PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
LAMPIRAN
Deskripsi rona lingkungan hidup awal ini menguraikan data-data dan informasi
yang terkait atau relevan dengan dampak yang mungkin terjadi. Deskripsi kondisi
komponen lingkungan didasarkan pada data primer dan/atau sekunder serta
informasi yang valid dari sumber yang resmi dan kredibel untuk menjamin
validitas data-datanya. Deskripsi rona lingkungan hidup awal yang diuraikan
selanjutnya meliputi komponen lingkungan terdampak dan kegiatan lain di sekitar
lokasi tapak. Uraian yang disajikan meliputi:
Komponen lingkungan terkena dampak
Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Komponen lingkungan yang terkena dampak penting hipotetik antara lain:
1.1.1. Iklim
A) Curah Hujan dan Suhu
Kondisi suhu dan curah hujan di wilayah lokasi tapak pada dasarnya adalah sama
dengan kondisi suhu di Kabupaten Batang pada umumnya. Berdasarkan informasi
yang dihimpun pada meteoblue.com/en/weather yang diakses pada
tanggal 07 Juli 2023 pukul 09.00 WIB. Data berikut berdasarkan rata-rata selama
30 tahun terakhir. Grafik Curah Hujan serta Rata-rata Suhu Harian Maksimum
dan Minimum dapat dilihat pada Gambar 1.
1
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Gambar 1 Grafik Curah Hujan serta Rata-rata Suhu Harian Maksimum dan
Minimum
Berdasarkan data di atas diketahui suhu tertinggi terjadi pada bulan september dan
September dengan suhu mencapai 35°C. Sedangkan suhu terendah terjadi pada
bulan agustus dengan suhu mencapai 22°C. Selain itu intensitas hujan tertinggi
terjadi pada bulan Januari sebesar 259 mm dan terendah pada bulan agustus
sebesar 19 mm.
Kondisi hari hujan, berawan, dan cerah di wilayah lokasi tapak pada dasarnya
adalah sama dengan kondisi iklim di Kabupaten Batang pada umumnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pada meteoblue.com/en/weather yang
diakses pada tanggal 07 Juli 2023 pukul 09.00 WIB. Berikut hasil pengamatan
dalam kurun 30 tahun terakhir yang dapat dilihat pada Gambar 2.
2
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
3
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
4
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa angin dominan dari arah Timur dan
Barat dengan kecepatan angin 12-19 km/jam.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa Air Quality Indeks di Kabupaten
Batang termasuk baik hingga sedang. Sedangkan konsentrasi partikel PM 10
berkisar antara 20-60 µg/m3, sedangkan konsentrasi PM2,5 berkisar antara 15-40
µg/m3. Untuk konsentrasi gas NO2 berkisar antara 12-40 µg/m3, sedangkan
konsentrasi gas SO2 berkisar antara 13-20 µg/m3. Selain itu, berdasarkan hasil
observasi oleh tim penyusun diketahui kondisi kualitas udara ambien di lokasi
rencana kegiatan sebagian besar disebabkan aktivitas kendaraan di Jalan Raya
Daendels. Aktivitas kendaraan menimbulkan emisi kendaraan, dimana kendaraan
yang melintas meliputi sepeda motor, kendaraan pribadi, kendaran umum,
5
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
kendaraan besar, dan jenis kendaraan lain. Sehingga perlu dilakukan uji terhadap
udara ambien untuk mengetahui kualitasnya.
6
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Analsisi data bertujuan untuk memperoleh informasi dari data yang diperoleh,
sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kajian.
Analisis berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau
menarik kesimpulan tentang data terkait.
A) Pasang Surut
Data pasang surut yang diperoleh dari hasil pengukuran dianalisis dengan
menggunakan metode Leastsquare (Foreman, 1977). Analisis ini bertujuan
untuk mendapatkan nilai konstanta harmonis pasang surut yaitu : S 0, K1, S2,
M2, O1, P1, N2, M4, MS4. Nilai konstanta pasang surut tersebut selanjutnya
digunakan untuk memperoleh tipe pasang surut dan tunggang pasang surut
untuk penentuan kedalaman dan pembuatan peta batimetri.
Tipe pasang surut ditentukkan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang
dihitung dengan menggunakan persamaan:
K 1+O1
F=
M 2 +22
Dimana:
F : Bilangan Formzahl
O1 : Amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang
disebabkan gaya Tarik Bulan
K1 : amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan
gaya Tarik Bulan dan Matahari
M2 : Amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan
gaya Tarik Bulan
S2 : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan
gaya tarik Matahari
7
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
B) Batimetri
Data kedalaman perairan digunakan sebagai dasar untuk membangun domain
pemodelan hidrodinamika. Data kedalaman perairan dalam bentuk peta
batimetri yang diperoleh dari hasil pemeruman batimetri pada area interest
(kolam labuh Pelabuhan Kawasan Industri Batang) oleh PT Pelindo,
kemudian untuk area diluar rencana pelabuhan didapatkan dari PushidrosAL,
serta Navionics. Data batimetri tersebut selanjutnya diolah dengan perangkat
lunak pemetaan. Data hasil interpolasi divisualisasi kedalam bentuk gambar 2
dimensi yang menggambarkun kontur kedalaman (isodepth) dengan satuan
meter.
8
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
C) Kondisi Oseanografi
1) Angin
Arah datang angin dominan pada musim barat berasal dari arah barat laut
sedangkan pada musim timur adalah dari arah timur laut. Frekuensi kejadian
kecepatan angin ≥ 5,7 m/s pada Monsoon Barat mencapai 16,6%, kemudian
kecepatan ≥ 8,8 m/s sebesar 2,7%, sedangkan pada Monsoon Timur Frekuensi
kejadian kecepatan angin 5,7 – 8,8 m/s hanya berkisar 1,7% secara total.
2) Gelombang
Data gelombang lepas pantai di salah satu titik sekitar area kajian ditinjau di
ERA-5 selama 10 tahun (2012 – 2022). Data tersebut selanjutnya dioalah dan
ditampilkan dalam bentuk grafik mawar gelombang, sebagamana terlihat
pada Gambar 4. Diketahui arah datang gelombang pada musim barat dominan
dari arah barat laut sedangkan pada musim timur gelombang dominan dari
arah timur laut. Frekuensi kejadian tinggi gelombang ≥ 1 meter pada musim
barat mencapai 15,5%, sedangkan pada musim timur hanya berkisar 0,7%.
9
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Gambar 7 Data Mawar Gelombang di Lepas Pantai Perairan Laut Utara Batang,
Jawa Tengah
Data tinggi gelombang signifikan tersebut akan digunakan sebagai input pada
pemodelan gelombang secara spatial menggunakan metode SWAN
(Simulation Wave Nearshore) guna mengetahui tinggi gelombang signifikan
di sekitar lokasi kajian.
3) Pasang Surut
Pada lokasi kajian diketahui bahwa tipe pasang surut perairan lautnya adalah
campuran condong harian ganda dengan nilai bilangan Formzahl sebesar 1,33
yang mana dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut
dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda antara kejadian pertama dan
kejadian yang kedua. Selanjutnya untuk nilai masing – masing komponen
harmonic pada lokasi kajian ditampilkan pada Gambar 8, sedangkan untuk
nilai elevasi penting pasang surut ditampilkan pada Tabel 3.
10
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
000,001
Water Level (m)
000,000
-000,001
12/31/2021 12:00
1/5/2022 12:00
1/10/2022 12:00
1/15/2022 12:00
1/20/2022 12:00
1/25/2022 12:00
1/30/2022 12:00
Gambar 8 Elevasi Pasang Surut Di Sekitar Lokasi Kajian
11
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
12
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
13
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
1.2.1 Mangrove
Lokasi kegiatan yang berada di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah memiliki
tipologi pesisir berbatu (Mahendra et al., 2016). Kondisi tersebut akan
menyulitkan mangrove untuk tumbuh dan berkembang, mengingat mangrove
tidak dapat sembarangan tumbuh di berbagai jenis tipologi pesisir. Ekosistem
mangrove seringkali ditemui di area yang terlindung dari gelombang laut. Selain
itu, mangrove juga membutuhkan sedimen dari sungai dan laut yang terendapkan
dan membentuk tidal flat (dataran lumpur pasang surut) untuk berkembang
(Steenis, 1958 ; Steenis, 1965).
Saat melakukan survei area, di area pesisir yang bersebrangan dengan lokasi
kegiatan tidak ditemukan ekosistem mangrove. Hal tersebut juga sesuai dengan
database dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
yang menjelaskan bahwa di area studi maupun sekitarnya tidak didapati sebaran
mangrove (Gambar 11). Adapun lokasi ekosistem mangrove terdekat berada di
daerah Ujungnegoro yang berjarak ± 17 km dan merupakan Kawasan Konservasi
laut Daerah (KKLD) yang diatur dalam Peraturan Bupati Batang Nomor 07 Tahun
14
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
1.2.2 Lamun
Berdasarkan hasil survei lapangan di lokasi rencana kegiatan tidak terdapat
ekosistem padang lamun. Lokasi lamun terdekat berada di Kabupaten Jepara
dengan jarak ±85 km. Lokasi pengamatan padang lamun tercantum pada
Gambar 12.
15
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
16
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
3 sanat minim, diduga tidak adanya gangguan dari aktivitas manusia ini yang
menyebabkan kondisi prosentase cover tutupan lamun di Stasiun 3 tinggi apa bila
dibandingkan dengan Stasiun 1 dan 2. Berdasarkan data hasil penghitungann
prosentase penutupan lamun, padang lamun di wilayah Teluk Awur Jepara dapat
dikatagorikan dalam kondisi tidak sehat.
Berdasarkan Suryono, S., Wibowo, E., Ario, R., SPJ, N. T., & Azizah, R. (2018).
Kondisi Terumbu Karang Di Pantai Empu Rancak Kabupaten Jepara. Jurnal
Kelautan Tropis, 21(1), 49-54 kondisi terumbu karang di Pantai Empu Rancak
Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut.
Tabel 6 Tutupan Karang Pada Kedalaman 3 meter di Perairan Pantai Empu
Rancak, Mlonggo Jepara
C %karang
Genus Ii ni %ni %cover
Dominansi mati
Sand 7.015 0,7015 70,15 0,49210225 95,5
Dead coral algae 2.273 0,2273 22,73 0,05166529
Dead coral 70 0,007 0,70 0,000049
OT (Sponge) 46 0,0046 0,46 0,00002116
17
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
C %karang
Genus Ii ni %ni %cover
Dominansi mati
Goniastrea sp. 114 0,0114 1,14 0,00012996
Favia sp. 259 0,0259 2,59 0,00067081
Galaxea sp. 32 0,0032 0,32 0,00001024
Porites Sp. 6 0,0006 0,06 0,00000036
RC (Rock) 150 0,015 1,50 0,000225
Acropora Sp. 5 0,0005 0,05 0,00000025
Montipora Sp. 30 0,003 0,30 0,000009
Jumlah 10.000 1 100,00 1 4,5% 95,5%
Berdasarkan hasil pengamatan kondisi terumbu karang hidup dapat dilihat pada
Tabel 6 dan Tabel 7. Pada kedalaman 3 meter ditemukan prosentase tutupan
karang sebesar 4,5 %, sedangkan pada kedalaman 6 meter ditemukan prosentase
tutupan karang sebesar 9,7 %. Dilihat dari prosentase tutupan karang di perairan
18
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
19
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Menurut Bismarck (2011), tahap hidup pohon sendiri dibagi menjadi 4 dengan
rincian sebagai berikut:
Semai, yaitu tumbuhan dengan tinggi <1,5 m
Pancang, yaitu tumbuhan dengan tinggi >1,5 m dan DBH <10 cm
Tiang, yaitu tumbuhan dengan DBH 10-20 cm
Pohon, yaitu tumbuhan dengan DBH >20 cm
Namun pada studi ini palem juga dikelompokkan sebagai pohon. Detail komposisi
flora hasil pengamatan di lokasi kegiatan ditampilkan dalam Tabel 8.
Tabel 8 Jenis Flora yang Ditemukan di Lokasi Kegiatan
Kategori Kategori Status
No Famili Nama Lokal Nama Latin
Landscape Usia Konservasi
1 Amaranthaceae Bayam hijau Amaranthus spp. Herba - -
2 Anacardinaceae Kedondong Spondias dulcis Pohon Pohon -
3 Apocynaceae Biduri Calotropis gigantea Semak - -
4 Araceae Talas Colocasia esculenta Herba - -
5 Arecaceae Kelapa Cocos nucifera Pohon Pohon -
Acanthospermum
6 Asteraceae Duri bintang Herba - -
hispidum
7 Asteraceae Beluntas Pluchea indica Semak - -
8 Asteraceae Babandotan Ageratum conyzoides Perdu - -
9 Asteraceae Gletang Tridax procumbens Herba - -
10 Asteraceae Ketul Bidens pilosa Herba - -
11 Asteraceae Sembung Blumea balsamifera Herba - -
12 Asteraceae Kirinyuh Chromolaena odorata Semak - -
13 Asteraceae Sawi langit Cyanthillium cinereum Herba - -
14 Capparaceae Maman ungu Cleome sp. Herba - -
15 Caricaceae Pepaya Carica papaya Herba - -
16 Combretaceae Ketapang Terminalia catappa Pohon Pohon -
17 Cyperaceae Rumput papirus Cyperus sp. Herba - -
18 Cyperaceae Rumput kenop Kyllinga monocephala Herba - -
19 Cyperaceae Rumput teki Cyperus rotundus Herba - -
20 Euphorbiaceae Patikan mas Euphorbia heterophylla Herba - -
21 Euphorbiaceae Patikan kerbau Euphorbia hirta Herba - -
22 Euphorbiaceae Jarak pagar Jatropha gossypiifolia Perdu - -
23 Euphorbiaceae Singkong Manihot esculenta Perdu - -
24 Euphorbiaceae Patikan kerbau Euphorbia hirta Herba - -
Tiang,
25 Fabaceae Akasia Acacia mangium Pohon pancang, -
semai
26 Fabaceae Kacang asu Calopogonium sp. Herba - -
27 Fabaceae Lamtoro Leucanea leucocephala Perdu - -
28 Fabaceae Turi merah Sesbania grandiflora Perdu - -
20
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
21
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
tumbuhan dalam 23 famili dengan famili terkaya adalah asteraceae (8 spesies) dan
fabaceae
(8 spesies).
Famili asteraceae atau kenikir-kenikiran menjadi famili terbesar kedua di bumi
karena sebarannya yang luas dan dapat mendiami semua kawasan/lingkungan
dengan total jumlah spesies mencapai 30.000 (Bisht & Purohit, 2010). Beberapa
jenis asteraceae dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena memiliki kandungan
metabolit sekunder yang bermanfaat (Wegiera et al., 2012). Seluruh famili
asteraceae yang ditemukan berperan sebagai tumbuhan bawah yang penting
sebagai konservasi tanah dan air. Jenis asteraceae yang ditemukan di area studi
meliputi sawi langit (Cyanthillium cinereum), gletang (Tridax procumbens),
bandotan (Ageratum conyzoides), dll.
Fabaceae atau keluarga polong-polongan mempunyai distribusi yang luas di
kawasan tropis salah satunya Indonesia dan suku tersebut mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan manusia antara lain sebagai bahan pangan, tanaman
penghijauan, penghasil pakan ternak, tanaman penghasil tanin, tanaman berkasiat
obat, dan sebagainya dengan pemanfaatannya belum optimal (Danarto, 2013).
Spesies dari famili fabaceae yang ditemukan adalah lamtoro (Leucaena
leucocephala), putri malu (Mimosa pudica), turi (Sesbania grandiflora), johar
(Senna sp.), sengon (Falcatoria moluccana), dll. Fabaceae yang ditemukan
mayoritas berbentuk/berhabitus pohon, serta terdapat habitus lain berupa perdu
dan herba.
1.2.5 Avifauna
22
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
23
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Status
No Famili Nama Nama Global Nama Latin Perlindungan
IUCN P106/2018
10 Estrildidae Bondol haji White-headed munia Lonchura maja LC -
11 Estrildidae Bondol peking Scaly-headed munia Lonchura punctulata LC -
Layang-layang
12 Hirundinidae Tahiti swallow Hirundo tahitica LC -
batu
Layang-layang
13 Hirundinidae Red-rumped swallow Cecropis daurica LC -
loreng
14 Laniidae Bentet kelabu Long-tailed shrike Lanius schach LC -
Burung madu
15 Nectariniidae Olive-backed sunbird Cinnyris jugularis LC -
sriganti
Eurasian tree
16 Passeridae Gereja erasia Passer montanus LC -
sparrow
17 Pycnonotidae Cucak kutilang Sooty-headed bulbul Pycnonotus aurigaster LC -
18 Pycnonotidae Merbah cerukcuk Yellow-vented bulbul Pycnonotus goiavier LC -
19 Scolopacidae Trinil pantai Common sandpiper Tringa hypoleucos LC -
Sumber: Survei Lapangan, 2023
Status konservasi/perlindungan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 106 tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis
Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi dan IUCN RedList
Keterangan:
LC = Least Concern
24
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
suhu tubuh (Iskandar, 1998; Ario, 2010). Metode pemantauan herpetofauna yang
digunakan adalah eksplorasi di lokasi pemantauan berdasarkan perjumpaan
langsung. Herpetofauna yang teramati diambil sampelnya dan didokumentasikan
jika memungkinkan untuk kemudian diidentifikasi jenisnya. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis secara deskriptif.
Metode pemantauan mamalia yang digunakan adalah ekplorasi melalui
perjumpaan
langsung dan tidak langsung di setiap lokasi. Pengamatan dilakukan dengan
mencatat jenis yang ditemukan secara langsung maupun tidak langsung, dan
mendokumentasikan apabila ditemukan jejak berupa kotoran, bekas cakar (jika
ada), dan juga sarang mamalia. Buku yang digunakan untuk membantu
identifikasi adalah ‘Panduan Lapang Mamalia Taman Nasional Alas Purwo’ karya
Utami et al. (2012).
Arthropoda yang diamati hanyalah serangga terbang. Metode pemantauan
arthropoda yang digunakan adalah eksplorasi di lokasi pemantauan berdasarkan
perjumpaan langsung. Arthropoda yang teramati diambil sampelnya dan
didokumentasikan jika memungkinkan untuk kemudian diidentifikasi jenisnya.
Tabel 10 berikut menjelaskan hasil pengamatan fauna di lokasi kegiatan.
Tabel 10 Jenis Avifauna yang Ditemukan pada Lokasi Kegiatan
Status
N Perlindungan
Famili Nama Nama Global Nama Latin
o IUC P106/201
N 8
Herpetofauna
1 Agamidae Londrok Changeable lizard Calotes versicolor LC -
Gunther's whip
2 Colubridae Ular daun Ahaetulla prasina LC -
snake
3 Colubridae Ular jali* Javan rate snake Ptyas korros NT -
Fejervarya
4 Dicroglossidae Katak tegalan Grass frog LC -
limnocharis
Common house
5 Gekkonidae Cicak rumah Hemidactylus frenatus LC -
gecko
6 Gekkonidae Tokek Tokay gecko Gekko gecko LC -
7 Scincidae Kadal kebun Common mabuya Eutropis multifasciata LC -
Common water
8 Varanidae Biawak Varanus salvator LC -
monitor
Mamalia
1 Felidae Kucing Domestic cats Felis catus NE -
2 Herpestidae Garangan jawa Javan mongoose Herpestes javanicus LC -
3 Muridae Tikus Rat Rattus sp. - -
25
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Status
N Perlindungan
Famili Nama Nama Global Nama Latin
o IUC P106/201
N 8
4 Rhinolophidae Kelelawar Bat Rhinolophus sp. - -
5 Sciuridae Bajing kelapa Plantain squirrel Callosciurus notatus LC -
6 Soricidae Curut House shrew Suncus murinus LC -
Arthropoda
Rufous-legged Xenocatantops
1 Acrididae Belalang NE -
grashopper humilis
2 Acrididae Belalang Grasshoper Phlaeoba fumosa NE -
Capung sambar
3 Libellulidae Slender skimmer Orthetrum sabina LC -
hijau
Capung tengger
4 Libellulidae Chalky percher Diplacodes trivialis LC -
biru
Capung kembara
5 Libellulidae Wandering glider Pantala flavescens LC -
buana
6 Libellulidae Capung sambar Scarlet skimmer Crocothemis servilia LC -
7 Nymphalidae - Castor Ariadne specularia NE -
8 Nymphalidae - Plain tiger Danaus chrysippus LC -
9 Nymphalidae - Blue pansy Junonia orithya LC -
10 Nymphalidae Kupu zebra biasa Common sailor Neptis hylas NE -
Kupu rumput
11 Nymphalidae Dark-grass brown Orsotriaena sp. - -
hitam
12 Pieridae Kupu rumput liar Striped albatross Appias libythea NE -
13 Pieridae Kupu cacaputi Oriental psyche Leptosia nina NE -
14 Pieridae Kupu rumput Grass yellow Eurema sp. - -
Sumber: Survei Lapangan, 2023
Status konservasi/perlindungan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 106 tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis
Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi dan IUCN RedList
Keterangan:
LC = Least Concern ; NT = Near Threatened ; NE = Not Evaluated
*) Hasil wawancara
Dari hasil survei ditemukan 8 jenis herpetofauna, 6 jenis mamalia, dan 14 jenis
arthropoda terbang. Secara umum, hewan lain yang ditemukan tidak ada yang
berstatus dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor 106 tahun 2018 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa
yang Dilindungi dan IUCN RedList.
Pada herpetofauna ditemukan ular, cicak, tokek, dan biawak. Jenis yang dijumpai
cukup beragam, mengingat area studi cukup luas. Salah satu herpetofauna yang
26
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
sering dijumpai atau cukup melipah adalah londrok (Calotes versicolor) dan kadal
kebun (Eutropis multifasciata). Londrok (Calotes versicolor) atau garden lizard
merupakan ‘alien spesies’ atau spesies asing yang mulai menginvasi Pulau Jawa.
Meskipun disebut lizard, londrok memiliki kemampuan untuk merubah warna
tubuhnya seperti bunglon yang sering dijumpai. Secara perilaku, londrok lebih
agresif daripada bunglon dan juga memiliki daerah teritori (Ruhyani, 2018).
Menurut Das (2004), kadal kebun biasa ditemukan di area yang terdapat serasah.
Kadal jenis ini termasuk kadal yang tidak berbahaya dan memang paling umum
dijumpai dari daerah urban hingga mangrove. Berdasarkan hasil wawancara
dengan warga juga didapati adanya satu jenis ular yang terkadang muncul di
lokasi kegiatan, yaitu ular jali, mengingat lokasi kegiatan merupakan lahan yang
cenderung baru dibuka.
Mamalia yang ditemukan terdapat 6 jenis. Hasil wawancara didapati garangan
jawa ditemukan di area yang dekat dengan semak-semak. Mamalia ini sering
ditemukan di semak-semak dan lapangan terbuka (Utami et al., 2012). Mayoritas
mamalia yang ditemukan sering dijumpai di area/habitat dengan gangguan
rendah-sedang.
Arthropoda hasil survei terdiri dari 14 jenis yang merupakan capung, belalang,
kumbang, dan kupu-kupu. Secara umum, arthropoda yang ditemukan memang
sering ditemukan di area terbuka dan semi-terbuka seperti semak-semak, serasah,
dan perumahan. Keberadaan capung memiliki hubungan yang erat dengan
perairan karena serangga ini bertelur di dalam air, mengingat adanya beberapa
genangan air saat musim hujan. Adanya kupu-kupu karena sebagian tumbuhan
yang ditemukan dalam di kanan dan kiri sungai sedang berbunga serta adanya
rerumputan maupun herba juga biasa disinggahi kupu-kupu untuk sekadar
mencari makan hingga meletakkan telur.
27
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
28
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 11, didapatkan bahwa total genus yang
ditemukan di perairan sekitar PLTU Batang sejumlah 19 spesies yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 kelas, yaitu bacillariophyceae dan dinophyceae. Kelas
Bacillariophyceae memiliki kekayaan genus yang tinggi berjumlah 15 genus dan
cukup mendominansi jika dibandingkan dengan dinophyceae yang hanya
berjumlah 4 genus. Zulfandi et al. (2014) menyebutkan bahwa bacillariophyceae
(diatomae) merupakan jenis kelas yang mudah beradaptasi dengan lingkungan
ekstrem. Putri et al. (2019) menambahkan bahwa jumlah genus dari kelas
bacillariophyceae cukup banyak sehingga persebaran di perairan terbuka, pantai,
maupun estuari akan cukup luas.
Untuk nilai kelimpahan plankton di lokasi penelitian didapatkan angka yang
beragam di setiap stasiun pengambilan sampel. Nilai kelimpahan berkisar antara
2.786 – 7.768 sel/L. Adanya perbedaan kelimpahan sel di setiap stasiun maupun
periode pengambilan sampel disebabkan karena adanya perbedaan kondisi
perairan di setiap stasiun yang dapat dipengaruhi oleh faktor fisika, kimia, dan
biologi (Fitrianti et al., 2022). Faktor tersebut dapat meliputi nutrien seperti nitrat
dan fosfat, DO (Dissolved Oxygen), pH, kecerahan perairan, dll. Selain itu faktor
musim juga dapat mempengaruhi. Berdasarkan hasil analisis lanjutan mengenai
29
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
(a)
(b)
(c)
Gambar 16 Perbandingan Indeks Biologi Fitoplankton (a) Indeks
Keanekaragaman (b) Indeks Dominansi (c) Indeks Keseragaman
30
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
31
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
32
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
dasar yang merupakan modifikasi dari trawl. Alat tangkap ini termasuk pukat
pantai. Konstruksi jaring arad terdiri dari bagian kantong, badan dan sayap.
Ukuran mata jaring bagian kantong lebih kecil dibandingkan dengan ukuran mata
jaring bagian badan dan sayap. Pada bagian ujung kedua sayap dilengkapi papan
pembuka (otter board) dan tali penarik. Selain menggunakan alat tangkap,
beberapa nelayan memperoleh ikan dengan cara memancing seperti pada ikan
jenis kerapu, ketang-ketang, tigawaja dan sembilang. Dokumentasi jenis
komunitas nekton dan makrozoobenthos yang terdapat di TPI Celong dapat dilihat
pada Gambar 17.
Rajungan Cumi-cumi
(Portunus (Loligo sp.)
pelagicus)
33
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
34
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Studi pustaka menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Batang yang termuat dalam Kecamatan Gringsing dan Kecamatan Banyuputih
Dalam Angka Tahun 2022.
1.3.1 Sosial
Data kondisi sosial wilayah studi yang disajikan meliputi kondisi demografi dan
komposisi penduduk.
A) Demografi
Struktur penduduk di Desa Ketanggan Tahun 2021 adalah sebagai berikut :
- Jumlah penduduk laki-laki : 2.834 jiwa
- Jumlah penduduk perempuan : 2.726 jiwa
- Jumlah penduduk total : 5.560 jiwa
- Rasio jenis kelamin : ∑ Laki-laki / ∑ Perempuan
: 2.834/2.726 x 100%
: 103,96%
- Luas wilayah : 10,62 km2
- Kepadatan penduduk : ∑ Penduduk/Luas wilayah
: 5.560 jiwa/10,62 km2
: 524 jiwa/km2
Struktur penduduk di Desa Kedawung Tahun 2021 adalah sebagai berikut :
- Jumlah penduduk laki-laki : 2.344 jiwa
- Jumlah penduduk perempuan : 2.303 jiwa
- Jumlah penduduk total : 4.647 jiwa
- Rasio jenis kelamin : ∑ Laki-laki / ∑ Perempuan
: 2.344/2.303 x 100%
: 101,28%
- Luas wilayah : 14,78km2
- Kepadatan penduduk : ∑ Penduduk/Luas wilayah
: 4.647 jiwa/10,62 km2
: 314 jiwa/km2
Secara umum, kedua wilayah diatas tidak termasuk kedalam wilayah yang
memiliki kepadatan penduduk terbesar di tingkat kecamatan. Kondisi topografi
35
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
B) Umur
Komposisi penduduk di wilayah studi berdasarkan kelompok umur disajikan pada
Tabel 14.
Tabel 14 Penduduk Menurut Kelompok Umur di Wilayah Studi Tahun 2021
No Kelompok Desa Jumlah
Umur Ketanggan Kedawung
1 0-14 1.331 1.041 2.372
2 15-64 3.829 3.240 7.069
3 65+ 400 366 766
Total 5.560 4.647 10.207
Sumber: Kecamatan Gringsing dan Banyuputih Dalam Angka Tahun 2022
36
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
C) Pendidikan
Komposisi penduduk di wilayah studi berdasarkan tingkat pendidikan disajikan
pada Tabel 15.
Tabel 15 Pendidikan Responden di Wilayah Studi
No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Tidak sekolah 4 6,35
2 Tamat SD/Sederajat 6 9,52
3 Tamat SMP/Sederajat 9 14,29
4 Tamat SMA/Sederajat 34 53,97
5 Tamat D1-S3 10 15,87
Total 63 100,00
Sumber: Data primer, 2023
37
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
D) Agama
38
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
1.3.2 Ekonomi
Gambaran kondisi perekonomian di wilayah studi disajikan meliputi data jenis
pekerjaan, tingkat pendapatan serta pengeluaran rumah tangga, aktivitas nelayan,
39
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
A) Jenis Pekerjaan
Tabel 18 Komposisi Jenis Pekerjaan Penduduk Di Wilayah Studi
Persentase
No Jenis Pekejaan Jumlah
(%)
1 Pegawai Swasta 14 22,22
2 Wiraswasta 9 14,29
3 Petani/Pekebun 5 7,94
4 Pegawai Negeri Sipil 2 3,17
5 Pensiunan 2 3,17
6 Nelayan 23 36,51
7 Mengurus Rumah Tangga 3 4,76
8 Aparatur Desa 3 4,76
9 Lainnya 2 3,17
Total 63 100,00
Sumber: Data Primer, 2023
Berdasarkan sajian tabel diatas, sebagian besar responden bekerja sebagai nelayan
dengan persentase 36,51%. Sementara sisanya sebanyak 63,49% terbagi kedalam
beberapa sektor pekerjaan lain seperti menjadi Pegawai swasta, Wiraswasta,
Petani, Pegawai Negeri Sipil. Ibu Rumah Tangga, Aparat Desa, dan lainnya. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di wilayah studi bekerja di
sektor lain diluar nelayan. Untuk menggambarkan kondisi ekonomi rumah tangga
secara lebih rinci, berikut disajikan data yang menggambarkan sirkulasi
pendapatan dan pengeluaran rumah tangga dalam satu bulan di wilayah studi.
Tabel 19 Pendapatan Responden
No. Pendapatan Per Bulan Jumlah Persentase (%)
1 < Rp. 1.000.000 2 3,17
2 Rp. 1.000.000- Rp. 4.200.000 44 69,84
3 Rp. 4.200.001- Rp. 5.000.000 5 7,94
4 Rp. 5.000.001- Rp. 7.000.000 3 4,76
5 > Rp.7.000.000 4 6,35
6 Tidak menjawab 5 7,94
Total 63 100,00
Sumber: Data primer, 2023
40
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
B) Aktivitas Nelayan
Profil Nelayan
Pada tabel jenis pekerjaan diatas, terdapat 36,51% penduduk yang bekerja sebagai
nelayan. Aktivitas nelayan di wilayah studi dapat ditemukan di area pesisir laut
masing-masing desa, yakni Dukuh Plabuhan di Di Desa Ketanggan dan Dukuh
Mangunsari di Desa Kedawung. Kedua wilayah tersebut mayoritas penduduknya
bekerja sebagai nelayan. Berdasarkan hasil wawancara, antara nelayan Dukuh
Plabuhan dengan Dukuh Mangunsari memiliki perbedaan. Nelayan dari Dukuh
Plabuhan mayoritas merupakan nelayan tradisional yang mencari ikan tidak jauh
dari pantai. Bahkan menurut Kepala Desa, hanya 30-40% saja nelayan yang
memiliki perahu sendiri. Sehingga pendapatan para nelayan di Dukuh Plabuhan
relatif cukup kecil. Sementara di Dukuh Mangunsari, aktivitas nelayan sudah
cukup besar. Para nelayan banyak yang memiliki peralatan tangkap cukup lengkap
seperti kapal bermesin dan jaring yang cukup besar. Sehingga mereka bisa
mencari ikan jauh dari lepas pantai dan mendapatkan hasil tangkapan yang
banyak. Ditambah, di wilayah ini terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Celong
41
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
yang menjadi pusat perdagangan hasil laut. Untuk lebih rincinya, aktivitas nelayan
di wilayah studi akan digambarkan melalui tabel dan deskripsi sebagai berikut :
42
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
43
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Terdapat juga nelayan yang menggunakan pancing dalam mencari ikan. Dari hasil
pengamatan, nelayan yang menggunakan pancing tidak menggunakan kapal
dalam mencari ikan dan hanya mencari ikan di sekitar pantai.
44
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
4 >20 Kg 4 6,35
Total 23 36,51
Sumber: Data primer, 2023
Menurut para nelayan, dalam 5 tahun terakhir penghasilan dari melaut cukup
fluktuatif. Terkadang mendapat hasil besar bahkan juga hasilnya kecil sesuai
dengan kondisi cuaca di laut. Apabila terjadi badai berkepanjangan maka para
nelayan tidak pergi melaut karena sangat beresiko. Ditambah dalam sekali melaut
ada beberapa nelayan yang bekerja secara kelompok, sehingga hasil tangkapan-
pun dibagi rata dengan yang lain. Untuk hasil tangkapan sendiri, sebagian besar
nelayan mengelolanya dengan lansgung dijual ke TPI yang ada di lingkungan
sekitar. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa nelayan yang mengelola
hasil tangkapan dengan dijual sendiri tanpa melalui pengepul. Rincian
pengelolaan hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30 Pengelolaan Hasil Tangkapan
No. Hasil Tangkapan Jumlah Persentase (%)
1 Dijual ke TPI 20 31,75
2 Dijual sendiri 3 4,76
Total 23 36,51
Sumber: Data primer, 2023
45
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
C) Sektor Pertanian
Pada sektor pertanian, berdasarkan data dari BPS Kabupaten Batang, lahan areal
persawahan di Kecamatan Gringsing sebesar 1.921,86 Hektare atau 26,00% dari
total luas lahan. Sementara di Kecamatan Banyuputih, total tanah yang digunakan
sebagai areal persawahan sebesar 14,00% atau 622,36 Hektare dari luas lahan
total. Sekilas, total lahan yang digunakan sebagai areal persawahan di kedua
wilayah relatif kecil jika melihat kondisi geografisnya. Mengingat pada umumnya
46
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Ubi Jalar 0
Ubi Kayu 0
Jenis Tanaman
Kacang Tanah 0
Jagung 484.6
Padi 4119.6
47
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
800
600
400
200
6 12.9 0
0
Padi Jagung Kacang Ubi Kayu Ubi Jalar
Tanah
Jenis Tanaman
48
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
1.3.3 Budaya
Secara umum, kebudayaan merupakan sistem pengetahuan yang meliputi sistem
ide atau gagasan yang sama antar masyarakat, yang kemudian diinternalisasi dan
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi ciri khas daerah tersebut
karena masyarakat yang terkait telah menganggapnya sebagai bagian dari
hidupnya serta mematuhinya. Kondisi sosial budaya di wilayah studi merupakan
tipikal masyarakat pedesaan. Lebih khusus wilayah studi merupakan daerah
pesisir laut yang termasuk wilayah Pantura (Pantai Utara) Pulau Jawa. Tipikal
49
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
50
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
pesisir pulau jawa. Makna dari tradisi sedekah laut/nyadran sendiri merupakan
bentuk rasa syukur dari para nelayan terhadap hasil laut yang diberikan oleh
Tuhan.
Hubungan Sosial
Proses sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang disebabkan
berbagai faktor, antara lain pengaruh kultural, kegiatan ekonomi dan integritas
antara penduduk asli dengan suku pendatang. Dalam studi ini dikaji proses
asosiatif (kerjasama), integrasi sosial, akulturasi dan konflik. Perubahan sosial
yang terjadi dalam masyarakat menggambarkan kedinamisan suatu masyarakat.
Pada wilayah studi dimana penduduknya tergolong heterogen, terutama dari
segi etnis, mengakibatkan terjadinya proses perubahan sosial. Perubahan sosial
ini terjadi terutama pada perubahan pola hidup dan pergaulan pada kaum muda.
Adanya konflik sosial seperti perkelahian yang dilakukan oleh kaum muda
terutama pada saat diadakannya acara-acara hiburan merupakan salah satu
akibat dari perubahan pola pergaulan kaum muda di masyarakat. Proses
perubahan sosial ini dipengaruhi oleh faktor kependudukan, transportasi yang
mulai tersedia, teknologi komunikasi yang semakin canggih, sifat masyarakat
yang cukup terbuka dan adanya keinginan masyarakat untuk memperbaiki
tingkat kehidupan. Perubahan sosial yang cukup penting dalam kajian ini
adalah terkait pandangan masyarakat terhadap pembangunan dan peranan
mereka dalam proses pembangunan tersebut. Sikap kritis masyarakat terhadap
kegiatan pembangunan yang dianggap berdampak negatif maupun positif
terhadap aktivitas mereka semakin tampak dan semakin terbuka untuk
dikemukakan.
Pranata Sosial
Lembaga sosial di wilayah studi khususnya, terdiri dari lembaga keagamaan,
lembaga pendidikan, dan lembaga sosial. Melalui lembaga ini, terbentuk sistem
tingkah laku, sistem sosial dan akhirnya terjadi berbagai perubahan dalam
tatanan kehidupan, baik yang bersifat individual maupun dalam tatanan
kemasyarakatan. Kelembagaan yang berkembang dalam masyarakat dapat
meliputi kelembagaan formal dan non formal. Lembaga formal berupa aparat
desa dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa), sedangkan lembaga non formal
51
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
52
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Sumur Trinilan merupakan mata air yang berada di Dukuh Plabuhan, Desa
Ketanggan. Sumur ini tepat berada di bibir pantai dan bersebelahan
dengan Masjid Nurul Huda. Keistimewaan sumur ini adalah meskipun
berada di bibir pantai, air yang dihasilkan merupakan jenis air tawar,
sangat bening, dan tidak pernah mengalami kekeringan. Sehingga,
menurut penuturan warga, banyak kalangan masyarakat mulai dari tokoh
agama, pejabat, paranormal maupun lainnya yang dalam waktu tertentu
melakukan ritual khusus di sumur tersebut. Dalam sejarahnya, sumur
trinilan merupakan peninggalan tokoh Islam bernama Mbah Nur Anom,
atau biasa dikenal masyarakat sekitar Mbah Nurul Anom yang lahir di
Desa Geritan, Wonopringgo, Pekalongan pada tahun 1.650 Masehi.
Ayahnya adalah M Nur atau Prabu Bahurekso yang garis keturunannya ke
atas sampai kepada Sunan Ampel. Kendati demikian, masyarakat setempat
tidak memperlakukan Sumur Trinilan secara spesial. Hanya saja, saat ini
sumur tersebut dibangunkan seperti rumah kecil, sehingga terlindungi.
53
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
= 62,96 KK ~ 63 KK
Dimana:
N = Jumlah populasi
e = Margin error (ditetapkan 10%)
n = Jumlah responden
Responden dalam survei sosial kajian ini mewakili masyarakat yang diprakirakan
terkena dampak rencana kegiatan. Dalam hal ini secara administratif responden
merupakan warga Desa Ketanggan dan Desa Kedawung yang tinggal di wilayah
rencana kegiatan dengan jumlah responden telah ditetapkan sebanyak 63 KK.
Dari hasil kuesioner kepada sejumlah responden di wilayah studi memunculkan
sikap dan persepsi awal masyarakat tentang rencana kegiatan. Persepsi ini
diketahui melalui tingkat penerimaan masyarakat terhadap rencana kegiatan.
Tingkat penerimaan ini dijabarkan melalui beberapa pertanyaan terkait persepsi
awal terhadap rencana kegiatan. Hal-hal tersebut meliputi pengetahuan tentang
rencana kegiatan, sumber informasi tentang rencana kegiatan, dan tingkat
penerimaan masyarakat terhadap rencana kegiatan. Hasil analisis deskriptif terkait
persepsi awal masyarakat dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 32 Pengetahuan Responden Terhadap Rencana Kegiatan
Persentase Persentase
No. Mengetahui Rencana Kegiatan Jumlah Jumlah
(%) (%)
1 Tidak 17 26,98 17 26,98
2 Ya 37 58,73
54
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
55
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
56
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
57
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
maupun operasi dan adanya berbagai kerjasama dengan masyarakat maupun desa
sekitar untuk kegiatan pemberdayaan.
58
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
59
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
60
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
61
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
63
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
dalam wadah tertutup, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, dan
memeriksa tempat-tempat penampungan air.[10]
Tabel 37 Jumlah Angka Penemuan Kasus Baru Di Kabupaten Batang Tahun 2021
dan 2022
No Jenis Penyakit 2021 (%) 2022 (%)
1. Tuberculosis (TBC) 98,80 144,00
2. AIDS 0,00 0,00
3. Kusta 3,50 4,18
4. Malaria 0,00 0,00
5. DBD 0,00 0,00
6. IMS 0,00 0,00
7. Diare 13,40 3,03
Total 115,7 151,21
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2023
Berdasarkan tabel diatas, jenis penyakit untuk angka penemuan kasus baru di
Kabupaten Batang adalah Tuberculosis (TBC) tahun 2021 dengan persentase
98,8% dan tahun 2022 menjadi 144,0%, Kusta tahun 2021 dengan presentase
3,5% dan tahun 2022 menjadi 4,18%, sedangkan Diare tahun 2021 dengan
persentase 13,4% dan tahun 2022 menjadi 3,03%.
64
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
mati bila terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan panas api, kuman
mycobacterium tuberculosa akan mati dalam waktu 2 jam oleh sinar matahari.
Jika di dalam rumah dengan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat
mempunyai risiko 4,214 kali lebih besar menderita tuberkulosis paru dibanding
orang yang bertempat tinggal dalam rumah dengan pencahayaan yang memenuhi
syarat.
Dari data penyakit tuberculosis paru diatas perlu dilakukan intervensi dan evaluasi
program pemberantasannya. Intervensi yang dapat dilakukan yaitu para penderita
tuberculosis paru diwajibkan untuk patuh meminum Obat Anti Tuberculosis
(OAT) dan menyediakan ventilasi ruangan yang cukup sehingga tidak lembab dan
tidak menimbulkan bakteri Mycobacterium tuberculosis hidup serta berkembang
sehingga tidak dapat menyebabkan penularan terhadap orang lain. Evaluasi
program pemberantasan tuberculosis paru perlu dilakukan untuk mengetahui
alasan mengapa angka kasus penyakit tuberculosis paru di setiap tahun mengalami
kenaikan dan penurunan. Tuberculosis paru merupakan salah satu jenis penyakit
sistem pernafasan. Penyakit pada sistem pernafasan dapat disebabkan karena
pencemaran udara.
Kusta merupakan penyakit menular yang bersifat menahun dan disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh
lainnya kecuali susunan saraf pusat. Penyakit ini terdiri dari dua tipe yaitu
Paucibasillary (PB) dan Multibacillary (MB).[11] Penularan kusta dapat kontak
langsung melalui kulit dan saluran pernapasan secara berulang-ulang dan dalam
jangka waktu yang lama. Tanda utamaya yaitu terjadinya kelainan kulit dan mati
rasa, terjadi penebalan saraf tepi dan adanya kuman yang tahan asam. Faktor
risiko penyakit kusta diantaranya yaitu kontak serumah dengan penderita kusta di
lingkungan rumahnya, dan kondisi personal hygiene yang buruk. [12]
65
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
HOS
T
AGEN ENVIRONME
T Gambar 28 Konsep Segitiga Epidemiologi NT
Sumber : E-book Epidemiologi Penularan Penyakit
Peran host ini adalah masyarakat yang akan terkena pengaruh dampak penurunan
kualitas udara ambien. Dampak penurunan kualitas udara ambien diprakirakan
akan terjadi oleh kegiatan konstruksi. Jarak rumah penduduk dengan lokasi
kegiatan antara lain : sebelah barat merupakan pemukiman warga yang berjarak
± 1783,75 m, sebelah timur merupakan pemukiman warga yang berjarak ±
2030,87 m. sehingga penduduk yang berisiko terhadap dampak kualitas udara dari
konstruksi bangunan memiliki karakteristik sebagai berikut :
Kurangnya mekanisme pertahanan tubuh manusia
Sistem kekebalan tubuh yang sehat merupakan kekebalan yang dapat
membedakan antara bagian tubuh dari sistem itu sendiri dan benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya
untuk melindungi tubuh juga berkurang, yang akan menyebabkan munculnya
infeksi. Sehingga apabila ada salah satu warga di sekitar lokasi pembangunan
rumah sakit mengalami penurunan imunitas, maka warga tersebut
diprakirakan akan rentan mengalami penularan penyakit seperti gangguan
sistem pernafasan.
Balita dan Lansia yang Memiliki Usia Rentan Terhadap Penyakit
Pada sekitar lokasi rencana kegiatan pembangunan pelabuhan terdapat warga
yang memiliki balita dan warga dalam usia lanjut yang keduanya rentan
tertular penyakit. Balita dan lansia ini akan rentan pada penyakit gangguan
sistem pernafasan yang disebabkan oleh rencana kegiatan pembangunan
66
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
67
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
68
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
69
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Desa Kedawung
Jumlah KK pada Desa Kedawung menurut data Puskemas Banyuputih berdasarkan
KK (Kepala Keluarga) pada tahun 2023 sejumlah 1.162 KK (Kepala Keluarga).
Akses terhadap penggunaan fasilitas sanitasi layak (jamban sehat) dapat dilihat
pada Tabel 43.
Tabel 43 Fasilitas Sanitasi Layak (Jamban Sehat) di Desa Kedawung Tahun 2023
No. Jenis Fasilitas 2023 (KK)
1. Jamban Sendiri 828
70
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
2. Sharing/Komunal 66
2. Jamban tertutup 159
3. Jamban terbuka 14
Sumber : Data Puskesmas Banyuputih, 2023
Berdasarkan tabel diatas, fasilitas sanitasi layak (jamban sehat) di Desa
Ketanggan, pada tahun 2023 berdasarkan jumlah KK di Desa Kedawung sudah
ada yang menggunakan jamban sendiri sejumlah 828 KK, masih ada yang
menggunakan jamban komunal sejumlah 66 KK dan jamban terbuka sejumlah 14
KK. Keuntungan dari memiliki jamban pribadi yaitu tidak mencemari sumber air
disekitar, tidak mengundang datangnya lalat dan serangga yang dapat menjadi
media penular penyakit kolera, disentri, thypus, dan penyakit saluran pencernaan.
B) Sarana Air Minum
Desa Ketanggan
Tabel 44 Jumlah Sarana Air Minum di Desa Ketanggan Tahun 2019-2022
2019 2020 2021 2022
Sarana Air minum
(unit) (unit) (unit) (unit)
Jumlah sarana yang tersedia 7 6 6 3
Sarana air minum yang di IKL (Inspeksi 2 6 6 2
Kesehatan Lingkungan)
Sarana air minum resiko rendah+sedang 4 6 2 2
Sumber : Data Puskesmas Gringsing 2
Berdasarkan tabel diatas, jumlah sarana air minum di Desa Ketanggan pada tahun
2019 sebanyak 7 unit, di IKL sebanyak 2 unit, dan resiko rendah+sedang
sebanyak 4 unit, pada tahun 2020 sebanyak 6 unit, di IKL sebanyak 6 unit, dan
resiko rendah+sedang sebanyak 6 unit, pada tahun 2021 sebanyak 6 unit, di IKL
sebanyak 6 unit, dan resiko rendah+sedang sebanyak 2 unit, dan pada tahun 2022
sebanyak 3 unit, di IKL sebanyak 2 unit, dan resiko rendah+sedang sebanyak 2
unit. Inspeksi kesehatan lingkungan/sanitasi lingkungan merupakan kegiatan
pengamatan terhadap keadaan fisik sarana air minum dan lingkungannya yang
diprakirakan dapat mempengaruhi kualitas air minum yang akan dikonsumsi
penduduk sekitar, sedangkan pengambilan sampel air minum hanya dilakukan
terhadap sarana tingkat resiko pencemarannya termasuk dalam kategori rendah
dan sedang.
Kecamatan Banyuputih
Rincian Sumber Air Minum di Kecamatan Banyuputih tahun 2019,2020,dan 2021
dapat dilihat pada Tabel 45.
71
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
C) Sarana Kebersihan
Kecamatan Gringsing
Sarana kebersihan di Kecamatan Gringsing tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel
46.
Tabel 46 Sarana kebersihan di Kecamatan Gringsing Tahun 2022
No. Sarana Kebersihan Jumlah
1. Truk pengangkut sampah 1 unit
2. TPS 8 unit
Sumber : Kabupaten Batang Dalam Angka, 2023
72
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Kejadian DBD dan malaria kuat kaitannya dengan kondisi sanitasi lingkungannya.
Jika kondisi sanitasi buruk maka dapat memungkinkan terkena penyakit DBD
sebesar 3,65 kali dibanding dengan kondisi sanitasi yang baik. Faktor-faktor
sanitasi lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit DBD dan malaria
diantaranya tempat penampungan air, sistem pembuangan sampah, pencahayaan,
adanya genangan air, dan keberadaan jentik. [10] Masyarakat yang memiliki tempat
penampungan air tetapi tidak memenuhi syarat berisiko 6,41 kali lebih besar
terkena DBD, tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat dan
adanya genangan air di lingkungan sekitar akan menajdi perindukan bagi vektor
penyakit yang mana dapat berpengaruh meningkatkan risiko kejadian DBD dan
malaria.Kawasan di sekitar lokasi kegiatan sudah tertata rapi dan bersih sehingga
tidak memicu timbulnya vektor penyakit. Selain itu, kondisi rumah warga di
sekitar lokasi juga telah memilki ventilasi yang cukup baik, sehingga pencahayaan
ruangan dan sirkulasi udara dapat terjadi secara alami, tetapi karena ada jalan
73
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Ruas Jalan Plelen (Utara) merupakan jalan nasional yang ditetapkan mengacu
pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
1688/KPTS/M/2022 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya sebagai
Jalan Nasional. Kondisi ruas Jalan Plelen (Utara) yang merupakan ruas jalan
terdampak dapat dilihat pada Tabel 48.
74
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
4/2 D,
Ruas Jalan Tol
1 Lebar 17,5 3.350
Gringsing
meter
2/2 UD,
Ruas Jalan Raya
2 Lebar 6 2.182
Krengseng
meter
2/2 UD,
Ruas Jalan Raya
3 Lebar 7 2.508
Plelen
meter
4/2 D,
4 Ruas Jalan Subah Lebar 16,4 3.065
meter
Simpang Empat
Tidak Bersinyal
Jalan Gringsing
5 ± 7,9 Km -
Kedawung – Jalan
Kw. Industri
Terpadu Batang
75
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
Simpang Tiga
Tidak Bersinyal
6 Jalan Kw. Industri ± 9,2 Km -
Terpadu Batang –
Jalan Raya Plelen
Simpang Tiga
Tidak Bersinyal
7 Jalan Raya ± 10,1 Km -
Krengseng – Jalan
Raya Plelen
Simpang Tiga
Tidak Bersinyal
8 Jalan Lkr. Alas ± 12,1 Km -
Roban – Jalan Raya
Plelen
Simpang Tiga
Tidak Bersinyal
9 ±13,1 Km -
Jalan Raya Lama –
Jalan Raya Kutosari
Simpang Empat
10 Bersinyal Exit Toll ± 14,2 Km -
Waleri
Simpang Tiga
Tidak Bersinyal
11 Jalan Raya Subah – ± 12,4 Km -
Jalan Raya
Banyuwputih
c. Akses menuju Terminal Multipurpose Batang dapat melalui 2 jalur, yaitu jalur
melalui Banyuputih dan Plelen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
76
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
77
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
78
Lampiran Rona Awal Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Multipurpose Batang
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Batang
Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah
79