tapi pemerintahan Indonesia memberlakukannya berbeda. Dimana di era ini
ditetapkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak belajar dan bersekolah. Berbeda pada
zaman Kolonial yang bisa belajar dan bersekolah hanya orang-orang tertentu.

Anda mungkin juga menyukai