Hassan ibn Tsabit ra. –yang dikenal sebagai salah seorang sahabat yang paling
mengenal Rasulullah- bersyair:
Cahya abadi muhammad adalah buah karya khojaefendi fathullah gulen yang
menerangkan tentang kisah kehidupan seorang nabi akhir zaman yang
kedatangannya sangat di nantikan oleh seluruh alam.buku ini mengisahkan
perjalanan kehidupan nabi muhammad dengan gaya kepenulisan yang sangat
relevan dengan zaman modern hari ini.yang secara terstuktur disajikan dengan
gaya ke penulisan tematik dengan susunan kisah kisahnya yang menarik.
Dalam buku ini khojaefendi mencoba membawa kembali para pembacanya untuk
menyelami kisah kisah rasulullah yang penuh hikmah.dengan membaca buku ini
para pembaca akan menemukan hikmah luhur tentang perjuangan hidup nabi
muhammad dalam berdakwah.dengan perjuanganya yang luar biasa nabi
muhammad yang terlahir di masa jahilyyah dengan seiizin allah mampu mebawa
manusia dari kegelapan kekufuran menuju cahaya terang benderang keimanan.
Nabi muhammad adalah nabi yang kedatngannya snagat dinantikan oleh ummat
manusia.di zaman itu ummat manusia sedang terperosok kedalam jurang
jahiliyyah.romawi dengan perbudakannya yang mengenaskan,persia dengan
kediktatoran rajanya,dan di tengah itu ada bangsa arab yang lebih
mengenaskan.bangsa arab jahiliyyah menyembah 360 berhala yang di pajang
didinding kakbah,jika mereka melahirkann anak perempuan maka mereka akan
merasa rendah diri oleh karena itu, dengan bejatnya mereka akan membunuh
bayi perempuan yang baru lahir.pada zaman seperti itulah kelahiran nabi akhir
zaman sangat dinantikan baik oleh kaum yahudi,nasrani,bahkan kaum qurasy.
Dalam buku ini juga menejelaskan tentang alasan alasan mengapa allah swt
mengutus seorang nabi dan rasul.mereka adalah bak cahaya di tengah kegelapan
yang akan menerangi siapa saja yang mendekatinya.para nabi dan rasul juga wajib
memiliki sifat sifat terpuji seperti shiddq,amanah,tabligh,dan fathanah.sifat sifat
tersebut di jelaskan dalam buku ini dengan penjelasan yang sangat rinci dan di
sertai berbagai kisah kisah rasulullah.sehingga,para pembacanya seakan di
suguhkan sebuah contoh pelajaran yang harus di ambil hikmah dan di terapkan
dalam kehidupan sehari-hari.para pembacanya di ajak untuk berakhlak seperti
akhlak nya rasulullah saw.
Pintu masuk memahami dan mencintai Nabi Muhammad Saw.adalah melalui Al-
qur’an, Al-sunnah (ucapan, perbuatan, dan ketetapan), keluarga, Sahabat, dan
penerus Nabi yakni Ulama.Pada bagian akhir buku ini membahas tentang Al-
sunnah, Sahabat yang mengikuti Al-sunnah, kedudukan hadis, klasifikasi hadis,
ilmu hadis, dan ditutup dengan riwayat Sahabat dan Tabi’in dengan tujuan agar
Diteladani Perilaku Mereka. Nabi Muhammad Saw. Adalah Yang Paling
Memahami Al-Qur’an, Sahabat Adalah Yang Paling Memahami Nabi Muhammad
Saw. Dan Tabi’in Adalah Yang Paling Memahami Sahabat.
Untuk mnegakhiri ringkasan ini mari kita merenung kembali dengan pertanyaan
istifham inkari dari khojaefendi fathullah gulen dalam buku ini “Tapi ada satu
pertanyaan mengusik yang tak dapat disampingkan untuk saya sampaikan di sini:
Apakah kita memiliki hati yang laik bagi Rasulullah sang Penguasa Hati? Apakah
beliau bakal betah bersemayam di hati kita? Apakah hati kita selalu terbuka untuk
beliau? Apakah kita selalu ingat sang Rasul dalam setiap gerak-gerik kita? Apakah
hati kita selalu terpaut pada Rasulullah dalam gerak dan diam kita? Apakah
dalam menjalani kehidupan kita sudah berhasil selalu berada di garis-garis yang
beliau gariskan? Jika jawaban atas semua pertanyaan itu adalah ‘YA’, duhai
betapa bahagianya kita
Lalu marilah kita sadar diri dan segera memperbaiki akhlak kita,karena sejatinya
kita sebagai ummat islam sudah memiliki contoh suri tauladan yang harus kita
ikuti budi pekerti luhurnya,yaitu nabi muhammad saw sang rembulan di tengah
gelapnya zaman.
Terkahir tulisan ini akan di akhiri dengan mengutip syair dari imam bushiri
(penulis syair burdah)yang terdapat dalam buku ini.
Meski tentu patut pula kita sadari bahwa takkan ada satu pun dari kita yang
akan mampu memahami pribadi secara utuh. Demikianlah yang dinyatakan oleh
Bushiri dalam syairnya: