Anda di halaman 1dari 207

FIQH-US-SIRAH

Memahami Kehidupan Nabi Muhammad (‫)ﷺ‬

Muhammad Al-Ghazali
© Islamic Online University.com Seerah 101

1 Pendahuluan

Pendahuluan
□ Banyak tokoh terkemuka yang biografinya membuat orang-orang yang
membaca terpana dengan kejeniusan tokoh-tokoh tersebut dan mengagumi cara
hidup serta sikap tokoh-tokoh ini dalam menghadapi segala permasalahan dan
cobaan hidup. Membaca biografi mungkin satu-satunya yang menghubungkan
tokoh-tokoh ini dengan orang-orang yang mengenal mereka dan hal ini dapat
berkembang menjadi suatu studi khusus atau ikatan kuat antar sesama manusia.
□ Penting bagi Saya untuk mengatakan bahwa Saya tidak mengisahkan
manusia terbaik, Muhammad (‫)ﷺ‬, ‘Kedamaian dan kesejahteraan tercurah
padanya’ putra dari Abdullah, dengan keterbatasan pemikiran. Saya adalah
seorang Muslim yang memiliki keyakinan dengan dasar ilmu: Saya paham
mengapa Saya beriman kepada Allah Yang Maha Tinggi, (Raja) Dunia, dan
dalam kenabian Muhammad (‫)ﷺ‬, dan mengapa Saya mengimani Kitab yang
diturunkan melaluinya untuk umat manusia. Sungguh, Saya mengetahui alasan
mengapa Saya mengajak orang-orang untuk mengimani apa yang membuat
Saya merasakan ketenangan di dalam hati.
□ Saya sudah beberapa kali menerbitkan buku tentang perjalanan hidup
Muhammad (‫)ﷺ‬. Apakah Saya pernah melantur dalam apapun yang saya tulis?
Semua yang saya tulis yang membahas tentang keimanan, moral, pemerintahan
dan perilaku sosial, Saya mendasarinya pada perjalanan hidup Muhammad (‫)ﷺ‬
sebagai bahan penulisan. Dengan demikian Saya bisa menjamin bahwa buku ini
bukanlah kecintaan tiba-tiba terhadap Rasulullah (‫)ﷺ‬, atau deretan bukti baru
tentang kebenaran kenabiannya, ataupun kisah tentang kejeniusannya.
Kesemuanya telah dibahas panjang lebar di dalam buku yang lain. Dalam
menyusun buku ini Saya memiliki tujuan khusus yang saya harap akan tercapai.
□ Umat Islam di jaman ini memahami perjalanan hidup Muhammad (‫ )ﷺ‬hanya
dari permukaannya saja yang pasti tidak membangkitkan emosi atapun
memberikan resolusi. Kekaguman mereka terhadap Rasulullah (‫ )ﷺ‬dan para
Sahabatnya hanya didasari oleh warisan dan sedikit pengetahuan, dan mengira
bahwa kata-kata pujian ataupun seentuk tindakan kecil sudah cukup pantas.
□ Pengetahuan yang dangkal tentang Muhammad (‫ )ﷺ‬sama saja dengan
ketidakpedulian kepadanya. Sungguh tidak adil Muhammad (‫ )ﷺ‬hanya
dijadikan sebagai legenda. Sungguh tidak adil ketika pada periode itu, yang
dipenuhi dengan kekuatan dan keberanian, saat ini hanya dalam wujud tubuh-
tubuh yang terbungkus kain kafan. Perjalanan hidup Muhammad (‫ )ﷺ‬bagi

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

2 Pendahuluan

seorang Muslim bukan hanya untuk hiburan pengisi waktu luang ataupun studi
kritis yang netral. Perjalanan hidupnya adalah panutan yang sempurna, dan
sumber hukum yang mengatur kehidupan mereka. Sehingga segala kekurangan
dalam penyajian biografi ini ataupun kerancuan di dalam urutan peristiwa hidup
Rasulullah (‫ )ﷺ‬akan menciderai kenyataan iman itu sendiri.
□ Oleh karena itu, Saya telah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan
gambaran yang sebenar-benarnya atas hidup Rasulullah (‫ )ﷺ‬dan Saya telah
semaksimal mungkin berusaha memberikan penjelasan dan alasan atas peristiwa
yang terjadi di dalam hidupnya. Dan Saya telah mengungkapkan kebenaran dan
dampaknya tanpa bias ataupun tipu daya. Saya memanfaatkan biografi yang
telah ditulis baik oleh ilmuwan pada jaman kuno ataupun jaman modern.
Sejarawan modern cenderung pada analisis, perbandingan, dan mengkaitkan
berbagai peristiwa menjadi kesatuan yang sistematis. Itulah metode terbaik
mereka. Namun, sejarawan kuno mendasarkan pada detail, sumber-sumber
terpercaya, dan periwayatan peristiwa kecil ataupun besar. Arsip-arsip ini
sangat berharga jika dipergunakan sebagaimana mestinya.
□ Disini saya telah menggabungkan kedua metode tersebut dengan mengambil
yang mungkin paling baik dari keduanya. Dari detail-detail biografi Saya telah
menyusun topik yang terpadu, yang semuanya terhubung dengan satu jiwa. Lalu
Saya menyusun teks-teks dan riwayat yang dapat mengaitkan satu topik dengan
yang lainnya dan membantu melengkapi gambaran secara keseluruhan. Saya
bertujuan menulis biografi yang dapat menguatkan keimanan, membersihkan
diri, dan menyajikan perjuangan yang akan mendorong seseorang untuk
menggapai kebenaran dan setia padanya dan yang mengandung begitu banyak
contoh yang relevan.
□ Cara Saya menulis tentang Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah seperti seorang prajurit
mengisahkan tentang panglima tertingginya atau seorang karyawan yang
menulis tentang pemilik perusahaan atau seorang murid terhadap gurunya. Saya
bukanlah sejarawan yang bersikap netral, seperti yang sudah Saya ungkapkan,
yang tidak memiliki koneksi dengan tokoh yang ditulisnya. Terlebih lagi, Saya
menulis dengan latar belakang kemunduran kaum Muslimin yang Saya saksikan
dengan mata kepala sendiri. Maka jangan terkejut jika Saya menghubungkan
peristiwa di dalam kehidupan Muhammad (‫ )ﷺ‬dengan cara yang menyindir
keadaan kita yang menyedihkan. Setiap kali saya mengisahkan suatu peristiwa
Saya menyertakan di dalamnya referensi terhadap sentimen nyata, pemikiran

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

3 Pendahuluan

yang bijak, dan tindakan mulia seorang Muslim untuk memperbaiki degradasi
yang buruk ini.
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬bukanlah kisah yang dibaca ketika orang-orang
memperingati hari lahirnya seperti yang sering dilakukan di jaman sekarang,
bukan pula untuk dipuja-puji dengan cara-cara bid’ah yang ditambahkan pada
saat Adzan berkumandang, kekaguman dan cinta kita kepadanya bukan juga
diwujudkan dalam bentuk syair-syair puisi yang mungkin menggetarkan mereka
yang mendengarkan. Ikatan yang dimiliki kaum Muslimin dengan Nabi (‫)ﷺ‬
yang mulia ini seharusnya lebih kuat dan dalam dibandingkan penyimpangan-
penyimpangan yang telah disisipkan sebagai bagian dari keimanan. Kaum
Muslimin melakukan semua ini sebagai bentuk ikatan mereka dengan
Rasulullah (‫ )ﷺ‬justru setelah meninggalkan esensi keimanan mereka dan
mencukupkan diri dengan perwujudan lahiriah dan sanjungan berlebihan. Akan
tetapi, karena hal ini dibatasi di dalam Islam, mereka pun berupaya mencari cara
lain.
□ Seharusnya mereka tidak membuat-buat hal baru. Berpaling dari sikap
berlebihan tidak memerlukan usaha yang besar. Usaha yang membutuhkan
tekad kuat adalah untuk berpegang teguh pada esensi keimanan yang telah
ditinggalkan dan kembali kepada ajaran yang benar. Maka daripada
mendengarkan kisah kelahiran Rasulullah (‫ )ﷺ‬dengan suara yang mendayu-
dayu, seseorang harus bangkit dan mengubah dirinya untuk meneladani
Rasulullah (‫ )ﷺ‬baik di dalam urusan duniawi maupun akhirat, apa yang disukai
dan tidak disukainya, dengan ilmu dan tindakannya, dalam kebiasaannya dan
cara beribadah dan dalam masalah berkaitan dengan peperangan dan
perdamaian. Seorang Muslim yang Rasulullah (‫ )ﷺ‬tidak hidup di hatinya, yang
tidak meneladani sikap dan pemikirannnya tidak akan merasakan manfaat dari
sholawat dan salam yang dilakukan ribuan kali sehari.
□ Saya akan menekankan pentingnya memisahkan hal-hal yang serius dan yang
bersifat kesenangan semata di dalam hidup kita. Sediakanlah waktu untuk
bersenang-senang dan bersantai namun jangan berlebihan dan luangkanlah
waktu untuk hal-hal yang serius dan pelajarilah seoptimal mungkin.
□ Jika ada yang ingin bernyanyi atau mendengarkan lagu, abaikan saja. Akan
tetapi menjadikan Islam itu sendiri dalam bentuk sebuah lagu, menjadikan
Qur’an sebagai nada yang indah, dan perjalanan hidup Rasulullah (‫ )ﷺ‬sebagai
qasidah (syair-syair puisi) memuja nabi dan bersajak, tidak memiliki dasar dan
hanya dapat diterima oleh mereka yang lalai. Perbuatan ini merusak Islam
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

4 Pendahuluan

karena telah mengubah masalah perilaku dan pemahaman menjadi sebuah


kesenangan dan hiburan semata. Orang-orang seperti ini dijelaskan di dalam
Qur’an:

(Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-
main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia.) (Qur’an
6: 70)

□ Transformasi Qur’an menjadi sebuah nyanyian membius yang dinikmati


pecinta musik adalah yang mendorong kaum Yahudi dan Nasrani
menyebarluaskannya, meyakini bahwa hal ini tidak akan membangkitkan
mayat. Perubahan perjalanan hidup Nabi (‫ )ﷺ‬menjadi dongeng, qasidah, dan
bentuk-bentuk ibadah yang tidak berdasar yang dengan menyimaknya akan
membuat jiwa menjadi tidak seimbang dan aneh, yang menurut Saya berakar
dari jiwa yang sesat dan kerusakan di dalam masyarakat. Masih lebih baik jika
para pecinta musik mendengarkan musik murni. Jika mereka ingin memahami
sesuatu yang serius, mereka harus mencari dari sumber yang benar, apakah
Qur’an yang berisi perintah dan larangan, atau Sunnah yang menjelaskan dan
membenarkan sehingga dapat diikuti, atau Sirah yang menyajikan literatur
murni, prinsip-prinsip kebijaksanaan, dan politik yang jujur. Dan itulah Islam.
□ Saya mulai menulis buku ini ketika berada di Madinah di kota suci, yang
membawa manfaat dan membantu Saya dalam menyelesaikan studi tentang
Sunnah dan hidup Muhammad (‫)ﷺ‬. Puji syukur Saya panjatkan kepada Allah
(‫ )ﷻ‬atas besarnya karunia yang telah diberikan kepada Saya dan mudah-
mudahan Allah (‫ )ﷻ‬menjadikan Saya hamba yang mencintai-Nya dan Rasul-
Nya. Mengingat Saya hanya bertutur kata dan bertindak secara lugas, Saya
katakan bahwa jurang antara kaum Muslimin dan Rasulullah (‫ )ﷺ‬sangatlah
besar, betapapun besarnya cinta mereka kepada beliau dan doa yang mereka
panjatkan untuknya. Saya menyaksikan mereka berziarah ke makamnya dengan
penuh semangat dan sudah merindukannya bahkan sebelum mereka sampai ke
kampung halaman mereka untuk bertemu dengan orang-orang yang cemburu
pada keberuntungan mereka dan mendambakan kesempatan yang sama.
□ Tidak ada mukmin yang akan mendebat bahwa mencintai Rasulullah (‫)ﷺ‬
adalah suatu kewajiban dan bahwa cinta baginya hanya akan hilang dari hati
orang munafik. Bagaimana cara seseorang menunjukkan kecintaan dan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

5 Pendahuluan

kesetiaan kepada beliau. Ini adalah pertanyaan yang membutuhkan penjelasan


dan klarifikasi.
□ Yatsrib, dari sudut pandang ekonomi secara umum, lebih kecil dibanding
ketika berada di bawah kekuasaan Suku Aws dan Khazraj pra-Islam. Proporsi
tanah yang ditanami dan diolah sekarang ini hanya sepersepuluh dari yang
dahulu digunakan, mayoritas penduduknya adalah orang-orang yang berhaji dan
pengunjung yang tinggal lebih lama setelah musim haji. Mereka lebih memilih
dekat dengan Rasulullah (‫ )ﷺ‬dan tidak memiliki pekerjaan dibandingkan pulang
ke rumah dan bekerja! Dan mereka sebut ini Hijrah!
□ Apakah ini ajaran Islam atau kecintaan kepada Rasulullah (‫ ?)ﷺ‬Saya ingat
bertemu dengan sekelompok orang Maroko yang mengaku bahwa mereka
datang ke Madinah untuk menghindari siksaan karena agama yang mereka anut.
Saya jelaskan kepada mereka bahwa mereka melarikan diri dari medan perang
karena rekan senegara mereka berperang melawan pendudukan Perancis, dan
mereka telah berdosa karena meninggalkan saudara sebangsa mereka untuk
menanggung beban itu sendiri. 1 Bentuk cinta kepada Nabi (‫ )ﷺ‬yang seperti itu
sulit dipahami dan Hijrah mereka ke Madinah tidak dapat diterima. Ikatan
antara Rasulullah (‫ )ﷺ‬dan hamba Allah lebih kuat dan kokoh dibandingkan
cara-cara yang salah dan sesat.
□ Musuh-musuh Islam berhasil meruntuhkan struktur Islam dan
menghancurkannya sebagai hasil dari kelalaian umat Muslim. Bagaimana bisa
warisan Muhammad (‫ )ﷺ‬dibiarkan tergerus oleh waktu? Bagaimana bisa era
Jahiliyah dibiarkan muncul kembali? Bagaimana bisa perubahan yang
berbahaya dibiarkan terjadi diam-diam? Bagaimana bisa perubahan yang
berbahaya itu dibiarkan terjadi dalam bentuk kecintaan terhadap Rasulullah
(‫ ?)ﷺ‬Biarkan kaum Muslimin memahami dengan sungguh-sungguh perjalanan
hidup Nabi besar mereka (‫)ﷺ‬. Semua hal ini tidak akan terjadi apabila Pesan itu
sendiri dipahami dengan benar dan kehidupan manusia yang menyampaikannya
dipelajari dan ajarannya diikuti dengan taat. Betapa murahnya cinta jika hanya
di bibir saja! Dan betapa indahnya jika cinta ini adalah cinta yang ideal, aman,
dan pasti!
□ Saya mohon maaf atas ketidakmampuan dalam menyajikan masalah ini
sebagaimana mestinya. Arti penting Nabi (‫ )ﷺ‬sangat besar, dan menceritakan
hidupnya membutuhkan pemikiran yang sensitif dan pengetahuan yang tajam.
1
Edisi pertama buku ini dalam Bahasa Arab diterbitkan pada saat Perancis menduduki tiga wilayah Maroko dan
pulau berpenduduk muslim lainnya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

6 Pendahuluan

Cukup sebagai pemberitahuan bahwa Saya telah berusaha dengan sebaik


mungkin.
□ Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan Muhammad dan keluarganya
sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berkahilah Muhammad
dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam.

Muhammad Al Ghazali

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hadits di dalam Buku ini


□ Saya senang bahwa edisi baru ini diterbitkan setelah mendapat ulasan dari
cendekiawan termasyhur, Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-Albani, yang
memberikan komentarnya terhadap hadits di dalam buku ini. Saya berharap
dapat membantu mengungkapkan kebenaran melalui bukti-bukti ilmiah dan
pemilihan peristiwa bersejarah dengan kritik ini. Terimakasih Saya ucapkan
kepada beliau atas bantuannya.
□ Masalah dari sejarawan yang mencatat perjalanan hidup Muhammad (‫ )ﷺ‬dan
peristiwa lainnya adalah kurangnya verifikasi dan otentifikasi. Banyak dari
sejarawan kuno maupun modern terjebak di dalamnya, meskipun terdapat
perbedaan dalam tingkat ketepatan dan penelitian. Ketika Saya mulai menulis
perjalanan hidup Rasulullah (‫ )ﷺ‬Saya berusaha mengikuti metode yang shahih
dan hanya menggunakan sumber yang terpercaya. Saya rasa Saya telah
mencapai tujuan ini dan mengumpulkan materi yang akan memuaskan peneliti
yang tekun. Akan tetapi pembaca akan melihat komentar Syaikh Nasiruddin
yang meragukannya. Sehingga Saya merasa wajib untuk menjelaskan metode
yang Saya gunakan.
□ Ulama-ulama Sunnah mungkin memiliki perbedaan dalam keshahihan
ataupun penolakan suatu Hadits. Syaikh Nasiruddin dapat saja beranggapan
bahwa suatu Hadits adalah lemah, dan beliau berhak melakukannya mengingat
beliau memiliki pengetahuan yang mendalam tentang Sunnah. Mungkin saja
mayoritas ulama Sunnah menganggap suatu Hadits lemah. Namun Saya bisa
saja membacanya dan menganggap bahwa Hadits ini sejalan dengan ayat dari
Qur’an atau Hadits shahih dan dengan demikian tidak mengapa menuliskan atau
menghubungkannya. Menurut hemat Saya, Hadits itu tidak membawa sesuatu
yang baru dalam hal syariat dan ibadah; ia hanya menjelaskan apa yang sudah
tertera pada sumber yang shahih.
□ Sebagai contoh, Hadits pertama yang dianggap lemah oleh Syaikh
Nasiruddin: “Cintailah Allah (‫ )ﷻ‬atas karunia-Nya kepadamu dan cintailah Aku
karena Allah (‫)ﷻ‬.” Beliau boleh saja menolak Hadits Al-Tirmidzi dan Al-Hakim
ini dan beliau berhak melakukannya. Akan tetapi Saya tidak menemukan makna
dari Hadits ini yang membuat Saya ragu untuk menyetujuinya.
□ Di sisi lain, Saya ragu untuk memasukkan Hadits Muslim dan Bukhari yang
berkaitan dengan Perang Bani Mustaliq. Riwayat Hadits mereka
menggambarkan seolah Nabi (‫ )ﷺ‬secara tiba-tiba menyerang suku tersebut

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

8 Sebuah Pesan dan Seorang Pemimpin

tanpa terlebih dahulu memberikan Dakwah kepada mereka atau tanpa adanya
pelanggaran perjanjian dari sisi mereka atau sebab apapun yang mencurigakan
dari pihak mereka atau informasi tentang kegiatan yang mencurigakan dari sisi
Bani Mustaliq.
□ Peperangan dimulai oleh kaum Muslimin dengan cara yang bertentangan
dengan ajaran Islam, dan jauh dari karakter Nabi (‫)ﷺ‬. Dengan demikian Saya
tidak setuju tentang awal mula dan akhir dari perang tersebut. Namun, Saya
setuju dengan riwayat Ibnu Jarir, yang, meskipun riwayatnya lemah menurut
pendpat Syaikh Nasiruddin, namun menguatkan prinsip tegas Islam bahwa
“tidak ada agresi melainkan terhadap mereka yang berbuat salah.” Bagi mereka
yang menjaga kedamaian dan tidak waspada, tidak ada alasan untuk menyerang
mereka.
□ Hadits Bukhari dan Muslim tidak dapat dijelaskan selain sebagai fase kedua
insiden tersebut. Dengan kata lain, menyerang mereka secara tiba-tiba
dilakukan setelah permusuhan muncul di antara kedua belah pihak Bani
Mustaliq dan kaum Muslimin, dan masing-masing pihak menanti serangan yang
lainnya. Dengan begitu, pihak Muslimlah yang memanfaatkan kesempatan dan
menyerang musuh mereka, dan “perang adalah tipuan” dalam kasus ini pastilah
terdapat pendahuluan dari riwayat Bukhari dan Muslim yang serupa dengan
riwayat Ibnu Jarir yang dikritisi oleh Syaikh Nasiruddin.
□ Saya bukanlah yang pertama menggunakan pendekatan ini. Ini adalah
pendekatan yang digunakan oleh sebagian ulama ketika menghadapi baik
periwayatan yang kuat maupun lemah. Mereka menyetujui bahwa Hadits yang
lemah dapat diterima asalkan sejalan dengan prinsip dasar, yang tentunya,
berasal dari Qur’an dan Sunnah. Atas dasar pertimbangan inilah Saya
menyebutkan diskusi Nabi (‫ )ﷺ‬dengan Al-Habbab pada saat Perang Badar,
meskipun Hadits yang meriwayatkannya dinyatakan lemah oleh para ulama
hadits, karena masih dalam lingkup perbuatan baik yang Allah (‫ )ﷻ‬dan Rasul-
Nya perintahkan dan tidak ada madharat dalam meriwayatkannya. Inilah
penjelasan berkaitan dengan Hadits lemah.
□ Sedangkan mengenai hadits shahih Syaikh Nasiruddin memahami bahwa
hadits memiliki cakupan pengertian yang luas yang menentukan diterima atau
ditolaknya hadits tersebut. Tidak ada ulama yang tidak menolak beberapa hadits
shahih untuk hadits lain yang dinilainya lebih shahih. Mudah-mudahan Allah
(‫ )ﷻ‬menjauhkan kita dari tindakan memancing perdebatan atas Sunnah, yang
tidak diragukan lagi merupakan sumber kedua dari Islam.
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

9 Sebuah Pesan dan Seorang Pemimpin

□ Namun demikian, jika Saya mempelajari hadits dan menemukan, secara


keseluruhan hadits-hadits tersebut sejalan dengan prinsip Qur’an bahwa tidak
boleh memulai perang kecuali setelah Dakwah disampaikan, lantas bagaimana
bisa Saya menerima hadits yang mengatakan sebaliknya? Allah (‫)ﷻ‬
memerintahkan Rasul-Nya seperti firman-Nya di dalam Qur’an:

‹Katakanlah: "Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: "Bahwasanya


Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa. maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-
Nya). Jika mereka berpaling, maka katakanlah: "Aku telah menyampaikan
kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak
mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih
jauh.”› (Qur’an 21: 108-109)

□ Setelah turunnya wahyu ini, yang ditujukan baik kepada yang menyampaikan
pesan maupun yang menerima, dan setelah peperangan yang dialami Nabi (‫)ﷺ‬
dan khulafaur rasyidin, dimana mereka mengadopsi metode ini dalam
menyampaikan risalah dan memberikan pilihan kepada orang-orang untuk
menerima atau menolaknya, tidak ada yang bisa memaksa Saya untuk
menerima hadits Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Abdullah bin
‘Aun. Dia berkata:
Aku menulis kepada Nafi’, Semoga Allah merahmatinya, bertanya
kepadanya tentang doa sebelum pergi berperang. Dia menjawab, saat itu adalah
masa-masa awal datangnya Islam, ketika Nabi (‫ )ﷺ‬menyerang Bani Mustaliq
secara tiba-tiba dan membunuh para pejuang serta menawan para wanita
mereka, dan saat itulah dia menikahi Juwairiyyah. Dia berkata bahwa Abdullah
bin ‘Umar, yang turut berperang, memberitahukannya tentang hal itu.
□ Ketika Saya membaca hadits ini, Saya juga menemukan hadits lainnya, yang
menyatakan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬berkata kepada para Sahabatnya dan
memberitahukan mereka tentang penganiayaan yang akan terus terjadi sampai
Hari Kiamat nanti dan mereka yang melakukannya. Telah dibuktikan di dalam
Qur’an dan Sunnah bahwa Nabi (‫)ﷺ‬, tidak mengetahui yang gaib dalam perkara
yang aneh, detail, dan menyeluruh ini.
□ Saya memilih metode penulisan biografi ini sehingga Saya menerima riwayat
yang sejalan dengan prinsip dan hukum dasar, meskipun sanadnya lemah. Saya
menolak hadits-hadits yang dikatakan shahih, yang berlawanan dengan prinsip
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

10 Sebuah Pesan dan Seorang Pemimpin

dan hukum dasar dari agama Allah yang Saya ketahui dan juga metode
Dakwah.
□ Tidak cukup waktu untuk membahas alasan-alasan Saya berbeda pendapat
dengan Syaikh Nasiruddin dalam hal ini. Meski demikian, ada kesempatan
untuk membahas semua komentar beliau, atas sumber yang Saya gunakan,
mengingat Saya begitu menghormati pengetahuannya yang begitu dalam, dan
beliau memiliki ketegasan prinsip dalam menyaring hal-hal berkaitan dengan
agama. Saya juga merasa pembaca berhak untuk mengetahui opini dari salah
satu peneliti yang cermat atas riwayat yang digunakan di dalam buku ini.
Tidaklah penting perselisihan pendapat kami. Semoga Allah (‫ )ﷻ‬merahmatinya
atas upayanya melindungi warisan Nabi (‫ )ﷺ‬dan semoga Allah (‫)ﷻ‬
membimbing kita semua ke jalan yang benar.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

11 Terminologi dalam Hadits

Terminologi dalam Hadits


Dua orang Sheikh : Bukhari dan Muslim.
Isnad atau Sanad : Rantai periwayatan.
Matn : Teks asli sebuah Hadits.
Sahih : Hadits shahih yang Isnad-nya lengkap tanpa
kekurangan dan yang perawinya dapat
dipercaya dan tepat.
Hasan : Hadits yang baik yang Isnad-nya lengkap dan
riwayatnya dapat dipercaya namun mungkin
kurang akurat.
Da’if : Lemah. Terdapat beberapa kategori dari
Hadits lemah, yang kesemuanya dijabarkan di
bawah ini.
Mursal : Dihilangkannya nama Sahabat yang
mendengar dari Nabi (‫)ﷺ‬.
Munqati’ : Satu perawi dihilangkan dari Isnad atau satu
perawi yang tidak dikenal disebutkan.
Mu’addal : Dua perawi atau lebih dihilangkan dari Isnad.
Tadlis atau Mudallas : (1) Perawi berkata seakan-akan mendengar
langsung dari salah satu orang pada jamannya,
meskipun tidak seperti itu.
(2) Perawi menisbatkan suatu sifat orang yang
dia mendengar darinya, dimana orang tersebut
sebenarnya tidak memiliki sifat itu.
Mu’allal : Nampak masuk akal, tapi terdapat kelemahan
yang tersembunyi di dalamnya.
Shadh : Seseorang yang tsiqah (terpercaya)
meriwayatkannya, namun bertolak belakang
dengan riwayat shahih lainnya.
Munkar : Seorang yang tidak tsiqah meriwayatkannya,
bertolak belakang dengan yang disebutkan oleh
sumber shahih.
Gharib : Pada satu titik di rantai perawi ada perawi
tunggal.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

12 Sebuah Pesan dan Seorang Pemimpin

Hasan Gharib : Suatu Hadits yang memiliki sifat Hasan dan


Gharib.
Mawdu : Pemalsuan yang dibuat oleh pendusta yang
dinisbatkan kepada Rasul (‫)ﷺ‬. Ini dengan tegas
dinyatakan bukanlah Hadits.

Catatan: Terjemahan dari Pickthall digunakan untuk semua kutipan dari


Qur’an kecuali pada beberapa kasus dimana konteksnya membutuhkan
terjemahan yang berbeda.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Bab Satu
Sebuah Risalah dan Seorang Pemimpin

Kemusyrikan Berkuasa di Masyarakat Kuno

Sejarah kemanusiaan sangat menyedihkan. Sejak Adam Alaihi Salam, dan


keturunannya turun ke bumi, seiring waktu dan peradaban berkembang dan
generasi-generasi bangkit dari sisa-sisa masyarakat sebelumnya, manusia
menjadi campuran yang beraneka ragam. Jika suatu hari mereka berada di jalan
yang benar, mereka akan tersesat tak lama kemudian, dan jika suatu ketika
mereka menemukan kebenaran, kemudian gelapnya kesesatan menerjang
mereka berkali-kali setelahnya. Jika kita mencermati sejarah kemanusiaan dari
sudut pandang keimanan kepada Allah (‫ )ﷻ‬dan persiapan atas Hari Akhir, kita
akan melihat dunia layaknya seorang pemabuk yang lebih sering mabuk
dibanding saat sadar, atau orang sakit yang meracau tak tahu apa yang dia
katakan.
□ Meskipun dari pengalaman diri mereka sendiri dan dunia mereka banyak
yang mencegah manusia dari kejahatan dan banyak pahala untuk melakukan
kebaikan, namun hawa nafsu yang menggebu-gebu tidak dapat ditundukkan
hanya dengan ilmu saja.
□ Berapa banyak peradaban yang musnah sebelum lahirnya Muhammad (‫?)ﷺ‬
Ribuan tahun yang berlalu telah membawakan begitu banyak pengalaman dan
ilmu dan mendorong tumbuhnya seni dan sains, filosofi, dan pemikiran. Namun
demikian, kesembronoan lah yang berkuasadan berbagai bangsa terjatuh
sebelum meraih kedudukan yang mereka cita-citakan.
□ Lihatlah nasib peradaban Mesir dan Yunani, India dan China, Persia dan
Romawi. Yang Saya maksudkan bukanlah secara politik, namun dilihat dari
aspek perasaan dan pemikiran. Kemusyrikan menghancurkan dan membuat
mereka terjatuh di lubang yang kelam. Dan manusia, yang Allah (‫ )ﷻ‬tunjuk
sebagai khalifah-Nya di bumi dan di langit, menjadi budak hal yang paling hina
di tempat-tempat tersebut. Apalagi yang lebih buruk dari sapi dan lembu yang
dikeramatkan, kayu dan batu yang disembah? Seluruh bangsa dikotori dengan
kesesatan ini. Paganisme muncul dari diri mereka sendiri, bukan dari
lingkungan. Seperti halnya orang yang sedih mencurahkan perasaannya kepada

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

14 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

lingkungan sekitarnya dan orang yang ketakutan merasa seperti melihat hantu,
demikian pula kepribadian yang cacat akan menularkan kebodohan dan
ketumpulan mereka terhadap lingkungannya, dan menuhankan bebatuan serta
hewan-hewan.
□ Hanya ketika hati yang sempit terbuka, pikiran yang tidur terbangun dan
manusia kembali kepada keluhuran mereka, kemusyrikan ini akan hilang
dengan sendirinya. Dengan demikian, yang pertama harus dilakukan untuk
keimanan adalah di dalam hati manusia itu sendiri, karena tidak ada gunanya
melawan kemusyrikan hanya dengan menyembelih sapi yang dianggap suci dan
menghancurkan berhala-berhala jika hati masih berada dalam kesesatan. Para
penyembah berhala hanya akan mencari tuhan baru untuk disembah dan diberi
persembahan. Banyak sekali orang musyrik di dunia ini, meski mereka tidak
berdoa di altar, juga betapa cepatnya mereka menghiraukan kehadiran nyata
Tuhan mereka dan mengejar ilusi baru.
□ Takhayul tidak menyusup dalam kehidupan dengan mendeklarasikan
kesesatan dan mengungkapkan omong kosongnya. Takhayul menutupi
kehinaannya dengan pakaian kesungguhan. Takhayul meminjam kebenaran
yang telah diterima dan bahkan mengadopsi beberapa teori dan kesimpulannya
sebelum menghias diri untuk menipu orang awam. Beginilah cara kerja
kemusyrikan. Kemusyrikan menyerang agama yang murni dan kebenaran yang
dibawanya, tidak seperti lebah yang mendatangi bunga-bunga di musim semi,
namun seperti cacing yang menghancurkan dan merusak tanah yang subur. Atau
belalang yang menyerang taman yang indah dan mengubahnya menjadi tanah
yang tandus. Jika kemusyrikan merusak apapun yang ditinggalkannya, maka ia
tidak akan memperbaiki apa yang diambilnya, dan jika yang diambilnya baik
sebelum ia datang maka akan membahayakan setelah menjadi racun di dalam
tubuh. Inilah rahasia mengapa kemusyrikan, yang tidak mengenal Allah (‫)ﷻ‬,
mengklaim berusaha lebih dekat kepada-Nya dan mencari ridho-Nya melalui
berhalanya: satu porsi kebenaran di dalam banyak porsi kesesatan, dalam
konteks yang jelas-jelas menjauhkan manusia dari Allah (‫ )ﷻ‬dan membuat
mereka berhenti menyembah-Nya.
□ Kerusakan terbesar yang menimpa agama atas serangan kemusyrikan
perubahan buruk terhadap agama Isa, putra Maryam. Mereka menjadikan hari-
harinya kelam dan kedamaiannya menjadi penderitaan; mereka mengubah
keesaan menjadi penyembahan berhala, menghinakan ras manusia dan
mengagungkan pengorbanan. Mereka mengubah ideologi Isa menjadi

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

15 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

percampuran antara keyakinan yang tidak lazim, mitos, dan legenda. Mitos
Trinitas dan penebusan dosa diciptakan setelah kemusyrikan awal berhasil
menyusupkan konsepnya ke dalam Agama Kristen yang baru. Dengan cara ini
kemusyrikan mendapatkan dua kemenangan: menguatkan kedudukannya dan
menuntun manusia kepada kesesatan. Dengan demikian ketika abad keenam
masehi tiba, kebenaran telah sirna dari muka bumi dan Syaitan melintasi bumi
yang luas, puas dengan duri yang telah ditanamnya dan mengagumi kokohnya
pertumbuhan mereka.
□ Majusi di Persia merupakan barisan terdepan penyembahan berhala di Cina,
India, dan negara-negara Arab, dan seluruh belahan bumi yang lalai. Ajaran
kristiani, yang dengan keras menentangnya, meminjam karakteristik utama
mitos bangsa India dan Mesir kuno. Ajaran kristiani menisbatkan seorang istri
dan seorang anak kepada Allah (‫ )ﷻ‬dan merayu pengikutnya di Romawi, Mesir,
dan Konstantinopel dengan jenis kemusyrikan yang lebih maju dibandingkan
para penyembah api dan berhala: politeisme bercampur dengan monoteisme
melawan politeisme murni! Apa gunanya kontradiksi yang dikumpulkan
menjadi satu oleh Ajaran kristiani ini?

‹Mereka (orang-kaum Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempuyai anak".


Maha Suci Allah; Dialah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di
langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini.
Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?
Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah tidak beruntung." (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di
dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan
kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka. › (Qur’an 10: 68-
70)

□ Nampaknya ikatan politeisme yang mengaitkan kemusyrikan kepada agama


surgawi yang melenceng lah yang membuat keduanya bersekutu untuk
menghancurkan umat Muslim sejak berdirinya masyarakat Islam atas dasar
penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Allah (‫ )ﷻ‬telah memperingatkan
umat ini atas siksaan yang akan menimpa mereka dari penyembah berhala dan
Ahli Kitab di saat bersamaan, dan Dia juga memerintahkan umat-Nya untuk
bersabar dan bertakwa dalam menghadapi cobaan ini.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

16 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

‹Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga)
kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab
sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan
yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. ›
(Qur’an 3: 186)

□ Kesesatan yang menyelimuti hati dan pikiran dengan ketiadaan cahaya tauhid
di dalamnya juga terdapat tradisi masyarakat dan sistem pemerintahan. Oleh
karenanya, bumi menjadi ladang pembunuhan dan pengrusakan dimana orang-
orang lemah tidak mungkin memiliki harapan untuk mendapatkan kedamaian
dan ketenangan. Dan kebaikan apa yang bisa diambil dari kemusyrikan yang
menolak nalar, melupakan Allah (‫)ﷻ‬, dan menyerah pada para pembuat tipu
daya?
□ Tidak mengherankan jika Allah (‫ )ﷻ‬menolak memberikan pertolongan-Nya
kepada mereka, seperti Hadits di bawah ini:

“Sesungguhnya Allah (‫ )ﷻ‬melihat manusia di muka bumi dan Dia membenci mereka semua,
baik orang Arab maupun non-Arab kecuali yang tersisa dari Ahli Kitab.” (Dari Hadits
panjang yang diriwayatkan oleh Muslim)

Yang tersisa inilah yang tak dapat ditembus oleh ajaran politeisme meskipun
gelombang besar kekafiran membanjiri bukit dan lembah. Sebelum masa
kenabian Muhammad (‫)ﷺ‬, dunia tenggelam dalam kebingungan dan penderitaan
yang menjadi beban berat di atas pundak manusia.
Anda datang ketika manusia berada di dalam kekacauan: jika anda melewati
mereka, maka anda akan melihat mereka menyembah dari satu berhala ke
berhala lainnya. Kaisar Romawi menindas bangsanya dan Raja Persia menjadi
buta dan tuli karena kesombongan.
Akhirnya Allah (‫ )ﷻ‬berfirman bahwa Dia akan menghapus kesesatan ini dan
mengutus manusia pilihan-Nya untuk membimbing umat manusia. Dia
mengutus Muhammad (‫)ﷺ‬.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

17 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Sifat Risalah Terakhir


Kenabian Muhammad (‫ )ﷺ‬memiliki keunikan yaitu bersifat global dan abadi.
Allah (‫ )ﷻ‬bisa mengirimkan seorang pemberi peringatan ke setiap pelosok desa
dan seorang pembimbing di setiap zaman. Jika orang-orang di perkotaan
senantiasa membutuhkan pemberi peringatan dan setiap zaman memerlukan
seorang pembimbing, lantas mengapa digantikan oleh satu manusia saja?
Sesungguhnya pengganti ini mencerminkan ringkasan yang mengandung
banyak makna hanya dengan beberapa kata. Kenabian Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah
penggantian yang lengkap untuk sepasukan nabi yang diutus kepada masing-
masing zaman dan belahan dunia. Bahkan, kenabiannya mampu memenuhi
kebutuhan diutusnya satu malaikat kepada setiap jiwa yang pernah hidup dan
akan hidup di muka bumi selama manusia terus mencari panduan dan
keselamatan.
□ Bagaimana mungkin? Di medan yang berbahaya seorang penasihat yang
tulus mungkin akan memberitahumu: “Tutuplah matamu dan ikuti Aku,” atau,
“Jangan menanyakan apapun kepadaku tentang hal-hal yang membuatmu
penasaran.” Keselamatan mungkin diperoleh dengan menaatinya, oleh
karenanya anda akan memilih untuk berjalan di belakangnya hingga anda
melewati batas aman. Dalam hal ini dialah pembimbing yang anda pilih, yang
berpikir dan melihat untukmu, dan yang mengenggam tanganmu. Jika dia mati,
anda pun mati. Namun, jika pada permulaan seseorang yang bijak mendatangi
anda, memetakan rencana perjalanan, memperingatkan anda dari tempat-tempat
berbahaya, menunjukkan secara detail tahapan dan kesulitan apa saja yang
harus anda lalui dan berjalan bersamamu sesaat untuk membimbing dalam
praktik apa yang telah anda pelajari, kemudian, pada kasus ini, anda akan
memandu diri anda sendiri bergantung pada penglihatan dan pemikiran anda
sendiri. Kasus pertama tepat untuk diterapkan kepada anak-anak dan orang yang
berpikiran sederhana, namun yang kedua cocok diterapkan pada mereka yang
mau memahami.
□ Ketika Allah (‫ )ﷻ‬mengutus Muhammad (‫ )ﷺ‬untuk membimbing umat
manusia, Dia memastikan bahwa risalahnya mengandung prinsip-prinsip yang
akan membuka pintu bagi orang-orang yang cerdas untuk memahami apa yang
telah dan yang akan terjadi. Qur’an yang diturunkan-Nya ke dalam hati Nabi
(‫ )ﷺ‬adalah Kitab dari Tuhan Semesta Alam kepada seluruh manusia untuk
membimbing kepada kebaikan dan mengilhami mereka dengan kebenaran.
Muhammad (‫ )ﷺ‬bukanlah pemimpin berbagai suku, orang-orang menjadi baik

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

18 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

karena kebaikannya, dan ketika beliau wafat semuanya pupus. Beliau adalah
sumber kebaikan yang berperan dalam masalah moral seperti halnya peran
duniawi atas penemuan uap dan listrik. Diutusnya beliau sebagai seorang Nabi
(‫ )ﷺ‬merepresentasikan satu tahapan evolusi kemanusiaan. Sebelumnya, orang-
orang yang berada di bawah wali mereka adalah seperti anak-anak yang
terkungkung. Lalu mereka tumbuh dan mampu bertanggungjawab atas diri
mereka sendiri. Maka ajaran Allah (‫ )ﷻ‬datang kepada mereka, melalui
perantaraan Muhammad (‫)ﷺ‬, yang mengajarkan bagaimana menjalani hidup di
dunia dan kembali ke surga. Oleh karena itu, apakah Muhammad (‫ )ﷺ‬masih
hidup ataupun telah tiada, tidak akan mengambil apapun dari risalahnya yang
sebenarnya yang telah membuka mata dan telinga dan mempertajam persepsi
dan pemikiran, dan kesemuanya tercakup di dalam warisan besarnya yaitu
Qur’an dan Sunnah.
□ Beliau tidak diutus untuk mengumpulkan pengikut namun untuk membangun
ikatan antara ciptaan dan tujuan sesungguhnya dari penciptaan mereka; antara
mereka dan jalan menuju tujuan mereka. Maka mereka yang mengakui
kebenaran dalam kehidupannya dan berjalan bersama orang-orang yang saleh,
sudah pasti mengakui Muhammad (‫)ﷺ‬, berlindung di bawah panji-panjinya,
bahkan jika mereka tidak pernah melihat atau hidup di masanya.

‹Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari


Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan
kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran). Adapun orang-orang yang
beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah
akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan
limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk
sampai) kepada-Nya.› (Qur’an 4: 174-175)

Jadi jika anda melihat anak-anak mengacuhkan pelajaran dari gurunya atau
terus menempel padanya ketika dia masih hidup atau menyimpan barang-
barangnya setelah dia mati, maka ketahuilah bahwa anak kecil tersebut tidak
berguna. Dia tidak pantas menerima ajaran risalah, apalagi berpegang teguh
kepadanya.
□ Di masjid Nabi (‫ )ﷺ‬di Madinah Saya melihat orang berduyun-duyun
berusaha mendekati makam beliau dan berharap menghabiskan hidup mereka di
sisinya. Jika Nabi (‫ )ﷺ‬bangkit dari kematiannya dan melihat perbuatan umatnya

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

19 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

maka beliau akan merasa muak dan tidak ingin berdekatan dengan mereka.
Penampilan mereka yang lusuh, kurangnya ilmu, kemalasan dan kelalaian
mereka, membuat hubungan mereka dengan Nabi Islam (‫ )ﷺ‬menjadi lebih
lemah dari jaring laba-labar.
□ Saya katakan kepada mereka: “apa manfaat yang kalian dapatkan dengan
berada di dekat makam Rasul (‫ )ﷺ‬dan keuntungan apa yang beliau dapatkan
dari kalian?”
□ Mereka yang memahami Pesannya dan menghidupkannya luar dalam
mengetahui rahasia Nabi (‫ )ﷺ‬lebih baik dari kalian. Melebihi kedekatan mental
dan spiritual yang membentuk satu-satunya ikatan antara Muhammad (‫)ﷺ‬
dengan mereka yang berkaitan dengannya. Bagaimana mungkin jiwa yang sakit
dan pikiran yang lemah dikaitkan dengan beliau yang diutus untuk meluruskan
ajaran agama dan kehidupan dalam jiwa dan pikiran? Apakah kedekatan ini
adalah tanda cinta dan sarana pengampunan? Anda tak akan bisa mencintai
karena sebelum anda mengenal-Nya. Urutan yang benar adalah anda harus
mendahulukan mengenal siapa Rabb anda dan apa agama anda. Ketika anda
telah memahami semua ini dengan pikiran yang bersih anda akan bersyukur atas
kebaikan beliau yang teah membawa Risalah Allah (‫ )ﷻ‬kepada anda dan
menanggung beban berat demi anda. Inilah makna dari Hadits: “ Cintailah Allah
(‫ )ﷻ‬atas karunia-Nya kepadamu dan cintailah Aku karena Allah (‫ ;”)ﷻ‬Dan arti dari ayat
Qur’an berikut ini:

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya


Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Qur’an 3: 31)

□ Tetapi, Nabi Islam (‫ )ﷺ‬tidak menjadikan dirinya sebagai “gerbang”


pengampunan dan rahmat. Beliau tidak pernah melakukan hal itu bahkan
seharipun, karena beliau tidak pernah ingin terpengaruh tipu daya. Beliau akan
memerintahkan anda untuk mengikutinya jika tidak ikutilah yang lain, dan
marilah kita menyembah Allah (‫ )ﷻ‬dan memohon kepadanya:

‹Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-
orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. › (Qur’an 1: 5-7)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

20 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Maka jika Nabi (‫ )ﷺ‬ridho dengan kalian, beliau akan berdoa kepada Allah
untuk anda: dan jika kalian ridho dengannya dan mengakui dakwahnya dan
statusnya yang luar biasa di hati anda, maka berdoalah kepada Allah (‫)ﷻ‬
untuknya. Anda akan bersama-sama dengan para malaikat, yang
memuliakannya dan mendoakan pahala berlimpah untuknya:

‹Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai


orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya.› (Qur’an 33: 56)

□ Bukan tugas Muhammad (‫ )ﷺ‬untuk menarikmu ke dalam surga dengan tali.


Tugasnya hanyalah menanamkan pemahaman ke dalam hati anda untuk melihat
kebenaran di dalamnya. Sarananya adalah sebuah Kitab yang keasliannya akan
terus terjaga sepanjang masa, yang mudah untuk diingat dan selamat dari
penyimpangan. Inilah rahasia abadinya pesan yang disampaikan beliau.
□ Marilah kita menelisik, bagaimana Nabi (‫ )ﷺ‬memperlakukan lingkungan di
tempat beliau dilahirkan, dari sudut pandang esensi risalahnya, dan marilah
sebelumnya kita melihat keadaan lingkungan itu sendiri.

Bangsa Arab Ketika Islam Datang


Penduduk Mekah saat itu lemah pemikirannya, berhawa napsu besar, karena
tidak adanya hubungan antara kedewasaan pemikiran dan kedewasaan insting,
ataupun antara keterbelakangan masyarakatnya dalam kecerdasan mereka dan
keterbelakangan hawa nafsu dan hasrat mereka. Kejinya nafsu dan hasrat yang
kita dengar di Paris dan Hollywood tidak jauh beda dari apa yang pernah
dialami berabad-abad lalu ketika kerusakan merajalela di permukaan bumi.
Kemajuan peradaban tidak berdampak dari sudut pandang ini kecuali untuk
menambah kesenangan. Hasrat itu sendiri tetap sama baik sebelum maupun
sesudah banjir bandang (pada era Nabi Nuh AS). Keegoisan, keserakahan,
perkelahian dan kecemburuan, demikian juga sifat-sifat tercela lainnya,
memenuhi penjuru bumi, yang wujudnya berevolusi dari waktu ke waktu. Anda
bisa melihat di desa yang masih primitif atau di dalam sebuah suku persaingan
untuk memperoleh kekayaan dan kedudukan terjadi seperti halnya yang terjadi
pada masyarakat modern. Banyak orang mungkin kurang ilmu dan kemuliaan
namun mereka tidak pernah kekurangan tipu daya, ambisi, dan intrik. Anda
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

21 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

mungkin akan terperangah melihat orang-orang tidak menyadari masalah di


depan matanya sedangkan mereka menganggap si fulan dan si fulan tidak lebih
baik dari mereka.
□ Sejak zaman kenabian Nuh Alaihi Salam, kehidupan dipenuhi dengan
kebodohan dan kebengalan semacam ini. Oleh karena itu ketika umat Nuh
diajak untuk beriman kepada Allah (‫ )ﷻ‬tanpa menyekutukan-Nya, mereka tidak
menghiraukannya. Mereka hanya mempedulikan orang yang menyampaikan
risalah ini dan kedudukan tinggi yang mungkin akan disandangnya:

‹Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang


ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi
seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia
mengutus beberapa orang malaikat.› (Qur’an 23: 24)

□ Banyak jalan untuk memuaskan hasrat pribadi yang bisa mempengaruhi


tindakan seseorang dan dampak hasrat tersebut terhadap moral sangat rumit. Di
antara gelombang jahat hasrat-hasrat dan dosa dan orang-orang yang hidup di
lingkungan tersebut merupakan contoh nyata dahsyatnya napsu dan pikiran
yang cacat, atau pikiran yang berkembang di balik bayangan dan untuk
melayani napsu yang tak terkendali. Kekafiran terhadap Allah (‫ )ﷻ‬dan Hari
Kiamat, hanya memperdulikan napsu duniawi dan tenggelam di dalam
kenikmatannya, hasrat besar terhadap kekuatan, kemewahan dan kekuasaan,
prasangka yang berubah-ubah antara menyulut peperangan atau berdamai untuk
nafsu-nafsu ini: adalah tradisi warisan yang mengarahkan aktivitas fisik dan
moral di dalam lingkup yang sempit ini.
□ Adalah sebuah kesalahan menganggap Mekah sebagai sebuah desa di masa
itu, terasing dari peradaban di gurun terpencil, tidak memiliki pengetahuan
apapun tentang dunia kecuali kebutuhan pokok untuk bertahan hidup.
Sebaliknya, kota ini kenyang sampai menggila, berselisih dalam kesombongan
hingga menghancurkan diri sendiri, dan kekafiran masuk begitu dalam pada
penduduknya sampai hampir mustahil untuk menghilangkannya. Penduduknya
entah buta terhadap kebenaran atau menyangkalnya. Di dalam masyarakat ini
yang tak tersentuh kecerdasan apapun, kesombongan manusia-manusianya
hampir setara dengan kesombongan Fir’aun.
□ Amir bin Hisyam berkata, membenarkan ketidakpercayaannya terhadap
risalah Muhammad (‫)ﷺ‬:

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

22 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

“Kami menyaingi Bani Abdul Manaf dalam kehormatan dan pamor hingga
ketika kami menyerupai dua kuda yang saling berpacu, mereka berkata: “Di
antara kita ada seorang Nabi yang menerima wahyu. Demi Tuhan, kami tidak
akan mempercayainya dan tidak boleh mengikuti ajarannya kecuali kami juga
menerima wahyu sepertinya.”
□ Dikisahkan bahwa Al-Walid bin Al-Mughira berkata kepada Rasulullah (‫)ﷺ‬:
“Jika kenabian adalah benar maka Aku seharusnya lebih diutamakan dibanding
engkau, karena Aku lebih tua dan kaya darimu.”
□ Kebodohan dan kesombongan seperti itu tidak hanya tampak di Mekah: di
Madinah, kekafiran Abdullah bin Ubay juga atas alasan yang sama.
Setelah Hijrah Rasulullah (‫ )ﷺ‬mengunjungi Sa’d bin Ubadah ketika sakit
sebelum Perang Badar. Beliau mengendarai keledai dan Usamah bin Zaid
mengikuti di belakangnya. Mereka berkendara hingga melewati sekelompok
orang termasuk Abdullah bin Ubay. Kelompok itu terdiri dari Muslim,
penyembah berhala, dan Yahudi, dan Abdullah bin Rawaha adalah salah
seorang di antara yang Muslim.
Ketika debu hentakan keledai menutupi majelis itu Abdullah bin Ubay
menutupi hidungnya dengan jubah dan berkata: “Jangan melempar debu kepada
kami.”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬memberikan salam kepada mereka dan berhenti serta turun dari
tunggangannya. Beliau mengajak mereka untuk beriman kepada Allah (‫ )ﷻ‬dan
membacakan Qur’an kepada kelompok itu. Abdullah bin Ubay berkata: “Wahai
lelaki, tak ada yang lebih baik dari apa yang kau ucapkan. Jika itu adalah
kebenaran maka janganlah mengganggu pertemuan kami. Naikilah keledaimu
lagi, dan siapapun yang mendatangimu, katakan tentang hal ini.”
□ Abdullah bin Rawaha berkata: “Sebaliknya wahai Rasulullah (‫)ﷺ‬, ajarkanlah
kami di pertemuan kami. Kami menyukainya.” Seketika Muslim, penyembah
berhala, dan Yahudi saling bertengkar hingga akan beradu fisik. Rasulullah (‫)ﷺ‬
berusaha menenangkan mereka sampai emosi reda.
□ Kemudian beliau menaiki keledainya lalu pergi dan ketika sampai kepada
Sa’d bin Ubadah dia berkata: “Apakah kau mendengar apa yang dikatakan Ibnu
Hibban (Abdullah bin Ubay)?”
□ Sa’d bertanya apa yang dia katakan dan Nabi (‫ )ﷺ‬memberitahunya. Sa’d pun
berkata: “Engkau harus memaafkannya, Rasulullah (‫)ﷺ‬, demi Allah (‫ )ﷻ‬yang
telah mewahyukan Kitab kepadamu, Allah (‫ )ﷻ‬telah menunjukkan kebenaran
kepadamu. Orang-orang danau ini (Madinah) sudah berkumpul untuk

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

23 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

menobatkannya dan mengikatkan kain (untuk penghormatan) di kepalanya.


Tapi ketika Allah (‫ )ﷻ‬mencegah dengan mendatangkan kebenaran yang Dia
turunkan kepadamu, dia tersingkirkan. Dan itulah mengapa dia berkata
demikian kepadamu.”2
□ Ibnu Ubay tersiksa dengan kehadiran Islam sejak awal, sebagai ancaman atas
kekuasaannya, dan hal ini serupa dengan yang menimpa Abu Jahal sebelumnya.
Jika orang-orang ini berpaling dari kebenaran setelah memahaminya dengan
jelas, masih banyak ribuan lainnya, yang meskipun mereka tidak memahami
Islam, membenci dan memusuhinya.
□ Di tengah-tengah kejahilan dan perlawanan ini atas dasar kesesatan, di antara
contoh kesesatan dan ketidaktahuan yang tak terhitung jumlahnya, Islam mulai
memancarkan cahayanya sedikit demi sedikit hingga mampu membawa seluruh
bangsa keluar dari kegelapan menuju cahaya, bahkan Islam mengubah bangsa
tersebut menjadi lampu yang terang benderang yang menyinari dan memberikan
tuntunan. Pelajaran yang menyebabkan transformasi luar biasa ini dan yang
telah mengangkat suku-suku dan bangsa-bangsa dari titik terendah menuju
tempat tertinggi bukanlah obat untuk waktu atau orang-orang tertentu. Ini
adalah penyembuhan penting bagi kemanusiaan ketika lepas kendali, dan tetap
ada selama manusia ada, dan akan memuliakan dan membangkitkan kehidupan.

Seorang Guru Utusan


Kabar telah menyebar di antara umat dari Kitab sebelumnya bahwa waktunya
seorang diutusnya nabi telah dekat dan ada pembenarannya. Manusia terbiasa
untuk menerima kehadiran seorang nabi disusul nabi yang lainnya dalam jangka
waktu yang berdekatan, dan sering terjadi nabi-nabi berada di jaman yang sama
dan hidup di wilayah yang sama atau berdekatan. Akan tetapi setelah nabi Isa
keadaan berubah. Hampir enam abad setelah era kenabiannya dan belum ada
tanda-tanda datangnya nabi baru.
□ Ketika dunia disesaki dengan kemaksiatan dan kerusakan, harapan akan
hadirnya seorang reformis meningkat. Terdapat kaum yang membenci
kebodohan dan mereka sangat menantikan posisi terhormat ini, berharap
merekalah yang akan terpilih. Di antara mereka adalah Umayah bin Al Salt,
yang membuat syair-syair puisi tentang Allah (‫ )ﷻ‬dan memuja-Nya. Begitu

2
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dengan penjelasan Fath al Bari. Hadits ini juga diriwayatkan
oleh Muslim dan Ahmad dari Hadits Usama bin Zaid.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

24 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

banyaknya sampai-sampai Nabi (‫ )ﷺ‬berkata tentangnya: “Umayah sebentar lagi


akan masuk Islam. 3
□ Amir bin al Syarid meriwayatkan dari Umayah:
Aku berkendara di belakang Rasulullah (‫ )ﷺ‬pada suatu hari dan beliau
berkata:
“Apakah kau tahu puisi Umayah bin Al Salt? Aku menjawab ya, dan beliau
berkata bacakanlah. Aku membacakannya sebait, dan beliau memintaku untuk
meneruskannya sampai Aku membaca ratusan bait.”
Namun, Sang Maha Pemelihara mengabaikan penyair dan revolusioner
yang bercita-cita tinggi ini dan memberikan kepercayaan besar kepada seorang
manusia yang tidak pernah mengharapkannya ataupun menyangkanya:

‹Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi
ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu
janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.› (Qur’an
28: 86)

Pemilihan untuk peran besar ini bukan datang karena mereka


mengharapkannya namun berdasarkan kekuatan untuk menanggungnya. Begitu
banyak manusia yang berhasrat tapi hanya mampuberhasrat, dan begitu banyak
orang taat yang tetap diam namun ketika mereka diberikan kepercayaan mereka
menjalankannya dengan luar biasa.
□ Tidak ada yang mengetahui kpasitas manusia kecuali Sang Pencipta, dan Dia
yang berkehendak menuntun seluruh dunia akan memilih jiwa yang mulia untuk
menjalankan misi besar ini. Orang-orang Arab di masa jahiliyah menghormati
Muhammad (‫)ﷺ‬, karena mereka melihat di dalam karakternya tanda-tanda
manusia yang sempurna. Namun, mereka tidak pernah menyangka bahwa masa
depan dunia akan bergantung kepadanya, dan kebijaksanaan akan keluar dari
mulutnya yang suci melintasi gurun, hutan, bukit, dan dataran rendah. Mereka
melihat darinya layaknya anak kecil melihat permukaan laut: terpesona dengan
permukaan yang tenang dan tidak mengetahui apapun tentang kedalamannya.
Allah (‫ )ﷻ‬memilih Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah sebuah kejutan, namun setelah syok
di permulaan berlalu beliau menguatkan pundaknya untuk menanggung beban

3
Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu. Mereka juga
meriwayatkan dari Ibnu al Syarid sebagai pelengkap Hadits berikutnya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

25 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

yang dipercayakan kepadanya. Kemudian, beliau menjalankan tugasnya dengan


kegamblangan dan pertolongan dari Allah.
□ Selama 23 tahun wahyu turun kepadanya, setiap ayat diturunkan menurut
suatu keadaan atau peristiwa. Periode yang lama dan penuh semangat ini
merupakan salah satu bentuk pembelajaran dan pengajaran. Allah (‫ )ﷻ‬mengajari
Rasul-Nya, yang menerima ilmu ini dan memasukkan ke dalam pikirannya
sampai menjadi bagian hidupnya. Kemudian beliau mengajarkan pada umatnya,
dan menarik hati mereka dengan kedalaman dan keindahan risalahnya.
Diwahyukannya Qur’an dalam masa yang panjang ini dilakukan oleh Sang
Pencipta untuk menyembuhkan jiwa-jiwa yang sakit, untuk menetapkan hukum-
Nya di dalam hati dan jiwa manusia dan untuk membangun masyarakat baru.
Harmonisnya tujuan dan makna Qur’an selama jangka waktu yang lama ini
dianggap sebagai salah satu bentuk keajaibannya. Bagian terakhir yang
diwahyukan selama hampir seperempat abad datang dengan membawa harmoni
dan kesesuaian dengan bagian awalnya, saling melengkapi dan menegaskan
seakan-akan seluruhnya diwahyukan secara bersamaan. Orang-orang Arab
terheran-heran mengapa Qur’an diturunkan dengan cara seperti itu:

‹Berkatalah orang-orang yang kafir:


"Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah
orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya.› (Qur’an 25: 32-33)

□ Qur’an menjelaskan dasar dari keimanan sebagaimana Allah (‫)ﷻ‬


menciptakannya dan juga sejarah keimanan ini. Secara garis besar, Qur’an
menjawab keraguan. Qur’an membawa bukti nyata dengan pemahaman yang
jelas atas pendapat lawannya. Qur’an mengikuti seluruh tuduhan terhadapnya
sampai sejauh mungkin kemudian menyuguhkan bukti yang menghancurkan
semua tuduhan itu. Qur’an dimulai di kalangan mereka yang kekafiran telah
tertanam hatinya dan yang lidahnya siap untuk mendebat. Seolah takdir memilih
lingkungan ini sebagai masyarakat yang mencerminkan level terburuk keraguan
yang bisa masuk ke dalam hati dan tantangan paling berat yang mungkin
ditampilkan oleh kepalsuan. Oleh karena itu jika Islam berhasil menggugurkan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

26 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

keraguan ini dan mengatasi rintangan ini, maka tentu lebih kuat lagi dalam
menghadapi tantangan lain yang lebih rendah tingkatannya.
□ Semua pertanyaan yang ditujukan kepada Nabi (‫ )ﷺ‬atau diperkirakan
ditujukan kepadanya berkaitan dengan adanya keyakinan dan hukum yang
berbeda-beda di antara mereka menemukan jawaban yang memuaskan di dalam
Qur’an, dengan pemahaman bahwa pertanyaan yang diajukan tidak hanya
menjawab kebutuhan penanya namun seluruh manusia pada masa itu. Di dalam
kondisi yang penuh dengan pertanyaan, permintaan untuk klarifikasi, atau
tantangan ini, Wahyu diturunkan kepada Nabi (‫ )ﷺ‬dengan kata-kata: “Katakan
ini” atau “Katakan itu”. Begitu banyak ayat yang dimulai dengan perintah
semacam ini sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan atau diperkirakan.
Ketika anda membaca jawaban-jawaban yang jelas ini, anda akan merasakan
gelombang kepastian mengalir ke dalam hatimu seakan-akan kesalahpahaman
yang tertanam di dalamnya hilang atau tersapu ombak. Ikatan kuat inilah yang
mengikat risalah yang abadi dengan kesadaran manusia. Qur’an adalah
pembawa pesan yang hidup: bertanyalah kepadanya dan dia akan menjawab:
dengarkanlah pesannya dan anda akan mendapatkan jawaban yang memuaskan.
□ Lihatlah bagaimana Qur’an membangun konsep kebangkitan setelah
kematian, pahala, dan hukuman; bagaimana Qur’an menegaskan besarnya
kehendak dan kemampuan Allah dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.
Lihatlah bagaimana konsepnya saling terkait dalam memberi dan menerima,
dalam ketidaksukaan dan bantahan seakan-akan ini adalah sebuah diskusi yang
masih mengalir yang diperpanjang yang diperpanjang melebihi pembicaranya
dan akan mempengaruhi manusia sampai akhir zaman.

‹Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari


setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! Dan ia
membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia
berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah
hancur luluh?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala
makhluk. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau,
maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". Dan tidaklah Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu?
Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

27 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di
tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.› (Qur’an 36: 77-83)

□ Ini adalah salah satu contoh argumen berdasarkan visi yang tepat. Ini tidak
dikhususkan untuk satu jaman atau wilayah tertentu. Ini ditujukan untuk
kecerdasan umum manusia dan ini merupakan penjelasan dari hikmah
diwahyukannya Qur’an secara bertahap. Ayat ini turun kepada Nabi (‫ )ﷺ‬dengan
perintah “Katakan ini dan itu” sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan
kepadanya dalam upaya mengajak manusia kepada Allah. Kemudian baik
pertanyaan maupun jawabannya dicatat, sehingga pengetahuan ini dapat
membawa manfaat bagi umat manusia hingga akhir jaman. Perintah
“katakanlah” menarik perhatian para cendekiawan: Ini merupakan perintah dari
Allah (‫ )ﷻ‬kepada Rasul-Nya dan merupakan perintah Rasul (‫ )ﷺ‬kepada
umatnya; dan perintah ini diikuti oleh semua yang Allah kehendaki dari nasihat,
peringatan, dan peraturan.
□ Ketika para penyembah berhala ingin mengalihkan perselisihan dari sifat asli
keimanan ini kepada persona Nabi (‫ )ﷺ‬dan pengikutnya, ayat berikut ini
diturunkan:

‹Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-


orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami
akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang
kafir dari siksa yang pedih?" Katakanlah: "Dialah Allah Yang Maha Penyayang
kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu
akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata". › (Qur’an
67: 28-29)

Lihatlah bagaimana Dia menyarikan inti di antara perdebatan-perdebatan!


Apa manfaatnya bagimu jika Muhammad (‫ )ﷺ‬dan para pengikutnya
dimusnahkan dari muka bumi? Pikirkan bagaimana takhayul telah
menghancurkanmu! Bukanlah kewajiban Nabi (‫ )ﷺ‬dan para Sahabatnya untuk
memikirkan diri mereka sendiri dan nasib baik mereka. Mereka hanya
pendakwah menuju Sang Maha Pemurah: mereka beriman kepada-Nya dan
tawakkal kepada-Nya. Maka jika anda menginginkan jalan menuju Yang Maha
Pemurah, jalan itu telah dipersiapkan dan adalah jalan yang mudah!
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

28 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Tidak perlu diajukan pertanyaan untuk memperoleh jawaban “Katakan” dari


Allah (‫)ﷻ‬. Mungkin saja metode yang digunakan untuk menyampaikan prinsip
dan etika dakwah membutuhkan pendahuluan seperti ini. Oleh karenanya tujuan
dibalik jawaban seperti ini adalah untuk menjelaskan pentingnya Islam dan
Nabi dengan cara yang memberikan kejelasan dan kepuasan agar dapat
menghindarkan munculnya keraguan.

‹Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan


yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim
itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". Katakanlah: sesungguhnya
sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah)". Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal
Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa
melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah
kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu
perselisihkan".› (Qur’an 6: 161-164)

Pesan yang ditujukan kepada Nabi (‫ )ﷺ‬mengandung perintah bagi semua


mahluk hidup di jamannya maupun generasi setelahnya untuk merenungkan
dengan kecerdasannya tentang apa yang telah diturunkan kepada nabi dan
menilai dengan kesadarannya ketepatan dan ketulusan pesan itu. Oleh
karenanya jika hati seseorang dipenuhi keimanan, ini adalah keimanan kepada
Tuhan Semesta Alam maka tugas Nabi (‫ )ﷺ‬berakhir sampai di sini: ketika akal
dan hati sampai kepada Pencipta mereka dan jalan yang lurus telah terbuka bagi
mereka. Setelah itu setiap pria dan wanita akan menanggung akibat dari
kebaikan dan kejahatan mereka masing-masing.
□ Nabi (‫ )ﷺ‬bukanlah seorang perantara yang mendapatkan pahala atas
kesalehanmu, bukan pula orang yang mengorbankan dirinya untuk menanggung
hukuman yang akan anda terima. Di sinilah letak jurang pemisah yang dalam
antara Kristen dan Islam. Islam sangat menghargai jiwa manusia dan
memberikan balasan yang sesuai dengan perbuatan mereka. Di dalam ajaran
Kristen, manusia dianggap terlalu rendah untuk bisa langsung berkomunikasi
dengan Tuhan Semesta Alam: harus ada orang lain yang bisa mereka dekati dan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

29 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

menerima pertobatan mereka. Dan siapakah orang tersebut? Seorang anak


angkat! Jika orang-orang mengakui dosanya bukan mereka yang akan
menanggung hukumannya: pengorbanan telah dipersembahkan untuk dosa ini di
masa lampau, dan mereka harus meyakininya jika ingin mendapatkan
keselamatan! Kegilaan ini memerlukan daya tarik yang besar untuk menjalani
kehidupan bertentangan dengan logika dan keadilan.
□ Di dalam ajaran Islam, Allah berfirman kepada Nabi-Nya sesuatu yang
membuka mata dan pikiran:

‹Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah".


Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari
selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula)
kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta
dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang;
apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan
seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan
mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan
Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".› (Qur’an 13: 16)

Pertanyaan datang silih berganti seperti cambuk yang menghempas


kesesatan, membangunkan mereka yang tertidur, dan mendorong manusia untuk
memeluk erat kebenaran dan bangkit bersamanya. Inilah yang diproklamirkan
dan yang menjadi tujuan misi Rasulullah (‫)ﷺ‬.
□ Islam mendapatkan perlawanan sengit dari pengikut kemusyrikan pada masa
itu. islam tidak menghembuskan nafas terakhir setelah satu atau dua
pertempuran; sebaliknya Islam berjuang lebih keras untuk setiap jengkal tanah.
Setelah wafatnya Nabi (‫ )ﷺ‬kemusyrikan dianggap telah musnah. Sebaliknya,
kemusyrikan bertambah kuat dan seluruh semenanjung dalam kekacauan pada
masa kekalifahan Abu Bakar Radi’Allahu’anhu. Umat Islam dihantui oleh
kemurtadan dan mereka harus melawannya kembali. Akan tetapi, mereka tidak
berhasil mengalahkannya sampai mereka mengalami kekalahan yang lebih
besar dari jaman Nabi (‫ )ﷺ‬ketika memerangi para penyembah berhala. Orang-
orang yang tetap berpegang teguh kepada kebenaran setelah kematian Nabi
merekalah Muslim yang sejati. Islam adalah komitmen terhadap prinsip, bukan
kepada manusia. Allah (‫ )ﷻ‬mengajari Nabi (‫ )ﷺ‬dan umat Muslim melaluinya,
bagaimana mengikuti kebenaran yang telah sampai kepada mereka dan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

30 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

berpegang teguh padanya tak peduli betapa pun dahsyatnya serangan dan
perlawanan yang mereka terima.
□ Penyimpangan merajalela di seluruh dunia, dan upayanya adalah yang
pertama dan terutama untuk tidak menyisakan tempat sedikit pun untuk
keimanan. Apabila Islam mengalami kemajuan setelah perjuangan yang berat,
orang-orang sesat akan membuatnya meninggalkan sebagian ajarannya dan
merasa cukup dengan bagian yang tersisa. Jika mereka berhasil membelokkan
Islam pada keadaan seperti itu, maka akan mudah bagi mereka untuk
menghancurkan Islam. Inilah mengapa Allah (‫ )ﷻ‬menurunkan perintah yang
jelas di dalam Qur’an, menetapkan bahwa agama ini adalah suatu kesatuan yang
tidak dapat dipecah-pecah dan bahwa fakta ini tidak henti-hentinya dicamkan
kepada orang-orang kafir. Maka dari itu kita harus berpegang teguh kepada
ajaran yang saling berkaitan ini, cinta dan benci sesuai dengan arahan mereka
dan berdamai atau berperang atas nama mereka. Nilai emosi dalam menegakkan
Islam sama pentingnya dengan logika. Ayat Qur’an yang relevan adalah
perintah kepada kaum Muslimin yang datang dalam bentuk perintah kepada
Nabi (‫)ﷺ‬.

‹Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan)
orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana, dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
Pemelihara. › (Qur’an 3: 1-3)

Nabi (‫ )ﷺ‬tidak akan mungkin sampai mematuhi orang-orang kafir dan


munafik hingga membuat ayat peringatan ini turun. Kitalah yang dimaksudkan
dalam perintah ini. Sama halnya dengan ayat berikut:

‹Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan)


ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah
mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Janganlah kamu sembah di
samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

31 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu


dikembalikan.› (Qur’an 28: 87-88)

Sejak awal dakwah-nya Nabi (‫ )ﷺ‬sudah memerangi kemusyrikan dan tuhan


palsu, dan beliaulah yang memperkenalkan perjuangan ini kepada manusia,
maka tidak mungkin beliau akan melakukan yang sebaliknya.
□ Sama halnya dengan ayat Qur’an berikut ini:

‹Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan


hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka
(orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan
berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. › (Qur’an 15: 88)
‹danjanganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari
mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. ›
(Qur’an 18: 28-29)

‹Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang
Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang
membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran
kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-
orang yang ragu-ragu. Dan sekali-kali janganlah kamu termasuk orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu termasuk orang-
orang yang rugi. › (Qur’an 10: 94-95)

Para pemerhati mengatakan bahwa Ummah-lah yang menjadi tujuan


sebenarnya penyebutan persona Nabi (‫ )ﷺ‬pada ayat-ayat tersebut, seperti halnya
perintah diberikan kepada seorang pemimpin meskipun yang akan
melaksanakan adalah prajuritnya. Yang lain berkata bahwa ayat ini ditujukan
untuk Nabi (‫ )ﷺ‬sendiri untuk mendorongnya dan menguatkan tekadnya. Seperti
orang yang kuat dinasihati agar tidak melemah, atau orang cerdas dinasihati
agar jangan menjadi bodoh, bukan atas dasar kekhawatiran bahwa orang ini
akan melakukan hal-hal tersebut namun untuk mengobarkan semangat agar
tetap mempertahankan kekuatan dan kebijaksanaan ini. Sama halnya dengan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

32 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

pemberani yang akan terus maju menjemput maut jika diperintahkan untuk
tidak menjadi pengecut.
□ Dalam keadaan apapun Nabi (‫ )ﷺ‬adalah contoh yang paling sempurna dan
dari perilaku beliau orang-orang mengambil contoh sempurna. Baik beliau
maupun kita sendiri telah diperintahkan untuk menjauhi orang-orang yang sesat
dan untuk tidak mengikuti sikap dan tindakan mereka, gajak kepada kebenaran
bagi orang-orang yang tersesat dan tidak mengikuti sikap dan tindakan mereka,
alasannya adalah karena dalam banyak kesempatan kebenaran berada dalam
posisi lemah dan sulit untuk diikuti sedangkan kesesatan kuat dan memiliki
banyak daya tarik. Suatu ideologi berhak mendapatkan dukungan penuh dari
penganutnya dan penolakan atas apa yang bertentangan dengannya. Perintah
yang menyerukan hal ini tidak mungkin tanpa keseksamaan: apa lagi yang
kurang setelah firman Allah (‫ )ﷻ‬kepada Nabi (‫)ﷺ‬:

‹Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan


tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah
Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang
bersyukur.› (Qur’an 39: 65-66)

Cara penyebutan seperti ini bergema di telinga dan ada maksudnya. Ini
memiliki dampak membangkitkan perasaan kaum Muslimin untuk melawan
kerusakan dan memperingatkan bahaya dari membiarkannya, agar mereka tidak
terjerumus.
□ Pendapat para pemerhati seperti tertera sebelumnya juga dapat diterapkan
pada ayat di bawah ini:

‹Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang
Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang
membaca kitab sebelum kamu. › (Qur’an 10: 94)

Ini ditujukan bagi para pembaca atau pendengar ataupun kepada Nabi (‫)ﷺ‬
sendiri dengan cara seperti yang telah kita ketahui, karena Nabi (‫ )ﷺ‬tidak
mungkin meragukan kenabiannya. Pernyataan di bawah ini mengandaikan
sesuatu yang tidak mungkin terjadi, karena di dalam Surat lain Qur’an berkata:

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

33 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

‹Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka
akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu). › (Qur’an
43: 81)

artinya, jika Dia memiliki seorang anak, Akulah yang akan pertama kali
menyembahnya.
□ Lantas apa maksud dari bertanyalah kepada Ahli Kitab? Para pemerhati
berkata, maksudnya adalah yang terpercaya dan adil di antara mereka, karena
mereka tidak mungkin menyembunyikan kebenaran jika ditanyakan. Akan
tetapi, pikirkan bahwa orang yang jujur di kalangan ahli kitab sangatlah jarang
dan seseorang tidak bisa begitu saja mempercayai mereka. Saya merasa ini
bukanlah yang dimaksudkan dari ayat tersebut. Seseorang akan menghargai
nilai yang dimilikinya, ketika ia melihat kebingungan orang lain. Maka jika
anda pernah merasa ragu bahwa Qur’an berasal dari Allah (‫)ﷻ‬, carilah kitab
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan dengan cepat anda akan kembali
kepada Kitab anda dan berpegang teguh padanya, dan memuja Yang Maha Kuat
beribu-ribu kali karena telah membimbingmu kepadanya! Saya pikir inilah yang
dimaksudkan oleh ayat tersebut, karena kebenaran dalam Islam menjadi lebih
kuat dan jelas ketika seseorang menemukan adanya kerusakan yang telah
menimpa agama sebelumnya. Pemahaman ini sejalan dengan firman Allah:

‹Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan


datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu. › (Qur’an 2: 120)

□ Hal ini juga didukung oleh hadits yang diriwayatkan Bukhari dari Ibnu
Abbas. Dia berkata:

“Wahai sekalian kaum Muslimin, bagaimana bisa kalian bertanya kepada Ahli kitab
sedangkan kitab kalian yang diturunkan kepada nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam adalah
kitab paling baru tentang Allah. Kalian membacanya dalam bentuk aslinya tanpa diubah, dan
Allah telah memberitahu kalian bahwa Ahli Kitab telah merubah kitab Allah, mereka
menulisnya dengan tangan mereka sendiri, lalu mereka berkata ini dari Allah sehingga
mereka bisa menjualnya dengan harga yang sedikit. Bukankah ilmu yang telah datang kepada
kalian mencegah kalian dari bertanya kepada mereka? Tidak, demi Allah, kami tidak melihat
seorangpun dari mereka yang bertanya tentang apa yang diturunkan kepada mereka!”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

34 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Islam dari sudut pandang pendidikan adalah pengetahuan tentang kebenaran,


dan dari sisi kejiwaan adalah kecintaan dan dukungan terhadap kebenaran dan
kebencian dan perlawanan terbuka terhadap kesesatan. Ada beberapa orang
yang menunjukkan ketenangan dalam perasaan mereka dan dengannya mereka
menerima pendapat serta kritikan. Ini mungkin dapat diterima jika menyangkut
urusan sepele. Namun, jika ini terkait keimanan dan kekafiran, moralitas dan
imoralitas, maka ini tidak dapat diterima. Allah (‫)ﷻ‬-lah yang mengajarkan Nabi-
Nya tentang Kitab dan iman, dan atas dasar pengakuan terhadap karunia Allah
(‫ )ﷻ‬kepadanyalah beliau sangat mencintai agamanya dan bangga akan Qur’an.
Beliau hidup dengannya, dan untuknya beliau rela berperang dan mengadakan
perdamaian. Berkali-kali musuh-musuhnya mengharapkan beliau mau
berkompromi dengan mereka meski hanya sedikit, namun mereka harus
menelan kekecewaan.

‹Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap
lunak (pula kepadamu). › (Qur’an 68: 9)

□ Bangsa yang pantas menjadi jamaahnya adalah bangsa yang


memperjuangkan kebenaran dan tidak mengijinkannya diremehkan atau
diperlakukan secara tidak adil. Salah satu karakternya adalah, sebuah bangsa
yang memiliki ideologi dan metodologi: keberadaan baik jiwa maupun hartanya
tergantung pada energi yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan ini dan hasil
yang didapatkan darinya.

Kedudukan Sunnah berkaitan dengan Qur’an


Sudah menjadi tugas kaum Muslimin untuk menempatkan sesuai urutan,
sumber darimana mereka mengambil iman mereka dan untuk memahami
kedudukan yang benar dari perkataan dan tindakan Nabi (‫ )ﷺ‬yang tercatat
berkaitan dengan catatan lengkap Wahyu Ilahi yang dengannya risalah terakhir
dimahkotai. Qur’an adalah jiwa dan intisari Islam, dan ayat-ayatnya yang pasti
membangun pondasi syariah dan menjelaskan metodenya. Allah (‫ )ﷻ‬menjamin
penjagaannya dan dengan demikian agama ini akan tetap murni dan keabadian
ditakdirkan untuk agama ini. Lelaki yang menjadi pilihan Allah (‫ )ﷻ‬untuk
menyampaikan tanda-tandaNya dan mengirimkan risalah-Nya adalah “Qur’an

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

35 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

hidup” yang berjalan di antara manusia. Beliau adalah contoh sempurna dari
ketakwaan dan kerendahan hati, perjuangan dan kerja keras, kebenaran dan
kekuatan, pengertian dan pengungkapan. Tak heran bahwa ucapan, tindakan,
persetujuan, moral, aturan dan juga segala aspek kehidupannya dianggap
sebagai pilar agama dan hukum bagi kaum Muslimin.
□ Allah (‫ )ﷻ‬memilihnya untuk berbicara atas nama-Nya dan menyampaikan
pesan-Nya: maka siapakah yang lebih mampu darinya dalam memahami firman
Allah? Dan siapa yang lebih mampu darinya dalam menjelaskan metode yang
sejalan dengan acuan dan saran Qur’an? Penerapan hukum tidak kalah
pentingnya dengan konsepnya. Hukum memiliki kata-kata dan jiwanya, dan
ketika upaya untuk menerjemahkan peristiwa yang berbeda sesuai dengan
hukumnya, seseorang akan menemukan pendapat dan saran ahli fiqih diberikan
dan pengalaman serta pelajaran akan diingat kembali, terkadang pelaksanaan
hukum di dalam situasi yang beragam ini terasa lebih condong kepada sekedar
kata-kata, dan pada kesempatan lainnya terasa lebih dekat kepada jiwanya.
□ Qur’an adalah hukum Islam sementara Sunnah adalah penerapannya, dan
kaum Muslimin diwajibkan untuk menghormati penerapan ini sama dengan
kewajiban mereka untuk menghormati hukum itu sendiri. Allah (‫)ﷻ‬
memberikan hak kepada Nabi-Nya untuk diikuti dalam semua yang beliau
perintahkan ataupun larang, karena dalam hal ini beliau tidak berbicara dari
hawa nafsunya sendiri melainkan bimbingan dari Tuhannya. Oleh karena itu,
taat kepadanya sama dengan menaati Allah (‫ )ﷻ‬dan ini bukanlah taqlid buta
pada manusia. Allah (‫ )ﷻ‬berfirman:

‹Barangsiapayang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.


Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. › (Qur’an 4: 80)

‹Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan. › (Qur’an 16: 44)

‹Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. › (Qur’an 59: 7)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

36 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Akan tetapi harus diingat bahwa wahyu Ilahi tidak melumpuhkan


kemampuan manusia. Suatu kesalahan untuk berpikir bahwa para nabi hanyalah
boneka yang dibuat bicara ataupun diam oleh malaikat. Kalaupun mereka
bukanlah nabi, pastilah mereka laki-laki terhormat yang layak berada di garis
depan. Turunnya wahyu tidaklah sembarangan. Hanya mereka yang terpilih
untuk menerimanya, yang paling sempurna di antara manusia-manusia dari sisi
kecerdasan, kebajikan, dan karakter. Cara hidup mereka tidak dilupakan atau
diabaikan, terlebih lagi kelebihan-kelebihan itu diperkuat oleh kesempurnaan
dan kecerdasan dengan arahan yang tepat.
□ Mengikuti jejak Nabi (‫ )ﷺ‬adalah suatu kebajikan, karenanya Sunnah
Muhammad (‫ )ﷺ‬dijadikan sumber utama hukum bersama dengan Qur’an yang
dengannya Allah (‫ )ﷻ‬memuliakan beliau dan seluruh kaum Muslimin. Hal-hal
yang diriwayatkan dari beliau harus dijalankan, namun, telitilah dengan
seksama sebelum menerima keshahihannya, karena penyimpangan di masa lalu.
Tidak semua yang secara shahih terbukti berasal darinya selalu dipahami
dengan tepat atau diberikan kedudukan yang seharusnya. Kaum Muslimin tidak
dirugikan dengan adanya hadits palsu sebanyak kerugian dari pemahaman yang
salah terhadap hadits asli. Hal ini berkembang secara luas sampai-sampai orang-
orang melihat keseluruhan hadits secara skeptic dan berharap kaum Muslimin
menghapusnya.
□ Disini terdapat dua kesalahan. Pertama, mengabaikan fakta historis, karena
dunia belum pernah mengenal seorang manusia yang setiap tindakannya dicatat
dan diteliti seperti halnya Muhammad bin Abdullah. Bagaimana mungkin
catatan ini dibuang begitu saja? Kedua, begitu banyak hikmah di dalam Sunnah,
dan jika hikmah-hikmah itu dinisbatkan kepada orang selain beliau, orang
tersebut akan dipandang sebagai reformis besar, lalu mengapa membiarkannya
terbuang sia-sia dan menghalangi manusia mendapatkan manfaat?
□ Ketika kita mempelajari warisan Muhammad (‫ )ﷺ‬dalam hal moral dan ketika
kita menelaah ucapannya yang mengandung ribuan kebajikan, kita akan merasa
seakan-akan bila sekelompok psikologis dan pendidik bersatu dan berusaha
menelurkan nasihat seperti nasihat beliau, mereka tidak akan berhasil. Dan
moralitas hanyalah salah satu cabang risalah Nabi (‫)ﷺ‬. Namun demikian,
seseorang tidak berada di atas Sunnah kecuali dia memenuhi semua kriteria
yang dibutuhkan untuk memberikan manfaat dari mempelajari Sunnah bagi
Islam dan kaum Muslimin.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

37 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

(1) Tidak ada yang berada di atas Sunnah kecuali jika ia mempelajari Qur’an
secara mendetail. Qur’an adalah undang-undang tunggal di dalam ajaran Islam,
dan kitab ini menjelaskan secara tepat hak dan kewajiban seorang Muslim, kitab
ini membagikan tanggung jawab kepada mereka sesuai porsinya, menentukan
batas terhadap ketaatan mereka, kehidupan mereka, sehingga tindakan
seseorang tidak melanggar hak yang lain atau membuat mereka mengabaikan
tugas dan tanggung jawab dalam hidup. Mereka yang tidak bisa memahami
pengetahuan ini dari Qur’an, tidak akan dapat mengantikannya dengan yang
lain, dan gambaran apapun yang ada di pikiran mereka tentang Islam dari
sumber selain Qur’an adalah cacat dan bahkan bertentangan dengan yang
sebenarnya. Atas dasar inilah para Sahabat terkemuka bertekad memberikan
Quran tempat yang seharusnya di dalam hati mereka dan memastikan tak ada
yang menandingi keutamaan Qur’an.
□ Ibnu Abdul Barr menuliskan di dalam bukunya Jami’ Bayan al ‘Ilm wa
Fadhlih dari Jabir bin4 Abdullah bin Yasar yang mengatakan bahwa dia
mendengar Ali berkata:
Aku mendesak mereka yang menyimpan versi tertulis (selain Qur’an) untuk
menghancurkannya, karena manusia binasa karena mereka mengikuti perkataan
ulama mereka dan mengesampingkan Kitab Allah.
□ Dia juga meriwayatkan dari Al-Zuhri dari Urwa5 bahwa Umar bin Khattab
Radi’Allahu’anhu ingin menuliskan perkataan Nabi (‫ )ﷺ‬dan meminta pendapat
Sahabat yang lain. Mereka menyetujuinya, dan Umar pun berdoa selama satu
bulan, memohon petunjuk Allah (‫ )ﷻ‬atas hal ini. Suatu hari beliau datang
dengan yakin tentang keputusan Allah (‫ )ﷻ‬dan berkata:
Aku selalu ingin menuliskan perkataan nabi namun Aku ingat umat sebelum
kalian, yang menulis kitab dan berpegang teguh terhadapnya dan lalai terhadap
Kitab Allah. Demi Allah (‫)ﷻ‬, Aku tidak akan mencampuradukkan Kitab Allah
dengan apapun. [atau di dalam versi lain] tidak akan membuat Kitab Allah
terlupakan.
□ Juga dari Ibnu Sirin yang berkata: “Bani Israil menjadi tersesat dikarenakan
beberapa kitab warisan nenek moyang mereka.
4
Inilah yang tertulis di dalam buku Jami’ Bayan al ‘Ilm...” Ini adalah sebuah kesalahan yang dibuat entah oleh
editor atau pencetaknya. Seharusnya adalah “dari ‘Abdullah bin Yasar”. Jabir adalah Al Ja’fi dan dia sangat
lemah. Al Jauzani dan yang lainnya menyebutnya pendusta.
5
Dia adalah Urwa putra Al-Zubair. Dia tidak pernah mendengar dari Umar Radi’Allahu’anhu dan bahkan, tidak
pernah bertemu dengannya. Oleh karena itu riwayat ini lemah. Ini diriwayatkan juga oleh Al-Khatib dengan
pengecualian versi Rasyid yang meriwayatkannya dari Al-Zuhri dan menghubungkannya dengan menyebutkan
Abdullah bin Umar bin Urwa dan Umar Radi’Allahu’anhu. Namun, riwayat ini jarang, seperti yang telah
dijelaskan Al-Khatib.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

38 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Alqama dan Al-Aswad mengunjungi Abdullah bin Mas’ud dan mereka


membawa gulungan teks yang menarik untuk dibaca. Abdullah bin Mas’ud
kemudian memerintahkan budaknya untuk membawa semangkuk air dan
menyiramkannya ke atas teks tersebut, dengan mengulang-ulang:

‹Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al


Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami
mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.›
(Qur’an 12: 3)

□ Kedua orang itu berkata kepadanya, “Lihatlah, tulisan ini menarik untuk
dibaca.”
□ Namun dia tetap menyiramkan air di atasnya dan berkata: “Hati adalah
bejana, maka penuhilah dengan Qur’an dan jangan penuhi dengan lainnya.”
Gulungan tersebut mengandung ajaran dari Ahli Kitab.
□ Juga diriwayatkan dari Amir al Sha’bi dari Quraza bin Ka’b
Radi’Allahu’anhu, yang berkata:
Kami pergi meninggalkan kota, menuju Irak bersama Umar
Radi’Allahu’anhu hingga tiba di Sirar, lalu ia berkata: “Tahukah kalian kenapa
Aku pergi dengan kalian?”
□ Mereka berkata: “Ya. Kami adalah Sahabat Nabi (‫ )ﷺ‬maka kau pergi
bersama kami untuk menemui dan menghormati kami.”
□ Lalu dia berkata, “Kalian akan menuju ke sebuah kota yang penduduknya
membaca Qur’an dengan bergumam seperti lebah. Jangan mengalihkan
perhatian mereka dengan Hadits. Bacalah Qur’an sebaik yang kalian bisa dan
berilah sesedikit mungkin kutipan perkataan Nabi (‫)ﷺ‬. Lanjutkanlah perjalanan
kalian dan Aku akan menemani kalian.”
□ Ketika Quraza sampai di Irak, orang-orang memintanya untuk meriwayatkan
hadits Nabi (‫ )ﷺ‬dan dia berkata, “Umar Radi’Allahu’Anhu melarang kami
melakukannya.”
□ Umar, Ali Radi’Allahu’Anhu, dan Sahabat besar lainnya tidak menolak
Sunnah. Namun mereka ingin menjadikan Qur’an sebagai yang paling
dihormati dan paling utama di hati manusia, dan inilah yang seharusnya.
Seseorang harus memahami suatu hukum dengan utuh dan benar sebelum
menggali lebih dalam rincian dan penjelasan tentang sebagian darinya, karena
tidak semua orang membutuhkan rincian dan penjelasannya. Dan juga pikiran

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

39 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

manusia mungkin menjadi penuh dan tidak ada ruang lagi untuk menerima
informasi yang lebih penting dan diperlukan.
□ Harus berhati-hati mengingat Hadits diriwayatkan dengan menggabungkan
berbagai perkataan nabi pada kesempatan dan waktu yang berbeda-beda. Urwa
bin Al-Zubair meriwayatkan bahwa Aisyah berkata:
(1) Tidakkah kalian terheran-heran dengan Abu Hurairah, ia datang lalu duduk
di sebelah kamarku dan meriwayatkan hadis Rasulullah (‫)ﷺ‬. agar terdengar
olehku, saat itu aku sedang membaca dzikir (wirid) shubuhku. Lalu (setelah
menyampaikan hadis) ia segera pergi sebelum aku selesai membaca dzikirku.
Andai aku menemuinya pasti aku katakan padanya bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬tidak
membaca hadis seperti engkau membacanya.6
(2) Setelah memahami Qur’an barulah dapat memahami hadits shahih dengan
benar. Mereka yang tahu tentang Sunnah lebih baik menahan diri dari
meriwayatkan hadits Nabi (‫ )ﷺ‬jika mereka tidak mengerti sepenuhnya
penerapan hadits tersebut, walaupun mereka mungkin memahami makna dari
hadits tersebut secara bahasa. Sunnah telah dirugikan di masa lalu oleh mereka
yang menghafalnya namun memahaminya sangat sedikit. Keheranan Aisyah
terhadap Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu yang meriwayatkan hadits bukanlah
karena beliau menuduhnya berbohong. Cara Abu Hurairah meriwayatkan
Hadits mengabaikan keadaan dimana Hadits tersebut diucapkan dan
menghubung-hubungkan satu Hadits dengan yang lainnya. Muslim
meriwayatkan bahwa Umar Radi’Allahu’anhu memukul Abu Hurairah
Radi’Allahu’anhu karena mengutip Hadits Nabi (‫)ﷺ‬: “siapapun yang berkata
‘tidak ada tuhan selain Allah’ akan masuk surga.” Mungkin Umar
Radi’Allahu’anhu melakukan itu karena Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu
menyebutkan Hadits itu kepada mereka yang hanya memahami bahwa Islam
cukup dengan pengucapan tanpa memerlukan amalan.7 Menghentikan
periwayatan Hadits, meskipun shahih, lebih baik dibandingkan
meriwayatkannya dengan cara seperti ini, dikelilingi orang-orang jahil.8
□ Ibnu Abdul Barr meriwayatkan bahwa Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu
berkata: “Aku meriwayatkan kepadamu Hadits yang jika Aku riwayatkan pada
masa kekhalifahan Umar Radi’Allahu’anhu, dia akan memukulku dengan

6
Diriwayatkan dari Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abdul Barr.
7
Penjelasan ini tidak wajar bahkan tidak mungkin, mengingat Hadits itu sendiri diriwayatkan oleh Muslim yang
berkata bahwa Umar Radi’Allahu’anhu adalah orang pertama yang bertemu Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu
dan mendengar langsung darinya. Mungkin penulis harus memeriksa kembali.
8
Apa yang Saya katakan benar. Sheikh Nasiruddin tidak memiliki alasan yang cukup untuk menolak penjelasan
Saya. (Penulis).

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

40 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

tongkat.” Alasan Umar Radi’Allahu’anhu mencegah Hadits tersebut


diriwayatkan karena beliau ingin membentuk masyarakat berdasarkan ajaran
Qur’an dan mendorong orang-orang mempelajari Qur’an dan memetik pelajaran
yang mereka butuhkan darinya. Jika Sunnah diriwayatkan setelah tahap ini
dilakukan, maka akan diserap dengan baik dan tidak disalahartikan. Abu
Hurairah Radi’Allahu’anhu mungkin akan meriwayatkan ratusan hadits tentang
solat karena ingatannya yang tajam, dan mungkin Umar Radi’Allahu’anhu tidak
keberatan hadits-hadits tersebut diajarkan di sekolah khusus. Akan tetapi, tidak
ingin umat Islam disibukkan dengannya padahal beberapa hadits sudah
mencukupi, sehingga mereka memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan
manfaat bagi Islam dan umat. Inilah alasan Umar tidak suka mereka terlalu
banyak meriwayatkan hadits. Ibnu Hazim meriwayatkan hampir seribu halaman
hadits tentang wudhu, bagi mereka yang tertarik mempelajarinya, meskipun
menyibukkan menyibukkan kaum Muslimin dengannya merupakan kebodohan!
Berapa banyak waktu akan tersisa untuk Qur’an? Bahkan, menyibukkan kaum
Muslimin dengan cara ini adalah berlebih-lebihan dalam agama.
□ Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata:

“Bacalah Qur’an janganlah engkau mencari makan darinya, janganlah engkau


memperbanyak harta dengannya, janganlah engkau anggap remeh dan jangan pula terlalu
berlebihan.9

Jika pujian diberikan kepada penghapal, itu karena mereka telah


menyampaikan ilmu bagi mereka yang dapat mengambil manfaat darinya.
Dalam konteks yang sama Nabi (‫ )ﷺ‬berkata:
“Terkadang orang yang membawa ilmu agama menyampaikannya kepada
orang yang lebih paham darinya, dan terkadang orang yang membawa ilmu
agama tidak memahaminya.”10
□ Abu Yusuf berkata:
Al-A’mash bertanya kepadaku tentang suatu masalah. Kami hanya beruda
dan Aku menjawabnya. Dia berkata:
“Darimana kau memperoleh hal ini, wahai Yakub?” Aku berkata: “Dari
Hadits yang kau sampaikan kepadaku dan Aku teruskan kepada yang lainnya!”

9
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Tahawi dalam Syarh Ma’ani al Atsar dari Abdul Rahman
bin Syibi.
10
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Barr dan yang lainnya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

41 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Diapun berkata: “Wahai Yakub, Aku mempelajari Hadits ini sebelum


orangtuamu menikah dan Aku baru memahami maknanya sekarang.”
Abu Yusuf, sang ulama, mungkin dapat memahami apa yang tidak dipahami
oleh Al-A’mash. Tidak dilarang untuk menghapal tanpa memahaminya. Yang
terlarang adalah, jika seseorang salah memahami makna sebenarnya.
□ Penyusunan hadits sebagaimana telah dicatat dan telah sampai kepada kita,
menempatkan masalah keimanan pada satu bab dan seluruh masalah hukum
lainnya pada bab lain, dan seterusnya. Karena Islam adalah kumpulan dari
semua kebenaran ini, Sunnah seperti toko pakaian besar dimana bermacam-
macam jenis pakaian disusun pada sudut-sudut berbeda. Di sudut ini anda akan
temukan tutup kepala, di sudut sana celana, di tempat lain kemeja, dan
sebagainya. Umumnya, mereka yang menginginkan pakaian lengkap akan
menjelajahi setiap sudut dan mencari yang cocok untuk mereka. Akan tetapi
sering kita lihat, seseorang membeli dua tutup kepala namun bertelanjang kaki,
atau seseorang membeli saputangan tapi tidak mengenakan kemeja yang pantas!
Inilah yang terjadi pada beberapa kelompok yang mempelajari Sunnah.
Setelah banyak berspekulasi, mereka mendakwahi orang-orang berbekal sikat
gigi dan turban tanpa ekor. Bagi mereka inilah Islam. Analoginya adalah
mereka memasuki showroom yang sangat besar dan pada akhirnya beranggapan
seluruh ajaran agama terkandung dalam satu atau dua Hadits. Dengan demikian,
mereka merusak Qur’an dan Sunnah.
(3) Minimnya pemahaman terhadap Sunnah meskipun menyibukkan diri
dengannya, telah merusak orientasi kaum Muslimin dan menyebarkan di
kalangan mereka hukum-hukum dan tradisi-tradisi tertentu yang tidak tepat. Hal
ini ditolak oleh Qur’an dan Sunnah, meskipun hal ini mungkin didasarkan pada
hadits shahih yang disalahartikan.
□ Penyebabnya adalah Islam telah menyampaikan serangkaian hukum untuk
seluruh masalah yang penting, dan hukum-hukum ini terkandung di dalam
Qur’an dan Sunnah; kesemuanya saling melengkapi, membenarkan, dan
mendukung satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu jika seolah terdapat
kontradiksi di antara satu sama lain, harus diteliti sampai diperoleh penjelasan
logis yang saling bersesuaian satu sama lain, atau ia ditolak untuk dalil yang
lebih shahih. Banyak ulama berpikir bahwa Hadits yang diriwayatkan oleh
seorang perawi yang tsiqah (terpercaya) (hadits-hadits ini disebut hadist ahad)
harus ditolak jika bertentangan dengan makna dari ayat Qur’an atau sumber
shahih lainnya atau jika bertentangan dengan qiyas (analogi) berdasarkan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

42 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Qur’an itu sendiri. Mereka membedakan antara hadits yang diriwayatkan oleh
para ulama fiqih dan yang diriwayatkan hanya oleh para penghapal. Saya
berikan satu contoh bagaimana suatu kaum menjadi stagnan dan merugi akibat
salah mengartikan peristiwa yang terjadi.
□ Banyak kaum Muslimin yang menetapkan bahwa para wanita tidak boleh
menemui atau terlihat oleh orang asing, dan di Madinah para wanita keluar
rumah memakai pakaian longgar yang menutupi kepala sampai jari kaki
mereka. Ada dua lubang kecil bagi mereka untuk melihat, meskipun ini bisa
ditutupi dengan kaca atau seluloid. Tradisi yang berkembang ini berdasarkan
Hadits yang Saya dengar dari Imam Masjid Nabawi yang mengutipnya di
mimbar saat solat Jumat. Hadits ini menyatakan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬melarang
para istrinya menemui Abdullah bin Umm Maktum dan ketika mereka
mengatakan bahwa dia buta, beliau bertanya kepada para istrinya, “Apakah
kalian buta?”11
□ Saya keberatan dengan cara pengungkapan Hadits ini, mengingat ulama
Sunnah telah mengatakan maknanya. Ini adalah suatu bentuk pengabaian
Sunnah ketika dikaitkan dengan kewajiban para wanita, cara hidup mereka dan
prinsip-prinsip mengenai peran para wanita di dalam masyarakat secara umum.
Mengapa kita tidak menyebutkan Hadits Bukhari dalam hal ini mengingat
hadits tersebut lebih tepat dan lebih shahih?
□ Dalam bab berjudul “Para Wanita dalam Perang dan Perjuangan Mereka
bersama Para Lelaki” Bukhari meriwayatkan bahwa Anas Radi’Allahu’anhu
berkata:

“Ketika Perang Uhud berkecamuk, orang-orang melarikan diri dari Nabi (‫)ﷺ‬. Dia
berkata: “Sungguh Aku melihat Aisyah binti Abu Bakar dan Umm Sulaim berjalan
dengan cepat hingga terlihat gelang kaki keduanya sambil membawa qirab (tempat air

11
Diriwayatkan oleh Abu Daud Al-Tirmidzi, Ibnu Sa’d, dan Al-Baihaqi melalui Al-Zuhri. Az-Zuhri berkata:
“Nabhan, budak Umm Salamah, meriwayatkan dari Umm Salamah bahwa dia berkata:
“Aku sedang bersama Nabi (‫ )ﷺ‬dan Maimunah dan Ibnu Umm Maktum datang. Kejadian ini adalah
setelah turunnya perintah berhijab. Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: Tutupilah diri kalian daripadanya.
Maka kami berkata: “Wahai Rasulullah (‫)ﷺ‬, bukankah dia buta dan tidak dapat melihat atau mengenali kami?
Beliau menjawab: “Apakah kalian buta? Tidakkah kalian dapat melihatnya?
Al-Tirmidzi berkata bahwa ini adalah hadits yang shahih, dan Ibnu Hajar menyatakan bahwa rantai
perawinya kuat di dalam bukunya Fath al Bari. Akan tetapi hal ini meragukan, karena Nabhan dianggap tsiqah
hanya oleh Ibnu Hibban yang terkenal lalai dalam meneliti perawi hadits. Fakta ini dikemukakan oleh Ibnu
Hajar sendiri dalam bab pendahuluan Lisan al-Mizan. Karena alasan ini kami memandang beliau tidak
menyebut Nabhan tsiqah dalam Al Taqrib namun berkata tentangnya: “Dapat diterima jika telah diteliti. Tapi
tidak pernah ada penelitian terhadapnya terkait Hadits ini.” Pernyataan ini hanya dapat diartikan Hadits ini
tertolak. Ibnu Abdul Barr berkata: “Dia bukanlah termasuk mereka yang haditsnya shahih dan Hadits ini tidak
dikenal,” seperti dikutip oleh Ibnu al Turkmani dalam Al Jawhar Al Naqi.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

43 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

terbuat dari kulit). Dan berkata perawi lain: mengangkut qirab, dengan selendang
keduanya lalu menuangkan ke mulut para pasukan. Kemudian keduanya kembali
untuk mengisi air ke dalam qirab. Kemudian kembali datang menuangkan air ke
mulut pasukan.“

Bukhari juga menyebutkan di dalam bab “Wanita dalam Perang di Laut” bahwa
Anas Radi’Allahu’anhu berkata:
"Rasulullah (‫ )ﷺ‬pernah datang kepada Ummu Haram binti Milhan. Rasulullah
(‫ )ﷺ‬tertidur. Kemudian Beliau terbangun sambil tertawa.
Ummu Haram berkata; Aku tanyakan: "Apa yang membuatmu tertawa wahai
Rasulullah."
Beliau menjawab: "Ada orang-orang dari ummatku yang diperlihatkan
kepadaku sebagai pasukan perang di jalan Allah dimana mereka mengarungi
lautan sebagai raja-raja di atas singgasana atau seperti bagaikan raja-raja di atas
singgasana."
Ummu Haram berkata; Aku katakan: "Wahai Rasulullah, do'akanlah agar
Allah menjadikan aku salah seorang dari mereka."
Maka Rasulullah (‫ )ﷺ‬berdo'a untuknya.
Kemudian Beliau meletakkan kepalanya (tertidur) lalu terbangun sambil
tertawa. Ummu Haram berkata; Aku tanyakan: "Apa yang membuatmu tertawa
wahai Rasulullah." Beliau menjawab sebagaimana ucapan Beliau yang pertama
tadi.
Ummu Haram berkata; Aku katakan: "Wahai Rasulullah, do'akanlah kepada
Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang dari mereka."
Beliau berkata: "Kamu akan menjadi diantara orang-orang yang pertama kali."
□ Ia menikahi Ubadah bin al Samit setelahnya, dan dia berlayar mengarungi
lautan bersama Binti Quraza. Ketika mereka sampai di pantai dia menunggangi
kuda. Kudanya tersandung dan dia terjatuh kemudian wafat.
□ Bukhari juga menyebutkan di dalam bab “Wanita yang Membawakan Bekal
Minuman kepada Pejuang Perang” bahwa Umar bin Khattab Radi’Allahu’anhu
membagikan syal kepada para wanita Madinah dan tersisa satu helai yang
sangat cantik.
Orang-orang yang sedang bersamanya berkata: “Wahai Khalifah, berikanlah
yang satu ini kepada cucu perempuan Rasulullah (‫)ﷺ‬, yang bersamamu.” Yang
mereka maksud adalah Umm Kultsum, anak perempuan Ali Radi’Allahu’anhu.
Umar Radi’Allahu’anhu berkata: “Umm Salih lebih layak mendapatkannya.
Dia adalah salah satu wanita Ansar yang berbai’at kepada Rasulullah (‫)ﷺ‬.”
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

44 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Umar Radi’Allahu’anhu melanjutkan: “Dia biasa menjahitkan kantong air


untuk kami di Perang Uhud.”
Bukhari juga menyebutkan di dalam bab “Wanita Merawat Yang Terluka di
Perangan” dari Al-Rubayyi binti Mu’awwadh. Wanita itu berkata: “Kami
bersama Nabi, memberikan air minum, merawat yang sakit, dan membawa yang
terluka ke Madinah,” dan sebagainya.
□ Seandainya Bukhari tidak meriwayatkan hadits-hadits shahih ini: haruskah
hadits tentang lelaki buta ditegakkan di dalam masyarakat? Haruskah wanita
dikurung di dalam rumah-rumah mereka dan tidak pernah meninggalkan
penjara ini? Peraturan semacam ini tidak ada di dalam Qur’an. Bahkan, Qur’an
mengatakan bahwa aturan ini adalah hukuman bagi wanita pezina!

‹Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada
empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila
mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu)
dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi
jalan lain kepadanya.› (Qur’an 4: 15)

□ Akan tetapi, kaum Muslimin merasa bahwa cara mendidik pria dan wanita
secara beradab dirasa terlalu berat karena penyimpangan mereka dari Qur’an
mereka beralih pada penjara dan kastil, dan yang terjadi sudah diketahui. Kaum
Muslimin meninggalkan Qur’an untuk hadits. Lalu mereka meninggalkan hadits
untuk pendapat para ulama. Lalu mereka meninggalkan pendapat para ulama
untuk method taqlid buta (mengikuti secara buta). Kemudian mereka
meninggalkan pengikut buta dan kekakuan mereka pada orang-orang bodoh dan
kebingungan mereka. Evolusi pemikiran Islam dengan cara ini merupakan
malapetaka bagi Islam dan kaum Muslimin. Ibnu Abdul Barr meriwayatkan dari
Al-Dahaak bin Muzahim:
“Akan tiba waktunya manusia hanya sekedar menyimpan Qur’an di rak dan
laba-laba akan membangun sarang padanya: tak akan lagi mengambil manfaat
yang terkandung di dalamnya dan manusia akan bertindak berdasarkan riwayat
dan hadits.”
□ Cara memperbaiki penyimpangan ini adalah dengan kembali kepada Qur’an
dan menjadikannya pilar utama kehidupan kita. Kemudian setelah kita
mendalami Qur’an barulah kita melihat ke dalam Sunnah dan mengambil
manfaat dari kebijaksanaan Nabi (‫)ﷺ‬, cara hidupnya, ibadahnya, karakter, dan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

45 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

aturan-aturannya. Seharusnya tidak ada yang boleh membicarakan Sunnah jika


hanya memahami secuil dari Qur’an, atau hanya memiliki sedikit pemahaman
tentang berbagai riwayat, atau tidak memahami peristiwa dan keadaan Sunnah
tersebut.

Nabi (‫ )ﷺ‬dan Mukjizatnya


Kehidupan Nabi (‫)ﷺ‬, baik di depan khalayak maupun di kala sendirian,
sejalan dengan hukum alam secara keseluruhan, tidak melampauinya. Sebagai
manusia beliau merasa lapar dan kenyang, pernah sakit dan sehat, merasa lelah,
beristirahat, merasakan sedih dan kegembiraan. Namun, manusia berbeda-beda
kapasitasnya. Ada yang sangat bersemangat memenuhi kebutuhan mereka, dan
saat kekurangan sedikit saja mereka menjadi cemas dan lemas. Dan ada pula
yang tangguh dan merasa puas dengan rezeki yang sedikit. Mereka melangkah
menuju tujuan mereka dengan kepala tegak dan langkah pasti. Mesin-mesin
yang bertenaga minyak adalah hal yang berbeda. Ada jenis yang buruk, yaitu
yang menghabiskan banyak minyak namun hasilnya sedikit, dan ada jenis yang
bagus yang hasilnya banyak sedikit pemakaian minyak. Seperti itulah manusia
dengan tubuh, kebutuhan, dan kemewahan mereka.
□ Siapapun yang mempelajari Sirah Muhammad (‫ )ﷺ‬bin Abdullah akan
mengetahui dari kehidupan pribadinya ketangguhan beliau sehingga raksasa pun
tak akan sanggup mengalahkannya. Beliau mampu menanggung beban
kehidupan dan sulitnya perjuangan dengan penuh keberanian dan juga
kesalehannya. Tentu saja ada orang-orang jenius yang buta atau tuli, yang
memiliki penyakit di perut atau dadanya, namun kejeniusan berbeda dengan
kenabian.12 Karunia Allah (‫ )ﷻ‬yang sempurna kepada mahluk-Nya adalah Dia
membebaskannya dari segala penyakit ini sehingga setiap elemen menjadi
lengkap yang akan menyempurnakan visinya dalam kehidupan dan sikap beliau
di dalamnya. Dari sudut pandang ini Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah manusia sempurna
dan hidupnya berjalan sesuai dengan hukum universal Allah terhadap
pahlawan-pahlawan luar biasa.
□ Sementara kehidupan bermasyarakatnya, sebagai seorang Rasul (‫ )ﷺ‬yang
menyampaikan Pesan Ilahi, melatih kaum Muslimin, melawan orang-orang
kafir, dan tetap teguh dalam menyebarkan dakwah-nya hingga menuai hasil dari
setiap penjuru dunia.

12
Lihat buku Saya The Ideology of The Muslim

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

46 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Tidak diragukan lagi bahwa Qur’an adalah kitab penuh mukjizat, ia


membangkitkan kesadaran pemikiran manusia. Kitab ini serupa dengan
peristiwa besar yang terjadi pada umat manusia yang membuat mereka berpikir
secara mendalam dengan ilmu. Kitab ini merupakan bukunya manusia dalam
membantu meningkatkan kesadaran agar lebih dewasa dan lebih akurat.

‹Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu


memahami(nya).› (Qur’an 43: 3)

Sebuah kitab suci dimana tiap ayat dijelaskan dengan teliti, sebuah
pembelajaran (Qur’an) dalam Bahasa Arab bagi mereka yang berilmu.

‹Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.› (Qur’an
41: 4)

□ Perbedaan antara pendidikan bangsa Arab oleh Qur’an dan pendidikan


bangsa Yahudi oleh Taurat adalah seperti perbedaan antara suara yang pemandu
yang menunjukkan jalan bagi orang yang pandai dan cambuk yang menyengat
punggung binatang bodoh untuk mendorongnya maju, namun ia mengambil
satu langkah maju kemudian berhenti secara tiba-tiba. Abdullah bin Rawaha
sering bersyair:
“Rasulullah (‫ )ﷺ‬membacakan Kitab-Nya di antara kami.
Ketika fajar menyingsing. Beliau membimbing kami keluar dari
kegelapan.
Maka kami beriman kepadanya, yang beliau katakan pasti benar. Di
malam hari, beliau meninggalkan dipannya.
Ketika dipan membuat para penyembah berhala tidur terlelap.”
□ Beberapa ulama mengatakan bahwa Qur’an adalah satu-satunya mukjizat
Nabi. Mereka mengatakan ini berdasarkan makna harfiah dari kata mukjizat
(dalam Bahasa Arab mu’jiza), yang merupakan gabungan antara peristiwa
supernatural dan tantangan, dimana tantangan seperti ini hanya diberikan oleh
Qur’an. Saya sepakat dengan hal ini13, bukan karena definisi mukjizat secara
harfiah, tapi dengan mempertimbangkan hakikat nilai dari mukjizat lain
sehubungan dengan tujuan mulia yang dibawa oleh Islam.

13
Lihat buku Saya The Ideology of The Muslim.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

47 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Akan tetapi, tidak ada kaitan antara keimanan atau amalan dengan studi ini:
orang jahat tidak akan diampuni atas kejahatannya karena keyakinan mereka
bahwa Nabi dilindungi oleh awan atau batu, tidak juga orang-orang saleh akan
kehilangan kemuliaannya jika mereka menolak mukjizat ini. Studi semacam ini
didasari oleh penilaian ilmiah dari bukti yang mendukung atau menentang
peristiwa tersebut dan penilaian atas arti pentingnya. Akurat atau tidak akurat
dalam hal ini tidak akan mempengaruhi keimanan seseorang.
□ Kegilaan menguasai kaum Muslimin dalam menisbatkan mukjizat kepada
orang-orang saleh. Sebagian besar mengaitkan mukjizat dengan tingkat
keimanan, dan seorang penulis tentang tauhid bahkan menulis: “Membenarkan
bahwa orang-orang suci memiliki mukjizat. Dan barangsiapa mengingkarinya,
jangan menerima perkataan apapun darinya.” Kaitan hal ini dengan tauhid
seperti kaitannya dengan tata bahasa atau ilmu astronomi! Dengan kata lain
intisari suatu agama sangat jauh dari studi-studi ini terlepas membenarkan
ataupun menolaknya. Mukjizat yang dinisbatkan kepada orang-orang suci oleh
pengagum mereka merupakan perwujudan buruk dari kemalasan dan kebodohan
di dalam diri mereka, seperti halnya mimpi buruk orang yang sedang tidur
adalah wujud dari kegelisahan dan pikiran mereka yang terganggu. Wali ini
membuka pintu tanpa kunci; wali itu terbang tanpa sayap; wali ini kencing di
atas batu dan mengubahnya menjadi emas; dan wali itu mengetahui hal-hal
ghaib!
□ Begitu banyak omong kosong semacam ini, yang merncerminkan
ketidaktahuan atas sifat Islam dan sifat dunia yang sesungguhnya. Hal ini juga
menunjukkan bahwa orang-orang yang menyebarkan paham ini terlalu
menyimpang hati dan pikirannya untuk dapat memahami dengan benar
kehidupan Nabi (‫ )ﷺ‬dan para Sahabatnya. Muhammad (‫ )ﷺ‬bukanlah seorang
lelaki dengan angan-angan yang membangun kehidupan dan misinya
berdasarkan dongeng khayalan. Beliau adalah lelaki yang hidup dalam
kenyataan yang melihat dari dekat dan kejauhan, dan jika beliau menginginkan
sesuatu maka beliau akan berjuang untuk mendapatkannya. Dalam
perjuangannya, seperti terlihat dalam kenyataan yang pahit, beliau sangat
berhati-hati dan juga gigih. Baik beliau maupun Sahabatnya tidak pernah
beranggapan bahwa dengan hidup santai dan bermalas-malasan maka surga
dapat diraih. Tidak ada di dalam sejarah manusia mukjizat atau peristiwa
supernatural menjadi balok-balok pondasi yang membentuk seorang yang hebat
ataupun membangun bangsa yang besar.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

48 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Muhammad (‫ )ﷺ‬dan para Sahabatnya belajar dan mengajar, berperang dan


berdamai, merasakan kekalahan dan kemenangan. Mereka menyebarkan
dakwah ke seluruh penjuru dunia dan berjuang di setiap jengkal bumi. Tidak
ada hukum alam yang dirusak atau dibengkokkan demi mereka. Bahkan mereka
berjuang lebih keras dari para musuh dan merasakan kekalahan telak di jalan
Allah (‫)ﷻ‬, sehingga dalam perjuangan keras mereka untuk bertahan itulah
mereka memperoleh keteguhan dan kemenangan. Allah (‫ )ﷻ‬mengajari mereka
pelajaran berat sehingga mereka tidak mengharap diistimewakan dari Yang
Maha Pemurah di dalam setiap pertempuran, meskipun mereka sendiri terlalu
cerdik untuk merasa demikian. Allah (‫ )ﷻ‬berfirman kepada Nabi-Nya:

‹Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu


hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan
dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian
apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan
serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi
musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum
bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu], dan hendaklah
mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya
kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu
kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-
senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena
kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah
menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.› (Qur’an 4:
102)

Lihatlah bagaimana mereka diperintahkan, ketika sedang solat untuk lebih


waspada dan juga khusyuk. Allah (‫ )ﷻ‬tidak ingin mereka berharap malaikat
akan turun untuk menolong mereka. Jika mereka tidak melindungi diri sendiri,
maka tidak ada yang akan melindungi mereka. Inilah firman Allah (‫ )ﷻ‬kepada
Muhammad (‫ )ﷺ‬dan para Sahabatnya.
□ Ketika kaum Muslimin gagal mematuhi perintah ini dalam Perang Uhud,
mereka merasakan kekalahan telak, yang memakan korban tujuh puluh orang
pejuang dan membuat mereka merasakan pahitnya kekalahan. Pada hari itu,
pemimpin orang-orang kafir, Abu Sufyan, berdiri dan berteriak “Hidup Hubal!”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

49 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

(berhala utama mereka). Kemampuan Nabi (‫ )ﷺ‬untuk menyelamatkan situasi


mendapatkan ujian berat: beliau berjuang dan membunuh dan terluka.
□ Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata di Hari Uhud:

“Semoga kemurkaan Allah dicurahkan kepada mereka yang berbuat ini kepada nabi mereka.
[Menujuk ke arah giginya]. Semoga hukuman Allah dijatuhkan kepada orang yang dibunuh
oleh Rasulullah di jalan Allah.” 14

Anas berkata bahwa gigi depan Nabi (‫ )ﷺ‬patah pada Perang Uhud dan
kepalanya terluka. Beliau menyeka darah yang mengalir di wajahnya, berkata:
“Bagaimana akan mendapatkan keberuntungan, suatu kaum yang melukai
kepala Nabi mereka dan mematahkan gigi gerahamnya sedangkan nabi itu
mengajak mereka menuju (peribadatan kepada) Allah?”15 Atas kejadian ini
Allah menurunkan ayat berikut:

‹Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah
menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka
itu orang-orang yang zalim.› (Qur’an 3: 128)

Apakah anda pikir kelalaian dalam langkah menuju kemenangan akan


membawakan sesuatu selain kekalahan? Meskipun yang dikalahkan adalah
orang-orang yang membawa bendera tawhid? Meskipun mereka yang menang
adalah musyrikin sejati?
□ Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬akan menyerang, beliau berpura-pura bersikap sebaliknya,
berkata: ‘Perang adalah sebuah tipuan’.16 Meskipun kehati-hatiannya sesuai
dengan perintah Allah, dan penghargaannya terhadap hukum alam yang
mengatur kehidupan manusia, beberapa suku Arab berhasil menipunya. Mereka
membujuknya mengutus sekelompok Qurra’ Qur’an yang merupakan Sahabat-
sahabat pilihan, dan orang-orang kafir itu membunuh mereka semua di Bi’r
Ma’una. Hanya burung-burung yang menemukan tempat kematian mereka dan
terbang di atas jenazah para syuhada tersebut. Orang-orang yang terbunuh
sebagiannya adalah hamba-hamba yang paling dicintai Allah, tapi Dia tidak
mengijinkan satupun dari mereka terbang tanpa sayap atau meloloskan diri dari

14
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
15
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim di dalam bab yang sama.
16
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ka’b bin Malik Radi’Allahu’anhu. Bukhari dan Muslim
juga meriwayatkan hal yang serupa

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

50 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

takdir mereka, harus dipikirkan oleh Muslim-muslim terbelakang di jaman


sekarang.
□ Jika tindakan pencegahan dan kehati-hatian adalah amalan Nabi (‫)ﷺ‬, maka
terlebih lagi persiapan dan pemerasan tenaga. Menurut anda bagaimana
Muhammad (‫ )ﷺ‬memperoleh kemenangan dari seluruh umat manusia? Beliau
membimbing umatnya untuk menjadi matang dengan keimanan seperti musim
panas mematangkan buah termanisnya dengan panasnya yang perlahan. Oleh
karenanya, ketika beliau mengutus mereka ke segala penjuru dunia, mereka
menunjukkan kegigihan luar biasa selayaknya badai yang menghempas. Sejak
hari diturunkannya, Islam adalah perjuangan yang dibimbing oleh Wahyu,
sehingga kesan pertamanya bagaikan badai dengan kilat dan petir:

‹Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap
gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya,
karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi
orang-orang yang kafir.› (Qur’an 2: 19)

Apakah anda pikir bersantai-santai dan bermalas-malasan akan membuat


seseorang mendapatkan tempat mulia? Sungguh memalukan kaum Muslimin di
jaman ini yang mengharapkan mukjizat di dunia yang telah menancapkan
taringnya untuk memusnahkan mereka dari akarnya.
□ Saya tidak menyangkal keajaiban bisa saja terjadi kepada manusia. Namun,
hal ini terjadi pada orang beriman dan orang kafir, orang saleh dan juga para
pendosa. Jika seorang lelaki berjalan di atas air tanpa membasahi kakinya, ini
tidak membuktikan bahwa dia orang yang saleh mengingat kesalehan hanya
bisa ditentukan dengan keimanan dan tindakan seseorang yang sesuai dengan
perintah Allah (‫)ﷻ‬. Kisah-kisah yang menceritakan orang-orang yang memiliki
mukjizat adalah murni sejarah bagi siapapun yang condong terhadapnya, dan
tidak ada hubungannya dengan keimanan ataupun tanggungjawab. Hal ini,
tentunya, berbeda dengan mukjizat para nabi, yang menegaskan kebenaran
risalah yang mereka bawa dari Allah (‫)ﷻ‬. Namun demikian, bahkan mukjizat
yang turun kepada para nabi hanyalah sebuah masa lalu dan tidak ada manfaat
memperdebatkannya. Kita juga mengetahui bahwa mukjizat Muhammad (‫)ﷺ‬
tidak sama dengan nabi-nabi pendahulunya. Mukjizatnya bersifat manusiawi,
logis, dan abadi, dimana Allah (‫ )ﷻ‬mengatur hidup dan misinya sesuai hukum
sebab akibat, seperti yang telah kita lihat.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

51 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Muhammad (‫ )ﷺ‬tidak bisa melihat yang gaib. Beliau layaknya manusia biasa
yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada dirinya esok hari. Tidak ada
hal-hal gaib bisa diharapkan darinya setelah perintah Allah (‫ )ﷻ‬turun
kepadanya:

‹Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak
(pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya
aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-
banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah
pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang
beriman.”› (Qur’an 7: 188)

Beliau bisa saja didekati oleh seseorang yang memiliki niat jahat
terhadapnya tetapi berpura-pura mencintainya, dan beliau tidak tahu-menahu
hingga niat orang itu terungkap dari tindakannya:

‹Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang
munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam
kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi)
Kamilah yang mengetahui mereka.› (Qur’an 9: 101)
Di Hari Kiamat nanti beliau akan berhadapan dengan mereka yang beliau
pikir adalah mukmin sejati namun kemudian terungkap kebusukan hati dan
jahatnya niat mereka. Beliau kemudian akan berkata, seperti halnya Isa: 17

‹Dan adalah aku menjadi saksi mereka, selama aku berada di antara mereka.
Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka›
(Qur’an 5: 117)

□ Allah (‫ )ﷻ‬mungkin saja memberitahukannya pengetahuan tentang hal yang


gaib untuk alasan tertentu, seperti ramalan di dalam Qur’an bahwa bangsa
Romawi akan mengalahkan Persia, setelah Persia mengalahkan Romawi. Ini
membuat senang para penganut kemusyrikan dan membuat kaum Muslimin
bersedih karena mereka mendukung Ahli Kitab.

17
Maknanya berada di Hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam bab Tafsir.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

52 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Banyak hadits shahih yang seolah mengatakan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬mengetahui


masa depan. Contohnya, terdapat Hadits dari Adi bin Hatim, dimana beliau
berkata:
“Ketika Aku sedang bersama Nabi (‫ )ﷺ‬datanglah seorang laki-laki, lalu dia
mengadu kepadanya tentang kemiskinannya, kemudian datang lagi yang lain,
dan yang mengadu kepada beliau tentang para pembegal jalanan. Selanjutnya
beliau berkata: “Wahai Adi apakah engkau melihat (kota) al-Hirah?”
□ Aku menjawab: “Aku belum melihatnya, sementara aku telah mendapatkan
berita tentang itu”
□ Beliau bersabda: “Jika umurmu panjang, niscaya engkau akan melihat
seorang wanita melakukan perjalanan dari al-Hirah hingga dia melakukan
thawaf di sekeliling Ka’bah, tanpa merasa takut kepada seorang pun kecuali
kepada Allah (‫)ﷻ‬.”
□ Aku pun bertanya dalam hati: “Kemanakah para pembegal dari Thayyi’ yang
telah membuat kekacauan di berbagai negeri itu?”
□ Sabda rasul: “Dan seandainya umurmu panjang, niscaya akan dibukakan
harta simpanan Kisra.”
□ Aku bertanya: “Kisra bin Hurmuz?”
□ Beliau menjawab: “Kisra bin Hurmuz. Dan seandainya umurmu panjang,
niscaya engkau akan melihat seorang laki-laki mengeluarkan emas atau perak
sepenuh kedua telapak tangannya, dia mencari orang yang akan menerimanya,
lalu dia mendapati tidak seorang pun mau menerimanya.”18
Pada kenyataannya hadits-hadits ini dan yang semacamnya bukanlah
ramalan.19 Mereka adalah bukti kebenaran janji Allah bahwa Islam akan berjaya
di masa depan dan agama ini akan menjadi kuat di seluruh penjuru dunia.
Mereka adalah penjelasan Nabi dari firman Allah (‫)ﷻ‬:

‹Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai
saksi.› (Qur’an 48: 28)

18
Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan yang lainnya.
19
Benar, bahwa itu adalah ramalan, dari pengetahuan yang Allah (‫ )ﷻ‬berikan kepadanya. Penjelasan di atas
tidak memiliki bukti selama penulisnya, Semoga Allah (‫ )ﷻ‬melindunginya, menerima kemungkinan bahwa
Allah-lah yang memberitahukannya. Haditsnya itu sendiri mengandung dalil ini: Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: “Jika
umurmu panjang.” Bisakah definisi sementara yang tepat ini diketahui oleh “ahli” manapun jika Allah tidak
memberitahukannya?

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

53 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

‹Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa.› (Qur’an 24: 55)

□ Serupa dengannya adalah hadits yang berisi peringatan akan hukuman.


Seseorang yang memahami kekuatan pasar tidak akan ragu, setelah penelitian
sejenak terhadap kondisi yang ada, untuk melakukan tindakan yang tepat.
Seseorang yang memahami secara mendalam ilmu psikologi, setelah
memandang sekilas, mengetahui apa yang berada di bawah permukaan. Ini
seperti bait puisi: “Al Alma’i siapapun yang mencurigaimu seolah dia betul-
betul melihat dan mendengarnya!”
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬memiliki wawasan mendalam tentang manusia dan sifat-
sifatnya, tentang dunia dan tahapannya, tentang waktu dan artinya, tentang
agama terdahulu dan kesulitan yang menimpanya dan pengikutnya di dalam
kehidupan. Pikiran para nabi tidak ternoda dan tajam dan mereka memiliki
wahyu yang jelas. Maka bayangkanlah bagaimana nabi utama di antara para
nabi lainnya: Yang Maha Pemurah memeliharanya sejak lahir dan
membesarkannya, agar beliau siap membawa pesan yang mukjizat terkandung
di dalam cara penyampaiannya dan cara penyampaiannya adalah untuk
mensucikan sifat manusia dan menajamkan kecerdasan mereka.
□ Hal ini menjadikannya manusia terbaik untuk menilai keadaan zaman dan
menerka masa depan. Apakah mungkin bagi seorang pengelana di wilayah utara
mengharapkan langit cerah tak berkabut, atau mungkinkah pengelana di
khatulistiwa mengharapkan datangnya hujan es? Lalu bagaimana mungkin Nabi
agama yang besar melupakan hukuman yang berdampak pada ajarannya dan
pengikutnya, baik di masa yang dekat atau di masa yang akan datang, baik jelas
maupun tersembunyi.
□ Sehingga Nabi (‫ )ﷺ‬kerapkali menyebutkan tentang hukuman Allah, dan
tujuannya bukan untuk meramalkan melainkan untuk memberi peringatan,
penderitaan akan mempengaruhi orang-orang karena pola pikir dan kepribadian
mereka yang berbeda; penderitaan akan terjadi karena kesenangan duniawi
menarik orang-orang untuk berlomba-lomba meraihnya, dan penderitaan akan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

54 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

menimpa umat setelah kaum kafir memperoleh kembali kekuatannya. Beliau


memberi peringatan kepada para Sahabatnya tentang semua ini di dalam hadits
terlalu sering, terlalu banyak untuk disebutkan di sini.
□ Yang paling buruk dari semua penderitaan ini adalah kerusakan yang akan
menetap di dalam ajaran Islam itu sendiri.
Solat akan kehilangan jiwanya yaitu kerendahan hati kemudian tubuhnya
akan terkikis dan menjadi tidak bermakna.
Jihad akan kehilangan jiwanya, yaitu ketulusan dan akan menjadi peperangan
memperebutkan harta rampasan dan budak; dan akan kehilangan ketajamannya
dan ditangguhkan.
Puasa tidak lagi menjadi kesabaran di kala sendiri dan pengendalian diri, dan
akan menjadi waktu berpesta dan pengeluaran yang berlipat ganda.
Pemerintahan akan berubah dari pelayanan terhadap masyarakat berubah
menjadikan dirinya tuhan dengan penindasan dan kesewenang-wenangan.
Kemudian akan runtuh dan baik pemimpin maupun yang dipimpin akan hancur.
Bahkan kecintaan kaum Muslimin kepada Nabi mereka akan menjadi, setelah
kematiannya, sebuah pasar di sekitar makamnya, penuh dengan teriakan dan
dengungan.
□ Ketika Saya mengunjungi Madinah Saya berziarah ke makam Nabi (‫)ﷺ‬.
Emosi mengalir dari dalam hati dan berdering di telinga Saya. Ketika Saya
melihat makamnya Saya menuju ke arahnya, merasa begitu rendah diri seperti
banteng yang ditarik di bawah kaki raksasa. Saya memberikan penghormatan
sewajarnya dan tidak berkata apa-apa kecuali sebuah syair puisi. Saya tidak tahu
bagaimana bisa seperti itu karena emosi yang sedang melanda. Bibir Saya
bergumam namun telinga saya tidak bisa mendengarnya: “Wahai engkau, yang
terbaik di antara seluruh makhluk, tulangmu terkubur di tanah, aroma menyebar
dan mengharumkan bukit dan lembah.” Lalu Saya pergi.
□ Akan tetapi Saya melihat, gelombang manusia-manusia datang dan
meneriakkan syair yang panjang. Seseorang membaca dari buku, dan lainnya
mendengarkan seseorang yang telah menghafalkan banyak; yang ini
mengganggu yang itu, dan semuanya mengganggu orang-orang yang berdoa.
Gelombang ini terus menerus datang dan tak pernah berhenti.
□ Bukankah ini yang dimaksud Nabi (‫ )ﷺ‬ketika beliau berkata:
“Ya Allah, janganlah jadikan makamku sebagai berhala yang disembah.” 20

20
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Sa’d di dalam Tabaqat-nya dari periwayatan Abu
Hurairah Radi’Allahu’anhu.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

55 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Begitu Saya menyadari keadaan peziarah dan penghuni Masjid, Saya hampir-
hampir berhenti solat di dalamnya, karena Saya membenci bid’ah yang begitu
menyimpang, kericuhan, dan kebodohan. Saya ingat kisah tentang Urwah bin
Al Zubair:
Ketika beliau membangun kastilnya di lembah Afiq dan mengasingkan diri
dari Madinah, orang-orang berkata kepadanya: “Kau telah mengabaikan masjid
Nabi (‫”!)ﷺ‬
Beliau menjawab: “Aku melihat masjid-masjid kalian diabaikan, pasar-pasar
selalu penuh, dan ketidaksenonohan tersebar di jalan-jalanmu. Di lembah ini
Aku terhindar dari kesemuanya itu.” Dikisahkan ketika beliau ditegur soal ini
beliau menjawab: “Apa yang tersisa? Yang tersisa adalah mereka yang
bersenang-senang di atas penderitaan orang lain dan mereka yang cemburu akan
keberuntungan orang lain.”
□ Marilah kita semua memohon ampunan dan perlindungan Allah (‫)ﷻ‬

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Bab Dua
Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Muhammad (‫ )ﷺ‬lahir dari keluarga keturunan murni dan terhormat yang


menggabungkan semua kualitas terbaik dari bangsa Arab dan menahan diri
mereka dari kesukaan atas hal-hal tidak senonoh. Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata tentang
dirinya:

“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il dan Allah


memilih Quraisy dari keturunan Kinanah. Allah memilih Bani Hasyim dari
Quraisy dan Allah memilih Aku dari keturunan Bani Hasyim.” 21

Keturunan bangsawan tidak memberikan status terhormat kepada mereka


yang gagal. Ini seperti baja: ketika dibiarkan berkarat menjadi tidak bermanfaat,
namun ketika ahlinya menggunakannya maka akan memberikan hasil yang luar
biasa. Oleh karena itu ketika Nabi (‫ )ﷺ‬ditanya siapakah yang paling mulia di
antara orang-orang beliau menjawab:
“Kalian bertanya kepadaku tentang kualitas orang Arab?” Mereka menjawab
ya, maka dia berkata: “Yang terbaik di antara kalian pada masa jahiliyah adalah
yang terbaik dalam Islam jika dia itu fakih (paham agama).”22
□ Kelahiran Nabi (‫ )ﷺ‬dari keluarga terpandang merupakan salah satu sarana
menuju keberhasilan yang Allah (‫ )ﷻ‬persiapkan untuk Rasul-Nya. Bangsa Arab
pada jaman itu sangat berlandaskan kesukuan yang menyebabkan sebuah suku
menjadi punah untuk menjaga kehormatan suku mereka dan sekutunya. Pada
satu masa Islam terlindungi oleh tradisi kuno tersebut hingga dapat berdiri
sendiri, seperti halnya tanaman yang tidak lagi membutuhkan pot ketika sudah
tumbuh kokoh dan tinggi. Bahkan Nabi Lut Alaihi Salam berharap tradisi
seperti ini berlaku ketika beliau merasakan bahaya mengintai para tamunya dan
tidak bisa meminta bantuan perlindungan dari klan manapun untuknya. Saat itu
beliau berkata kepada kaumnya:

21
Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim atas otoritas Wa’ila bin Al-Aqsa. Hadits ini juga dinyatakan baik
oleh Al-Tirmidzi.
22
Hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari otoritas Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

57 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

‹Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu


mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: "Hai
kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah
kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini.
Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?"› (Qur’an 11: 78)

Kemudian beliau kembali berkata:

‹Luth berkata: "Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu)


atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku
lakukan)."› (Qur’an 11: 80)

□ Akan tetapi meskipun berasal dari garis keturunan keluarga bangsawan,


Muhammad (‫ )ﷺ‬tidaklah kaya. Kemiskinan dan kebangsawanannya inilah yang
memungkinkannya memiliki sifat yang paling mulia di antara berbagai kelas
status sosial. Anak-anak keluarga bangsawan menjadi sombong dikarenakan
kekayaan mereka. Jika jatuh miskin, setidaknya mereka masih memiliki tradisi
kebangsawanan dan status sosial tinggi yang akan mereka jaga mati-matian.
Salah seorang dari mereka berkata: “Karena perubahan jaman yang buruk
mempengaruhi kami, kami menahan bencana apapun karena khawatir
dihinakan.” Sebagian dari mereka mungkin tidak merasa malu mengumumkan
kebangkrutannya atau membiarkan situasi mereka diketahui khalayak. Akan
tetapi, sebagian dari mereka menyimpan sendiri kemalangannya dan bertekad
menghadapi dunia. Contohnya adalah Abdul Muttalib.
□ Abdul Muttalib adalah pemimpin kota Mekah. Namun, kepemimpinan yang
diwariskan ini berakhir padanya dan tidak diteruskan kepada keturunannya.
Pesaing dalam memperebutkan kepemimpinan Mekah bersaing ketat dengannya
dan sepertinya mereka akan mengambil alih sesepenuhnya. Dalam beberapa
tahun Abdul Syams berkuasa. Namun tidak lebih dari beberapa tahun berlalu
Abu Sufyan berkuasa dan kepemimpinan Mekah di luar kekuasaan Bani
Hasyim.
□ Abdullah adalah putra termuda Abdul Muttalib yang sangat dicintainya. Dia
menikahkannya dengan Aminah binti Wahab dan membiarkannya hidup
mandiri. Setelah hanya beberapa bulan menikah, Abdullah pergi berdagang, dan
kala itu musim panas, dia pergi dengan rombongan ke Suriah. Dia tak pernah

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

58 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

kembali. Rombongannya kembali dengan kabar sakitnya kemudian kabar


kematiannya. Aminah menanti kedatangan suaminya untuk memberitahukan
tentang kehamilannya dan kegembiraan yang akan mereka rasakan dalam
menyambut anak pertama. Namun, takdir berkata lain. Sang istri yang semula
dicemburui sekarang menjadi janda, dan mulai menghitung hari ketika anak
tunggalnya, seorang yatim, akan lahir ke dunia yang serba tak pasti ini.
□ Al-Zuhri meriwayatkan bahwa Abdul Muttalib mengirim putranya ke Yatsrib
untuk membeli kurma dan dia meninggal di sana. Yang lain mengatakan dia
pergi ke Suriah dan dari sana dia menuju Yatsrib bersama rombongan Quraisy.
Di Madinah dia jatuh sakit dan meninggal serta dimakamkan di al Nabigha Al
Ja’di. Dia meninggal di usia 25 tahun dan sebelum Rasulullah (‫ )ﷺ‬lahir.
□ Kelahiran Muhammad (‫ )ﷺ‬di kota Mekah biasa saja. Tidak ada yang menarik
perhatian atau mengundang decak kagum. Para sejarawan tidak bisa
menentukan dengan pasti hari, bulan, atau tahun lahirnya. Namun, sebagian
besar cenderung mengatakan bahwa kelahirannya terjadi ketika Mekah diserang
oleh bangsa Abyssinia, sekitar tahun 570 Masehi. Hari kelahirannya ditetapkan
pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal 53 tahun SH, Sebelum Hijrah.
□ Hari tepatnya Nabi (‫ )ﷺ‬lahir tidak memiliki arti penting dalam Islam, dan
perayaan hari lahir beliau hanyalah bentuk tradisi keduniaan yang tidak
berkaitan syariat. Beberapa sumber meriwayatkan bahwa pertanda kenabiannya
muncul pada saat beliau lahir: empat belas balkon dari istana Kisra runtuh: api
sesembahan umat Zoroaster padam: gereja-gereja di sekitar Danau Sawah roboh
setelah danau mengering. Al Busiri berkata:23
Kelahiran Sang Nabi menunjukkan kesucian dirinya
Alangkah eloknya permulaan dan penghabisannya
Lahir saat bangsa Persia berfirasat dan merasa
Peringatan akan datangnya bencana dan angkara murka
Dimalam gulita singgasana kaisar Persia hancur terbelah
Sebagaimana kesatuan para sahabat kaisar yang terpecah
Karena kesedihan yang sangat, api sesembahan padam
Sungai Eufrat pun tak mengalir dari duka yang dalam
Penduduk negeri (‫)ﷺ‬ah bersedih saat kering danaunya
Pengambil air kembali dengan kecewa ketika dahaga.
Syair ini adalah ungkapan yang salah terhadap konsep yang benar. Kelahiran
Muhammad (‫ )ﷺ‬sejatinya adalah penanda runtuhnya tirani dan rezimnya.

23
Sebuah puisi untuk Qasidat al Burda dalam memuji Nabi (‫( )ﷺ‬Penterjemah).

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

59 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Begitupun dengan kelahiran Musa AS. Apakah anda tidak melihat ketika Allah
(‫ )ﷻ‬menjelaskan tirani Fir’aun atas bangsanya dan janji-Nya untuk
membebaskan para budak dan mereka yang tertindas, Dia mengungkapkan
kisah kepahlawanan seorang manusia yang akan mengemban tugas ini? Allah
(‫ )ﷻ‬berfirman:

‹Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa.› (Qur’an 28: 7)

□ Misi Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah revolusi yang paling diingat dalam sejarah


dunia, yang membebaskan fisik dan mental umat manusia. Qur’an menarik
orang-orang paling saleh sepanjang sejarah manusia dan membimbing mereka
dalam mengalahkan kesewenang-wenangan satu demi satu. Setelah pembebasan
dari kediktaktoran ini, ketika manusia ingin menceritakan garis besar peristiwa
yang sebenarnya, mereka membayangkan munculnya pertanda-pertanda dan
membuat-buat dongeng yang sesuai dengannya. Muhammad (‫ )ﷺ‬tidak
membutuhkan semua ini, peran besar beliau sekarang ini membuat kita tidak
memperdulikan dongeng-dongeng tersebut.
□ Abdul Muttalib mendapatkan kabar kelahiran cucunya dengan penuh
kegembiraan. Baginya mungkin ini adalah kompensasi atas kematian putranya
pada usia prima dan diapun mengalihkan rasa cintanya di masa lalu kepada
pendatang baru dengan penuh kebanggaan serta kepedulian terhadap cucunya.
Menakjubkan bahwa dia terilhami untuk menamakan cucunya Muhammad
(‫)ﷺ‬24, nama yang mungkin terilhami oleh malaikat mulia! Orang-orang Arab
mendengar nama ini untuk pertama kalinya dan mereka bertanya kepada sang
kakek mengapa tidak memilih nama dari salah satu moyangnya.
Dia menjawab: “Aku ingin Allah (‫ )ﷻ‬memujinya di langit dan manusia
memujinya di bumi.” Harapan ini adalah bentuk wawasan akan masa depan,
mengingat tak seorangpun makhluk Allah berhak mendapatkan puji-pujian atas
apa yang diraihnya seperti halnya Nabi yang berasal dari bangsa Arab,
Muhammad (‫)ﷺ‬.
□ Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬berkata:
“Apakah kalian tidak heran bagaimana Allah (‫ )ﷻ‬menjagaku dari hinaan dan celaan
orang Quraisy? Mereka menghina Mudzammam dan Akulah Muhammad!”25

24
Dia memberikan nama tujuh hari setelah kelahirannya setelah menyunatnya.
25
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari. Orang-orang Quraisy biasa menyebut Mudzammam (yang
tercela) alih-alih Muhammad ((‫( ))ﷺ‬yang terpuji) ketika menyebut Nabi (‫( )ﷺ‬Penterjemah).

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

60 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Namun, pahitnya kenyataan masih terasa terlepas dari kasih sayang dan
perhatian kakeknya. Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah seorang anak yatim, lahir setelah
ayahnya wafat. Maka biarlah! Jika kita berandai-andai Abdullah masih hidup,
maka apa yang mungkin bisa dia lakukan untuk putranya? Dapatkah dia
melatihnya menjadi seorang Nabi? Tentu saja tidak: seorang ayah hanyalah
salah satu faktor yang menentukan masa depan seorang anak. Bahkan jika
kenabian dapat diperoleh melalui usaha, ayahnya masih hidup tidak akan
memudahkan mencapainya, lalu bagaimana jika kenabian adalah pilihan [yang
ditetapkan oleh Allah (‫?])ﷻ‬
□ Ketika Yakub masih hidup, kebutuhannya dicukupi. Beliau menua dan
memperoleh pengalaman dan kebijaksanaan. Bahkan beliau diberikan kenabian.
Suatu hari beliau mencari-cari dan tidak menemukan Yusuf Alaihi Salam di
dekatnya: beliau telah kehilangan putranya di masa penting hidupnya. Yusuf
Alaihi Salam adalah seorang pemuda yang penuh semangat dan energi, dan
meskipun masyarakat di jamannya rusak, jiwanya masih dipenuhi kesalihan dan
kesucian. Yusuf bagaikan lampu terang di tengah malam gelap. Ketika ayah dan
anak itu bertemu kembali, Yakub mengetahui bahwa putranya adalah seorang
nabi yang taat.
□ Abdullah wafat meninggalkan putranya sebagai anak yatim. Namun, anak
yatim ini sudah dipersiapkan sejak awal untuk sebuah tugas mulia. Beliau
sedang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin orang-orang saleh yang dipilih
oleh Allah (‫)ﷻ‬. Ayah dan kakeknya, kerabat dan temannya, langit dan bumi tak
lebih dari sekedar alat yang digunakan Allah (‫ )ﷻ‬untuk memenuhi ketetapan-
Nya dan melimpahkan rahmat -Nya kepada hamba yang dipilih-Nya.
□ Aminah sangat menyayangi putranya, dengan sabar menunggu datangnya ibu
susu terbaik yang akan datang ke padang pasir, mencari pekerjaan sebagai
pengasuh anak-anak bangsawan. Wanita-wanita baduy yang pergi ke Mekah
untuk tujuan ini mencari nafkah dan gaji yang bagus. Akan tetapi Muhammad
(‫)ﷺ‬, tidak memiliki ayah yang bisa memberikan bayaran, tidak juga memiliki
kekayaan yang menarik hati para wanita itu. Maka tidak mengherankan para ibu
susu menolaknya dan mencari bayi yang lain. Halimah, putri Abu Dhu’aib dari
Bani Sa’d, adalah salah satu yang datang ke Mekah, berharap kembali dengan
seorang bayi yang akan menjadi sumber nafkahnya. Awalnya dia enggan
menjadi ibu susu anak yatim itu, meskipun ketika dia tidak bisa menemukan
bayi lain dia merasa malu pulang dengan tangan hampa. Maka dia kembali ke
rumah Aminah dan mengambil Muhammad (‫ )ﷺ‬darinya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

61 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Ada hikmah tersembunyi di balik peristiwa ini. Sebelumnya, kehidupan


Halimah penuh dengan kelaparan dan kesulitan. Sekarang Allah (‫)ﷻ‬
melimpahkan kasih sayang-Nya kepada Halimah dan memberikannya begitu
banyak rejeki: hewan-hewan mulai menghasilkan susu yang berlimpah setelah
sebelumnya kering, dan kehidupannya menjadi makmur dan dipenuhi
kemudahan. Halimah, suami dan putranya merasa kembalinya mereka dari
Mekah adalah suatu berkah dan keuntungan, bukan kemiskinan dan kesulitan
mengasuh anak yatim. Mereka pun menjadi sangat menyayangi anak itu dan
bangga terhadapnya.
□ Pengasuhan anak-anak di gurun, dimana mereka bisa bermain di alam
terbuka dan menghirup udaranya yang segar, adalah yang terbaik bagi
perkembangan alami tubuh dan pikiran mereka, dan membebaskan pikiran dan
perasaan dari prasangka. Sungguh disayangkan bahwa anak-anak Arab harus
tinggal di dalam apartemen di gedung-gedung yang berdesakam seperti
tumpukan kardus, terpenjara di dalamnya dan membuat mereka tidak bisa
menikmati dan menghirup udara segar. Tidak diragukan lagi bahwa salah satu
penyebab penyakit saraf yang mempengaruhi peradaban modern adalah
ketidakalamian dan banyaknya hal-hal buatan. Karenanya kita hargai
kecenderungan penduduk Mekah dalam menjadikan gurun pasir dan wilayahnya
yang luas sebagai tempat pengasuhan anak-anak mereka. Banyak psikolog
pendidikan yang ingin menjadikan alam sebagai buaian pertama bagi anak-anak
sehingga kemampuan berpikir mereka dapat berkembang dengan makhluk lain
yang mereka temukan sendiri. Namun, hal ini nampaknya sulit untuk
diwujudkan.

Dibelahnya Dada Nabi (‫)ﷺ‬


Muhammad (‫ )ﷺ‬menghabiskan lima tahun bersama Bani Sa’d dimana beliau
tumbuh dengan cepat dan sehat. Ini adalah lima tahun pertama kehidupannya
sehingga tak menduga apapun yang tidak biasa terjadi saat itu. Namun kisah
shahih tentang kehidupannya, mencatat suatu kejadian yang dikenal dengan
terbelahnya dada beliau. Anas Radi’Allahu’anhu meriwayatkan:
“Jibril mendatangi Muhammad (‫ )ﷺ‬ketika dia sedang bermain dengan anak-
anak lainnya. Jibril mendekapnya, menjatuhkan tubuhnya, membelah dadanya,
mengeluarkan hatinya dan menyingkirkan segumpal darinya.
Dia berkata: “Ini adalah bagian Syaitan dari dirimu.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

62 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Kemudian dia mencucinya di dalam bejana dari emas dengan air Zamzam.
Lalu dia menutup dadanya dan mengembalikan dia ke tempat semula. Anak-
anak laki-laki lari menghampiri ibunya (pengasuhnya) dan berteriak bahwa
Muhammad (‫ )ﷺ‬telah dibunuh. Mereka mendatanginya dan mendapati
wajahnya pucat. 26
□ Kejadian ini membuat Halimah dan suaminya khawatir, dimana kita dapati
kejadian ini terulang ketika Muhammad (‫ )ﷺ‬telah menjadi seorang Nabi dan
berusia di atas 50 tahun. Malik bin Sa’sa’ah meriwayatkan bahwa Nabi (‫)ﷺ‬
menceritakan tentang malam Isra Mi’raj, berkata:
“Suatu ketika atap tempat tinggalku di Makkah terbuka lalu turunlah
Jibril ‘Alaihissalam. Dia membelah dadaku dan mencucinya dengan air
Zamzam. Kemudian dia membawa sebuah mangkuk besar dari emas, penuh
dengan hikmah dan iman lalu menumpahkannya ke dalam dadaku. Setelah itu,
dia menutupnya kembali.”27
□ Andaikan kejahatan adalah pengeluaran kelenjar di dalam tubuh dan dapat
dicegah dengan menghentikan pengeluaran tersebut, atau jika kebaikan adalah
cairan yang bisa dituangkan ke hati seperti bahan bakar diisikan ke pesawat
untuk membuatnya terbang, maka Saya katakan bahwa makna harfiah harus
digunakan. Namun kejahatan dan kebaikan melampaui fisik, bahkan telah jelas
bahwa hal ini lebih berkaitan dengan sisi spritiual manusia. Jika berkaitan
dengan batasan dimana jiwa harus beroperasi, atau dengan kata lain, jika
penelitian sampai kepada titik dimana kita harus menemukan sarana agar jiwa
bisa mendorong tubuh kita, maka tidak ada gunanya mencarinya karena hal ini
di luar kemampuan kita.
□ Ada satu hal yang dapat kita ambil dari hadits ini: bahwa Yang Maha
Pemurah tidak meninggalkan mahluk-Nya yang sempurna seperti Muhammad
(‫ )ﷺ‬untuk menjadi sasaran desas-desus yang menimbulkan kebingungan di
kalangan manusia. Jika ada gelombang kejahatan memenuhi atmosfir dan jika
ada hati yang dengan cepat menyerapnya atau terombang-ambing karenanya,
meski demikian, dengan perlindungan Allah (‫ )ﷻ‬hati Nabi (‫ )ﷺ‬tidak akan
terpengaruh arus tersebut. Oleh karena itu, perjuangan para nabi akan diarahkan
menuju kemajuan yang konstan dan bukan ketahanan dari kejahatan; dalam

26
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad, yang memiliki tambahan: Anas Radi’Allahu’anhu
berkata: “Aku biasa melihat tanda seperti jarum di dadanya.” Hadits ini diriwayatkan oleh banyak sumber
shahih.
27
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Al Nasa’i.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

63 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

mensucikan manusia dari kejahatan, bukan mensucikan diri sendiri, mengingat


Allah (‫ )ﷻ‬sudah mensucikan hati para nabi dari kotoran.
□ Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬berkata:

“Tidak ada satu orangpun yang luput dari kawalan Jinn dan kawalan malaikat.
Mereka bertanya: “Dan apakah kau juga, Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Dan Aku juga. Tapi Allah menolongku untuk mengalahkannya
dan diapun tunduk. Sekarang dia hanya berkata kepadaku atas hal-hal baik.”28

Dalam Hadits lainnya, Aisyah meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bertanya


kepadanya:
“Apakah kau cemburu?”
Dan dia menjawab: “Kenapa seseorang sepertiku tidak boleh mencemburui
seseorang sepertimu?”
Nabi (‫ )ﷺ‬kemudian berkata kepadanya: “Setanmu datang kepadamu.”
Dia berkata: “Adakah setan di dalam diriku?”
Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab: “Semua manusia memiliki setan di dalam dirinya.”
Dia berkata: “ Dan bagaimana denganmu?”
Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab: “Ya. Tetapi Allah telah menolongku untuk
mengalahkannya dan diapun menyerah.”29
Mungkin saja maksud dari Hadits yang meriwayatkan tentang insiden
terbelahnya dada Nabi (‫ )ﷺ‬adalah menegaskan penjagaan Allah (‫ )ﷻ‬kepada
Nabi-Nya dan membuat masa kecilnya bebas dari pengaruh sifat manusia dan
godaan dunia.
□ Al Khazin mengutip insiden yang pertama, yaitu, terbelahnya dada Nabi (‫)ﷺ‬
saat dia masih kanak-kanak, dalam tafsirnya atas Surat ke-94 Qur’an:
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? (Qur’an 94: 1)

Melapangkan dada yang disebutkan ayat ini bukanlah hasil operasi dari
seorang malaikat ataupun dokter. Ungkapan metafora di dalam Sunnah
membutuhkan beberapa perhatian pada titik ini. Aisyah meriwayatkan bahwa
beberapa istri Nabi (‫ )ﷺ‬berkata:
□ Wahai Rasulallah (‫)ﷺ‬, siapakah di antara kami yang paling cepat
menyusulmu (wafat, setelahmu)?”

28
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim.
29
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

64 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Beliau menjawab: “Dia yang memiliki tangan paling panjang di antaramu.”


Merekapun segera mengukur panjang tangan mereka dan Saudahlah yang
memiliki tangan terpanjang. Setelahnya kita mempelajari bahwa tangan panjang
di sini berarti sedekah yang diberikan. Dia senang beramal dan dialah yang
paling cepat menyusulnya. 30
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬kembali ke Mekah setelah menghabiskan tahun-tahun yang
luar biasa di padang pasir. Dia kembali untuk bersama ibu yang
memperhatikannya dan kakeknya yang menjadikannya sebagai penghibur atas
kematian putranya di usia muda. Namun, takdir tidak memungkinkannya
merasakan ketenangan bersama hati-hati yang lembut ini dan satu per satu
meninggalkannya. Aminah berziarah ke makam suaminya di Yatsrib untuk
mengenangnya, maka dia pergi meninggalkan Mekah untuk menempuh
perjalanan sejauh 500 kilometer, bersama putranya Muhammad (‫ )ﷺ‬dan
pembantunya Umm Aiman. Abdullah tidak wafat di tanah yang asing tetapi di
tanah paman-paman dari sisi ibunya, Bani Najjar. Ibnu Athir meriwayatkan:
Hasyim pergi menuju ke Suriah. Dalam perjalanan dia berhenti di Madinah
dan tinggal bersama Amir bin Lubaid dari suku Khazraj. Di sana dia melihat
Salma, putri Amir dan jatuh cinta kepadanya. Dia menikahinya dengan syarat
dari ayah mempelai wanita: bahwa putrinya harus berada di kampung
halamannya saat melahirkan. Hasyim melanjutkan perjalanannya, dan
sekembalinya menggauli istrinya, lalu membawanya ke Mekah dimana dia
mengandung. Ketika tiba saatnya melahirkan, Hasyim membawanya kembali ke
kampung halamannya dan pergi ke Suriah. Dia wafat di Gaza dan Salma
melahirkan bayi lelaki yang dinamakan Abdul Muttalib, yang tinggal di Mekah
selama tujuh tahun.
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬tinggal selama kurang lebih satu bulan bersama kerabat
ibunya di dekat makam ayahnya, kemudian dia kembali ke Mekah. Akan tetapi
sejak awal perjalanan, ibunya jatuh sakit. Dia wafat di Abwa, meninggalkan
putranya sendiri dengan budaknya. Saat itu dia berusia lima tahun. Kemalangan
ini membuat Abdul Muttalib semakin menyayangi cucunya. Sejak itu dia tidak

30
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari melalui Masruq dari Aisyah. Versinya: “Dia adalah yang
tercepat menyusulnya dan dia suka beramal.” Muslim juga meriwayatkan Hadits ini melalui Aisyah binti Talha,
dan Al-Hakim melalui Amrah, keduanya meriwayatkan ini dari Aisyah. Di dalam riwayat mereka, mereka
berkata: “dia yang tangannya paling panjang di antara kami adalan Zainab karena dia suka bekerja
menggunakan tangannya dan memberikan sedekah.” Ini bertolakbelakang dari riwayat Bukhari, yang kita
artikan bahwa Saudahlah yang pertama wafat setelah Nabi (‫ )ﷺ‬tiada. Namun ini jelas suatu kesalahan mengingat
penelitian Ibnu Hajar menunjukkan bahwa riwayat Muslim adalah yang shahih. Siapapun yang ingin melihat
riwayat lengkap penelitian tersebut dapat merujuk ke Fath al-Bari yang ditulis Ibnu Hajar. Zainab yang
dimaksud disini adalah binti Jash, bukan bint Khuzama seperti yang disalahartikan oleh beberapa orang.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

65 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

pernah meninggalkannya sendiri, tapi selalu membawanya ke setiap


perkumpulan yang dihadirinya. Ketika ia duduk di tikarnya di samping Ka’bah
dia memeluk cucunya ketika orang-orang dewasa duduk mengelilingi Abdul
Muttalib. Abdul Muttalib hidup cukup lama, dan dikisahkan dia meninggal di
usia 120 tahun. Namun demikian, ketika dia meninggal, Muhammad (‫ )ﷺ‬baru
berusia hampir delapan tahun. Sebelum wafat, Abdul Muttalib merasa yang
terbaik bagi cucunya adalah menyerahkan pemeliharaan kepada paman cucunya
Abu Talib.
□ Abu Talibpun menjalankan tanggungjawab membesarkan keponakannya
sebaik mungkin. Dia menganggapnya seperti putranya sendiri dan bahkan lebih
menyayanginya. Selama lebih dari empat puluh tahun dia terus memberikan
dukungan dan perlindungan serta berteman ataupun bermusuhan demi
kepentingan keponakannya. Muhammad (‫ )ﷺ‬tumbuh di bawah asuhan Abu
Talib dan memahami keadaannya. Dia bersikeras membantu pamannya
mengingat Abu Talib bukanlah orang kaya dan memiliki banyak anak. Ketika
Abu Talib memutuskan untuk pergi berdagang ke Suriah, Muhammad (‫)ﷺ‬
bersikeras menemaninya meskipun saat itu dia baru berusia 13 tahun.

Pendeta Bahira
Tidak ada sumber yang shahih mengenai rincian perjalanan ini. Perjalanan
adalah jembatan terbaik menuju ilmu pengetahuan dan memiliki dampak paling
mendalam. Pelajaran berharga semacam ini tidak akan luput dari Muhammad
(‫ )ﷺ‬dengan pikirannya yang tajam dan jiwanya yang bersih dalam hal-hal yang
dilihatnya di rumah ataupun dalam perjalanan. Akan tetapi bisa dipastikan
bahwa beliau tidak bepergian untuk mempelajari ilmu agama ataupun filosofi,
ataupun menemui seseorang yang bisa diajak berdiskusi tentang hal-hal
tersebut. Buku-buku sejarah mengaitkan beberapa peristiwa aneh yang terjadi
pada dirinya, seperti pertemuannya dengan Pendeta Bahira. Lelaki ini melihat
tanda kenabian di wajah dan punggung Muhammad (‫)ﷺ‬.
Dia bertanya kepada Abu Talib, “Siapakah anak ini?”
Abu Talib menjawab, “dia putraku.”
Dia berkata lagi, “Tak seharusnya ayahnya masih hidup!”
Abu Talib kemudian berkata, “Sesungguhnya dia adalah anak dari saudara
laki-lakiku yang wafat ketika anak ini masih di dalam kandungan ibunya.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

66 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Biarawan itu berkata, “Sekarang barulah kau mengatakan kebenaran.


Bawalah dia kembali ke kampung halamanmu dan berhati-hatilah terhadap
kaum Yahudi.”
□ Kisah ini mungkin saja shahih mengingat kabar tentang datangnya Nabi
setelah Isa Alaihi Salam terdapat di dalam Kitab Injil umat Kristen. Semenjak
mereka menolak ajaran Muhammad (‫ )ﷺ‬mereka telah menantikan kedatangan
seorang nabi tetapi ia tidak akan pernah datang karena Muhammad-lah
orangnya. Baik kisah tentang Bahira ini31 shahih ataupun tidak, faktanya kisah
ini tidak memiliki pengaruh apa-apa di kemudian hari, tidak membuat
Muhammad (‫ )ﷺ‬menjadi berangan-angan ataupun mempersiapkan diri untuk
kenabiannya setelah mendengar perkataan pendeta ini, berita ini juga tidak
disebarluaskan oleh orang-orang di dalam khafilah dagang mereka. Peristiwa ini
terlupakan seolah tak pernah terjadi, dan ini menjadikannya cenderung tidak
shahih.
□ Juga diriwayatkan bahwa serombongan penunggang kuda Romawi
mendatangi Bahira seperti sedang mencari sesuatu.
Ketika dia menanyakan maksud kedatangan mereka, mereka berkata, “Kami
datang karena akan ada seorang nabi yang muncul di bulan ini dan orang-orang
telah diutus ke segala penjuru untuk menangkapnya. Bahira berdebat dengan
mereka sampai dia berhasil meyakinkan rombongan itu bahwa pencarian
mereka sia-sia.
□ Para peneliti! Siapakah para peneliti ini? Dan darimana datangnya pemalsuan
itu? Kisah ini disebutkan di dalam Hadits sebelumnya yang diriwayatkan oleh
Abu Musa Radi’Allahu’anhu dan telah ditahui bahwa ini shahih. Apakah ada
yang salah dari kesamaan dengan umat Kristen jika kisah ini benar-benar
shahih? Bukankah kisah Fir’aun yang mencari Musa untuk membunuhnya, yang
berasal dari Qur’an, serupa dengan apa yang dikisahkan oleh penulis-Injil?
Haruskah kita menolak kisah ini hanya karena kemiripannya?
Tidak. Meskipun Saya menghargai komentar Sheikh Nasiruddin, Saya
akan mengutip di sini pendapat beberapa ulama dan peneliti atas kisah ini:
□ Al Jazari mengatakan, seperti yang sudah dikutip oleh Sheikh Nasiruddin:
“Rantai perawinya shahih dan perawinya adalah orang-orang yang tsiqah atau
salah satu dari mereka. Tetapi penyebutan nama Abu Bakar Radi’Allahu’anhu
31
Kisah ini shahih karena Al Tirmidzi meriwayatkannya dari Abu Musa Al Ash’ari dan dia membenarkan kalau
ini adalah Hadits shahih. Terlebih lagi, Saya yakin hadits ini memiliki rantai perawi yang terpercaya seperti
dikatakan Al Jazari. Al Jazari juga mengatakan, “Disebutkannya nama Abu Bakar Radi’Allahu’anhu atau Bilal
Radi’Allahu’anhu di dalamnya tidak tercatat (yaitu, tidak shahih).” Saya juga menambahkan bahwa Al Bazzar
meriwayatkannya dengan kata-kata berikut: “Pamannya mengirim orang untuk menjaganya.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

67 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

dan Bilal Radi’Allahu’anhu di dalamnya tidak shahih menurut imam kami, dan
ini benar adanya. Usia Nabi (‫ )ﷺ‬pada saat itu adalah 12 tahun dan Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu lebih muda dua tahun darinya, dan Bilal Radi’Allahu’anhu
bahkan belum lahir!”
□ Al Dhahabi berkata di dalam Mizanul I’tidal: “Dikatakan bahwa salah satu
bukti Hadits ini tidak shahih adalah pernyataan ‘Dan Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu mengutus Bilal Radi’Allahu’anhu bersamanya.’ Bilal
Radi’Allahu’anhu bahkan belum lahir dan Abu Bakar Radi’Allahu’anhu
hanyalah seorang bocah saat itu.”
□ Penulis dari Tuhfatul Ahwadhi berkata: “Al Dhahabi menganggap Hadits ini
lemah karena adanya pernyataan: ‘Dan Abu Bakar Radi’Allahu’anhu mengutus
Bilal Radi’Allahu’anhu bersamanya,’ mengingat pada saat itu Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu belum membeli Bilal Radi’Allahu’anhu sebagai budak.
□ Ibnu Hajar berkata di dalam Al-Isabah: “Perawinya adalah orang yang
terpercaya dan Hadits ini tidak meragukan kecuali pada titik ini.
Kemungkinannya adalah bagian ini diambil dari Hadits lainnya dan disisipkan
di sini oleh salah satu Perawinya tanpa sengaja.”
Terdapat pula pernyataan yang serupa di dalam Al Mawahib Al Ladunniyah.
□ Ibnu al Qayyim berkata di dalam Zadul Ma’ad: “Di dalam buku Al Tirmidzi
dan juga di buku lainnya dikatakan bahwa Abu Bakar Radi’Allahu’anhu
mengutus Bilal Radi’Allahu’anhu bersamanya. Ini jelas tidak benar. Bilal
Radi’Allahu’anhu mungkin belum lahir dan jika sudah, jelas bahwa dia belum
bersama dengan paman Nabi (‫ )ﷺ‬ataupun bersama Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu.” Lihat Tuhfatul Ahwadi.
Ibnu Katsir berkata dalam sirah-nya: “Hadits ini diriwayatkan oleh Al
Tirmidzi, Al Hakim, Al Baihaqi, dan Ibnu ‘Asakir. Menurutku (yaitu, menurut
Ibnu Katsir) Hadits ini tidak biasa: ini mursal (yaitu Sahabat yang
meriwayatkannya tidak berkata bahwa ini berasal dari Nabi (‫ )ﷺ‬tapi ini
mungkin dipahami seperti itu). Abu Musa Al Ash’ari baru datang ke Madinah
pada tahun ditaklukannya Khaibar (Tahun 7 Hirjiah), maka jelas ini mursal.
□ Maka Hadits ini mu’allal (mengandung kelemahan berdasarkan prinsip ulama
Hadits) menegaskan bahwa Hadits ini palsu, serupa dengan perkataan penulis
injil tentang beberapa orang yang mencari Isa segera setelah dia lahir dengan
tujuan membunuhnya. Orang-orang Kristen mengambil kisah ini dari orang
Buddha yang berkata bahwa Buddha, ketika ibunya yang masih perawan
melahirkannya, dicari oleh para musuh yang ingin membunuhnya!

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

68 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Para ulama Sunnah menyelidiki semua pernyataan baik dari segi maknanya
maupun rantai perawinya, dan jika mereka tidak berhasil membuktikan
keshahihannya mereka menyingkirkannya. Banyak mitos yang menyusupi kisah
hidup para nabi dan jika diselidiki berdasarkan aturan dalam ilmu Hadits, akan
terbukti tidak shahih dan dapat disingkirkan.

Kesulitan Hidup
Muhammad (‫ )ﷺ‬kembali dari perjalanannya untuk melanjutkan hidupnya
yang prihatin bersama pamannya, karena tidak menjadi kebiasaan para lelaki
untuk duduk diam. Para nabi sebelumnya selalu menghidupi diri sendiri dan
mereka melakukan pekerjaan berbeda untuk bertahan hidup. Benar bahwa
Muhammad (‫ )ﷺ‬bekerja sebagai penggembala kambing di awal kehidupannya.
Tentang hal ini beliau berkata: “Aku biasa menggembalakan domba orang-
orang Mekah untuk mendapatkan beberapa karat.” Juga benar adanya bahwa
beberapa nabi pernah menggembala.32 Mungkin inilah yang mengasah
kemampuan mereka memimpin manusia: lemah lembut terhadap yang lemah
dan bersiaga melindungi mereka.
□ Anda mungkin bertanya-tanya apakah semua kenyataan semesta alam ini dan
yang melampauinya dan pengetahuan atas umat manusia dan semua yang
berkaitan dengannya tiba-tiba dituangkan ke dalam hati para nabi tanpa
persiapan terlebih dahulu? Jawabnya adalah, tentu saja tidak. Meskipun para
nabi tidak memperoleh pengetahuan dengan cara dan hukum yang sama dengan
kita, mereka memiliki kemampuan yang baik untuk berpikir dan bertindak tepat,
dan ini menjadikan mereka yang terdepan di antara semua orang-orang terdidik.
Pengetahuan apakah yang akan mengangkat derajat jiwa manusia? Apakah
hapalan dari pelajaran yang diberikan dan penyerapan prinsip serta hukum?
Banyak burung beo yang mengulang-ulang apa yang mereka dengar tanpa
memahami maknanya. Terkadang kita menyaksikan anak kecil yang hapal
dengan sempurna dan mampu mengulang pernyataan dari politikus dan
pemimpin terkenal. Tidaklah kemudian anak kecil ini menjadi orang hebat

32
Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: “Tidak ada Nabi yang
diutus oleh Allah yang tidak menjadi penggembala domba.”
Para Sahabatnya bertanya: “Apakah engkau juga?”
Beliau menjawab: “Ya. Aku biasa menggembala domba orang-orang Mekah untuk mendapatkan upah
beberapa karat.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

69 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

hanya karena apa yang mereka hapal dan tidak pula burung beo serta-merta
menjadi manusia.
□ Anda mungkin saja bertemu dengan seseorang yang menimba ilmu dan
memahaminya, berdebat dan menang. Meskipun demikian, pengetahuan itu
sendiri adalah seperti segaris emas di dalam bongkahan batu yang terbengkalai.
Emas ini tidak membawa kebaikan ataupun mencegah keburukan. Qur’an
menyamakannya dengan keledai, rabi Yahudi yang membawakan Taurat tetapi
tidak menaatinya.

‹Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian


mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab
yang tebal.› (Qur’an 62: 5)

Orang-orang berilmu namun tidak menggunakan ilmu tersebut untuk


memperbaiki diri mereka sebenarnya berbuat tidak adil terhadap ilmu. Oleh
karenanya, lebih baik menahan ilmu dari orang-orang seperti ini. Sebuah Hadits
berbunyi:

“Mereka yang memberikan ilmu kepada mereka yang tidak pantas


mendapatkannya adalah seperti orang yang menghias babi dengan perhiasan, mutiara,
dan emas.”33

□ Kemudian ada pula mereka yang mempercayai dongeng-dongeng dan


menolak kenyataan. Otak mereka seperti sepasang timbangan, yang satu berat
tanpa sebab dan tidak bisa menimbang dengan benar. Mereka dengan sembrono
mempercayai kemustahilan dan menolak kenyataan. Saya pernah bertemu
dengan orang-orang yang terus menimba ilmu, namun ketika permasalahan
menimpa mereka meraba-raba seperti orang buta. Di sisi lain, ketika
permasalahan yang sama menimpa orang-orang jalanan yang hati dan akalnya
tetap murni, mereka langsung membuat keputusan. Arti penting dari hal ini
adalah bahwa terdapat orang yang menghabiskan dua puluh tahun hidup mereka
untuk mempertajam kecerdasan, menuntut ilmu dan meneliti, namun tetap saja

33
Hadits yang sangat lemah. Ibnu Abdul Barr tidak mengomentarinya di dalam bukunya Jami’ Bayan al-‘ilm,
dan begitupun Ibnu Majah. Di dalam rantai perawinya ada Hafs bin Sulaiman al Asadi, yang tentangnya Ibnu
Kharrash berpendapat: “Dia adalah seorang pembohong yang membuat-buat Hadits. Yang lain menyatakannya
sebagai perawi yang lemah. Abu Hatim berkata dia ditolak, dan pendapat serupa disebutkan di dalam Al Taqrib
oleh Ibnu Hajar.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

70 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

mereka tidak mampu menyamai orang yang dikaruniai kesalehan di dalam


dirinya.
□ Saya yakin, dari membaca perjalanan hidup Muhammad (‫)ﷺ‬, bahwa beliau
adalah manusia istimewa yang memiliki pikiran jernih dan persepsi tajam.
Beliau menjalani hidup dengan hati yang terbuka dan siaga di kedalaman
padang pasir; tetap sadar di antara para pemabuk dan orang-orang yang lalai,
sebelum dan sesudah menggembala domba, sebelum dan sesudah berdagang.
□ Situasi di semenanjung Arab saat itu cenderung memelihara yang paling lesu
menjadi lebih lesu dan yang paling giat menjadi lebih giat, seperti halnya sinar
matahari yang menumbuhkan duri dan mawar secara berdampingan.
Muhammad (‫ )ﷺ‬menjadikan kesunyian sepanjang hari dan malam melewati
pasir dan mata air untuk merenung lama dan mendalam mencari kebenaran.
Derajat perkembangan jiwa yang dicapai melalui pengamatan terus menerus
tentunya lebih baik dibandingkan hapalan tanpa pemahaman atau pemahaman
tanpa kedisiplinan. Terlebih lagi, seseorang seperti Nabi (‫)ﷺ‬, yang menghormati
hukum semesta alam, lebih pantas dipilih dibandingkan mereka yang
mempercayai takhayul dan hidup dengannya.
□ Tidak diragukan lagi bahwa Sang Maha Pemurah memberikannya
perlindungan untuk menjaga kemurnian dirinya. Kapanpun beliau tertarik
kepada kesenangan duniawi, yang sebenarnya bukanlah suatu dosa besar, Sang
Maha Pemurah menghalanginya dari keinginan itu. Ibnu Athir meriwayatkan
bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬berkata:

“Hanya dua kali Aku tergoda melakukan kebiasaan orang-orang jahiliyah, dan pada
dua kejadian itu Allah menghalangiku darinya. Setelahnya Aku tdak pernah lagi
tergoda hingga Allah menurunkan karunia-Nya menjadikan Aku sebagai Rasul-Nya.
Pada suatu malam Aku berkata kepada seorang anak lelaki yang sedang menggembala
domba denganku di dataran tinggi Mekah: “Apakah kau mau menjaga dombaku
sementara Aku pergi ke Mekah dan bersenang-senang seperti pemuda lainnya.”
Dia setuju dan Akupun pergi. Ketika Aku sampai di rumah pertama di Mekah Aku
mendengar suara musik, dan Aku bertanya: “Apakah ini?” Mereka berkata, “Ini
adalah acara pernikahan dia dan dia.”
Akupun duduk dan mendengarkan tetapi Allah menghalangi pendengaranku dan
Akupun tertidur. Panas mataharilah yang membangunkanku. Aku pergi menemui
temanku dan dia bertanya (tentang malam itu) dan Aku menceritakannya. Di malam
yang lain Aku melakukan hal yang sama dan pergi menuju Mekah tetapi kejadian

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

71 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

yang sama terulang lagi seperti malam sebelumnya. Setelahnya, Aku tidak pernah lagi
tergoda untuk melakukan dosa.” 34

□ Berbagai tingkatan pendidikan adalah tahapan di dalam perjuangan terus-


menerus dalam mendisiplinkan pemikiran seseorang dan memperkuat
pancainderanya dan juga untuk memperbaiki cara pandangnya terhadap alam
semesta, kehidupan dan mahluk hidup. Oleh karena itu setiap sistem pendidikan
yang gagal dalam mendidik siswanya untuk mencapai tingkatan ini tidak layak
mendapatkan perhatian meskipun sertifikatnya yang indah. Yang lebih layak
mendapatkan penghargaan dan lebih dekat dengan tujuan adalah bahwa
manusia harus mencapai kecerdasan yang tinggi, dan kemampuan untuk
berpikir mendalam, dan memiliki visi yang jelas tentang sarana dan hasil
akhirnya. Qur’an menyebutkan Ibrahim Alaihi Salam yang memiliki kualitas
ini:

‹Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah


kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui
(keadaan)nya. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan
kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?"›
(Qur’an 21: 51-52)

□ Dalam hal ini Muhammad (‫ )ﷺ‬seperti nenek moyangnya Ibrahim Alaihi


Salam. Beliau tidak memperoleh pengetahuan dari biarawan ataupun peramal
ataupun filsuf di masanya. Alih-alih beliau meneliti jalannya kehidupan dan
keadaan orang-orang di sekitarnya dengan kecerdasan dan kemurnian sifatnya,
menolak semua takhayul dan kejahatan dan bergaul dengan orang-orang dengan
dasar pengertian. Apapun yang dianggapnya baik, beliau akan ikut di dalamnya
sampai suatu titik, sebaliknya beliau akan menarik diri dan menyendiri dan
melanjutkan perenungannya tentang dunia dan akhirat. Hal seperti ini lebih baik
baginya dibandingkan jenis pengetahuan yang dapat disebut kebodohan
majemuk, dan lebih baik dibandingkan sebuah masyarakat yang sesat selama
berabad-abad dimana kerusakan bertambah setiap harinya. Beliau berpikir tidak
ada yang salah jika turut ambil bagian dalam kegiatan bermasyarakat, seperti
Perang Fijar dimana beliau membantu pamannya dan Hilful Fudhul yang terjadi
karenanya.

34
Hadits lemah yang diriwayatkan oleh Al Hakim melalui Ibnu Ishaq.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

72 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Perang Fijar
Menurut orang-orang Quraisy, perang ini adalah demi menjaga kesucian
bulan suci dan Tanah Suci. Simbol-simbol ini merupakan peninggalan agama
Ibrahim AS, yang masih dihormati oleh bangsa Arab. Penghormatan terhadap
tempat-tempat suci ini memberikan manfaat bagi mereka, dan menjamin
kepentingan mereka dan menyelesaikan perselisihan mereka. Seorang lelaki
bisa saja bertemu dengan orang yang membunuh ayahnya di bulan suci dan
penghormatannya terhadap bulan ini akan menghalanginya untuk membalas
dendam. Ketika Islam datang, tradisi ini tetap dipertahankan sebagai warisan
dari agama Ibrahim Alaihi Salam:

‹Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat
bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. › (Qur’an 9: 36)

□ Akan tetapi, orang-orang Jahiliyah akan menghadapi mereka yang merusak


kesucian dan melakukan perbuatan terlarang. Perang Fijar adalah salah
satuakibat dari pelanggaran ini. Tidak ada rincian dari perang ini kecuali jangka
waktunya yaitu selama empat tahun. Muhammad (‫ )ﷺ‬saat itu berusia antara 15
hingga 19 tahun. Beberapa sumber mengatakan bahwa beliau ikut berperang,
yang lain berpendapat beliau hanya membantu para pejuangnya.

Aliansi Orang-Orang Saleh (Hilful Fudhul)


Aliansi ini adalah bukti bahwa betapapun suramnya kehidupan dan
tersebarnya kejahatan, akan tetap ada jiwa-jiwa mulia yang membangkitkan
simpati dan kebaikan di tengah-tengah masyarakat. Di antara orang-orang
Jahiliyah masih terdapat orang-orang baik, dan mereka berjanji di kalangan
mereka untuk menegakkan keadilan, melawan penindasan, dan menghidupkan
kembali sifat-sifat mulia yang telah sirna dari Tanah Suci. Ibnu Atsir berkata:
“Setelahnya beberapa suku Quraisy membentuk aliansi ini, dan mereka
semua bersumpah setia di rumah Abdullah bin Jad’an atas dasar kesalehannya
dan usianya. Mereka adalah: Bani Hasyim, Bani Muttalib, Bani Asad bin Abdul

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

73 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Uzza, Zuhrah bin Kilab, dan Tayim bin Murrah. Mereka membentuk aliansi dan
berikrar satu sama lain apabila mereka mendapati orang yang dizalimi di
Mekah, baik berasal dari kalangan mereka sendiri ataupun suku lainnya, mereka
akan membantu dan membelanya sampai kedzaliman terhadapnya diadili.
Kesepakatan ini disebut hilful fudhul oleh orang Quraisy, dan disaksikan oleh
Rasulullah (‫)ﷺ‬.”
Setelah Allah mengangkatnya sebagai Nabi, beliau berkata: “Aku
menyaksikan terbentuknya aliansi bersama paman-pamanku di rumah Abdullah
bin Jad’an dan Aku tidak akan menukarnya dengan kemewahan apapun. Jika
Aku dalam Islam diajak untuk turut serta, maka Aku akan melakukannya.”35
□ Terlihat jelas dalam perkataan beliau bahwa perseujuan Nabi (‫ )ﷺ‬terhadap
aliansi ini. Semangat melawan penindasan, tak peduli sekuat apapun sang
penindas itu, dan tenggang rasa terhadap orang yang dizalimi, tak peduli
seberapa lemahnya dia, merupakan semangat Islam. Islam mengajakkepada
kebaikan dan melarang kejahatan, dan membatasi diri sesuai dengan hukum
Allah (‫)ﷻ‬. Adalah kewajiban Islam untuk melawan ketidakadilan dalam
berbangsa bernegara dan hubungan antar manusia dengan semangat yang sama.
□ Dikisahkan bahwa terbentuknya aliansi ini adalah karena seorang lelaki dari
Zubaid, yang datang membawa barang dagangan dan menjualnya kepada Al
‘Asi bin Wa’il al Sahmi, namun ia tidak mau membayar. Meskipun lelaki ini
meminta bantuan orang Quraisy dan sekutunya, tak ada yang
mempedulikannya. Maka yang terdzalimi pun berdiri di depan Ka’bah dan
mengulang beberapa bait puisi tentang kemalangannya.
□ Mendengar hal ini, Al Zubaid bin Abdul Muttalib berdiri dan berkata: “Tidak
adakah yang mau menolongnya?” Dia lalu mengumpulkan orang-orang yang
disebutkan oleh Ibnu Athir, dan setelah membentuk hilful fudhul, mereka pergi
menemui Al ‘Asi bin Wa’il dan menuntut lelaki tersebut membayar hutangnya.
Al ‘Asi sepertinya memang tipe orang yang licik dan senang menipu karena
diapun juga berjanji kepada Khabbab bin ul-Aratt. Khabbab adalah seorang
pandai besi yang membuatkan pedang untuk Al ‘Asi.
Ketika ia menemuinya dan meminta bayarannya, Al ‘Asi berkata: “Aku tidak
akan membayarmu sampai engkau mengingkari Muhammad (‫)ﷺ‬.

35
Diriwayatkan oleh Ibn Ishaq dan Ibn Hisyam dalam Sirah Nabi karangan mereka. Para perawinya tsiqah tetapi
mursal (Sahabat yang meriwayatkannya tidak mengatakan ia mendengarnya dari nabi). Akan tetapi berasal dari
sumber lain juga yang memperkuat keshahihannya. Ahmad meriwayatkan dari Abdul Rahman bin Auf, yang
berkata ia mendengarnya dari Rasul (‫)ﷺ‬, meskipun tidak terdapat di dalamnya perkataan “Jika aku dalam Islam
diajak untuk turut serta, maka aku akan melakukannya”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

74 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Khabbab menjawab: “Aku tidak akan ingkar sampai Allah (‫ )ﷻ‬mematikan


dan membangkitkanmu.”
□ Al ‘Asi berkata: “ Apakah Aku akan mati kemudian dibangkitkan?” Khabbab
menjawab ya. Maka Al ‘Asi berkata: “Biarlah Aku mati dan dibangkitkan,
maka Aku akan memiliki banyak harta dan anak-anak kemudian Aku akan
membayar untuk pedangmu.”
□ Ayat ini kemudian diturunkan:

‹Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan
ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak." Adakah ia melihat yang
ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?
Sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan, dan benar-benar
Kami akan memperpanjang azab untuknya, dan Kami akan mewarisi apa yang
ia katakan itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri. › (Qur’an
19: 77-80)

Banyak yang seperti Al ‘Asi dalam berdagang dan berpolitik, dan


Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah orang terbaik untuk melawan dan menentang mereka,
dan orang-orang terbaik adalah para Sahabat Muhammad (‫)ﷺ‬, yang
membantunya melawan orang-orang jahat ini dan berikrar kepadanya untuk
melawan mereka.

Kekuatan dan Keaktivan


Ketika Perang Fijar berakhir dan Hilful fudhul terbentuk, Muhammad (‫)ﷺ‬
memasuki tahap ketiga dalam hidupnya. Ini adalah periode primanya, insting
yang aktif dan ambisi yang besar. Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah laki-laki yang kuat,
tinggi, dan memiliki tekad kuat. Kekuatannya masih terlihat bahkan empat
puluh tahun setelahnya. Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu berkata:

“Aku tidak pernah melihat lelaki yang setampan Rasulullah (‫)ﷺ‬. Seolah matahari
menyinari wajahnya! Dan Aku tidak pernah melihat orang berjalan secepat Rasulullah
(‫)ﷺ‬. Seakan-akan bumi terlipat untuknya! Ketika kami berjalan beriringan dengannya,
kami selalu terengah-engah sementara beliau tetap santai.”36

36
Hadits ini memiliki rantai perawi yang lemah. Diriwayatkan oleh Al Tirmidzi di dalam bukunya Sunan dan
Shama’il. Dia menyatakan kelemahan Hadits ini karena salah satu perawinya adalah Ibnu Luhai’ah, yang lemah
karena ingatannya buruk dan bukunya terbakar.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

75 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Manusia yang memikat kehidupan bahkan ketika beliau tidak terpikat kepada
kehidupan. Selain beliau siapa lagi yang mampu memikat kehidupan? Haruskah
kehidupan terpikat kepada para pemimpi, mereka yang tertutup, dan mereka
yang pesimis? Muhammad (‫)ﷺ‬, meskipun beliau memiliki sarana untuk
menikmati hidup, tidak tergoda oleh hawa napsu atau hasrat yang membara, dan
tak pernah tercatat dalam sejarah beliau berusaha mendapatkan kekuasaan
ataupun kekayaan. Sebaliknya, hidupnya dimulai dengan menyinari Mekah
dengan sifat-sifatnya yang membedakannya dari orang-orang di jamannya:
watak yang manis, sifat yang mulia, pemikiran yang mendalam, sikap yang
bijak, dan pribadi yang terpercaya.
□ Bukan berarti kemuliaan yang diinginkan manusia tidak boleh ada, atau ada
tanpa berupaya untuk memenuhinya. Kemuliaan bermakna kekuatan untuk
menjaga kesucian harus lebih besar dari kekuatan hawa napsu. Oleh karenanya
jika jiwa seseorang senantiasa merasakan kedamaian, itu berarti kebaikan dan
keburukan yang ada di dalam dirinya seimbang. Kita mungkin pernah bertemu
dengan orang yang tidak bisa mengendalikan hawa napsunya, kalaupun jika
orang-orang seperti ini dibandingkan dengan lainnya yang bisa mengontrol
hawa napsunya, kekuatan mereka bahkan tidak sampai sepersepuluhnya.
Faktanya, golongan pertama memiliki karakter yang kuat untuk mengendalikan
hawa napsu mereka, sementara golongan yang kedua tidak memiliki kepandaian
untuk memperingatkan diri sendiri ataupun kekuatan untuk menghindar dari
hawa napsu, maka hawa napsu mereka memberontak dan menguasai diri
mereka.
□ Meskipun kejantanan Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah yang paling sempurna, moral
dan kesucian jiwanya melengkapinya dengan kualitas seperti kedisiplinan,
kebenaran, dan rasa syukur. Lebih lagi, beliau tak memiliki kebencian
psikologis yang rumit yang mempengaruhi anak-anak muda pada umumnya:
mereka mencintai kemegahan dan memamerkan serta mencari kekuasaan
dengan pujian dan sentimen yang bisa dibeli. Jika kita tambahkan kebenciannya
terhadap berhala yang disembah orang-orang di jamannya, penolakannya
terhadap mitos dan takhayul yang tumbuh di seluruh dan bahkan melampaui
semenanjung Arab, dan kesadarannya bahwa kebenaran sama sekali berbeda
dari semua itu, menjadi jelas bagi kita mengapa beliau lebih memilih
pegunungan dan alam terbuka, mengapa beliau merasa nyaman menggembala

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

76 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

domba di daerah-daerah yang jauh dan merasa cukup dengan penghasilan


sedikit yang diperoleh darinya.
□ Apakah ini bentuk pantangan terhadap kekayaan dan kehidupan duniawi?
Tentu saja tidak. Ini adalah kepeduliannya terhadap kenyataan lebih tinggi yang
mana kehidupan dunia direformasi dan kekayaan ditundukkan. Orang-orang
besar tidak berpuas diri dengan harta kekayaan seperti emas dan perak ketika
mereka haus akan kebenaran. Mereka tidak melihat adanya keuntungan menjadi
seorang raja bagi bangsa mereka ketika mereka melihat kejahatan merajalela
dan menyeret kehidupan masyarakat ke dalam jurang dan menelanjangi mereka
dari segala bentuk kebaikan dan kebenaran.
□ Dengan sikap inilah Muhammad (‫ )ﷺ‬memasuki tahapan ketiga dalam
hidupnya. Ini adalah tahap dimana beliau mulai mengenal istri pertamanya,
Khadijah binti Khuwalid.

Khadijah
Khadijah adalah contoh sempurna wanita yang melengkapi kehidupan
seorang lelaki hebat. Para lelaki dengan peran besar di dunia memiliki hati yang
lembut dan mereka menghadapi kebodohan dari lingkungan yang mereka
berharap untuk mengubahnya, dan menjalani perjuangan berat demi
menegakkan kebaikan. Merekalah orang-orang yang paling membutuhkan
seseorang yang akan memberikan cinta dan kenyamanan di dalam kehidupan
pribadi mereka, begitu juga pengertian dan pertolongan. Khadijah unggul dalam
semua kualitas ini dan dia memberikan pengaruh positif dalam kehidupan
Muhammad (‫)ﷺ‬. Ibnu Athir berkata:
“Khadijah adalah seorang wanita pedagang yang terhormat dan kaya raya.
Dia biasa mempekerjakan laki-laki untuk menjalankan bisnisnya dan dia akan
memberi mereka bagian dari keuntungan yang didapat. Ketika beliau
mendengar tentang kejujuran, terpercayanya, dan kemuliaan sifat Nabi (‫)ﷺ‬,
beliau meminta nabi berdagang untuknya ke Suriah. Beliau memberikannya
upah yang lebih besar dari yang biasa dia berikan kepada orang lain, dan nabi
akan dibantu oleh budak Khadijah, Maisaroh.”
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬menerima tawaran ini dan pergi ke Suriah sebagai pedagang
untuk majikan wanita yang telah memilihnya. Nampaknya beliau lebih sukses
dalam perjalanan ini dibandingkan perjalanan sebelumnya bersama pamannya
Abu Talib. Khadijah mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan dia puas

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

77 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

dengan kinerja beliau. Namun, kekaguman dirinya kepada lelaki yang sedang
diujinya ini lebih mendalam.
□ Dia adalah wanita keturunan keluarga terhormat dan kaya raya, dan dia
dikenal karena tekad dan kecerdasannya. Meskipun dia menjadi incaran para
pemimpin Quraisy, yang paling dibencinya dari para lelaki itu adalah mereka
hanya mengincar hartanya dan bukan menginginkannya. Akan tetapi ketika
beliau melihat Muhammad (‫)ﷺ‬, beliau pun mengenal tipe lelaki yang berbeda.
Beliau telah menemukan lelaki yang tidak dikuasai oleh napsunya. Mungkin
saja saat beliau bertransaksi dengan lelaki lainnya beliau menemukan
keserakahan dan tipu daya. Pada sosok Muhammad (‫)ﷺ‬, beliau melihat karakter
manusia yang sempurna dan tidak tergoda oleh kekayaan ataupun
kecantikannya. Beliau menyerahkan semua hasil perdagangan kepada Khadijah
dan pergi – merasa puas dan juga memuaskan orang lain.
□ Khadijah menemukan di dalam diri Muhammad apa yang selama ini
dicarinya. Beliau pun menceritakan perasaannya kepada temannya Nafsah binti
Munabbah, yang kemudian menemui Muhammad (‫ )ﷺ‬dan berbicara tentang
pernikahan dengan Khadijah. Nabi segera menyetujui tawaran itu, kemudian
meminta pendapat paman-pamannya, dan Abu Talib, Hamzah, dan yang lainnya
pergi menemui paman Khadijah Amir bin Asad karena ayahnya telah wafat
pada masa Perang Fijar dan melamarnya untuk keponakan mereka. Mereka
memberinya mas kawin berupa dua puluh ekor unta.
Abu Talib berdiri dan berpidato di resepsi pernikahan. Dia berkata: “Jika
Muhammad (‫ )ﷺ‬ditandingkan dengan pemuda manapun dari suku Quraisy, dia
akan mengalahkan mereka dari sisi keturunan, kemuliaan, kesalehan, dan
kecerdasan. Jika dia hanya memiliki sedikit kekayaan (ketahuilah) kekayaan
hanyalah bayangan yang berlalu dengan sekejap dan pinjaman yang harus
dikembalikan. Dia menginginkan Khadijah binti Khuwalid dan Khadijah pun
memiliki perasaan yang sama terhadapnya.”
□ Paman Khadijah, Amir menjawab: “Dia bagaikan kuda jantan yang
hidungnya tidak bisa ditindik.” Dan begitulah acara pernikahan terjadi.
□ Dikisahkan bahwa perkataan terakhir adalah perkataan Abu Sufyan ketika
Muhammad (‫ )ﷺ‬menikahi putrinya Umm Habibah. Saat itu perang di antara
mereka sedang sengit-sengitnya. Abu Sufyan beralasan bahwa kedudukan
Muhammad (‫ )ﷺ‬begitu mulianya sehingga menjadi ayah mertuanya merupakan
suatu kehormatan! Permusuhan di antara mereka tidak lantas menyurutkan
status Muhammad (‫ )ﷺ‬dan pernikahannya dengan putri Abu Sufyan tidak

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

78 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

membuat malu Abu Sufyan sama sekali, meskipun saat itu dia adalah musuh
utamanya!
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬berusia 25 tahun ketika beliau menikahi Khadijah yang saat
itu berusia 40 tahun. Pernikahan ini berlangsung hingga wafatnya Khadijah di
usia 65 tahun. Selama pernikahan mereka, Khadijah menghormati dan
menghargainya dan dia mengandung semua anak Nabi kecuali Ibrahim. Pertama
beliau melahirkan Al Qasim, dan ini adalah Kunyah yang menjadi cirinya ketika
era kenabian. Lalu lahirlah Zainab, Ruqqaya, Umm Kulthum, Fatimah, dan
Abdullah, yang juga dikenal dengan Tahir. Al Qasim meninggal ketika dia
sudah bisa mengendarai hewan tunggangan, Abdullah meninggal saat masih
bayi, dan semua putri Muhammad (‫ )ﷺ‬wafat semasa hidupnya kecuali Fatimah,
yang wafat enam bulan setelah ayahnya. Pernikahan Muhammad (‫ )ﷺ‬dengan
Khadijah merupakan berkah bagi keduanya, dan tidak diragukan lagi, rumah
tersebut dipenuhi jiwa penghuninya, jiwa penyucian dari kotornya masa
Jahiliyah dan pencelaan terhadap penyembahan berhala.
□ Setelah menikah Muhammad (‫ )ﷺ‬tetap melanjutkan perenungan dan
pengasingannya seperti sebelumnya. Beliau menjauhi segala kebiasaan orang-
orang Arab seperti minum minuman keras, pamer, berjudi, persaingan, dsb.
Namun, hal ini tidak mencegahnya melakukan perdagangan, mencari nafkah,
bepergian ataupun pergi ke pasar-pasar. Seorang lelaki cerdas yang hidup di
antara orang-orang sembrono harus berhati-hati dan penuh pertimbangan,
terutama jika ia memiliki hati yang lembut dan baik.
□ Tidak ada masalah yang timbul di dalam pernikahan mereka, kecuali
kesedihan Khadijah atas kematian dua putra mereka di dalam masyarakat yang
memberikan status tinggi kepada anak laki-laki dan anak-anak perempuan
dikubur hidup-hidup dan wajah ayah-ayah mereka penuh dengan amarah dan
kesedihan bila menerima kabar kelahiran seorang putri. Sungguh aneh orang-
orang Arab itu, setelah nabi memperoleh kenabian, mereka mengejeknya atas
hal ini dan mengatakan bahwa garis keturunannya telah terputus dan tak ada
yang akan mengingatnya. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Quraisy berikrar di
antara mereka untuk terus bertahan dalam kekafiran.
Mereka berkata: “Yang kita lakukan bertahan lebih lama dibandingkan
Sunbur yang buntung.” Sunbur adalah pohon kurma yang akarnya rusak. Yang
mereka maksud adalah ketika Muhammad (‫ )ﷺ‬wafat, beliau tidak akan
memiliki penerus untuk membawa namanya dan melanjutkan misinya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

79 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

‹Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-
tunggu kecelakaan menimpanya." Katakanlah: "Tunggulah, maka sesungguhnya
akupun termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu.” › (Qur’an 52:
30-31)

□ Muhammad (‫ )ﷺ‬dan misinya lebih mulia dari hasrat-hasrat tak berharga itu.
Bagaimanapun, sebagai seorang ayah, hatinya berduka ketika beliau kehilangan
putra-putranya dan kenangan pahit masa kecilnya sebagai yatim kembali
menghantui. Beliau mampu bertahan dan tumbuh meskipun kedua orangtuanya
wafat ketika beliau masih bayi. Akan tetapi sekarang, beliau melihat bunga
yang beliau dan istrinya harapkan berkembang menjadi layu. Seolah Allah (‫)ﷻ‬
menghendaki hidupnya dipenuhi dengan kesedihan! Pemimpin suatu bangsa
menjadi angkuh hanya ketika hati mereka tumbuh dalam kekerasan dan
egoisme, dan ketika mereka senantiasa hidup bahagia tanpa pernah merasakan
kesedihan. Sebaliknya, mereka yang pernah ditimpa kesedihan akan mudah
bersimpati kepada orang-orang yang malang dan ditimpa cobaan.

Ka’bah
Ka’bah adalah peninggalan agama Ibrahim Alaihi Salam yang masih
dihormati oleh bangsa Arab jahiliyah. Bentuknya seperti ruangan yang luas
yang dibangun dari bebatuan kokoh dan atapnya terbuat dari pilar kayu yang
mahal. Bangunan ini pertama kali didirikan oleh ayah para nabi, Ibrahim, dan
putranya Ismail. Tujuan dibangunnya Ka’bah adalah untuk menjadi tempat
menyembah Allah (‫ )ﷻ‬dan sebuah masjid yang di dalamnya hanya nama-Nya
yang akan disebut. Ibrahim melalui perjuangan yang menyakitkan untuk
menghancurkan berhala-berhala kaumnya dan kuil-kuil tempat berhala tersebut
disembah. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya untuk membangun rumah
ini sebagai pilar dan pusat tauhid dan tempat berteduh dan berlindung untuk
siapa saja. Tentunya, karena bangunan ini tidak bisa menampung semua
peziarah, tanah di sekitarnya pun dijadikan sebagai tempat suci juga bagi
mereka.
□ Implikasi hal ini adalah Ka’bah itu sendiri hanyalah bangunan dari bebatuan
yang tidak mendatangkan manfaat ataupun marabahaya. Kesuciannya berkaitan
dengan kaitan dan tujuan di baliknya. Karena alasan inilah Nabi (‫)ﷺ‬
menekankan bahwa kehormatan, kekayaan, dan nyawa manusia lebih penting di

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

80 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

sisi Allah (‫ )ﷻ‬dibandingkan Ka’bah dan lebih berhak mendapatkan


penghormatan. Menganggap Ka’bah atau bagian darinya memiliki kekuatan
untuk mendatangkan manfaat maupun malapetaka adalah bentuk penyembahan
berhala yang ditentang keras oleh Islam hingga akhir jaman.
□ Anda telah mengetahui ketika penguasa, pemimpin dan pasukannya
memberikan penghormatan kepada bendera negara mereka dan berjuang
untuknya, mereka bukanlah menyembah selembar kain. Sebenarnya hal ini
merupakan wujud penghormatan dan penghargaan untuk makna yang lebih
dalam dibaliknya. Mudah untuk dipahami bahwa masjid pertama yang dibangun
di muka bumi ini memiliki status sejarah istimewa dalam sejarah dan menjadi
kiblat dari masjid-masjid yang dibangun kemudian. Bagaimanapun, tujuan
utama dari shalat atau menunjukkan kerendahan hati adalah untuk Allah (‫)ﷻ‬
semata. Abu Dharr berkata:
“Aku bertanya kepada Nabi (‫ )ﷺ‬masjid apakah yang pertama kali dibangun di
muka bumi ini?”
Beliau menjawab: “Masjid Suci.” (yaitu Masjidil Haram).
Lalu Aku bertanya: “dan apa selanjutnya?”
Beliau menjawab: “Masjid yang Terjauh.” (yaitu Masjid Al-Aqsa).
Aku bertanya: “Berapa lama jeda pembangunan di antara keduanya?”
Beliau berkata: “Empat puluh tahun, dan yang terpenting, bumi ini adalah
masjid bagimu. Maka kapanpun waktu solat datang, solatlah, karena tersimpan
kebajikan di dalamnya.”37
□ Ka’bah sebagai bangunan kuno, ditempa oleh waktu, yang membuat
strukturnya melemah dan dindingnya retak. Beberapa tahun sebelum kenabian
Nabi (‫ )ﷺ‬banjir bandang menerjang Mekah dan Ka’bah hampir saja runtuh.
Kaum Quraisy memandang perlu untuk merenovasinya agar kesuciannya tetap
terjaga. Para pemimpin dan tokoh terkemuka suku Quraisy semua mengambil
bagian dalam perenovasiannya. Mereka merubuhkan bangunan yang tersisa dan
membangun struktur baru di tempat yang sama.
□ Bangunan yang pondasinya diletakkan oleh Ibrahim dan Ismail di masa
lampau tidak bisa dipercayakan begitu saja kepada pekerja biasa. Maka tidak
mengherankan bahwa para pemimpin dan tetua suku turut serta dalam renovasi
ini, dan di antara mereka adalah Muhammad (‫ )ﷺ‬dan paman-pamannya.

Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Al Nasa’i, Ibnu Majah, Al Baihaqi, Al Tayalisi, dan
37

Ahmad.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

81 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

□ Amir bin Dinar meriwayatkan bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah
Radi’Allahu’anhu berkata:

“Ketika Ka’bah dibangun kembali oleh Rasulullah (‫ )ﷺ‬dan Abbas pergi untuk
memikul bebatuan.
Abbas Radi’Allahu’anhu berkata kepada Nabi (‫)ﷺ‬: “Angkatlah Izarmu ke atas
pundakmu dan itu akan melindungimu dari bebatuan.” Diapun melakukannya. Hal ini
terjadi sebelum masa kenabiannya dan dia pingsan.
Matanya menatap ke langit dan dia berkata: “Izarku! Izarku!” Cawatnya pun
kembali ke posisi semula dan setelahnya dia tak pernah lagi terlihat telanjang.”38

□ Klan-klan saling bersaing dalam membangun kembali Ka’bah, masing-


masing ingin menjadi yang terdepan dan memperoleh pamor darinya.
Persaingan ini hampir saja menyebabkan pertumpahan darah di rumah suci itu.
Permusuhan tersebar di kalangan pekerja ketika mereka bersiap untuk
menggantikan batu hitam di sisi Ka’bah. Abu Umayyah bin Al Mughirah dari
Bani Makhzumi menyelamatkan situasi dengan sarannya bahwa mereka harus
menyelesaikan permasalahan ini dengan meminta kepada orang pertama yang
memasuki gerbang Safa untuk memutuskan perkara mereka. Allah (‫)ﷻ‬
berkehendak Muhammad (‫)ﷺ‬-lah yang menjadi orang pertama itu, dan ketika
mereka melihatnya mereka berteriak: “Inilah dia Al Amin (yang terpercaya)!
Kami ingin dia menjadi penengahnya!”
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬meminta sehelai kain dan meletakkan batu hitam di
tengahnya. Kemudian beliau memanggil para pemimpin klan yang berselisih
dan masing-masing memegang ujung kain tersebut. Mereka mengangkatnya dan
membawanya ke Ka’bah dan Muhammad (‫ )ﷺ‬sendirilah yang meletakan di
tempat yang seharusnya. 39
Ini adalah solusi dari seseorang yang memiliki penilaian yang bijak, yang
membuat kaumnya merasa optimis dan lega dan mereka menerimanya dengan
senang hati sebagai penengah. Ini menunjukkan status tinggi yang dimilikinya
di mata orang-orang Quraisy.
□ Terlepas dari usaha orang-orang Quraisy untuk membangun kembali Ka’bah,
mereka kekurangan bahan untuk membangun pondasi yang didirikan oleh
Ibrahim AS. Namun, setelah Nabi (‫ )ﷺ‬memperoleh supremasi di semenanjung

38
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan lainnya.
39
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad. Akan lebih baik jika penulis mengutip teks dari Hadits itu
sendiri dibandingkan menggunakan kata-kata dari sirah yang tidak memiliki pendukung.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

82 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

Arabia beliau tidak merasa perlu untuk melakukan penyesuaian terhadap


bangunan itu dan membiarkannya apa adanya.
Aisyah Radi’Allahu’anha meriwayatkan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬memberitahunya:
“Apakah kau tidak lihat ketika orang-orang membangun Ka’bah mereka
kekurangan bahan untuk membangun pondasi yang didirikan Ibrahim AS?”
Dia berkata: “Ya Rasulullah, apakah kau tidak akan melebarkannya sampai
kepada pondasi yang dibangun oleh Ibrahim AS?”
Beliau berkata: “Jika bukan karena kaummu belum lama keluar dari
kekafiran, tentu Aku akan melakukannya.”
Ibnu Umar Radi’Allahu’anhu berkata: “Jika Aisyah Radi’Allahu’anha
mendengar ini dari Rasulullah (‫)ﷺ‬, maka Aku tidak berpikir bahwa beliau
mengabaikan penyambungan dua sudut di sisi batu hitam kecuali dengan alasan
kurangnya bahan untuk membangun pondasi Ibrahim AS.”
□ Para ahli mengatakan bahwa pernyataan Nabi (‫ )ﷺ‬di atas bermakna bahwa
orang-orang baru saja meninggalkan masa jahiliyah dan keimanan belum
sempurna bersemayam di dalam diri mereka, yang membuat orang-orang Arab
enggan menghancurkan Ka’bah dan mendesain ulang. Jika membangun kembali
Ka’bah merupakan kewajiban seperti Ibrahim membangunnya, Nabi (‫ )ﷺ‬tidak
akan membiarkannya begitu saja. Bagaimanapun, persoalan ini tidak cukup
penting untuk membuat keadaan menjadi rumit.

Para Pencari Kebenaran


Kita telas membahas bagaimana kemusyrikan membungkus kepalsuannya
dengan menyelipkan sedikit kebenaran untuk menarik para pengikut.
Kemusyrikan mengaku seakan-akan beriman kepada satu Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi dan di saat yang bersamaan menyekutukannya
dengan tuhan-tuhan lain yang menjadi perantara antara manusia dengan-Nya.
Mengingat penciptaan langit dan bumi adalah telah jauh dari jaman kita, para
penganut kemusyrikan yang bebal itu mencari perlindungan kepada berhala-
berhala, yang ada di dekatnya. Mereka menyembahnya siang dan malam hingga
kecintaan mereka terhadap berhala melebihi kecintaan mereka kepada Tuhan
sebenarnya, dan pemujaan terhadap-Nya melalui perantaraan berhala hanya
ketika mereka sedang menghadapi suatu masalah atau ingin memohon
ampunan.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

83 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

‹Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat
dipalingkan (dari menyembah Allah)? dan (Allah mengetabui) ucapan
Muhammad: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak
beriman.” Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah:
"Salam (selamat tinggal)". Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang
buruk).› (Qur’an 43: 87-89)

□ Akan tetapi sifat keras kepala terhadap hal yang tidak masuk akal itu, sudah
melewati batas dan masyarakat telah terbius sepenuhnya dengan apa yang
mereka warisi. Mereka tidak lagi menggunakan akal sehatnya dan hidup dengan
memuja sesuatu yang mereka tidak memiliki ilmu atasnya. Bagi mereka yang
diberkahi kemampuan berpikir, pemikiran mereka berbenturan dengan batas-
batas keinginan dan hawa napsunya, dan mungkin mereka menyembunyikan
yang mereka ketahui bahkan melawannya. Hanya segelintir orang yang berani
menentang tradisi yang sudah mengakar di masyarakat dan menyuarakan
kebenaran, dan bahkan lebih sedikit lagi yang hidup untuknya atau
mengorbankan diri mereka demi memperjuangkannya.
□ Sebelum kenabian sudah ada beberapa orang yang mencela ajaran
kemusyrikan bangsa Arab, dan menyadari bahwa bangsa mereka terjebak di
dalam keyakinan penuh takhayul tetapi tidak berdaya dalam mencegahnya.
Bukhari40 meriwayatkan dari Ibnu Umar Radi’Allahu’anhu bahwa Nabi (‫)ﷺ‬
berkata, beliau bertemu dengan Zaid bin Amir bin Naufal di dataran rendah
Baldah sebelum masa kenabiannya dan menawarkannya makanan yang
mengandung daging. Zaid Radi’Allahu’anhu menolak memakannya dan
berkata:
“Aku tidak memakan daging yang telah kau persembahkan untuk berhala; 41
Aku hanya makan daging hewan yang disembelih dengan menyebut nama
Allah.” Dia selalu mengutuk cara orang Quraisy menyembelih hewan dengan
berkata: “Domba-domba ini adalah ciptaan Allah (‫ )ﷻ‬dan atas seijin-Nya hujan

40
Juga diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Umar Radi’Allahu’anhu. Hadits ini juga diriwayatkan dari sumber
lain dengan tambahan yang bertolak belakang dengan penjelasan penulis di bawah ini. Tambahan ini tidak
shahih.
41
Zaid Radi’Allahu’anhu menyangka bahwa daging yang ditawarkan kepadanya adalah yang dilarang oleh
Allah (‫)ﷻ‬. Akan tetapi, telas jelas bahwa keluarga Nabi (‫ )ﷺ‬tidak pernah memakan makanan yang sudah
dijadikan sesembahan oleh para penyembah berhala. Zaid Radi’Allahu’anhu tidak ingin ada keraguan maka dia
mengungkapkan agamanya. Nabi (‫ )ﷺ‬mengingat hal ini dan merasa senang.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

84 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

turun dari langit dan menumbuhkan makanannya. Tapi kalian menyembelih


dengan menyebut nama selain Allah!”
□ Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Zaid bin Amir Radi’Allahu’anhu pergi
ke Suriah dan bertanya tentang agama karena ingin mengikutinya.
Dia bertemu dengan ulama Yahudi dan bertanya kepadanya tentang agama:
“Mungkin Aku akan mengikuti agamamu!”
Yahudi itu berkata: “Kau tidak akan masuk ke dalam agamaku kecuali
engkau mengambil bagianmu dari murka-Nya.”
Zaid Radi’Allahu’anhu berkata: “Justru Aku tidak lari dari kemurkaan Tuhan,
dan Aku tidak akan membuat murka-Nya menimpaku selama Aku bisa. Maukah
kau menunjukkanku yang lainnya?”
Yahudi itu berkata: “Aku tidak tahu apa-apa lagi kecuali engkau harus
menjadi Hanif.”
Zaid bertanya: “Dan apakah yang dimaksud dengan Hanif?
Yahudi itu menjawab: “Agama Ibrahim. Dia bukanlah sekaum Yahudi
ataupun seorang Kristen dan dia tidak menyembah selain Tuhan saja.”
□ Zaid Radi’Allahu’anhu pun pergi dan bertemu dengan seorang ulama Kristen
dan bertanya hal yang sama kepadanya.
Ulama Kristen itu menjawab: “Kau tidak akan masuk ke dalam agamaku
kecuali engkau mengambil bagianmu dari murka-Nya.”
Zaid berkata: “Aku akan selalu menjauhi murka-Nya semampuku, maka
maukah kau menunjuki sesuatu yang lain?”
Orang Kristen itu menjawab: “Aku tidak mengetahui yang lain kecuali bahwa
kau harus menjadi Hanif”.
Zaid bertanya: “Dan apakah Hanif itu?”
Orang Kristen itu menjawab: “Agama Ibrahim. Dia bukan sekaum Yahudi
ataupun Kristen dan dia tidak menyembah selain Tuhan saja.”
□ Mendengar tentang Ibrahim, Zaid pergi, dan ketika dia berada di luar dia
mengangkat tangannya dan berdoa: “Ya Tuhan, Aku menjadikan-Mu saksi
bahwa Aku telah menganut agama Ibrahim.”
□ Riwayat ini menunjukkan dahsyatnya kebingungan yang tersebar di dunia
dan mengamati agama yang ada saat itu. Kaum Yahudi merasa bahwa mereka
dianiaya di bumi dan ditolak di setiap wilayah, maka siapapun yang menganut
agama mereka akan menanggung murka Tuhan. Umat Kristen berselisih di
antara mereka sendiri tentang siapa sebenarnya Yesus Kristus dan hubungan
ibunya dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Perselisihan ini menyebabkan perang

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

85 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

besar di antara mereka dan memecah belah agama Kristen menjadi beberapa
sekte, yang saling mengutuk satu dengan yang lainnya. Ulama Kristen dari
Suriah yang ditanya oleh Zaid Radi’Allahu’anhu adalah sekte Yakub dan ajaran
mereka berbeda dari Gereja Katolik Roma. Maka tidak aneh jika mereka
memperingatkan Zaid Radi’Allahu’anhu tentang akibat dari menganut ajaran
mereka. Atau mungkin kutukan ini adalah dosa Adam yang diturunkan kepada
anak cucunya, seperti ajaran Kristen, yang menganggap ini sebagai penyebab
disalibnya Yesus. Adalah hak Zaid Radi’Allahu’anhu untuk mengabaikan
semua ajaran tersebut dan kembali kepada agama Ibrahim untuk mencari
akarnya.
□ Bukhari meriwayatkan dari Asma binti Abu Bakar Radi’Allahu’anhu:

“Aku melihat Zaid bin Amir bin Naufal Radi’Allahu’anhu bersandar ke Ka’bah dan
dia berkata: “Hai orang-orang Quraiys, demi Allah, tidak satupun dari kalian yang
mengikuti agama Ibrahim kecuali diriku.” Dia senantiasa menyelamatkan bayi
perempuan yang hendak dikubur hidup-hidup dan berkata kepada para ayahnya: “Aku
akan merawatnya.” Dia akan membesarkan anak itu dan ketika sudah cukup besar dia
akan memberitahu ayahnya: “Jika kau menghendaki, Aku akan mengembalikan
anakmu kepadamu, jika tidak, Aku akan tetap merawatnya.”42

□ Zaid Radi’Allahu’anhu adalah salah satu pemikir langka yang membenci


kerusakan jahiliyah, bersyukur atas kemampuan mereka untuk melihat
kebenaran dan tidak meremehkan nilai mereka dalam masyarakat. Akan tetapi
takdir, telah memilih seorang manusia yang melihat kebenaran dan memiliki
kemampuan untuk menyebarkannya ke seluruh dunia meskipun harus
mengorbankan harta dan jiwa dalam melawan kesesatan. Takdir sedang
mempersiapkan pribadi yang unggul untuk menjalankan tanggungjawab besar
ini, dan tugas berat hanya bisa dipikul oleh pribadi yang tangguh.

Di Gua Hira
Muhammad (‫ )ﷺ‬hampir memasuki usia empat puluh tahun. Kebiasaannya
menyendiri dan bermeditasi semakin memperlebar jurang mental antara beliau
dan kaumnya. Pandangan beliau tentang kaumnya serupa dengan pendapat
seorang ilmuwan modern terhadap mereka yang meyakini bahwa bumi
diseimbangkan di atas tanduk seekor kerbau, atau seorang ilmuwan atom
42
Hadits shahih.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

86 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

terhadap mereka yang saling melempar batu ketika berperang dan bepergian
dengan menunggang kuda.
□ Di atas adalah contoh dari segi mentalitas. Sedangkan dari sisi spiritual, sikap
skeptis telah menyebar di antara orang-orang jahiliyah yang menyebabkan
mereka meyakini bahwa Tuhan tidak akan membangkitkan orang-orang yang
sudah mati. Sikap skeptis yang sangat mengakar dan menonjol ini menyebabkan
orang-orang terbaik menjadi bimbang dan mempertanyakan nasib dunia ini. Jika
eksistensi ini adalah satu-satunya yang ada di muka bumi maka kepunahan jauh
lebih baik! Tak adakah sedikit pun cahaya kebenaran di dalam kegelapan?
□ Setiap tahun Muhammad (‫ )ﷺ‬meninggalkan Mekah untuk menghabiskan
bulan Ramadhan di dalam Gua Hira, yang terletak beberapa kilometer dari kota
di tengah-tengah bukit tinggi, bebas dari kebatilan dan pembicaraan tidak
berguna. Di gunung yang sepi ini Muhammad (‫ )ﷺ‬membawa perbekalan untuk
menghabiskan malam-malam yang panjang di dalamnya. Di sana beliau akan
meninggalkan urusan duniawi dan beribadah kepada Tuhan Semesta Alam
dengan hati yang ikhlas. Dari gua itu jiwa yang menyendiri bisa melihat ke
dunia yang dipenuhi permasalahan, persaingan, dan kekecewaan. Kemudian
jiwa ini akan menarik diri, dipenuhi kesedihan dan ketidakberdayaan karena
tidak mengetahui jalan keluar ataupun cara menyembuhkannya! Di gua yang
tersembunyi itu seseorang merenungkan warisan nabi-nabi sebelumnya yang
diutus oleh Allah (‫ )ﷻ‬dan merasakannya seperti tambang yang dalam yang
logam berharganya hanya dapat diambil hanya dengan usaha yang kuat, dan
bahkan setelahnya bijih besi akan bercampur dengan tanah dan tidak ada
manusia yang bisa memisahkannya.
□ Di dalam Gua Hira Muhammad (‫ )ﷺ‬bermeditasi dan beribadah; hatinya
bercahaya; jiwanya disucikan; beliau menjemput kebenaran dengan semua
tenaganya dan menghindari kesesatan sebisa mungkin. Pada akhirnya beliau
mencapai tingkat kesucian yang tinggi hingga cahaya Ghaib mulai tercermin
dari hatinya. Tak ada mimpi beliau yang tidak terwujud layaknya fajar
menyingsing pagi. Di dalam gua inilah Muhammad (‫ )ﷺ‬bertemu dengan tamu
mulia.
□ Sebelum dirinya, gurun telah menjadi saksi kedatangan saudaranya yang
melarikan diri dari Mesir, dan melalui tanah yang gersang, mencari kedamaian,
keselamatan, dan tuntunan baginya dan umatnya. Dia tertarik dengan semak-
semak yang terbakar di sisi kanan lembah, dan ketika dia berjalan menujunya,
dia mendengar panggilan suci:

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

87 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

‹Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. › (Qur’an 20:
14)

□ Percikan api ini melintasi ruang dan waktu dan sekali lagi membara di
dalamnya gua dimana seorang pria dengan kusyuk beribadah dan mensucikan
dirinya, yang menjauhkan diri dari kekejian dan kekejaman jahiliyah. Akan
tetapi, bara ini bukanlah api yang menarik penonton: ini adalah cahaya yang
bersinar dengan ilham dan bimbingan bagi hati yang terkejut dan membawa
kemantapan dan penghiburan baginya. Muhammad (‫ )ﷺ‬mendengarkan suara
malaikat dengan penuh keterkejutan: “Bacalah.”
□ Beliau menjawab dengan takjub: “Aku tidak bisa membaca.”
□ Pertanyaan dan jawaban di atas diulangi dan setelahnya turun ayat pertama
Qur’an:

‹Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. › (Qur’an 96: 1-5)43

Waraqah bin Naufal


Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah manusia biasa seperti kita. Akan tetapi mahluk tidak
akan memiliki pengetahuan tentang beragamnya dari satu spesies seperti
beragamnya manusia: sebagian dari mereka lebih baik dari bintang yang
gemerlap sementara yang lainnya bahkan lebih hina dari keringat domba. Meski
demikian, mereka semua adalah manusia. Kesenjangan ini muncul di antara
mereka yang tidak mengetahui wahyu, jadi ketika seseorang dipilih, dia
diterangi cahaya bimbingan dan tuntunan ilahi, akan seperti apakah dia?

‹Diamenurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-


Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu:

43
Hadits shahih.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

88 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

"Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)


melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.”› (Qur’an 16: 2)

□ Ketika ruh ditiupkan ke dalam embrio, Allah (‫ )ﷻ‬menjadikannya makhluk


baru yang berbeda dari enam tahapan sebelumnya: semacam gumpalan,
kemudian sperma, kemudian darah, kemudian sepotong daging, kemudian
tulang-belulang, kemudian sebuah tubuh berdaging. Sama halnya ketika para
Nabi menerima wahyu dan jiwa baru mengalir di dalam diri mereka, mereka
pun menjadi manusia baru dan tak ada yang mampu menandingi mereka dalam
hal kehebatan dan pencerahan.
□ Perubahan penting ini menjadi alasan peringatan Allah kepada Muhammad
(‫ )ﷺ‬tentang Kekuatan yang menciptakan manusia dari segumpal darah:
Kekuatan yang menciptakan manusia yang menakjubkan dari segumpal, dengan
karunia Allah, menjadikan Muhammad (‫ )ﷺ‬nabi bagi para manusia, mampu
membaca setelah sebelumnya buta huruf.

‹Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan


perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al
Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al
Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di
antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya
segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada
Allah-lah kembali semua urusan.› (Qur’an 42: 52-53)

□ Seolah empat puluh tahun sebelumnya hanya satu hari, dan keesokan
paginya dimulai lah Wahyu. Pencarian itu, jiwa yang merindu kini mendapatkan
cahaya kebenaran, dan hati yang gundah bisa merasakan kesejukan dari
kepastian dan harapan yang meninggi. Perubahan dahsyat yang terjadi ini
adalah kenabian! Betapa menakjubkannya berkah dan betapa dalamnya
keresahan yang harus dirasakan Muhammad (‫ )ﷺ‬karenanya.
□ Sehingga, beliau segera tenang kembali, dan reaksi istrinya merupakan salah
satu reaksi paling mulia yang datang dari seorang wanita di masa lalu dan masa
kini. Beliau menenangkan suaminya ketika gelisah, menjadi tempat bersandar
ketika nabi kelelahan dan beliau mengingatkan nabi akan kemuliaan sifat
suaminya, menegaskan bahwa manusia yang lurus sepertinya tidak akan pernah
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

89 Dari Kelahiran hingga Masa Kenabian

dihinakan, dan ketika itulah Allah (‫ )ﷻ‬membentuk manusia dengan karakter


paling sempurna adalah untuk memberkahinya dengan kemuliaan dan kebaikan.
Dengan dukungan dan kemurnian hatinya, Khadijah layak mendapatkan
penghormatan dari Tuhan Semesta Alam melalui malaikat Jibril AS. 44

44
Penulis merujuk kepada Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari jalur Abu Hurairah
Radi’Allahu’anhu, dimana dia berkata:
“Jibril datang kepada Nabi (‫ )ﷺ‬dan berkata: “Wahai Rasulullah (‫)ﷺ‬, ini adalah sup yang dibawakan
oleh Khadijah untuk perbekalan makan dan minumanmu. Ketika dia menghampirimu, sampaikan salam
kepadanya dari Tuhannya dan diriku, dan beritahukanlah kepadanya kabar gembira bahwa sebuah rumah yang
terbuat dari permata telah disiapkan baginya di Surga, dimana tidak ada lagi kegaduhan dan kelelahan.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Bab Tiga
Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Awan gelap kebimbangan pun buyar dan kenyataan mulai tampak.


Muhammad (‫ )ﷺ‬mengetahui dengan pasti bahwa dirinya sudah menjadi Nabi
Allah, Yang Maha Tinggi, dan menjadi penyampai Wahyu yang turun
kepadanya dengan kabar dari langit. Akan tetapi komunikasi yang
mengagumkan antara malaikat dan manusia, membuatnya kelelahan seakan-
akan beban yang begitu berat ada di pundaknya. Hal ini tidaklah mengherankan,
mengingat dalam jangka waktu yang lama beliau merasakan dampak dari
turunnya Wahyu. Allah (‫ )ﷻ‬berkehendak menghentikan Wahyu setelah awal
turunnya, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, sehingga semangat dan
harapan nabi akan turunnya wahyu akan memberinya kekuatan dan kemantapan
ketika wahyu turun kembali. Meskipun demikian, kemampuan seorang manusia
diuji dengan tekanannya. Jibril datang untuk kedua kalinya.
□ Jabir bin Abdullah Radi’Allahu’anhu meriwayatkan bahwa dia mendengar
Nabi (‫ )ﷺ‬membicarakan tentang berhentinya turunnya Wahyu:

“Ketika Aku berjalan, Aku mendengar sebuah suara dari langit, maka Aku
mendongak. Ada seorang malaikat yang mendatangiku di Gua Hira, dan dia duduk di
singgasana antara langit dan bumi. Aku merasa sangat takut kepadanya sampai-
sampai Aku terjatuh di tanah. Lalu Aku kembali pulang kepada keluargaku dan
berkata, Selimuti Aku! Dan merekapun menyelimutiku. Kemudian Allah (‫)ﷻ‬
berfirman:

‹Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan
Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa
tinggalkanlah.› (Qur’an 74: 1-5)45

□ Perintah yang mutlak dan terus-menerus ini menjadi penanda bagi Nabi (‫)ﷺ‬
akhir dari masa lalu dengan mimpi-mimpinya, kedamaian dan keheningan, dan
bahwa beliau berada di ambang tugas baru yang memerlukan kesigapan dan
tekad, peringatan dan pembebasan. Karena itu biarkan beliau menanggung

45
Diriwayatkan oleh Bukhari.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

91 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

risalahnya, membimbing umatnya, dan mencari pertolongan dari Wahyu, karena


inilah sumber dari ajaran dan kekuatan dakwahnya.
□ Turunnya Wahyu menjadi ilham dari hati yang Allah (‫ )ﷻ‬kehendaki
mendapatkan petunjuk tanpa sedikit pun keraguan. Bentuknya berbeda-beda,
beberapa lebih mudah dari lainnya. Umar Radi’Allahu’anhu diriwayatkan
berkata: Kapanpun Wahyu turun kepada Nabi (‫)ﷺ‬, suara seperti dengungan
lebah terdengar di dekat wajahnya.46 Terkadang Wahyu turun dengan suara
seperti dering bel, dan ini adalah bentuk yang paling sulit baginya. Malaikat
akan datang dengan sedemikian rupa sehingga dahinya akan berkeringat deras
meskipun di hari yang dingin, 47 dan hewan tunggangannya akan duduk di tanah
jika dia sedang mengendarainya. 48 Suatu ketika Wahyu turun saat pangkal
pahanya ada di atas pangkal paha Zaid bin Tsabit Radi’Allahu’anhu, akan
menjadi sangat berat sampai-sampai hampir mematahkan pangkal paha Zaid. 49
Di waktu lain turunnya Wahyu lebih mudah dan lebih ringan dibandingkan itu.
□ Seseorang mungkin bertanya mengapa Wahyu pertama turun dengan begitu
kuatnya dan mengapa Qur’an tidak diwahyukan sebagai ilham di dalam mimpi
atau ilham di saat sadar seperti insiden yang dikisahkan oleh Nabi (‫)ﷺ‬:

“Malaikat Jibril AS mengilhami jiwaku dengan kenyataan bahwa tidak satupun jiwa
akan mati kecuali telah habis masanya; maka bertakwalah kepada Allah dan
bertahanlah dalam mencari. 50 Apakah ini tidak membuat takut dan lelah?”

□ Jawabannya adalah Qur’an mulai diturunkan dengan cara ini, 51 sehingga


tidak akan ada keraguan bahwa firman dan maknanya adalah dari Allah (‫ )ﷻ‬dan
Muhammad (‫ )ﷺ‬dipercaya dengannya setelah penunjukkan dirinya. Oleh karena
itu ini bukan tipuan seorang pertapa yang meramalkan sesuatu, bukan pula
temuan seorang filsuf yang memiliki pemikiran dan bahasa yang indah; ini
adalah firman Allah (‫ )ﷻ‬Yang Maha Benar.

46
Hadits yang lemah, diriwayatkan oleh Al Tirmidzi, yang mengatakan terdapat perselisihan atas rantai
perawinya. Pada rantai perawinya ada Yunus bin Salim, dan darinya Abdul Razzaq, meriwayatkan. Tetapi
Yunus tidaklah dikenal. Abdul Razzaq ditanya tentangnya, dan dia berkata: “Kurasa dia bukan siapa-siapa.”
47
Ini adalah makna dari Hadits yang diriwayatkan Bukhari dari jalur Aisyah.
48
Ini adalah makna dari Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Hakim dari jalur Aisyah.
49
Ini adalah makna dari Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari jalur Zaid bin Thabit Radi’Allahu’anhu.
50
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh beberapa sumber berbeda, yang saling menguatkan satu dengan yang
lainnya.
51
Komunikasi dengan menggunakan fisik antara manusia dan hal ghaib membuat si manusia merasa kesakitan.
Ini mungkin bisa dibandingkan dengan yang dirasakan seorang medium selama proses hipnosis, meskipun
terdapat banyak perbedaan di antaranya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

92 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

‹Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). yang
diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. yang mempunyai akal yang
cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. sedang dia
berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.
maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau
lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad)
apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah
dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya
tentang apa yang telah dilihatnya?› (Qur’an 53: 4-12)

Apakah Panggilan Itu?


Muhammad (‫ )ﷺ‬mulai menceritakan tentang Islam kepada orang-orang dan
mengajak mereka untuk memeluk agama yang telah diutus Allah (‫)ﷻ‬
kepadanya. Surat-surat Qur’an yang diturunkan di Mekah menjelaskan tentang
keyakinan dan amalan yang Allah (‫ )ﷻ‬perintahkan hamba-hamba-Nya, dan Dia
mengutus Nabi (‫ )ﷺ‬untuk menegakkan dan menyebarkannya. Yang paling
utama adalah:
1. Tawhid Mutlak. Manusia bukanlah hamba mahluk apapun di bumi dan di
langit karena seluruh langit dan bumi adalah hamba Allah (‫)ﷻ‬: mereka tunduk
kepada Kuasa-Nya dan menaati perintah-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak
ada pemberi syafaat, tidak ada pula perantara antara diri-Nya dan ciptaan-Nya.
Semua manusia bisa berdoa langsung kepada Allah (‫ )ﷻ‬tanpa perantara mahluk
lainnya, besar maupun kecil. Adalah kewajiban semua orang untuk menolak
siapa saja yang menetapkan dirinya atau yang lain sebagai perantara dan
menempatkan mereka pada posisi yang seharusnya, baik itu manusia atau batu
ataupun benda lainnya. Semua individu dan hubungan antar sesama harus
dibangun berdasarkan konsep bahwa Allah Maha Kuasa di dalam Kerajaan-Nya
dengan Keesaan yang sempurna.
□ Konsekuensi keyakinan ini adalah patung-patung yang disembah oleh bangsa
Arab menjadi tak lebih dari bebatuan yang mereka gunakan untuk membangun
rumah atau jalanan, dan bahwa manusia yang didewakan di dalam agama lain
akan dipandang sesuai kodratnya. Ditegaskan bahwa mereka hanyalah hamba
Tuhan yang menciptakan dan mencukupi kebutuhan mereka, dan mereka bisa

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

93 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

semakin baik ataupun buruk bergantung kepada taat atau tidaknya kepada-Nya,
dan mereka tidak memiliki andil apapun dalam penciptaan atau pemberian rizki.

2. Hari Akhir:
Akan tiba hari dimana dimana manusia harus menghadap Tuhan-Nya dan
dimintai pertanggungjawaban atas setiap menit waktu yang mereka gunakan
pada kehidupan di dunia.

‹Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia


akan melihat (balasan)nya pula.› (Qur’an 99: 8)

Kelak akan ada kehidupan abadi yang penuh kenikmatan bagi orang-orang
beriman atau hukuman berat bagi mereka yang melakukan kejahatan yang akan
terus mereka derita.
□ Senantiasa mengingat adanya Hari Akhir dalam setiap tindakan yang
dilakukan atau ditinggalkan merupakan prinsip perilaku dalam ajaran Islam.
Seperti seorang penumpang kereta yang mengetahui bahwa mereka akan turun
di pemberhentian selanjutnya, sama halnya dengan umat Muslim mengetahui
bahwa waktu akan membawa mereka kembali menghadap Sang Maha Pencipta
dimana mereka akan menuai buah yang telah ditanam di kehidupan dunia.

3. Penyucian Jiwa: Hal ini dilakukan dengan menaati perintah untuk beribadah
dan menjauhi hal-hal yang dilarang agar terhindar dari dosa.

‹Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh


Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-
anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan
kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,
baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu
supaya kamu memahami(nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim,
kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan
sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

94 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu


berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu),
dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
agar kamu ingat.› (Qur’an 6: 151-152)

□ Dan Dia memerintahkanmu, dengan berfirman:

‹Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-
jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.› (Qur’an 6: 153)

□ Aktam bin Sayfi berkata: “Sesungguhnya ajaran yang dibawa oleh Nabi (‫)ﷺ‬,
jika bukan merupakan agama yang lengkap, tentu menjadi pendidikan moral
yang baik bagi manusia.”

4. Perlindungan terhadapat kesejahteraan komunitas Muslim


Komunitas Muslim harus dianggap sebagai unit yang solid yang berdasarkan
persaudaraan dan kerjasama. Hal ini menuntut bahwa yang terzalimi harus
dibela, yang kekurangan harus dibantu dan yang lemah harus dikuatkan. Di
dalam Surat ke-74, yang merupakan Surat pertama yang berisi perintah kepada
Nabi (‫ )ﷺ‬untuk berdakwah secara terang-terangan, berkata:

‹Tiap-tiapdiri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali


golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya menanya, tentang
(keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apakah yang memasukkan kamu ke
dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-
orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang
miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-
orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
hingga datang kepada kami kematian". Maka tidak berguna lagi bagi mereka
syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at.› (Qur’an 74: 38-48)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

95 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Apabila Abu Bakar Radi’Allahu’anhu bertemu dengan Muslim lemah dan


tertindas yang disiksa, beliau akan menggunakan tenaga dan hartanya untuk
membebaskannya. Ini adalah hak setiap jiwa dari masyarakatnya.

Kelompok Pertama
Dakwah Islam mulai meluas di Mekah. Ajarannya mulai mempengaruhi
individu yang berpikiran terbuka, yang dengan segera meninggalkan kehidupan
Jahiliyah mereka yang sebelumnya dan secara rahasia memeluk agama baru.
Ayat Qur’an meresap ke dalam hati mereka yang mulai beriman seperti hujan
yang membasahi tanah subur:

‹Kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.›
(Qur’an 22: 5)

□ Kaum mukmin dengan ideologi ini berkumpul mengelilingi pemimpin


mereka dengan penuh tekad, dan dengan penuh cinta dan kekaguman
mendengarkan penjelasannya tentang prinsip ideologi mereka. Keimanan adalah
kekuatan yang ajaib: segera setelah mengakar di hati seseorang dapat membuat
yang tidak mungkin menjadi mungkin. Kita telah melihat orang-orang tua dan
para pemuda memiliki pemikiran yang sama dan memberikan tempat dari iman
yang kuat di dalam hati mereka. Meski hanya pemikiran materialistis, ini
menjadikan kehidupan mereka bahan bakar untuk menyebarkannya dan
membantu mereka menanggung penderitaan terburuk untuknya.
□ Di dalam penjara-penjara masa kini banyak terdapat orang-orang yang
merupakan lulusan universitas dari Barat. Mereka menghabiskan sebagian besar
hidupnya bersama pembunuh dan pengedar narkoba. Ini karena mereka melihat
cara ini sebagai upaya yang harus mereka lakukan untuk mencapai kesuksesan
demi prinsip-prinsip mereka. Betapa akan lebih efektif jika keimanan yang
muncul pada saat itu adalah keimanan terhadap Allah (‫)ﷻ‬, Tuhan Semesta
Alam, dan keimanan terhadap Hari Akhir, ketika manusia menghadap
Tuhannya setelah meninggalkan dunia ini, dimana manusia akan bertemu
dengan Tuhan mereka setelah mereka meninggalkan dunia ini, dan dimana
mereka menemukan taman-taman yang indah dan istana-istana yang megah

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

96 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

yang mengalir di bawahnya sungai-sungai? Kelompok pertama sedang mulai


terbentuk dan terus bertambah setiap harinya.
□ Sangat wajar bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬menyebarkan ajaran Islam pertama kali kepada
orang-orang terdekatnya yaitu keluarga dan teman-temannya. Orang-orang ini
tidak pernah meragukan kemuliaan Muhammad (‫ )ﷺ‬ataupun kejujurannya,
maka tak heran merekalah yang pertama mendukung dan mengikutinya. Istri
beliau, Khadijah beriman kepadanya, begitu juga budak yang dimerdekakannya
Zaid ibn Haritsah, dan sepupunya, Ali bin Abi Talib, yang pada saat itu adalah
anak laki-laki yang diasuh oleh Nabi (‫)ﷺ‬. Teman karibnya, Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu, juga memeluk Islam dan sangat aktif dalam
menyebarkannya dan dia membujuk orang-orang yang dia cintai dan percayai
untuk turut memeluknya. Mereka adalah Utsman bin Affan Radi’Allahu’anhu,
Talha bin Ubaidullah Radi’Allahu’anhu, dan Sa’d bin Abi Waqqas. Pendeta
Kristen, Waraqah bin Naufal, juga beriman kepadanya, dan diriwayatkan,52
bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬melihatnya di dalam mimpi setelah kematiannya dalam
keadaan penuh keberkahan, yang bermakna dia mendapatkan karunia Allah (‫)ﷻ‬.
Al Zubair bin al ‘Awwam, Abu Dharr al Ghifari, Umar bin ‘Anbasa, dan Sa’id
bin al ‘As memeluk Islam, dan Islam menyebar di Mekah di antara mereka yang
hatinya diterangi oleh Allah (‫)ﷻ‬. Penyebaran Islam dilakukan secara diam-diam
tanpa memperlihatkan semangat dan provokasi.
□ Kabar ini terdengar oleh orang Quraisy, meskipun mereka tidak peduli.
Mungkin mereka pikir Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah salah satu penganut agama yang
fanatic yang akan berdakwah tentang Tuhan dan hak-haknya seperti yang dulu
dilakukan oleh Umayyah bin Al Salt, atau pendeta Kristen Ibnu Sa’idah atau
Amr bin Nufail dan orang-orang seperti mereka. Bagaimanapun, kekhawatiran
mulai melanda ketika beliau semakin terkenal sehingga mereka mulai
mengawasi nabi dan dakwahnya. Dakwah rahasia berlangsung selama tiga
tahun sebelum turun perintah kepada Nabi (‫ )ﷺ‬untuk berdakwah secara terbuka
dan menentang kesesatan dan mengutuk para berhalanya.

52
Ini adalah Hadits hasan, dan kata “diriwayatkan” tidak pantas digunakan mengingat mereka menganggap
hadits ini tidak shahih. Hadits ini datang dari dua sumber, yang keduanya telah dinyatakan shahih oleh Ibnu
Katsir. Ini juga telah diperkuat dengan perkataan Nabi (‫)ﷺ‬: “Janganlah mengutuk Waraqah karena Aku
bermimpi tentang sebuah atau dua buah taman menjadi miliknya.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

97 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Pemberitaan Dakwah
Ibnu Abbas Radi’Allahu’anhu berkata bahwa pada saat ayat “Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,” (Qur’an 26: 214)
diturunkan, Nabi (‫ )ﷺ‬mendaki bukit Safa dan mulai berteriak: “Wahai Bani
Fihr, Bani Adi,” panggilan terhadap semua klan Quraisy untuk berkumpul, dan
mereka yang tidak bisa datang mengutus perwakilan untuk melihat apa yang
terjadi.
Ketika mereka semua telah berkumpul Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda:

“Wahai Bani Abdil Muththalib, wahai Bani Fihr, bagaimana pendapat kalian kalau
saya beritakan bahwa ada sepasukan berkuda di balik bukit ini siap untuk menyerang
kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?”
Mereka menjawab,”Ya.”
Kata beliau lagi,”Ketahuilah, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan buat
kalian sebelum datangnya adzab yang sangat pedih.”
Tiba-tiba Abu Lahab menukas,”Celakalah kau selama-lamanya. Apakah hanya untuk
ini engkau mengumpulkan kami?” Maka Allah (‫ )ﷻ‬pun menurunkan Surat Al-
Lahab. 53

□ Menurut Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu, ketika ayat ini turun, Nabi (‫)ﷺ‬
berdiri dan bersabda:

“Wahai masyarakat Quraisy. Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani
Ka’ab, selamatkan jiwa kalian dari api neraka. Wahai Bani Hasyim, selamatkan diri
kalian dari api neraka. Wahai Bani Abdil Muththalib selamatkan diri kalian dari api
neraka. Wahai Fathimah bintu Muhammad, selamatkan dirimu dari api neraka. Karena
sesungguhnya aku, demi Allah, tidak bekuasa sedikitpun membela kalian dari (adzab)
Allah kecuali sekedar kalian itu ada kekerabatan (denganku). Dan saya akan berusaha
menyambungnya.”54

Panggilan lantang ini adalah tingkatan terakhir komunikasi. Nabi (‫)ﷺ‬


memutuskan hubungan dengan kaumnya demi dakwahnya. Beliau menjelaskan
kepada mereka yang terdekat dengannya bahwa meyakini ajaran inilah yang
akan mengekalkan hubungan di antara mereka dan bahwa hubungan darah yang

53
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
54
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dengan dua rantai perawi melalui Abu Hurairah
Radi’Allahu’anhu.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

98 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

sangat penting bagi orang Arab telah meleleh karena panasnya peringatan dari
Allah (‫ )ﷻ‬ini.
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬telah menikmati posisi terhormat di kotanya dan dipercaya
serta dikasihi. Bagaimanapun, di sini beliau menentang penduduk Mekah
dengan hal yang mereka benci dan menempatkan dirinya pada perlawanan dari
orang-orang bodoh dan para bangsawan. Kelompok pertama yang mungkin
meninggalkannya adalah kerabat terdekatnya, meskipun rasa pedih ini tak
seberapa dibandingkan dengan kebenaran yang telah Allah (‫ )ﷻ‬sinari ke dalam
hatinya. Ini bukanlah demi dirinya, untuk bisa tidur nyenyak di malam hari
sementara Mekah terguncang oleh keterkejutan dan kecaman, dan bersiap untuk
menyudahi revolusi yang tiba-tiba datang atasnya dan akan menyapu semua
kebiasaan dan tradisi warisannya.
□ Orang-orang Quraisy tetap melanjutkan jalan hidup mereka: jalan yang penuh
kebebalan dan menghindari kebenaran. Demikian pula Muhammad (‫ )ﷺ‬tetap
melanjutkan perjuangannya, mengajak mereka kepada agama Allah (‫)ﷻ‬, lemah
lembut dalam menyampaikannya, menjelaskan keburukan kemusyrikan,
mendengarkan dan menjawab, menyerang dan bertahan. Akan tetapi tekadnya
untuk membimbing keluarga dekatnya, memacunya untuk mencoba kembali
menyampaikan ajaran Islam kepada mereka. Memenangkan hati mereka akan
membawa keuntungan besar mengingat mereka memiliki posisi terhormat di
kalangan bangsa Arab. Terlebih lagi, mereka adalah kerabat dekatnya yang
beliau harapkan kebaikan atas mereka dan beliau tidak menginginkan murka
Allah datang kepada mereka.
□ Ibnu Athir meriwayatkan bahwa Ja’far bin Abdullah bin Abil Hakam berkata
bahwa ketika ayat “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat” turun, Nabi (‫ )ﷺ‬menjadi sangat khawatir dan berdiam di rumah seperti
orang sakit.
Bibi-bibinya datang mengunjunginya dan beliau berkata kepada mereka:
“Aku tidak sakit. Namun, Allah (‫ )ﷻ‬memerintahkanku untuk memberi
peringatan kepada kelurga dekatku.”
□ Mereka berkata, “Baiklah, undanglah mereka, tetapi jangan kau undang Abu
Lahab, karena dia tidak akan menanggapimu.”
□ Beliaupun mengundang mereka dan mereka semua datang, dan bersama
mereka datang pula klan dari Bani Muttalib bin ‘Abd Manaf. Jumlah mereka
keseluruhan adalah empat puluh lima lelaki. Abu Lahab adalah yang pertama
angkat bicara, dia berkata: “Mereka itu (yang hadir) adalah paman-pamanmu,

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

99 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

anak-anak mereka; bicaralah dan tinggalkanlah masa kekanak-kanakan!


Ketahuilah! Bahwa kaummu tidak memiliki cukup kekuatan untuk melawan
seluruh bangsa Arab. Akulah orang yang berhak membimbingmu. Cukuplah
bagimu suku-suku dari pihak bapakmu. Bagi mereka, jika engkau ngotot
melakukan sebagaimana yang engkau lakukan sekarang, adalah lebih mudah
ketimbang bila seluruh suku Quraisy bersama-sama bangsa Arab bergerak
memusuhimu. Aku tidak pernah melihat seseorang yang datang kepada suku-
suku dari pihak bapaknya dengan membawa suatu yang lebih jelek dari apa
yang telah engkau bawa ini”.55
□ Nabi (‫ )ﷺ‬tetap diam dan tidak berbicara pada pertemuan itu. Kemudian beliau
mengundang mereka di kesempatan yang lainnya dan berkata: “Alhamdulillah,
aku memuji-Nya, meminta pertolongan, beriman serta bertawakkal kepada-Nya.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah semata Yang tiada sekutu
bagi-Nya” Lalu beliau melanjutkan, “Sesungguhnya seorang pemimpin tidak
mungkin membohongi keluarganya sendiri. Demi Allah yang tiada Tuhan
selainNya! Sesungguhnya aku adalah Rasulullah yang datang kepada kalian
secara khusus, dan kepada manusia secara umum. Demi Allah! sungguh kalian
akan mati sebagaimana kalian tidur dan kalian akan dibangkitkan sebagaimana
kalian bangun dari tidur. Sungguh kalian akan dihisab (diminta
pertanggungjawabannya) terhadap apa yang kalian lakukan. Sesungguhnya
yang ada hanya surga yang abadi atau neraka yang abadi.”
□ Abu Talib berkata: “Betapa senangnya jika kami bisa menolongmu! Dan
betapa semangatnya kami menerima nasihatmu! Dan betapa tulusnya kami
meyakini semua perkataanmu! Kamilah keluargamu berkumpul saat ini dan
Aku adalah salah satu dari mereka. Bagaimanapun, Akulah yang pertama-tama
menerima ucapanmu, maka tetaplah melakukan perintah Allah, Aku akan
senantiasa memberikan perlindungan kepadamu meskipun hati ini tidak bisa
berpisah dari agama Abdul Muttalib.”
□ Kemudian Abu Lahab berkata: “Demi Allah! ini benar-benar merupakan aib
besar. Ayo cegahlah dia sebelum dia berhasil menyeret orang lain selain
kalian!”
□ Abu Talib menjawab: “Demi Allah! sungguh selama kami masih hidup, kami
akan membelanya.”
55
Saya tidak menemukan riwayat ini pada perawi pertama. Ada Ja’far bin Abdullah bin Hakam, yang
merupakan Tabi’i dari suku Dus. Dia meriwayatkan dari Anas Radi’Allahu’anhu dan para Tabi’in. Jika benar
dia orangnya, maka rantai perawinya mursal dan lemah. Saya tidak menentang anggapan terhadap dirinya. Akan
tetapi, jika perawinya adalah orang lain, maka Saya tidak mengetahuinya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

100 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Abu Talib
Meskipun dia tetap menyembah berhala dan berpegang teguh pada agama
nenek moyangnya, kasih sayang Abu Talib kepada keponakannya tidak
berkurang sedikitpun. Dia sangat memahami kesulitan yang akan menimpa diri
dan keluarganya karena dakwah ini. Bagaimanapun, kepeduliannya terhadap
Muhammad (‫ )ﷺ‬dan tidak suka menyakiti hatinya membuatnya memberikan
kebebasan penuh kepada Nabi (‫ )ﷺ‬untuk menjalankan tugasnya. Bahkan, Abu
Talib memberikan perlindungan kepadanya ketika beliau mendakwahkan pesan
dari Tuhan! Abu Talib adalah salah satu pria terpandang di Mekah. Dia
dihormati oleh keluarganya dan masyarakat, dan tidak ada yang berani
menentang kekuasaannya. Dia tetap menyembah berhala bersama penduduk
Mekah lainnya adalah alasan yang baik pengaruhnya tersebar dan hak-haknya
terjaga.
□ Sebaliknya, Abu Lahab adalah contoh kepala keluarga yang tidak peduli dan
hanya memperdulikan kepentingan dan pamornya saja tanpa melihat benar dan
salah. Setiap tindakan yang membahayakan kepentingan dan kedudukannya
pasti membuatnya murka dan mendorongnya melakukan perbuatan bodoh. Sifat
Abu Lahab yang terkadang keji membuatnya menjadi orang yang hanya
memedulikan dirinya sendiri. Putranya Utbah dan Utaybah, menikah dengan
putri-putri Nabi (‫)ﷺ‬, Ruqaiyyah dan Umm Kultsum. Maka diapun
memerintahkan putra-putranya untuk menceraikan istri mereka dan mereka pun
menaati. Mungkin Abu Lahab terpengaruh oleh istrinya Umm Jamil, putri dari
Harb dan adik perempuan Abu Sufyan, untuk membenci Muhammad (‫)ﷺ‬. Dia
adalah wanita yang mendominasi, menanam kebencian kepada Nabi (‫ )ﷺ‬dan
agama yang dibawanya dengan berbagai alasan. Maka diapun mudah sekali
mengeluarkan kata-kata hinaan kepada beliau.
□ Jika kecintaan terhadap tradisi jahiliyah mampu membuat paman Muhammad
(‫ )ﷺ‬membenci dan bersikap keji terhadap beliau, lantas bagaimana dengan
perlakuan mereka yang tidak memiliki hubungan darah dengannya dan mereka
yang senang melihat orang beriman dan tak berdosa sengsara? Bagaimanapun,
apalah arti seorang Abu Lahab, ataupun suku Quraisy, bangsa Arab, bahkan
seluruh dunia jika dibandingkan dengan manusia yang mengemban pesan dari
Allah (‫)ﷻ‬. Penguasa langit dan bumi yang menghendaki ciptaan-Nya kembali
kepada jalan yang benar dan menghapuskan takhayul dari orang-orang yang

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

101 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

tersesat seperti badai pasir? Apalah pengaruh dari seorang manusia bebal,
ataupun kemurkaan lelaki sombong? Mampukah mereka menghentikan
tersebarnya pesan ini untuk mencapai tujuannya?
□ Rumput laut yang mengambang tak akan mampu menghadang gelombang
laut. Jika orang-orang jahiliyah murka terhadap kaum Muslimin karena telah
mengabaikan nenek moyang mereka untuk dakwah ini sampai-sampai
menyebut mereka murtad, maka kaum Muslimin lebih murka kepada mereka
karena mereka membodohi diri mereka sendiri dan menghina kecerdasan
mereka: mereka keras kepala mempertahankan keyakinan takhayul yang bukan
berasal dari Allah (‫)ﷻ‬. Dakwah Muhammad (‫ )ﷺ‬yang dimulai di Mekah bukan
bertujuan membangun bangsa yang kecil. Dakwah ini adalah kebangkitan untuk
semua bangsa dan generasi yang akan terus menerus mewariskan kebenaran dan
menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia hingga tiba Hari Akhir nanti.
□ Lantas, apa yang bisa dilakukan permusuhan seseorang atau satu suku
terhadap risalah yang memiliki peran ini kini dan nanti? Dan siapakah musuh-
musuh itu? Orang-orang yang penuh prasangka dengan pikiran sempit yang
keangkuhan dan kekuasaan membuat mereka menyerang dengan keji siapapun
yang melawan mereka.

‹Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya
kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu.
Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat
Kami di hadapan mereka.› (Qur’an 22: 72)

Atau mereka yang hidup serba bermegah-megahan yang mencintai kepalsuan


karena memberikan mereka kenyamanan hidup, dan membenci kebenaran
karena tidak dihiasi:

‹Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang


(maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang
beriman: "Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih
baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan(nya)?"› (Qur’an 19:
73)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

102 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Atau orang-orang bebal yang menganggap petunjuk Allah hanyalah gurauan


para pemuda atau pernak-pernik seorang gadis cantik sehingga mereka bisa
berkata, tinggalkan ini dan bawalah itu!

‹Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang
yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah Al
Quran yang lain dari ini atau gantilah dia.”› (Qur’an 10: 15)

Atau orang-orang bodoh yang berusaha saling mengalahkan dalam membuat


kegaduhan ketika Wahyu sedang dibacakan sehingga ayat-ayat tidak dapat
didengar dan dipahami sehingga akan mempengaruhi hati dan pikiran yang
sehat:

‹Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan


sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya,
supaya kamu dapat mengalahkan mereka."› (Qur’an 41: 26)

□ Jika orang-orang Mekah enggan menerima Muhammad (‫ )ﷺ‬hingga mereka


mempelajari dan meneliti risalahnya dan menimbang secara seksama dengan
apa yang mereka miliki, tidak ada orang pintar manapun yang dapat
melakukannya lebih baik dari mereka. Alih-alih, mereka justru menjauhi Islam
seperti penjahat yang kabur dari ruang persidangan setelah kejahatannya
diungkap dan terbukti kesalahannya.
Nabi (‫ )ﷺ‬sangat sedih dengan penolakan beserta kekafiran dan provokasi ini,
dan wajar bagi seorang manusia mulia, yang lurus untuk merasa sedih dan
terluka ketika dia diingkari dan diasingkan. Akan tetapi, Allah (‫)ﷻ‬
menghiburnya dan menunjukkan sifat asli orang-orang kaifr dan menolongnya
melawan mereka:

‹Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu


menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka
sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu
mengingkari ayat-ayat Allah.› (Qur’an 6: 33)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

103 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Sehingga Muhammad (‫ )ﷺ‬harus melanjutkan dakwahnya dan menaklukkan


semua rintangan yang menghadangnya, dan mereka yang mengimani risalahnya
harus tetap setia dan teguh. Keteguhan mereka bukanlah untuk diri mereka
sendiri, bukan pula untuk memenuhi kewajiban agama, tetapi juga demi masa
depan generasi berikutnya. Sebuah gedung pencakar langit tidak berdiri di
permukaan tanah namun di atas pondasi yang mengakar dalam ke bumi, dan
pondasi inilah yang menanggung beban dan pilarnya. Sahabat-sahabat di awal
masa kenabian Nabi (‫ )ﷺ‬dengan keyakinan penuh dan kesetiaan yang tulus
merupakan pilar dakwah beliau dan menjadi akar yang tumbuh di kemudian
hari ke seluruh penjuru dunia.

Penganiayaan
Para penyembah berhala memutuskan bahwa mereka akan sekuat tenaga
melawan Islam dan menyiksa mereka yang memeluknya. Sejak Nabi (‫)ﷺ‬
melakukan dakwah secara terbuka dan mengutuk kesesatan kaumnya, yang
mereka warisi dari nenek moyang mereka, Mekah pun meledak dengan
kemarahan. Selama bertahun-tahun tetap seperti ini, menganggap Muslim
sebagai penjahat dan pemberontak. Bumi berguncang di bawah kaki mereka dan
keamanan rumah suci dilanggar dengan tertumpahnya darah dan penjarahan
kekayaan serta kehormatan mereka. Tak satupun orang yang berada di posisi
mereka yang tak teraniaya dan tertindas.
□ Suasana penuh kebencian yang diikuti perang ejekan dan hinaan ini,
bertujuan untuk menurunkan moral kaum Muslimin. Nabi (‫ )ﷺ‬dan para
Sahabatnya difitnah dan disiksa, dan mereka membentuk kelompok khusus
untuk melanjutkan perlawanan terhadap Islam dan penganutnya. Strategi yang
sama yang digunakan surat kabar ketika menerbitkan berita bernada satir
tentang musuh mereka dan menampilkan gambar-gambar yang mempermalukan
mereka di hadapan publik. Dengan serangan-serangan ini kaum Muslimin
terjebak dan Nabi mereka dituduh dengan kegilaan.

‹Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya,


sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.› (Qur’an 15: 6)

Dan dituduh mempraktikkan sihir dan berbohong:

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

104 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

‹Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan


(rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang
ahli sihir yang banyak berdusta.”› (Qur’an 38: 4)

Penghinaan ini tersebar dan beliau mendapatkan tatapan memusuhi dan amarah
dari orang-orang:

‹Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan


kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan
mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang
gila.”› (Qur’an 68: 51)

□ Sebagian besar kaum Muslimin pun tidak mendapatkan perlakuan yang


berbeda. Pagi maupun malam mereka menjadi objek hinaan dan cemoohan:

‹Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan


orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di
hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila
orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali
dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka
mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat,"
padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-
orang mukmin.› (Qur’an 83: 29-33)

Perang ini berubah menjadi penyiksaan dan pertumpahan darah bagi mereka
yang tertindas dan lemah. Mereka yang tidak memiliki dukungan dari klan yang
berpengaruh tidak dapat menghindar dari penyiksaan dan pembunuhan. Mereka
ditangkap dan disiksa dengan keji sampai mereka murtad, meninggal, ataupun
tak sadarkan diri.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

105 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

‘Ammar bin Yasir


Di antara mereka adalah Ammar bin Yasir, yang merupakan salah satu dari
yang pertama memeluk Islam. Dia adalah budak yang dibebaskan dari Bani
Makhzum. Dia, ayahnya, dan ibunya memeluk Islam, dan mereka diseret oleh
para penyembah berhala menuju gurun pasir yang panas di Mekah di tengah
hari yang terik dan mereka disiksa disana.
Suatu hari Nabi (‫ )ﷺ‬melewati mereka dalam keadaan ini dan beliau berkata:
“Bersabarlah, keluarga Yasir, karena kalian akan berkumpul kembali di
Surga.”56 Yasir wafat akibat siksaan. Istrinya, Sumayyah, menyumpahi Abu
Jahal; Abu Jahal pun menusukkan tombak ke hati wanita itu dan dia pun wafat.
Dialah Muslimah pertama yang menjadi syuhada.
Mereka menyiksa Ammar dua kali lebih berat, terkadang dengan api panas
lain waktu dengan meletakkan batu di atas dadanya atau dengan
menenggelamkannya di air dan berkata: “Kami tidak akan melepaskanmu
sampai kau mengutuk Muhammad (‫ )ﷺ‬atau memuja Al-Lat dan Al-Uzza.
Akhirnya dia pun melakukan itu dan mereka melepaskannya. Dia mendatangi
Nabi (‫)ﷺ‬, menangis, dan Nabi (‫ )ﷺ‬bertanya ada apa gerangan. Dia menjawab
dan menjelaskan apa yang terjadi.
□ Lalu Nabi (‫ )ﷺ‬bertanya: “Bagaimana dengan hatimu?”
□ Dia menjawab: “Aku masih beriman.”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬menasihatinya: “Hai Ammar, jika mereka menyiksamu lagi, maka
lakukan hal yang sama.” Kemudian Allah (‫ )ﷻ‬menurunkan ayat:

‹Kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa).› (Qur’an 16: 106)57

Ammar adalah salah satu Sahabat yang menemani Nabi (‫ )ﷺ‬di semua
perjalanannya.

56
Hadits hasan. Diriwayatkan oleh beberapa sumber shahih, yang saling menguatkan satu dengan lainnya.
57
Ada keraguan tentang keshahihan riwayat ini, mengingat nama Sahabat yang mendengar dari Nabi (‫ )ﷺ‬tidak
disebutkan (yaitu, Hadits mursal). Tak diragukan lagi, bahwa ayat Qur’an ini diturunkan terkait Ammar
Radi’Allahu’anhu, karena berbagai sumber mengatakannya. Bagaimanapun, Allah Yang Lebih Tahu.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

106 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Bilal
Di antara mereka juga ada Bilal bin Rabah, yang tuannya, Umayyah bin
Khalaf, akan memaksanya berbaring terlentang, lalu berbaring di perutnya, di
atas pasir panas di tengah-tengah hari yang terik di Mekah.
Umayyah akan memerintahkan batu besar diletakkan di atas dadanya dan
berkata: “Kau akan tetap seperti ini sampai mati atau keluar dari agama
Muhammad (‫ )ﷺ‬dan menyembah Al-Lat dan Al-Uzza.”
Namun, Bilal Radi’Allahu’anhu hanya akan berkata, “Ahad, Ahad,” dengan
lebih bersemangat.

Khabbab
Ketika kekejaman Quraisy terhadap kaum Muslimin yang tertindas menjadi
tak tertahankan, salah satu dari mereka, Khabbab bin al Aratt, pergi menemui
Nabi (‫ )ﷺ‬dan memohon pertolongan. Khabab Radi’Allahu’anhu meriwayatkan:

“Kami mengeluh kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau


sedang berbaring di bawah bayangan Ka’bah, berbantalkan kain yang beliau miliki,
lalu kami berkata: “Tidakkah engkau memohon pertolongan untuk kami? Tidakkah
engkau mendo’akan kami?”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sungguh ada di antara orang-
orang yang beriman sebelum kalian yang ditangkap, lalu digalikan tanah dan ditanam
disana, kemudian dibawakan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya, lalu orang itu
dibelah dua, daging dan urat yang berada di bawah kulit disisir dengan sisir besi,
namun itu semua tidak menghalanginya dari din (agama)nya.
Demi Allah, agama ini akan sempurna, sehingga seorang pengendara bisa berjalan
dari Shan’a sampai Hadramaut dalam keadaan tidak takut kecuali kepada Allah dan
mengkhawatirkan (serangan) srigala pada kambingnya, akan tetapi kalian terlalu
tergesa-gesa.”

□ Apa yang bisa diperbuat Muhammad (‫ )ﷺ‬bagi orang-orang yang tertindas


ini? Beliau tidak memiliki kemampuan untuk melindungi semuanya mengingat
beliau sendiri pun tidak memiliki kekuatan bahkan untuk melindungi diri
sendiri. Ketika sedang solat di Masjid Suci, usus unta atau domba dilemparkan
kepadanya, dan di saat lain kotoran akan dilemparkan di pintu rumahnya, dan
yang bisa dilakukannya hanyalah bersabar.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

107 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Muhammad (‫ )ﷺ‬tidaklah mengumpulkan para Sahabat untuk memperoleh


keuntungan saat ini ataupun di masa datang. Beliau menghilangkan penutup
mata sehingga mereka bisa melihat kebenaran yang disembunyikan dari mereka
selama beberapa waktu, dan dia membersihkan karat dari pikiran mereka dan
mereka menjadi sadar akan kenyataan yang ada, yang telah disembunyikan oleh
tradisi jahiliyah. Beliau mempertemukan kembali manusia dengan Penciptanya,
sehingga membangun kembali warisan kuno dan mulia mereka, dimana
sebelumnya mereka berada dalam keadaan bingung dan frustasi. Beliau
menyeimbangkan yang sesaat dengan yang abadi, dan mereka memilih
keabadian di Hari Akhir daripada dunia yang sekejap ini. Beliau menawarkan
pilihan antara menyembah berhala yang hina dan Tuhan Yang Maha Besar, dan
mereka meninggalkan berhala dan menyembah Allah yang menciptakan langit
dan bumi.
□ Sudah cukup kemuliaan bagi Muhammad (‫ )ﷺ‬bahwa dirinya terpilih menjadi
orang yang menyampaikan kebaikan tak terhingga ini, dan sudah cukup
kemuliaan bagi para Sahabat bahwa mereka lah yang mengikuti jalan yang
ditunjukkan Sang Maha Pemurah. Maka jika mereka disiksa, mereka akan
bersabar dan jika para penyembah berhala memerangi mereka, mereka akan
tetap berpegang teguh kepada imannya. Suatu hari nanti perang antara kekafiran
dan keimanan akan berakhir dan mengungkap syuhada dan mukmin yang taat
kepada perintah Allah (‫)ﷻ‬, dan orang-orang musyrik yang diberikan hidayah
dengan ijin Allah (‫)ﷻ‬.

‹Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: "Berbuatlah menurut


kemampuanmu; sesungguhnya Kami-pun berbuat (pula).” Dan tunggulah
(akibat perbuatanmu); sesungguhnya kamipun menunggu (pula)." Dan
kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah
dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan
bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang
kamu kerjakan.› (Qur’an 11: 121-123)

□ Rasulullah (‫ )ﷺ‬secara bertahap menumbuhkan elemen keimanan di hati para


pengikutnya dan membangkitkan pada mereka apa yang Allah bangkitkan
dalam hatinya; keyakinan yang mendalam bahwa Islam akan berjaya; ajarannya
akan tersebar luas; dan kekuasaan para tiran akan hancur oleh pasukan Islam

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

108 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

baik di timur maupun barat. Akan tetapi para pencemooh, menggunakan


keyakinan ini sebagai bahan ejekan dan hinaan. Al Aswad bin al Muttalib dan
rekan-rekannya, setiap kali melihat para Sahabat Nabi (‫ )ﷺ‬akan mengedipkan
mata pada yang lain dan berkata: “Inilah para raja dunia yang besok akan
menaklukkan kerajaan Kisra dan Caesar.” Lalu mereka akan bersiul dan
bertepuk tangan.
□ Selain menghalangi jalannya dakwah dengan cara ini, para penyembah
berhala kompak dalam menghalangi pengujung kota Mekah dari mendengar
dakwah ini. Al Walid bin al Mughirab berkata kepada para lelaki Quraisy:
Orang-orang akan mendatangimu saat musim haji dan bertanya tentang
Muhammad (‫)ﷺ‬, lalu kalian semua akan memberikan jawaban yang berbeda-
beda. Ada yang berkata “seorang penyair”, dan yang lain berkata “kerasukan
jin”. Akan tetapi, katakan bahwa dia tidak menyerupai satupun darinya. Yang
paling tepat dikatakan tentangnya adalah dia seorang penyihir karena dia
menyebabkan perpecahan antara lelaki dengan saudaranya dan juga istrinya.
□ Kelompok ini berdiri di gerbang Mekah selama musim haji dan
memperingatkan orang-orang akan seorang penghasut yang melawan sukunya
sendiri. Mereka menuduhnya melakukan sihir untuk memisahkan saudara dan
pasangan suami istri, seperti yang sudah mereka sepakati sebelumnya.
Rasulullah (‫)ﷺ‬, bagaimanapun, menghampiri orang-orang yang berhaji dalam
kelompok-kelompok mereka dan menjelaskan tentang Islam dan meminta
dukungan mereka. Jabir bin Abdullah meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬akan
berdiri di satu tempat Haji dan berkata: “Tidakkah ada yang akan membawaku
kepada kaumnya? Orang Quraisy menghalangiku untuk menyampaikan pesan
dari Tuhanku.”58

Negosiasi
Para penyembah berhala menyangka bahwa perlakuan keji mereka terhadap
Muslim yang lemah akan membuat yang lain enggan menjawab panggilan
Islam; mereka menyangka berbagai makian dan celaan dapat menurunkan moral
kaum Muslimin hingga mereka akan bersembunyi karena malu akan agama
mereka dan segera kembali kepada agama nenek moyangnya. Harapan orang-

58
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Al Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Al Tirmidzi mengatakan ini
adalah hadits shahih yang terpercaya. Al Hakim juga meriwayatkannya dan berkata hadits ini shahih menurut
syarat Bukhari dan Muslim.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

109 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

orang kafir ini pupus. Tak satu Muslim pun sudi meninggalkan kebenaran yang
Allah (‫ )ﷻ‬karuniakan untuknya; bahkan jumlah penganut Islam bertambah.
Cemoohan tidak berhasil mencegah mereka dari jalan Allah ataupun
mengurangi ketaatan mereka; cara itu hanya membuat Muslim semakin
memandang kemusyrikan sebagai suatu kehinaan dan aib yang harus
dihilangkan dari masyarakat. Apalah pengaruh hinaan orang yang sesat terhadap
orang yang mendapatkan kebenaran?

‹...jika
kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu
sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui
siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan
ditimpa azab yang kekal.”› (Qu’an 11: 38-39)

□ Suku Quraisy pun mencari cara yang lain, yang berisi baik godaan ataupun
ancaman. Mereka menawarkan Muhammad (‫ )ﷺ‬keduniaan yang beliau
hasratkan, dan mereka memperingatkan pamannya, yang memberinya
perlindungan, dampak dari perlindungannya dan mendesaknya untuk
menghentikan Muhammad (‫ )ﷺ‬agar tidak membahayakan diri dan keluarganya.
□ Quraisy mengirim Utbah bin Rabi’ah, yang kalem dan tenang. Dia pergi
menemui Nabi (‫ )ﷺ‬dan berkata:

“Hai anak saudaraku, engkau telah mengetahui kedudukanmu, dan kini engkau
membawa di tengah kaummu sesuatu yang besar. Engkau memecah belah mereka,
Karena itu dengarlah apa yang akan kami tawarkan kepadamu dengan terimalah
walaupun hanya sebagian saja. Hai anak saudaraku, jika kamu berdakwah bertujuan
mencari uang, maka kami akan kumpulkan uang untukmu sampai kamu menjadi orang
terkaya di seluruh kota Mekkah. Jika kamu ingin menjadi orang terpandang, kami
akan menjadikanmu raja. Jika kamu memang terkena gangguan jin yang kamu tidak
dapat menghindarinya kami akan mencarikan seorang dukun dan kami akan
menanggung biayanya sampai kamu sembuh.”

□ Ketika dia selesai bicara, Nabi (‫ )ﷺ‬membacakan kepadanya ayat permulaan


Surat Al Sajdah:

‹Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

110 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa
peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.
Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang
kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan
kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula).”
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,
diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa,
maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan
mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.› (Qur’an 41: 1-7)

Beliau membacakan hingga ayat ke-13, yaitu:

‹Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu


dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud.” › (Qur’an 41:
13)

□ Nabi (‫ )ﷺ‬memilih ayat itu dari Wahyu-wahyu Allah agar lawan bicaranya
dapat memahami risalah yang sesungguhnya dan sang pembawa pesan.
Muhammad (‫ )ﷺ‬menyampaikan kitab dari Sang Pencipta kepada ciptaan-Nya,
yang membimbing dari kesesatan dan menyelamatkan dari kerusakan. Beliau
harus mengimaninya terlebih dahulu sebelum yang lain, bertindak sesuai
ajarannya, dan menaati setiap perintahnya. Oleh karena itu, ketika Allah (‫)ﷻ‬
memerintahkan hamba-Nya untuk mengikuti jalan yang lurus menuju-Nya dan
memohon ampunan-Nya Muhammad (‫)ﷺ‬-lah yang terlebih dahulu
melaksanakannya dibandingkan seluruh manusia menjadi jujur dan memohon
ampunan, tanpa mengharapkan kekuasaan, kekayaan, ataupun status. Allah (‫)ﷻ‬
telah memberikan semua ini kepadanya dan beliau memilih untuk
meninggalkannya, tidak ingin mendekatinya. Alih-alih, beliau memberikan
semua yang dimilikinya. Beliau memberikan kekayaannya di jalan Allah (‫)ﷻ‬
dan ketika meninggalkan dunia ini beliau bahkan tidak memiliki satu dirham
pun untuk diwariskan kepada keturunannya.
□ Utbah atas perintah suku Quraisy meminta Muhammad (‫ )ﷺ‬menghentikan
dakwahnya menuju agama Allah (‫ )ﷻ‬dan mendirikan keadilan di tengah-tengah

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

111 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

masyarakat. Apa yang akan terjadi pada kehidupan jika sebongkah batu
melepaskan diri dari bumi dan melayang ke angkasa dan memohon matahari
atau bintang lainnya untuk berhenti bersinar dan mengalirkan panas kepada
alam semesta? Sungguh permintaan yang aneh! Alangkah baiknya jika orang
yang meminta hal ini pulang ke rumahnya dan berdiam di sana. Bahkan, setelah
mendengar ayat-ayat Qur’an ini pikiran Utbah yang selama ini tidak digunakan
mulai bergejolak. Dia mendengarkan ancaman itu dan hatinya tergerak:

‹Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu


dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud.”› (Qur’an 41:
13)

Utbah meletakkan kedua tangannya di sisi tubuhnya dan berdiri seakan-akan


petir akan menyambarnya. Dia segera kembali kepada suku Quraisy dan
mendesak mereka untuk tidak lagi mengganggu Muhammad (‫)ﷺ‬.
□ Sedangkan utusan Quraisy kepada Abu Talib mengatakan:
“Wahai Abu Talib, anak saudaramu telah mengutuk tuhan kami dan mencela
agama kami; dia menghinakan jalan hidup kami dan menuduh nenek moyang
kami sesat. Biarkanlah kami berurusan dengannya; kau adalah salah satu dari
kami, karena kau tidak mengimani agamanya.”
Abu Talib berkata dengan sopan kepada mereka dan menolak permintaan
mereka secara halus. Maka mereka pun pergi, dan Nabi (‫ )ﷺ‬melanjutkan
dakwahnya. Segera setelahnya hubungan antara beliau dan mereka semakin
memburuk hingga beliau menjadi topik utama pembicaraan dan rencana suku
Quraisy. Sekali lagi mereka mendatangi Abu Talib dan berkata:
“Abu Talib, kami menghormatimu karena usia dan kebangsawananmu di
antara kami. Kami telah memintamu untuk menghentikan anak saudaramu
namun kau tidak mengindahkannya. Demi Allah, kami tidak akan lagi
membiarkan penghinaan kepada tuhan dan nenek moyang kami dan pelecehan
terhadap tradisi kami. Maka kau harus menghentikannya mencela kami atau
kami akan memeranginya dan dirimu atas permasalahan ini hingga salah satu
dari kita hancur.”
Kemudian mereka meninggalkannya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

112 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Abu Talib merasa sangat cemas jika dia harus berseberangan dengan
kaumnya dan permusuhan yang mereka tunjukkan terhadapnya. Bagaimanapun,
dia tidak ingin menyerahkan Nabi (‫ )ﷺ‬kepada mereka. Maka dia mengirim
sebuah pesan kepada Nabi (‫)ﷺ‬, memberitahukannya tentang perkataan kaum
Quraisy, dan dia mendesak: “jagalah dirimu dan juga diriku, dan jangan kau
bebani Aku lebih dari yang kumampu.”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬menyangka pamannya sudah berubah pikiran, tidak lagi mau
memberikan perlindungan kepadanya dan tidak berdaya membelanya. Maka dia
berkata: “Wahai Paman, demi Allah, jika mereka meletakkan matahari di tangan
kanan dan bulan di tangan kiriku agar Aku meninggalkan urusan ini hingga
Allah sendiri yang memenangkannya atau Aku mati saat melakukannya, Aku
tidak akan menyerah.”59
□ Nabi (‫ )ﷺ‬bersedih dan berdiri. Akan tetapi, pamannya memanggilnya
kembali dan berkata: “Pergilah wahai anak saudaraku, dan katakan apapun yang
kau inginkan. Demi Allah takkan kuserahkan engkau untuk alasan apapun.” Dia
juga membacakan beberapa bait puisi: “Demi Allah, mereka tidak akan mampu
menangkapmu dengan pasukan mereka hingga Aku dikuburkan dan dibungkus
di dalam bumi.” Dengan demikian, godaan dan ancaman tidak berhasil
menghentikan dakwah Nabi (‫)ﷺ‬.
□ Suku Quraisy menyadari bahwa target mereka jauh dari jangkauan, maka
mereka kembali melakukan cara-cara lama, menumpahkan kemarahan mereka
kepada kaum mukmin dan menyiksa mereka dan membuat mereka murtad.
Nabi (‫ )ﷺ‬menjadi sangat sedih dengan musibah yang menimpa para Sahabatnya
karena beliau tidak mampu menolong mereka. Beliau mendesak mereka yang
lemah dan takut untuk tinggal di Mekah agar mengungsi ke Abyssinia. Ini
terjadi di tahun kelima kenabiannya, atau dua tahun setelah beliau melakukan
dakwah secara terbuka.

Hijrah ke Abyssinia
Perjalanan menuju Abyssinia dilakukan diam-diam agar tidak menimbulkan
kemarahan Quraisy, yang akan berusaha mencegahnya. Tidak pula mereka yang
59
Hadits yang lemah diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir. Orang yang meriwayatkan Hadits ini, Yaqub
bin Utbah, tidak pernah bertemu dengan satu pun Sahabat. Dia adalah murid dari Tabi’in. Kisah ini juga
diriwayatkan oleh Al-Tabarani dari jalur Aqil bin Abi Talib, alih-alih “jika mereka meletakkan...” versi ini
menyebut: “Aku tidak lebih mampu meninggalkan misi yang diturunkan untukku dibandingkan mengambil
sebuah percikan api dari matahari.” Ini berlanjut, “Dan Abu Talib berkata, “Demi Allah, anak saudaraku tidak
pernah berbohong. Kembalilah dan jangan bersedih.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

113 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

mengungsi pertama kali adalah kelompok yang besar. Kelompok pertama hanya
terdiri dari beberapa keluarga, di antaranya Ruqayyah, putri Nabi (‫)ﷺ‬,
suaminya, Utsman bin Affan Radi’Allahu’anhu, dan pengungsi lainnya yang
jumlah totalnya tidak melebihi enam belas orang. Mereka menuju ke arah laut
dimana Sang Maha Pemurah telah menyediakan dua kapal pedagang, yang
membawa mereka ke Abyssinia. Ketika Quraisy sampai ke tepi laut untuk
mengejar, mereka sudah berlayar. Akan tetapi, tidak lama setelah mereka
sampai di tujuan, terdengar kabar bahwa suku Quraisy telah melakukan
perdamaian dengan kaum Muslimin dan setuju untuk memberikan kebebasan
menjalankan agama Islam tanpa gangguan. Oleh karenanya, para pengungsi
merasa aman untuk kembali ke Mekah. Kabar ini mempengaruhi para
pengungsi dan mereka memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya.
Ketika mereka sampai di Mekah, keadaan sebenarnya yang memilukan tampak:
para penyembah berhala bahkan semakin keji dari sebelumnya terhadap Allah
(‫)ﷻ‬, Nabi-Nya, dan orang-orang beriman, dan penindasan mereka tidak
berkurang sedikit pun.
□ Beberapa orang bodoh mengklaim bahwa perdamaian antara Islam dan
kemusyrikan betul terjadi dan ini karena Muhammad (‫ )ﷺ‬mau memuja berhala
mereka dan mengakuinya. Mereka mengklaim bahwa perdamaian inilah yang
membuat para pengungsi di Abyssinia kembali, dimana Muhammad (‫)ﷺ‬
mensyukuri hal ini kepada para berhala. Orang-orang bodoh itu mengklaim
bahwa beliau berkata: <Berhala yang mulia, dan sungguh kita harus mencari
syafaat mereka.>
□ Darimana datangnya perkataan ini? Di dalam Surat Al Najm, di antara ayat
Qur’an yang menyebutkan tentang berhala ini. Seperti di bawah ini:

Maka apakah patut kamu [hai orang-orang musyrik] menganggap Al Lata dan
Al Uzza, (19) dan Manah yang ketiga, (Qur’an 53: 19-20)

Berhala yang mulia,


Dan sungguh kita harus mencari syafaat mereka.

Apakah [patut] untuk kamu [anak] laki-laki dan untuk Allah [anak] perempuan?
(21) Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (22) Itu tidak
lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-
adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk [menyembah]

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

114 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang
diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk
kepada mereka dari Tuhan mereka. (Qur’an 53: 21-23)

Arti dari semua ini adalah:


Ceritakan tentang berhalamu: apakah mereka fulan dan dulan? Syafaat
mereka diinginkan. Mereka hanyalah nama tanpa adanya kekuatan: mitos yang
diciptakan dan diyakini. Bagaimana mungkin kau menganggap mereka anak-
anak perempuan Allah sedangkan dirimu membenci perempuan (yaitu, anak
perempuan) dinisbatkan padamu? Sungguh tidak adil!
□ Mungkinkah perkataan seperti ini datang dari orang yang berakal? Bahkan
mereka mengatakan ini adalah Wahyu dari Yang Maha Tahu. Dan tetap saja
omong kosong itu dituliskan dan disebarkan oleh seseorang. Jika Muhammad
(‫ )ﷺ‬berkata dusta tentang Allah (‫ )ﷻ‬dengan mengeluarkan pernyataan palsu dan
mengaku itu datang dari-Nya, lehernya pasti sudah terputus menurut Kitab yang
sama yang dibawanya. Allah (‫ )ﷻ‬berfirman:

‹Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama)


Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian
benar-benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada
seorangpun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat
nadi itu.› (Qur’an 69: 44-47)

□ Bagaimanapun, buku sejarah dan tafsir yang memberi ruang bagi para
penyalin dan liberalis untuk memenuhinya dengan kepalsuan, juga membuka
halaman mereka untuk mencatat fitnah buruk ini. Jika saja para ulama
menyadari kepalsuannya ini tidak akan pernah dicatat sama sekali. Jika anda
membuka tafsir Al Khazin atas Surat Hud, anda akan membaca:
“Ketika kotoran hewan menjadi terlalu banyak di atas Bahtera Nuh AS, Allah
memerintahkannya untuk meremas buntut gajah. Dia melakukannya dan seekor
babi hutan dan seekor tikus terjatuh darinya dan langsung berlari menuju
kotoran dan melahapnya. Ketika tikus mulai menimbulkan kecemasan di atas
Bahtera karena menggerogoti kayu dan talinya, Allah (‫ )ﷻ‬memerintahkan Nuh
untuk memukul di antara mata singa. Dia pun melakukannya dan kucing jantan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

115 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

dan betina pun muncul; dan mereka segera mengejar tikus itu dan
memakannya.”
□ Apa pendapatmu tentang omong kosong ini? Apa pendapatmu tentang kisah
berhala sebelumnya? Beberapa dongeng semacam ini sungguh tercatat di
literatur kita dan Saya tidak tahu kapan warisan literatur kita akan bersih dari
dongeng-dongeng semacam itu. Tak diragukan lagi dongeng-dongeng ini
disisipkan di masa kelalaian kaum Muslimin dan konspirasi orang-kaum Yahudi
terhadap pemikiran dan tulisan-tulisan mereka.
□ Versi shahih dari kisah ini adalah Nabi (‫ )ﷺ‬membacakan Surat Al Najm
dalam sebuah perkumpulan Muslimin dan musyrikin, dan akhir Surat ini begitu
menggetarkan hati mereka. Maka ketika suara Nabi (‫ )ﷺ‬yang bergema sampai
kepada akhir Surat, menakjubkannya kebenaran mampu menghancurkan hati
yang keras dari para penyembah berhala yang sombong dan senang mencela
dan mereka tidak bisa mengelak untuk turut bersujud bersama kaum Muslimin.
Akan tetapi setelahnya, mereka menyadari jika mereka telah terkalahkan oleh
iman, mereka merasa malu dan mencari-cari alasan atas perbuatan mereka.
Mereka mengaku bersujud bersama Muhammad (‫ )ﷺ‬hanya karena beliau juga
memuja berhala-berhala yang mereka sembah. Hal ini tidak aneh, mengingat
perkataan ini keluar dari mulut orang-orang yang senantiasa mengejek kaum
Muslimin, dan salah satu dari mereka tidak malu untuk berkata kepada Nabi
(‫)ﷺ‬, dan dia adalah sepupu Nabi dari sisi ibunya: “Sesungguhnya hari ini kau
telah menyampaikan pesan dari langit, ya Muhammad (‫)ﷺ‬.”
□ Tidak ada yang lebih menjijikkan dari alasan yang dikemukakan oleh para
penyembah berhala atas sujud mereka selain diterimanya alasan ini. Para
penyembah berhala berusaha menyebarkan fitnah ini60 untuk membingungkan
Nabi (‫)ﷺ‬, mengacaukan Wahyu, dan menyusupkan bahwa terkadang Nabi (‫)ﷺ‬
condong kepada mereka. Akan tetapi, ini berada di luar jangkauan mereka,
mengingat perlawanan Nabi (‫ )ﷺ‬kepada kemusyrikan kian meningkat setiap
harinya.
□ Mereka yang mengungsi ke Abyssinia kembali ke Mekah untuk menemukan
bahwa penyiksaan terhadap kaum Muslimin semakin ganas dan lebih kejam dari

60
Dimanakah bukti sejarah yang mendukung hal ini bahwa para penyembah berhalalah yang memalsukan kisah
ini dan berusaha menyebarkannya? Hal seperti ini harus memiliki bukti sejarah. Apa alasan tidak
memperhitungkan bahwa serangan ini bisa saja dilakukan setelahnya? Bahkan, hal ini lebih mungkin terjadi
karena tidak ada riwayat shahih dari para Sahabat. Semua sumbernya tidak menyebutkan nama Sahabat dan
tidak ada perawinya yang dikenal di masa Nabi (‫)ﷺ‬. Saya telah menjelaskan secara rinci kesalahan kisah ini di
buku mendatang Saya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

116 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

sebelumnya. Beberapa dari mereka memasuki Mekah dengan perlindungan


kerabat mereka, sementara yang lain bersembunyi. Namun Quraisy bersikeras
menganiaya mereka dan mengajak suku lainnya untuk menggandakan
penyiksaan terhadap kaum Muslim. Oleh karena itu, Nabi (‫ )ﷺ‬tidak melihat
adanya pilihan lain selain menganjurkan para Sahabatnya kembali mengungsi
ke Abyssinia. Pengungsian kedua lebih sulit dari sebelumnya karena Quraisy
lebih waspada dan lebih bertekad untuk mencegahnya. Namun kaum Muslimin
bergerak lebih cepat, dan pada kesempata ini delapan puluh tiga lelaki dan
sembilan belas wanita pergi. Allah (‫ )ﷻ‬memberikan keselamatan selama
perjalanan mereka sampai kepada Negus di Abyssinia, dimana mereka
mendapatkan keamanan, perlindungan, dan sambutan hangat yang mereka
harapkan. Jelas bahwa Negus adalah lelaki yang baik dan bijaksana dengan
pengetahuan mendalam tentang Allah (‫)ﷻ‬, dan keimanan yang benar bahwa
Yesus adalah hamba dan Nabi Allah (‫)ﷻ‬. Pikiran terbukanya merupakan alasan
dari perlakuannya yang baik kepada pada pengungsi Muslim yang mencari
perlindungan di bawah naungan kerajaannya untuk tetap pada agama mereka
lepas dari penyiksaan.
□ Para penyembah berhala merasa sangat kesal mengetahui bahwa para
pengungsi mendapatkan tempat berlindung untuk diri mereka dan agama
mereka. Mereka didorong oleh kebencian mereka terhadap Islam, untuk
mengirimkan utusan kepada Negus, membawa berbagai hadiah untuk
membujuknya agar menghentikan perlindungan dan perlakuan baiknya kepada
para pengungsi. Utusan ini terdiri dari Amir bin ul ‘As dan Abdullah bin Abi
Rabi’ah sebelum keduanya masuk Islam dan mereka meminta pertolongan anak
buah Negus untuk mendekatinya. Suku Quraisy menawarkan hadiah dan
memberikan alasan agar mereka menolak para pengungsi. Mereka berkata:
“Beberapa kaum kami yang bodoh sudah meninggalkan agama kaumnya dan
tidak pula memeluk agama sang Raja. Alih-alih, mereka menciptakan agama
baru yang baik kami maupun kalian tidak mengenalnya.”
□ Mereka setuju untuk menasihati Negus agar mengusir para pengungsi. Ketika
dihadapkan dengan masalah ini, Negus berpikir yang terbaik adalah memeriksa
kasus ini dari segala sudut dan mendengarkan argumen kedua belah pihak. Dia
meminta Sahabat Nabi (‫ )ﷺ‬datang, dan mereka pun datang, setuju untuk
mengungkapkan kebenaran kepadanya tentang segala hal, baik yang
menyenangkannya ataupun tidak, dan mereka memilih Ja’far bin Abi Talib
Radi’Allahu’anhu untuk menjadi juru bicara mereka.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

117 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Negus bertanya kepada mereka: “Jelaskan tentang agama ini yang membuat
kalian memisahkan diri dari kaummu dan tidak pula memeluk agamaku ataupun
agama lainnya?”
□ Ja’far menjawab: “Wahai Raja, kami dahulu adalah orang-orang yang
tersesat: kami menyembah berhala, memakan bangkai, berbuat hal yang tak
senonoh, berlaku buruk kepada kerabat dan tetangga kami, dan yang kuat
menindas yang lemah. Lalu Allah (‫ )ﷻ‬mengutus kepada kami seorang Rasul
yang juga berasal dari bangsa kami, yang garis keturunannya, kejujurannya,
kepercayaannya, dan kesuciannya kami ketahui dengan baik. Beliau mengajak
kami untuk beriman kepada Allah Yang Maha Tunggal dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, dan untuk meninggalkan
penyembahan berhala. Beliau memerintahkan kami untuk berkata benar, untuk
memenuhi amanah, untuk berlaku baik kepada kerabat kami, untuk
menghormati tetangga kami dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang dan
pertumpahan darah. Beliau melarang kami melakukan tindakah amoral,
berbohong, dan merampas harta anak yatim. Beliau memerintahkan kami untuk
mendirikan solat dan berpuasa. Beliau menjelaskan prinsip-prinsip Islam,
kemudian melanjutkan: “Maka kami meyakini dan mempercayainya: kami
mengharamkan yang diharamkannya dan menghalalkan apa yang
dihalalkannya. Namun, kaum kami melakukan penindasan terhadap kami.
Mereka menyiksa dan menganiaya kami agar kami meninggalkan Islam dan
kembali kepada penyembahan berhala. Maka ketika penindasan mereka sudah
tak tertahankan lagi dan mereka menghalang-halangi kami untuk beribadah,
kami datang ke negaramu, memilihmu di atas yang lain dan berharap kami tidak
didzholimi di kerajaanmu.”
□ Kemudian Negus berkata: “Apakah kau ingat salah satu dari Wahyu Allah
yang telah disampaikannya kepadamu” Ja’far Radi’Allahu’anhu megiyakan dan
membacakan sebagian Surat Maryam. Negus dan para uskupnya menitikkan air
mata mendengarnya, dan Negus berkata kepada Amir dan Abdullah bin
Rabi’ah: “Sesungguhnya ayat ini dan apa yang Yesus bawa berasal dari sumber
yang sama. Pergilah. Demi Allah, Aku tak akan menyerahkan mereka
kepadamu.”
□ Maka mereka meninggalkan istananya dan Amir berkata kepada Abdullah:
“Demi Tuhan, besok Aku akan kembali kepadanya dengan membawa sesuatu
yang akan merugikan mereka.” Keesokan paginya, dia kembali menemui Negus
dan berkata: “Orang-orang ini telah memfitnah Yesus, putra Maryam.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

118 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Maka Negus mengundang kembali kaum Muslimin, menanyakan pendapat


mereka tentang Messiah, dan Ja’far menjawab: “Kami katakan tentangnya apa
yang telah diberitahukan Nabi (‫ )ﷺ‬kami: dia adalah hamba Allah, rasulnya, dan
ruhnya, dan firman-Nya yang diilhamkan kepada Maryam Sang Perawan.”
□ Negus kemudian mengambil tongkat dari lantai 61 dan berkata: “Yesus tidak
lebih dari apa yang telah kau katakan seperti tidak lebihnya ketebalan tongkat
ini.” Perkataan ini tidak disetujui oleh para uskupnya, dan dia berkata,
“Keberatan kalian tidak berarti apa-apa.” Kemudian Negus berkata kepada
kaum Muslimin: “Pergilah dengan damai. Aku bahkan tak akan sudi menerima
emas sebesar gunung jika Aku harus menyakiti satu pun dari kalian!” Dia
mengembalikan hadiah dari Quraisy dan berkata: “Allah (‫ )ﷻ‬tidak akan
menerima suap dariku sehingga aku harus mengambilnya darimu, dan orang-
orang tidak tunduk kepadaku sehingga Aku harus menyetujui perkataan mereka
tentang Dia.”62
□ Kaum Muslimin tetap tinggal di kerajaannya, mendapatkan perlakuan yang
sangat baik. Rencana Amir gagal dan utusan ini kembali ke Mekah dengan
kekecewaan dan kegagalan. Orang-orang Quraisy menyadari bahwa mereka
tidak akan bisa melampiaskan kebencian mereka terhadap kaum Muslimin
kecuali di dalam wilayah kekuasaan mereka. Oleh karena itu, mereka membalas
dendam dengan menyiksa Muslimin yang berada di wilayah mereka.

Hamzah dan Umar Masuk Islam


Masih ada harapan bahwa dalam langit yang berawan gelap muncul halilintar
yang menerangi keadaan. Barisan kaum Muslimin di Mekah dinaungi oleh
awan tebal selama berhari-hari yang memaksa beberapa keluarga untuk
mengungsi demi menyelamatkan iman mereka, sementara yang lain tetap
tinggal dan menahan cemoohan, siksaan, dan kekejaman dari para penyembah
berhala. Namun, beberapa elemen baru masuk ke dalam Islam yang membuat
Quraisy berpikir dua kali untuk menjalankan plot jahat mereka.
□ Hamzah, putra Abdul Muttalib dan paman Nabi (‫ )ﷺ‬sekaligus saudara
angkatnya, adalah seorang yang kuat dan gesit. Dia memeluk Islam karena
61
Orang-orang Kristen kuno berbeda pendapat tentang jati diri Isa yang sesungguhnya akibatnya mereka terbagi
menjadi beberapa sekte. Ada satu sekte yang menganggapnya sebagai nabi manusia dan bukan tuhan atau
sekutu tuhan. Dari kelompok Kristen Barat masih terdapat orang-orang menganut konsep monoteisme ini. Kami
meyakini bahwa Negus dari Abyssinia menganut konsep ini meskipun gerejanya tidak sepaham dengannya.
62
Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam Al Maghazi dan Ahmad darinya. Rantai perawinya baik dan
kisah ini diriwayatkan dari Umm Salamah, istri Nabi (‫)ﷺ‬.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

119 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

amarahnya setelah mendengar kabar Abu Jahal telah menyiksa dan menyerang
Nabi (‫)ﷺ‬.
Seorang budak wanita milik Abdullah bin Jud’an, melihat insiden itu dan
menceritakan kepadanya, berkata: “Wahai Abu Amarah! Kau seharusnya
menyaksikan perbuatan Abul Hakam bin Hisyam kepada Muhammad (‫)ﷺ‬, anak
saudaramu! Dia melecehkan dan menghinanya lalu pergi, namun Muhammad
(‫ )ﷺ‬tidak mengatakan sepatah katapun.”
□ Hamzah menjadi sangat marah dan bergegas menemui Abu Jahal, yang
sedang duduk-duduk dengan anggota keluarganya yang lain. Dia memukul
kepalanya dengan anak panah, yang menyebabkan luka yang dalam, dan
berkata: “Apakah kau berani menyiksanya padahal Aku adalah pengikut
ajarannya?” seperti halnya perkataan: “Kita diwajibkan mencari ilmu di dunia
ini tetapi Tuhan memerintahkan kita untuk mencari ilmu demi agama-Nya.”
Masuk Islamnya Hamzah awalnya karena amarah ketika keluarganya disakiti.
Namun Allah (‫ )ﷻ‬berkehendak meluaskan hidayah-Nya kepadanya dan dia pun
menjadi sangat taat dan teguh, dan kaum Muslimin tak henti-hentinya merasa
bangga atas peristiwa ini.
□ Sedangkan bagi Umar bin Khattab Radi’Allahu’anhu, dulunya beliau
termasuk orang yang suka menghina dan menganiaya kaum Muslimin. Beliau
dikenal karena sifatnya yang pemarah dan kekuatan fisiknya yang luar biasa,
dan kaum Muslimin sudah menerima perlakuan kasarnya berulang kali. Istri
Amir bin Rabi’ah meriwayatkan:
Kami hendak menuju Abyssinia, dan Amir pergi untuk mencari sesuatu
ketika bertemu Umar Radi’Allahu’anhu. Saat itu dia masih menjadi penyembah
berhala dan memperlakukan kami dengan keji.
□ Dia menghampiriku dan berkata:
“Apakah kalian semua akan pergi, wahai Umm Abdullah?”
□ Aku menjawab: “Ya, demi Allah, kami pasti pergi menuju tanah Allah,
semoga Allah menunjukkan kami jalan keluar, karena kaummu telah menyiksa
dan menindas kami.”
□ Umar Radi’Allahu’anhu berkata: “Semoga Tuhan besertamu.” Aku melihat
kelembutan dan kesedihannya. Maka ketika Amir kembali Aku menceritakan
yang terjadi dan berkata: Andai saja kau melihat kelembutan dan kesedihan
Umar Radi’Allahu’anhu untuk kita.”
□ Dia bertanya: “Apakah kamu berharap dia akan masuk Islam?” Aku
menjawab ya. Tapi dia membalas: “Dia tidak akan masuk Islam sampai keledai

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

120 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Al Khattab masuk Islam!” Ini karena ia melihat perlakuan kasar dan keji Umar
Radi’Allahu’anhu terhadap umat Muslim.
□ Namun, hati wanita lebih tahu dari pendapat seorang pria. Kekasaran Umar
Radi’Allahu’anhu hanyalah lapisan tipis yang di bawahnya terdapat muara
kelembutan, kasih sayang, dan kesabaran. Sepertinya terjadi konflik di dalam
diri Umar Radi’Allahu’anhu antara rasa hormatnya terhadap tradisi nenek
moyangnya dan kebiasaannya mabuk dan berkelahi di satu sisi, dan
kekagumannya terhadap kesetiaan kaum Muslimin dan ketahanan mereka dalam
menerima siksaan demi mempertahankan agama mereka di sisi lain. Terlebih
lagi, dia pasti sudah sangat menyadari, selayaknya orang yang berakal, bahwa
ajaran Islam lebih mulia dan suci dari apapun yang dia pernah ketahui. Oleh
karenanya, emosinya mudah sekali berubah dari marah kemudian tenang. Dia
pernah akan membunuh Muhammad (‫ )ﷺ‬namun teralihkan dengan kabar bahwa
adik perempuan dan suaminya sudah memeluk Islam. Dia mendatangi rumah
mereka, berteriak mengancam. Dia memukul adik perempuan dan melukainya.
Darah yang mengucur dari tubuh adiknya membuat dia tersadar dan kebaikan
serta keluhuran menguasainya. Dia mengambil selembar kertas yang berisi ayat
Qur’an, dan ketika dia membacanya dia berkata: “Betapa indah dan mulianya
perkataan ini!” Umar Radi’Allahu’anhu ditundukkan oleh kebenaran dan
menghampiri Nabi (‫)ﷺ‬, untuk mendeklarasikan keislamannya.
□ Ketika hatinya telah disucikan dari noda dan Keislamannya dimurnikan, dia
menjadi orang yang sangat penting bagi kekuatan pasukan Allah (‫)ﷻ‬. Kaum
Muslimin merasakan bertambahnya keberanian dan kekuatan mereka sementara
orang-orang kafir marah dan kesal. Quraisy melihat bahwa Islam tumbuh
semakin kuat dan usaha mereka dalam melawan Islam tak mencegah
penyebarannya dan bahkan tidak menggentarkan penganutnya. Merekapun
menyusun ulang strategi mereka dan merencanakan sesuatu yang baru, yang
lebih kuat, lebih rinci, dan lebih lengkap.

Boikot Umum
Kebencian kaum musyrikin membuat mereka menerapkan boikot atas kaum
Muslimin dan semua yang mendukung atau bersimpati atau melindungi mereka.
Para penyembah berhala sepakat untuk tidak melakukan perdagangan dengan
kaum Muslimin maupun menikah dengan mereka. Mereka menuliskan
perjanjian ini di atas selembar parkamen dan menggantungnya di dalam Ka’bah

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

121 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

sebagai pakta yang dihormati. Tak diragukan lagi bahwa orang-orang musyrik
yang pendendam dan ekstrimis berhasil memaksakan pendapat mereka dan
memuaskan kebencian mereka. Sehingga Nabi (‫ )ﷺ‬dan pengikutnya dikurung di
Lembah Bani Hasyim dan semua klan Bani Muttalib ikut bersama mereka, baik
kaum Muslimin maupun yang masih musyrik kecuali Abu Lahab yang berada di
sisi Quraisy menentang klannya.
□ Boikot terhadap kaum Muslimin ini diawasi dengan ketat, dampaknya
mereka tidak bisa mendapatkan pertolongan apapun. Suatu ketika persediaan
makanan mereka menipis sehingga tangis anak-anak kecil terdengar sampai ke
luar lembah, dan mereka bertahan di dalam situasi yang sangat sulit itu hingga
membuat musuh merasa kasihan. Mereka sungguh-sungguh menahan
penderitaan demi iman mereka kepada Allah (‫)ﷻ‬.
□ Seperti yang diriwayatkan oleh Al-Suhayli:
Setiap kali sebuah karavan tiba di Mekah, salah seorang Sahabat akan pergi
ke pasar untuk membeli makanan bagi keluarganya. Namun, Abu Lahab akan
menghalangi dan berkata: “Wahai para pedagang, naikkanlah harga barang
daganganmu untuk dijual kepada Sahabat Muhammad (‫ )ﷺ‬agar mereka tidak
mampu membelinya. Kalian pasti sudah tahu akan kekayaan dan kesetiaanku,
dan Aku jamin kalian tidak akan merugi!” Mereka pun menaikkan harga barang
dagangan mereka, dan para Sahabat akan kembali kepada anak-anaknya yang
kelaparan tanpa membawa makanan. Para pedagang akan mendatangi Abu
Lahab keesokan harinya dan menghasilkan keuntungan dari makanan maupun
pakaian yang mereka beli, sementara orang-orang beriman kelaparan dan
nampak lusuh.
□ Yunus meriwayatkan dari Sa’d bin Abi Waqqas yang berkata:
“Suatu malam Aku keluar untuk buang air kecil dan Aku mendengar sebuah
derikan di bawah air seniku: ternyata selembar kulit unta yang dikeringkan. Aku
mengambil dan mencucinya, kemudian Aku panggang dan hancurkan di dalam
air, dan Akupun mendapatkan tenaga untuk tiga hari.”
□ Betapa buruknya kondisi di pengasingan kaum Muslimin, dan betapa
pengasingan membuat mereka terpaksa memakan makanan yang tidak layak!
Penderitaan ini membuat sedih orang-orang Quraisy yang memiliki rasa kasihan
terhadap kaum Muslimin: salah satu dari mereka akan membawa perbekalan di
atas unta, menuntunnya ke arah lembah, dan meninggalkannya untuk mencapai
lokasi pengasingan, dan ini akan mengurangi beban penderitaan mereka.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

122 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Berapa lama blokade ini berlangsung? Selama tiga tahun dimana ikatan iman
mendekatkan hati dan memberi kekuatan untuk menghadapi kondisi yang
mengenaskan ini. Sangat wajar jika kaum Muslimin ingin lepas dari kondisi ini
sesegera mungkin. Sudah lama mereka dijanjikan kemenangan dan kedaulatan
namun yang terjadi adalah ketidakadilan. Mereka ditindas dan diusir. Pantas
saja jika mereka merasa marah terhadap para penyembah berhala yang tidak
menjunjung moralitas, dan yang meragukan kejayaan yang akan didapat kaum
Muslimin seperti keraguan mereka akan Hari Kiamat. Meskipun orang-orang
tertindas tidak meminta pertolongan untuk lepas dari kesengsaraan itu, mereka
dapat meminta tolong kepada orang-orang kafir memiliki budi pekerti dan yang
merasa malu kepada mereka yang biadab.
□ Akan tetapi wahyu turun dan memerintahkan kaum Muslimin untuk tetap
teguh tanpa mencoba cara itu. Mereka harus bersyukur kepada Allah (‫ )ﷻ‬atas
petunjuk-Nya dan mengambil pelajaran darinya untuk bisa bertahan dalam
tekanan yang datang kepada hidup mereka.

‹Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari (siksa) yang Kami
ancamkan kepada mereka, (tentulah kamu akan melihatnya) atau (jika) Kami
wafatkan kamu (sebelum itu), maka kepada Kami jualah mereka kembali, dan
Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan. Tiap-tiap umat mempunyai
rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara
mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.› (Qur’an 10: 46-47)

□ Para penyembah berhala juga ingin segera menghentikan perlawanan


terhadap kaum Muslimin. Mereka terburu-buru karena mereka menyangka itu
adalah kemenangan yang mudah, dan juga karena mereka tidak meyakini
adanya kebangkitan setelah kematian ataupun pahala dan dosa. Tak pernah
terpikir oleh mereka bahwa suatu hari nanti, cepat atau lambat, fajar akan
menyingsing dan memusnahkan berhala dari Mekah, ketika panggilan tauhid
akan menggema di setiap sudut, dan ketika orang-orang yang terasing di lembah
akan berkuasa sementara para penguasa akan dipenjara dan mencari
pengampunan! Keyakinan bahwa hari ini dan besok adalah milik mereka
membuat para penyembah berhala senantiasa mengejek ancaman-ancaman
semacam ini.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

123 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

‹Mereka mengatakan: "Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu


orang-orang yang benar?" Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan
kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang
dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal
mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
(pula) mendahulukan(nya). Katakanlah: "Terangkan kepadaku, jika datang
kepada kamu sekalian sikaaan-Nya di waktu malam atau di siang hari, apakah
orang-orang yang berdosa itu meminta disegerakan juga?" Kemudian apakah
setelah terjadinya (azab itu), kemudian itu kamu baru mempercayainya? Apakah
sekarang (baru kamu mempercayai), padahal sebelumnya kamu selalu meminta
supaya disegerakan?› (Qur’an 10: 48-51)

□ Memeluk Islam dan tetap teguh di dalamnya tidaklah menyimpan suatu motif
tersembunyi. Suatu hal yang mungkin bagi sekelompok orang berpegang pada
ideologi tertentu dengan kesungguhan tetapi di saat yang sama juga mencari
keuntungan pribadi darinya. Bagaimanapun, mereka yang masuk Islam di awal
kemunculannya menyadari bahwa pengorbanan pertama mereka untuk Iman
mereka ini tidak mendatangkan keuntungan dan kepentingan pribadi. Saya tidak
menemukan hal lain yang lebih mampu menumbuhkan ketulusan dan
pengorbanan di dalam jiwa seseorang selain pengorbanan diri demi kebenaran
dan hanya kebenaran semata. Lebih lanjut, Qur’an sangat ingin meneguhkan
keimanan, memperkaya jiwa seseorang dan menaikkan derajat atas namanya.

‹Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya


Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang
tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa
yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan.› (Qur’an 11: 15-16)

□ Para Sahabat mendapatkan pelajaran berharga darinya serta mampu


menyempurnakan kesucian, kemurnian, dan ketulusan mereka sehingga bahkan
sejarah pun tak mampu menemukan tandingannya. Oleh karenanya, ketika tahta
kekuasaan jatuh di kaki mereka dan wilayah yang kaya raya tunduk kepada
pasukan mereka, motivasi dan tujuan iman-lah yang ada di benak mereka
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

124 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

sebelum dan setelah meraih kemenangan. Mereka tidak berhasrat terhadap emas
dan perak. Yang mereka pikirkan pertama dan terakhir adalah mendirikan solat,
pembayaran zakat, dan mengajak pada kebaikan serta mencegah keburukan.
□ Di masa-masa blokade kaum Muslimin tetap menemui Jemaah haji di musim
haji, dan mereka tidak membiarkan kesengsaraan menghentikan mereka untuk
menyampaikan risalah kepada setiap utusan. Penindasan tidak menghentikan
pergerakan; sebaliknya memperdalam akar dan memanjangkan cabangnya.
Pergerakan Islam mendapatkan banyak dukungan pada periode ini, selain itu
juga fakta bahwa para penyembah berhala mulai saling mencela dan
mempertanyakan apa yang sudah mereka lakukan. Sebagai tambahan, beberapa
orang dari mereka mencoba menghentikan boikot dan membatalkan
kesepakatan yang telah dituliskan di atas perkamen.
□ Orang pertama yang berhasil adalah Hisyam bin Amir, yang merasa sangat
murka atas penderitaan yang dialami kaum Muslimin. Dia pergi menemui
Zuhair bin Abi Umayyah, yang ibunya adalah Atikah binti Abdul Muttalib,
yang sangat peduli dengan Nabi (‫ )ﷺ‬dan kaum Muslimin. Dia berkata kepada
Zuhair: “Wahai Zuhair, apakah kamu merasa puas memakan makanannmu,
memakai pakaian dan menikahi wanita sementara paman-pamanmu (dari pihak
ibunya) berada dalam kondisi mengenaskan? Aku bersumpah demi Tuhan jika
mereka adalah paman-paman Abu Hakam (yaitu Abu Jahal) dan kau
mengajaknya melakukan apa yang dia telah mengajakmu melakukannya, dia
tidak akan memperdulikanmu!”
□ “Apa yang bisa Aku lakukan? Aku hanyalah seorang lelaki. Demi Tuhan, jika
ada seorang lagi yang mendukungku maka akan Aku hentikan pakta itu!”
□ “Kau telah temukan orang itu!”
□ “Wahai kamu! Siapakah dia?”
□ “Aku.”
□ “Mari kita cari orang ketiga.”
□ Maka Hisyam pergi menemui Al Mut’im bin Adi dan berkata kepadanya:
“Apakah kamu rela membiarkan dua keluarga dari Bani Abdul Manaf musnah?
Apakah kau menyaksikan ini terjadi dan menyetujuinya? Demi Tuhan, jika kau
membiarkan mereka melakukan itu, mereka pun akan melakukan hal yang sama
terhadap mu!”
□ “Apa yang bisa kulakukan? Aku hanyalah satu orang pria.”
□ “Aku sudah menemukan yang kedua.”
□ “Siapa?”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

125 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ “Diriku.”
□ “Carilah orang ketiga.”
□ “Aku telah melakukannya.”
□ “Siapa?”
□ “Zuhair bin Abi Umayyah.”
□ “Carilah orang keempat.”
□ Maka dia pergi menemui Abul Bukhturi bin Hisyam dan mengatakan
kepadanya apa yang dikatakan kepada Al Mut’im.
Abul Bukhturi bertanya: “Apakah ada yang lain lagi yang akan membantu
kita?”
□ “Ya.”
□ “Siapa?”
□ “Aku, Zuhair, dan Al Mut’im.”
□ “Carilah yang kelima.”
□ Maka dia pergi menemui Zam’ah bin al Aswad dan berbicara kepadanya,
menyebutkan hubungan darah mereka.
Zam’ah bertanya: “Apakah ada yang mendukung hal ini?”
□ “Ya.” Dan dia menyebutkan nama-namanya. Mereka mendaki menuju Khatm
al Hajum, daerah atas Mekah, dimana mereka berkumpul dan bersumpah akan
menghancurkan parkemen tersebut. Zuhair menawarkan untuk menjadi yang
pertama bertindak.
Maka keesokan paginya, ketika klan-klan tengah berkumpul di tempat-tempat
pertemuan mereka, Zuhair tiba di Ka’bah, melakukan tawaf, dan menghampiri
orang-orang sambil berteriak: “Wahai penduduk Mekah! Pantaskah jika kita
tetap memakan makanan dan memakai pakaian kita sementara Bani Hasyim
dibiarkan sengsara tanpa seorang pun membeli atau menjual kepada mereka?
Demi Tuhan, Aku tidak akan diam hingga pakta yang keji itu dihancurkan!”
□ Abu Jahal menjawab: “Kau adalah seorang pembohong! Demi Tuhan, pakta
itu tidak akan dihancurkan!”
□ Zam’ah bin al-Aswad berkata: “Kaulah yang pembohong, demi Tuhan. Kami
tidak menyetujuinya sejak awal!”
□ Abul Bukhturi berkata: “Demi Tuhan, Zam’ah mengatakan kebenaran. Kami
tidak menyukai apa-apa yang tertulis di atasnya.”
□ Al Mut’im bin Adi berkata: “Kalian berdua benar adanya dan yang
mengatakan sebaliknya adalah pembohong!” Hisyam bin Amir mengatakan hal
yang serupa. Kemudian Abu Jahal berkata: “Ini sudah direncakan semalam!”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

126 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Al Mut’im maju menuju parkemen untuk merobeknya, namun menemukan


bahwa ulat sudah memakannya kecuali kata-kata: “Dengan menyebut namamu,
Ya Tuhan.” (Orang Arab biasa memulai tulisan mereka dengan kata-kata ini).

Tahun Kesedihan
Kaum Muslimin yang meninggalkan lembah untuk kembali menjalani
kehidupan semula setelah Islam datang ke Mekah sepuluh tahun lamanya
dipenuhi peristiwa bersejarah. Namun, mereka sulit untuk merasa lega lantaran
Nabi (‫ )ﷺ‬sedang mengalami kesedihan, yaitu meninggalnya istri beliau
Khadijah dan pamannya Abu Talib. Dengan kata lain, beliau mendapatkan
cobaan dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan pribadinya.
□ Khadijah adalah salah satu anugerah terbesar Allah kepada Muhammad (‫)ﷺ‬.
Beliau mendukung suaminya di saat yang paling sulit dan membantunya
menjalankan misinya. Beliau turut merasakan kesengsaraan bersama suaminya,
dan mendukungnya dengan jiwa dan hartanya. Anda akan menghargai anugerah
ini ketika mengetahui istri-istri para nabi sebelumnya ada mengkhianati
suaminya, mengingkarinya, memihak para penyembah berhala dan menentang
Allah (‫ )ﷻ‬dan rasul-Nya.

‹Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-
orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang
saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada
suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka
sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke
dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam).”› (Qur’an 66:
10)

□ Sebaliknya, Khadijah adalah wanita terpercaya. Beliau mencurahkan cinta


kasihnya kepada suaminya di saat-saat sulit; beliau lah nafas kedamaian dan
kesalehan; beliau menyeka keringat dari dahi suaminya setelah turunnya
Wahyu; beliau setia mendampingi suaminya selama seperempat abad; beliau
menghormati perenungan nabi, pengasingan diri dan sifat asli suaminya jauh
sebelum turunnya Wahyu; beliau merasakan dampak konspirasi musuh-musuh
suaminya, kesengsaraan blokade dan pedihnya dakwah setelah turunnya

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

127 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Wahyu; dan beliau wafat di saat suaminya berusia lima puluhan dan beliau lebih
dari 65 tahun. Suaminya tetap merindukannya sepanjang sisa hidupnya.
□ Sedangkan Abu Talib, dia adalah pribadi yang membingungkan. Di satu sisi
kita mengagumi kemuliaannya dalam membesarkan Muhammad (‫ )ﷺ‬dan
keberaniannya dalam membela keponakannya sebagai seorang Nabi setelah
menyebarkan pesan dari Tuhannya dan memperingatkan para kerabatnya, di sisi
lain hidupnya berakhir dengan cara yang amat disayangkan, bagaimana di saat
terakhirnya dia tetap teguh pada agama nenek moyangnya. Nabi (‫ )ﷺ‬sangat
sedih dengan kematian Abu Talib: bukankah Abu Thalib adalah benteng
baginya yang memberikan melindung dakwahnya dari serangan orang-orang
sombong dan bodoh? Sekarang dia terbujur kaku, seorang lelaki yang
menggunakan kekuasaan dan posisinya untuk membela keponakan nya dan
melindunginya dari segala ancaman. Orang Quraisy tidak perlu lagi takut
kepada siapa pun saat berkonfrontasi dengan Muhammad (‫)ﷺ‬. Diriwayatkan
bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: “Orang Quraisy tidak bisa memaksaku melakukan hal yang
kubenci hingga kematian Abu Talib.” 63
□ Mereka menjadi terang-terangan dalam menghinanya dan bahkan
melemparkan debu ke atas kepalanya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan.
“Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬sedang solat di dekat Ka’bah, Abu Jahal dan teman-
temannya duduk di dekatnya, dimana seekor unta disembelih di hari
sebelumnya.”
Abu Jahal berkata: “Siapakah di antara kalian yang akan mengambil usus
unta si fulan dan melemparkannya ke punggung Muhammad (‫ )ﷺ‬ketika dia
bersujud?” Orang yang paling miskin di antara mereka berdiri, dan ketika Nabi
(‫ )ﷺ‬sujud dia melemparkan usus itu ke punggungnya, dan mereka semua
tertawa, saling bersandar. Aku berdiri di sana, menyaksikannya, seandainya
Aku mempunyai perlindungan Aku pasti akan menyingkirkannya dari
punggung beliau. Namun, Nabi (‫ )ﷺ‬tetap dalam sujudnya, tidak mengangkat
kepalanya hingga seseorang pergi dan memberitahu Fatimah. Meskipun saat itu
dia hanyalah seorang gadis kecil, dia datang dan menyingkirkannya. Dan dia
berpaling kepada orang-orang kafir mengutuk mereka. Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬selesai
solat beliau meninggikan suaranya dan mendoakan keburukan untuk mereka. Ini
adalah kebiasaan beliau, ketika beliau berdoa, beliau berdoa tiga kali, dan ketika
beliau memohon, akan memohon sebanyak tiga kali.

63
Hadits yang lemah yang diriwayatkan oleh Ishaq sebagai mursal dengan rantai perawi yang shahih dari
Urwah bin Al Zubair.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

128 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Sebanyak tiga kali beliau memohon: “Ya Allah, laknatlah Quraisy.” Ketika
mereka mendengar doanya mereka berhenti tertawa, takut doa beliau
dikabulkan. Kemudian beliau melanjutkan: “Ya Allah, laknatlah Abu Jahal bin
Hisyam; Utbah bin Rabi’ah, Shaybah bin Rabi’ah, Al Walid bin Utbah,
Umayyah bin Khalaf, Uqbah bin Abi Mu’it, dan beliau menyebutkan orang
ketujuh yang tak dapat kuingat. Demi Dzat yang mengutus Muhammad (‫)ﷺ‬
dengan kebenaran, Aku menyaksikan mereka yang namanya disebut terbunuh
pada saat Perang Badar dan dilemparkan ke dalam parit (yang digali untuk
mengubur mayat setelah perang).”64
□ Mekah telah lama dikuasai oleh kekafiran sampai akarnya menancap kuat di
ke dalam dan berkembang luas. Kekafiran pun telah mencemari orang-orang
yang bersujud dengan kotoran, dan tertawa lebih keras ketika kotoran itu
meluncur turun dari punggung-punggung orang yang bersujud. Tidak ada lagi
kebaikan di dalam hati mereka. Di dalam masyarakat Arab, seorang anak
perempuan hidup dari ayah mereka, bangga akan kekuatannya dan mendapatkan
perlindungan dari ayah mereka. Lantas bagaimana pedihnya hati seorang lelaki
yang berada di posisi dibela oleh anak perempuannya sementara dia tak
berdaya? Muhammad (‫ )ﷺ‬menahan kesedihannya dan menderita demi
menegakkan agama Allah. Dalam waktu yang berdekatan beliau mulai berpikir
untuk mengarahkan dakwahnya di kota lain, dengan harapan mendapat
tanggapan yang lebih cepat dan lebih baik. Beliau kemudian mengajak Zaid bin
Harits bersamanya dan menuju suku Thaqif, mencari dukungan mereka.

Di Taif
Rasulullah (‫ )ﷺ‬pergi ke Taif dimana suku Thaqif menetap. Jaraknya sekitar
50 mil dari Mekah, dan beliau pergi ke sana dengan berjalan kaki. Ketika sudah
sampai, beliau mendatangi pimpinan mereka dan mendakwahkan Islam,
mengajak mereka untuk menyembah Allah. Namun, mereka semua menanggapi
dengan buruk dan kasar. Beliau menghabiskan sekitar sepuluh hari berkunjung
ke rumah-rumah mereka, namun tanpa hasil. Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬sudah mulai
merasa putus asa, beliau meminta mereka untuk merahasiakan kedatangannya.

64
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Al Nasa’i dan Ahmad. Adalah Abu Ishaq yang
berkata bahwa beliau menyebutkan “orang ketujuh yang tidak kuingat.” Dia adalah Al Sabai, seperti dijelaskan
oleh riwayat Muslim. Akan tetapi dalam versi Bukhari dan Ahmad, orang ketujuh itu adalah Amarah bin Al
Walid.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

129 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Beliau khawatir jika berita ini sampai ke telinga suku Quraisy akan menambah
kebencian dan kekejaman mereka kepada kaum Muslimin.
Suku Thaqif ternyata lebih keji dari dugaan beliau. Mereka menjawab:
“Pergilah dari tanah kami!” Mereka memanggil pemuda-pemudanya dan
gelandangan untuk melempari beliau dengan batu. Zaid Radi’Allau’anhu
berusaha sekuat tenaga untuk melindungi nabi sampai kepalanya terluka. Nabi
(‫ )ﷺ‬sendiri mendapatkan luka serius sehingga darah mengalir deras dari beliau.
Para pengejar membuat mereka lari dan berlindung di taman milik Utbah dan
Shaybah, putra-putra Rabi’ah. Di sana beliau duduk di bawah bayangan pohon
anggur, beristirahat dan berlindung. Para tukang kebun yang berada di sana,
mengusir pengejar, dan Nabi (‫ )ﷺ‬duduk di sana, termenung memikirkan
keadaannya yang menyedihkan. Ingatan akan kekejaman Quraisy kepadanya
kembali menghantui: beliau teringat akan kegagalan yang berurutan. Beliau
pun:
“Ya Allah, kepada-Mu aku mengeluhkan kelemahan-kelemahanku, ketidak berdayaanku,
dan kehinaanku di hadapan manusia. Wahai Yang Maha Pengasih di antara yang mengasihi!
Engkau Tuhan orang-orang yang lemah dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapakah
Engkau hendak menyerahkan diriku? Kepada orang-orang asing yang bermuka masam
terhadapku atau kepada musuh yang Engkau takdirkan akan mengalahkanku? Sekiranya
Engkau tidak murka kepadaku maka aku tidak peduli. Namun, afiatmu sudah cukup buatku.
Aku berlindung dengan nur wajahMu yang menerangi segala kegelapan dan teratur diatas nur
itu urusan dunia dan akhirat, dari kemurkaan-Mu kepadaku atau Engkau tidak ridho
kepadaku. KepadaMulah aku tetap berdoa sehingga Engkau ridho. Tiada sebarang daya
(untuk melakukan kebaikan) dan tiada upaya (untuk meninggalkan kejahatan) kecuali
denganMu.”
□ Rasa persaudaraan merasuk di dada putra-putra Rabi’ah sehingga mereka
memanggil budak Kristen mereka yang bernama Addas, dan memerintahkannya
untuk memberikan segenggam anggur untuk Nabi (‫)ﷺ‬.
Ketika Addas meletakkannya di depan beliau, beliau berkata,” Dengan Nama
Allah,” kemudian beliau memakannya.
□ Melihat itu Addas berkata: “Kata-kata itu tidak digunakan oleh orang-orang
di sini!”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬bertanya kepadanya: “Darimana asalmu?”
□ “Aku adalah seorang Kristen dari Nineveh.”
□ “Dari kota seorang lelaki saleh bernama Yunus, putra dari Matta?”
□ “Darimana kau tahu tentang Yunus?”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

130 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ “Dia adalah saudaraku. Dia adalah seorang nabi dan begitupun Aku.” Addas
pun mencium tangan dan kaki beliau.
□ Salah satu putra Rabi’ah berkata kepada yang lainnya: “Dia sudah merusak
budakmu!”
□ Ketika Addas kembali mereka menanyakan kepadanya tentang apa yang
terjadi dan dia menjawab bahwa tak ada manusia yang lebih baik dari lelaki
itu.65 Dua bersaudara itu pun merendahkan kedudukan Muhammad (‫ )ﷺ‬dan
membuat budak mereka tetap memeluk agama sebelumnya seakan-akan mereka
tidak rela Muhammad (‫ )ﷺ‬meninggalkan Taif dengan mendapatkan hasil.
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬kembali ke Mekah, kota yang telah mengusir penduduk
pilihannya, sebagian mengungsi ke Abyssinia dan lainnya disiksa atau dipaksa
mundur ke wilayah pegunungan.
Zaid Radi’Allahu’anhu bertanya: “Bagaimana bisa kau melawan mereka
yang sudah mengusirmu?”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab: “Wahai Zaid Radi’Allahu’anhu, Allah akan menurunkan
pertolongan-Nya.”
□ Tak diragukan lagi kabar dari suku Thaqif mendahuluinya ke telinga Quraisy.
Maka Nabi (‫ )ﷺ‬berpikir lebih baik tidak memasuki Mekah sampai beliau yakin
akan keselamatan diri dan dakwahnya. Beliau mengirim pesan kepada Al
Mut’im bin Adi, meminta perlindungan untuk bisa terus menjalankan
dakwahnya dengan Wahyu dari Allah! Al Mut’im menerima permintaannya dan
mengumpulkan putra-putranya, yang mempersenjatai diri mereka dan berjaga di
sudut-sudut Ka’bah.
Al Mut’im sendiri menaiki untanya dan berkata: “Wahai orang-orang
Quraisy! Aku telah memberikan perlindungan kepada Muhammad (‫)ﷺ‬, maka
janganlah kalian mengganggunya.”
Rasulullah (‫ )ﷺ‬masuk, dan ketika beliau sampai di Ka’bah beliau
menunaikan solat dua rakaat. Kemudian beliau pulang ke rumahnya ditemani
oleh Al Mut’im dan putra-putranya yang menjaganya. 66

65
Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dengan rantai perawi yang shahih dari Muhammad bin Ka’b dari Bani
Qurayzah sebagai Hadits mursal. Namun, pernyataan, “Jika kau menolak, maka rahasiakanlah,” dan semua doa
yang diawali “Ya Allah kepadamu aku mengeluhkan...” Dikutip tanpa dalil. Sama halnya dengan Ibnu Jarir
yang meriwayatkannya melalui Ibnu Ishaq. Al Tabarani juga meriwayatkan kisah dari Hadits Abdullah bin
Ja’far Radi’Allahu’anhu dengan versi yang lebih pendek dan doa ini disebutkan dengan cara yang sama. Al
Haytsami berkata: “Di rantai perawinya adalah Ibnu Ishaq dan dia adalah seorang penipu, namun rantai perawi
lainnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Maka Hadits ini lemah.
66
Saya tidak menemukan rujukan apapun tentang riwayat ini. Ibnu Jarir juga menyebutkan hal yang serupa
tanpa rantai perawi. Dia berkata: “Seseorang berkata...” dan mungkin orang ini adalah Al Amawi di dalam
Maghzi-nya mengingat Ibnu Katsir juga merujuk kepadanya tanpa rantai perawi.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

131 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Diriwayatkan bahwa Abu Jahal bertanya kepada Al Mut’im: “Apakah kau


memberinya perlindungan ataukah kau masuk Islam?” Dia menjawab bahwa dia
hanyalah memberikan perlindungan, yang membuat Abu Jahal berkata: “Kami
akan melindungi siapa yang kau lindungi!” Nabi (‫ )ﷺ‬selalu mengingat
pertolongan Al Mut’im, ketika beliau berkata di Perang Badar ketika orang-
orang Mekah menjadi tawanan: “Jika Al Mut’im masih hidup Aku akan
melepaskan mereka demi dirinya.”
□ Al Mut’im seperti Abu Talib, tetap memeluk agama nenek moyangnya. Dia
juga sama sepertinya dalam hal keberanian dan pertolongannya kepada sesama.
Abu Jahal ingin menyakiti Nabi (‫ )ﷺ‬yang membutuhkan perlindungan! Dia
mungkin heran mengapa tidak ada malaikat yang diturunkan untuk
melindunginya. Oleh karenanya, ketika dia melihat beliau, dia berkata: “Inilah
Nabi-mu, wahai bani Abd Manaf!”
□ Utbah bin Rabi’ah menjawab, “Apakah tidak mungkin bahwa akan ada
seorang Nabi dan seorang raja di antara kita?”
□ Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬diberitahukan tentang pertanyaan Abu Jahal dan jawaban
Utbah, beliau berkata: “Sedangkan engkau, Utbah, kau tidak murka karena
Allah; kau murka untuk dirimu sendiri.”
Ini karena dia berkata berdasarkan rasa kesukuannya dan bukan karena
keimanannya. Nabi (‫ )ﷺ‬melanjutkan: “Dan bagimu, Abu Jahal, demi Allah, tak
lama lagi kau akan tertawa sedikit dan banyak menangis. Dan bagi kalian, orang
Quraisy, demi Allah, tak lama lagi kalian akan memeluk agama yang kalian
ingkari.” Dari perkataan ini terdapat bukti yang cukup tentang kepercayaan diri
Nabi (‫ )ﷺ‬akan masa depan yang cerah, meskipun saat itu penuh dengan
penderitaan.
□ Nabi (‫ )ﷺ‬kembali ke Mekah untuk melanjutkan metode dakwahnya dan
menyebarkan ajaran Allah, dan sementara beliau berjuang terjadilah peristiwa
Isra’ dan Mi’raj.

Isra’ dan Mi’raj


Dari segi bahasa Isra’ berarti perjalanan malam yang dimulai dari Masjid
Suci di Mekah dan berakhir di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Arti dari Mi’raj
adalah kenaikan, yang terjadi setelah perjalanan ini, ke lapisan-lapisan langit
yang tidak diketahui makhluk yang jauhnya tidak akan dapat dibayangkan
manusia, kemudian kembali ke Masjid Suci di Mekah. Qur’an menceritakan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

132 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

kedua perjalanan ini di Surat yang berbeda. Isra’ dan alasan terjadinya
disebutkan seperti di bawah ini:

‹Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.› (Qur’an 17: 1)

Mi’raj dan hikmahnya disebutkan sebagai berikut:

‹Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga
tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari
yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah
melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. ›
(Qur’an 53: 13-18)

Oleh karena itu, alasan terjadinya peristiwa Isra’, seperti yang dijelaskan di
dalam ayat di atas, adalah Allah (‫ )ﷻ‬berkehendak untuk menunjukkan sebagian
tanda-tandaNya kepada hamba-Nya; dan ayat lainnya menjelaskan bahwa Nabi
(‫ )ﷺ‬sungguh-sungguh melihat beberapa di antara tanda-tanda kebesaran-Nya.
□ Para ahli di masa lampau memiliki pendapat yang berbeda mengenai apakah
perjalanan yang luar biasa ini hanya jiwa ataukah juga secara fisik. Sebagian
besar meyakini pendapat yang terakhir. Akan tetapi Dr Haikal, memiliki
pandangan yang unik. Dia beranggapan bahwa ini merupakan penguatan secara
mental dan spiritual dari kesatuan eksistensi sepanjang keabadian dalam periode
pencerahan spiritual yang unik yang terjadi kepada manusia yang suci dan
mulia seperti Muhammad (‫)ﷺ‬. Selama periode pencerahan ini, beliau dapat
melihat seluruh penciptaan, beliau mampu menyerap realitas keimanan dan
kehidupan duniawi dan menjadi saksi atas segala bentuk imbalan dan hukuman,
dsb.
□ Sehingga, peristiwa Isra’ benar-benar nyata, meskipun menurut dia, hanya
bersifat spiritual bukan secara fisik. Bagaimanapun peristiwa itu terjadi dalam
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

133 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

keadaan sadar, bukan ketika tertidur. Maka itu bukanlah sebuah mimpi, seperti
anggapan sebagian orang, namun peristiwa yang sungguh terjadi seperti
penjelasannya. Dia melanjutkan dengan berkata: “Dan tidak ada satu kekuata
npun yang dapat mewujudkan kenaikan itu kecuali Dia yang melampaui
pemahaman manusia.”
□ Faktanya adalah batasan antara kekuatan spiritual dan material sudah mulai
pudar, dan yang dianggap mudah oleh orang-orang di dunia spiritual
tidakmustahil di kehidupan material. Saya meyakini unsur. Saya meyakini
bahwa sains telah menyingkap tabir dari rahasia alam semesta ini, permasalahan
yang bersifat kebendaan akan serupa dengan permasalahan spiritual: tak ada
yang mengetahui batasannya kecuali Sang Pemelihara langit dan bumi. Manusia
masih takjub sejak menemukan bahwa atom mewakili sistem tata surya itu
sendiri, berputar mengelilingi porosnya. Meskipun atom sangat kecil, namun
mengandung kekuatan besar, yang apabila dilepaskan, akan membuat segala hal
menjadi debu.
□ Nabi (‫ )ﷺ‬melakukan perjalanan malam ini dan naik ke langit. Tetapi
bagaimana caranya? Apakah beliau menggunakan kendaraan tertentu yang
kecepatannya melebihi kecepatan suara, seperti yang telah ditemukan manusia
baru-baru ini? Beliau mengendarai buraq, yang langkahnya sangat panjang
seakan berjalan dengan kecepatan cahaya. Kata buraq berasal dari kata barq,
yang berarti pencahayaan. Dengan kata lain, kekuatan listrik digunakan di
dalam perjalanan ini. Namun, tubuh manusia dalam keadaan biasa tidak
mungkin dapat diangkut melewati atmosfir dengan kecepatan cahaya: harus ada
persiapan khusus yang melindungi bagian tubuh manusia dan membentengi
mereka dalam perjalanan panjang ini.
□ Saya yakin narasi dibukanya dada Nabi (‫)ﷺ‬, dicucinya hatinya dan
dikembalikan ke tempat semula adalah simbol dari persiapan perjalanan ini.
Kisah Isra’ dan Mi’raj dipenuhi dengan simbol-simbol yang memiliki makna
istimewa, meskipun pikiran yang dangkal tidak dapat memahaminya. Isra’
Mi’raj terjadi kepada diri Rasulullah (‫ )ﷺ‬ketika ruhnya telah mencapai puncak
pencerahan dan masa jenis tubuhnya turun pada titik yang membebaskan diri
dari sebagian besar hukum alam yang mengaturnya.
□ Mempelajari realitas perjalanan ini dan mengikuti setiap tahapannya dengan
pengamatan yang teliti bergantung kepada kemampuan pikiran manusia untuk
memahami realitas lahiriah dan batiniah dan kekuatan serta karakteristik yang
telah dikaruniakan oleh Allah (‫ )ﷻ‬atasnya. Maka dari itu, marilah kita

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

134 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

tinggalkan diskusi ini untuk pembahasan yang lebih mudah dan bermanfaat.
Kita akan membahas fitur utama yang berkaitan dengan Islam dalam
kapasitasnya sebagai pesan universal dan sebagai syariah yang jelas.
□ Kisah Isra’ Mi’raj seharusnya lebih kita perhatikan dari sudut pandang ini.
Apakah anda tidak melihat bahwa sisi psikologis tidak dibahas secara
mendalam dan tidak berkembang hingga dunia mulai membebaskan diri dari
pembahasan tentang ruh dan pengelompokkan arti pentingnya yang tak
memiliki dasar.
Mengapa perjalanan ini pertama kali menuju Yerusalem, mengapa tidak
langsung dari Masjid Suci menuju pohon bidara?
□ Hal ini kembali pada sejarah kuno. Untuk jangka waktu yang lama nabi
diturunkan khusus kepada Bani Israil, dan Yerusalem merupakan pusat
diturunkannya wahyu, mercusuar dunia dan tempat tinggal orang-orang pilihan
Allah (‫)ﷻ‬. Ketika bangsa Yahudi mengabaikan kesucian wahyu dan melanggar
hukum Ilahi, kemurkaan Allah pun ditimpakan kepada mereka dan Dia
mencabut kenabian dari bangsa mereka untuk selama-lamanya. Oleh karena itu,
wahyu turun kepada Muhammad (‫)ﷺ‬, yang menunjukkan bahwa kepemimpinan
spiritual dunia telah berpindah dari satu bangsa ke bangsa yang lain, dari satu
negara ke negara yang lain, dari Bani Israil kepada keturunan Ismail.
Perpindahan ini membuat bangsa Yahudi murka dan serta-merta menolaknya:

‹Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri


dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa
Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara
hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat)
kemurkaan.› (Qur’an 2: 90)

□ Akan tetapi kehendak Allah (‫ )ﷻ‬telah terlaksana, dan bangsa yang baru-lah
yang menerima peran ini. Nabi dari bangsa Arab (‫ )ﷺ‬mewarisi ajaran agama
Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Yaqub, dan beliau berjuang dalam menyebarkannya.
Beliau berhasil mengajak manusia kepada ajaran mereka, disinilah beliau
menyatukan masa kini dengan masa lalu.
□ Karenanya wajar bahwa semuanya bersatu di dalam ajaran Islam yang
menjadikan Masjid Al-Aqsa sebagai rumah suci ketiganya. Demikian pula
dengan perjalanan Nabi di malam hari menuju masjid itu merupakan tanda

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

135 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

penghormatan kepada ajaran agama yang telah lama tumbuh di wilayah itu.
Terlebih lagi, Allah (‫ )ﷻ‬mengumpulkan seluruh nabi terdahulu yang membawa
panduan di tanah ini dan sekitarnya untuk menyambut pembawa risalah
terakhir. Para nabi bersaksi atas kebenaran satu sama lain, dan masing-masing
dari mereka mempersiapkan landasan untuk selanjutnya. Ini merupakan fakta
bahwa Allah (‫ )ﷻ‬mengambil perjanjian dari para nabi dari Bani Israil dalam hal
ini.

‹Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh,
apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian
datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu,
niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya".
Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku
terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah
berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi
(pula) bersama kamu.”› (Qur’an 3: 81)

□ Dalam sumber otentik tercatat bahwa Rasul mengimami nabi-nabi


sebelumnya dalam dua rakaat solat di Masjid. Imamah ini merupakan
pengakuan bahwa Islam adalah risalah terakhir dari Allah (‫ )ﷻ‬kepada manusia
dan telah mengambil bentuk akhirnya di tangan Muhammad (‫ )ﷺ‬setelah nabi-
nabi Allah (‫ )ﷻ‬sebelumnya telah mempersiapkan landasan ajaran agama ini.
□ Mengungkapkan kedudukan Muhammad (‫ )ﷺ‬dan ajaran yang disebarkannya
bukanlah untuk memujanya. Ini adalah untuk menjelaskan kebenaran yang tak
bisa dipungkiri, yang dibangun sejak langit mengambil alih tanggung jawab
untuk membimbing bumi. Beliau datang di saat yang telah ditetapkan untuknya
dan di saat yang paling tepat.
□ Tanggung jawab yang diemban oleh Muhammad (‫ )ﷺ‬untuk berdakwah
menjadikannya dibenci dan membuat resah para pengikutnya. Sejak mereka
mengikuti ajarannya mereka tak bisa lagi merasakan kenyamanan hidup.
Kecaman teranyar dari perjuangan dakwah adalah pengusiran dari Tsaqif dan
masuknya kembali Nabi (‫ )ﷺ‬ke Mekah di bawah perlindungan seorang pagan.
Penghinaan yang diterimanya dari orang-orang sejak beliau mulai berdakwah
membuatnya meminta pertolongan kepada Tuhan manusia dengan rintihan dan
harapan.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

136 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Sehingga sebagai penghiburan dan anugerah bagi Nabi (‫)ﷺ‬, Allah (‫)ﷻ‬
menyiapkan perjalanan surgawi ini untuk menenangkan hatinya dan
membuatnya sadar bahwa Dia senantiasa mengawasi sejak hari dimana beliau
mengakui keesaan-Nya dan menyembah-Nya dan mulai mengajarkan tentang
keesaan-Nya dan penyembahan-Nya kepada manusia. Dalam doanya beliau
akan berkata: “Jika Kau tidak murka padaku, maka aku tidaklah peduli.” 67
□ Di malam itu beliau pun menyadari bahwa kasih sayang Allah terhadapnya
sungguh tidak berbatas dan bahwa beliau adalah nabi yang terpilih dan memiliki
derajat yang utama.
Isra’ Mi’raj terjadi di pertengahan masa kenabiannya, yang berlangsung
selama dua puluh tiga tahun, merupakan penawar dari kesulitan-kesulitan di
masa lalu dan penanaman benih-benih kesuksesan untuk masa depan.
Terlihatnya sebagian tanda-tanda kebesaran Allah di kerajaan langit dan bumi
pastilah memberikan dampak yang kuat dalam mengecilkan siasat-siasat orang-
orang kafir serta jumlah mereka sembari memberi gambaran atas nasib mereka
di masa datang.
□ Di dalam perjalanan ini Muhammad (‫ )ﷺ‬mengetahui bahwa pesannya akan
menyebar di seluruh bumi dan akan menjadi kuat di lembah subur Nil dan
Eufrat dan wilayah-wilayah ini akan dibebaskan dari cengkeraman para
penyembah api dari Persia dan orang-orang Kristen Romawi. Bahkan,
penduduk wilayah ini kelak akan menjadi pembawa Islam dari generasi ke
generasi. Inilah makna di balik beliau melihat Nil dan Eufrat di langit. Ini tidak
berarti air dari kedua sungai ini turun dari Langit, seperti yang diyakini orang-
orang bodoh.
□ Al Tirmidzi meriwayatkan, sebagai contoh, bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata:
“Jika salah seorang dari kalian diberikan rayhan daun kemangi yang wangi, dia tidak
boleh menolaknya karena itu turun dari langit.”68
Apakah ini membuktikan bahwa rayhan berasal dari langit, sementara kita
bisa memetik bunganya di kebun dan taman-taman?

67
Hadits ini sudah dibuktikan lemah di dalam kisah Taif.
68
Hadits lemah yang diriwayatkan oleh Al Tirmidzi melalui Hanan, yang meriwayatkan dari Abu Ustman Al-
Nahdi sebagai hadits mursal. Terlepas dari mursal-nya, Hanan tidak dikenal dan hanya dianggap shahih oleh
Ibnu Hibban. Jika Hadits ini shahih, maka akan lebih tepat mengambil makna harfiahnya, yaitu rayhan tersebut
awal mulanya berasal dari surga. Ini bukan berarti apapun yang kita petik di taman juga berasal dari surga,
seperti yang dipikirkan oleh penulis. Apakah kau tidak melihat ketika seorang lelaki berkata tentang air di dalam
gelas, “ini datang dari Surga.” dia mengatakan kebenaran dan artinya jelas? Serupa dengan hal ini adalah
perkataan shahih dari Nabi (‫ )ﷺ‬bahwa empat sungai berasal dari surga. Ini berarti asal mula sungai-sungai itu
adalah dari surga, bukan berarti saat ini airnya turun dari surga.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

137 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Hikmah di balik Peristiwa Isra’


Terlepas dari itu Allah (‫ )ﷻ‬memberikan kesempatan kepada para Rasul-Nya
untuk mengamati manifestasi kebesaran kekuatan-Nya agar hati mereka
dipenuhi dengan keyakinan dan ketergantungan kepada-Nya saat mereka
menghadapi perlawanan orang-orang kafir dan serangan terhadap posisi
mereka. Sebelum mengutus Musa, Allah (‫ )ﷻ‬berkehendak Musa melihat
kekuatan-Nya yang tak tertandingi sehingga memerintahkannya untuk
melempar tongkatnya.

‹Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" Lalu dilemparkannyalah


tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.
Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan
mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan kepitkanlah tanganmu ke
ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang tanpa cacad, sebagai
mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.› (Qur’an 20: 19-23)

Ketika hatinya dipenuhi kekaguman terhadap pemandangan dari tanda-tanda


kebesaran-Nya, Allah (‫ )ﷻ‬berfirman kepadanya:
‹Pergilah kepada Fir'aun; sesungguhnya ia telah melampaui batas.” › (Qur’an
20: 24)

□ Anda telah mengetahui bahwa buah dari Isra’ Mi’raj adalah Allah (‫)ﷻ‬
menunjukkan kepada Nabi (‫ )ﷺ‬tanda-tanda kebesaran ini, dan anda mungkin
berkata: “Ini terjadi setelah hampir dua belas tahun masa kenabian,
berkebalikan dengan kisah Musa Alaihi Salam.” Pernyataan ini benar, dan
rahasia darinya sudah kami jelaskan sebelumnya; bahwa mukjizat para nabi
sebelumnya bertujuan untuk menundukkan kaum mereka agar meyakini
kebenaran yang dibawa oleh para nabi itu. Sehingga mukjizat adalah alat
mereka, ketika mendapatkan tuduhan keji dari musuh-musuh mereka. Namun,
kehidupan Nabi Muhammad (‫ )ﷺ‬jauh di atas tingkatan ini.
□ Qur’an bertanggung jawab sejak awal untuk meyakinkan mereka yang
memiliki pemahaman, dan mukjizat datang ke dalam hidup Nabi (‫ )ﷺ‬sebagai
bentuk pengakuan terhadap dirinya dan penghiburan baginya. Ini tidak
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

138 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

menggangu atau melumpuhkan metode logis yang digunakan Qur’an. 69 Para


penyembah berhala telah menantang Nabi (‫ )ﷺ‬untuk naik ke atas langit dan
Allah (‫)ﷻ‬-pun menjawab.

‹Katakanlah: "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia
yang menjadi rasul?"› (Qur’an 17: 93)

Setelahnya, ketika beliau sungguh naik ke surga, beliau tidak pernah


mengatakan bahwa ini adalah jawaban dari tantangan tersebut. Kejadian ini,
seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya, murni pengakuan dan pengetahuan
tambahan yang dikaruniakan Allah (‫ )ﷻ‬kepada hamba-Nya.

Penyempurnaan Bangunan
Di dalam kisah Isra’ Mi’raj anda akan menemukan ikatan yang erat yang
menghubungkan semua Nabi Allah (‫)ﷻ‬. Konsep ini adalah akar prinsip Islam
yang mendalam.
‹Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun
(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya."› (Qur’an 2: 285)

Salam yang saling diucapkan antara Nabi (‫ )ﷺ‬dengan para Rasul lainnya
memperkuat ikatan ini. Di setiap lapisan langit, dimana Allah (‫ )ﷻ‬menempatkan
seorang nabi, Muhammad (‫ )ﷺ‬disambut dengan kata-kata ini: “Selamat datang,
saudara yang saleh!”
□ Perbedaan apapun antara para nabi merupakan kepalsuan yang dibuat-buat
oleh bangsa yang melenceng dari jalan yang lurus, atau, lebih tepatnya, oleh
para pemuka agama dan penipu yang memperjualbelikan agama. Menanggapi
hal ini, Muhammad (‫ )ﷺ‬secara terbuka menyatakan bahwa dirinya adalah Nabi
yang diutus sebagai pelengkap bangunan yang telah dibangun oleh para
pendahulunya. Beliau berkata:

69
Lihat buku Saya ‘Aqidat al-Muslim.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

139 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

“Perumpamaan aku dan pendahuluku adalah seperti seseorang yang membangun


rumah dan menyempurnakan serta memperindahnya kecuali satu bata di salah satu
sudutnya. Orang-orang mengelilinginya dengan perasaan bahagia dan bertanya-tanya!
Dan mereka berkata: “Apakah bata ini tidak akan diletakkan di tempatnya?” Akulah
bata itu dan akulah penutup para nabi.”70

□ Agama-agama yang berasal dari wahyu Ilahi telah dikenal. Tentu saja tak
termasuk di antaranya, yang dibuat oleh manusia yaitu penyembahan berhala
dan agama seperti ajaran Hindu, Budha, dsb. Bukan pula sekte-sekte yang
muncul akhir-akhir ini dengan dukungan dari imperialisme Barat yang memiliki
banyak pengikut yang bertujuan untuk mencekik Timur dan mencegah kaum
Muslimin melepas ikatan mereka dan menyelamatkan dari perbudakan
imperialisme. Contohnya adalah Qadianisme dan Baha’isme.
□ Sangat mungkin untuk meletakkan pondasi persatuan agama jika niatnya
tulus dan mencari kebenaran, dan hal ini harus berdasarkan rasa hormat atas
prinsip yang dianut bersama dan pencegahan terhadap biasnya eksploitasi
perbedaan-perbedaan hingga suatu saat dapat dihilangkan atau dikurangi. Islam,
yang ajarannya merupakan kelanjutan dari masa awal kenabian dan sebagai bata
terakhir yang menyusun bangunan kuno, akan menjadi yang pertama merangkul
pergerakan itu dan mendukungnya.

Sifat Yang Murni


Di malam Isra’ Mi’raj karakteristik utama ajaran agama ini digarisbawahi,
yaitu merupakan agama yang sebenarnya. Haditsnya adalah sebagai berikut:

“Dan aku dibawakan bejana berisi anggur dan susu. Aku memilih yang berisi susu dan dia
(yaitu malaikat) berkata: “Inilah jalan yang harus ditegakkan olehmu dan pengikutmu.” 71

Kemurnian sifat adalah esensi Islam, dan tidak mungkin pintu surga
dibukakan bagi manusia yang hatinya rusak dan pikirannya keji. Sifat yang
rusak adalah seperti mata yang terinfeksi konjungtivitis yang mengeluarkan
nanah. Meskipun keburukan ini tersembunyi di balik penutup berwarna-warni

70
Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari jalur Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu.
71
Hadits hasan. Ini merupakan bagian dari Hadits yang diriwayatkan oleh Sa’sa bin Malik tentang peristiwa
Isra’.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

140 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

dan manusia mungkin saja tertipu olehnya, Tuhan manusia tidak akan pernah
bisa ditipu.
□ Hari dimana amal ibadah itu sendiri menjadi tabir bagi jiwa-jiwa yang kotor,
adalah dosa yang paling buruk. Semakin majunya peradaban manusia maka
semakin ia terlena dalam kesombongan dan kemunafikan dan semakin terikat
dengan kuatnya ibadah dan tradisi. Sebagian besar dari yang terpolusi ini tak
lain hanyalah tabir yang menutupi cerahnya alam dan menekan kesegaran dan
kemurniannya. Tak ada yang lebih dibenci oleh Allah (‫ )ﷻ‬melainkan belenggu
yang dipalsukan atas nama agama dan jiwa-jiwa dibiarkan terpenjara dan
sengsara di dalamnya.

Perintah Solat
Di dalam peristiwa Mi’raj solat lima waktu ditetapkan. Perintah ini
ditetapkan di langit sehingga mungkin Mi’raj yang akan meninggikan derajat
manusia seperti halnya napsu menyeretnya jatuh ke bumi. Namun, solat yang
diperintahkan oleh Allah (‫ )ﷻ‬bukanlah solat yang dilakukan kebanyakan orang
di masa kini. Tanda-tanda Solat yang benar adalah pelakunya akan menjauhi
dosa dan akan malu untuk mengulanginya lagi. Maka jika solat, yang diulangi
berkali-kali, tidak mengangkat pelakunya kepada tingkatan ini, maka solat
tersebut adalah shalat yang tidak benar. “Solat adalah penyuci,”72 seperti
ungkapan Sunnah. Namun solat merupakan pembersih bagi manusia yang masih
hidup, bukan bagi mayat yang membusuk. Pemurnian membersihkan debu-debu
yang semakin menebal di dalam hati yang hidup. Hal-hal yang seringkali
mempengaruhi manusia di dalam kehidupan dan menimbulkan karat bagi
pikiran mereka menambah alasan untuk dibersihkan. Sebuah Hadits Nabi (‫)ﷺ‬
berikut ini:

“Penyimpangan seseorang dalam masalah keluarga, kekayaan, keturunan, dirinya dan


kepada tetangganya dibersihkan dengan berpuasa, solat, beramal, menjalankan
kebaikan dan menjauhi kejahatan.”73

72
Saya tidak mengetahui kalimat ini. Mungkin penulis menyebutkan maknanya. Salah satu perkataan Nabi (‫)ﷺ‬
yang berhubungan dengan hal ini adalah: “Apa pendapatmu jika ada arus di depan pintu salah seorang dari
kalian dan dia mandi dengannya lima kali sehari, apakah akan ada kotoran yang tersisa di tubuhnya? Sama
halnya dengan solat lima waktu: Allah (‫ )ﷻ‬menghapuskan dosa dari diri mereka.” Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu yang juga diriwayatkan oleh keduanya dalam bab “Amalan
hamba Allah” dari Jabir Radi’Allahu’anhu.
73
Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari jalur Hudaifah bin al-Yaman.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

141 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

Solat akan menolong mereka yang hatinya mati, meskipun mereka akan tetap
ada hingga hati mereka dihidupkan kembali atau mereka dikubur di tanah.
□ Banyak hadits telah diriwayatkan yang menyatakan bahwa Rasulullah (‫)ﷺ‬
melihat begitu banyak gambaran pahala bagi orang-orang saleh dan hukuman
bagi para pendosa. Biografi Nabi (‫ )ﷺ‬menceritakan gambaran ini seakan-akan
terjadi di malam Isra’ Mi’raj. Yang sebenarnya adalah, gambaran ini terlihat di
dalam mimpi di malam lainnya yang biasa, seperti dibenarkan dalam sumber
yang shahih.74
Orang Quraisy dan Isra’
Di pagi hari setelah peristiwa ini Rasulullah (‫ )ﷺ‬menceritakan kepada
beberapa orang tentang apa yang terjadi kepada dirinya dan tanda-tanda
kebesaran Tuhan yang beliau saksikan. Sedangkan mereka yang mengingkari
turunnya Wahyu ke bumi: apakah anda pikir mereka akan meyakini bahwa
peristiwa ini terjadi di langit? Dengan segera mereka mengumpulkan kaum
mereka untuk mendengarkan kisah aneh ini dan membuat mereka semakin
mengingkarinya. Beberapa dari mereka menantangnya untuk menggambarkan
Yerusalem jika memang benar beliau melihatnya di malam tersebut.
□ Jabir Radi’Allahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda:

“Ketika Quraisy mengingkariku, Akupun mulai menggambarkannya seakan Aku


sedang melihatnya!”75

□ Kita tidak memberikan perhatian khusus tentang bagaimana terjadinya Isra’


Mi’raj. Kedua kejadian itu adalah kenyataan dan meninggalkan kesan di benak
Nabi (‫)ﷺ‬. Beliau merasa bahagia dengan pujian dari Penciptanya dan tidak

74
Ini diambil dari Hadits Samurah bin Jundub Radi’Allahu’anhu, diriwayatkan oleh Bukhari di beberapa tempat
dalam kumpulan haditsnya, dan juga oleh Ahmad di dalam Musnad-nya. Namun hal ini tidak menyangkal
kemungkinan beliau melihat pahala dan hukuman di malam Isra’. Bahkan, seperti yang diriwayatkan oleh Anas
Radi’Allahu’anhu di dalam Hadits dari Nabi (‫)ﷺ‬: “Ketika Tuhanku mengangkatku ke langit Aku melewati
orang dengan cakar yang panjang dari timah yang dengannya mereka mencakar wajah dan dada mereka. Aku
bertanya: Siapakah orang-orang ini, Jibril?’ Dia menjawab: “Mereka adalah orang yang suka bergunjing dan
merendahkah kehormatan orang lain.” Ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dengan rantai perawi yang
shahih. Ini juga diriwayatkan sebagai mursal tapi musnad lebih shahih. Anas Radi’Allahu’anhu meriwayatkan
Hadits lain tentang penglihatan beliau di malam Isra’ para pendakwah yang tidak menjalankan apa yang
didakwahkannya. Ibnu Hibban meriwayatkannya dalam kompilasi shahihnya. Dalam hal ini terdapat sejumlah
Hadits lain yang diriwayatkan dari beberapa Sahabat, yang sebagian darinya disebutkan oleh Ibnu Katsir di
dalam Tafsir Surat al Isra’, yang dapat digunakan sebagai rujukan lebih lanjut.
75
Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Ibnu Hibban dan lainnya. Ini didukung oleh Hadits
panjang yang diriwayatkan oleh Ahmad dari jalur Ibnu Abbas dan rantai perawinya baik.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

142 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

terlalu memusingkan ocehan orang-orang kafir dan bodoh. Beliau


meningkatkan dakwahnya dengan keyakinan bahwa semakin hari beliau
semakin dekat dengan kemenangan yang pasti.
□ Beberapa penulis mengklaim bahwa sekelompok kaum Muslimin murtad
setelah peristiwa Isra’ Mi’raj karena mereka tidak percaya. Dr Haikal bahkan
menambahkan bahwa kaum Muslimin melemah ketika kisah ini tersebar dan
para penyembah berhala membantah kebenarannya. Ini adalah suatu kesalahan
mengingat tidak ada bukti sejarah76 ataupun tidak ada alasan logis yang
mendukung kesimpulan ini.
□ Nabi (‫)ﷺ‬, melanjutkan perjuangannya, memberikan peringatan dengan
Wahyu kepada siapapun yang beliau temui, mendatangi pertemuan-pertemuan
dengan dakwahnya, menghadiri perkumpulan musiman, mengikuti para
peziarah ke rumah mereka, berjalan di pasar Ukkaz, Majnah, dan Dhul Majaz,
untuk mengajak orang-orang meninggalkan berhala mereka dan mengikuti
petunjuk Qur’an. Beliau menanyakan rumah setiap suku dan datang
mengunjungi mereka. Membujuk mereka untuk beriman kepadanya, mengikuti
ajarannya, dan melindunginya.
□ Namun, pamannya, Abu Lahab, akan mengikutinya sambil berteriak: “Jangan
patuhi dia. Dia adalah seorang murtad dan seorang pembohong!”
Tanggapan dari suku-suku yang didatangi bervariasi seperti: “Keluarga dan
kerabatmulah yang paling mengenalmu!” Dan dengan kasar mereka
menolaknya.
□ Di antara suku-suku yang dikunjungi oleh Nabi (‫ )ﷺ‬dan menolaknya adalah:
Fazarah, Ghassan, Murrah, Hanifah, Sulaim, ‘Abs, Bani al Nadir, Kindah, Kalb,
‘Adhrah, Hadarimah, Bani Amir bin Sa’sa’ah, Muharib bin Hafsah, dsb. Beliau
tidak menemukan satupun yang berhati lembut ataupun berpikiran terbuka dari
mereka. Sebaliknya, semua musafir dan penduduk saling menasihati untuk
menjauhinya, dan mereka akan menunjuknya. Seorang pria kembali kepada
sukunya dari perjalanan jauh dan disambut oleh mereka dengan perkataan:
“Berhati-hatilah terhadap lelaki dari Quraisy agar dia tidak membawamu
kepada kesesatan.”
76
Hal ini disangkal dengan Hadits dari Ibnu Abbas di dalam Musnad: “Nabi (‫ )ﷺ‬dibawa ke Yerusalem pada
malam hari dan dia kembali di malam yang sama. Dia menceritakan perjalanannya ke Yerusalem dan juga
karavan mereka. Mendengar ini beberapa orang berkata: “Haruskah kita mempercayai perkataan Muhammad
(‫ ’?)ﷺ‬Mereka pun murtad dan menjadi kafir, dan Allah (‫ )ﷻ‬memenggal leher mereka dengan Abu Jahal... Rantai
perawinya shahih. Ibnu Katsir juga berkata di dalam Tafsir-nya: “Diriwayatkan oleh Al Nasa’i dan rantai
perawinya shahih. Menurut Saya: ini hanyalah satu dari sekian banyak bukti bahwa Isra’ terjadi dengan jiwa
dan raga, fakta yang tidak terlalu ditekankan oleh penulis.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

143 Perjuangan dalam Menjalankan Misi

□ Meskipun dengan keadaan yang menyesakkan dada ini, Nabi (‫ )ﷺ‬tidak


pernah tenggelam dalam keputus-asaan. Dengan sabar beliau akan terus
berdakwah hingga Sang Maha Pemurah menganugerahi kemudahan.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Bab Empat
Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya

Para penyembah berhala di Mekah kehilangan semua keuntungan ketika


mereka menolak ajaran Nabi (‫ )ﷺ‬dan memilih posisi berseberangan, menebar
ancaman dan menghalang-halangi kaum mukmin dari jalan Allah, berharap
iman mereka bengkok. Meskipun propaganda jahat mereka berhasil mencegah
banyak suku untuk memeluk Islam, kebenaran pasti menang, dan mereka yang
tersesat dan tertipu akan kembali kepadanya jika penganutnya tetap berpegang
teguh kepadanya, bersemangat dalam menyebarkannya, dan memiliki kesabaran
serta keteguhan. Allah (‫ )ﷻ‬memerintahkan agar sekelompok orang bangkit dan
menyelamatkan Islam dari lingkungan yang menolaknya, memberinya wilayah
tersendiri dan stabilitas setelah mendapatkan pengasingan dan pengusiran, dan
memberinya cara untuk bisa mengobarkan jejak di dalam kehidupan setelah
menyingkirkan rintangan yang menghadang jalannya.
□ Perubahan ini terjadi dengan datangnya utusan dari Yathrib ke Mekah pada
musim haji. Penduduk Yatsrib77 berbeda dari bangsa Arab lainnya karena
bertetangga dengan kaum Yahudi dan telah mengenal konsep tauhid. Mungkin
saja kaum Yahudi biasa berdiskusi tentang urusan agama dan menyayangkan
penyembahan berhala mereka.
Setiap kali kontroversi memanas, kaum Yahudi akan berkata kepada mereka:
“Tuhan akan mengutus seorang Nabi yang akan kami ikuti dan kami akan
membantunya untuk menghancurkan kalian seperti ‘Ad dan Iram telah
dihancurkan!” Akan tetapi anehnya, kaum Yahudi adalah yang pertama

77
Saya memahami penulis menggunakan kata Yathrib alih-alih Al-Madinah atau Tibah. Selain karena kata ini
merupakan bahasa asli Jahil, terdapat ketidakpedulian atas penamaan Tibah oleh Allah, seperti Hadits dari Jabir
bin Samurah: “Mereka biasa menyebutnya Madinah, Yathrib, kemudian Rasulullah (‫ )ﷺ‬menamainya Tibah,”
diriwayatkan oleh Muslim dan Al Tayalisi dan penamaan menggunakan yang terakhir. Perkataan Muslim yaitu:
“Sesungguhnya Allah (‫ )ﷻ‬menamai Al-Madinah Tabah.” Ahmad juga meriwayatkannya dalam dua bentuk.
Sehubungan dengan ini Bukhari juga meriwayatkan hadits dari Abu Humaid, Muslim meriwayatkan dari Zaid
bin Tsabit dan Ahmad meriwayatkan dari Fatimah binti Qays, dan semua rantai perawinya baik.
□ Hal terbaik yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini adalah penggunaannya tidak disukai (makruh) dan
penggunaan Tabah atau Tibah disarankan (mustahabb). Faktanya Ahmad meriwayatkan dari otoritas Al-Barra
bin ‘Azib bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: “Barangsiapa menyebut Madinah, Yathrib, haruslah memohon ampunan
kepada Allah (‫)ﷻ‬: Sebutlah Tabah, sebutlah Tabah,” Al Haythami juga meriwayatkan ini dari otoritas Abu Y’ala
dan berkata bahwa rantai perawinya kuat. Namun, di dalam rantai perawi Ahmad terdapat Yazid bin Abi
Ziyada, yang lemah. Jika Hadits ini lemah, maka yang sebelumnya adalah cukup sebagai bukti. Etika (dalam
menyebut Madinah dengan nama yang sebenarnya) disalahgunakan oleh sebagian besar orang maka Saya ingin
menegaskan hal ini.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 145

mengingkari Nabi saat beliau pertama muncul di antara mereka, dan Qur’an
menceritakan tindakan bertolak belakang mereka itu.

‹Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan
apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon
(kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka
setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu
ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.›
(Qur’an 2: 89)

□ Sebaliknya, bangsa Arab, yang diancam dengan kedatangannya, membuka


hati mereka untuknya. Ketika musim haji datang dan suku-suku dari Yathrib
tiba di Mekah, mereka melihat Nabi (‫ )ﷺ‬mengajak orang-orang kepada ajaran
Allah (‫)ﷻ‬, dan beberapa di antara mereka berkata: “Wahai manusia, demi Allah,
kalian tahu bahwa inilah pria yang kaum Yahudi mengancam kalian dengannya.
Maka jangan sampai mereka mendahului kalian (untuk beriman) kepadanya.”
□ Pembicaraan tentang Islam perlahan-lahan mulai menyebar di Madinah, dan
meskipun tidak mendapatkan sambutan hangat, tetapi tidak pula disambut
dengan kebencian. Elemen kebencian dan perlawanan yang telah menjadi
kebiasaan di Mekah berubah menjadi elemen penghormatan dan penerimaan di
sini. Hampir tiga tahun berlalu sejak penolong baru mendengar tentang Islam
kemudian mereka menjadi benteng dan tempat bernaung baginya.

Perbedaan di antara Kedua Kota


Kehidupan di Mekah penuh dengan kenyamanan dan kedamaian untuk waktu
yang lama, memiliki persediaan makanan yang terjamin dari segala sumber.
Kondisi yang nyaman ini disebabkan dua faktor: (1) keahlian berdagang
penduduknya: dan (2) status religius dari tempat sucinya. Kedua faktor ini
membawa keuntungan bagi kota Mekah dan menjadi begitu kaya sehingga
menimbulkan kesombongan, dan kota ini begitu kenyang hingga tersedak.
Kemudian kota ini dipenuhi oleh hal yang memenuhi semua masyarakat dimana
harta dan kekayaan berlimpah: kebanggaan, hati yang keras, dan kekakuan.
Maka ketika Islam muncul dan Muhammad (‫ )ﷺ‬mengajak kepada kebenaran,
kota ini menolaknya dan semua pengikutnya. Keras kepala menguasainya sejak
hari pertama dan kota ini mengumumkan bahwa pusatnya, yaitu ibu kota

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 146

paganisme dan penyembahan berhala dan titik utama bagi haji, akan musnah
jika orang-orang menganut agama baru ini dan membiarkannya mengakar.
□ Rasulullah (‫ )ﷺ‬berusaha keras untuk meyakinkan penduduk Mekah bahwa
penerimaan mereka terhadap kebenaran tidak akan membuat keuntungan yang
mereka miliki berkurang. Namun, mereka tetap melakukan penindasan dan
berkata:

‹Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya
kami akan diusir dari negeri kami". Dan apakah Kami tidak meneguhkan
kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang
didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan)
untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.› (Qur’an 28: 57)

□ Sehingga pemuka-pemuka Mekah memerangi Islam, dan mereka


menganggap tindakan itu sebagai bentuk pembelaan terhadap kekayaan dan
kestabilan ekonomi di samping faktor lain. Hasil akhir dari peperangan ini telah
diketahui.

‹Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang
sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman
mereka yang tiada di diami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil.
Dan Kami adalah Pewaris(nya).› (Qur’an 28: 58)

□ Sedangkan kondisi di Yatsrib, adalah sebaliknya. Permusuhan yang sudah


mengakar di antara penduduknya telah mengeringkan darah mereka, merusak
persatuan mereka dan membuat mereka disibukkan oleh satu sama lain. Perang
yang terus menerus menjerumuskan mereka begitu dalam hingga kecerdasan
berduka dan merindukan penyelamatan. Suku Aws dan Khazraj, yang
sebenarnya berasal dari satu keturunan, menderita dengan adanya permusuhan
ini, begitu besarnya hingga anak-anak mereka mewarisi sejak dari buaian dan
tumbuh dewasa saling memusuhi satu sama lain. Benih permusuhan ini
ditebarkan tidak lain oleh bangsa Yahudi.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 147

Hasil Perbuatan Kaum Yahudi


Kaum Yahudi yang menetap di Madinah dan sekitarnya mengungsi ke
semenanjung Arab dari buruan kaum Nasrani, yang sudah sejak lama ingin
mengkristenkan atau memusnahkan mereka. Alasannya adalah sikap bangsa
Yahudi terhadap Yesus dan ibunya, dan kaum Nasrani meyakini bahwa kaum
Yahudi-lah yang menyalib Yesus.
□ Tidak diragukan lagi bahwa kaum Yahudi adalah orang-orang yang aktif, dan
dimanapun mereka menetap, mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk
menguasai sektor ekonomi. Sebagian dari mereka tidak ragu berbuat licik dan
menipu untuk mendapatkan tujuan mereka. Di Semenanjung Arab jumlah
mereka sedikit, dan takut jika mereka melawan orang Arab secara terang-
terangan mereka akan dimusnahkan. Maka mereka pun mencari cara lain
dengan mengadu domba antara keluarga dan kerabat. Tidak butuh waktu lama
usaha mereka membuahkan hasil dan bangsa Arab mulai saling menghancurkan
di peperangan yang tidak memiliki alasan jelas. Sementara itu kaum Yahudi
semakin kuat, kekayaan mereka bertambah, benteng-benteng mereka aman dan
pengaruh mereka semakin ditakuti.
□ Beberapa tahun sebelum Hijrah terjadilah perang yang keji, Perang Buath,
antara suku Aws dan Khazraj. Khazraj berada di atas angin, kemudian keadaan
berbalik dan Aws mendapatkan kemenangan. Kedua belah pihak sudah hampir
saling memusnahkan ketika orang-orang yang berpikir logis menengahi dan
memberikan nasihat kepada mereka untuk melanjutkan hidup dan membiarkan
yang lainnya tetap hidup, karena lebih baik jika mereka bertetangga dengan
saudaranya ketimbang bertetangga dengan serigala, yaitu kaum Yahudi.
□ Kekacauan ini membuat penduduk Madinah melihat kepada Islam dengan
harapan ketika kabar tentangnya sampai ke telinga mereka. Siapa yang tahu?
Mungkin saja ajaran ini akan memberikan makna baru dalam kehidupan
mereka, membawa kedamaian di antara mereka dan meningkatkan spiritualisme
mereka di atas kaum Yahudi.
□ Ibnu Ishaq meriwayatkan: Ketika Allah (‫ )ﷻ‬berkehendak untuk memberikan
kejayaan kepada agama-Nya, menguatkan Nabi-Nya, dan memenuhi janji-Nya
kepada nabi, Rasulullah (‫ )ﷺ‬pun bergerak di musim haji, dimana beliau
menemui sekelompok orang dari Madinah. Beliau memperkenalkan diri kepada
suku-suku Arab, seperti yang beliau lakukan di setiap musim haji, ketika beliau
berada di Al-Aqabah, beliau bertemu sekelompok peziarah dari Khazraj yang
Allah (‫ )ﷻ‬kehendaki untuk mendapatkan karunia. ‘Asim bin Umar bin Qatada

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 148

Radi’Allahu’anhu berbicara kepadaku tentang apa yang dipikirkan oleh para


tetua mereka.
□ “Ketika Rasulullah (‫ )ﷺ‬menemui mereka, beliau berkata: ‘Siapakah engkau?’
□ Mereka menjawab: ‘Kami adalah rombongan suku Khazraj.’
Beliau berkata: Rekan dari kaum Yahudi?’
Mereka menjawab, ‘Ya.’
Beliau berkata: “Maukah kalian duduk dan mendengarkanku?’ Mereka setuju
dan duduk bersamanya. Beliau kemudian mengajak mereka kepada jalan Allah
(‫)ﷻ‬, menjelaskan tentang Islam, dan membacakan Qur’an.”
□ ‘Asim melanjutkan: “Mereka menanggapi ajakannya dengan beriman
kepadanya, dan menerima apa yang ditawarkan olehnya tentang Islam.
Mereka berkata: “Kami meninggalkan orang-orang kami dengan begitu
banyak permusuhan dan kejahatan di antara mereka. Mungkin Allah akan
mempersatukan mereka melalui engkau. Kami akan kembali kepada mereka dan
mengajak mereka kepada ajaranmu, dan kami akan menjelaskan tentang agama
ini yang telah kami terima darimu. Jika Allah mempersatukan mereka
melaluimu, maka tak ada orang yang lebih kami sayangi daripada engkau!”
Mereka pun kembali ke kota mereka, telah beriman dan yakin.78
□ Kelompok kecil ini adalah pelopor kesuksesan dakwah Islam di Yatsrib.
Upaya mereka membuahkan hasil dengan cepat, dan tak ada satu rumah pun
yang tidak dimasuki ajaran Islam. Ketika tahun berganti dan musim haji datang
kembali, dua belas orang lelaki yang telah memeluk Islam meninggalkan
Madinah dengan niat untuk menemui Nabi (‫)ﷺ‬, memperkuat keimanan mereka
dengannya. Di antara mereka terdapat enam orang yang telah berbicara dengan
Nabi (‫ )ﷺ‬di musim sebelumnya.

Bai’atul ‘Aqabah Pertama


Nabi (‫ )ﷺ‬menemui mereka di ‘Aqabah dan mengambil bai’at mereka untuk
beriman kepada Allah (‫ )ﷻ‬tanpa menyekutukannya, menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. ‘Ubadah bin Al-Samit berkata:
“Di malam perjanjian ‘Aqabah pertama, kami berbai’at kepada Rasulullah
(‫ )ﷺ‬bahwa kami tidak akan menyekutukan Allah, kami tidak akan mencuri,
kami tidak akan berzina, kami tidak akan membunuh anak-anak kami, kami

78
Rantai perawinya shahih.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 149

tidak akan memfitnah, dan kami tidak akan mengingkarinya dalam Kebenaran.
Nabi (‫ )ﷺ‬kemudian berkata:

“Jika kau mematuhinya maka surgalah ganjarannya. Namun, jika kau meninggalkan
salah satu darinya dan kau dihukum di dunia ini, itu adalah penebusan dosamu. Jika
kau menutupinya hingga Hari Pembalasan, maka urusanmu akan diputuskan oleh
Allah: jika Dia menghendaki, Dia akan menghukummu, jika tidak Dia akan
mengampunimu.”79

Inilah yang diperintahkan Muhammad (‫ )ﷺ‬dan apa yang kaum jahiliyah


keberatan dengannya. Akankah ada yang membenci perjanjian ini selain
seorang penjahat yang menginginkan keburukan bagi manusia dan kerusakan di
muka bumi?
□ Utusan dari Madinah menyelesaikan bai’at ini, kemudian kembali ke rumah.
Nabi (‫ )ﷺ‬berpikir yang terbaik adalah mengirim salah satu orang
kepercayaannya bersama mereka, yang akan mengawal pertumbuhan Islam di
Madinah, mengajari penduduknya tentang Qur’an, dan memberikan wawasan
tentang agama mereka. Pilihannya jatuh kepada Mus’ab bin Umayr, yang
menjadi guru teladan mereka. Mus’ab berhasil dalam menyebarkan ajaran Islam
di antara penduduk Madinah. Dia mampu mengatasi hambatan yang senantiasa
menghadang seseorang yang jauh dari rumah, dan di saat bersamaan dia
berjuang menyemangati orang-orang untuk meninggalkan tradisi lama mereka
dan beralih kepada sistem baru, yang mencakup masa kini dan masa depan,
yang terdiri dari iman dan amalan, perilaku dan moral.
□ Jangan menyangka Mus’ab seperti seorang misionaris bayaran yang
diselundupkan Imperialisme Barat sembari bergerak ke arah Timur. Anda dapat
menyaksikan salah satu dari mereka duduk di sisi ranjang orang sakit, berkata:
“Gelas ini adalah dari Sang Perawan dan roti ini adalah dari Kristus.” Atau
mungkin salah satu dari mereka akan membuka sebuah sekolah dengan dalih
pendidikan, atau tempat penampungan dengan tujuan amal, kemudian dia akan
mengajak mereka kepada tujuan awalnya. Ini adalah bentuk ketidakjujuran
spiritual yang bersembunyi di balik embel-embel tugas misionaris, dan mereka
yang mewakili contoh buruk ini mendapatkan keberanian untuk menjalankan
pekerjaan mereka dari negara yang mengutus mereka. Maka jika anda melihat

79
Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 150

kesungguhan dan kegigihan mereka, jangan lupakan kekuatan di belakang


mereka yang mendukung dari daratan, lautan, dan juga udara.
□ Sebaliknya, Mus’ab diutus oleh seorang Nabi yang teraniaya yang risalahnya
mengutuk hukum yang ada ketika itu dan tidak memiliki harta apapun untuk
ditawarkan sebagai imbalan. Perlengkapan yang didapatkan Mus’ab dari Nabi
(‫ )ﷺ‬adalah ketulusan dalam menyembah Allah (‫ )ﷻ‬dan kecerdasan, dan ini
membuatnya rela mengorbankan harta dan status keluarganya demi imannya.
Kemudian ada Qur’an yang membuatnya bahagia ketika membacanya, memilih
dari permata kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya, dan dengannya
mengetuk hati orang-orang yang melembut dan terbuka kepada agama baru
tersebut.
□ Mus’ab kembali kepada Rasulullah (‫ )ﷺ‬di Mekah sesaat sebelum musim haji,
dan mengabarkannya tentang sambutan hangat terhadap Islam di Yatsrib. Dia
memberitahu nabi tentang jumlah besar penduduk Madinah yang memeluk
Islam karena meyakini kebenarannya, dan akan diwakili oleh utusan mereka
untuk menemuinya selama musim haji.

Bai’atul ‘Aqabah Kedua


Orang-orang yang memeluk Islam paham, tanpa keraguan, tentang sejarah
dan kesulitan besar yang sedang dihadapinya. Mereka merasa gundah bahwa
saudara-saudara mereka di Mekah ditindas dan Nabi (‫ )ﷺ‬yang mengajak kepada
ajaran Allah (‫ )ﷻ‬menerima tanggapan yang tidak pantas dari para pendosa. Oleh
karena itu, mereka berpikir ketika meninggalkan Madinah menuju Rumah
Allah; bagaimana bisa kita meninggalkan Nabi (‫ )ﷺ‬dianiaya dan diancam di
Mekah? Keimanan telah mencapai puncaknya di dalam jiwa-jiwa yang baru ini,
dan waktu semakin dekat bagi mereka untuk menyatakan niat dan membantu
keluar dari kepungan yang mencekat itu, yang ditujukan untuk menghambat
dakwah dan pergerakan Rasulullah (‫)ﷺ‬.
□ Jabir bin Abdullah Radi’Allahu’anhu meriwayatkan:
“Maka tujuh puluh orang lelaki dari kami pergi menemuinya pada musim
haji. Kami berjanji kepadanya untuk bertemu di ‘Aqaba, maka kami sampai di
sana satu per satu sampai jumlah kami lengkap. Kami berkata: “Ya Rasulullah,
untuk hal apa kami berbai’at kepadamu?”
Beliau menjawab: “Untuk mendengarkan dan ta'at (loyal) di dalam kondisi
baik dan buruk, untuk berinfaq di dalam masa sulit dan senang, untuk berbuat
amar ma'ruf dan nahi munkar, untuk tegak di jalan Allah, kalian tidak peduli
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 151

dengan celaan si pencela selama dilakukan di jalan Allah, untuk menolongku


manakala aku datang kepada kalian, kalian melindungiku dari hal yang biasa
kalian lakukan untuk melindungi diri kalian sendiri, isteri-isteri dan anak-anak
kalian. Jika hal ini kalian lakukan, maka surgalah bagi kalian.”
□ Maka kami berdiri untuk membai'atnya. Lalu As'ad bin Zurarah -yang
merupakan orang paling muda dari 70 peserta tersebut- memegang tangan
beliau Shallallâhu 'alaihi wa sallam. Namun dia malah berkata: 'Sebentar, wahai
Ahli Yatsrib! Sesungguhnya kita tidak akan sepenuh hati mendukungnya
kecuali kita mengetahui betul bahwa dia adalah Rasulullah. Sesungguhnya,
membawanya keluar saat ini berarti memisahkan diri dari orang-orang Arab
secara keseluruhan, membunuh orang-orang pilihan kalian dan pedang siap
menebas kalian. Karenanya, kalian akan bersabar atas hal itu lalu
mengambilnya dan kalian mendapatkan pahala dari Allah. Atau kalian
mengkhawatirkan diri kalian celaka lalu kalian biarkan saja dia dan hal itu
adalah alasan paling logis di sisi Allah.”
□ Mereka berkata: “Wahai As'ad! Bentangkan tanganmu kepada kami, demi
Allah, kami tidak akan meninggalkan bai'at ini dan tidak pula menyambutnya”
Lalu kami mendatangi orang per-orang dan beliau Shallallâhu 'alaihi wa sallam
mengambil bai'at kami.80
□ Ka’b bin Malik Radi’Allahu’anhu meriwayatkan:
Kami tidur pada malam itu bersama kaum kami di kendaraan hingga ketika
sudah mencapai sepertiga malam, kami keluar dari kendaraan menuju tempat
perjanjian dengan Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wa sallam, dengan menyusup
ala kucing dan sembunyi-sembunyi. Akhirnya kami berkumpul di celah dekat
'Aqabah. Jumlah kami, 30 orang laki-laki dan dua orang perempuan, yaitu
Nasibah binti Ka'b (Ummu 'Ammar) dari Bani Mazin bin an-Najjar dan Asma`
binti 'Amr (Ummu Mani') dari Bani Salamah.
□ Kami berkumpul di celah itu sembari menunggu kedatangan Rasulullah.
Beliau pun datang bersama pamannya al-'Abbas bin 'Abdul Muththalib yang
ketika itu masih memeluk agama kaumnya akan tetapi ingin menghadiri urusan
yang tengah diikuti oleh anak saudaranya (keponakannya), dia memberikan
dukungannya dan dia pulalah orang pertama yang berbicara

80
Ahmad, Al Hakim, dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Khaitam dari Abu Zubair dari Jabir. Al Hakim
berkata sanadnya baik dan Dhahabi setuju dengannya. Ibnu Katsir berkata rantai perawainya baik menurut
syarat dari Muslim. Lagi, Ibnu Hajar berkata: “Ahmad meriwayatkannya dengan rantai perawi yang baik, dan
Al Hakim dan Ibnu Hibban menganggapnya hasan.” Namun, menurut Saya terdapat kelemahan di dalamnya
mengingat ada Abu Zubair yang merupakan pendusta. Bagaimanapun, mungkin saja riwayat ini dianggap hasan
atau terpercaya karena terdapat riwayat hasan lainnya dengan perihal yang sama. Allah Maha Tahu.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 152

Dia berkata: “Wahai kaum Khazraj! -Orang-orang Arab menamakan kaum


Anshar sebagai Khazraj dan mencakup suku Aus juga- sesungguhnya
Muhammad berasal dari kami sebagaimana yang kalian ketahui, kaum kami
yang satu pandangan dengan kami telah melarangnya padahal dia dibanggakan
oleh kaumnya dan dilindungi di negerinya akan tetapi dia justeru hanya
berpihak kepada kalian dan menjumpai kalian. Jika kalian melihat bahwa kalian
dapat memenuhi apa yang kalian ajak dia kepadanya dan dapat melindunginya
dari orang yang menentangnya, maka itu adalah hak kalian, berikut resiko yang
harus ditanggung. Dan jika kalian melihat bahwa kalian justeru akan
menyerahkan dirinya dan menghinakannya setelah dia keluar menyongsong
kalian, maka dari sekarang tinggalkanlah dia karena sesungguhnya dia masih
dibanggakan dan diberi perlindungan oleh kaum dan negerinya.”
Ka’b Radi’Allahu’anhu melanjutkan:
Kami berkata kepadanya: “Kami telah mendengar apa yang telah engkau
utarakan, maka berbicaralah wahai Rasulullah! Ambillah untuk dirimu dan
Rabbmu apa yang engkau sukai.”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬berbicara dan membaca dari Qur’an, mengajak kepada jalan Allah
dan mengajak kami memeluk Islam. Lalu beliau berkata, “Aku membai'at kalian
untuk melindungiku dari hal yang biasa kalian lakukan untuk melindungi isteri-
isteri dan anak-anak kalian.”
□ Kemudian al-Barra bin Ma’rur memegang tangannya dan berkata: “Ya, Demi
Dzat Yang telah mengutusmu dengan haq sebagai Nabi, sungguh kami akan
melindungimu dari hal yang biasa kami lakukan untuk melindungi jiwa dan
isteri-isteri kami. Bai'atlah kami, wahai Rasulullah! dan demi Allah, kami
adalah putra pejuang, mewarisinya dari ayah dan kakek-kakek kami.”
□ Abul Haitsam bin al Tahan menyela dan berkata: Sesungguhnya terdapat tali-
temali diantara kami dan orang-kaum Yahudi dan kami akan memutusnya.
Apakah kiranya kelak bila kami lakukan hal itu, lantas Allah memenangkanmu,
engkau akan kembali lagi ke haribaan kaummu dan membiarkan kami ?”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬tersenyum dan berkata: “Bahkan darah kalian adalah darahku,
kehancuran kalian adalah kehancuranku juga. Aku adalah bagian dari kalian dan
kalian adalah bagian dariku, aku akan memerangi orang yang kalian perangi dan
mengadakan perdamaian dengan orang yang kalian adakan perdamaian
dengannya.”
Nabi (‫ )ﷺ‬meminta mereka memilih dua belas orang pemimpin (naqib) dari
kalangan mereka, dan mereka memilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 153

dari Aws.81 Kemudian beliau berkata kepada mereka: “Kalian bertanggung


jawab terhadap kaum kalian sebagaimana yang pertanggungjawaban kaum
Hawariyin terhadap 'Isa bin Maryam 'alaihissalam. Sedangkan aku adalah
penanggung jawab bagi kaumku (yakni kaum Muslimin).”
Itulah bai’at ‘Aqabah dengan hal-hal yang disepakati dan didiskusikan.
□ Tentunya semangat kepastian, pengorbanan, dan keberanian tumbuh dari
pertemuan ini dan menyusupi setiap kata yang diucapkan. Jelas bahwa emosi
yang bergejolak tidak mengarahkan pembicaraan atau mendikte pakta.
Sebaliknya, masa depan telah dibandingkan dengan masa kini dan tanggung
jawab diteliti dengan seksama sebelum membicarakan keuntungannya.
□ Keuntungannya? Apakah disebutkan tentang keuntungan di dalam ikrar ini?
Seluruh masalah disimpulkan dengan dasar murni pengorbanan diri. Tujuh
puluh orang ini adalah contoh ideal penyebaran Islam dengan kehendak bebas
dan keyakinan pribadi. Mereka datang dari Yatsrib, penuh dengan keimanan
dan tanggungjawab untuk berkorban, meskipun pertemuan mereka dengan Nabi
(‫ )ﷺ‬hanyalah sesaat, dan tidak diduga akan memiliki dampak berkepanjangan.
Akan tetapi kita tidak boleh melupakan, bahwa sumber keberanian dan
kepercayaan ini adalah Qur’an itu sendiri. Meskipun Ansar (penduduk Madinah
yang memeluk Islam) telah bertemu Nabi (‫ )ﷺ‬sebelum berbai’at, Wahyu yang
berkilau dari langit lah yang menerangi jalan dan menyinari tujuan mereka.
□ Hampir separuah dari Qur’an diturunkan di Mekah, dan ia mengalir dari bibir
Huffaz (penghafal Qur’an) dan dicatat di atas gulungan oleh juru tulis yang
mulian. Bagian dari Qur’an yang diturunkan di Mekah tersebut menggambarkan
balasan di Hari Akhir secara gamblang, secara visual sehingga hampir-hampir
seseorang dapat mengulurkan tangannya dan memetik buah di Surga. Suku
badui, bangsa Arab di gurun, yang mencintai kebenaran dapat berpindah dari
satu momen pengorbanan diri dari panasnya semenanjung Arab menuju Taman
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai dan madu sebagai minumannya.
□ Qur’an juga mengisahkan sejarah orang-orang beriman terdahulu: bagaimana
tulusnya mereka dalam menyembah Allah dan diselamatkan bersama Nabi
mereka dari kehancuran. Qur’an juga menceritakan nasib orang-orang kafir di
masa lampau: bagaimana keji dan angkuhnya mereka ketika hukuman Allah
belum sampai pada mereka. Mereka terus durhaka hingga Allah (‫)ﷻ‬

81
Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq di dalam Maghazi-nya. Namun, bagian terakhir “Kalian
adalah pelindung...” adalah mursal dan lemah.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 154

menurunkan keadilan dan memusnahkan para penindas, meninggalkan jejak


kehancuran dari rumah-rumah dan kota-kota.
□ Iman ini di dalam kebenarannya dijadikan Nabi (‫ )ﷺ‬sebagai katalis yang
mempersatukan kaum mukminin dari seluruh penjuru dunia ke dalam ikatan
kuat dari cinta dan dukungan. Oleh karena itu Muslim di Madinah, meskipun
belum pernah berjumpa dengan saudara mereka yang tertindas di Mekah,
merasakan simpati yang besar terhadapnya dan murka kepada para penindas,
dan bersedia berjuang membela Nabi (‫)ﷺ‬. Inilah yang mendorong kaum Ansar
dari Yatsrib, rasa cinta dan kesetiaan membuncah dari dada mereka, kepada
saudara seiman yang mereka cintai karena Allah.
□ Abu Malik al-Ashari meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata:

“Wahai umatku, dengar dan pahamilah, dan ketahuilah bahwa Allah memiliki hamba
yang bukan nabi ataupun syuhada, akan tetapi para nabi dan syuhada iri kepda mereka
atas tingginya derajat dan kedekatan mereka kepada Allah.”

□ Kemudian ada seorang badui, yang agak jauh jaraknya, berdiri, berkata
kepada Nabi (‫)ﷺ‬: “Ya Rasulullah, sekelompok orang, bukan nabi ataupun
syuhada tapi dicemburui oleh para nabi dan syahid atas derajat dan kedekatan
mereka kepada Allah? Jelaskanlah kepada kami.”
□ “Mereka adalah orang-orang dari suku yang jauh, yang tidak memiliki
hubungan darah, mencintai satu dengan yang lainnya, dan terikat dalam satu
barisan di jalan Allah. Di Hari Pembalasan Allah (‫ )ﷻ‬akan membangun mimbar
cahaya bagi mereka dan mereka akan mendudukinya. Dia akan membuat wajah
dan pakaian mereka bersinar. Orang-orang akan merasa takut di Hari
Pembalasan nanti, tapi tidak dengan mereka. Mereka adalah teman Allah yang
tidak memiliki rasa takut dan tidak pula bersedih hati.” 82
□ Keimanan kepada Allah, melakukan apa yang dicintai-Nya, menjaga
persaudaraan dan saling membantu atas nama-Nya. Semua ini muncul di benak
mereka yang saat itu berkumpul di dalam kegelapan malam di dekat Mekah,
dimana Islam masih ditolak.
Akan diumumkan bahwa kaum Ansar akan membela Nabi-Nya seperti halnya
mereka membela kehormatan mereka: mereka akan melindunginya dengan
segenap jiwa dan beliau tidak akan tersakiti selama mereka hidup.

82
Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 155

□ Para penyembah berhala Mekah menyangka bahwa mereka sudah berhasil


membatasi ruang gerak Islam, dan kerapkali menyakiti kaum Muslimin sampai
membuat waktu mereka tersita untuknya. Maka mereka tidur penjahat yang
telah melakukan kejahatan dan merasa yakin tidak ada yang mengetahui
perbuatannya. Sesungguhnya, pada malam itu pejuang kebenaran saling
bersumpah bahwa mereka akan menghancurkan kemusyrikan untuk selama-
lamanya dan akan menghapuskan jahiliyah beserta para pengikutnya dari muka
bumi.
□ Setan dari kalangan penyembah berhala tengah berjalan di antara tenda para
peziarah, dan ketika mendengar suara-suara dari Al-Aqabah, ia bisa menebak
apa yang sedang terjadi. Dia meneriakkan peringatan kepada penduduk Mekah
“Muhammad dan pengikutnya sedang merencanakan perang melawanmu!”
Suaranya sangat keras sehingga membangunkan orang yang tertidur. Kaum
Muslimin sadar bahwa rencana mereka terhadap penyembah berhala bocor,
namun mereka tidak mempedulikan akibatnya.
Sa’d bin Ubada Radi’Allahu’anhu berkata: “Ya Rasulullah, demi Allah yang
mengutusmu dengan kebenaran, jika engkau menyetujui kami akan menyerang
penduduk Mina dengan pedang kami esok.” Namun, Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: “Kita
tidak diperintahkan untuk itu. Kembalilah ke tenda kalian.”

Ka’b Radi’Allahu’anhu melanjutkan kisahnya, berkata:


“Ketika fajar tiba, beberapa pemuka Quraisy mendatangi tenda kami dan
berkata: “Wahai orang-orang Khazraj! Kami mendengar kabar bahwa kalian
mendatangi seseorang dari kami untuk membawanya pergi dan kalian telah
berikrar untuk berperang melawan kami. Demi Tuhan, tidak ada bangsa Arab
yang lebih kami benci berperang dengannya melebihi kalian.”
Mengenai hal itu beberapa penyembah berhala di antara kami bangkit dan
bersumpah, tidak ada yang seperti itu dan mereka tidak tahu tentang hal itu. Dan
mereka mengatakan yang sebenarnya: mereka tidak mengetahuinya.
Ka’b Radi’Allahu’anhu menambahkan: Kami saling bertukar pandang. 83

83
Ini adalah dari Hadits Ka’b bin Malik Radi’Allahu’anhu yang disebutkan di atas. Pengamatan di sini adalah
penulis menghubungkan arti dari bagian pertama Hadits dan bukan dengan kata-katanya, seperti berikut ini:
“Dan ketika kami mengambil janji dengan Rasulullah, setan berteriak dari atas ‘Aqabah dengan suara paling
keras yang pernah kudengar, dan Nabi SAW berkata: ‘Dia adalah setan penghuni ‘Aqabah dia adalah anak
setan. Dengarlah wahai musuh Allah, demi Allah, aku akan segera menghampirimu.’ Dari teks ini tidak dapat
diartikan bahwa “setan” di sini merujuk kepada salah seorang penyembah berhala dan tidak pula berarti Nabi
(‫ )ﷺ‬berkata kepada salah satu dari mereka, “Musuh Allah, aku akan segera menghampirimu.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 156

□ Namun, situasi membuktikan rumor itu benar, maka suku Quraisy mengejar
penduduk Madinah namun tidak berhasil. Mereka hanya menangkap Sa’d bin
‘Ubada yang mereka bawa kembali ke Mekah dengan keadaan dirantai, diseret
dari rambutnya dan ditendang. Namun, Jubair bin Mut’im dan Al-Haris bin
Harb menyelamatkannya, mengingat Sa’d selalu melindungi mereka ketika di
Madinah.

Dimulainya Hijrah
Keberhasilan Islam dalam menemukan tanahnya sendiri di tengah gurun yang
dipenuhi kekafiran dan kejahilan adalah keberhasilan terbesar sejak
penyebarannya. Kaum Muslimin saling memanggil dari segala penjuru:
Datanglah ke Yatsrib! Hijrah bukan hanya melarikan diri dari penindasan dan
penganiayaan, namun merupakan pergerakan untuk mendirikan masyarakat
baru di wilayah yang aman. Menjadi tugas setiap Muslim yang mampu untuk
memberikan kontribusinya di tanah baru ini dan mengupayakan semaksimal
mungkin untuk membentengi dan meningkatkan derajatnya di atas bangsa lain.
Meninggalkan Madinah setelah hijrah ke sana adalah melalaikan tanggung
jawab dan pengkhianatan seumur hidup kepada Allah (‫ )ﷻ‬dan Rasul-Nya (‫)ﷺ‬.
Di dalamnya terdapat bagian dari iman, mengingat tegaknya iman bergantung
kepada perkembangan Madinah.
□ Di abad ke dua puluh kaum Yahudi membanggakan diri dan saling memberi
selamat karena telah berhasil mendapatkan tanah untuk mendirikan negara
mereka setelah berabad-abad hidup di dalam pengasingan. Kita tidak
menyangkal usaha kaum Yahudi untuk mendirikan negara ini, bukan pula
semangat para imigran yang datang dari seluruh dunia untuk tinggal di sana dan
mengembangkan wilayah itu. Namun, betapa besarnya perbedaan antara apa
yang dilakukan kaum Yahudi di abad kedua puluh, atau, lebih tepatnya, apa
yang sudah dilakukan untuk kaum Yahudi di abad kedua puluh dan apa yang
sudah dilakukan oleh Islam dan penganutnya untuk mereka sendiri di hari
mereka berhijrah ke Yatsrib, menyelamatkan dakwah dan membangun negara
mereka.
□ Kaum Yahudi datang ketika bangsa Arab terpecah belah dan dalam kondisi
lemah dan lalai, dan mereka merencanakan plot di ranah politik dunia Barat

□ Pendapat kami didukung oleh Hadits mursal yang diriwayatkan oleh At-Tabarani dari jalur ‘Urwa. Di dalam
pernyataan ini: “Dan Rasulullah berkata: ‘Janganlah takut akan suara ini. Itu adalah suara musuh Allah, Iblis.
Tidak ada yang kalian takutkan mendengarnya.’...”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 157

yang mendendam kepada Islam dan kaum Muslimin. Tiba-tiba, seluruh dunia
menyerang Palestina dengan kekayaan, persenjataan, wanita dan kelicikan. Satu
juta orang Arab tidak bisa berbuat apa-apa, dibatasi geraknya karena beberapa
dari mereka berkhianat. Mereka tidak bisa meminta bantuan dari negara lain di
dunia sebagai hasil dari perjanjian yang disusun oleh Amerika Serikat, Uni
Soviet, Inggris, Perancis, dan...raja-raja Arab yang menyingkirkan orang-orang
Arab malang itu. Dengan cara inilah, negara bagi kaum Yahudi terbentuk. Ada
gerakan untuk mengumpulkan imigran ke dalamnya dan mendapatkan bantuan
dari pemimpin-pemimpin politik dan taipan bisnis dari seluruh penjuru dunia.
□ Bagaimana mungkin kita membandingkan kemerosotan ini dengan jiwa-jiwa
yang mengabdi kepada Allah (‫ )ﷻ‬dan yang ambisinya lebih tinggi dari
kepentingan dunia; yang mengabaikan kedamaian dan kenyamanan hidup
mereka sendiri dan hanya memperdulikan tujuan yang lebih mulia di dunia yang
dipenuhi dengan ketulian dan kebodohan ini. Mereka mengikatkan masa depan
mereka pada masa depan risalah yang mereka anut yang pemimpin utamanya
menjadi panutan mereka dalam kerelaan untuk berkorban dan perjuangan yang
keras, yang tak pernah lelah mengucapkan:

‹Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku


mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah,
dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”› (Qur’an 12: 108)

Tentunya Utopia yang diimpikan oleh para filsuf dan digambarkan di dalam
buku-buku tidak sebaik pencapaian para muhajirin ini. Mereka membuktikan
bahwa keimanan yang matang dapat mengubah manusia menjadi makhluk yang
mampu menyaingi malaikat dalam kebaikan dan kesucian seperti halnya
malaikat. Kaum Muslimin dengan ijin Nabi (‫ )ﷺ‬segera pergi meninggalkan
Mekah menuju Yatsrib, terdorong oleh kepastian dan dibimbing oleh
keyakinan.
□ Hijrah ini bukan seperti mutasi karyawan dari kota yang dekat ke tempat
yang jauh, bukan pula seperti orang pengelanaan seseorang mencari sesuap nasi
dari tanah tandus menuju tanah yang subur. Hijrah ini merupakan keterpaksaan
seorang lelaki yang terikat erat dengan tanah kelahirannya, untuk
mengorbankan kepentingan pribadi dan hartanya, dan mengungsi dengan tangan
kosong. Hijrah ini membuatnya merasa bahwa ia diburu, nyawa dan hartanya
tidak aman, yang bisa saja dihancurkan di awal ataupun di akhir jalannya,

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 158

bahwa dia menuju masa depan yang tidak pasti, tidak mengetahui ujian dan
cobaan yang mungkin menghadang. Jika disamakan dengan perjalanan seorang
pengembara mungkin orang akan berkata dia adalah pengembara yang ceroboh.
Akan tetapi sebaliknya, hijrah ini memberikan kelangsungan jalannya negara;
para lelaki membawa istri dan anak-anak mereka, dan di saat yang bersamaan
mereka merasa bersyukur di dalam hati dan wajah mereka cerah. Tidak lain
keimanan lah yang mampu memindahkan gunung dan bukan tanpa tujuan. Tapi
keimanan kepada siapa? Keimanan kepada Allah (‫)ﷻ‬, Penguasa langit dan bumi,
dan milik-Nyalah pujian di dunia dan akhirat, yang Maha Bijaksana, Maha
Mengetahui. Hanya orang-orang beriman lah yang mampu menghadapi
kesulitan ini. Sedangkan para pengecut tak akan mampu menghadapi satu pun
dari kesulitan itu, seperti yang Allah (‫ )ﷻ‬firmankan tentang mereka:

‹Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu


atau keluarlah kamu dari kampungmu," niscaya mereka tidak akan
melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. › (Qur’an 4: 66)

Sedangkan bagi mereka yang terhimpun bersama Nabi (‫ )ﷺ‬di Mekah,


mendapatkan cahaya dalam bimbingannya dan menasihati satu sama lain
kepada kebenaran dan keteguhan, mereka bergegas, hanya membawa sedikit
bekal, segera setelah mereka diperintahkan untuk mengungsi ke tempat dimana
mereka akan memperkuat Islam dan yakin akan masa depannya.
□ Kaum Musyrikin melihat sekeliling, dan seketika rumah-rumah di Mekah
yang sebelumnya ditempati keluarga-keluarga ditinggalkan begitu saja. ‘Utba,
‘Abbas, dan Abu Jahal melewati rumah Umar bin Rabi’ah Radi’Allahu’anhu
yang terkunci dan pemiliknya telah mengungsi bersama istri dan saudaranya,
Ahmad, yang buta. Ketika ‘Utba melihat angin bertiup melewati jendela rumah
kosong ini, dia berkata: “Setiap rumah yang aman untuk jangka waktu lama,
suatu hari akan diterpa bencana dan kemurkaan.”
Kemudian dia berkata: “Rumah ini sudah ditinggalkan oleh pemiliknya.”
Abu Jahal lalu berkata kepada ‘Abbas: “Ini adalah perbuatan anak
keponakanmu: dia sudah memecah belah kaum kita, merusak persatuan dan
memisahkan kita.” Dengan ucapan ini Abu Jahal menunjukkan bagaimana
seorang tirani bersikap. Merekalah yang melakukan kejahatan namun
mengkambing-hitamkan pihak lain: merekalah yang menindas yang lemah,
yang jika menolak untuk tunduk, akan menjadi penyebab semua masalah!

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 159

□ Di antara kaum muhajirin yang awal adalah Abu Salma, istri, dan putranya.
Ketika mereka memutuskan untuk pergi, mertuanya berkata kepadanya: “Jadi
kau akan pergi dan meninggalkan kami? Kami tidak akan membiarkan putri
kami pergi mengikutimu,” dan mereka pun mengambil istrinya darinya.
Atas hal ini keluarganya marah dan berkata: “Kami tidak akan meninggalkan
putra kami dengannya karena kalian telah mengambil istrinya dari saudara
kami.” Hal ini menyebabkan mereka saling memperebutkan anak lelaki itu
sampai tangannya putus. Mereka merampasnya dan Abu Salma pergi seorang
diri ke Madinah. Selama setahun Umm Salma (istri Abu Salma) menangisi
suami dan anaknya di Abtah, sebuah tempat yang akan dikunjunginya di pagi
hari sampai malam tiba. Pada akhirnya salah seorang kerabatnya merasa iba
kepadanya dan mendesak orangtuanya untuk merelakannya pergi. Mereka
setuju, dan Umm Salma menjemput anaknya dari mertuanya dan pindah ke
Madinah.
□ Ketika Suhaib hendak berhijrah, suku Quraisy berkata kepadanya: “Kau
datang kepada kami sebagai pengemis yang hina, dan hartamu bertambah
karena kami dan kaupun mendapatkan statusmu ini. Sekarang engkau ingin
pergi membawa hartamu. Demi Tuhan, kami tidak akan membiarkanmu!”
Suhaib menjawab: “Bagaimana jika kuserahkan semua hartaku, apakah
kalian akan membiarkanku pergi?” Mereka berkata ya, dan Suhaib pun
menunjukkan kepada mereka tempatnya menyimpan harta. Ketika kabar ini
terdengar oleh Nabi (‫)ﷺ‬, beliau berkata: “Suhaib adalah orang yang
beruntung!”84
□ Maka para muhajirin meninggalkan Mekah sendiri ataupun berkelompok
sampai kaum Muslimin hampir tidak ada lagi di kota itu. Quraisy mulai merasa
bahwa Islam telah menemukan rumah dan benteng perlindungan, dan mereka
menjadi khawatir akan dampaknya bagi perkembangan dakwah Muhammad
(‫)ﷺ‬. Di dalam nadi mereka mengalir insting pemangsa ketika buruannya sudah
terpojok. Meskipun Muhammad (‫ )ﷺ‬masih tinggal di Mekah, tak diragukan lagi
beliau akan segera menyusul para Sahabatnya esok atau lusa, maka mereka
harus bergerak cepat dan menangkapnya sebelum beliau hilang dari pandangan.

84
Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam sebagai mursal. Al-Hakim memberikan tautan dan berkata
bahwa Hadits ini hasan berdasarkan syarat dari Muslim. Hal ini didukung dengan Hadits serupa dari Suhaib
sendiri.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 160

Persekongkolan Kaum Quraisy


Para tirani Mekah bermusyawarah untuk membahas persoalan ini. Beberapa
berpendapat bahwa Muhammad (‫ )ﷺ‬harus dirantai, dijebloskan ke dalam
penjara, dan diasingkan di dalam kurungan, namun tetap diberi makanan sampai
beliau mati. Yang lain berpendapat, beliau harus diusir dari Mekah dan tidak
boleh lagi diijinkan masuk kembali sehingga suku Quraisy tidak lagi harus
berurusan dengannya.
□ Kedua usulan ini ditolak, karena tidak mungkin diterapkan. Keputusan yang
disepakati adalah ide dari Abu Jahal bahwa setiap klan memilih pemuda terkuat
dan terbaik dari kalangan mereka dan pemuda-pemuda terpilih ini akan
menusuk Muhammad (‫ )ﷺ‬beramai-ramai dalam satu serangan. Dengan cara ini
Bani Hasyim tidak akan bisa membalas dendam kepada suku Quraisy
mengingat semua klan akan bertanggung jawab, dan jika Bani Hasyim
menuntut uang darah tentu mereka akan sanggup membayar. Para pemuka
Quraisy setuju dengan usul ini dan menyebar untuk menjalankannya. Qur’an
merujuk kepada rencana jahat ini sebagai berikut:

‹Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya


terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau
mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya
itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.› (Qur’an 8: 30)

□ Keputusan ini tidak dibuat dalam pertemuan rahasia namun di pertemuan


umum sehingga wajar jika Rasulullah (‫ )ﷺ‬mendengar kabar ini dan menyadari
kedudukannya di Mekah. Mereka hanya menunggu waktu untuk melancarkan
rencana ini, dan tentunya akan didahului dengan sesembahan berupa makanan
bagi berhala-berhala mereka! Tidak mungkin bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬memerintahkan
para Sahabatnya untuk bermigrasi ke Madinah, namun beliau sendiri tidak
melaksanakannya. Beliau telah merencanakan perjalanan ke Yatsrib segera
setelah beliau mendesak umatnya untuk hijrah ke sana. Al Zuhri meriwayatkan
dari ‘Urwa yang meriwayatkan dari Aisyah, semoga Allah meridhoinya, bahwa
Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata kepada kaum Muslimin ketika masih berada di Mekah:

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 161

“Aku melihat rumah hijrahmu: Aku melihat tanah berawa dan dipenuhi pohon kurma
di antara dua gunung.”85
Maka dimulailah hijrah kaum Muslimin ke Madinah, dan mereka yang
bermigrasi ke Abyssinia kembali dan pergi ke Madinah. 86

Hijrahnya Nabi (‫)ﷺ‬


Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬memutuskan untuk meninggalkan Mekah menuju Madinah,
doa berikut ini diwahyukan kepadanya:

‹Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar
dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku
dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. › (Qur’an 17: 80)87

Tidak ada manusia lain yang lebih berhak menerima pertolongan Allah (‫)ﷻ‬
dibandingkan Nabi (‫)ﷺ‬, yang mendapatkan segala macam cobaan di jalan-Nya.
Bagaimanapun, kepantasannya mendapatkan pertolongan Allah (‫ )ﷻ‬tidak lantas
membuat beliau lalai dalam menjalankan misinya. Rasulullah (‫)ﷺ‬, secara teliti
sudah memastikan bahwa jalur yang akan dilewatinya aman dan
mempersiapkan rencana untuk menghadapi segala kemungkinan. Beliau sudah
memperhitungkan segalanya. Adalah keharusan bagi seorang mukmin untuk
mempertimbangkan segala tindakan dan akibatnya demi meraih kesuksesan.
Setelahnya mereka menyerahkan keputusan di tangan Allah, karena tidak ada
yang terjadi di dunia ini tanpa seijin-Nya.
□ Oleh karena itu jika manusia sudah berusaha semaksimal mungkin dan
menjalankan kewajiban mereka, namun gagal, maka Allah (‫ )ﷻ‬tidak akan murka
kepada mereka. Karena kegagalan bukanlah sesuatu yang berada di luar kendali
mereka. Namun, hal seperti ini jarang terjadi kecuali untuk hal-hal melampaui

85
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari, Al Hakim, dan Al-Baihaqi dari jalur Aisyah, dan oleh
Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah dari jalur Abu Musa.
86
Mereka kembali dan hal ini berlangsung hingga awal tahun Hijriah.
87
Ini adalah dari Hadits Ibnu Abbas, yang berkata: “Rasulullah (‫ )ﷺ‬sedang berada di Mekah, dan beliau
diperintahkan untuk hijrah dan ayat ini diturunkan kepadanya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Al Tirmidzi, Al
Hakim, Al Baihaqi, dan Ahmad dari Qabus bin Abu Zibyan dari ayahnya dari Ibnu Abbas. Namun, rantai
perawi Ahmad dan Al Baihaqi tidak termasuk “dari ayahnya.” Al Tirmidzi berkata bahwa itu adalah Hadits
yang shahih, dan Al Hakim berkata, “Rantai perawinya shahih dan Al Dhahabi sudah menyatakannya shahih.”
Ada keraguan di dalam pernyataan ini mengingat Al Dhahabi menyebutkan Abu Zibyan di dalam Al
Mizan-nya, dan meriwayatkan bahwa Ibnu Hibban, berkata tentangnya: Dia memiliki ingatan yang lemah. Dia
meriwayatkan perkataan ayahnya yang tidak berdasar. Terkadang dia akan meriwayatkan yang marfu sebagai
mursal dan yang musnad sebagai mauquf.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 162

kapasitas mereka. Yang sering terjadi adalah seseorang sudah melakukan segala
upaya untuk meraih kesuksesan dan pertolongan datang dari langit, memberikan
kesuksesan yang membuahkan hasil berlipat. Layaknya kapal yang dinahkodai
seorang kapten berpengalaman dan juga dibantu oleh angin dan arus yang
mendukung, maka tujuan bisa tercapai lebih cepat dari yang diperkirakan.
□ Demikian pula hijrahnya Nabi (‫ )ﷺ‬dari Mekah ke Madinah. Beliau meminta
Abu Bakar dan Ali untuk mendampinginya, dan memberikan ijin bagi Muslim
lainnya untuk berangkat lebih dahulu ke Madinah. Abu Bakar Radi’Allahu’anhu
datang kepadanya, meminta ijin untuk pergi, dan Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab: “Jangan
terburu-buru. Semoga Allah menjadikan untukmu teman (hijrah).”88
Abu Bakar Radi’Allahu’anhu berharap dirinyalah yang dimaksud oleh Nabi
dari pernyataan ini. Maka dia pun membeli dua ekor tunggangan dan
merawatnya di rumah, memberi pakan sebagai persiapan atas perjalanan ini.
□ Mengenai Ali Radi’Allahu’anhu, Nabi (‫ )ﷺ‬mempersiapkannya untuk tugas
istimewa yang akan diembannya dalam perjalanan berbahaya ini. Ibnu Ishaq
berkata:
Seseorang yang tsiqah meriwayatkan kepadaku dari jalur Urwa bin Al Zubair
yang meriwayatkan bahwa Aisyah, semoga Allah meridhoinya, berkata:
“Rasulullah selalu berkunjung ke rumah Abu Bakar sekali sehari, kadang di
pagi atau di malam hari. Lalu datanglah hari dimana Allah memberikan ijin-Nya
kepada Rasul-Nya untuk berhijrah dari Mekah dan Rasulullah mendatangi kami
di siang hari di waktu yang beliau tidak pernah datang sebelumnya. Ketika Abu
Bakar melihatnya dia berkata: “Demi Allah tidaklah beliau datang diwaktu
seperti ini kecuali karena perkara penting sekali.” Ketika beliau masuk, Abu
Bakar bangun dari ranjangnya dan Rasulullah duduk. Tidak ada orang lain
ketika itu kecuali Aku dan saudariku Asma.
Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata:
“Suruhlah mereka keluar.”
Abu Bakar Radi’Allahu’anhu menjawab: “Semua mereka adalah keluarga
engkau wahai Rasulullah. Ada apa ya rasulullah? Ayah dan Ibuku, sebagai
tebusannya.”

88
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq tanpa rantai perawi. Namun, maknanya sama dengan Hadits panjang dari
Aisyah tentang Hijrah yang diriwayatkan oleh Bukhari. Kata-katanya adalah: “Dan Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu bersiap untuk pergi ke Madinah dan Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata, ‘Sabarlah, Aku berharap
diberikan ijin.’ Abu Bakar berkata: haruskah kita berharap demikian? Apakah ayahku harus dikorbankan
demimu? Beliau berkata ya, maka Abu Bakar Radi’Allahu’anhu tetap tinggal untuk menemani Rasulullah (‫)ﷺ‬,
dan dia merawat dua ekor tunggangan selama empat bulan dengan daun Samr.” Ini juga diriwayatkan oleh
Ahmad.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 163

Beliau berkata: “Aku telah mendapat izin untuk hijrah.”


□ Abu Bakar Radi’Allahu’anhu berkata: “Apakah aku menemanimu (dalam
hijrah) wahai Rasulullah?
Beliau menjawab: “Ya.”
Aisyah, Semoga Allah meridhoinya, melanjutkan: “Demi Allah! Sebelum
hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena
berbahagia. Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu.”
Abu Bakar Radi’Allahu’anhu kemudian berkata: “Ya Nabi Allah, Aku telah
mempersiapkan dua tunggangan untuk perjalanan ini.”
Maka mereka mempekerjakan Abdullah bin Urayqit yang masih musyrik
untuk menjadi pemandu mereka ke Madinah. Mereka mempercayakannya
dengan dua tunggangan dan dia merawat serta memelihara keduanya sampai
waktu yang disepakati. 89
Ibnu Ishaq melanjutkan:
“Tidak ada yang mengetahui jadwal keberangkatan Nabi (‫ )ﷺ‬dari yang
kudengar, kecuali Ali Radi’Allahu’anhu, Abu Bakar Radi’Allahu’anhu dan
keluarganya. Untuk Ali Radi’Allahu’anhu, Nabi (‫ )ﷺ‬memerintahkannya untuk
tinggal, agar dia bisa mengembalikan harta yang dititipkan orang-orang kepada
nabi.” Tidak ada orang di Mekah yang memiliki sesuatu yang berharga dan
tidak diberikan kepada Nabi (‫ )ﷺ‬untuk disimpan dengan aman, karena kejujuran
dan terpercayanya.

Pelajaran Dalam Diplomasi


Patut digarisbawahi bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬menyimpan rahasia tentang
perjalanannya dan mengungkapkannya hanya kepada mereka yang sangat dekat
dengannya. Bahkan, beliau tidak memberi tahu dengan rinci kecuali dibutuhkan
untuk melakukan tugas mereka. Beliau menyewa seorang pemandu
berpengalaman yang sangat mengenal kondisi padang pasir untuk memastikan
agar mereka bisa mengelabui para pemburu yang mengejar. Untuk tujuan ini
beliau sendirilah yang menilai kelayakan orang tersebut, dan meskipun dia
adalah seorang musyrik, Nabi (‫ )ﷺ‬tetap menggunakan keahliannya.

89
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Sheikh-nya, yang tidak disebutkan namanya. Namun, Ibnu Harir menyebutkan
namanya di dalam riwayat dari Ibnu Ishaq, yaitu Muhammad bin Abdul Rahman Al-Tamimi. Syaikh ini tidak
dikenal. Yang lainnya juga meriwayatkan Hadits ini, seperti Ibnu Jarir dengan rantai perawi yang baik, Bukhari,
dan Ahmad.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 164

Bersama dengan fleksibilitas rencananya, Nabi (‫ )ﷺ‬juga memaksa untuk


membayar tunggangannya dan menolak pemberian Cuma-Cuma dari Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu. Biaya yang dikeluarkan untuk Hijrah ini merupakan bentuk
ibadah yang harus dijalankan seseorang dan tidak seharusnya diwakilkan.
Nabi (‫ )ﷺ‬dan Abu Bakar Radi’Allahu’anhu telah menyepakati rincian
perjalanan ini. Mereka memilih gua yang akan dijadikan tempat bersembunyi,
memutuskan satu yang terletak di selatan di arah Yaman untuk mengelabui para
pemburu. Kemudian mereka memilih orang-orang yang akan menjadi
penghubung mereka selama bersembunyi di gua dan memberikan tugas kepada
masing-masing dari mereka.
□ Nabi (‫ )ﷺ‬kemudian pulang dan melihat bahwa Quraisy telah mengepungnya
dan mengirim para pemuda yang ditugaskan untuk membunuhnya. Beliau
memerintahkan Ali untuk memakai jubah yang biasa dipakai Nabi (‫ )ﷺ‬saat tidur
dan berbaring di ranjangnya. Di malam yang sunyi dan tanpa sepengetahuan
para pengawas, Nabi (‫ )ﷺ‬menyelinap ke luar rumah dan pergi ke rumah Abu
Bakar Radi’Allahu’anhu. Dari sana mereka pergi melewati jalan belakang dan
menuju ke gua Tsur, gua yang Sang Pemurah mempercayakan padanya masa
depan risalah terakhir dan takdir atas peradaban yang sempurna. Tempat itu
dipenuhi dengan kesunyian, kengerian, dan kesepian.

Di Dalam Gua
Peristiwa itu terjadi seperti yang sudah mereka rencanakan. Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu memerintahkan putranya Abdullah untuk mencari tahu apa
yang dikatakan orang-orang tentang mereka, lalu menceritakan kepada mereka
di gua di malam harinya. Dia juga memerintahkan Amir bin Fuhayra, budaknya,
untuk menggembalakan domba-dombanya di siang hari dan membawa mereka
ke gua di malam hari. Maka Abdullah mencari tahu kabar orang Quraisy dan
malam harinya dia akan menceritakan kepada Nabi (‫ )ﷺ‬dan Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu. Sementara itu, Amir menggembalakan dombanya bersama
penggembala lainnya di siang hari, dan membawa dombanya menuju gua di
malam hari untuk menghasilkan susu bagi kedua pria di gua dan juga untuk
disembelih. Ketika Abdullah pergi untuk kembali ke Mekah, Amir akan
mengikutinya dan menghapus jejaknya bersama dombanya.
□ Ini adalah kehati-hatian paling maksimal yang bisa dilakukan, bahwa
kewajiban diberikan kepada semua orang. Para penyembah berhala di Mekah
membuntuti muhajirin, memata-matai semua jalur dan menyelidiki setiap
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 165

pengungsi. Mereka meneliti bukit-bukit di Mekah serta gua-guanya hingga


mereka mendekati gua Tsur. Nabi (‫ )ﷺ‬dan Abu Bakar Radi’Allahu’anhu
mendengarkan langkah kaki mereka di dekat mulut gua. Tubuh Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu bergetar dan dia berbisik kepada Nabi (‫)ﷺ‬: “Jika salah
seorang dari mereka melihat ke bawah, mereka pasti melihat kita.”
Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab: “Bagaimana menurutmu wahai Abu Bakar jika bersama
kita berdua ada Allah sebagai yang ketiga.”90
□ Para pemburu menjadi frustasi ketika tidak berhasil menemukan kedua lelaki
tersebut, dan mereka pun menaiki kuda-kuda untuk kembali pulang. Ahmad
meriwayatkan:
“Para penyembah berhala mengikuti jejak hingga sampai di pegunungan,
Gunung Tsur; kemudian mereka menjadi bingung. Mereka mendaki gunung itu
dan melewati gua. Di depan mulut gua mereka melihat sarang laba-laba, maka
mereka berkata: “Jika ada yang masuk ke dalam gua ini, tak mungkin ada
sarang laba-laba di mulut gua.”
Nabi (‫ )ﷺ‬dan Abu Bakar Radi’Allahu’anhu menghabiskan tiga malam di dalam
gua itu.
Periwayatan Ahmad hasan, meskipun buku shahih dari Sunnah tidak
meriwayatkan kisah yang sama dan tidak disebutkan tentang merpati yang
meletakkan telur-telurnya di mulut gua, ataupun insiden lain.
□ Allah (‫ )ﷻ‬berfirman tentang Hijrah:
‹Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah
telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah)
mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah
kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan
keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang
kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang
rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.› (Qur’an 9: 40)

90
Di rantai perawinya ada Ustman Al-Jazari yang menurut penulis baik. Tampaknya dia mengikuti Ibnu Katsir
dalam hal ini seperti yang dilakukan Ibnu Hajar di dalam bukunya Fath al Bari. Namun ada keraguan di sini
mengingat Utsman Al Jazari “tidak diikuti di dalam Hadits-nya,” seperti yang dikatakan Al Aqili. Untuk alasan
ini Ibnu Hajar menulis di dalam bukunya Al Taqrib, “Terdapat kelemahan padanya. Tidak diperkuat baik oleh
Hadits yang disebutkan Ibnu Katsir dan Ibnu Hajar dari jalur Hasan Al-Basri, karena Hadits ini, selain mursal,
terdapat Bisyar al Khaffaf bin Musa, yang tidak bisa dipercaya, seperti pendapat Ibnu Mu’in, Al Nasai, dan
lainnya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 166

□ Pasukan yang mengalahkan kesesatan dan membela kebenaran meraih


kemenangan tidak dibatasi dengan jenis senjata atau mukjizat tertentu. Jenisnya
lebih umum secara material ataupun spiritual. Meskipun jika material, arti
pentingnya tidak disebabkan oleh ukurannya. Sebuah virus, yang kasat mata,
dapat menjatuhkan seorang prajurit yang tangguh:

‹Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. ›
(Qur’an 74: 31)

□ Adalah perbuatan Allah (‫ )ﷻ‬untuk Nabi-Nya (‫ )ﷺ‬ketika pandangan musuh


dibutakan meskipun beliau berada sangat dekat dengan mereka. Ini bukanlah
pertolongan Allah (‫ )ﷻ‬kepada seorang manusia yang meremehkan persiapan
perjalanan ini. Ini merupakan karunia dari-Nya bagi mereka yang sudah
mengambil langkah pencegahan semaksimal mungkin. Berapa banyak rencana
dibuat oleh seorang perencana ahli, tetapi mereka mampu melewati cobaan di
dalam hidup dengan cara yang berada di luar kuasa ataupun perhitungan
mereka, dan pada akhirnya semua berjalan sesuai dengan kehendak Yang Maha
Bijaksana dengan batas firman-Nya:

‹Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada


mengetahuinya.› (Qur’an 12: 21)

Perjalanan Menuju Madinah


Tiga malam sudah berlalu sejak Nabi (‫ )ﷺ‬berlindung di dalam gua. Para
penyembah berhala telah berputus asa untuk melanjutkan pencarian, maka
kedua pelarian itu bersiap melanjutkan perjalanan mereka. ‘Abdullah bin
Uraiqit datang sesuai waktu yang disepakati bersama tunggangan yang sudah
dirawatnya untuk melakukan perjalanan jauh. Para pengembara menaikkan
bekal mereka dan melanjutkan perjalanan demi berjuang di jalan Allah (‫)ﷻ‬.
Namun, suku Quraisy merasa geram dengan kegagalan mereka untuk
menangkap Muhammad (‫ )ﷺ‬dan Sahabatnya, maka mereka berjanji
memberikan uang darah atas satu dari keduanya sebagai hadiah bagi siapa saja
yang berhasil membawa mereka kembali baik dalam keadaan hidup ataupun
mati. Seratus atau bahkan dua ratus ekor unta di gurun pasir cukup menggoda

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 167

siapa saja untuk menerima tantangan ini meskipun kesulitan dan bahaya
menghadang.
□ Nabi (‫ )ﷺ‬memperkirakan para pemburu tidak akan mengenal lelah dalam
mengejar mereka, maka beliau mengutamakan keselamatan selama perjalanan.
Beliau terbantu dengan keahlian dari pemandu, yang memandu mereka dengan
mengambil rute yang tidak biasa diambil oleh rombongan kafilah. Dan mereka
pun menunggangi hewan-hewan itu dengan kecepatan tinggi.
□ Ketika penduduk Mekah melewati wilayah Madhlaj seorang pria melihat
mereka dan berkata: “Aku baru saja melihat bayangan di pesisir pantai dan
kupikir mereka adalah Muhammad (‫ )ﷺ‬dan Sahabatnya.” Membayangkan
hadiah untuk dirinya Suraqa bin Malik berkata: “Bukan, mereka adalah si ini
dan si itu yang pergi untuk melakukan urusan mereka.”
Dia menunggu sesaat, kemudian dia berdiri dan masuk ke dalam tendanya,
berkata kepada budaknya: “Bawalah kudaku keluar melewati belakang tenda
dan temui Aku di belakang bukit.”
Suraqa sendirilah yang menceritakan insiden itu:
“Aku mengambil tombakku dan keluar dari pintu belakang tenda,
menggambar garis di tanah dengan ujungnya. Ketika Aku sampai kepada
kudaku Aku menaiki dan memacunya. Dia membawaku dengan cepat hingga
jarakku dekat dengan mereka, tapi kudaku tersandung dan Aku pun jatuh dari
atasnya. Aku berdiri...”
Suraqa menaiki dan memacu kudanya sekali lagi hingga dia berjarak dekat
dengan Nabi (‫ )ﷺ‬dan Sahabatnya. Abu Bakar Radi’Allahu’anhu kerapkali
menoleh ke belakang untuk melihat apakah dia bisa mengenali pemburunya,
ketika jarak semakin dekat, Abu Bakar Radi’Allahu’anhu mengenalinya.
Dia berkata kepada Nabi (‫)ﷺ‬, keduanya menunduk ke depan dalam mencapai
tujuan: “Yang mengejar kita adalah Suraqa bin Malik!” Belum selesai
ucapannya ketika kuda tersebut kembali tersandung, melempar Suraqa dari
punggungnya. Dia berdiri dengan dipenuhi debu dan memohon ampunan!
Suraqa menyadari bahwa Rasul (‫ )ﷺ‬benar adanya, maka dia memohon ampunan
kepadanya dan meminta beliau berdoa kepada Allah (‫ )ﷻ‬baginya.
Dia menawarkan pada mereka perbekalannya, tetapi mereka berkata: “Kami
tidak memerlukannya. Tapi kau bisa membantu untuk menutupi jejak kami.” 91

91
Sampai dengan bagian ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Al Hakim. Yang lainnya yang terpisah dari baris
terakhir diriwayatkan oleh Muslim. Yang terakhir kecuali baris terakhir diriwayatkan oleh Muslim. Baris
terakhir diriwayatkan oleh Bukhari dan Ahmad.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 168

□ Dia setuju untuk melakukan itu. Sepanjang perjalanan dia bertemu dengan
orang-orang yang masih melakukan pencarian, dia akan berusaha menghentikan
pengejaran mereka dengan berkata: “Rute ini sudah diperiksa.” Di pagi hari dia
bernafsu mengejar mereka, namun di malam harinya dia menutupi jejak
mereka!

Doa
Perjalanan melintasi gurun pasir akan menghabiskan tenaga orang terkuat
sekalipun, lantas bagaimana dengan mereka yang sedang berada dalam
pengejaran dan terancam jiwanya? Hanya mereka yang pernah mengalaminya
yang dapat memahami. Suatu hari kami pergi menempuh perjalanan di bawah
terik sinar matahari dan hampir dibutakan oleh sinar putihnya yang menembus
pasir. Maka kami akan berjalan terburu-buru, melindungi mata kami karena
takut mengalami kebutaan. Namun, ketika anda menghabiskan hari berjalan di
antara bukit dan lembah yang tak ada habisnya, kau akan mulai melihat bahwa
dunia ditutupi dengan debu dan kegelapan. Para pengembara terbiasa tidur siang
di bawah bayangan apapun yang ada, dan di dataran yang rendah dimana
bayangan yang lain akan menutupi mereka ketika matahari sedang tinggi,
pengembara yang lemah akan merasakan kekeringan dan kantuk yang
menerjang.
□ Orang-orang Arab sangat kuat menghadapi cobaan macam ini meskipun
dalam keadaan kekurangan makan dan minum. Anda telah melihat bagaimana
ketika Nabi (‫ )ﷺ‬masih kanak-kanak, menempuh perjalanan yang sama dengan
ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya dan kembali sendirian. Sekarang
beliau mengalaminya lagi di usia 53 tahun, bukan untuk mengunjungi makam
orangtuanya, yang wafat di Madinah, namun untuk kelangsungan dakwahnya,
yang mulai mengakar dengan kuat di Yatsrib setelah mengalami penolakan di
Mekah.
□ Beliau adalah orang yang paling taat dari manusia lainnya dalam
menanamkan keyakinan kepada Allah (‫ )ﷻ‬bahwa pertolongan-Nya pasti datang
dan akan membawa agamanya kepada kejayaan. Bagaimanapun, beliau masih
bersedih atas kerasnya penolakan terhadap Islam dan kebebalan yang harus
dihadapinya sejak awal misi hingga beliau terpaksa mengungsi dalam keadaan
yang sulit ini. Di sinilah beliau, diburu dari Mekah, dimana para pemukanya
menawarkan hadiah yang banyak atas nyawanya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 169

□ Abu Na’im meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬berdoa ketika meninggalkan


Mekah untuk menuju Madinah:
“Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakanku, dan aku bukanlah siapa-
siapa. Ya Allah, kuatkanlah aku dalam menerima cacian, kemalangan dan
cobaan baik siang maupun malam. Ya Allah, temanilah aku di dalam perjalanan
dan lindungilah keluargaku, dan turunkanlah karunia-Mu. Aku lemah di
hadapan-Mu dan aku teguh di dalam pendirianku. Jadikanlah aku hamba yang
Engkau cintai, dan selamatkanlah aku dari orang-orang kafir. Kau adalah
Tuhanku dan Tuhan kaum yang tertindas. Aku memohon perlindungan hanya
kepada-Mu yang menerangi langit dan bumi, dimana Kau usir kegelapan, dan
dimana segala urusan yang pertama dan terakhir (urusan manusia) berada. Aku
berlindung dari murka-Mu. Aku berlindung dari dicabutnya karunia-Mu atas
diriku dan pembalasan-Mu yang datang tiba-tiba, dari hilangnya cinta kasih-Mu
dan datangnya murka-Mu. Dan tidak ada kekuatan yang mampu mengalahkan-
Mu.”
□ Patut diingat bahwa kabar tentang perginya Nabi (‫ )ﷺ‬dari Mekah sudah
menyebar ke seluruh pelosok gurun. Seakan-akan kabel telegram membawa
kabar tersebut bahkan ke tempat yang terjauh sekalipun, dan baik badui dan
penduduk kota mendapatkan kabar tentang Yatsrib itu. Bahkan, orang-orang
Mekah mendapatkan informasi tentang jalur yang diambil Nabi (‫)ﷺ‬, setelah
beliau melewatinya. Para lelaki kebanyakan menyukai kisah kepahlawanan dan
suka menerima tantangan. Dengan cepat mereka menyebarkan kabar hangat ini
dari mulut ke mulut dan menyematkan atmosfir legenda di dalamnya. Banyak
jiwa yang turut merasakan ketegangan atas perburuan terhadap Muhammad (‫)ﷺ‬,
dan menuangkan perasaan mereka ke dalam puisi yang dikumandangkan di
mana-mana meskipun penulisnya tidak diketahui!
□ Seperti halnya yang dikisahkan oleh Asma binti Abu Bakar. Dia berkata:
“Tiga malam lamanya kami tidak mendengar kabar keberadaan Rasulullah
hingga seorang pria datang dari Mekah bagian bawah, menyanyikan beberapa
baris puisi:
“Semoga Allah, Tuhannya manusia, menurunkan karunia-Nya kepada dua
Sahabat yang mendatangi tenda Umm Ma’bad. Mereka tinggal beberapa saat di
sana kemudian melanjutkan perjalanan. Orang yang beruntung adalah dia yang
menjadi Sahabat Muhammad.” Asma melanjutkan: “Ketika kami mendengar

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 170

hal ini kami menyadari arah jalur yang diambil oleh Rasulullah (‫)ﷺ‬: beliau
menuju Madinah.”92
□ Siapakah yang mengumandangkannya? Riwayat mengatakan bahwa dia
adalah jin, dan itu adalah kebiasaan orang Arab dalam menggambarkan puisi
mereka: menurut mereka setiap puisi memiliki sosok jin di belakangnya. 93 Ada
kemungkinan bahwa syair ini dikarang oleh seorang mukmin di Mekah, yang
sedang mencari tahu kabar tentang para pengungsi. Maka dia berbahagia atas
keberhasilan mereka dan menemukan cara untuk mengungkapkan perasaan
terpendamnya melalui puisi yang indah itu. Syair-syairnya merujuk kepada apa
yang terjadi selama perjalanan Nabi (‫)ﷺ‬. Beliau sudah melewati pemukiman
Khuza’ah dimana beliau masuk ke dalam tenda Umm Ma’bad untuk beristirat
sejenak dan meminum air susu kambingnya.

Tiba di Madinah
Sama halnya kabar tentang pengembara yang hebat dan Sahabatnya itu
sampai di Madinah. Penduduknya akan keluar setiap paginya dan mengamati
cakrawala untuk mencari pertanda datangnya beliau dan ketika matahari terik
mereka akan kembali ke rumah dengan penuh harapan dan rasa cemas akan hari
esok. Pada tanggal 12 Rabi’i tahun ketiga belas kenabian, kaum Ansar, seperti
biasa, pergi meninggalkan Madinah untuk mencari Nabi (‫)ﷺ‬. Ketika siang
menjelang dan hawa menjadi terik, mereka akan merasa putus asa dan kembali
ke rumah ketika salah sekaum Yahudi, yang mendaki bukit untuk tujuan
pribadinya, melihat awan debu mendekati kota.

92
Isnadnya tercampur, Ibnu Ishaq menulis di dalam Sirah-nya: “Asma binti Abu Bakar berkata: ‘Tiga malam
berlalu dan kami tidak tahu kemana arah perginya Muhammad (‫ )ﷺ‬hingga seorang jin muncul di dataran rendah
Mekah, menyanyikan bait puisi dari lagu-lagu orang Arab. Orang-orang mengikutinya, mendengar suaranya
namun tidak melihat wujudnya, sampai dia meninggalkan Mekah bagian atas dia berkata...” dan Asma
menyebutkan bait puisinya.
93
Biarkan Saya (yaitu Nasiruddin) berkata: Jika bangsa Arab boleh mengatakan hal ini di masa Jahiliyah,
apakah mereka juga diperbolehkan setelah memeluk Islam? Allah (‫ )ﷻ‬telah membersihkan hati mereka dari
kemewahan. Apakah pantas untuk mengatakan bahwa Asma menyebut seorang mukmin dengan sebutan “Jin”
atau “Syaitan”? Mengapa penulis harus menggunakan istilah yang jauh dari makna sesungguhnya? Apakah anda
tidak melihat riwayat dari catatan sebelumnya bahwa orang-orang mengikuti suaranya namun tidak bisa
melihatnya? Apakah ini manusia? Lebih baik bagi penulis untuk mengabaikan riwayat ini seluruhnya ketimbang
menafsirkannya dengan cara ini. Terutama mengingat riwayat ini lemah.
□ Saya menemukan bahwa Hadits ini dianggap mursal oleh Al Hakim dari jalur Hisyam bin Habish, dan dia
berkata Hadits ini memiliki rantai perawi yang baik. Namun, hal ini diragukan. Al Haithami berkata: “Al
Tabrani meriwayatkannya namun di dalam rantai perawinya terdapat beberapa orang yang tidak kukenali.”
Hadits ini memiliki dua sumber lainnya yang disebutkan oleh Ibnu Katsir di dalam bukunya Al Bidayah. Maka
dengan adanya beberapa sumber Hadits ini tidaklah kurang dari hasan (Baik).

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 171

Dia berteriak dengan kencangnya: “Wahai Bani Oaylah! Orang yang kau
tunggu telah datang! Kakek yang kau tunggu sudah datang!” Kaum Ansar
segera mengambil persenjataan dan menyambut Nabi (‫ )ﷺ‬dengan seruan
“Allahu Akbar” yang bergema di setiap sudut Madinah. Yatsrib pun
bergembira.
□ Al-Barra’ Radi’Allahu’anhu berkata:

“Sahabat Nabi yang pertama kali sampai adalah Mus’ab bin Umayr Radi’Allahu’anhu
dan putra dari Umm Maktum, mereka pun mengajari kami Qur’an. Yang datang
selanjutnya adalah ‘Ammar Radi’Allahu’anhu, Bilal Radi’Allahu’anhu, dan Sa’d
Radi’Allahu’anhu, kemudian Umar bin Khattab Radi’Allahu’anhu bersama kelompok
dua puluh orang penunggang kuda. Lalu datanglah Rasulullah (‫)ﷺ‬, dan tak pernah
kulihat orang-orang begitu bahagia seperti bahagianya mereka menyambut kedatangan
beliau. Aku bahkan melihat para wanita, anak-anak dan budak wanita berkata: “Inilah
Rasulullah yang telah tiba.”94

□ Betapa anehnya perbedaan dalam kehidupan dan manusia! Orang yang


berusaha dibunuh di Mekah namun gagal diterima dengan hangat di Madinah,
dan penduduknya menawarkan perlindungan, persenjataan, dan dukungan yang
berlimpah. Satu poin yang patut dicatat adalah sebagian besar penduduk
Madinah tidak pernah berjumpa dengan Nabi (‫ )ﷺ‬sebelumnya. Maka ketika
beliau tiba mereka tidak bisa mengenali antara dirinya dan Abu Bakar
Radi’Allahu’anhu, dan para wanita yang mengamatinya dari atap rumah
berkata: “Yang manakah beliau?”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬menjadi tamu dari Bani ‘Amir bin ‘Auf selama empat belas malam,
dimana beliau meletakkan pondasi Masjid Quba, masjid Islam pertama yang
dibangun. Allah (‫ )ﷻ‬berfirman pada ayat berikut ini:

‹Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak
hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid
itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.› (Qur’an 9: 108)

94
Hadits sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Al Tayalisi.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 172

Menetap di Madinah
Seorang mukmin akan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan
menemukan kedamaian dimana pun dakwah atas ajaran tersebut diterima
dengan baik dan disebarkan lebih luas. Manusia mencari kebahagiaan dari apa
yang melekat di dalam pikiran dan yang dirindukan oleh mereka. Mereka
memandang dunia ini dan berbagi dengan dunia ini perasaan dan pikiran dari
dalam hati mereka. Oleh karena itu, seorang pencari kepemimpinan dapat
merasa puas atau tidak puas, akan aktif ataupun pasif sesuai dengan dekat atau
jauhnya ia dengan tujuan yang hendak dicapainya.
□ Lihatlah Al-Mutanabbi: betapa banyak eulogi dan satirenya; bagaimana dia
mengembara dari Suriah ke Mesir dan dari Mesir ke tempat lainnya: dan
lihatlah apa yang dikatakannya tentang ucapan orang lain terhadap dirinya dan
hasratnya: “Mereka bertanya kepadaku, kau ini siapa? Di setiap kota, dan apa
yang kau inginkan? Yang kuinginkan terlalu agung untuk disebut.” Dia
menyebutkan dengan jelas tentang yang terlalu agung untuk disebutkan di
manapun: dia meminta untuk dijadikan penguasa wilayah atau sebuah provinsi!
Dengan kata lain, sebagian darinya adalah keberuntungan yang diberikan
kepada para raja dan penguasa. Dan dia bahkan mencari jalan pintas untuk
memenuhi hasratnya dengan bertanya pada kafur: “Abul Misk, apakah masih
ada sisa di dalam cangkir itu yang bisa kuminum? Aku akan menjadi kaya raya
tak lama lagi, dan kau akan minum.”
□ Al Mutanabbi, menurut pendapat Saya, cukup pantas menduduki jabatan
tinggi karena keahliannya. Namun, hasrat yang bersifat duniawi yang dicapai
dengan cepat dan berkeras diisyaratkan oleh kehendak Allah (‫ )ﷻ‬seperti
disebutkan di dalam ayat berikut:

‹Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami


segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami
kehendaki.› (Qur’an 17: 18)

□ Kemudian terdapat orang yang memuja kecantikan dan mengejar wanita,


yang merasa puas bersamanya, dan setelahnya merasa ringan dan rendah.
Mereka berkata: “Aku tidak melihat dunia dengan cahaya pagi; Aku melihat
dunia dengan cahaya yang memancar dari mata.”

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 173

□ Lalu da yang mengejar kekayaan, dan menghabiskan sebagian besar pagi dan
malamnya memeriksa catatan jumlah uangnya, menghitung yang dimilikinya
dan memperkirakan apa yang belum didapatnya. Dia bahkan tidak
menghiraukan kebutuhan akan sandang dan pangan karena tidak ingin
kehilangan harta, yang membutakannya.
□ Bersamaan dengan kelompok orang-orang ini kau akan menemukan
kelompok lain yang senang memberikan pertolongan, nasihat, menjaga
kemakmuran rakyat dan mengorbankan diri mereka untuk dapat menghidupkan
nilai-nilai yang sangat berarti bagi mereka itu. Mereka tidak tidur memikirkan
sudah baikkah kinerja mereka dalam melayani rakyat. Hal yang dapat membuat
hati mereka tenang adalah dengan terus memperbaiki kinerja dan kebahagiaan
terbesar mereka adalah ketika mereka mampu mencapainya. Orang-orang
dengan misi mulia ini bersumpah untuk menjalankan tanggungjawab dan tugas
mereka dengan baik. Penghasilan dan hutang mereka, menetap dan
bepergiannya mereka, pertemanan dan permusuhan mereka, semua kembali
kepada standar yang mereka tetapkan dan jalankan dalam hidup.
□ Manusia yang memiliki tugas terberat untuk dipenuhi, Muhammad (‫ )ﷺ‬bin
Abdullah, yang merupakan manusia langka dalam hal kesungguhan. Sejak
beliau menanggung beban tugas untuk menyingkirkan kegelapan yang tebal
menyelimuti penyembahan berhala dan takhayul di seluruh dunia, tidak ada
yang berhasil mengalihkannya dari tekadnya atau menghalangi jalannya atau
menggoyahkannya dengan godaan atau melemahkannya dengan ancaman.
Perbedaan ruang dan waktu lenyap di hadapannya, karena orang yang asing
baginya menjadi sangat dekat dengannya ketika dia menerima kebenaran, tanah
air yang menolak hidayah ditolaknya, dan mereka yang meyakininya hingga
akhir jaman adalah saudaranya meskipun mereka tidak pernah berjumpa
dengannya.
□ Beliau menghabiskan 53 tahun hidupnya di Mekah hingga kota ini sangat
mengenalnya, namun hari itu beliau pergi menuju ke tanah baru dimana beliau
melihat terpenuhinya apa yang didambakan hati dan buah dari apa yang telah
ditanamnya. Orang-orang yang bergembira dari lubuk hatinya, yang
berkomitmen dengan prinsipnya, tidak membesarkan suatu lingkungan untuk
dirinya sendiri namun untuk prinsip-prinsip yang tercermin padanya. Tak
mengherankan, bahwa Muhammad (‫ )ﷺ‬memasuki Madinah dipenuhi emosi dan
kebanggaan, berbahagia atas kemenangan dari Allah (‫ )ﷻ‬dan melihat masa
depan yang penuh kejayaan dan kemakmuran.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 174

□ Seorang penyair dari Madinah berkata: Dia hidup di antara suku Quraisy
selama sepuluh tahun, berpikir apakah dia akan bertemu seorang kawan atau
orang yang baik hati. Dia berbicara kepada para peziarah dari jauh, dan tetap
saja tidak ada yang memberinya perlindungan ataupun memahaminya. Maka
ketika dia datang kepada kami dan keputusan telah dibuat, berbahagia dan puas
di Taybah (Madinah), dan para tirani nun jauh di sana tak lagi cemas akan
keinginannya, dan dia tidak takut akan pemberontakan manusia, kami
mengorbankan harta benda kami untuknya dan jiwa kami dalam peperangan
maupun kedamaian. Kami menjadi lawan bagi musuh-musuhnya, seluruhnya,
meskipun mereka dahulu adalah teman karib kami, dan kami meyakini tidak ada
Tuhan selain Allah, dan Kitab-Nya adalah pembimbing kami yang tunggal.
□ Pengaturan Hijrah dan penerimaan para pengungsi yang hijrah demi
mempertahankan keimanannya dari segala arah bukanlah tugas yang mudah. Di
masa kini kondisi semacam itu dikategorikan sebagai keadaan darurat yang
membutuhkan solusi cepat.
□ Pernahkah hidup orang besar bebas dari kedaruratan? Saat terjadinya Hijrah
ke Madinah wabah malaria tersebar. Hanya dalam waktu beberapa hari Abu
Bakar Radi’Allahu’anhu dan Bilal Radi’Allahu’anhu jatuh sakit, dan para
Sahabat mulai merasa sedih dengan atmosfir tempat yang menampung mereka.
Seketika perasaan rindu akan kampung halaman mulai bergejolak di hati
mereka.
□ Nabi (‫ )ﷺ‬senantiasa mengajak Sahabatnya untuk bertahan dalam kesulitan
dan berusaha lebih keras dan berkorban demi Islam. Dalam kesempatan ini
beliau berkata: “Tidaklah seseorang meninggalkan kota Madinah karena benci
kepadanya, kecuali Allah akan menggantikannya dengan orang yang lebih baik
darinya, dan tidaklah seseorang tetap tegar atas kesusahan dan kesulitan kota
Madinah, niscaya aku akan menjadi saksi dan pemberi syafaat baginya pada
hari kiamat.”95
Ini adalah caranya dalam menumbuhkan rasa cinta kepada Madinah dengan
harapan mereka sungguh mencintainya dan benci jika harus meninggalkannya.
Aisyah, Semoga Allah ridho kepadanya, meriwayatkan: “Ketika Nabi (‫)ﷺ‬,
tiba di Madinah, Abu Bakar Radi’Allahu’anhu dan Bilal Radi’Allahu’anhu
terserang demam. Aku mengunjungi keduanya dan berkata: “Ayah, bagaimana
keadaanmu? Dan Bilal, bagaimana denganmu?”

95
Sahih: diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dari jalur Sa’d bin Abin Waqqas. Al Bazzar meriwayatkannya
dari jalur Umar Radi’Allahu’anhu seperti dikutip di atas, dan Al Haithami mengatakan rantai perawinya Sahih.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Hijrah Massal: Penyebab dan Dampaknya 175

□ Kapanpun demam menyerang Abu Bakar Radi’Allahu’anhu dia akan


membacakan syair: “Setiap manusia yang terbangun di pagi hari di antara
keluarganya kematiannya akan lebih dekat dibandingkan dengan tali
sepatunya.” Dan begitupun Bilal Radi’Allahu’anhu¸ akan membacakan syair
yang sama ketika terserang demam.
□ Aisyah berkata: “Aku memberitahu Rasulullah (‫ )ﷺ‬tentang hal ini, dan beliau
berkata: “Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan
kami kepada Mekah atau lebih. Ya Allah, jadikanlah kota ini tempat yang baik
dan berikanlan karunia-Mu di dalamnya dan hapuskanlah wabah dan penyakit
daripadanya.”
□ Anas Radi’Allahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬berkata:
“Ya Allah, berikanlah Madinah keberkahan dua kali lipat dari Mekah.”

□ Abu Hurairah Radi’Allahu’anhu meriwayatkan: “Setiap kali Nabi (‫)ﷺ‬


diberikan panen buah pertama, beliau akan berkata: “Ya Allah berilah kepada
kami keberkahan pada buah-buahan kami di Madinah, di dalam sha dan mud
kami, berkah di atas keberkahan. Ya Allah, Ibrahim adalah hamba, nabi, dan
khalil-Mu, dan aku adalah hamba serta nabi-Mu. Dia memohon karunia-Mu
diturunkan di Mekah, dan aku memohon-Mu untuk menurunkan karunia-Mu di
Madinah dua kali lipat dari Mekah.” Kemudian beliau akan memberikan hadiah
kepada anak yang paling kecil. 96
□ Dengan dorongan dan perhatian ini, semangat kaum Muslimin meningkat
tajam, semangat baru dibangun dan masa lalu dilupakan. Hijrah yang
sesungguhnya tidak menarik kembali karunia atau mengungkit-ungkit kembali
pengorbanan ataupun menangisi yang telah terjadi. Alih-alih, seperti puisi
seorang penyair: “Ketika pikiranku teralihkan dari suatu hal, Aku tak pernah
lagi memikirkannya hingga akhir waktu.”

96
Sahih, diriwayatkan oleh Muslim.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

Bab Lima
Terbentuknya Masyarakat Baru

Umat Islam bukanlah sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk bisa
hidup sesuka hati dan pergi ke mana saja selama ada makanan dan hiburan.
Sebaliknya, kaum Muslimin memiliki ideologi yang menggambarkan hubungan
dengan Allah (‫)ﷻ‬, menjelaskan visi hidup, mengatur urusan pribadi sesuai
dengan pola tertentu dan menjalankan urusan umum untuk mencapai tujuan
tertentu. Ada perbedaan besar di antara seseorang yang berkata kepadamu:
“Yang kupikirkan di dunia ini hanyalah hidupku, dan orang lainnya yang
berkata: “Jika Aku tidak mempertahankan kehormatanku, menjaga hak-hakku,
mencari ridho Allah dan berjuang di jalan-Nya, maka kaki ini tidak akan
menggerakkanku dan mata ini tidak akan menuntunku.”
□ Kaum Muhajirin yang pergi ke Madinah tidak serta merta melupakan tanah
kelahiran mereka yang didambakan suatu saat dapat mereka kuasai wilayah dan
kekayaannya. Kaum Ansar, yang menyambut mereka, bermusuhan dengan
bangsa mereka sendiri dan menjadikan kota mereka target serangan seluruh
bangsa Arab, tidak melakukan hal tersebut agar dapat hidup sesuka hati selama
ada kesempatan. Mereka mendambakan bimbingan dari turunnya Wahyu,
mendapatkan ridho Allah (‫)ﷻ‬, dan menyadari tujuan utama dari diciptakannya
manusia dan kehidupan. Mampukah mereka yang mengingkari Tuhan dan
mengutamakan hawa napsu mencapai tujuan mereka jika tanpa bantuan mahluk
hina atau syaitan yang terkutuk?
□ Dari sudut pandang ini Rasulullah (‫ )ﷺ‬segera setelah menetap di Madinah,
memberikan perhatian kepada peletakkan dasar-dasar yang penting bagi
tercapainya misinya. Dasar-dasar utamanya adalah sebagai berikut:
(1) Hubungan antara umat Islam dengan Allah (‫;)ﷻ‬
(2) Hubungan antara sesama umat Islam;
(3) Hubungan antara umat Islam dengan non-Muslim

Masjid
Terkait dengan poin kesatu, Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersegera membangun sebuah
masjid dimana syariat Islam yang telah lama ditekan dapat diamalkan dan di

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

177 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

dalamnya dapat mendirikan solat, mendekatkan manusia kepada Tuhan mereka


dan membersihkan jiwa dari kotornya dunia dan siasat kehidupan duniawi.
□ Berdasarkan riwayat, Nabi (‫ )ﷺ‬membangun masjid di tempat untanya
berlutut, di sebuat tanah kosong milik dua orang anak yatim di bawah
pengasuhan As’ad bin Zurarah. Meskipun kedua anak yatim itu berniat
menyumbangkan tanah tersebut untuk kepentingan Islam, Nabi (‫ )ﷺ‬bersikeras
tetap membayar dengan harga yang pantas. Tanah ini, sebelum dibangunnya
masjid seperti halnya masjid-masjid yang tersebar di pedesaan di Arab Saudi,
dipenuhi dengan pohon kurma dan pepohonan yang baru ditanam, dan terdapat
pula beberapa makam milik penyembah berhala.
□ Nabi (‫ )ﷺ‬memerintahkan pohon-pohon kurma untuk ditebang dan permukaan
makam-makam disejajarkan. 97 Pohon kurma diatur untuk menandakan kiblat
masjid tersebut,98 yang dahulunya adalah kota Yerusalem. Panjang masjid dari
kiblat ke dinding paling belakang adalah 100 dhira 99 dan kedua sisi kira-kira
memiliki panjang yang sama. Bagian pinggir masjid dibangun menggunakan
bebatuan dan dasarnya digali sedalam 3 dhira dan dibangun dengan bata. Nabi
(‫ )ﷺ‬dan para Sahabatnya bahu-membahu dalam mengangkat bata-bata itu di
atas pundak mereka dan dengan bahagia mereka akan bersyair: “Ya Allah, tidak
ada kehidupan kecuali di Hari Akhir nanti, maka berikanlah ampunan-Mu
kepada kaum Ansar dan Muhajirin!” Para Sahabat semakin bersemangat ketika
melihat Nabi (‫ )ﷺ‬turut bekerja keras sama seperti mereka dan tidak suka terlihat
lebih superior dari mereka. Salah satu dari mereka bersyair: “Jika kami hanya
berpangku tangan ketika Rasul bekerja keras, itu adalah perbuatan buruk bagi
kami.”
□ Masjid itu dibangun dengan penuh kesederhanaan: lantainya terbuat dari
pasir dan batu kerikil, atapnya terbuat dari dahan-dahan pohon palem, dan
pilarnya dibangun dari batang pepohonan. Jika hujan turun lantainya menjadi
berlumpur, dan mungkin saja anjing-anjing dapat menerobos masuk melalui
dindingnya.
□ Bangunan yang sederhana ini menumbuhkan malaikat-malaikat di antara
manusia, para pendidik orang-orang besar, dan raja-raja Akhirat. Di masjid
inilah Allah (‫ )ﷻ‬mengijinkan Nabi (‫ )ﷺ‬untuk mendidik mukmin terpilih, dan
menempa mereka dengan kedisiplinan dari surga sejak pagi hingga malam hari.
Kedudukan masjid ini di dalam masyarakat Islam adalah unik. Masjid ini

97
Bebapa makam sudah hampir roboh dan tak terurus, tidak ada yang dikuburkan di sana.
98
Ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan juga yang lainnya dari jalur Anas Radi’Allahu’anhu.
99
Satu dhira setara dengan sehasta, sebuah satuan ukur kuno setara dengan panjang lengan bawah.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

178 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

merupakan sebuah lembaga. Masjid ini adalah sumber bimbingan spiritual dan
material, tempat untuk beribadah, sekolah, dan pusat cita-cita dicapai. Yang
melekat kuat dari kewajiban ibadah dan barisan orang solat adalah perilaku
yang santun dan budaya yang berdasarkan ajaran Islam. Akan tetapi sekarang,
orang-orang, yang tidak mampu membentuk pribadi berdasarkan nilai-nilai
luhur, mencari penghiburan dengan membuat megah masjid-masjid yang berisi
pribadi-pribadi yang dangkal! Berkebalikan dari generasi awal kaum Muslimin.
Mereka menghindari mempercantik masjid namun membersihkan dan
mendisplinkan diri mereka yang merupakan perwujudan ajaran Islam
sesungguhnya.
□ Masjid yang dibangun dengan dedikasi dan usaha Nabi (‫ )ﷺ‬sebelum tugas
lainnya bukan hanya sebuah tanah yang di atasnya hanya dilakukan ibadah solat
saja. Bahkan, seluruh permukaan bumi adalah masjid, dan kaum Muslimin tidak
harus mengkhususkan beribadah di tempat tertentu saja. Ini merupakan simbol
titik berat ajaran Islam, yaitu simbol eratnya hubungan hamba dengan
Tuhannya, yang senantiasa diperbaharui seiring waktu dan berulang siang dan
malam. Tidak mungkin ada nilai-nilai luhur di dalam peradaban yang tidak
beriman kepada Tuhan Yang Esa, lalai terhadap Hari Akhir dan mencampur
adukkan yang baik dan yang bathil. Peradaban yang dibangun oleh Islam
menjadikan manusia selalu mengingat Allah (‫)ﷻ‬, dan pertemuan dengan-Nya
mendorong melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan dan tetap berada
dalam batas yang ditetapkan Allah (‫)ﷻ‬.
□ Kaum Yahudi dan para penyembah berhala di Madinah melihat Nabi (‫ )ﷺ‬dan
para Sahabatnya bekerja membangun masjid dan mempersiapkannya untuk
ibadah. Apakah mereka pernah melihat tindakan yang mencurigakan atau patut
dipertanyakan dari kegiatan ini?
□ Al Baihaqi meriwayatkan dari jalur Abdul Rahman bin Auf100 yang berkata:
“Khutbah pertama yang diberikan Rasulullah (‫ )ﷺ‬di Madinah adalah ketika
beliau berdiri dan memuji Allah (‫ )ﷻ‬dengan cara yang pantas bagi-Nya.
Kemudian beliau berkata: “Untuk melanjutkan: Wahai umatku, kerjakanlah
(amal saleh) untuk kebaikan jiwamu. Kalian tahu, demi Allah, bahwa kalian
akan ditimpa kematian. Lalu Tuhan kalian akan bertanya kepadanya, tidak akan
ada perantara ataupun pelindung di antara mereka: ‘Bukankah Aku telah

100
Ini adalah sebuah kesalahan. Al Baihaqi meriwayatkannya dari Abu Salamah bin Abdul Rahman bin Auf.
Inilah bagaimana Ibnu Katsir mengutip di dalam Al-Bidayah, lalu dia menyatakannya sebagai mursal (lemah).
Ibnu Jafir meriwayatkan versi lainnya dari khutbah pertama dengan rantai perawi yang baik yang sangat berbeda
dengan yang satu ini. Hadits ini juga lemah atas adanya beberapa kerumitan.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

179 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

mengutus Rasul-Ku untuk menyampaikan (ajaran-Ku)? Bukankah Aku telah


melimpahkan kekayaan dan karunia? Lantas apa yang telah kau perbuat?’ Dia
akan menoleh ke kiri dan ke kanan dan yang dilihatnya hanyalah neraka.
Barangsiapa di antara kalian dapat melindungi diri dari panasnya api neraka,
bahkan hanya dengan sebutir kurma, maka lakukanlah, dan barangsiapa yang
tidak memilikinya, berkata baiklah, dengannya amal saleh akan mendapatkan
pahala 10 hingga 700 kali lebih besar dari nilainya. Semoga keberkahan
dicurahkan kepada Rasulullah!”

Persaudaraan
Terkait dengan poin kedua hubungan antara sesama muslim Rasulullah (‫)ﷺ‬
melandaskannya kepada persaudaraan. Ini adalah persaudaraan yang kata “Aku”
tidak ada, dan individu-individu bergerak dengan semangat, minat dan harapan
bagi kelompok mereka, tidak melihatnya sebagai kepentingan individu yang
terpisah. Persaudaraan ini bermakna rasisme di masa jahiliyah harus
dihapuskan; dan hanya untuk Islamlah seseorang menunjukkan antusiasmenya;
segala perbedaan keturunan, warna kulit dan bangsa harus ditiadakan; bahwa
tidak ada ras yang lebih tinggi derajatnya dari ras lain melainkan dari
keberanian dan amal salehnya. Nabi (‫ )ﷺ‬membangun persaudaraan ini menjadi
sebuah kontrak yang harus dijalankan, bukan hanya kata-kata dan perbuatan
yang dikaitkan dengan hubungan darah atau kekayaan, bukan pula hanya
ucapan pembuka yang tidak memiliki dampak.
□ Adanya altruisme, kedermawanan, dan cinta kasih merupakan bagian yang
terpadu dari persaudaraan ini dan mereka memberikan contoh yang indah di
tengah-tengah masyarakat. Kaum Ansar sangat bersemangat dalam menyambut
kedatangan saudara mereka, kaum Muhajirin, bahwa tanah-tanah harus
disiapkan agar para muhajir dapat hidup bersama kaum Ansar. Kaum Muhajirin
sangat menghargai ketulusan ini dan tidak pernah menyalahgunakan atau
memanfaatkan melebihi apa yang mereka butuhkan untuk menjalankan
perdagangan yang bermartabat.
□ Al-Bukhari meriwayatkan:
“Ketika mereka tiba di Madinah Rasulullah (‫ )ﷺ‬mempersatukan Abdul-
Rahman bin Auf dan Sa’d bin al Rabi’ dalam persaudaraan.”
□ Sa’d Radi’Allahu’anhu berkata kepada Abdul Rahman: “Aku adalah orang
terkaya dari kalangan Ansar dan Aku akan membagi dua hartaku untukmu. Aku
memiliki dua orang istri, maka pilihlah di antara mereka yang paling kau sukai:
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

180 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

sebut namanya dan akan kuceraikan dia, dan ketika masa iddah-nya selesai kau
bisa menikahinya.”
□ Abdul Rahman berkata: “Semoga Allah menurunkan keberkahan-Nya kepada
keluarga dan hartamu. Dimanakah pasarmu terletak?” Maka mereka
mengantarkannya ke pasar Bani Qaynuqa, dan dia kembali dengan keju dan
mentega! Kemudian dia pergi keesokan harinya, dan suatu hari kembali dengan
memakai berbagai perhiasan.
Lalu Nabi (‫ )ﷺ‬bertanya: “Apakah ini?”
Dia menjawab: “Aku sudah menikah.”
Nabi (‫ )ﷺ‬bertanya: “Berapa mahar yang kau berikan kepada istrimu?”
Dia menjawab: “Sebongkah emas.”
□ Kekaguman terhadap kedermawanan Sa’d hanya bisa ditandingi dengan
kekaguman terhadap kemuliaan Abdul Rahman. Dia bersaing dengan kaum
Yahudi di pasar mereka sendiri dan mengalahkan mereka. hanya dalam waktu
beberapa hari dia mampu mendapatkan modal untuk menjaga kesuciannya
(yaitu, untuk menikah). Tekad yang mulia merupakan ciri khas keimanan.
Semoga Allah merusak wajah mereka yang bergantung pada Islam, merusaknya
dan merusak namanya hingga menyebabkan kebenaran ini kehilangan
kehormatannya di dunia ini.
□ Rasulullah (‫ )ﷺ‬merupakan saudara tua dari kelompok ini. Beliau tidak merasa
berada di atas mereka dengan jabatan apapun. Sebuah Hadits berkata:

“Jika Aku menjadikan salah seorang dari umatku sebagai teman, Aku akan memilih
Abu Bakar sebagai teman. Namun persaudaraan dalam Islam tentu lebih baik.” 101

Persaudaraan yang sesungguhnya tidak tumbuh dari lingkungan yang keji.


Dimana saja kebodohan, sifat pengecut, kikir, dan rakus berkuasa, persaudaraan
tidak akan ada dan cinta kasih tidak akan berkembang. Jika bukan karena para
Sahabat Nabi (‫ )ﷺ‬yang memiliki sifat mulia dan bersatu di atas prinsip yang
baik, dunia tidak akan mencatat adanya persaudaraan yang mendalam di jalan
Allah (‫)ﷻ‬. Konsep mulia yang mempersatukan mereka dan contoh tak bercela
yang membawa mereka kepadanya adalah dua hal yang menumbuhkan di dalam
diri mereka nilai-nilai luhur dan kehormatan dan tidak meninggalkan ruang
sedikitpun untuk sifat-sifat buruk.

101
Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dari jalur Ibnu Abbas.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

181 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

□ Terlebih lagi, Muhammad (‫ )ﷺ‬adalah seorang pria yang memiliki begitu


banyak keluhuran yang meninggalkan jejak di dalam kehidupan manusia, dan
beliau merupakan cermin kesempurnaan tertinggi yang dapat dicapai oleh
manusia. Tak heran, jika mereka yang dilatih olehnya dan senantiasa
membantunya adalah orang-orang yang berani, terpercaya, dan dermawan.
Cinta seperti mata air yang mengalir begitu derasnya. Tidak diperlukan
peralatan untuk mengekstrak airnya. Sama halnya dengan persaudaraan yang
tidak dapat dipaksakan melalui undang-undang dan peraturan. Persaudaraan
hanya dapat timbul jika manusia memberantas keegoisan, kerakusan Adanya
persaudaraan di antara yang pertama-tama memeluk Islam adalah karena
mereka telah mencapai tingkat yang lebih tinggi di dalam semua aspek
kehidupan mereka melalui Islam, dan menjadi bersaudara sebagai sesama
hamba Allah (‫)ﷻ‬. Namun, jika mereka menjadikan diri mereka budak hawa
napsu, mereka tidak akan membiarkan satu dengan yang lainnya hidup.
□ Penekanan Islam terhadap nilai perilaku yang mulia dalam membangun
persaudaraan tidak menegasikan fakta bahwa seorang pemimpin harus
membangun sistem masyarakat agar setiap warganya mendapatkan hak serta
melaksanakan kewajibannya. Jika seseorang tidak menjalankan tugasnya, maka
dia akan dipaksa. Hal ini serupa dengan pendidikan yang diwajibkan, pajak,
wajib militer, dsb.
□ Ikatan persaudaraan tetap didahulukan dibandingkan keluarga sedarah dalam
masalah warisan hingga Perang Badar, ketika ayat Qur’an di bawah ini
diturunkan:

‹Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak


terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. › (Qur’an 8: 75)

Dengan demikian harta warisan di dalam persaudaraan dibatalkan dan


menjadi hak bagi keluarga sedarah. Bukhari meriwayatkan dari jalur Ibnu
Abbas tentang penjelasan ayat berikut ini:
‹Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan
karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang
yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka
bahagiannya.› (Qur’an 4: 33)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

182 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

Dia berkata: Ketika Muhajirin tiba di Madinah, seorang Muhajir akan


mendapat warisan dari seorang Ansari dengan pengecualian kerabatnya. Ini
terjadi karena adanya ikatan persaudaraan yang telah dipersatukan oleh Nabi
(‫)ﷺ‬. Maka ketika ayat (Bagi tiap-tiap harta peninggalan...) diturunkan, praktik
di atas dibatalkan lalu sisa ayat diturunkan: “Dan (jika ada) orang-orang yang
kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka
bahagiannya.”
Dengan kata lain, berikan bagian mereka sebagai dukungan, kemurahan hati
dan nasihat mengingat mereka tidak berhak lagi mewarisi, meskipun mereka
masih tetap bisa mendapatkan bagian dengan wasiat.
□ Diriwayatkan rincian tentang persaudaraan ini bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬menjadikan
Ali Radi’Allahu’anhu sebagai saudaranya, Hamza sebagai saudara Zaid, Abu
Bakar Radi’Allahu’anhu sebagai saudara dari Kharijah, dan Umar
Radi’Allahu’anhu saudara dari ‘Utban bin Malik, dsb. Beberapa ulama
meragukan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬dan Ali Radi’Allahu’anhu menjadi saudara.
Namun, hal ini didukung oleh Hadits shahih dimana Nabi (‫ )ﷺ‬mengumumkan
bahwa Ali Radi’Allahu’anhu baginya adalah seperti Harun AS bagi Musa
AS.102 Namun hal ini, tidak mengecilkan posisi Abu Bakar Radi’Allahu’anhu
dan kelayakannya atas kepemimpinan.

102
Menurut Saya tidak ada bukti yang mendukung ini mengingat persaudaraan yang dimaksud lebih spesifik
dari hubungan (antara Musa AS dengan Harun AS), dan yang lebih spesifik tidak dapat dibuktikan dengan yang
sifatnya lebih umum. Maka persaudaraan harus dapat dibuktikan dengan rujukan spesifik. Saya telah
mempelajari Hadits dalam isu ini dan menemukan bahwa di rantai perawinya terdapat pembohong.
Yang paling terkenal adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Al Tirmidzi dan Al-Hakim dari Hakim bin
Jubair dari Jami bin Umair dari Umar RA. Riwayat ini berisi bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬mempersatukan para Sahabatnya
di dalam persaudaraan, dan Ali RA datang kepadanya, dengan berlinang air mata dan berkata, “Ya Rasulullah
(‫)ﷺ‬, kau telah mempersatukan para Sahabatmu di dalam persaudaraan dan kau tidak mempersatukanku dengan
siapapun.”
Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab: “Kau adalah saudaraku di dunia dan Akhirat nanti.”
Al Tirmidzi berkata: “Ini adalah Hadits yang baik dan kuat.”
Al-Mubarakpuri memberikan komentarnya untuk Hadits ini dan berkata bahwa Hakim bin Jubair adalah
lemah dan dicurigai sebagai Syiah. Menurut Saya baik dia dan Al Tirmidzi melewatkan kelemahan
sesungguhnya dari Hadtis ini, yaitu Jami’i bin Amir adalah seorang rafida (anggota kelompok ekstrimis) yang
suka mengada-ada. Dia juga berkata: ‘Amir adalah salah satu pembohong besar.”
Al Dhahabi kemudian mengutip Hadits ini.
□ Hadits yang dipertanyakan ini juga diriwayatkan oleh Salim bin Abu Hanifah al Kahili, dan Al-Kahili juga
dinyatakan pembohong oleh Ibnu Abi Shaybah dan Musa bin Harun. Juga Daruqutni berkata: “Dia adalah orang
yang suka memalsukan Hadits.”
□ Siapapun yang ingin mempelajari Hadits lain dan kelemahannya bisa merujuk kepada Al-Majm’a dan Al-
La’li Masnu’ah.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

183 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

Non-Muslim
Terkait dengan poin ketiga yaitu hubungan umat Islam dengan non-Muslim
Nabi (‫ )ﷺ‬membangun undang-undang yang toleran dan simpatik yang tidak
pernah ada sebelumnya di dunia yang dipenuhi rasisme dan prasangka.
Siapapun yang berpikir bahwa Islam adalah agama yang tidak dapat hidup
berdampingan dengan agama lain, dan bahwa kaum Muslimin adalah orang-
orang yang tidak akan tenang sebelum berhasil menguasai dunia, adalah salah,
atau bahkan, bias dan terlalu frontal.
□ Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬tiba di Madinah beliau mengetahui bahwa ada orang-kaum
Yahudi yang menetap di sana dan para penyembah berhala yang merupakan
penduduk asli wilayah itu. Beliau tidak memiliki niat untuk memerangi orang-
orang ini. Sebaliknya, beliau menerima keberadaan kaum Yahudi dan
penyembah berhala dengan tangan terbuka, dan menawarkan perjanjian
kesetaraan, mereka bisa menjalankan agama mereka begitu pun Nabi (‫)ﷺ‬
menjalankan agama Islam.
□ Kita akan mengutip beberapa hal dari perjanjian dengan kaum Yahudi
sebagai bukti sikap Islam dalam hal ini. Klausa tersebut menyatakan:
Bahwa Muslim dari suku Quraisy dan dari Yatsrib dan semua pengikutnya,
bersama-sama akan ber-jihad sebagai satu umat. Bahwa mukmin harus bersatu
melawan mereka yang memberontak atau mencoba menyebarkan kejahatan,
perbuatan dosa, pelanggaran atau kerusakan di kalangan mukmin, bahkan jika
dia adalah putra seorang mukmin.
Bahwa tidak ada penyembah berhala yang boleh memberikan suaka bagi
kekayaan atau jiwa seorang dari Quraisy dan tidak boleh menghalangi seorang
mukmin mendapatkan akses untuknya.
Tidak diijinkan bagi seorang mukmin, yang telah menerima pakta ini dan
beriman kepada Allah (‫ )ﷻ‬dan Hari Akhir, untuk memberikan pertolongan
kepada seorang penjahat atau memberinya tempat bernaung; dan barangsiapa
yang melakukannya akan mendapatkan murka dan amarah Allah (‫ )ﷻ‬di Hari
Pembalasan, dan tidak ada kompensasi bagi pelaku ini.
Bahwa kaum Yahudi harus memberikan sumbangan kepada kaum mukminin
apabila terjadi peperangan.
Bahwa Yahudi dari Bani ‘Auf adalah orang beriman, dan kaum Yahudi
memiliki hak untuk tetap menjalankan agama mereka seperti halnya kaum
Muslimin berhak menjalankan agamanya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

184 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

Bahwa kaum Yahudi dari Bani al Najjar, Al-Harits, Sa’idah, Bani Jasham,
Bani Aus, dsb akan mendapatkan hak yang sama dengan Bani ‘Auf.
Bahwa kaum Yahudi harus menanggung sendiri kebutuhan finansial mereka
seperti kaum Muslimin menanggung sendiri kebutuhan finansialnya, dan
mereka (kaum Yahudi dan Muslimin) harus saling tolong-menolong melawan
siapapun yang menyulut peperangan pada mereka yang mengikuti perjanjian
ini.
Bahwa di antara mereka haruslah menegakkan ketulusan, saling menasihati
dan menebarkan kebaikan.
Bahwa seseorang tidak bersalah apabila sekutunya berbuat kesalahan;
bantuan harus diberikan kepada mereka yang didzalimi; dan siapapun yang
mendapatkan suaka dianggap sebagai dirinya sendiri selama tidak terluka atau
berbuat dosa.
Bahwa Allah (‫ )ﷻ‬menjadi saksi atas hal-hal yang saleh dan berbudi yang
disebutkan di dalam dokumen ini.
Bahwa semua harus saling menolong apabila terjadi serangan mendadak atas
Yatsrib.
Bahwa siapapun yang pergi akan mendapatkan keamanan dan siapa yang
tinggal di Madinah juga akan mendapatkan keamanan, kecuali mereka yang
dzalim dan perbuatan dosa.
Dan Allah (‫ )ﷻ‬adalah sebaik-baik Pelindung bagi orang yang saleh dan
bertakwa [kepada-Nya].103
□ Dokumen ini menunjukkan hasrat kaum Muslimin yang dengan tulus ingin
bekerja sama dengan kaum Yahudi di Madinah untuk menciptakan kedamaian
dan ketenangan di seluruh kota dan untuk menghentikan segala bentuk
pelanggaran atau keonaran, apapun agama pelakunya. Dokumen ini dengan
jelas menyatakan bahwa kebebasan beragama adalah jaminan. Maka tidak ada
bahkan sekedar pikiran sesaat untuk menyerang suatu grup tertentu atau
menindas kaum yang lemah. Sebaliknya, kata-kata di dalam dokumen ini
dengan jelas menekankan pertolongan bagi mereka yang tertindas, perlindungan
bagi yang mencari suaka, dan penjagaan hak-hak umum maupun hak khusus.
Perjanjian ini mencari ridho Allah (‫ )ﷻ‬untuk yang paling saleh dan baik,
sebagaimana juga mencari laknat Allah (‫ )ﷻ‬atas orang-orang yang berkhianat
dan licik.

103
Ibnu Ishaq meriwayatkan dokumen ini tanpa ada sebab (rantai perawi).

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

185 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

□ Kaum Muslimin dan Yahudi sepakat untuk mempertahankan Yatsrib jika


musuh menyerang, dan mereka akan membiarkan orang-orang yang hendak
meninggalkan Madinah dan juga mereka yang tetap tinggal selama kesuciannya
terjaga. Harus diperhatikan bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬menyebutkan di dalam dokumen ini
permusuhan yang masih berjalan antara kaum Muslimin dan penyembah
berhala dari Mekah, dan beliau mengumumkan penolakannya atas segala bentuk
kerjasama dengan mereka dan melarang pemberian bantuan dalam bentuk
apapun. Dapatkah memperkirakan hal lain dari orang-orang yang darah masih
mengalir dari luka-lukanya atas serangan suku Quraisy dan sekutu mereka?
□ Apakah kaum Yahudi menaati perjanjian ini? Hampir dipastikan mereka
tidak menjalankan dengan sungguh-sungguh ketika bersepakat dalam perjanjian
ini. Masalah dari perjanjian adalah ketaatan padanya hanya bertahan selama
seseorang melihat ada keuntungan pribadi yang bisa diperolehnya. Dan ketika
perjanjian menghalangi diperolehnya kepentingan pribadi, maka ketaatan
kepadanya menjadi kendur dan seseorang akan mencari kesempatan untuk tidak
lagi terikat dengannya. Kaum Yahudi senantiasa membangun kekuatan materi
dan politik mereka dengan mengadu domba bangsa Arab. Namun, ketika bangsa
Arab memeluk Islam, perbedaan mereka lambat laun hilang dan waktu
menunjukkan bahwa Islam akan menjadikan mereka sebagai satu bangsa. Maka
kaum Yahudi mulai merasa cemas. Mereka dipenuhi dengan kegelisahan.
Mereka pun segera membuat plot melawan agama baru ini dan menunggu
pengikutnya.
□ Kaum Yahudi di Madinah bahkan mencerminkan suasana yang dipenuhi
kemaksiatan dan kehinaan berbalut agama yang diperjualbelikan dengan
prinsip-prinsip surgawi. Ciri-ciri yang menonjol dari lingkungan ini adalah iri
hati, kemunafikan, basa-basi kepada pihak luar tanpa kesungguhan, serta
kecintaan akan perselisihan. Dan dibalik semua itu adalah jiwa-jiwa yang licik
dan pikiran yang rusak.
Bisa jadi kedekatan mereka dengan bangsa Arab membuat mereka memiliki
nilai-nilai luhur masyarakat gurun pasir seperti kedermawanan dan keberanian.
Namun, rasisme menguasai mereka dan nilai-nilai luhur tersebut terperangkap
di dalam diri mereka seperti pelapis dinding yang menutupi dinding yang
berlubang.
□ Seseorang akan menyangka bahwa kaum Yahudi akan menyambut hangat
Islam. Meskipun jika mereka tidak melakukannya, setidaknya kaum Yahudi
tidak melawan sesengit para penyembah berhala, mengingat Muhammad (‫)ﷺ‬

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

186 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

mengajak kepada ajaran monoteisme, perilaku yang baik dan perbekalan diri
untuk kehidupan di Akhirat nanti. Agamanya menjunjung tinggi Musa, memuji
Kitabnya dan menyeru kaum Yahudi untuk melaksanakan hukum-hukumnya
dan membatasi diri dengannya. Kaum Yahudi, pada awalnya, tetap diam
meragu kemudian menunjukkan perlawanan mereka secara terbuka.
□ Dapat ditemukan rujukan di berbagai ayat Qur’an tentang jenis sambutan
yang diharapkan. Contohnya, ketika penyembah berhala menolak kenabian
Muhammad (‫)ﷺ‬, kemudian orang-orang yang Yahudi dan Nasrani yang
kepadanya diturunkan kitab suci seharusnya menjadi saksi atas kenabian itu.

‹Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul".


Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara
orang yang mempunyai ilmu Al Kitab.”› (Qur’an 13: 43)

Dan ketika para penyembah berhala menolak peringatan Allah (‫)ﷻ‬, Ahli
Kitab seharusnya menyadarinya ketika peringatan datang kepada mereka:

‹Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al Quran)
kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran. Orang-orang yang telah Kami
datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman (pula)
dengan Al Quran itu.› (Qur’an 28: 51-52)

□ Anda akan terkesima dengan bagaimana sikap kaum Yahudi yang juga
menentang ketentuan Allah (‫ )ﷻ‬seperti halnya para penyembah berhala,
mengabaikan hukum-Nya dan menghina-Nya. Jika Islam memurkai seseorang
yang mengatakan bahwa Allah (‫ )ﷻ‬memiliki putra, apakah berwujud manusia
ataupun batu, lantas apa yang akan anda katakan tentang orang yang
menggambarkan Tuhan langit dan bumi sebagai mahluk yang miskin dan kikir?

‹Orang-kaum Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan


merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang
telah mereka katakan itu.› (Qur’an 5: 64)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

187 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

‹Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan:


"Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan
mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar,
dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang
mem bakar.”› (Qur’an 3: 181)

□ Akan tetapi Islam, membiarkan orang-orang bebal ini tetap pada kesesatan
mereka dan tidak membasmi kekafiran mereka dengan peperangan. Cukup
dengan mengajarkan risalahnya, mengungkapkan kebenarannya dan memenuhi
kehidupan dengan ayat dan pertandanya. Mereka yang menemukan kedamaian
darinya dan memasukinya akan merasakan keuntungannya. Jika tidak mereka
akan dibiarkan begitu saja dan Islam tidak akan mengharapkan apapun dari
mereka kecuali kesopanan dan perdamaian dan memberikan jalan bagi
kebenaran tanpa menghalang-halanginya dan merasa berat hati terhadapnya.
□ Nabi (‫ )ﷺ‬datang ke Madinah dan menegakkan perdamaian dengan kaum
Yahudi. Beliau menerima hinaan mereka dengan kesabaran sampai beliau
melihat mereka bersatu untuk menghancurkan diri dan agamanya. Saat itulah
beliau mulai melawan mereka dan terjadi beberapa insiden antara beliau dan
mereka yang akan kita bahas di bab yang lebih sesuai.
□ Dengan ketakwaan dan ketaatan kepada Allah (‫)ﷻ‬, sisi spiritual dari
masyarakat baru itu diciptakan dengan ketulusan persaudaraan, strukturnya
saling menopang dan pondasinya kuat. Dengan keadilan, persamaan hak, dan
kerjasama, kebijakan terhadap masyarakat luar disusun dan pemeluk agama lain
diikutsertakan di dalam perjanjian. Dampaknya, situasi menjadi stabil dan kaum
Muslimin menemukan ruang yang cukup untuk membangun ulang kekuatan dan
menjalankan urusan mereka.

Yang Terpilih
Mukmin yang memiliki kesempatan untuk menjadi Sahabat Nabi (‫)ﷺ‬, hidup
berdekatan dengannya, mengambil pelajaran tentang kesucian dan
kesempurnaan yang tidak bisa didapatkan oleh orang lain. Jiwa seseorang akan
bergembira ketika membaca kisah kepahlawanan. Bahkan, mereka yang
menyaksikan akting dari cerita yang hebat tergerak hatinya oleh suasana buatan
itu: mereka tertawa dan menangis, mereka tenang dan bergejolak. Lantas, apa
pendapatmu tentang orang-orang yang mengikuti jejak manusia yang kepadanya

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

188 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

Wahyu diturunkan, yang kehadirannya memancarkan kesempurnaan, dan yang


membungkus orang-orang di sekitarnya dengan aura kesucian? Ketika jiwa
mereka meredup dalam berbuat kebaikan beliau membakar semangat mereka,
ketika hasrat meracuni tindakan mereka beliau mensucikan dan mengembalikan
cahaya jiwa mereka. Manusia hebat akan memancarkan aura yang
menyelubungi sekeliling mereka. Seperti lampu redup yang menerangi jika
ditempatkan bersebelahan dengan lampu yang sangat terang, sama halnya ketika
manusia biasa memiliki hubungan yang dekat dengan manusia hebat maka
mereka akan merasakan pengaruhnya dan mengikuti jejaknya.
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬dikelilingi oleh sekelompok orang saleh yang menjadi murid
kepercayaannya. Sebagai akibat mendampinginya, hati mereka dibersihkan dan
sifat mereka menjadi begitu bening hingga cahaya inspirasi menembusnya dan
memancarkan kebijakan dan pemikiran yang baik. Jangan mengira kecerdasan
yang kuat, terlepas dari kemampuan bawaannya, dapat mencapai kesempurnaan
dengan sendirinya. Apabila tidak mendapatkan bimbingan dari kekuatan utama,
maka akan menjadi tidak fokus dalam menggapai tujuannya atau berada di jalur
yang benar. Seperti seorang pilot yang tersesat di udara akibat kabut tebal,
meskipun pilot itu berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki peralatannya
dan mengirimkan sinyal, jika tidak ada seorang pun yang membimbing dan
mengarahkan untuk pendaratan, maka dia akan terus berputar-putar di angkasa
hingga kekacauan terjadi.
□ Betapa banyak filsuf yang menyelesaikan permasalahan semesta alam dan
kehidupan! Banyak dari mereka yang tidak bisa melihat kebenaran meski
pencarian mereka sudah berlangsung lama, dan banyak lainnya yang
menghabiskan begitu banyak waktu sebelum akhirnya menemukan kebenaran.
Jika saja mereka mau mengikuti jejak para Nabi, tugas mereka akan selesai
hanya dalam waktu beberapa hari tanpa harus berkeliaran dan terjatuh. Lebih
lagi, manusia tidak hanya memiliki akal. Sebelumnya, hati harus dibersihkan
terlebih dahulu dari hawa napsu dan dosa, dan diselamatkan dari kesengsaraan
dan kegelapan. Hati lah yang harus menguasai manusia untuk membimbing
kepada kebaikan dan cinta kasih, serta keindahan dan rahmat.
□ Nabi-nabi mulia adalah manusia yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan
jiwa, dan manusia-manusia yang menyerupai mereka adalah yang mengikuti
jejak para nabi. Yang paling menonjol di antara mereka adalah yang
menghabiskan hidup mendampingi para nabi, turut merasakan kesulitan dari
misi dan perjuangannya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

189 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

□ Abdullah bin Mas’ud berkata:


Barangsiapa yang ingin mengikuti Sunnah dari siapapun, biarlah mengikuti
Sunnah dari orang yang sudah meninggal karena tidak ada jaminan bagi yang
masih hidup dapat menolak godaan.
□ Mereka adalah para Sahabat Nabi Muhammad (‫)ﷺ‬. Merekalah umat
terbaiknya, yang hatinya paling bersih, yang pengetahuannya paling banyak dan
yang paling sedikit bermewah-mewahan. Allah (‫ )ﷻ‬memilih mereka untuk
menjadi Sahabat Nabi-Nya (‫ )ﷺ‬dan untuk menegakkan din-Nya. Maka
hargailah kehebatan mereka, ikutilah jejak mereka dan contohlah dengan tekun
sifat-sifat dan cara hidup mereka, karena itulah jalan yang benar.
Tidak ada keraguan bahwa Sahabat Muhammad (‫ )ﷺ‬lebih tinggi derajatnya
dari Sahabat Musa dan Isa. Sejarah perjalanan keimanan, jihad, dan perjuangan
mereka dalam menyebarkan dakwah bagi generasi selanjutnya sangat lengkap
dan terbukti, tidak palsu atau diselewengkan, tidak seperti sejarah yang lainnya.
□ Kami merasa penting untuk menjelaskan pendahuluan ini sebelum membahas
Adzan dan asal usulnya. Sejak berdirinya Islam terdapat indikasi jelas bahwa
manusia dapat mencapai kehebatan jika mereka mau mensucikan diri, membela
kebenaran dan menjadi inspirasi.
□ Ibnu Ishaq berkata:
Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬tiba di Madinah orang-orang akan solat tepat waktu tanpa
adanya pengumuman terlebih dahulu. Maka Nabi (‫ )ﷺ‬berpikir untuk
menggunakan sejenis terompet seperti kaum Yahudi ketika mengumumkan
datangnya waktu beribadah. Lalu beliau memerintahkan agar membuat gong
untuk dipukul ketika waktu solat tiba.
□ Saat hal itu dilaksanakan, Abdullah bin Zaid bin Tha’labah bermimpi tentang
panggilan solat. Diapun mendatangi Rasulullah (‫ )ﷺ‬dan berkata:
“Ya Rasulullah, semalam aku bermimpi. Seorang lelaki memakai dua lapis jubah
berwarna hijau melewatiku dan tangannya menggenggam gong.
□ Aku berkata: ‘Wahai hamba Allah, apakah akan kau jual gong ini?’
Dia menjawab: ‘Mau kau gunakan untuk apa?’
□ Aku berkata: ‘Untuk digunakan sebagai panggilan solat.’
□ Dia berkata: ‘Bolehkah kutunjukkan yang lebih baik darinya?’
Aku berkata: ‘Apakah itu?’
Dia berkata: ‘Ucapkanlah: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Ashhadu an laa ilaha illa-llah (sebanyak dua kali)
Ashhadu anna Muhammadan rasulu-ullah (sebanyak dua kali)
Hayya ‘ala al salah (sebanyak dua kali)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

190 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

Hayya ‘ala al falah (sebanyak dua kali)


Allahu Akbar, Allahu Akbar,
La Ilaha illa-llah.’
□ Ketika Nabi (‫ )ﷺ‬mendengar hal ini, beliau berseru: “Itu adalah petunjuk dalam
mimpi, insya’Allah. Berdirilah dengan Bilal dan beritahu dia ucapan itu agar dia dapat
mengumandangkannya, karena suaranya yang lebih keras dan indah daripadamu.”
□ Ketika Bilal Radi’Allahu’anhu mengumandangkan panggilan solat, Umar
Radi’Allahu’anhu mendengarkannya saat berada di rumah. Dia bergegas menemui
Nabi (‫)ﷺ‬, menarik jubahnya. Dia berkata: “Ya Nabi Allah! Demi Dia yang
menurunkan kebenaran bagimu, aku bermimpi hal yang sama!”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬berkata:
“Terpujilah Allah.”104
Versi lainnya mengatakan: “Rasulullah (‫ )ﷺ‬memerintahkan Bilal
Radi’Allahu’anhu dan diapun mengumandangkannya.”105
□ Az Zuhri berkata: “Bilal Radi’Allahu’anhu menambahkan dalam adzan solat
subuh: ‘Al salatu khairum minan naum’ (dua kali) dan Nabi (‫)ﷺ‬
menyetujuinya.106
□ Di dalam Hadits lainnya Umar Radi’Allahu’anhu dikisahkan melihat dalam
mimpi seseorang berkata:

“Jangan menggunakan gong untuk memanggil solat.” Umar Radi’Allahu’anhu


kemudian pergi menemui Nabi (‫ )ﷺ‬untuk menceritakan mimpinya tetapi Wahyu
sudah terlebih dahulu turun kepadanya. Umar Radi’Allahu’anhu terkejut
mendengar Bilal Radi’Allahu’anhu mengumandangkan panggilan solat, dan

104
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq di dalam Al-Maghazi-nya. Dia berkata: “Muhammad bin Ibrahim Al Harits
meriwayatkan kepadaku dari Muhammad bin Abdullah bin Zaid bin Tha’labah dari ayahnya...” dan ini adalah
rantai perawi yang shahih. Ini juga diriwayatkan oleh Abu Daud, Darimi, Ibnu Majah, Al-Daraqutni, Baihaqi,
dan Ahmad, semua dari Ibnu Ishaq. Al Tirmidzi meriwayatkannya dalam versi yang lebih pendek dan dia
berkata ini Hadits yang shahih. Beberapa ulama lainnya juga menganggapnya Hadits yang shahih dan Saya
sudah menyebutkan nama mereka di buku Sahih Sunan Abi Daud.
105
Versi ini tidak diperlukan karena serupa dengan yang sebelumnya.
106
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Al Zuhri dengan rantai perawi yang lemah, Ahmad juga meriwayatkan
hal yang serupa tetapi rantai perawinya terputus. Bagaimanapun, makna dari Hadits ini baik mengingat banyak
Hadits lain yang mendukungnya, beberapa di antaranya Saya kutip di dalam buku Saya Al Thamar al-Mustajab
al Fiqh al Sunnah wal Kitab. Contohnya, Anas RA meriwayatkan: “Tatswib (Assalatu khairum minannaum)
dikumandangkan di solat subuh setelah mengumandangkan ‘Hayya-ala-falah’ muazzin berkata ‘Assalatu
khairum minannaum’ dua kali.” Ini diriwayatkan oleh Al-Darqutni, Tahawi, dan Baihaqi, dan yang terakhir
berkata rantai perawinya shahih. Catatan: jelas bagi ulama fiqh bahwa Bilal RA-lah yang biasa
mengumandangkan adzan pertama untuk solat subuh. Jika kita gabungkan ini dengan bahasan sebelumnya,
hasilnya adalah Sunnah untuk mengucapkan tatswib pada adzan pertama, bukan yang kedua. Fakta ini
disebutkan dengan jelas dalam pernyataan Ibnu Umar: “Pada adzan pertama setelah ‘Al-Falah’ diucapkan
Assalatu khairum minan-naum, Assalatu khairum minan-naum.” Tahawi dan yang lainnya meriwayatkannya
dengan rantai perawi yang shahih, seperti dikatakan Ibnu Hajar di dalam Al Talkhis.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

191 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

ketika dia memberitahu Nabi (‫ )ﷺ‬tentang mimpinya, Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab:


“Wahyu sudah mendahuluimu.”107

Ini membuktikan bahwa Wahyu turun untuk menegaskan mimpi Abdullah


bin Zaid.
□ Seruan yang indah ini yang berkumandang secara teratur, menghujam telinga,
menggerakkan hati dan memanggil manusia untuk berdiri di hadapan Allah (‫)ﷻ‬,
ditunjukkan dalam mimpi kepada orang yang pikirannya terang. Orang itu
bergegas menuju Nabi (‫ )ﷺ‬untuk menceritakan mimpinya secara detail, yang
kemudian menjadi panggilan kepada kaum Muslimin untuk solat selama solat
tetap ditegakkan di muka bumi ini.
□ Keharmonisan antara manusia dengan Wahyu adalah batas pencerahan dan
puncak kesempurnaan. Ini adalah pertanda bahwa petunjuk telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari manusia, sehingga mereka tetap teguh dalam
keadaan sadar maupun tidur dan mereka menjalankannya dan kemudian
mengintrospeksi diri. Nabi (‫ )ﷺ‬membiarkan para Sahabatnya tenggelam dalam
Wahyu yang turun kepadanya dari langit. Beliau membacakannya kepada
mereka dan mereka membacakannya kepada beliau sebagai tanda akan tugas
yang harus mereka emban untuk dakwah dan tanggungjawab terhadap misi.
Sebagai tambahan, mereka harus bercermin darinya dan memahami maknanya.
□ Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Nabi (‫ )ﷺ‬bersabda kepadanya:
“Bacakanlah Qur’an kepadaku.”
□ Dia berkata: “Ya Rasulullah, haruskah aku membacakan Qur’an yang
diturunkan kepadamu?”
□ Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: “Aku senang mendengarkan orang lain membacakannya.”
Abdullah berkata: “Maka kubacakan kepadanya Surat An-Nisa hingga sampai
ayat:

‹Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan


seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). › (Qur’an 4: 41)

Kemudian beliau berkata: “Sudah cukup.”


Abdullah menoleh kepadanya dan melihat beliau bercucuran air mata. 108 Di
dalam satu versi terdapat tambahan, yang diucapkan oleh Nabi (‫)ﷺ‬:
107
Rantai perawinya tidak lengkap kerana Hadits ini mursal.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

192 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

“Aku adalah saksi selama Aku bersama mereka.”


□ Jika manusia dapat dipandu dengan kalimat adzan oleh hati mereka yang
suci, setia kepada ibadah yang benar, maka ada para Sahabat Muhammad (‫)ﷺ‬
yang juga menyerap makna keimanan dan mendedikasikan diri mereka secara
tulus kepada kenabian hingga Allah (‫ )ﷻ‬memerintahkan Nabi (‫ )ﷺ‬untuk
membacakan beberapa Surat dari Qur’an kepada mereka sebagai pujian atas
derajat mereka di sisi Allah (‫ )ﷻ‬dan juga atas keteguhan mereka.
□ Anas bin Malik Radi’Allahu’anhu berkata bahwa Rasulullah (‫ )ﷺ‬bersabda
kepada Ubay bin Ka’b:
“Sungguh Allah telah memerintahkanku untuk membacakan kepadamu Al
Bayyinah.”
Ubay berkata: “Apakah Dia menyebut namaku?” Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab ya.
Di dalam versi lain Ubay bertanya: “Apakah Allah menyebutkan namaku
kepadamu?” beliau menjawab, “ya.” Ubay berkata: “Apakah namaku
disebutkan oleh Tuhan Semesta Alam?” Beliau menjawab, “ya,” dan Ubay pun
menangis terharu. 109

Makna Ibadah
Rahasia keimanan dan derajat yang tinggi yang didapatkan para Sahabat
adalah kedekatan mereka dengan Allah (‫ )ﷻ‬dengan cara yang benar. Mereka
tidak merasakan, seperti halnya manusia lain, keengganan atau ketidaksukaan
menjalankan perintah-Nya, mereka tidak pula mengalami gangguan atau
kebingungan.
□ Terdapat dua sifat alami manusia yang telah dikenal: kekaguman kepada
kehebatan dan pengakuan terhadap kebaikan. Ketika anda melihat alat yang
canggih, atau lukisan yang indah, atau artikel yang bagus, anda tidak akan
berhenti membahasnya hingga pujian pun datang kepada penciptanya.
Kebijaksanaan yang mendalam atau keahlian seseorang dapat membuatmu
kagum dan menaruh rasa hormat terhadapnya. Demikian juga, ketika anda
mendapatkan bantuan dari seseorang, anda akan senantiasa mengingatnya, dan
lidah akan mengucapkan rasa terima kasih serta hatimu akan penuh dengan
pujian kepadanya. Seorang penyair berkata: “Pertolonganmu telah
memenangkan tiga hal dariku: Tanganku, lidahku, dan hatiku yang
tersembunyi.”
108
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dan perkataannya adalah yang terakhir.
109
Diriwayatkan oleh Bukhari. Versi kedua juga diriwayatkan olehnya dan juga Muslim dan Ahmad.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

193 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

□ Nabi Islam (‫ )ﷺ‬diutus untuk membangkitkan dua kualitas ini di dalam hati
manusia terhadap Yang Maha Tunggal yang berhak atas segala puja-puji.
Apakah anda tidak merasa kagum pada kehebatan dan memberi penghormatan
kepada pemiliknya? Apakah anda tidak menghargai kebaikan dan menunjukkan
rasa terimakasih kepada pelakunya? Anda kagum pada penemu pesawat
terbang, dan setiap kali melihatnya terbang di langit anda akan semakin
menyanjung kejeniusan penciptanya. Jadi apa yang anda pikirkan, tentang Yang
Maha Tunggal yang menciptakan ribuan bintang untuk bergerak di angkasa
tanpa henti ataupun keluar dari jalurnya? Bagaimana pendapatmu tentang-Nya
yang menciptakan otak para penemu dan menyimpan kecerdasan di dalamnya
sehingga dia mampu membuat benda yang anda kagumi? Bukankah Tuhanmu
dan Tuhan semesta alam lebih berhak atas pujianmu untuk kehebatan dan
pertolongan-Nya?
□ Ketika anda menyadari keagungan-Nya melalui ciptaan-Nya yang luar biasa
di sekeliling, anda akan merasa malu untuk menghina-Nya dan memberi-Nya
nama yang tidak pantas dan anda akan berkata, bersama dengan orang yang
berilmu:

‹Ya Tuhan kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia.› (Qur’an 3:
191)

Jika seorang yang dermawan mengundang anda untuk bersantap bersama dan
anda melihat senyuman merekah di wajah mereka serta makanan yang
berlimpah, anda pasti akan mengingat mereka seumur hidup dan akan berusaha
membalas kebaikan mereka. Anda akan menceritakan kepada semua orang
betapa hangatnya jamuan mereka. Lantas apa pendapat anda tentang-Nya yang
mengurus segala urusanmu dan menurunkan karunia-Nya kepadamu sejak lahir
hingga mati nanti? Anda memakan apa yang telah disediakan oleh-Nya; anda
berpakaian dengan pakaian yang diberikan oleh-Nya; anda berlindung di bawah
naungan-Nya; dan anda tidak akan mungkin lepas dari kesulitan jika bukan
karena pertolongan-Nya.
□ Sungguh Muhammad (‫ )ﷺ‬telah mendekatkan manusia dengan Sang Pencipta
atas dasar pengetahuan akan kebesaran-Nya dan rasa syukur terhadap karunia-
Nya. Maka ketika mereka bangkit untuk menaati-Nya mereka menjalankan
perintah-Nya dengan sepenuh hati dan ketulusan sebagai rasa cinta kepada
Yang Maha Tunggal dan pujian kepada Yang Maha Pemurah. Ibadah bukanlah

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

194 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

ketaatan melalui paksaan dan amarah namun ketaatan dengan kesungguhan dan
cinta. Ibadah bukanlah ketaatan dari mereka yang lalai dan bodoh namun
ketaatan dengan pengetahuan dan pemahaman.
□ Bisa saja pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengendalikan harga
dan para pedagang menerimanya, atau perintah untuk menurunkan tingkat upah
yang menimbulkan kemarahan karyawan. Anda bisa saja mengendalikan hewan
yang tidak berakal dan menuntunnya, meskipun hewan itu tidak tahu akan
menuju ke tempat makanan atau kematian. Jenis ketaatan seperti ini sangat jauh
maknanya dari ibadah kepada Allah (‫ )ﷻ‬yang diwajibkan atas manusia.
□ Allah (‫ )ﷻ‬menghendaki manusia untuk mengucapkan berulangkali doa dari
ayat: ‹Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan,› dan ayat dimana Dia menjelaskan tujuan
penciptaan: ‹Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku,› yang artinya berserah diri diikuti
dengan pengetahuan dan rasa cinta. Dengan kata lain, ini menumbuhkan
kekaguman akan keagungan dan rasa syukur atas pertolongan. Terdapat banyak
ayat Qur’an yang membangun karakter seorang mukmin di atas pilar yang
kokoh ini. Ketika ayat-ayat ini memperkenalkan Allah (‫ )ﷻ‬kepada manusia,
mereka juga memberikan contoh yang menonjol atas ciptaan-Nya yang luar
biasa dan pertolongan-Nya yang tidak berbatas, dan mampu memusnahkan
kelalaian dan rasa tidak bersyukur dari diri mereka.

‹Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan
dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-
buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan
kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah).› (Qur’an 14: 32-34)
□ Manusia tidak akan menjalankan kewajibannya apabila mereka dipaksa
menggunakan batang besi yang panas. Kehebatan dan kesempurnaan hanya bisa
didapat ketika suatu tugas dijalankan dengan kecintaan dan kerelaan. Ketika

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

195 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

seseorang menerima suatu kepercayaan dengan akal dan hati mereka, maka jiwa
dan hatipun akan diserahkan, mereka akan memimpikannya, dan akan memacu
mereka dalam bekerja. Hal ini pada akhirnya akan meninggikan derajat
pemahaman dan kesempurnaan di dalam pelayanan yang mereka berikan. Maka
Islam tidak memandang tinggi keimanan dari teori saja, dan tidak menerimanya
kecuali sebagai batu loncatan kepada sesuatu yang lebih bermakna, yaitu
keimanan yang dilengkapi dengan pemahaman dan perasaan.
□ Hati seseorang harus memainkan peran penting dalam keimanan. Bukanlah
seorang Muslim mereka yang mengakui keberadaan Allah (‫ )ﷻ‬namun
membencinya. Tidak pula bernilai diri seorang Muslim yang mengetahui
keberadaan Allah (‫ )ﷻ‬namun hatinya kosong dan tidak memiliki rasa
kekaguman maupun rasa syukur, sama seperti jika tidak memiliki rasa kehinaan
ataupun tidak bersyukur. Kaum Muslimin adalah yang mengakui keberadaan
Allah (‫ )ﷻ‬dengan keyakinan dan ilmu pengetahuan serta diikuti perasaan yang
memuja kebesaran Yang Maha Besar dan kemurahan hati Yang Maha Pemurah.
Keimanan yang seperti ini adalah keimanan yang produktif dan penyebab
munculnya mukjizat, yang membangun bangsa-bangsa dan menegakkan
peradaban maju. Inilah yang membuat masing-masing orang menerima dengan
ikhlas tanggungjawab yang diberikan kepada mereka, dan mereka akan
menjalankannya layaknya tugas pribadi, bukan tugas keagamaan.
□ Apakah anda pikir ketika Nabi (‫ )ﷺ‬berdiri di tengah malam, solat hingga
kakinya bengkak, beliau melawan rasa sakit yang menempa tubuhnya seperti
siswa pembolos yang sedang dihukum? Tentu saja tidak. Manisnya keintiman
dengan Allah (‫ )ﷻ‬dan kerendahan hati membuatnya tidak merasakan sakit akibat
terlalu lama berdiri.
□ Seorang manusia yang bergairah dengan tekad bulat dapat terus bekerja
hingga kemalasannya tidak mampu lagi menandingi. Beratnya urusan di mata
orang-orang beriman dan bertekad kuat tidak sama seperti pandangan orang
yang skeptis dan lemah. Lihatnya Hudhaifah bin al Yaman ketika dia memata-
matai para penyembah berhala dalam Perang Parit pada malam-malam di
musim dingin dengan angin kencang yang bertiup. Dia berkata tentang dirinya:
“Seakan-akan aku akan mengarungi mulut kematian.”
Imannya yang kuat membuatnya pergi menembus gelapnya malam seperti
anak panah yang tepat mengenai sasaran.
□ Keimanan yang berdasarkan perasaan yang hidup yang menyalakan
peperangan sengit dan membawa kaum Muslimin kepada kejayaan. Keimanan

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

196 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

lah yang menghancurkan penindasan dan tirani yang meralajela yang telah ada
selama berabad-abad lamanya dan dianggap tak terkalahkan. Landasannya,
seperti yang sudah dipelajari, adalah penyerapan iman ke dalam hati dan
perasaan, dan pohonnya yang berbunga kian tumbuh dalam asuhan pengetahuan
abadi tentang Allah (‫ )ﷻ‬dan kesadaran akan kebesaran serta kemurahan-Nya.
□ Itulah metode Qur’an dalam mendekatkan manusia kepada Allah (‫)ﷻ‬. Metode
ini dirancang agar manusia menaati-Nya, yang di dalamnya terdapat cinta dan
pengorbanan, bukan keluhan dan penghinaan. Ini adalah ketaatan yang
berdasarkan kekaguman atas kehebatan dan pengakuan atas pertolongan-Nya,
bukan ketaatan yang merenggut hak dan merendahkan derajat manusia.

‹Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya


yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka
persekutukan dengan Dia?" Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali
tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada
tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang
menyimpang (dari kebenaran). Atau siapakah yang telah menjadikan bumi
sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya,
dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan
menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah disamping Allah ada tuhan
(yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila
ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah
ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). Atau siapakah
yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa
(pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum
(kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?
Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). Atau
siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian
mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari
langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah:
"Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang
benar.”› (Qur’an 27: 59-64)

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

197 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

□ Pertanyaan-pertanyaan ini, saling beriringan satu sama lain dengan cepatnya,


membuka jiwa kepada cakrawala iman yang cerdas, mendorongnya kepada
Allah (‫ )ﷻ‬dengan ketulusan, dan membuatnya meninggalkan kejahatan
penyembahan berhala layaknya manusia dewasa yang tidak lagi melakukan
keisengan anak kecil. Sebagian ayat mengajak kepada perenungan dan
pencarian seputar sumbu yang tetap ini.
□ Jiwa ketika dalam keadaan sombong, bisa saja bangkit dengan paksaan dan
ancaman untuk mengekang keliaran. Namun, hal ini tidak bertolak belakang
dengan prinsip yang telah kita tegaskan. Kedisiplinan seorang ayah kepada
anaknya pada suatu saat tidak menegasikan kasih sayang di dalam dirinya.
Qur’an, ketika merangsang tumbuhnya kecenderungan yang mulia pada
manusia dan menunjukkan kasih sayang Yang Maha Pemurah kepada mereka,
terkadang mengemasnya menjadi satu dengan sengatan tajam yang
menyadarkan perasaan malas sehingga mereka bergerak maju dan
menggunakan akal mereka, bukan mundur dan menjadi pengecut.
□ Allah (‫ )ﷻ‬berfirman:

‹Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan


air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian
ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam
warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal.› (Qur’an 39: 21)

Kemudian Dia berfirman di ayat selanjutnya:

‹Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)


agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang
membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah
membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang
nyata.› (Qur’an 39: 22)

□ Nabi (‫ )ﷺ‬juga mengadopsi cara yang sama dalam menanamkan keimanan dan
menumbuhkan buahnya. Caranya dalam mendekatkan diri kepada Allah (‫)ﷻ‬

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

198 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

adalah pelajaran yang dihidupkan yang mengisi hati dengan kehebatan dan
keagungan Allah (‫ )ﷻ‬dan keharusan menaati-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Jiwa-jiwa ini menerima tuntunan Allah (‫ )ﷻ‬dan Nabi-Nya (‫ )ﷺ‬dan karenanya
tidak ada ruang tersisa untuk yang lainnya.
□ Jubair bin Mut’im melaporriwayatkan:
Aku mendengar Nabi (‫ )ﷺ‬membaca Surat At-Tur pada solat Maghrib dan
ketika beliau sampai di ayat:

‹Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang


menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit
dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).
Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang
berkuasa?› (Qur’an 52: 35-37)

Hatiku berdegup begitu kencang!110

□ Pertumbuhan iman dari sebuah pemikiran menjadi sebuah perasaan di dalam


hati, yang membuat seseorang tergetar dengan rasa kepastian dan ketulusan,
adalah bagian yang tak terpisahkan dari Sunnah. Ini merupakan pondasi sifat
mulia yang dimiliki oleh kaum Muslimin yang meninggikan derajat mereka.
inilah yang dimaksud oleh Hadits masyhur berikut ini:

“Terdapat tiga hal dari seseorang yang membuatnya merasakan manisnya


keimanan: mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya terhadap
dirinya sendiri; mengasihi hamba Allah demi mendapatkan ridho-Nya; dan
membenci kembali kepada kekafiran setelah mendapatkan petunjuk dari
Allah (‫ )ﷻ‬layaknya ketidaksukaannya dilemparkan ke api neraka.”111

□ Dengan cara yang sama keimanan kepada kenabian dan kecintaan kepada
Nabi (‫ )ﷺ‬harus melebihi cinta seseorang terhadap dirinya sendiri. Seseorang
harus mau mengorbankan jiwa dan harta bendanya untuk perjuangan kenabian
dan Nabi (‫)ﷺ‬, bukan karena rasa takut namun karena cinta dan kesetiaan.
Abdullah bin Hisyam berkata:

110
Sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari.
111
Sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan lainnya dari jalur Anas RA.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

199 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

Kami sedang bersama Nabi (‫)ﷺ‬, dan beliau memegang tangan Umar
Radi’Allahu’anhu, dan yang terakhir berkata: Ya Rasulullah! Aku mencintaimu
melebihi apapun kecuali diriku sendiri.”
Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab: “Bukan, demi Dzat yang memiliki jiwaku, seharusnya
kau mencintaiku melebihi cintamu kepada dirimu.”
Umar Radi’Allahu’anhu lalu berkata: “Maka aku mencintaimu lebih dari
cinta terhadap diriku sendiri.”
Nabi (‫ )ﷺ‬menjawab:
“Sekaranglah, Umar. 112 (Yaitu, imanmu telah disempurnakan.)
□ Hadits ini membutuhkan penjelasan. Tidaklah pantas menilai kesalehan
dengan kriteria yang berbeda. Manusia mengakui kesalehan Nabi Ibrahim
ketika dia mengorbankan putranya, memilih untuk memenuhi kepercayaan yang
diberikan kepadanya dan mengembalikannya dengan aman kepada yang
memberinya kepercayaan. Ketika manusia mengorbankan jiwa untuk
melindungi kemuliaan mereka, maka tugaspun telah dilaksanakan.
□ Muhammad (‫ )ﷺ‬tidak menuntut orang-orang untuk memuliakan fisiknya,
atau membunuh diri mereka agar beliau tetap hidup, atau merendahkan diri
mereka agar beliau mendapatkan kehormatan, atau dituhankan seperti Firaun
dan keluarganya menuhankan diri mereka sendiri. Muhammad (‫)ﷺ‬
menginginkan agar orang-orang beriman memuliakan kenabian, mengikuti
keluhuran yang tercermin pada diri beliau, dan melindungi tonggak Wahyu
yang diturunkan dan tanda-tanda rahmat yang mendunia.
□ Para Nabi tidak hidup untuk diri mereka sendiri dan kemalangan tidak hanya
menimpa mereka atau keluarga mereka. Mereka hidup untuk seluruh semesta
alam. Bukankah mereka pusat dari tuntunan yang lengkap dan kebahagiaan bagi
seluruh semesta alam? Tidak mengejutkan jika mengorbankan diri untuk
mereka menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keimanan dan mendekatkan
kepada kesempurnaan. Muhammad (‫ )ﷺ‬sungguh adalah manusia yang patut
dicintai. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang begitu dihormati hingga
orang-orang mendedikasikan hidup mereka untuk memberinya perlindungan
dan senantiasa menyertainya seperti yang diterima oleh pembawa pesan Islam,
Muhammad (‫)ﷺ‬, putra Abdullah.
Kepemimpinan Yang Memikat Hati
Abdullah bin Salam meriwayatkan:

112
Sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Ahmad dari jalur Abdullah bin Hisyam.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

200 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

“Segera setelah Rasulullah (‫ )ﷺ‬tiba di Madinah, orang-orang berkerumun


mengelilinginya, dan aku salah satu yang datang menemuinya. Ketika aku
memandang dan mengamati wajahnya aku yakin bahwa itu bukanlah wajah
seorang pendusta.”
Dia melanjutkan:
Hal pertama yang aku dengar darinya adalah: “Wahai manusia! Tegakkanlah
perdamaian, berilah makan orang miskin, solatlah di malam hari ketika orang-
orang tertidur, dan kaupun akan masuk surga dengan damai.” 113
□ Cahaya yang dipancarkan jiwa seseorang tercermin pada wajahnya, dan
darinya dapat dilihat tanda kesucian. Abdullah pergi untuk memperkenalkan
dirinya kepada pemimpin yang berhijrah ini. Dia memandangnya untuk menilai
kejujurannya dan hal pertama yang membuatnya puas adalah beliau bukanlah
seorang pendusta. Tidaklah mungkin menilai kecerdasan dan moralitas
seseorang hanya dengan pandangan sekejap. Namun, ciri-ciri fisik yang
dibaliknya tersembunyi sebuah semangat kerapkali dapat menggambarkan sifat
seseorang.
□ Bagaimanapun, mereka yang hidup bersama Muhammad (‫)ﷺ‬, sangat
mencintainya. Mereka tidak peduli jika leher terpenggal selama beliau tidak
mendapatkan bahkan sebuah cakaran kuku. Mereka mencintainya karena
kesempurnaan beliau, yang biasanya hanya ada di angan-angan, yang tidak ada
di dalam diri manusia lainnya.
□ Thauban, sahabat dekat Nabi (‫)ﷺ‬, begitu mencintainya hingga tidak sanggup
berpisah darinya. Suatu hari dia mendatangi Nabi, wajahnya pucat dan terlihat
sedih. Nabi (‫ )ﷺ‬bertanya kepadanya ada masalah apa, dan dia menjawab:
Ya Rasulullah, aku tidak merasakan sakit kecuali jika aku tidak bisa bertemu
denganmu. Aku merasa begitu sedih hingga aku bisa menemuimu. Dan juga,
kapanpun aku mengingat Akhirat, aku merasa sangat takut tidak bisa bersama
denganmu karena kau akan menempati istana yang mulia (illiyin) dengan para
Nabi, dan jika aku masuk surga pastilah aku berada di surga yang lebih rendah
darimu, dan jika aku tidak masuk surga maka aku tidak akan bertemu lagi
denganmu. Dengan kejadian ini ayat Qur’an diturunkan:

‹Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu:

113
Sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim, dan Ahmad. Al Tirmidzi
berkata bahwa itu adalah Hadits shahih, Al Hakim berkata itu sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim, serta
Al Dhahabi menyetujuinya.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

201 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang


saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.› (Qur’an 4: 69)114

Di dalam sebuah Hadits, Nabi (‫ )ﷺ‬berkata: “Manusia akan bersama orang


yang dicintainya.”115

Hadits ini merujuk kepada contoh ideal cinta, bukan cinta kepada hawa
napsu. Ketika seseorang mencintai orang dengan derajat yang sama atau lebih
tinggi darinya, dasar keberadaan cinta tersebut adalah penerimaan mereka
terhadap sifat mulia dan kemampuan diri alami.
□ Keberanian dan kedermawanan tidaklah dapat diterima oleh mereka yang
pengecut dan kikir. Kedua sifat tersebut hanya dapat diterima oleh yang
memilikinya dan yang sedang menyempurnakannya. Ini adalah karunia Allah,
bahwa Dia menjadikan manusia-manusia hebat dikelilingi oleh orang-orang
yang mencintai keindahan mereka. maka Allah (‫ )ﷻ‬berfirman setelah mengutip
ayat sebelumnya:

Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
(Qur’an 4: 70)

□ Kenyataannya, pengikut dan pemujanya adalah orang yang saleh. Namun,


banyak terdapat orang-orang tercela di dunia yang ketika derajatnya naik,
memperlakukan orang di bawahnya dengan hina, dan ketika mereka terjatuh,
membenci orang yang statusnya di atas mereka. Lantas kapankah seseorang
tahu bahwa mereka telah membersihkan hati dari kebencian dan penghinaan?
Mereka yang meyakini prinsip yang tak bercela, segera dapat melihat contoh
ideal yang mencerminkan diri mereka, dan pandangan mereka berbinar dengan
kesetiaan kepada pujaan mereka, yaitu kesetiaan terhadap prinsip yang sudah
menjadi bagian hidup mereka. Allah (‫ )ﷻ‬tidak akan menyia-nyiakan orang yang
taat beriman ini atau membiarkan pengikut yang saleh untuk menyimpang.

114
Diriwayatkan oleh Al Wahidi di Asbab al Nuzul dari jalur Al Kalbi. Terlepas dari fakta adanya rantai perawi
yang tidak baik, Al Kalbi dikenal sebagai pendusta. Namun, Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh At
Tabarani di Al Mu’jam al Saghir oleh Abu Na’im di dalam Al-Hulyah dari rantai perawi yang sama, dan Al
Wahidi darinya. Juga Ibnu Mardawaih dan Al-Muqaddisi berkata tentangnya: “Aku tidak melihat adanya
keburukan di rantai perawinya.” Ini juga didukung dengan sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas
dan versi lainnya diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubair dan lainnya. Kesemuanya dikutip oleh Ibnu Katsir di dalam
Al Bidayah.
115
Sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari jalur Anas RA, Ibnu Mas’ud dan
Abu Musa. Ini adalah Hadits mutawatir, seperti yang ditegaskan oleh Ibnu Katsir dan lainnya, bahwa, hadits ini
diriwayatkan melalui rantai perawi baik yang banyak.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

202 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

□ Anas Radi’Allahu’anhu meriwayatkan:

“Hari ketika Nabi memasuki Madinah, segalanya menjadi terang benderang,


dan hari wafatnya beliau semuanya menjadi hampa, dan segera setelah
kami memakamkannya hati ini merasa begitu sedih.”116

Lihatlah kebahagiaan dari tumpah-ruahnya perasaan, yang mewarnai


cakrawala dengan warna-warna indah. Dan lihatlah kesedihan atas kehilangan,
yang menjadikan segalanya hampa! Itulah tanah Hijrah. Tanah yang mencintai
Allah (‫ )ﷻ‬dan Nabi-Nya (‫)ﷺ‬, dan memiliki cinta yang kuat yang merupakan
rahasia dukungan terhadap Islam dan pengorbanan tulus atas semua harta
benda. Bangsa manapun yang sangat mencintai pemimpinnya akan mampu
menghancurkan gunung-gunung tinggi dengan kesungguhannya.
□ Hasan, putra Ali Radi’Allahu’anhu, bertanya kepada Hind bin Abi Halah
untuk menggambarkan Rasulullah (‫ )ﷺ‬dan dia mengatakan tentang ciri-ciri
fisiknya sebagai berikut:
Jika berjalan, beliau melangkah dengan badan agak condong ke depan, tetapi
beliau melangkah dengan anggun. Langkahnya panjang dan cepat serta terlihat
seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian. Jika sedang berhadapan dengan
seseorang, maka beliau memandang orang itu dengan penuh perhatian.
Pandangannya selalu ditundukkan sesuai aturan (dalam Alquran), dan lebih
sering melihat ke bawah daripada ke atas. Beliau tidak pernah memelototi
seseorang, pandangan matanya selalu menyejukkan. Beliau juga selalu berjalan
agak di belakang, terutama saat melakukan perjalanan jauh dan selalu lebih dulu
menyapa orang yang ditemuinya di jalan.
□ Hasan berkata: “Jelaskan caranya berbicara.”
□ Hind menjawab:
Rasulullah (‫ )ﷺ‬adalah seorang yang banyak mengenyam kesusahan. Beliau
selalu berpikir (bahkan hampir) tidak sempat beristirahat santai. Beliau lebih
banyak diam (tidak berbicara), beliau tiada berbicara kecuali apabila perlu.
Membuka dan menutup pembicaraannya dengan menyebut nama Allah (‫)ﷻ‬. Isi
pembicaraanya padat dengan makna, kata-katanya jelas, tiada yang sia-sia dan
tiada pula yang kurang dipahami. Beliau tiada berlaku kasar dan tiada pernah

116
Sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al Tirmidzi, Al Hakim, dan Ahmad. Tirmidzi berkata bahwa
ini adalah Hadits yang baik, dan Al Hakim berkata rantai perawinya baik menurut syarat Muslim. Al Dhahabi
setuju dengan pengelompokkan ini, dan itulah yang mereka katakan. Al Darimi juga menarasikannya dengan
cara yang serupa dan rantai perawinya juga baik menurut syarat Muslim. Versi ini juga diriwayatkan oleh Al
Hakim dan Ahmad.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

203 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

menghina. Nikmat Allah (‫ )ﷻ‬dibesarkannya walau pun hanya sedikit. Selain itu
beliau tak pernah mencaci makanan dan minuman, juga tak pernah memujinya.
Tidaklah dunia menjadikannya marah dan tidak pula beliau marah karena dunia.
Bila kebenaran dilanggar orang, maka tidak ada sesuatu yang akan mampu
menahan amarahnya sampai beliau membela kebenaran itu. Beliau tidak akan
marah jika hanya karena dirinya dan tidak pula beliau akan membela dirinya
sendiri. Bila beliau menunjuk (sesuatu), beliau tunjuk dengan tangan seutuhnya
(bukan hanya dengan jari). Bila beliau terkejut beliau mengangkat lengannya.
Bila beliau marah, beliau akan memalingkan wajahya, sedangkan bila beliau
senang dipejamkan matanya. Selebar-lebar ketawanya hanyalah senyum. Bila
beliau tertawa, kelihatan manis sekali bagai butiran salju (terlihat giginya yang
putih).
□ Hind menjelaskan hubungan beliau dengan orang-orang:
Nabi akan menjaga lidahnya kecuali kepada hal yang berkaitan dengannya.
Beliau sangat ramah kepada setiap orang. Beliau tidak pernah mengucilkan
seorang pun dalam pergaulannya. Beliau menghormati orang yang terhormat
pada setiap kaum dan memerintahkan mereka untuk menjaganya kaumnya.
Beliau selalu berhati-hati dari perilaku yang tidak sopan atau menunjukkkan
wajah yang tidak ramah kepada mereka. Beliau suka menanyakan keadaan
sahabat-sahabatnya dan keadaan orang-orang di sekitar mereka, misalnya
keluarganya atau tetangganya. Beliau menunjukkan yang baik itu baik dan
memperkuatnya. Beliau menunjukkan yang jelek itu jelek dan melemahkannya.
Beliau selalu memilih yang tengah-tengah dalam segala urusannya. Beliau tidak
pernah lupa memperhatikan orang lain karena beliau takut mereka alpa atau
berpaling dari jalan kebenaran. Beliau tidak pernah ragu-ragu dalam kebenaran
dan tidak pernah melanggar batas-batasnya. Orang-orang yang paling dekat
dengannya adalah orang-orang yang paling baik. Orang yang paling baik, dalam
pandangannya, adalah orang-orang yang paling tulus menyayangi kaum
muslimin seluruhnya. Orang yang paling tinggi kedudukannya disisinya adalah
orang yang paling banyak memperhatikan dan membantu orang lain.
□ Kemudian dia berkata, menjelaskan caranya duduk:
Rasulullah (‫ )ﷺ‬tidak pernah duduk atau berdiri tanpa mengingat Allah.
Beliau tidak pernah memesan tempat hanya untuk dirinya dan melarang orang
lain duduk di situ. Ketika datang di tempat pertemuan, ia duduk dimana saja
tempat tersedia. Beliau juga menganjurkan orang lain untuk berbuat yang sama.
Beliau memberikan tempat duduk dengan cara yang sama sehingga tidak ada

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

204 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

orang yang merasa bahwa orang lain lebih mulia ketimbang dirinya. Ketika
seseorang duduk di hadapannya, beliau akan tetap duduk dengan sabar sampai
orang itu berdiri atau meninggalkannya. Jika orang meminta sesuatu kepadanya,
beliau akan memberikan tepat apa yang orang itu minta. Jika tidak sanggup
memenuhinya, ia akan mengucapkan kata-kata yang membahagiakan orang itu.
Semua orang senang pada akhlaknya sehingga beliau seperti ayah bagi mereka
dan semua beliau perlakukan dengan sama. Majlisnya adalah majlis kesabaran,
kehormatan, kejujuran dan kepercayaan. Tidak ada suara keras di dalamnya dan
tidak ada tuduhan-tuduhan yang buruk. Tidak ada kesalahan orang yang diulang
lagi di luar majlis. Mereka yang berkumpul dalam pertemuan memperlakukan
sesamanya dengan baik dan mereka satu sama lain terikat dalam kesalehan.
Mereka rendah hati, sangat menghormati yang tua dan penyayang kepada yang
muda, dermawan kepada yang fakir, dan ramah kepada pendatang dari luar.
Tentang sifatnya, dia berkata:
Rasulullah (‫ )ﷺ‬ceria, selalu lembut hati, dan ramah. Beliau tidak kasar dan
tidak berhati keras. Beliau tidak suka membentak-bentak. Beliau tidak pernah
berkata kotor, tidak suka mencari-cari kesalahan orang, juga tidak suka memuji-
muji berlebihan. Beliau mengabaikan apa yang tidak disukainya dalam perilaku
orang begitu rupa sehingga orang tidak tersinggung dan tidak putus asa. Beliau
menjaga dirinya untuk tidak melakukan tiga hal: bertengkar, banyak omong,
dan berbicara yang tidak ada manfaatnya. Beliau juga menghindari tiga hal
dalam hubungannya dengan orang lain: mengecam orang, mempermalukan
orang, dan mengungkit-ungkit kesalahan orang. Beliau tidak pernah berkata
kecuali kalau ia berharap memperoleh anugerah Tuhan. Bila ia berbicara,
pendengarnya menundukkan kepalanya, seakan-akan burung bertengger di atas
kepalanya. Ketika beliau diam, barulah pendengarnya berbicara. Mereka tidak
pernah berdebat di hadapannya. Jika salah seorang di antara mereka berbicara,
yang lain mendengarkannya sampai dia selesai. Mereka bergiliran untuk
berbicara di hadapannya. Beliau tertawa jika sahabatnya tertawa; beliau juga
terkagum-kagum jika sahabatnya terpesona. Beliau sangat penyabar jika ada
yang bertanya atau berkata yang tidak sopan, walaupun sahabat-sahabatnya
keberatan. Beliau biasanya berkata, “Jika kamu melihat orang yang memerlukan
pertolongan, bantulah dia.” Beliau tidak menerima pujian kecuali dari orang
yang tulus.117

117
Sebuah Hadits lemah yang diriwayatkan oleh Al Tirmidzi di Al Shama’il dari jalur Jami’ bin Amir, yang
berkata: “Diriwayatkan kepadaku dari seorang lelaki Bani Tamim, anak Abu Halah, dan dia bernama Abu

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

205 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

□ Ini adalah gambaran tentang pandangan orang melihat kesempurnaan Nabi


(‫“ )ﷺ‬yang dipuja”. Namun, tidaklah mungkin melukiskan dengan rinci sifat dan
kelebihan beliau. Pengetahuan yang detail tentang orang-orang hebat tidak
dimiliki semua orang, juga tentang seorang lelaki hebat yang sifatnya
mencerminkan Qur’an. Masyarakat yang beliau bentuk di Madinah bagi
kemanusiaan telah mencapai puncaknya. Mereka berusaha dan bekerja semata
untuk Allah (‫)ﷻ‬, dan mencapai tujuan dengan perasaan gembira dan percaya
diri. Mereka mengelilingi Nabi (‫ )ﷺ‬seperti murid yang mengelilingi guru
mereka, atau seperti prajurit yang berada dekat dengan jenderalnya, atau seperti
anak kecil yang membuntuti ayahnya. Mereka saling bahu-membahu di dalam
ikatan persaudaraan yang kuat, dan mereka adalah satu jiwa di dalam banyak
tubuh dan mengokohkan dinding di bangunan yang kuat. Mereka ingin
membangun hubungan sesama dengan dasar keadilan dan kebenaran: maka
tidak ada orang yang tidak berdosa dizalimi di hadapan mereka, dan tak ada
orang yang sedang kesusahan yang tidak mendapatkan pertolongan mereka.
□ Mereka melihat orang yang masuk Islam bebas dari segala kesalahan di masa
lampau, terlepas dari serangan yang mungkin ditujukan kepada umat Islam
sebelumnya. Maka tidak akan ada penilaian masa lalu orang-orang yang telah
mensucikan diri mereka dari adat jahiliyah dan bertobat kepada Tuhan.
Sebaliknya, mereka akan menjadi bagian dari kaum Muslimin sebagai orang-
orang yang mulia dan dihormati, dosa masa lalu telah diampuni, maka mereka
membuka lembaran baru dan memulai hidup dengan melakukan kebaikan. Bagi
mereka yang tetap kafir dan berusaha untuk menjegal kebangkitan Islam, harus
dilawan hingga bumi ini bersih dari kekafiran dan permusuhan.
□ Orang-orang beriman itu berusaha mendapatkan ridho Allah (‫ )ﷻ‬dan
menghabiskan siang dan malam mereka menyembah-Nya. Mereka membatasi
diri hanya kepada dua pilihan: untuk hidup berjuang di jalan Allah (‫ )ﷻ‬atau mati
demi-Nya. Jika ingin menmbandingkan keadaan kaum Muslimin saat itu dengan
komunitas lainnya, anda akan melihat bahwa keberuntungan berada di pihak
kaum Muslimin, sementara bangsa lainnya senantiasa diterpa oleh ujian. Maka
tak heran, jika dalam jangka waktu beberapa tahun kaum Muslimin menjadi
negara baru yang menjalankan perintah Allah (‫ )ﷻ‬tanpa interfensi.

Abdullah bin Abi Halah, dan dia mendenganya dari Hasan, putra Ali RA.” Rantai perawinya lemah karena Jami
lemah, dan Abu Daud berkata tentangnya: “Aku khawatir bahwa dia adalah seorang pendusta.”
Juga Abu Abdullah tidak dikenal, sementara Hind bin Abi Halah tidak pernah dinyatakan shahih atau
tidak. Abu Daud berkata tentang Hadits ini, “Aku khawatir ini Hadits palsu,” dan Bukhari mengindikasikan
hadits ini tidak shahih.

bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Seerah 101

206 Kedudukan Yang Tinggi di Sisi Allah

□ Sebagai tambahan, hukum-hukum mendetail mulai diwahyukan di Madinah,


mengatur urusan pribadi dan umum kaum Muslimin dan menjelaskan dasar
halal dan haram secara bertahap sampai mencapai bentuk final seperti yang
tercatat di dalam sejarah fiqih. Hukuman pidana pun ditetapkan, membayar
zakat dan berpuasa diwajibkan, dan penambahan jumlah rakaat solat dilakukan
untuk pertama kalinya di Madinah. Berdasarkan riwayat Aisyah solat terdiri
dari dua rakaat ketika diwajibkan dan solat ketika dalam keadaan bepergian
tetap pada rakaat yang sama, sedangkan solat bagi orang yang tidak bepergian
ditambah jumlah rakaatnya.118
□ Patut ditegaskan bahwa Aisyah mulai hidup bersama Nabi (‫ )ﷺ‬pada tahun
pertama Hijrah meskipun pernikahan mereka berlangsung sebelum Hijrah. 119
Kita akan membahas poligami dan para istri Nabi (‫ )ﷺ‬di bab lain.

118
Sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari jalur Aisyah. Di dalam salah satu
versi Bukhari diriwayatkan Aisyah berkata: “Solat diwajibkan sebanyak dua rakaat. Kemudian Nabi (‫ )ﷺ‬hijrah
dan empat rakaat menjadi wajib, sementara solat ketika sedang di dalam perjalanan tetap seperti sebelumnya.”
119
Ini adalah makna riwayat shahih dari Aisyah dimana dia berkata: “Rasulullah menikahiku setelah wafatnya
Khadijah, dua atau tiga tahun sebelum beliau hijrah ke Madinah ketika aku berusia tujuh tahun. Ketika beliau
tiba di Madinah beberapa wanita mendatangiku... dan kemudian mereka membawaku kepada Nabi (‫ )ﷺ‬dan aku
tinggal bersamanya sejak usiaku 9 tahun.” Diriwayatkan oleh Bukhari dan Ahmad. Di dalam laporan lain beliau
berkata: “Beliau menikahiku di bulan Syawal dan mulai hidup bersamaku di bulan Syawal.”

bais.islamiconlineuniversity.com

Anda mungkin juga menyukai